desain interior wedding chapel dengan konsep jawa...

6
1 Abstrak - Pernikahan merupakan ritual yang kudus dan sakral. Tradisi merayakan pernikahan juga berlaku di Surabaya. Perayaan pernikahan di Surabaya biasanya dilaksanakan di gedung pernikahan, hotel, maupun restauran. Di jaman modern ini, banyak pasangan yang menginginkan untuk membuat suasana pernikahan yang berbeda dan unik. Kehadiran wedding chapel sebagai bangunan baru dapat menjadi wadah bagi pasangan untuk melangsungkan prosesi pernikahan. Dengan adanya fasilitas- fasilitas pendukung dapat menunjang kehadiran wedding chapel sebagai wadah bagi pasangan untuk menjadikan waktu lebih efektif dan efisien dalam mempersiapkan pernikahan dan melakukan prosesi pernikahan. Wedding chapel memiliki dua area yang berbeda fungsi dan kegunaannya, yaitu ruang kecil yang disebut dengan kapel dan area outdoor atau indoor dengan ukuran yang cukup besar. Upacara pernikahan yang bersifat sakral dapat dilakukan di dalam kapel yang hanya menampung sedikit orang. Sedangkan untuk perayaan atau resepsi pernikahan dapat dilakukan di sekitar area kapel yang bersifat outdoor maupun indoor. Pada umumnya, lokasi wedding chapel terletak di area outdoor, yaitu pantai, gunung, bukit, atau taman. Pemilihan lokasi outdoor pada sekitar area wedding chapel dapat menciptakan suasana yang alami, segar dan romantis serta dapat menikmati indahnya pemandangan di sekitar. Dengan begitu, suasana yang terbawa di dalam pernikahan bisa lebih intim, menyenangkan dan dapat merasakan citra karya keagungan Tuhan. Penerapan konsep rancangan jawa kontemporer pada wedding chapel karena lokasi wedding chapel terletak di Surabaya, sehingga dapat memberikan ciri khas dan icon bangunan Jawa. Tetapi tidak menutup kemungkinan bahwa wedding chapel tidak hanya diperuntukan bagi orang Jawa saja. Taman indoor menjadi fasilitas andalan wedding chapel di Surabaya karena situasi dan kondisi cuaca yang tidak menentu. Kata kunci : wedding chapel, Jawa, pernikahan, sakral. I. PENDAHULUAN Pernikahan merupakan ritual yang kudus dan sakral. Tata cara pernikahan diatur dalam Undang-undang pernikahan yaitu UU No.1 tahun 1974 “Perkawinan merupakan ikatan lahir dan batin antara seorang wanita dengan seorang pria sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa." Upacara pernikahan memiliki banyak ragam dan variasi menurut tradisi suku bangsa, agama, budaya maupun kelas sosial. Tradisi merayakan pernikahan juga berlaku di Surabaya. Sebagai kota terbesar ke-2 di Indonesia setelah Jakarta. Perayaan pernikahan di Surabaya biasanya dilaksanakan di gedung pernikahan, hotel, maupun restauran. Di jaman modern ini, banyak pasangan yang menginginkan untuk membuat suasana pernikahan yang berbeda salah satunya suasana outdoor. Kehadiran wedding chapel sebagai bangunan baru menjadi pilihan bagi pasangan untuk melangsungkan prosesi pernikahan. Chapel dalam bahasa Inggris kapel disebut juga gereja kecil, berasal dari nama pakaian yang dimiliki oleh seorang santo. Lama kelamaan kapel diartikan sebagai sebuah tempat ruangan kecil yang kudus atau area penyembahan bagi umat Kristiani. Pada jaman modern ini, kapel dapat digunakan sebagai tempat untuk melakukan prosesi pernikahan dan di desain dengan bentuk bangunan yang modern dan mewah yang di sebut dengan wedding chapel , tanpa menghilangkan fungsi kapel sebagai tempat yang kudus dan sakral. Seiring berkembangnya jaman, wedding chapel tidak hanya diperuntukkan bagi umat Kristiani, melainkan umat Muslim, Hindu, dan Budha juga dapat menggunakannya sebagai tempat untuk melakukan prosesi pernikahan yang sesuai dengan tata cara pernikahan yang dianut. Wedding chapel memiliki dua area yang berbeda fungsi dan kegunaannya, yaitu ruang kecil yang disebut dengan kapel dan area outdoor atau indoor dengan ukuran yang cukup besar. Upacara pernikahan yang bersifat sakral dapat dilakukan di dalam kapel yang hanya menampung sedikit orang. Sedangkan untuk perayaan atau resepsi pernikahan dapat dilakukan di sekitar area kapel yang bersifat outdoor maupun indoor. II. METODE DESAIN Metode desain adalah urutan langkah atau proses yang dilakukan untuk menemukan konsep desain. Metode penelitian mencakup keseluruhan aktivitas mendesain mulai awal sampai akhir. A. Tahap Identifikasi Objek Tahap ini adalah tahap untuk menentukan latar belakang, tujuan, dan definisi judul. Pada tahap ini akan diuraikan mengenai dasar-dasar pemikiran dan landasan yang menjadi alasan dilakukannya riset tentang desain Wedding Chapel. Desain Interior Wedding Chapel dengan Konsep Jawa Kontemporer 1) Herwidya Dyah Prasetyani dan 2) Thomas Ari Kristianto Jurusan Desain Interior, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) e-mail: [email protected] e-mail: [email protected]

Upload: hoangkhue

Post on 18-Mar-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

1

Abstrak - Pernikahan merupakan ritual yang kudus dan

sakral. Tradisi merayakan pernikahan juga berlaku di

Surabaya. Perayaan pernikahan di Surabaya biasanya

dilaksanakan di gedung pernikahan, hotel, maupun restauran. Di

jaman modern ini, banyak pasangan yang menginginkan untuk

membuat suasana pernikahan yang berbeda dan unik.

Kehadiran wedding chapel sebagai bangunan baru dapat

menjadi wadah bagi pasangan untuk melangsungkan prosesi

pernikahan. Dengan adanya fasilitas- fasilitas pendukung dapat

menunjang kehadiran wedding chapel sebagai wadah bagi

pasangan untuk menjadikan waktu lebih efektif dan efisien

dalam mempersiapkan pernikahan dan melakukan prosesi

pernikahan.

Wedding chapel memiliki dua area yang berbeda fungsi dan

kegunaannya, yaitu ruang kecil yang disebut dengan kapel dan

area outdoor atau indoor dengan ukuran yang cukup besar.

Upacara pernikahan yang bersifat sakral dapat dilakukan di

dalam kapel yang hanya menampung sedikit orang. Sedangkan

untuk perayaan atau resepsi pernikahan dapat dilakukan di

sekitar area kapel yang bersifat outdoor maupun indoor.

Pada umumnya, lokasi wedding chapel terletak di area

outdoor, yaitu pantai, gunung, bukit, atau taman. Pemilihan

lokasi outdoor pada sekitar area wedding chapel dapat

menciptakan suasana yang alami, segar dan romantis serta dapat

menikmati indahnya pemandangan di sekitar. Dengan begitu,

suasana yang terbawa di dalam pernikahan bisa lebih intim,

menyenangkan dan dapat merasakan citra karya keagungan

Tuhan.

Penerapan konsep rancangan jawa kontemporer pada

wedding chapel karena lokasi wedding chapel terletak di

Surabaya, sehingga dapat memberikan ciri khas dan icon

bangunan Jawa. Tetapi tidak menutup kemungkinan bahwa

wedding chapel tidak hanya diperuntukan bagi orang Jawa saja.

Taman indoor menjadi fasilitas andalan wedding chapel di

Surabaya karena situasi dan kondisi cuaca yang tidak menentu.

Kata kunci : wedding chapel, Jawa, pernikahan, sakral.

I. PENDAHULUAN Pernikahan merupakan ritual yang kudus dan sakral. Tata

cara pernikahan diatur dalam Undang-undang pernikahan yaitu UU No.1 tahun 1974 “Perkawinan merupakan ikatan

lahir dan batin antara seorang wanita dengan seorang pria

sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga

(rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan

Ketuhanan Yang Maha Esa."

Upacara pernikahan memiliki banyak ragam dan variasi menurut tradisi suku bangsa, agama, budaya maupun kelas sosial.

Tradisi merayakan pernikahan juga berlaku di Surabaya. Sebagai kota terbesar ke-2 di Indonesia setelah Jakarta. Perayaan pernikahan di Surabaya biasanya dilaksanakan di gedung pernikahan, hotel, maupun restauran. Di jaman modern ini, banyak pasangan yang menginginkan untuk membuat suasana pernikahan yang berbeda salah satunya suasana outdoor. Kehadiran wedding chapel sebagai bangunan baru menjadi pilihan bagi pasangan untuk melangsungkan prosesi pernikahan.

Chapel dalam bahasa Inggris kapel disebut juga gereja kecil, berasal dari nama pakaian yang dimiliki oleh seorang santo. Lama kelamaan kapel diartikan sebagai sebuah tempat ruangan kecil yang kudus atau area penyembahan bagi umat Kristiani. Pada jaman modern ini, kapel dapat digunakan sebagai tempat untuk melakukan prosesi pernikahan dan di desain dengan bentuk bangunan yang modern dan mewah yang di sebut dengan wedding chapel , tanpa menghilangkan fungsi kapel sebagai tempat yang kudus dan sakral. Seiring berkembangnya jaman, wedding chapel tidak hanya diperuntukkan bagi umat Kristiani, melainkan umat Muslim, Hindu, dan Budha juga dapat menggunakannya sebagai tempat untuk melakukan prosesi pernikahan yang sesuai dengan tata cara pernikahan yang dianut.

Wedding chapel memiliki dua area yang berbeda fungsi dan kegunaannya, yaitu ruang kecil yang disebut dengan kapel dan area outdoor atau indoor dengan ukuran yang cukup besar. Upacara pernikahan yang bersifat sakral dapat dilakukan di dalam kapel yang hanya menampung sedikit orang. Sedangkan untuk perayaan atau resepsi pernikahan dapat dilakukan di sekitar area kapel yang bersifat outdoor maupun indoor.

II. METODE DESAIN Metode desain adalah urutan langkah atau proses yang dilakukan untuk menemukan konsep desain. Metode penelitian mencakup keseluruhan aktivitas mendesain mulai awal sampai akhir. A. Tahap Identifikasi Objek

Tahap ini adalah tahap untuk menentukan latar belakang, tujuan, dan definisi judul. Pada tahap ini akan diuraikan mengenai dasar-dasar pemikiran dan landasan yang menjadi alasan dilakukannya riset tentang desain Wedding Chapel.

Desain Interior Wedding Chapel dengan Konsep

Jawa Kontemporer 1)Herwidya Dyah Prasetyani dan 2)Thomas Ari Kristianto

Jurusan Desain Interior, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)

e-mail: [email protected] e-mail: [email protected]

2

B. Tahap Identifikasi Masalah

Tahap ini dilakukan untuk menemukan permasalahan yang terjadi pada objek agar dapat diselesaikan dan mencapai tujuan guna mendapatkan manfaat dari desain Wedding Chapel. C. Pengumpulan Data

Setelah dilakukan tahapan identifikasi objek dan identifikasi masalah di atas, akan diketahui rumusan masalah pokok yang terdapat pada objek sehingga diketahui data-data yang diperlukan untuk perancangan Wedding Chapel Tahap pengumpulan data ini menggunakan 2 jenis data, yaitu data primer yang mencakup observasi lapangan, survey, dan wawancara serta data sekunder meliputi studi literatur. a. Observasi Lapangan

Observasi lapangan dilakukan di Palacio Wedding

Chapel, Surabaya dan The Diamond Wedding Chapel, Bali sebagai pembanding.

b. Survey dan Wawancara

Target survey dan wawancara dilakukan langsung kepada orang-orang yang bersangkutan langsung terhadap Wedding Chapel. Baik pimpinan, pengelola dan pengunjung. Selain itu survey dan wawancara juga dilakukan pada beberapa kapel pernikahan lainnya untuk menjaring opini mengenai objek. c. Studi Literatur

Studi Literatur merupakan data sekunder yang didapatkan dengan menghimpun data yang relevan dengan kebutuhan data yang dibutuhkan untuk penelitian. Pencarian dapat dihimpun dari jurnal, buku, laporan penelitian, internet, majalah.

D. Tahap Analisa Data

Tahap analisa data ini menggunakan beberapa metode, diantaranya: Metode analisa induktif untuk didapatkan standar desain yang sesuai. Metode analisa komparasi untuk membandingkan dan menganalisa data dengan data yang lain untuk mendapat data yang sesuai

untuk perancangan. Metode deskriptif untuk menguraikan data yang diperoleh untuk dianalisa serta metode analisa menggunakan kajian semiotika untuk mencari kaitan antara “tanda” dan “makna” yang terkandung.

III. KONSEP DESAIN

A. Objek Desain

Objek desain interior ini adalah Wedding Chapel

Surabaya, jenis bangunan baru di Surabaya yang menjadi pilihan bagi pasangan dalam melangsungkan serangkaian prosesi pernikahan dengan suasana yang berbeda. B. Tema

Tema yang diambil untuk perancangan wedding

chapel ini adalah Jawa Kontemporer. Pemilihan tema ini dilatarbelakangi oleh letak objek yang berada di daerah Jawa, namun ditinjau dari hasil survey dan pengumpulan data bahwa sebagian besar pengguna merupakan orang luar Jawa dan modern, maka pemilihan tema kontemporer dipilih sebagai kombinasi tema Jawa yang diambil agar wedding chapel dapat digunakan oleh semua agama, suku dan budaya. C. Konsep Desain

Secara keseluruhan konsep yang diterapkan pada interior wedding chapel adalah menciptakan desain interior wedding chapel bernuansa Jawa Kontemporer. Unsur Jawa Kontemporer yang diaplikasikan pada interior adalah beberapa ornament bangunan jawa, gunungan pewayangan dan aksara jawa dengan material dan warna kontemporer.

D. Aplikasi Konsep Desain 1) Konsep Makro

Desain Interior ruangan ini terdapat 3 ruang dan terdiri dari 3 lantai, yaitu : Lantai 1 (Hall), Lantai 2 (Ruang Administrasi), Lantai 3 (Wedding Chapel)

Gambar 1. Palacio Wedding Chapel, Surabaya

Gambar 2. The Diamond Wedding Chapel, Bali

Gambar 3. Skema alur metode desain

3

Pada bangunan ini, yang lebih ditonjolkan adalah

konsep desain wedding chapel dengan konsep jawa kontemporer. Di desain dengan semi outdoor dengan aliran air dan material rumput sebagai elemen dinding

agar suasana yang terbawa di dalam pernikahan bisa lebih sakral, intim dan dapat merasakan citra karya keagungan Tuhan. Penerapan pada konsep Jawa Kontemporer terlihat pada bentukan ornamen, gunungan dan aksara jawa yang terdapat pada elemen interior. Leveling lantai digunakan untuk memberikan kesan yang sakral, dimana yang dapat berdiri disana hanya calon pengantin dan pemuka agama.

2) Konsep Mikro

a. Konsep Lantai

Untuk memberikan kesan etnik dan modern maka kombinasi material lantai yang digunakan adalah lantai kayu merbau untuk area outdoor , sedangkan untuk area wedding chapel yang bersifat suci dan sakral menggunakan material marmer berwarna krem karena material tersebut bersifat dingin, sehingga dapat menyejukan suhu di dalam ruangan. Tampilannya pun sangat mewah dengan beragam motif dan corak dan diberi lapisan pelindung agar kualitas marmer tetap terjaga. Pada area fasilitas penunjang wedding chapel dan koridor menggunakan material lantai tegel (batu ubin) bermotif. Jalan setapak untuk menuju ke wedding chapel menggunakan batu pijakan. Unsur air diterapkan pada jalan menuju altar dengan lantai kaca diatasnya.

b. Konsep Dinding

Dinding pada area sekeliling wedding chapel menggunakan artificial grass dan batu kapur (limestone) dengan pahatan huruf aksara jawa yang artinya “sugeng rahayu” atau selamat berbahagia. Pada area koridor terdapat dinding dengan susunan boks kayu secara vertical yang diisi dengan tanaman, agar aliran udara sekaligus cahaya dapat masuk ke area koridor. Untuk ruangan yang lainnya menggunakan papan gypsum, batu alam, acian semen.

Gambar 4. Denah terpilih lantai 1 (Hall)

Gambar 7. Leveling lantai pada altar

Gambar 5. Denah terpilih lantai 2 (Ruang Administrasi)

Gambar 6. Denah terpilih lantai 3 (Wedding Chapel)

Gambar 8. Material lantai

Gambar 8. Material dinding (artificial grass)

Kaca tempered

Keramik

Marmer

Dek kayu merbau

4

Pada area altar menggunanakan kaca tempered

dengan bentukan wayang gunungan yang mempunyai filosofi jawa. Didalamnya terdapat laser cutting tulisan aksara jawa.

c. Konsep Plafon

Pada area koridor diberikan pergola dengan material bilah bilah kayu yang diatasnya terdapat tanaman rambat/gantung. Untuk material plafon area lainnya menggunakan papam gypsum dengan drop ceiling. Terdapat atap dengan besi galvalum dengan jenis kaca aluminium composite panel ditutup dengan plafon dari kain tipis yang menerawang. Secara tak langsung kain ini dapat memasukkan cahaya matahari ke dalam bangunan.

Karena Wedding chapel merupakan bangunan semi

outdoor , maka menggunakan tensile tent dengan system hidirolik. Penggunaan tensile tent sebagai solusi jika cuaca pada saat wedding chapel digunakan disaat musim hujan atau musim panas. Fungsi tensile tent pada wedding chapel tidak hanya untuk memfilter udara panas dan melindungi dari cuaca hujan tetapi juga sebagai elemen estetis dengan bentuknya yang unik.

d. Konsep Warna

Warna yang digunakan adalah warna yang soft pastel sebagai identitas warna-warna pernikahan, monokrom untuk konsep kontemporer dan warna natural yang diambil dari konsep Jawa.

Gambar 8. Material kaca pada Altar

Gambar 9. Pahatan kayu aksara jawa “sugeng rahayu”

Gambar 9. Material plafon

Gambar 10. Plafon pada wedding chapel

Gambar 11. Konsep warna

5

e. Konsep Pencahayaan

Pencahayaan pada wedding chapel menggunakan strip LED yang diletakkan pada gunungan kaca untuk memberikan kesan yang dramatis dan romantis. Penggunaan warna LED menggunakan warna ungu-merah muda. Untuk memberikan tekstur pada rumput dan air menggunakan uplight LED dengan warna yang sesuai.

f. Konsep Penghawaan

Konsep Penghawaan pada wedding chapel menggunakan penghawaan alami dan penghawaan buatan dengan menggunakan AC standing floor

IV. DESAIN AKHIR

A. Ruang Terpilih 1-Wedding Chapel

Area Wedding Chapel merupakan area terpilih utama dimana area tersebut merupakan point of interest dari bangunan tersebut. Area wedding chapel merupakan area yang sakral dan privat yang berfungsi sebagai tempat dimana calon mempelai melakukan serangkaian upacara pernikahan di dalam area tersebut. Penerapan konsep Jawa kontemporer pada area ini terlihat pada bentukan gunungan dengan material kaca yang di cutting dengan tulisan aksara jawa “sugeng rahayu” yang artinya “selamat berbahagia” . untuk memberikan kesan yang romantis dan natural. Penggunaan material elemen interior dek kayu merbau dan kaca tempered dengan aliran air dibawahnya diterapkan pada alur jalan tempat berjalannya calon pengantin menuju altar. Penggunaan material artificial grass dan taburan bunga pada dinding

wedding chapel menambhakan kesan romantis pada area tersebut untuk menghindari panas dan hujan, area tersebut terdapat tensile tent dengan system hidrolik.

B. Ruang Terpilih 2-Hall

Hall merupakan area pendukung dari bangunan Wedding Chapel. Dimana seusai melakukan upacara pernikahan yang sakral, mempelai dan para tamu dapat melakukan pesta / resepsi pernikahan dengan berbagai macam kegiatan seperti menikmati hidangan atau menikmati perform yang telah disiapkan. Bentuk resepsi yang diinginkan bermacam- macam misalnya: standing party atau round table. Untuk menciptakan kesan yang mewah , pemilihan material granit dan kaca dengan ukuran setinggi plafon

Gambar 12. Konsep pencahayaan

Gambar 12. AC standing floor

Gambar 14. 3D Perspektif Wedding Chapel

Gambar 15. Maket Wedding Chapel

Gambar 13. 3D Perspektif Wedding Chapel

6

diaplikasikan pada dinding hall. Konsep Jawa kontemporer yang diterapkan pada hall terdapat pada besi yang dicutting dengan bentuka batik kawung dan plafon gypsum dengan ornament gunungan wayang.

C. Ruang Terpilih 3-Ruang Administrasi

Penerapan konsep jawa kontemporer terlihat pada area konsultasi/ administrasi. Area tersebut berfungsi sebagai tujuan utama pengguna dalam menggunakan wedding chapel. Ornament banyu tetes terlihat pada aplikasi dinding ruang tersebut.

V. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan yang dapat diambil dari seluruh pembahasan adalah sebagai berikut : 1. Pada jaman modern ini, kapel dapat digunakan

sebagai tempat untuk melakukan prosesi pernikahan dan di desain dengan bentuk bangunan yang modern dan mewah yang di sebut dengan wedding chapel , tanpa menghilangkan fungsi kapel sebagai tempat yang kudus dan sakral. Seiring berkembangnya jaman, wedding chapel tidak hanya diperuntukkan bagi umat Kristiani, melainkan umat Muslim, Hindu, dan Budha juga dapat menggunakannya sebagai tempat untuk melakukan prosesi pernikahan yang sesuai dengan tata cara pernikahan yang dianut.

2. Konsep yang digunakan pada desain interior wedding chapel adalah Jawa Kontemporer, mengingat letak kapel pernikahan berada di daerah Jawa sehingga dapat memberikan cirri khas pada bangunan tersebut. Interior wedding chapel tidak sepenuhnya dibuat dalam konsep Jawa, tetapi juga di konsep dengan desain yang sedang berkembang (modern).

DAFTAR PUSTAKA

- Akmal, Imelda. 2009. Seri Rumah Ide : Plafon

Kreatif. Jakarta : PT.Gramedia Pustaka Utama. - Budiwiyanto, Joko. Penerapan unsur- unsur

arsitektur tradisional jawa pada interior public

space di Surakarta : Surakarta. - Jotisalikorn, Chami and Karima Zabihi. 2005.

Contemporary asian pools and gardens. Singapore : Periplus Editions.

- Putranto, Daud. 2013. Grace on Marriage :

Pernikahan yang sesungguhnya. Light Publishing. - PPMA. 1983. Serat Tata lan Pranatane Greja Kristen

Jawi Wetan beserta terjemahannya dalam Bahasa

Indonesia. Malang. - Rico. 2009. Beach Resort Hotel di Pantai Baron

Yogyakarta. Yogyakarta : Universitas Atma Jaya Yogyakarta.

- Tettoni, Luca Invernizzi. 2001. Tropical Asian Style. Singapore : Periplus Editions.

Gambar 17. 3D Perspektif Hall

Gambar 18. 3D Perspektif ruang administrasi

Gambar 19. 3D Perspektif ruang santai

Gambar 16. 3D Perspektif Hall