deteksi dini2
TRANSCRIPT
7/25/2019 deteksi dini2
http://slidepdf.com/reader/full/deteksi-dini2 1/2
Pendengaran normal adalah modal penting bagi setiap manusia termasuk
bayi atau anak agar dapat berbicara dan berkomunikasi dengan
lingkungannya. Untuk mengetahui gangguan pendengaran secara dini pada
bayi dan anak-anak maka dilakukan skrining pendengaran, yang
diprioritaskan untuk bayi dan anak yang berisiko mengalami gangguan
pendengaran. Untuk itu Joint Committee on Infant Hearing (!!!" kemudian
membuat program Uni#ersal $e%born Hearing &creening yang bertu'uan
mendeteksi dini gangguan pendengaran pada semua bayi baru lahir.
erdapat berbagai faktor risiko ter'adinya ketulian, diantaranya adalah)
kondisi atau penyakit yang memerlukan pera%atan di $eonatus Intensi#e
Care Unit ($ICU" selama *+ 'am atau lebih setelah kelahiran, keadaan yang
berhubungan dengan sindroma tertentu yang menyebabkan tuli
sensorineural atau konduktif, ri%ayat keluarga dengan gangguanpendengaran sensorineural yang menetap se'ak lahir, lahir belum cukup
bulan (prematur", berat badan lahir rendah (!! gram", /P0/1 skor !-2
dan *-!, hiperbilirubin, ri%ayat infeksi 31CH saat masa kehamilan, dan
kelainan tulang %a'ah4 tengkorak.
5ayi dengan salah satu faktor risiko tersebut mempunyai kemungkinan
mengalami ketulian !, kali lebih besar dibandingkan dengan bayi yang
tidak memilikinya, 5ila terdapat 2 buah faktor risiko, kecenderunganmenderita ketulian diperkirakan sampai 62 kali. &edangkan bayi baru lahir
yang dira%at di ruang intensif ($ICU" berisiko mengalami ketulian ! kali
lipat bayi normal.
&alah satu metode pemeriksaan untuk mendeteksi dini gangguan
pendengaran adalah emisi otoakustik (3/78 3toacoustic 7mission". 3/7
merupakan respons rumah siput (koklea" di telinga yang dihasilkan oleh sel-
sel rambut luar dan dipancarkan dalam bentuk energi akustik. eknologi inimemungkinkan deteksi dini ketulian se'ak bayi usia minimal hari.
Pemeriksaan lainnya adalah 5rain 7#oked 1esponse /uditory (571/" atau
dikenal sebagai /uditory 5rainstem 1esponse (/51", yang merupakan
pemeriksaan untuk menilai fungsi pendengaran dan fungsi saraf 9III ($.
7/25/2019 deteksi dini2
http://slidepdf.com/reader/full/deteksi-dini2 2/2
auditorius". Pemeriksaan ini merekam potensial listrik yang dikeluarkan sel
koklea selama menempuh per'alanan mulai dari telinga dalam hingga ke inti-
inti tertentu di bidang otak.
571/ umumnya dilakukan pada bayi dengan faktor risiko tersebut di atas,
anak yang terlambat bicara (delayed speech", anak dengan gangguan sifat
dan tingkah laku (autisme", dan bayi4 anak dengan cacat ganda (sindroma".
571/ 'uga dilakukan untuk membantu memperkirakan 'enis ketulian,
menentukan prediksi ambang dengar dan membantu menentukan letak lesi
di sepan'ang serabut pendengaran sampai batang otak.
Jika hasil pemeriksaan menun'ukkan adanya ketulian, maka bayi kemudian
men'alani habilitasi. Habilitasi memberikan fungsi pendengaran yang
seharusnya dimiliki bayi4 anak yang sebelumnya belum pernah memiliki
kemampuan4 pengalaman mendengar. Program habilitasi terdiri dari
ampli:kasi (memperkeras input suara", latihan mendengar dan latihan
%icara.
Joint Committee on Infant Hearing (tahun !!!" melalui program $e%born
Hearing &creening ($H&" telah menetapkan 3/7 dan 571/ sebagai
pemeriksaan %a'ib untuk skrining pendengaran pada bayi. ;emi mendukungprogram tersebut, 7ka Hospital men'adikan kedua pemeriksaan tersebut
sebagai bagian dari layanan yang diberikan bagi setiap bayi yang baru lahir
di rumah sakit berstandar internasional ini.