desalinasi dan deaerai
DESCRIPTION
kTRANSCRIPT
Desalinasi dan Deaerasi
1.1 Deaerasi
Deaerasi adalah perlakuan terhadap air untuk menghilangkan gas-gas yang
larut dalam air. Adapun gas-gas yang larut dalam air adalah :
1) Oksigen ( O2 )
2) Karbondioksida ( CO2 )
3) Hidrogen ( H2S )
Pengaruh gas CO2 dalam air dapat menyebabkan air bersifat asam. Bila
gas ini terkandung dalam air, maka air menjadi korosif terhadap pipa yang
akan membentuk besi karbonat yang larut. Didalam air yang terkandung 2-50
ppm CO2, air bersifat korosif. Gas yang mempercepat korosi adalah oksigen,
korosif yang terjadi mengakibatkan lubang-lubang. Untuk menghilangkan
gas-gas terlarut seperti oksigen, dapat didilakukan dengan cara mekanis atau
kimiawi.
Metode deaerasi ini dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu :
1) Metode deaerasi dengan sisitem pemanasan
Proses deaerasi pemanasan adalah proses pemisahan yang
dilakukan dengan menggunakan peralatan mekanik yang telah dirancang
sedemikian rupa yang digunakan untuk proses kerja sesuai dengan yang
diinginkan. Prinsip dasar dari deaerasi dengan sisitem pemanasan adalah
apabila temperature dinaikkan pada air maka kelarutan dari gas-gas akan
berkurang atau turun. Jadi syarat-syarat terjadinya deaerasi secara
maksimal itu sangat tergantung pada temperature. Jika temperature tidak
sesuai dengan yang seharusnya, maka deaerasi tersebut tidak berjalan
baik.
2) Metode deaerasi dengan system penambahan zat kimia (perlakuan kimia)
Deaerasi dengan sistem penambahan zat kimia atau perlakuan
kimia adalah dengan cara memasukkan larutan kimia kedalam air, dengan
penambahan zat kimia air akan bereaksi dengan zat kimia yang diberikan
sehingga gas-gas yang terlarut dalaair akan cepat hilang, tergantung jenis
zat kimia yang diberikan.
1.2 Pengenalan Deaerator
Deaerator adalah alat yang bekerja untuk membuang gas-gas yang
terkandung dalam air ketel, sesudah melalui proses pemurnian air ( water
treatment ). Selain itu deaerator juga berfungsi sebagai pemanas awal air
pengisian ketel sebelum dimasukkan kedalam boiler. Deaerator bekerja
berdasarkan sifat dari oksigen yang kelarutannya pada air akan berkurang
dengan adanya kenaikan suhu. Pengenalan deaerator dapat dilihat pada
gambar berikut.
Gambar 1.1. Deaerator
(sumber : angga fauzian, 2012)
Alat deaerator ini terdiri dari dua drum dimana drum yang lebih kecil
merupakan tempat pemanasan pendahuluan dan pembuangan gas-gas dari
bahan air ketel, sedangkan drum yang lebih besar adalah merupakan tempat
penampungan bahan air ketel yang jatuh dari drum yang lebih kecil di
atasnya. Pada drum yang lebih kecil terdapat spray nozzle yang berfungsi
untuk menyemprot bahan air ketel menjadi butiran-butiran air halus agar
proses pemanasan dan pembuangan gas-gas dari bahan air ketel lebih
sempurna. Juga pada drum yang lebih kecil disediakan satu saluran vent agar
gas-gas dapat terbuang ( bersama steam ) ke atmosfer. Unsur utama dalam
menentukan keberhasilan dari proses ini adalah kontak fisik antara bahan air
ketel dengan panas yang diberikan oleh uap. Beberapa hal yang perlu
diperhatikan pada proses deaerator adalah :
1) Jumlah aliran air kondensat
2) Jumlah aliran bahan air ketel
3) Tekanan dalam deaerator
4) Level air dalam deaerator
Jika deaerator tidak dapat bekerja dengan baik, dapat berpengaruh buruk
terhadap sistem air umpan, sistem kondensat, dan juga akan menaikkan
pemakaian bahan kimia. Untuk mencapai efisiensi deaerator yang baik ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu :
1) Pertahankan suhu dan tekanan yang setinggi mungkin sesuai dengan
rancangan
2) Pastikan steam / uap keluar / venting dari deaerator bahwa oksigen dan
gas-gas yang tidak terkondensasi ikut keluar
3) Lakukan inspeksi bagian dalam deaerator untuk memastikan semua
komponen tidak mengalami kerusakan
1.3 Bagian-Bagian Utama Deaerator
Untuk menunjang kerja deaerator, maka pada deaerator tersebut perlu
dilengkapi dengan instrumen pengkuran, yang berguna untuk me-monitoring
operasi atau kerja dari deaerator itu sendiri. Gambar dibawah ini menunjukan
tentang bagian-bagian utama dari deaerator dan beberapa instrumen
pengukuran yang melengkapinya. Ada jenis-jenis deaerator yang sering
dijumpai adalah :
1) Deaerator type Spray
2) Deaerator type Vakum
3) Deaerator type Tray
1.4 Desalinasi
Desalinasi adalah proses pemisahan yang digunakan untuk mengurangi
kandungan garam terlarut dari air garam hingga level tertentu sehingga air
dapat digunakan. Proses desalinasi melibatkan tiga aliran cairan, yaitu umpan
berupa air garam (misalnya air laut), produk bersalinitas rendah, dan
konsentrat bersalinitas tinggi. Produk proses desalinasi umumnya merupakan
air dengan kandungan garam terlarut kurang dari 500 mg/l, yang dapat
digunakan untuk keperluan domestik, industri, dan pertanian. Hasil sampingan
dari proses desalinasi adalah brine. Brine adalah larutan garam berkonsentrasi
tinggi (lebih dari 35000 mg/l garam terlarut).
Distilasi merupakan metode desalinasi yang paling lama dan paling umum
digunakan.Distilasi adalah metode pemisahan dengan cara memanaskan air
laut untuk menghasilkan uap air, yang selanjutnya dikondensasi untuk
menghasilkan air bersih. Berbagai macam proses distilasi yang umum
digunakan, seperti multistage flash, multiple effect distillation, dan vapor
compression umumnya menggunakan prinsip mengurangi tekanan uap dari air
agar pendidihan dapat terjadi pada temperatur yang lebih rendah, tanpa
menggunakan panas tambahan.
Metode lain desalinasi adalah dengan menggunakan membran. Terdapat
dua tipe membran yang dapat digunakan untuk proses desalinasi, yaitu reverse
osmosis (RO) dan electrodialysis (ED). Pada proses desalinasi menggunakan
membran RO, air pada larutan garam dipisahkan dari garam terlarutnya
dengan mengalirkannya melalui membran water-permeable. Permeate dapat
mengalir melalui membran akibat adanya perbedaan tekanan yang diciptakan
antara umpan bertekanan dan produk, yang memiliki tekanan dekat dengan
tekanan atmosfer. Sisa umpan selanjutnya akan terus mengalir melalui sisi
reaktor bertekanan sebagai brine. Proses ini tidak melalui tahap pemanasan
ataupun perubahan fasa. Kebutuhan energi utama adalah untuk memberi
tekanan pada air umpan. Desalinasi air payau membutuhkan tekanan operasi
berkisar antara 250 hingga 400 psi, sedangkan desalinasi air laut memiliki
kisaran tekanan operasi antara 800 hingga 1000 psi.
Dalam praktiknya, umpan dipompa ke dalam container tertutup, pada
membran, untuk meningkatkan tekanan. Saat produk berupa air bersih dapat
mengalir melalui membran, sisa umpan dan larutan brine menjadi semakin
terkonsentrasi. Untuk mengurangi konsentrasi garam terlarut pada larutan
sisa, sebagian larutan terkonsentrasi ini diambil dari container untuk
mencegah konsentrasi garam terus meningkat.
Sistem RO terdiri dari 4 proses utama, yaitu pretreatment, pressurization,
membrane separation, post teatment stabilization.
1) Pretreatment
Air umpan pada tahap pretreatment disesuaikan dengan membran dengan
cara memisahkan padatan tersuspensi, menyesuaikan pH, dan menambahkan
inhibitor untuk mengontrol scaling yang dapat disebabkan oleh senyawa
tetentu, seperti kalsium sulfat.
Gambar 1.2. Proses desalinasi
(sumber : Erlangga Hendritianto, 2013)
2) Pressurization
Pompa akan meningkatkan tekanan dari umpan yang sudah
melalui proses pretreatment hingga tekanan operasi yang sesuai dengan
membran dan salinitas air umpan.
3) Separation
Membran permeable akan menghalangi aliran garam terlarut,
sementara membran akan memperbolehkan air produk terdesalinasi
melewatinya. Efek permeabilitas membran ini akan menyebabkan
terdapatnya dua aliran, yaitu aliran produk air bersih, dan aliran brine
terkonsentrasi. Karena tidak ada membran yang sempurna pada proses
pemisahan ini, sedikit garam dapat mengalir melewati membran dan
tersisa pada air produk. Membran RO memiliki berbagai jenis konfigurasi,
antara lain spiral wound dan hollow fine fiber membranes.
Stabilization: Air produk hasil pemisahan dengan membran biasanya
membutuhkan penyesuaian pH sebelum dialirkan ke sistem distribusi
untuk dapat digunakan sebagai air minum. Produk mengalir melalui
kolom aerasi dimana pH akan ditingkatkan dari sekitar 5 hingga
mendekati 7.
Selain teknologi diatas yang berbiaya mahal sekarang ada beberapa
cara sederhana untuk pengolahan air. Teknologi lingkungan selalu
berkembang dan kebanyakan teknologi itu ditujukan untuk negara maju
atau paling tidak negara berkembang. Beberapa contoh teknologi itu
adalah seperti Pembangkit Listrik Tenaga Surya, Pembangkit Listrik
Tenaga Angin, Mobil Listrik, Mobil Angin, Pesawat Terbang yang lebih
efisien, dan lainnya. Kita jarang melihat adanya teknologi yang ditujukan
untuk negara yang tertinggal, atau bagian dari negara berkembang yang
masih tertinggal. Untuk ekstrimnya kita bisa bilang Afrika. Tetapi di
Indonesia masih banyak sekali daerah tertinggal yang untuk mendapatkan
air yang baik pun sulit.