diabetes mellitus

53
Diabetes Mellitus Arga Aditya Type 2

Upload: arga-aditya

Post on 27-Oct-2015

205 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Slide pembahasan diabetes mellitus

TRANSCRIPT

Diabetes MellitusArga Aditya

Type 2

Definisi DM Tipe 2

• Adalah sekelompok gangguan heterogen yang ditandai dengan derajat yang bervariasi dari resistensi insulin, gangguan sekresi insulin, dan peningkatan produksi glukosa.(Harrison’s Principle Of Internal Medicine volume II, 2005).

• Adalah suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau kedua-duanya.(American Diabetes Association (ADA), 2010)

Klasifikasi DiabetesBerdasarkan Etiologi

1. Type 1 diabetes2. Type 2 diabetes3. Gestational Diabetes4. Diabetes tipe lain

Klasifikasi DiabetesBerdasarkan Etiologi

1. Type 1 diabetes– insulin-dependent diabetes mellitus (IDDM)– Rata-rata terjadi pada anak– body's failure to produce insulin (karena kerusakan sel beta

pankreas) akibat dari:• Imun mediated (autoimun)• Idiopatik

2. Type 2 diabetes– non-insulin-dependent diabetes mellitus (NIDDM)– Rata-rata terjadi pada usia >30 tahun– Penyebab:

• Insulin resistance (paling sering)• impaired Insulin secretion• increase glucose production

Klasifikasi DiabetesBerdasarkan Etiologi

3. Gestational Diabetes

4. Diabetes tipe lainA. Genetic defect of Beta cell functionB. Genetic defect in insulin actionC. Diseases if exocrine pancreasD. EndocrinopathiesE. Drug or Chemical inducedF. InfectionG. Uncommon forms of immune mediated diabetesH. Other Genetic syndrome that assosiated with diabetes

KlasifikasiDiabetes Tipe Lain

A. Genetic defects of b-cell function1. Chromosome 12, HNF-1a (MODY3)2. Chromosome 7, glucokinase (MODY2)3. Chromosome 20, HNF-4a (MODY1)4. Chromosome 13, insulin promoter factor-1

(IPF-1; MODY4)5. Chromosome 17, HNF-1b (MODY5)6. Chromosome 2, NeuroD1 (MODY6)7. Mitochondrial DNA8. Others

KlasifikasiDiabetes Tipe Lain

B. Genetic defects in insulin action1. Type A insulin resistance2. Leprechaunism3. Rabson-Mendenhall syndrome4. Lipoatrophic diabetes5. Others

KlasifikasiDiabetes Tipe Lain

C. Diseases of the exocrine pancreas1. Pancreatitis2. Trauma/pancreatectomy3. Neoplasia4. Cystic fibrosis5. Hemochromatosis6. Fibrocalculous pancreatopathy7. Others

KlasifikasiDiabetes Tipe Lain

D. Endocrinopathies1. Acromegaly2. Cushing’s syndrome3. Glucagonoma4. Pheochromocytoma5. Hyperthyroidism6. Somatostatinoma7. Aldosteronoma8. Others

KlasifikasiDiabetes Tipe Lain

E. Drug or chemical induced1. Vacor2. Pentamidine3. Nicotinic acid4. Glucocorticoids5. Thyroid hormone6. Diazoxide

7. b-adrenergic agonists8. Thiazides9. Dilantin10. g-Interferon11. Others

KlasifikasiDiabetes Tipe Lain

F. Infections1. Congenital rubella2. Cytomegalovirus3. Others

G. Uncommon forms of immune-mediated diabetes

4. Stiff-man syndrome5. Anti-insulin receptor antibodies6. Others

KlasifikasiDiabetes Tipe Lain

H. Other genetic syndromes sometimes associated with diabetes

1. Down syndrome2. Klinefelter syndrome3. Turner syndrome4. Wolfram syndrome5. Friedreich ataxia6. Huntington chorea7. Laurence-Moon-Biedl syndrome8. Prader-Willi syndrome

9. Myotonic dystrophy10. Porphyria11. Others

Kode Penyakit DiabetesBerdasarkan ICD 10

Kode Tipe DiabetesE10 Insulin-dependent diabetes mellitus

E11 Non-insulin-dependent diabetes mellitus

E12 Malnutrition-related diabetes mellitus

E13 Other specified diabetes mellitus

E14 Unspecified diabetes mellitus

O24 Diabetes mellitus in pregnancy

Faktor ResikoDM Tipe 2

• Usia >45 tahun• Mengalami Diabetes Gestational ketika hamil• Riwayat diabetes dikeluarga• Toleransi Glukosa Terganggu (TGT)• Kurangnya aktivitas fisik (olahraga <3 kali per minggu)• Polycystic ovarian syndrome• Acanthosis nigricans (kulit menebal dan menghitam

didaerah leher dan lengan atas)• Sindrom Metabolik:

– Obesitas (terutama di daerah perut [apple shape])– Dislipidemia (HDL<35mg/dl, Tryglycerides >250mg/dl)– Tekanan darah tinggi (≥140/90 mmHg)

Faktor ResikoDM Tipe 2

Tipe ObesitasHigh Risk Medium Risk

SatanCycle

Obesitas

Resistensi InsulinDyslipidemia

SubjectiveOAP

Keluhan Klinis

Gejala Klasik:– Poliuria– Polidipsia– Polifagia– Penurunan berat badan

Gejala lainnya:– Luka sukar sembuh– Lemah dan lesu– Selalu Mengantuk– Penglihatan kabur– Mudah terjadi infeksi

Manifestasi Klinis

“Because type 2 diabetes develops slowly, 40% people with high blood sugar have no

symptoms”

ADA, 2010

S

ObjectiveAP

Pemeriksaan Gula Darah

• Diagnosis dan Kontrol– Gula Darah Sewaktu (GDS)– Gula Darah Puasa (GDP)• Fasting blood glucose (FBG)

– Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO)• Oral Glucose tolarence test (OGTT)

– HbA1c• Glycosolated hemoglobin• or A1c

Glukosa darah puasa(fasting blood glucose)

• Adalah pemeriksaan gula darah terhadap pasien yang telah dipuasakan 8-12 jam

• Cara pemeriksaan:– Puasa dimulai pukul 22.00– Keesokan paginya (8-12 jam dari jam 22.00)

dilakukan pemeriksaan darah– Pasien masih diperbolehkan minum air putih

sebelum pemeriksaan– Pasien baru boleh makan setelah pemeriksaan

Glukosa darah puasa(fasting blood glucose)

Nilai Rujukan:

• GDPT perlu diwaspadai karena 40%-nya dapat berkembang menjadi diabetes melitus

Normal 70 - 119 mg/dL

Gula Darah Puasa Terganggu (GDPT) 110 - 125 mg/dL

Diabetes > 125 mg/dL

Glukosa darah puasa(fasting blood glucose)

Nilai Rujukan:

Normal < 6.1 mmol/L

Gula Darah Puasa Terganggu (GDPT) 6.1 – 6.9 mmol/L

Diabetes ≥ 7.0 mmol/L

Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO)(oral glucose tolerance test)

• Memberikan beban glukosa setelah glukosa darah puasa diperiksa.

• Pemeriksaan yang sangat sensitif• Cara Pemeriksaan– Beban yang diberikan:

• glukosa 75 gram (1,75 gr/KgBB pada anak)• dilarutkan dalam 200 mL air• dihabiskan dalam 5 menit.

– Pasien diistirahatkan selama 2 jam– Lalu di cek ulang gula darah.

Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO)(oral glucose tolerance test)

Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO)(oral glucose tolerance test)

Nilai Rujukan:

• TGT perlu diwaspadai karena 40%-nya dapat berkembang menjadi diabetes melitus

Normal < 140 mg/dL

Toleransi glukosa terganggu (TGT) 140 - 200 mg/dL

Diabetes > 200 mg/dL

Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO)(oral glucose tolerance test)

Nilai Rujukan:

• TGT perlu diwaspadai karena 40%-nya dapat berkembang menjadi diabetes melitus

Normal < 7.8 mmol/L

Toleransi glukosa terganggu (TGT) 7.8 – 11.1 mmol/L

Diabetes > 11.1 mmol/L

Gula Darah 2 jam Post Prandial (GD2PP)

• Pemeriksaan gula darah setelah pemeriksaan gula darah puasa

• Pasien makan 2 jam kemudian, setelah itu diperiksa gula darahnya

• BUKAN UNTUK DIAGNOSIS• Bertujuan untuk melihat hasil akhir

penggunaan insulin• GD2PP tinggi berikan insulin prandial/mix• GDS/GDP tinggi berikan insulin basal/mix

Glycosylated hemoglobin(HbA1c)

• Adalah pemeriksaan penunjang untuk menilai kontrol glikemik seorang pasien.

• Menunjukkan kadar glukosa dalam 3 bulan terakhir (sesuai dengan umur eritrosit , 90-120 hari)

• Pemeriksaan ini penting untuk:– Mendiagnosis diabetes dengan keakuratan tinggi– Menilai kepatuhan pasien dalam berobat.– Meramalkan perjalanan penyakit (chance to complicate)

• Nilai rujukan (ADA 2010):– Normal <6,5%– Diabetes >6,5%

Konversi GDS/GDP menjadi A1c

• Nilai Gula darah (GDS/GDP) dinilai rata-ratanya selama satu minggu atau satu bulan

• Masukan kedalam rumus:– GDS dalam mg/dl

A1c = (GDS rata-rata + 46,7) : 28,7

– GDS dalam mmol/dlA1c = (GDS rata-rata + 2,59) : 1,59

Konversi GDS/GDP menjadi A1c

• Contoh soal:– Seorang ibu dengan DM tipe 2 mengontrol

GDSnya setiap hari selama 7 hari (302,280,260,270,240,260,250 mg/dl). Dokternya ingin tau hasil A1c nya selama 7 hari tersebut.

– Jawab• Rata-rata gula darah =

302+280+260+270+240+260+250 = 1860 : 7 = 266• Rumus A1c

A1c = (266 + 46,7) : 28,7

A1c = (312,7) : 28,7 = 10,9 %

Konversi Satuan Gula Darah

• Konversi mg/dl menjadi mmol/L– mg/dl x 0.0555

• Konversi mmol/L menjadi mg/dl– mmol/dl x 18.0182

SO

AssessmentP

Assessment PadaPasien Diabetes

1. Tegakan Diagnosis DM– Dari gejala dan tanda klinis– Dari hasil pemeriksaan gula darah

2. Apakah DM terkontrol atau tidak terkontrol?3. Apakah ada komplikasi atau tidak?

Diagnosis DM (PERKENI, 2011)

Diagnosis DM

• Diagnosis ditegakan jika:– Keluhan klasik (+) dan GDS >200 mg/dl– Keluhan klasik (+) dan GDP >125 mg/dl– Hasil TTGO >200 mg/dl

• SELALU TANYAKAN keluhan klasik DM !• Jika terdapat keluhan klasik dan hasil darah

meragukan lakukan TTGO bukan GD2PP

Penurunan Fungsi Sel BetaSaat Diagnosis

Rx = terapi

Titik biru adalah peningkatan fungsi sel betakarena efek obat

26 tahun

SOA

Planing

Pilar penatalaksanaan DM

• Edukasi• Terapi Gizi Medis• Latihan Jasmani• Intervensi Farmakologis• Self Glucose Monitoring

Tabel Pengendalian DM

Komplikasi

•Ketoacidosis Diabetik•Nonketotic Hyperosmolar syndrome•Hypoglycemia ec medication

•Retinopathy•Nephropathy

KronikAkut

• Coronary Artery Disease• Periferal vein

Disease• Stroke

Neuropathy

•Diabetic Foot

Microangiopathy Macroangiopathy

Komplikasi Diabetes

Diabetik Retinopati

Diabetic Makroangiopati

Other Category for Diabetes Complication

• Diabetic retinopathy• Diabetic cardiomyopathy• Diabetic angiopathy• Diabetic nephropathy• Diabetic neuropathy• Diabetic dermadrome • Diabetic dermopathy• Diabetic bulla• Diabetic

cheiroarthropathy• Neuropathic ulcer

• Diabetic comas• Diabetic hypoglycemia• Diabetic ketoacidosis• Hyperglycemic

hyperosmolar state• Diabetic foot• ulcer• neuropathic arthropathy

• Diabetic myonecrosis

Mekanisme Diabetic Foot

Pencegahan• Primer: – Menerapkan pola hidup sehat– Latihan jasmani teratur– Mengobati dan mencegah faktor resiko DM

• Sekunder– Memberikan pengobatan jangka panjang– Lifestyle modification

• Tersier– Mengobati dan mencegah komplikasi lebih lanjut– Lifestyle modification

Algoritma Pencegahan

Pencegahan

Prognosis

• Controlable but not Cureable• Usia harapan hidup penderita diabetes

meningkat asalkan penderita:– Tekun mengontol gula darah– Rajin mengkonsumsi obat-obat anti diabetes– Menjaga pola makan sehari-hari– Melakukan olahraga teratur