desa bungaya

7
Desa Bungaya a. Sejarah Desa Riwayat desa Bungaya secara lengkap tidak dapat disusun, disebabkan karena sukar didapat prasasti – prasasti mengenai sejarah desa demikin pula lontar – lontar yang mengatur susunan organisasi desa belum mungkin diketemukan. Menurut cerita beberapa orang – orang tua/ sesepuh desa, bahwa piagam/ prasasti desa Bungaya tesempan (berada di desa Songan, Kabupaten Dati II Bangli), hal ini disesbabkan karena pada jaman sebelum Pemerintahan Belanda yaitu jaman kerajaan (yang zaman kerajaan dan rajanya tidak dikenal), pamong desa Bungaya pernah menolak kewajibannya sebagaimana biasany, yaitu Desa nampaknya seperti melaksanakan gerakan yang melintas dari kehendak raja dengan menunjukkan sikap yang menghina rajanya. Dengan menunjukkan sikap membawa segala sesuatu yang menjadi beban Desa Bungaya dengan tidak cara memikul tetapi ditarik 9dalam istilah Bali di”Paid”) yang sikapnya cukup membuat raja kesal/ berang. Akhirnya pamong desa dipanggil untuk diminta pertanggungjawaban tentang perbuatannya yang tidak menyenangkan raja. Pamong desa bartahan atas perbuatannya dengan mengatakan bahwa sebuah prasasti tidak mengijinkan mereka diperintahkan untuk memikul beban dimaksud, dengan demikian raja memerintahkan mencabut piagam/ prasasti Desa Bungaya itu dan lanjt dibawa ke Istana. Kemudian diperintahkan membawa prasasti itu ke Pulau

Upload: anak-agung-aritama

Post on 26-Oct-2015

114 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Desa Bungaya

Desa Bungaya

a. Sejarah Desa

Riwayat desa Bungaya secara lengkap tidak dapat disusun, disebabkan karena

sukar didapat prasasti – prasasti mengenai sejarah desa demikin pula lontar – lontar yang

mengatur susunan organisasi desa belum mungkin diketemukan. Menurut cerita beberapa

orang – orang tua/ sesepuh desa, bahwa piagam/ prasasti desa Bungaya tesempan (berada

di desa Songan, Kabupaten Dati II Bangli), hal ini disesbabkan karena pada jaman

sebelum Pemerintahan Belanda yaitu jaman kerajaan (yang zaman kerajaan dan rajanya

tidak dikenal), pamong desa Bungaya pernah menolak kewajibannya sebagaimana

biasany, yaitu Desa nampaknya seperti melaksanakan gerakan yang melintas dari

kehendak raja dengan menunjukkan sikap yang menghina rajanya.

Dengan menunjukkan sikap membawa segala sesuatu yang menjadi beban Desa

Bungaya dengan tidak cara memikul tetapi ditarik 9dalam istilah Bali di”Paid”) yang

sikapnya cukup membuat raja kesal/ berang. Akhirnya pamong desa dipanggil untuk

diminta pertanggungjawaban tentang perbuatannya yang tidak menyenangkan raja.

Pamong desa bartahan atas perbuatannya dengan mengatakan bahwa sebuah prasasti

tidak mengijinkan mereka diperintahkan untuk memikul beban dimaksud, dengan

demikian raja memerintahkan mencabut piagam/ prasasti Desa Bungaya itu dan lanjt

dibawa ke Istana. Kemudian diperintahkan membawa prasasti itu ke Pulau Lombok

melalui Amed, akan tetapi malang yang diperintahkan itu tidk berhasil menyeberang,

yang pada akhirnya prasasti itu ditinggalkan di semak – semak pantai Amed. Setelah

ditinggalkan oleh yang bertugas, suatu kebetulan pada waktu itu ada seorang dari Tianyar

yang melihat dan memungut prasasti itu disimpan di Tianyar, maka keadaan ini menjadi

gaduh.

Oleh karenanya Prasasti itu dibuang pula di semak – semak, entah berapa lama

diantaranya, kemudian oleh seorang pengalu (pedagang kecil) dari Songan melihat benda

keramat yang terlantar itu yang akhirnya ia sangat tertarik untuk memungutnya. Setelah

prasasti itu dipungut dia segera pulang dengan embawa prasasti itu dan selanjutnya

menyimpan di rumahnya di Songan. Sejak prasasti itu disimpan di Desa Songan, rakyat

Songan kegirangan dan juga ketakutan,kemudian dibawa ke dalam Goa keramat di Desa

Songan dan disimpan di dalamnya.

Page 2: Desa Bungaya

Pada tahun 1966 oleh utusan pamong Desa Bungaya yang terdiri dari:

1. De Manten Warni – Kelian Desa Adat Bungaya.

2. I Nengah Rutana – Calon Kerama Desa Bungaya.

3. I Nyoman Warsi – Calon Kerama Desa Bungaya.

4. I Nengah Kingsan – Calon Kerama Desa Bungaya.

Datang ke Desa Songan untuk meminta kepada Desa Songan Prasasti itu untuk

diturunkan, akan tetapi oleh Desa Songan dinyatakan tidak berani memberikannya,

karena untuk menurunkan saja harus diadakan upacara yang besar dengan memendak

kerbau bertanduk emas.

Walaupun prasasti/ piagam/ sejarah desa Bungaya dimaksud tidak masih aslinya

yang terdapat di Bungaya, akan tetapi menurut keterangan orang – orang tua yang pernah

menerima keterangan – keterangan/ cerita – cerita tentang kejadian dan ke adaan yang

ada hubungannya dengan sejarah yang cocok dengan keadaan nyata sampai sekarang

dapat disusun cerita singkat seperti dibawah ini.

Desa Bungaya asal mulanya adalah merupakan satu pemerintahan Desa Adat

yang menjadi salah satu wilayah dari kerjaan Gelgel. Tidak dapat diketahui pada tahun

berapa dan siapa raja yang berkuasa pada mulanya, Desa Adat Bungaya dibentuk pada

jaman pemerintahan kerajaan Gelgel berkuasa di Bali. Kira – kira pada tahun 1908 jaman

pemerintahan kerajaan atau pemerintahan Belanda berkuasa di Karangasem, disamping

adanya pemerintahan Desa Adat dibentuk pula Desa Administratif.

Sistem pemerintahan Desa Adat masih berdiri sendiri dan pengaturannya tidak

diaur sepanjang tidak bertentangan dengan perundang – undangan yang lebih berkuasa

sengankan peraturan – peraturan Desa Administratif ditetapkan oleh pemerintah yang

berkuasa saat itu.

b. Sistem Pemerintahan Desa

Sistem Pemerintahan Administratif

Seperti halnya desa – desa dinas/ administratif lainnya, struktur desa dinas:

Page 3: Desa Bungaya

KEPALA DESA BUNGAYA

LMDSEKRETARIS

DESA

KEPALA DUSUN

KEPALA DUSUN

KEPALA DUSUN

1. Dusun/ Banjar Desa

2. Dusun/ Banjar Subagan

3. Dusun/ Banjar Timbul

4. Dusun/ Banjar Beji

5. Dusun/ Banjar Dharma Karya (nanguulang)

6. Dusun/ Banjar Kecicang Islam

7. Dusun/ Banjar Triwangsa

8. Dusun/ Banjar Soan

9. Dusun/ Banjar Papung

10. Dusun/ Banjar Kecicang Bali

11. Dusun/ banjar Lebah Sari.

Secara kedinasan Desa Bungaya terdiri dari 11 dusun/ banjar seperti tersebut di

atas.

Sistem Pemerintahan Desa Adat

Desa Adat Bungaya terdiri dari 15 Banjar Adat dan masing – masing Banjar Adat

dimpin oleh kelihan Banjar Adat.

1. Banjar Adat Desa

2. Banjar Adat Kelod

3. Banjar Adat Subagan

4. Banjar Adat Beji

5. Banjar Adat Dharma Karya

6. Banjar Adat Triwangsa

Page 4: Desa Bungaya

KUBAYANKUBAYAN WAYAN

KUBAYAN NYOMAN

BAHAN BAHAN WAYANBAHAN NYOMAN

KESINOMAN DULU

TUNDATUNDA WAYAN

TUNDA NYOMAN

KESINOMAN TEBEN

MASYARAKAT WARGA DESA

ADAT BUNGAYA

7. Banjar Adat Papung

8. Banjar Adat Banjar Soan

9. Banjar Adat Kecicang Bali

10. Banjar Adat Kecicang Islam

11. Banjar Adat Telaga

12. Banjar Adat Tengah

13. Banjar Adat Sesana

14. Banjar Adat Lebah Sari

Di wilayah Desa Adat Bungaya, ada pengemong Desa Adat yang mempunyai

kedudukan sendiri – sendiri dalam setiap ‘Paruman’ adat di Bale Agung.

Pengemong Desa Adat dilakukan secara bergiliran setiap tahun. Pengemong adat

itu terdiri atas:

Page 5: Desa Bungaya

Tugas – tugas Pengemong Desa Adat:

o Kubayan Wayan

Pejabat utama bertugas sebagai penentu jalnnya upacara di Desa.

o Kubayan Nyoman

Sebagai Wakil Kubayan Wayan

o Bahan Wayan

Bertugas sebagai pemegang kas (Bendahara) Desa Adat

o Bahan Nyoman

Bertugas membantu (wakil) Bahan Wayan

o Kesinoman Dulu

Bertugas sebagai pembantu utama, Pimpinan dalam upacara Adat. Terdiri

dari 10 orang tegak a Desa)

o Tunda Wayan

Bertugas sebagai pelaksana/ petugas dalam kegiatan pelaksanaan dalam

upacara Adat.

o Tunda Nyoman

Bertugas sebagai wakil Tunda Wayan dan membantu pelaksanaan

Upacara Adat.

o Kesinoman Teben

Bertugas sebagai pembantu umum kegiatan Desa Adat.