desain interior sanggar lukis anak...

17
DESAIN INTERIOR SANGGAR LUKIS ANAK “UPHADANA YOUNG ARTIST” DENGAN KONSEP KUBISME BERNUANSA MODERN CASUAL Aloysia Krisnawatie 3407100060 Jurusan Desain Produk Industri, FTSP ITS Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111, Telp./Fax (031) 5931147 ABSTRAK Perkembangan otak anak dapat dipengaruhi oleh ragam aktivitas terutama hobi anak. Aktivitas anak yang semakin beragam ini mendorong para orang tua untuk menyalurkan kegemaran anak sehingga hobi maupun bakat anak berkembang dan tersalurkan. Perkenalan bakat anak secara dini merupakan salah satu cara mengetahui potensi kemampuan anak dalam perkembangan otaknya. Untuk itu, diperlukan adanya fasilitas yang dapat menampung serta menyalurkan bakat maupun hobi anak. Salah satu diantaranya adalah sanggar lukis anak. Sanggar lukis anak Uphadana Young Artist merupakan salah satu sarana untuk menyalurkan bakat maupun hobi melukis anak. Di Gresik sanggar ini berkembang cukup pesat seiring dengan perkembangan seni lukis di kota tersebut. Pada interior sanggar lukis anak Uphadana Young Artist, menggunakan warna yang menarik untuk anak-anak, namun masih belum terlihat langgam yang menjadi suatu ciri khas sanggar tersebut, sehingga penggunaan furnitur, maupun fasilitas yang lainnya masih menggunakan fasilitas yang ada pada umumnya.

Upload: dangtruc

Post on 09-Jul-2018

230 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

DESAIN INTERIOR SANGGAR LUKIS ANAK “UPHADANA

YOUNG ARTIST” DENGAN KONSEP KUBISME

BERNUANSA MODERN CASUAL Aloysia Krisnawatie

3407100060

Jurusan Desain Produk Industri, FTSP ITS

Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111, Telp./Fax (031) 5931147

ABSTRAK

Perkembangan otak anak dapat dipengaruhi oleh ragam aktivitas terutama

hobi anak. Aktivitas anak yang semakin beragam ini mendorong para orang

tua untuk menyalurkan kegemaran anak sehingga hobi maupun bakat anak

berkembang dan tersalurkan. Perkenalan bakat anak secara dini

merupakan salah satu cara mengetahui potensi kemampuan anak dalam

perkembangan otaknya. Untuk itu, diperlukan adanya fasilitas yang dapat

menampung serta menyalurkan bakat maupun hobi anak. Salah satu

diantaranya adalah sanggar lukis anak. Sanggar lukis anak Uphadana

Young Artist merupakan salah satu sarana untuk menyalurkan bakat

maupun hobi melukis anak. Di Gresik sanggar ini berkembang cukup pesat

seiring dengan perkembangan seni lukis di kota tersebut. Pada interior

sanggar lukis anak Uphadana Young Artist, menggunakan warna yang

menarik untuk anak-anak, namun masih belum terlihat langgam yang

menjadi suatu ciri khas sanggar tersebut, sehingga penggunaan furnitur,

maupun fasilitas yang lainnya masih menggunakan fasilitas yang ada pada

umumnya.

Pendalaman sebuah aliran dalam seni lukis merupakan salah satu faktor

penunjang dalam proses belajar anak mengenai seni lukis. Aliran kubisme

dipilih karena aliran ini yang memiliki sifat lebih pada bentukan-bentukan

geometris dimana anak-anak akan mudah menerima konsep dasain interior

sanggar lukis ini dengan mudah. Selain itu, adanya fasilitas yang modern

dapat meningkatkan minat belajar anak serta menambah kepercayaan

orang tua terhadap sanggar lukis tersebut. Nuansa modern kasual akan

dilihat di beberapa elemen interior yang menjadi point of view di sanggar

lukis anak tersebut. Pada Sanggar Lukis Anak Uphadana Young Artist,

masih belum terdapat fasilitas yang memadai dan modern baik bagi peserta

maupun pihak pengelola sanggar. Dengan adanya fasilitas playground,

kantin seadanya, serta bagian administrasi pada sedikit bagian area

ruangan. Untuk area belajar melukis yang bertempat pada eksisting sebuah

rumah yang dialihfungsikan sebagai area kursus, serta area teras sebagai

area tunggu.

Dalam Laporan Tugas Akhir ini, perumusan metodologi yang disusun untuk

mendapatkan data berupa data primer dan data sekunder. Data primer

berupa pengambilan data langsung diantaranya observasi lapangan, data

eksisting bangunan, wawancara dengan pemilik sanggar sebagai tujuan

desain yang diinginkan, dan foto-foto eksisting ruangan serta data-data

pembanding. Data sekunder berupa studi pustaka dimana data didapat dari

buku-buku mengenai sejarah desain, majalah-majalah maupun informasi

dari internet yang memuat artikel-artikel mengenai sanggar lukis maupun

desain berkonsep kubisme dan modern casual. Dari tahapan metodologi

akan didapatkan data yang sesuai dengan konsep, kebutuhan dasar ruang

maupun aturan baku kemanan dan kenyamanan dalam elemen interior

bernuansa modern casual serta mengenai sistem pembelajaran pada

sanggar lukis anak.

Sebuah desain interior yang menarik dapat menambah semangat belajar

anak-anak, sehingga hal tersebut dapat berpengaruh dalam peningkatan

mutu pendidikan pada anak. Sanggar Lukis Anak Uphadana Young Artist

memberikan fasilitas yang sesuai dengan kebutuhan dan dikemas dalam

desain interior berkonsep kubisme sehingga menampilkan image sanggar

lukis yang berbeda. Adanya elemen-elemen interior yang berhubungan

dengan kebutuhan melukis serta mengenalkan image baru kepada para

peserta didik maupun pendamping peserta terhadap Sanggar Lukis Anak

Uphadana Young Artist dengan menampilkan konsep kubisme dengan

nuansa modern casual pada penggunaan warna dan material yang seusai

dengan kebutuhan dalam ruangan tersebut.

ABSTRACT

Child's brain development can be affected by a variety of activities,

especially child hobby. An increasingly diverse child's activity is to

encourage parents to channel the passion and talents of children so that

children develop hobbies and channeled. Introduction talents of children

early is one way to find out the potential ability of children in brain

development. For this, the needed a facility that can accommodate and

channel the child's talents and hobbies. One of them is child's painting

studios. Painting studios for kids Uphadana Young Artist is one facility to

channel the children talent and hobby about painting. In Gresik city, this

studio is growing rapidly along with the development of painting in the city.

The interior of painting studio for kid Uphadana Young Artist, it using the

colors that appeal to children, but still have not seen a style that became the

style of the studio, so the use of the furniture, and the other facilities that

still use the general existing facilities.

Deepening of a painting genre is one of the contributing factors on the

child's learning process about painting. Cubism was chosen because this

flow has more on the properties of geometric formations which children will

accepted easily the design concept of interior painting studiostudio. In

addition, the modern facilities that could increase the interest of children's

learning and increase the confidence of parents or the companion. Casual

modern nuances will be seen in a few interior elements that became a point

of view in the painting studios of the child. At Painting Studio for Kids

“Uphadana Young Artist”, there is still not modern and satisfy facilities for

both the participants and the manager of the studio. It has playground, sober

canteen, and the administration area at least of the room. For the study

area is located in a part of a home living that converted as a courses area,

and also the terrace as a waiting area.

In this Final Project, the structural methodology that prepared to get the

primary and secondary data. The primary data are collecting direct data

including observation, the existing building data, interviews with studio

owners as a desirable design goal, and photographs of the existing space

and also comparison data. Secondary data are from literature where the

data obtained from books on the history of design, magazines and

information from the Internet that contains articles about painting studios nor

the design concept of cubism and modern casual. Stage of the methodology

will get the data accordance to the concept, the space basic needs and

security and also the comfortable of a fixed rule in the interior elements of

modern casual nuances and a learning system of painting studios for kids.

An interesting interior design can be the spirit of children's learning, so that

influential in the improvisation of children education quality. Painting Studio

for Kids Uphadana Young Artist provide the needed facilities and packaged

in the interior design concept of cubism painting studios so that it have a

different image. The element existence is relate the needs of interior

painting and introduce a new image to the students and also to the

companion of Painting Studio for Kids Uphadana Young Artist with displays

concept of cubism with modern casual nuance on colors and materials of

the room needed.

KATA KUNCI

Sanggar Lukis Anak, Kubisme, Modern, Kasual

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Menggambar adalah salah satu kegiatan seni rupa yang sedang berkembang saat ini

mengingat pesatnya perkembangan desain di Indonesia. Kegiatan menggambar juga

menjadi pilihan para orang tua untuk menggali maupun memperdalam bakat dan

minat yang dimiliki anak. Hal tersebut juga menjadi salah satu faktor berkembangnya

pendidikan non-formal seperti sanggar lukis. Sanggar lukis menjadi alternatif pilihan

tempat belajar anak-anak selain kursus bahasa Inggris atau Matematika. Pendidikan

non-formal dinilai juga penting, karena tolak ukur kesuksesan seorang anak tidak

hanya dinilai dari pelajaran konvensional, tetapi juga minat anak-anak terhadap suatu

bidang tertentu seperti olah raga dan seni. Selain itu, menggambar juga dapat melatih

otak kanan anak-anak secara visual sehingga dapat merangsang sesorang berpikir

secara cepat dan kreatif.

Tujuan

Melalui studi dengan analisa yang lebih mendalam dan ditinjau dari teori-teori yang

ada maka diharapkan mampu memberikan gambaran mengenai obyek secara lebih

terperinci dan pada akhirnya dapat digunakan sebagai acuan ataupun panduan dalam

proses perancangan desain interior sanggar lukis anak Uphadana Young Artist (UYA)

nantinya. Selain memberikan fasiliats secara maksimal dalam konsep yang diberikan,

juga memberikan nuansa yang berbeda pada desain interior sehingga memberikan

suatu image tersendiri bagi masyarakat pada umumnya dan anak-anak pada

khususnya agar dapat berkreativitas lebih dalam pola pikir yang imajinatif dengan

mengenalkan unsur kubisme dalam desain interior.

Masalah

Masalah yang diangkat adalah bagaimana membagi zoning antar ruang sesuai

dengan kebutuhan serta memberikan konsep baru dalam desain interior dengan

nuansa yang sesuai dengan karakter anak-anak pada sanggar lukis untuk

memberikan image tersendiri pada sanggar lukis tersebut.

PEMBAHASAN Kajian Pustaka

Seni Lukis adalah salah satu bidang seni rupa yang berkaitan dengan gambar-

menggambar. Sanggar lukis untuk anak-anak adalah wadah untuk belajar melukis

bagi anak-anak. Selain wadah untuk belajar melukis untuk anak-anak, sanggar lukis

juga bisa menjadi tempat untuk menyalurkan bakat anak-anak yang sehingga dapat

memperoleh prestasi. Sanggar lukis untuk anak-anak memiliki kebutuhan ruang

khusus mengingat aktivitas yang dilakukan anak-anak memiliki perbedaan dengan

aktivitas remaja atau orang dewasa. Untuk itu diperlukan adanya fasilitas yang sesuai

dengan kebutuhan aktivitas anak-anak.

Kubisme

Kubisme adalah aliran yang cenderung melakukan usaha abstraksi terhadap objek ke

dalam bentuk-bentuk geometri untuk mendapatkan sensasi tertentu. Kubisme adalah

sebuah revolusi aliran seni yang bergaya modern yang dikembangkan oleh Pablo

Picasso dan Georges Braques pada awal abad ke-20. Lukisan kubisme biasanya

memiliki tampak lebih dari satu sisi atau sudut. Hal tersebut memberikan kesan bahwa

objek lukisan tersebut berbentuk tiga dimensi. Cezzane melukis objek 2 dimensi,

namun kesan 3 dimensi itu dapat terlihat apabila dilihat dengan imajinasi ketika

melihat lukisan tersebut. Ide ini diteruskan oleh Picasso dan Braque. Kubisme

merupakan konsep seni yang keluar dari perspektif tradisional yang sudah ada sejak

zaman Rainassence. Konsep kubistik merupakan konsep yang berusaha untuk

mencapai ilusi bentuk tiga-dimensional dengan cara yang berbeda dengan

menunjukkan padatan dan volume pada bidang datar dua dimensi untuk menunjukkan

adanya ruang. Ada tiga 'sub-gaya' dalam Kubisme, diantaranya adalah Kubisme

Analitis, Kubisme Sintetis dan Kubisme Patung. Ketiganya digunakan untuk

menggambarkan pemandangan, still life dan potret.

Gambar 1 : Lukisan Kubisme

Dalam arsitektur, menurut Madison Grey kubisme adalah suatu dasar dari hubungan

ruang dan bentukan yang dibantu dengan adanya pencahayaan. Kubisme adalah

dasar pemikiran dalam munculnya teori arsitektur. Proporsi dasar bentukan kubisme

adalah ide untuk mentransfigurasi yaitu merubah bentuk menjadi lebih baik dalam

bentukan kubisme dan menjadi nilai estetika dalam landscape. Ide-ide dasar bentukan

kubisme menggunakan alam dan ditransfigurasi menjadi bentuk yang tidak biasa.

Kubisme Analitis dalam teori Cezanne diperluas dengan adanya hubungan

transfigurasi “solid dan void”. Teknik kolase dan lukisan Kubisme Sintetik menjadi

inspirasi konstruksi yang artistik. Seperti halnya pada site plan dan fasad bangunan,

Horizontal dan vertikal landscape, jika dihubungkan akan menjadi ide yang baru

dalam arsitektur dan memperhitungkan pentingnya membuat ruang, menandai ruang,

dan mendefinisikan ruang dalam keteraturan transfigurasi meliputi hubungan ruang

satu sama lain, pemindahan ruang, kemungkinan penggunaan ruang, keliling ruang,

pemecahan ruang, penggabungan, pembalikan dan seterusnya.

Studi Eksisting

Gambar 3 : Lokasi potensial

Gambar 2 : Ilustrasi penerapan kubisme dalam interior

Kesimpulan

Lokasi berada di antara banyak perumahan baru untuk para pendatang, tempat

edukasi serta banyak dikelilingi oleh berbagai tempat-tempat komersial sehingga

memungkinkan sebagai tempat yang strategis untuk dikenal oleh masyarakat sekitar.

Analisa Eksisting Sanggar Lukis

Plafon

Plafon dengan list papan gipsum yang kurang sesuai untuk fasilitas untuk elemen

interior yang ditujukan sebagai fasilitas untuk anak-anak.

Dinding

Dinding bermural dengan cat yang berwarna-warni menjadi elemen estetis dalam

interior yang juga merupakan image yang diberikan oleh sanggar.

Lantai

Lantai yang mengikuti eksisting bangunan sebelumnya menggunakan lantai teraso

dan keramik namun masih kurang sesuai dengan kebutuhan aktivitas dalam sanggar

lukis.

Gambar 4 : Ruangan dengan plafon list gypsum memiliki detail

Gambar 5 : dinding mural dimanfaatkan sebagai elemen estetis

Gambar 6 : Lantai teraso dan keramik dalam interior

Furnitur

Penggunaan furnitur yang sesuai dengan ergonomis dan karakteristik anak-anak

dengan menggunakan warna-warna casual dan bermaterial yang aman bagi anak-

anak.

Pencahayaan

Pencahayaan lebih menggunakan pencahayaan buatan, sedangkan pencahayaan

maksimal dalam melukis adalah menggunakan pencahayaan alami.

Penghawaan

Banyak ruangan yang terdapat jendela sebagai bukaan untuk penghawaan, namun

tidak difungsikan secara maksimal. Ruangan-ruangan yang terdapat di eksisting

tersebut lebih banyak menggunakan penghawaan buatan dengan mengandalkan AC

split.

Gambar 7 : Furnitur dalam sanggar

Gambar 8 : ruangan dengan pencahayaan yang kurang

Gambar 9 : Ruangan yang tidak memaksimalkan fungsi bukaan

Kesimpulan

Dengan melihat kondisi eksisting sanggar lukis, masih banyak terdapat fasilitas-

fasilitas yang kurang sesuai dengan standar sanggar lukis terutama untuk anak-anak.

Namun, secara umum sanggar lukis ini memiliki ciri khas yang sesuai dengan karakter

anak-anak sehingga memiliki potensial menjadikan sanggar lukis merupakan salah

satu tempat yang sesuai dengan kebutuhan anak-anak.

Konsep

Konsep Transformasi Bentuk

Bentukan geometri pada lukisan kubisme milik Juan Gris yang berjudul “The Breakfast

Table” dan “Still Life with Guitar” yang diaplikasikan pada layout ruang galeri dan cafe.

Beberapa bentukan dasar kubisme (persegi, segitiga, dan lingkaran) yang dimodifikasi

untuk membuat ruang sesuai dengan ilustrasi penambahan, perluasan, pengurangan,

peleburan1 yang kemudian diaplikasikan pada elemen interior.

1 Ilustrasi Desain Interior, Francis D.K Ching, 1996

Gambar 10 : transformasi bentukan lukisan pada layout ruangan

Gambar 11 : modifikasi pengurangan pada aplikasi enterance kelas

Gambar 12 : modifikasi penambahan dan pengurangan pada aplikasi elemen interior

Gambar 13 : transformasi bentukan lukisan pada aplikasi furnitur

Gambar 14 : analogi palet pada aplikasi decorative lighting

Konsep Warna

Warna-warna casual merupakan warna-warna yang ceria sesuai dengan karakter

anak-anak yang ceria, fresh, playful, smart, positif. Dengan penggunaan aplikasi

warna yang sesuai dengan fungsi masing-masing ruang dan berdasarkan warna pada

coorporate image. Sedangkan untuk penetral warna-warna cerah casual

menggunakan warna hitam, abu-abu dan putih.

Konsep Lantai

Dengan memperhitungkan fungsi setiap ruang, material lantai yang digunakan adalah

material keramik pada ruang kelas karena aktivitas di ruang kelas yang menggunakan

media melukis seperti krayon, cat air dan sebagainya sehingga perawatannya cukup

mudah; menggunakan material vinyl pada galeri untuk memberikan kesan luas;

sedangkan untuk area cafe menggunakan lantai granit.

Konsep Dinding

Selain sebagai elemen pembentuk ruang, dinding menjadi tempat memamerkan karya

lukis dan juga menjadi tempat kegiatan mural yang sekaligus merupakan elemen

estetis pada sanggar lukis.

Gambar 15 : Diagram warna

Gambar 16 : Lantai vinyl dan granit

Konsep Plafon

Konsep plafon menggunakan plafon miring, plafon datar dan drop ceiliing sebagai

analogi dari kubisme.

Konsep Furnitur

Melukis merupakan kegiatan khusus yang membutuhkan fasilitas yang sesuai dengan

kebutuhan ergonomi penggunanya. Pada desain sanggar lukis ini sesuai dengan

aktivitas melukis pada kurikulum yang ada maka desain furnitur untuk kelas usia 8-12

tahun menggunakan furnitur yang berbeda dengan kelas usia 5-7 tahun.

Konsep Pencahayaan

Konsep pencahayaan menggunakan general lighting pada ruang kelas, spot light

pada ruang galeri dan hidden lamp sebagai elemen dekoratif lighting pada ruang

tunggu dan cafe.

Gambar 17 : Dinding kaca, papan gipsum dan mural

Gambar 18 : Drop ceilling dan plafon datar

Gambar 19 : Meja lukis untuk kelas usia 8-12 tahun

Konsep Penghawaan

Pada desain interior sanggar lukis anak ini terdapat area outdoor sehingga

memungkinkan untuk menggunakan penghawaan alami pada area cafe dan galeri

serta menggunakan AC split pada ruang kelas.

Hasil Akhir

Ruang Terpilih 1

Pada fasad ruang kelas terdapat mural yang juga merupakan kurikulum dari sanggar

lukis yang diterapkan sebagai elemen estetis sehingga berfungsi juga sebagai image

yang ditampilkan pada sangar lukis tersebut.

Pada beberapa bagian dinding ruang kelas juga terdapat mural. Sedangkan untuk

penggunaan warna berdasarkan karakter warna yang sesuai dengan ruang kelas

sehingga dapat menimbulkan semangat belajar anak-anak.

Gambar 20 : General lighting pada ruang kelas

Gambar 21 : Fasad ruang kelas

Gambar 22 : Desain ruang kelas untuk usia 8-12 tahun (Duck Class)

Ruang Terpilih 2

Galeri merupakan tempat mengapresiasi karya seni. Warna utama galeri adalah

warna putih atau abu-abu sesuai dengan warna standar galeri pada umumnya.

Display pada sanggar lukis ini menggunakan warna putih, dengan beberapa bagian

dinding dimanfaatkan sebagai area mural untuk anak-anak. Sedangkan pada

aksentuasinya, menggunakan warna oranye dan ungu sesuai dengan kesan fresh dan

playful yang ingin ditunjukkan. Bentukan-bentukan pada area galeri ini diadaptasi dari

bentukan-bentukan dasar geometris yang ditransformasi menjadi beberapa bentukan

yang menarik perhatian anak-anak.

Ruang Terpilih 3

Pada ruang cafe konsep layout ruangan dianalogikan dari bentukan-bentukan sebuah

lukisan kubisme. Penggunaan warna merah pada ruangan memberikan kesan berani,

semangat dan ceria sesuai dengan karakteristik anak-anak. Sedangkan untuk

penetral warna merah pada ruangan menggunakan warna putih dan hitam. Pada

lantai menggunakan warna abu-abu. Warna aksentuasi terdapat pada warna motif

kayu. Pada beberapa bagian dinding cafe menggunakan mural untuk memperkuat

image sanggar lukis.

Gambar 23 : Desain ruang kelas untuk usia 5-7 tahun (Chicken Class)

Gambar 24 : Desain galeri pada sanggar lukis anak

DAFTAR RUJUKAN

Buku

Antoniades, Anthony C. 1990 . Poetics of Architecture-Theory of Design . New York : Van Nostrand Reinhold Ching, D.K . 1996 . Ilustrasi Desain Interior . Jakarta : Erlangga Ching, D.K dan Adams, Cassandra . 2008 . Ilustrasi Konstruksi Bangunan/Edisi Ketiga . Jakarta : Erlangga. Karlen, Mark dan Benya, James . 2007. Dasar-dasar Desain Pencahayaan. Jakarta : Penerbit Erlangga Neufert, Ernst. 2002. Data Arsitek- Jilid 1 - Edisi 33. Jakarta : Erlangga. Neufert, Ernst. 2002. Data Arsitek- Jilid 2 - Edisi 33. Jakarta : Erlangga. Panero, Julius dan Zelnik, Martin. 2003. Dimensi Manusia & Ruang Interior. Jakarta : Erlangga.

Kamus

Bram, Leon L. 1986. Funk & Wagnalls New Encydlopedia. USA.

Poerwodarminto, W.J.S. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.

Gambar 25 : Desain ruang tunggu dan cafe

Makalah

Laporan TA Hasan Asyari. Desain Produk Industri ITS. Surabaya. 2009. Laporan TA Ira Audia. Desain Produk Industri ITS. Suabaya. 2009.

Majalah

Majalah Interior World vol. 78 – Children Space. 2009. Korea. Majalah Visual Arts, Edisi Februari – Maret 2007. Majalah Visual Arts, Edisi Agustus – September 2008. Majalah Visual Arts, Edisi Desember 2009 – Januari 2010.

Situs Internet

www.art-canyon.com

www.arte.it

www.arthistory-famousartists-paintings.com

www.pablopicassogallery.com

www.thearchitectpainter.com

www.thecoolhunter.net

www.wikipedia.com