di balik proses pembuatan sabun dan deterjen · pdf filedi balik proses pembuatan sabun dan...

3
Di Balik Proses Pembuatan Sabun dan Deterjen Rabu, 06 Januari 2010 13:19 Bagaimana cara orang membuat sabun?! Setiap sabun dibuat melalui reaksi antara lemak dengan bahan yang disebut alkali/basa yang sangat kuat. Keadaan serba kotor yang dijumpai dalam pembuatan sabun bertentangan sekali dengan penggunaannya sebagai pembersih. Sabun yang ditemukan pertama kali oleh bangsa Arab pada abad ke-19, pada dasarnya terbuat dari proses pencampuran (safonifikasi) soda kaustik dengan minyak nabati (minyak tumbuh–tumbuhan) atau minyak hewani (minyak yang berasal dari lemak hewan). Mengingat sifat sabun yang berasal dari bahan alami, masyarakat pengguna yang mengkonsumsi sabun pun nyaris tak mengalami gangguan seperti alergi atau kerusakan pada kulitnya. Sabun sebagai bahan pembersih yang berbentuk cair maupun padat, bisa digunakan untuk mandi, mencuci pakaian, atau membersihkan peralatan rumah tangga. Orang–orang Romawi pada zamannya membuat sabun dengan cara sebagai berikut : Batu kapur dipanaskan untuk menghasilkan kapur. Kapur yang basah ditaburkan di atas abu kayu yang masih panas kemudian diaduk sampai rata. Selanjutnya, dengan sebuah sekop, orang menyendok bubur kelabu yang dihasilkan ke dalam sebuah bejana berisi air panas dan mendidihkannya dengan tambahan beberapa potong lemak domba selama beberapa jam. Ketika lapisan buih berwarna cokelat kotor yang tebal terbentuk di permukaannya, dan menjadi keras setelah dingin, mereka memotong–motong lapisan keras tadi. Itulah sabun kita. Sabun masa kini terbuat dari macam–macam lemak, termasuk lemak daging sapi dan anak domba, juga minyak kelapa, minyak biji kapas, dan minyak zaitun. Alkali yang digunakan dalam pembuatan sabun sekarang biasanya bahan yang disebut Lye (soda api atau natrium hidroksida). Kapur juga alkali yang mudah di dapat, sedangkan abu kayu kadang–kadang masih dipakai meski hanya sedikit karena bahan ini mengandung kaliu m karbonat yang bersifat basa. 1 / 3

Upload: ngohuong

Post on 06-Feb-2018

243 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Di Balik Proses Pembuatan Sabun dan Deterjen · PDF fileDi Balik Proses Pembuatan Sabun dan Deterjen Rabu, 06 Januari 2010 13:19 Molekul sabun mempertahankan beberapa ciri kedua orangtuanya

Di Balik Proses Pembuatan Sabun dan DeterjenRabu, 06 Januari 2010 13:19

Bagaimana cara orang membuat sabun?! Setiap sabun dibuat melalui reaksi antara lemakdengan bahan yang disebut alkali/basa yang sangat kuat. Keadaan serba kotor yang dijumpaidalam pembuatan sabun bertentangan sekali dengan penggunaannya sebagai pembersih.Sabun yang ditemukan pertama kali oleh bangsa Arab pada abad ke-19, pada dasarnya terbuatdari proses pencampuran (safonifikasi) soda kaustik dengan minyak nabati (minyaktumbuh–tumbuhan) atau minyak hewani (minyak yang berasal dari lemak hewan). Mengingat sifat sabun yang berasal dari bahan alami, masyarakat pengguna yangmengkonsumsi sabun pun nyaris tak mengalami gangguan seperti alergi atau kerusakan padakulitnya. Sabun sebagai bahan pembersih yang berbentuk cair maupun padat, bisa digunakanuntuk mandi, mencuci pakaian, atau membersihkan peralatan rumah tangga.

Orang–orang Romawi pada zamannya membuat sabun dengan cara sebagai berikut : Batukapur dipanaskan untuk menghasilkan kapur. Kapur yang basah ditaburkan di atas abu kayuyang masih panas kemudian diaduk sampai rata.

Selanjutnya, dengan sebuah sekop, orang menyendok bubur kelabu yang dihasilkan ke dalamsebuah bejana berisi air panas dan mendidihkannya dengan tambahan beberapa potong lemakdomba selama beberapa jam. Ketika lapisan buih berwarna cokelat kotor  yang tebal terbentukdi permukaannya, dan menjadi keras setelah dingin, mereka memotong–motong lapisan kerastadi.

Itulah sabun kita. Sabun masa kini terbuat dari macam–macam lemak, termasuk lemak daging sapi dan anak domba, juga minyak kelapa, minyak biji kapas, dan minyak zaitun. Alkali yangdigunakan dalam pembuatan sabun sekarang biasanya bahan yang disebut Lye (soda api ataunatrium hidroksida).

Kapur juga alkali yang mudah di dapat, sedangkan abu kayu kadang–kadang masih dipakaimeski hanya sedikit karena bahan ini mengandung kaliu m karbonat yang bersifat basa.

1 / 3

Page 2: Di Balik Proses Pembuatan Sabun dan Deterjen · PDF fileDi Balik Proses Pembuatan Sabun dan Deterjen Rabu, 06 Januari 2010 13:19 Molekul sabun mempertahankan beberapa ciri kedua orangtuanya

Di Balik Proses Pembuatan Sabun dan DeterjenRabu, 06 Januari 2010 13:19

Molekul sabun mempertahankan beberapa ciri kedua orangtuanya karena dibuat melaluipencampuran sebuah senyawa  organik (asam lemak) dengan sebuah senyawa anorganik(alkali). Molekul sabun mempunyai sebuah kaki organik yang bergandengan denganbahan–bahan organik berminyak, dan sebuah kaki anorganik yang senang bergandengandengan air.

Itu sebabnya sabun mempunyai kemampuan tiada banding dalam menarik kotoran berminyakdari tubuh atau pakaian ke dalam air. Sebagai bahan pembersih lainnya, deterjen merupakanbuah kemajuan teknologi yang memanfaatkan bahan kimia dari hasil samping penyulinganminyak bumi, ditambah dengan bahan kimia lainnya seperti fosfat, silikat, bahan pewarna, danbahan pewangi.

Sekitar tahun 1960-an, deterjen generasi awal muncul menggunakan bahan kimia pengaktifpermukaan (surfaktan) Alkyl Benzene Sulfonat (ABS) yang mampu menghasilkan busa. Namunkarena sifat ABS yang sulit diurai oleh mikroorganisme di permukaan tanah, akhirnyadigantikan dengan senyawa Linie Alkyl Sulfonat (LAS) yang diyakini relatif lebih akrab denganlingkungan.Bebera[a produk sabun zaman sekarang memang mencantumkan surfaktan LAS dan klaimmengandung enzim. Surfaktan (surface aactive agent)merupakan zat aktif permukaan yangmempuyai ujung berbeda yaitu hidrofil (suka air) dan hidrofob (suka lemak). Bahan aktif iniberfungsi menurunkan tegangan permukaan air sehingga dapat melepaskan kotoran  yangmenempel pada permukaan bahan, atau istilah teknisnya, ia berfungsi sebagai emulsifier,bahan pengemulsi.

Pada kondisi aerob (cukup oksigen dan mikroorganisme), LAS memang cepat terurai. Tetapi,Las tidak dapat terurai pada kondisi anaerob (tidak terdapat  udara). LAS yang tidak terurai inimemiliki efek sangat toksik bagi organisme (cukup dapat mematikan ikan dalam kadar 3-10mg/liter) dan bersifat bioakumulatif (tersimpan dalam jaringan_.

Beberapa produsen menambahkan enzim dengan maksud membantu menghilangkan nodaprotein, lemak, dan darah yang sukar dihilangkan melalui pencucian biasa. Tetapi, enzim hanyaakan sangat bermanfaat bila dipakai pada pencucian dengan air hangan.

Penggunaan sabun sebagai bahan pembersih yang dilarutkan dengan air di wilayahpegunungan atau daerah pemukiman bekas rawa sering tidak menghasilkan busa. Hal itudisebabkan oleh sifat sabun  yang tidak akan menghasilkan busa jika dilarutkan dalam air

2 / 3

Page 3: Di Balik Proses Pembuatan Sabun dan Deterjen · PDF fileDi Balik Proses Pembuatan Sabun dan Deterjen Rabu, 06 Januari 2010 13:19 Molekul sabun mempertahankan beberapa ciri kedua orangtuanya

Di Balik Proses Pembuatan Sabun dan DeterjenRabu, 06 Januari 2010 13:19

sadah (air yang mengandung logam –logam atau kapur). Tetapi, penggunaan deterjen denganair yang bersifat sadah, akan tetap menghasilkan busa yang berlimpah.

Sabun maupun deterjen yang dilarutkan dalam air pada proses pencucian, akan membentukemulsi bersama kotoran yang akan terbuang saat dibilas. Ada pendapat keliru bahwa semakinmelimpahnya busa air sabun akan membuat cucian menjadi lebih bersih.

Busa dengan luas permukaannya yang besar memang bisa menyerap kotoran debu, tetapidengan adanya surfaktan, pembersihan sudah dapat dilakukan tanpa perlu adanya busa. Busaitu sendiri merupakan indikator yang langsung dapat dilihat sebagai penyebab masalahlingkungan. Jadi, proses pencucian tidak bergantung ada atau tidaknya busa atau sedikit danbanyaknya busa yang dihasilkan.

Oleh : Siska Musiam-------------------Program Studi S-1 Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Unlam

3 / 3