detik

7
RUMAH SAKIT B M C BIREUEN MEDICAL CENTER Jl. Bireuen - Takengon km.1,6 Kecamatan Juli Kab.Bireuen Telp. 0644-323055 - 323155 / Hp. 085270411555 KEPUTUSAN DIREKTUR RS BIREUEN MEDICAL CENTER NOMOR 0003/SKP/RSBMC/2015 TENTANG KOMUNIKASI EFEKTIF DI RS BIREUEN MEDICAL CENTER MENIMBANG : 1. Bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan RS BIREUEN MEDICAL CENTER, maka diperlukan landasan kebijakan penerapan Sasaran Keselamatan Pasien yang menjadi prioritas utama; 2. Bahwa agar pelayanan keselamatan pasien di RS BIREUEN MEDICAL CENTER dapat terlaksana dengan baik, perlu adanya kebijakan Direktur RS BIREUEN MEDICAL CENTER sebagai landasan bagi penerapan komunikasi Efektif pada pemberian pelayanan kepada pasien di RS BIREUEN MEDICAL CENTER ; 3. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam 1 dan 2, perlu ditetapkan dengan Keputusan Direktur RS BIREUEN MEDICAL CENTER. MENGINGAT : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit. 2. Undang-Undang Praktek Kedokteran no. 29 pasal 45 ayat (3) tahun 2008 tentang panduan pemberian informasi dalam rangka persetujuan tindakan kedokteran.

Upload: algarifo-cool

Post on 09-Nov-2015

223 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

dsgdsgs

TRANSCRIPT

DIREKTORAT KESEHATAN ANGKATAN DARAT

RUMAH SAKIT B M C

BIREUEN MEDICAL CENTER

Jl. Bireuen - Takengon km.1,6 Kecamatan Juli Kab.Bireuen

Telp. 0644-323055 - 323155 / Hp. 085270411555

KEPUTUSAN DIREKTUR RS BIREUEN MEDICAL CENTERNOMOR 0003/SKP/RSBMC/2015 TENTANG

KOMUNIKASI EFEKTIF DI RS BIREUEN MEDICAL CENTERMENIMBANG : 1. Bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan RS BIREUEN MEDICAL CENTER, maka diperlukan landasan kebijakan penerapan Sasaran Keselamatan Pasien yang menjadi prioritas utama; 2. Bahwa agar pelayanan keselamatan pasien di RS BIREUEN MEDICAL CENTER dapat terlaksana dengan baik, perlu adanya kebijakan Direktur RS BIREUEN MEDICAL CENTER sebagai landasan bagi penerapan komunikasi Efektif pada pemberian pelayanan kepada pasien di RS BIREUEN MEDICAL CENTER ;

3. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam 1 dan 2, perlu ditetapkan dengan Keputusan Direktur RS BIREUEN MEDICAL CENTER.

MENGINGAT : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit.2. Undang-Undang Praktek Kedokteran no. 29 pasal 45 ayat (3) tahun 2008 tentang panduan pemberian informasi dalam rangka persetujuan tindakan kedokteran.

3. Peraturan Menteri kesehatan No 269 / Menkes / Per / III / 2008 tentang keselamatan dan kesehatan kerja.4. Permenkes No: 269/MENKES/PER/III/2008 tentang Rekam Medis.5. Permenkes No: 290/Menkes/PER/III/2008 tentang Persetujuan Tindakan Kedokteran.6. Permenkes RI Nomor.755 tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Komite Medik di Rumah Sakit7. Permenkes RI Nomor 1691 tahun 2011 tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit.8. Keputusan Direktur RS BIREUEN MEDICAL CENTER No. 65/SK/RS-BMC/2015 tentang Pembentukan Tim Akreditasi Rumah RS BIREUEN MEDICAL CENTERM E M U T U S K A N :MENETAPKAN : KESATU:KEPUTUSAN DIREKTUR RS BIREUEN MEDICAL CENTER TENTANG KOMUNIKASI EFEKTIF DI RS BIREUEN MEDICAL CENTERKEDUA: Kebijakan Penerapan Komunikasi Efektif pada RS BIREUEN MEDICAL CENTER sebagaimana tercantum dalam Lampiran Keputusan ini.KETIGA:Pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan pelayanan keselamatan pasien RS BIREUEN MEDICAL CENTER dilaksanakan oleh Tim Keselamatan Pasien RS BIREUEN MEDICAL CENTER.KEEMPAT:Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya, dan apabila di kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan ini akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya

Ditetapkan : di Bireuen

Pada Tanggal : 28 Januari 2015 M 7 Rabiulakhir 1436 H

DIREKTUR RS BMC

(Bireuen Medical Center)

dr.M.Syakir Marzuki,Sp.AnDAFTAR: Lampiran Keputusan Direktur

RS BMC (Bireuen Medical Center)Nomor

: 1042/SKP/RSBMC/2015 Tanggal: 28 Januari 2015 M 7 Rabiulakhir 1436 H

KOMUNIKASI EFEKTIF

DI RS BIREUEN MEDICAL CENTER1. Komunikasi efektif, yang tepat waktu, akurat, lengkap, jelas, dan yang dipahami oleh penerima pesan, akan mengurangi kesalahan, dan menghasilkan peningkatan keselamatan pasien.2. Komunikasi dapat secara elektronik, lisan atau tertulis3. Komunikasi yang paling mudah mengalami kesalahan adalah perintah yang diberikan secara lisan dan yang diberikan melalui telepon4. Komunikasi lisan yang mudah terjadi kesalahan adalah pelaporan kembali hasil pemeriksaan kritis, seperti laboratorium klinis menelepon unit pelayanan pasien untuk melaporkan hasil pemeriksaan segera / cito.5. Perintah lisan dan yang melalui telepon ataupun hasil pemeriksaan dituliskan secara lengkap ( Write Down ) dan dibacakan kembali ( Read Back ) oleh penerima perintah atau hasil pemeriksaan tersebut6. Perintah lisan dan yang melalui telepon ataupun hasil pemeriksaan secara lengkap dibacakan kembali ( Repeat Back ) oleh penerima perintah atau hasil pemeriksaan tersebut7. Mengulang kembali nama obat dengan mengeja nama obat tersebut huruf demi huruf untuk obat-obatan High Alert dan LASA (nama dan rupa obat mirip), atau nama obat yang sulit dipahami/obat baru, dengan huruf Alfabet8. Perintah lisan atau hasil pemeriksaan dikonfirmasi (Check Back ) oleh individu yang memberi perintah atau hasil pemeriksaan tersebut9. Tulisan disebut lengkap bila terdiri dari jam/ tanggal, isi perintah, nama penerima perintah dan tanda tangan, nama pemberi perintah dan tanda tangan (pada kesempatan berikutnya)10. Tenaga kesehatan yang melakukan komunikasi lisan mengisi formulir perintah lisan / melalui telepon/pelaporan hasil pemeriksaan kritis, dengan menggunakan teknik Komunikasi SBAR (Situation-Background-Assessment, Recommendation) 11. Tenaga kesehatan yang menerima perintah lisan memberikan stempel KONFIRMASI pada formulir catatan lengkap perintah lisan/melalui telepon/pelaporan hasil pemeriksaan kritis setelah melakukan Konfirmasi ( Check Back ) kepada pemberi perintah ,dan diferivikasi atau ditanda tangani oleh pemberi perintah dalam kurun waktu 1 x 24 jam.12. Tuliskan Keterangan untuk mencatat hal-hal yang perlu dicatat, misal pemberi perintah tak mau tanda tangan. 13. Tenaga Kesehatan tidak diperkenankan untuk berkomunikasi/memberikan intruksi dengan meninggalkan pesan dikotak suara/voice mail. 14. Pemberian instruksi verbal/per telepon tidak diperkenankan pada :a. Pemberian Obat Epiduralb. Pemberian Produk darah,Kecuali pada kondisi Emergencyc. Pemberian Obat Pada Gagal Ginjal Beratd. Pemberian Obat Pada Anak dan Bayi15. Penulisan perintah ditulis lengkap dan dapat dibaca dengan jelas, menggunakan singkatan terstandar, akronim dan simbul yang berlaku di RS BMC Bireuen (lihat buku daftar singkatan RS BMC).16. Pelaporan hasil kritis adalah proses penyampaian nilai hasil pemeriksaan yang memerlukan penanganan segera dan harus dilaporkan ke DPJP atau dokter yang meminta pemeriksaan dalam waktu kurang dari 2 jam. Penetapan nilai ambang kritis sesuai dengan panduan penetapan nilai ambang kritis RS Bireuen Medical Center.17. Pelaporan hasil pemeriksaan kritis dilaporkan oleh petugas Laboratorium / Radiologi kepada petugas ruangan yang meminta pemeriksaan, dan petugas ruang yang meminta yang akan melaporkan kepada DPJD atau dokter yang meminta pemeriksaan.18. Bila DPJP atau dokter yang meminta tidak dapat dihubungi petugas terkait bisa menghubungi kepala SMF, jika tidak dapat dihubungi juga petugas terkait dapat menghubungi dokter konsulen piket ruangan, jika tidak berhasil dihubungi , kemudian dapat menghubungi urutan pimpinan Rumah Sakit, yaitu:

a. Kepala Seksi Rawat Inap/ Kepala Seksi IGD, ICU,OK

b. Kepala Bidang Pelayanan Medis

c. Wadir Bidang Pelayanand. Direktur . 19. Pelaporan hasil pemeriksaan Cito harus disampaikan baik hasil pemeriksaan normal ataupun abnormal ke DPJP / dokter yang meminta.DIREKTUR RS BMC

(Bireuen Medical Center)dr.M.Syakir Marzuki,Sp.An