determinan opini audit going concerneprints.ums.ac.id/59529/15/naskah publikasi.pdf · sebagai...

20
iiiiiiii DETERMINAN OPINI AUDIT GOING CONCERN (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur dan Non Manufaktur yang Terdaftar di BEI Periode 2014-2016) Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Oleh: IIS KRISNAWATI B 200 140 081 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2018

Upload: others

Post on 03-Nov-2019

20 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: DETERMINAN OPINI AUDIT GOING CONCERNeprints.ums.ac.id/59529/15/Naskah Publikasi.pdf · sebagai tolak ukur dalam menentukan status going concern perusahaan. Penelitian ini bertujuan

iiiiiiii

DETERMINAN OPINI AUDIT GOING CONCERN

(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur dan Non Manufaktur yang

Terdaftar di BEI Periode 2014-2016)

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada

Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis

Oleh:

IIS KRISNAWATI

B 200 140 081

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2018

Page 2: DETERMINAN OPINI AUDIT GOING CONCERNeprints.ums.ac.id/59529/15/Naskah Publikasi.pdf · sebagai tolak ukur dalam menentukan status going concern perusahaan. Penelitian ini bertujuan

i

Page 3: DETERMINAN OPINI AUDIT GOING CONCERNeprints.ums.ac.id/59529/15/Naskah Publikasi.pdf · sebagai tolak ukur dalam menentukan status going concern perusahaan. Penelitian ini bertujuan

ii

Page 4: DETERMINAN OPINI AUDIT GOING CONCERNeprints.ums.ac.id/59529/15/Naskah Publikasi.pdf · sebagai tolak ukur dalam menentukan status going concern perusahaan. Penelitian ini bertujuan

iii

Page 5: DETERMINAN OPINI AUDIT GOING CONCERNeprints.ums.ac.id/59529/15/Naskah Publikasi.pdf · sebagai tolak ukur dalam menentukan status going concern perusahaan. Penelitian ini bertujuan

1

DETERMINAN OPINI AUDIT GOING CONCERN

(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur dan Non Manufaktur yang

Terdaftar di BEI Periode 2014-2016)

Abstrak

Opini audit going concern merupakan opini audit yang dikeluarkan oleh auditor

untuk mengevaluasi apakah ada kesangsian tentang kemampuan entitas untuk

mempertahankan kelangsungan hidupnya. Masalah going concern merupakan hal

yang kompleks dan terus ada sehingga diperlukan factor-faktor yang digunakan

sebagai tolak ukur dalam menentukan status going concern perusahaan. Penelitian

ini bertujuan untuk menguji pengaruh audit tenure, ukuran perusahaan,

profitabilitas, leverage dan opini audit tahun sebelumnya terhadap opini audit

going concern.Objek penelitian ini adalah perusahaan manufaktur dan non

manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2014-2016. Metode

penetuan sampel menggunakan tekni purposive sampling sebanyak 63

perusahaan. Data pada penelitian ini dikumpulkan melalui metode observasi non

partisipan dengan mengunduh data dari BEI. Teknik analisis yang digunakan

adalah analisis regresi logistic. Pengujian hipotesis menunjukkan bahwa variable

audit tenure, ukuran perusahaan, dan leverage tidak berpengaruh terhadap opini

audit going concern, sedangkan variable profitabilitas dan opini audit tahun

sebelumnya berpengaruh signifikan terhadap opini audit going concern.

Kata Kunci:audit tenure, ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage, opini audit

tahun sebelumnya, opini audit going concern

Abstract

Going concern audit opinion is an audit opinion issued by the auditor to evaluate

whether there are doubts of his life. Going concern issues are complex so that

need factors that used as a benchmark in determining the company’s going

concern status. This study anime to examine the effect of the audit tenure, the size

of the company, profitability, leverage and previous year’s audit opinion against

going concern audit opinion. The object of this research is manufacturing and non

manufacturing companies listed in Indonesia Stock Exchange. Methods of

sampling using purposive sampling techniques where appropriate criteria set

acquired 63 companies. The data in this study were collected through non-

participant observation method by downloading data from BEI. The analysis

technique used is logistic regression analysis. Testing hypothesis in this study

using logistis regression analysis techniques. Hypothesis testing results showed

that the variables of the audit tenure, company size and leverage does not affect

the going concern audit opinion, while variables the profitability and previous

year’s audit opinion significantly influence the going concern audit opinion.

Keywords: audit tenure, size of the company, profitability, leverage, previous

year’s audit opinion, going concern audit opinion

Page 6: DETERMINAN OPINI AUDIT GOING CONCERNeprints.ums.ac.id/59529/15/Naskah Publikasi.pdf · sebagai tolak ukur dalam menentukan status going concern perusahaan. Penelitian ini bertujuan

2

1. PENDAHULUAN

Salah satu bentuk pertanggungjawaban seorang manajemen kepada

masyarakat, khususnya para pemegang saham adalah berupa laporan keuangan.

Laporan keuangan memberikan gambaran mengenai posisi keuangan, kinerja

perusahaan, dan perubahan posisi keuangan perusahaan. Manajemen merupakan

pihak yang memberikan informasi laporan keuangan yang nantinya akan dinilai

dan dievaluasi kinerjanya berdasarkan laporan keuangan tersebut.

Agar laporan keuangan yang telah dibuat oleh perusahaan dapat dipercaya,

maka dibutuhkan seorang akuntan publik sebagai pihak independen dalam

menjembatani kepentingan para pengguna laporan keuangan dan para penyedia

laporan keuangan. Pernyataan auditor melalui sebuah opininya akan membuat

data-data yang ada di dalam laporan keuangan perusahaan dapat dipercaya oleh

para pengguna laporan keuangan. Peran auditor sangat diperlukan untuk

mencegah diterbitkannya laporan keuangan yang menyesatkan. Adanya laporan

keuangan yang telah diaudit, maka para pemakai laporan keuangan dapat

mengambil keputusan dengan benar sesuai dengan kenyataan yang sesungguhnya.

Perusahaan tidak selamanya berada dalam keadaan baik, ada kalanya

mengalami kendala oleh karena itu banyak perusahaan yang menerima opini audit

going concern opini tersebut diberikan karena adanya keraguan dalam diri auditor

mengenai kelangsungan hidup perusahaan dimasa depan dan hal tersebut

merupakan bad news bagi pemakai laporan keuangan.

Jangka waktu perikatan yang terjalin antara Kantor Akuntan Publik (KAP)

dengan auditee yang sama disebut dengan Audit tenure. Kecemasan akan

kehilangan sejumlah fee yang cukup besar akan menimbulkan keraguan bagi

auditor untuk menyatakan opini audit going concern. Dengan demikian

independensi auditor akan berpengaruh terhadap lamanya hubungan dengan

auditee yang sama (Nanda dan Siska, 2015).

Ukuran perusahaan dapat dinilai dari kondisi keuangan perusahaan, salah

satunya dengan melihat total aset perusahaan. Total aset dijadikan sebagai ukuran

perusahaan karena dari total aset yang dimiiki oleh perusahaan dapat dilihat

bagaimana kelangsungan usaha perusahaan ke depannya. Semakin tinggi total aset

Page 7: DETERMINAN OPINI AUDIT GOING CONCERNeprints.ums.ac.id/59529/15/Naskah Publikasi.pdf · sebagai tolak ukur dalam menentukan status going concern perusahaan. Penelitian ini bertujuan

3

yang dimiliki oleh perusahaan, maka perusahaan dianggap sebagai perusahaan

yang besar sehingga mampu menjaga kelangsungan hidup usahanya sehingga

kemungkinan perusahaan akan menerima opini audit non going concern (Arsianto

dan Rahardjo, 2013).

Menurut Keown (2004:32) dalam Benny dan Dwirandra (2016) menyatakan

laba atau profit diperoleh dari pendapatan bersih perusahaan dikurangi dengan

beban yang dikeluarkan pada periode yang bersangkutan. Jadi laba merupakan

hasil akhir kinerja perusahaan.Semakin tinggi rasio profitabilitas membuktikan

kinerja entitas yang semakin bagus dalam menghasilkan keuntungan maka tidak

menyebabkan keraguan auditor akan keahlian entitas untuk melanjutkan usahanya

dan dapat mengurangi kemungkinan pemberian opini going concern.

Kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibanya ke pihak lain dapat

menunjukkan suatu kinerja perusahaan. Leverage merupakan rasio yang

menggambarkan tingkat utang dibandingkan dengan aset perusahan. Semakin

tinggi hutang perusahaan terhadap kemampuan perusahaan atau total aktiva akan

semakin buruk kinerja suatu perusahaan dan menimbulkan ketidakpastian dalam

kelangsungan hidup perusahaan sehingga berpeluang mendapatkan opini audit

going concern (Nursasi dan Maria, 2015).

Seorang auditor memberikan opini audit going concern juga tidak terlepas

dari opini audit yang diberikan tahun sebelumnya, karena kegiatan usaha pada

suatu perusahaan untuk tahun tertentu tidak terlepas dari keadaan yang terjadi

pada tahun sebelumnya (Wati et.al, 2017). Jika tahun sebelumnya auditor

memberikan opini audit going concern maka pada tahun berjalan semakin besar

auditor akan memberikan kembali opini audit going concern. Hal ini salah

satunya terjadi karena makin parahnya keadaan perusahaan jika menerima opini

audit going concern.

Teori yang menjelaskan keadaan tersebut adalah Teori Keagenan (Agency

Theory), dalam teori ini dijelaskan adanya hubungan antara principal dan agent

(Anthony dan Govindarajan, 2005:269). Tujuan penelitian ini adalah untuk

membuktikan secara empiris pengaruh audit tenure, ukuran perusahaan,

profitabilitas, leverage dan opini audit tahun sebelumnya terhadap opini audit

Page 8: DETERMINAN OPINI AUDIT GOING CONCERNeprints.ums.ac.id/59529/15/Naskah Publikasi.pdf · sebagai tolak ukur dalam menentukan status going concern perusahaan. Penelitian ini bertujuan

4

going concern. Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah annual report

perusahaan manufaktur dan non manufaktur yang terdaftar di BEI pada periode

2014-2016.

2. METODE PENELITIAN

2.1 Pemilihan Sampel dan Pengumpulan Data

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan melakukan uji

hipotesis. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur dan

non manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun

2014-2016 dengan metode purposive sampling. Data dikumpulkan dengan

cara observasi, yaitu mengunduh melalui website resmi Indonesia Stock

Exchange yaitu www.idx.co.id dengan melakukan dokumentasi. Adapun

kriteria penentuan sampel adalah sebagai berikut:

1. Perusahaan manufaktur dan non manufaktur yang terdaftar di BEI

selama periode 2014-2016.

2. Menerbitkan laporan keuangan tahunan selama periode penelitian 2014-

2016.

3. Terdapat laporan auditor independen atas laporan keuangan perusahaan.

4. Menerbitkan laporan keuangan tahunan dalam rupiah selama periode

2014-2016.

5. Perusahaan yang pernah mengalami laba bersih setelah pajak yang

negatif selama laporan keuangan periode penelitian 2014-2016.

2.2 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

2.2.1Variabel Dependen

a. Opini audit going concern

Opini audit going concern adalah asumsi yang diberikan oleh

auditor mengenai kelangsungan hidup suatu entitas atau perusahaan

dimasa yang akan datang. Variable opini audit going concern diukur

menggunakan variable dummy dimana 1 jika auditor menemukan

ketidakpastian menganai kelangsungan hidupnya dengan memberikan

opini audit going concerndengan menyatakan pendapat wajar tanpa

pengecualian dengan bahasa penjelas, wajar dengan pengecualian,

Page 9: DETERMINAN OPINI AUDIT GOING CONCERNeprints.ums.ac.id/59529/15/Naskah Publikasi.pdf · sebagai tolak ukur dalam menentukan status going concern perusahaan. Penelitian ini bertujuan

5

tidak wajar dan tidak memberikan pendapat, sedangkan nilai 0 jika

auditor memberikan opini audit nongoingconcern dengan menyatakan

pendapat wajar tanpa pengecualian.

2.2.2Variabel Independen

b. Audit Tenure

Lamanya perikatan antara Kantor Akuntan Publik dengan klien

(perusahaan) yang sama secara berturut-turut disebut juga dengan

audit tenure. Variable audit tenure diukur menggunakan skala likert

mulai poin 1 untuk tahun pertama dan ditambah 1 untuk tahun

perikatan berikutnya.

c. Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan dapat dilihat dari kondisi keuangan perusahaan

dalam penelitian ini proksi yang digunakan dalam menilai kondisi

keuangan perusahaan adalah total asset yang dimiliki yaitu dinilai

dengan natural logaritma dari total asset.

( ) (1)

d. Profitabilitas

Profitabilitas merupakan jumlah relatif laba yang dihasilkan dari

sejumlah investasi atau modal yang ditanamkan dalam suatu usaha.

Rasio profitabilitas merupakan salah satu alat untuk mengukur kondisi

keuangan perusahaan, dalam penelitian ini menggunakan proksi

Return On Asset.

(2)

e. Leverage

Leverage menunjukkan proporsi atas penggunaan utang untuk

membiayai investasinya. leverage dalam penelitian ini diukur dengan

menggunakan debt ratio, yaitu membandingkan antara total kewajiban

dengan total aktiva. Rasio ini mengukur sejauh mana aktiva

perusahaan dibelanjai dengan kewajiban yang berasal dari kreditor

dan modal sendiri yang berasal dari pemegang saham.

Page 10: DETERMINAN OPINI AUDIT GOING CONCERNeprints.ums.ac.id/59529/15/Naskah Publikasi.pdf · sebagai tolak ukur dalam menentukan status going concern perusahaan. Penelitian ini bertujuan

6

(3)

f. Opini Audit Tahun Sebelumnya

Perusahaan yang menerima opini audit going concern pada tahun

sebelumnya akan dianggap memiliki masalah kelangsungan hidupnya,

sehingga semakin besar kemungkinan bagi auditor untuk

mengeluarkan opini audit going concern pada tahun berjalan. Variabel

ini diukur dengan menggunakan variabel dummy, 1 jika opini audit

tahun sebelumnya adalah opini audit going concern, dan 0 jika opini

bukan going concern.

2.3 Metode Analisis Data

Alat pengolahan data untuk menganalisis penelitian ini adalah analisis

regresi logistik(logistic regression) dengan bantuan Statistical Package for

Sosial Science (SPSS) Ver.20. Model yang digunakan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

= α+ β1 TEN+ β2 SIZE+ β3ROA + β4 LEV + β5 OTS + €

Keterangan:

= Opini audit going concern

TEN = Audit Tenure

SIZE = Ukuran Perusahaan

ROA = Profitabilitas

LEV = Leverage

OTS = Opini audit tahun sebelumnya

α = konstanta

β = koefisien variabel

€ = error

Page 11: DETERMINAN OPINI AUDIT GOING CONCERNeprints.ums.ac.id/59529/15/Naskah Publikasi.pdf · sebagai tolak ukur dalam menentukan status going concern perusahaan. Penelitian ini bertujuan

7

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil Penelitian

3.1.1 Uji Statistik Deskriptif

Sumber: Hasil Pengolahan Data dengan SPSS 20.0, 2017

Berdasarkan tabel 1 diatas dapat diketahui bahwa variabel going concern

memiliki nilai minimum 0, nilai maksimum 1, mean sebesar 0,63 dan nilai

standar deviasi sebesar 0,483. Variabel audit tenure memiliki nilai minimum

1, nilai maksimum 3, mean sebesar 1,71 dan nilai standar deviasi sebesar

0,781. Variabel ukuran perusahaan memiliki nilai minimum sebesar 23,557,

nilai maksimum sebesar 31,935, mean sebesar 28,10258 dan nilai standar

deviasi sebesar 1,925894. Variabel profitabilitas memiliki nilai minimum

sebesar -72,133, nilai maksimum sebesar 26,130, mean sebesar -3,13670 dan

nilai standar deviasi sebesar 9,864710. Variabel leverage memiliki nilai

minimum sebesar 0,008, nilai maksimum sebesar 74,177, mean sebesar

1,60005 dan nilai standar deviasi sebesar 7,813398. Variabel opini audit

tahun sebelumnya memiliki nilai minimum 0, nilai maksimum 1, mean

sebesar 0,63 dan nilai standar deviasi sebesar 0,483.

Tabel 1

Statistik Deskriptif

Variabel N Minimum Maximum Mean Std.

Deviation

Going Concern 189 0 1 0,63 0,483

Audit Tenure 189 1 3 1,71 0,781

Ukuran Perusahaan 189 23,557 31,935 28,10258 1,925894

Profitabilitas 189 -72,133 26,130 -3,13670 9,864710

Leverage 189 0,008 74,177 1,60005 7,813398

Opini Audit Tahun

Sebelumnya 189 0 1 0,63 0,483

Valid N (listwise) 189

Page 12: DETERMINAN OPINI AUDIT GOING CONCERNeprints.ums.ac.id/59529/15/Naskah Publikasi.pdf · sebagai tolak ukur dalam menentukan status going concern perusahaan. Penelitian ini bertujuan

8

3.1.2 Uji Inferensial

a. Menilai Keseluruhan Model (Overall Model Fit Test)

Tabel 2

Overall Model Fit Test

Keterangan Nilai

-2 Log L Awal (Block Number = 0) 248,084

-2 Log L Akhir (Block Number = 1) 208,679

Sumber: Hasil Pengolahan Data dengan SPSS 20.0, 2017

Berdasarkan hasil tahap pengujian keseluruhan model yaitu dengan

membandingkan antara -2 Log Likelihood awal (Block Number=0) dengan

nilai -2 Log Likelihood (2LL) pada akhir (Block Number=1). Nilai -2LL

awal adalah 248,084. Setelah semua variabel bebas atau data variabel

independen dimasukkan, maka hasil nilai -2LL akhir menunjukkan adanya

penurunan sebesar 208,679. Dengan adanya penurunan nilai likelihood (-

2LL) ini berarti bahwa penambahan variabel bebas kedalam model dapat

memperbaiki model fit serta menunjukkan model regresi yang lebih baik

atau dengan kata lain model dalam peneltian ini sudah fit.

b. Menganalisis Koefisien Determinasi (Negelkerke R Square)

Tabel 3

Nilai Negelkerke R Square

Step -2 Log Likelihood Cox & Snell R

Square

Nagelkerke R

Square

1 208,679a 0,188 0,257

Sumber: Hasil Pengolahan Data dengan SPSS 20.0, 2017

Berdasarkan data dari tabel diatas dapat di lihat bahwa nilai

Nagelkerke R Square adalah sebesar 0.257, sehingga variabilitas

dependen yang dapat di jelaskan oleh variable independen adalah sebesar

25.7%, sedangkan sisanya 74.3% di jelaskan oleh variabel-variabel yang

lainnya di luar model penelitian ini. Hal tersebut menunjukkan bahwa

bersama-sama variasi variabel bebas (audit tenure, ukuran perusahaan,

profitablitas, leverage, opini audit tahun sebelumnya) dapat menjelaskan

variasi variabel going concern sebesar 25.7%.

Page 13: DETERMINAN OPINI AUDIT GOING CONCERNeprints.ums.ac.id/59529/15/Naskah Publikasi.pdf · sebagai tolak ukur dalam menentukan status going concern perusahaan. Penelitian ini bertujuan

9

c. Menilai Kelayakan Model Regresi

Tabel 4

Kelayakan Model

Hosmer and Lemeshow Test

Step Chi-square df Sig.

1 2,609 8 0,956

Sumber: Hasil Pengolahan data dengan SPSS 20.0, 2017

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahuitingkat signifikansi sebesar

0,956, maka dapat diketahui bahwa H0 diterima, hal ini dikarenakan level

signifikansi tersebut lebih besar dari 0,05 yang berarti bahwa model ini

mampu memprediksi nilai observasinya atau dapat dikatakan model ini

dapat diterima karena cocok dengan data observasinya.

d. Uji Klasifikasi Model

Tabel 5

Uji Klasifikasi Model

Classification Table

Observed

Predicted

Going Concer

Percentage

Correct

Non

Going

Concern

Going

Concer

Step 1

Going

Concern

Non

Going

Concern

36 33 52,2

Going

Concern 19 101 84,2

Overall Percentage 72,5

Sumber: Hasil Pengolahan data dengan SPSS 20.0, 2017

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan prediksi untuk memprediksi

kemungkinan perusahaan menerima opini audit going concern sebesar

84,2%. Hal ini menunjukkan bahwa terdaapat sebanyak 101 sampel yang

diberi opini audit going concern dari total 120 sampel yang seharusnya

diberi opini audit going concern. Kekuatan prediksi model perusahaan

yang tidak menerima opini audit going concern adalah sebesar 52,2%

yang berarti bahwa dengan model regresi yang digunakan ada sebanyak

36 sampel yang di beri opini audit non going concern dari total 69

Page 14: DETERMINAN OPINI AUDIT GOING CONCERNeprints.ums.ac.id/59529/15/Naskah Publikasi.pdf · sebagai tolak ukur dalam menentukan status going concern perusahaan. Penelitian ini bertujuan

10

sampel yang seharusnya diberi opini audit non going concern. Table

tersebut menunjukkan bahwa tingkat prediksi model adalah sebesar

72,5%, dimana 84,2% going concern dan 52,2% non going concern telah

mampu di prediksi oleh model. Artinya kemampuan prediksi dari model

dengan variable audit tenure, ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage,

opini audit tahun sebelumnya secara statistic dapat memprediksi sebesar

72,5%.

e. Uji Hipotesis

Tabel 6

Hasil Uji Regresi Logistik

Variabel in the Equation

step Variabel B Sig.

1

TEN -421 .056

SIZE .153 .085

ROA -.053 .020

LEV -.059 .513

OTS(1) 1.586 .000

Constant -4.027 .108

Sumber: Hasil pengolahan data dengan SPSS 20.0,2017

Berdasarkan hasil uji regresi logistik diperoleh persamaan regresi sebagai

berikut:

Interpretasi dari masing-masing koefisien variabel adalah sebagai berikut:

1. Nilai konstanta -4,027 menunjukkan bahwa jika audit tenure (TEN),

ukuran perusahaan (SIZE), profitabilitas (ROA), leverage (LEV), dan

opini audit tahun sebelumnya (OTS) diasumsikan konstan atau sama

dengan nol, maka opini audit going concern sebesar -4,027.

2. nilai koefisien β1 adalah 0,421 dengan parameter negative, hal ini

menunjukkan bahwa kenaikan audit tenure akan menurunkan opini

audit going concern (GC), sebaliknya apabila erjadi penurunan audit

tenure maka akan menaikkan opini audit going concern (GC).

Page 15: DETERMINAN OPINI AUDIT GOING CONCERNeprints.ums.ac.id/59529/15/Naskah Publikasi.pdf · sebagai tolak ukur dalam menentukan status going concern perusahaan. Penelitian ini bertujuan

11

3. Nilai koefisien β2 adalah sebesar 0,153 dengan parameter positif, hal

ini menunjukkan bahwa kenaikan ukuran perusahaan akan

meningkatkan opini audit going concern (GC), sebaliknya apabila

terjadi penurunan ukuran perusahaan maka akan menurunkan opini

audit going concern (GC).

4. nilai koefisien β3 adalah 0,053 dengan parameter negative, hal ini

menunjukkan bahwa kenaikan profitabiltas akan menurunkan opini

audit going concern (GC), sebaliknya apabila terjadi penurunan

profitabilitas maka akan menaikkan opini audit going concern (GC).

5. nilai koefisien β4 adalah 0,059 dengan parameter negative, hal ini

menunjukkan bahwa kenaikan leverage akan menurunkan opini audit

going concern (GC), sebaliknya apabila terjadi penurunan leverage

maka akan menaikkan opini audit going concern (GC).

6. Nilai koefisien β5 adalah sebesar 1,586 dengan parameter positif, hal

ini menunjukkan bahwa kenaikan opini audit tahun sebelumnya akan

meningkatkan opini audit going concern (GC),sebaliknya apabila

terjadi penurunan opini audit tahun sebelumnya maka akan

menurunkan opini audit going concern (GC).

3.2 Pembahasan

3.2.1 Pengaruh audit tenure terhadap opini audit going concern

Pengujian terhadap variabel audit tenure menunjukkan bahwa nilai

signifikansi sebesar 0,056 yaitu lebih besar dari α = 0,05, maka H1 ditolak.

Penelitian ini membuktikan bahwa audit tenure tidak berpengaruh

terhadap opini audit going concern.Penelitian ini mendukung penelitian

yang dilakukan oleh Fahmi (2015), Nanda dan Siska (2015),

Yurisdikasari dan Rahmawati (2017).

Sesuai dengan hasil tersebut bahwa audit tenure tidak berpengaruh

terhadap opini audit going concern, karena auditor menganggap bahwa

semakin lamanya perikatan audit dengan perusahaan, tidak akan

mengurangi sikap independensi dalam mengumpulkan bukti, maka

pengetahuan auditor akan bertambah mengenai kondisi perusahaan

Page 16: DETERMINAN OPINI AUDIT GOING CONCERNeprints.ums.ac.id/59529/15/Naskah Publikasi.pdf · sebagai tolak ukur dalam menentukan status going concern perusahaan. Penelitian ini bertujuan

12

sehingga mudah bagi auditor untuk menemukan masalah yang

berhubungan dengan kelangsungan hidup suatu entitas. KAP akan tetap

memberikan opini audit going concern kepada perusahaan jika auditor

menemukan adanya masalah atau keraguan dalam keberlangsungan hidup

perusahaan.

3.2.2 Pengaruh ukuran perusahaan terhadap opini audit going

concern

Pengujian terhadap variabel ukuran perusahaan menunjukkan bahwa

nilai signifikansi sebesar 0,085 lebih besar dari α = 0,05, maka H2 ditolak.

Penelitian ini membuktikan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh

terhadap opini audit going concern.Penelitian ini mendukung penelitian

yang dilakukan oleh Irjibiayuni dan Murdjiyanti (2016), Wulandari

(2014).

Karena auditor dalam memberikan opini tidak terpengaruh pada

ukuran perusahaan, melainkan tetap berpedoman pada standar yang telah

ditetapkan.

3.2.3 Pengaruh profitabilitas terhadap opini audit going concern

Pengujian terhadap variabel profitabilitas menunjukkan bahwa nilai

signifikansi sebesar 0,020 lebih kecil dari α = 0,05, maka H3 terima.

Penelitian ini membuktikan bahwa profitabilitas berpengaruh terhadap

opini audit going concern.Penelitian ini mendukung hasil penelitian yang

dilakukan Melania (2016), Setiawan dan Suryono (2016).

Profitabilitas menunjukkan bahwa semakin besar rasio ROA

perusahaan maka akan semakin kecil kemungkinan perusahaan untuk

menerima opini audit going concern. Pada kondisi rasio profitabilitas

yang semakin besar kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba

akan semakin meningkat, sehingga auditor tidak akan mengalami

keraguan atas kemampuan perusahaan untuk melanjutkan usahanya pada

periode yang akan datang.

Page 17: DETERMINAN OPINI AUDIT GOING CONCERNeprints.ums.ac.id/59529/15/Naskah Publikasi.pdf · sebagai tolak ukur dalam menentukan status going concern perusahaan. Penelitian ini bertujuan

13

3.2.4 Pengaruh leverage terhadap opini audit going concern

Pengujian terhadap variabel leverage menunjukkan bahwa nilai

signifikansi sebesar 0,513 lebih besar 0,513 lebih besar dari α = 0,05,

maka H4 ditolak. Penelitian ini membuktikan bahwa leverage tidak

berpengaruh terhadap opini audit going concern. Penelitian ini

mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Rakatenda dan Putra

(2016), Wibisono (2013).

Sesuai dengan hasil penelitian ini leverage tidak berpengaruh terhadap

opini audit going concern bisa disebabkan karena perusahaan yang

menjadi sampel didalam penelitian ini dapat melakukan pengelolaan

asetnya dengan efisien dan mengalami pertumbuhan penjualan setiap

tahunnya. Jika perusahaan dapat melakukan pengelolaan asset secara

efisien, maka volume penjualan bisa meningkat. Jika volume penjualan

meningkat maka perusahaan akan memiliki dana untuk membayar

utangnya.

3.2.5 Pengaruh opini audit tahun sebelumnya terhadap opini audit

going concern

Pengujian terhadap variabel opini audit tahun sebelumnya

menunjukkan bahwa nilai signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari α =

0,05, maka H5 diterima. Penelitian ini membuktikan bahwa opini audit

tahun sebelumnya berpengaruh terhadap opini audit going concern.

Penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan Fahmi (2015),

Wulandari (2014), Yaqin dan Sari (2015).

Opini audit tahun sebelumnya menjadi sebuah pertimbangan bagi

auditor untuk mengeluarkan kembali opini audit going concern pada

tahun berikutnya. Namun penerbitan kembali opini audit going concern

tidak saja didasarkan pada opini audit going concern yang diterima pada

tahun sebelumnya, namun lebih kepada efek yang disebabkan oleh

pemberina opini audit going concern tersebut yaitu jatuhnya harga saham,

hilangnya kepercayaan dari publik akan kelangsungan usaha perusahaan

termasuk dari investor, kreditur dan konsumen, sehingga akan

Page 18: DETERMINAN OPINI AUDIT GOING CONCERNeprints.ums.ac.id/59529/15/Naskah Publikasi.pdf · sebagai tolak ukur dalam menentukan status going concern perusahaan. Penelitian ini bertujuan

14

mempersulit manajemen perusahaan untuk dapat bangkit kembali dari

kondisi keterpurukan.

4. PENUTUP

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel profitabilitas dan opini audit

tahun sebelumnya berpengaruh signifikan terhadap opini audit going concern.

Sedangkan variabel audit tenure, ukuran perusahaan dan leverage tidak

berpengaruh terhadap opini audit going concern.

Dalam penelitian ini terdapat beberapa keterbatasan yang dialami,

keterbatasan pada penelitian ini semoga tidak mengurangi manfaat yang ingin

dicapai dan dapat di atasi oleh penelitian berikutnya. Adapun keterbatasan

dalam penelitian ini yaitu penelitian ini hanya menggunakan 5 variabel bebas

yaitu audit tenure, ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage, opini audit

tahun sebelumnya. Periode pengamatan hanya 3 tahun sehingga belum dapat

melihat kecenderungan penerimaan opini audit going concern dalam jangka

Panjang.Variable profitabilitas hanya menggunakan proksi Return On Asset

(ROA).

Berdasarkan beberapa keterbatasanyang telah disampaikan maka saran

untuk peneliti selanjutnya yaitu menambah variabel-variabel lainnya yang

dapat mempengaruhi opini audit going concern seperti; kondisi keuangan,

deflaut utang, manajemen laba, opinion shopping. Memperpanjang rentang

waktu penelitian sehingga peneliti dapat melihat kecenderungan trend

penerbitan opini audit going concern dalam jangka panjang dengan tetap

memperhatikan perbedaan antara periode krisis moneter dengan periode

kondisi ekonomi normal.Menambah proksi yang digunakan pada variabel

profitabilitas seperti menggunakan proksi Return On Equity(ROE).

DAFTAR PUSTAKA

Anthony dan Govindarajan. 2005. Management Control System. Jakarta:

Salemba Empat.

Ardiyos. 2010. Kamus Besar Akuntansi. Jakarta: Citra Harta Prima

Page 19: DETERMINAN OPINI AUDIT GOING CONCERNeprints.ums.ac.id/59529/15/Naskah Publikasi.pdf · sebagai tolak ukur dalam menentukan status going concern perusahaan. Penelitian ini bertujuan

15

Arsianto, M.R dan Rahardjo, S.N. 2013. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

Penerimaan Opini Audit Going Concern. Diponegoro Journal Of

Accounting. 2 (3): 1-8.

Aryantika, N.P.P dan Rasmini, N.K. 2015. Profitabilitas, Leverage, Prior

Opinion dan Kompetensi Auditor pada Opini Audit Going Concern. E-

Jurnal Akuntansi Universitas Udayana. 11 (2): 414-425.

Benny, I.M.P dan Dwirandra, A.A.N.B. 2016. Kemampuan Opini Audit

Tahun Sebelumnya MemoderasiPengaruh Profitabilitas, Leverage,

Likuiditas Pada “Opini Audit Going Concern”. E-Jurnal Akuntansi

Universitas Udayana 14 (2): 835-861.

Elmawati, D dan Yuyetta, E.N.A. 2014. Pengaruh Reputasi Kantor Akuntan

Publik (KAP), Audit Tenure, dan Disclosure Terhadap Penerimaan

Opini Audit Going Concern. Diponegoro Journal Of Accounting. 3 (2):

1-10.

Fahmi, M.N. 2015. Pengaruh Audit Tenure, Opini Audit Tahun Sebelumnya,

dan Disclosure Terhadap Opini Audit Going Concern. Akuntabilitas. 8

(3): 162-170.

Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM

SPSS 19. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Harjito, Yunus. 2015. Analisis kecenderungan Penerimaan Opini Audit

Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur. Jurnal Akuntansi. 19

(1): 31-49.

Irjibiayuni, F.D dan Murdjiyanti, R. 2016. Analisis Pengaruh KAP,

Disclosure, Ukuran Perusahaan dan Likuiditas Terhadap Penerimaan

Opini Audit Going Concern pada Perusahaan Manufaktur dan Non

Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun 2011-2014.

KOMPARTEMEN. 14 (1): 58-74.

Ikatan Akuntan Indonesia Tahun 2011. Pertimbangan Auditor atas

Kemampuan Satuan Usaha dalam Mempertahankan Kelangsungan

Hidupnya. PSA No. 30. Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP).

Jakarta: Salemba Empat.

Mada, B.E. dan Laksito, H. 2013. Pengaruh Mekanisme Corporate

Governance, Reputasi KAP, Debt Default dan Financial Distress

Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern. Diponegoro Journal

Of Accounting. 2 (4): 1-14.

Melania, S. at al. 2016. Analisis Pengaruh Kualitas Auditor, Likuiditas,

Profitabilitas, Solvabilitas Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Opini

Audit Going Concern Pada Perusahan Manufaktur Yang Terdaftar Di

Bursa Efek Indonesia. Journal Of Accounting. 2 (2): 1-13.

Mulyadi. 2002. Auditing. Jakarta: Salemba Empat.

Nanda, F.R dan Siska. 2015. Pengaruh Audit Tenure, Disclosure, Ukuran

KAP, Debt Default, Opiniom Shopping dan Kondisi Keuangan

Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern (Pada Perusahaan

yang Terdaftar pada Index Syariah BEI). Jurnal Ekonomi, Manajemen

dan Akuntansi I. 24 (1): 41-64.

Page 20: DETERMINAN OPINI AUDIT GOING CONCERNeprints.ums.ac.id/59529/15/Naskah Publikasi.pdf · sebagai tolak ukur dalam menentukan status going concern perusahaan. Penelitian ini bertujuan

16

Ningtias, M.A dan Yustrianthe, R.H. 2016. Studi Empiris Faktor yang

Mempengaruhi Penerimaan Opini Audit Going Concern. Jurnal

Akuntansi. 5 (1): 42-68.

Nursasi, E dan Maria, E. 2015. Pengaruh Audit Tenure, Opinion Shopping,

Leverage dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Penerimaan Opini

Audit Going Concern Pada Perusahaan Perbankan dan Pembiayaan

yang Go Publik di Bursa Efek Indonesia. Jurnal JIBEKA. 9 (1): 37-43.

Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 17/PMK.01/2018/ Tentang Jasa

Akuntan Publik. www.depkeu.go.id.

Rakatenda, G.N. dan Putra, I.W. 2016. Opini Audit Going Concern dan

Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. E-Jurnal Akuntansi Universitas

Udayana. 16 (2): 1347-1375.

Setiawan, F dan Suryono, B. 2015. Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan,

Profitabilitas, Likuiditas, Danleverage Terhadap Opini Audit Going

Concern. Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi. 4 (3): 1-15.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.

Bandung: Alfabeta.

Tandungan, D dan Mertha, I.M. 2016. Pengaruh Komite Audit, Ukuran

Perusahaan, Audit Tenure dan Reputasi KAP terhadap Opini Audit

Going Concern. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana. 16 (1): 45-

71.

Wati, K.K et al. 2017. Pengaruh Ukuran KAP dan Opini Audit Tahun

Sebelumnya Terhadap Opini Audit Going Concern dengan Kondisi

Keuangan Sebagai Variabel Moderating (Studi Kasus pada

Perusahaan Manufaktur dan Non Manufaktur yang Terdaftar di BEI

Tahun 2014-2016). E-Jurnal Nama Jurnal Universitas Pendidikan

Pendidikan Ganesha. 7 (1).

Wibisono, E.A. 2013. Prediksi Kebangkrutan, Leverage, Audit Sebelumnya,

Ukuran Perusahaan Terhadap Opini Going Concern Perusahaan

Manufaktur Bei. Jurnal EMBA. 1 (4): 362-373.

Wulandari, Soliyah. 2014. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Auditor Dalam Memberikan Opini Audit Going Concern. E-Jurnal

Akuntansi Universitas Udayana. 6 (3): 531-558.

Yaqin, M.A dan Sari, M.M. 2015. Pengaruh Faktor Keuangan dan Non

Keungan Pada Opini Audit Going Concern. E-Jurnal Akuntansi

Univesitas Udayana. 11 (2): 500-514.

Yuridiskasari, S dan Rahmatika, D.N. 20017. Determinan Penerimaan Opini

Audit Going Concern Pada Perusahaan Sub Sektor Property Dan Real

Estate Di Indonesia. Jurnal Kajian Akuntansi. 1 (1): 1-10.