Di Indonesia sudah banyak sekali penggunaan tanaman obat yang telah

digunakan untuk tujuan pengobatan, yang terkait bahwa obat herbal itu lebih baik

dari pada obat kimia. Mungkin hal ini adalah paradigma dari masyarkat sendiri

yang meyakini hal tersebut dikarenakan herbal itu sendiri berasal dari tanaman,

dan tanaman itu dari alam. Sehingga masyarakat memahami obat herbal itu bagi

tubuh akan bekerja secara natural dan alami. Dari beberapa penelitian tentang

tanaman obat / herbal dengan menjelaskan bahwa tanaman obat juga dapat

menyembuhkan penyakit. Sehingga semakin maju era pendidikan dunia, maka

akan semakin banyak penelitian untuk menemukan tanama-tanaman yang dapat

dijadikan herbal alami.

Saat ini pemerintah Indonesia mulai memberikan perhatian pada

pengembangan obat herbal dengan langkah baik untuk menerapkan standarisasi

bagi jamu dan obat herbal. Seperti yang sudah tercantum dalam UU No 23 tahun

1992 pasal 47 tentang pengobatan tradisional dan dalam Kepmenkes No

1076/SK/VII 2003 tentang penyelenggaraan pengobatan tradisional yang

menggunakan tanaman obat-obatan. Dan diperkuat dengan Kepmenkes No

381/MENKES/SK/III/2007 tentang kebijakan obat tradisional Indonesia (BPOM,

2003).

Penelitian-penelitian di Indonesia tentang tanaman obat Indonesia, sampai

saat ini masih dalamh lingkup efek farmakologis dari obat tersebut terhadap suatu

penyakit. Dengan kata lain, para peneliti Indonesia masih belum melakukan

penelitian tentang efek suatu tanaman obat / jamu Indonesia terhadap

mikroflora intestinal. Dari beberapa Negara seperti Cina, Korea, India, dan

Srilangka yang menggunakan pengobatan dengan herbal / jamu di dalam

pelayanan kesehatan mereka, belum pernah dilaporkan efek dari tanaman herbal

tersebut terhadap mikroflora intestinal.

Dari hal-hal di atas