desain dan implementasi test online
TRANSCRIPT
2
1. Pendahuluan
Wayang adalah seni dekoratif yang merupakan ekspresi kebudayaan
nasional. Di samping merupakan ekspresi kebudayaan nasional juga merupakan
media pendidikan, media informasi dan media hiburan. Wayang sebagai media
pendidikan terutama pendidikan mental karena di dalamnya terdapat unsur-unsur
pendidikan mental dan watak seperti masalah keadilan, kebenaran, kejujuran,
kepahlawanan, kesusilaan, psikologi, filsafat dan berbagai problema watak
manusiawi yang sukar diungkapkan atau dipecahkan[1].
Pertunjukan wayang kulit telah diakui UNESCO sebagai karya kebudayaan
yang mengagumkan dalam bidang cerita narasi dan warisan yang indah dan sangat
berharga (Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity). Namun,
cerita wayang kini semakin tertinggalkan. Generasi muda sekarang jauh lebih
kenal karakter kartun / komik jepang daripadakesenian wayang yang merupakan
warisan leluhur sendiri.Kartun Jepang baik berupa komik atau film telah
mewarnaikehidupan anak muda hingga mereka mulai akrab dengan
namanamamakanan atau mungkin budaya yang berlaku sehari-hari[2]. Padahal
wayang kulit adalah budaya nasional yang harus diketahui oleh generasi muda saat
ini. Wayang kulit sarat dengan nilai-nilai pendidikan, kebudayaan dan filosofi,
salah satu cerita wayang kulit yang padat akan nilai-nilai tersebut adalah “Semar
Maneges”. Lakon "Semar Maneges" mempunyai nilai positif mengenai arti
kehidupan dan pembenahan diri dari keburukan. Namun, bagi sebagian besar
generasi muda belum pernah mendengar, membaca, maupun melihat pagelaran
wayang kulit dengan lakon “Semar Maneges”.
Upaya yang pernah dilakukan untuk memperkenalkan kesenian wayang kulit
adalah melalui buku seperti Ensiklopedi Wayang Indonesia terbitan Senawangi
serta buku cerita mengenai wayang dengan lakon tertentu[3]. Namun, upaya ini
dinilai belum efektif dan efisien. Oleh karena itu, diperlukan perancangan sebuah
media komunikasi visual yang tepat dimana media tersebut dapat dirancang
dengan lebih menarik dan edukatif.
Maka berdasarkan rekomendasi dari Bapak Gideon Tarwo selaku seniman
dalang di kota Salatiga, muncul gagasan untuk merancang sebuah media berupa
buku cerita yang mengangkat cerita wayang kulit dengan lakon “Semar Maneges”
yang diharapkan dapat memberikan solusi alternatif dalam memperkenalkan
kesenian wayang kulit kepada generasi muda khususnya siswa SMP. Penggunaan
dwi bahasa, yaitu Bahasa Indonesia dan Bahasa Jawa diharapkan dapat
memperluas sasaran pasar tetapi tidak meninggalkan Bahasa Jawa sebagai
pengingat bahwa kesenian wayang kulit berasal dari tanah Jawa.
Media komunikasi ini akan dirancang dengan penyajian buku cerita yang
lebih menarik dan edukatif dalam bidang pembentukan moral agar dapat mencapai
tujuan dalam upaya melestarikan kesenian wayang kulit pada generasi muda
khususnya siswa SMP.
3
2. Kajian Pustaka
Penelitian Terdahulu
Buku Gatotkaca Tanding adalah salah satu buku cerita yang mengangkat
cerita wayang kulit[4]. Buku ini kurang memiliki daya tarik karena satu-satunya
ilustrasi yang ada pada buku ini hanya terdapat pada halaman sampul buku. Buku
cerita ini lebih mengarah pada novel wayang kulit dimana seluruh isi buku
didominasi oleh teks. Penggunaan kertas HVS sebagai media cetak buku cerita ini
juga menjadi salah satu hal yang mengurangi daya tarik buku.
Buku cerita lain yang mengangkat cerita wayang kulit adalah buku Dendam
Dewi Gendari karya Herjaka, Hs[5]. Buku ini memuat salah satu cerita wayang
kulit dengan menampilkan ilustrasi wayang kulit di dalamnya. Namun, kurangnya
mutu bahan kertas yang digunakan serta isi buku yang kurang interaktif menjadi
kekurangan pada buku ini dalam memperkenalkan kesenian wayang kulit pada
generasi muda khususnya siswa SMP.
Selain itu, terdapat buku Lembar Kerja Siswa Bahasa Jawa untuk siswa SMP
yang memuat cerita-cerita wayang[6]. Namun, pemakaian kertas buram serta tidak
adanya ilustrasi mengenai isi cerita membuat cerita wayang menjadi kurang
menarik.
Keunggulan penelitian ini dibandingkan dengan penelitian terdahulu adalah
dengan adanya penggunaan teknik pop-up sehingga dapat membuat buku cerita
menjadi lebih menarik. Perancangan buku cerita wayang kulit dengan lakon
"Semar Maneges" yang dibuat berbasis grafis cetak ini berisi gambar dan teks,
merupakan salah satu media komunikasi yang dirancang untuk membantu
memperkenalkan dan melestarikan kesenian wayang kulit pada generasi muda
terutama siswa SMP. Penyajian cerita secara menarik, edukatif dan interaktif
diharapkan mampu menarik minat siswa SMP untuk lebih mengenal dan
mendalami kesenian wayang kulit.
Komunikasi visual adalah kegiatan menyampaikan pesan dengan
menggunakan bahasa rupa yang disampaikan melalui media dengan tujuan
menginformasikan, mempengaruhi hingga mengubah target audience sesuai
dengan tujuan yang diinginkan[7].
Media pembelajaran adalah media baik berupa cetak maupun elektronik
yang digunakan agar anak didik memperoleh pengetahuan dan keterampilan atau
sikap. Media pembelajaran cenderung diartikan sebagai alat grafis atau elektronik
untuk menangkap, memproses dan menyusun kembali informasi visual dan verbal.
Buku pop-upmerupakan sebuah buku yang memilikibagian yang dapat
bergerak atau memiliki unsur 3 dimensi.Sekilas pop-up hampir sama dengan
origami dimana kedua seniini mempergunakan tehnik melipat kertas. Walau
demikian origamilebih memfokuskan diri pada menciptakan objek atau
bendasedangkan pop-up lebih cenderung pada pembuatan mekaniskertas yang
dapat membuat gambar tampak secara lebih berbedabaik dari sisi
perspektif/dimensi, perubahan bentuk hingga dapatbergerak yang disusun sealami
mungkin[8].
Tipografi didefinisikan sebagai suatu proses seni untuk menyusun bahan
publikasi menggunakan huruf cetak. Oleh karena itu, “menyusun” meliputi
4
merancang bentuk huruf cetak hingga merangkainya dalam sebuah komposisi yang
tepat untuk memperoleh suatu efek tampilan yang dikehendaki[7].
Warna dapat didefinisikan secara objektif atau fisik sebagai sifat cahaya
yang dipancarkan, atau secara subjektif atau psikologis sebagai bagian dari
pengalaman indra penglihatan. Warna merupakan bagian terpenting dalam desain
grafis karena setiap desain yang kita buat dengan warna tertentu pasti memiliki arti
tersendiri[7].
Ilustrasi adalahseni gambar yang dimanfaatkan untuk memberi penjelasan
atas suatu maksud atau tujuan secara visual. Dalam perkembangannya, ilustrasi
secara lebih lanjut ternyata tidak hanya berguna sebagai sarana pendukung cerita,
tetapi dapat juga menghiasi ruang kosong[7].
Layout adalah usaha untuk menyusun, menata dan memadukan unsur-unsur
komunikasi grafis (teks, gambar, tabel, dll) menjadi media komunikasi visual yang
komunikatif, estetik dan menarik[7].
“Semar Maneges” adalah salah satu cerita wayang yang masuk dalam
kategori lakon carangan. Lakon carangan adalah suatu lakon yang direkayasa atau
disadur yang lepas dari cerita pokok. Lakon-lakon yang terdapat dalam Serat
Pedalangan Ringggit Purwa karya Mangkunegara VII dan diterbitkan olah Balai
Pustaka (1930-1936), terdiri dari lakon pokok, lakon sempalan, dan lakon
carangan[9]. Cerita utama dalam Semar Maneges adalah Semar yang bertapa demi
mendekatkan diri kepada Sang Hyang Wenang dalam upayanya mendapatkan
pencerahan untuk mengatasi kemelut dalam kerajaan Amarta serta mengatasi
pertikaian antara Pandawa dan Kurawa.
Kerajaan Astina adalah kerajaan yang dipimpin oleh Prabu Duryudana,
seorang Kurawa. Sedangkan kerajaan Amarta adalah kerajaan yang dipimpin oleh
Yudistira, seorang Pandawa. Meskipun Prabu Duryudana telah memiliki kerajaan
sendiri, Prabu Duryudana selalu ingin menghancurkan para Pandawa dan
kerajaannya.
Alkisah, di kerajaan Amarta tengah terjadi kekacauan karena pusaka Jimat
Kalimasada milik Yudistira menghilang. Selain itu, Semar selaku pamong
Pandawa juga pergi entah kemana.
Sementara itu, di Kerajaan Astina, Prabu Duryudana tengah mengadakan
pertemuan dengan Resi Bisma, Kartamarma dan Patih Sengkuni. Kala itu Prabu
Duryudana sedang terbakar iri karena melihat Kerajaan Amarta yang dipimpin
oleh Pandawa semakin berkembang dan makmur.Patih Sengkuni membujuk Prabu
Duryudana untuk menyerang Pandawa. Namun, Resi Bisma menasehati Prabu
Duryudana agar menghindari perang. Namun karena rasa isi terhadap Pandawa
telah begitu menguasai hati Prabu Duryudana, akhirnya ia tidak mengindahkan
nasehat Resi Bisma dan justru menuruti kata-kata Patih Sengkuni.
Tidak berapa lama kemudian, datanglah Prabu Kalimantara dari Kerajaan
Miderputihan hendak mempersunting Dewi Lesmanawati, putri dari Prabu
Duryudana. Prabu Duryudana bersedia menerima lamaran Prabu Kalimantara
terhadap putrinya, namun dengan syarat, yaitu agar Prabu Kalimantara
membantunya menghancurkan Pandawa.Demi cintanya pada Dewi Lesmanawati,
Prabu Kalimantara pun setuju untuk membantu menghancurkan Pandawa.
Sementara itu, Bima tengah merasa bingung karena keadaan kerajaan
Amarta yang kacau. Terlebih lagi Yudistira pergi mencari Jimat Kalimasada dan
5
meninggalkan Bima di kerajaan sendirian. Bima pun menemui Kresna untuk
meminta nasehat.Setelah mendapatkan nasehat dari Kresna, Bima dan Kresna
punpergi mencari kakak dan saudara-saudaranya. Namun, di tengah perjalanan di
tengah hutan, Bima dan Kresna dihadang oleh Buta Cakil yang merupakan
suruhan dari Prabu Kalimantara.Bima pun bertarung dengan Buta Cakil dan
mengalahkan Buta Cakil. Lalu datanglah Buta Rambut Geni. Bima pun melawan
Buta Rambut Geni, tetapi Bima kalah.
Buta Rambut Geni pun memanggil dua raksasa yang lain, yaitu Buta Terong
dan Buta Endog. Namun, ternyata bala bantuan bagi Bima dan Kresna datang. Para
Punakawan yaitu Bagong, Petruk dan Gareng kemudian membantu Bima dalam
menghadapi para raksasa.Setelah keempat raksasa berhasil dikalahkan, Bima dan
Kresna pun melanjutkan perjalanan.
Sementara itu, di daerah Tlogo Dwipa tampak Semar tengah bertapa.Sukma
Semar yang sebenarnya adalah Batara Ismaya kemudian keluar menghadap Sang
Hyang Wenang, penguasa kahyangan. Batara Ismaya pun mengungkapkan
kesedihannya melihat kekacauan di kerajaan Amarta.Sang Hyang Wenang
kemudian menasehati dan memberikan Wahyu Pancadarma kepada Batara Ismaya
untuk mengatasi kekacauan di Kerajaan Amarta.
Setelah mendapatkan Wahyu Pancadarma, sukma Batara Ismaya kemudian
masuk kembali ke raga Semar.Semar pun memutuskan untuk kembali ke Kerajaan
Amarta, tetapi tidak disangka, ternyata Yudistira justru telah terlebih dahulu
menemukannya. Yudistira pun meminta agar Semar kembali ke Kerajaan Amarta
karena kekacauan yang tengah terjadi. Namun di tengah-tengah pembicaraan,
Bima dan Kresna justru datang menemukan Yudistira, saudara-saudaranya dan
Semar. Lalu Semar pun memberikan Wahyu Pancadarma pada Yudistira untuk
mengatasi masalah tersebut.
Para Pandawa, Kresna dan Semar pun berjalan pulang menuju ke Kerajaan
Amarta. Belum sempat mereka melangkah, tiba-tiba datang Prabu Kalimantara
menghadang dan ingin menyerang Yudistira. Lalu, seperti yang telah Semar
nasehatkan kepada Yudistira, ia tidak melawan Prabu Kalimantara. Ia justru
menyembah Prabu Kalimantara dan sontak Prabu Kalimantara jatuh dan kalah.
Seketika itu pula, Jimat Kalimasada muncul.Kembalinya Jimat Kalimasada
menunjukkan bahwa Yudistira telah berhasil menerapkan Wahyu Pancadarma.
Sementara itu, Bima justru pergi menemui Prabu Duryudana yang
merupakan dalang dari penyerangan Prabu Kalimantara dan para raksasa terhadap
dirinya. Bima menyerang Prabu Duryudana, Kartamarma dan Patih Sengkuni
secara bersamaan. Namun, tiba-tiba Semar datang dan menghentikan Bima supaya
tidak terjadi Baratayudha (perang saudara). Semar mengingatkan Bima mengenai
Wahyu Pancadarma. Bima pu sadar dan memutuskan untuk kembali ke Kerajaan
Amarta.Bima dan Semar pun kembali ke Kerajaan Amarta yang kini telah kembali
pulih setelah pusaka Jimat Kalimasada kembali dan seluruh rakyat mendapatkan
Wahyu Pancadarma[10].
3. Metode Penelitian dan Perancangan
Metode penelitian desain yang digunakan adalah adaptive strategy atau
strategi adaptif. Pada adaptive strategy atau strategi adaptif ini pada awalnya
6
hanya menetapkan sasaran desain tahap pertama. Sasaran desain tahap berikutnya
ditetapkan berdasarkan keputusan tahap sebelumnya, demikian selanjutnya hingga
keputusan akhir desain (final desain) dicapai (Jones, 1979)[11]. Alur model
adaptive strategy atau strategi adaptif akan digambarkan seperti pada Gambar 1.
Gambar 1 Model Adaptive Strategy[11]
Tahapan-tahapan pada adaptive strategy adalah sebagai berikut:
- Brief
Brief merupakan catatan singkat mengenai rancangan desain yang akan
dibuat. Hal yang dilakukan pada tahap ini adalah menetapkan jenis produk yang
akan didesain.
- Tahap 1 yang diinginkan ditetapkan
Pada tahap ini, hal yang dilakukan adalah menindaklanjuti rancangan desain
yang telah ditetapkan pada brief. Penetapan ini didasarkan pada hasil wawancara
dengan narasumber, yaitu Bapak Gideon Tarwo selaku seniman dalang dari kota
Salatiga. Melalui wawancara tersebut didapatkan yang hasil sebagai berikut:
a. Buku ceritayang direkomendasikan dibuat adalah buku cerita wayang kulit
dengan lakon "Semar Maneges" untuk siswa SMP. Hal ini dikarenakan lakon
"Semar Maneges" mempunyai nilai positif mengenai arti kehidupan dan
pembenahan diri dari keburukan.
b. Target audience buku cerita wayang kulit dengan lakon "Semar Maneges" ini
adalah siswa SMP. Hal ini dilakukan dengan tujuan menambah pengetahuan
siswa SMP mengenai kesenian dan kebudayaan wayang kulit terutama
mengenai cerita "Semar Maneges".
- Tahap 1 diproses
Setelah menetapkan sasaran desain yang akan dibuat,hal yang selanjutnya
dilakukan adalah mengumpulkan data verbal dan non-verbal mengenai cara
pembuatan buku cerita serta data verbal dan non-verbal mengenai cerita wayang
kulit terutama lakon "Semar Maneges" beserta tokoh-tokoh yang berperan di
dalam cerita ini.
- Tahap 2 yang diinginkan ditetapkan
Pada tahap ini, hal yang dilakukan adalah menganalisa dan mengidentifikasi
hasil keluaran tahap 1. Pada tahap ini dilakukan penetapan tokoh, layout dan
desain halaman buku cerita.
- Tahap 2diproses
Pada tahap ini dilakukan adalah pembuatan sketsa desain tokoh, layoutserta
desain halaman buku cerita. Pembuatan sketsa didasarkan pada data yang telah
dikumpulkan, yaitu meliputi warna, bentuk, serta filosofi yang terkandung dalam
setiap detail tokoh.
-
7
-
-
- Tahap 3 yang diinginkan ditetapkan
Pada tahap ini, hal yang dilakukan adalah menganalisa hasil keluaran tahap 2
untuk kemudian menetapkan sasaran desain tahap 3. Sasaran desain tahap 3 yang
ditetapkan adalah desain akhir tokoh, layoutdan desain halaman buku cerita.
- Tahap 3diproses
Pada tahap ini, sketsa desain tokoh, layoutserta desain halaman buku cerita
ditetapkan sebagai sketsa desain akhir yang kemudian dibuat secara digital dengan
menggunakan sarana softwaregrafis. Pada tahap ini pula, proses pewarnaan tokoh,
layout,serta desain halaman buku cerita diproses.
- Tahap 4 yang diinginkan ditetapkan
Pada tahap ini, hasil desain pada tahap 3 direvisi untuk menyempurnakan
elemen-elemen yang diinginkan, seperti pengaturan teks dan gambar serta warna
yang menjadi dominasi halaman buku cerita. Hasil revisi akan ditetapkan sebagai
desain akhir buku.
- Tahap 4diproses
Pada tahap ini, dilakukan revisi desain tokoh, layoutdan desain halaman
buku cerita yang mencakup gambar, warna, tata letak teks, serta layout. Revisi
dilakukan secara digital dengan menggunakan sarana softwaregrafis.
- Tahap 5 yang diinginkan ditetapkan
Pada tahap ini, ditetapkan bentuk akhir buku cerita yang telah didasarkan
padadesain tokoh, layoutdan desain halaman buku cerita.
- Tahap 5diproses
Pada tahap ini, buku cerita dicetak dan dirangkai sesuai desain akhir yang
telah ditetapkan. Saat proses pengembangan selesai maka desain kemudian siap
untuk dicetak sebagai dummy.
Metode Pengumpulan Data
Wawancara dilakukan dengan pihak yang terkait mengenai pembuatan
buku cerita wayang kulit dengan lakon "Semar Maneges" untuk siswa SMP. Pihak
yang terkait tersebut adalah dalang wayang kulit yang berasal dari kota Salatiga,
yaitu Bapak Gideon Tarwo. Dari wawancara ini didapatkan hasil yaitu data-data
sebagai sumber informasi.
Observasi/penelitian lapangan bertujuan untuk memperoleh gambaran
lengkap tentang media komunikasi visual berupa buku cerita tentang wayang kulit
yang telah ada di pasaran sejauh ini.
Metode Perancangan
Perancangan buku cerita ini adalah dengan menggunakan teknik pop-
up.Dalam proses pembuatanbuku cerita ini akan dijelaskan tahapan pembuatan
tokoh dan buku cerita wayang kulit dengan lakon "Semar Maneges". Gambar 2
merupakan bagan tahapan perancangan buku cerita wayang kulit dengan lakon
“Semar Maneges”.
8
Gambar 2Tahapan perancangan buku cerita
Proses Perancangan Tokoh-tokoh
Tokoh-tokoh dalam buku cerita “Semar Maneges” merupakan tokoh-tokoh
wayang kulit berdasarkan gagrak Surakarta. Tokoh-tokoh ini dirancang
berdasarkan buku Seni Kriya Wayang Kulit karya S. Haryanto[12].
Tokoh Protagonis: Semar
Proses pembuatan desain tokoh Semar berdasarkan pada tahapan pembuatan
buku cerita wayang kulit diawali dengan tahap scanning dan dilanjutkan dengan
tahap tracing. Tahap selanjutnya yang dilakukan adalah tahap coloring serta tahap
texturing seperti yang dapat dilihat pada Gambar 3.
Gambar 3Scanning, tracing,coloringdan texturing tokoh Semar
Desain tokoh Semar seperti pada Gambar 3 dirancang dengan filosofi warna
sebagai berikut:
Hitam: kuat, kokoh dan mistik.
Putih: suci, jujur, bersih, kebenaran, keadilan dan kebaikan.
Kuning-orange: keceriaan, optimis dan harapan.
Hijau: kemakmuran dan menyatu dengan alam.
Tokoh Antagonis: Prabu Duryudana
Proses pembuatan desain tokoh Prabu Duryudana berdasarkan pada tahapan
pembuatan buku cerita wayang kulit diawali dengan tahap scanning dan
dilanjutkan dengan tahap tracing. Tahap selanjutnya yang dilakukan adalah tahap
coloring serta tahap texturing seperti yang dapat dilihat pada Gambar4.
9
Gambar 4Scanning,tracing, coloringdan texturing tokoh Prabu Duryudana
Desain tokoh Prabu Duryudana seperti pada Gambar 4 dirancang dengan
filosofi warna sebagai berikut:
Hitam: kuat, kokoh dan mistik.
Merah: Kemarahan, kebencian, dendam, semangat dan keberanian.
Tokoh Tritagonis: Sang Hyang Wenang
Proses pembuatan desain tokoh Sang Hyang Wenang berdasarkan pada
tahapan pembuatan buku cerita wayang kulit diawali dengan tahap scanning dan
dilanjutkan dengan tahap tracing. Tahap selanjutnya yang dilakukan adalah tahap
coloring serta tahap texturing seperti yang dapat dilihat pada Gambar5.
Gambar 5Scanning, tracing, coloring dan texturing tokoh Sang Hyang Wenang
Desain tokoh Sang Hyang Wenang seperti pada Gambar 5 dirancang dengan
filosofi warna sebagai berikut:
Emas: mulia, kedudukan yang tinggi, murni, kemakmuran dan optimis.
Coklat: bumi, kenyamanan, rendah hati dan kehangatan.
Rancangan Desain Halaman Buku Cerita
Desain halaman buku cerita yang terdapat pada buku cerita wayang kulit ini
antara lain: halamancover atau sampul buku cerita, halaman instruksi, halaman
galeri tokoh dan halaman isi.
Rancangan halaman cover atau sampuladalah terdiri dari halaman depan
dan belakang dari buku cerita. Halaman ini memuat judul buku, ilustrasi judul
buku, serta nama penulis dan pembuat buku, seperti terlihat pada Gambar 6.
Gambar 6Rancangan halaman coverdepan dan belakang buku cerita
10
Rancangan halaman instruksi memuat cara penggunaan buku cerita,
seperti terlihat pada Gambar 7.
Gambar 7Rancangan halaman instruksibuku cerita
Rancangan halaman galeri tokoh memuat seluruh tokoh yang terdapat
dalam cerita wayang kulit dengan lakon "Semar Maneges".Halaman ini memuat
nama tokoh, gambar tokoh, serta penjelasan mengenai tokoh, seperti terlihat pada
Gambar 8.
Gambar 8Rancangan halaman geleri tokoh di dalambuku cerita
Rancangan halaman isi terdiri dari beberapa halaman dengan beberapa
layoutyang memuatseluruh isi cerita. Rancangan layoutpada halaman isi dapat
dilihat seperti pada Gambar 9.
Gambar 9Rancangan halaman isi buku cerita
Perancangan Media
Buku cerita “Semar Maneges” akan didistribusikan kepada SMP-SMP yang
ada di Kota Salatiga, perpustakaan di Kota Salatiga serta diperjualbelikan melalui
toko buku konvensional maupun online shop.
4. Hasil Implementasi dan Pembahasan
Konsep desain yang digunakan dalam perancangan buku cerita ini adalah
desain yang colorful tetapi tetap memperlihatkan kesan Jawa melalui tokoh-tokoh
dalam cerita, latar belakang (tempat dan waktu) yang digunakan maupun bahasa
pengantar cerita. Hal ini dilatarbelakangi karena target audience dari buku cerita
11
ini adalah siswa SMP dengan rentang usia 12 sampai dengan 15 tahun. Konsep
desain akan dituangkan melalui tipografi, warna, ilustrasi dan layout buku cerita.
Tipografi atau typeface yang digunakan untuk teks narasi dan balon kata
dalam buku cerita adalah huruf Sans Serif, jenis huruf yang menampilkan kesan
simpel,muda dan mudah dibaca.Sebagian besar teks dalam buku cerita
menggunakan huruf Candy Round BTN.
ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ abcdefghijklmnopqrstuvwxyz
1234567890,./?!-“&
Sedangkan huruf yang digunakan untuk judul buku menggunakan huruf
Decoratif yang dibuat dengan mengadaptasi bentuk aksara Jawa. Jenis huruf ini
menampilkan kesan etnik Jawa dan kuno.
Hasil Desain Halaman Buku Cerita
Desain halaman cover terdiri menjadi tiga bagian, yaitu bagian depan,
tengah dan belakang. Desain halaman cover bagian depan dirancang untuk
menonjolkan Semar sebagai tokoh utama sehingga ilustrasi Semar ditempatkan
pada bagian tengah halaman dengan ukuran yang mendominasi. Kemudian disusul
dengan ilustrasi dua belah kubu yaitu kubu Prabu Duryudana yang ditempatkan
pada bagian kiri bawah dan kubu Pandawa yang ditempatkan pada bagian kanan
bawah. Hal ini dikarenakan pada pagelaran wayang, tokoh-tokoh yang
ditempatkan pada bagian kiri dalang dikonotasikan sebagai tokoh antagonis
sedangkan tokoh-tokoh yang ditempatkan pada bagian kanan dalang dikonotasikan
sebagai tokoh protagonis. Bagian tengah halaman cover memuat judul buku serta
nama pencipta buku. Sedangkan pada bagian belakang halaman cover memuat
sinopsis singkat dari isi buku cerita “Semar Maneges” dengan dilengkapi ilustrasi
dua kubu yang sedang berhadapan. Selain itu, pada bagian bawah dari halaman
cover bagian belakang juga mencantumkan keterangan bahwa buku ini disarankan
untuk dikonsumsi anak-anak di atas 12 tahun, buku ini menggunakan dua bahasa
pengantar serta dilengkapi tongkat magnet di dalamnya. Hasil desain halaman
cover buku cerita dapat dilihat seperti pada Gambar 10.
Gambar 10Hasil desain halaman cover buku cerita
Berdasarkan Gambar 10, secara keseluruhan desain halaman
covermenggunakan beberapa warna sebagai berikut:
Blue C: 7 M: 100 Y: 100 K: 2
Brown C: 0 M: 69 Y: 100 K: 0
Dark Brown C: 0 M: 37 Y: 100 K: 0
12
Warna blue atau biru digunakan sebagai warna dasar dari cover buku cerita
karena warna biru mempunyai makna ketenangan, keheningan, ketulusan serta
meng gambarkan warna langit. Hal ini disesuaikan dengan judul buku cerita yaitu
“Semar Maneges” dimana kata “maneges” mempunyai arti bertapa atau diam
merenung. Sedangkan warna dark brown dan brown digunakan sebagai warna
pada judul buku cerita. Warna coklat dan gradasi coklat digunakan untuk
memberikan kesan etnik Jawa pada judul buku cerita. Selain itu, warna coklat
memberikan kesan nyaman dan keyakinan.
Desain halaman instruksi memuat cara penggunaan buku cerita. Desain
halaman ini menggunakan dominasi warna coklat dan turunannya., seperti terlihat
pada Gambar 11.
Gambar 11Hasil desain halaman instruksi.
Halaman galeri tokohmemuat seluruh tokoh yang terdapat dalam cerita
wayang kulit dengan lakon "Semar Maneges". Warna coklat dan emas digunakan
untuk menciptakan kesan etnik dan kuno pada halaman galeri tokoh ini. Halaman
ini memuat nama tokoh, gambar tokoh, serta penjelasan mengenai tokoh, seperti
terlihat pada Gambar 12.
Gambar 12Hasil desain halaman isi galeri tokoh bagian Pandawa.
Halaman isi terdiri dari beberapa halaman dengan beberapa desain
layoutyang memuatseluruh isi cerita. Gambar 13 merupakan hasil desain halaman
isi yang menggambarkan tentang dua kerajaan yang secara fisik terlihat sama
tetapi mempunyai suasana yang berbeda.
Gambar 13Hasil desain halaman isi buku cerita yang menggambarkan dua kerajaan.
Desain pada halaman ini mengadaptasi desain “kayon” atau “gunungan”
pada wayang kulit. Desain halaman ini menggunakan ilustrasi rumah joglo dengan
sebuah pohon beringin besar yang menaunginya. Rumah dan pohon
menggambarkan sesuatu yang sama-sama bisa menaungi manusia. Rumah Joglo
13
dipilih karena identik dengan Jawa serta melambangkan kehidupan keluarga
dimana terdapat tiang-tiang “soko guru” yang menopangnya. Sedangkan pohon
beringin dipilih karena mempunyai ciri fisik besar, kuat dan rimbun. Desain pada
halaman ini juga dibedakan menjadi sisi kanan dan kiri, dimana sisi kanan diisi
dengan ilustrasi Kerajaan Amarta yang dipimpin oleh Pandawa yang selalu
berlangit cerah dan berawan putih yang merupakan gambaran dari ketenangan dan
kedamaian. Sedangkan sisi kiri diisi dengan ilustrasi Kerajaan Astina yang
dipimpin olah Prabu Duryudana yang selalu berlangit merah dan berawan hitam
yang merupakan gambaran dari kemarahan, dendam, iri hati dan kejahatan.
Gambar 14 merupakan salah satu hasil desain halaman isi yang
menggambarkan keadaan di dalam istana Kerajaan Amarta. Desain pada halaman
ini memperlihatkan bagian dalam istana dengan sebuah jendela besar dengan
langit biru cerah dan awan putih.
Gambar 14Hasil desain halaman isi buku cerita dengan setting istana Kerajaan Amarta.
Gambar 15 merupakan salah satu hasil desain halaman isi yang
menggambarkan keadaan saat Prabu Duryudana sedang mengadakan pertemuan
dengan adik, paman dan patih kerajaan di dalam pendopo istana. Halaman ini
didominasi dengan ilustrasi langit merah dan awan hitam dengan beberapa tiang
pendopo.
Gambar 15Hasil desain halaman isi buku cerita dengan setting pendopo Kerajaan Astina.
Gambar 16 adalah salah satu hasil desain halaman yang menggambarkan
keadaan saat Pandawa berada di hutan. Halaman ini didominasi dengan ilustrasi
hutan yang penuh pepohonan rimbun dan dengan latar belakang langit biru.
Gambar 16Desain halaman buku cerita dengan setting hutan.
Sedangkan Gambar 17 menggambarkan keadaan saat Punakawan datang
membantu Bima dan Kresna yang dihadang oleh para raksasa.
14
Gambar 17Desain halaman buku cerita Punakawan datang membantu Bima.
Gambar 18 menggambarkan keadaan saat Semar sedang bertapa di dalam
hutan. Sukma Semar yang merupakan Batara Ismaya digambarkan memancarkan
semburat cahaya kuning keemasan dan berada di atas awan. Desain pada halaman
ini menggunakan teknik pop-up yaitu folding pada bagian atas.
Gambar 18Desain halaman buku cerita saat Semar sedang bertapa.
Gambar 19 menggambarkan keadaan saat Bima mencoba menyerang Prabu
Duryudana, Patih Sengkuni dan Kartamarma. Setting tempat yang digunakan
adalah pendopo Kerajaan Astina. Desain halaman ini didominasi dengan warna
merah karena disesuaikan dengan setting tempat.
Gambar 19Desain halaman buku cerita saat Bima melawan Prabu Duryudana.
Gambar 20 merupakan desain halaman terakhir yang menggambarkan
kepatuhan rakyat kepada rajanya, sehingga rakyat digambarkan dalam posisi
menyembah hormat pada raja. Desain tokoh-tokoh dengan kedudukan yang lebih
tinggi digambarkan dengan pakaian bermotif tertentu dan mengenakan aksesoris
tertentu. Sedangkan desain untuk rakyat biasa digambarkan dengan memakai
pakaian berwarna coklat tanpa mengenakan aksesoris.
Gambar 20Desain halaman buku cerita saat Semar sedang bertapa.
15
5. Hasil Pengujian
Setelah tahap implementasi selesai, tahap selanjutnya adalah melakukan
pengujian untuk mengetahui seberapa jelas dan tepat perancangan buku cerita.
Adapun pengujian dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif sehingga diharapkan
buku cerita yang dirancang sesuai dengan cerita dan materi untuk siswa SMP.
Pengujian oleh Bapak Gideon Tarwo
Pengujian hasil perancangan buku cerita dilakukan melalui
wawancaradenganBapak Gideon Tarwo selaku seniman dalang Salatiga yang telah
merekomendasikan cerita “Semar Maneges”. Hasil yang pengujian yang
didapatkan adalah sebagai berikut:
1. Cerita yang diangkat sesuai dengan inti cerita “Semar Maneges”.
2. Tokoh-tokoh dalam buku cerita “Semar Maneges”sesuai dan menarik.
3. Buku cerita menggunakan Bahasa Indonesia dan Bahasa Jawa.
Pengujian oleh Guru SMP di Kota Salatiga
Pengujian hasil perancangan buku cerita dilakukan dengan memberikan
kuisoner kepada beberapa guru SMP yang ada di Kota Salatiga. Sebelum melihat
hasil perancangan buku cerita, responden akan mengisi kuisioner A.
Tabel 1 Hasil Kuisioner A oleh Guru SMP di Kota Salatiga
NO PERTANYAAN KUESIONER A A B C D E TOTAL
1 Apakah Anda mengenal kesenian wayang kulit? 5 8 16 1 0 30
2 Apakah Anda mengetahui cerita-cerita wayang kulit? 4 8 13 5 0 30
3 Apakah Anda pernah melihat pagelaran wayang kulit? 4 7 13 5 1 30
4 Apakah Anda mengerti bahasa yang digunakan dalam pagelaran
wayang kulit? 4 7 18 1 0 30
5
Apabila Anda melihat pagelaran wayang kulit dengan
menggunakan bahasa Jawa sebagai bahasa pengantar, apakah Anda
mengetahui alur cerita pada pagelaran wayang kulit tersebut?
4 7 16 3 0 30
6 Apakah Anda pernah mendengar cerita wayang kulit dengan lakon
“Semar Maneges”? 2 6 5 9 8 30
7
Selain melihat pagelaran wayang kulit secara langsung, apakah
Anda pernah melihat buku yang menceritakan cerita-cerita wayang
kulit?
4 6 17 3 0 30
8 Apakah Anda pernah membaca buku cerita wayang kulit dengan
lakon “Semar Maneges”? 0 0 9 2 19 30
9 Apakah dengan membaca buku cerita wayang kulit dengan lakon
“Semar Maneges”, Anda mengetahui jalan ceritanya? 2 6 2 1 19 30
10 Apakah Anda mengetahui inti dari cerita wayang kulit dengan
lakon “Semar Maneges”? 2 6 1 2 19 30
TOTAL 31 61 110 32 66 300
Gambar 21 Diagram Hasil Kuisioner A oleh Guru SMP di Kota Salatiga
10%
20%
37%
11%
22%
Jawaban Kuesioner A
ABCDE
16
Berdasarkan Gambar 21, diperoleh hasil 10% guru SMP di Kota Salatiga
menjawab sangat mengenal kesenian wayang kulit,20% menjawab mengenal, 37%
persen menjawab cukup mengenal, 11% menjawab tidak mengenal dan 22%
menjawab tidak mengenal sama sekali. Berdasarkan tabel hasil kuisioner,
responden menjawab pertanyaan No 1 dengan pilihan sebagai berikut, A = Sangat
Mengenal, B = Mengenal, C= Cukup Mengenal, D = Tidak Mengenal, E = Tidak
Mengenal Sama Sekali. Pertanyaan No 2, 5, 9 dan 10 dengan pilihan sebagai
berikut, A = Sangat Mengetahui, B = Mengetahui, C= Cukup Mengetahui, D =
Tidak Mengetahui, E = Tidak Mengetahui Sama Sekali. Pertanyaan No 3, 6, 7 dan
8 dengan pilihan sebagai berikut, A = Sangat Sering, B = Sering, C = Cukup
Pernah, D = Jarang, E = Tidak Pernah. Sedangkanuntuk Pertanyaan No 4 dengan
pilihan sebagai berikut, A = Sangat Mengerti, B = Mengerti, C= Cukup Mengerti,
D = Tidak Mengerti, E =Tidak Mengerti Sama Sekali. Setelah selesai mengisi
kuisioner A, siswa SMP di Kota Salatiga akan diberikan hasil perancangan buku
cerita wayang kulit dengan lakon “Semar Maneges”, kemudian akan membacanya.
Selesai membaca buku cerita, siswa akan mengisi kuisioner B.
Tabel 2 Hasil Kuisioner B oleh Guru SMP di Kota Salatiga
NO PERTANYAAN KUESIONER B A B C D E TOTAL
1
Selain dengan melihat pagelaran wayang kulit, apakah dengan
membaca buku cerita wayang kulit dengan lakon “Semar
Maneges” Anda dapat menikmati cerita wayang kulit?
6 19 5 0 0 30
2
Bila dibandingkan dengan buku cerita tentang wayang kulit yang
pernah Anda baca, apakah buku cerita wayang kulit dengan lakon
“Semar Maneges” dengan gambar dan ilustrasi dapat membantu
Anda dalam mengetahui jalan cerita dari buku tersebut?
5 21 4 0 0 30
3 Apakah buku cerita dengan bantuan gambar dan ilustrasi dapat
membantu Anda dalam mengetahui inti dari cerita tersebut? 5 22 3 0 0 30
4
Apakah dengan membaca buku cerita wayang kulit dengan lakon
“Semar Maneges” dalam dua bahasa dapat membantu Anda dalam
mengerti isi dari buku cerita tersebut?
3 21 6 0 0 30
5
Apakah dengan membaca buku cerita wayang kulit dengan lakon
“Semar Maneges”, Anda mengetahui tokoh-tokoh yang berperan
dalam buku cerita tersebut?
3 18 9 0 0 30
6
Apakah dengan membaca buku cerita wayang kulit dengan lakon
“Semar Maneges”, Anda mengetahui karakter setiap tokoh yang
berperan dalam buku cerita tersebut?
2 15 11 2 0 30
7
Setelah membaca buku cerita wayang kulit dengan lakon “Semar
Maneges”, apakah Anda tertarik dengan cerita-cerita wayang
kulit?
2 11 17 0 0 30
8
Setelah melihat ilustrasi tokoh-tokoh dalam buku cerita wayang
kulit dengan lakon “Semar Maneges”, apakah Anda tertarik untuk
mengenal tokoh-tokoh wayang kulit?
5 6 15 4 0 30
9
Apakah dengan membaca buku cerita wayang kulit dengan lakon
“Semar Maneges”, Anda mengetahui nilai-nilai filosofi dalam
buku cerita tersebut?
4 14 12 0 0 30
10
Setelah membaca dan memperagakan tokoh-tokoh dalam buku
cerita wayang kulit dengan lakon “Semar Maneges”, apakah Anda
tertarik untuk mempelajari kesenian wayang kulit?
4 14 11 1 0 30
TOTAL 39 161 93 7 0 300
17
Gambar 22 Diagram Hasil Kuisioner B oleh Guru SMP di Kota Salatiga
Berdasarkan Gambar 22, diperoleh hasil 13% guru SMP di Kota Salatiga
menjawab sangat menikmati buku cerita wayang kulit dengan lakon “Semar
Maneges”, 54% menjawab menikmati, 31% persen menjawab cukup menikmati,
2% menjawab tidak menikmati dan 0% menjawab tidak menikmati sama sekali.
Berdasarkan tabel hasil kuisioner, responden menjawab pertanyaan No 1 dengan
pilihan sebagai berikut, A = Sangat Menikmati, B = Menikmati, C= Cukup
Menikmati, D = Tidak Menikmati, E = Tidak Menikmati Sama Sekali. Pertanyaan
No 2 dan 3 dengan pilihan sebagai berikut, A = Sangat Membantu, B =
Membantu, C= Cukup Membantu, D = Tidak Membantu, E = Tidak Membantu
Sama Sekali. Pertanyaan No 4 dengan pilihan sebagai berikut, A = Sangat
Mengerti, B = Mengerti, C= Cukup Mengerti, D = Tidak Mengerti, E =Tidak
Mengerti Sama Sekali. Pertanyaan No 5, 6 dan 9 dengan pilihan sebagai berikut, A
= Sangat Mengetahui, B = Mengetahui, C= Cukup Mengetahui, D = Tidak
Mengetahui, E =Tidak Mengetahui Sama Sekali. Sedangkan pertanyaan No 7, 8
dan 10 dengan pilihan sebagai berikut, A = Sangat Tertarik, B = Tertarik, C=
Cukup Tertarik, D = Tidak Tertarik, E =Tidak Tertarik Sama Sekali.
Pengujian oleh siswa SMP di Kota Salatiga
Pengujian hasil perancangan buku cerita dilakukan dengan memberikan
kuisoner kepada beberapa siswa SMP yang ada di Kota Salatiga. Sebelum melihat
hasil perancangan buku cerita, responden akan mengisi kuisioner A.
Tabel 3 Hasil Kuisioner A oleh Siswa SMP di Kota Salatiga
NO PERTANYAAN KUESIONER A A B C D E TOTAL
1 Apakah Anda mengenal kesenian wayang kulit? 3 13 13 0 1 30
2 Apakah Anda mengetahui cerita wayang kulit dengan lakon
“Semar Maneges”? 0 0 1 18 11 30
3 Apakah Anda pernah melihat pagelaran wayang kulit? 0 2 18 6 4 30
4 Apakah Anda mengerti bahasa yang digunakan dalam pagelaran
wayang kulit? 1 3 14 7 5 30
5 Apabila Anda melihat pagelaran wayang kulit dengan
menggunakan bahasa Jawa sebagai bahasa pengantar, apakah
Anda mengetahui alur cerita pada pagelaran wayang kulit
tersebut?
1 1 10 17 1 30
6 Apakah Anda pernah mendengar cerita wayang kulit dengan
lakon “Semar Maneges”? 1 0 3 10 16 30
7 Selain melihat pagelaran wayang kulit secara langsung, apakah
Anda pernah melihat buku yang menceritakan cerita-cerita
wayang kulit?
0 1 12 9 8 30
8 Apakah Anda pernah membaca buku cerita wayang kulit dengan
lakon “Semar Maneges”? 0 0 2 2 26 30
13%
54%
31%
2% 0%Jawaban Kuesioner B
A
B
C
D
E
18
9 Apakah dengan membaca buku cerita wayang kulit dengan lakon
“Semar Maneges”, Anda mengetahui jalan ceritanya? 0 0 2 12 16 30
10 Apakah Anda mengetahui inti dari cerita wayang kulit dengan
lakon “Semar Maneges”? 0 0 2 11 17 30
TOTAL 6 20 77 92 105 300
Gambar 23 Diagram Hasil Kuisioner A oleh Siswa SMP di Kota Salatiga
Berdasarkan Gambar 23, diperoleh hasil 2% siswa SMP di Kota Salatiga
menjawab sangat mengenal kesenian wayang kulit,6% menjawab mengenal, 26%
persen menjawab cukup mengenal, 31% menjawab tidak mengenal dan 35%
menjawab tidak mengenal sama sekali. Berdasarkan tabel hasil kuisioner,
responden menjawab pertanyaan No 1 dengan pilihan sebagai berikut, A = Sangat
Mengenal, B = Mengenal, C= Cukup Mengenal, D = Tidak Mengenal, E = Tidak
Mengenal Sama Sekali. Pertanyaan No 2, 5, 9 dan 10 dengan pilihan sebagai
berikut, A = Sangat Mengetahui, B = Mengetahui, C= Cukup Mengetahui, D =
Tidak Mengetahui, E = Tidak Mengetahui Sama Sekali. Pertanyaan No 3, 6, 7 dan
8 dengan pilihan sebagai berikut, A = Sangat Sering, B = Sering, C = Cukup
Pernah, D = Jarang, E =Tidak Pernah. Sedangkanuntuk Pertanyaan No 4 dengan
pilihan sebagai berikut, A = Sangat Mengerti, B = Mengerti, C= Cukup Mengerti,
D = Tidak Mengerti, E =Tidak Mengerti Sama Sekali. Setelah selesai mengisi
kuisioner A, siswa SMP di Kota Salatiga akan diberikan hasil perancangan buku
cerita wayang kulit dengan lakon “Semar Maneges”, kemudian akan membacanya.
Selesai membaca buku cerita, siswa akan mengisi kuisioner B.
Tabel 4 Hasil Kuisioner B oleh Siswa SMP di Kota Salatiga
NO PERTANYAAN KUESIONER B A B C D E TOTAL
1 Selain dengan melihat pagelaran wayang kulit, apakah dengan
membaca buku cerita wayang kulit dengan lakon “Semar
Maneges” Anda dapat menikmati cerita wayang kulit? 7 12 11 0 0 30
2 Bila dibandingkan dengan buku cerita tentang wayang kulit yang
pernah Anda baca, apakah buku cerita wayang kulit dengan lakon
“Semar Maneges” dengan gambar dan ilustrasi dapat membantu
Anda dalam mengetahui jalan cerita dari buku tersebut?
13 10 7 0 0 30
3 Apakah buku cerita dengan bantuan gambar dan ilustrasi dapat
membantu Anda dalam mengetahui inti dari cerita tersebut? 9 12 9 0 0 30
4 Apakah dengan membaca buku cerita wayang kulit dengan lakon
“Semar Maneges” dalam dua bahasa dapat membantu Anda
dalam mengerti isi dari buku cerita tersebut? 4 16 8 2 0 30
5 Apakah dengan membaca buku cerita wayang kulit dengan lakon
“Semar Maneges”, Anda mengetahui tokoh-tokoh yang berperan
dalam buku cerita tersebut? 6 12 10 2 0 30
6 Apakah dengan membaca buku cerita wayang kulit dengan lakon
“Semar Maneges”, Anda mengetahui karakter setiap tokoh yang
berperan dalam buku cerita tersebut?
7 11 10 2 0 30
2% 6%
26%
31%
35%
Jawaban Kuesioner A
ABCDE
19
7 Setelah membaca buku cerita wayang kulit dengan lakon “Semar
Maneges”, apakah Anda tertarik dengan cerita-cerita wayang
kulit?
5 9 15 1 0 30
8 Setelah melihat ilustrasi tokoh-tokoh dalam buku cerita wayang
kulit dengan lakon “Semar Maneges”, apakah Anda tertarik untuk
mengenal tokoh-tokoh wayang kulit? 5 6 15 4 0 30
9 Apakah dengan membaca buku cerita wayang kulit dengan lakon
“Semar Maneges”, Anda mengetahui nilai-nilai filosofi dalam
buku cerita tersebut?
4 7 17 2 0 30
10 Setelah membaca dan memperagakan tokoh-tokoh dalam buku
cerita wayang kulit dengan lakon “Semar Maneges”, apakah
Anda tertarik untuk mempelajari kesenian wayang kulit? 2 5 21 2 0 30
TOTAL 62 100 123 15 0 300
Gambar 24 Diagram Hasil Kuisioner B oleh Siswa SMP di Kota Salatiga
Berdasarkan Gambar 24, diperoleh hasil 21% siswa SMP di Kota Salatiga
menjawab sangat menikmati buku cerita wayang kulit dengan lakon “Semar
Maneges”, 33% menjawab menikmati, 41% persen menjawab cukup menikmati,
5% menjawab tidak menikmati dan 0% menjawab tidak menikmati sama sekali.
Berdasarkan tabel hasil kuisioner, responden menjawab pertanyaan No 1 dengan
pilihan sebagai berikut, A = Sangat Menikmati, B = Menikmati, C= Cukup
Menikmati, D = Tidak Menikmati, E = Tidak Menikmati Sama Sekali. Pertanyaan
No 2 dan 3 dengan pilihan sebagai berikut, A = Sangat Membantu, B =
Membantu, C= Cukup Membantu, D = Tidak Membantu, E = Tidak Membantu
Sama Sekali. Pertanyaan No 4 dengan pilihan sebagai berikut, A = Sangat
Mengerti, B = Mengerti, C= Cukup Mengerti, D = Tidak Mengerti, E = Tidak
Mengerti Sama Sekali. Pertanyaan No 5, 6 dan 9 dengan pilihan sebagai berikut, A
= Sangat Mengetahui, B = Mengetahui, C= Cukup Mengetahui, D = Tidak
Mengetahui, E = Tidak Mengetahui Sama Sekali. Sedangkan pertanyaan No 7, 8
dan 10 dengan pilihan sebagai berikut, A = Sangat Tertarik, B = Tertarik, C=
Cukup Tertarik, D = Tidak Tertarik, E = Tidak Tertarik Sama Sekali.
Dari hasil evaluasi melalui penyebaran kuisioner maka kesimpulan yang
didapat adalah:
Sebagian besar guru SMP di Kota Salatiga mengenal kesenian wayang kulit, sedangkan sebagian besar siswa SMP di Kota Salatiga belum mengenal
kesenian wayang kulit apalagi cerita wayang kulit dengan lakon “Semar
Maneges”.
Siswa SMP di Kota Salatiga tidak mengetahui dan tidak mengerti cerita wayang kulit karena jarang melihat pegelaran wayang kulit, membaca buku cerita
wayang dan tidak mengerti bahasa pengantar pegelaran wayang kulit.
Guru dan siswa SMP di Kota Salatiga menikmati cerita wayang pada buku
cerita “Semar Maneges”.
21%
33%
41%
5% 0%
Jawaban Kuesioner B
ABCDE
20
Gambar dan ilustrasi dapat membantu guru dan siswa SMP dalam mengenal
cerita “Semar Maneges”.
Penggunaan Bahasa Indonesia dan Bahasa Jawa pada buku cerita “Semar Maneges” dapat membantu guru dan siswa SMP dalam memahami isi cerita.
Guru dan siswa SMP di Kota Salatiga mengetahui tokoh-tokoh dan karakter setiap tokoh yang tedapat dalam cerita wayang pada buku cerita “Semar
Maneges”.
Guru dan siswa SMP di Kota Salatiga cukup tertarik untuk mengenal cerita-cerita wayang, tokoh wayang kulit, danmemperlajari kesenian wayang kulit.
6. Simpulan
Buku cerita wayang kulit dengan lakon “Semar Maneges” yang dilengkapi
dengan gambar dan ilustrasi dapat membantu siswa SMP di Kota Salatiga dalam
mengetahui jalan cerita, inti cerita, tokoh-tokoh yang berperan di dalam cerita,
karakter setiap tokoh dan nilai filosofi yang terkandung di dalam cerita “Semar
Maneges”. Buku cerita wayang kulit dengan lakon “Semar Maneges” disajikan
dalam desain menarik karena terdiri dari teks dengan dua bahasa pengantar yaitu
Bahasa Indonesia dan Bahasa Jawa, gambar dan ilustrasi serta menggunakan
teknik pop-up yang membantu siswa dalam memperagakan setiap tokoh wayang
kulit yang ada. Pengembangan buku cerita wayang kulit ke depan diharapkan
dapat diberi tambahan audio seperti elektronic book yang saat ini sedang
berkembang serta bisa dikembangkan untuk cerita-cerita wayang yang lainnya.
7. Pustaka
[1] Soekatno, B.A., 2006,MengenalWayang Kulit Purwa, Semarang: Aneka
Ilmu.
[2] Pitaloka, RR. Ardiningtyas, 2007,Membumi Citrakan Seni WayangPada
Generasi Muda, Jakarta. [3] Tim Penulis, 1999, Ensiklopedi Wayang Indonesia, Jakarta: Senawangi.
[4] Kresna, Ardian, 2009, Gatotkaca Tanding, Jakarta: Diva Press.
[5] Herjaka, Hs, 2005, Dendam Dewi Gendari, Yogyakarta: Kanisius.
[6] Djumarijah, Wulan Susanti, Nurmiyasih, dkk., 2013, Gayatri, Yogyakarta:
Mustika Aji.
[7] Kusrianto, Adi, 2009, Pengantar Desain Komunikasi Visual, Yogyakarta:
Andi.
[8] Montanaro, Ann, 1987,A Concise History of Pop-up and Movable Books,
United Kingdom: London Publisher S.
[9] Soetarno, 1995, Wayang Kulit Jawa, Sukoharjo: Cendrawasih.
[10] Ki Dhalang Anom Suroto, 2008, Pagelaran Wayang Kulit Lakon Semar
Maneges, Aini Record.
[11] Sarwono, Jonathan, dan Hary Lubis, 2007, Metode Riset untuk Desain
Komunikasi Visual, Yogyakarta: Andi.
[12] S, Haryanto, 1991,Seni Kriya Wayang Kulit: Seni Rupa Tatahan dan
Sunggingan, Jakarta: Pustaka Utama Grafiti.