di kalangan pekerja korea selatan - opac - …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20352250-mk-dini...

20
1 ETOS KERJA SINBARAM Di KALANGAN PEKERJA KOREA SELATAN Dini Septa Ariani Jurusan Bahasa dan Kebudayaan Korea, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Indonesia, Depok 16424, Indonesia [email protected] Abstrak Para pekerja Korea Selatan terkenal akan etos kerja mereka yang tinggi. Etos kerja yang tinggi tersebut telah mengantarkan Korea Selatan dapat berdiri sejajar dengan raksasa ekonomi dunia seperti Jepang, Cina dan Amerika Serikat. Kesuksesan Korea Selatan dalam bidang ekonomi yang diikuti dengan kemajuan di berbagai bidang lainnya kian memunculkan tanda tanya dan keingintahuan di kalangan masyarakat dunia. Kunci dibalik kesuksesan Korea Selatan tersebut dapat diamati secara jelas melalui etos kerja sinbaram yang sudah menjadi bagian dari nilai yang mereka anggap ideal dalam menjalani kehidupan. Etos kerja inilah yang pada akhirnya menjadi kharakteristik dari masyarakat Korea Selatan dan terus mereka pertahankan sebagai nilai dan budaya yang ideal. Etos kerja ..., Dini Septa Ariani, FIB UI, 2013

Upload: lyliem

Post on 09-Mar-2019

222 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Di KALANGAN PEKERJA KOREA SELATAN - OPAC - …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20352250-MK-Dini Septa... · diberbagai penjuru dunia, ... negara yang kuat secara ekonomi dan memiliki

1

ETOS KERJA SINBARAM

Di KALANGAN PEKERJA KOREA SELATAN

Dini Septa Ariani

Jurusan Bahasa dan Kebudayaan Korea, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Indonesia, Depok

16424, Indonesia

[email protected]

Abstrak

Para pekerja Korea Selatan terkenal akan etos kerja mereka yang tinggi. Etos kerja yang

tinggi tersebut telah mengantarkan Korea Selatan dapat berdiri sejajar dengan raksasa

ekonomi dunia seperti Jepang, Cina dan Amerika Serikat. Kesuksesan Korea Selatan dalam

bidang ekonomi yang diikuti dengan kemajuan di berbagai bidang lainnya kian memunculkan

tanda tanya dan keingintahuan di kalangan masyarakat dunia. Kunci dibalik kesuksesan Korea

Selatan tersebut dapat diamati secara jelas melalui etos kerja sinbaram yang sudah menjadi

bagian dari nilai yang mereka anggap ideal dalam menjalani kehidupan. Etos kerja inilah yang

pada akhirnya menjadi kharakteristik dari masyarakat Korea Selatan dan terus mereka

pertahankan sebagai nilai dan budaya yang ideal.

Etos kerja ..., Dini Septa Ariani, FIB UI, 2013

Page 2: Di KALANGAN PEKERJA KOREA SELATAN - OPAC - …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20352250-MK-Dini Septa... · diberbagai penjuru dunia, ... negara yang kuat secara ekonomi dan memiliki

2

SINBARAM WORK ETHIC AMONG SOUTH KOREAN WORKERS

Abstract

South Korean workers have a good reputation for their high work ethic. That high work ethic

has brought South Korea stand firmly among world giant economics such as Japan, China and

the United States. South Korea’s achievement in economic sector which is followed by

another various sectors has lifted some questions and curiosity into surface from the rest of

the world. The key success behind South Korea’s achievement can be observed very clearly

from sinbaram work ethic that has been becoming part of values they regarded as ideal

through their way of live. This work ethic eventually became characteristic of South Korea’s

society which they continue to maintain it as ideal value and culture.

Keywords: work ethic, sinbaram, economic, society

Pendahuluan

Pertumbuhan ekonomi yang mengantarkan Korea menjadi negara maju hanya dalam

kurun waktu lima puluh tahun telah membuat masyarakat dunia kagum sekaligus terheran-heran.

Korea muncul sebagai sebuah negara yang kuat dan mapan secara ekonomi meskipun hal

tersebut cukup kontras dengan latarbelakang kondisi geografisnya yang tandus dan kurang

menguntungkan serta kenangan pahit masa lalu akan penjajahan jepang yang telah memporak-

porandakan negara mereka. Perusahaan-perusahaan Korea terus berkembang dengan pesat

diberbagai penjuru dunia, tak luput Indonesia dengan Korea sebagai sumber investasi langsung

luar negeri terbesar kedua setelah Jepang (BKPM, 2012). Hal ini kian menimbulkan tanda tanya

dibalik kesuksesan yang diperoleh Korea tersebut.

Produktivitas tinggi pekerja industri Korea telah dihubungkan sebagai faktor dominan

yang mengantarkan negara mereka menjadi salah satu dari empat macan Asia, negara-negara

yang dianggap mencapai keajaiban ekonomi sejak tahun 1970an. Di Korea, ide akan etos kerja

Etos kerja ..., Dini Septa Ariani, FIB UI, 2013

Page 3: Di KALANGAN PEKERJA KOREA SELATAN - OPAC - …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20352250-MK-Dini Septa... · diberbagai penjuru dunia, ... negara yang kuat secara ekonomi dan memiliki

3

lahir dari industrialisasi yang berkembang dalam masyarakat Asia serta ditemani dengan

nasionalisme yang membentuk konsep etos kerja Korea secara unik. Fokus dalam industrialisasi

mendorong para pekerja untuk menghubungkan pekerjaan dengan aspirasi nasional dan

kesejahteraan ekonomi, melawan stigma penjajahan Jepang dan serangan Korea Utara sampai

awal tahun 1970an.

Perkembangan dan kemajuan suatu bangsa memang tidak dapat dipisahkan dari karakter

masyarakat yang hidup di dalamnya. Orang Korea terkenal dengan kata ppalli ppalli yang sering

sekali mereka lontarkan. Masyarakat umum mungkin hanya mengetahui bahwa secara harfiah

ppalli ppalli berarti cepat-cepat. Namun setelah penulis melakukan penelitian lebih dalam, ppalli

ppalli bukanlah sebatas ujaran semata. Terdapat suatu nilai tersendiri akan etos kerja Korea yang

tergambarkan dalam berbagai perilaku orang Korea dalam melakukan aktifitas kehidupan dalam

masyarakat. Tidak dapat dipungkiri bahwa Korea mempunyai reputasi yang sangat baik dalam

dunia internasional akan etos kerja mereka yang berhasil mengantarkan Korea menjadi negara

maju seperti sekarang yang dapat kita lihat. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan

penelitian lebih dalam akan etos kerja Korea yang telah berhasil membawa Korea sebagai sebuah

negara yang kuat secara ekonomi dan memiliki reputasi baik dalam hal etos kerja di kancah

dunia internasional ini. Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dalam penelitian

ini menekankan pada alasan-alasan masyarakat Korea memandang pentingnya nilai yang

terkandung dalam etos kerja mereka dan terus mempertahankan nilai tersebut sebagai bagian dari

budaya mereka seiring dengan perkembangan bangsa dan negara.

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1) menganalisis lebih dalam mengenai alasan-alasan masyarakat Korea mempertahankan

etos kerja sinbaram sebagai budaya dan nilai ideal hidup mereka.

2) Diharapkan dapat memberikan hal positif kepada pembaca dan penulis tentang reputasi

baik Korea atas etos kerja mereka dalam dunia internasional.

Etos kerja ..., Dini Septa Ariani, FIB UI, 2013

Page 4: Di KALANGAN PEKERJA KOREA SELATAN - OPAC - …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20352250-MK-Dini Septa... · diberbagai penjuru dunia, ... negara yang kuat secara ekonomi dan memiliki

4

Manfaat penelitian ini adalah untuk memetik nilai positif dari salah satu nilai budaya

masyarakat Korea dalam hal etos kerja mereka sehingga dapat memperkaya nilai-nilai yang

penulis dan pembaca miliki di tengah-tengah beragamnya nilai budaya Indonesia.

Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan metode kualitatif berupa studi dokumenter dan studi

kasus. Penulis melakukan teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis

dokumen-dokumen serta menggabungkannya dengan studi kasus-kasus berkaitan yang terjadi

dalam lingkungan masyarakat. Dokumen yang dianalisis kemudian dibandingkan dan

dipadukan membentuk satu hasil kajian yang sistematis, padu dan utuh. Ruang lingkup

penelitian dibatasi pada kalangan pekerja Korea di berbagai sektor lingkungan kerja dan posisi

yang berbeda.

Proses Pengumpulan Data meliputi:

1) Wawancara.

Dalam melakukan penelitian ini, penulis melakukan wawancara mendalam (in-dept interview)

di mana penulis menggali informasi secara mendalam dengan cara terlibat langsung dengan

kehidupan informan dan mewawancarai secara bebas tanpa pedoman pertanyaan yang disiapkan

sebelumnya dan dilakukan berkali-kali terhadap informan-informan yang berbeda.

2) Studi pustaka

Studi pustaka yang digunakan meliputi buku-buku, jurnal serta tesis-tesis penelitian sebelumnya

yang terkait dengan judul penelitian yang penulis ambil.

3) Observasi.

Penulis menggunakan metode observasi partisipasi dan observasi tidak terstruktur (Bungin

2007: 115-117). Observasi partisipasi dilakukan dengan menghimpun data penelitian melalui

pengamatan dan penginderaan dimana penulis terlibat dalam keseharian informan. Sedangkan

Etos kerja ..., Dini Septa Ariani, FIB UI, 2013

Page 5: Di KALANGAN PEKERJA KOREA SELATAN - OPAC - …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20352250-MK-Dini Septa... · diberbagai penjuru dunia, ... negara yang kuat secara ekonomi dan memiliki

5

observasi tidak terstruktur dilakukan tanpa menggunakan pedoman observasi sehingga penulis

mengembangkan pengamatannya berdasarkan perkembangan yang terjadi di lapangan.

Tinjauan Teoretis

Etos Kerja

Etos berasal dari bahasa Yunani (ethos) yang berarti sikap, kepribadian, watak, karakter,

serta keyakinan atas sesuatu. Sikap ini tidak hanya dimiliki oleh individu, tetapi juga oleh

kelompok bahkan masyarakat. Etos dibentuk oleh berbagai kebiasaan, pengaruh budaya, serta

sistem nilai yang diyakininya.

Etos berada pada lingkaran etika dan logika yang bertumpu pada nilai-nilai dalam

hubungannya dengan pola tingkah laku dan rencana manusia. Etos pada prinsipnya

menggambarkan sikap dasar manusia, sebagai sesuatu yang lahir dari dalam dirinya yang

dipancarkan ke dalam hidup dan kehidupannya.

Kerja adalah suatu aktivitas yang menghasilkan suatu karya. Karya yang dimaksud,

berupa segala yang dihasilkan untuk memenuhi kebutuhan, dan selalu berusaha menciptakan

karya-karya lainnya. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005 : 554), kerja secara

etimologi diartikan sebagai: (1). kegiatan melakukan sesuatu, (2). sesuatu yang dilakukan

untuk mencari nafkah.

Mencermati pengertian di atas, apabila kedua kata itu yakni etos dan kerja, digabungkan

menjadi satu yaitu etos kerja, akan memberikan pengertian lain. Beberapa pengertian akan

etos kerja antara lain:

1) dasar motivasi yang terdapat dalam budaya suatu masyarakat, yang menjadi

penggerak batin anggota masyarakat untuk melakukan suatu kerja,

2) nilai-nilai tertinggi dalam gagasan budaya masyarakat terhadap kerja yang menjadi

penggerak batin masyarakat untuk melakukan kerja,

3) Pandangan hidup yang khas dari suatu masyarakat terhadap kerja yang dapat

Etos kerja ..., Dini Septa Ariani, FIB UI, 2013

Page 6: Di KALANGAN PEKERJA KOREA SELATAN - OPAC - …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20352250-MK-Dini Septa... · diberbagai penjuru dunia, ... negara yang kuat secara ekonomi dan memiliki

6

mendorong keinginan untuk melakukan pekerjaan,

4) konsep tentang kerja atau paradigm kerja yang diyakini oleh seseorang atau

sekelompok masyarakat sebagai baik dan benar yang diwujudkan melalui perilaku

kerja mereka secara khas(Sinamo, 2003:2)

Etos kerja dianggap sebagai aspek signifikan yang merekfleksikan sikap dan perilaku

pekerja terhadap suatu pekerjaan serta merupakan sebuah faktor yang mempengaruhi

produktivitas organisasi sekaligus pencapaian seseorang dalam bekerja. Meskipun telah

dibuktikan adanya hubungan jelas antara etos kerja dan produktivitas dalam sebuah organisasi

(Berniker, 1993; Hamilton-Attwell, 1998), merupakan hal yang sulit untuk berurusan dengan

etos kerja karena mencakup orientasi budaya seseorang.

Etos kerja didefinisikan sebagai “sebuah norma budaya yang menyokong rasa tanggung

jawab pribadi dan pekerjaan yang dilakukan seseorang serta berdasarkan keyakinan bahwa

setiap pekerjaan memiliki nilai yang hakiki“ (Hill, 1997:3). Karena merupakan sebuah norma

budaya, seseorang yang berada dalam batasan budaya tertentu secara logis akan memunculkan

karakteristik etos kerja yang unik dan berbeda. Orientasi budaya yang unik dan berbeda

tersebut menyebabkan perbedaan dari nilai-nilai, sikap dan perilaku seseorang yang berkaitan

dengan etos kerja mereka.

Etos kerja merupakan karakteristik pribadi atau kelompok masyarakat yang dipengaruhi

oleh orientasi nilai-nilai budaya mereka, yang mana dari nilai budaya itulah yang membentuk

etos kerja masing-masing individu dan masyarakat. Dalam kasus ini, pembentukan etos kerja

orang Korea juga tidak luput dari pengaruh nilai-nilai budaya serta sejarah pembentukan

bangsa Korea yang terus berkembang mengantarkan mereka pada Korea yang sekarang.

Nilai-nilai itu lahir dalam masyarakat dan tertanam dalam individu-individu yang hidup dan

berkembang dalam masyarakat tersebut. Etos kerja yang berisikan nilai-nilai tersebut pun

menjadi dasar dalam praktik kehidupan masyarakat Korea dalam segala aspek sehingga

pelaksanaanya sudah dianggap sebagai nilai yang ideal.

Etos kerja ..., Dini Septa Ariani, FIB UI, 2013

Page 7: Di KALANGAN PEKERJA KOREA SELATAN - OPAC - …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20352250-MK-Dini Septa... · diberbagai penjuru dunia, ... negara yang kuat secara ekonomi dan memiliki

7

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Latar Belakang Sejarah, Budaya dan Sosial Etos Kerja Korea

Korea telah berhasil mencapai pertumbuhan ekonomi yang luar biasa sejak tahun 1970an.

Kisah sukses Korea bersamaan dengan Hong Kong, Singapura dan Taiwan telah dikenal oleh

masyarakat dunia, mendemonstrasikan performa kuat dengan indikator yang sangat luas.

(World Bank, 1993).

Tingginya produktivitas pekerja industri Korea telah dihubungkan sebagai faktor utama

yang mengantarkan negara mereka menjadi salah satu dari empat naga Asia, negara-negara

yang dianggap berhasil mencapai keajaiban ekonomi sejak tahun 1970an. Untuk terus

memacu proses keberlangsungan industri, pekerja-pekerja baru diharuskan untuk dapat

menerima norma industri akan disiplin kerja, ketepatan dan langkah mesin (Moore, 1965).

Sebelum industrialisasi berkembang, pertanian dianggap sebagai aktivitas ekonomi

primer yang dikejar oleh sebagian besar orang, di mana di sisi lain perdagangan dihubungkan

sebagai sumber kerusakan moral dan ketamakan. Selama masa penjajahan Jepang (1910-

1945), persepsi negatif terhadap perdagangan ini tetap tidak berubah. Korea terus menolak diri

dari aktivitas industri karena mereka khawatir jika pekerjaan mereka hanya akan

menguntungkan bagi ekonomi Jepang saja (Juhn, 1977). Meskipun masa penjajahan Jepang

berakhir ditahun 1945 dengan Perang Dunia II, aktivitas produksi Korea hancur karena Jepang

menarik diri dari sebagian besar kegiatan industri. Yang semakin memperburuk keadaan

adalah pecahnya Perang Korea (1950-1953) yang menghancurkan infrastruktur industri,

membagi negara menjadi Utara dan Selatan, dan mengantarkan Korea pada kemerosotan

ekonomi (Kim & Park, 2003).

Apa yang menjadi titik balik dalam sejarah ekonomi Korea adalah pada masa

pemerintahan Park Chung Hee (1962-1976) yang membawa stabilitas politik dan pencapaian

ekonomi negara yang luar biasa. Pemerintah menekankan peran manajemen pusat yang kuat,

memastikan partisipasi aktif dari para pekerja yang ikut serta dalam transisi sikap acuh tak

acuh tradisional akan keja manual menuju komitmen individu terhadap kerja industri (Kim &

Etos kerja ..., Dini Septa Ariani, FIB UI, 2013

Page 8: Di KALANGAN PEKERJA KOREA SELATAN - OPAC - …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20352250-MK-Dini Septa... · diberbagai penjuru dunia, ... negara yang kuat secara ekonomi dan memiliki

8

Park, 2003). Demi menciptakan kekuatan kerja, pemerintah menaikkan kerja ke posisi

dimana kerja industri dan tujuan ekonomi diasosiasikan dengan aspirasi nasional, meliputi

pertahanan melawan komunis utara, solusi akan kemiskinan dan peningkatan kedaulatan.

Nilai-nilai nasionalisme dan konfusianisme memberikan dukungan dan landasan ideologi

untuk perkembangan etos kerja yang diperlukan dalam upaya transformasi industri Korea

(Kim & Park, 2003). Sama seperti negara-negara Asia Timur lainnya, tradisi Konfusianisme

Korea menyediakan dasar budaya dan institusional untuk kapitalisme korea dan ideologi kerja.

Nilai-nilai Konfusianisme dikarakteristikan dengan hormat kepada yang berkuasa dan yang

lebih tua, setia dan penekanan pada pentingnya pendidikan dan ketekunan (Kim & Park,

2003). Nilai-nilai ini dipindahkan ke struktur baru dalam reorganisasi keadaan industri.

Paternalisme domestik diadaptasikan ke subordinasi perusahaan, kesetiaan pada keluarga

ditransformasikan kedalam kesetiaan pada perusahaan, ketekunan akan pendidikan

ditransformasikan pada kerja keras seseorang akan pekerjaan mereka (Kim & Park, 2003).

Nilai-nilai konfusianisme tergabung dalam etos kerja yang baru berkembang, membantu

membentuk kekuatan kerja yang setia, terlatih dan tekun di Korea. Karena kesetiaan

ditekankan sama bagi semua orang dalam setiap level di lingkungan kerja, dimana masing-

masing individu diharapkan untuk menunjukkan kesetiaan tertinggi mereka pada kepentingan

perusahaan dan benar-benar mengidentifikasikan pada tujuan perusahaan (Kim & Park, 2003).

Sinbaram

Sinbaram terdiri dari kata sin yang berarti dewa dan kata baram yang berarti angin.

Secara etimologi sinbaram dapat diartikan sebagai suatu keadaan dimana seseorang

melakukan kegiatan dengan sungguh-sungguh dan ceria karena adanya dewa yang merasuki

tubuh seseorang tersebut.

Istilah sinbaram sebenarnya tidak hanya digunakan dalam ruang lingkup pekerjaan saja.

Sinbaram bagaikan suatu nilai yang dimiliki oleh orang Korea dan diterapkan dalam

melakukan berbagai aktifitas kehidupan. Sinbaram sangat melekat dalam diri rakyat Korea

Etos kerja ..., Dini Septa Ariani, FIB UI, 2013

Page 9: Di KALANGAN PEKERJA KOREA SELATAN - OPAC - …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20352250-MK-Dini Septa... · diberbagai penjuru dunia, ... negara yang kuat secara ekonomi dan memiliki

9

dan sering digunakan sehingga istilah sinbaram ini sedikit banyak dapat menjelaskan

karakteristik dari orang Korea terutama dalam hal ini akan etos kerja sinbaram mereka.

Dari berbagai pengertian di atas, dapat dimengerti bahwa etos kerja sinbaram merupakan

suatu perwujudan etos kerja keras dalam melakukan segala sesuatu dengan sungguh-sungguh

dan ceria. Etos kerja sinbaram ini merupakan suatu bentukan nilai dan budaya yang

dipengaruhi oleh berbagai faktor yang telah terjadi dalam masyarakat Korea. Etos ini juga

sudah sangat melekat dalam jati diri orang Korea. Terutama berkat etos kerja sinbaramlah

Korea dapat menjadi negara dengan kekuatan ekonomi besar seperti sekarang ini. Etos kerja

sinbaram dilengkapi dengan semangat kolektif yang dimiliki Korea benar-benar menjadi

tulang punggung pertumbuhan ekonomi Korea.

Berdasarkan sejarah, Korea telah mengalami banyak pengalaman pahit yang mengancam

keberadaan mereka antara lain berupa dominasi cina, serangan tentara mongol, penjajahan

Jepang dan perang saudara dengan Korea Utara. Korea harus bertahan dan melalui masa-masa

memilukan ini yang dikemudian hari turut berpengaruh kuat dalam pembentukan etos dari

rakyat mereka. Peristiwa sejarah tertentu dapat sangat berpengaruh terhadap pembentukan

etos suatu bangsa. Hal ini terlihat jelas terhadap Korea pada masa penjajahan Jepang.

Kemerdekaan Korea dari Jepang tidak dengan serta-merta mengubah karakter negatif yang

telah ditanamkan oleh Jepang terhadap rakyat Korea selama masa kolonial. Pada awal tahun

1960-an rakyat Korea masih digambarkan secara negatif oleh pihak Jepang sebagai

masyarakat feodal, irasional, pengecut, kasar dan tidak berpendidikan. Karya sastra Jepang

yang beredar pada masa tersebut terus melukiskan Korea dengan karakter negatif seperti itu.

Pembentukan etos baru Korea muncul seiring dengan pencapaian kemajuan ekonomi

pada tahun 1980-an. Dengan pencapaian kemajuan ekonomi tersebut, meskipun terdapat

kritik diri seperti sikap kurang peduli para kaum muda dan hidup mereka yang sangat

konsumtif karena kekayaan yang berhasil didapatkannya, muncul sebuah karakter positif baru

seperti rasa percaya diri dan rasa bangga di bawah slogan “kita pasti bisa“. Mulai

bermunculan istilah-istilah baru yang menggambarkan etos kerja Korea dalam konteks ini di

Etos kerja ..., Dini Septa Ariani, FIB UI, 2013

Page 10: Di KALANGAN PEKERJA KOREA SELATAN - OPAC - …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20352250-MK-Dini Septa... · diberbagai penjuru dunia, ... negara yang kuat secara ekonomi dan memiliki

10

masyarakat. Istilah “sinbaram“ sering digunakan dalam menggambarkan etos kerja Korea

dalam melakukan hal dengan sungguh-sungguh dan ceria dan workaholic.

Salah satu alasan Korea mempertahankan etos kerja sinbaram sebagai budaya dan nilai

ideal adalah semangat patriotisme. Rakyat Korea percaya bahwa tanpa karakter dan etos

kerja sinbaram yang mereka miliki, bangsa mereka tidak akan pernah bisa maju dan

mengejar ketertinggalan dari negara tetangganya terutama Jepang. Penjajahan 35 tahun pada

masa lalu semakin menjadi cambuk bagi rakyat Korea untuk bertindak cepat dalam

mengambil tindakan. Mereka harus berbenah diri dan bertindak lebih cepat daripada negara

lain karena disaat yang sama dimana negara-negara lain sudah mulai berkembang dan maju,

Korea baru saja lepas dari penjajahan Jepang dan keadaan negara masih dalam keadaan

porak-poranda.

Terlebih lagi dengan kondisi geografis yang kurang menguntungkan, tidak banyak

sumber daya alam yang dapat digunakan untuk kepentingan rakyat dan negara. Hanya

sumber daya manusialah yang mereka punya sehingga hanya sumber daya manusia itulah

yang dapat mereka maksimalkan dengan menekankan pada efisiensi waktu. Segala sesuatu

harus dilakukan dengan cepat-cepat atau ppalli ppalli. Semakin cepat suatu pekerjaan dapat

diselesaikan, maka akan semakin banyak pekerjaan baru yang dapat dilaksanakan meskipun

terkadang pekerjaan yang dilaksanakan dengan cepat-cepat dan terburu-buru tersebut tidak

memberikan hasil yang maksimal.

Ini sebagai dikemukakan oleh Kim U-Jung, pendiri Daewoo, salah satu konglomerat

Korea yang menekankan akan pentingnya semangat patriotism dalam usaha, “Our firm exists

for the people and nation.We have worked like crazy and we have come to live like this. But

it was not because we wanted individual reward that we worked. It was the sense of

achievement and patriotism that we are contributing to national development”.

Sebagian besar pekerja juga mengaitkan patriotisme terhadap pekerjaan mereka.

Perusahaan di mana ia bekerja dianggap sebagai keluarga dan hidup mereka. Mereka sering

mengklaim bahwa kekuatan ekonomi yang mereka peroleh hingga saat ini tidak akan

mungkin dicapai tanpa para pekerja yang tidak pulang kerumah hingga setelah pukul sepuluh

Etos kerja ..., Dini Septa Ariani, FIB UI, 2013

Page 11: Di KALANGAN PEKERJA KOREA SELATAN - OPAC - …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20352250-MK-Dini Septa... · diberbagai penjuru dunia, ... negara yang kuat secara ekonomi dan memiliki

11

malam. Mereka harus bekerja keras, mengutamakan kepentingan negara diatas kepentingan

pribadi mereka.

Konsep Kolektifitas Kerja dan Penekanan Akan Hubungan Harmonis Antar-Sesama

Etos kerja Korea mengutamakan kepentingan komunitas diatas kehidupan pribadi.,

dimana komitmen bekerja dalam suatu organisasi atapun perusahaan mendapat prioritas lebih

besar dibandingkan kehidupan keluarga maupun kehidupan pribadi seseorang. Sebuah

perusahaan dimana mereka bekerja tidak dilihat sebagai sebuah tempat dimana seseorang

bertujuan untuk memaksimalkan keuntungan sesuai kehendak dan demi urusan pribadi

masing-masing. Perusahaan dipandang sebagai sebuah jaringan hubungan antar

manusia.Setiap anggota dari perusahaan saling bergantung satu sama lain dan pekerjaan

seseorang tidak dipandang terpisah satu sama lain dengan pekerjaan orang lainnya.

Dalam kehidupan perkantoran, mereka berusaha untuk menyelesaikan pekerjaan sebelum

pulang kerumah meskipun mereka harus pulang telat karena kalau tidak demikian, maka

orang lain harus menyelesaikan pekerjaan mereka. Merupakan suatu hal yang dianggap egois

apabila seseorang pulang pada jam pulang kerja tanpa menyelesaikan pekerjaan mereka.

Para pekerja di Korea, mereka bekerja secara resmi delapan jam per-hari dari senin

hingga jumat dan empat jam pada hari Sabtu. Namun dalam praktiknya, mereka bekerja lebih

lama dari jam tersebut. Berdasarkan data dari OECD Factbook 2009, pada tahun 2007 orang

Korea bekerja sebanyak 2,316 jam, terpanjang dibandingkan negara OECD lainnya dan 548

jam lebih dari rata-rata 1,768 jam. Dalam hal delapan jam setiap hari kerja, hal ini berarti

bahwa Korea bekerja 69 hari lebih panjang dibandingkan negara anggota lainnya. Belanda

merupakan yang terpendek dengan total 1,392 jam, Jepang dengan 1,785 jam dan Amerika

dengan 1,794 jam. (The Cholsunilbo, 07 April 200, 07:39 KST). Ketika perusahaan sibuk,

sudah menjadi hal yang umum untuk bekerja hingga pukul sepuluh atau hingga tengah

malam. Meski pada saat dimana tidak banyak pekerjaan yang harus dilakukan, mereka

terbiasa tetap berada di perusahaan sekitar satu jam setelah waktu pulang kerja, hingga pukul

delapan atau sembilan malam. Mereka sering menghabiskan waktu setelah pulang kerja

dengan rekan kerja di bar atau restoran. Penekanan terhadap hubungan harmonis antar-sesama

Etos kerja ..., Dini Septa Ariani, FIB UI, 2013

Page 12: Di KALANGAN PEKERJA KOREA SELATAN - OPAC - …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20352250-MK-Dini Septa... · diberbagai penjuru dunia, ... negara yang kuat secara ekonomi dan memiliki

12

di tempat kerja menjelaskan mengapa sebagian besar pekerja Korea banyak menghabiskan

waktu berjam-jam bersosialisai dengan sesama rekan kerja mereka sehabis pulang kerja. Ide

akan pengembangan hubungan pribadi dalam lingkungan kerja mungkin akan tampak asing

bagi mereka yang tidak terbiasa dengan budaya Korea. Membangun kepercayaan diantara

sesame pekerja dalam sebuah organisasi merupakan hal yang krusial bagi orang Korea, baik

didalam maupun diluar lingkungan kerja. Apabila hubungan antar-pekerja harmonis dan

berjalan dengan baik akan berdampak baik pula bagi perusahaan. Apabila perusahaan berjalan

dengan baik, maka pekerja lah yang nantinya juga akan merasakan dampak baik tersebut.

Korea tidak mengutamakan kompetisi antar-individu dalam budaya perusahaan mereka.

Memiliki hubungan harmonis dengan anggota lainnya lebih diutamakan dibandingan menjadi

sebuah individu yang sangat menonjol dan cemerlang. Seseorang harus bisa menjadi

seseorang yang dibutuhkan oleh suatu organisasi yang menaungi mereka. Mereka harus

memiliki sensitifitas dan tanggung jawab untuk bisa berbaur dan bekerja sama dengan

anggota lainnya dibandingkan saling mendahului antar-anggota. Perkembangan organisasi

akan membantu perkebangan individu. Solidaritas antar-anggota akan membantu

perkembangan organisasi. Merupakan suatu hal yang tidak begitu berguna bagi suatu

perusahaan dengan menempatkan seseorang yang sangat cemerlang untuk suatu posisi

tertentu. Perusahaan akan semakin kuat apabila masing-masing anggota bekerja dengan

harmonis. Jika seseorang yang sangat cemerlang maju seorang diri dengan cepat, dia akan

cenderung mendapat banyak musuh. Ketika orang tersebut membuat kesalahan nantinya

dikemudian hari, hal tersebut justru akan berakibat fatal baik bagi individu tersebut maupun

bagi perusahaan. Suatu organisasi dan perusahaan tidak mau menempatkan orang seperti itu

pada posisi penting.

Kesimpulan

Dapat terlihat dengan jelas bahwa untuk dapat bertahan hidup di Korea, seseorang harus

selalu bergerak cepat dalam melakukan segala hal. Kalau tidak demikian, seseorang tidak

hanya akan diam di tempat namun dapat terdorong mundur kebelakang. Kenangan pahit

Etos kerja ..., Dini Septa Ariani, FIB UI, 2013

Page 13: Di KALANGAN PEKERJA KOREA SELATAN - OPAC - …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20352250-MK-Dini Septa... · diberbagai penjuru dunia, ... negara yang kuat secara ekonomi dan memiliki

13

masa lalu semakin menguatkan Korea untuk terus mempertahankan etos kerja sinbaram yang

telah menyelamatkan mereka dari masa-masa kelam terdahulu. Mereka telah membuktikan

bahwa meskipun dengan kondisi geografis yang kurang menguntungkan pun mereka masih

bisa memaksimalkan sumber daya manusia yang mereka miliki untuk berjuang memajukan

bangsanya. Dapat dikatakan bahwa etos dan semangat orang Korea sekeras baja yang mereka

produksi.

Semangat kerja sebagai tim dan loyalitas pekerja sangat berperan dalam meningkatkan

kinerja ekonomi negara itu. Para pekerja Korea umumnya bekerja beberapa jam lebih panjang

dari negara maju lainnya, bahkan ada kecenderungan terus meningkat. Tahun 2007,

berdasarkan laporan tahun 2008 Organisasi Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (OECD),

rata-rata pekerja Korea bekerja 2.261 jam per tahun atau 200 jam lebih tinggi dibanding 1994.

Ini jauh melampaui sebagian besar dari 22 negara maju yang tergabung dalam OECD. Rata-

rata pekerja Jepang misalnya, hanya sekitar 1.800 jam per tahun dimana pekerja di AS berada

jauh dibawah itu.

Kini Korea telah menjadi sebuah negara dengan kekuatan ekonomi yang besar dan

tidak dapat dipandang sebelah mata. Sehingga untuk tetap mempertahankan keberhasilan

yang telah mereka raih tersebut, rakyat Korea berkeyakinan bahwa mereka harus tetap bisa

mempertahankan etos kerja sinbaram yang selama ini telah mengantarkan bangsa mereka

kepintu kejayaan yang mereka rasakan saat ini.

Dapat ditarik kesimpulan bahwa etos kerja sinbaram ini bukanlah sekedar ungkapan

yang dapat dicari pengertian dan pemahamannya melalui penjelasan linguistik semata.

Terdapat nilai-nilai budaya yang tertanam kuat dan tergambarkan dalam etos kerja orang

Korea. Nilai-nilai tersebut terbentuk melalui proses yang sangat panjang dan tak luput dari

pengaruh sejarah berdirinya bangsa Korea terdahulu. Nilai-nilai tersebut telah menjadi nilai

yang dianggap ideal karena mereka lahir dan membentuk masyarakat Korea itu sendiri serta

terus melekat dalam masing-masing individu dalam perkembangannya.

Etos kerja ..., Dini Septa Ariani, FIB UI, 2013

Page 14: Di KALANGAN PEKERJA KOREA SELATAN - OPAC - …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20352250-MK-Dini Septa... · diberbagai penjuru dunia, ... negara yang kuat secara ekonomi dan memiliki

14

Daftar Pustaka

Ann Wan Seng. (2006). Rahasia Bisnis Orang Korea, Keajaiban Ekonomi di Sungai

Han. Jakarta: Hikmah.

Berniker, E. (1993). “Productivity and its rewards: Toward a new work ethic”. Employee

Responsibilities & Rights Journal, 6(2), 161-170.

Bungin, M. Burhan. (2007). Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan

Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Chang, Yun-Shik and Steven Hugh Lee. (2006). Transformation in Tweentieth Century

Korea. New York: Routledge.

Han Kyung-Koo et al. (2003). Korean Anthropology: Contemporary Korean Culture in

Flux. New Jersey: Hollym International Corp.

Hamilton-Attwell, A. (1998). “Productivity and work ethic”. Work study, 47(3), 79-86.

Hill, R. B. (1997). “Demographic differences in selected work ethic attributes”. Journal

of Career Development, 24(1), 3-23.

Hofstede, Geert. (1980). Culture’s Consequences, International Differences In Work

Related Values. Beverly Hills, London: Sage.

Hofstede, G. (2001). Culture’s Consequences: Comparing Values, Behaviours,

Institutions, and Organizations across Nations, 2nd edn. Newbury Park, CA: Sage.

Juhn, D. S. (1977). “Nationalism and Korean businessmen under Japanese colonial rule”.

Korea Journal, 17(1), 4-11.

Kim, A. E., & Park, G. (2003). “Nationalism, Confucianism, work ethic and

industrialization in South Korea”. Journal of Contemporary Asia, 33(1), 37-49.

Etos kerja ..., Dini Septa Ariani, FIB UI, 2013

Page 15: Di KALANGAN PEKERJA KOREA SELATAN - OPAC - …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20352250-MK-Dini Septa... · diberbagai penjuru dunia, ... negara yang kuat secara ekonomi dan memiliki

15

Moore, W. E. (1965). The impact of industry. Englewood Cliffs, NJ: Prentice-Hall.

Vroom H. Victor. (1995). Work and Motivation. San Fransisco: Jossey-Bay Publisher.

World Bank (1993) The East Asian miracle: Economic growth and public policy. New

York: Oxford University Press (A World Bank Policy Research Report).

http://www.justlanded.com/english/South-Korea/South-Korea-Guide/Jobs/Working-in-

South-Korea diunggah pada 19 Oktober 2012 3:45 PM

http://english.chosun.com/site/data/html_dir/2009/04/07/2009040761002.html diunggah

pada 19 Oktober 2012 4:23 PM

Etos kerja ..., Dini Septa Ariani, FIB UI, 2013

Page 16: Di KALANGAN PEKERJA KOREA SELATAN - OPAC - …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20352250-MK-Dini Septa... · diberbagai penjuru dunia, ... negara yang kuat secara ekonomi dan memiliki

16

Etos kerja ..., Dini Septa Ariani, FIB UI, 2013

Page 17: Di KALANGAN PEKERJA KOREA SELATAN - OPAC - …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20352250-MK-Dini Septa... · diberbagai penjuru dunia, ... negara yang kuat secara ekonomi dan memiliki

Etos kerja ..., Dini Septa Ariani, FIB UI, 2013

Page 18: Di KALANGAN PEKERJA KOREA SELATAN - OPAC - …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20352250-MK-Dini Septa... · diberbagai penjuru dunia, ... negara yang kuat secara ekonomi dan memiliki

Etos kerja ..., Dini Septa Ariani, FIB UI, 2013

Page 19: Di KALANGAN PEKERJA KOREA SELATAN - OPAC - …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20352250-MK-Dini Septa... · diberbagai penjuru dunia, ... negara yang kuat secara ekonomi dan memiliki

Etos kerja ..., Dini Septa Ariani, FIB UI, 2013

Page 20: Di KALANGAN PEKERJA KOREA SELATAN - OPAC - …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20352250-MK-Dini Septa... · diberbagai penjuru dunia, ... negara yang kuat secara ekonomi dan memiliki

Etos kerja ..., Dini Septa Ariani, FIB UI, 2013