di sdlb negeri kota pekalongan tahun pelajaran...

62
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA BIDANG PERKALIAN DENGAN KARTU BILANGAN PADA SISWA KELAS V (LIMA) TUNAGRAHITA RINGAN DI SDLB NEGERI KOTA PEKALONGAN TAHUN PELAJARAN 2010 2011 Oleh : Suwartono X5209023 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

Upload: lytruc

Post on 16-Aug-2019

213 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: DI SDLB NEGERI KOTA PEKALONGAN TAHUN PELAJARAN 2010eprints.uns.ac.id/5357/1/209211111201107341.pdf · bidang perkalian siswa kelas V (Lima) Tunagrahita Ringan di SDLB Negeri Kota

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

BIDANG PERKALIAN DENGAN KARTU BILANGAN

PADA SISWA KELAS V (LIMA) TUNAGRAHITA RINGAN

DI SDLB NEGERI KOTA PEKALONGAN

TAHUN PELAJARAN 2010 – 2011

Oleh :

Suwartono

X5209023

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 2: DI SDLB NEGERI KOTA PEKALONGAN TAHUN PELAJARAN 2010eprints.uns.ac.id/5357/1/209211111201107341.pdf · bidang perkalian siswa kelas V (Lima) Tunagrahita Ringan di SDLB Negeri Kota

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

BIDANG PERKALIAN DENGAN KARTU BILANGAN

PADA SISWA KELAS V (LIMA) TUNAGRAHITA RINGAN

DI SDLB NEGERI KOTA PEKALONGAN

TAHUN PELAJARAN 2010 – 2011

Oleh :

Suwartono

X5209023

Skripsi

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana

Pendidikan Program Pendidikan Khusus Jurusan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 3: DI SDLB NEGERI KOTA PEKALONGAN TAHUN PELAJARAN 2010eprints.uns.ac.id/5357/1/209211111201107341.pdf · bidang perkalian siswa kelas V (Lima) Tunagrahita Ringan di SDLB Negeri Kota

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

HALAMAN PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji

Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret.

Persetujuan Pembimbing

Pembimbing I

Drs. Gunarhadi, Ma.Ph.D

NIP. 19550210 198203 1 004

Pembimbing II

Sugini, M.Pd

NIP. 19790923 200501 2 001

Page 4: DI SDLB NEGERI KOTA PEKALONGAN TAHUN PELAJARAN 2010eprints.uns.ac.id/5357/1/209211111201107341.pdf · bidang perkalian siswa kelas V (Lima) Tunagrahita Ringan di SDLB Negeri Kota

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan TIM Penguji Skripsi Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebalas Maret Surakarta dan diterima

untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Pada Hari : Jum’at

Tanggal : 8 Juli 2011

Tim Penguji Skripsi

Nama Terang Tanda Tangan

Ketua : Drs. Rusdiana Indianto, M.Pd __________________

Sekretaris : Dewi Sri Rejeki, S.Pd. M.Pd __________________

Anggota I : Drs. Gunarhadi, MA. Ph.D __________________

Anggota II : Sugini, M.Pd __________________

Disahkan Oleh

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret

Dekan

Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah. M.Pd

NIP. 19600727 198702 1 001

Page 5: DI SDLB NEGERI KOTA PEKALONGAN TAHUN PELAJARAN 2010eprints.uns.ac.id/5357/1/209211111201107341.pdf · bidang perkalian siswa kelas V (Lima) Tunagrahita Ringan di SDLB Negeri Kota

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

ABSTRAK

Suwartono, UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

MATEMATIKA BIDANG PERKALIAN DENGAN KARTU BILANGAN

PADA SISWA KELAS V (LIMA) TUNAGRAHITA RINGAN Di SDLB

NEGERI KOTA PEKALONGAN TAHUN PELAJARAN 2010 – 2011, Skripsi.

Surakarta. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta, Juni 2011.

Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan hasil belajar matematika

bidang perkalian siswa kelas V (Lima) Tunagrahita Ringan di SDLB Negeri Kota

Pekalongan Tahun Pelajaran 2010/2011.

Metode pendekatan penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan

Kelas (PTK) yaitu penelitian yang dilakukan oleh guru di kelas tempat mengajar

dengan penekanan penggunaan Kartu Bilangan dalam perkalian. Subyek

penelitian anak kelas V (Lima) Tunagrahita Ringan di SDLB Negeri Kota

Pekalongan Tahun Pelajaran 2010 / 2011 yang berjumlah 8 siswa. Tehnik analisa

data yang digunakan diskriptiuf kompetitif artinya peristiwa / kejadian yang

timbul dibandingkan, kemudian dideskripsikan ke dalam bentuk data penilaian

penggunaan Kartu Bilangan dalam perkalian.

Dari hasil penelitian tindakan kelas, dapat disimpulkan bahwa : 1) Nilai

kondisi awal dengan rata – rata 5,0 (lima koma nol), pada siklus I nilai rata -

ratanya 6,5 (enam koma lima), dan pada siklus II nilai rata – ratanya 8,06 (delapan

koma nol enam). 2) Melalui penggunaan Kartu Bilangan dalam proses

pembelajaran perkalian dapat meningkatkan hasil belajar matematika pada kelas

V (Lima) Tunagrahita Ringan di SDLB Negeri Kota Pekalongan Tahun Pelajaran

2010/2011.

Kata kunci : Anak Tunagrahita Ringan, Perkalian, dan Kartu Bilangan

Page 6: DI SDLB NEGERI KOTA PEKALONGAN TAHUN PELAJARAN 2010eprints.uns.ac.id/5357/1/209211111201107341.pdf · bidang perkalian siswa kelas V (Lima) Tunagrahita Ringan di SDLB Negeri Kota

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

ABSTRACT

Suwartono. THE ATTEMPT OF IMPROVING THE MATHEMATICS

LEARNING ACHIEVEMENT IN MULTIPLICATION SUBJECT MATTER

USING NUMBER CARD FOR THE MILD MENTAL RETARDED V

GRADERS OF SDLB NEGERI PEKALONGAN CITY IN THE SCHOOL

YEAR OF 2010-2011. Thesis. Surakarta. Teacher Training and Education Faculty

of Sebelas Maret University. June. 2011.

The objective of research is to improve the mathematics learning

achievement in multiplication subject matter using number card for the mental

retarded IV graders of SLDB Negeri Pekalongan City in the School Year of 2010-

2011.

The research approach method used was a Classroom Action Research, the

one conducted by the teacher in the class where he/she teaches by emphasizing on

the use of money toys use. The subject of research was the V graders of SLDB

Negeri Pekalongan City in the School Year of 2010/2011, consisting of 8

students. Technique of analyzing data used was a descriptive comparative one

meaning that the events/happenings emerging were compared, then described into

the form of assessment data on the use of number card in multiplication.

From the result of classroom action research, it can be concluded that: 1)

the mean prior condition value is 5.0 (five point zero), in cycle I, the mean is 6.5

(six point five), and in cycle II the means is 8.06 (eight point zero six). 2). The use

of number card in the learning process of multiplication can improve the

mathematics learning achievement in the V (fifth) graders of SDLB Negeri

Pekalongan City in the School Year of 2010/2011.

Keywords: Mild Mental Retarded Children, Multiplication, and Number Card.

Page 7: DI SDLB NEGERI KOTA PEKALONGAN TAHUN PELAJARAN 2010eprints.uns.ac.id/5357/1/209211111201107341.pdf · bidang perkalian siswa kelas V (Lima) Tunagrahita Ringan di SDLB Negeri Kota

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

MOTTO

“Sebaik-baik manusia adalah orang yang dapat bermanfaat bagi orang lain.”

(Penulis)

“Dapat mengentaskan orang lain dari keterpurukan menuju ke kebaikan adalah

merupakan kebahagiaan yang tidak ternilai harganya”.

(Penulis)

Page 8: DI SDLB NEGERI KOTA PEKALONGAN TAHUN PELAJARAN 2010eprints.uns.ac.id/5357/1/209211111201107341.pdf · bidang perkalian siswa kelas V (Lima) Tunagrahita Ringan di SDLB Negeri Kota

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan kepada :

Istriku tercinta, yang selalu mendukung dan

memberi semangat serta doanya.

Keempat putra putriku tersayang yang telah

memberi dorongan untuk sukses di dalam

meneruskan pendidikan.

Rekan-rekan seperjuangan yang selalu membantu

saya dalam menyelesaikan tugas-tugas kuliah.

Page 9: DI SDLB NEGERI KOTA PEKALONGAN TAHUN PELAJARAN 2010eprints.uns.ac.id/5357/1/209211111201107341.pdf · bidang perkalian siswa kelas V (Lima) Tunagrahita Ringan di SDLB Negeri Kota

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

KATA PENGANTAR

Segala puji kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa (Allah SWT),

Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang yang yelah memberikan nikmat,

taufik, hidayah dan inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan pada

Program Pendidikan Khusus Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam menyusun skripsi ini masih

banyak terdapat kesalahan, dan kekurangan, namun berkat bimbingan dan

pengarahan dari Dosen Pembimbing, pada akhirnya penyusunan skripsi ini dapat

terselesaikan.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada kepada

yang terhormat :

1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd selaku Dekan Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang

telah memberikan ijin untuk melaksanakan penelitian

2. Drs. R. Indianto, M.Pd selaku Ketua Jurusan Ilmu pendidikan, yang telah

memberikan ijin untuk melaksanakan penelitian.

3. Drs. Gunarhadi, MA. Ph.D selaku Ketua Program Pendidikan Khusus

(PKh)/PLB yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian dan

yang telah memberikan motivasi, masukan dan saran

4. Sugini, M.Pd, selaku Pembimbing II yang telah memberikan motivasi,

masukan, dan saran

5. Seluruh staf pengajar di Program Studi Pendidikan Khusus (PKh)/PLB

yang telah memberikan Ilmu yang bermanfaat bagi penulis

6. Kepala SDLB Negeri Kota Pekalongan yang telah memberikan ijin untuk

melaksnakan penelitian

7. Seluruh staf pengajar di SDLB Negeri Kota Pekalongan, yang telah

membantu memberikan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini.

Page 10: DI SDLB NEGERI KOTA PEKALONGAN TAHUN PELAJARAN 2010eprints.uns.ac.id/5357/1/209211111201107341.pdf · bidang perkalian siswa kelas V (Lima) Tunagrahita Ringan di SDLB Negeri Kota

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

8. Seluruh Siswa SDLB Negeri Kota Pekalongan yang telah membantu dan

memberikan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini

9. Berbagai pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.

Semoga segala amal baik dan keikhlasan dari semua pihak yang telah

membantu dalam penulisan skripsi ini mendapatkan imbalan dari Allah SWT dan

semoga hasil penelitian yang sederhana ini dapat bermanfaat.

Suarakarta, Juni 2011

Penulis

Page 11: DI SDLB NEGERI KOTA PEKALONGAN TAHUN PELAJARAN 2010eprints.uns.ac.id/5357/1/209211111201107341.pdf · bidang perkalian siswa kelas V (Lima) Tunagrahita Ringan di SDLB Negeri Kota

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

HALAMAN PENGAJUAN ............................................................................. ii

HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iv

HALAMAN ABSTRAK .................................................................................. v

HALAMAN MOTTO ...................................................................................... vii

HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... viii

KATA PENGANTAR ..................................................................................... ix

DAFTAR ISI .................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1

A. Latar Belakang ..................................................................................... 1

B. Perumusan Masalah ............................................................................. 3

C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 4

D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 6

A. Kajian Teori ......................................................................................... 6

1. Anak Tunagrahita .......................................................................... 6

a. Pengertian Anak Tunagrahita ................................................... 6

b. Klasifikasi Anak Tunagrahita ................................................... 7

c. Karakteristik Anak Tunagrahita ............................................... 10

2. Pengertian Matematika .................................................................. 12

3. Belajar Matematika. ...................................................................... 13

a. Pengertian Belajar .................................................................... 13

b. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Prestasi ............................ 14

4. Tinjauan Tentang Kartu Bilangan ................................................. 19

a. Pengertian Tentang Kartu Bilangan ......................................... 19

b. Kelebihan Media Kartu Bilangan Bagi Anak Tunagrahita ...... 20

Page 12: DI SDLB NEGERI KOTA PEKALONGAN TAHUN PELAJARAN 2010eprints.uns.ac.id/5357/1/209211111201107341.pdf · bidang perkalian siswa kelas V (Lima) Tunagrahita Ringan di SDLB Negeri Kota

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

c. Kelemahan Media Kartu Bilangan Bagi Anak Tunagrahita..... 21

B. Kerangka Berfikir................................................................................. 21

C. Hipotesis ............................................................................................... 23

BAB III METODE PENELITIAN................................................................... 24

A. Seting Penelitian .................................................................................. 24

1. Tempat Penelitian .......................................................................... 26

2. Waktu Penelitian ........................................................................... 26

B. Subyek Penelitian ................................................................................. 26

C. Data dan Sumber Data ......................................................................... 27

D. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 27

1. Observasi. ...................................................................................... 27

2. Dokumen ....................................................................................... 28

3. Tes ................................................................................................. 28

E. Teknik Validitas Data .......................................................................... 28

F. Teknik Analisa Data ............................................................................. 29

G. Indikator Kinerja/Keberhasilan ............................................................ 29

H. Prosedur Penelitian............................................................................... 29

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................. 35

A. Pelaksanaan Penelitian ......................................................................... 35

1. Deskripsi Kondisi Awal ................................................................ 35

2. Deskripsi Siklus I .......................................................................... 36

3. Deskripsi Siklus II ......................................................................... 39

B. Hasil Penelitian .................................................................................... 41

C. Pembahasan Hasil Penelitian ............................................................... 42

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN .......................................... 44

A. Kesimpulan .......................................................................................... 44

B. Implikasi. .............................................................................................. 44

C. Saran ..................................................................................................... 45

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 47

LAMPIRAN ..................................................................................................... 49-100

Page 13: DI SDLB NEGERI KOTA PEKALONGAN TAHUN PELAJARAN 2010eprints.uns.ac.id/5357/1/209211111201107341.pdf · bidang perkalian siswa kelas V (Lima) Tunagrahita Ringan di SDLB Negeri Kota

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 Klasifikasi IQ Menurut Grosman ........................................................ 9

Tabel 2 Klasifikasi Tunagrahita Dari Berbagai Pandangan ............................. 9

Tabel 3 Nilai Kondisi Awal (Pre Test) ............................................................ 35

Tabel 4 Nilai Hasil Post Test Sklus I. .............................................................. 38

Tabel 5 Perbandingan Nilai Kondisi Awal (Pre Test dengan Post Test Siklus

I) .......................................................................................................... 39

Tabel 6 Nilai Hasil Post Test Siklus II ............................................................. 41

Tabel 7 Nilai Rata-Rata Hasil Evaluasi Belajar dari Kondisi Awal sampai

Siklus II ............................................................................................... 41

Page 14: DI SDLB NEGERI KOTA PEKALONGAN TAHUN PELAJARAN 2010eprints.uns.ac.id/5357/1/209211111201107341.pdf · bidang perkalian siswa kelas V (Lima) Tunagrahita Ringan di SDLB Negeri Kota

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. Silabus Bahasa Indonesia Siklus I ............................................................ 49

2. Silabus Matematika Siklus I. .................................................................... 52

3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ............................................ 55

4. Lampiran RPP Siklus I .............................................................................. 62

5. Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus I ................................. 71

6. Foto Kegiatan Implementasi RPP Siklus I. ............................................... 72

7. Silabus Matematika Siklus II ................................................................... 75

8. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II. .......................................... 78

9. Lampiran RPP Siklus II ............................................................................ 83

10. Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus II ................................ 91

11. Foto Kegiatan Implementasi Siklus II ...................................................... 92

12. Soal Pre Test ............................................................................................. 95

13. Soal Post Test ............................................................................................ 97

Page 15: DI SDLB NEGERI KOTA PEKALONGAN TAHUN PELAJARAN 2010eprints.uns.ac.id/5357/1/209211111201107341.pdf · bidang perkalian siswa kelas V (Lima) Tunagrahita Ringan di SDLB Negeri Kota

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ABSTRAK

Suwartono, UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

MATEMATIKA BIDANG PERKALIAN DENGAN KARTU BILANGAN

PADA SISWA KELAS V (LIMA) TUNAGRAHITA RINGAN Di SDLB

NEGERI KOTA PEKALONGAN TAHUN PELAJARAN 2010 – 2011, Skripsi.

Surakarta. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta, Juni 2011.

Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan hasil belajar matematika

bidang perkalian siswa kelas V (Lima) Tunagrahita Ringan di SDLB Negeri Kota

Pekalongan Tahun Pelajaran 2010/2011.

Metode pendekatan penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan

Kelas (PTK) yaitu penelitian yang dilakukan oleh guru di kelas tempat mengajar

dengan penekanan penggunaan Kartu Bilangan dalam perkalian. Subyek

penelitian anak kelas V (Lima) Tunagrahita Ringan di SDLB Negeri Kota

Pekalongan Tahun Pelajaran 2010 / 2011 yang berjumlah 8 siswa. Tehnik analisa

data yang digunakan diskriptiuf kompetitif artinya peristiwa / kejadian yang

timbul dibandingkan, kemudian dideskripsikan ke dalam bentuk data penilaian

penggunaan Kartu Bilangan dalam perkalian.

Dari hasil penelitian tindakan kelas, dapat disimpulkan bahwa : 1) Nilai

kondisi awal dengan rata – rata 5,0 (lima koma nol), pada siklus I nilai rata -

ratanya 6,5 (enam koma lima), dan pada siklus II nilai rata – ratanya 8,06 (delapan

koma nol enam). 2) Melalui penggunaan Kartu Bilangan dalam proses

pembelajaran perkalian dapat meningkatkan hasil belajar matematika pada kelas

V (Lima) Tunagrahita Ringan di SDLB Negeri Kota Pekalongan Tahun Pelajaran

2010/2011.

Kata kunci : Anak Tunagrahita Ringan, Perkalian, dan Kartu Bilangan

Page 16: DI SDLB NEGERI KOTA PEKALONGAN TAHUN PELAJARAN 2010eprints.uns.ac.id/5357/1/209211111201107341.pdf · bidang perkalian siswa kelas V (Lima) Tunagrahita Ringan di SDLB Negeri Kota

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ABSTRACT

Suwartono. THE ATTEMPT OF IMPROVING THE MATHEMATICS

LEARNING ACHIEVEMENT IN MULTIPLICATION SUBJECT MATTER

USING NUMBER CARD FOR THE MILD MENTAL RETARDED V

GRADERS OF SDLB NEGERI PEKALONGAN CITY IN THE SCHOOL

YEAR OF 2010-2011. Thesis. Surakarta. Teacher Training and Education Faculty

of Sebelas Maret University. June. 2011.

The objective of research is to improve the mathematics learning

achievement in multiplication subject matter using number card for the mental

retarded IV graders of SLDB Negeri Pekalongan City in the School Year of 2010-

2011.

The research approach method used was a Classroom Action Research, the

one conducted by the teacher in the class where he/she teaches by emphasizing on

the use of money toys use. The subject of research was the V graders of SLDB

Negeri Pekalongan City in the School Year of 2010/2011, consisting of 8

students. Technique of analyzing data used was a descriptive comparative one

meaning that the events/happenings emerging were compared, then described into

the form of assessment data on the use of number card in multiplication.

From the result of classroom action research, it can be concluded that: 1)

the mean prior condition value is 5.0 (five point zero), in cycle I, the mean is 6.5

(six point five), and in cycle II the means is 8.06 (eight point zero six). 2). The use

of number card in the learning process of multiplication can improve the

mathematics learning achievement in the V (fifth) graders of SDLB Negeri

Pekalongan City in the School Year of 2010/2011.

Keywords: Mild Mental Retarded Children, Multiplication, and Number Card.

Page 17: DI SDLB NEGERI KOTA PEKALONGAN TAHUN PELAJARAN 2010eprints.uns.ac.id/5357/1/209211111201107341.pdf · bidang perkalian siswa kelas V (Lima) Tunagrahita Ringan di SDLB Negeri Kota

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Anak Tunagrahita ringan memiliki karakteristik fisik yang tidak jauh

berbeda dengan anak normal, tetapi menurut Astati dalam Mumpuniarti (2007:

17) “Ketrampilan motoriknya lebih rendah dari anak normal”. Karakteristik fisik

yang tidak jauh berbeda dengan anak normal ini menyebabkan tidak terdeteksi

sejak awal sebelum masuk sekolah. Anak baru terdeteksi ketika mulai masuk

sekolah baik di sekolah tingkat pra sekolah atau sekolah dasar. Anak dapat

terdeteksi dengan menampakkan ciri ketidakmampuan di bidang akademik

maupun kemampuan pelajaran di sekolah yang membutuhkan ketrampilan

motorik.

Anak tunagrahita ringan menurut AAMR dalam Mumpuniarti (2007: 18)

memiliki tingkat kecerdasan (Intelligence Quotient/IQ) berkisar 55 – 77, dan

sebagian dari mereka mencapai usia kecerdasan/mental (Mental Age/MA) yang

sama dengan anak normal usia 12 tahun ketika mencapai usia kronologis

(Chronologis Age/CA) dewasa. Jadi MA tunagrahita ringan berkembang tidak

sejalan dengan bertambahnya CA-nya, hal inilah yang dianggap keterbelakangan

mental anak. Mereka mengalami ketertinggalan 2 atau 5 tingkatan di bidang

kognitif dibanding anak normal yang usianya sebaya. Semakin bertambah usia

hambatan yang dialami anak tunagrahita ringan dibanding anak usia sebayanya

semakin jauh, karena perkembangan kognitifnya terbatas pada tahap operasional

konkrit. Anak tunagrahita ringan kesulitan berpikir abstrak walaupun sebetulnya

anak tunagrahita ringan memiliki tingkat kecerdasan paling tinggi diantara semua

anak tunagrahita. Anak tunagrahita memiliki hambatan termasuk hambatan

akademis, tak terkecuali dengan mata pelajaran Matematika.

Matematika sebagai salah satu mata pelajaran pokok. Mata pelajaran yang

wajib diberikan/disampikan di setiap jenjang pendidikan dasar dan menengah.

Begitu juga di pendidikan anak berkebutuhan khusus, yaitu di SDLB/SLB.

Namun sampai sekarang pelajaran matematika sebagai momok sebagian besar

Page 18: DI SDLB NEGERI KOTA PEKALONGAN TAHUN PELAJARAN 2010eprints.uns.ac.id/5357/1/209211111201107341.pdf · bidang perkalian siswa kelas V (Lima) Tunagrahita Ringan di SDLB Negeri Kota

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

siswa. Berdasarkan hasil pengamatan pembelajaran Matematika yang dilakukan

oleh peneliti di SDLB Negeri Kota Pekalongan pada kelas V (lima) tunagrahita

ringan dari jumlah 8 (delapan) siswa yang mampu mengerjakan dengan sedikit

bantuan hanya 2 siswa atau sekitar 25%, sedang yang 6 siswa memerlukan banyak

bantuan atau bimbingan sebanyak 75%. Apabila digambarkan dengan angka dari

8 siswa yang mendapat nilai 6 keatas hanya 2 siswa atau 25% dan yang mendapat

nilai kurang dari sebanyak 6 siswa atau 75% karena siswa kurang berminat

terhadap pelajaran matematika sehingga prestasi pelajaran matematikanya

menunjukkan hasil kurang optimal.

Sebagai contoh pada anak tunagrahita ringan, mereka IQnya di bawah

rata-rata/tingkat kecerdasannya di bawah anak normal dan anak tunagrahita ringan

perkembangan kognitifnya terbatas pada tahap operasional konkrit dan kesulitan

berpikir abstrak. Seperti yang dikemukakan oleh para ahli sebagai berikut :

Menurut Moh. Amin (1995 : 11) menyebutkan :

Anak tunagrahita adalah mereka yang kecerdasannya di bawah rata-rata. Di

samping itu mereka mengalami keterbelakangan dalam menyesuaikan diri

dengan lingkungan mereka kurang cakap dalam memikirkan hal-hal yang

abstrak, yang sulit dan yang berbelit-belit. Mereka kurang atau terbelakang

atau tidak berhasil bukan untuk sehari dua hari, atau sebulan dua bulan,

tetapi untuk selama-lamanya dan bukan hanya dalam satu atau dua hal

tetapi hampir segala hal, lebih-lebih dalam pelajaran seperti mengarang,

menyimpulkan isi bacaan, menggunakan simbul-simbul, menghitung, dan

dalam semua pelajaran bersifat teoritis. Dan kurang/ terlambat dalam

menyesuaikan diri dengan lingkungan.

Tjatju Sutjihati Somantri (1993: 159) mengemukakan bahwa “Tunagrahita

atau terbelakang mental merupakan kondisi dimana perkembangan kecerdasannya

mengalami hambatan sehingga tidak mencapai tahap perkembangan yang

optimal”.

Definisi menurut American Association an Mental Deficiency (AAMD)

dengan menyebut retardasi mental adalah “Yang meliputi fungsi intelektua;

umum di bawah rata-rata (sub average), yaitu IQ 84 ke bawah berdasar tes

individual, muncul sebelum usia 16 tahun, dan menunjukkan hambatan pada

perilaku adaptif”.

Page 19: DI SDLB NEGERI KOTA PEKALONGAN TAHUN PELAJARAN 2010eprints.uns.ac.id/5357/1/209211111201107341.pdf · bidang perkalian siswa kelas V (Lima) Tunagrahita Ringan di SDLB Negeri Kota

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

Mengingat permasalahan pada anak tunagrahita ringan dalam bidang

akademik sangat komplek, sehingga dalam memberikan materi pelajaran

matematika khususnya pada bidang perkalian tidak bisa disamakan mengajar anak

normal. Anak tunagrahita ringan tidak bisa diberikan metode atau cara-cara

pembelajaran anak normal, sehingga perlu metode/cara-cara khusus agar anak

tunagrahita ringan dapat dengan mudah memahami materi-materi pembelajaran

matematika, mengingat tingkat kecerdasan anak tunagrahita ringan di bawah rata-

rata. Untuk itu guru harus dapat menemukan metode/cara yang tepat salah satunya

dengan kartu bilangan. Dengan demikian sebagai upaya peningkatan hasil belajar

mata pelajaran matematika bidang perkalian pada anak tunagrahita ringan yang

memerlukan gambaran yang konkrit. Gambaran yang konkrit tersebut dapat

diwujudkan dengan kartu bilangan. Penggunaan media kartu bilangan dalam

pembelajaran matematika dimaksudkan supaya : pembelajaran dikelas lebih

hidup, dapat membangkitkan minat belajar siswa, memudahkan guru dalam

menyampaikan materi, memudahkan siswa dalam menerima materi pembelajaran,

siswa tidak mudah bosan dan unsur kesalahan dalam menghitung bagi anak

tunagrahita sangat kecil.

Berangkat dari paparan tersebut, peneliti dalam penelitian tindakan kelas

mengangkat judul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Bidang

Perkalian dengan Kartu Bilangan pada Siswa Kelas V (Lima) Tunagrahita Ringan

di SDLB Negeri Kota Pekalongan Tahun Pelajaran 2010 – 2011”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalahnya adalah

sebagai berikut :

Apakah dengan penggunaan kartu bilangan dapat meningkatkan hasil

belajar matematika bidang perkalian pada siswa kelas V (lima) tunagrahita ringan

di SDLB Negeri Kota Pekalongan?

Page 20: DI SDLB NEGERI KOTA PEKALONGAN TAHUN PELAJARAN 2010eprints.uns.ac.id/5357/1/209211111201107341.pdf · bidang perkalian siswa kelas V (Lima) Tunagrahita Ringan di SDLB Negeri Kota

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

C. Tujuan Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini bertujuan : untuk meningkatkan hasil belajar

matematika bidang perkalian pada siswa kelas V (lima) tunagrahita ringan di

SDLB Negeri Kota Pekalongan.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat hasil penelitian ini diantaranya :

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan untuk

memperbaiki dan mengembangkan kualitas pendidikan atau pembelajaran,

khususnya yang bersangkutan dengan kartu bilangan untuk meningkatkan

hasil belajar matematika bidang perkalian.

2. Manfaat Praktis

a. Manfaat bagi siswa

1) Untuk memberikan pelayanan yang optimal bagi peserta didik.

2) Memudahkan anak tunagrahita ringan dalam menerima materi

perkalian, karena dengan kartu bilangan memudahkan anak tunagrahita

ringan dalam mengerjakan perkalian.

3) Dapat memberikan rangsangan atau ketertarikan pada anak tunagrahita

ringan dalam pelajaran matematika dengan adanya gambar-gambar

yang menarik karena anak tunagrahita ringan memerlukan pemahaman

secara konkrit.

b. Manfaat bagi guru

1) Mengetahui strategi pembelajaran matematika bidang perkalian

dengan kartu bilangan. Karena cara ini belum pernah dilaksanakan

guru baik di sekolah umum dan sekolah luar biasa.

2) Memudahkan guru dalam menyampaikan materi perkalian kepada

anak tunagrahita ringan.

Page 21: DI SDLB NEGERI KOTA PEKALONGAN TAHUN PELAJARAN 2010eprints.uns.ac.id/5357/1/209211111201107341.pdf · bidang perkalian siswa kelas V (Lima) Tunagrahita Ringan di SDLB Negeri Kota

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

c. Manfaat bagi sekolah

1) Dapat memberikan pengalaman pada guru yang lain untuk dapat

mencari strategi pembelajaran atau agar dapat menemukan metode

yang lain dalam pembelajaran matematika.

2) Dapat memberikan motivasi pada guru yang lain dalam melaksanakan

kegiatan belajar mengajar yang kreatif, inovatif dan menarik.

3) Dapat meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah khususnya pada

mata pelajaran matematika.

Page 22: DI SDLB NEGERI KOTA PEKALONGAN TAHUN PELAJARAN 2010eprints.uns.ac.id/5357/1/209211111201107341.pdf · bidang perkalian siswa kelas V (Lima) Tunagrahita Ringan di SDLB Negeri Kota

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Anak Tunagrahita

a. Pengertian Anak Tunagrahita

Istilah tunagrahita dahulu dalam bahasa Indonesia disebut dengan

istilah bodoh, tolol, dungu, bebal, cacat mental, tunamental, terlambat mental,

dan sejak dikeluarkan Peraturan Pemerintah tentang Pendidikan Luar Biasa

Nomor 72 Tahun 1991 digunakan istilah Tunagrahita. Istilah tunagrahita

berasal dari bahasa Sansekerta tuna yang artinya rugi, kurang; dan grahita

artinya berpikir. Namun disini peneliti mengemukakan berbagai pendapat

menurut para ahli tentang anak tunagrahita adalah sebagai berikut :

Definisi anak tunamental menurut Nurhadi (2009: 7) adalah :

“Keadaan gangguan maupun hambatan dalam perkembangan mental

sedemikian rupa sehingga seseorang tidak dapat mengambil manfaat

sebagaimana mestinya dari pendidikan dan pengalaman biasa”.

Sedangkan menurut Moh. Amin dengan Nurhadi (2009: 7)

menyebutkan :

Anak tunagrahita ringan adalah mereka yang kecerdasannya di bawah

rata-rata. Di samping itu mereka mengalami keterbelakangan dalam

menyesuaikan diri dengan lingkungan mereka kurang cakap dalam

memikirkan hal-hal yang abstrak, yang sulit-sulit dan yang berbelit-belit.

Mereka kurang atau terbelakang atau tidak berhasil bukan untuk sehari

dua hari, atau sebulan dua bulan, tetapi untuk selama-lamanya dan

bukan hanya dalam satu atau dua hal tetapi hampir segala hal, lebih-

lebih dalam pelajaran seperti : mengarang, menyimpulkan isi bacaan,

menggunakan simbol-simbol, berhitung, dan dalam semua pelajaran

bersifat teoritis. Dan kurang/terlambat dalam menyesuaikan diri dengan

lingkungan.

Page 23: DI SDLB NEGERI KOTA PEKALONGAN TAHUN PELAJARAN 2010eprints.uns.ac.id/5357/1/209211111201107341.pdf · bidang perkalian siswa kelas V (Lima) Tunagrahita Ringan di SDLB Negeri Kota

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

Definisi menurut American Association an Mental Deficiency

(AAMD) dengan menyebutkan retardasi mental adalah :

“Yang meliputi fungsi intelektual umum di bawah rata-rata (sub average),

yaitu IQ 84 ke bawah berdasarkan tes individual, muncul sebelum usia 16

tahun, dan menunjukkan hambatan pada perilaku adaptif” (Nurhadi, 2009:8).

Anak tunagrahita sebagai salah satu jenis penyandang cacat, dampak dari

kecacatannya dapat berpengaruh dalam kehidupan termasuk dalam

pendidikan. Dalam proses belajar mengajar misalnya, tidak sedikit anak

tunagrahita yang mengalami hambatan dalam beradaptasi, baik secara

akademis, sosial maupun psikologis (Murniati Sulastri dalam Siti

Mahmudah JRR, Tahun 13, No. 1 Juni 2003).

“Prevalensi tunagrahita adalah 20 per 1000, ini berarti 2% dari

populasi adalah tunagrahita (Ingals dalam Siti Mahmudah JRR, Tahun 13, No.

1 Juni 2003). Sedang angka kejadian retardasi mental berat sekitar 3% dari

seluruh populasi, dan hampir 3% mempunyai IQ dibawah 70” (Soetjiningsih

dalam Siti Mahmudah JRR, Tahun 13, No. 1 Juni 2003).

Menurut (Ingals dalam Siti Mahmudah JRR, Tahun 13, No. 1 Juni

2003) :

Sebanyak 86,7% anak tunagrahita adalah tunagrahita ringan, 10%

tunagrahita sedang dan 3,3% tunagrahita berat. Dari sejumlah tunagrahita

belum seluruhnya dapat ditampung oleh pendidikan formal. Di Surabaya

jumlah penyandang cacat usia sekolah yang sedang memperoleh layanan

pendidikan formal sebanyak 1.586 anak dan hanya 328 anak yang

tunagrahita, selebihnya 474 anak tunanetra, 256 anak tuna runguwicara,

528 anak tuna daksa (cacat fisik) (Dinas Sosial Kota Surabaya,

1999/2000).

Pendapat ahli tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa anak

tunagrahita adalah rendahnya intelegensi (IQ) seseorang dibandingkan dengan

rata-rata anak pada umumnya. Anak tunagrahita memiliki hambatan-hambatan

tertentu, maka mereka membutuhkan pendidikan dan bimbingan khusus serta

layanan khusus agar dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya.

b. Klasifikasi Anak Tunagrahita

Pengklasifikasian anak tunagrahita perlu dilakukan untuk

memudahkan guru dalam menyusun program layanan/pendidikan secara tepat.

Page 24: DI SDLB NEGERI KOTA PEKALONGAN TAHUN PELAJARAN 2010eprints.uns.ac.id/5357/1/209211111201107341.pdf · bidang perkalian siswa kelas V (Lima) Tunagrahita Ringan di SDLB Negeri Kota

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

Perlu diperhatikan bahwa perbedaan individu pada anak tunagrahita sangat

bervariasi, demikian juga dalam pengklasifikasi terdapat cara yang sangat

bervariasi tergantung dasar pandang dalam pengelompokkannya. Contoh cara

pandang pengklasifikasian anak tunagrahita sebagai berikut :

1) Sistem klasifikasi yang berpandangan pendidikan, yang memandang

variasi anak tunagrahita dalam kemampuannya mengikuti pendidikan.

Kalangan American Education (Moh. Amin, dalam Mumpuniarti,

2007:15) mengelompokkan menjadi “Educable mentally retarded,

Trainable mentally retarded dan Totally / costudial dependent” yang

diterjemahkan dalam bahasa Indonesia : mampu didik, mampu latih, dan

perlu rawat. Pengelompokkan tersebut sebagai berikut :

a) Mampu didik, anak ini setingkat Mild, Borderline, Marginally

dependent, Moron dan debil. IQ mereka berkisar 50/55 -70/75.

b) Mampu latih, setingkat dengan Morderate, semi dependent, imbesil,

dan memiliki tingkat kecerdasan IQ berkisar 20/25 – 50/55.

c) Pelru rawat, mereka termasuk Totally dependent or profoundly

mentally retarded, severe, idiot, dan tingkat kecerdasannya 0/5 –

20/25.

2) Sistem klasifikasi yang berpandangan sosiologis yang memandang variasi

keterlambatan mental dalam kemampuannya mandiri di masyarakat, atau

peran yang dapat dilakukan masyarakat.

Menurut AAMD (Amin, dalam Mumpuniarti, 2007:15) klasifikasi itu

sebagai berikut :

a) Tunagrahita ringan; tingkat kecerdasan (IQ) mereka berkisar 50-

70, dalam penyesuaian sosial maupun bergaul, mampu

menyesuakan diri pada lingkungan sosial yang lebih luas dan

mampu melakukan pekerjaan setingkat semi terampil.

b) Tunagrahita sedang; tingkat kecerdasan (IQ) mereka berkisar

antara 30-50; mampu melakukan keterampilan mengurus diri

sendiri (Self-helf); mampu mengadakan adaptasi sosial di

lingkungan terdekat; dan mampu mengerjakan pekerjaan rutin

yang perlu pengawasan atau bekerja di tempat kerja terlindung

(sheltered work-shop).

c) Tunagrahita berat dan sangat berat; mereka sepanjang

kehidupannya selalu tergantung bantuan dan perawatan orang

lain. Ada yang masih mampu dilatih mengurus sendiri dan

berkomunikasi secara sederhana dalam batas tertentu, mereka

memiliki tingkat kecerdasan (IQ) kurang dari 30.

Page 25: DI SDLB NEGERI KOTA PEKALONGAN TAHUN PELAJARAN 2010eprints.uns.ac.id/5357/1/209211111201107341.pdf · bidang perkalian siswa kelas V (Lima) Tunagrahita Ringan di SDLB Negeri Kota

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

3) Sistem klasifikasi menurut kecerdasan (IQ), dikemukakan oleh Grosman

(Hallahan & Kauffman, dalam Mumpuniarti, 2007:16-17) sebagai berikut :

Tabel 1

(Klasifikasi IQ menurut Grosman)

TERM IQ RANGE FOR

LEVEL

Mild Mental Retardation

Moderate Mental Retardation

Severe Mental Retardation

Profound Mental Retardation

55-70 Aprox, 70

35-40 to 50-55

20-25 to 35-40

Bellow 20 or 25

Klasifikasi penyandang tunagrahita dari berbagai pandangan

tersebut jika dipadukan akan membentuk tabel sebagai berikut :

Tabel 2

(Klasifikasi Tunagrahita dari berbagai pandangan)

Kemampuan

dalam pendidikan

Sosiologis Tingkat

Kecacatan

Tingkat

Kecerdasan (IQ)

Mampu didik Ringan, mild,

marginally,

dependent,

moron

Debil 55-70 to Aproc 70

Mampu latih Sedang,

moderate,

semi

dependent

Imbesil 35-40 to 50-55

Perlu rawat Berat, severe,

totally

dependent,

profound

Idiot 20-25 to 35-40

bellow 20 or 25

Dari pendapat beberapa ahli tersebut di atas peneliti dapat

simpulkan : beberapa sistem pengklasifikasian tunagrahita tersebut di

muka memberi manfaat secara masing-masing.

Sistem klasifikasi atas dasar pendidikan berguna untuk predisi

program pendidikan, sistem klasifikasi atas dasar kemampuan kemandirian

di masyarakat berfungsi sebagai dasar mengarahkan bentuk

kemandiriannya; serta sistem klasifikasi tingkat kecerdasan berguna dalam

Page 26: DI SDLB NEGERI KOTA PEKALONGAN TAHUN PELAJARAN 2010eprints.uns.ac.id/5357/1/209211111201107341.pdf · bidang perkalian siswa kelas V (Lima) Tunagrahita Ringan di SDLB Negeri Kota

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

menentukan kondisi kemampuan mental yang dapat dicapai oleh

penyandang tunagrahita.

c. Karakteristik Anak Tunagrahita

Karakteristik anak tunagrahita menurut Nurhadi (2009:10) adalah

sebagai berikut :

1) Anak tunagrahita :

(a) Penampilan fisik tidak seimbang, misalnya kepala terlalu kecil

atau besar.

(b) Tidak bisa mengurus diri sendiri sesuai usia.

(c) Perkembangan bicara/bahasa lambat.

(d) Koordinasi gerak kurang (gerakan tidak terkendali).

(e) Tidak ada/kurang sekali perhatiannya terhadap lingkungan

(pandangan kosong)

(f) Sering keluar ludah (cairan) dari mulut (ngiler)

2) Anak lamban belajar

(a) Rata-rata prestasi belajarnya selalu rendah (kurang dari 6,0)

(b) Dalam menyelesaikan tugas-tugas akademik sering terlambat

dibanding teman-teman seusianya.

(c) Daya tangkap terhadap pelajaran rendah.

(d) Pernah tidak naik kelas.

Beberapa hal karakteristik yang nampak tentang jenis tunagrahita,

menurut Munzayanah (2000:23) adalah sebagai berikut :

1) Anak Idiot

a) Mereka tidak dapat diajak bercakap-cakap, karena kemampuan

berfikir rendah.

b) Tidak mampu mengerjakan atau mengurus diri sendiri

c) Hidupnya seperti bayi yang selalu membutuhkan perawatan dan

pertolongan.

d) Kadang-kadang tingkah lakunya dikuasai oleh gerakan-gerakan

yang berlangsung dari luar kesadarannya, jadi bersifat otomatis.

e) Jarang mencapai umur panjang, karena adanya proses

kemunduran organ-organ di dalam tubuhnya.

2) Anak Embisil

a) Dapat mengucapkan kata-kata yang sederhana

b) Dapat dilatih untuk merawat dirinya sendiri.

c) Dapat dilatih untuk aktifitas hidup sehari-hari.

d) Masih membutuhkan pengawasan orang lain

e) Sulit mengadakan sosialisi

Page 27: DI SDLB NEGERI KOTA PEKALONGAN TAHUN PELAJARAN 2010eprints.uns.ac.id/5357/1/209211111201107341.pdf · bidang perkalian siswa kelas V (Lima) Tunagrahita Ringan di SDLB Negeri Kota

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

3) Anak mongolism atau mongoloid

Ciri-ciri anak ini adalah seperti tipe orang mongol. Ciri-ciri yang

nampak adalah :

a) Mata letaknya miring dan biasanya jarak antara mata lebih jauh

bila dibandingkan dengan mata anak normal, seperti mata sipit.

b) Muka datar, bundar dan lebar

c) Bibir tebal dan lebar

d) Lidah panjang dan lebar sampai biasanya menjulur keluar.

e) Hidung pesek, pangkal hidung melebar.

f) Tengkorak dan muka sampai ke daerah belakang kepala pendek.

g) Leher belakang pendek.

h) Tangan, jari kelima pendek dan membengkak, jari pertama

tertanam lebih rendah, dan ada juga garis lurus di telapak tangan

di bawah jari kedua sampai jari kelima.

i) Kaki, antara jari kaki pertama dan kedua ada jarak yang lebar, dan

ada garis pendek melurs ke bawah. Telapak kaki datar, tidak

lengkungan.

j) Jari-jari pendek, dan telapak tangan halus/lembut.

Karakteristik anak tunagrahita menurut Salim Choiri dan Munawir

Yusuf (2008:36) ciri-ciri fisik dan penampilan anak tunagrahita adalah :

a. Penampilan fisik tidak seimbang, misalnya kepala terlalu kecil/besar

b. Tidak dapat mengurus diri sendiri sesuai usia.

c. Perkembangan bicara/bahasa terlambat

d. Tidak ada/kurang sekali perhatiannya terhadap lingkungan

(pandangan kosong)

e. Koordinasi gerakan kurang (gerakan sering tidak terkendali)

f. Sering keluar ludah (cairan) dan mulut.

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut di atas penulis dapat

simpulkan sebagai berikut bahwa anak tunagrahita mempunyai karakteristik

dan kemampuan yang sangat terbatas, diantaranya : keterlambatan fungsi

kecerdasan secara umum atau di bawah rata-rata, ketidakmampuan dalam

perilaku adaptif, terjadi selama perkembangan sampai usia 18 tahun. Sehingga

mereka membutuhkan pendidikan khusus serta pelayanan khusus agar mereka

dapat hidup mandiri, menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan tidak

banyak bergantung pada orang lain.

Page 28: DI SDLB NEGERI KOTA PEKALONGAN TAHUN PELAJARAN 2010eprints.uns.ac.id/5357/1/209211111201107341.pdf · bidang perkalian siswa kelas V (Lima) Tunagrahita Ringan di SDLB Negeri Kota

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

2. Pengertian Matematika

Mata pelajaran matematika diberikan untuk membekali peserta didik

dengan berfikir secara logis, analisis, sistematis, kritis dan kreatif, serta

kemampuan bekerjasama. Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik

dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola dan memanfaatkan informasi

untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasif dan

kompetitif.

Menurut Johnson dan Rising yang dikutip oleh Tombokan Runtukahu

dalam Nurhadi (2009 : 20-21) memberikan pengertian sebagai berikut :

a) Matematika adalah pengetahuan terstruktur dimana sifat dan teori dibuat

secara deduktif berdasarkan unsur-unsur yang didefinisikan atau tidak

didefinisikan dan berdasarkan sifat atau teori yang telah dibuktikan

kebenarannya.

b) Matematika adalah bahasa simbul tentang berbagai gagasan dengan

menggunakan istilah-istilah yang didefinikasi secara cermat, jelas dan

akurat.

c) Matematika adalah seni dimana keindahannya terdapat dalam

kelembutan dan keharmonisan.

Menurut Zamzali dalam Parwoto (2007: 175) matematika adalah “Ilmu

yang mempelajari konsep bilangan dan ruang”.

Menurut Supartinah Takasi dalam Ponijan (2000:15) “Matematika adalah

dapat diartikan bekerja dengan bilangan dengan kata lain kalau matematika kita

meletakkan hubungan atau relasi antara dua buah bilangan”.

Menurut Doli S. Naga dalam Ponijan (2000:16) “Merumuskan berhitung

sebagai cabang matematika yang berkenaan sifat dan hubungan nyata dan dengan

perhitungan mereka terutama menyangkut penjumlahan, pengurangan, perkalian

dan pembagian”.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1976:356) “Matematika

diartikan sebagai mengerjakan hitungan seperti penjumlahan, pengurangan,

perkalian dan pembagian”.

Berdasarkan pendapat tersebut di atas maka dalam penelitian ini dapat

disimpulkan matematika adalah ilmu yang mempelajari tentang bilangan serta

Page 29: DI SDLB NEGERI KOTA PEKALONGAN TAHUN PELAJARAN 2010eprints.uns.ac.id/5357/1/209211111201107341.pdf · bidang perkalian siswa kelas V (Lima) Tunagrahita Ringan di SDLB Negeri Kota

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

melaksanakan hubungan antara bilangan yang satu dengan bilangan yang lain

terutama menyangkut penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian.

3. Belajar Matematika

a. Pengertian Belajar

Pelajaran matematika pada umumnya tidak disenangi para siswa,

karena merasa sulit untuk dipahami, sehingga siswa malas-malasan untuk

belajar baik di sekolah maupun di rumah yang mengakibatkan hasil belajar

yang dicapai tidak memuaskan.

Menurut Poerwodarminto (1990:22) “Belajar adalah berusaha supaya

peroleh kepandaian (ilmu dan sebagainya) dengan menghafal (melatih siri dan

sebagainya)”.

Sedangkan WS. Winkel (1996:53) Belajar adalah “Suatu aktifitas

mental atau psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dalam lingkungan,

yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman,

keterampilan dalam nilai sikap, perubahan ini bersifat relatif konstan dan

berbekas”. “Perubahan-perubahan itu dapat berupa suatu hasil yang baru atau

pula penyempurnaan terhadap hasil yang diperoleh. Hasil belajar dapat berupa

hasil utama, dapat juga berupa hasil sebagai efek sampingan. Proses belajar

dapat berlangsung dengan penuh kesadaran, dapat juga tidak demikian”.

Sumadi Suryabrata (1993: 56) mengidentifikasi ciri-ciri kegiatan yang

disebut “belajar” yaitu :

1) Belajar adalah aktifitas yang menghasilkan perubahan pada

individu yang belajar (dalam arti behavioral changes), baik aktual

maupun potensial.

2) Perubahan itu pada pokoknya adalah didapatkan kemampuan baru,

yang berlaku dalam waktu relatif lama.

3) Perubahan itu terjadi karena usaha.

Sedangkan keberhasilan belajar seseorang itu tergantung pada berbagai

faktor belajar dan lingkungan sekitar yang mempengaruhinya. Muhibbin Syah

(2003: 132) menyatakan :

Page 30: DI SDLB NEGERI KOTA PEKALONGAN TAHUN PELAJARAN 2010eprints.uns.ac.id/5357/1/209211111201107341.pdf · bidang perkalian siswa kelas V (Lima) Tunagrahita Ringan di SDLB Negeri Kota

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

Secara global, faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat kita

bedakan menjadi tiga macam :

1) Faktor internal (faktor dalam diri siswa), yakni keadaan/kondisi

jasmani dan rohani siswa.

2) Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan

disekitar siswa.

3) Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis

upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang

digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-

materi pelajaran.

Dengan demikian dapat penulis simpulkan bahwa belajar adalah untuk

memperoleh perubahan dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak terampil

menjadi terampil, dari belum cerdas menjadi cerdas, dan dari sikap belum baik

menjadi baik dan sebagainya. Sehingga dengan belajar akan membawa suatu

perubahan pada individu-individu.

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar secara umum

Prestasi belajar siswa satu dengan lainnya berbeda-beda, ada yang

baik, ada yang sedang, ada yang kurang. Hal ini disebabkan karena adanya

faktor-faktor yang turut mempengaruhi prestasi belajar, baik faktor internal

maupun faktor eksternal.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa menurut Abu

Ahmadi dan Widodo Supriyono (1991 : 130-131) adalah :

1) Faktor Internal

a) Faktor jasmaniah baik yang bersifat bawaan maupun yang

diperoleh, yang termasuk faktor ini misalnya penglihatan,

pendengaran dan sebagainya.

b) Faktor psikologis, misalnya kecerdasan, bakat dan sebagainya.

2) Faktor Eksternal, ini meliputi :

a) Faktor sosial

b) Faktor budaya

c) Faktor lingkungan fisik

d) Faktor lingkungan spiritual dan keagamaan

Menurut Ahmadi dan Widodo Supriyono (1991: 130-131) bahwa

faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar adalah :

Page 31: DI SDLB NEGERI KOTA PEKALONGAN TAHUN PELAJARAN 2010eprints.uns.ac.id/5357/1/209211111201107341.pdf · bidang perkalian siswa kelas V (Lima) Tunagrahita Ringan di SDLB Negeri Kota

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

1) Faktor Internal

a) Faktor jasmaniah baik yang bersifat bawaan maupun yang

diperoleh, yang termasuk faktor jasmaniah misalnya

penglihatan, pendengaran, struktur tubuh dan sebagainya

b) Faktor psikologis, baik yang bersifat bawaan maupun

diperoleh, yang terdiri atas :

(1) Faktor intrinsif yang meliputi :

(a) Faktor potensial, yaitu kecerdasan dan bakat

(b) Faktor kecakapan nyata yaitu prestasi yang dimiliki

(2) Faktor non intrinsif, yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu

seperti sikap kebiasaan, minat, kebutuhan dan motivasi,

emosi dan penyesuaian diri

2) Faktor Eksternal

a) Faktor sosial, yang terdiri atas :

(1) Lingkungan keluarga

(2) Lingkungan sekolah

(3) Lingkungan masyarakat

(4) Lingkungan kelompok

b) Faktor budaya, seperti adat istiadat, kesenian, ilmu

pengetahuan dan teknologi

c) Faktor lingkungan fisik, seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar,

iklim

d) Faktor lingkungan spiritual dan keagamaan

Sedangkan menurut Sumadi Suryabrata (1993: 249) faktor-faktor yang

mempengaruhi belajar adalah :

1) Faktor Non Sosial dalam belajar

2) Faktor Sosial dalam belajar

3) Faktor Fisiologis dalam belajar

4) Faktor Psikologis dalam belajar

Dari keempat faktor tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :

1) Faktor-faktor non sosial dalam belajar

Yang termasuk faktor non sosial dalam belajar adalah : keadaan udara,

suhu, udara, cuaca, waktu (pagi, siang maupun malam), tempat, alat-alat

yang digunakan untuk belajar. Semua faktor tersebut harus diatur

sedemikian rupa sehingga dapat menciptakan proses belajar-mengajar

yang maksimal.

Page 32: DI SDLB NEGERI KOTA PEKALONGAN TAHUN PELAJARAN 2010eprints.uns.ac.id/5357/1/209211111201107341.pdf · bidang perkalian siswa kelas V (Lima) Tunagrahita Ringan di SDLB Negeri Kota

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

2) Faktor-faktor sosial dalam belajar

Yang dimaksud faktor sosial di sini adalah faktor manusia, baik manusia

itu ada (hadir) maupun kehadirannya itu tidak secara langsung, misalnya

kehadiran orang lain pada waktu seseorang sedang belajar maka hal itu

akan mengganggu proses belajar anak. Selain kehadiran langsung seperti

yang telah dikemukakan di atas, mungkin juga orang lain itu hadir secara

tidak langsung misalnya, potret dapat merupakan representasi dari

seseorang suara nyanyian dari radio atau tape rekorder juga dapat

merupakan representasi dari kehadiran seseorang. Faktor-faktor sosial

tersebut pada umumnya dapat mengganggu proses belajar dan hasil

belajar.

3) Faktor-faktor fisiologi dalam belajar

Faktor-faktor fisiologi ini masih dapat dibedakan menjadi dua macam

yaitu: keadaan jasmani pada umumnya dan keadaan fungsi-fungsi

fisiologis tertentu.

a) Keadaan jasmani pada umumnya

Keadaan jasmani pada umumnya ini dapat dikatakan melatar belakangi

aktifitas belajar, dalam hubungannya dengan hal ini ada dua macam

hal yang perlu dikemukakan yaitu :

(1) Nutrisi harus cukup karena kekurangan kadar makanan ini akan

mengakibatkan menurunnya kondisi jasmani, yang pengaruhnya

dapat berupa kelesuan, mudah lelah, dan lain sebagainya.

(2) Beberapa penyakit yang kronis dapat mengganggu proses belajar.

Misalnya penyakit influenza, sakit gigi, batuk dan lain sebagainya

yang sering diabaikan tetapi dalam kenyataannya penyakit

semacam ini dapat mengganggu aktifitasnya belajar.

b) Keadaan fungsi jasmani tertentu terutama fungsi-fungsi panca indra.

Panca indra dapat dimisalkan sebagai pintu gerbang masuknya

pengaruh kedalam individu. Orang mengenal dunia sekitarnya dan

belajar dengan menggunakan panca indranya. Berfungsi dengan baik

panca indra merupakan syarat untuk dapat belajar dengan baik.

Page 33: DI SDLB NEGERI KOTA PEKALONGAN TAHUN PELAJARAN 2010eprints.uns.ac.id/5357/1/209211111201107341.pdf · bidang perkalian siswa kelas V (Lima) Tunagrahita Ringan di SDLB Negeri Kota

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

4) Faktor-faktor psikologis dalam belajar

Yang termasuk faktor psikologis dalam belajar antara lain yaitu :

perhatian, pengamatan, impian dan perasaan. Selain itu pendorong yang

biasanya besar pengaruhnya dalam belajar anak-anak adalah cita-cita.

Cita-cita merupakan pusat dari bermacam-macam kebutuhan, artinya

kebutuhan disentralisasikan disekitar cita-cita, sehingga dorongan tersebut

mampu memobilisasi gerakan psikis untuk belajar.

Menurut Bimo Walgito (1986: 124) faktor-faktor yang mempengaruhi

prestasi belajar adalah :

1) Faktor anak atau individu yang belajar

2) Faktor lingkungan anak

3) Faktor bahan atau materi yang dipelajari

Faktor-faktor tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

1) Faktor anak atau individu yang belajar

Faktor anak ini sangat penting dalam aktifitas belajar, sebab anak itu

belajar atau tidak tergantung dari anak yang bersangkutan faktor anak atau

individu ini terdiri dari faktor fisik dan psikis, dimana antara kedua faktor

ini saling berhubungan dan tidak dapat dipisah-pisahkan.

a) Faktor Fisik

Faktor fisik ini sangat erat hubungannya dengan kesehatan jasmani.

Bila fisik sedang lelah atau sakit, maka akan dapat mengganggu proses

kegiatan anak yang bersangkutan.

b) Faktor Psikis

Faktor psikis yang dapat mempengaruhi prestasi belajar adalah sebagai

berikut :

(1) Perhatian

Bila belajar tidak disertai dengan perhatian yang baik,

dimungkinkan dalam belajarnya anak akan kurang berhasil untuk

mencapai hasil yang baik.

Page 34: DI SDLB NEGERI KOTA PEKALONGAN TAHUN PELAJARAN 2010eprints.uns.ac.id/5357/1/209211111201107341.pdf · bidang perkalian siswa kelas V (Lima) Tunagrahita Ringan di SDLB Negeri Kota

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

(2) Minat

Apabila dalam kegiatan belajar minat anak rendah, hal ini akan

mempengaruhi konsentrasi terdapat masalah yang dipelajari.

Keadaan ini secara langsung atau tidak langsung dapat

berpengaruh pada hasil belajar yang akan dicapai.

(3) Dorongan ingin tahu

Semakin besar dorongan ingin tahu seseorang semakin esar pula

minat dan perhatiannya dalam belajar. Dengan minat dan perhatian

yang besar dalam belajar, kemungkinan besar anak akan mampu

mencapai hasil belajar yang tinggi.

(4) Disiplin diri

Anak yang memiliki disipilin tinggi dalam kegiatan belajar akan

membantu dalam mencapai tujuan belajar yang diharapkan.

(5) Intelegensi

Faktor intelegensi ini sangat dominan dalam mempengaruhi

keberhasilan belajar anak. Semakin tinggi intelegensi anak,

dimungkinkan semakin tinggi pada tingkat prestasi belajarnya.

2) Faktor lingkungan anak

Lingkungan sekitar anak sangat besar sekali pengaruhnya terhadap

kegiatan belajar. Faktor lingkungan ini dapat berupa lingkungan alam,

keluarga dan masyarakat. Lingkungan alam yang kurang menguntungkn

akan mempengaruhi pengaruh yang negatif terhadap kegiatan belajar anak.

Begitu juga dengan lingkungan keluarga, besar sekali pengaruh pada

keberhasilan belajar anak. Keluarga yang broken home misalnya, keadaan

keluarga ini akan dapat menimbulkan pengaruh yang negatif pada aktivitas

belajar anak. Di samping itu pengaruh lingkungan juga besar pengaruhnya

terhadap aktivitas belajar anak. Lingkungan masyarakat yang kurang baik

akan dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar anak.

3) Faktor bahan atau materi yang dipelajari

Bahan atau materi yang dipelajari siswa atau peserta didik dalam

belajar, sangat berpengaruh dalam pencapaian hasil belajar. Anak yang

Page 35: DI SDLB NEGERI KOTA PEKALONGAN TAHUN PELAJARAN 2010eprints.uns.ac.id/5357/1/209211111201107341.pdf · bidang perkalian siswa kelas V (Lima) Tunagrahita Ringan di SDLB Negeri Kota

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

mempelajari mata pelajaran yang tidak sesuai dengan kemampuan yang

dimiliki akan mengakibatkan anak mengalami kesulitan belajar, sehingga

hasil belajar yang dicapai rendah.

Dari beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar,

faktor yang lebih kuat adalah faktor internal, yaitu faktor yang berasal dari

dalam diri siswa sendiri, karena keberhasilan siswa dapat dipengaruhi oleh

kecerdasan atau bakat yang telah dimiliki siswa. Keberhasilan siswa akan

tercapai bila kecerdasan yang dimiliki siswa didukung dengan adanya

lingkungan yang baik dan strategi belajar yang tepat.

4. Tinjauan Tentang Kartu Bilangan

a. Pengertian Tentang Kartu Bilangan

Menurut Nur Ashari (2005:4) “Kartu bilangan adalah kartu yang

berisikan lambang bilangan”.

Menurut John D. Patuheru M.P dalam Ponijan (2000:23-25)

mengemukakan bahwa :”Permainan kartu bilangan adalah suatu bentuk

kegiatan dimana peserta yang terlibat di dalamnya atau pemain-pemainnya

bertindak sesuai dengan aturan-aturan yang telah ditetapkan untuk mencapai

suatu tujuan”.

Menurut Poerwodarminto dalam Ponijan (2000: 23-25) “Media

permainan kartu bilangan adalah perbuatan yang dilahirkan dengan tidak

sungguh-sungguh, biasa saja, pada umumnya untuk menyenangkan hati, yang

dilakukan dengan alat atau tanpa alat”.

Kartu bilangan yang dimaksudkan peneliti adalah sebuah kartu terbuat

dari kertas tebal berbentuk pesegi panjang, yang tertuliskan bilangan

diwujudkan gambar yang menarik seperti gambar : binatang, buah – buahan,

alat trasportasi, dan lain sebagainya. Kartu bilangan terebut sebagai alat bantu

untuk menghitung operasi perkalian anak tunagrahita ringan karena anak

tunagrahita ringan mengalami kesulitan berpikir abstrak, sehingga dengan

kartu bilangan akan memudahkan anak tunagrahita ringan untuk mengerjakan

perkalian. Yang bertujuan untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran.

Page 36: DI SDLB NEGERI KOTA PEKALONGAN TAHUN PELAJARAN 2010eprints.uns.ac.id/5357/1/209211111201107341.pdf · bidang perkalian siswa kelas V (Lima) Tunagrahita Ringan di SDLB Negeri Kota

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

Contoh kartu bilangan yang dimaksud adalah :

Contoh : Penggunaan dalam perkalian

3 x 5 = ……

1 x 5 = 5

2 x 5 = 10

3 x 5 = 15

Jadi = 3 x 5 = 15

Keterangan penggunaanya :

1. Mengambil kartu bilangan 5

2. Menuli / meletakkan perkalian 1 x 5 = ……

2 x 5 = ….

3 x 5 = …

Di bawah kartu bilangan

3. Dihitung secara bertahap

4. Pada hitungan tahap terakhir menunjukkan hasil perkalian tersebut

b. Kelebihan Media Kartu Bilangan Bagi Anak Tunagrahita

Menurut John D. Putuheru M.P dalam Ponijan (2000: 23)

mengemukakan bahwa keuntungan media kartu bilangan sebagai berikut :

1) Melalui Media Kartu Bilangan anak didik dapat dengan segera

melihat atau mengetahui hasil dari pekerjaan mereka

2) Media Kartu Bilangan memungkinkan peserta didik untuk

memecahkan masalah-masalah nyata.

Page 37: DI SDLB NEGERI KOTA PEKALONGAN TAHUN PELAJARAN 2010eprints.uns.ac.id/5357/1/209211111201107341.pdf · bidang perkalian siswa kelas V (Lima) Tunagrahita Ringan di SDLB Negeri Kota

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

3) Biaya untuk latihan-latihan dapat dikurangi dengan adanya Media

Kartu Bilangan

4) Media Kartu Bilangan memberikan pengalaman-pengalaman nyata

dapat diulangi sebanyak yang dikehendaki.

5) Media Kartu Bilangan dapat digunakan hampir di semua bidang

pelajaran.

c. Kelemahan Media Kartu Bilangan Bagi Anak Tunagrahita

Menurut John D. Putuheru M.P dalam Ponijan (2000: 23)

mengemukakan bahwa kelemahan media kartu bilangan sebagai berikut :

1) Ketepatgunaan (efektifitas) belajar dengan melalui Media Kartu

Bilangan tergantung dari materi yang dipilih secara khusus serta

bagaimana memanfaatkannya.

2) Poenggunaan bahan untuk Media Kartu Bilangan biasanya

memerlukan suatu pengaturan kelompok secara khusus bila ada

siswa yang sudah melakukan biasanya mengganggu/menghambat

keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran yang diinginkan.

3) Bahan Media Kartu Bilangan mungkin sekedar membutuhkan

biaya yang cukup besar serta membutuhkan waktu yang tidak

sedikit.

4) Membutuhkan adanya diskusi-diskusi sesudah pelajaran Media

Kartu Bilangan ini dilaksanakan demi keberhasilan pembelajaran

tersebut.

5) Waktu dalam hal ini merupakan suatu rintangan yang sangat

berarti belajar secara induktif memang membutuhkan waktu jika

dibanding dengan mengajar secara langsung.

B. Kerangka Berpikir

Adapun kerangka berpikir yang ditunjukkan untuk mengarahkan jalannya

penelitian tindakan kelas ini agar tidak menyimpang dari pokok-pokok

permasalahan, maka kerangka berpikir di atas dilukiskan dalam sebuah gambar

skema agar peneliti mempunyai gambaran yang jelas dalam melakukan penelitian.

Page 38: DI SDLB NEGERI KOTA PEKALONGAN TAHUN PELAJARAN 2010eprints.uns.ac.id/5357/1/209211111201107341.pdf · bidang perkalian siswa kelas V (Lima) Tunagrahita Ringan di SDLB Negeri Kota

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

Adapun skema itu adalah sebagai berikut :

Gambar 1 : Bagan Kerangka Berpikir

Di dalam penerapan pembelajaran perkalian dengan alat bantu kartu

bilangan akan memudahkan guru dalam menyampaikan materi perkalian terhadap

anak tunagrahita ringan dan memudahkan anak tunagrahita ringan untuk

memahami perkalian.

1. Siswa mengalami kesulitan

mengerjakan perkalian

2. Metode pembelajaran yang biasa

diterapkan guru adalah metode

pembelajaran umum untuk anak

normal

3. Guru belum menemukan metode/alat

bantu pembelajaran

1. Guru menggunakan metode/alat bantu

pembelajaran yang menarik dan

mudah dipahami siswa

2. Guru menerapkan metode/alat bantu

pembelajaran perkalian dengan kartu

bilangan

Hasil belajar siswa mata pelajaran

matematika bidang perkalian meningkat

Kondisi Awal

Tindakan

Kondisi Akhir

Page 39: DI SDLB NEGERI KOTA PEKALONGAN TAHUN PELAJARAN 2010eprints.uns.ac.id/5357/1/209211111201107341.pdf · bidang perkalian siswa kelas V (Lima) Tunagrahita Ringan di SDLB Negeri Kota

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

Dengan pembelajaran seperti ini diharapkan dapat meningkatkan hasil

belajar matematika bidang perkalian.

C. Hipotesis

Berdasarkan landasan teori dan kerangka berpikir di atas, maka dapat

dirumuskan hipotesis tindakan kelas sebagai berikut : “Dengan pembelajaran

matematika bidang perkalian menggunakan alat bantu kartu bilangan, ada

peningkatan hasil belajar matematika bidang perkalian siswa kelas V (lima)

tunagrahita ringan SDLB Negeri Kota Pekalongan Tahun Pelajaran 2010/2011”.

Page 40: DI SDLB NEGERI KOTA PEKALONGAN TAHUN PELAJARAN 2010eprints.uns.ac.id/5357/1/209211111201107341.pdf · bidang perkalian siswa kelas V (Lima) Tunagrahita Ringan di SDLB Negeri Kota

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

BAB III

METODE PENELITIAN

d. Seting Penelitian

Penelitian menggunakan pendekatan penelitian tindakan kelas. Adapun

pengertian penelitian tindakan kelas menurut para ahli sebagai berikut :

“Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di

dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki

kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat”.

(I.G.A.K. Wardani, 2004: 4).

Menurut John Eliot dalam Sarwiji Suwandi (2009: 9) mengemukakan :

Penelitian tindakan adalah suatu kajian tentang situasi sosial dengan tujuan

memperbaiki mutu tindakan dalam situasi sosial tersebut. Tujuan

penelitian tersebut adalah untuk memperoleh penilaian prkatis dalam

situasi konkret. Oleh sebab itu, kesahihan teori atau hipotesis tidak terlalu

tergantung pada tes kebenaran ilmiah, melainkan pada manfaatnya dalam

membantu masyarakat agar mereka dapat berperilaku secara lebih cerdas

dan terampil. Teori divalidasi melalui tindakan praktis.

Sementara itu, menurut Kemmis dan McTanggart dalam Sarwiji Suwandi

(2009: 9-10) mengemukakan :

Penelitian tindakan adalah studi yang dilakukan untuk memperbaiki diri

sendiri, pengalaman kerja sendiri, tetapi dilaksanakan secara sistematis,

terencana dan dengan sikap mawas diri. Sebagai bentuk penelitian ini

mengacu pada apa yang dilakukan guru untuk memperbaiki proses

pengajaran yang menjadi tanggung jawabnya. Penelitian ini dapat

dilakukan guru secara perorangan untuk kepentingan perbaikan

pengajarannya di kelas atau dilakukan oleh sekelompok atau seluruh guru

untuk memperbaiki keadaan di sekolah.

Suharsimi Arikunto dalam Sarwiji Suwandi (2009: 10) menjelaskan :

Frasa penelitian tindakan kelas dari unsur kata pembentuknya, yakni

penelitian, tindakan, dan kelas. Penelitian mengacu pada suatu kegiatan

mencermati suatu objek dengan menggunakan cara atau aturan metodologi

tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat untuk

meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi

peneliti. Tindakan mengacu pada suatu gerak kegiatan yang sengaja

dilakukan dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian tindakan kelas

tindakan itu berbentuk rangkaian siklus kegiatan untuk siswa. Kelas

Page 41: DI SDLB NEGERI KOTA PEKALONGAN TAHUN PELAJARAN 2010eprints.uns.ac.id/5357/1/209211111201107341.pdf · bidang perkalian siswa kelas V (Lima) Tunagrahita Ringan di SDLB Negeri Kota

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

mengacu pada pengertian yang tidak terikat pada ruang kelas, tetapi pada

pengertian yang lebih spesifik. Istilah kelas mengacu pada sekelompok

siswa yang dalam waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari

guru yang sama. Kelas bukan wujud ruang, tetapi sekelompok peserta

didik yang sedang belajar. Dengan semikian, penelitian tindakan kelas

dapat dilakukan tidak hanya di ruang kelas, tetapi di mana saja tempatnya,

yang penting ada sekelompok anak belajar. Pembelajaran dapat terjadi di

laboratorium, di perpustakaan, di lapangan olahraga, di tempat kunjungan,

atau tempat lain.

Dengan menggabungkan batasan pengertian ketiga kata tersebut dapat

disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan

terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan dan

terjadi dalam sebuah kelas secara bersamaan. Tindakan tersebut diberikan oleh

guru atau dengan arahan guru yang dilakukan oleh siswa.

Dari pengertian di atas dapat dinyatakan bahwa penelitian tindakan kelas

merupakan penelitian yang bersifat reflektif. Kegiatan penelitian berangkat dari

permasalahan riil yang dihadapi oleh guru dalam proses belajar mengajar,

kemudian direfleksikan alternative pemecah masalahnya dan ditindaklanjuti

dengan tindakan-tindakan nyata yang terencana dan terukur. Hal penting dalam

PTK adalah tindakan nyata (action) yang dilakukan guru (dan bersama pihak lain)

untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam proses belajar mengajar.

Tindakan itu harus direncanakan dengan baik dan dapat diukur tingkat

keberhasilannya dalam pemecahan masalah tersebut. Jika ternyata program itu

belum dapat memecahkan masalah yang ada, maka perlu dilakukan penelitian

siklus berikutnya (siklus kedua) untuk mencoba tindakan lain (alternatif

pemecahan yang lain sampai permasalahan dapat diatasi)

Berdasarkan uraian di atas jelaslah dalam kegiatan penelitian tindakan,

guru merupakan faktor utama yang harus memainkan perannya secara baik. Guru

dituntut memiliki kepekaan terhadap setiap permasalahan dalam proses belajar

mengajar. Tanpa kepekaan itu guru sulit menemukan permasalahan yang layak

untuk diteliti atau diperbaiki. Dan jika itu terjadi, maka sulit bagi guru untuk

memperbaiki kinerjanya, terlebih memperbaiki system yang ada.

Page 42: DI SDLB NEGERI KOTA PEKALONGAN TAHUN PELAJARAN 2010eprints.uns.ac.id/5357/1/209211111201107341.pdf · bidang perkalian siswa kelas V (Lima) Tunagrahita Ringan di SDLB Negeri Kota

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SDLB Negeri Kota Pekalongan yang

terletak di Kelurahan Bendan, Kecamatan Pekalongan Barat, Kota Pekalongan.

Alasan yang mendasari penelitian dilaksanakan di SDLB Negeri Kota

Pekalongan, yaitu :

a. SDLB Negeri Kota Pekalongan merupakan tempat bekerja peneliti,

sehingga akan memudahkan peniliti untuk melaksanakan penelitian.

b. Pembelajaran perkalian menggunakan kartu bilangan belum pernah

diteliti di SDLB Negeri Kota Pekalongan.

c. Peniliti ingin mengetahui apakah melalui kartu bilangan dapat

meningkatkan hasil belajar matematika bidang perkalian.

2. Waktu Penelitian

Penetapan waktu penelitian memudahkan di dalam menentukan langkah-

langkah penelitian. Waktu penelitian ini adalah pada semester genap tahun

pelajaran 2010/2011 dimulai pada bulan Februari 2011 sampai Mei 2011, yang

diawali dengan kegiatan observasi sebagai penjajagan untuk memperoleh

informasi dan gambaran terhadap permasalahan di kelas yang akan diteliti sebagai

data awal dan dilanjutkan dengan membawa hasil observasi serta merancang dan

penetapkan tindakan kelas. Adapun pelaksanaan disesuaikan dengan jadwal yang

ada.

Proses penelitian pada siklus pertama (I) mulai tanggal 18 April 2011

Sampai tanggal 09 Mei 2011, sedangkan siklus ke dua (II) mulai tanggal 12 Mei

2011 sampai tanggal 23 Mei 2011.

e. Subyek Penelitian

Subyek penelitian tindakan kelas ini adalah seluruh siswa kelas V (lima)

Tunagrahita ringan SDLB Negeri Kota Pekalongan, Tahun Pelajaran 2010/2011

Semester II. Adapun jumlah siswa yang diteliti 8 siswa, terdiri 3 siswa laki-laki

dan 5 siswa perempuan.

Page 43: DI SDLB NEGERI KOTA PEKALONGAN TAHUN PELAJARAN 2010eprints.uns.ac.id/5357/1/209211111201107341.pdf · bidang perkalian siswa kelas V (Lima) Tunagrahita Ringan di SDLB Negeri Kota

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

f. Data dan Sumber Data

Data atau informasi yang paling penting untuk dikumpulkan dan dikaji

akan diperoleh sebagai data kualitatif. Informasi tersebut akan digali dari beragam

sumber data dan jenis data yang akan dimanfaatkan dalam penelitian tindakan

kelas ini meliputi :

a. Informan atau nara sumber terdiri dari siswa, guru lain, kepala sekolah,

wali murid kelas V.

b. Arsip nilai hasil belajar perkalian sebelum penelitian ini

c. Hasil pengamatan pelaksanaan pengajaran pada saat tindakan kelas

dilaksanakan

d. Hasil kerja siswa / evaluasi pada akhir pelaksanaan tindakan kelas.

g. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data dalam penelitian diperlukan teknik tertentu yang

mendukung keberhasilan penelitian. Adapun teknik pengumpulan data yang

digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini meliputi observasi, wawancara,

dokumen, tes yang masing-masing secara singkat diuraikan sebagai berikut :

1. Observasi

Observasi difokuskan pada tingkat partisipasi siswa dalam mengikuti

pembelajaran, seperti keaktifan bertanya, menanggapi stimulus baik yang datang

dari guru maupun teman lain, keaktifan siswa dalam mengerjakan tugas dan

sebagainya.

Menurut Nana Sujana (2008:85) bahwa observasi dibagi menjadi 3 jenis

antara lain :

a. Observasi langsung

b. Observasi tidak langsung

c. Observasi partisipasi

Adapun penjelasannya sebagai berikut :

a. Observasi langsung adalah pengamatan yang dilakukan terhadap gejala atau

proses yang terjadi

Page 44: DI SDLB NEGERI KOTA PEKALONGAN TAHUN PELAJARAN 2010eprints.uns.ac.id/5357/1/209211111201107341.pdf · bidang perkalian siswa kelas V (Lima) Tunagrahita Ringan di SDLB Negeri Kota

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

b. Observasi tidak langsung adalah pengamatan dilaksanakan dengan

menggunakan alat

c. Observasi partisipasi adalah pengamatan harus melibatkan diri dalam kegiatan

individu atau kelompok.

Berdasarkan uraian tersebut di atas peniliti dalam penelitian tindakan kelas

ini menggunakan observasi langsung untuk mengamati kemampuan siswa dalam

bidang membilang dan menghitung.

2. Dokumen

Teknik pengumpulan data dengan menggunakan dokumen adalah melihat

catatan / rekaman peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen yang digunakan disini

berisi data-data, berupa daftar nilai hasil ulangan matematika. Dokumen ini

digunakan untuk mengetahui prestasi siswa mata pelajaran matematika.

Kajian dokumen juga dilakukan terhadap berbagai dokumen atau arsip

yang ada seperti kurikulum rencana pelaksanaan pembelajaran, buku materi

pelajaran dan lain sebagainya.

3. Tes

Pemberian tes dimaksudkan untuk mengukur seberapa jauh hasil yang

diperoleh siswa setelah kegiatan pemberian tindakan. Tes diberikan pada awal

kegiatan penelitian untuk mengidentifikasi kekurangan atau kelemahan siswa

dalam mengikuti pelajaran matematika dan tes setelah pemberian tindakan untuk

mengetahui tingkat perkembangan kemampuan matematika siswa sesuai siklus

yang ada. Dalam penelitian ini menggunakan tes pre test dan post test. Pre test

untuk mengukur kemampuan anak sebelum diberikan tindakan dan post test untuk

mengukur kemampuan anak setelah diberikan tindakan.

h. Teknik Validitas Data

Untuk menjamin dan mengembangkan validitas data yang akan

dikumpulkan dalam penelitian ini adalah menggunakan trianggulasi.

Teknik trianggulasi data diharapkan dapat memberikan informasi yang

lebih tepat sesuai dengan keadaan siswa. Adapun trianggulasi metode adalah

Page 45: DI SDLB NEGERI KOTA PEKALONGAN TAHUN PELAJARAN 2010eprints.uns.ac.id/5357/1/209211111201107341.pdf · bidang perkalian siswa kelas V (Lima) Tunagrahita Ringan di SDLB Negeri Kota

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

mengumpulkan data dengan metode pengumpulan data yang berbeda mengarah

pada sumber data yang sama.

i. Teknik Analisa Data

Teknik analisis yang digunakan untuk menganalisa data yang telah

berhasil dikumpulkan antara lain dengan teknik deskriptif komparatif (statistic

deskriptif komparatif) dan teknik analisis kritis. Teknik statistic deskriptif

komparatif digunakan untuk data kuantitatif, yakni dengan membandingkan hasil

antar siklus. Misal : membandingkan rerata nilai kemampuan siswa pada kondisi

sebelum tindakan, setelah siklus I dan setelah siklus II. Teknik analisis kritis

mencakup kegiatan untuk mengungkap kelemahan dan kelebihan kinerja siswa

dan guru dalam proses belajar mengajar berdasarkan kriteria normative yang

diturunkan dari kajian teoritis maupun dari ketentuan yang ada. Hasil analisa

tersebut dijadikan dasar dalam menyusun perencanaan tindakan untuk tahap

berikutnya sesuai dengan siklus yang ada.

j. Indikator Kinerja / Keberhasilan

Indikator kinerja merupakan rumusan kinerja yang akan dijadikan acuan

dalam menentukan keberhasilan penelitian tentang upaya meningkatkan hasil

belajar matematika bidang perkalian menggunakan kartu bilangan pada siswa

kelas V (lima) Tunagrahita ringan di SDLB Negeri Kota Pekalongan.

Untuk mengetahui keberhasilan apabila siswa setelah diadakan

pembelajaran perkalian menggunakan kartu bilangan hasil belajarnya meningkat

dari sebelumnya baik nilai individu siswa maupun rata-rata kelas yang

memperoleh skor minimal 6,5 lebih dari 80% dari jumlah anak dalam satu kelas

dan nilai rata-rata kelas meningkat minimal 6,0 dari sebelumnya 5.

k. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian tindakan kelas (PTK) dengan bagan seperti di bawah

ini, secara garis besar terdapat empat tahapan yang lazim yaitu :

1. Perencanaan

2. Pelaksanaan

Page 46: DI SDLB NEGERI KOTA PEKALONGAN TAHUN PELAJARAN 2010eprints.uns.ac.id/5357/1/209211111201107341.pdf · bidang perkalian siswa kelas V (Lima) Tunagrahita Ringan di SDLB Negeri Kota

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

3. Pengamatan

4. Refleks

PENETAPAN FOKUS MASALAH

SIKLUS I

SIKLUS II

Apakah indikator SUDAH tercapai ?

Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam 2 siklus. Oleh karena itu,

rancangan tindakan pada masing-masing siklus, seperti di bawah ini :

1. Siklus I

a. Perencanaan

Rangkaian kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan adalah sebagai

berikut :

1) Merumuskan pokok bahasan yang disampaikan pada kegiatan

pembelajaran

Perencanaan

Pengamatan

Pelaksanaan Refleksi

Perencanaan

Pelaksanaan Refleksi

Pengamatan

Page 47: DI SDLB NEGERI KOTA PEKALONGAN TAHUN PELAJARAN 2010eprints.uns.ac.id/5357/1/209211111201107341.pdf · bidang perkalian siswa kelas V (Lima) Tunagrahita Ringan di SDLB Negeri Kota

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

2) Menyusun rencana pembelajaran (RPP) yang akan diberikan dengan tema:

diri sendiri

3) Menyusun rencana pembelajaran (RPP) yang akan dilaksanakan

4) Memilih metode dan alat peraga yang tepat sesuai dengan materi

pembelajaran yang akan disampaikan pada peserta didik.

5) Menyusun soal pre tes untuk mengetahui kemampuan awal siswa.

6) Menyusul soal post tes untuk mengetahui hasil pembelajaran putaran I

(Siklus I)

b. Pelaksaaan

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar kelas V (lima) tunagrahita ringan

menggunakan pembelajaan tematik, adapun langkah-langkah yang akan

ditempuh sebagai berikut :

1) Kegiatan Awal (Pendahuluan)

a) Mengkondisikan siswa agar siap belajar

b) Berdo’a bersama sebelum pelajaran dimulai

c) Mengabsen kehadiran siswa

d) Guru memberikan pre tes pada siswa untuk mengetahui kemampuan

awal sebelum ada tindakan

2) Kegiatan Inti

c. Guru menjelaskan tentang kartu bilangan

d. Guru menjelaskan cara mengerjakan perkalian menggunakan kartu

bilangan

e. Guru bersama-sama siswa mencoba mengerjakan perkalian

menggunakan kartu bilangan

f. Siswa satu persatu disuruh maju mengerjakan perkalian menggunakan

kartu bilangan, guru membimbing

g. Siswa mencatat di buku cara mengerjakan perkalian menggunakan

kartu bilangan yang dijelaskan oleh guru.

3) Kegiatan Akhir (Penutup)

Page 48: DI SDLB NEGERI KOTA PEKALONGAN TAHUN PELAJARAN 2010eprints.uns.ac.id/5357/1/209211111201107341.pdf · bidang perkalian siswa kelas V (Lima) Tunagrahita Ringan di SDLB Negeri Kota

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

a) Siswa mengerjakan post tes sebagai evaluasi kegiatan pembelajaran

putaran I (Siklus I), untuk mengetahui taraf serap materi pembelajaran

Matematika bidang perkalian menggunakan kartu bilangan yang

dikuasai oleh siswa pada putaran ke I (Siklus I)

b) Guru memberikan tugas rumah (PR)

4) Tindak Lanjut

Guru memberikan program perbaikan bagi siswa yang mendapatkan nilai

kurang dari 6,5 dan guru memberikan program pengayaan bagi siswa yang

mendapat nilai 6,5 ke atas.

c. Pengamatan

Pengamatan dilaksanakan kepada siswa pada waktu mengerjakan tugas di

sekolah dengan menggunakan lembar pengamatan, tujuannya untuk

mengetahui seberapa jauh anak tersebut dapat mengerjakan tugas tanpa

bantuan dan bimbingan orang lain.

d. Refleksi

Dari hasil pengamatan guru, yang diperoleh ada waktu anak mngerjakan tugas

di sekolah. Sebagai dasar acuan bagi guru untuk mengetahui kekurangan,

kelemahan, serta hambatan (kendala) yang dihadapi siswa. Untuk perbaikan

pada siklus ke II.

2. Siklus II

Siklus kedua tersebut dilaksanakan untuk menangani anak yang belum

sesuai dengan standard belajar minimal.

a. Perencanaan

1) Merumuskan masalah yang muncul pada pembelajaran siklus I

2) Menyusun rencana perbaikan pembelajaran dengan indikator “Perkalian

menggunakan kartu bilangan” pada mata pelajaran matematika kelas V

(Lima) SDLB.

3) Menggunakan media kartu bilangan yang tepat sesuai dengan materi

Page 49: DI SDLB NEGERI KOTA PEKALONGAN TAHUN PELAJARAN 2010eprints.uns.ac.id/5357/1/209211111201107341.pdf · bidang perkalian siswa kelas V (Lima) Tunagrahita Ringan di SDLB Negeri Kota

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

pelajaran yang akan disampaikan.

4) Menyusun lembar observasi yang akan dipergunakan untuk menilai siswa

dalam proses kegiatan.

5) Menyusun soal post tes untuk mengetahui kemampuan akhir pada

pembelajaran putaran II (Siklus II)

b. Pelaksanaan

1) Kegiatan Awal

a) Mengkondisikan siswa agar siap belajar dengan mengatur posisi

tempat duduk.

b) Berdo’a bersama sebelum pelajaran dimulai

c) Mengabsen kehadiran siswa

d) Siswa disuruh membilang 1 sampai dengan 80, setiap anak membilang

sepuluh bilangan secara berurutan

2) Kegiatan Inti

a) Guru menjelaskan tentang kartu bilangan

b) Guru menjelaskan cara mengerjakan perkalian menggunakan kartu

bilangan

c) Siswa disuruh maju satu persatu mencoba mengerjakan perkalian

menggunakan kartu bilangan dengan bimbingan guru

d) Guru mengadakan tanya jawab kepada siswa tentang perkalian

menggunakan kartu bilangan

e) Siswa mencatat penjelasan dari guru tentang perkalian menggunakan

kartu bilangan.

3) Kegiatan Akhir

a) Siswa mengerjakan soal post test pada putaran II (Siklus II), untuk

mengetahui seberapa jauh keberhasilan pembelajaran perkalian

menggunakan kartu bilangan pada akhir siklus II yang telah dicapai

oleh siswa.

b) Guru memberikan tugas/Pekerjaan Rumah.

4) Tindak Lanjut

Page 50: DI SDLB NEGERI KOTA PEKALONGAN TAHUN PELAJARAN 2010eprints.uns.ac.id/5357/1/209211111201107341.pdf · bidang perkalian siswa kelas V (Lima) Tunagrahita Ringan di SDLB Negeri Kota

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

Guru memberikan program perbaikan bagi siswa yang mendapatkan nilai

kurang dari 6,5 dan guru memberikan program pengayaan bagi siswa yang

mendapat nilai 6,5 ke atas.

c. Pengamatan

Pengamatan dilaksanakan kepada siswa pada waktu mengerjakan tugas dalam

proses kegiatan belajar mengajar, untuk mengetahui seberapa jauh siswa dapat

menyerap materi tentang perkalian menggunakan kartu bilangan.

d. Refleksi

Melalui hasil yang diperoleh dari kegiatan pegamatan, pre test dan post test

dapat diketahui indikator keberhasilan penelitian tindakan kelas jika peserta

didik mampu memperoleh nilai minimal 6,5 atau lebih, jika dibandingkan

dengan nilai sebelumnya yang hanya memiliki nilai rata kelas 50, artinya nilai

yang dicapai oleh peserta didik sudah sesuai dengan Kriteria Ketuntasan

Minimal (KKM) maka penelitian tindakan kelas dinyatakan berhasil. Jadi

peserta didik mampu memahami dan menguasai materi tentang perkalian

menggunakan kartu bilangan pada Bidang Studi Matematika Kelas V (Lima)

SDLB Negeri Kota Pekalongan.

Page 51: DI SDLB NEGERI KOTA PEKALONGAN TAHUN PELAJARAN 2010eprints.uns.ac.id/5357/1/209211111201107341.pdf · bidang perkalian siswa kelas V (Lima) Tunagrahita Ringan di SDLB Negeri Kota

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

E. Pelaksanaan Penelitian

3. Deskripsi Kondisi Awal

Sebagaimana uraian pada latar belakang diatas bahwa kondisi awal siswa

SDLB Negeri Kota Pekalongan Kelas V Tunagrahita Ringan nilai rata-rata mata

pelajaran Matematika masih rendah.

Hasil belajar yang masih rendah dapat dilihat dari hasil pre test sebelum

pelaksanaan penelitian tindakan kelas dilaksanakan. Hasil pre test diperoleh nilai

tertinggi 7,0 (tujuh koma nol), nilai terendah 4,0 (empat koma nol), dan diperoleh

nilai rata-rata 5,0 (lima koma nol).

Tabel 3. Nilai Kondisi Awal (Pre Test)

No Inisial Siswa Nilai Keterangan

1 FH 7,0 Tuntas

2 FN 4,0 Belum Tuntas

3 GA 7,0 Tuntas

4 ID 4,0 Belum Tuntas

5 MB 5,0 Belum Tuntas

6 MJ 5,0 Belum Tuntas

7 RS 4,0 Belum Tuntas

8 RZ 4,0 Belum Tuntas

Jumlah 40

Rata-rata 5,0

Keterangan : Standar KKM-nya adalah 6,5

Perolehan hasil belajar yang masih dibawah KKM menggambarkan belum

maksimalnya cara penyampaian materi yang cenderung monoton dan kurang

kreatif, hal ini disebabkan guru kurang bisa memanfaatkan metode/teknik belajar

mata palajaran matematika, disamping itu metode ceramah masih menjadi hal

yang dominan, sehingga perlu adanya cara baru melalui metode/teknik yang lebih

menarik bagi siswa. Dengan menggunakan kartu bilangan diharapkan mendorong

Page 52: DI SDLB NEGERI KOTA PEKALONGAN TAHUN PELAJARAN 2010eprints.uns.ac.id/5357/1/209211111201107341.pdf · bidang perkalian siswa kelas V (Lima) Tunagrahita Ringan di SDLB Negeri Kota

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

siswa agar tertarik, senang dan akhirnya siswa dengan mudah menerima materi

pelajaran matematika terutama dalam hal perkalian.

4. Deskripsi Siklus I

5. Tahap Perencanaan (Planning)

Pelaksaan tindakan kelas pada siklus I pelaksanaannya sesuai jadwal

yang telah ditentukan, yaitu pada hari Selasa, 3 Mei 2011.

Planning (perencanaan tindakan) meliputi tiga kehidupan yaitu :

pendahuluan, inti, dan penutup.

6. Pendahuluan

Guru menyampaikan contoh perkalian dalam kehidupan sehari-hari.

Contoh pada aturan minum obat 3 x 1 tablet dan 2 x 1 tablet.

7. Inti

Inti pembelajaran dalam mata pelajaran matematika bidang perkalian

menggunakan kartu bilangan.

8. Penutup

Pada akhir siklus I dilaksanakan evaluasi sebagai post test siklus I untuk

mengetahui seberapa hasil tindakan yang telah dilakukan.

9. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksaan tindakan pada siklus I sesuai dengan rencana yaitu pada hari

Selasa, 3 Mei 2011 menyampaikan materi pelajaran matematika tentang

perkalian menggunakan kartu bilangan.

Langkah-langkah pembelajaran siklus I yaitu :

10. Pendahuluan

11. Guru bersama-sama dengan siswa melakukan doa bersama sebagai

awal pelajaran

12. Guru mengkondisikan kelas, agar setiap siswa siap menerima pelajaran

13. Inti

14. Guru menjelaskan tentang kartu bilangan

15. Guru menjelaskan tentang perkalian menggunakan kartu bilangan

Page 53: DI SDLB NEGERI KOTA PEKALONGAN TAHUN PELAJARAN 2010eprints.uns.ac.id/5357/1/209211111201107341.pdf · bidang perkalian siswa kelas V (Lima) Tunagrahita Ringan di SDLB Negeri Kota

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

16. Siswa mencoba mengerjakan perkalian menggunakan kartu bilangan

ke depan kelas satu persatu

17. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal-

hal yang belum jelas

18. Siswa mengerjakan evaluasi (last test siklus I)

19. Penutup

Guru bersama-sama siswa menyabutkan kembali langkah-langkah cara

mengerjakan perkalian dengan menggunakan kartu bilangan.

20. Hasil Pengamatan

Pada test siklus I dapat dilaksanakan pada akhir siklus I yaitu pada hari

Selasa, 3 Mei 2011 dapat diikuti seluruh subyek penelitian yaitu siswa kelas V

Tunagrahita Ringan SDLB Negeri Kota Pekalongan tahun pelajaran

2010/2011 yang berjumlah 8 siswa, terdiri 5 perempuan dan 3 laki-laki.

Semuanya dapat mengikuti test akhir siklus I. Dari hasil test siklus I dapat

diketahui bahwa peserta tes yang berjumlah 8 siswa, 4 siswa mendapat nilai

sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).

Dari 8 siswa yang dapat menyelesaikan soal dengan hasil memenuhi

Standar KKM ada 4 siswa, diketahui nilai yang diperoleh 9,0 dua siswa, dan

7,0 dua siswa. Sedangkan 4 siswa yang lain mendapat nilai belum memenuhi

standar KKM.

Page 54: DI SDLB NEGERI KOTA PEKALONGAN TAHUN PELAJARAN 2010eprints.uns.ac.id/5357/1/209211111201107341.pdf · bidang perkalian siswa kelas V (Lima) Tunagrahita Ringan di SDLB Negeri Kota

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

Tabel 4. Nilai Hasil Post Test Siklus I

No Inisial Siswa Nilai Keterangan

1 FH 9,0 Tuntas

2 FN 5,0 Belum Tuntas

3 GA 9,0 Tuntas

4 ID 6,0 Belum Tuntas

5 MB 7,0 Tuntas

6 MJ 7,0 Tuntas

7 RS 5,0 Belum Tuntas

8 RZ 4,0 Belum Tuntas

Jumlah 52,0

Rata-rata 6,5

Keterangan : Standar KKM-nya adalah 6,5

21. Refleksi

Dari hasil pengamatan terhadap proses kegiatan pembelajaran pada

siklus I terdapat kekurangan, kelemahan serta hambatan yang dihadapi guru

dan siswa sebagai berikut :

22. Penyediaan media kartu bilangan ditumpuk di meja. Sehingga menyulitkan

siswa dalam mengerjakan tugas.

23. Media kartu bilangan yang disajikan peneliti terlalu banyak, sehingga

membingungkan siswa.

Jika dilihat dari nilai rata-rata pada kondisi awal (5,0) dibandingkan

dengan nilai rata-rata pada akhir siklus I (6,5) maka terdapat kenaikan sebesar

1,5. Kenaikan rata-rata yang mencapai angka 1,5 tergolong kenaikan yang

belum signifikan, mengapa demikian? Jika diamati dari kondisi awal sampai

pada akhir siklus I, walaupun minat siswa sudah mulai terbangun namun dari

hasil tes masih ada 4 siswa yang belum memenuhi KKM.

Penggunaan kartu bilangan dalam mata pelajaran matematika bidang

perkalian sudah memacu keaktifan siswa secara individu dan klasikal, sebab

bila dilihat dari hasil pre test dan post test siklus I terdapat perbandingan

yaitu :

Page 55: DI SDLB NEGERI KOTA PEKALONGAN TAHUN PELAJARAN 2010eprints.uns.ac.id/5357/1/209211111201107341.pdf · bidang perkalian siswa kelas V (Lima) Tunagrahita Ringan di SDLB Negeri Kota

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

Tabel 5. Perbandingan Nilai Kondisi Awal Dengan Nilai Post Test

Siklus I

Kondisi Awal

Pre Test

Akhir Siklus I

Post Test

Nilai Tertinggi 7,0 9,0

Nilai Terendah 4,0 5,0

Rata-rata 5,0 6,5

Namun demikian masih ada 4 siswa yang nilainya dibawah Kriteria

Ketentuan Minimal (KKM). Hal ini belum menggambarkan keberhasilan yang

maksimal.

24. Deskripsi Siklus II

25. Tahap Perencanaan (Planning)

Sesuai dengan perencanaan awal, siklus II dilaksanakan pada hari

Rabu, 18 Mei 2011. Pada proses Kegiatan Belajar Mengajar mata pelajaran

matematika bidang perkalian menggunakan kartu bilangan.

Planning (perencanaan tindakan) meliputi tiga langkah yaitu :

pendahuluan, inti, dan penutup.

26. Pendahuluan

Sebagaimana proses pembelajaran pada siklus I pada hari Selasa, 3 Mei

2011, guru memperbaiki media pembelajaran yang terdapat pada refleksi

siklus I yaitu : kartu bilangan dipasang di depan kelas (tidak ditumpuk di

meja) dan mengurangi jumlah kartu bilangan memilih kartu bilangan yang

menarik bagi anak.

27. Inti

Proses Kegiatan Belajar Mengajar mata pelajaran matematika bidang

perkalian menggunakan kartu bilangan.

28. Penutup

Pada akhir siklus II dilaksanakan evaluasi sebagai last test siklus II untuk

mengetahui seberapa hasil tindakan yang dilaksanakan.

Page 56: DI SDLB NEGERI KOTA PEKALONGAN TAHUN PELAJARAN 2010eprints.uns.ac.id/5357/1/209211111201107341.pdf · bidang perkalian siswa kelas V (Lima) Tunagrahita Ringan di SDLB Negeri Kota

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

29. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksaan tindakan pada siklus II sesuai dengan jadwal recana

dilaksanakan pada hari Rabu, 18 Mei 2011, menyampaikan materi pelajaran

matematika tentang perkalian menggunakan kartu bilangan.

Langkah-langkah pembelajaran Siklus II yaitu :

1) Pendahuluan

a) Mengajak siswa untuk berdoa

b) Mengabsen siswa

c) Anak disuruh menghitung/membilang 1 s/d 100 secara bergantian

masing-masing anak sepuluh bilangan

2) Inti

Guru menjelaskan tentang kartu bilangan

Guru menjelaskan cara menggunakan kartu bilangan untuk mengerjakan

perkalian

Guru bersama-sama siswa mencoba mengerjakan perkalian menggunakan

kartu bilangan

Siswa disuruh maju satu persatu mencoba mengerjakan perkalian

menggunakan kartu bilangan dengan bimbingan guru

Siswa mengerjakan evaluasi (post test siklus II)

3) Penutup

Guru bersama siswa menyebutkan kembali langkah-langkah cara

mengerjakan perkalian menggunakan kartu bilangan.

30. Hasil Pengamatan

Pada tes akhir siklus II dilaksanakan pada hari Rabu, 18 Mei 2011,

diikuti seluruh subyek penelitian yaitu siswa kelas V Tunagrahita Ringan

SDLB Negeri Kota Pekalongan Tahun Pelajaran 2010/2011 yang berjumlah 8

siswa, terdiri 5 perempuan dan 3 laki-laki. Semua dapat mengikuti tes akhir

siklus II. Dari hasil tes siklus II dapat diketahui bahwa peserta tes yang

berjumlah 8 siswa, 2 siswa mendapat nilai 10 (sepuluh), 3 siswa mendapat

nilai 8,0 (delapan koma nol), dua siswa mendapat nilai 7,0 (tujuh koma nol),

dan 1 siswa mendapat nilai 6,5 (enam koma lima). Dengan demikian dari hasil

Page 57: DI SDLB NEGERI KOTA PEKALONGAN TAHUN PELAJARAN 2010eprints.uns.ac.id/5357/1/209211111201107341.pdf · bidang perkalian siswa kelas V (Lima) Tunagrahita Ringan di SDLB Negeri Kota

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

tes akhir Siklus II dapat diketahui bahwa peserta tes yang berjumlah 8 siswa,

semua mendapatkan nilai sesuai dengan Standar Kriteria Ketuntasan Minimal

(KKM).

Tabel 6. Nilai Hasil Post Test Siklus II

No Inisial Siswa Nilai Keterangan

1 FH 10 Tuntas

2 FN 7,0 Tuntas

3 GA 10 Tuntas

4 ID 8,0 Tuntas

5 MB 8,0 Tuntas

6 MJ 8,0 Tuntas

7 RS 7,0 Tuntas

8 RZ 6,5 Tuntas

Keterangan : Standar KKMnya adalah 6,5

F. Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti melalui evaluasi

dalam bentuk tes dari kondisi awal siklus I, dan siklus II terjadi peningkatan-

peningkatan terhadap hasil belajar, hasil tersebut dapat dilihat melalui tabel

berikut :

Tabel 7. Peningkatan hasil belajar siswa dari kondisi awal sampai siklus II

No Inisial

siswa

Nilai Pre

Test

Nilai Post Test

Siklus I

Nilai Post Test

Siklus II Keterangan

1. FH 7,0 9,0 10 Meningkat

2. FN 4,0 5,0 7,0 Meningkat

3. GA 7,0 9,0 10 Meningkat

4. ID 4,0 6,0 8,0 Meningkat

5. MB 5,0 7,0 8,0 Meningkat

6. MJ 5,0 7,0 8,0 Meningkat

7. RS 4,0 5,0 7,0 Meningkat

8. RZ 4,0 4,0 6,5 Meningkat

Jumlah 40 52 64,5 Meningkat

Rata-Rata 5,0 6,5 8,06 Meningkat

Page 58: DI SDLB NEGERI KOTA PEKALONGAN TAHUN PELAJARAN 2010eprints.uns.ac.id/5357/1/209211111201107341.pdf · bidang perkalian siswa kelas V (Lima) Tunagrahita Ringan di SDLB Negeri Kota

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

Evaluasi hasil belajar dari kondisi awal, kondisi akhir siklus I, dan kondisi

akhir II dapat dilihat dalam diagram dibawah ini :

0

1

2

3

4

5

6

7

8

K.Awal SIKLUS I SIKLUS II

Grafik I. Nilai rata-rata hasil Evaluasi Belajar dari kondisi awal sampai

siklus II

Dari hasil evaluasi belajar pada subyek penelitian dari kondisi awal

dengan rata-rata nilai 5,0 (lima koma nol) ke akhir siklus I mencapai nilai rata-rata

6,5 (enam koma lima) berarti mengalami kenaikan 1,5 (satu koma lima), dari

siklus I ke siklus II terjadi peningkatan rata-rata nilai hasil belajar 6,5 (enam koma

lima) menjadi 8,06 (delapan koma nol enam). Dengan demikian dari kondisi awal

ke kondisi akhir pada akhir siklus II dari rata-rata nilai 5,0 (lima koma nol)

menjadi 8,06 (delapan koma nol enam) jadi ada peningkatan yang signifikan.

G. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian bila dikaitkan dengan teori faktor-faktor yang

mempengaruhi prestasi belajar masih relevan. Seperti pendapat para ahli di bawah

ini :

Menurut Bimo Walgilo (1986:124), faktor-faktor yang mempengaruhi

prestasi belajar adalah :

1. Faktor anak atau individu yang belajar

2. Faktor lingkungan anak

3. Faktor bahan atau materi yang dipelajari

Page 59: DI SDLB NEGERI KOTA PEKALONGAN TAHUN PELAJARAN 2010eprints.uns.ac.id/5357/1/209211111201107341.pdf · bidang perkalian siswa kelas V (Lima) Tunagrahita Ringan di SDLB Negeri Kota

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

Sedang menurut Sumardi Suryabrata (1993:249) faktor-faktor yang

mempengaruhi belajar adalah :

1. Faktor non sosial dalam belajar

2. Faktor sosial dalam belajar

3. Faktor fisiologis dalam belajar

4. Faktor psikologis dalam belajar

Menurut Muhibbin Syah (2003:132) menyatakan secara global, faktor

yang mempengaruhi belajar siswa dapat kita bedakan menjadi tiga hal :

l. Faktor internal (faktor dalam diri siswa), yakni keadaan/kondisi jasmani dan

rohani siswa

m. Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan disekitar

siswa

n. Faktor pendekata belajar (approach to learning), yakni jenis upaya belajar

siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk

melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran

Dengan demikian agar siswa dapat memperoleh hasil belajar yang

maksimal guru harus memperhatikan hal-hal diatas terlebih harus mau mencoba

atau memilih strategi dan metode yang sesuai agar siswa dapat termotivasi dan

tertarik dengan senang hati mau belajar tanpa ada paksaan. Sehingga hasil belajar

yang dicapai siswa dapat maksimal.

Dari hasil hipotesa tindakan yang diajukan berbunyi : “ Dengan

pembelajaran matematika bidang perkalian menggunakan alat bantu kartu

bilangan, ada peningkatan hasil belajar matematika bidang perkalian pada siswa

kelas V (lima) Tunagrahita Ringan di SDLB Negeri Kota Pekalongan Tahun

Pelajaran 2010 / 2011 terbukti kebenarannya. Dari hasil penelitian tersebut,

penggunaan kartu bilangan dalam pembelajaran perkalian memiliki kelebihan

yang dapat dijadikan pedoman yang baik untuk meningkatkan hasil belajar

matematika kelas V (lima) Tunagrahita Ringan SDLB Negeri Kota Pekalongan,

karena dengan menggunakan kartu bilangan anak Tunagrahita Ringan apat

berpikir kongkrit dan dapat mempermudah cara menghitung. Sebab anak

Tunagrahita kesulitan berpikir abstrak dan kebanyakan dalam menghitung

bilangan tidak urut atau sering lompat, contoh setelah membilang 13 kemudian

15, 14 tidak diucapkan. Dengan menggunakan kartu bilangan terbukti dapat

mengatasi kesulitan – kesulitan di atas.

Page 60: DI SDLB NEGERI KOTA PEKALONGAN TAHUN PELAJARAN 2010eprints.uns.ac.id/5357/1/209211111201107341.pdf · bidang perkalian siswa kelas V (Lima) Tunagrahita Ringan di SDLB Negeri Kota

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

o. Kesimpulan

Sebagaimana yang telah diuraikan dalam Bab IV tentang pembahasan

hasil penelitian dapat peneliti simpulkan bahwa pembelajaran perkalian dengan

menggunakan Kartu Bilangan dapat meningkatkan hasil belajar Matematika dari

rata-rata nilai 5,0 (lima koma nol) menjadi rata-rata nilai 8,06 (delapan koma nol

enam) pada siswa kelas V (lima) Tunagrahita Ringan SDLB Negeri Kota

Pekalongan pada Tahun Pelajaran 2010/2011.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan Kartu

Bilangan dalam pembelajaran perkalian dapat meningkatkan hasil belajar

Matematika pada siswa kelas V (lima) Tunagrahita Ringan SDLB Negeri Kota

Pekalongan Tahun Pelajaran 2010/2011.

B. Implikasi

Berkaitan dengan pemilihan media pembelajaran yang sesuai dengan

materi pelajaran, upaya yang dilakukan dengan penggunaan kartu bilangan

membuktikan terjadinya peningkatan hasil belajar matematika bidang perkalian.

Sehingga hal tersebut mempengaruhi kualitas proses dan hasil pembelajaran.

Penggunaan media karu bilangan dalam penelitian ini merupakan salah satu upaya

yang dilakukan untuk menghadirkan media pembelajaran yang baru dalam

pembelajaran matematika bidang perkalian. Sehingga media ini dapat dijadikan

pertimbangan bagi guru yang akan menyampaikan materi pelajaran matematika

bidang perkalian. Media ini juga dapat digunakan sebagai suatu cara alternatif

untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa tunagrahita ringan, karena media ini

menarik sehingga siswa tertarik dalam mengikuti proses belajar mengajar dan

mudah dalam memahami materi pelajaran yang disampaikan oleh guru. Oleh

karena itu, penggunaan kartu bilangan perlu diterapkan pada kegiatan belajar

mengajar untuk mata pelajaran matematika dengan materi perkalian.

Page 61: DI SDLB NEGERI KOTA PEKALONGAN TAHUN PELAJARAN 2010eprints.uns.ac.id/5357/1/209211111201107341.pdf · bidang perkalian siswa kelas V (Lima) Tunagrahita Ringan di SDLB Negeri Kota

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

Penelitian ini memberikan gambaran bahwa keberhasilan proses dan hasil

pembelajaran ditunjang oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut berasal dari

guru dan siswa. Faktor yang berasal dari guru yaitu : kemampuan guru dalam

menyampaikan materi, kemampuan guru dalam mengelola kelas, metode yang

digunakan guru dalam pembelajaran, serta media yang digunakan sebagai alat

untuk menyampaikan materi yang digunakan guru didalam kelas. Sedangkan

faktor-faktor dari siswa adalah minat siswa dalam mengikuti pelajaran dan

motivasi siswa dalam mengikuti pelajaran.

Faktor-faktor tersebut saling mendukung satu sama lain sehingga harus

diupayakan maksimal agar semua faktor tersebut dapat membuat proses belajar

mengajar berjalan dengan efektif. Karena itu seorang guru sebelum melaksanakan

proses belajar mengajar haruslah memiliki persiapan yang matang seperti

penguasaan terhadap materi pelajaran, keterampilan dalam mengelola kelas,

pemilihan metode pembelajaran yang tepat dan perencanaan media yang akan

digunakan saat pembelajaran.

C. Saran

Dari hasil simpulan yang telah disampaikan, saran-saran yang bisa

diberikan oleh peneliti adalah sebagai berikut:

H. Saran untuk Kepala SDLB Negeri Kota Pekalongan

a. Sebaiknya Kepala Sekolah memberikan sosialisasi kepada guru yang

belum mengenal dan guru yang sudah mengenal agar menerapkan media

kartu bilangan dalam pembelajaran matematika di kelas

b. Sebaiknya kepala Sekolah lebih mengoptimalkan pemanfaatan media

kartu bilangan yang telah ada agar dapat digunakan di kelas sebagai

media pembelajaran.

I. Saran untuk guru SDLB Negeri Kota Pekalongan

a. Guru sebaiknya lebih berusaha menciptakan suasana kelas yang

menyenangkan sehingga siswa merasa nyaman dalam mengikuti

pembelajaran

Page 62: DI SDLB NEGERI KOTA PEKALONGAN TAHUN PELAJARAN 2010eprints.uns.ac.id/5357/1/209211111201107341.pdf · bidang perkalian siswa kelas V (Lima) Tunagrahita Ringan di SDLB Negeri Kota

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

b. Sebaiknya guru mengoptimalkan penggunaan Kartu bilngan untuk

pembelajaran matematika dalam materi perkalian.

J. Saran untuk Peneliti yang akan datang

Disarankan kepada peneliti yang akan datang supaya dapat mengkaji,

menelaah, dan memperdalam pengelolan pembelajaran dalam penelitian kelas

dengan kajian yang lebih komplek. Hasil penelitian ini sebagai alternatif atau

salah satu untuk menjadikan pijakan penelitian yang lebih jauh.