destilasi normal ( air tapai )
TRANSCRIPT
Destilasi Normal ( Air Tapai )
1. Tujuan Praktikum
a. memisahkan atau memurnikan pelarut organic
b. merancang percobaan destilasi sederhana
2. Teori Dasar
3. Alat dan Bahan
3.1 Alat
a. Satu set peralatan distilasi
b. labu penampung/ Erlenmeyer 250 mL
c. Corong
d. Termometer
e. Standar
f. Klem Penjepit
g. Timbangan analitik
h. Piknometer
i. Lampu spritus
3.2 Bahan
a. Cairan yang akan didestilasi (air tapai)
b. Vaselin
c. Batu Didih
3.3 Gambar Alat
4. Prosedur Kerja
4.1 Cara Kerja
1. Pasangkan alat sesuai dengan gambar
2. Setiap sambungan kaca diberi vaselin agar tidak mengeras. Keketatan
atau rapatnya sambungan harus dicek agar tidak terjadi kehilangan
distilat selama proses berlangsung.
3. Lihat pada handbook titik didih dan Spesifik Gravity cairan atau sampel
yang akan dipisahkan.
4. Tentukan spesifik gravity (SPGR) sampel yang akan didistilasi dengan
menggunakan piknometer dan ditimbang.
5. Masukkan sampel yang akan didestilasi pada labu distilasi dengan
bantuan corong. Jumlah cairan paling banyak 2/3 kapasitas labu
kemudian tambahkan batu didih.
6. Pasangkan labu didih, kemudian alirkan air pendingin.
7. Panaskan dengan lampu spritus, mula-mula dengan api kecil.
8. Lakukan pemanasan, sejumlah 1tetes/2 detik dapat dianggap sebagai
kecepatan yang cukup ideal.
9. Amati termometer.
10. Hentikan distilasi jika suhu melebihi titik didihnya ±5oC. Jangan
melakukan distilasi sampai labu kering karena mengakibatkan
peralatan pecah karna panas.
11. Tentukan SPGR distilat dan residu dengan menggunakan piknometer.
4.2 Diagram Kerja
5. Hasil dan Pembahasan
5.1 Hasil
Sampel : air tapai
Data penimbangan dengan piknometer
Berat Piknometer Berat yang Tertimbang
Kosong 15,9196 g
+ aquades 25,7975 g
+ sampel 25,0420 g
+ destilat -
+ residu 25,0353 g
Suhu :
T0 = 32 oC
T1 = 69 oC
T2 = 70 oC
T3 = (T2 + 1 oC) = (70 oC + 1 oC) = 71 oC
Warna :
sampel : putih keruh
destilat : bening
residu : putih keruh
Volume :
destilat : 3 mL
sampel : 150 mL
5.2 Pembahasan
Dalam melakukan pemanasan digunakan api yang kecil, karena jika
menggunakan api yang besar , maka zat yang titil didinya tinggi akan ikut
menguap dengan zat yang titik didihnya rendah sehingga distilat menjadi
bercampur dan distilat menjadi tidak sempurna
Untuk mengetahui panas yang tepat maka dihitung tetesan distilat pada
labu penampung yaitu 15-20 tetes/menit atau 3 tetes/20 detik jika telah
didapatkan tetesan berkisar angka tersebut , maka destilasi atau
pemisahan dapat dikatakan sempurna/benar.
Yang dipisahkan dari air tapai adalah ethanol dengan titik didih 70oC yang
didapatkan ± 3 mL (berwarna bening) sehingga tidak ditentukan SPGR
destilat karena distilat yang dihasilkan tidak mencukupi volume
piknometer yaitu 10 mL.
5.3 Perhitungan
SPGR sampel = (massa pikno+sampel )– (massa pikno kosong )
(massa pikno+aquades) – (massa pikno kosong )
= 25,0420g – 15,9196g25,7975g – 15,9196g
= 9,1224 g9,8779 g
= 0,9235
SPGR residu = (massa pikno+sampel )– (massa pikno kosong )
(massa pikno+aquades) – (massa pikno kosong )
= 25,0353g – 15,9196g25,7975g – 15,9196g
= 9,1157 g9,8779g
= 0,9227
6.