deskripsi alat setrika
DESCRIPTION
cara kerja alat strikaTRANSCRIPT
DESKRIPSI ALAT SETRIKA
Setrika listrik adalah alat yang digunakan untuk melicinkan atau menghaluskan
pakaian agar terlihat lebih rapi setelah dicuci dan dikeringkan. Terkadang lipatan-lipatan
pakaian cukup sulit dihilangkan akibat dari proses pencucian maupun ketika pakaian
diperas, sehingga pakaian yang sudah dikeringkan akan kusut. Dengan menggunakan
setrika, maka lipatan pada pakaian tersebut dapat dihaluskan secara mudah dan praktis.
Setrika listrik pada dasarnya memanfaatkan perubahan energi dari listrik menjadi
panas. Energi panas itulah yang kemudian kita manfaatkan untuk menghaluskan
permukaan pakaian yang kusut. Akan tetapi, tentunya perubahan energi listrik dalam
setrika tidak terjadi begitu saja. Ada beberapa komponen yang mendukung cara kerja
setrika listrik sehingga dapat menghasilkan panas. Komponen utama pada setrika listik
antara lain :
1. Elemen pemanas
Elemen pemanas adalah suatu elemen yang akan menimbulkan panas bila dialiri arus
listrik. Sebenarnya, elemen pemanas listrik hanyalah sebuah resistor listrik yang bekerja
pada prinsip pemanasan Joule, yaitu arus listrik mengalir melalui resistor dan mengubah
energi listrik menjadi panas. Elemen pemanas ini biasanya terdiri dari kawat (wire)
yang terbuat dari nichrome (80% nikel dan 20% krom). Nichrome merupakan bahan
yang ideal, karena memiliki resistansi yang relatif tinggi. Dari keseluruhan lilitan pada
elemen pemanas tersebut, kemudian ditutup dengan isolator untuk mencegah induksi
listrik dari elemen menuju alas setrika.
2. Plat dasar (alas/sole plate)
Alas setrika adalah bagian setrika yang akan bersentuhan langsung dengan kain yang
dihaluskan. Alas setrika dibuat dari bahan konduktor antikarat seperti
alumunium, stainless steel atau teflon, agar tidak mudah kotor, lengket dan tidak
mengotori kain yang disetrika.
3. Besi pemberat
Pemberat biasanya terbuat dari besi. Sesuai dengan namanya, komponen ini berfungsi
sebagai pemberat pada setrika agar lebih mudah dalam pemakaiannya.
4. Tutup
Penutup atau selungkup setrika dibuat dari bahan isolator untuk mencegah bahaya
sengatan listrik. Disamping itu, penutup juga memiliki sifat antipanas guna mencegah
bahaya sentuhan ke bagian tubuh manusia.
5. Pemegang
Tangkai pemegang setrika terbuat dari bahan isolasi (kayu atau plastik). Ini
dimaksudkan apabila ada kebocoran arus listrik tidak akan membahayakan pemakainya.
6. Kabel penghubung
Kabel daya ini terbuat dari kabel fleksibel dengan inti serabut yang dibungkus dengan
bahan isolasi, menjadikannya tetap lentur sehingga tidak mudah putus dan aman dari
bahaya sengatan listrik.
7. Pengatur On-Off dan panas
Hampir semua setrika listrik dilengkapi dengan pengatur suhu, sehingga tinggi
rendahnya suhu dapat disesuaikan dengan jenis tekstil/kain yang akan disetrika.
Pengatur suhu ini biasanya menggunakan prinsip bimetal.
PRINSIP KERJA DAN PENERAPAN PERPINDAHAN KALOR
Sistim kerja setrika listrik adalah dengan mengubah energi listrik menjadi energi
panas. Perubahan bentuk energi tersebut dihasilkan oleh rangkaian listrik yang memiliki
hambatan cukup besar. Hambatan inilah yang menyebabkan timbulnya panas pada
bagian setrika yang disebut elemen pemanas. Elemen pemanas membangkitkan panas
secara bertahap dan setrika listrik modern sudah dilengkapi dengan komponen yang
disebut termostat. Dengan adanya komponen ini dalam rangkaian setrika listrik, maka
panas yang dikehendaki oleh pengguna dapat diatur dan stabil sehingga tidak
menyebabkan timbulnya panas berlebih yang dapat memicu kebakaran pada elemen.
Arus listrik mengalir dari sumber tegangan menuju lampu, kemudian langsung ke
saklar bimetal. Pada sistim saklar ini, ketika kedua logam tersebut kontak, maka arus
akan terus mengalir menuju elemen pemanas yang terdiri dari lilitan kawat sebagai
bentuk resistor. Saklar yang kontak tersebut menyebabkan rangkaian tertutup dan
setrika akan mengalami pemanasan pada tingkatan tertentu. Ketika panas yang
ditentukan telah mengalami keadaan maksimal, maka secara otomatis termostat pada
rangkaian saklar akan bekerja. Rangkaian akan terputus karena prinsip bimetal tadi
menyebabkan salah satu logam mengalami pemuaian dan menyebabkan saklar terbuka.
Akibatnya tidak ada arus yang mengalir serta lampu indikator akan mati. Jadi, prinsip
kerja rangkaian setrika listrik sebenarnya sederhana.
Setelah sejumlah energi panas dibangkitkan oleh elemen pemanas, maka
selanjutnya panas tersebut dialirkan menuju alas setrika. Mekanisme perpindahan kalor
tersebut berlangsung secara konduksi. Konduksi merupakan proses transfer kalor di
dalam zat perantara dimana energi panas berpindah dari molekul satu ke molekul lain
hanya dengan jalan getaran termal berkala, tanpa ada pemindahan massa zat perantara
sama sekali (Abdul Jamal dan Tamrin, 1995).
Aliran perpindahan panas yang terjadi pada elemen pemanas kemudian
dihubungkan (kontak) secara langsung dengan alas setrika, sehingga panas merambat
pada alas akibat konduksi. Tidak ada transfer massa pada peristiwa tersebut, hanya saja
perpindahan kalor dibantu dengan pergerakan-pergerakan elektron yang terdapat pada
kedua bahan logam tersebut, yaitu pada elemen maupun alas.
KESIMPULAN
Setrika memerlukan adanya panas untuk memudahkan dalam menghaluskan
permukaan pakaian. Energi panas diperoleh dari konversi energi listrik. Prinsip kerja
alat tersebut bermula dari penutupan saklar bimetal pada rangkaian, sehingga arus
mengalir dari sumber tegangan menuju lampu, kemudian melalui saklar, dan melalui
hambatan lilitan kawat nichrome pada elemen pemanas. Akibat besarnya nilai resistansi
pada hambatan tersebut, maka akan menimbulkan panas yang besar. Panas tersebut akan
ditransfer secara konduksi dari elemen pemanas menuju alas setrika, sehingga alas
setrika mulai memanas dan siap digunakan. Ketika panas pada pengatur suhu tingkatan
tertentu telah mencapai puncaknya, maka arus akan otomatis terputus akibat prinsip
pemuaian bimetal yang mengakibatkan saklar terbuka. Hal tersebut digunakan agar
tidak menimbulkan overheat (panas berlebih) pada elemen pemanas, sehingga tidak
mengalami kerusakan maupun terbakar.
Mekanisme perpindahan kalor yang terjadi pada alat setrika listrik ini terdapat
pada kontak langsung antara elemen pemanas dengan alas setrika. Panas akan merambat
dari elemen pemanas secara konduksi menuju ke alas setrika karena panas ditransfer
tanpa adanya perpindahan massa di antara kedua logam tersebut.