desain dan implementasi aplikasi sistem ...skripsi.narotama.ac.id/files/desain dan implementasi...2...
TRANSCRIPT
1
DESAIN DAN IMPLEMENTASI APLIKASI SISTEM
INVENTORYDAN PENJUALAN KERTAS
CONTINUOUS FORM BERBASIS WEB
(STUDI KASUS: CV. JAYA ARTA PRIMA)
Rudiana Susilowati
1, Yulius Satmoko
2,Rampa Praditya
3.
1,2
Sistem Informasi,Fakultas Ilmu Komputer, 3Universitas Narotama Surabaya
Abstrak
CV. Jaya Arta Prima merupakan salah satu perusahaan di Kota Surabaya yang bergerak di bidang
produksi kertas continuous form yang sedang berkembang pesat. Perusahaan ini memiliki banyak sekali
customer yang tersebar di seluruh Indonesia.
Sebagaimana perusahaan produksi kertas yang lain, perusahaan ini juga melakukan proses-proses seperti
transaksi pembelian bahan baku dan penjualan barang jadi yang dimulai dari pemesanan barang, pembuatan
laporan produksi, sampai pengecekan stok barang.
Selama ini, proses tersebut di atas masih dilakukan secara manual, sehingga dalam proses menghasilkan
seluruh laporan yang akurat membutuhkan waktu yang relatif lama. Untuk itu diperlukan penerapan teknologi
informasi yang dapat mendukung dan mempermudah kegiatan perusahaan, terutama dalam hal inventory dan
penjualan kertas Continous form.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis mengambil judul, “Desain dan Implementasi Aplikasi
Sistem Inventory dan Penjualan kertas Continous Form Berbasis Web (Studi Kasus: CV. Jaya Arta Prima)”
yang diharapkan dapat memberi kemudahan peningkatan kinerja perusahaan, dan pemilik perusahaan menjadi
lebih cepat untuk memperoleh informasi dalam pelaporan perusahaan.
Kata Kunci : Sistem Informasi, inventory, Barang Jadi, Bahan Baku.
1.1 Latar Belakang
CV. Jaya Arta Prima merupakan salah satu
perusahaan di Kota Surabaya yang bergerak di
bidang produksi kertas continuous form yang sedang
berkembang pesat. Perusahaan ini memiliki banyak
sekali customer yang tersebar di seluruh Indonesia.
Sebagaimana perusahaan produksi kertas yang
lain, perusahaan ini juga melakukan proses-proses
seperti transaksi pembelian bahan baku dan
penjualan barang jadi yang dimulai dari pemesanan
barang, pembuatan laporan produksi, sampai
pengecekan stok barang.
Selama ini, proses tersebut di atas masih
dilakukan secara manual, sehingga dalam proses
menghasilkan seluruh laporan yang akurat
membutuhkan waktu yang relatif lama. Untuk itu
diperlukan penerapan teknologi informasi yang
dapat mendukung dan mempermudah kegiatan
perusahaan, terutama dalam hal inventory dan
penjualan kertas Continous form.
Dari masalah di atas, maka dibuatlah sebuah
sistem aplikasi inventory berbasis web untuk
mempermudah karyawan dalam melakukan
pemesanan barang, penjualan barang jadi,
pembuatan laporan produksi dan pengecekan stok
barang di CV. Jaya Artha Prima.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka
penulis mengambil judul, “Desain dan Implementasi
Aplikasi Sistem Inventory dan Penjualan kertas
Continous Form Berbasis Web (Studi Kasus: CV.
Jaya Arta Prima)” yang diharapkan dapat memberi
kemudahan peningkatan kinerja perusahaan, dan
pemilik perusahaan menjadi lebih cepat untuk
memperoleh informasi dalam pelaporan perusahaan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat
dirumuskan masalah sebagai berikut :
2. Bagaimana cara membuat desain aplikasi
inventory berbasis web pada CV. Jaya Arta
Prima sesuai dengan kebutuhan perusahaan?
3. Bagaimana cara mengimplementasikan aplikasi
inventory berbasis web pada CV. Jaya Arta
Prima ?
1.3 Batasan Masalah
Batasan masalah untuk sistem informasi yang
dibuat untuk CV. Jaya Arta Prima antara lain:
2
1. Sistem yang dibuat sesuai dengan kondisi di
CV. Jaya Arta Prima
2. Proses bisnis yang diselesaikan adalah
pemesanan barang, penjualan barang jadi,
pembuatan laporan produksi dan pengecekan
stok barang.
3. Hanya membahas tentang sistem inventori
bahan baku.
4. Hanya membahas tentang sistem inventori
barang jadi.
5. Tidak membahas tentang sistem keuangan dan
akuntansi.
6. Metode yang digunakan adalah metode
waterfall dan dilakukan sampai pada tahap
implementasi.
1.4 Tujuan Penelitian
Penelitian yang dilakukan di CV. Jaya Arta
Prima bertujuan untuk :
1. Membuat desain aplikasi inventory berbasis
web sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
2. Mengimplementasikan aplikasi inventory
berbasis web di perusahaan tersebut.
1.5 Manfaat Penelitian
Penelitian yang dilakukan di CV. Jaya Arta
Prima bermanfaat untuk :
Bagi Perusahaan CV. Jaya Arta Prima :
1. Dapat memperbaiki sistem lama dalam
pengembangan proses bisnis yang sedang
berjalan saat ini dan memberikan
kemudahan bagi perusahaan dalam
melakukan transaksi penjualan .
2. Dapat membantu direktur untuk
mempermuah pengecekan semua laporan
transaksi yang ada di perusahaan yang
meliputi laporan pegawai, laporan supplier,
laporan customer, dan laporan transaksi
yang meliputi : laporan pembelian, laporan
penjualan, dan laporan keuangan
Bagi Penulis :
1. Diharapkan dapat menambah wawasan dan
pengetahuan mengenai desain dan
implementasi aplikasi penjualan berbasis
web. Serta dapat digunakan sebagai acuan
tugas akhir dan penelitian selanjutnya.
2.1 Penelitian Terdahulu
Adapun penelitian yang telah dilakukan
sebelumnya untuk menyelesaikan permasalahan
yang dihadapi dapat digunakan sebagai masukan
serta bahan pengkajian yang berkaitan dengan
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Penelitian yang dilakukan oleh Nisa Lutfiyah
siti mariyam, dan dwi safiroh utsalina dengan
judul “Desain dan implementasi sistem
inventory hardware laboratorium aplikasi
komputer berbasis web pada STMIK PPKIA
Pradnya paramita malang”.
Dalam penelitiannya menjelaskan
mempermudah pengolahan dan pengontrolan data
inventory pada Bagian Inventory hardware
Laboratorium Aplikasi komputer di Sekolah Tinggi
Manajemen Informatika dan Komputer (STMIK)
PPKIA Pradnya Paramita Malang.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Minarni dan
Susanti dengan judul “Sistem informasi
inventory obat pada rumah sakit umum daerah
(RSUD) padang”.
Dalam Penelitiannya menjelaskan Aplikasi
program sistem inventory juga dapat memonitoring
stok obat sehingga semua obat yang masuk maupun
keluar di gudang dapat diketahui dengan jelas tanpa
adanya kesalahan yang akan mengganggu proses
penyediaan obat.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Priska Alfa
Mardanik, Wiranto H. Utomo, dan Frederik
Samuel Papilaya dengan judul “Perancangan
Sistem Inventori kantor menggunakan
Framework RIA (Rich Internet Application)
(Studi Kasus: BISTEK-FTI UKSW)”.
Dalam Penelitiannya menjelaskan Kondisi ini
mengakibatkan proses pengolahan data menjadi
kurang baik, misalnya dalam pencarian data karena
harus membuka berkas satu per satu sehingga perlu
waktu yang mungkin cukup lama saat mencari
keberadaan data tersebut disimpan. Kendala lainnya
adalah mengalami kesulitan untuk mengetahui
berapa banyak atau apa saja barang yang telah
dimiliki perusahaan karena harus menghitung satu
per satu, atau mungkin data tersebut bisa hilang atau
rusak karena ada bencana maupun hal yang tidak
diinginkan. Alangkah baiknya jika proses
pengolahan data barang inventori dilakukan dengan
sistem terkomputerisasi serta dengan menggunakan
aplikasi yang menggambarkan antar muka bagi
pengguna dalam entry dan pencarian data yang
terhubung dengan database. Maka untuk
mempermudah proses pengolahan data barang
inventori pada kantor perusahaan diperlukan sebuah
program aplikasi yang mampu untuk mengolah data
barang inventori tersebut, sehingga proses data
barang inventori dapat secara langsung dilihat dan
ditemukan informasi yang tersimpan dalam
database.
2.2 Pengertian Sistem Inventory
Sistem inventory adalah bagian yang disediakan
dalam proses yang terdapat dalam suatu
perusahaan untuk di produksi, serta barang jadi
yang di sediakan untuk memenuhi permintaan
dari konsumen setiap waktu yang disimpan dan
di rawat menurut aturan tertentu dalam keadaan
siap pakai dan tersimpan dalam database.
3
Inventori merupakan sebuah konsep yang
mencerminkan sumber daya yang dapat
digunakan tetapi tidak/belum dipergunakan.
Pengertian inventori dapat diartikan dalam
beberapa hal yang berbeda, antara lain : 1.
Stock yang tersedia pada saat itu juga. 2. Daftar
perincian barang yang tersedia. 3.(Untuk
keuangan dan akunting) jumlah stock barang
yang dimiliki oleh suatu organisasi pada suatu
waktu. Fungsi pokok dari inventori adalah
memenuhi semua permintaan pelanggan dengan
persediaan barang yang seminimal mungkin.
Namun kita tidak boleh melihat keuntungan
yang diperoleh hanya dengan memperhatikan
segi inventori dari bagian gudang saja karena
inventori berpengaruh dalam semua departemen
yang ada dalam suatu perusahaan.
2.3 Biaya Inventory
Biaya inventori adalah biaya-biaya operasi dari
sebuah sistem inventori yang berasal dari kegiatan
suatu manajemen yang menerapkan sistem
inventori. Sasaran dari manajemen inventori sendiri
adalah untuk mendapatkan nilai yang sesungguhnya
dari bahan baku, supplies dan barang jadi ditempat
yang benar, pada waktu yang tepat dan biaya yang
murah. 1. Biaya pembelian (Purchase cost) Untuk
biaya ini selalu dikategorikan sebagai biaya dari
sebuah jenis barang apabila unit barang tersebut
ditempatkan dalam inventori. Sebagai contoh untuk
jenis barang yang dibeli, biaya pembelian adalah
harga beli ditambah dengan biayabiaya lainnya atau
potongan harga.Harga pembelian dapat berubah
tergantung banyaknya barang yang dibeli, biasanya
semakin besar jumlah yang dibeli, semakin besar
pula potongan yang diberikan oleh supplier. Sebagai
contoh dipabrik, yang termasuk sebagai biaya
pembelian adalah biaya tenaga kerja langsung, biaya
overhead pabrik dan bahan baku utama . 2. Biaya
pemesanan (Order/Setup Cost) Biaya ini berasal dari
masuknya pesanan dari supplier. Biaya ini biasanya
diamsusikan sebagai jumlah dari pesanan-pesanan
dan bukan diamsusikan sebagai ukuran/banyaknya
barang yang dipesan.Sebagai contoh biaya pesanan
ini adalah biaya pemesanan, penulisan
pesananpesanan, penerimaan barang, pengecekan
barang, penulisan faktur penjualan, dan pekerjaan-
pekerjaan penting lainnya yang berfungsi untuk
melengkapi transaksi tersebut.Dalam suatu produksi
biaya yang dapat dikategorikan dalam biaya ini
adalah penjadwalan kerja, ekspedisi/pengiriman dan
pengecekan kualitas barang. 3. Biaya penyimpanan
(Holding Cost) Adalah biaya-biaya tambahan yang
berasal dari berbagai sumber karena adanya
penyimpanan di gudang seperti biaya modal ,pajak,
asuransi, penyimpanan dan biaya penyusutan. 4.
Biaya kekosongan Barang (Stockout Cost) Biaya ini
dapat berasal dari dua sumber yaitu sumber
eksternal apabila terdapat kejadian dimana
pelanggan tidak dapat memperoleh apa yang
dipesan dan akibat yang ditimbulkan adalah
tertundanya pengiriman, kehilangan penjualan dan
kepercayaan pelanggan, sedang sumber internal
terjadi apabila perusahaan tidak mempunyai
persediaan barang yang diminta oleh pelanggan.
Tertundanya pengiriman dapat mengakibatkan
timbulnya biaya pengangkutan, biaya pengiriman
dan biaya pengepakan. Kepercayaan langganan
dapat mengakibatkan pelanggan tersebut tidak akan
melakukan pemesanan lagi dikemudian hari. Namun
hal ini biasanya oleh perusahaan diatasi dengan cara
membeli produk yang diinginkan ke perusahaan lain
dan dijual kembali kepada pelanggan tersebut, yang
terkadang tidak mendatangkan keuntungan dan
bahkan tidak jarang perusahaan mengalami
kerugian.
2.4 Bahan Baku
Bahan baku diperlukan oleh perusahaan
manufaktur untuk diolah menjadi barang jadi
(finished goods), setelah melalui beberapa tahapan
dalam proses produksinya. Assauri, (1999: 171)
menjelaskan bahwa bahan baku adalah semua bahan
yang dipergunakan dalam perusahaan pabrik,
kecuali terhadap bahan-bahan yang secara fisik akan
digabungkan dengan produk yang dihasilkan oleh
perusahaan pabrik tersebut. Jadi bahan baku
merupakan bahan yang dipergunakan dalam
perusahaan untuk menjadi bagian dari produk
tertentu.
Persediaan bahan baku menurut Assauri (1999:
171) adalah persediaan dari barang-barang berwujud
yang digunakan dalam proses produksi, barang
dapat diperoleh dari sumber-sumber alam ataupun
dibeli dari supplier atau perusahaan yang
menghasilkan bahan baku bagi perusahaan pabrik
yang menggunakannya. Adapun faktor – faktor yang
mempengaruhi penyelenggaraan persediaan bahan
baku suatu perusahaan. Faktor-faktor tersebut
adalah:
1. Perkiraan pemakaian bahan baku.
Perusahaan mengadakan pembeliaan bahan baku,
terlebih dahulu manajemen perusahaan mengadakan
penyusunan perkiraan pemakaian bahan baku untuk
keperluan proses produksi dalam perusahaan.
Dengan memperkirakan pemakaian bahan baku,
maka manajemen perusahaan akan hitung
berdasarkan perkalian harga satuan baku untuk
pelaksanaan proses produksi baik dalam hal jenis
maupun jumlah bahan baku.
2. Harga bahan baku. Harga bahan baku yang
akan dipergunakan di dalam perusahaan akan
menjadi faktor penentu besarnya dana yang harus
disediakan oleh perusahaan dalam
menyelenggarakan persediaan bahan baku.
Tingginya harga bahan baku yang dipergunakan
oleh perusahaan, maka semakin besar pula dana
untuk pengadaan bahan baku.
3. Biaya-biaya persediaan. Perusahaan akan
menanggung biaya - biaya persediaan dalam
menyeleng-garakan persediaan bahan baku. Biaya-
4
biaya tersebut meliputi biaya penyimpanan dan
biaya pemesanan.
4. Kebijakan pembelanjaan. Kebijakan
pembelanjaan dalam perusahaan akan
mempengaruhi kebijaksanaan pembelian dalam
perusahaan, dalam hal ini termasuk
penyelenggaraan persediaan bahan baku. Seberapa
besar dana yang dapat dipergunakan untuk investasi
dalam persediaan bahan baku akan dipengaruhi oleh
kebijaksanaan pembelanjaan yang dilaksanakan
perusahaan.
5. Pemakaian bahan. Pemakaian bahan baku
dari perusahaan dalam tahun-tahun sebelumnya
untuk keperluan produksi akan dapat dipergunakan
sebagai salah satu dasar pertimbangan dalam
penyelenggaraan bahan baku. Hubungan antara
perkiraan pemakaian bahan baku dengan pemakaian
bahan baku sesungguhnya harus dianalisis secara
baik, sehingga akan membantu penyelenggaraan
persediaan bahan baku dalam perusahaan.
6. Waktu tunggu (lead time). Waktu tunggu
merupakan tenggang waktu antara saat pemesanan
bahan baku dengan datangnya bahan baku yang
dipesan tersebut. Waktu tunggu akan berhubungan
langsung dengan penggunaan bahan baku pada saat
pemesanan bahan baku sampai dengan datangnya
bahan baku. Apabila pemesanan bahan baku yang
akan dipergunakan tidak memperhitungkan waktu
tunggu, maka kemungkinan akan terjadi kekurangan
bahan baku yang akan menghambat proses produksi.
7. Model pembeliaan bahan (method). Model
pembeliaan bahan yang dipergunakan oleh
perusahaan akan menentukan besar kecilnya
persediaan bahan baku yang diselenggarakan
perusahaan. Model pembeliaan bahan yang berbeda
akan dapat menghasilkan jumlah pembelian optimal
yang berbeda pula.
8. Persediaan pengaman (safety stock)
Tersediaanya persediaan pengaman, maka proses
produksi di dalam perusahaan akan dapat berjalan
dengan lancar tanpa adanya gangguan kehabisan
bahan baku. Persediaan pengaman akan
diselenggarakan dalam suatu jumlah tertentu yang
tetap dalam suatu periode yang telah ditentukan
sebelumnya.
9. Pembelian kembali (re order point).
Perusahaan akan mengadakan pembelian kembali
terhadap bahan baku secara berkala dalam
menjalankan operasi perusahaan. Pembelian
kembali ini akan mempertim-bangkan panjangnya
waktu tunggu yang diperlukan, sehingga akan
mendatangkan bahan baku tepat pada waktunya.
2.5 Perencanaan Kebutuhan Bahan Baku
Persediaan bahan baku, persediaan barang
setengah jadi dan persediaan barang jadi sangat
berperan terhadap kelancaran operasi perusahaan.
Khususnya peranaan persediaan bahan baku
terhadap operasi produksi. Prawirosentono (2007:
84) menjelaskan perencanaan dan pengendalian
bahan adalah suatu kegiatan memperkirakan
kebutuhan persediaan bahan, baik secara kuantitatif
maupun secara kualitatif, agar perusahaan dapat
beroperasi seperti direncanakan. Artinya, jumlah
dan mutu bahan harus tersedia (available) sesuai
dengan kebutuhan sehingga proses produksi
terjamin kelancarannya.
Jumlah kebutuhan bahan baku yang diperlukan
perusahaan pada suatu periode tersebut maka
manajemen perusahaan tentunya akan menggunakan
data yang cukup relevan untuk mengadakan
perencanaan kebutuhan bahan baku dalam suatu
perusahaan. Persediaan bahan baku yang
diselenggarakan oleh suatu perusahaan umumnya
akan dipergunakan untuk menunjang pelaksanaan
proses produksi, maka besarnya persediaan bahan
baku tersebut akan disesuaikan dengan kebutuhan
bahan baku tersebut untuk pelaksanaan proses
produksi yang ada didalam perusahaan. Jadi untuk
menentukan berapa banyak bahan baku yang akan
dibeli oleh suatu perusahaan pada suatu periode
akan banyak tergantung kepada berapa besarnya
kebutuhan perusahaan tersebut akan masing-masing
jenis bahan baku untuk keperluan proses produksi
yang dilaksanakan dalam perusahaan yang
bersangkutan (Prawirosentono,2007: 87).
2.6 Pengertian Sistem
Menurut Fatta (2007), untuk lebih mudah
memahami pengertian sistem dan sistem informasi
lebih jauh maka perlu diingat beberapa konsep yang
penting dalam pengembangan sistem, yaitu:
1. Dekomposisi
Untuk menganalisa dan memahami secara
menyeluruh sebuah sistem yang besar, biasanya
dibutuhkan waktu yang cukup lama. Untuk
mempermudah pekerjaan ini digunakan konsep
dekomposisi. Dekomposisi adalah pembagian sistem
ke dalam komponen-komponen yang lebih kecil
(subsistem). Dekomposisi memiliki beberapa
keuntungan, diantaranya:
a. Menjadi lebih mudah mengatur dan
menganalisa setiap subsistem secara lebih
detail.
b. Pada pengembangan sistem, sistem bisa
didekomposisi menjadi beberapa modul.
Pengembangan beberapa modul bisa dilakukan
secara paralel dengan syarat tidak ada
ketergantungan antar modul yang dibangun.
2. Modularitas
Konsep modularitas berhubungan dengan
dekomposisi. Pada saat melakukan dekomposisi,
diharapkan sistem yang besar terbagi menjadi
subsistem-susbsistem yang relatif sama ukurannya.
Dengan modul-modul ini maka beban kerja
mengembangkan sistem bisa didistribusikan secara
merata pada semua sumber daya yang ada.
5
Pengembangan sistem jadi lebih sederhana karena
hanya terfokus pada satu modul terlebih dahulu,
baru dilakukan integrasi antar modul.
3. Coupling
Dari modul-modul yang diperoleh, kadang-
kadang ditemukan beberapa modul yang memiliki
ketergantungan dengan modul yang lain. Pada kasus
seperti ini, modul-modul yang saling bergantung
harus dipasangkan (di-couple). Dengan cara ini bisa
diketahui modul-modul yang harus diselesaikan
terlebih dahulu sebelum modul yang lain bisa
bekerja.
4. Kohesi
Dari proses coupling antar modul, bisa
didapatkan kelompok-kelompok modul dengan
karakteristik yang hampir sama. Di sini muncul
konsep kohesi dimana kelompok modul itu harus
dianalisis bersama-sama dengan kelompok modul
yang saling berkohesi.
Menurut Fatta (2007), sistem dapat diartikan
sebagai suatu kumpulan atau himpunan dari unsur
atau variable-variabel yang saling terorganisasi,
saling berinteraksi, dan saling bergantung sama lain.
Murdick dan Ross (1993) mendefinisikan sistem
sebagai seperangkat elemen yang digabungkan satu
dengan lainnya untuk suatu tujuan bersama.
Sementara, definisi sistem dalam kamus Webster’s
Unbriged adalah elemen-elemen yang saling
berhubungan dan membentuk satu kesatuan atau
organisasi.
Banyak ahli mengajukan konsep sistem dengan
deskripsi yang berbeda, tetapi pada prinsipnya
hampir sama dengan konsep dasar sistem umunya.
Schonderberg (1971) dalam Suradina (1996) yang
terdapat pada buku Al Fatta (2007:5) secara ringkas
menjelaskan bahwa sistem adalah:
1. Komponen-komponen yang saling
berhubungan satu sama lain.
2. Suatu keseluruhan tanpa memisahkan
komponen pembentuknya.
3. Bersama-sama dalam mencapai tujuan.
4. Memiliki input dan output yang dibutuhkan
oleh sistem lainnya.
5. Terdapat proses yang mengubah input menjadi
output.
6. Menunjukkan adanya entropi.
7. Memiliki aturan.
8. Memiliki subsistem yang lebih kecil.
9. Memiliki deferensiasi antar subsistem yang
lebih kecil.
10. Memiliki tujuan yang sama meskipun
mulainya berbeda.
2.7 Karakteristik Sistem
Untuk memahami atau mengembangkan suatu
sistem, maka perlu membedakan unsur-unsur dari
sistem yang membentuknya. Berikut adalah
karakteristik sistem yang dapat membedakan suatu
sistem dengan sistem lainnya:
1. Batasan (boundary)
Penggambaran dari suatu elemen atau unsur
mana yang termasuk di dalam sistem dan mana yang
di luar sistem.
2. Lingkungan (environment)
Segala sesuatu di luar sistem, lingkungan yang
menyediakan asumsi, kendala, dan input terhadap
suatu sistem.
3. Masukan (input)
Sumber daya (data, bahan baku, peralatan,
energi) dari lingkungan yang dikonsumsi dan
dimanipulasi oleh suatu sistem.
4. Keluaran (output)
Sumber daya atau produk (informasi, laporan,
dokumen, tampilan layar computer, barang jadi)
yang disediakan untuk lingkungan sistem oleh
kegiatan dalam suatu sistem.
5. Komponen (component)
Kegiatan-kegiatan atau proses dalam suatu
sistem yang mentransformasikan input menjadikan
bentuk setengah jadi (output). Komponen ini bisa
merupakan subsistem dari sebuah sistem.
6. Penghubung (interface)
Tempat dimana komponen atau sistem dan
lingkungannya bertemu atau berinteraksi.
7. Penyimpanan (storage)
Area yang dikuasai dan digunakan untuk
penyimpanan sementara dan tetap dari informasi,
energy, bahan baku, dan sebagainya. Penyimpanan
merupakan suatu media penyangga di antara
komponen tersebut bekerja dengan berbagai
tingkatan yang ada dan memungkinkan komponen
yang berbeda dari berbagai data yang sama.
2.6. Pengertian Sistem Informasi Sistem informasi adalah suatu sistem yang terdiri
dari komponen dalam organisasi untuk menyajikan
informasi (Jogiyanto, 2013).
Sistem informasi adalah suatu kumpulan dari
komponen dalam perusahaan yang berhubungan
dengan proses informasi (Indrajit, 2008).
3.1 Metodologi Penelitian
Analisa Kebutuhan
Penulisan Kode Program
Mulai
Observasi dan
Wawancara
Analisa
Kebutuhan
Sistem
Studi Literatur
Desain dan Perancangan Sistem
Prancangan Entity
Relationship Diagram
(ERD)
Perancangan Data Flow
Diagram (DFD)
Perancangan Kamus Data
Pengujian Program
Selesai
Perancangan system
Flowchart
Perancangan Document
Flowchart
Gambar 1. Skema Metode Penelitian
6
1. Studi Literatur
Studi Literatur berisi semua yang berhubungan
dengan penelitian tentang aplikasi penjualan
berbasis web. Baik pengertian, latar belakang,
tujuan, manfaat, serta hasil dari sebuah
penelitian yang sudah pernah dilakukan.
2. Identifikasi Masalah
Pada tahap identifikasi masalah terdapat 3
proses yaitu :
a. Wawancara :
Melakukan tanya jawab dengan narasumber
yaitu Bapak Yugus Suseno selaku Direktur
Perusahaan CV. Jaya Arta Prima. Hasil dari
wawancara menjelaskan bahwa CV. Jaya Arta
Prima yang berdiri sejak tahun 2010 bergerak
dibidang distributor kertas yang memiliki
ratusan pelanggan yang tersebar diseluruh
Indonesia. Namun, sistem yang digunakan
masih secara manual disegala bagian
perusahaan. Baik dalam melakukan proses
pembelian barang, pemesanan barang,
pengecekan stok barang sampai dengan
pembuatan laporan masih dilakukan secara
tertulis dan menggunakan microsoft excel
sebagai software pengolah data. Bagian yang
berperan penting dalam menggunakan sistem
diperusahaan yaitu Owner, Direktur, HRD,
Admin Piutang, Admin Purchasing, Kasir,
PIC, Admin Gudang Bahan Baku, Admin
Gudang Barang Jadi, Admin Produksi, Admin
Pengiriman, Accounting, Kepala Gudang, dan
Kepala Produksi (Qusi).
Proses pembelian barang saat ini dilakukan
secara manual, dengan cara memesan barang
terlebih dahulu melalui telepon atau datang
langsung ke perusahaan. Hal itu membuat
konsumen merasa kurang nyaman apalagi
dengan perkembangan teknologi saat ini yang
segalanya sudah serba gadget dalam
melakukan segala hal tentang jual beli. Oleh
karena itu perusahaan menginginkan adanya
pembaharuan sistem jual beli untuk
meningkatkan keuntungan perusahaan dan
memberikan kenyamanan transaksi jual beli
yang dilakukan oleh konsumen.
b. Observasi :
Melakukan analisa kondisi lingkungan
mengenai perusahaan baik dari lingkungan
perusahaan sampai dengan sistem yang sedang
berjalan saat ini. Observasi dilakukan dengan
cara datang langsung ke lokasi dan
memastikan proses bisnis yang ada. Kemudian
mencatat hasil observasi ke dalam notepad
yang nantinya dijadikan sebagai data.
c. Pengumpulan Data :
Melakukan pengumpulan data yang
dibutuhkan untuk perbaikan sistem dari sistem
manual ke sistem komputerisasi yang berbasis
web.
Data-data yang diambil dan dikumpulkan
berasal dari :
data yang diperoleh dari hasil wawancara, lalu
data yang di dapatkan melalui observasi
langsung ke perusahaan.
2. Pembuatan Desain
Pada tahap ini menjelaskan tentang pembuatan
desain sistem yang sesuai dengan kebutuhan
aplikasi penjualan di CV. Jaya Arta Prima berbasis
web.Desain yang dilakukan yaitu model aplikasi,
model database, dan desain interface.
3. Implementasi
Pada tahap ini dilakukan proses implementasi
mengenai aplikasi penjualan berbasis web pada
CV. Jaya Arta Prima. Proses implementasi meliputi
3 tahapan yaitu membuat database sebagai
pengolahan data, kemudian menulis kode program
yang sudah dibuat, dan setelah itu melakukan
debugging untuk menjalankan program mengecek
apakah terjadi error sistem.
a. Membuat Database
Pembuatan database dilakukan setelah analisa
kebutuhan terhadap sistem sudah diketahui.
Kemudian database dibuat di MySQL sesuai dengan
kebutuhan sistem.
b. Menulis Kode Program
Setelah semua analisa telah dilakukan, maka
dilakukan proses menulis kode program aplikasi
penjualan berbasis web dengan menggunakan
bahasa pemrograman PHP.
c. Debugging
Penulisan kode program selesai dilakukan kemudian
dilanjutkan dengan proses debugging atau
menjalankan program. Kemudian dilakukan
pengecekan error sistem, apakah sistem sudah siap
digunakan atau sistem masih harus diperbaiki.
4. Penyusunan Laporan
Pada tahap ini dilakukan proses penyusunan
laporan mengenai proses analisa dan desain sistem
informasi penjualan dan pembelian. Setelah
dilakukan penelitian, mulai dari tahapan wawancara,
observasi, pengumpulan data sampai pembuatan
desain interface dari sebuah sistem yang akan dibuat
kemudian didapatkan hasil dari penelitian ini yang
nantinya dapat dituangkan kedalam laporan.
7
4.1 Document Flow Inventory Barang Jadi
Pada bagian ini akan dijelaskan alur proses
bisnis pada CV Jaya Arta Prima. Alur proses bisnis
inventory barang jadi dimulai dari adanya
permintaan pelanggan akan barang jadi. Pesanan
barang jadi diterima oleh bagian marketing untuk
dibuatkan Purchase Order (PO). Kemudian, PO
akan diserahkan ke bagian admin yang akan
dilakukan cek stok barang jadi. Jika stok ada, maka
admin akan membuat nota penjualan dan surat jalan.
Nota penjualan dan Surat jalan ini akan dilakukan
persetujuan oleh bagian accounting. Setelah
disetujui, nota dan surat jalan diberikan ke bagian
kasir untuk dilakukan pengecekan apakah barang
dikirim atau tidak. Jika pelanggan minta barang
untuk dikirim, maka surat jalan akan diberikan ke
bagian pengiriman dan kemudian akan diberikan ke
bagian gudang barang jadi untuk mengeluarkan
barang pesanan pelanggan. Setelah itu, nota
penjualan dan barang pesanan dikirim ke alamat
pelanggan.
Title
MarketingPelanggan Admin Akuntansi Kasir Pengiriman Gudang Barang Jadi
Phas
e
Mulai
Memesan barang
Mencatat Pemesanan
barang
Data Pesanan Barang
Membuat PO
Data PO
Data POData PO
Stok Ada?
Membuat Nota
Penjualan
Ya
Info Stok Tidak Ada
Tidak
Laporan Barang Tidak Ada
Laporan Barang Tidak Ada
Membuat Surat Jalan
Surat Jalan
Nota Penjualan Surat Jalan
ACC?
Selesai
1tidak
1
Surat Jalan
ya
Apa Barang Dikirim?
Nota PenjualanNota Penjualan
Nota PenjualanNota Penjualan
Surat Jalan
ya
Nota PenjualanNota Penjualan
Nota Penjualan Nota Penjualan
Surat Jalan
Nota Penjualan
Surat Jalan
tidak
Mengeluarkan barang
Data Barang
Data Barang
2
2
Gambar 2. Document Flow Inventory Barang
Jadi
4.2 Document Flow Bahan Baku
Alur proses bisnis bahan baku dimulai ketika
bagian gudang bahan baku melaporkan batas stok
minimum untuk produksi dengan memberikan
laporan stok minimum bahan baku ke PIC. Bagian
PIC membuat Purchase Order (PO) untuk
diserahkan ke Suplier. Setelah itu, pemasok
mengirimkan bahan baku dan surat jalan untuk di
tandatangi oleh bagian gudang bahan baku. Bagian
gudang melaporkan ke PIC bahwa stok barang
sudah mencukupi untuk produksi. Sehingga, PIC
membuat surat perintah kerja untuk bagian
Produksi. Bagian Produksi melaporkan proses
produksi barang jadi ke PIC dan memberikan barang
jadi ke bagian gudang barang jadi untuk disimpan.
Gambar 3.Document Flow Inventory Bahan Baku
4.3 System flowchart Pemesanan Barang
System flowchart pemesanan barang dimulai
dari pelanggan yang memesan barang ke admin
melalui sistem. Dari pemesanan pelanggan,
admin melakukan pengecekan stok barang jadi.
Jika barang yang dipesan tidak ada, maka akan
muncul pemberitahuan ke pelanggan. Jika
barang ada, maka admin membuat nota
penjualan dan kemudian digunakan untuk
memproses pesanan pelanggan. AdminPelanggan
Mulai
Memesan Barang
Melakukan Login
Ke sistem
Cek Stok
Barang Jadi
Pembuatan Nota
Penjualan
Ya
Konfirmasi Ke
Pelanggantidak
Selesai
Pembuatan Nota
Penjualan
Gambar 4. System Flowchart Pesanan Barang
4.4 System Flowchart Faktur Permintaan
Barang
Faktur permintaan barang dimulai ketika kepala
gudang bahan baku melakukan cek stok bahan baku.
Jika bahan baku berada pada level minimum, maka
kepala gudang meminta PIC untuk membuat faktur
permintaan barang yang akan divalidasi oleh kepala
PIC.
Title
Gudang Bahan Baku PIC Produksi Pemasok Gudang Barang Jadi Admin
Ph
ase
Mulai
Melakukan pengecekan stok bahan
baku
Stok tersedia?Membuat laporan
stok barangTidak
Laporan stok minimum
Membuat Purchase
Order
Purchase Order
Purchase OrderPurchase Order
Laporan stok minimumLaporan stok
minimum
Mengirim Bahan Baku
Data Bahan Baku
Data Bahan Baku
Menandatangani surat jalan
Surat Jalan ditandatangani
Surat Jalan
Surat Jalan ditandatangani
Membuat Laporan
Penerimaan Barang
Laporan penerimaan
barang
Laporan penerimaan
barang
Laporan penerimaan
barang
Membuat Surat
Perintah Kerja
Surat Perintah Kerja
Surat Perintah Kerja
Memproses Bahan Baku
Membuat laporan Produksi
barang jadi
Laporan produksi
barang jadi
Laporan produksi
barang jadi
Laporan produksi
barang jadi
Laporan produksi
barang jadi
Laporan produksi
barang jadi
Membuat laporan stok barang jadi
Laporan Stok Barang Jadi
Laporan Stok Barang JadiLaporan Stok
Barang Jadi
Selesai
1
ya
1
8
PIC Kepala PIC
Melakukan Login
Ke sistem
Buat Faktur
Permintaan
Barang (FPB)
Melakukan Login
Ke sistem
Proses
Validasi
Cetak
FPB
Menu Validasi
FPB
ya
Vadilasi FPBVadilasi FPB
Selesai
tidak
Kepala Gudang
Mulai
Melakukan Login
Ke sistem
Laporan Stok
Bahan Baku
Laporan Stok
Bahan Baku
Gambar 5. System Flowchart Faktur Permintaan
Barang
4.5 System Flowchart Purchase Order
System flowchart Purchase Order dimulai dari
PIC yang membuat Purchasing Order yang akan
divalidasi oleh kepala PIC dan dikirimkan ke suplier
untuk memesan bahan baku. PIC Kepala PIC
Melakukan Login
Ke sistem
Buat Purchasing
Order (PO)
Melakukan Login
Ke sistem
Proses
Validasi
Cetak
PO
Menu Validasi PO
ya
Vadilasi POVadilasi PO
Selesai
tidak
Pemasok
Mulai
Vadilasi PO
Vadilasi PO
Gambar 6. System Flowchart Purchase Order
4.6 System Flowchart Pembuatan Tanda Terima
System flowchart pembuatan tanda terima
dimulai dari suplier yang memberikan surat jalan
dan pesanan bahan baku. Dan kemudian diterima
oleh bagian gudang untuk dibuatkan laporan
penerimaan barang. Setelah itu, laporan penerimaan
barang diberikan ke PIC untuk membuat tanda
terima. Pemasok PIC Kepala Gudang
Mulai
Surat Jalan Surat Jalan
Pembuatan LPB
Melakukan Login
Ke sistem
Pembuatan LPB
Pembuatan Tanda
Terima
Selesai
Gambar 7. System Flowchart Pembuatan Tanda
Terima
4.7 System FlowchartProduksi
Alur produksi dimulai dari adanya perencanaan
produksi barang jadi dari karyawan yang kemudian
divalidasi oleh kepala produksi untuk dilakukan
produksi barang jadi. Karyawan Produksi Kepala Produksi
Mulai
Melakukan Login
Ke sistem
Perencanaan
Produksi Barang
Jadi
Melakukan Login
Ke sistem
Proses
Validasi
Cetak
Rencana Produksi
Menu Validasi
ya
Vadilasi Laporan
Rencana Produksi
Vadilasi Laporan
Rencana Produksi
Selesai
tidak
Gambar 8. System Flowchart Produksi
4.8 Context Diagram
Diagram konteks menggambarkan keterkaitan
antara bagian-bagian yang saling berhubungan
secara global. Penjelasan diagram konteks dari
aplikasi sistem inventory dan penjualan kertas:
1. Aplikasi sistem inventory dan penjualan
kertas dapat di akses oleh lima bagian,
yaitu admin, PIC, kepala PIC, produksi,
kepala produksi.
2. Admin dapat memasukkan dan melihat
penjualan, master satuan, master supplier,
master bahan baku, master data barang.
3. PIC dapat memasukkan data permintaan
bahan baku, data PO dan data tanda terima.
4. Kepala PIC memvalidasi permintaan dari
PIC.
5. Produksi dapat membuat laporan data
produksi bahan baku di jadikan barang jadi.
6. Kepala produksi memvalidasi permintaan
dari produksi.
Info Data POData Permintaan Bahan Baku
Data PO
Data PO
Data Permintaan Bahan Baku
Data Penjualan
Info Data Produksi
Info Data Produksi
Data Produksi
Info Permintaan Bahan Baku
Info Data Permintaan Bahan Baku
Info Data Tanda Terima
Info Data PO
Data Tanda Terima
Data Barang Jadi
Data Produksi
Data Bahan Baku
Data Tanda Terima
Info Data Penjualan
Info Data Barang
Info Data Bahan Baku
Info Data Supplier
Info Data Satuan Barang
Data BarangData Bahan Baku
Data Supplier
Data Satuan Barang0
Aplikasi Sistem Inventori dan Penjualan
Kertas
+
Administrasi
PIC
Kepala PIC
Produksi
Kepala Produksi
Gambar 9. Context Diagram
9
4.9 Data Flow Diagram (DFD) Level 0
Penjelasan DFD level 0 dari aplikasi sistem
inventory dan penjualan kertas:
1. Aplikasi sistem inventory dan penjualan kertas
dapat diakses oleh lima bagian, yaitu admin,
PIC, kepala PIC, produksi, kepala produksi.
2. Aplikasi sistem inventory dan penjualan kertas
memiliki 10 data store, yaitu tb_bahan_baku,
tb_supplier, tb_satuan_barang, tb_produksi,
tb_tanda_terima, tb_barang, tb_po,
tb_penjualan, tb_permintaan_bahan_baku,
tb_barang jadi
3. Aplikasi sistem inventory dan penjualan kertas
dibagi tiga proses, yaitu :
a. Maintenance data
Proses maintenance data melibatkan data
satuan barang, data supplier, data bahan baku,
data barang, dan data tanda terima.
b. Transaksi
Proses transaksi melibatkan data penjualan,
data po, data permintaan bahan baku.
c. Laporan
Proses laporan melibatkan info data produksi.
Data Permintaan Bahan Baku
Data Penjualan
Data PO
Data Barang Jadi
Data Produksi
Data Tanda Terima
Data Barang
Data Bahan Baku
Data Supplier
Data Satuan Barang
Info Data Permintaan Bahan Baku
Info Permintaan Bahan Baku
Info Data PO
Info Data PO
Info Data Tanda Terima
Data Permintaan Bahan Baku
Data PO
Data PO
Data Permintaan Bahan Baku
Data Penjualan
Info Data Produksi
Info Data Produksi
Info Data Bahan Baku
Info Data Barang
Info Data Supplier
Info Data Satuan Barang
Info Data Penjualan
Data Produksi
Data Tanda Terima
Data Barang Jadi
Data Produksi
Data Bahan Baku
Data Tanda Terima
Data Barang
Data Bahan Baku
Data Supplier
Data Satuan Barang
AdministrasiAdministrasiAdministrasi
AdministrasiAdministrasi
AdministrasiAdministrasiAdministrasiAdministrasiAdministrasi
AdministrasiAdministrasi
AdministrasiAdministrasiAdministrasiAdministrasi
PICPICPICPICPICPIC
Kepala
PIC
ProduksiProduksi
Kepala
Produksi
1
Maintenance Data
2
Transaksi
3
Laporan
AdministrasiAdministrasiAdministrasi
PICPIC
Kepala
PIC
tb_satuan_barang
tb_supplier
tb_bahan_baku
tb_barang
tb_tanda_terima
tb_produksi
tb_barang_jadi
tb_PO
tb_penjualan
tb_permintaan_bahan_baku
Gambar 10. Data Flow Diagram (DFD) Level 0
4.10 Data Flow Diagram (DFD)s Level 1
Data Permintaan Bahan Baku
Data Penjualan
Data PO
Info Data Permintaan Bahan Baku
Info Permintaan Bahan Baku
Info Data PO
Info Data PO
Data Permintaan Bahan Baku
Data PO
Data PO
Data Permintaan Bahan Baku
Data Penjualan
Info Data Penjualan
AdministrasiAdministrasiAdministrasiAdministrasi
PICPICPIC
Kepala
PIC
Kepala
PIC
PIC
tb_PO
tb_penjualan
tb_permintaan_bah
an_baku
1
Transaksi Penjualan
2
Permintaan Bahan
Baku
3
Transaksi PO
Gambar 11.Data Flow Diagram (DFD) Level1
4.11 CDM
Sebuah CDM memaparkan relasi-relasi atau
hubungan antar tabel dan menggambarkan secara
keseluruhan konsep struktur basis data yang
dirancang untuk suatu aplikasi.Pada CDM telah
didefinisikan kolom mana yang menjadi primary
key.CDM dari aplikasi sistem inventori pada CV
Jaya Arta Prima terdapat pada Gambar dibawah ini.
Gambar 12. Conceptual Data Model (CDM)
4.12 PDM
PDM merupakan hasil generate dari CDM yang
menggambarkan secara detil konsep rancangan
struktur basis data yang dirancang untuk pembuatan
sistem. PDM berisikan tabel-tabel penyusun basis
data beserta field-field yang terdapat pada setiap
tabel seperti Gambar 12.
Gambar 13. Physical Data Model (PDM)
4.13 Halaman Login
Pada halaman login, digunakan untuk mengakses
aplikasi inventory pada CV Jaya Arta
Prima.Username untuk aplikasi ini adalah admin,
dan password admin.Dan diinputkan pada halaman
login seperti gambar 14.
Relation_99
Relation_96
Relation_95
Relation_94
Relation_93
Relation_92
Relation_91
Relation_90
Relation_89
tb_supplier
id_supplier
nama_supplier
alamat
gender
no_hp
tb_bahan_baku
id_bahan_baku
nama_bahan_baku
jumlah
status
tb_barang
id_barang
nama_barang
jumlah
status
tb_satuan_barang
id_satuan_barang
jenis_satuan_barang
deskripsi
tb_produksi
id_produksi
nama_produksi
jenis_produksi
tanggal_produksi
jumlah_produksi
status
tb_tanda_terima
id_tanda_terima
no_po
no_ttm
waktu
nama_supplier
nama_barang
tb_po
id_po
no_permintaan_bahan
nama_supplier
tanggal
nama_barang
jumlah
tb_permintaan_bahan_baku
id_permintaan_bahan_baku
nama_bahan_baku
no_permintaan_bahan_baku
nama_supplier
nama_barang
jumlah
tb_penjualan
id_penjualan
tanggal penjualan
nama_pembeli
alamat_pembeli
jenis_penjualan
nama_barang
FK_ENT_5_RELATION__ENT_4
FK_ENT_6_RELATION__ENT_1
FK_ENT_5_RELATION__ENT_3
FK_ENT_5_RELATION__ENT_2
FK_ENT_2_RELATION__ENT_7
FK_ENT_7_RELATION__ENT_1
FK_ENT_7_RELATION__ENT_6
FK_ENT_9_RELATION__ENT_3
FK_ENT_8_RELATION__ENT_2
tb_supplier
id_supplier
nama_supplier
alamat
gender
no_hp
varchar(12)
char(50)
varchar(50)
char(10)
char(15)
<pk>
tb_bahan_baku
id_bahan_baku
id_po
nama_bahan_baku
jumlah
status
varchar(20)
varchar(70)
varchar(25)
varchar(50)
varchar(30)
<pk>
<fk>
tb_barang
id_barang
nama_barang
jumlah
status
varchar(30)
varchar(40)
varchar(50)
varchar(30)
<pk>
tb_satuan_barang
id_satuan_barang
jenis_satuan_barang
deskripsi
varchar(40)
char(40)
varchar(60)
<pk>
tb_produksi
id_produksi
id_barang
id_bahan_baku
id_satuan_barang
nama_produksi
jenis_produksi
tanggal_produksi
jumlah_produksi
status
varchar(50)
varchar(30)
varchar(20)
varchar(40)
varchar(60)
char(60)
date
varchar(50)
varchar(30)
<pk>
<fk3>
<fk2>
<fk1>
tb_tanda_terima
id_tanda_terima
id_supplier
no_po
no_ttm
waktu
nama_supplier
nama_barang
varchar(60)
varchar(12)
varchar(70)
varchar(50)
time
char(50)
varchar(40)
<pk>
<fk>
tb_po
id_po
id_supplier
id_tanda_terima
no_permintaan_bahan
nama_supplier
tanggal
nama_barang
jumlah
varchar(70)
varchar(12)
varchar(60)
varchar(60)
char(50)
date
varchar(40)
varchar(50)
<pk>
<fk1>
<fk2>
tb_permintaan_bahan_baku
id_permintaan_bahan_baku
id_bahan_baku
nama_bahan_baku
no_permintaan_bahan_baku
nama_supplier
nama_barang
jumlah
varchar(80)
varchar(20)
varchar(25)
char(50)
char(50)
varchar(40)
varchar(50)
<pk>
<fk>
tb_penjualan
id_penjualan
id_barang
tanggal penjualan
nama_pembeli
alamat_pembeli
jenis_penjualan
nama_barang
varchar(70)
varchar(30)
date
varchar(80)
varchar(70)
varchar(60)
varchar(40)
<pk>
<fk>
10
Gambar 14Halaman Login
4.14 Halaman Utama
Halaman Utama merupakan halaman yang
ditampilkan setelah login pada aplikasi inventori.
Halaman Utama digunakan untuk mengakses data-
data persediaan seperti persediaan bahan baku atau
bahan mentah dan permintaan barang jadi. Seperti
Gambar 15.
Gambar 15Halaman Utama
4.15 Menu Permintaaan Barang
Menu Permintaan Barang Mentah masih dibagi lagi
kedalam dua submenu:
4.15.1 Data Formulir Permintaan Barang
Mentah
Pada menu ini, bagian PIC dapat melakukan
permohonan permintaan barang dengan menekan
tombol Buat Baru seperti pada gambar 16.
Gambar 16Data Formulir Permintaan Barang
Setelah menekan tombol buat baru, maka akan
muncul halaman Pembuatan Permintaan Barang
seperti pada gambar 17. Setelah itu, pengguna harus
melakukan klik tombol Tambah Barang untuk
menambahkan barang yang dipesan oleh bagian
gudang kedalam list pesanan.
Gambar 17Halaman Pembuatan Permintaan Barang
4.15.2 Halaman Validasi
Halaman Validasi ini digunakan untuk melakukan
validasi permintaan barang yang telah dibuat pada
halaman Pembuatan Permintaan Barang (gambar
18). Jika belum tervalidasi, maka akan ada
keterangan Belum. Setelah itu, klik tanda √ pada
sebelah kanan keterangan Belum, maka akan
muncul halaman persetujuan seperti gambar 19.
Gambar 18Menu Validasi
Setelah membuka halaman validasi, maka klik
tombol disetujui, maka akan muncul halaman
Persetujuan Validasi seperti gambar 14.
Gambar 19Halaman Persetujuan Permintaan Barang
4.16 Halaman Purchasing Order
11
4.16.1 Halaman Data PO
Pada halaman ini, list Permintaan Barang Mentah
yang sudah melalui tahap persetujuan PO untuk
diteruskan menjadi pemesanan barang ke suplier
(Purchase Order).Hal ini ditunjukkan pada gambar
20.
Gambar 20Data Purchasing Order
Setelah masuk ke menu Data, maka user harus
menekan tombol Buat Baru sehingga akan muncul
halaman pembuatan purchase order pada gambar 21.
Gambar 21Halaman Pembuatan Purchase Order
Setelah semua data diisikan, maka harus meng-klik
tombol tambah barang yang kemudian harus
dilakukan klik Simpan Puchasing Order pada
gambar 22.
Gambar 22Tambah Barang
4.16.2 Halaman Validasi
Setelah melalui tahap pembuatan purchase order,
maka akan masuk ke dalam tahap validasi pada
gambar 23.
Gambar 23Halaman Validasi PO
Setelah itu klik tombol √ untuk melakukan validasi
PO, maka akan muncul halaman penyetujuan PO
dan Simpan Purchase Order pada gambar 24.
Gambar 24Halaman Persetujuan PO
4.17 Menu Tanda Terima
4.17.1 Manual
Setelah melalui halaman persetujuan PO, maka data
tersebut dikirim ke Suplier untuk melakukan
pemesanan barang. Setelah suplier mengirim
barang, maka akan dibuatkan surat Tanda Terima
barang seperti pada gambar 25.
12
Gambar 25Halaman Tanda Terima Manual
Jika tombol Buat Baru diklik, maka akan muncul
isian untuk membuat tanda terima dari suplier secara
manual seperti pada gambar 26.
Gambar 26Halaman Isian Tanda Terima Manual
4.17.2 Dari PO
Pada menu ini, tanda terima langsung diambil dari
PO yang sudah tersimpan dalam tabel (database)
seperti ditunjukkan pada gambar 27.
Gambar 27Halaman Tanda Terima dari PO
Jika klik pada tombol Dari PO, maka akan muncul
pilihan data barang yang tabel (database) PO seperti
ditunjukkan pada gambar 28 kemudian klik tombol
simpan.
Gambar 28Halaman Pilihan Gambar Dari PO
4.18 Menu Gudang
4.18.1 Menu Barang Mentah
Menu barang mentah ini menampilkan
semua list barang mentah yang tersimpan di gudang
barang mentah. Pada menu ini, menampilkan juga
semua stok barang tersimpan dan stok minimum
sebelum dilakukan permintaan barang
mentah ke suplier (gambar 29 dan 30).
Gambar 29Data Barang Mentah
Gambar 30Data Detil Barang Mentah
4.19 Menu Barang Jadi
Menu barang mentah ini menampilkan
semua list barang jadi yang tersimpan di gudang
barang jadi. Pada menu ini, menampilkan juga
semua stok barang tersimpan dan stok minimum
13
sebelum dilakukan proses pembuatan barang jadi
(gambar 31 dan 32).
Gambar 31 Data Barang Jadi
Gambar 32Data Detil Barang Jadi
4.20 Menu Produksi
Pada menu ini, pengguna dapat membuat barang
baru berdasarkan data barang mentah yang tersedia
di gudang barang mentah. Cara untuk proses
produksi bisa dengan menekan tombol data formulir
seperti pada gambar 33 kemudian tekan tombol Buat
Baru mengisikan data nomor dan tanggal
pengambilan pada gambar 34.
Gambar 33Data Pengambilan Material
Gambar 34Simpan Pengambilan
Setelah data Pengambilan Material tersimpan, Maka
akan ada laporan produksi bisa dilihat dengan menu
cetak.
Gambar 35Laporan produksi
Untuk dapat melihat menjual hasil produksi maka
proses produksi harus di validasi oleh kepala
produksi.
Gambar 36Nilai Aset
5.1. Kesimpulan
Pembangunan sistem inventory barang mentah dan
barang jadi membantu pihak CV. Jaya Arta Prima
sehingga mempermudah dan mempercepat dalam
proses produksi dan penjualan. Selain itu, juga
mengurangi biaya penyimpanan dan menghindari
kerugian penyusutan material dalam gudang.
5.2 Saran
Adapun beberapa saran yang dapat disampaikan
untuk mengembangkan aplikasi yang telah dibuat
adalah Mengembangkan sistem terintegrasi antar
bagian pada CV Jaya Arta Prima antara lain sistem
akuntansim sistem penjualan sistem penggajian dll,
sehingga akan memudahkan proses bisnis pada CV
Jaya Arta Prima.
Daftar Pustaka:
Nisa Lutfiyah siti mariyam, dwi safiroh utsalina.
"Desaindanimplementasi Sistem Informasi
InventoryHardwareLaboratorium Aplikasi
Komputer Berbasis WebPada STMIKPPKIA
PRADNYA PARAMITA MALANG."
http://download.portalgaruda.org/article.php?article
=320686&val=6545&title=DE
(diakses tanggal 30 januari 2016, pukul 10.00)
Ascaryo, Ardian Tri, “Sekilas Tentang Appserv dan
Cara Install Appserv pada Komputer”.
http://www.kompasiana.com/ardiantri/sekila
14
-tentang-appserv-dan-cara-install-appserv
pada-komputer_551915be813311fb739de0d8
(dakses tanggal 6 juli tahun 2015, pukul 09.30)
Fatta, Hanif Al., Analisis dan Perancangan Sistem
Informasi untuk keunggulan bersaing perusahaan
dan organisasi modern.” Yogyakarta: Penerbit
ANDI.
Kadir, Abdul. 2003. Pengenalan Sistem Informasi.
Yogyakarta: Penerbit ANDI.
Murdick, Ross 1993, Perancangan dan
Pembangunan Sistem Informasi,Penerbit Andi,
Yogyakarta.
Oktavian, Diar Puji. 2010. “Menjadi Programmer
Jempolan menggunakan PHP.” Yogyakarta:
MediaKom.
Priska Alfa Mardanik, Wiranto H. Utomo, Frederik
Samuel Papilaya. " Perancangan Sistem Inventori
Kantor Menggunakan Framework RIA (Rich
Internet Application) (Studi Kasus: BISTEK – FTI
UKSW)." file:///C:/Users/Novita/Downloads/90.pdf
(diakses tanggal 20 januari 2016)