deskripsi benda cagar budaya - ditjen...

59
Deskripsi Benda Cagar Budaya Muslimin A.R. Effendy Deskripsi adalah pemaparan atau penggambaran secara jelas dan terperinci sesuai keadaan yang sesungguhnya. Tujuannya adalah untuk menjelaskan entitas sebuah bcb agar bisa dikenali dan dipahami. Deskripsi tersebut harus dapat menghasilkan informasi bermakna untuk menjawab pertanyaan- pertanyaan yang spesifik. Oleh karena itu perlu dilakukan pengamatan atribut bcb yang dianalisis.

Upload: vunhu

Post on 02-Mar-2019

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Deskripsi Benda Cagar Budaya Muslimin A.R. Effendy

Deskripsi adalah pemaparan atau penggambaran secara jelas dan terperinci sesuai keadaan yang sesungguhnya. Tujuannya adalah untuk menjelaskan entitas sebuah bcb agar bisa dikenali dan dipahami. Deskripsi tersebut harus dapat menghasilkan informasi bermakna untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang spesifik. Oleh karena itu perlu dilakukan pengamatan atribut bcb yang dianalisis.

Lanjutan….

Berdasarkan jenisnya, atribut dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu:

Atribut bentuk (formal atribute), atribut yang

berkaitan dengan bentuk dan ukuran (metric) artefak

Atribut teknologi (technological attribute), yaitu atribut yang berkaitan dengan bahan, teknik pembuatan, teknik finishing, serta teknik hias

Atribut gaya (stylistic attribute), yaitu atribut yang berkaitan dengan ragam hias, motif hias, dan pola hiasan artefak)

Lanjutan…

Untuk mengetahui fungsi artefak, dilakukan analisis kontekstual, yaitu mengamati hubungan artefak dengan temuan serta, baik artefak, ekofak, fitur dalam satu matriks. Selain itu pengamatan juga dilakukan pada keletakkan data arkeologi (provenience), persebaran (distribution) dan waktu atau lapisan tanah (stratification). Dalam melakukan analisis kontekstual perlu diperhatikan proses transformasi. Ketiga bentuk kegiatan tersebut dapat dijelaskan dalam konteks hubungannya dengan tujuan arkeologi.

Fokus Kegiatan dan Hubungannya dengan Tujuan Arkeologi

Fokus Kegiatan Tujuan

Bentuk

(1492-1940)

1. mendeskripsikan dan menggolongkan

benda-benda arkeologi, terutama

berdasarkan bentuk

2. analisis menghasilkan data mengenai

persebaran dari bentuk-bentuk benda

arkeologi dalam ruang dan waktu

prioritasnya adalah mencari norma,

aturan-aturan yang dipakai dalam

pendirian bangunan, misalnya. Yg

ditekankan adalah persamaannya

Rekonstruksi

sejarah

kebudayaan

Lanjutan…

Fungsi

(1940-

1960)

1. analisis bentuk-bentuk benda

arkeologi serta hubungannya

satu dengan lain untuk

mengetahui fungsi atau struktur

suatu benda. Benda itu dibuat

oleh siapa, apa fungsinya, siapa

yang menggunakannya, dst.

2. analisis menghasilkan data

mengenai tingkah laku,

kebiasaan dan kepercayaan

masyarakat masa lalu

Rekonstruksi

cara-cara

hidup

Lanjutan…

Proses

(1960-

1970)

Deskripsinya bertujuan untuk

mencari jawaban tentang hukum

sebab akibat. Penyebabnya adalah

variable yang independen, bebas.

Model ini tidak mudah karena

menggunakan alur pikir yang

positivisme.

Para arkeolog menggunakan semua

data yang sudah diurai sebelumnya

untuk menjelaskan mengapa telah

terjadi perubahan kebudayaan dan

bagaimana arah serta percepatan

perubahannya

Penggambar

an proses

budaya

Oleh para arkeolog masa kini ketiga focus kegiatan deskripsi tersebut lalu dikembangkan menjadi enam prinsip pemerian, yaitu penggambaran bentuk, ukuran, bahan, warna, dan kondisi.

Tahap Pendeskripsian BCB Nama nama yang sudah diketahui umum, nama arbitrer

Bentuk sebutkan bentuk benda (piring, mangkuk, vas, buli-buli dll)

Ukuran Pengukuran dibedakan menjadi dua, yaitu (a). bentuk dua dimensi (b). tiga dimensi.

Bahan Bahan alami (biota dan abiota) dan artificial

Warna warna dasar (tunggal, tidak bercampur dengan warna lain), campuran dan gradasi.

Kondisi Kondisi benda pada saat didata (rusak, tidak utuh, dst)

Alur Pendeskripsian BCB

Nama benda

Bentuk

Warna

Ukuran

Kondisi

Bahan

Ada nama, tdk ada nama

(local/asing, Indonesia)

Uraian bentuk benda

Dua dimensi (p, l, diameter), tiga dimensi

(pjg; l, diameter, t, tebal

Alami (biota, dan abiota),

sintetik

Dasar, campuran, gradasi

Keadaan (bahan, warna,

bentuk, permukaan, struktur)

Jenis-jenis BCB

Benda Cagar Budaya

“Benda alam dan atau benda buatan manusia baik bergerak maupun tidak bergerak berupa kesatuan atau kelompok atau bagian-bagiannya atau sisa-sisanya yang memiliki hubungan erat dengan kebudayaan dan sejarah perkembangan manusia.

Bangunan CB

Susunan binaan yang terbuat dari benda alam atau benda buatan manusia untuk memenuhi kebutuhan ruang berdinding dan/atau tidak berdinding, dan beratap yang tidak dapat dipindah-pindahkan tanpa mengakibatkannya rusak. Jembatan, rumah, jalan, parit, sumur, tanggul atau terowongan dapat digolongkan sebagai bangunan.

Lanjutan…

Struktur CB

Susunan binaan yang terbuat dari benda alam dan atau benda buatan manusia untuk memnubhi kebutuhan ruang kegiatan yang menyatu dengan alam, sarana, dan prasarana untuk menampung kebutuhan manusia

Situs CB

Lokasi yang berada di darat dan atau di air yang mengandung BCB, Bangunan Cagar Budaya, dan atau Struktur CB sebagai hasil kegiatan manusia atau bukti kejadian pada masa lalu

Kawasan CB

Satuan ruang geografis yang memiliki dua situs CB atau lebih yang letaknya berdekatan dan/atau memperlihatkan ciri tata ruang khas

Analisis BCB Bergerak Keramik

Bentuk

Teknologi

Gaya

Asal

Pertanggalan

1. Analisis Bentuk

Analisis bentuk dilakukan melalui pengukuran (panjang, lebar, tinggi, diameter), dan mengelompokkannya ke dalam wadah (terbuka atau tertutup), dan bukan wadah.

Atribut untuk mengidentifikasi bentuk adalah ;

bagian tepian wadah dengan memperhatikan orientasi benda (terbuka, tegak, dan tertutup),

besaran

ketebalan

jenis bahan dasar

pola hias

warna glasir dan

teknik pemberian glasir.

2. Analisis Teknologi

Analisis teknologi dilakukan melalui pengamatan terhadap bahan, campuran (temper), teknik pembentukan, teknik pembakaran, teknik penggarapan permukaan, dan teknis hias

Jejak-jejak proses Pembentukan

Pijit Permukaan luar dan dalam tdk rata, ada bekas sapuan

dan tekanan jari tangan (fingermark)

Roda putar cepat Striasi yg rapat, halus serta bersinambung sehingga

terlihat seperti garis sejajar

Roda putar lambat Striasi yang renggang tampak kurang sejajar bahkan

menggelombang dan sering putus – putus

Tatap landas Jejak pelandas tampak pada permukaan dalam berupa

cekungan-cekungan

Jejak pemukul kadang terlihat pada permukaan luar

kecuali bila dilapisi glasir atau slip atau dibubuhi hiasan

Teknik gabungan

(roda putar dan

tatap landas)

Tampak pada pecahan tepian yg cukup besar ukurannya.

Khususnya di bagian luar ujung tepian. Jejak pelandas

terlihat pada bagian dalam

3. Analisis Gaya

Ciri-ciri atau atribut stilistik yang diamati untuk mengetahui gaya adalah: motif hias warna hias susunan disain Analisis gaya dilakukan dengan terlebih dahulu mengelompokkan motif-motif hias berdasarkan teknik hiasnya, dan diklasifikasikan lagi berdasarkan hiasannya. Dimaksudkan dengan hiasan adalah gambar atau dekorasi yang diberikan atau ditambahkan pada permukaan benda keramik

Motif Hias Keramik Flora Fauna Lambang Tao Benda

Berharga

Pemandangan

Bunga

Krisan

Bunga Peoni

Bunga

Matahari

Pohon

Cemara

Pohon Pinus

Bambu

Lotus

Rumput Air

Buah Persik

Buah

Delima

Angsa

Bebek

Burung Gagak

Burung Starling

Rusa

Jangkrik

Capung

Bangau

Kuda

Kupu-kupu

Ikan

Pedang

Tangkai Bambu

Kipas

Castanet

Seruling

Bunga Lotus

Bunga dalam

keranjang

Lozenge

Huanfa

Tanduk Badak

Buku

Permata

Batu musik

Daun Artemesia

Cermin

Laut

Sungai

Darat (gunung,

pepohonan)

Motif Hias Keramik Lambang

Budha

Geometris Bangunan Manusia Tanda Kaisar

Kendi

Siput

Payung

Cakra

Lotus

Ikan

Swastika

Ombak

Titik-titik

Awan

Belah Ketupat

Lundang-lundang

Meander

Silang

Lingkaran/bulatan

Garis

Suluran

Kurawal

Rumah

Kuil

Jembatan

Laki

perempuan

Cheng Te

Chia Ching

Wan Li

Kang Hsi

4. Analisis Daerah Asal

Untuk menentukan daerah asal keramik tidaklah mudah. Setiap keramik yang populer pada masanya dengan cepat ditiru oleh produsen keramik lainnya sehingga menyulitkan kita untuk mengindentifikasi tempat asalnya. Keramik Cina telah mempengaruhi keramik Thailand, Annam dan juga beberapa industri keramik di Jepang, Timur Tengah dan Eropa. Demikian pun sebaliknya, keramik dari Timur Tengah atau Eropa pada masa yang kemudian telah mempengaruhi pula gaya keramik Cina. Meskipun bentuk dan gaya di antara keramik-keramik itu saling mempengaruhi tetapi ada beberapa indikator yang dapat dijadikan bahan untuk menentukan daerah asalnya

Identifikasi Asal

Bahan dasar Cina Thailand Annam

Kaolin dan batuan. Partikel

halus dan rapat

Tanah liat,

bahan batuan,

berpartikel

kasar, tekstur

renggang

Kaolin

berpartikel

kasar, tekstur

renggang

Warna bahan Kaolin berwarna putih, putih

krem dan putih keabuan. Bahan

batuan warna abu-abu muda

Abu-abu tua,

sebagian

berbintik-

bintik hitam,

sebagian

berbintik-

bintik putih

Putih krem

Pola hias Flora,fauna, geometris, alam

manusia, tulisan simbol.

Menyebar

Sulur, ikan,

kelopak

bunga, bagian

dalam, dasar

dalam.

Flora

Menyebar

Lanjutan…

Teknik hias Kuas, ukir, tempel Ukir, kuas Kuas

Warna glasir Monokrom; hijau,

putih, coklat,

hitam. Polikrom;

biru-putih, “sancai”.

Monokrom;

hijau kebiruan,

coklat, hitam.

Polikrom; putih,

hitam.

Monokrom;

hijau, coklat,

putih, dan lain-

lain. Polikrom;

biru putih, merah

putih.

Jejak

Pembakaran

Bekas tumpangan

pada dasar dalam

(spurmark)

Garis lingkar,

warna hitam

pada bagian luar

dasar wadah

Warna coklat

kemerahan pada

bagian dasar.

5. Analisis Pertanggalan Selain bentuk, ada sejumlah ciri yang terdapat pada pecahan keramik bisa dijadikan indikator untuk menentukan masa pembuatan keramik. Beberapa ciri tersebut di antaranya adalah; Ciri yang diamati

1. jenis bahan dasar

2. warna bahan dasar

3. warna glasir

4. teknik hias

5. pola hias

Mata Uang Bentuk Bulat, pipih

Lubang Ada, tidak ada

Bentuk lubang Bulat, segi empat, segi enam

Motif hiasan Aksara, lambang, manusia,

Tipe aksara Arab, Belanda, Cina, Inggris, Jawa, Bugis, Makassar

Isi aksara

Pertanggalan

Metrik Garis tengah (cm), tebal, besaran lubang, berat (gr)

Teknik pembuatan Tera, tuang

Jenis mata uang Dirham, picis, gobang, kepeng, gulden, ducat, dll

Asal Asing, lokal

Keris Bahan Tunggal: emas, perak, besi, nikel,

tembaga. Paduan: meas, perak,

perunggu, kuningan

Ragam hias Flora, fauna, geometris, pamor

Pola hias Tunggal, berkelompok

Metric Panjang badan bilah, panjang hulu,

lebar badan bilah, lebar pesi,

ketebalan, diameter hulu

Teknik pembuatan Cetak setangkap, cetakan terbuka,

cetakan ganda, tempa, cetak-tempa

Teknik ornamentasi Gores, relief, tatahan, tempaan,

butiran

Asal

Kronologi

Nekara Patinasi Ada, tidak ada

Warna

Bahan Tunggal: perunggu, besi, nikel, tembaga, emas.

Paduan : emas, perak, perunggu, kuningan

Ragam hias Geometris (menader, lingkaran, garis-garis sejajar,

spiral), fauna (katak, burung, kuda, rusa), manusia,

benda-benda budaya (perahu, rumah, senjata, dll)

Pola hias Berkelompok,

Metric Tinggi keseluruhan, diameter bagian bahu, diameter

bagian tengah, diameter bagian bawah

Teknik ornamentasi Gores (engraving), repouse (relief), tempaan

(chasing), butiran (granulation)

Asal

Kronologi

Rock art Warna

Bahan warna Tanah liat, arang, kapur, mineral, bahan hewani/hayati, dll

Keadaan warna Baik, sedang, aus

Teknik penggambaran Laburan warna, goresan, pahatan

Tekni pengerjaan Kuasan, percikan, semburan, olesan, tiupan, tempelan, goresan,

pahatan

Media gambar Dinding gua, dinding ceruk, tebing batu, tebing karang,

bongkahan batu

Keletakkan gambar Bagian bawah, bagian tengah, bagian atas, langit-langit

Metric Tinggi (dpl)

Keadaan gambar Utuh, setengah utuh, rusak

Obyek gambar hewan, manusia, tumbuh-tumbuhan, perahu,

Makna gambar Sistem mata pencaharian (berburu, bertani, nelayan), sistem

kepercayaan (kontak magis, simapti magis, dll)

Bangunan Megalitik Jenis-jenis Bangunan Megalitik

Sarkofagus Bangunan yg teridiri dari wadah dan tutup dengan bentuk dan

ukuran yang sama

Dolmen Meja batu, susunan batu yang terdiri dari beberapa batu yg

ditopang oleh batu yg lain sehingga menyerupai meja. Peti batu Pundek berundak Struktur bangunan yang disusun berundak baik ke atas maun

ke belakang Tong batu. Wadah berbentuk silinder dengan tutup berbentuk

bundar dan berukuran besar. Di Sulteng dinamakan kalamba

Lanjutan…

Menhir

Sebuah monolit yg dikerjakan maupun tidak dengan dimensi panjang, lebar dan tebal . menhir didirikan tegak di permukaan tanah

Lesung batu

Sebuah monolit yg dikerjakan atau tidak, pada permukaan diberi lubang yg berbentuk oval

Lumpang batu

Sebuah monolit yg dikerjakan atau tidak, pada permukaan diberi lubang yg berbentuk lingkaran

Pelinggih (tahta batu)

Batu dakon

Batu temu gelang

Tetralit (beberapa batu yg disusun membentuk persegi)

Bagian-bagian penting yang dianalisis Morfologi Susunan (tunggal, himpunan)

Arah hadap Timur, barat, utara, selatan

Metric Tinggi, diameter

Bahan Andesit, basalit, limestone

Jenis

bangunan

Punden berundak, batu temu gelang, tetralit,

jalanan batu (baned stone), dolmen, kalamba,

waruga, menhir, sarkofagus, arca megalit, lumping

batu, batu dakon, dll.

Lanjutan…

Berdasarkan susunannya secara vertikal semua bagian bangunan yang berbentuk rumah atau gedung dari bawah hingga atas, dimulai dari:

Fondasi

Kaki

Badan

Atap

Untuk bangunan bukan rumah atau gedung sistem pembagiannya dapat dinyatakan dengan :

Dasar

Tengah

Puncak

Lanjutan…

Selain itu, bangunan dapat dibedakan menjadi:

Bagian bangunan (elemen terbesar dari sebuah bangunan, seperti ruang dapur, mihrab, atap, fondasi, kamar mandi, kamar tidur,atau gudang yang secara keseluruhan memberi bentuk khas pada bangunan)

Komponen bangunan (elemen kedua yang hampir selalu ditemukan pada bangunan dan menjadi bagian dari bangunan, misalnya jendela, pintu, lubang angin, cerobong asap, lantai, bak mandi, atau dinding)

Unsur bangunan (elemen terkecil dari bangunan yang merupakan yang merupakan rincian dari komponen bangunan, misalnya daun jendela, bingkai pintu, ubin pada lantai kran air, dsb).l

Lanjutan…

Dilihat dari kesuciannya, bangunan dapat dibedakan atas: Bangunan sacral (berhubungan dengan ritual

keagamaan) Bangunan profan (bangunan biasa yg tidak berhubungan

dengan bangunan sacral)

Bahwa perubahan budaya pada focus yang ketiga bukan hanya karena penjajahan, invention, perdagangan tetapi juga karena adaptasi dan demografi.

Namun demikian, bagian-bagian yang dianalisis dari bangunan tersebut sangat bergantung dari kepentingan kita. Masjid, rumah tinggal, istana misalnya maka bagian yang akan diperhatikan adalah :

Denah Empat persegi panjang, bujur sangkar, …

Kaki Ditinggikan, tidak ditinggikan

Bahan Tembok, papan, bambu …

Ornament Ornament dinding, tiang, pintu, jendela, atap, dll (polos, berhias)

Pintu Berdaun ganda, berdaun tunggal, tidak berdaun

Bentuk pintu Persegi panjang, membulat

Daun pintu Tidak ada, persegi panjang, membulat

Jendela, Tidak ada, berdaun ganda, berdaun tunggal, tidak berdaun

Bentuk jendela Persegi panjang, membulat

Daun jendela

Ventilasi Kisi-kisi, Persegi panjang, membulat

Atap Tumpang, limas, kubah, ..

Tiang Segi empat, bulat

Kemuncak Keramik, bulan bintang, teratai…

Mihrab Empat persegi panjang, lengkung

Mimbar Tempat khatib berdakwah

Menara Tempat untuk mengalunkan azan

Gaya arsitektur Eropa, Cina, lokal

Pendiri Perorangan, kelompok, atau masyarakat

Kronologi

Makam Denah Empat persegi panjang, bujur sangkar

Jirat Empat persegi panjang, bujur sangkar

Nisan Phallus, pipih, meriam, gada, dll.

Cangkup Terbuka, tertutup

Badan Jendela, tidak berjendela, ventilasi, dinding berhias/tdk

berhias, lantai…

Atap Tumpang, kampung

Bahan Jirat (batu, bata, kayu), nisan, cungkup

Ragam hias Ragam hias pd jirat (flora, fauna, kaligrafi, garis

geometris), nisan (flora, fauna, kaligrafi Arab, garis

geometris)

Metric Panjang jirat, lebar jirat, tinggi jirat, tinggi nisan, dll

Orang yg dimakamkan

Kronologi

Benteng

Denah Persegi panjang, bujur sangkar, lingkaran

Fort Fondasi, bastion, pintu, rampart, glacis, curtine,

parapet, flank

Outwork Raveline, parit keliling, menara (turret)

Bahan Bata, batu, beton, karang, kayu, tanah

Teknik

kontruksi

Spesi, tanpa spesi, massa pengait/tanpa pengait, tekni

kait/ikat

Panjang

Lebar

Metric Tinggi tembok, tebal tembok, tinggi pintu/jendela, tebal

pintu/jendela, panjang bastion, lebar bastion, diameter

bastion, jumlah bastion, jumlah celah intai/tembok

Pendiri

Kronologi

Benteng Vredeburg

Denah Benteng Vredeburg

Prasasti Bahan Batu, logam, tanah liat, bata, kayu

Bentuk alami, segi empat, akolade, tablet, yupa, stupika, nisan, beduk,

kentungan, genta, bejana, (komponen bangunan (relief, arca, ambang,

umpak, miniatur)

Panjang bahan

Tinggi bahan

Tebal bahan

Diameter bahan

Berat

Tinggi aksara

Lebar aksara

Tebal aksara

Jumlah baris

Keadaan aksara Aus, sebagian baik, baik

Bentuk aksara Halus, besar (kasar), timbul, dalam, bulat, persegi langsing, pipih

Bentuk aksara Miring, tegak

Lanjutan…

Pola pahatan Keliling, satu sisi, dua sisi, seluruh bagian

Lancana Garudhamuka, candrakapala, jalasamuha, narasingha,

matahari

Hiasan Sulur, teratai, pilin

Adeg-adeg (tanda

pembuka

Tanda penutup

Atribut Sangkha, trisula, cakra, aksara, kumbha, kamandalu

Aksara

Bahasa

Angka tahun Angka, susunan kalimat (candrasangkala), susunan

gambar (candrasangkala memet)

Jenis prasasti Angka tahun, sima, jayapatra, mantra, sumpah

Nama tokoh Raja/penguasa, pejabat

Pemahat prasasti

Keterangan khusus

Thanks

Pengertian Cagar Budaya

“Warisan budaya bersifat kebendaan berupa bcb, bangunan cagar budaya, struktur cb, situs cb, dan kawasan cb di darat dan atau di air yang perlu dilestarikan keberadaannya karena memiliki nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan, pendidikan, agama, dan atau kebudayaan melalui proses penetapan”.