design tata rumah

17
A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang berada di garis khatulistiwa, sehingga memiliki iklim tropis dengan cuaca yang panas. Dengan keberadaan Indonesia sebagai negara tropis mengakibatkan segala pembangunannya didesain agar mampu menyesuaikan dengan kondisi cuaca panas yang ada, tidak terkecuali pembangunan rumah. Rumah pada era modern ini didesain untuk memberikan kenyamanan penghuninya dari pengaruh luar. Para developer memberikan terobosan baru untuk memberikan kenyamanan dengan memberikan penghawaan dan pencahayaan alami, sehingga nantinya dapat menghemat penggunaan energi listrik. Penghawaan dan pencahayaan alami memanfaatkan cahaya matahari dan udara dari luar, serta ruangan-ruangan dalam rumah tersebut. Penghawaan alami mengusahakan aliran hawa udara yang mudah menembus ke setiap seluruh ruangan dan juga secara terus menerus (Hendrarto, et al, 2014), dan aliran udara tersebut dengan memanfaatkan ventilasi rumah sehingga meminimalkan penggunaan air conditioner (AC). Ventilasi rumah didesain bertujuan untuk penghawaan alami dengan mengalirkan udara dari luar ke dalam rumah secara maksimal dan rumah dapat terasa sejuk, dimana kebutuhan udara segar untuk tiap orang sekitar 17-26 m³/jam/orang (Van Straaten, 1967). 1

Upload: alfiankusumawan

Post on 27-Jan-2016

213 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

seni

TRANSCRIPT

Page 1: Design Tata Rumah

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu negara yang berada di garis khatulistiwa, sehingga

memiliki iklim tropis dengan cuaca yang panas. Dengan keberadaan Indonesia sebagai

negara tropis mengakibatkan segala pembangunannya didesain agar mampu menyesuaikan

dengan kondisi cuaca panas yang ada, tidak terkecuali pembangunan rumah. Rumah pada

era modern ini didesain untuk memberikan kenyamanan penghuninya dari pengaruh luar.

Para developer memberikan terobosan baru untuk memberikan kenyamanan dengan

memberikan penghawaan dan pencahayaan alami, sehingga nantinya dapat menghemat

penggunaan energi listrik. Penghawaan dan pencahayaan alami memanfaatkan cahaya

matahari dan udara dari luar, serta ruangan-ruangan dalam rumah tersebut.

Penghawaan alami mengusahakan aliran hawa udara yang mudah menembus ke

setiap seluruh ruangan dan juga secara terus menerus (Hendrarto, et al, 2014), dan aliran

udara tersebut dengan memanfaatkan ventilasi rumah sehingga meminimalkan penggunaan

air conditioner (AC). Ventilasi rumah didesain bertujuan untuk penghawaan alami dengan

mengalirkan udara dari luar ke dalam rumah secara maksimal dan rumah dapat terasa sejuk,

dimana kebutuhan udara segar untuk tiap orang sekitar 17-26 m³/jam/orang (Van Straaten,

1967). Sedangkan pencahayaan alami mengusahakan sinar matahari dari luar dapat masuk

ke dalam rumah secara efisien, dan masuknya sinar matahari ini mengoptimalkan bukaan

jendela sehingga meminimalisir penggunaan lampu.

Tujuan dari penghawaan dan pencahayaan alami ini untuk meminimalisir penggunaan

energi yang berlebih dan menciptakan lingkungan rumah yang berkelanjutan. Namun,

penghawaan dan pencahayaan alami tidak dapat maksimal apabila tidak didukung dengan

tata ruang dalam suatu bangunan atau rumah sehingga setiap ruang dalam rumah dapat

terwadahi dari segi kebutuhan udara dan sinar. Konsep tersebut menjadi acuan dari

Developer Fajar Indah Group untuk menyediakan rumah yang layak dengan tipe townhouse

minimalis. Salah satunya adalah hunian yang berada dalam Perumahan Citra Pesona Indah,

Colomadu Karanganyar. Dengan konsep tersebut diharapkan penghuni rumah dapat

merasakan kenyamanan melakukan aktivitas dalam rumah.

1

Page 2: Design Tata Rumah

B. Kajian Teori

Kajian teori berisi tentang bahasan-bahasan terkait penghawaan dan pencahayaan

alami. Bahasan ini menjadi acuan dalam melakukan pembahasan terkait penghawaan dan

pencahayaan alami dalam rumah.

Penghawaan Alami

Sistem penghawaan alami dapat ditinjau dari desain bangunan dan desain bukaan

(Hendrarto, et al, 2014). Dimana untuk desain bangunan dapat dilihat dari orientasi rumah,

bentuk rumah, dan ruang dalam rumah, sedangkan untuk desain bukaan dapat dilihat dari

perletakan dan orientasi bukaan, lokasi bukaan, dimensi bukaan, serta tipe bukaan udara.

Untuk orientasi bangunan terkait kemana bangunan tersebut menghadap dalam suatu lahan,

sehingga nantinya mendapatkan aliran udara yang tepat untuk ruangannya serta cara

mengontrol kuatnya angin (Lippsmeier, 1994), selain itu penataan bangunan pada site akan

menentukan aliran angin yang ada. Dengan penataan bangunan serta orientasi bangunannya

akan menghasilkan berbagai pergerakan angin (Boutet, 1987).

Bentuk bangunan nantinya akan mempengaruhi seberapa besar udara dari luar akan

masuk ke rumah, sehingga bentuk bangunan merupakan pengontrol aliran angin dari luar

yang masuk ke rumah. Pengontrol aliran udara untuk bangunan atau rumah yaitu bentukan

atap, apabila kemiringan atap meningkat maka aliran udara yang mengalir dari atas rumah

menjadi lebih besar dan kebutuhan angin kurang untuk rumah (Boutet, 1987).

Ruang-ruang dalam rumah berhubungan dengan pergerakan angin terkait dengan

desain dan posisi bukaan atau ventilasi pada ruangan tersebut. Pengaturan ruang yang tepat

akan berimplikasi pada pergerakan angina yang efektif ke seluruh ruangan. Peletakan

benda-benda dalam ruangan juga akan mempengaruhi distribusi aliran angin yang masuk

ke rumah (Boutet, 1987).

Untuk perletakan dan orientasi bukaan yang terbaik untuk penghawaan alami yaitu

dengan terjadinya ventilasi silang selama mungkin, dan memungkinkan dapat 24 jam tanpa

bantuan peralatan mekanis. Jenis, posisi, dan ukuran lubang jendela pada sisi atas dan

bawah angin dari bangunan dapat meningkatkan efek dari ventilasi silang tersebut. Dimana

2

Page 3: Design Tata Rumah

ventilasi silang merupakan keberadaan jendela atau pintu yang saling berhadapan dalam

satu ruangan dalam rumah. Lokasi bukaan untuk masuknya udara dari luar terkait

kebutuhan dalam rumah per ruangan dapat dioptimalkan dengan penggunaan ventilasi

silang.

Gambar 1 Ilustrasi Ventilasi SilangSumber: Properti Kompas, 2012

Dimensi bukaan untuk masuknya udara akan mempengaruhi aliran udara yang masuk

ke rumah, dimana semakin besar dimensi bukaannya maka udara dari luar yang masuk ke

dalam rumah juga akan semakin besar. Dimensi bukaan paling optimal digunakan untuk

ruangan yang paling tinggi intensitas digunakan dalam rumah yaitu ruang keluarga, ruang

makan, ruang tidur. Tujuan dari penggunaan dimensi bukaan yang optimal untuk

memberikan kenyamanan dalam rumah terkait sirkulasi udara. Desain bukaan untuk

penghawaan alami terdiri dari dua tipe yaitu jendela dan pintu. Dimana bukaan untuk

jendela dan pintu akan mempengaruhi banyaknya udara yang masuk ke dalam rumah

apabila dapat digunakan secara efisien dan optimal.

3

Page 4: Design Tata Rumah

Pencahayaan Alami

Berdasar Kamus Besar Bahasa Indonesia, pencahayaan adalah proses, cara, perbuatan

untuk menyalurkan cahaya. Dalam suatu rumah diperlukan pencahayaan yang baik untuk

mengakomodasi kegiatan di dalamnya. Penerapan cahaya yang baik tidak bisa lepas dari

pemanfaatan cahaya alami yang optimal dan efisien karena apabila terlalu besar bukaan

untuk pencahayaan akan menyebabkan panas dan terang berlebih atau silau dan apabila

kurang bukaan untuk pencahayaan akan kesulitan dalam merespon keadaan sekitar dalam

ruangan (Dora dan Nilasari, 2011).

Pencahayaan alami mengoptimalkan objek yang mengeluarkan cahaya alami seperti

matahari, dan bulan sebagai penerang ruang dalam rumah. Diantara sumber-sumber cahaya

alami yang ada, sumber cahaya alami yang paling optimal adalah matahari. Cahaya

matahari yang digunakan untuk pencahayaan ruangan disebut dengan daylight. Perlunya

distribusi cahaya alami yang baik untuk ruangan berkaitan dengan bagaimana arsitektural

bangunan, orientasi bangunan, kedalaman, dan volume ruang (Dora dan Nilasari, 2011).

Dimana apabila daylight dapat dikelola dengan baik dapat memberikan suasana yang

nyaman dan menyenangkan dalam rumah atau bangunan (Honggowidjaja, 2003).

Gambar 2 Pemanfaatan Ruang Keluarga Dengan Pencahayaan Alami

Sumber: Google

Ruangan-ruangan yang cocok untuk penerapan pencahayaan alami yaitu koridor,

ruang makan, dan ruang keluarga. Sedangkan untuk ruang kerja tidak disarankan karena

akan menyebabkan silau yang akan mengganggu kegiatan kerja dalam ruangan tersebut.

Penerapan cahaya alami yang optimal yaitu dengan cara memasukkan cahaya alami saja 4

Page 5: Design Tata Rumah

seperti cahaya matahari ke dalam rumah dengan mengurangi panas yang masuk dengan

menerapkan dimensi bukaan. Dimensi bukaan dapat berupa jendela dan pintu yang apabila

dioptimalkan dapat meminimalisir penggunaan energi listrik serta ruangan dapat terlihat

terang tanpa lampu.

Tata Ruang Rumah

Penghawaan dan pencahayaan alami saling berkaitan dalam menciptakan suasana

nyaman dalam rumah. Penerapan penghawaan dan pencahayaan alami ini tidak akan

optimal apabila tidak memperhatikan tata ruang rumah dari segi luas dan barang-barang

yang ada dalam ruangan tersebut (Hendrarto, et al, 2014). Dimana secara umum ruangan

dalam rumah terdiri dari ruang duduk, ruang tidur, ruang makan, dapur, kamar mandi,

ruang cuci setrika, dan gudang dengan rincian detail luasan berdasar Keputusan Menteri

Pekerjaan Umum nomor 306/KPTS/1989 tentang perencanaan teknis rumah tinggal sebagai

berikut:

Tabel 1 Luas Minimum Ruangan Untuk Rumah Tinggal

No Jenis Ruang Luas Minimum (m²)1 Ruang Tidur Besar 92 Ruang Tidur Kecil 63 Ruang Duduk 94 Ruang Makan 65 Dapur 46 Kamar Mandi + Kakus 27 Ruang Cuci + Setrika 38 Gudang 2,5

Sumber: Kepmen PU nomor 306/KPTS/1989

Dengan luas yang berbeda antar ruang maka perlu adanya penerapan yang efisien

terkait penghawaan adan pencahayaan alami. Ini bertujuan agar ruangan dengan luas

tertentu tersebut dapat menerima penghawaan dan pencahayaan alami secara menyeluruh

dalam satu rumah tanpa ada yang timpang sehingga dapat memberikan kenyamanan ketika

dalam rumah dan menghemat penggunaan energi terutama townhouse karena antar

bangunan rumah satu dengan lainnya berdekatan. Dengan minimnya jarak antara bangunan

rumah satu dengan lainnya berpotensial akan meminimalisir penghawaan dan pencahayaan

alami.

5

Page 6: Design Tata Rumah

C. Pembahasan

Pembahasan berisi tentang bahasan-bahasan terkait penerapan penghawaan dan

pencahayaan alami dalam bangunan rumah di Perumahan Citra Pesona Indah, Colomadu

Karanganyar terkait dengan desain bangunan dan bukaan bangunan. Setelah itu juga dilihat

dari lingkungannya dalam mendukung penghawaan dan pencahayaan alami bangunan

rumah.

Penghawaan Alami terkait Segi Desain dan Bukaan Bangunan

Penghawaan alami untuk rumah dengan tipe townhouse di Perumahan Citra Pesona

Indah, Colomadu Karanganyar ini dari segi bangunan dioptimalkan dari bagian depan

rumah dan belakang rumah karena dari samping rumah tidak ada ruang akibat desain

bangunan rumah yang antar satu dengan lainnya berhimpit.

Gambar 3 Site Plan di Perumahan Citra Pesona IndahSumber: http://fajarindah.com/property/citra-pesona-indah-t-52/

Berdasar gambar diatas dari orientasi bangunan rumah didominasi berhadapan dengan

arah utara dan selatan. Angin pada perumahan tersebut didominasi berasal dari selatan ke

utara dan sebaliknya dimana lokasi tersebut beberapa persil berupa sawah. Saat masuk

perumahan, angin langsung mengarah dan masuk ke rumah dengan diatur melalui ventilasi-

ventilasi yang berada di depan dan belakang rumah. Selain itu, angin dapat masuk juga

6

Page 7: Design Tata Rumah

melalui bukaan yang berupa jendela dan pintu tiap rumah yang di atasnya terdapat ventilasi

sehingga dengan keberadaan ventilasi dan bukaan memberikan dampak berupa angina

masuk secara optimal dan efisien. Dengan orientasi bangunan rumah di Perumahan Citra

Pesona Indah tersebut maka akan memberikan sirkulasi udara yang maksimal dengan

memanfaatkan penghawaan alami.

Gambar 4 Bentuk Bangunan di Perumahan Citra Pesona IndahSumber: http://fajarindah.com/property/citra-pesona-indah-t-52/

Berdasar bentuk bangunan rumah, penghawaan alami datang dari arah depan

bangunan dan masuk ke dalam rumah melalui bukaan berupa jendela dan pintu serta

ventilasi yang berada di atasnya. Bentuk bangunan seperti bangunan rumah di Perumahan

Citra Pesona Indah efektif untuk memaksimalkan pemanfaatan dari luar untuk masuk ke

dalam. Bentuk atap bangunan rumah berbeda antara bagian depan dan belakang

mengakibatkan terjadinya perbedaan aliran angin yang mengitari rumah. Untuk atap depan

akan menyalurkan pergerakan angin ke belakang rumah, namun atap bagian belakang

rumah lebih curam mengakibatkan dua arah angin lanjutan yaitu ke arah luar rumah dan

turun ke bagian halaman belakang. Dengan adanya angin yang turun ke bagian halaman

belakang maka didesain tembok pagar untuk memantulkan angin ke dalam rumah dari

belakang melalui ventilasi dan bukaan berupa jendela serta pintu.

7

Page 8: Design Tata Rumah

Sedangkan dari tata ruang dalam bangunan rumah, akibat adanya bukaan dan ventilasi

pada bagian depan serta belakang sisi bangunan rumah mengakibatkan pergerakan angin

harus mampu optimal mengakomodasi kebutuhan pergerakan udara di dalam ruangan

sesuai dengan luasan ruangan tersebut. Pergerakan angin akan optimal apabila dalam

ruangan tersebut peletakan barang tidak menganggu jalan masuknya udara. Berikut tata

ruang dalam rumah di Perumahan Citra Pesona Indah:

Gambar 5 Tata Ruang Rumah di Perumahan Citra Pesona IndahSumber: http://fajarindah.com/property/citra-pesona-indah-t-52/

Pencahayaan Alami terkait Segi Desain dan Bukaan Bangunan

Sama halnya dengan penghawaan alami, rumah di Perumahan Citra Pesona Indah

terkait pencahayaan alami berasal dari depan dan belakang rumah karena samping kanan

kiri rumah berhimpitan dengan bangunan sebelahnya. Berdasar orientasi bangunannya yang

mayoritas menghadap utara dan selatan mengakibatkan pencahayaan tidak mampu optimal

menerima pencahayaan alami yang masuk melalui ventilasi maupun bukaan berupa jendela

dan pintu. Dengan tidak optimalnya pencahayaan alami yang masuk, maka dilakukan

8

Page 9: Design Tata Rumah

penempatan beberapa ventilasi di atas bukaan bangunan untuk memaksimalkan cahaya

yang masuk ke dalam rumah di depan maupun belakang rumah. Sedangkan dari bentuk

bangunan rumah terkait dengan penempatan ventilasi serta bukaan yang saling berpasangan

bertujuan untuk memaksimalkan cahaya yang mampu masuk untuk mampu memberikan

cahaya yang merata di setiap ruangan. Penempatan ventilasi dan jendela diletakkan di

bagian depan dan belakang rumah agar cahaya dapat masuk dari dua sisi dan memberikan

pencahayaan yang cukup untuk bangunan rumah tersebut.

Dari tata ruang dalam bangunan rumah, akibat adanya bukaan dan ventilasi pada

bagian depan serta belakang sisi bangunan rumah mengakibatkan pencahayaan alami harus

mampu optimal mengakomodasi kebutuhan cahaya di dalam ruangan sesuai dengan luasan

ruangan tersebut. Dikarenakan akibat orientasi bangunan yang bertolak belakang dengan

arah datangnya sinar matahari yang berimplikasi pada kurang optimalnya pencahayaan

alami sehingga ruangan-ruangan dalam rumah terkesan kurang cahaya.

Dukungan Lingkungan Rumah terkait Penghawaan dan Pencahayaan Alami

Berdasar Gambar 5 tentang tata ruang rumah di Perumahan Citra Pesona Indah

terlihat pada bagian depan dan belakang diberikan space. Ruang kosong pada bagian rumah

ini digunakan untuk menjadi halaman belakang serta teras depan rumah tanpa pagar.

Dengan keberadaan fungsi space tersebut berguna untuk memberikan keleluasaan angin

untuk bergerak dari depan ke belakang rumah dan masuk melalui ventilasi serta bukaan

bangunan. Selain itu, fungsi space tersebut untuk memaksimalkan pencahayaan sinar

matahari agar masuk dari depan maupun belakang karena tidak ada sekat yang menghalangi

masuknya sinar matahari. Pemaksimalan pencahayaan yang masuk karena orientasi

bangunan rumah yang bertolak belakang dengan arah sinar matahari yaitu dari barat ke

timur yang berimplikasi pada distribusi cahaya yang masuk dari luar kurang mampu

tersebar merata di dalam rumah.

9

Page 10: Design Tata Rumah

D. Kesimpulan dan Saran

Berdasar pembahasan terkait penghawaan dan pencahayaan alami dilihat dari segi

desain dan bukaan bangunan serta dukungan lingkungannya, untuk penghawaan sudah

mampu secara efisien dan efektif mengalir ke setiap sudut ruangan dalam rumah.

Sedangkan untuk pencahayaan alami terbilang kurang optimal untuk rumah di Perumahan

Citra Pesona Indah karena orientasi bangunan yang melawan arah dari datangnya sinar

matahari sebagai pencahayaan alami. Dan keberadaan dukungan lingkungan berupa

halaman belakang dan teras depan rumah membantu menambah kuantitas dan kualitas

penghawaan dan pencahayaan alami agar mampu terdistribusi ke seluruh ruangan rumah.

Dari pembahasan tersebut juga dapat dikatakan rumah dengan tipe townhouse minimalis ini

kurang untuk penghematan penggunaan energi karena pencahayaan alami terbilang kurang

optimal karena orientasi bangunan rumah.

Dengan kurangnya pencahayaan alami untuk rumah di Perumahan Citra Pesona Indah

maka dapat menggunakan pencahayaan lainnya berupa lampu yang dapat dinyalakan saat

siang hari. Agar mampu mendukung penghematan penggunaan energi maka penggunaan

lampu dibatasi secara efisien atau pada bukaan bangunan dapat dioptimalkan dengan

membuka pintu serta membuka gorden pada jendela agar cahaya dapat masuk secara

maksimal.

10

Page 11: Design Tata Rumah

E. Daftar Pustaka

Boutet, T.S. 1987. Controlling Air Movement – A Manual for Architects and Builder. New York: McGraw-Hill Book Company.

Dora P.E, dan Nilasari P.F. 2011. Pemanfaatan Pencahayaan Alami Pada Rumah Tinggal Tipe Townhouse di Surabaya. Surabaya: Universitas Kristen Petra.

Hendrarto et al. 2014. Telaah Penghawaan Udara Alami Pada Ruang Dalam Rumah Kuncen di Kampung Pulo. Bandung: Itenas.

Honggowidjaja, S.P. 2003. Pengaruh Signifikan Tata Cahaya pada Desain Interior. Surabaya

Lippsmeier, G. 1994. Tropenbau Building in the Tropics.

Republik Indonesia. 1989. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum nomor 306/KPTS/1989 tentang perencanaan teknis rumah tinggal.

Van Straaten, J.F. 1976. Thermal Performance of Building.

www.fajarindah.com/property/citra-pesona-indah-t-5, diakses pada 30 Desember 2015, pukul 23.30.

www.properti.kompas.com, diakses pada 31 Desember 2015, pukul 01.15.

11