desain sistem informasi cuaca dan iklim maritim untuk pemberdayaan ekonomi masyarakat wilayah...

Upload: rio-ardian

Post on 05-Jul-2018

213 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/16/2019 Desain Sistem Informasi Cuaca Dan Iklim Maritim Untuk Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Wilayah Pesisir

    1/13

    1

    DESAIN SISTEM INFORMASI CUACA DAN IKLIM MARITIM UNTUK

    PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT WILAYAH PESISIR

    Oleh

    Dr. Agus Safril, M.MT * dan Marjuki M.Si **

    * Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Wilayah I Medan

    * Kepala Sub Bidang Diseminasi Informasi Agroklimat dan Iklim Maritim BMKG

     Negara ini menjadi pernah menjadi negara besar dalam bidang maritim pada beberapa abad

    lalu. Nenek moyang kita mempunyai kemampuan mengarungi samudera luas dalam mencari

    ikan untuk kesejahteraan masyarakat. Masa kini, potensi laut yang yang dimiliki bukan hanya

    untuk produksi ikan tetapi juga kandungan alam lainnya yang ada di dalam lautan Indonesia.

    Hal ini disebabkan kekayaan wilayah maritim Indonesia yang berlimpah. Perairan Indonesia

    dengan besar wilayahnya merupakan perairan laut dengan zona ekonomi ekslusif menjadi

     potensi untuk pemberdayaan ekonomi masyarakat. Indonesia merupakan negara kepulauan

    terbesar di dunia dengan jumlah pulau dengan pulau-pulau kecil menjadi potensi bagi pusat

     pertumbuhan ekonomi baru 17.504 pulau, 13.466 yang baru diberi nama, dan panjang pantai

    95.181 kilometer (Dahuri, 2014).

    Salah satu potensi yang belum banyak tergarap adalah pemberdayaan potensi masyarakat

    wilayah pesisir. Dengan luas pantai yang sedemikian panjang perlu pemberdayaan ekonomi

    masyarakat pesisir  yang umummya masih terdapat wilayah dengan kondisi miskin (Budi,

    2009). Untuk pemberdayaan masyarakat pesisir ini diperlukan sentuhan langsung terhadap

    kelompok masyarakat sasaran. (Efrizal, 2014). Untuk itu perlu dilakukan terobosan-terobosan

    untuk meningkatkan kemampuan masyarakat pesisir dalam membangun diri mereka sendiri.

    Dalam hal ini BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika) sebagai instansi

     publik dapat berperan dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat wilayah pesisir melalui

    informasi maritim.

    KARAKTERISTIK MAYARAKAT WILAYAH PESISIR INDONESIA

    Masyarakat yang hidup di sekitar wilayah laut menggunakan sumber kelautan sebagai mata

     pencaharian hidupnya. Desa pesisir merupakan entitas sosial, ekonomi, ekologi, dan budaya,

  • 8/16/2019 Desain Sistem Informasi Cuaca Dan Iklim Maritim Untuk Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Wilayah Pesisir

    2/13

    2

    yang menjadi batas antara daratan dan lautan, di mana di dalamnya terdapat suatu kumpulan

    manusia yang memiliki pola hidup dan tingkah laku serta karakteristik tertentu (Fauzi, 2014) 

    Mereka menjadi pelaku utama dalam pembangunan kelautan dan perikanan, serta pembentuk

    suatu budaya dalam kehidupan masyarakat pesisir. Namun potensi itu belum tergarap dengan

     baik sehingga masyarakat pesisir umumnya masih terbelakang. Banyak diantaranya faktor-

    faktor yang menyebabkan masyarakat pesisir menjadi suatu komunitas yang terbelakang atau

     bahkan terisolasi sehingga masih jauh untuk menjadikan semua masyarakat setempat sejahtera

    (Zafiraafriza, 2013). Faktor-faktor tersebut diantaranya :

    1)  Ketergantungan pada musim

    Karakteristik masyarakat pesisir, terutama nelayan, adalah ketergantungan mereka pada

    musim. Untuk nelayan kecil ketergantungan pada musim ini besar karena peralatan penangkapan yang relative sederhana. Pada musim yang mendukung untuk melaut

     pendapatan meningkat. Sebaliknya, pada musim yang tidak mendukung terhadap

     penangkapan ikan frekuensi melaut menjadi berkurang sehingga mengurangi pendapatan.

    Untuk wilayah yang mempunyai jumlah penduduk yang padat akan mengalami kelebihan

    tangkap (overfishing). Kondisi ini mengakibatkan volume tangkapan ikan para nelayan

    mengecil.

    2)  Rendahnya Tingkat Kesejahteraan dan Ilmu Pengetahuan

    Kondisi lingkungan pemukiman masyarakat pesisir umumya masih berpendidikan rendah.

    Dengan kondisi ini juga mempengaruhi pendapatan mereka karena pola dalam mencari

    ikan masih bersifat tradisional yang bergantung musim. Untuk itu perlu peningkatan

     pengetahuan mereka dalam memanfaatkan potensi maritim yang ada.

    KEBUTUHAN PRODUK INFORMASI IKLIM MARITIM UNTUK MASYARAKAT

    PESISIR

    Ada beberapa segmen masyarakat wilayah pesisir yang diperlu diberdayakan sistem ekonominya

    yaitu 1. Masyarakat nelayan tangkap, adalah kelompok masyarakat pesisir yang mata

     pencaharian utamanya adalah menangkap ikan di laut. 2 .Masyarakat nelayan pengumpul/bakul,

    adalah kelompok masyarakat pesisir yang bekerja di sekitar tempat pendaratan dan pelelangan

    ikan. 3. Masyarakat nelayan buruh, adalah kelompok masyarakat nelayan yang paling banyak

  • 8/16/2019 Desain Sistem Informasi Cuaca Dan Iklim Maritim Untuk Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Wilayah Pesisir

    3/13

    3

    dijumpai dalam kehidupan masyarakat pesisir 4. Masyarakat nelayan tambak, masyarakat

    nelayan pengolah, dan kelompok masyarakat nelayan buruh. (Efrizal, 2014). Iklim Informasi

    iklim yang diberikan mengacu kepada beberapa kelompok masyarakat tersebut. Potensi ekonomi

    yang dapat diberdayakan antara lain industri garam, pembukaan sawah baru, wisata pesisir,

     pemberdayaan pertanian rumput laut, tambak udang dan ikan, dan energi terbarukan. Dalam hal

    ini informasi cuaca dan iklim maritim diperlukan untuk untuk menunjang keberhasilan program

     pemberdayaan ekonomi tersebut seperti pada penjelasan berikut ini.

    1.  Industri garam

    Garam menjadi komoditi yang layak dikembangkan

    untuk meningkatkan ekonomi masyarakat. Ekspor

    garam menjadi tugas besar negara ke depan (Dahuri,2014 ). Produksi garam dapat dioptimalkan dengan

    memanfaatkan informasi iklim dan cuaca. Informasi

    tersebut antara lain curah hujan, penguapan, dan

     penyinaran matahari. Menurut Heranto dan

    Kwartatmono, dalam Adiraga (2013) kebutuhan

    kondisi iklim adalah :

    a.  Curah hujan yang kecil (curah hujan hujan tahunan 1000-1400 mm/tahun)

     b.  Sifat kemarau panjang yang kering (selama musim kemarau tidak terjadi hujan). Lama

    musim kemarau minimal 4-5 bulan

    c.  Penyinaran matahari yang cukup, makin panas suatu darah penguapan air laut akan

    semakin cepat

    d.  Kelembaban udara yang rendah

    2. Persawahan Tepi Pantai

    Panjang pantai Indonesia menjadi sumber potensi

    untuk swasembada pangan. Sawah di pantai seperti

     pada Gambar 3 menjadi alternatif proses

    ekstensifikasi lahan pertanian. Informasi yang

    diperlukan untuk persawahan tanaman antara lain

    Gambar 1. Tambak garamhttp://www.garamku.com 

    Gambar 3. Sawah di tepi pantai(sumber: http://bandung.bisnis.com)

  • 8/16/2019 Desain Sistem Informasi Cuaca Dan Iklim Maritim Untuk Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Wilayah Pesisir

    4/13

    4

    informasi prakiraan musim hujan dan kemarau. Selain prakiraan musim, informasi

    mengenai gelombang pasang juga diperlukan karena dapat merusak sawah ketika air laut

     pasang. Sebagai contoh hempasan gelombang pasang dapat menghancurkan tanaman sawah

    seperti yang disampaikan Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Buleleng

     Nyoman pada Rabu pada tanggal (28/1/2015) ketika 10 hektar sawah rusak dilanda

    gelombang pasar di Bali (Balipost, 2015).

    2.  Pelayaran rakyat

    Pelayaran rakyat untuk penangkapan ikan

    tradisional umumnya kurang dari 2 mil dari

     pantai (Gambar 4). Untuk itu informasi yang

    diperlukan adalah model informasi gelombang

    maritim dalam resolusi tinggi. Informasi

    tersebut antara lain gelombang, alun, dan

    gelombang tinggi maksimum dalam resolusi

    tinggi diperlukan untuk membuat keputusan

     berlayar atau tidak.

    3.  Wisata pesisir 

    Informasi kondisi iklim diperlukan untuk wisata pesisir

    seperti pada Gambar 5 (Handayawati dkk., 2010). Suhu dan

    kelembaban yang nyaman menjadi daya tarik bagi wisatawan

    Selain kondisi udara, gelombang yang tinggi di daerah pesisir

    menjadi potensi untuk wisata olah raga selancar.

    4.  Rumput Laut

    Faktor yang diperlukan untuk pertumbuhan rumput laut

    (Gambar 6) yang optimal antara lain gelombang laut dan curah

    hujan. Hal ini disebabkan gelombang yang besar dan curah

    hujan yang cukup tinggi sangat berpengaruh pada

     perkembangan rumput laut akibatnya rumput laut terkena

     banyak penyakit (Merdeka,.2014). Anomali cuaca membuat produksi rumput laut turun 2,2 juta

    ton pada tahun 2012-2013

    Gambar 5. Wisata pantaihttp://Jakarta.co.id

    Gambar 6. Wisata pantaihttp://bisnisukm.com

    Gtambar 4. Pelayaran rakyat(sumber: http://tempo.co.id)

  • 8/16/2019 Desain Sistem Informasi Cuaca Dan Iklim Maritim Untuk Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Wilayah Pesisir

    5/13

    5

    Pemanfaatan informasi suhu air laut resolusi tinggi untuk investasi rumput laut untuk

    membudidayakan rumput laut. Bibit rumput laut cukup diikat pada tali tambang dengan ukuran

    tertentu lalu diletakkan di laut pada kedalaman 2-5 meter (Bisnisukm, 2015).

    5. 

    Tambak Udang dan Ikan

    Informasi pasang surut untuk kebutuhan di bidang

     pertambakan, contoh tambak udang (Gambar 7).

    Sebagai contoh sekitar 30 hektar   lahan tambak udang

    dan ikan di Kecamatan Medan Labuhan, Kota Medan,

    Senin, terendam banjir, akibat pasang air laut atau rob di

     perairan Belawan, Sumatera Utara (Republika, 2012). 

    6. 

    Energi pengganti bahan bakar fosilOleh karena bahan bakar fosil terbatas maka dikembangkan energi

    terbaruka. Energi yang dapat dikembangkan adalah energi listrik di ke

    dalaman lautan (ocean thermal energy conversion/OTEC ) (Dahuri.2014).

    Energi lain yang dapat dikembangkan untuk energi listrik antara lain

     pasang surut, gelombang, dan angin). Angin di daerah pesisir umumnya

    mempunyai kecepaatan yang tinggi karena tanpa gesekan dan ini

    menjadi potensi sumber energi angin begitu juga energi (Gambar 8). 

    PERAN BMKG DALAM PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT PESISIR

    Dari kebutuhan informasi dan parameter iklim tersebut maka perlu dibangun sistem informasi

    yang diperlukan untuk masyarakat pesisir. Desain sistem layanan informasi maritim untuk

    masyarakat pesisir terdidari dari tiga komponen yaitu stasiun meteorologi yang menyediakan

    sistem informasi, masyarakat pesisir sebagai pengguna, dan pemerintah daerah sebagai instansi

    yang membantu menyebarkan informasi. BMKG bertugas memberikan informasi cuaca dan

    iklim maritim kepada masyarakat. Layanan informasi yang dimiliki BMKG perlu disosialisikan

    dan dikembangkan produk-produk lain sehingga dapat dimanfaatkan secara optimal sehingga

    memberikan nilai tambah untuk meningatkan kesejahteraan masyarakat. Peran BMKG dalam

    Gambar 8. Energi

    terbarukanSumber:http://finance.

    detik.com

    Gambar 7. Tambak udanghttp://tempo.co.id

  • 8/16/2019 Desain Sistem Informasi Cuaca Dan Iklim Maritim Untuk Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Wilayah Pesisir

    6/13

    6

    UU no 31 tahun 2009 pasal 3 mendukung kebijaksaan pembangunan nasional dalam rangka

    mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Informasi yang dapat diberikan antara lain suhu,

    tekanan udara, angin, kelembaban, awan, hujan, gelombang laut, suhu permukaan laut, dan

     pasang surut air laut (Tabel 1).

    Tabel 1. Matriks kebutuhan informasi maritim untuk masyarakat wilayah pesisir

    InformasiIndustri

    GaramSawah

    Pelayaran

    rakyat

    Wisata

     pantai

    Rumput

    laut

    Peringatan dini

    Banjir/r 

    ob

    Tam-

     bak

    ikan/u

    dang

    Ener-

    gi

    Suhu permukaan laut v  v 

    Salinitas v  v 

    Suhu laut terhadap

    kedalaman

    v  v 

    Arah dan kec.angin v  v  v  v  v Suhu udara v 

    Curah hujan v v v v v  v 

    Jarak .pandang v 

    P. surut v  v  v  v  v 

    Humidity

    Gelombang v  v  v  v  v  v 

    Prak.musim v  v  v  v 

    Penguapan v v

    Arus terhadap

    kedalaman

    v

    Pasut (tide) v 

    Agar informasi sampai kepada masyarakat pesisir koordinasi diseminasi informasi cuaca dan

    iklim maritim perlu terus ditingkatkan dengan instansi terkait seperti pemerintah daerah,

    lembaga sosial masyarakat dan lain-lain. Informasi yang disampaikan dapat dilakukan dengan

    layanan komunikasi langsung, melalui penyuluh nelayan, maupun menggunakan tehnologi

    seperti internet, pesan singkat (short message service), televisi atau radio. Bentuk sistem layanan

    terpadu BMKG dan pemda sebagaimana dalam Gambar 9 berikut :

  • 8/16/2019 Desain Sistem Informasi Cuaca Dan Iklim Maritim Untuk Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Wilayah Pesisir

    7/13

    7

    Gambar 9. Integrasi tiga komponen pembentuk sistem informasi

    SISTEM INFORMASI CUACA DAN IKLIM MARITIM UNTUK MASYARAKAT

    PESISIR

    Sistem informasi cuaca dan iklim maritim terdiri dari masukan data operasional harian yang

    diperoleh dari hasil pengamatan stasiun maritim di beberapa wilayah di Indonesia (Gambar 10).

    Selanjutkan dari masukan data tersebut dihasilkan berbagai informasi yang diperlukan untuk

     pembangunan yang terdiri dari prakiran awal musiman hujan, gelombang, pasang surut, suhu

    muka laut maupun curah hujan bulanan.

    Gambar 10. Desain sistem informasi cuaca dan iklim maritim

    Pemerintah

    daerah

    Stasiunmeteorologi

    maritim

    Masyarakat

    wilayah pesisir

    Sistem

    informasi

    maritim

    Sistem informasi cuaca dan iklim maritim

    Informasi

    •   Prakiraanmusiman

    •   Gelombang

    •   Pasang surut

    •   Suhumukalaut

    •   Curahhujanbulanan

    Sarana

    •   Web

    •   SMS

    •   Fax

    •   Telepon

    Sistem basis data

    stasiun maritim

    Pengguna

    •  Nelayan

    •  Petanigaram

    •  Petani sawah

    •   Petanirumputlaut

    •  Wisata

    • Listrik

  • 8/16/2019 Desain Sistem Informasi Cuaca Dan Iklim Maritim Untuk Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Wilayah Pesisir

    8/13

    8

    Spesifikasi sistem informasi yang diperlukan dapat digunakan untuk masyarakat dalam

    menjalankan roda ekonomi masyarakat pesisir maupun investor yang berminat untuk

     berinvestasi di wilayah Pesisir. Untuk mengatasi ini maka digunakan teknologi informasi untuk

    memberikan layanan secara real time  dan mendukung keputusan. Tahap pertama adalah

    konsolidasi data maritim dengan menggunakan data warehousing. Setelah data dapat terkondisi

    dengan baik kemudian dilakukan dikembangkan menjadi data mining. Pengembangan

    selanjutnya untuk mendapatkan pengetahuan (knowledge discovery) dari sistem basis data.

    Keluaran yang diharapkan adalah pengguna dengan bahasa yang mudah dipahami oleh

    masyarakat. Sistem keputusan yang diambil misalnya keputusan apakah akan melaut, kapan

    siap bertanam padi sawah, kapan bertanam rumput laut yang tepat dan lain-lain

    1. 

    Masukan dan pengenalan pola data maritim

    Data obervasi yang digunakan untuk mendapatkan pola data arah dan kecepatatan angin

     permukaan, suhu muka laut, kelembaban relatif, perawanan, radiasi matahari, arah dan

    kecepatan angin, tinggi gelombang daerah pantai, dan tekanan udara. Data diperoleh dari

     pengamatan alat maupun laporan dari kapal.

    Infomrasi ini berdasarkan pola umum karakteristik wilayah lokal yang menjadi diperlukan

    masyarakat pesisir. KDD (Knowledge Discovery in Database)

      merupakan keseluruhan proseskonversi data mentah menjadi pengetahuan yang bermanfaat yang terdiri dari serangkaian tahap

    transformasi meliputi data preprocessing dan postprocessing. (Fayyad dkk., 1996). Proses

    mendapatkan pengetahuan bagian masyarakat pesisir dengan langkah-langkah sebagai berikut:

    a.  Seleksi data

    Pemilihan data dilakukan dengan memilih data yang diperlukan untuk data mining. Data ini

    dipisah dari data operasional di set iap stasiun maritim.

     b. 

    Pengolahan data awal

    Pengolahan data awal dilakukan dengan proses  cleaning  untuk membuang duplikasi data,

    memeriksa data yng tidak konsisten, memperbaiki kesalahan, dan menambah data yang

    diperlukan untuk data mining

  • 8/16/2019 Desain Sistem Informasi Cuaca Dan Iklim Maritim Untuk Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Wilayah Pesisir

    9/13

    9

    c.  Transformasi

    Trasformasi data dilakukan untuk mengolahan data mining yang tergantung pada pola

    informasi yang diperlukan dari basis data. Pola yang dikehendaki sesuai dengan kebutuhan

    informasi untuk masyarakat pesisir. Data diolah dengan metode statistika sederhana sampai

    dengan kecerdasan buatan, logika fuzzy, jaringan sarat tiruan, algoritma genetika , tree,  dan

    lain-lain.

    d.  Interprestasi

    Pola informasi yang diperoleh ditampilkan dalam bentuk yang dapat dipahami oleh

     pengguna. Interpestasi untuk mengetahui apakah informasi yang dihasilkan sesuai dengan

    data observasi.

    Langkah-langkah membentuk sistem informasi berbasis penemuan pengetahuan seperti padaGambar 11 berikut.

    Gambar 11. Pengembagan data warehousing kepada penemuan pengetahunan (Fayyad

    dkk.,1996)

    Tampilan visual system informasi dalam bentuk world wide web  sehingga dapat digunakan

    secara online dan real time. Informasi yang dihasilkan dalam bentuk grafik curah hujan, suhu,

     peta dan dan lain-lain. Jenis informasi regular (model iklim maritim) dan ekstrem, analisis

    khusus pesisir, dan kejadian iklim ekstrem.

    DATA

    Xxxxx

    Xxxx

    Xxx

    Data

    target

    Data

    Proses

    awal

    Transfor-

    masi

    data

    Pola

    Pengetahuan/

    Knowledge

    (masyarakatpesisir)

    pemilihan

    Proses awal

    transformasi

    Data mining

    Interprestasi/evaluasi

  • 8/16/2019 Desain Sistem Informasi Cuaca Dan Iklim Maritim Untuk Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Wilayah Pesisir

    10/13

    10

    2.  Keluaran Informasi skala lokal

    Informasi yang diperlukan oleh masyarakat pesisir adalah informasi yang dalam skala lokal.

    Oleh karena itu keluaran informasi didapat dari model numerik dengan resolusi tinggi. 

    Pengguna di wilayah pantai yang tidak dekat dengan stasiun maritim dapat menggunakan

    informasi ini.

    3.  Keluaran Informasi berdasarkan waktu

    Informasi yang diberikan dalam bentuk informasi jangka panjang dan jangka pendek :

    a.  Jangka panjang : Iklim adalah curah rata-rata, ini untuk memberikan pengetahuan

    umum jangka panjang kepada masyarakat pesisir. Informasi jangka panjang : 1. Polacurah hujan bulanan di wilayah sekitar wilayah pesisir tujuan, 2. Prakiraan hujan

    musiman di sekitar pesisir, 3. Rata-rata arah dan kecepatan angin bulanan, 4. Periode

     pasang surut, 5. Suhu muka laut resolusi tinggi pada beberapa lapisan, 6. Informasi rata-

    rata ekstrem bulanan

     b.  Jangka pendek : Prakiraan gelombang harian, prakiraan arah dan kecepatan angin

    harian, dan informasi cuaca maritim ekstrem

    SOSIALISASI INFORMASI CUACA DAN IKLIM MARITIM MASYARAKAT PESISIR

    Media untuk sosialisasi informasi maritim adalah memanfaatkan pertemuan tatap muka dengan

    masyarakat untuk mensosialisasikan produk BMKG misalnya melalui sekolah lapang iklim

    maritim untuk masyarakat pesisir. Agar kesinambungan program terus berjalan dapat bekerja

    dengan pemerintah daerah setempat secara berkala dan menjadi kegiatan rutin pemerintah

    daerah  (Tabel 2).

  • 8/16/2019 Desain Sistem Informasi Cuaca Dan Iklim Maritim Untuk Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Wilayah Pesisir

    11/13

    11

    Tabel 2. Stasiun meteorologi maritim (Sumber; BMKG).

     No Nama Stasiun Lokasi Pulau

    1 Tanjung Priok Jakarta Jawa

    2 Belawan Medan Sumatra Utara

    3 Tanjung Emas Semarang Jawa Tengah

    4 Tanjung Perak Surabaya Jawa Timur

    5 Paotere Makasar Sulawes Selatan

    6 Bitung Sulawesi Utara Sulawesi

    7 Teluk Bayur Teluk Bayur Sumatra Barat

    8 Lampung Lampung Lampung

    9 Kendari Kendari Sulawesi Tenggara

    10 Pontianak Pontianak Kalimatan Barat

    EVALUASI TINGKAT AKURASI INFORMASI LAYANAN MARITIM BERKALA

    Setelah informasi diberikan kepada pengguna (masyarakat) informasi perlu dilakukan evaluasi

    terhadap apa yang yang sudah dikeluarkan (Gambar 12). Hal ini disebabkan kunci dari

    keberhasilan pengembangan sistem informasi adalah bila ada kepuasan pengguna terhadap

    informasi yang diberikan.. Untuk evaluasi dapat digunakan data observasi diperoleh dari dari

    kapal yang melintas (Volunteer Observing Ship/VOS)  tentang informasi iklim maritim yang

    sudah dilakukan BMKG. Selain itu umpan balik akurasi informasi dari masyarakat juga dapat

    menjadi bahan untuk meningkatkan akurasi informasi maritim dan meningkatkan kinerja

    BMKG. Kegiatan evaluasi ini perlu dilakukan secara berkala sehingga produk informasi

    BMKG menjadi andal (akurat, cepat, tepat, dan terpercaya).

    Gambar 12. Evaluasi terhadap informasi yang dikeluarkan BMKG

    BMKG Informasi   Pengguna

    OBSERVASI

    Pengembangan

    modelHasil model

    perbaikan   Umpan balik

  • 8/16/2019 Desain Sistem Informasi Cuaca Dan Iklim Maritim Untuk Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Wilayah Pesisir

    12/13

    12

    Daftar Pustaka

    Adiraga (2013), analisis dampak perubahan curah hujan , luas tambak garam, dan jumlah petani

    garam terhadap produksi usaha garam rakyat di kecamatan juwana kabupaten pati

    (periode 2003-2012), Skripsi, Fakultas Ekonomika Dan Bisnis Universitas

    Diponegoro Semarang

    Balipost (2015), 10 Hektar Sawah Rawan Terendam Hempasan Air Laut 

    http://balipost.com/read/lingkungan/2015/01/28/28983/10-hektar-sawah-rawan-

    terendam-hempasan-air-laut.html diakses tanggal- 3 Maret 2015

    Bisnis UKM (2015): Potensi Bisnis Budidaya Rumput Laut di Daerah Pesisir

    http://bisnisukm.com/potensi-bisnis-budidaya-rumput-laut-di-daerah-pesisir.html

    Budi, U. (2009), Pengentasan Masyarakat Miskin Daerah Pesisir Sumatera Utara Departemen

    Peternakan, Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Medan

    BMKG (2014), Grand desain Iklim Maritim, Sub Bidang Desiminasi Informasi Agroklimat dan

    iklim Maritim BMKG

    Dahuri , R. (2014) Membangun Indonesia sebagai Negara Maritim yang Maju, Adil-makmur,

    kuat, dan Berdaulat Rembuk Nasional dan Seminar Kebangsaan Laut sumber

    Kemakmuran dan Kedaulatan Bangsa” Pemuda Kawasan Timur Indonesia

    DKPP dan BMKG (2005), Informasi Cuaca Dan Iklim Tambak Garam

    www.p3sdlp.litbang.kkp.go.id/.../buku-a-technical-documentation 

    Efrizal, (2014), Pembangunan kelautan dalam konteks pemberdayaan masyarakat pesisirwww.bappenas.go.id/index.php/download_file/view/10691/2407 diakses- 9 Februari

    2015

    Fauzi A.(2014) : Karakteristik Sosial Masyarakat Pesisir Terhadap Perkembangan Sumber Alam

    Lingkungan Laut http://famif08.student.ipb.ac.id/ -diakses 11 Februari 2015

    Handayawati H.S, Budiono, dan Soemarno (2015), Potensi Alam Wisata Baharihttp://marno.lecture.ub.ac.id/files/2011/12/ANALISIS-POTENSI-WISATA-ALAM-

    BAHARI.pdf – diakses tanggqal 10-2-2015

    Merdeka (2013), Anomali cuaca buat produksi rumput laut turun 2,2 juta tonhttp://www.merdeka.com/uang/kkp-anomali-cuaca-buat-produksi-rumput-laut-tahun-

    ini-turun.html- diakses tanggal 2 Februari 2015

    Republika (2012), Puluhan Hektare Tambak Terendam Banjir di Medan

    http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/umum/12/05/08/m3ogda-puluhan-

    hektare-tambak-terendam-banjir-di-medan

  • 8/16/2019 Desain Sistem Informasi Cuaca Dan Iklim Maritim Untuk Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Wilayah Pesisir

    13/13

    13

    U. Fayyad Shapiro, G.P, dan S. Padhraic (1996): From Data Mining to Knowledge Discovery in Data Bases, America Association for Artificial Intelegence

    Zafiraafriza (2013), Karakteristik Masyarakat Pesisir Di Indonesia

    http://zafiraafriza.blogspot.com/2013/06/karakteristik-masyarakat-pesisir-di.html -

    Diakses tanggal 20 Februari 2015