deskriptif

Upload: krisna-adi-jaya

Post on 17-Jul-2015

392 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

LANGKAH-LANGKAH DALAM MELAKUKAN PENELITIAN DESKRIPTIF

Agar suatu penelitian yang dalam hal ini adalah penelitian deskriptif dapat dilakukan dengan baik, perlu dilakukannya penyusunan langkah-langkah pokok atau suatu studi protokol yang tepat. Secara garis besar, langkah-langkah pokok yang harus dilakukan dalam penelitian deskriptif adalah sebagai berikut : 1. Merumuskan pertanyaan penelitian. 2. Menentukan tujuan dan definisi oprasional. 3. Menentukan populasi studi dan objek studi. 4. Mengetahui cara pengambilan dan besarnya sampel. 5. Menentukan variable yang akan diteliti. 6. Melakukan pengumpulan data, 7. Melakukan pengolahan data, 8. Melakukan penyajian data, dan 9. Melakukan analisis data, penarikan kesimpulan, serta penulisan laporan. Kegiatan pada tahap persiapan meliputi perumusan pertanyaan penelitian, penentuan dan perumusan tujuan penelitian secara jelas, setelah itu dilakukan penentuan populasi studi dan kreteria subjek studi yang sesuai dengan tujuan penelitian. Setelah ditentukan populasi studi dan kreteria subjek studi, tentukan cara pengambilan dan perkiraan besarnya sampel; serta variable-variabel yang akan dikumpulkan untuk dituangkan ke dalam daftar pertanyaan. Berikut ini akan dijelaskan lebih lanjut langkah-langkah pokok yang harus dilakukan dalam penelitian deskriptif.

1. Merumuskan Pertanyaan Penelitian Pertanyaan penelitian merupakan tindakan awal yang sangat penting dalam merencanakan peneliian karena pertanyaan penelitian dapat disusun tujuan penelitian. Hampir pada semua laporan penelitian terdapat pertanyaan penelitian walaupun tidak mencantumkan tujuan secara eksplisit. Contoh pertanyaan dalam penelitian deskriptif :

a. Apakah tekanan darah orang normal akan meningkat dengan bertambahnya umur? b. Berapa besar prevalensi hipertensi petugas rumah sakit yang berumur 35 tahun ke atas? c. Apakah distribusi frekuensi pemakaian alat kontrasepsi IUD oleh pasangan usia subur meningkat dengan bertambahnya umur dan paritas? d. Berapa besar prevalensi penggunaan oralit oleh masyarakat untuk mengatasi kekurangan cairan pada penderita diare?

Pada pertanyaan pertama dan kedua masih perlu diuraikan lebih mendalam tentang batasan normal yang digunakan dalam penelitian, apakah normal secara fisik atau normal berdasarkan biokimia. Begitu pula dengan umur harus ditentukan apakah umur tepat berdasarkan tanggal lahir atau hanya umur berdasarkan pengakuan responden, demikian pula batasan hipertensi harus ditentukan batasan yang dilakukan termasuk cara pengukuran, waktu

pengukuranm dan pemeriksaan yang diperoleh oleh beberapa orang. Begitu juga untuk pertanyaan ketiga dan keempat yang masih diperlukannya penguraian lebih mendalam tentang perumusan terhadap permasalahan atau kesenjangan yang muncul.

2. Menetukan Tujuan Setelah dilakukannya penyusunan pertanyaan penelitian dilanjutkan dengan menetukan menentukan dan merumuskan tujuan penelitian dengan sebaik-baiknya. Penentuan dan perumusan tujuan dalam suatu penelitian adalah hal yang sangat penting karena tujuan penelitian merupakan pedoman dalam melakukan tindakan selanjutnya. Berikut ini beberapa contoh tujuan penelitian deskriptif : a. Untuk mengetahui prevalensi penyakit ISPA pada anak-anak berumur 110 tahun di daerah Denpasar. b. Untuk mengetahui prevalensi hipertensi pada petugas kesehatan di suatu rumah sakit yang berumur 35 tahun ke atas. Dll.

Pada penelitian deskriptif, dalam menentukan tujuan dapat dikatagorikan menjadi dua yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum merupakan tujuan yang menyatakan apa yang ingin dicapai dalam suatu penelian yang akan dilakukan untuk menjawab pertanyaan penelitian. Sedangkan tujuan khusus merupakan tindakan yang akan dilakukan agar tujuan umum dapat dicapai karena tujuan khusus dinyatakan dalam kalimat aktif.

3. Menentukan populasi studi dan objek studi Populasi studi dapat berupa masyarakat dalam suatu daerah atau beberapa daerah atau institusi seperti sekolah, industry atau rumah sakit, atau data sekunder dari rekam medis di rumah sakit. Penentuan populasi studi harus dilakukan dengan hati-hati dan jelas karena populasi studi merupakan kumpulan dari subjek studi, yaitu individu yang akan diukur cirri-cirinya sesuai dengan tujuan penelitian. Populasi studi juga penting artinya dalam menentukan cara pengambilan sampel dan besaran sampel. Setelah populasi studi ditentukan, kegiatan selanjutnya adalah menentukan kreteria objek studi. Variabel orang sebagai subjek studi meliputi umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, status material, dan lain-lain sesuai dengan tujuan.

4. Mengetahui cara pengambilan dan besarnya sampel Setelah kita menentukan populasi studi dan kreteria subjek studi maka kegiatan selanjutnya adalah menentukan apakah diambil seluruh objek studi dalam populasi studi atau diambil sebagian (sampel). Bila karena akan mengambil sampel, tentukan cara pengambilan dan besarnya sampel. Secara umum, pengambilan sampel dapat dilakukan dengan acak (random sampling) atau tanpa acak (nonrandom sampling). Dikatakan pengambilan secara acak apabila dilakukan sedemikian rupa sehingga probabilitas setiap individu diambil sebagai sampel diketahui, sedangkan pada pengambilan sampel tanpa acak probabilitas setiap unit untuk diambil sebagai sampel tidak diketahui dan faktor subjektif memegang peranan penting.

Setelah cara pengambilan sampel ditentukan maka selanjutnya ditentukan perkiraan besarnya sampel. Hal-hal yang harus dipertimbangkan dalam menghitung perkiraan besarnya sampel minimal yang dibutuhkan dalam penelitian adalah sebagai berikut : 1. Perkiraan proporsi variable penting dalam penelitian 2. Drajat kecermatan yang diinginkan 3. Penentuan drajat kepercayaan yang diinginkan 4. Besarnya populasi Perkiran besarnya sampel dapat dihitung dengan rumus yang dikembangkan oleh Senedecor dan Cochran :

5. Menentukan variable yang akan diteliti Setelah ditentukan populasi studi, kreteria subjek studi, dengan cara pengambilan sampel serta perkiraan besarnya sampel maka tindakan selanjutnya adalah menentukan variable apa yang akan diteliti. Ini diperlukan untuk menusun daftar pertanyaan yang akan digunakan sebagai pedoman dalam pengumpulan data. Sebagai contoh, kita akan mencari prevalensi penderita ISPA pada anak, maka kita harus menentukan batas umur anak. Selanjutnya, jika ingin diketahui juga status gizi anak, tentukan cara pengukuran yang digunakan.

Agar variable yang telah ditentukan mudah diukur maka variable-variabel tersebut harus dibuat definisi oprasionalnya. Misalnya, untuk ISPA ditentukan cara diagnosis yang digunakan serta kreterianya dan juga batasan umur anak harus ditentukan apakah umur tepat atau berdasarkan pengakuan responden. Sedangkan status gizi harus ditentukan dengan alat ukur yang digunakan dan batasan untuk menentukan gizi.

6. Melakukan pengumpulan data Pengumpulan sata dapat dilakukan dengan teknik wawancara atau angket. Pada saat pengumpulan data dilaksanakan, perlu dilakukannya editing di lapangan dengan mengadakan koreksi bila terdapat data yang salah atau tidak jelas agar data kasar yang diperoleh sudah cukup bersih.

7. Melakukan pengolahan data Setelah dilakukannya pengumpulan data, data yang diperoleh

diorganisasikan sedemikian rupa agar mudah disajikan dan dianalisis. Pengolahan data dapat dilakukan menggunakan program computer atau secara manual. Cara mana yang akan digunakan tergantung daripada ketersediaan alat dan sumber daya manusia serta tergantung pada banyak sedikitnya data yang diolah.

8. Melakukan penyajian data Dapat disajikan dalam bentuk table distribusi frekuensi, table silang, dan berbagi grafik yang disesuaikan dengan data yang diperoleh dan tujuan penelitian. Data tabel dan grafik yang disajikan dapa dilakukan analisis lebih lanjut dengan perhitungan-perhitungan statistic sederhana.

9. Melakukan analisis data, penarikan kesimpulan, serta penulisan laporan. Pada penelitian deskriptif, dapat dilakuan analisis berdasarkan data yang diperoleh dengan menggunakan perhitungan statistik sederhana seperti rasio, persentase atau proporsi, rata-rata, simpangan baku, koefisien kolerasi, atau pengukuran rasio relative sesuai dengan skala ukuran data yang diperoleh.

Setelah dilakukannya analisis maka dengan hati-hati ditarik kesimpulan untuk menjawab tujuan penelitian serta rekomendasi bila dibutuhkan penelitian lebih lanjut.