web viewstudio perencanaan desa 2011. ... dengan rincian puskesmas sebagai berikut:1 unit ... hal...
TRANSCRIPT
STUDIO PERENCANAAN DESA 2011DESA GEMBONGAN KECAMATAN GEDEG
KABUPATEN MOJOKERTO
BAB VI
HASIL SURVEI
6.1 Kabupaten Mojokerto
Kabupaten Mojokerto merupakan salah satu kabupaten yang terletak di
Provinsi Jawa Timur, beribukota Mojokerto. Kabupaten ini berbatasan dengan
Kabupaten Lamongan dan Kabupaten Gresik disebelah utara, Kabupaten Sidoarjo
dan kabupaten Pasuruan disebelah selatan, Kabupaten Malang disebelah selatan
dan Kabupaten Jombang di sebelah barat.
Kabuapaten mojokerto memiliki luas wilayah 692,15 Km2 dengan jumlah
penduduk 1.102.662 jiwa dan kepadatan penduduk 1.593,10 jiwa setiap Km2.
Kabupaten Mojokerto terdiri dari 18 kecamatan yadng dibagi lagi atas sejumlah
desa dan kelurahan.
6.1.1 Karakteristik Fisik Dasar
Karakteristik fisik dasar kabupaten Mojokerto terdiri dari Kondisi
Geografis berupa kondisi bentang alam Kabupaten Mojokerto , Kondisi Topografi
berupa kondisi lahan yang ada di Kabupaten Mojokerto yang ketinggian lahan
rata-rata dibawah 500 meter dari permukaan laut dan kependudukan berupa nilai
atau angka dari jumlah penduduk yang dibedakan berdasarkan jenis kelamin dan
struktur umur.
6.1.1.1 Kondisi Geografis
Wilayah Kabupaten Mojokerto terletak di antara 1110 20’13” sampai
dengan 1110 40’47” bujur timur dan antar 7018’35” sampai dengan 70 47” lintang
selatan. Secara geografis Kabupaten Mojokerto tidak berbatasan dengan pantai,
hanya berbatasan dengan wilayah Kabupaten lainnya :
Sebelah Utara : Kabupaten Lamongan dan Kabupaten Gresik
Sebelah Timur : Kabupaten Sidoarjo dan Kabupaten Pasuruan
Sebelah Selatan : Kabupaten Malang
Sebelah Barat : Kabupaten Jombang
Posisi atau letak Kota Mojokerto berada di tengah-tengah Kabupaten
Mojokerto yang berarti Kabupaten Mojokerto mengitari wilayah Kota Mojokerto.
STUDIO PERENCANAAN DESAFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS BRAWIJAYA VI- 1
STUDIO PERENCANAAN DESA 2011DESA GEMBONGAN KECAMATAN GEDEG
KABUPATEN MOJOKERTO
6.1.1.2 Kondisi Topografi
Kabupaten Mojokerto memiliki karateristik topografi yang tinggi pada
bagian selatan dan utara yang berupa pegunungan yang subur. Bagian tengah
merupakan wilayah dataran, sedangkan bagian utara merupakan daerah perbukitan
kapur yang kurang subur.
Wilayah Kabupaten Mojokerto yang memiliki kemiringan tanah lebih dari
15 derajat yaitu 207,645 Km2, sedangkan sisanya merupakan wilayah dataran
dengan tingkat kemiringan lahan kurang dari 15 derajat.
Letak ketinggian kecamatan-kecamatan di wilayah Kabupaten Mojokerto
rata-rata berada dibawah 500 meter dari permukaan laut, kecamatan yang
memiliki ketinggian tertinggi adalah Kecamatan Pacet, dimana ketinggiannya
berada pada lebih 700 m dari permukaan laut.
Secara administratif wilayah Kabupaten Mojokerto terdiri dari 18
kecamatan, 304 desa. Luas wilayah secara keseluruhan Kabupaten mojokerto
adalah 692,15 km2, dimana bila kita mengamati wilayah Kecamatan
Dawarblandong merupakan kecamatan dengan luas wilayah terbesar.
Tabel 6.1 Tinggi Dan Luas Daerah Per Kecamatan 2008
No Kecamatan Tinggi Rata-Rata dari Permukaan Laut (m) Luas Daerah*) (Km2)
1 Jatirejo 140 32,982 Gondang 240 39,113 Pacet 570 45,164 Trawas 800 29,875 Ngoro 25 57,486 Pungging 30 48,147 Kutorejo 500 42,838 Mojosari 36 26,659 Bangsal 30 24,0610 Mojoanyar 23 23,0211 Dlanggu 17 35,4212 Puri 70 35,6513 Trowulan 40 39,2014 Sooko 64 23,4615 Gedek 26 22,9816 Kemlagi 22 50,0517 Jetis 35 57,1718 Dawarblandong 75 58,93 Kab. Mojokerto 2743 692,15Sumber : BPS Kabupaten MojokertoKeterangan :*) Luas daerah tidak termasuk hutan negara
STUDIO PERENCANAAN DESAFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS BRAWIJAYA VI- 2
STUDIO PERENCANAAN DESA 2011DESA GEMBONGAN KECAMATAN GEDEG
KABUPATEN MOJOKERTO
Kabupaten Mojokerto memiliki 18 kecamatan dengan rata-rata ketinggian
dari permukaan laut yaitu 152,38 meter dan hanya empat kecamatan yang
memiliki ketingian di atas rata-rata ketinggian yang ada di Kabupaten Mojokerto.
Kecamatan Trawas merupakan kecamatan yang memiliki ketinggian 800 meter
dari permukaan laut merupakan daratan tertinggi di Kabupaten Mojokerto,
sedangkan Kecamatan Dlanggu hanya memiliki ketinggian 17 meter dari
permukaan laut yang merupakan dataran terendah di kabupaten Mojokerto.
Kabupaten Mojokerto memiliki rata-rata luas wilayah 38,452 km2 dengan rincian
bahwa Kecamatan Gedeg merupakan kecamatan dengan luas wilayah paling
sedikit dibandingkan dengan 17 kecamatan lain yaitu 22,98 km2 dari total luas
wilayah Kabupaten Mojokerto sedangkan kecamatan dengan wilayah terluas yaitu
Kecamatan Dawarblandong dengan luas wilayah 58,93 km2 dari total luas wilayah
di Kabupaten Mojokerto.
Kecamatan Dlanggu merupakan kecamatan yang paling rendah yang
terdapat di Kabupaten Mojokerto yaitu 17 m dari atas permukaan laut atau
dibawah rata-rata ketinggian yaitu 152,38 atau 9 kali lebih rendah dibandingkan
ketinggian rata-rata sedangkan Kecamatan Trawas memiliki ketinggian 800 m
dari atas permukaan laut atau 5 kali lebih tinggi dari ketinggian rata-rata atau 47
kali lebih tinggi dari Kecamatan Dlanggu.
6.1.2 Kependudukan
Menurut hasil regristrasi dari Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil
Kabupaten penduduk sampai dengan bulan Agustus 2011 jumlah penduduk
Kabupaten Mojokerto berjumlah 1.102.662. Jumlah penduduk laki-laki 554.646
sedang jumlah penduduk perempuan 548.016, sex ratio penduduk Kabupaten
Mojokerto sampai dengan bulan Agustus 2011 adalah 1,012 hal ini berarti bahwa
penduduk laki-laki Kabupaten Mojokerto lebih banyak dibanding perempuan.
Kepadatan penduduk rata Kabupaten Mojokerto sampai dengan bulan
Agustus 2011 adalah 1.593,10 jiwa setiap km2.
STUDIO PERENCANAAN DESAFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS BRAWIJAYA VI- 3
STUDIO PERENCANAAN DESA 2011DESA GEMBONGAN KECAMATAN GEDEG
KABUPATEN MOJOKERTO
Tabel 6.2 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis KelaminKabupaten MojokertoBulan : Agustus 2011
No KecamatanJenis kelamin Jumlah
pendudukJumlah kkLaki-laki Perempuan
1 Jatirejo 21.472 20.969 42.441 13.2392 Gondang 21.623 21.429 43.052 13.6493 Pacet 28.861 28.831 57.692 18.7264 Trawas 15.078 15.119 30.197 9.3325 Ngoro 39.291 39.344 78.635 23.9956 Pungging 37.753 37.373 35.126 23.1457 Kutorejo 31.663 30.951 62.614 19.2208 Mojosari 39.458 38.434 77.892 23.7519 Dlanggu 27.767 27.558 55.325 16.89310 Bangsal 25.798 25.183 50.981 15.87911 Puri 37.293 36.757 74.050 21.81912 Trowulan 37.674 36.924 74.598 22.95613 Sooko 37676 36.904 74.580 21.29314 Gedeg 30.603 30.192 60.795 18.87415 Kemlagi 29.711 29.652 59.363 17.74516 Jetis 42.141 41.600 83.741 25.96817 Dawarblandong 25.701 26.350 52.051 15.79318 Mojoanyar 25.083 24.446 49.529 14.713Jumlah 554.646 548.016 1.102.662 336.990
Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan SipilJumlah Penduduk Kabupaten Mojokerto adalah 1.102.662 jiwa
berdasarkan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil pada Bulan Agustus 2011.
Pada Bulan Agustus, jumlah penduduk laki-laki terbanyak terdapat di Desa Jetis
yaitu berjumlah 42.141 jiwa, perempuan terdapat paling banyak di Desa Jetis
yaitu 41.600 jiwa.
JATIREJO
GONDANG
PACET
TRAWAS
NGORO
PUNGGIN
G
KUTOREJO
MOJOSARI
DLANGGU
BANGSAL
PURI
TROW
ULAN
SOOKO
GEDEG
KEMLAGI
JETIS
DAWARBLANDONG
MOJOANYAR
0
20000
40000
Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
LAKI-LAKI PEREMPUANGambar 6.1 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis KelaminSumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil
STUDIO PERENCANAAN DESAFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS BRAWIJAYA VI- 4
STUDIO PERENCANAAN DESA 2011DESA GEMBONGAN KECAMATAN GEDEG
KABUPATEN MOJOKERTO
Persebaran penduduk merata di setiap wilayah Kabupaten Mojokerto.
Dilihat dari diagram diatas, didapat bahwa dalam wilayah Kabupaten Mojokerto,
daerah yang mempunyai jumlah penduduk paling banyak berada di Kecamatan
Jetis yaitu 8% dari jumlah penduduk di Kabupaten Mojokerto atau 25.968 jiwa
yang terdiri dari jumlah penduduk laki-laki yaitu 42.141 jiwa dan penduduk
perempuan berjumlah 41.600 sedangkan Kecamatan Trawas memiliki jumlah
penduduk yang paling sedikit yaitu 3% dari total jumlah penduduk Kabupaten
Mojokerto atau 9.332 jiwa atau empat kali lebih sedikit dibandingkan Kecamatan
Trawas dengan jumlah penduduk laki-laki 42.141 jiwa dan penduduk perempuan
berjumlah 41.600.
Tabel 6.3 Jumlah Penduduk Menurut Struktur UmurProvinsi : Jawa timurKabupaten : MojokertoBulan : Agustus 2011
No. Struktur umur Laki-laki Perempuan Total
1 0-4 37.857 35.731 73.5882 5-9 43.345 40.378 83.7233 10-14 47.292 44.687 91.9794 15-19 46.025 43.691 89.7165 20-24 42.802 41.710 84.5126 25-29 49.871 49.320 99.1917 30-34 48.010 47.394 95.4048 35-39 48.293 48.000 96.2939 40-44 47.366 46.642 94.00810 45-49 40.389 40.912 81.30111 50-59 33.614 32.200 65.81412 60-64 23.833 22.115 45.94813 65-69 16.065 16.871 32.93614 70-74 12.656 14.602 27.25815 > 75 17.228 23.763 40.991TOTAL 554.646 548.016 1.102.662
Sumber : BPS Kabupaten MojokertoJumlah penduduk Kabupaten Mojokerto menurut struktur umur
berdasarkan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil. Jumlah penduduk
Berdasarkan struktur umur dikelompokan menjadi 15 kelas dengan rentang umur
5 tahun. Jumlah penduduk terbanyak berada pada struktur umum 25-29 tahun
yaitu penduduk laki-laki berjumlah 49.871 jiwa dari total penduduk laki-laki
554.646 jiwa dan penduduk perempuan berjumlah 49.320 jiwa dari total
STUDIO PERENCANAAN DESAFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS BRAWIJAYA VI- 5
STUDIO PERENCANAAN DESA 2011DESA GEMBONGAN KECAMATAN GEDEG
KABUPATEN MOJOKERTO
penduduk perempuan 548.016 jiwa, jumlah penduduk berdasarkan struktur umur
paling sedikit terdapat pada umur antara 70-74 tahun dengan jumlah penduduk
laki-laki 12.656 jiwadari total penduduk Laki-laki 554.646 dan penduduk
perempuan berjumlah 14.602 jiwa dari jiwa dari total penduduk perempuan
548.016 jiwa.
0-4 7%
5-9 8%10-14 9%
15-19 8%
20-24 8%
25-29 9%30-34
9%
35-39 9%
40-44 9%
45-49 7%
50-59 6%
60-64 4%
65-69 3%
70-74 2%
> 75 3%
Jumlah Penduduk Berdasarkan Struktur Umur
Gambar 6.2 Jumlah Penduduk Berdasarkan Struktur UmurSumber: BPS Kabupaten Mojokerto
Grafik diatas menunjukan persentase jumlah penduduk berdasarkan
struktur umur. Jumlah penduduk dengan presentase terbanyak yaitu 9% terdapat
pada empat struktur umur 25-29 tahun, 30-34 tahun, 35-39 tahun dan 40-44 tahun.
Sedangkan struktur umur 70-74 tahun hanya terdapat 2% jumlah penduduk dari
total penduduk di Kabupaten Mojokerto.
Gambar 6.3 Jumlah penduduk di KabupatenMojokertoSumber : Kecamatan Mojokerto (2009 – 2010)
STUDIO PERENCANAAN DESAFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS BRAWIJAYA VI- 6
STUDIO PERENCANAAN DESA 2011DESA GEMBONGAN KECAMATAN GEDEG
KABUPATEN MOJOKERTO
Dari grafik di atas, jumlah pertumbuhan penduduk yang paling tinggi
terdapat di Kecamatan Sooko sebanyak 1,8 jiwa/ha diatas pertumbuhan penduduk
Kabupaten Mojokerto secara umum yaitu 1,27 jiwa/ha Sedangkan jumlah
penduduk yang paling rendah terdapat di Kecamatan Gondang sebanyak 0,69
jiwa/ha.
6.2. Kecamatan Gedeg
6.2.1 Geografi
Luas wilayah Kecamatan Gedeg keseluruhan adalah 22.98 Km2. Luas
kemiringan lahan (0-20) adalah 2.618 Ha. Ketinggian Kecamatan Gedeg dari
permukaan laut adalah 2.618 mdpl. Keadaan iklim di Kecamatan Gedeg dengan
total curah hujan mencapai 17.713 m3. Dengan kelembaban udaranya 1.771 MM.
6.2.2 Pemerintahan
Keadaan Pemerintahan di Kecamatan Gedeg tersusun dari:
a. Desa : 14
b. Dusun : 46
c. RW : 106
d. RT : 377
Tabel 6.4 Keadaan Pemerintahan
No. Status pemerintahan Jumlah
1 Desa 142 Dusun 463 RW 1064 RT 377Total 543
Sumber: BPS Kabupaten MojokertoKecamatan Gedeg memiliki 14 desa yang terdiri dari 46 dusun yang
terdapat di dalamnya, rata-rata setiap desa memiliki 3 desa . Dalam sebuah dusun
terdapat beberapa RW dan RT dengan total Rw yaitu 106 yang tersebar di setiap
dusun dengan rata-rata setiap dusun memiliki 2 Rw dan Rt berjumlah 377 yang
tersebar di setiap RW dengan rata-rata setiap RT memiliki 3 atau lebih RW.
STUDIO PERENCANAAN DESAFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS BRAWIJAYA VI- 7
STUDIO PERENCANAAN DESA 2011DESA GEMBONGAN KECAMATAN GEDEG
KABUPATEN MOJOKERTO
Dalam aparatur pemerintahan di Kecamatan Gedeg, jumlah PNS terdiri dari:
a. PNS Golongan I :1 orang
b. PNS Golongan II : 4 orang
c. PNS Golongan IV :19 orang
Tabel 6.5 Golongan Aparatur Pemerintah
No Golongan Aparatur pemerintahan Jumlah
1 PNS Gol I 12 PNS Gol II 43 PNS Gol IV 19
Sumber BPS Kabupaten MojokertoTerdapat PNS dengan golongan I di pemerintahan kecamatan yaitu
berjumlah satu orang. PNS dengan golongan II berjumlah 4 jiwa dan PNS
Golongan IV terdapat 19 jiwa.
6.2.3 Demografi
Tabel 6.6 Perbandingan Penduduk Menurut Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah (Jiwa)Laki-laki 29.582Perempuan 29.152Total 58.734
Sumber: BPS Kabupaten Mojokerto
Jumlah penduduk di Kecamatan Gedeg ada 58.734 jiwa, yang terdiri dari
29.582 jiwa penduduk laki-laki dan 29.152 jiwa penduduk perempuan.
Gambar 6.4 Perbandingan Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis KelaminSumber : BPS Kabupaten Mojokerto
Dari diagram persentase di atas diketahui perbandingan jumlah penduduk
laki-laki dan perempuan di Kecamatan Gedeg sangat berdekatan. Perbedaan 0,3%
atau 43 jiwa penduduk laki-laki lebih banyak dibandingkan penduduk perempuan.
STUDIO PERENCANAAN DESAFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS BRAWIJAYA VI- 8
Jenis Kelamin Laki-laki50.3%
Jenis Kelamin perempuan49,7%
Perbandingan Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
STUDIO PERENCANAAN DESA 2011DESA GEMBONGAN KECAMATAN GEDEG
KABUPATEN MOJOKERTO
Tabel 6.7 Perbandingan Jumlah KelahiranJenis Kelamin Jumlah KelahiranLaki-laki 21
Perempuan 25
Total 46Sumber: BPS Kabupaten Mojokerto
Dengan jumlah kelahiran adalah 46 jiwa yang terdiri dari 21 jiwa bayi
laki-laki dan 25 jiwa bayi perempuan. Dengan rata-rata kelahiran per 1000
penduduk mencapai 27 jiwa.
Laki-laki46%
perempuan54%
Perbandingan Jumlah Kelahiran Berdasarkan Jenis Kelamin
Gambar 6.5 Perbandingan Jumlah Kelahiran Berdasarkan Jenis KelaminSumber: BPS Kabupaten Mojokerto
Dari diagram di atas diketahui jumlah kelahiran bayi perempuan lebih
banyak dari pada kelahiran bayi laki-laki di Kecamatan Gedeg yaitu 54%.
Kelahiran bayi perempuan lebih banyak 4% dari kelahiran bayi laki-laki.
Tabel 6.8 Perbandingan Jumlah KematianJenis Kelamin Jumlah KematianLaki-laki 17
Perempuan 42
Total 59Sumber: BPS Kabupaten Mojokerto
Sementara jumlah kematiannya mencapai 59 jiwa yang terdiri dari 17 jiwa
penduduk laki-laki dan 42 jiwa penduduk perempuan.
Laki-laki29%
perempuan71%
Kematian
Gambar 6.6 Tingkat KematianSumber: BPS Kabupaten Mojokerto
STUDIO PERENCANAAN DESAFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS BRAWIJAYA VI- 9
STUDIO PERENCANAAN DESA 2011DESA GEMBONGAN KECAMATAN GEDEG
KABUPATEN MOJOKERTO
Dari diagram di atas diketahui jumlah kematian di Kecamatan Gedeg yang
paling banyak adalah perempuan dibandingkan laki-laki, yaitu 71%. Jumlah
kematian mempengaruhi jumlah penduduk laki-laki lebih banyak 0,3 % padahal
jumlah kelahiran bayi perempuan lebih banyak 4% dibandingkan kelahiran bayi
laki-laki.
6.2.4 Kesehatan
Sarana kesehatan yang terdapat di Kecamatan Gedeg yaitu 2 unit rumah
sakit, 1 unit rumah sakit bersalin, 1 unit balai pengobatan, 2 unit apotik, dan 17
unit puskesmas. Dengan rincian puskesmas sebagai berikut:1 unit puskesmas
rawat inap, 3 unit puskesmas rawat jalan, 3 unit puskesmas pembantu, dan 10 unit
puskesmas keliling.
6.2.5 Kesejahteraan Sosial
Perkembangan strata keluarga sejahtera di Kecamatan Gedeg terdiri dari
2.140 kk keluarga prasejahtera dan 2.727 kk keluarga sejahtera I. Di Kecamatan
terdapat panti asuhan dengan penghuni pantinya sebanyak 2 jiwa.
6.2.6 Agama
Jumlah penduduk menurut agama di Kecamatan Gedeg yaitu :
Tabel 6.9 Jumlah Penduduk Menurut AgamaNo Agama Jumlah
1 Islam 57.0302 Kristen 8723 Khatolik 5804 Hindu 525 Budha 41
Sumber: BPS Kabupaten MojokertoKeadaan keagamaan di Kecamatan Gedeg sangat beragam yaitu terdiri
dari 57.030 jiwa penduduk yang beragama Islam, 872 jiwa penduduk beragama
Kristen, 580 jiwa penduduk beragama Khatolik, 52 jiwa penduduk beragama
Hindu, dan 41 jiwa penduduk beragama Budha.
STUDIO PERENCANAAN DESAFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS BRAWIJAYA VI- 10
STUDIO PERENCANAAN DESA 2011DESA GEMBONGAN KECAMATAN GEDEG
KABUPATEN MOJOKERTO
97%
1% 1% 0% 0%
Jumlah Penduduk Menurut Agama Ke-camatan Gedeg
Islam Kristen Khatolik Hindu Budha
Gambar 6.7 Jumlah Penduduk Menurut AgamaSumber: BPS Kabupaten Mojokerto
Dari diagram di atas diketahui penduduk Kecamatan Gedeg sebagian besar
beragama Islam yaitu 97%. Sedangkan agama Hindu dan Budha merupakan
agama minoritas. Sarana ibadah yang terdapat di Kecamatan Gedeg adalah 32 unit
Masjid, 149 unit Mushola, dan 3 unit Gereja Kristen.
6.2.7 Penggunaan Lahan
A. Pertanian
Luas lahan pertanian yang terdapat di Kecamatan Gedeg adalah 949 ha.
Yang ditanami padi seluas 723 ha dengan luas panen 615 ha, rata-rata produksi
6,5 ton/ha dan produksi total 3.998 ton. Yangditanami kedelai seluas 27 ha
dengan luas panen 27 ha, rata-rata produksi 1,1 ton/ha, dan produksi total 29,7
ton. Sementara yang di tanami jagung seluas 199 ha dengan luas panen 112 ha,
rata-rata produksi 3,75 ton/ha, dan produksi total 791 ton.
B. Perikanan
Perikanan yang terdapat di Kecamatan Gedeg berupa kolam dengan luas
area 2.095 Ha. Rata-rata produksinya 375 kg/ha dan produksi totalnya 450 kg/ha.
C. Peternakan
Peternakan di Kecamatan Gedeg berupa ternak potong dan unggas. Ternak
potong yaitu sapi sebanyak 716 ekor, kambing sebanyak 450 ekor, dan domba
sebanyak 400 ekor. Sementara ternak unggas dengan menghasilkan daging
sebanyak 36.000 kg.
STUDIO PERENCANAAN DESAFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS BRAWIJAYA VI- 11
STUDIO PERENCANAAN DESA 2011DESA GEMBONGAN KECAMATAN GEDEG
KABUPATEN MOJOKERTO
6.3 Desa Gembongan
6.3.1 Karakteristik Fisik Dasar
Desa Gembongan merupakan salah satu desa yang terdapat di Kecamatan
Gedeg, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur. Desa Gembongan berjarak 2 km dari
pusat pemerintahan kecamatan terdekat, dengan lama tempuh 17 menit. Kemudian
untuk jarak dari Desa Gembongan ke ibu kota kabupaten adalah 7 km, dengan
lama tempuh 25 menit.
6.3.1.1 Kondisi Geografis
Wilayah Desa Gembongan berbatasan dengan sungai dan desa lainnya.
Batas-batas Desa Gembongan adalah sebagai berikut:
Sebelah Utara : Desa Beratwetan
Sebelah Timur : Desa Gempolkerep
Sebelah Selatan : Sungai Brantas, Kabupaten Jombang
Sebelah Barat : Desa Ngareskidul
6.3.1.2 KondisiTopografi
Kondisi Topografi wilayah Desa Gembongan cenderung datar. Dengan
ketinggian tanah dari permukaan laut adalah 50 mdpl. Desa Gembongan
mempunyai luas sebesar 200,895 ha.
6.3.1.3 Kondisi Iklim
Kondisi Iklim Desa Gembongan memiliki curah hujan berkisar antara
2550 mm/tahun, dan suhu rata-rata 250 C.
6.3.1.4 Kondisi Hidrologi
Dilihat dari kondisi hidrologi, Desa Gembongan memiliki curah hujam
yang berkisar antara 2550 mm/ tahun.
6.3.1.5 Kondisi Geologi
Desa Gembongan terletek di kawasan dataran rendah, maka jenis tanahnya
tergolong jenis tanah aluvial. Jenis tanah aluvial merupakan tanah yang mudah
terbentuk. Tanah ini terbuat dari endapan lumpur sungai yang mengendap
didataran rendah.
Dari kondisi tanah yang ada, sebagian besar warga Desa Gembongan
memanfaatkan keadaan kondisi tanah yang ada sebagai pertanian dan perkebunan.
STUDIO PERENCANAAN DESAFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS BRAWIJAYA VI- 12
STUDIO PERENCANAAN DESA 2011DESA GEMBONGAN KECAMATAN GEDEG
KABUPATEN MOJOKERTO
Selain pertanian dan perkebunan, struktur tanah di Desa Gembongan juga
berpotensi sebagai tempat pemakaman umum (TPU). Hal tersebut menjadi potensi
serta dapat menjadi pemanfaatan tata guna lahan yang kondusif.
6.3.2 Karakteristik Sosial
6.3.2.1 Kependudukan
Kependudukan pada Desa Gembongan meliputi jumlah penduduk dan
jumlah kepala keluarga. Jumlah penduduk di Desa Gembongan selalu berubah
setiap tahun, seperti data jumlah penduduk enam tahun terakhir seperti data yang
disajikan pada tabel berikut.
Tabel 6.10 Jumlah Penduduk Desa Gembongan 2006-2011
NO
Tahun Jumlah Penduduk (Jiwa)
1 2006 36772 2007 37113 2008 42594 2009 42465 2010 43576 2011 3894
Sumber : Data Kependudukan Desa Gembongan (2011)
Jumlah penduduk di Desa Gembongan pada tahun 2006 adalah 3677 jiwa
dan pada tahun 2007 mengalami peningkatan menjadi 3711 jiwa. Tahun 2008
jumlah penduduk Desa Gembongan sebesar 4259 jiwa, tahun 2009 sebesar 4246
jiwa, dan pada tahun 2010 sebesar 4357, pada tahun 2011 mengalami sedikit
penurunan sebesar 3894 jiwa.
2006 2007 2008 2009 2010 201132003400360038004000420044004600
Jumlah Penduduk Desa Gembongan 2006-2011
Jumlah Penduduk
Gambar 6.8 Jumlah Penduduk Desa Gembongan 2006-2011 Sumber : Data Kependudukan Desa Gembongan (2011)
Desa Gembongan memiliki 4 dusun, yaitu Dusun Mulyosari, Dusun
Gembongan Kulon. Dusun Lor dan Dusun Wetan. Kepadatan penduduk pada
setiap dusun tersebut dapat dilihat pada tabel yang disajikan berikut :
STUDIO PERENCANAAN DESAFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS BRAWIJAYA VI- 13
STUDIO PERENCANAAN DESA 2011DESA GEMBONGAN KECAMATAN GEDEG
KABUPATEN MOJOKERTO
Tabel 6.11 Jumlah Penduduk Tiap Dusun di Desa Gembongan
No Dusun Jumlah Penduduk
1234
MulyosariGembongan Kulon
Gembongan LorGembongan Wetan
315117810751326
Jumlah 3894Sumber : Data Kependudukan Desa Gembongan (2011)
Jumlah penduduk di Dusun Mulyosari sebesar 315 penduduk, sebagai
dusun dengan jumlah penduduk terkecil di Desa Gembongan. Jumlah penduduk di
Dusun Gembongan Wetan yaitu 1326, sebagai dusun dengan jumlah terbanyak di
Desa Gembongan. Selanjutnya jumlah penduduk di dusun Gembongan Kulon
sebesar 1178, dan jumlah penduduk di dusun Gembongan Lor sebesar 1075.
Mulyosari8%
Gembongan Kulon30%
Gembongan Lor28%
Gembongan Wetan34%
Jumlah Penduduk Tiap Dusun di Desa Gembongan
Gambar 6.9 Jumlah Penduduk Tiap Dusun di Desa Gembongan 2006-2011Sumber : Data Kependudukan Desa Gembongan (2011)
6.3.2.2 Struktur Penduduk
a. Komposisi Penduduk menurut Jenis Kelamin
Komposisi penduduk Desa Gembongan menurut jenis kelamin adalah
1.944 jiwa penduduk laki-laki dan 1.950 jiwa penduduk perempuan.
Tabel 6.12 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Desa Gembongan
Jenis Kelamin Jumlah (Jiwa)Laki-laki 1.944
Perempuan 1.950
Total 3.894Sumber : Data Kependudukan Desa Gembongan (2011)
STUDIO PERENCANAAN DESAFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS BRAWIJAYA VI- 14
STUDIO PERENCANAAN DESA 2011DESA GEMBONGAN KECAMATAN GEDEG
KABUPATEN MOJOKERTO
Perbandingan jumlah penduduk menurut jenis kelamin hampir
mempunyai perbandingan yang sama. Sehingga perbandingannya dapat
seperti 50 : 50
49,92 %
50,08 %
Jumlah dan Komposisi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
laki-laki Perempuan
Gambar 6.10 Jumlah Dan Komposisi Penduduk Berdasarkan Jenis KelaminSumber : Data Kependudukan Desa Gembongan (2011)
b. Komposisi Penduduk menurut Kelompok Umur
Menurut kelompok umur, penduduk Desa Gembongan dapat
dikelompokkan dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 6.13 Jumlah Penduduk Desa Gembongan Berdasarkan Kelompok UmurNo. Kelompok Umur Jumlah Penduduk1. 0 – 4 tahun 163 orang2. 5 – 9 tahun 299 orang3. 10 – 14 tahun 296 orang4. 15 – 19 tahun 281 orang5. 20 – 24 tahun 280 orang 6. 25 – 29 tahun 402 orang7. 30 - 34 tahun 344 orang8. 35 – 39 tahun 353 orang9. 40 tahun ke atas 1.476 orangJumlah 3.894 orang
Sumber : Data Kependudukan Desa Gembongan (2011)Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa kelompok umur 40 tahun ke atas
memiliki jumlah tertinggi dan dapat disimpulkan bahwa di Desa
Gembongan jumlah penduduk usia produktif sangat banyak. Jika dibuat
dalam bentuk grafik, jumlah penduduk Desa Gembongan menurut
kelompok umur adalah sebagai berikut:
STUDIO PERENCANAAN DESAFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS BRAWIJAYA VI- 15
STUDIO PERENCANAAN DESA 2011DESA GEMBONGAN KECAMATAN GEDEG
KABUPATEN MOJOKERTO
0 - 4 tahun
5 - 9 tahun
10-14 tahun
15-19 tahun
20-24 tahun
25-29 tahun
30-34 tahun
35-39 tahun
40 tahun ke atas
0200400600800
1000120014001600
Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur
Gambar 6.11 Jumlah Dan Komposisi Penduduk Berdasarkan UmurSumber : Data Kependudukan Desa Gembongan (2011)
c. Komposisi Penduduk menurut Tingkat Pendidikan
Pendidikan berperan penting dalam kesejahteraan masyarakat serta
memajukan perekonomian.
Tabel 6.14 Jumlah Penduduk menurut tingkat pendidikanNO
Keterangan Jumlah
1 Belum Sekolah 163 orang2 Masih di SD 299 orang3 Masih di SMP 296 orang4 Masih di SMA 281 orang5 Tamat SMA/ di Perguruan Tinggi 682 orangJumlah TotalSumber : Data Kependudukan Desa Gembongan (2011)
9%
17%
17%
16%
40%
Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan
Belum Sekolah Masih di SD Masih di SMPMasih di SMA Tamat SMA/ di PT
Gambar 6.12 Jumlah Dan Komposisi Penduduk Menurut Tingkat PendidikanSumber : Data Kependudukan Desa Gembongan (2011)
d. Komposisi Penduduk menurut Mata Pencaharian
STUDIO PERENCANAAN DESAFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS BRAWIJAYA VI- 16
STUDIO PERENCANAAN DESA 2011DESA GEMBONGAN KECAMATAN GEDEG
KABUPATEN MOJOKERTO
Secara umum mata pencaharian di Desa Gembongan dibagi menjadi
beberapa sektor pertanian, perdagangan, jasa, industri, dan lain-lain.
Berikut adalah tabel jumlah penduduk menurut mata pencaharian.
Tabel 6.15 Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian
NO Jenis Pekerjaan Jumlah1 Petani Pemilik Tanah 273 orang2 Petani penggarap tanh 223 orang3 Petani buruh tani 82 orang4 Pengusaha sedang/
besar4 orang
5 Pengrajin/ industri kecil 3 orang6 Buruh industry 37 orang7 Buruh bangunan 45 orang8 Buruh pertambangan 25 orang9 Buruh perkebunan 32 orang10 Perdagangan 15 orang11 Pengangkutan 4 orang12 PNS 37 orang13 TNI / POLRI 9 orang14 Pensiunan TNI/ Polri/
PNS52 orang
15 Peternak:a. Sapi 3 orangb. kerbau 2 orangc. kambing 7 orangd. ayam 1 orang
Jumlah 854 orangSumber : Data Kependudukan Desa Gembongan (2011)
68%1%
16%2%
0%4% 1% 6% 2%
Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Mata Pencaharian
petani pengusahaburuh pedagangpengangkutan PNSTNI/Polri pensiunanpeternak
Gambar 6.13 Jumlah Penduduk Desa Gembongan Menurut Mata PencaharianSumber : Data Kependudukan Desa Gembongan (2011)e. Komposisi Penduduk menurut Agama
Berdasarkan kepercayaan, penduduk yang memeluk agama islam di
Desa Gembongan sebesar 99%. Jumlah dan komposisi penduduk menurut
agama adalah sebagai berikut :
Tabel 6.16 Jumlah Penduduk Menurut Agama
NO Agama Jumlah (Orang)
STUDIO PERENCANAAN DESAFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS BRAWIJAYA VI- 17
STUDIO PERENCANAAN DESA 2011DESA GEMBONGAN KECAMATAN GEDEG
KABUPATEN MOJOKERTO
1 Islam 3.8662 Kristen 28
Jumlah 3.894Sumber : Data Kependudukan Desa Gembongan (2011)
99%
1%
Jumlah Penduduk Desa Gembongan Menurut Agama
Islamkristen
Gambar 6.14 Jumlah Penduduk Desa Gembongan Menurut AgamaSumber : Data Kependudukan Desa Gembongan (2011)
6.3.2.3 Sosial Budaya
A. Sejarah Desa Gembongan
Sejarah Desa Gembongan terdiri dari asal-usul Desa Gembongan, asal-
usul pemberian nama Desa Gembongan, sejarah pertanian Desa Gembongan,
sejarah pembangunan jalan Desa Gembongan dan sejarah permukiman Desa
Gembongan
1) Asal-Usul Terbentuknya Desa Gembongan
Desa Gembongan pertama kali didirikan oleh Mbah Toyyib yang
merupakan salah satu dari pengawal Mbah Jali sebagai putra mahkota
Kerajaan Demak. Pada saat itu Mbah Jali dan pengawal lainnya
berhenti untuk melakukan istirahat di suatu daerah yang masih hutan.
Kemudian Mbah Toyyib dan pengawal lain dari Mbah Jali melakukan
“Babat Alas” atau istilah untuk dilakukannya pembukaan lahan desa.
Dari pembukaan lahan tersebut, berdirilah berdirinya Desa gembongan.
2) Asal-Usul Pemberian Nama Desa Gembongan
Awal mula nama Desa Gembongan bernama “Nggobah” yang
berarti kelompok. Desa Gembongan ini terkenal akan kekompakan
warga dan kerja keras akan bergotong royong dalam melakukan suatu
acara Desa. Kelompok Desa ini sangat kompak terlihat dalam aktifitas
masyarakat yang jika di Desa Gembongan terdapat suatu acara, maka
STUDIO PERENCANAAN DESAFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS BRAWIJAYA VI- 18
STUDIO PERENCANAAN DESA 2011DESA GEMBONGAN KECAMATAN GEDEG
KABUPATEN MOJOKERTO
kelompok-kelompok tersebut akan saling membantu dan bergotong
royong dalam mensukseskan acara desa.
Pada awal tahun 1970-an, terjadi hujan yang sangat deras dan dapat
mengakibatkan meluapnya air Sungai Brantas. Pada saat itu, warga
Desa Gembongan panik sehingga sebagian besar warga mengungsi
pindah ke desa lain untuk menghindari terjadinya banjir dari luapan air
Sungai Brantas. Setelah kejadian tersebut, tokoh pemimpin desa
mengganti nama Desa Nggobah menjadi Desa Gembongan untuk
menghindari kejadian desa tersebut terulang kembali.
3) Sejarah Pertanian Desa Gembongan
Pada zaman dahulu, pertanian di Desa Gembongan di dominasi
oleh Pertanian Jagung, Padi, Kedelai dan beberapa tanaman Palawija.
Tetapi pertanian tersebut didominasi oleh tanaman padi karena lahan di
Desa Gembongan masih luas dan lahannya sangat baik untuk ditanami
tanaman padi. Namun, terjadi musim paceklik yang membuat warga
Desa Gembongan bingung akan menanam apa pada musim paceklik ini.
Akhirnya warga Desa Gembongan bekerja sama dengan Pabrik Gula
Gempolkerep menanam tanaman Tebu pada musim Kemarau dan
menanam tanaman padi pada musim Hujan.
Pada awal tahun 1990-an, terjadi penyerangan hama tikus yang
membuat pertanian di Desa Gembongan gagal panen. Tanaman padi,
jagung, kedelai termasuk palawija gagal panen akibat serangan hama
tersebut. Hama tersebut menyerang pertanian warga pada waktu siang
hari sampai waktu pagi hari. Dalam rentang waktu tersebut, lahan
seluas 1,5 Ha habis diserang hama. Akibatnya hanya dalam waktu 3
hari terjadi gagal panen total di Desa Gembongan. Tidak hanya pada
awal tahun 1990-an, Pada tahun 2011 tepatnya di bulan Mei, terjadi
penyerangan hama wereng yang mengakibatkan gagal panen hampir
disemua pertanian di Desa Gembongan. Hanya 30 % dari luas lahan
Desa Gembongan dapat dipanen kembali.
4) Sejarah Pembangunan Jalan Desa
STUDIO PERENCANAAN DESAFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS BRAWIJAYA VI- 19
STUDIO PERENCANAAN DESA 2011DESA GEMBONGAN KECAMATAN GEDEG
KABUPATEN MOJOKERTO
Jalan Desa Gembongan pada tahun 1970-an, masih berkelok-kelok
dan merupakan jalan tanah yang belum dilakukan perkerasan pada jalan
tersebut. Pada masa pemerintahan Presiden Soeharto tahun 1980-an
dilakukan perkerasan jalan berupa aspal untuk mendukung pertanian
yang ada di Desa Gembongan. Tidak hanya perkerasan jalan yang
dilakukan, tetapi jalan Desa Gembongan yang masih berkelok-kelok
dan tak teratur dilakukan pelurusan jalan sehingga semua jalan-jalan
kecil di Desa Gembongan terhubung menjadi satu pada jalan yakni
jalan Atmoprawiro sebagai Jalan Utama desa.
5) Sejarah Permukiman Desa
Permukiman Desa Gembongan pada tahun 1980-an, masih
merupakan rumah semi permanen. Permukiman desa juga tersebar pada
pinggir jalan Provinsi yang menghubungkan Kabupaten Jombang dan
Kabupaten Mojokerto. Permukiman ini terletak di Jalan Utama masuk
desa. Permukiman Desa Gembongan terbagi menjadi 4 Dusun, yaitu
Dusun Gembongan Wetan, Gembongan Lor, Gembongan Kulon,
Mulyosari.
B. Kegiatan Budaya Desa
Salah satu kegiatan rutinitas Desa Gembongan yaitu Kegiatan Sunatan
Masal. Kegiatan ini dilakukan 2 tahun 1 kali. Kegiatan ini merupakan
salah satu agenda rutin Desa Gembongan yang diprakarsai oleh Karang
Taruna Desa Gembongan. Peserta Sunatan masal tidak hanya dari warga
Desa Gembongan, tetapi mengundang desa-desa lain yaitu desa
Gempolkerep, Desa Beratwetan dan juga Ngareskidul. Bahkan pernah
pada suatu waktu peserta sunatan masal berasal dari Kabupaten Jombang.
Sunatan ini dilakukan di Masjid Al-Falah Desa Gembongan.
STUDIO PERENCANAAN DESAFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS BRAWIJAYA VI- 20
STUDIO PERENCANAAN DESA 2011DESA GEMBONGAN KECAMATAN GEDEG
KABUPATEN MOJOKERTO
C. Bagan Kecenderungan
Tabel 6.17 Bagan KecenderunganAspek Sebelum tahun 1970 Tahun 1970-1990 Tahun 1990-Sekarang
FISIK
Tata Guna Lahan
Terdapat Masalah pertanian berupa terdapatnya hama yang merusak tanaman padi, jagung dan kedelai. Hama yang menyerang berupa hama tikus dan hama wereng. Penggunaan irigasi sudah menggunakan irigasi teknis yang bersumber dari Dam Menturus.
Penanaman tanaman tebu dilakukan oleh warga karena warga menanam tanaman ini sebagai tanaman musiman pada saat musim kemarau, sedangkan pada saat musim hujan menanam tanaman padi.
Terdapat masalah pertanian berupa penyerangan hama dan menyebabkan tanaman padi gagal panen.
SARANA PRASARANA
Jalan Perkerasan jalan dilakukan pada tahun 1988. Namun jalan lingkungan masih berupa tanah.
Perkerasan jalan dilakukan pada setiap seluruh jalan, termasuk perkerasan pada jalan lingkungan telah dilakukan.
Terdapat masalah di beberapa jalan tanah yang retak-retak dan belubang di beberapa titik jalan lingkungan.
Moda Transportasi
Transportasi sudah dapat sudah dapat dilewati di desa gembongan, tetapi masih di dominasi oleh Sepeda dan Motor
Transportasi telah didominasi oleh kendaraan roda dua dan beberapa kendaraan roda empat
Transportasi telah didominasi oleh kendaraan roda dua dan kendaraan roda empat
Air Bersih
Kebutuhan air masyrakat masih menggunakan sumur sebagai sumber mata air untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Masyarakat menggunakan Sanyo sebagai sumber air untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari
Masyarakat menggunakan Sanyo sebagai sumber air untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari
Listrik Kebutuhan listrik sudah dirasakan oleh masyarakat sejak tahun 1977
Kebutuhan listrik sudah dirasakan oleh masyarakat sejak tahun 1977
Kebutuhan listrik sudah dirasakan oleh masyarakat sejak tahun 1977
Permukiman Permukiman masih sangat jarang dan masih banyak terdapat tanah kosong
Permukiman sudah mulai dipadati oleh rumah warga Desa Gembongan
Permukiman sudah mulai dipadati oleh rumah warga Desa Gembongan
STUDIO PERENCANAAN DESAFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS BRAWIJAYA VI- 21
STUDIO PERENCANAAN DESA 2011DESA GEMBONGAN KECAMATAN GEDEG
KABUPATEN MOJOKERTO
Aspek Sebelum tahun 1970 Tahun 1970-1990 Tahun 1990-Sekarang
Kondisi SaranaBiaya pada sarana pendidikan masih ditanggung oleh wali murid masing-masing.
Terdapatnya bantuan dari pemerintah untuk sarana pendidikan
Terdapatnya bantuan dari pemerintah untuk sarana pendidikan
SOSIAL
Jumlah PendudukPenghitungan jumlah penduduk sulit dilakukan karena pada tahun ini belum di lakukan perhitungan penduduk
Jumlah penduduk Desa Gembongan sebanyak 3673 orang.Laki-laki : 1812 orangPerempuan : 1861 orang
Jumlah penduduk Desa Gembongan sebanyak 3894 orang.Laki-laki : 1943 orangPerempuan : 1948 orang
Lembaga
Pembentukan RT/RW dilakukan di tahun sebelum tahun 1990Pembentukan lembaga desa seperti LPM, BPD dll
Kepengurusan tetap dilakukan oleh warga Desa Gembongan
Kepengurusan tetap dilakukan oleh warga Desa Gembongan
EKONOMI
Mata Pencaharian Sebagian besar penduduk masih bekerja sebagai petani.
Sebagian karyawan swasta, buruh tani dan sebagian lagi PNS
Sebagian karyawan swasta, buruh tani dan sebagian lagi PNS
Sumber : Survei Primer (2011)
STUDIO PERENCANAAN DESAFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS BRAWIJAYA VI- 22
STUDIO PERENCANAAN DESA 2011DESA GEMBONGAN KECAMATAN GEDEG
KABUPATEN MOJOKERTO
1) Tata Guna Lahan
Terdapat beberapa masalah pertanian berupa hama yang menyebabkan
gagal panen di Desa Gembongan. Tidak hanya itu, warga menanam tanaman
musiman seperti tebu yang ditanam saat musim kemarau dan padi yang
ditanam saat musim penghujan.
2) Jalan
Perkerasan jalan di lakukan secara bertahap mulai dari perkerasan berupa
tanah dan perkerasan berupa aspal yang dilakukan pada tahun 1988.
6.3.3 Karakteristik Fisik Binaan
Karakteristik fisik binaan terdiri dari tata guna lahan, sarana, dan prasarana
Desa Gembongan. Tata guna lahan merupakan penggunaan lahan di suatu daerah
yang secara umum dibagi menjadi dua, yaitu:
a. Kawasan lindung merupakan kawasan yang difungsikan untuk
melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumberdaya
alam dan sumberdaya buatan seperti hutan lindung, sempadan pantai,
sempadan sungai, cagar alam, dll.
b. Kawasan budidaya merupakan kawasan yang ditetapkan untuk
dibudidayakan berdasarkan kondisi dan potensi sumberdaya alam dan
manusia serta sumberdaya buatan seperti kawasan pertanian, kawasan
peternakan, kawasan industri, kawasan permukiman, dll.
6.3.3.1 Data Penggunaan Lahan Desa
1. Luas Wilayah Desa Menurut Penggunaan
Luas Desa Gembongan keseluruhan adalah 200.895 Ha yang terbagi
menjadi empat dusun yaitu Dusun Mulyosari, Dusun Gembongan Kulon,
Dusun Gembongan Lor, Dusun Gembongan Wetan. Berikut adalah
distribusi penggunaan lahan di Desa Gembongan:
Tabel 6.18 Distribusi Penggunaan Lahan Desa Gembongan
No. Penggunaan Lahan Luas
1. Permukiman 35,28 Ha2. Sarana pemerintahan 0,14 Ha3. Sarana pendidikan 1 Ha4. Sarana kesehatan 0,07 Ha5. Sarana peribadatan 0,11 Ha6. Sarana perdagangan dan jasa
STUDIO PERENCANAAN DESAFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS BRAWIJAYA VI- 23
STUDIO PERENCANAAN DESA 2011DESA GEMBONGAN KECAMATAN GEDEG
KABUPATEN MOJOKERTO
No. Penggunaan Lahan Luas
7. Sarana kebudayaan dan rekreasi8. Sarana ruang terbuka, taman, dan
lapangan olahraga1 Ha
9. RTH 169 Ha10. RTNH 0,80 Ha
TotalKawasan Lindung1. Sempadan sungai 0,12 Ha
Sumber: Hasil Survei Primer (2011)
2. Kepemilikan Lahan
Tabel 6.19 Data Kepemilikan Lahan Sawah Desa Gembongan
No. Pemilik
No. persil dan KELAS Luas
(m²) Pajak (Rp.)Bag. Persil Des
a Nasional1 Ganti 32.S II 31 1880
58.S I 30 110 71.S II 31 1900 31.S II 31 1700
2 Supiah B. Bari 4.S II 31 2100 32.S II 31 1880 58.S I 30 1100 31.S II 31 1700
3 Muah B. Riduwan 4.S II 31 2100 7.S II 31 220 32.S II 31 1880 87.S I 30 990 26.S II 31 1620 4 Kupah 33.S II 31 2310 57.S I 30 1000 72.S II 31 2270 31.S II 31 1700 5 Sampuri P. Khoiriyah 56.S I 30 1800
68.S I 30 1140 71.S II 31 1990 88.S II 31 720 29.S II 31 920
6 Kahir P. Katin 35.S I 30 1860 Sriwilujeng 58.S I 30 1100 Mujiadi
STUDIO PERENCANAAN DESAFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS BRAWIJAYA VI- 24
STUDIO PERENCANAAN DESA 2011DESA GEMBONGAN KECAMATAN GEDEG
KABUPATEN MOJOKERTO
No. Pemilik
No. Persil dan Bagian
Persil
Kelas Luas (m²) Pajak (Rp.)Des
a Nasional
29.S II 31 910 Mail 88.S II 31 730 Wachid
71.S II 31 2000 Ridwan
7 Suwadi P. Suhar 68.S I 30 1140
Margiono 72.S II 31 2280 85.S I 30 2360 29.S II 31 910 88.S II 31 7308 Imam Achmadi 56.S I 30 1800 57.S I 30 990 26.S II 31 1620 79.S II 31 2360 9 Tabri P. Muliyono 2.S II 31 2100 35.S I 30 1860 57.S I 30 990 26.S II 31 1620
10 Karmi B. Gisan 56.S I 30 1810 57.S I 30 990 71.S II 31 2000 29.S II 31 920 88.S II 31 730
11 Abd. Rochim 56.S I 30 1800 57.S I 30 900 71.S II 31 2000 26.S II 31 1620
12 Siti Munawaroh 32.S II 31 1880 57.S I 30 990 2.S II 31 2120 31.S II 31 1700
13 Umar Basuni 4.S II 31 2100 7.S II 31 210 56.S I 30 1800 57.S I 30 990 26.S II 31 1620
14 Sumanan dan Sulikah 57.S I 30 1000
STUDIO PERENCANAAN DESAFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS BRAWIJAYA VI- 25
STUDIO PERENCANAAN DESA 2011DESA GEMBONGAN KECAMATAN GEDEG
KABUPATEN MOJOKERTO
86.S II 31 2090 2.S II 31 2120
No. Pemilik
No. Persil dan Bagian
Persil
Kelas Luas (m²) Pajak (Rp.)Des
a Nasional
31.S II 31 1710 15 H. Toha 56.S I 40 1800 57.S I 40 1000 2.S II 40 2120 29.S II 40 920 88.S II 40 730 32.S II 31 1890 58.S I 30 1110 2.S II 31 2120 26.S II 31 1630 35.S I 30 1860 68.S I 30 1150 71.S II 31 2000 88.S II 31 720 29.S II 31 920 35.S I 30 1860 57.S I 30 1000 71.S II 31 2000 29.S II 31 920 88.S II 31 720
16 Siti Kasanah 35.S I 30 1860 68.S I 30 1140 2.S II 31 2120 26.S II 31 1620
17 Kasiati 3.S II 31 2150 56.S I 30 1800 57.S I 30 990 29.S II 31 910 88.S II 31 720
18 Sugianto dan Sugiono 71.S II 31 1990 35.S I 30 1860 58.S I 30 1110 29.S II 31 920 88.S II 31 730
19 Sutik B. Sujianto 35.S I 30 1860 57.S I 30 1000 71.S II 31 1990 28.S II 31 1680
20 Marpuah B. Satunah 4.S II 31 2110
STUDIO PERENCANAAN DESAFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS BRAWIJAYA VI- 26
STUDIO PERENCANAAN DESA 2011DESA GEMBONGAN KECAMATAN GEDEG
KABUPATEN MOJOKERTO
8.S II 31 440 56.S I 30 1800
No. Pemilik
No. persil dan Bagian
Persil
KELAS Luas (m²) Pajak (Rp.)Des
a Nasional
58.S I 30 1100 31.S II 31 1700
21 Djuwair Al Talib 32.S II 31 1890 Mariyan Juali
58.S I 30 1110 2.S II 31 2120 28.S II 31 1680
22 Asmah 35.S I 30 1870 Mustadi 68.S I 30 1140 2.S II 31 2120 31.S II 31 1700
23 Suminah 4.S II 31 2100 Maidin 56.S I 30 1800 58.S I 30 1110 28.S II 31 1690
24 Siti Aminah 3.S II 31 2150 Maturjo 32.S II 31 1890 58.S I 30 1100 28.S II 31 1680
25 Susiswo 3.S II 31 2140 Mudmainah 32.S II 31 1880 68.S I 30 1140 26.S II 31 1620
26 Tiwik Srimuarsih 3.S II 31 2140 57.S I 30 990 85.S I 30 2360 88.S II 31 730 29.S II 31 920
27 Suliadi 56.S I 30 1800 68.S I 30 1140 72.S II 31 2270 26.S II 31 1620
28 Asiyah B. Painem 35.S I 40 1860 Muinah 57.S I 40 990 71.S II 40 1990 28.S II 40 1680
29 Saiman P. Misoji 35.S I 30 1860 58.S I 30 1110 71.S II 31 1990
STUDIO PERENCANAAN DESAFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS BRAWIJAYA VI- 27
STUDIO PERENCANAAN DESA 2011DESA GEMBONGAN KECAMATAN GEDEG
KABUPATEN MOJOKERTO
29.S II 31 910 88.S II 31 730
No. PemilikNo. persil
dan Bag. Persil
KELAS Luas (m²) Pajak (Rp.)Des
a Nasional
30
Adenan dan Khowiyah
56.S57.S71.S31.S
IIIIII
30303131
1500100020001700
31 Djanah B. Laib 35.S I 30 1860 58.S I 30 1100 71.S II 31 2000 26.S II 31 1620
32 Panimah B. Ponijan 56.S I 30 1810 57.S I 30 1000 71.S II 31 2000 31.S II 31 1710
33 Supiani dan Nurali 56.S I 30 1800 58.S I 30 1100 69.S II 31 2480 31.S II 31 1710
34 Sukir 3.S II 31 2140 35.S I 30 1870 68.S I 30 1140 31.S II 31 1710
35 Mariyam B. Markasi 3.S II 31 2140 32.S II 31 1890 58.S I 30 1110 31.S II 31 1710
36 Mainten B. Suwadi 4.S II 31 2110 33.S II 31 2310 58.S I 30 1100 31.S II 31 1710
37 Suparman P. Suwantah 35.S I 30 1860 57.S I 30 990 71.S II 31 2000 29.S II 31 910 88.S II 31 730
38 Umi Salamah 56.S I 30 1800 Joko Sukarjo 68.S I 30 1140 Mujiadi 72.S II 31 2100 28.S II 31 1680
39 Siti Aminah dan Dainuri 35.S I 30 1860 58.S I 30 1110
STUDIO PERENCANAAN DESAFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS BRAWIJAYA VI- 28
STUDIO PERENCANAAN DESA 2011DESA GEMBONGAN KECAMATAN GEDEG
KABUPATEN MOJOKERTO
72.S II 31 2270 28.S II 31 1680
No. PemilikNo. persil
dan Bag. Persil
KELAS Luas (m²) Pajak (Rp.)Des
a Nasional
40 Kasanan 32.S II 31 1880 68.S I 30 1140 2.S II 31 2120 28.S II 31 1680
41 Saipah B. Rasmin 35.S I 30 1860 Puswanto 58.S I 30 1100 71.S II 31 1990 28.S II 31 1680
42 Mustamar 56.S I 30 1800 58.S I 30 1100 71.S II 31 2000 88.S II 31 720 29.S II 31 910
43 Idris 32.S II 31 1890 68.S I 30 1150 2.S II 31 2120 31.S II 31 1710
44 Agus Sukardi 35.S I 30 1860 68.S I 30 1109 2.S II 31 2100 26.S II 31 1680
45 Sumiatun B. Sampini 32.S II 31 1880 58.S I 30 1110 2.S II 31 2120 26.S II 31 1620
46 Muntamah B. Tukah 56.S I 30 1810 H. Arifin 68.S I 30 1140 2.S II 31 2120 26.S II 31 1620
47 Abd. Jamil 57.S I 30 990 86.S II 31 2090 2.S II 31 2120 29.S II 31 920 88.S II 31 730
48 Naning Mulyaningtyas 32.S II 31 1880 58.S I 30 1100 2.S II 31 2120 26.S II 30 1620
49 Kardjiman dan Sampini 4.S II 31 2100
STUDIO PERENCANAAN DESAFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS BRAWIJAYA VI- 29
STUDIO PERENCANAAN DESA 2011DESA GEMBONGAN KECAMATAN GEDEG
KABUPATEN MOJOKERTO
32.S II 31 1890 68.S I 30 1140
No. PemilikNo. persil
dan Bag. Persil
KELAS Luas (m²) Pajak (Rp.)Des
a Nasional
26.S II 31 1630 50 Subekti 4.S II 31 2100 7.S II 31 210 32.S II 31 1880 58.S I 30 1110 31.S II 31 1710
51 Suwarto 3.S II 31 2140 57.S I 30 990 85.S I 30 2360 28.S II 31 1680
52 Wardi 3.S II 31 2140 H. Amrulloh 57.S I 30 990 85.S I 30 2360 28.S II 31 1680
53 Katimah 32.S II 31 1880 Mulyadi 57.S I 30 990 26.S II 31 1620 79.S II 31 2350
54 Sulikhah 56.S I 30 1800 58.S I 30 1110 13.S II 31 710 26.S II 31 1620 79.S II 31 2350
55 Siti Ismini 2.S II 31 2100 56.S I 30 1800 57.S I 30 990 26.S II 31 1620
56 Sulimah/Sulastri 56.S I 30 1800 57.S I 30 1000 71.S II 31 1990 29.S II 31 910 88.S II 31 720
57 Lestari Wijayati 56.S I 30 1800 57.S I 30 990 71.S II 31 1990 29.S II 31 910 88.S II 31 720
58 Paeran 56.S I 30 1800 58.S I 30 1110
STUDIO PERENCANAAN DESAFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS BRAWIJAYA VI- 30
STUDIO PERENCANAAN DESA 2011DESA GEMBONGAN KECAMATAN GEDEG
KABUPATEN MOJOKERTO
71.S II 31 2000 28.S II 31 1680
No. PemilikNo. persil
dan Bag. Persil
KELAS Luas (m²) Pajak (Rp.)Des
a Nasional
59 Ngasinten 56.S I 30 1800 57.S I 30 990 71.S II 31 2000 28.S II 31 1680
60 Bikin 35.S I 30 1860 58.S I 30 1110 72.S II 31 2280 28.S II 31 1680
61 Sumilah 56.S I 30 1800 58.S I 30 1100 72.S II 31 2270 29.S II 31 910 88.S II 31 720
62 Ponirah 58.S I 30 1110 85.S I 30 2360 26.S II 31 1620 78.S II 31 2260
63 Moch. Taukid 57.S I 30 1000 85.S I 30 2360 2.S II 31 2120 31.S II 31 1710
64 Suwarto 3.S II 31 2150 19.S II 31 300 35.S I 30 1870 68.S I 30 1150 26.S II 31 1620
65 Tiah dan Wartiningsih 56.S I 30 1800 57.S I 30 990 71.S II 31 2000 29.S II 31 920 88.S II 31 710
66 Wakidin 32.S II 31 1880 57.S I 30 990 2.S II 31 2120 26.S II 31 1630
67 Sunanti 32.S II 31 1880 57.S I 30 1000 2.S II 31 2100 29.S II 31 910
STUDIO PERENCANAAN DESAFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS BRAWIJAYA VI- 31
STUDIO PERENCANAAN DESA 2011DESA GEMBONGAN KECAMATAN GEDEG
KABUPATEN MOJOKERTO
88.S II 31 720 68 Syahri 2.S II 31 2100
No. PemilikNo. persil
dan Bag. Persil
KELAS Luas (m²) Pajak (Rp.)Des
a Nasional
56.S I 30 1800 58.S I 30 1100 26.S II 31 1620
69 Salamah 32.S II 31 1890 68.S I 30 1140 71.S II 31 2000 29.S II 31 910 88.S II 31 720
70 Suwono 32.S II 31 1880 57.S I 30 990 2.S II 31 2100 26.S II 31 1620
71 Suparnadi 35.S I 30 1860 68.S I 30 1150 26.S II 31 1620 78.S II 31 2250
72 Ir. J. Soebardjo 72.S II 40 1900 Hari Budianto
73 Suda'iyah 57.S I 30 990 86.S II 31 1800 2.S II 31 2100 28.S II 31 1680
74 Mariana 1.S II 41 2300 16.S II 41 1350 77.S II 41 1410
75 Aminah B. Sulikhah 80.S III 1210 76 Awik Tamaroh 1.S II 41 2320 16.S II 41 1340 77.S II 41 1410
77 Adenan dan Anna 1.S II 41 2300 16.S II 41 1350 77.S II 41 1410
78 Kamisan 1.S II 41 2320 16.S II 41 1350 76.S II 41 1360
79 Achmad Khariri 1.S II 41 2320 16.S II 41 1340 76.S II 41 1350 13.S II 41 2940
STUDIO PERENCANAAN DESAFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS BRAWIJAYA VI- 32
STUDIO PERENCANAAN DESA 2011DESA GEMBONGAN KECAMATAN GEDEG
KABUPATEN MOJOKERTO
1.S II 41 2320 16.S II 41 1340
No. PemilikNo. persil
dan Bag. Persil
KELAS Luas (m²) Pajak (Rp.)Des
a Nasional
76.S II 41 1350 80 Djanadi 1.S II 41 2300 16.S II 41 1340 16.S II 41 1350
81 Siti Khalimah 1.S II 41 2320 16.S II 41 1340 16.S II 41 1410
82 Kasiyah 1.S II 41 2320H. Kamijan 16.S II 41 1350
77.S II 41 141083 Achmad Maliki 1.S II 31 2300 16.S II 31 1340 16.S II 31 1350
84 Achmad Syaiful 1.S II 31 310 16.S II 31 1350 16.S II 31 1360
85 Djanadi 1.S II 31 2320 16.S II 31 1340 77.S II 31 1410
86 Tutiy Ismiah 4.S II 31 2100 32.S II 31 1880 58.S I 30 1110 26.S II 31 1620 32.S II 31 1880 57.S I 30 1990 71.S II 31 2000 20.S I 30 1680 32.S II 31 1880 68.S I 30 1150 3.S II 31 2140 35.S I 30 1870 68.S I 30 1140 69.S II 31 2490 26.S II 31 1620 26.S II 31 1620 3.S II 31 2140 32.S II 31 1880 58.S I 30 1110 28.S II 31 1680
STUDIO PERENCANAAN DESAFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS BRAWIJAYA VI- 33
STUDIO PERENCANAAN DESA 2011DESA GEMBONGAN KECAMATAN GEDEG
KABUPATEN MOJOKERTO
32.S II 31 1880 68.S I 30 1140
No. PemilikNo. persil
dan Bag. Persil
KELAS Luas (m²) Pajak (Rp.)Des
a Kota
69.S II 31 2480 28.S II 31 1680 35.S I 30 1860 58.S I 30 1110 69.S II 31 2480 20.S II 31 1680
87 Abd. Rochun 35.S I 30 1860 58.S I 30 1100 72.S II 31 2270 28.S II 31 1680 56.S I 30 1810 57.S I 30 990 71.S II 31 2000 29.S II 31 920 88.S II 31 730
88 Robikah B. Masrukan II 31 2110 II 31 440 II 31 1890 I 30 1150 II 31 1710
89 Sutrisni 32.S II 31 1880 68.S I 30 1140 71.S II 31 2000 29.S II 31 920 88.S II 31 730
90 Chifrun 28.S II 31 1680 91 Karpiah 4.S II 31 2110 8.S II 31 420 32.S II 31 1880 68.S I 30 1140 26.S II 31 1620
92 Kamsari 56.S I 30 1880 58.S I 30 1110 26.S II 31 1620 74.S II 31 2340
93 SriKambiati 32.S II 31 1880 57.S I 30 990 2.S II 31 2190 29.S II 31 920
STUDIO PERENCANAAN DESAFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS BRAWIJAYA VI- 34
STUDIO PERENCANAAN DESA 2011DESA GEMBONGAN KECAMATAN GEDEG
KABUPATEN MOJOKERTO
88.S II 31 730 94 Kandar 3.S II 31 2130
No. PemilikNo. persil
dan Bag. Persil
KELAS Luas (m²) Pajak (Rp.)Des
a Kota 32.S II 31 1880 58.S I 30 1110 31.S II 31 1690
95 Kadar I 32.S II 31 1880 68.S I 30 1140 71.S II 31 2000 29.S II 31 920 88.S II 31 730
96 Katonah 35.S I 30 1860 57.S I 30 1000 71.S II 31 1990 28.S II 31 1680
97 Kasnari 80.S III 32 1750 98 Muarip 35.S I 30 1860 57.S I 30 990 2.S II 31 2120 88.S II 31 720 29.S II 31 920
99 Solikun 83.D II 31 280 100 Muarif 35.S I 30 1860
57.S I 30 990 2.S II 31 2120 88.S II 31 720 29.S II 31 920
101 Kasbin 32.S II 31 1890 68.S I 30 1140 71.S II 31 2000 29.S II 31 910 88.S II 31 720
102 Moch. Ichsan 28.S II 31 1680 103 Marijam 56.S I 30 1810
57.S I 30 1000 71.S II 31 1990 31.S II 31 1710
104 Ponidjam 3.S II 31 2140 57.S I 30 1000 87.S II 31 5740 31.S II 31 1710
105 Endah Emawati 3.S II 31 2150
STUDIO PERENCANAAN DESAFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS BRAWIJAYA VI- 35
STUDIO PERENCANAAN DESA 2011DESA GEMBONGAN KECAMATAN GEDEG
KABUPATEN MOJOKERTO
33.S II 31 2310 57.S I 30 1000
No. PemilikNo. persil
dan Bag. Persil
KELAS Luas (m²) Pajak (Rp.)Des
a Kota 26.S II 31 1620
106 Kuseri 33.S II 31 2310 57.S I 30 990 2.S II 31 2120 31.S II 31 1710
107 Maimunah 13.S II 31 1.540 108 Nuralim 56.S I 30 1800
57.S I 30 1000 71.S II 31 2000 28.S II 31 1680 56.S I 30 1800 68.S I 30 1140 72.S II 31 2270 26.S II 31 1620 35.S I 30 1860 68.S I 30 1140 2.S II 31 2120 31.S II 31 1710
109 Inah 2.S II 31 2120 68.S I 30 1140 86.S II 31 2090 26.S II 31 1620
110 Suwarno 36.S I 30 1860 57.S I 30 1000 71.S II 31 1990 28.S II 31 1680
111 Riadji Kuderi 3.S II 31 2140 56.S I 30 1800 57.S I 30 1000 31.S II 31 1710
112 Suliadi 32.S II 31 1880 57.S I 30 990 71.S II 31 1990 56.S II 31 1620
113 Siti Kumbiati 96.S I 30 1810 57.S I 30 1000 72.S II 31 2270 31.S II 31 1710
114 Supri 3.S II 31 2140
STUDIO PERENCANAAN DESAFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS BRAWIJAYA VI- 36
STUDIO PERENCANAAN DESA 2011DESA GEMBONGAN KECAMATAN GEDEG
KABUPATEN MOJOKERTO
32.S II 31 1880 57.S I 30 1000
No. PemilikNo. persil
dan Bag. Persil
KELAS Luas (m²) Pajak (Rp.)Des
a Nasional 68.S II 31 1680
115 H. Toha 3,S II 31 2140 32,S II 31 1880 68,S I 30 1150 28,S II 31 1680
116 Siti Kasanah 35,S I 30 1860 58,S I 30 1100 2,S II 31 2120 26,S II 31 1620
117 Sumini 35,S I 30 1860 58,S I 30 1110 69,S II 31 2490 28,S II 31 1680 3,S II 31 2140 32,S II 31 1880 57,S I 30 1000 28,S II 31 1690
119 Yasmi 33,S I 31 2300 58,S I 30 1100 31,S II 31 1710 78,S II 31 2250
120 Tumami 4,S II 31 2110 8,S II 31 440 32,S II 31 1890 68,S I 30 1140 26,S II 31 1620
121 Luluk Emawati 35,S I 30 1860 58,S I 30 1110 71,S II 31 1990 29,S II 31 910 88,S II 31 730
122 Suwardi 56,S I 30 1800 58,S I 30 1110 2,S II 31 2120 26,S II 31 1620
123 Rif'ah 56,S I 30 1800 57,S I 30 990 71,S II 31 2000 29,S II 31 910
STUDIO PERENCANAAN DESAFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS BRAWIJAYA VI- 37
STUDIO PERENCANAAN DESA 2011DESA GEMBONGAN KECAMATAN GEDEG
KABUPATEN MOJOKERTO
88,S II 31 720 33,S II 31 2310
No. PemilikNo. persil
dan Bag. Persil
KELAS Luas (m²) Pajak (Rp.)Des
a Nasional 57,S I 30 1000 28,S II 31 1690 71,S II 31 2000
124 Supatma 35,S I 30 1860 57,S I 30 1000 72,S II 31 2280 29,S II 31 910 88,S I 30 720
125 Agus Sugiran 3,S II 31 2140 32,S II 31 1880 58,S I 30 1100 26,S II 31 1620
126 Sukardi 37,S I 30 850 54,S I 30 1800 20 I 30 3400
127 Mulyadi 32,S II 31 1880 57,S I 30 990 26,S II 31 1620
128 SMPN 1 Gedeg 13,S II 31 18960 129 Muslichah H. Munir 58,S I 30 1100
88,S II 31 2090 2,S II 31 2110 31,S II 31 1700
130 Adenan 2,S II 31 1880 58,S I 30 1100 76,S II 31 1350 2,S II 31 2120 26,S II 31 1620
131 Tanah desa atas 2400 nama Kepala Desa 6600 Purwanto 6750 6410 1410 17490
132 Kajati 56,S I 30 1800 58,S I 30 1110 2,S II 31 2120 26,S II 31 1610
133 Musman 4,S II 31 2110
STUDIO PERENCANAAN DESAFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS BRAWIJAYA VI- 38
STUDIO PERENCANAAN DESA 2011DESA GEMBONGAN KECAMATAN GEDEG
KABUPATEN MOJOKERTO
33,S II 31 2300 68,S I 30 1140
No. PemilikNo. persil
dan Bag. Persil
KELAS Luas (m²) Pajak (Rp.)Des
a Nasional 31,S II 31 1710
134 Ngadrinto 68,S I 30 1140 86,S II 31 2090 2,S II 31 2120 26,S II 31 1620
135 Waniati 32,S II 31 1880 57,S I 30 990 71,S II 31 1990 26,S II 31 1620
136 Fatiah 56,S I 30 1800 57,S I 30 990 26,S II 31 1620 79,S II 31 2360
137 Ginten 4,S II 31 2110 8,S II 31 430 68,S I 30 1140 86,S II 31 2080 26,S II 31 1620
138 Gimah 3,S II 31 2140 35,S I 30 1860 57,S I 30 990 26,S II 31 1620 57,S I 30 990 71,S II 31 1990 85,S I 30 2360 29,S II 31 920 88,S II 31 730 32,S II 31 1880 26,S II 31 1620 68,S I 30 1140 69,S II 30 2490
139 Hadi 32,S II 31 1880 58,S I 30 1110 71,S II 31 2000 29,S II 31 910 88,S II 31 730
140 Imam 3,S II 31 2130 32,S II 31 1880 58,S I 30 1110
STUDIO PERENCANAAN DESAFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS BRAWIJAYA VI- 39
STUDIO PERENCANAAN DESA 2011DESA GEMBONGAN KECAMATAN GEDEG
KABUPATEN MOJOKERTO
26,S II 31 1620 141 Isak 32,S II 31 1880
No. PemilikNo. persil
dan Bag. Persil
KELAS Luas (m²) Pajak (Rp.)Des
a Nasional 68,S I 30 1140 72,S II 31 2280 28,S II 31 1680
142 J. Darmadji 33,S I 31 2310 58,S I 30 1100 71,S II 31 1990 28 II 31 1793
143 Jitro 4,S II 31 2100 7,S II 31 210 56,S I 30 1800 57,S I 30 990 26,S II 31 1620
144 Kasdi 57,S I 30 1000 86,S II 31 2090 2,S II 31 2120 31,S II 31 1710
145 Kamisan 33,S II 31 2300 58,S I 30 1110 2,S II 31 2120 29,S II 31 910 88,S II 31 720
Sumber: Surat Tanah Desa GembonganKeterangan: Kelas I (Nasional: kelas 30) Lahan strategis, pembayaran pajak lebih tinggi
Kelas II (Nasional: kelas 31) Lahan tidak strategis, pembayaran pajak lebih rendah
a. Permasalahan data kepemilikan lahan pertanian Desa Gembongan adalah
tidak terorganisirnya data pindah tangan baik itu penjualan lahan pertanian
atau penyewaan lahan. Sehingga nama-nama pemilik lahan pertanian yang
tidak dapat dipastikan. Kepemilikan lahan pertanian Desa Gembongan
secara umum dapat dibagi menjadi lahan pertanian milik warga individu
Desa Gembongan, milik Kepala Desa Gembongan sebagai bayaran atas
jabatannya, dan lahan pertanian sebagai aset seperti milik SMPN 1 Gedeg.
b. Kepemilikan lahan pertanian terbesar adalah perorangan yaitu H. Toha
yang memiliki 19 sawah dengan luas 26.470 m2 atau 2, 65 Ha dan Tutiy
Ismiyah yang memiliki 28 sawah seluas 42.110 m2 atau 4, 21 Ha.
STUDIO PERENCANAAN DESAFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS BRAWIJAYA VI- 40
STUDIO PERENCANAAN DESA 2011DESA GEMBONGAN KECAMATAN GEDEG
KABUPATEN MOJOKERTO
STUDIO PERENCANAAN DESAFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS BRAWIJAYA VI- 41
STUDIO PERENCANAAN DESA 2011DESA GEMBONGAN KECAMATAN GEDEG
KABUPATEN MOJOKERTO
6.3.3.2 Kawasan Terbangun
1. Kawasan Permukiman
A. Pola permukiman
Tabel 6.20 Pola PermukimanNo Jalan Komponen Tipologi Jenis Bangunan Kondisi
1. Jalan Atmoprawiro a. Jalan aspalb. Kanan dan kiri
penerangan jalan.
c. Kanan Dan Kiri tiang telepon dan listrik
Linear ke jalan.Rumah gandeng (semi detached house)
Bangunan rumah permanen.
Merupakan jalan utama di Desa Gembongan, kondisi jalan 100% aspal dan terawat baik. Permukiman yang ada berbentuk linear mengikuti jalan Atmoprawiro, dimana setiap rumah dibatasi Dawasja (Daerah Pengawasan Jalan)
2. Jalan sempadan sungai Dusun Mulyosari
a. Paving blockb. Kanan dan kiri
lampu penerangan jalan
c. Tiang telepon dan tiang listrik
Linear ke sungai.Rumah gandeng (semi detached house)
Permanen Masing-masing rumah memiliki RTH privat, lampu penerangan depan rumah.
3. Jalan sempadan sungai Dusun Gembongan Wetan
4. Jalan Secoprawiro a. Jalan aspalb. Kanan dan Kiri
Penerangan jalan.
c. Kanan dan Kiri tiang telepon dan listrik.
Linear ke jalan.Rumah gandeng (semi detached house)
Bangunan di sekitaran jalan adalah bangunan permanen.ada sarana dan prasarana.ada pula permukiman warga.
Kondisi secara keseluruhan tidak terlalu baik,ada banyak jalan berlubang dan tidak rata.padahal disekitaran permukiman.
5. Jalan Noerhadi. a. Jalan aspalb. Kanan dan Kiri
Penerangan jalan.
c. Kanan dan Kiri tiang telepon dan listrik.
Bangunan di sekitaran jalan adalah bangunan permanen dan ada sarana prasarana dan ada permukiman warga.
Kondisi jalan tidak terlalu baik,walaupun ini adalah jalan menuju sarana pendidikan,tetapi jalan sangat tidak layak pakai.banyak lubang dan krikil di jalan.
6. Jalan Sukarsono a. Jalan aspal Bangunan di sekitar jalan adalah bangunan permanen dan
Kondisi jalan baik,termasuk jalan utama desa,karena
STUDIO PERENCANAAN DESAFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS BRAWIJAYA VI- 42
STUDIO PERENCANAAN DESA 2011DESA GEMBONGAN KECAMATAN GEDEG
KABUPATEN MOJOKERTO
No Jalan Komponen Tipologi Jenis Bangunan Kondisiada sarana prasarana desa dan ada permukimanm warga.
menjembatani antara dua dusun.
7. Jalan Martorejo a. Jalan aspal Bangunan di sekitarn jalan adalah bangunan permanen dan ada sarana prasarana desa dan ada permukiman warga.
Kondisi jalan baik,dan terakses dengan semua jalan di desa.
8. Jalan Garbo a. Jalan aspalb. Kanan dan Kiri
Penerangan jalan.
c. Kanan dan Kiri tiang telepon dan listrik.
Bangunan di sekitarn jalan adalah bangunan permanen dan ada sarana prasarana desa dan ada permukiman warga.
Kondisi jalan baik,tetapi masih ada jalan yang berlubang.jadi mengganggu masyarakat desa.
9. Jalan Sarenga a. Jalan aspalb. Kanan dan Kiri
Penerangan jalan.
c. Kanan dan Kiri tiang telepon dan listrik.
Bangunan di sekitarn jalan adalah bangunan permanen dan ada sarana prasarana desa dan ada permukiman warga.
Kondisi jalan baik ,tetapi masih juga ada lubang di jalan dan jalan jug a tidak rata.
10. Jalan Jaiz a. Jalan aspalb. Kanan dan Kiri
Penerangan jalan.
c. Kanan dan Kiri tiang telepon dan listrik.
Bangunan di sekitarn jalan adalah bangunan permanen dan ada sarana prasarana desa dan ada permukiman warga.
Kondisi jalan baik,sesuai dengan kriteria jalan desa.
11. Jalan Temas a. Jalan aspalb. Kanan dan Kiri
Penerangan jalan.
c. Kanan dan Kiri tiang telepon dan listrik.
Bangunan di sekitarn jalan adalah bangunan permanen dan ada sarana prasarana desa dan
Kondisi jalan baik,ada perbaikan jalan yang tidak di teruskan.
STUDIO PERENCANAAN DESAFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS BRAWIJAYA VI- 43
STUDIO PERENCANAAN DESA 2011DESA GEMBONGAN KECAMATAN GEDEG
KABUPATEN MOJOKERTO
No Jalan Komponen Tipologi Jenis Bangunan Kondisipermukiman warga.
12. Jln. Margitosan a. Jalan aspal Bangunan disekitaran jalan adalah bangunan permanen dan ada sarana prasarana desa dan permukiman warga.
Kondisi jalan baik,meskipun ini bukan jalan utama tetapi jalannya baik.
13. Jalan Sekh Amari a. Jalan aspal Bangunan di sekitaran jalan adalah bangunan permanen.hanya ada permukiman warga saja.
Kondisi jalan baik,meskipun ini bukan jalan utama tetapi jalannya baik.
14. Jln. Margorukun a. Jalan paving Bangunan di jalan sekitaran adalah bangunan permanen,sarana prasarana, dan permukiman warga.
Kondisi yang baik.karena termasuk jalan paving.tetapi jalan termasuk jalan lingkungan.
15. Jalan Drawi a. Jalan pavingb. Kanan dan kiri
tiang telepon dan listrik.
Bangunan disekitaran jalan adalah bangunan permanen dan ada sarana prasarana juga terdapat perumahan warga desa.
Kondisi yang baik.karena termasuk jalan paving.tetapi jalan termasuk jalan lingkungan.
16. Jalan Parjel a. Jalan tanahb. Kanan dan kiri
penerangan jalan
Bangunan adalah bangunan permanen dan ada permukiman warga desa.
Karena jalan ini baru akan dibuat, jadi masih tanah.
Sumber: Survei Primer (2011)
Tabel 6.21 Data Rumah Permanen dan Non Permanen Desa GembonganNo. Dusun Permanen Non Permanen Total1. Mulyosari 107 8 1152. Gembongan Kulon 140 9 1493. Gembongan Wetan 226 30 2564. Gembongan Lor 213 6 219
Total 686 53 739Sumber: Survei Primer (2011)
2. Karakteristik Sarana
A. Sarana pemerintahan dan pelayanan umum
Sarana pemerintahan dan pelayanan umum Desa Gembongan terdiri dari
kantor pemerintah Desa Gembongan, kantor pelayanan pembayaran PLN, dan
STUDIO PERENCANAAN DESAFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS BRAWIJAYA VI- 44
STUDIO PERENCANAAN DESA 2011DESA GEMBONGAN KECAMATAN GEDEG
KABUPATEN MOJOKERTO
sarana keamanan. Sarana pemerintahan ini tidak tersebar merata di seluruh Desa
Gembongan, namun hanya tersebar di 2 dusun.
Tabel 6.22 Sarana Pemerintahan dan Pelayanan UmumNo. Sarana Jumlah Skala
pelayananDusun Kondisi
1. Kantor pemerintah Desa Gembongan
1
Desa Gembongan
Dusun Gembongan Lor
Bangunan permanen dengan luas . . . . yang terletak di Jalan utama desa yaitu Jalan Atmoprawiro. Lokasi kantor pemerintah desa ini strategis karena terletak di jalan utama dan di tengah permukiman sehingga dapat mengontrol kondisi Desa Gembongan
2. Loket pelayanan pembayaran PLN
1 Dusun Gembongan Kulon
Bangunan permanen dengan luas 9 m2
teletak di tengah permukiman warga Gembongan Kulon. Bangunan loket ini merupakan bagian dari rumah warga, bentuk rumah terbuka sehingga memudahkan konsumen untuk melakukan transaksi pembayaran.
3. Pos kamling 1
3
Dusun Mulyosari
RT 09 RW 03Jalan Atmoprawiro
Dusun Mulyosari
Gembongan Kulon
Bangunan permanen dengan luas 9 m2. Kondisi sarana keamanan tidak terawat dengan baik dan sudah tidak berfungsi sebagaimana mestinya.Potensi yang dapat dikembangkan adalah apabila ada perbaikan dan pemanfaatan kembali fungsi pos kamling maka akan menjadi sarana keamanan yang
STUDIO PERENCANAAN DESAFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS BRAWIJAYA VI- 45
STUDIO PERENCANAAN DESA 2011DESA GEMBONGAN KECAMATAN GEDEG
KABUPATEN MOJOKERTO
No. Sarana Jumlah Skala pelayanan
Dusun Kondisi
mampu melayani 2 dusun yaitu Mulyosari dan Gembongan Kulon.
Sumber: Survei Primer (2011)
B. Sarana Pendidikan
Sarana pendidikan di Desa Gembongan terdiri dari TK, SD/MI, SMP, dan
tempat kursus. Sarana pendidikan ini tersebar hampir di setiap dusun.
Tabel 6.23 Sarana PendidikanNo. Sarana Jumlah Skala
pelayanan Dusun Kondisi
1. SMP Negeri 1 Gedeg
1
Kecamatan Gedeg
Dusun Mulyosari
Bangunan permanen dengan luas 5000 m2. Tempat kondusif untuk pembelajaran karena jauh dari jalan raya/sumber kebisingan. Permasalahannya akses jalan menuju sarana tersebut 50% berlubang di beberapa bagian.
2. SD Negeri I GembonganSD Negeri II Gembongan
2
Desa Gembongan
Dusun Mulyosari
Bangunan permanen dengan luas 6000 m2. Terletak di samping lahan pertanian, memiliki lapangan dan tempat parkir seluas 2475 m2. Pada jam-jam istirahat sekolah banyak pedagang kaki lima berjualan memenuhi depan gedung sekolah.
3. TK 1 Dusun Gembongan Kulon
Bangunan permanen dengan luas 400 m2. Tempat kondusif untuk belajar karena berada di tengah permukiman yang sepi. Permasalahannya adalah akses jalan aspal kecil selebar 1,5 meter.
4. Madrasah 1 Desa Dusun Bangunan permanen
STUDIO PERENCANAAN DESAFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS BRAWIJAYA VI- 46
STUDIO PERENCANAAN DESA 2011DESA GEMBONGAN KECAMATAN GEDEG
KABUPATEN MOJOKERTO
No. Sarana Jumlah Skala pelayanan Dusun Kondisi
Ibtidaiyah Miftahul Ulum
Gembongan Gembongan Kulon
dengan luas 324 m2. Tempat kurang kondusif untuk pembelajaran karena berada di samping jalan utama yaitu Jalan Atmoprawiro. Permasalahannya tidak memiliki lahan parkir sehingga menggunakan parkir on street di rumah warga.
5. Kursus bahasa inggris IELS
1 Desa Gembongan
Dusun Gembongan Kulon
Merupakan usaha rumahan. Bangunan permanen dengan luas 20 m2.
Sumber: Survei Primer (2011)
C. Sarana Kesehatan
Sarana kesehatan di desa gembongan terdiri dari RS bersalin,dokter,dan
laboratorium.Sarana ini terdapat di sekitaran permukiman warga.
Tabel 6.24 Sarana KesehatanNo. Sarana Jumlah Skala
pelayanan Dusun Kondisi
1. RS persalinan 1
Kecamatan Gedeg
Dusun Gembongan kulon
Bangunan permanen dengan luas 260 m2. Tempat terletak pada sekitaran jalan utama desa gembongan.karena tempatnya yang strategis,maka pelayanan publiknya juga meluas.
2. Dokter ( praktek dr. Setia budi )
1
Desa Gembongan
Dusun Gembongan kulon
Bangunan permanen dengan luas 20 m2. Terletak di sekitaran jalan utama.cukup untuk melayani ruang lingkup warga desa gembongan.seperti halnya di desa,layanannya tidak sebaik dikota,dan jalanannya pun hanya jalan setapak,tetapi sangat membantu warga desa gembongan.
3. Laboratorium 1 Dusun Bangunan permanen
STUDIO PERENCANAAN DESAFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS BRAWIJAYA VI- 47
STUDIO PERENCANAAN DESA 2011DESA GEMBONGAN KECAMATAN GEDEG
KABUPATEN MOJOKERTO
No. Sarana Jumlah Skala pelayanan Dusun Kondisi
desa gembongan Gembongan Kulon
dengan luas 16 m2. Tempat nya yang bersebelahan dengan praktek dokter,maka laboratorium ini sangat dibutuhkan.yang mana juga berfungsi untuk opotek.hanya saja akses jalannya yang hanya jalan setapak.keadaan fisik yang cukup menunjang dan strategis.
Sumber: Survei Primer (2011)
D. Sarana Peribadatan
Sarana peribadatan di desa gembongan terdiri dari Masjid,langgar,dan
mushollah.sarana ini tersebar keselurih wilayah desa gembongan.
Tabel 6.25 Sarana PeribadatanNo. Sarana Jumlah Skala
pelayananDusun Kondisi
1. Masjid besar Al - falah
1
Desa Gembongan
Dusun Gembongan Kulon
Bangunan permanen dengan luas 810 m2. Tempat kondusif untuk melaksanakan kegiatan beribadah.karena tempat yang sangat terpusat di desa.maka warga sekitar biasa melakukan beribadah di masjid al – falah.
2. Mushollah 2 Desa Gembongan
Dusun Mulyosari dan Dusun Gembongan wetan
Bangunan permanen dengan luas 360 m2.dengan letak yang ada di dua Dusun,maka masyarakat sekitar tidak mengalami kendala berarti dalam beribadah.hanya saja jalan yang banyak berlubang,sehingga sedikit mengganggu perjalanan ke mushollah.
3. Langgar 5 Dusun Gembongan Kulon,Gembongan wetan,dan Dusun
Bangunan permanen dengan luas rata – rata tiap langgar 70 m2.
STUDIO PERENCANAAN DESAFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS BRAWIJAYA VI- 48
STUDIO PERENCANAAN DESA 2011DESA GEMBONGAN KECAMATAN GEDEG
KABUPATEN MOJOKERTO
Mulyosari. Tempat yang menyebar di seluruh desa,sehingga masyarakat mudah menuju tujuan.masalahnya adalah jalan yang tidak memadai,banyak lubang di jalan.sehingga mengganggu perjalanan masyarakat desa.
Sumber: Survei Primer (2011)
E. Sarana Olahraga
Sarana olahraga di desa gembongan terdiri dari Lapangan bola dan
Lapangan voly. Sarana ini terdapat di sudut – sudut desa.
Tabel 6.26 Sarana OlahragaNo. Sarana Jumlah Skala
pelayananDusun Kondisi
1. Lapangan Bola 1
Desa Gembongan
Dusun Mulyosari
Tanah seluas 2475 m2 yang terletak di sudut desa dan berdekatan dengan sekolah dasar,sarana ini tiap hari digunakan warga sekitar.
2. Lapangan voly 1
Desa Gembongan
Dusun Gembongan Wetan
Lapangan olahraga yang luasnya 300 m2. Tetapi sarana ini tidak digunakan lagi. Hanya digunakan untuk bermain anak – anak.karena tidak pernah digunakan,maka lapangan ini sangat tidak terawat.
Sumber: Survei Primer (2011)
F. Sarana Pemakaman
Sarana Pemakaman di Desa Gembongan cukup luas,sehingga memadai
untuk ukuran sekala desa.
Tabel 6.27 Sarana Pemakaman
STUDIO PERENCANAAN DESAFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS BRAWIJAYA VI- 49
STUDIO PERENCANAAN DESA 2011DESA GEMBONGAN KECAMATAN GEDEG
KABUPATEN MOJOKERTO
No. Sarana Jumlah Skala pelayanan
Dusun Kondisi
1. Makam Mulyosari
1
Desa Gembongan
Dusun Mulyosari
Tanah yang luasnya 810 m2 dan terletak disudut desa.sehingga tidak mengganggu masyarakat sekitar.hanya saja kondisinya yang tidak terawat.
2. Makam Desa Gembongan Lor
1
Desa Gembongan
Dusun Gembongan lor
Tanah yang luasnya 4000 m 2 sangat luas dan terawat dengan baik.
Sumber: Survei Primer (2011)
G. Sarana Perdagangan dan Jasa
Sarana Perdagangan dan Jasa di Desa Gembongan terdiri dari Pertokoan dan
Usaha warga. Hampir di seluruh desa tersebar sarana ini.
Tabel 6.28 Sarana Perdagangan dan jasa
No. Sarana Jumlah Skala pelayanan
Dusun Kondisi
1. Toko
Toko
Toko
Toko
5
1
10
5
Dusun MulyosariDusun Gembongan LorDusun Gembongan KulonDusun Gembongan Wetan
Dusun Mulyosari
Dusun Gembongan Lor
Dusun Gembongan Kulon
Dusun Gembongan Wetan
Merupakan usaha rumah yang menyediakan kebutuhan rumah tangga. Bangunan permanen dengan luas 9 m2 - 20 m2.
2. Warung 2 Dusun Gembongan KulonDusun Gembongan Wetan
Dusun Gembongan Kulon
Dusun Gembongan Wetan
Bangunan warung yang non permanen (gerobak) yang berjualan pada malam hari saja
STUDIO PERENCANAAN DESAFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS BRAWIJAYA VI- 50
STUDIO PERENCANAAN DESA 2011DESA GEMBONGAN KECAMATAN GEDEG
KABUPATEN MOJOKERTO
No. Sarana Jumlah Skala pelayanan
Dusun Kondisi
3. Bengkel 1
Desa Gembongan
Dusun Gembongan Lor
Merupakan usaha jasa rumahan, bangunan permanen.
4.Las karbit Dusun Gembongan
WetanMerupakan usaha rumahan. Bangunan permanen dengan luas 49 m2.
5.Fotocopy
1Desa Gembongan
Gembongan KulonMerupakan usaha rumahan. Bangunan permanen dengan luas 9 m2.
6. Koperasi Ar-Rahma
1 Gembongan Kulon Bangunan permanen dengan luas
Sumber: Survei Primer (2011)
G. Sarana Industri
Sarana industri di Desa Gembongan merupakan home industry yang
memproduksi alat rumah tangga. Sarana industri di Desa Gembongan mampu
memasarkan untuk Desa Gembongan sendiri sampai Kota Surabaya.
Tabel 6.29 Sarana IndustriNo. Sarana Jumlah Skala
pelayananDusun Kondisi
1. Home industry alat rumah tangga
1 Desa gembongan dan Kota Surabaya
Dusun Gembongan Kulon
Bangunan Permanen dengan luas 810 m2 . Akses jalan menuju sarana ini 30% berlubang. Industri ini tidak memiliki proses produksi yang rumit sehingga tidak menimbulkan limbah atau dampak lingkungan, kebisingan yang mengganggu kawasan permukiman.
Sumber: Survei Primer (2011)
3. Karakteristik Prasarana
STUDIO PERENCANAAN DESAFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS BRAWIJAYA VI- 51
STUDIO PERENCANAAN DESA 2011DESA GEMBONGAN KECAMATAN GEDEG
KABUPATEN MOJOKERTO
A. Jaringan Jalan
Jaringan jalan di desa Gembongan sangat padu dan mudah diakses oleh
warga desa, di karenakan adanya jalan utama yang membentang ditengah
desa Gembongan.
Tabel 6.30 Jaringan JalanNo. Nama Jalan Klasifikasi Fungsi Kondisi1. Jalan masuk Dusun
Gembongan Kulon
Jalan lingkungan
Sebagai jalan akses masuk Gembongan Kulon
Paving block sepanjang 600 meter dengan lebar 2 meter, terawat dengan baik
2. Jalan Sukarsono Sebagai akses jalan RT 09 RW 03 Dusun Gembongan Kulon
Aspal sepanjang 625 meter dengan lebar 2,8 meter, 30% jalan berlubang.
3. Jalan Margitosan Sebagai akses jalan RT 09 RW 03 dan penghubung ke Jalan Noerhadi
Aspal sepanjang 450 meter dengan lebar 2,8 meter, 50% berlubang.
4. Jalan Margorukun Sebagai akses jalan RT 12 RW 04
Aspal sepanjang 325 meter dengan lebar 1,5 meter, kondisi jalan terawat baik.
5. Jalan Sekh Amari Sebagai akses jalan RT 08 RW 03
Aspal sepanjang 600 meter dengan lebar 3,5 meter, 20% berlubang.
6. Jalan Noerhadi Merupakan jalan penghubung dan perbatasan Dusun Mulyosari dengan Dusun Gembongan Kulon
Aspal sepanjang 450 meter dengan lebar 3,5 meter, kondisi jalan 20% berlubang.
7. Jalan Atmoprawiro Jalan lokal sekunder
Jalan utama Desa GembonganJalan pintas menuju Kota Lamongan
Aspal sepanjang 2,2 Km terawat dengan baik.
8. Jalan Secoprawiro Jalan lingkungan Jalan RT 03 RW 01 Aspal sepanjang 150 meter dengan lebar 3 meter. Kondisi jalan 10% berlubang
9. Jalan Parjel Jalan RT 20 RW 06 Jalan tanah sepanjang 350 meter dengan lebar 2 meter.
STUDIO PERENCANAAN DESAFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS BRAWIJAYA VI- 52
STUDIO PERENCANAAN DESA 2011DESA GEMBONGAN KECAMATAN GEDEG
KABUPATEN MOJOKERTO
No. Nama Jalan Klasifikasi Fungsi KondisiKondisi jalan terawat baik.
10. Jalan Martorejo Jalan RT 14 RW 05 Aspal sepanjang 350 meter dengan lebar 3 meter. Kondisi jalan terawat baik.
11. Jalan Garbo
Jalan lingkungan
Jalan RT 28 RW 07 Aspal sepanjang 700 meter dengan lebar 3 meter. Kondisi jalan terawat baik.
12. Jalan Sarenga Jalan RT 35 RW 08 Aspal sepanjang 500 meter dengan lebar 2,5 meter. Kondisi jalan baik
13 Jalan Jaiz Jalan RT 35 RW 08 Paving block sepanjang 500 meter dengan lebar 2 meter. Kondisi jalan terawat baik
14. Jalan Temas Jalan RT 34 RW 08 Aspal sepanjang 250 meter dengan lebar 2 meter, kondisi jalan 30% berlubang
15. Jalan Drawi Jalan RT 33 RW 08 Aspal sepanjang 75 meter dengan lebar 2 meter. Kondisi jalan 10% berlubang.
Sumber: Survei Primer (2011)
B. Jaringan Air
Jaringan Air di desa Gembongan sistemnya termasuk sangat padu ,
jaringannya yang meluas dapat membantu masyarakat sekitar desa
gembongan.
Tabel 6.31 Jaringan AirNo. Prasarana Skala pelayanan Dusun Kondisi1. Tandon Hanya digunakan oleh
dusun LorDusun lor Kondisi yang baik dan
jaringan yang cukup baik,hal itu dikarenakan baru di bangun tahun 2007.
Sumber: Survei Primer (2011)
STUDIO PERENCANAAN DESAFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS BRAWIJAYA VI- 53
STUDIO PERENCANAAN DESA 2011DESA GEMBONGAN KECAMATAN GEDEG
KABUPATEN MOJOKERTO
C. Jaringan Drainase
Jaringan Drainase yang Terdapat di desa Gembongan baik dan sistemnya
yang teratur. Sehingga tidak adanya masalah penguapan air.
Tabel 6.32 Jaringan Drainase
No. Prasarana Skala Pelayanan Dusun Kondisi1. Selokan Sekunder Desa Gembongan Dusun Mulyosari,
Gembongan Wetan, Gembongan Kulon,dan Gembongan Lor.
Kondisinya yang baik dan sangat terawat yang berada di sekitaran jalan Atmo Prawiro,karena bantarannya yang menggunakan semen dan kokoh.sangat baiknya strukturnya,maka tidak terdapat masalah yang berarti
2. Selokan Lingkungan Desa gembongan Dusun Mulyosari, Gembongan Wetan, Gembongan Kulon,dan Gembongan Lor.
Kondisi yang memadai dan rapih,teapi tidak terlalu merata di semua desa.ada selokan yang tidak terpakai karena adanya sumbatan.
Sumber: Survei Primer (2011)
D. Jaringan Listrik
Jaringan listrik di desa Gembongan sistemnya berjalan dengan baik,
karena hampir di setiap desa terdapat jaringan listrik depan rumah.
Tabel 6.33 Jaringan ListrikNo. Prasarana Jumlah Skala Pelayanan Dusun Kondisi
1. Tiang Listrik 120 Desa Gembongan Dusun Mulyosari, Gembongan wetan, Gembongan kulon, dan Gembongan Lor.
Jaringan Listrik yang di mana terdapat di setiap rumah , dan jaringannya pun sangat teratur dan sistemnyapun juga tertata rapi secara output kabel. dan tidak pernah adanya kendala atau masalah padam listrik.
Sumber: Survei Primer (2011)
E. Sanitasi dan Sampah
Sanitasi dan Sampah di desa Gembongan sangat baik, tetapi tidak pada
sampahnya yang tidak ada di setiap rumah.hanya ada di tempat – tempat
tertentu saja.sehingga masyarakat sulit untuk menggunakanya.
Tabel 6.34 Sanitasi dan Sampah
STUDIO PERENCANAAN DESAFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS BRAWIJAYA VI- 54
STUDIO PERENCANAAN DESA 2011DESA GEMBONGAN KECAMATAN GEDEG
KABUPATEN MOJOKERTO
No. Prasarana Jumlah Skala Pelayanan Dusun Kondisi1. Tempat Sampah Desa Gembongan Dusun Mulyosari,
Gembongan wetan, Gembongan kulon,dan Gembongan Lor.
Sanitasi dan Sampah yang tersebar di sekitaran desa Gembongan cukup untuk sekala desa,tetapi seharusnya harus ada di setiap rumah waraga desa.
Sumber: Survei Primer (2011)
F. Jaringan komunikasi
Jaringan komunikasi di desa Gembongan yang sistemnya berjalan
dengan baik, karena jaringannya cukup meluas dan di gunakan
masyarakat desa gembongan.
Tabel 6.35 Jaringan KomunikasiNo. Prasarana Jumlah Skala
PelayananDusun Kondisi
1. Tiang Telepon 120 Desa Gembongan
Dusun Mulyosari,Gembongan wetan,Gembongan kulon, dan Gembongan Lor.
Jaringan telepon yang di mana terdapat di setiap rumah , dan jaringannya pun sangat teratur dan sistemnyapun juga tertata rapi secara output kabel.
Sumber: Survei Primer (2011)
G. Irigasi
Irigasi di desa Gembongan sangat teratur dan membantu pengairan
persawahan dan ladang di desa gembongan. Permasalahan yang kerap
ditemukan adalah ketika sumber irigasi Desa Gembongan yaitu DAM
Menturus bocor, sehingga menghambat pengairan ke sawah.
Tabel 6.36 IrigasiNo. Prasarana Jumlah Skala
PelayananDusun Kondisi
1. Selokan Irigasi - Desa Gembongan
Dusun Mulyosari,Gembongan wetan, dan Gembongan Kulon
Selokan Irigasi yang terdapat pada setiap sepanjang pinggiran persawahan dan ladang yang terdapat di desa gembongan.
Sumber: Survei Primer (2011)
6.3.3.3 Tak Terbangun
1. Perkebunan
STUDIO PERENCANAAN DESAFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS BRAWIJAYA VI- 55
STUDIO PERENCANAAN DESA 2011DESA GEMBONGAN KECAMATAN GEDEG
KABUPATEN MOJOKERTO
Jenis tanaman yang pada umumnya ada di Desa Gembongan
merupakan Tebu, Jagung, dan Padi. Dari ketiga tanaman yang ada pada
sistem pertaniannya, ketiga tanaman tersebut memiliki masa tanam dan
panen yang berbeda sesuai dengan musim dan cuaca yang ada. Pada
kalender musim desa Gembongan, bulan Juni-Oktober merupakan musim
hujan, seedangkan bulan November-Maret merupakan musim kemarau,
dan bulan April-Mei merupakan musim pancaroba.Pada tanaman tebu,
musim panen terjadi pada bulan Juni saat musim kemarau.
a. Perkebunan Tebu
Tanaman tebu merupakan tanaman yang hanya dipanen setahun
sekali. Selanjutnya masa perawatan terjadi pada bulan Mei-Juni, dimana
pada bulan tersebut terjadi musim pancaroba. Untuk masa panennya, tebu
dipanen setiap bulan Juni, dimana masa panennya hanya setahun sekali.
Setelah masa panen tebu habis, maka lahan kosong yang ada akan digarap
kembali dan ditanami bibit untuk selanjutnya perawatan bibit. Tebu
merupakan satu-satunya hasil tanaman perkebunan yang hasil produksinya
langsung didistribusi dan diangkut ke Pabrik Gula dekat desa untuk diolah
menjadi gula pasir. Hal tersebut yang membuat para petani cenderung
untuk menanan tebu, selain keuntungan yang lebih besar, juga
distribusinya yang mudah dijangkau.
b. Perkebunan Jagung
Selain tebu, tanaman jagung juga termasuk tanaman yang cukup
menjadi prospek bagi para petani desa Gembongan. Jagung merupakan
jenis tanaman yang ditanam disaat musim kemarau dan dipanen setiap tiga
bulan setelah proses penanaman. Dalam pertaniannya sendiri, tanaman
jagung sering mengalami masalah, yaitu hama yang mengganggu tanaman
tersebut.
2. Sawah
6.3.4 Karakteristik Sosial Ekonomi
A. Kajian Mata Pencaharian
1. Struktur Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian
STUDIO PERENCANAAN DESAFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS BRAWIJAYA VI- 56
STUDIO PERENCANAAN DESA 2011DESA GEMBONGAN KECAMATAN GEDEG
KABUPATEN MOJOKERTO
Penduduk Desa Gembongan memiliki berbagai jenis mata
pencaharian. Mata pencaharian yang menjadi mayoritas di Desa
Gembongan adalah dari bidang pertanian. Berikut merupakan tabel jumlah
penduduk Desa Gembongan berdasarkan jenis mata pencaharian.
Tabel 6.37 Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian Tahun 2010
No Jenis Pekerjaan Jumlah (jiwa)1. Petani 2232. Buruh tani 673. Pensiunan 374. PNS 895. Karyawan Swasta 2616. Wiraswasta 697. Lain-lain 382
Jumlah 1128Sumber : Monografi Desa Gembongan 2010
20%
6%
3%
8%23%
6%
34%
Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian Tahun 2010
Petani Buruh Tani PensiunanPNS Karyawan Swasta WiraswastaLain-lain
Gambar 6.15 Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata PencaharianSumber : Data Kependudukan Desa Gembongan 2011
Pada tabel komposisi jumlah penduduk berdasarkan mata pencaharian,
terdapat 6 mata pencaharian yang menjadi sumber penghasilan penduduk Desa
Gembongan. Enam mata pencaharian tersebut ialah petani, buruh tani, pensiunan,
PNS, karyawan swasta dan wiraswasta.
Sektor yang menjadi mayoritas mata pencaharian penduduk Desa
Gembongan adalah sektor pertanian dengan jumlah penduduk sebesar 290 jiwa.
Mata pencaharian yang ada di sektor pertanian antara lain petani dan buruh tani.
Sebanyak 223 jiwa penduduk Desa Gembongan bekerja sebagai petani dan 67
jiwa bermata pencaharian sebagai buruh tani. Mata pencaharian lain yang banyak
digeluti oleh penduduk Desa Gembongan adalah sebagai karyawan swasta.
Sebagian besar penduduk Desa Gembongan berprofesi sebagai karyawan di
STUDIO PERENCANAAN DESAFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS BRAWIJAYA VI- 57
STUDIO PERENCANAAN DESA 2011DESA GEMBONGAN KECAMATAN GEDEG
KABUPATEN MOJOKERTO
Pabrik Gula Gempol Kerep. Mata pencaharian penduduk Desa Gembongan tidak
semuanya menjadi mata pencaharian unggulan. Berikut ini merupakan tabel mata
pencaharian unggulan di Desa Gembongan.
Tabel 6.38 Tabel Kajian Mata Pencaharian Desa Gembongan
No Sumber Daya
Tenaga Kerja Pemasaran
Bahan Baku / Hasil
Bagaimana memulai MasalahL
(%)P
(%)1. Padi 55 45 Tidak sulit,
diambil oleh tengkulak langsung di rumah petani
Hasil baik, harga bibit padi Rp8.300/kg
Pengetahuan sendiri
Terhambatnya irigasi sehingga terjadi kekeringan pada sawah yang mengakibatkan gagal panen
2. Jagung 42 58 Tidak sulit, karena ada perjanjian sebelumnya dengan sebuah pabrik jagung yang akan membeli jagung tanaman petani
Dipasarkan melalui tengkulak
Bibit jagung dengan harga Rp1400-Rp2760/kg
Pengetahuan sendiri
Adanya hama tanaman ketika jagungberumur kira-kira 10 hari
3. Tebu 62,5 27,5 Tidak sulit, karena langsung dijual ke PG Gempok Kerep seharga
Bibit tebu didapat dari petani lain seharga Rp60.000/kw
Untuk bibit yang paling baik dibeli di pabrik gula dengan harga Rp70.000/kw
Arahan dari pabrik gula
Pembelian pupuk yang mengharuskan memakai kartu anggota sehingga pupuk kandang sulit diperoleh
4. Peternakan 100 0 Tidak sulit, karena langsung didatangi oleh pembeli
Peternak membeli kambing yang masih mengandung
Pengetahuan sendiri
Ketika musim tanam, peternak kesulitan dalam
STUDIO PERENCANAAN DESAFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS BRAWIJAYA VI- 58
STUDIO PERENCANAAN DESA 2011DESA GEMBONGAN KECAMATAN GEDEG
KABUPATEN MOJOKERTO
No Sumber Daya
Tenaga Kerja Pemasaran
Bahan Baku / Hasil
Bagaimana memulai MasalahL
(%)P
(%)mencari rumput
5. Industri 20 80 Tidak sulit, karena langsung dikirim ke Surabaya untuk didistribusikan ke konsumen
Besi, karet, plastik dan stainless dari pabrik lain
Pengetahuan sendiri
Modal usaha yang dimiliki kurang
6. Pertukangan
100 0 Tidak sulit, karena langsung didatangi oleh konsumen
Bahan bakunya mudah didapatkan seperti angin, besi dan karbit
Pengetahuan sendiri
Modal usaha yang kurang
7. Rental Mobil
100 0 Tidak sulit, karena konsumen langsung mendatangi travel
Mobil dan pengendara
Pengetahuan sendiri
Modal usaha yang kurang
8. Pedagang 50 50 Tidak sulit, karena konsumen langsung mendatangi toko/ warung
Minuman dan makanan
Penegatahuan sendiri
Modal usaha yang kurang
Sumber : Hasil Survei Primer (2011)
2. Diagram Aktifitas
Diagram aktifitas pada Desa Gembongan Peternak lele, ABRI,
Peternak Sapi, Pegawai Pabrik, Jasa, Tukang, Pedagang Kaki Lima, Petani
Jagung, PNS, Peternak Kambing, Pengusaha, Petani, Pdeagang dan
Penjual Es
a. Peternak lele
1) Ayah
Ayah bangun dari tidur pada pukul 05.00 WIB. Setelah bangun tidur
ayah membantu ibu memasak sebentar hingga pukul 06.00 WIB dan
dilanjutkan memberi makan pada lele. Pada pukul 07.00 WIB ayah
sarapan pagi kemudian istirahat. Pada pukul 11.00 WIB ayah
memberi makan lele sebentar dan dilanjutkan istirahat kembali. Pada
STUDIO PERENCANAAN DESAFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS BRAWIJAYA VI- 59
STUDIO PERENCANAAN DESA 2011DESA GEMBONGAN KECAMATAN GEDEG
KABUPATEN MOJOKERTO
pukul 16.00 WIB ayah makan sore kemudian istirahat. Ayah tidur
malan di pukul 21.00 WIB.
2) Ibu
Ibu bangun tidur di pagi hari ketika pukul 05.00 WIB. Setelah
bangun tidur ibu memasak untuk dimakan bersama ayah ketika
sarapan pagi pada pukul 07.00 WIB. Setelah istirahat ibu memasak
pada pukul 12.00 WIB dilanjutkan makan sore hingga pukul 17.00
WIB. Ibu tidur pada pukul 21.00 WIB.
Gambar 6.16 Diagram Aktivitas Peternak LeleSumber: Hasil Survei Primer (2011)
b. ABRI
a. Ayah
Ayah bangun pada pukul 05.00 WIB. Setelah bangun ayah langusng
sholat dan makan sarapan. Pada pukul 06.00 WIB ayah berangkat kerja
dan pulang pada pukul 15.00 WIB. Setelah itu ayah beternak hingga
pukul 18.00 WIB. Setelah itu ayah melakukan kegiatan di rumah hingga
pukul 22.00 WIB.
b. Ibu
STUDIO PERENCANAAN DESAFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS BRAWIJAYA VI- 60
STUDIO PERENCANAAN DESA 2011DESA GEMBONGAN KECAMATAN GEDEG
KABUPATEN MOJOKERTO
Ibu bangun tidur di pukul 04.00 WIB dan langsung masak hingga pukul
05.00 WIB. Setelah itu ibu membersihkan rumah dan dilanjutkan
mengawasi anak-anak ke sekolah hingga pukul 12.00 WIB. Setelah itu
ibu tidur siang hingga pukul 15.00 WIB. Ibu melakukan kegiatan di
dalam rumah hingga pukul 22.00 WIB dan dilanjutkan tidur malam.
c. Anak
Pada pukul 05.00 WIB anak bangun langsung sholat dan makan. Pukul
06.00 WIB anak berangkat sekolah hingga pukul 14.00 WIB. Setelah itu
mereka melakukan kegiatan di rumah hingga pukul 17.00 WIB. Anak
belajar pada pukul 17.00 WIB hingga pukul 20.00 WIB dan langsung
tidur malam.
Gambar 6.17 Diagram Aktivitas ABRISumber: Hasil Survei Primer 2011
c. Peternak Sapi
1) Ayah
Ayah bangun pada pukul 05.00 WIB dan dilanjutkan dengan aktivitas
pagi. Pada pukul 07.00 WIB ayah memasukkan sapi ke kandang dan
memberi makan pada sapi hingga pukul 11.00 WIB. Ayah memandikan
sapi hingga pukul 12.00 WIB, setelah itu makan siang dan dilanjutkan
istirahat. Ayah mandi pada pukul 15.00 WIB dan mengambil rumput di
STUDIO PERENCANAAN DESAFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS BRAWIJAYA VI- 61
STUDIO PERENCANAAN DESA 2011DESA GEMBONGAN KECAMATAN GEDEG
KABUPATEN MOJOKERTO
pukul 16.00 WIB. Ayah mengurus sapi hingga pukul 20.00 WIB. Ayah
makan malam dan setelah itu tidur malam pada pukul 21.00 WIB.
2) Ibu
Ibu bangun pada pukul 05.00 WIB dan dilanjutkan melakukan aktivitas
pagi. Ibu melakukan aktivitas sebagai ibu rumah tangga pada pukul 06.00
WIB hingga pukul 12.00 WIB. Setelah itu ibu makan siang dan istirahat
hingga pukul 15.00 WIB. Ibu mandi sore hingga pukul 16.00 WIB setelah
itu ibu mengerjakan perkerjaan rumah tangga hingga pukul 20.00 WIB.
Sebelum tidur malam ibu makan malam pada pukul 20.00 WIB dan tidur
malam pada pukul 21.00 WIB.
3) Anak
Anak bangun pada pukul 05.00 WIB dan melakukan persiapan untuk
berangkat sekolah hingga pukul 07.00 WIB. Anak pulang sekolah pada
pukul 14.00 WIB kemudian makan dan istirahat hingga pukul 15.30 WIB.
Anak mengambil rumput hingga pukul 17.00 WIB. Setelah itu anak
mandi dan belajar hingga pukul 20.00 WIB. Sebelum tidur malam anak
makan bersama keluarga hingga pukul 21.00 WIB.
Gambar 6.18 Diagram Aktivitas Peternak SapiSumber: Hasil Survei Primer 2011
d. Pegawai pabrik
STUDIO PERENCANAAN DESAFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS BRAWIJAYA VI- 62
STUDIO PERENCANAAN DESA 2011DESA GEMBONGAN KECAMATAN GEDEG
KABUPATEN MOJOKERTO
1) Ayah
Pada pukul 05.00 WIB langsung melakukan persiapan untuk kerja. Pada
pukul 06.00 WIB ayah berangkat bekerja hingga pukul 14.00 WIB.
Setelah sampai di rumah ayah tidur siang hingga pukul 16.00 WIB dan
bersantai dan melakukan aktivitas di dalam rumah hingga pukul 21.00
WIB.
2) Ibu
Ibu bangun tidur pukul 05.00 WIB untuk memasak di pagi hari. Setelah
itu ibu membersihkan rumah higga pukul 08.00 WIB. Pukul 08.00 WIB
ibu memasak hingga pukul 11.00 WIB dan setelah itu ibu melakukan
aktivitas sehari-hari. Pada pukul 12.00 WIB ibu tidur siang hingga pukul
15.00 WIB. Kemudian ibu bersih-bersih rumah hingga pukul 16.00 WIB
dan bersantai hingga pukul 21.00 WIB.
3) Anak
Anak bangun tidur pagi di pukul 06.00 WIB. Setelah itu anak bermain
hingga pukul 12.00 WIB dan melakukan tidur siang hingga pukul 15.00
WIB. Kemudian anak bersantai hingga pukul 20.00 WIB.
Gambar 6.19 Diagram Aktivitas Pegawai PabrikSumber: Hasil Survei Primer 2011
e. Jasa
STUDIO PERENCANAAN DESAFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS BRAWIJAYA VI- 63
STUDIO PERENCANAAN DESA 2011DESA GEMBONGAN KECAMATAN GEDEG
KABUPATEN MOJOKERTO
1) Ayah
Ayah bangun pada pukul 04.00 WIB untuk sholat. Pada pukul 06.00 WIB
ayah mencuci mobil dan sarapan di pagi hari hingga pukul 08.00 WIB.
Ayah bekerja hingga pukul 12.00 WIB setelah itu melakukan istirahat
sejenak. Kemudian ayah kembali bekerja kembali hingga pukul 16.00
WIB. Ayah sholat dan istirahat hingga pukul 19.00 WIB dan kembali
bekerja hingga pukul 23.00 WIB.
2) Ibu
Ibu bangun tidur pada pukul 04.00 WIB untuk melakukan sholat. Pada
pukul 06.00 WIB ibu memasak untuk sarapan bersama keluarga pada
pukul 07.00 WIB. Kemudian ibu bekerja hingga pukul 12.00 WIB dan
istirahat hingga pukul 13.00 WIB. Setelah itu ibu kembali bekerja hingga
pukul 16.00 WIB. Ibu beristirahat hingga pukul 19.00 WIB dan menonton
TV hingga pukul 22.00 WIB.
3) Anak
Anak bangun tidur di pukul 04.30 WIB. Setelah sholat anak makan
bersama keluarga pada pukul 07.00 WIB dan dilanjutkan untuk berangkat
ke sekolah hingga pukul 12.00 WIB untuk beristirahat. Setelah itu anak
kembali lagi sekolah hingga pukul 15.00 WIB. Anak istirahat dan
menonton TV hingga pukul 21.00 WIB.
STUDIO PERENCANAAN DESAFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS BRAWIJAYA VI- 64
STUDIO PERENCANAAN DESA 2011DESA GEMBONGAN KECAMATAN GEDEG
KABUPATEN MOJOKERTO
Gambar 6. 17 Diagram Aktivitas JasaSumber: Hasil Survei Primer (2011)
f. Tukang
1) Ayah
Ayah bangun tidur pagi pada pukul 05.00 WIB, setelah itu olahraga
bersepeda hingga pukul 08.00 WIB. Ayah bersarapan pagi hingga pukul
09.00 WIB dan langsung berangkat untuk bekerja. Pukul 11.30 WIB ayah
pulang dari kerja untuk istirahat sejenak hingga pukul 13.00 WIB dan
kembali bekerja hingga pukul 17.00 WIB. Setelah pulang bekerja ayah
membersihkan rumah hingga pukul 18.00 WIB dan bersantai di rumah
hingga pukul 22.00 WIB.
2) Ibu
Ibu bangun tidur pada pukul 05.00 WIB untuk memasak hingga pukul
08.00 WIB. Setelah sarapan pagi hingga pukul 10.00 WIB ibu
membersihkan rumah. Ibu bersantai sejenak hingga pukul 12.00 WIB. Ibu
tidur siang hingga pukul 15.00 WIB kemudian memasak hingga pukul
16.00 WIB. Setelah itu ibu bersantai dan tidur pada pukul 22.00 WIB.
3) Anak
STUDIO PERENCANAAN DESAFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS BRAWIJAYA VI- 65
STUDIO PERENCANAAN DESA 2011DESA GEMBONGAN KECAMATAN GEDEG
KABUPATEN MOJOKERTO
Anak bangun pada pukul 08.00 WIB untuk sarapan setelah itu beristirahat
hingga pukul 13.00 WIB. Anak bekerja hingga pukul 17.00 WIB
kemudian bersantai hingga pukul 23.00 WIB.
Gambar 6. 18 Diagram Aktivitas Tukang
Sumber: Hasil Survei Primer 2011
g. Pedagang kaki lima
1) Ayah
Ayah bangun ketika pukul 16.00 WIB. Kemudian ayah berbelanja hingga
pukul 08.00 WIB. Setelah itu ayah bersantai untuk menjaga rumah hingga
pukul 12.00 WIB. Kemudian ayah tidur siang hingga pukul 15.00 WIB.
Ayah mempersiapkan pekerjaannya hingga pukul 16.00 WIB dan bekerja
hingga pukul 02.00 WIB. Ayah bersih-bersih hingga pukul 03.00 WIB
kemudian tidur malam.
2) Ibu
Ibu bangun pada pukul 06.00 WIB untuk memasak. Pada pukul 07.00
WIB ibu membersihkan rumah hingga pukul 09.00 WIB dan kemudian
memasak hingga pukul 10.00 WIB. Ibu membersihkan rumah hingga
pukul 11.00 WIB kemudian tidur siang hingga pukul 16.00 WIB. Ibu
bekerja hingga pukul 00.00 WIB dan pulang untuk tidur.
3) Anak
STUDIO PERENCANAAN DESAFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS BRAWIJAYA VI- 66
STUDIO PERENCANAAN DESA 2011DESA GEMBONGAN KECAMATAN GEDEG
KABUPATEN MOJOKERTO
Pada pukul 06.00 Wib anak bangun untuk sekolah hingga pukul 09.00
WIB. Kemudian anak bermain hingga pukul 14.00 WIB dan tidur siang
hingga pukul 17.00 WIB. Kemudian anak bermain hingga pukul 21.00
WIB dan kemudian tidur malam.
Gambar 6. 19 Diagram Aktivitas Pedagang Kaki LimaSumber: Hasil Survei Primer 2011
h. Petani jagung
a. Ayah
Ayah bangun pada pukul 04.00 WIB dan berangkat ke sawah pada pukul
07.00 WIB. Pada pukul 11.00 WIB ayah beristirahat hingga pukul 12.00
WIB dan kembali ke sawah hingga pukul 15.00 WIB. Keemudian ayah
mandi hingga pukul 17.00 WIB dan bersantai hingga pukul 20.00 WIB.
b. Ibu
Ibu bangun pada pukul 04.00 WIB dan memasak pada pukul 06.00 WIB
hingga pukul 07.00 WIB. Kemudian ibu mandi hingga pukul 08.00 WIB.
Kemudian ibu menjaga dan membersihkan rumah hingga pukul 17.00
WIBkemudian bersantai hingga pukul 20.00 WIB.
c. Anak
Anak bangun pada pukul 04.00 WIB kemudian pergi ke sawah pada
pukul 07.00 WIB. Pada pukul 11.00 WIB anak beristirahat hingga pukul
STUDIO PERENCANAAN DESAFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS BRAWIJAYA VI- 67
STUDIO PERENCANAAN DESA 2011DESA GEMBONGAN KECAMATAN GEDEG
KABUPATEN MOJOKERTO
12.00 WIB dan kembali lagi ke sawah hingga pukul 15.30 WIB.
Kemudian mandi dan bersantai hingga pukul 20.00 WIB.
Gambar 6. 20 Diagram Aktivitas Petani JagungSumber: Hasil Survei Primer 2011
i. PNS
1) Ayah
Ayah bangun pada pukul 04.30 WIB untuk sholat dan melakukan
persiapan bekerja hingga pukul 07.00 WIB. Ayah bekerja di Kecamatan
hingga pukul 09.00 WIB dan kemudian bekerja di balai desa hingga pukul
13.00 WIB. Ayah melakukan istirahat, sholat dan makan hingga pukul
14.00 WIB dan kemudian tidur siang hingga pukul 16.00 WIB. Kemudian
ayah sholat dan bersantai hingga pukul 24.00 WIB dan kemudian tidur
malam.
2) Ibu
Ibu bangun pada pukl 04.00 WIB untuk memasak hingga pukul 06.00
WIB. Kemudian membersihkan rumah hingga pukul 07.00 WIB dan
menjaga toko hingga pukul 13.00 WIB. Ibu tidur siang hingga pukul
15.30 WIB dan kembali menjaga toko hingga pukul 22.00 WIB.
3) Anak
STUDIO PERENCANAAN DESAFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS BRAWIJAYA VI- 68
STUDIO PERENCANAAN DESA 2011DESA GEMBONGAN KECAMATAN GEDEG
KABUPATEN MOJOKERTO
Anak bangun pukul 04.00 WIBuntuk persiapan kerja dan berangkat kerja
hingga pukul 17.00 WIB. Jika bekerja lembur anak pulang pada pukul
20.00 WIB hingga pukul 22.00 WIB.
Gambar 6.21 Diagram Aktivitas PNSSumber: Hasil Survei Primer 2011
j. Peternak kambing
1) Ayah
Ayah bangun pada pukul 04.30 WIB kemudian membersihkan rumahnya
hingga pukul 06.00 WIB. Kemudian ayah membersihkan kandang hingga
pukul 07.00 WIB kemudian bekerja hingga pukul 11.00 WIB dan
beristirahat hingga pukul 13.00 WIB. Ayah kembali bekerja hingga pukul
17.00 WIB kemudian bersantai hingga pukul 21.00 WIB.
2) Ibu
Ibu bangun pada pukul 03.00 WIB Kemudian memasak hingga pukul
06.00 WIB. Ibu mencuci hingga pukul 07.00 WIB kemudian bersantai
hingga pukul 10.00 WIB. Ibu bekerja membuat jamu hingga pukul 13.00
WIB kemudian tidur siang hingga pukul 16.00 WIB kemudian bersantai
hingga pukul 18.00 WIB. Ibu melanjutkan pekerjaannya membungkus
jamu hingga pukul 20.00 WIB.
3) Anak
STUDIO PERENCANAAN DESAFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS BRAWIJAYA VI- 69
STUDIO PERENCANAAN DESA 2011DESA GEMBONGAN KECAMATAN GEDEG
KABUPATEN MOJOKERTO
Anak bangun pada pukul 05.00 WIB kemudian belajar hingga pukul
07.00 WIB. Anak mencuci dan bersantai hingga pukul 10.00 WIB
kemudian tidur siang hingga pukul 11.00 WIB. Anak mempersiapkan
sekolah hingga pukul 12.00 WIB kemudian sekolah hingga oukul 17.00
WIB. Anak mengaji hingga pukul 19.00 WIB lalu bersantai hingga pukul
21.00 WIB.
Gambar 6.22 Diagram Aktivitas Peternak KembingSumber: Hasil Survei Primer 2011
k. Pengusaha1) Ayah
Ayah bangun pada pukul 05.00 WIB. Kegiatan ayah setiap hari adalah
mengecek usahanya hingga pukul 22.00 WIB.
2) Ibu
Ibu bangun pada pukul 04.00 WIB kemudian memasak hingga pukul
06.00 WIB. Kemudian ibu mengecek usaha hingga pukul 12.00 WIB dan
beristirahat hingga pukul 16.00 WIB. Ibu bersantai hingga pukul 22.00
WIB.
3) Anak
STUDIO PERENCANAAN DESAFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS BRAWIJAYA VI- 70
STUDIO PERENCANAAN DESA 2011DESA GEMBONGAN KECAMATAN GEDEG
KABUPATEN MOJOKERTO
Anak bangun pukul 05.00 WIB dan makan hingga pukul 07.00 WIB.
Kemudian bekerja hingga pukul 14.00 WIB dan tidur siang hingga pukul
16.00 WIB. Anak bersantai hingga pukul 22.00 WIB.
Gambar 6.23 Diagram Aktivitas PengusahaSumber: Hasil Survei Primer 2011
l. Pedagang (warung)
1) Ayah
Ayah bangun tidur pada pukul 10.00 WIB dan pada pukul 11.00 WIB ke
pasar hingga pukul 12.00 WIB. Kemudian ayah menjaga warung hingga
pukul 00.00 WIB.
2) Ibu
Ibu bangun tidur pukul 05.00 WIB dan pada pukul 06.00 WIB menjaga
warung hingga pukul 08.00 WIB. Ibu memasak hingga pukul 10.00 WIB
kemudian menjaga warung hingga pukul 20.00 WIB.
3) Anak
Anak bangun pada pukul 05.00 WIB, kemudian berangkat sekolah pada
pukul 06.00 WIB hingga pukul 13.00 WIB. Anak belajar kelompok
hingga pukul 16.00 WIB kemudian bersantai hingga pukul 19.00 WIB.
Anak belajar hingga pukul 21.00 WIB kemudian tidur malam.
STUDIO PERENCANAAN DESAFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS BRAWIJAYA VI- 71
STUDIO PERENCANAAN DESA 2011DESA GEMBONGAN KECAMATAN GEDEG
KABUPATEN MOJOKERTO
Gambar 6.24 Diagram Aktivitas Peternak LeleSumber: Hasil Survei Primer 2011
m. Penjual es
1) Ayah
Ayah bangun pada pukul 05.00 WIB kemudian membersihkan rumah
hingga pukul 06.00 WIB. Ayah bersiap kerja hingga pukul 08.00 WIB
kemudian pulang dari kerja pada pukul 22.00 WIB. Ayah membersihkan
rumah hingga pukul 23.00 WIB kemudian ayah tidur malam.
2) Ibu
Ibu bangun tidur pukul 05.00 WIB, kemudian memasak hingga pukul
09.00 WIB. Ibu bekerja hingga pukul 22.00 WIB, lalu ibu membersihkan
rumah hingga pukul 23.00 WIB.
3) Anak
Anak bangun pukul 06.00 WIB kemudian bermain hingga pukul 12.00
WIB. Anak tidur siang hingga pukul 15.00 WIB, lalu bersantai hingga
pukul 20.00 WIB.
STUDIO PERENCANAAN DESAFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS BRAWIJAYA VI- 72
STUDIO PERENCANAAN DESA 2011DESA GEMBONGAN KECAMATAN GEDEG
KABUPATEN MOJOKERTO
Gambar 6.25 Diagram Aktivitas Penjual EsSumber: Hasil Survei Primer 2011
B. Usaha Tani
a. Hasil Produksi Persektor
Desa Gembongan memiliki beberapa sektor yang menunjang kegiatan
perekonomian desa seperti peternakan dan pertanian.
A. Pertanian
Pertanian merupakan hasil sektor terbesar untuk perekonomian desa di
Desa Gembongan. Sebesar 2,082 Ha luas lahan yang digunakan untuk lahan
pertanian di Desa Gembongan. Terdapat beberapa hasil produksi yang ada di
desa Gembongan seperti padi, jagung dan tebu. Berdasarkan hasil survey
primer, dapat diketahui mengenai hasil penjualan dan hasil pertanian melalui
tabel 6.21 berikut ini:
Tabel 6.39 Hasil Produksi Sektor Pertanian Per Tahun Desa Gembongan 2011
No Jenis Produk
Hasil Produksi Harga Penjualan (Per
Satuan)
Hasil Pendapatan Sektor (Per
Tahun)
Luas Lahan
Hasil Produksi Per Ha
Total Produksi
1. Padi 450 m2 700 kg/petak 280.000 kg Rp 400.000/kw Rp 4.584.0002. Jagung 370 m2 2278 kg 842.860 kg Rp 10.000/ sak Rp 2.487.2803. Tebu 20.000 m2 100.000 kg 2.000.000 kg 32.000/kw Rp 8.000.000
STUDIO PERENCANAAN DESAFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS BRAWIJAYA VI- 73
STUDIO PERENCANAAN DESA 2011DESA GEMBONGAN KECAMATAN GEDEG
KABUPATEN MOJOKERTO
Sumber : Survey Primer (2011)
Biaya produksi pertanian dikeluarkan untuk pembelian pupuk, pembelian
bibit penyewaan peralatan bajak serta pembayaran buruh tani. Bibit didapatkan
petani dari petani lain atau dari toko maupun pabrik bibit. Untuk peralatan
pertanian pihak Desa Gembongan memiliki alat bajak untuk sawah yang
disewakan khusus untuk para petani desa. Sedangkan pupuk para petani
mendapatkan pupuk dari dinas pertanian.
Tabel 6.40 Biaya Produksi Sektor Pertanian Desa Gembongan 2011
No Jenis Pengeluaran Biaya
1. Buruh tani Rp 20.000/orang
2. Pupuk Rp 60.000/sak
3. Bibit tebu Rp 60.000/kw
4. Bibit jagung Rp 17.500/kg
5. Bibit padi Rp 8.300/kg
Sumber : Survey Primer (2011)
Pertanian di Desa Gembongan ditanam secara bergiliran. Seperti pada
penanaman padi yang ditanam ketika musim panas. Kemudian disaat musim
hujan tiba lahan yang sebelumnya ditanami padi akan diganti dengan tanaman
jagung. Sedangkan untuk tanaman padi masa produksinya adalah selama 1
tahun.
Untuk penjualan hasil produksi pertanian, akan dipasarkan oleh
tengkulak yang mengambil hasil produksi pertanian di rumah para petani.
Selain itu hasil produksi yang dihasilkan oleh petani dibeli oleh pabrik yang
melakukan perjanjian terlebih dahulu.
B. Peternakan
Peternakan merupakan salah satu sektor perekonomian di Desa
Gembongan. Terdapat beberapa hasil peternakan yang utama di Desa
Gembongan, diantaranya yaitu sapi, lele dan kambing. Berdasarkan hasil survey
primer diketahui mengenai hasil penjualan dari hasil peternakan tersebut yang
dijelaskan dalam Tabel 4.23 berikut ini.
Tabel 6.41 Hasil Penjualan Dari Hasil Peternakan Desa Gembongan Tahun 2011
No Hasil Peternakan Harga Penjualan
1. Kambing Rp 400.000,00 /ekor
STUDIO PERENCANAAN DESAFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS BRAWIJAYA VI- 74
STUDIO PERENCANAAN DESA 2011DESA GEMBONGAN KECAMATAN GEDEG
KABUPATEN MOJOKERTO
2. Lele Rp 9.700,00/kg
3. Sapi Rp 5.000.000,00/ ekor
Sumber : Hasil Survey Primer (2011)
Hasil produksi kambing tidak dijual ke pasar oleh peternak. Para pembeli
langsung mendatangi peternak kambing untuk membeli kambing. Hasil produksi
lele dijual kepada tengkulak untuk dipasarkan kepada konsumen, atau konsumen
bisa mendatangi langsung kepada peternak. Untuk peternak sapi tidak menjual
hasil produksinya, peternak hanya mengembangkan sapi-sapi yang ada.
c. Sketsa Kebun
Gambar 6. 26 Sketsa Kebun Tebu
Sumber: Survei Primer (2011)
Jenis sketsa kebun yang ada di Desa Gembongan adalah sketsa kebun
lahan tebu, jagung dan padi. Gambar diatas adalah sketsa kebun tebu di Desa
Gembongan. Jarak tanam antar tebu adalah 1m x 1m. Sumber irigasi lahan tebu
adalah berasal dari DAM Menturus yang langsung dialirkan menuju lahan
pertanian warga melalui saluran irigasi buatan.
STUDIO PERENCANAAN DESAFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS BRAWIJAYA VI- 75
STUDIO PERENCANAAN DESA 2011DESA GEMBONGAN KECAMATAN GEDEG
KABUPATEN MOJOKERTO
Gambar 6.27 Sketsa Kebun PadiSumber: Survei Primer (2011)
Pada gambar diatas merupakan sketsa kebun dari lahan padi. Jarak tanam
antar tanaman padi adalah 0,7m x 0,7 m. Saluran irigasi yang menuju sawah
merupakan saluran irigasi buatan yang bersumber dari DAM Menturus. Cara
penanaman padi masih menggunakan cara penanaman tradisional.
Gambar 6.28 Sketsa Kebun JagungSumber: Survei Primer (2011)
Sketsa kebun di atas merupakan sketsa kebun lahan jagung di Desa
Gembongan. Jarak tanam antar tanaman adalah 0,8m x 0,8m. Sistem irigasi lahan
jagung sama dengan lahan yang lain yaitu berasal dari DAM Menturus dan
dialirkan melalui saluran irigasi buatan. Cara penanaman jagung di Desa
Gembongan masih menggunakan cara tanam tradisional.
STUDIO PERENCANAAN DESAFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS BRAWIJAYA VI- 76
STUDIO PERENCANAAN DESA 2011DESA GEMBONGAN KECAMATAN GEDEG
KABUPATEN MOJOKERTO
d. Kalender Musim
Tabel 6.42 Kalender MusimJenis Bulan
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
Musim
Jagung Masa Istirahat Masa Istirahat Masa Istirahat
Masa Istirahat
Masa Istirahat
Masa Istirahat Persiapan Lahan,
Penanaman, Pemupukan
Perawatan Panen, Penjualan
Masa Istirahat
Masa Istirahat Masa Istirahat
Potensi : penanaman dilakukan pada musim kemarau, ketika tanaman padi sedang mengalami musim istirahat, alih fungsi irigasi dapat dilakukan pada tanaman jagung, sebagai tanaman peralihan ketika musim kemarau panjang.Masalah : hanya mengandalkan air sungai dan air limbah pabrik sebagai sumber irigasi ladang.
Padi Perawatan Panen, penjualan
Masa Istirahat
Persiapan Lahan ,
Penanaman, Pemupukan
I
Pemupukan II
Perawatan Panen, penjualan
Masa Istirahat Masa Istirahat
Masa Istirahat
Persiapan Lahan , Penanaman, Pemupukan I
Pemupukan II
Masalah : Panen dilakukan pada musim hujan, kondisi dari tanaman basah, sulit diadakan pengeringan sehingga hasil produksi kurang baik
Potensi : Persiapan lahan pada masa istirahat ladang jagung dan perawatan pada ladang tebu sehingga irigasi dari sungai dan air limbah pabrik dapat dialirkan ke ladang padi.Masalah: Pada musin perawatan dan panen mulai memasuki musim kemarau, sehingga hasil produksi berkurang.
Potensi : Persiapan lahan pada masa istirahat ladang jagung dan perawatan pada ladang tebu sehingga irigasi dari sungai dan air limbah pabrik dapat dialirkan ke ladang padi.
STUDIO PERENCANAAN DESAFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS BRAWIJAYA VI- 77
STUDIO PERENCANAAN DESA 2011DESA GEMBONGAN KECAMATAN GEDEG
KABUPATEN MOJOKERTO
Tebu Perawatan Perawatan Perawatan Perawatan Persiapan Panen
Panen pengolahan sebelumnya,
Persiapan Lahan,
Penanaman
Perawatan Pemupukan I Pengairan, Penutupan
Lubang
Pemupukan II
Perawatan ( pengelupasan Daun yang
Kering)
Perawatan
Potensi : Tanaman tebu tidak memerlukan air yang banyak sehingga dapat bertahan pada kondisi musim kemarau, tanaman tebu telah memiliki kontrak penjualan sehingga hasil produksi tidak terbuang sia-sia, persiapan tanaman dan panen dilakukan pada bulan yang sama sehingga lahan tidak produktif bisa dikurangi.Masalah : terdapat hama wereng yang mengakibatkan hasil produksi menurun.
Keterangan : Kemarau Pancaroba Hujan
STUDIO PERENCANAAN DESAFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS BRAWIJAYA VI- 78
STUDIO PERENCANAAN DESA 2011DESA GEMBONGAN KECAMATAN GEDEG
KABUPATEN MOJOKERTO
Komoditas Pertanian yang terdapat di Desa Gembongan,
Kecamatan Gedeg adalah Jagung, Padi, dan Tebu. Ketiga komoditas ini
merupakan komoditas utama yang terdapat di desa gembongan,
Komoditas ini dijadikan sebagai penghasilan utama bagi para penduduk di
Desa Gembongan.
Komoditas pertanian tanaman padi dimulai ketika di bulan April. Sesuai
dengan diagram musim bahwa di bulan April dilakukan persiapan lahan,
penanaman bibit padi dan pemupukan pertama. Setelah semua lahan ditanami
padi, dilanjutkan dengan pemupukan pertama dan pemupukan kedua di bulan mei,
pada bulan ini terdapat masalahyang dialami pada bulan sebelumnya. Setelah itu
dilakukan perawatan, hingga panen di bulan juni. Lahan diistirahatkan selama 3
bulan dan dimulai persiapan lagi di bulan november. Sama seperti sebelumnya di
bulan november dilakukan persiapan lahan, penanaman padi dan pemupukan
pertama. Pemupukan kedua dilakukan di bulan desember dan padi dipanen dan
langsung dijual di bulan februari. Lalu istirahat dilakukan satu bulan pada bulan
maret.
Ketika musim hujan lahan ditanami jagung sebagai tanamn peralihan dari
padi. Persiapan lahan, penanaman dan pemupukan dilakukan ketika awal musim
hujan di bulan Juli. Selanjutnya di bulan Agustus dilakukan perawatan dan
tanaman jagung di panen di bulan September. Ketika bulan Sptember tanaman
jagung tidak hanya dipanen tetapi juga langsung dijual ke tengkulak ataupun ke
pabrik biji jagung. Penanaman jagung berhenti ketika telah datang musim
kemarau karena akan dilanjutkan untuk menanam padi.
Hasil pertanian dari Desa Gembongan selain padi dan jagung juga ada
tebu. Penanaman tebu dilakukan selama 1 tahun. Penanaman tebu tidak
terpengaruh dengan musim yang ada. Sesuai dengan kalender musim perawatan
lahan dilakukan di bulan Juni. Selain persiapan lahan di bulan Juni dilakukan
penanaman tebu dan perawatan di bulan Juli. Pemupukan pertama dilakukan di
bulan Agustus. Di bulan September dilakukan pengairan dan penimbunan tanah
pada masing-masing tanaman tebu. Pemupukan kedua dilakukan di bulan
Oktober. Selanjutnya di bulan November dilakukan perawatan berupa
STUDIO PERENCANAAN DESAFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS BRAWIJAYA VI- 79
STUDIO PERENCANAAN DESA 2011DESA GEMBONGAN KECAMATAN GEDEG
KABUPATEN MOJOKERTO
penglupasan daun-daun yang telah kering pada tebu yang bertujuan agar tebu bisa
tumbuh tinggi. Perawatan tanaman tebu dilanjutkan hingga lima bulan kedepan di
bulan April. Ketika bulan Mei para petani sudah melakukan persiapan untuk
persiapan panen. Panen dilakukan di bulan Juni sebelum persiapan lahan untuk
penanaman tebu kembali.
Selain dari komoditas pertanian, Komoditas peternakan juga mengalami
siklus produksi bukan berdasarkan musim (cuaca) akan tetapi hanya sebatas
jangka waktu proses produksi dan pemasaran. Ternak Kambing dipasarkan setelah
kambing sudah cukup umur, pemasaran biasanya lebih besar pada bulan haji dan
ketika kenaikan kelas sebagai biaya tambahan pendidikan anak. Ternak Lele
dipasarkan setelah lele telah mencapai umur 3 bulan, pada biulan pertama
pemeliharaan bibit baru lalu setelah bulan kedua dilakukan perawatan intensif dan
bulan ketiga dilakukan pemasaran, penjualan dilakukan di lokasi tambak lele.
Ternak Ayam pakan dilakukan pamasaran perdua bulan sejak perwatan pertama
anak ayam ternak. Ternak ayam ras dilakukan pemasaran setelah 4 bulan sejak
pemeliharaan anak ayam ras.
STUDIO PERENCANAAN DESAFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS BRAWIJAYA VI- 80
STUDIO PERENCANAAN DESA 2011DESA GEMBONGAN KECAMATAN GEDEG
KABUPATEN MOJOKERTO
e. Transek Desa
Gambar 6.29 Transek DesaSumber: Survei Primer (2011)
STUDIO PERENCANAAN DESAFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS BRAWIJAYA VI- 81
STUDIO PERENCANAAN DESA 2011DESA GEMBONGAN KECAMATAN GEDEG
KABUPATEN MOJOKERTO
e. Bagan Peringkat
Tabel 6.44 Bagan Peringkat BAGAN PERINGKAT
Hasil Produksi Tahapan Produksi Hasil Kerja Padi 1. Persiapan Lahan
2. Pengairan
3. Pembersihan Lahan
4. Pemberian Pupuk Dasar
5. Penanaman
6. Pemberian Pupuk Hari ke-26
7. Pemberian Pupuk Hari ke-60
8. Panen
9. Penggilingan
10. Penjualan
Jagung 1. Persiapan Lahan
2. Pembuatan Lubang
3. Penanaman
4. Penutupan Lubang
5. Pemberian Air
6. Pemupukan
7. Panen
8. Penjualan
Tebu 1. Persiapan Lahan
2. Pembuatan Lubang
3. Pengairan
STUDIO PERENCANAAN DESAFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS BRAWIJAYA VI- 82
STUDIO PERENCANAAN DESA 2011DESA GEMBONGAN KECAMATAN GEDEG
KABUPATEN MOJOKERTO
4. Penanaman
5. Pemupukan
6. Penutupan Lubang
7. Pengelupasan
8. Panen
9. Penjualan
Sumber: Hasil Survei Primer (2011)
1. Hasil Produksi Padi
a) Persiapan Lahan
Pada proses persiapan lahan tanaman padi, dilakasanakan dan dikerjakan
oleh petani tenaga kerja laki-laki. Hal ini didasari karena persiapan lahan
membutuhkan tenaga yang lebih dan dapat bekerja semaksimal mungkin.
b) Pengairan
Pada proses pengairannya, pelaksanaan sistem pengairan juga
dilaksanakan dan dikerjakan oleh pekerja petani laki-laki. Hal ini didasari
karena proses pengairan harus dijalankan sesuai dengan kebutuhan untuk
distribusi lahan agar perkebunan tetap terjaga kesuburannya.
c) Pembersihan Lahan
Pada proses pembersihan lahan dilaksanakan dan dikerjakan oleh petani
laki-laki dan perempuan. Hal ini dikarenakan lahan yang ada dan yang
akan digunakan harus tetap terjaga kebersihannya dan terhindar dari
hama.
d) Pemberian Pupuk Dasar
Pada proses ini, pemberian pupuk pada tanaman padi dilaksanakan dan
kerjakan oleh petani laki-laki. Hal ini dikarenakan untuk pemberian pupuk
harus dikerjakan secara teliti.
e) Penanaman
Pada proses penanaman, petani laki-laki dan perempuan sama-sama
berperan untuk bekerja. Namun dalam proses ini lebih didominasi oleh
STUDIO PERENCANAAN DESAFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS BRAWIJAYA VI- 83
STUDIO PERENCANAAN DESA 2011DESA GEMBONGAN KECAMATAN GEDEG
KABUPATEN MOJOKERTO
petani perempuan. Hal ini dikarenakan petani perempuan lebih giat dan
teliti dalam proses penanaman.
f) Pemberian Pupuk Hari ke-26
Sama hal nya dengan pemberian pupuk dasar, pemberian pupuk pada hari
ke-26 dilaksanakan dan dikerjakan oleh petani laki-laki.
g) Pemberian Pupuk Hari ke-60
Proses pemberian upuk hari ke-60 tetap dilaksanakan dan dikerjakan oleh
petani laki-laki.
2. Hasil Produksi Jagung
a) Persiapan Lahan
Sama dengan persiapan lahan padi, pada proses persiapan lahan tanaman
jagung, dilaksanakan dan dikerjakan oleh petani laki-laki. Hali ini didasari
Hal ini didasari karena persiapan lahan membutuhkan tenaga yang lebih
dan dapat bekerja semaksimal mungkin.
b) Pembuatan Lubang
Pada proses ini, pembuatan lubang dikerjakan oleh petani laki-laki dan
perempuan. Hal ini dikarenakan proses tersebut membutuhkan kerja sama
dan kekompakan antar petani agar dapat menghemat waktu untuk
kegiatan proses selanjutnya.
c) Penanaman
Sama dengan proses penanaman tanaman padi, proses penanaman jagung
juga dilaksanakan oleh petani perempuan, karena dibutuhkannya
ketelitian dalam proses tersebut.
d) Penutupan Lubang
Proses ini merupakan lanjutan dari proses penanaman, dimana proses
penutupan lubang pada tanaman masih dikerjakan oleh petani perempuan.
e) Pemberian Air
Proses pemberian air dilakukan dan dikerjakan oeh petani laki-laki, hal ini
dikarenakan dari kedua proses yang diatas telah dikerjakan oleh petani
perempuan.
STUDIO PERENCANAAN DESAFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS BRAWIJAYA VI- 84
STUDIO PERENCANAAN DESA 2011DESA GEMBONGAN KECAMATAN GEDEG
KABUPATEN MOJOKERTO
f) Pemupukan
Proses pemupukan pada tanaman jagung dikerjakan oleh petani laki-laki
dan perempuan, hal ini dikarenakan proses pemupukan harus dilakukan
secara cepat agar tanaman yang ditanam tidak mati.
g) Panen
Pada masa panen, proses ini dikerjakan oleh petani laki-laki dan
perempuan. Hal ini dikarenakan pda proses ini membutuhkan tenaga kerja
yang ekstra agar pelaksanaan panen dapat cepat selesai dan lahan dapat
digunakan kembali untuk penanaman kembali.
h) Penjualan
Pada proses penjualan, petani laki-laki dan perempuan sama-sama
mendistribusikan hasil panennya untuk penjualan. Namun sama hal nya
dengan penjualan padi, penjualan hasil jagung jga lebih cenderung
dikerjakan oleh petani perempuan.
3. Hasil Produksi Tebu
a) Persiapan Lahan
Sama dengan proses persiapan lahan tanaman padi dan jagung, persiapan
lahan tanaman tebu dikerjakan oleh petani laki-laki. Hal ini didasari
karena persiapan lahan membuthkan tenaga yang lebih dan dapat bekerja
semaksimal mungkin.
b) Pembuatan Lubang
Pada proses ini, pembuatan lubang dilaksanakan dan dikerjakan oleh
petani laki-laki. Hal ini dikarenakan pada pembuatan lubang tanaman tebu
sedikit rumit dan membutuhkan tenaga yang lebih ekstra.
c) Pengairan
Sama hal nya dengan tanaman padi dan jagung, dalam proses pengairan
tanaman tebu, sistem drainasenya dikerjakan oleh petani laki-laki. Hal ini
didasari karena proses pengairan harus dijalankan sesuai dengan
kebutuhan untuk distribusi lahan agar perkebunan tetap terjaga
kesuburannya.
STUDIO PERENCANAAN DESAFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS BRAWIJAYA VI- 85
STUDIO PERENCANAAN DESA 2011DESA GEMBONGAN KECAMATAN GEDEG
KABUPATEN MOJOKERTO
d) Penanaman
Pada proses penanaman tanaman tebu, petani laki-laki dan perempuan
sama-sama bekerja. Namun petani perempuan lebih cenderung
berpartisipasi dalam proses ini.
e) Pemupukan
Pada proses pemupukan tanaman tebu, petani laki-laki dan perempuan
sama-sama bekerja agar dapat selesai dengan tepat waktu dan melanjutkan
ke tahap selanjutnya.
f) Penutupan Lubang
Pada proses ini, petani laki-laki dan perempuan sama-sam berpartisipasi
dan bekerja. Namun petani laki-laki lebih cenderung dalam partisipasi
proses ini. Hal ini dikarenakan dalam proses penutupan lubang
membutuhkan tenaga kerja yang lebih ekstra.
g) Pengletakan
Pada proses pengletakan, partisipasi dari petani laki-laki dan perempuan
sama-sama bekerja. Namun petani perempuan lebih cenderung aktif
dalam proses ini. Hal ini disebabkan karena proses pengletakan
(pengelupasan kulit tebu) agak mudah dan tidak terlalu mengeluarkan
banyak tenaga.
h) Panen
Pada proses ini, panen tanaman jagung dilaksanakan dan dikerjakan oleh
petani laki-laki. Hal ini dikarenakan fisik tanaman tebu yang kasar da
berduri.
i) Penjualan
Pada proses penjualan tanaman tebu, distribusi penjualan dikerjakan oleh
petani laki-laki, dan hasil panennya dikirim ke pabrik gula dekat desa.
g. Arus Masukan dan Keluaran
Bagan arus masukan dan keluaran merupakan teknik yang digunakan untuk
mengkaji sistem-sistem yang ada di masyarakat Desa Gembongan. Sistem
tersebut digambarkan ke dalam bagan yang memperlihatkan bagian-bagian dalam
STUDIO PERENCANAAN DESAFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS BRAWIJAYA VI- 86
STUDIO PERENCANAAN DESA 2011DESA GEMBONGAN KECAMATAN GEDEG
KABUPATEN MOJOKERTO
sistem, yaitu: masukan (input) dan keluaran (output), serta hubungan antara
bagian-bagian dalam sistem itu.
Input meliputi sumber daya yang membuat sistem menjadi lebih baik,
sedangkan output adalah manfaat atau hasil yang diperoleh dari pengolahan
sumber daya tersebut. Sistem masukan dan keluaran yang terdapat di Desa
Gembongan adalah sebagai berikut:
A. Pertanian Padi
Pertanian padi di Desa Gembongan masih tergantung dengan datangnya
musim hujan karena DAM Menturus yang merupakan sumber pengairan dari
sumber air sungai Brantas yang dimanfaatkan untuk pertanian padi
masyarakat rusak. Berikut ini merupakan tahapan dan teknologi yang
digunakan dalam pengolahan pertanian padi masyarakat Desa Gembongan:
a. Persiapan dan Pengolahan Lahan
Persiapan dan pengolahan lahan dilakukan dengan mengairi
kemudian mencangkul atau membajak serta membuat persemaian padi
pada sebagian petak lahan tanah. Pada tahap ini, juga dilakukan
pembersihan rumput. Teknologi yang digunakan dalam persiapan lahan
ini adalah teknologi modern dan tradisional, seperti bajak untuk
membajak lahan dan cangkul atau sabit untuk membersihkan rumput.
b. Pembenihan
Bibit padi diperoleh petani dengan membeli sendiri di toko
pertanian. Jenis bibit yang digunakan adalah bibit serang. Proses
pembenihan berlangsung selama kurang lebih 25-30 hari. Proses
pembenihan terdiri dari langkah-langkah sebagai berikut:
1) Benih padi direndam dalam air selama 24 jam
2) Benih didiamkan dan ditiriskan airnya selama dua hari hingga
tunasnya tumbuh, kemudian benih siap disemai pada sebagian
petak lahan di sawah yang telah disiapkan.
3) Setelah berusia 25-30 hari, benih siap ditanam.
c. Penanaman
Proses penanaman padi dapat dilakukan setelah bibit diambil dari
persemaian.
STUDIO PERENCANAAN DESAFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS BRAWIJAYA VI- 87
STUDIO PERENCANAAN DESA 2011DESA GEMBONGAN KECAMATAN GEDEG
KABUPATEN MOJOKERTO
d. Perawatan
Perawatan tanaman dilakukan setelah proses penanaman. Padi
dipupuk dengan menggunakan pupuk Urea atau pupuk kandang.
Pemupukan yang pertama diberikan pada saat usia padi 20 hari.
Pemupukan kedua dilakukaan saat usia padi mencapai 60 hari. Pupuk
tersebut diperoleh petani dengan membeli pada petani lain atau membeli
sendiri di toko penjualan pupuk. Selain itu, juga diberi obat pembasmi
hama wereng.
e. Pemanenan
Panen padi dapat dilakukan setelah tanaman berusia 105 hari. Teknik
panen yang dilakukan adalah teknik manual (tradisional).
f. Pemasaran
Padi hasil panen tersebut biasanya selain dijual ke tengkulak,
kebanyakan untuk konsumsi sendiri.
g. Pasca panen
Pada masa pasca panen, petani melakukan pengolahan tanah untuk
mempersiapkan penanaman tanaman berkutnya. Apabila musim kemarau,
petani mempersiapkan lahan untuk ditanami tebu atau jagung.
Dalam pengolahan pertanian padi, tenaga kerja yang digunakan mulai
masa tanam sampai panen adalah sebagi berikut:
1) Proses pengolahan lahan dilakukan sendiri oleh pemilik lahan dan
beberapa orang buruh tani, terutama untuk membajk sawah dengan
traktor yang disewa dari pemilik traktor.
2) Proses pembibitan dilakukan sendiri oleh pemilik sawah.
3) Proses penanaman biasanya dilekukan dengan mempekerjaan buruh tani
yang pada umumnya ibu-ibu dan diupah Rp 5.000,00 per orang.
4) Proses perawatan padi dilakukan sendiri oleh pemilik sawah
5) Proses panen biasanya menggunakan jasa buruh tani, yang biasanya
diupah dengan padi hasil pertanian tersebut.
Modal yang dipersiapkan petani untuk proses penanaman padi adalah
sebagai berikut:
STUDIO PERENCANAAN DESAFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS BRAWIJAYA VI- 88
Penanaman: Bibit disebar pada sebagian lahan yang telah disiapkan.Setelah 25-30 hari, bibit ditanam pada lahan.
Perawatan:Pemberian pupuk TSP dan pupuk kandang.Pembasmian hama wereng.
Panen:Pada bulan April, setelah padi berumur 105 hari.
Pemasaran:Dijual ke TengkulakKonsumsi sendiri
Pasca panen:Persiapan lahan untuk penanaman tanaman berikutnya.Jika musim kemarau, maka lahan ditanami tebu atau jagung.
Pengolahan:Secara modern menggunakan traktor, sistem sawah tadah hujan
STUDIO PERENCANAAN DESA 2011DESA GEMBONGAN KECAMATAN GEDEG
KABUPATEN MOJOKERTO
1) Pembelian bibit dengan harga Rp 8.300,00/ kg.
2) Upah buruh tani dan sewa traktor Rp 100.000,00/ lahan.
3) Pembelian pupuk dengan harga Rp 70.000,00/ Kw.
4) Pembasmi hama dengan harga Rp 7.000,00/ botol.
Alat pertanian yang digunakan petani dalam mengelola pertaniannya
adalah sebagai berikut:
1) Cangkul dan luku (traktor)
2) Sabit untuk memotong saat masa panen
3) Alat perontok padi
Permasalahan yang sering dihadapi dalam usaha pertanian padi di Desa
Gembongan adalah sebagai berikut:
1) Rusaknya DAM Menturus yang bersumber dari air Sungai Brantas,
sehingga menyebabkan terhambatnya irigasi untuk pertanian padi.
2) Musim kemarau dan musim hujan yang tidak menentu, sehingga irigasi
untuk sebagian lading yang menggunakan sistem irigasi tadah hujan
terhambat.
3) Hama wereng yang sering menyerang tanaman pertanian.
4) Tidak adanya organisasi kelompok tani yang mewadahi kegiatan pertanian
para petani di Desa Gembongan.
Proses pengolahan pertanian padi di Desa Gembongan dapat digambarkan
dalam arus masukan keluaran berikut ini:
Gambar 6.30 Arus Masukan Keluaran Pertanian Padi
STUDIO PERENCANAAN DESAFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS BRAWIJAYA VI- 89
STUDIO PERENCANAAN DESA 2011DESA GEMBONGAN KECAMATAN GEDEG
KABUPATEN MOJOKERTO
Sumber: Hasil Suvei Primer 2011B. Tebu
Tebu merupakan salah satu tanaman yang merupakan komoditas utama di
Desa Gembongan. Tebu biasanya ditanam pada musim kemarau, setelah lahan
ditanami padi. Sistem pengolahan komoditas tebu di Desa Gembongan dapat
dijelaskan sebagai beriku:
1. Persiapan lahan dan Pengolahan Tanah
Pada tahap ini, lahan dipersiapkan dan pengolahan tanah dilakukan dengan
penggemburan untuk memperoleh tanah yang subur. Penggemburan ini
dilakukan dengan teknologi modern dan tradisional, yaitu memakai alat bajak
dan cangkul untuk meratakan tanah. Kemudian tanah dilubangi dengan jarak
1 meter per lubang, kemudian lahan diairi sampe becek.
2. Penanaman
Tahap penanaman tebu diawalai dengan mempersiapkan bibit tebu. Bibit tebu
biasanya dibeli dari petani tebu lainnya atau dibeli di pabrik gula, yaitu jenis
bibit PMC, 51. Kemudian tebu ditanami per bungkul.
3. Perawatan
Pada tahap perawatan, tebu diberi pupuk, dengan jenis pupuk Phonska, Urea,
Z-a. Sebelum proses pemupukan, tebu dialiri air selama satu hari. Pemberian
pupuk pertama dilakukan saat tebu berumur 2 minggu setelah proses
penanaman. Kemudian dilakukan pengelentekan (pengguran daun tebu yang
kering). Pengairan tanaman tebu berasal dari DAM Menturus.
4. Pemanenan
Pada umumnya tanaman tebu dipanen setelah dilakukan pengelentekan daun
tebu selama tiga kali dalam masa tanamnya.
5. Pemasaran
Setelah dipanen, tebu di Desa Gembongan langsung dipasarkan ke pabrik
gula.
6. Pasca Panen
Setelah selesai dipanen, lahan dipersiapkan kembali untuk proses tanam tebu
berikutnya. Pertanian tebu dilakukan selama 3-4 kali musim tanam, setelah
itu diganti dengan tanaman lainnya.
STUDIO PERENCANAAN DESAFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS BRAWIJAYA VI- 90
Penanaman: Persiapan bibit tebu yang dibeli di Pabrik Gula.
Perawatan:Pemberian pupuk Phonska, Urea, Z-a.Pembasmian hama.Pengelentekkan daun tebu.
Persiapan dan pengolahan:Penggemburan dan perataan tanah dengan cara modern dan tradisional menggunakan bajak dan cangkul.
Panen:Setelah dilakukan tiga kali pengelentekkan daun tebu.
Pemasaran:Langsung ke pabrik gulaTengkulak
Pasca panen:Petani mempersiapkan lahan untuk masa tanam berikutnya.
STUDIO PERENCANAAN DESA 2011DESA GEMBONGAN KECAMATAN GEDEG
KABUPATEN MOJOKERTO
Modal yang dipersiapkan petani untuk proses penanaman tebu adalah sebagai
berikut:
1) Pembelian bibit dengan harga Rp 60.000,00/ Kw, jika dibeli di Pabrik
Gula dengan harga Rp 70.000/ Kw.
2) Upah buruh tani 6 orang laki-laki Rp 20.000/ orang dengan waktu kerja
setengah hari, 5 orang perempuan untuk pemupukan dengan upah Rp
15.000/ orang.
3) Pembelian pupuk dengan harga Rp 160.000,00/ Kw.
Proses pengolahan pertanian tebu di Desa Gembongan dapat digambarkan
dalam arus masukan keluaran berikut ini:
Gambar 6.31 Arus Masukan dan Keluaran Pertanian TebuSumber: Hasil Suvei Primer (2011)
C. Jagung
Tanaman jagung merupakan salah satu tanaman yang merupakan komoditas
terbesar di Desa Gembongan selain padi dan tebu. Jagung ditanam saat musim
kemarau. Pada musim kemarau biasanya lading masyarakat ditanami tebu atau
jagung. Tahapan serta teknologi yang digunakan dalam pertanian jagung adalah
sebagai berikut:
STUDIO PERENCANAAN DESAFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS BRAWIJAYA VI- 91
STUDIO PERENCANAAN DESA 2011DESA GEMBONGAN KECAMATAN GEDEG
KABUPATEN MOJOKERTO
1. Persiapan dan Pengolahan Lahan
Persiapan dan pengolahan lahan dilakukan dengan mengairi lahan biar tanah
menjadi lembek. Kemudian tanah dilubangi dengan jarak 25-30 cm per
lubang.
2. Pembibitan dan Penanaman
Bibit jagung diperoleh dari PT Bisi dengan harga Rp 17.500 per kilogram.
Kemudian bibit ditanam pada lubang yang telah disiapkan, kemudian ditutup
menggunakan pupuk kandang.
3. Perawatan
Pada usia 2-3 minggu, tanaman tersebut diberi pupuk dan diairi. Pupuk yang
digunakan adalah Urea dan Phonska.
4. Pemanenan
Tanaman jagung dipanen setelah berumur tiga bulan.
5. Pemasaran
Pemasaran jagung biasanya dalam dua bentuk, yaitu bentuk kering dan
bentuk muda. Untuk yang bentuk kering biasanya langsung dipasarkan ke PT
Bisi dan untuk bentuk muda diambil oleh tengkulak.
6. Pasca Panen
Pasca panen lahan tanaman jagung dibersihkan untuk persiapan tanam
tanaman berikutnya.
Dalam pertanian jagung ini, masalah yang paling mendasar adalah masalah
air. Tetapi masalah ini masih dapat ditangani dengan pembuatan air pompa,
karena jagung tidak membutuhkan air yang banyak seperti halnya tanaman padi.
Modal yang dipersiapkan petani untuk proses penanaman tebu adalah sebagai
berikut:
1) Pembelian bibit dengan harga Rp 17.500,00/ Kg.
2) Upah buruh tani, laki-laki Rp 20.000/ orang dengan waktu kerja setengah
hari, perempuan untuk dengan upah Rp 15.000/ orang.
STUDIO PERENCANAAN DESAFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS BRAWIJAYA VI- 92
Pengolahan:Secara tradisional dan modern, tanah dilembekkan dan dilubangi dengan jarak 25-30 cm.
Penanaman:Bibit diperoleh dari PT Bisi, ditanam pada lubang yang disediakan kemudian lubang ditutup dengan pupuk kandang.
Perawatan:Pemberian pupuk urea dan air setelah jagung berusia 2 mingguMemakai pupuk Urea dan Phonska.
Panen:panen dilakukan setelah jagung berumur tiga bulan.
Pemasaran:Jagung kering: dipasarkan langsung ke PT Bisi.Jagung Muda: dipasarkan melalui tengkulak.
Pasca Panen:Lahan dibersihkan dan dipersiapkan untuk penanaman tanaman berikutnya.
STUDIO PERENCANAAN DESA 2011DESA GEMBONGAN KECAMATAN GEDEG
KABUPATEN MOJOKERTO
Proses pengolahan pertanian tebu di Desa Gembongan dapat digambarkan
dalam arus masukan keluaran berikut ini:
Gambar 6.32 Arus Masukan Keluaran Pertanian JagungSumber: Hasil Survei Primer (2011)
6.3.5 Kelembagaan
Kelembagaan di suatu desa merupakan komponen sosial yang penting
karena merupakan kumpulan dari masyarakat-masyarakat desa yang secara aktif
dan partisipatif menjalankan kepentingan lembaga maisng-masing. Secara umum,
kelembagaan yang ada di Desa Gembongan merupakan wadah aspirasi mengenai
pengembangan desa, serta lembaga sebagai wadah berkumpulnya suatu
komunitas. Mayoritas lembaga yang ada di Desa Gembongan masih dibawah
koordinasi dengan pemerintah desa. Secara umum, kelembagaan dapat dibagi
menjadi dua yaitu lembaga formal dan lembaga non formal.
1. Lembaga Formal
A. Pemerintahan Desa Gembongan
Struktur pemerintahan Desa Gembongan dapat digambarkan sebagai
berikut:
STUDIO PERENCANAAN DESAFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS BRAWIJAYA VI- 93
Kepala desaTulus Wibowo
Sekretaris desaPurwanto
KASI pemerintahan
Lia Sari
KASI pembangunan
Nuruliyati
KASI kemasyarakatan
Abdul Rouf
KAUR umumSamsuri
KAUR keuanganMuh. Najib
KASUN Mulyosari
Bachrul Ulum
KASUN Gembongan Kulon
M. Zainul Arifin
KASUN Gembongan Lor
Suyitno
KASUN Gembongan Wetan
Sugeng Haryadi
BPDM. Djupri
STUDIO PERENCANAAN DESA 2011DESA GEMBONGAN KECAMATAN GEDEG
KABUPATEN MOJOKERTO
Gambar 6.33 Struktur Lembaga Pemerintahan Desa GembonganSumber: Survei Primer (2011)
Secara kelembagaan pemerintahan Desa Gembongan dipegang oleh Kepala
Desa dengan garis koordinasi dengan BPD (Bada Pemusyawaratan Desa) yang
artinya segala keputusan atau kebijakan yang diambil Kepala Desa harus
mempertimbangkan pendapat dari BPD. Selanjutnya koordinasi dilanjutkan ke
Sekretaris desa kemudian ke Kepala Seksi yang terdiri dari Kepala Seksi
Pemerintahan, Kepala Seksi Pembangunan, dan Kepala Seksi Kemasyarakatan,
lalu Kepala Urusan Umum dan Kepala Urusan Keuangan, dan terakhir koordinasi
ke masing-masing Kepala Dusun yaitu Mulyosari, Gembongan Kulon,
Gembongan Lor, dan Gembongan Wetan.
B. PKK (Pembinaan Kesejahteraan Keluarga)
Lembaga PKK Desa Gembongan merupakan lembaga yang mewadahi ibu-
ibu di Desa Gembongan yang umumnya melakukan kegiatan sosial masyarakat.
Kegiatan PKK Desa Gembongan memiliki fokus yang terdiri dari keagamaan,
pendidikan dan ketrampilan, sandang, pangan, dan papan, dan kesehatan.
Mayoritas kegiatan PKK Desa Gembongan adalah pelatihan ketrampilan dan
STUDIO PERENCANAAN DESAFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS BRAWIJAYA VI- 94
STUDIO PERENCANAAN DESA 2011DESA GEMBONGAN KECAMATAN GEDEG
KABUPATEN MOJOKERTO
sosialisasi kesehatan. Perkumpulan PKK Desa Gembongan sendiri biasanya
dilakukan satu sampai dua kali dalam sebulan.
Gambar 6.34 Struktur Kelembagaan PKK Desa Gembongan
Sumber: Survei Primer (2011)
Pokja adalah Progaram Kerja lembaga PKK Desa Gembongan yang mana
memiliki empat fokus kegiatan. Pokja I Keagamaan adalah prgram kerja yang
berkaitan dengan lembaga islam Desa Gembongan yaitu Lembaga Muslimat dan
Ikatan Shalawat dan Hadrah, dimana PKK biasanya mendukung kegiatan
kegamaan tersebut dengan pemenuhan kebutuhan peralatan serta bentuk
dukungan dalam persiapan kegiatan mengikuti lomba shalawat dan hadrah. Pokja
II Pendidikan dan Ketrampilan memiliki kegiatan pengembangan berkoperasi atau
pengembangan ketrampilan membuat tas. Pokja III Sandang, Pangan, dan Papan
memiliki kegiatan seperti pemberian santunan untuk masyarakat yang
membutuhkan. Pokja IV Kesehatan memiliki kegiatan sosialisasi tentang
perencanaan sehat, Keluarga Berencana (KB), serta kegiatan gerakan lingkungan
hidup untuk menjaga kelestarian lingkungan. Lembaga PKK ini memiliki
hubungan yang erat dengan LPM (Lembaga Pemberdayaan Masyarakat) dan
Lembaga Muslimat.
Partisipasi masyarakat Desa Gembongan sendiri terhadap lembaga PKK ini
dapat dikatakan cukup. Hal ini dapat diketahui berdasarkan kegiatan pertemuan
rutin yang diadakan setiap bulannya, hanya 60% dari masyarakat yang datang.
Permasalahan yang ada di lembaga PKK ini adalah kurangnya pemberian
STUDIO PERENCANAAN DESAFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS BRAWIJAYA VI- 95
Ketua ISupiatin
Ketua ISri Kustifah
Sekretaris IMinarti
Sekretaris IIIrfatul Aini
Pokja IKeagamaan
Natinah
Pokja IIPendidikan dan
ketrampilanHj. Rianti
Pokja IVKesehatanKhusnul
Khotimah
Pokja IIISandang,
pangan, papanLilik Winarni
KetuaM. Djupri
Wakil ketuaNgadari
SekretarisSugeng Haryono
AnggotaAsalam, Slamet Rifa’i, Waras,
Kuswari, Supeno, Khoiruddawam
STUDIO PERENCANAAN DESA 2011DESA GEMBONGAN KECAMATAN GEDEG
KABUPATEN MOJOKERTO
informasi antar anggota sehingga penyebaran informasi dan data kurang merata.
Sedangkan potensi yang dapat dikembangkan dari lembaga PKK ini adalah
peningkatan kegiatan kemasyarakatannya seperti pelatihan dan pengembangan
ketrampilan, sosialisasi sehingga dapat meningkatkan ekonomi masyarakat.
C. BPD (Badan Permusyawaratan Desa)
Badan permusyawaratan desa Gembongan merupakan lembaga yang
menaungi aspirasi masyarakat Desa Gmbongan. Badan ini beranggotakan 11
orang dengan perwakilan dari tiap-tiap dusun yakni dusun Gembongan Lor 3
orang, dusun Mulyosari 1 orang, dusun Gembongan Wetan 4 orang, dan dusun
Gembongan Kulon 3 orang. Lembaga BPD memiliki kegiatan pertemuan sebulan
sekali untuk rembug desa atau musyawarah desa. Dalam kegiatan ini membicarakan
permasalahan apa yang mungkin ada atau menyaring aspirasi masyarakat. Lembaga BPD
memiliki visi untuk melakukan pemerataan pembangunan di setiap dusun-dusun Desa
Gembongan.
Gambar 6.35 Struktur Kelembagaan BPD Desa Gembongan
Sumber: Survei Primer (2011)
Dapat dilihat bahwa BPD Desa Gembongan memiliki struktur kelembagaan yang
cukup sederhana. Pada struktur kelembagaan BPD, Sekretaris juga menjabat sebagai
bendahara lembaga BPD. Anggota-anggota BPD sendiri terdiri atas ketua, wakil,
sekretaris, dan anggota lembaga BPD.
BPD Desa Gembongan ini memiliki keterkaitan yang sangat erat dengan
lembaga pemerintahan desa karena aspirasi-aspirasi masyarakat yang tersaring di
STUDIO PERENCANAAN DESAFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS BRAWIJAYA VI- 96
KetuaSuyitno
Wakil ketuaMulyono
SekretarisM. Saroni
BendaharaSamian
Seksi agamaAli Mansur dan Achmad Khairi
Seksi pembangunan dan
prasarana lingkungan hidup
Mulyadi dan H. Abdul Wachid
Seksi pemberdayaan usaha ekonomi
rakyatKusmat dan Amirul
Hakim
Seksi pemberdayaan sumber daya
manusiaHandrianto, Mulyono,
Supoyo
Seksi pemberdayaan teknologi tepat gunaParyogi dan Sutrisno
STUDIO PERENCANAAN DESA 2011DESA GEMBONGAN KECAMATAN GEDEG
KABUPATEN MOJOKERTO
BPD menjadi bahan pertimbangan untuk perencanaan pengembangan desa oleh
pemerintahan desa. BPD juga memiliki hubungan yang erat dengan LPM
(Lembaga Pemberdayaan Masyarakat) dan Karang taruna dalam mengkoordinir
penyelesaian permasalahan yang ada di desa. Sedangkan hubungan BPD dengan
lembaga-lembaga desa lainnya bersifat kemitraan, koordinatif, dan konsultatif.
Permasalahan yang ada di lembaga ini adalah kurangnya koordinasi dengan Kepala
Desa Gembongan sehingga pemerintahan Desa Gembongan sering mengambil keputusan
sendiri.
D. LPM (Lembaga Pemberdayaan Masyarakat)
LPM Desa Gembongan merupakan lembaga yang memiliki kegiatan utama
memberdayakan masyarakat Desa Gembongan. Lembaga ini beranggotakan 17 orang dari
masyarakat Desa Gembongan sendiri. Kegiatan LPM biasanya dilakukan minimal dalam
3 bulan sekali mengadakan rapat koordinasi dengan BPD dan perangkat desa untuk
membahas permasalahan-permasalahan yang ada di desa. Kegiatan lainnya seperti
pengajian umum rutin dan turut berpartisipasi dalam pembangunan gorong-gorong oleh
PNPM. Secara umum, LPM Desa Gembongan sebagai mitra kerja perangkat desa dimana
membantu pelaksanaan pembangunan yang telah direncanakan oleh pemerintahan desa.
Gambar 6. Struktur Kelembagaan LPM Desa GembonganSumber: Survei Primer (2011)
STUDIO PERENCANAAN DESAFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS BRAWIJAYA VI- 97
Seksi kesejahteraan masyarakat
Syamsul dan Suliadi
STUDIO PERENCANAAN DESA 2011DESA GEMBONGAN KECAMATAN GEDEG
KABUPATEN MOJOKERTO
Gambar 6.36 Struktur Kelembagaan LPM Desa GembonganSumber: Survei Primer (2011)
LPM Desa Gembongan terbagi menjadi beberapa seksi yang terdiri dari
keagamaan yang memiliki kegiatan berkaitan dengan lembaga-lembaga muslim di
Desa Gembongan juga memfasilitasi kegiatan keagamaan di Desa Gembongan.
Seksi pembangunan dan prasarana lingkungan hidup ini berkaitan dengan
pembangunan desa baik itu pembangunan yang dilakukan oleh masyarakat Desa
Gembongan maupun pembangunan secara partisipatif seperti program
pembangunan PNPM. Seksi pemberdayaan usaha ekonomi rakyat yakni
mendukung dan memfasilitasi perekonomian masyarakat Desa Gembongan
melalui sarana koperasi simpan pinjam, dimana dananya diperoleh dari
pemerintah sebagai modal. Seksi pemberdayaan sumber daya manusia ini
berkaitan dengan pengembangan potensi dan keahlian masyarakat desa, dimana
LPM berhubungan dengan lembaga Karang Taruna untuk melakukan
pemberdayaan terhadap pemuda-pemudi Desa Gembongan. Seksi pemberdayaan
teknologi tepat guna LPM Desa Gembongan bertujuan untuk melakukan
pengembangan teknologi, namun ini belum berkembang di Desa Gembongan
karena terbatasnya akses informasi dan pengetahuan. Seksi kesejahteraan
masyarakat ini berkaitan dengan kegiatan-kegiatan sosial masyarakat desa,
kegiatannya dapat berupa pemberian santunan untuk masyarakat yang tertimpa
musibah.
Partisipasi masyarakat sendiri terhadap lembaga LPM Desa Gembongan
dapat dikatakan aktif berdasarkan tingginya partisipasi masyarakat terhadap
kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan oleh LPM.
LPM memiliki keterkaitan erat dengan BPD dan pemerintahan desa dimana
berperan sebagai pelindung dan penanggung jawab atas kegiatan-kegiatan yang
ada di Desa Gembongan. LPM sendiri juga memiliki keterkaitan dengan BPD
yang mengawasi serta melakukan peningkatan kinerja perangkat desa. LPM juga
memiliki hubungan yang erat dengan lembaga PKK dalam mengkoordinasi
kegiatan atau acara desa. LPM memiliki peran untuk mebuat program kegiatan
STUDIO PERENCANAAN DESAFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS BRAWIJAYA VI- 98
STUDIO PERENCANAAN DESA 2011DESA GEMBONGAN KECAMATAN GEDEG
KABUPATEN MOJOKERTO
desa serta memberikan fasilitas finansial, kemudian lembaga PKK sebaga
pelaksana dari kegiatan tersebut.
E. HIPPA (Himpunan Petani Pemakai Air)
HIPPA Desa Gembongan merupakan lembaga yang bergerak di bidang
pertanian yang beranggotakan seluruh petani-petani Desa Gembongan sekitar 200
orang. HIPPA merupakan program pemerintah, yang berperan dalam mengatur
pola tanam pertanian Desa Gembongan serta menghimpun dan mengkoordinir
petani-petani Desa Gembongan agar pengairan tanaman merata. Biasanya
mengadakan kegiatan pertemuan minimal 1 tahun 2 kali yang diadakan di balai
desa untuk membahas serta menyelesaikan masalah yang ada di lahan-lahan
pertanian Desa Gembongan. Struktur kelembagaan HIPPA cukup sederhana yaitu
terdiri dari ketua, sekretaris, bendahara, dan anggota.
Pandangan masyarakat Desa Gembongan terhadap lembaga HIPPA cukup
positif karena dengan adanya lembaga HIPPA beserta kebijakan-kebijakannya
tentang pertanian, masyarakat merasa lebih aman dan berani untuk mengelola
sawah, karena pelanggaran atau kecurangan dapat dihindari atau diminimalisir.
Lembaga HIPPA biasanya sering berkoordinir dengan BPD dalam menyelesaikan
permasalahan dengan satu kelompok tani.
Permasalahan yang dihadapi lembaga HIPPA biasanya bersifat teknis yaitu
masalah pengairan yang disebabkan oleh kebocoran DAM sehingga sering terjadi
kesulitan pengairan ke sawah secara merata. Sedangkan potensi yang dimiliki
adalah mengembangkan usaha-usaha seperti perkebunan tebu dan perikanan lele.
2. Lembaga Non Formal
A. Karang Taruna
Karang Taruna Gembongan Mandiri merupakan lembaga yang mewadahi
pemuda pemudi Desa Gembongan, yang memiliki kegiatan pembinaan pemuda
pemudi dan memfasilitasi penyaluran bakat-minat. Keanggotaan Karang Taruna
Gembongan Mandiri seharusnya adalah seluruh pemuda pemudi desa, namun
kenyataannya Karang Taruna Gembongan Mandiri memiliki 30 – 40 anggota
yang aktif saja. Lembaga karang taruna memiliki kegiatan rutin seperti
perkumpulan setiap 2 minggu sekali. Kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan
STUDIO PERENCANAAN DESAFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS BRAWIJAYA VI- 99
KetuaSugeng Setiyoso
SekretarisKartika
BendaharaNovita Sulistiana
Wakil ketua II
Ekonomi Sosial OlahragaAlif Maskur
Seni budayaTeguh Dwi
Prasetyo
Wakil ketua IAntok
Agama
STUDIO PERENCANAAN DESA 2011DESA GEMBONGAN KECAMATAN GEDEG
KABUPATEN MOJOKERTO
oleh karang taruna sendiri biasanya bersifat spontan yakni kegiatan memperingati
Hari-hari Besar Islam, peringatan Hari Besar Nasional, khitanan massal setiap 2
tahun sekali, kegiatan bazaar yang diadakan setiap tahun, kegiatan pengajian
umum, dan kegiatan syukuran atau pemberian santunan.
Gambar 6.37 Struktur Kelembagaan Karang Taruna Gembongan Mandiri Sumber: Survei Primer (2011)
Struktur kelembagaan Karang Taruna Gembongan Mandiri terdiri dari
ketua, wakil ketua I, wakil ketua II, sekretaris, bendahara, dan bidang-bidang
seperti ekonomi, sosial, agama, olahraga, dan seni budaya. Pandangan masyarakat
Desa Gembongan terhadap Karang Taruna Gembongan Mandiri ini cukup positif
yang artinya lembaga pemuda pemudi ini mendapat kepercayaan untuk turut
membangun dan mengembangkan Desa Gembongan. Karang Taruna Gembongan
Mandiri mendapat kepercayaan dari BPD untuk mengurus pembayaran listrik
PLN warga Desa Gembongan, karang taruna juga turut terlibat dalam rapat
koordinasi antara LPM dan BPM dalam membahas permasalahan-permasalahan
desa.
Permasalahan yang ada di lembaga Karang Taruna Gembongan Mandiri
sendiri adalah kurangnya dana sehingga menghambat pengadaan kegiatan-
kegiatan, kurangnya kekompakan intern antar anggota karang taruna, serta tidak
adanya regenerasi sehingga lembaga karang taruna ini kurang berkembang.
Sedangkan potensi yang dimiliki adalah mengembangkan sumber daya yang
dimiliki pemuda pemudi sehingga dapat membuat gerakan perubahan untuk Desa
STUDIO PERENCANAAN DESAFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS BRAWIJAYA VI- 100
STUDIO PERENCANAAN DESA 2011DESA GEMBONGAN KECAMATAN GEDEG
KABUPATEN MOJOKERTO
Gembongan, yang mana lembaga karang taruna ini membutuhkan arahan dan
pembinaan dari lembaga-lembaga diatasnya.
B. Lembaga Muslimat
Lembaga muslimat Desa Gembongan merupakan lembaga yang
menghimpun masyarakat beragama Islam di Desa Gembongan. Lembaga
muslimat mengadakan kegiatan-kegiatan keagamaan seperti tahlilan, istighosah
yang diadakan setiap seminggu sekali, serta keagiatan sosial seperti pemberian
santunan untuk anak yatim dan orang lansia, mengadakan kegiatan senam lansia
dan lain-lain. Struktur kelembagaan lembaga muslimat sebagai berikut:
- Ketua I : Hj. Sri Utami
- Ketua II : Hj. Romlah
- Sekretaris I : Siti Mahmudah
- Sekretaris II : Morosidah
- Bendahara : Ninih Mulyadi
- Seksi sosial : Hj. Hariani dan Hj. Alim
- Seksi lansia : Umaha
- Seksi kematian : Hj. Suniha
- Seksi pembangunan: Umrona dan Hj. Fauzia
Keuangan lembaga muslimat didapat dari swadaya masyarakat Desa
Gembongan sendiri biasanya berkisar antara Rp. 1000 – 1500 baik itu untuk
mengadakan acara keagamaan atau untuk pemberian santunan
Pandangan masyarakat Desa Gembongan terhadap lembaga muslimat ini
sangat antusias dalam mengikuti kegiatan-kegiatan keagamaan. Lembaga
muslimat ini memiliki hubungan yang erat dengan lembaga PKK dan perangkat
desa biasanya untuk mengadakan kegiatan keagamaan.
C. ISHARI (Ikatan Shalawat dan Hadrah)
ISHARI merupakan lembaga yang bergerak di bidang kesenian Islam.
Lembaga ini beranggotakan 40 orang dari masyarakat Desa Gembongan sendiri.
Kegiatan yang dimiliki berupa pelatihan kesenian Islam seperti shalawat dan
hadrah, kemudian mengikuti perlombaan di Hari-hari Besar Islam. Kegiatan
pertemuan biasanya dilakukan sekali dalam 2 minggu.
STUDIO PERENCANAAN DESAFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS BRAWIJAYA VI- 101
STUDIO PERENCANAAN DESA 2011DESA GEMBONGAN KECAMATAN GEDEG
KABUPATEN MOJOKERTO
Lembaga ISHARI Desa Gembongan ini tidak memiliki keterkaitan dengan
lembaga-lembaga lainnya di Desa Gembongan. Namun masyarakat Desa
Gembongan berpandangan positif terhadap lembaga ISHARI ini.
Lembaga ISHARI memiliki potensi yang dapat dikembangkan yaitu
pengembangan seni shalawat karena ISHARI Desa Gembongan sering menjuarai
perlommabaan shalawat.
3. Hubungan dan Keterkaitan Antar Lembaga
Hubungan atau keterkaitan antar lembaga dapat berupa bentuk kerjasama
dalam kegiatan tertentu maupun bentuk koordinasi dimana antar lembaga tersebut
memiliki keterkaitan dalam visi, misi atau program. Semua lembaga yang ada di
Desa Gembongan saling memiliki keterkaitan, artinya tidak ada lembaga di Desa
Gembongan yang berdiri sendiri.
Pertama adalah lembaga pemerintahan Desa Gembongan yang memiliki
kedudukan sebagai lembaga tertinggi yang menghimpun lembaga-lembaga yang
berada di bawahnya seperti PKK, BPD, LPM, HIPPA, Karang Taruna, Lembaga
Muslimat, dan ISHARI. Keterkaitan antar lembaga dapat digambarkan melalui
diagram venn sebagai berikut:
Gambar 6.38 Diagram Venn Kelembagaan Desa Gembongan
STUDIO PERENCANAAN DESAFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS BRAWIJAYA VI- 102
STUDIO PERENCANAAN DESA 2011DESA GEMBONGAN KECAMATAN GEDEG
KABUPATEN MOJOKERTO
Sumber: Hasil Survei Primer (2011)
STUDIO PERENCANAAN DESAFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS BRAWIJAYA VI- 103
STUDIO PERENCANAAN DESA 2011DESA GEMBONGAN KECAMATAN GEDEG
KABUPATEN MOJOKERTO
4.5 Potensi dan Masalah
Tabel 6.45 Potensi dan Masalah Desa GembonganSektor Potensi Masalah
Pertanian
Hasil produksi pertanian Desa Gembongan Gembongan termasuk hasil produksi yang tinggi. Hal ini dapat dilihat dari :o Padi : 1,5 Ton/Hao Jagung : 3 Kw/Hao Tebu : 1000 Kw/Ha
Masalah pertanian berupa penyerangan hama wereng pertanian Desa Gembongan dan dapat mengakibatkan gagal panen.
Irigasi kurang lancar karena disebabkan rusaknya DAM Menturus
Perikanan Terdapatnya lahan-lahan yang mendukung untuk melakukan perikanan ini. Pengairan sulit dilakukan karena DAM Menturus yang rusak.
Peternakan
Desa Gembongan memiliki peternakan Sapi, Kambing dan Ayam Kampung yang dapat dikembangkan lebih lanjut seperti dari peternakan Sapi yang dapat diolah untuk mendapatkan susu Sapi.
Sulit mendapatkan pakan ternak karena pakan ternak hanya bisa didapatkan setelah musim panen. Selama masih belum panen atau masa perawatan, pakan ternak sulit untuk dicari.
Sanitasi tempat peternakan yang kurang diperhatikan sehingga menimbulkan kesan jorok dan bau bagi tempat peternakan tersebut.
Infrastruktur
Pengembangan sarana pendidikan dapat ditingkatkan agar pelayanan pada sarana ini tidak hanya meliputi Desa Gembongan melainkan dapat meliputi desa-desa sekitar
Banyak terdapat jalan desa yang rusak dan berlubang sehingga menganggu aktifitas sehari-hari Desa Gembongan
Tidak difungsikan pos keamanan pada Desa Gembongan yang menyebabkan Desa Gembongan rawan akan tindak kriminalitas.
Belum terdapat pengeloaan sampah karena sampah yang dari rumah tangga hanya dibakar tanpa ada pengolahan lebih lanjut
Drainase dialihfungsikan sebagai tempat pembuangan sampah akibatnya terjadi genangan banjir di beberapa titik drainase Desa Gembongan.
Sosial Terdapatnya Karang Taruna yang dapat menampung aspirasi-aspirasi pemuda desa untuk memajukan Desa Gembongan
Sunatan masal merupakan agenda rutin Desa
Sulitnya melakukan regenerasi anggota karang taruna karena warga desa kurang tertarik dengan karang taruna. Akibatnya terjadi pengangguran bagi pemuda-pemudi desa.
Sulitnya mencari dana dalam melakukan Sunatan masal,
STUDIO PERENCANAAN DESAFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS BRAWIJAYA VI- 104
STUDIO PERENCANAAN DESA 2011DESA GEMBONGAN KECAMATAN GEDEG
KABUPATEN MOJOKERTO
Sektor Potensi MasalahGembongan yang dapat mempererat tali persaudaraan warga Desa Gembongan karena dana yang dibutuhkan untuk acara ini sangatlah besar.
Kelembagaan Terdapat struktur pemerintahan yang sudah baik dan dapat menaungi aspirasi warga desa.
Kurang koordinasi antara pemerintah desa dan Badan Permusyawaratan Desa
Kurang disiplin anggota-anggota pemerinta desa dalam jam masuk kerja. Sehingga kerja dari pemerintah desa tidak bisa optimal
Sumber: Hasil Survei Primer (2011)
STUDIO PERENCANAAN DESAFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS BRAWIJAYA VI- 105
STUDIO PERENCANAAN DESA 2011DESA GEMBONGAN KECAMATAN GEDEG
KABUPATEN MOJOKERTO
6.6 Kegiatan PRA
6.6.1 Proses Kegiatan PRA
PRA ( Participation Rural Apprasial ) adalah teknik yang digunakan untuk
mengambil data eksisting suatu masyarakat, membantu planner dalam
perencanaan karena masyarakat berperan aktif dalam metode ini dan planner
hanya sebagai fasilitator antara pemerintah dengan masyarakat. Teknik ini
digunakan untuk mengambil data decara nyata karena masyarakat sendiri yang
berpartisipasi langsung, kesalahan data dapat segara diperbaiki di lapangan,
kekurangan data dapat langsung ditambahkan di lapangan. Teknik yang sangat
membantu dalam pengumpulan data yang akurat.
Teknik PRA digunakan dalam pengambilan data masyarakat di Desa
Gembongan Kecamatan Gedeg Kabupaten Mojokerto. Peneliti Menggunakan
meode ini agar mendapatkan data ekisting dari masyarakat secara langsung dan
mengetahui tingkat partisipasi dalam masyarakat yang nantinya dapat
memudahkan peneliti dalam proses perencanaan. Dalal metode ini, diharapkan
Masyarakat berperan aktif dalam mengemukakan gagasan mereka mengenai
potensi dan masalah yang ada di Desa Gembongan.
Teknik PRA dilakukan di Kantor PKK Desa Gembongan. Lokasi dipilih
karena merupkan tempat yang strategis bagi masyarakat untuk melakukan
pertemuan dan mencukupi kapasitas undangan yang akan hadir. Penyebaran
undangan dilakukan sehari sebelum dilakukan PRA, Masyarakat yang diundang
merrupakan perwakilan dari berbagai instansi kelembagaan terkait di Desa
Gembongan, Perwakilan dari berbagai jenis pekerjaan dan tokoh masyarakat
setempat.
PRA dilaksanakan pada hari rabu, 26 oktober 2011 pukul 19.00 WIB
fasilitator menjelaskan mengenai tujuan dari PRA dan sistematika dari proses
PRA. Penjelasan dilakukan agar masyarakat paham dari awal sehingga tidak
menyebabkan kerancuhan setelah proses sedang berjalan dan transparasi terhadap
masyarakat akan menambah daya tarik masyarakat mengenai kegiatan yang
peneliti lakukan. Fasilitator juga menjelaskan mengenai alat-alat yang digunakan
STUDIO PERENCANAAN DESAFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS BRAWIJAYA VI- 106
STUDIO PERENCANAAN DESA 2011DESA GEMBONGAN KECAMATAN GEDEG
KABUPATEN MOJOKERTO
dalam proses PRA seperti pemetaan desa, kalender musim, bagan kecenderungan,
analisis partisipatif, bagan peringkat, diagram venn, dan kajian mata pencaharian.
Sosialisasi dijelaskan pada awal proses PRA dilaksanakan agar masyarakat
memahami alur dari proses PRA yang akan dilakukan, Menjelaskan mengenai
pengertianj dan tujuan PRA. Menjelaskan alat yang digunakan agar masyarakat
sudah memikirkan apa saja yang akan dilakukan dalam proses ini dan
membiarkan masyarakat lebih partisipatif ketika sudah mengetahui penjelasan
dari fasilitator.
Gambar 6.39 PRA Dengan Alat Berupa Pemetaan DesaSumber: Hasil Survei Primer (2011)
Pemetaan Desa adalah alat yang digunakan sebagai bahan diskusi
mengenai keadaan wilayah desa, batas fisik desa dan dusun, serta potensi dan
maslaah Desa Gembongan. Pemetaan dilakukan diatas kertas, Peta diletakan di
dinding, Perwakilan dari tiap kepala dusun melakukan pembagian mengenai batas
fisik desa, potensi dan masalah.
Gambar 6.40 PRA Dengan Alat Berupa Kalender MusimSumber: Hasil Survei Primer (2011)
Kalender Musim adalah alat yang digunakan sebagai bahan diskusi
mengenai keadaan dan kegiatan komoditas yang terdapat di Desa Gembongan
selama 12 bulan (1 Tahun) atau musiman. Komoditas diidentifikasi berdasarkan
musim yang ada, seperti pada musim apa suatu Komoditas tertentu
STUDIO PERENCANAAN DESAFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS BRAWIJAYA VI- 107
STUDIO PERENCANAAN DESA 2011DESA GEMBONGAN KECAMATAN GEDEG
KABUPATEN MOJOKERTO
dilakukan.Contoh: Pada musim kemarau, petani di Desa Gembongan Menanam
Jagung karena merupakan tanaman yang tahan akan kekeringan.
Gambar 6.41 PRA Dengan Alat Berupa Bagan KecendrunganSumber: Hasil Survei Primer (2011)
Bagan Kecenderungan adalah alat yang digunakan sebagai bahan diskusi
mengenai perubahan yang berasal dari luar maupun dalam yang terjadi di dalam
masyarakat yang disebabkan oleh dinamika masyarakat seperti berkembang biak,
menghabiskan sumber daya alam, bertambahnya sarana prasarana dan sebagainya.
Penelusuran perubahan desa diartikan sebagai penelusuran sejarah desa, dimulai
dari perkembangan desa berdasarkan sarana prasarana, perbandingan sarana dan
prasarana pada tahapan perkembangan. Seperti : Tata Guna Lahan, Pada tahun
sebelum 1970 masih terdapat palawija dan kedelai, karena musim kemarau dan
musim hujan yang sering mengalami tingkat ekstrimitas tanaman jenis ini tidak
digunakan oleh masyarakat, untuk mengatasi hal tersebut, masyarakat Desa
gembongan menanam Jagung pada musim kemarau.
STUDIO PERENCANAAN DESAFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS BRAWIJAYA VI- 108
STUDIO PERENCANAAN DESA 2011DESA GEMBONGAN KECAMATAN GEDEG
KABUPATEN MOJOKERTO
Gambar 6.42 PRA Dengan Alat Berupa Analisis PartisipatifSumber: Hasil Survei Primer (2011)
Analisis Partisipatif adalah alat yang digunakan sebagai bahan diskusi
mengenai tingkat kepentingan antar lembaga di dalam kehidupan masyarakat yang
berpengaruh terhadap pengembangan desa. Mengetahui keeratan antar lembaga
yang ada di Desa Gembongan, lembaga yang tingkat kepentingan paling tinggi
merupakan lembaga yang mempunyai tingkat pengaruh terhadap perkembangan
Desa Gembongan.
Gambar 6.43 PRA Dengan Alat Berupa Bagan PeringkatSumber: Hasil Survei Primer (2011)
Bagan Peringkat adalah alat yang digunakan sebagai bahan diskusi
mengenai pembagian gender pada proses pengolahan komoditas dalam pertanian.
Persentase antara tenaga kerja wanita dan laki-laki. Dalam hal ini, peneliti
STUDIO PERENCANAAN DESAFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS BRAWIJAYA VI- 109
STUDIO PERENCANAAN DESA 2011DESA GEMBONGAN KECAMATAN GEDEG
KABUPATEN MOJOKERTO
mengkaji, berapa persen tenaga kerja laki-laki yang terlibat dalam proses produksi
komoditas pertanian.
Gambar 6.44 PRA Dengan Alat Berupa Diagram VennSumber: Hasil Survei Primer (2011)
Diagram venn adalah alat yang digunakan sebagai bahan diskusi
mengenaihubungan kelembagaan dengan masyarakat sekitar. Alat ini
menunjukan adanya hubungan keterkaitan antar lembaga dengan kehidupan
masyarakat, hubungan antar lembaga dan masyarakat akan menghasilkan
perkembangan yang dapat direncanakan secara signifikan.
Gambar 6.45 PRA Dengan Alat Berupa Kajian Mata PencaharianSumber: Hasil Survei Primer (2011)
Kajian Mata Pencaharian adalah alat yang digunakan sebagai bahan
diskusi mengenai hasil produksi persektor dan mengkaji ketenagakerjaan antara
laki-laki dan perempuan. Masyarakat memberikan informasi mengenai hasil
produksi pada masing-masing sektor komoditas pertanian di Desa Gembongan.
STUDIO PERENCANAAN DESAFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS BRAWIJAYA VI- 110
STUDIO PERENCANAAN DESA 2011DESA GEMBONGAN KECAMATAN GEDEG
KABUPATEN MOJOKERTO
6.6.2 Partisipasi Masyarakat dalam Pencarian Solusi dari Permasalahan
Pada umumnya, partisipasi masyarakat di Desa Gembongan dalam upaya
pencarian solusi dan mengatasi permasalahan desa sangat kurang. Masyarakat
Desa Gembongan kurang peduli terhadap permasalahan yang ada di desanya. Hal
ini disebabkan karena kurangnya peranan dari pemerintah desa dalam upaya
mengembangkan partisipasi masyarakat desa. Pemerintah desa kurang melibatkan
masyarakat dalam setiap kegiatan-kegiatan di pedesaan, sehingga masyarakat pun
kurang berpartisipasi dalam pembangunan desanya.
Masyarakat akan berpartisipasi jika ada program yang dicanangkan
pemerintah. Salah satu contoh partisipasi masyarakat adalah saat dicanangkannya
PNPM. Dalam kegiatan PNPM ini masyarakat berpartisipasi aktif dalam
pengerjaan proyek-proyek yang direncanakan. Namun demikian, partispasi
masyarakat dalam kelembagaan PNPM tersebut sangat kurang. Masyarakat tidak
mau melibatkan diri dalam kelembagaan kegiatan tersebut, yang seharusnya
dalam teknik pelaksanaann PNPM ini, masyarakat seharusnya merupakan subyek
dan sekaligus obyek dalam program tersebut.
Masalah penting yang terjadi di Desa Gembongan saat ini adalah masalah
kekurangan air untuk irigasi. Hal ini disebabkan karena adanya DAM yang rusak
sehingga menyulitkan dalam proses pengairan tanaman di Desa Gembongan.
Dalam mengatasi hal ini, partisipasi masyarakat sangat kurang. Masyarakat hanya
menunggu adanya program pemerintah yang dapat membantu dalam memperbaiki
DAM tersebut. Masyarakat, khususnya petani merasa kesulitan dalam proses
pengairan tanaman pertanian mereka. Kesulitan tersebut menimbulkan rasa malas
dari masyarakat, dimana masyarakat tidak mau mengolah lahan pertaniannya lagi.
Lahan pertanian mereka disewakan kepada petani dari desa lain. Hal ini
menunjukkan bahwa kesadaran masyarakat Desa Gembongan sangat kurang
dalam upaya mengembangkan desanya.
Kurangnya partisipasi masyarakat dalam pencarian solusi dan
permasalahan di Desa Gembongan mengakibatkan kesenjangan dalam kehidupan
masyarakat di pedesaan.
STUDIO PERENCANAAN DESAFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS BRAWIJAYA VI- 111
STUDIO PERENCANAAN DESA 2011DESA GEMBONGAN KECAMATAN GEDEG
KABUPATEN MOJOKERTO
6.7 Kebijakan Terkait
Kebijakan terkait dapat berisi kebijakan internal dan kebijakan eksternal.
6.7.1 Kebijakan Internal
Kebijakan internal yang terkait dengan perencanaan Desa Gembongan
adalah RTRW Kabupaten Mojokerto dan hasil musrenbangdes.
1. RTRW Kabupaten Mojokerto
Untuk mewujudkan tujuan penataan ruang wilayah, ditetapkan
kebijakan dan strategi perencanaan ruang wilayah baik untuk wilayah
secara terpadu, maupun dalam pengembangan wilayah tersebut. Dalam
melaksanakan pembangunan (visi dan misi) antara lain meliputi kebijakan
penetapan struktur ruang wilayah, kebijakan penetapan pola ruang,
kebijakan penetapan kawasan strategis, dan kebijakan penetapan fungsi
kawasan pesisir.
Menurut RTRW Kabupaten Mojokerto, Desa Gembongan di
Kecamatan Gedeg merupakan kawasan perkotaan, dimana Kawasan
perkotaan merupakan pasar bagi hasil pertanian atau produk perdesaan
seperti bahan pangan, bahan bangunan kayu dan lain sebagainya, kawasan
perkotaan memiliki hirarki dan tingkat pelayanan yang lebih lengkap dan
tinggi dibandingkan kawasan perdesaan seperti ketersediaan rumah sakit,
fasilitas pendididkan tinggi dan lainnya, serta kawasan perkotaan
merupakan lokasi dan penyedia tenaga kerja potensial bagi pengembangan
dan pengolahan hasil pertanian.
Permukiman perkotaan menengah, merupakan permukiman di
perkotaan yang memiliki fungsi sebagai Pusat Kegiatan Lokal (PKL) dan
PKL Promosi. Pengembangan permukiman tersebut dapat dikembangkan
di Perkotaan Sooko, Gedeg, Mojosari dan Pacet. Dengan berkembangnya
kawasan permukiman tersebut akan membentuk pusat pertumbuhan skala
wilayah/regional. Berkembangnya area terbangun tersebut akan
berdampak terhadap skala pelayanan di tingkat regional bahkan akan dapat
menghubungkan atau berinteraksi dengan Kota besar di luar wilayah
Kabupaten Mojokerto dan perkotaan kecil lainnya.
STUDIO PERENCANAAN DESAFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS BRAWIJAYA VI- 112
STUDIO PERENCANAAN DESA 2011DESA GEMBONGAN KECAMATAN GEDEG
KABUPATEN MOJOKERTO
Pada kawasan perkotaan ini dimungkinkan untuk diarahkan
pengembangan Rusunawa, terutama pada kawasan perkotaan Mojosari,
Gedeg,Jetis dan Sooko. Dimana diprediksi selama 20 tahun kedepan akan
terjadi perubahan dalam perkembangan jalan Tol, dan kawasan industri
sehingga sangat dimungkinkan terjadi pertambahan kebutuhan akan
hunian. Salah satu upaya untuk menjembatani antara kebutuhan akan
hunian dan kencenderungan penggembangannya secara horisontal yang
akan banyak memakan lahan maka diarahkan untuk dikembangkan
Rusunawa (Rumah Susun Sederhana Sewa).
Berdasarkan arahan pengembangan struktur kota di Kabupaten
Mojokerto, Kecamatan Gedeg menjadi salah satu pusat kegiatan lokal
dengan perannya melayani skala lokal.
Kebijakan RTRWP mengarahkan Kota Mojokerto sebagai kota yang
termasuk dalam kawasan Perkotaan Gerbangkertosusila Plus dan sebagai
pusat pelayanan dari Kabupaten Mojokerto. Perkotaan Kecamatan Gedeg,
Sooko, Pacet dikondisikan untuk dapat melayani beberapa kawasan
perkotaan disekitarnya. Kawasan perkotaan Mojosari memiliki lokasi yang
relatif strategis karena terletak pada jalur regional sehingga perkotaan ini
diarahkan sebagai pusat pelayanan dari wilayah Kabupaten Mojokerto.
Berdasarkan rencana sistem jaringan prasarana Kabupaten Mojokerto,
akan dilakukan perbaikan jalan untuk semua jalan lokal di daerah
pedesaan. Prediksi kebutuhan listrik total di Kecamatan Gedeg pada tahun
2019 sekitar 21.175.531 watt dan pada tahun 2029 sekitar 23.829.236
watt. Prediksi kebutuhan telepon di Kecamatan Gedeg pada tahun 2019
adalah 14236 dan pada tahun 2029 adalah 16020. Prediksi kebutuhan air
bersih di Kecamatan Gedeg pada tahun 2019 adalah 13.553.585 L/hari dan
pada tahun 2029 adalah 15.252.113 L/hari. Prediksi limbah cari di
Kecamatan Gedeg pada tahun 2019 sebesar 8.005.5552 m3/hari dan pada
tahun 2029 sebesar 9.008.803 m3/hari. Prediksi volume sampah di
Kecamatan Gedeg pada tahun 2019 sebesar 1.403 m3/hari dan tahun 2029
sebesar 1.598 m3/hari.
STUDIO PERENCANAAN DESAFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS BRAWIJAYA VI- 113
STUDIO PERENCANAAN DESA 2011DESA GEMBONGAN KECAMATAN GEDEG
KABUPATEN MOJOKERTO
Arahan lahan pertanian berkelanjutan bagi Kecamatan Gedeg untuk
irigari teknis sebesar 1631 ha dan ½ teknis sebesar 4 ha. Arahan lahan
pertanian kering 29 ha.
Dalam rencana pengembangan kawasan strategis, khususnya kawasan
cepat tumbuh, Kecamatan Gedeg, sebagai Pusat koleksi hasil pertanian
perkebunan dan kehutanan, industri dengan wilayah pendukung adalah
Jetis, Dawarblandong dan Kemlagi.
Kecamatan Gedeg menjadi salah satu lokasi proyek untuk
meningkatkan aksesibilitas antar fungsional kegiatan serta untuk
meningkatkan kualitas fasilitas utama pendukung dalam rencana program
pemantapan fungsi dan peran kota sesuai dengan RTRW Kabupaten
Mojokerto. Program-program rencana per lima tahunan untuk Kecamatan
Gedeg meliputi pengembangan struktur tata ruang kawasan, khususnya di
bidang hasil pertanian dan pengembangan komoditas unggulan,
pengembangan fungsi kawasan Kecamatan Gedeg sebagai pusat pelayanan
lokal, pemantapan dan pengembangan jaringan jalan lokal dan jalan
lingkungan, serta pemantapan bangunan publik sebagai posko bencana,
peningkatan kulaitas lingkungan, serta penataan sempadan sungai.
2. Musrenbangdes
Dalam Musrenbangdes Desa Gembongan, dibuat beberapa kebijakan yaitu sebagai berikut:
Tabel 6. Kebijakan MusrenbagdesNo. Bidang
KegiatanPermasalahan Potensi Program/
KegiatanSasaran Kegiatan
1. Perekonomian Pemanfaatan untuk pertanian kurang efektif dan air sering membuat jalan longsor
Dapat mengurangi kebocoran air dan dapat merapikan normalisasi jalan
Plengsengan atau saluran air
Dapat mengairi sawah ± 48 Ha
Bila hujan, jalan becek
Dapat membuat lingkungan bersih
Pengaspalan jalan
Dapat memeperlancar arus perekonomian.
2. Sosial dan Budaya
Kelangkaan pupuk Dapat menambah penghasilan petani
Pengadaan pupuk urea, ZA, dan KCL
Semua petani
Rumah kurang layak Membuat hidup bersih
Bedah rumah Membantu warga miskin
STUDIO PERENCANAAN DESAFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS BRAWIJAYA VI- 114
STUDIO PERENCANAAN DESA 2011DESA GEMBONGAN KECAMATAN GEDEG
KABUPATEN MOJOKERTO
No. Bidang Kegiatan
Permasalahan Potensi Program/ Kegiatan
Sasaran Kegiatan
Kekurangan biaya/ dana
Dapat mempertebal Islam/ iman
Rehab musholla Baitul Makmur
Dapat menampung ± 100 orang
Sumber: Musrenbangdes Desa Gembongan
STUDIO PERENCANAAN DESAFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS BRAWIJAYA VI- 115