dewan perwakilan rakyat republik indonesia laporan tim kunjungan

24
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA LAPORAN TIM KUNJUNGAN KERJA KOMISI VI DPR RI KE PROVINSI MALUKU PADA MASA RESES MASA PERSIDANGAN I TAHUN SIDANG 2014 2015 TANGGAL 8 DESEMBER 11 DESEMBER 2014 I. PENDAHULUAN A. DASAR KUNJUNGAN KERJA 1. Rapat Intern Komisi VI DPR-RI tanggal 5 November 2014 mengenai Program Kerja Komisi VI DPR-RI pada Masa Persidangan I Tahun Sidang 2014-2015. 2. Surat Tugas Nomor: ST/04/KOM.VI/DPR-RI/XI/2014 mengenai penugasan perjalanan dinas Kunjungan Kerja Komisi VI DPR-RI pada tanggal 8 sd. 11 Desember 2014 ke Maluku. 3. Rapat Koordinasi Komisi VI DPR-RI tanggal 3 Desember 2014 mengenai rapat koordinasi kunker dengan Para Penghubung Mitra Kerja Komisi VI DPR-RI. B. MAKSUD DAN TUJUAN Laporan ini dimaksudkan untuk menyampaikan pokok-pokok permasalahan sebagai hasil temuan Komisi VI DPR RI yang menyangkut bidang tugasnya selama Kunjungan Kerja ke Provinsi Maluku dalam rangka memenuhi salah satu fungsi Dewan sebagaimana diatur dalam Peraturan DPR RI tentang Tata Tertib dengan tujuan sebagai bahan masukan bagi Pemerintah untuk ditindaklanjuti sesuai ketentuan yang berlaku. C. SASARAN DAN OBYEK KUNJUNGAN KERJA Sasaran Kunjungan Kerja dititik beratkan pada aspek:

Upload: dinhkien

Post on 31-Dec-2016

228 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: dewan perwakilan rakyat republik indonesia laporan tim kunjungan

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

LAPORAN TIM KUNJUNGAN KERJA KOMISI VI DPR RI

KE PROVINSI MALUKU

PADA MASA RESES MASA PERSIDANGAN I

TAHUN SIDANG 2014 – 2015

TANGGAL 8 DESEMBER – 11 DESEMBER 2014

I. PENDAHULUAN

A. DASAR KUNJUNGAN KERJA

1. Rapat Intern Komisi VI DPR-RI tanggal 5 November 2014 mengenai

Program Kerja Komisi VI DPR-RI pada Masa Persidangan I Tahun

Sidang 2014-2015.

2. Surat Tugas Nomor: ST/04/KOM.VI/DPR-RI/XI/2014 mengenai

penugasan perjalanan dinas Kunjungan Kerja Komisi VI DPR-RI pada

tanggal 8 sd. 11 Desember 2014 ke Maluku.

3. Rapat Koordinasi Komisi VI DPR-RI tanggal 3 Desember 2014

mengenai rapat koordinasi kunker dengan Para Penghubung Mitra

Kerja Komisi VI DPR-RI.

B. MAKSUD DAN TUJUAN

Laporan ini dimaksudkan untuk menyampaikan pokok-pokok

permasalahan sebagai hasil temuan Komisi VI DPR RI yang menyangkut

bidang tugasnya selama Kunjungan Kerja ke Provinsi Maluku dalam rangka

memenuhi salah satu fungsi Dewan sebagaimana diatur dalam Peraturan

DPR RI tentang Tata Tertib dengan tujuan sebagai bahan masukan bagi

Pemerintah untuk ditindaklanjuti sesuai ketentuan yang berlaku.

C. SASARAN DAN OBYEK KUNJUNGAN KERJA

Sasaran Kunjungan Kerja dititik beratkan pada aspek:

Page 2: dewan perwakilan rakyat republik indonesia laporan tim kunjungan

1. Pengawasan Pelaksanaan Peraturan Perundang-undangan,

khususnya yang berkaitan dengan bidang mitra kerja Komisi VI

DPR RI.

2. Pengawasan terhadap kinerja lembaga-lembaga/badan yang

berada di dalam lingkup mitra kerja Komisi VI DPR RI.

3. Pengawasan terhadap implementasi Public Service Obligation

(PSO) dan pelaksanaan subsidi yang dilakukan oleh para Badan

Usaha Milik Negara (BUMN) di Provinsi Daerah Istimewa

Yogyakarta.

4. Pembahasan perkembangan daerah, khususnya yang terkait

dengan bidang tugas mitra kerja Komisi VI DPR RI.

5. Memonitor situasi lapangan serta menampung aspirasi yang

berkembang berkaitan dengan pengembangan industri, koperasi

dan UKM, penciptaan lapangan kerja, serta peningkatan

kesejahteraan masyarakat lokal.

Sedangkan obyek yang dikunjungi dan dibahas meliputi:

1. PT. Perum Pegadaian;

2. PT. Pertamina;

3. PT. PLN;

4. Bulog;

5. PPN (Pelabuhan Perikanan Nusantara) Ambon;

6. PTPN XIV;

7. PT. Pupuk Kaltim;

8. PT. Perikanan Nusantara;

9. PT. Pelni;

10. PT. ASDP;

11. PT. Garuda Indonesia;

12. PT. Pelindo IV;

13. Perbankan (Bank Indonesia, BRI, BNI, Bank Mandiri, BTN, BPD

Provinsi Maluku);

14. Pasar Tradisional Mardika;

15. UKM Kue tradisional dan tenun.

Page 3: dewan perwakilan rakyat republik indonesia laporan tim kunjungan

C. WAKTU DAN ACARA KUNJUNGAN KERJA

JADWAL ACARA KUNJUNGAN KERJA

KOMISI VI DPR-RI KE PROVINSI MALUKU

PADA R ESES MASA PERSIDANGAN I TAHUN SIDANG 2014-2015

TANGGAL 8 SD 11 DESEMBER 2014

NO HARI/TGL PUKUL A C A R A KETERANGAN

1.

Senin,

08-12-2014

07.15 WIB

Tim berkumpul di Bandara Soekarno-Hatta Terminal 2 F

Diatur oleh Set.

Komisi VI

08.15 WIB Tim take of dari Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta

menuju Bandara Pattimura dengan Pesawat Garuda

Indonesia GA

s.d.a

13.55 WIT Tiba di Bandara Pattimura, Maluku, istirahat sejenak di

VIP Room

Diatur Protokol

Pemda

14.30 WIT I S O M A

15.30 WIT Tim menuju Hotel Swiss Bell (Check In/Istirahat) s d a

19.00 WIT Tim menuju kantor Gubernur Maluku s.d.a

19.30 – 22.00

WIT

Pertemuan Tim Kunker Komisi VI DPR RI dengan

Gubernur Maluku, didampingi Bupati/ Walikota seluruh

Provinsi Maluku, Kepala Dinas Perindustri dan

Perdagangan, Kepala Dinas Koperasi dan UKM, Kepala

BKPMD, dan Kepala KADIN Daerah. (didahului makan

malam).

s.d.a

Page 4: dewan perwakilan rakyat republik indonesia laporan tim kunjungan

NO HARI/TGL PUKUL A C A R A KETERANGAN

2.

Selasa,

09 -12-

2014

06.00 - 08.00

WIT

Sarapan pagi

Diatur oleh Set.

Komisi VI

10.00 – 12.00

WIT

Tim melakukan kunjungan lapangan (on the spot) ke

UKM Binaan (Tenun, Kerajinan, dan Makanan Khas)

(diakhiri makan siang)

Diatur oleh Protokol

Pemda dan instansi

terkait

12.00- 13.00

WIT

I S O M A

13.00 – 14.00

WIT

Melakukan kunjungan ke Perum Pegadaian

14.00 – 17.00

WIT

Tim melakukan kunjungan lapangan (on the spot) PT.

Pertamina (Persero), Direksi PT. PLN (Persero)

17.00 WIT Tim kembali ke Hotel Swiss Bell (istirahat) s.d.a

19.00 – 21.00

WIT

Pertemuan dengan Para Direksi BUMN Perbankan

(Bank Indonesia, BNI, Mandiri, BTN,BRI) dan BPD Prov.

Maluku, didahului makan malam

s.d.a

3.

Rabu,

10-12-2014

06.00 - 08.00

WIT

Sarapan pagi. Diatur oleh Set.

Komisi VI

10.00 – 12.00

WIT

Tim melakukan peninjauan ke Bulog tempat

penyimpana/gudang beras (masalah Sistem Resi

Gudang), Direksi PTPN XIV (Perkebunan), Direksi PT.

Pupuk Indonesia dan Direksi Perikanan Nusantara

(Persero).

Diatur oleh Protokol

Pemda dan instansi

terkait

12.00 - 13.00

WIT

I s o m a s.d.a

13.00 – 16.00

WIT

Tim melakukan kunjungan lapangan (on the spot) dan

pertemuan dengan Para Direksi PT. PELNI (Persero),

PT. ASDP (Persero), dan PT. Industri Kapal Indonesia

(Persero).

s.d.a

16.30 WIT Tim menuju Hotel Swiss Bell (istirahat) s.d.a

Page 5: dewan perwakilan rakyat republik indonesia laporan tim kunjungan

NO HARI/TGL PUKUL A C A R A KETERANGAN

19.00 – 21.00

WIT

Pertemuan dengan Direksi PT. Garuda Indonesia

(Persero) dan PT.Pelindo IV (Persero),

didahului makan malam.

s.d.a

4. Kamis,

11-12-2014

06.00 - 08.00

WIT

Sarapan pagi. Diatur oleh Set.

Komisi VI

09.00 - 12.00

WIT

Tim melakukan peninjauan ke UKM / pasar tradisional

dilanjutkan peninjauan ke Pabrik Pengolahan Ikan Tuna

(LOIN Ikan Tuna)

Diatur oleh Protokol

Pemda dan instansi

terkait

12.00 – 13.00

WIT

Istirahat dan Sholat Dzuhur s.d.a

13.00 WIT Tim menuju ke Bandara Pattimura, Maluku s.d.a

14.40 WIT Tim take of dari Bandara Pattimura menuju Bandara

Soekarno-Hatta, Jakarta dengan Pesawat Garuda

Indonesia GA 641

s.d.a

D. ANGGOTA TIM KUNJUNGAN KERJA

Nama-nama anggota tim Kunker Komisi VI yang mengikuti kegiatan

tersebut adalah sebagai berikut:

1. A-465 IR.H. ACHMAD HAFISZ TOHIR Ketua Tim 2. A-346 HERI GUNAWAN Anggota 3. A-212 NYOMAN DHAMANTRA Anggota 4. A-168 JULIARI P. BATUBARA Anggota 5. A-289 H. MOHAMMAD SURYO ALAM, Ak, MBA Anggota 6. A-287 M. SARMUJI, SE, MSI Anggota 7. A-257 EKA SASTRA Anggota 8. A-361 MOHAMAD HEKAL, MBA Anggota 9. A-354 ABDUL WACHID Anggota 10. A-413 HJ. MELANI LEIMENA SUHARLI Anggota 11. A-473 PRIMUS YUSTISIO Anggota 12 A-57 SITI MUKAROMAH, S.Ag Anggota 13 A-89 H. REFRIZAL Anggota 14 A-522 H. MUKHLISIN Anggota 15 A-24 H. SLAMET JUNAEDI Anggota 16 -- DRS. BUDI JATNIKA, MSI Kasubag Setkom 17 -- RATU METY MULYANI SARI Setkom 18 -- DEVI RISNAYANTI Setkom 19 -- DEWI WURYANDANI, ST, MM P3DI 20 -- MOHAMMAD IBNU KHALID PEMBERITAAN

Page 6: dewan perwakilan rakyat republik indonesia laporan tim kunjungan

II. ISI LAPORAN

A. Indentifikasi Masalah/Data dan Pembahasan

Pemerintah Daerah Provinsi Maluku terus berupaya untuk secara

terus-menerus memantapkan percepatan pembangunan yang telah dicapai

melalui pengembangan berbagai potensi unggulan. Bila dilihat dari beberapa

sektor yang ditangani oleh perusahaan BUMN maka teridentifikasi beberapa

permasalahan yang masih dihadapi masih didaerah Provinsi Maluku.

a. PT. PERTAMINA (dihadiri oleh GM Marketing Operation Region XIII

Muhammad Irfan beserta jajarannya)

Wilayah kerja marketing PT pertamina ada 8, salah satunya adalah

Marketing operation region VIII yang membawahi 4 provinsi, yaitu papua,

papua barat maluku, maluku barat.

Dari jumlah BBM yang disalurkan sangat banyak tapi wilayah yang

harus disalurkan sangat luas. Bahan bakar yang diterima melalui Depot

Wayame berasal dari Balikpapan dan sebagian masih impor.

Penggunaan LPG untuk rumah tangga dan usaha menengah (LPG

12 kg) meningkat rata-rata 12 % per tahun dan terjadi penurunan

penjualan yang cukup signifikan pada penjualan LPG 50 kg di tahun

2013. Hal ini dikarenakan adanya penyesuaian harga LPG 50 kg sesuai

dengan harga keekonomian. Perbedaan harga LPG 50 kg dengan harga

LPG 12 kg yang sangat signifikan menyebabkan beralihnya konsumen

LPG 50 kg ke 12 kg.

Kendala yang masih dihadapi yaitu:

1. Faktor geografis yang menyulitkan Pertamina untuk melakukan

pengiriman BBM ke daerah terpencil, dimana masih terdapat pola

distribusi yang menggunakan double handling sehingga tingkat safety

yang rendah dan biaya distribusi yang tinggi sehingga perlu untuk

menambah kapasitas tangki timbun BBM di terminal BBM, menambah

supply point BBM agar dapat mensuplai wilayah lebih luas dan

peningkatan kehandalan alat angkut BBM dan awareness

transportir terhadap safety .

Page 7: dewan perwakilan rakyat republik indonesia laporan tim kunjungan

2. Keterbatasan pengembangan lembaga penyalur karena terkendala

faktor keekonomian bisnis sebagai akibat tersebarnya populasi

penduduk dan dalam jumlah yang kecil. Sehingga terdapat beberapa

wilayah remote yang sulit untuk didirikan lembaga penyalur.

Kesimpulan:

- Menambah supply point BBM dan mengembangkan lembaga penyalur

sehingga luas cakupan pelayanan dapat menjangkau semua daerah di

Maluku.

b. PT. PLN (dihadiri oleh Direktur Pusat, GM wilayah Maluku dan maluku

Utara bapak Ikhsan beserta jajarannya)

Sampai saat ini pelanggan PT. PLN untuk wilayah Maluku masih

didominasi oleh pelanggan Rumah Tangga. Berdasarkan data sistem AP2T

status bulan Oktober, didapatkan bahwa Jumlah pelanggan Rumah Tangga

mendominasi keseluruhan pelanggan di Wilayah Maluku sebesar 91,7%.

PT PLN telah melakukan sejumlah perencanaan untuk mendukung

perluasan area pelayanan dengan program-program perluasan jaringan.

Beberapa kendala PT PLN dalam upaya peningkatan suplai tenaga listrik di

Maluku adalah sebagai berikut :

a. Kondisi Geografis yang terdiri dari pulau dan kepulauan, Jumlah

penduduk terbatas, beban listrik rendah dan tidak merata.

b. Infrastruktur jalan pada desa-desa yang remote pada umumnya

masih sangat terbatas, sangat menyulitkan dalam membangun

jaringan listrik.

c. Adanya larangan dari Menteri ESDM untuk tidak membangun

pembangkit diesel

d. Jarak antara desa yang cukup jauh, Interkoneksi sistem 20 kV

rawan gangguan, karena melewati hutan

e. Transportasi BBM dari depo ke pusat listrik di desa-desa yang

remote mahal dan sulit

Penduduk di propinsi Maluku sebagian mendapatkan listrik dari Non-

PLN sebesar 10,33% yang didapatkan dari swasta, pemda setempat,

Kementrian ESDM, dan mandiri (swadaya masyarakat). Untuk menekan

Page 8: dewan perwakilan rakyat republik indonesia laporan tim kunjungan

produksi pembangkit yang menggunakan BBM dan peningkatan Rasio

Elektrifikasi sampai dengan unit terkecil, maka PT PLN telah menggunakan

sumber energi alternatif. Sampai dengan saat ini telah beroperasi 10 PLTS di

Propinsi Maluku, dan 1 PLTS di Propinsi Maluku Utara, serta 1 Pembangkit

Biomass yang berada di Tual.

PT PLN melakukan rencana peningkatan pelayanan sebagai langkah

untuk menyikapi rencana kenaikan tarif dasar listrik dengan penerapan

program-program sebagai berikut :

a. Peningkatan pelayanan melalui call centre 123

b. Pelayanan gangguan melalui APKT (Aplikasi Pelayanan Keluhan

Terpusat)

c. Pelayanan pelanggan melalui AP2T (Aplikasi Pelayanan Pelanggan

Secara Terpusat)

d. Meningkatkan keandalan pembangkit & jaringan

e. Optimalisasi & eksplorasi pembangkit terbarukan

f. Mendorong Investor untuk membangun pembangkit energi

terbarukan dengan skema IPP (PLTMG, PLTM, PLTS, PLTP, &

PLT Biomas)

Kesimpulan:

Strategi yang perlu dilakukan untuk mengantisipasi kendala yang

dihadapi:

- Melakukan optimalisasi & eksplorasi pembangkit terbarukan

- Melakukan kerjasama dengan pemerintah daerah untuk membangun

kelistrikan sebagaimana tertuang dalam UU No. 30 tahun 2009

- Melakukan koordinasi dengan Pertamina untuk mendirikan Depo di

Kabupaten.

c. PERUM BULOG

Operasional Divre Maluku & Malut meliputi dua provinsi yakni provinsi

Maluku (2 kota, 9 kabupaten) dan provinsi Maluku Utara (2 kota, 8

kabupaten), memiliki 13 unit gudang yang terletak di Kota Ambon (GBB

Galala, GBB Air Salobar), Kabupaten Maluku Tengah (GSP Tulehu),

Kabupaten Buru (GBB Mako), Kota Tual (GBB Tual), Kota Ternate (GBB

Tabahawa & Marikurubu), Kabupaten Halmahera Utara (GBB Tobelo).

Page 9: dewan perwakilan rakyat republik indonesia laporan tim kunjungan

Operasional Perum Bulog Divre Maluku sebagian besar melayani

pendistribusian Raskin dan lainnya adalah penyaluran beras Cadangan Beras

Pemerintah (CBP), Golongan anggaran (TNI, Sosial, KumHAM dll).

Disamping melakukan penyaluran beras, Perum Bulog Divre Maluku juga

melakukan pengadaan beras lokal yang saat ini hanya dilakukan di sentra

produksi padi di Mako Kab. Buru Provinsi Maluku.

Meskipun wilayah kerja Divre Maluku & Malut 90% melalui angkutan

laut, namun kinerja keuangan Perum Bulog Divre Maluku dalam 3 tahun

terakhir cukup baik, defisit hanya terjadi pada tahun 2012 yang diakibatkan

oleh pendapatan atas subsidi pemerintah terhadap HPB Raskin tahun 2012.

Untuk penyaluran Raskin per Januari – Maret 2012 masih menggunakan

harga lama, perubahan harga pada tahun 2012 yakni Rp. 6.450,- berlaku

bulan Januari – Maret 2012 dan Rp. 7.500,- bulan April – Desember 2012.

Pengembangan dan pengelolaan lahan dalam memenuhi kebutuhan

beras serta untuk memenuhi penyaluran beras di Maluku telah dilaksanakan

sejak tahun 2012 melalui program on-farm yang berpusat di sentra produksi

pulau Buru, namun produksi yang masih relatif tidak terlalu besar serta

dipengaruhi oleh adanya kegiatan pertambangan emas yang mengakibatkan

para petani beralih profesi menjadi penambang, sehingga kegiatan on-farm ini

masih bersifat mandiri. Pada saat ini, luas area sawah yang masuk dalam

kegiatan on-farm di pulau Buru seluas 99,25 ha dan melibatkan 4 kelompok

tani (107 orang petani), jumlah pengadaan beras Divre Maluku selama tiga

tahun (2012-2014) mengalami penurunan yang sangat signifikan.

Kendala yang dihadapi Perum Bulog Divre Maluku penyiapan ketersediaan

beras :

Provinsi Maluku bukan merupakan daerah sentra produksi beras.

Ketersediaan stok sangan tergantung suplai dari daerah produsen

seperti Sulawesi Selatan.

Ketersediaan space gudang yang minim.

Strategi yang dilakukan dalam menjaga ketersediaan pasokan beras

yaitu dengan melakukan pengadaan beras baik secara lokal yang dilakukan

di Mako Pulau Buru, maupun melakukan movenas dari Divre lain misalnya

Page 10: dewan perwakilan rakyat republik indonesia laporan tim kunjungan

dari Divre Sulawesi Selatan, sehingga stok yang dikuasai bisa memenuhi

kebutuhan penyaluran sampai dengan tiga bulan kedepan. Program yang

dijalankan oleh Perum Bulog Divre Maluku dalam mendukung pemerintah

untuk menjaga ketahanan pangan nasional dan daerah tentunya dengan

melakukan pengadaan beras lokal sebanyak-banyaknya sesuai inpres yang

berlaku, selain itu kegiatan on-farm yang merupakan program Bulog Dalam

rangka pengembangan usaha dan mendukung penyediaan stok Gabah/Beras

Dalam Negeri guna memenuhi kebutuhan Pelayanan Publik (PSO) maupun

komersial, maka Perum BULOG melaksanakan kegiatan On Farm yang

dengan pola :

On Farm Mandiri (Corporate Farming) adalah kegiatan

usahatani padi yang dikelola secara mandiri oleh Perum BULOG di

lahan milik Perum BULOG dan/atau sewa lahan milik pihak lain.

On Farm Kemitraan Mandiri (Cooperative Farming) adalah

kegiatan kerjasama usahatani padi antara Perum BULOG dan

Mitra Kerja On Farm Mandiri (MKO) dengan cara Perum BULOG

memberikan paket pinjaman sarana produksi padi (saprodi)

kepada Petani/Kelompok Tani atas jaminan dari MKO yang

dibayar kembali setelah panen (yarnen) dan seluruh hasil panen

dijual kepada Perum BULOG.

On Farm Kemitraan Sinergi (Cooperative Sinergy Farming)

adalah kegiatan kerjasama usaha tani padi antara Perum BULOG

dengan instansi terkait di daerah (seperti : Dinas yang menangani

pertanian dan ketahanan pangan di Pemerintahan Daerah

setempat), Kelompok Tani/Gapoktan, Perusahaan/Distributor

Saprodi, Perbankan dan Mitra Kerja Pengadaan (MKP) dalam

rangka pembiayaan usaha tani, penyediaan saprodi, budidaya,

penanganan panen dan pasca panen, serta penjualan hasil panen.

Sistem distribusi yang dilakukan oleh Perum BULOG Divre Maluku

dalam menjaga kestabilan harga beras di masyarakat yaitu dengan

melakukan pendistribusian secara rutin berdasarkan permintaan dari

Pemerintah Provinsi maupun Kabupaten, seperti penyaluran Raskin,

pelaksanaan Operasi Pasar untuk pengendalian gejolak harga di pasaran,

melakukan pasar murah pada hari-hari besar keagamaan yang bekerjasama

Page 11: dewan perwakilan rakyat republik indonesia laporan tim kunjungan

dengan dinas terkait. Pada prinsipnya Perum Bulog Divre Maluku selalu siap

dengan ketersediaan stok untuk memenuhi permintaan pemerintah dalam hal

stabilisasi harga di pasaran.

Kesimpulan:

- Perlunya perbaikan dalam sistem distribusi dan menjaga pasokan beras di

wilayah Maluku

d. PPN (PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA) AMBON (dihadiri oleh

Eselon III A dan beserta jajarannya)

Pelabuhan Perikanan Nusantara Ambon (PPN Ambon) merupakan

salah satu pelabuhan perikanan yang dibangun oleh pemerintah untuk

memberikan pelayanan kepada armada penangkapan ikan, terutama untuk

melayani kapal-kapal penangkapan ikan yang beroperasi di ZEEI Arafura,

perairan Laut Banda dan laut Seram. Pelabuhan Perikanan Nusantara

Ambon telah berfungsi baik. Walaupun pelabuhan ini telah berfungsi baik,

namun masih ada kendala dan hambatan yang ditemui dalam

operasionalnya. Masalah pokoknya adalah layanan yang diberikan belum

optimal karena daya dukung fasilitas yang ada sudah tidak mampu

menampung jumlah dan aktifitas kapal perikanan yang ada. Sehingga untuk

melayani kapal-kapal yang ada dan kapal-kapal yang akan berpangkalan di

pelabuhan ini, sehingga perlu diupayakan pengembangannya.

Kendala yang dialami oleh PPN Ambon, yaitu:

1. Keterbatasan lahan menjadi permasalahan utama PPN Ambon karena

menghambat investor untuk masuk dalam industri perikanan di

kawasan PPN Ambon.

2. Kurangnya fasilitas cold storage (lemari pendingin) untuk membantu

menjaga kualitas ikan sehingga dapat menambah nilai jual ikan.

Karena kurangnya ketersediaan lemari pendingin, maka harga jual ikan

di pasar-pasar Maluku menjadi sangat murah dan berujung pada

tingkat kesejahteraan nelayan/masyarakat Maluku.

Kesimpulan:

- Perlu penambahan fasilitas cold storage sehingga dapat meningkatkan

kualitas ikan hasil tangkap.

Page 12: dewan perwakilan rakyat republik indonesia laporan tim kunjungan

- Ketersediaan lahan untuk industri perikanan masih kurang, sementara ikan

hasil tangkap di Maluku sanga melimpah dan memerlukan tempat baik

untuk penyimpanan maupun pemasarannya.

e. PTPN XIV

Kantor pusatnya di Makasar, bidang usaha yang dikelola adalah

bidang pertanian/perkebunan, dengan komoditas gula, tebu, minyak kelapa

sawit, kako, karet, kopra, dan ternak sapi. Komoditi unggulan menjadi core

business adalah gula, kelapa sawit dan karet.

Kendala yang dihadapi PTPN XIV yaitu:

1. masalah keuangan (mempunyai beban hutang Rp1,69T);

2. tanaman kelapa sawit dan karet sebagian besar perlu di replanting;

3. beberapa bisnis/komoditi yang dikelola tidak feasible;

4. lahan yang ditanami/termanfaatkan hanya 30% dan kondisi tanaman

dibawah standard;

5. masalah legalitas dan penyerobotan lahan.

Kesimpulan:

- perlunya bantuan/solusi dalam menyelesaikan masalah hutang sehingga

tidak membebani perusahaan dalam waktu yang lama.

f. PT. PUPUK KALTIM

PT Pupuk Kaltim berdiri pada tanggal 7 Desember 1977. Saat ini

status perusahaan adalah anak perusahan PT Pupuk Indonesia (Persero).

Pemegang Saham terdiri dari PT Pupuk Indonesia (Persero) (99,99%) dan

YKHT PKT (0,01%). Pupuk Kaltim memproduksi dan menjual Urea, Amoniak,

Pupuk NPK dan Organik.

Kendala yang dihadapi:

1. Ketersediaan pupuk di daerah Buru masih kurang sementara daerah

tersebut adalah penghasil beras potensial di Maluku.

2. Masalah ketersediaan fasilitas gudang penyimpanan pupuk masih kurang.

3. Membutuhkan restrukturisasi pabrik (pembuatan pabrik baru) dalam

memenuhi kebutuhan pupuk di Indonesia

Page 13: dewan perwakilan rakyat republik indonesia laporan tim kunjungan

4. mengalami kesulitan dalam mendapatkan suplai gas sehingga berdampak

pada kapasitas produksi,

5. Kesulitan dalam hal penjualan hasil produksi, dimana pupuk uang dijual

harus mengikuti ketentuan Pemerintah sementara biaya transportasi untuk

distribusi pupuk sangat tinggi.

Kesimpulan:

- Koordiansi produsen dengan dinas terkait di daerah tentang kebutuhan

pupuk subsidi agar lebih baik.

- Pengawasan penyaluran pupuk oleh Komisi Pengawasan Pupuk dan

Pestisida (KP#) di daerah dapat ditingkatkan.

g. PT. PELNI (dihadiri oleh Direksi PELNI Bapak Elvin dan GM wilayah IV

beserta jajarannya)

Pelni merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang transportasi

laut. Sebagian besar wilayah Maluku adalah kepulauan yang sangat

membutuhkan alat transportasi laut untuk memperlancar mobilitas

masyarakat. Saat ini PT Pelni memiliki 29 unit kapal dengan 7 kapal yang

melewati Ambon. Dimana sebagian besar umur kapal-kapal tersebut diatas

10 tahun, dan hanya 3% kapal-kapal yang umurnya dibawah 10 tahun. Tahun

lalu Pelni mengalami kerugian yang cukup besar, namun tahun ini sudah

mulai membaik dengan jumlah keuntungan sebesar 3,9T. Dari sisi

penumpang memang turun 3% karena jumlah pesawat terbang yang

melayani sudah 2xlipat, melakukan promo atau diskon harga yang tentunya

harganya sama dengan harga tiket pesawat.

Kesimpulan:

- Perlunya peningkatan pelayanan dan kebutuhan kapal baru sehingga

dapat menambah kapasitas penumpang.

h. PT. ASDP

PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Cabang Ambon telah

menyediakan 10 unit armada yang beroperasi di 10 lintasan dengan rincian 3

lintasan komersil dan 7 lintasan penugasan serta 5 unit pelabuhan. Bidang

pokok usaha yang dilakukan PT. ASDP yaitu angkutan penyeberangan dan

pelabuhan penyeberangan.

Page 14: dewan perwakilan rakyat republik indonesia laporan tim kunjungan

Kendala yang masih dihadapi seperti:

a. Angkutan penyeberangan, sebagian kapal milik PT. ASDP cabang Ambon

sudah tidak sesuai dengan karakteristik lintasan (kapasitas kecil dan usia

kapal sudah tua),

b. Kondisi dermaga yang tersedia belum mencukupi daya tampung untuk

kapal bertambat pada saat cuaca kurang bersahabat dan pada saat kapal

istirahat dalam melakukan perawatan atau perbaikan. Hal ini disebabkan

posisi 2 unit dermaga pada pelabuhan Waipirit terbuka menghadap arah

bagian barat sehingga sangat berbahaya untuk bertambat;

c. Pelabuhan penyeberangan, rencana penggunaan jembatan merah putih

(substitusi lintas Galala-Poka) menghambat pengembangan areal

pelabuhan Poka dikarenakan investasi yang dibangun akan

mempengaruhi kinerja keuangan dan operasional.

d. Status lahan di beberapa pelabuhan belum memiliki kekuatan hukum

dikarenakan Pelabuhan Hunimua masih terdapat masalah sengketa segi

tiga antara TNI AU dan 2 kelompok masyarakat negeri liang yang mengaku

sebagaii ahli waris.

Kesimpulan:

- Perlunya meningkatkan kenyamanan dan keamanan para penumpang baik

dari sisi pelayanan, ketersediaan kapal dalam memenuhi kebutuhan

masyarakat akan transportasi penyeberangan di Maluku.

i. PT. PELINDO IV (dihadiri oleh Direksi Pelindo IV Bapak Budi, GM

wilayah IV beserta jajarannya)

Wilayah kerja Pelindo IV meliputi Indonesia bagian Timur termasuk dari

Nunukan hingga merauke. Pada tahun 2014 terjadi penurunan kunjungan

kapal karena besarnya kapal, hanya yang berukuran besar. Untuk jumlah

penumpang menurun karena ada transportasi lain yang merupakan

kompetitor kapal yaitu pesawat.

j. PT. GARUDA INDONESIA (dihadiri oleh Direktur Pemasaran: Erik

Mejer, Kepala Perwakilan Maluku: Sony P.)

Page 15: dewan perwakilan rakyat republik indonesia laporan tim kunjungan

Pada tahun 2006-2007 PT. Garuda berada dalam fase survival karena

Indonesia saat itu sedang mengalami krisis ekonomi. Seiring dengan adanya

perbaikan dalam manajemen perusahaan (restrukturisasi) maka total

passenger market PT Garuda meningkat dari tahun 2006 sebesar 45,3%

sekarang menjadi 116%. PT Garuda juga berhasil memperkuat posisi market

share skrg hampir 30% dengan Citilink sebesar 8,9%. Umur pesawat yang

digunakan rata-rata 11,5 tahun namun sekarang dibawah 5 tahun dengan

rata-rata umur pesawat 4,2 tahun. Penambahan pesawat terus dilakukan

hingga akhir tahun akan ada 166 pesawat dan akan bertambah menjadi 189

buah pesawat di tahun 2015.

Jumlah dan jenis peswat yang digunakan oleh garuda yaitu: Airbus seri

A330 sebanyak 21 pesawat, Boeing 777-300 ER sebanyak 6 pesawat,

Boeing 737-800 sebanyak 75 pesawat, Bombardier CRJ 1000 sebanyak 15

pesawat, dan jenis ATR 72-600 atau pesawat dengan baling sebanyak 8

pesawat.

Pangsa Pasar garuda berhasil naik 3% untuk tahun ini, yang

didominasi oleh Lion (Lion + Batik). Untuk internasional pangsa pasarnya

menurun karena seiring dengan banyaknya ijin yang diberikan kepada

maskapai penerbangan besar milik asing beroperasi melayani penerbangan

ke Indonesia walaupun jumlah flight garuda juga bertambah.

Saat ini ada 6 kota tujuan dari Ambon, yaitu Jakarta, Surabaya,

Makassar, Ternate, Saumlaki dan Langgur. Sejak tahun 2011 hingga tahun

2014 terjadi peningkatan penjualan Garuda Indonesia rata-rata pertahun

sekitar 13 %.

Kinerja Operasional GA-Maluku, pencapaian On Time Performance

Garuda di Maluku sebesar 93%, angka ini berada diatas ketentuan minimal

dari pemerintah yaitu sebesar 80%.

Dalam rencana pengembangan bisnisnya Garuda akan membuka rute

penerbangan baru yaitu Ambon-Dabo, Ambon-Banda, Surabaya-Ambon-

Sorong, Jakarta-Ambon-Jayapura.

Kendala yang masih dialami, diantaranya:

Belum memadainya fasilitas airport seperti feeder;

Page 16: dewan perwakilan rakyat republik indonesia laporan tim kunjungan

X-ray di Bandara Pattimura hanya 1 sementara frekuensi

penerbangan terus meningkat dan hanya berfungsi di hari sabtu,

sedangkan di Saumlaki pemeriksaan masih manual;

Fasilitas di airport yang belum memenuhi standar (misalnya AC,

kebersihan toilet dan fasilitas lainnya)

Jam buka bandara di beberapa tempat seperti di Saumlaki dan

Langgur yang membatasi penerbangan dan mengurangi utilisasi

pesawat.

Perlunya dukungan khusus dari Pertamina dengan ketersediaan

stasiun pengisian bahan bakar sehingga beban “seat” bias

dikurangi, saat ini untuk pesawat perintis dengan kapasitas seat 70

hanya bias diisi 50 saja.

Kesimpulan:

- Rencana Garuda untuk mengisi kekosongan rute merpati diapresiasi oleh

anggota Tim Kunker.

- Akan di undang RDP untuk membicarakan permasalahan Garuda dalam

mendukung Garuda sebagai pionir bangsa dalam hal maskapai

penerbangan Indonesia.

- Masih kurangnya stasiun pengisian BBM di wilayah timur.

k. BANK INDONESIA (dihadiri oleh Kepala Perwakilan Kantor BI

Maluku: Bapak Wuryanto)

Pertumbuhan ekonomi Maluku pada triwulan III 2014 sebesar 7,33%

(yoy) cukup tinggi disbanding nasional yaitu 5%, namun dibandingkan dengan

triwulan sebelumnya menurun sebesar 7,99% (yoy) yang artinya Maluku

mengalami pertumbuhan positif dengan laju yang melambat. Dari sisi

permintaan, pertumbuhan ekonomi Maluku ditopang oleh konsumsi rumah

tangga, konsumsi pemerintah dan ekspor. Dari sisi penawaran, pertumbuhan

ekonomi Maluku ditopang oleh sektor PHR, pertanian dan jasa-jasa.

Faktor downside melambatnya pertumbuhan ekonomi Maluku: musim

penghujan dan gelombang laut, kenaikan TDL kelompok industri dan bahan

baku, menurunnya andil/sumbangan Pemilu.

Page 17: dewan perwakilan rakyat republik indonesia laporan tim kunjungan

Sebaran kantor dan aset perbankan di Kota Ambon masih belum

merata dan sebagian besar masih di kota Ambon, karena konektivitas dan

infrastruktur dasar yang cukup mendukung di Ambon.

Perekonomian Maluku pada 2015 diprakirakan masih mengalami

pertumbuhan positif dan tergolong tinggi dengan tingkat inflasi yang terkendali

meskipun terdapat kebijakan kenaikan harga BBM bersubsidi dengan

mengandalkan koordinasi dan kerjasama antarinstansi di dalam kerangka

kerja TPID. Penyebab utama inflasi di Maluku adalah local food seperti sayur-

sayuran dan ikan segar selalu terjadi fluktuatif harga. Untuk sayuran selalu di

impor dari luar maluku dalam usaha untuk meningkatkan katahanan pangan.

Perekonomian nasional masih menghadapi ketidakpastian seiring

dengan masih belum kuatnya perekonomian negara-negara maju dan

terbatasnya pertumbuhan ekonomi Tiongkok, serta risiko reversal arus modal

menghadapi diambilnya kebijakan normalisasi The Fed. Tantangan

dimulainya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) sehingga perlu diantisipasi

oleh Pemda Maluku dengan meningkatkan daya saing komoditas maupun

human capital/sumber daya manusianya.

l. Kepala OJK (Kepala Perwakilan OJK Laksono W)

m. BRI (dihadiri oleh Direktur Bisnis UMKM Pak Jarot Kesumayakti)

Saat ini mempunyai 51 outlet yang terdiri atas 4 kantor cabang, 3 KCP,

31 unit, 9 Teras dan 4 Teras Keliling. Jumlah debitur Provinsi Maluku terus

meningkat dari tahun ke tahun. Tahun 2010 sebanyak 42 ribu debitur, hingga

mencapai 56 ribu debitur per Nov 2014.

NPL Pinjaman Provinsi Maluku terus menurun dan selalu berada di

bawah ketentuan maks NPL oleh BI (5%). Per Nov 2014, NPL berada di poin

1,20% yang artinya jauh dari standar kelayakan yang diberikan oleh BI.

Saat ini posisi Baki Debet pinjaman di Provinsi Maluku meningkat

setiap tahunnya. Pada tahun 2010 sebesar Rp 1,3 T, dan terus meningkat

hingga November 2014 sebesar Rp 2,5 T. Komposisi pinjaman terbesar

sebesar Rp 1,4 T, diikuti dengan segmen ritel pada Rp 997 M. Penyaluran

pinjaman per sektor ekonomi didominasi oleh pinjaman di sektor Lain-lain

sebesar Rp 1,7 T atau sebesar 70,04% dari total pinjaman, diikuti oleh sektor

Perdagangan (Rp 565 M; 22,14%) dan sektor Pertanian (Rp 60 M; 2,35%).

Page 18: dewan perwakilan rakyat republik indonesia laporan tim kunjungan

Penyaluran KUR di Provinsi Maluku terus meningkat baik dari segi

realisasi kumulatif dan jumlah debitur. Per Nov 2014, realisasi kumulatif KUR

mencapai Rp 766 M dengan jumlah debitur 54 ribu. Dalam mengatasi

masalah kredit program kemitraan yang macet, BRI melakukan beberapa

langkah-langkah yaitu:

A. Usaha pemulihan kredit program kemitraan yang bermasalah:

1. Penjadwalan kembali (reschuduling)

2. Penyesuaian persyaratan (reconditioning)

Penggunaan langkah Penjadwalan kembali (reschuduling) atau

Penyesuaian persyaratan (reconditioning) tersebut apabila memenuhi

kriteria:

a. Mitra Binaan beritikad baik atau kooperatif terhadap upaya

penyelamantan yang akan dilakukan;

b. Usaha Mitra Binaan masih berjalan dan mempunyai prospek

usaha;

c. Mitra Binaan masih mempunyai kemampuan membayar

angsuran.

B. Tindakan penyesuaian persyaratan (reconditioning) dilakukan setelah

adanya tindakan penjadwalan kembali (rescheduling).

Program Kemitraan diberikan pada saat KUR masih disosialisasi

sehingga target sasaran kemitraan sebenarnya lebih cocok menggunakan

KUR.

n. BNI (dihadiri oleh Direktur Pelayanan Kristianto)

Sejak 3 tahun terakhir, BNI di Provinsi Maluku telah menambah 4

outlet, yaitu di Tahun 2012 1 outlet (KLN Masohi), tahun 2013 1 outlet (KK

Mardika), tahun 2014 2 outlet (KK Saumlaki dan KK Unpatti). Sehingga pada

akhir tahun 2014 jumlah outlet BNI yang akan beroperasi sebanyak 9 outlet

termasuk Kantor Cabang Utama Ambon.

BNI telah beroperasi di 5 Kabupaten/Kota, Yaitu: Kota Ambon (5

outlet), Kota Tual (1 outlet/KLN Tual), Kab. Maluku Tengah (1 outlet/KLN

Masohi), Kab. Buru (1 outlet/KLN Namlea), dan Kab. Maluku Tenggara Barat

(1outlet/KK Saumlaki). Untuk pemenuhan SDM dilakukan dengan perekrutan

putra-putra daerah, karena banyak SDM dari luar Maluku misalnya dari Jawa

mengajukan pindah atau resign.

Page 19: dewan perwakilan rakyat republik indonesia laporan tim kunjungan

Besar nominal KUR yang diberikan berkisar Rp 20 juta s.d. Rp 500 juta

dengan konsentrasi pembiayaan di sektor perdagangan sebesar 76% dari

total penyaluran KUR. Sebagian besar penyaluran KUR telah beralih ke BNI

Wirausaha (BWU).

Proses kredit masih dilakukan di Makassar, sehingga target tahun

depan proses kredit dapat dilakukan di Maluku. Kendala lain dalam hal

penyaluran KUR yaitu kondisi geografis yang tersebar dan pada umumnya,

calon debitur dengan pinjaman Rp 500 juta telah memiliki pinjaman komersial

di perbankan.

o. BANK MANDIRI (dihadiri oleh Direktur institusional Banking Bapak

Abdurrahman)

Bank Mandiri di Provinsi Maluku memiliki 10 kantor cabang dengan

jumlah penabung sebanyak 6400 orang. Hingga bulan September 2014 Bank

Mandiri telah menyalurkan Kredit sebanyak Rp. 544 Milyar dan menghimpun

dana sebanyak Rp. 2.081 Milyar, terdiri dari Giro sebanyak Rp. 146 Milyar,

Deposito sebanyak Rp. 1.086 Milyar dan Tabungan sebanyak Rp. 848 Milyar.

Secara akumulasi penyaluran KUR di Provinsi Maluku (periode

Oktober 2007 s.d 30 September 2014) mencapai Rp 70.19 Milyar kepada

2.022 debitur.

Penyaluran KUR di Provinsi Maluku didominasi oleh sektor

perdagangan sebesar 77.61 % diikuti oleh sektor Jasa Dunia Usaha sebesar

6.38 % dan sektor Jasa Sosial Masyarakat sebesar 6.01 % Secara akumulasi

penyaluran KUR di Provinsi Maluku (periode Oktober 2007 s.d 30 September 2014)

mencapai Rp 70.19 Milyar kepada 2.022 debitur. Penyaluran KUR di Provinsi

Maluku didominasi oleh sektor perdagangan sebesar 77.61 % diikuti oleh

sektor Jasa Dunia Usaha sebesar 6.38 % dan sektor Jasa Sosial Masyarakat

sebesar 6.01 %

p. BTN (dihadiri oleh Direktur Treasury and Asset management Iman

Nugroho)

Hanya memiliki 1 KCP di Ambon, Dari 11 (sebelas) Kabupataen/Kota di

wilayah Maluku, wilayah kerja Bank BTN hanya berada di wilayah Kota Ambon

dengan jumlah Kantor sebanyak 2 (dua) buah. BTN merupakan bank khusus dalam

hal pembiayaan perumahan yang hampir 86% pembiayaannya berasal dari kredit

Page 20: dewan perwakilan rakyat republik indonesia laporan tim kunjungan

perumahan rakyat (KPR), seharusnya diberikan keistimewaan untuk sebaiknya tidak

melakukan program KUR.

LDR yang tinggi di BTN, karena memberikan pinjaman dengan kredit

yang sangat panjang waktunya selain itu juga berupa deposito. Dengan CAR

14,3% maka pengembangan BTN tidak secepat bank lain dimana ketentuan

tersebut dikeluarkan oleh OJK yaitu menjaga CAR dibawah 14%.

Beberapa kendala yang dihadapi masih sama dengan yang dihadapi

oleh bank-bank lain, yaitu:

1. Calon debitur telah memiliki kredit usaha berdasarkan data dari BI

Checking,

2. Calon denitur memiliki kredit dengan kolektobilitas NPL sesuai dengan hasil

BI Checking,

3. Masih kurang tingkat kesehatan koperasi dan kelengkapan administrasi

koperasi yang tidak lengkap.

q. PD BANK MALUKU ( dihadiri oleh Direktur Kepatuhan Isak D)

PD Bank Maluku dimiliki oleh 2 provinsi yaitu Provinsi Maluku dan

Malut dengan 38 Outlet. Kredit didominasi oleh kredit konsumtif dibandingkan

dengan kredit positifnya Hal ini disebabkan ada kekosongan dalam

kewenangan memutus kredit hanya ada pada kepala divisi kredit.

Penyaluran kredit dan KUR masih dapat dikembangkan namun masih

terkendala dengan masalah transportasi dan komunikasi yang terbatas.

III. KESIMPULAN/KEPUTUSAN

1. Masih terbatasnya infrastruktur dalam mendukung perkembangan sektor

industri, diharapkan agar Pemerintah Pusat dapat membangun

infrastruktur dalam mendukung pembangunan sektor industri di Provinsi

Maluku.

2. Provinsi Maluku belum memiliki Kawasan Industri karena itu perlu

dibentuk Kawasan Industri untuk itu diharapkan lewat Komisi VI DPR-RI

dapat mendorong Pemerintah Pusat lewat Kementerian Perindustrian

untuk menetapkan Kawasan Industri di Kabupaten Maluku Tengah,

Kecamatan Wahai/Arara sebagai Kawasan Induatri Perikanan Terpadu

di Provinsi Maluku melalui SK Mentri Perindustrian. Masih terbatasnya

sarana dan prasarana perdagangan seperti pasar dan gudang sehingga

Page 21: dewan perwakilan rakyat republik indonesia laporan tim kunjungan

perlu membangun pasar dan gudang diseluruh wilayah Kabupaten/Kota

se-Provinsi Maluku.

3. Belum tersedianya Pusat distribusi regional (PDR) dan pusat distribusi

Provinsi untuk itu perlu adanya perhatian pemerintah Pusat untuk

membangun pusat-pusat distribusi baik pusat distribusi regional maupun

pusat distribusi provinsi di Maluku.

4. Dengan adanya berbagai masalah didaerah, maka Komisi VI akan

mengundang mitra kerja dalam hal ini BUMN untuk melengkapi data-

data dan membahas permasalahan tersebut dalam rapat (RDP) di

Jakarta.

IV. SARAN/REKOMENDASI

a. Prasarana sarana transportasi,

Membutuhkan dukungan pemerintah pusat dalam rangka

mendorong percepatan pembangunan trans Maluku baik dari sisi

darat, laut maupun udara.

b. Penyaluran BBM dan Gas.

Penyaluran BBM untuk kabupaten maluku barat daya masih

mengalami kendala khususnya pada saat cuaca ekstrim dan

gelombang tinggi yang mengakibatkan masyarakat di daerah ini

memperoleh BBM dengan harga yang sangat tinggi ± Rp

20.000/ltr, dengan demikian mohon dukungan prasarana

penyediaan depot BBM.

Sedangkan untuk gas elpiji wilayah kota ambon dan sekitarnya

agar disediakan infrastruktur Stasiun Pengisian Bulk Elpiji

(SPBE).

c. Penyaluran Beras/ Bahan Pokok.

Bahwa untuk menjaga kestabilan harga di pasaran, seharusnya

perum bulog diberi tugas sbagai stabilisator;

Dukungan Bulog Kepada Pemerintah dalam rangka swasembada

beras adalah kesiapan Bulog membeli beras petani untuk itu

Page 22: dewan perwakilan rakyat republik indonesia laporan tim kunjungan

seharusnya pemerintah memberikan peran yang luas kepada

Bulog dalam penyalurannya, termasuk melayani, PNS, TNI dan

Polri.

d. Pengembangan Industri hasil hutan dan perkebunan.

Industri Hutan

Terkait dengan Pengembangan industri hasi hutan dapat

disampaikan bahwa produk industru dalam negeri tida bisa

bersaing dengan produk industri di luar negeri, hal ini disebabkan

oleh bahan baku yang di gunakan pada produk luar negeri

menggunakan kayu-kayu ilegal yang berasal dari indonesia, kayu-

kayu ilegal tersebut diperoleh dengan harga tidak dikenakan

provisi daya hutan (PSDA) dan dana Reboisasi (DR), oleh karena

itu ilegal loging harus diberantas.

Revitalisasi mesin-mesin industri kehutanan agar rendemen besar

sehingga lebih efisien.

Industri berbasis bahan baku yang berasal dari hutan tanaman,

sehingga bahan baku lebih murah.

Industri Perkebunan

Dalam upaya peningkatan produk dan daya saing komoditi

perkebunan, maka perlu peremajaan dan pengembangan

komoditi unggulan daerah (pala, cengkeh, kelapa) peralatan

pasca panen dan bagaimana supaya eksport komoditas

perkebunan bisa langsung dari Ambon (terkait dengan sektor

lain), sehubungan dengan itu dibutuhkan alokasi anggaran yang

lebih untuk peningkatan dan pengembangan hasil perkebunan.

e. Ketersediaan Listrik,

Pada akhir tahun 2013 rasio elektrifikasi Nasional telah mencapai

80,16% sementara rasio elektrifikasi Maluku baru mencapai

78,36%. Dalam rancangan RPJMN 2014-2019 salah satu target

yang ingin dicapai adalah rasio elektrifikasi 100% pada tahun

2020. Terkait dengan hal tersebut pemerintah provinsi maluku

Page 23: dewan perwakilan rakyat republik indonesia laporan tim kunjungan

melalui RPJMD 2014-2019 juga telah menargetkan untuk

mencapai rasio elektrifikasi 100 % pada tahun 2020. Untuk

mencapai target tersebut tidak mungkin dilakukan hanya dengan

menggunakan dana APBD Provinsi Maluku, sehingga sangat

diperlukan dukungan dari pemerintah pusat melalui kementerian

energi dan sumberdaya mineral dengan meningatkan alokasi

dana yang disediakan melalui program listrik pedesaan dan

pemanfaatan energi terbarukan.

Dibutuhkan dukungan dari pemerintah pusat terkait dengan

regulasi maupun kebijakan sehingga PLN di berikan kemudahan

dalam mendapatkan potensi sumber energi terbarukan untuk

membangun pembangkit dalam memenui kebutuhan energi listrik.

f. Penyaluran Kredit Usaha Rakyat/ KUR.

Suku Bunga KUR agar dapat ditinjau kembali, karena masih

memberatkan para kreditur, terutama KUR Mikro.

Jangkauan pelayanan KUR ke kabupaten masih sangat

terbatas, sehingga perlu adanya kebijakan kepada perbankan

pelaksana KUR untuk dapat meningkatkan penyaluran KUR di

tingat Kabupaten.

Catatan: Data-data yang diminta akan di gabungkan oleh perbankan yang

hadir dan akan disampaikan kepada Komisi VI.

Serta menunggu jawaban pertanyaan dari BPD Maluku agar segera

disampaikan.

V. PENUTUP Demikian Laporan Kunjungan Kerja Komisi VI DPR-RI ke Provinsi

Maluku pada Reses Masa Persidangan I Tahun Sidang 2014-2015 yang

dilaksanakan pada tanggal 8-11 Desember 2014.

Terkait dengan pengembangan agar selalu memperhatikan masalah

local content, peningkatan pelayanan angkutan udara dan pelabuhan,

ketersediaan bahan bakar gas maupun minyak dalam hal memenuhi

kebutuhan masyarakat maupun industri, ketersediaan pupuk serta hasil

Page 24: dewan perwakilan rakyat republik indonesia laporan tim kunjungan

hutan, ketersediaan beras, dan kesiapan perbankan dalam mendukung

pembangunan di Provinsi Maluku maka diperlukan sinergisitas kebijakan

lintas sektoral dan lintas wilayah antara Kementerian/Lembaga/Pemda terkait

terutama untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Selanjutnya Tim Kunjungan Kerja Komisi VI DPR RI akan menjadikan

laporan ini menjadi masukan bagi Komisi VI DPR RI terutama sebagai bahan

bagi fungsi Pengawasan dan Penganggaran DPR RI. Selain itu hasil

Kunjungan Kerja ini juga akan diserahkan kepada Pemerintah untuk dapat

ditindaklanjuti terutama dalam melakukan perencanaan bagi pembangunan

dan atau pemeliharaan serta perbaikan bagi kesejahteraan masyarakat di

Provinsi Maluku pada khususnya dan Indonesia pada umumnya.

KOMISI VI DPR RI