deskripsi alat setrika

4
DESKRIPSI ALAT SETRIKA Setrika listrik adalah alat yang digunakan untuk melicinkan atau menghaluskan pakaian agar terlihat lebih rapi setelah dicuci dan dikeringkan. Terkadang lipatan- lipatan pakaian cukup sulit dihilangkan akibat dari proses pencucian maupun ketika pakaian diperas, sehingga pakaian yang sudah dikeringkan akan kusut. Dengan menggunakan setrika, maka lipatan pada pakaian tersebut dapat dihaluskan secara mudah dan praktis. Setrika listrik pada dasarnya memanfaatkan perubahan energi dari listrik menjadi panas. Energi panas itulah yang kemudian kita manfaatkan untuk menghaluskan permukaan pakaian yang kusut. Akan tetapi, tentunya perubahan energi listrik dalam setrika tidak terjadi begitu saja. Ada beberapa komponen yang mendukung cara kerja setrika listrik sehingga dapat menghasilkan panas. Komponen utama pada setrika listik antara lain : 1. Elemen pemanas Elemen pemanas adalah suatu elemen yang akan menimbulkan panas bila dialiri arus listrik. Sebenarnya, elemen pemanas listrik hanyalah sebuah resistor listrik yang bekerja pada prinsip pemanasan Joule, yaitu arus listrik mengalir melalui resistor dan mengubah energi listrik menjadi panas. Elemen pemanas ini biasanya terdiri dari kawat (wire) yang terbuat dari nichrome (80% nikel dan 20% krom). Nichrome merupakan bahan yang ideal, karena memiliki resistansi yang relatif tinggi. Dari keseluruhan lilitan pada elemen pemanas tersebut, kemudian ditutup dengan isolator untuk mencegah induksi listrik dari elemen menuju alas setrika. 2. Plat dasar (alas/sole plate) Alas setrika adalah bagian setrika yang akan bersentuhan langsung dengan kain yang dihaluskan. Alas setrika dibuat dari bahan konduktor antikarat seperti alumunium, stainless steel atau teflon, agar tidak mudah kotor, lengket dan tidak mengotori kain yang disetrika. 3. Besi pemberat

Upload: danang-wahdiat-aulia-ishaq

Post on 26-Dec-2015

462 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

cara kerja alat strika

TRANSCRIPT

Page 1: DESKRIPSI ALAT SETRIKA

DESKRIPSI ALAT SETRIKA

Setrika listrik adalah alat yang digunakan untuk melicinkan atau menghaluskan

pakaian agar terlihat lebih rapi setelah dicuci dan dikeringkan. Terkadang lipatan-lipatan

pakaian cukup sulit dihilangkan akibat dari proses pencucian maupun ketika pakaian

diperas, sehingga pakaian yang sudah dikeringkan akan kusut. Dengan menggunakan

setrika, maka lipatan pada pakaian tersebut dapat dihaluskan secara mudah dan praktis.

Setrika listrik pada dasarnya memanfaatkan perubahan energi dari listrik menjadi

panas. Energi panas itulah yang kemudian kita manfaatkan untuk menghaluskan

permukaan pakaian yang kusut. Akan tetapi, tentunya perubahan energi listrik dalam

setrika tidak terjadi begitu saja. Ada beberapa komponen yang mendukung cara kerja

setrika listrik sehingga dapat menghasilkan panas. Komponen utama pada setrika listik

antara lain :

1.      Elemen pemanas

Elemen pemanas adalah suatu elemen yang akan menimbulkan panas bila dialiri arus

listrik. Sebenarnya, elemen pemanas listrik hanyalah sebuah resistor listrik yang bekerja

pada prinsip pemanasan Joule, yaitu arus listrik mengalir melalui resistor dan mengubah

energi listrik menjadi panas. Elemen pemanas ini biasanya terdiri dari kawat (wire)

yang terbuat dari nichrome (80% nikel dan 20% krom). Nichrome merupakan bahan

yang ideal, karena memiliki resistansi yang relatif tinggi. Dari keseluruhan lilitan pada

elemen pemanas tersebut, kemudian ditutup dengan isolator untuk mencegah induksi

listrik dari elemen menuju alas setrika.

2.      Plat dasar (alas/sole plate)

Alas setrika adalah bagian setrika yang akan bersentuhan langsung dengan kain yang

dihaluskan. Alas setrika dibuat dari bahan konduktor antikarat seperti

alumunium, stainless steel atau teflon, agar tidak mudah kotor, lengket dan tidak

mengotori kain yang disetrika.

3.      Besi pemberat

Pemberat biasanya terbuat dari besi. Sesuai dengan namanya, komponen ini berfungsi

sebagai pemberat pada setrika agar lebih mudah dalam pemakaiannya.

4.      Tutup

Penutup atau selungkup setrika dibuat dari bahan isolator untuk mencegah bahaya

sengatan listrik. Disamping itu, penutup juga memiliki sifat antipanas guna mencegah

bahaya sentuhan ke bagian tubuh manusia.

5.      Pemegang

Tangkai pemegang setrika terbuat dari bahan isolasi (kayu atau plastik). Ini

dimaksudkan apabila ada kebocoran arus listrik tidak akan membahayakan pemakainya.

Page 2: DESKRIPSI ALAT SETRIKA

6.      Kabel penghubung

Kabel daya ini terbuat dari kabel fleksibel dengan inti serabut yang dibungkus dengan

bahan isolasi, menjadikannya tetap lentur sehingga tidak mudah putus dan aman dari

bahaya sengatan listrik.

7.      Pengatur On-Off dan panas

Hampir semua setrika listrik dilengkapi dengan pengatur suhu, sehingga tinggi

rendahnya suhu dapat disesuaikan dengan jenis tekstil/kain yang akan disetrika.

Pengatur suhu ini biasanya menggunakan prinsip bimetal.

PRINSIP KERJA DAN PENERAPAN PERPINDAHAN KALOR

Sistim kerja setrika listrik adalah dengan mengubah energi listrik menjadi energi

panas. Perubahan bentuk energi tersebut dihasilkan oleh rangkaian listrik yang memiliki

hambatan cukup besar. Hambatan inilah yang menyebabkan timbulnya panas pada

bagian setrika yang disebut elemen pemanas. Elemen pemanas membangkitkan panas

secara bertahap dan setrika listrik modern sudah dilengkapi dengan komponen yang

disebut termostat. Dengan adanya komponen ini dalam rangkaian setrika listrik, maka

panas yang dikehendaki oleh pengguna dapat diatur dan stabil sehingga tidak

menyebabkan timbulnya panas berlebih yang dapat memicu kebakaran pada elemen.

Arus listrik mengalir dari sumber tegangan menuju lampu, kemudian langsung ke

saklar bimetal. Pada sistim saklar ini, ketika kedua logam tersebut kontak, maka arus

akan terus mengalir menuju elemen pemanas yang terdiri dari lilitan kawat sebagai

bentuk resistor. Saklar yang kontak tersebut menyebabkan rangkaian tertutup dan

setrika akan mengalami pemanasan pada tingkatan tertentu. Ketika panas yang

ditentukan telah mengalami keadaan maksimal, maka secara otomatis termostat pada

rangkaian saklar akan bekerja. Rangkaian akan terputus karena prinsip bimetal tadi

menyebabkan salah satu logam mengalami pemuaian dan menyebabkan saklar terbuka.

Akibatnya tidak ada arus yang mengalir serta lampu indikator akan mati. Jadi, prinsip

kerja rangkaian setrika listrik sebenarnya sederhana.

Setelah sejumlah energi panas dibangkitkan oleh elemen pemanas, maka

selanjutnya panas tersebut dialirkan menuju alas setrika. Mekanisme perpindahan kalor

tersebut berlangsung secara konduksi. Konduksi merupakan proses transfer kalor di

dalam zat perantara dimana energi panas berpindah dari molekul satu ke molekul lain

hanya dengan jalan getaran termal berkala, tanpa ada pemindahan massa zat perantara

sama sekali (Abdul Jamal dan Tamrin, 1995).

Aliran perpindahan panas yang terjadi pada elemen pemanas kemudian

dihubungkan (kontak) secara langsung dengan alas setrika, sehingga panas merambat

Page 3: DESKRIPSI ALAT SETRIKA

pada alas akibat konduksi. Tidak ada transfer massa pada peristiwa tersebut, hanya saja

perpindahan kalor dibantu dengan pergerakan-pergerakan elektron yang terdapat pada

kedua bahan logam tersebut, yaitu pada elemen maupun alas.

KESIMPULAN

Setrika memerlukan adanya panas untuk memudahkan dalam menghaluskan

permukaan pakaian. Energi panas diperoleh dari konversi energi listrik. Prinsip kerja

alat tersebut bermula dari penutupan saklar bimetal pada rangkaian, sehingga arus

mengalir dari sumber tegangan menuju lampu, kemudian melalui saklar, dan melalui

hambatan lilitan kawat nichrome pada elemen pemanas. Akibat besarnya nilai resistansi

pada hambatan tersebut, maka akan menimbulkan panas yang besar. Panas tersebut akan

ditransfer secara konduksi dari elemen pemanas menuju alas setrika, sehingga alas

setrika mulai memanas dan siap digunakan. Ketika panas pada pengatur suhu tingkatan

tertentu telah mencapai puncaknya, maka arus akan otomatis terputus akibat prinsip

pemuaian bimetal yang mengakibatkan saklar terbuka. Hal tersebut digunakan agar

tidak menimbulkan overheat (panas berlebih) pada elemen pemanas, sehingga tidak

mengalami kerusakan maupun terbakar.

Mekanisme perpindahan kalor yang terjadi pada alat setrika listrik ini terdapat

pada kontak langsung antara elemen pemanas dengan alas setrika. Panas akan merambat

dari elemen pemanas secara konduksi menuju ke alas setrika karena panas ditransfer

tanpa adanya perpindahan massa di antara kedua logam tersebut.