des 2012
TRANSCRIPT
UNIT BISNIS PEMELIHARAAN
EDISI XIV‐DESEMBER 2012 ISSN: 2089‐7502
8 PELAKSANAAN
5 6
LIPUTAN KHUSUS
PERSIAPAN
LATAR BELAKANGLATAR BELAKANG
REINSULASI
PENGUJIAN
KESIMPULAN
22 TAHAP AKHIR 25
27
ROTOR GENERATOR
PLTP KAMOJANG #1
KALEIDOSKOP 2012
Tahun prestasi telah ditorehkan oleh insan UBH dalam melaksanakan rutinitas pekerjaan yang tak kalah dengan tahun-tahun sebelum-nya. Meski banyak kendala, tetapi secara umum dapat diatasi dengan baik. Salah satu yang menjadi catatan prestasi UBH adalah berhasil sinkronnya Generator PLTP #1 Ka-mojang pada Sistem JAMALI.
Keberhasilan ini mengakhiri proses panjang yang harus dilalui dalam pelaksanaan peker-jaan recovery rotor generator PLTP KMJ #1. Meski sudah sering melaksanakan pekerjaan reinsulasi rotor generator, tetapi khusus pada rotor PLTP KMJ#1 ini Tim UBH awalnya sem-pat kedodoran. Hal ini disebabkan karena kon-struksi rotor winding yang berbeda dengan yang biasa ditemui pada jenis rotor generator sebelumnya. Selain itu material bekas isolasi yang “burned” menjadi carbon yang melekat erat di coil bar, membutuhkan proses cleaning yang bertingkat dari solvent chemical cleaning, scotbright manual cleaning dan terakhir dengan dry ice blasting. Inilah yang menjadi pengham-bat utama bagi akselerasi pekerjaan recovery generator PLTP KMJ#1.
Untuk memberikan gambaran yang jelas tentang apa yang telah dilaksanakan Tim UBH dalam pekerjaan tersebut, maka pada Edisi XIV ini secara khusus pekerjaan reinsulasi ro-tor generator dijadikan liputan khusus. Se-moga topik ini bisa memberikan gambaran positif tentang kompetensi UBH dan Indone-sia Power yang belum bisa dimiliki oleh peru-sahaan lain sejenis.
Let’s go GREEN Read only from SCREEN !
T A R W A J I Editor in Chief
Halaman 2
Penerbit PT INDONESIA POWER Unit Bisnis Pemeliharaan Pembina Ir. Mangampin Saragi (GM) Daniel Eliawardhana, ST (DGMH) Ir. Pelitabaru Pakpahan (ASOM) Pemimpin Redaksi Ir. Tarwaji, MT (DGMT) Wakil Pemimpin Redaksi Usvizal Zainuddin, ST (MENG) Redaktur Pelaksana Dwi Handoyo Saputro, ST, MT (MQAS) Sidang Redaksi: Ketua : Ir. Tarwaji, MT (DGMT) Sekretaris : Dwi Handoyo S., ST, MT (MQAS) Anggota : Usvizal Zainuddin, ST (MENG) Barnas Burhanuddin, ST, MT (MRHR) Amir Murtono, ST (MSHR) Rita Triani, ST (MDHR Redaksi: Suryo Wirawan, ST, MT (Ahli Vibrasi) Indra Jaya, ST (Ahli Generator) Ruri M. Batubara, ST (Ahli Turbin) Zulfadhli, ST, MT (Ahli Madya Vibrasi) Sujadi, ST (Ahli Generator) Ichwal Irawadi, ST (SPS SIS) Sekretaris Redaksi Fitri Ratna Amelia, ST. Alamat Redaksi [email protected]
2MAINTENANCE JOURNAL EDISI XIV‐DESEMBER 2012 ISSN: 2089‐7502
EDITOR’S NOTE SUSUNAN REDAKSI
Welcome The Bright of 2013
Good Bye The Sparkling of 2012
Halaman 3
3MAINTENANCE JOURNAL EDISI XIV‐DESEMBER 2012 ISSN: 2089‐7502
CHANGE AGENT
Pada Kamis, 20 Desember 2012 di Ruang Rapat II UBH telah diadakan pertemuan dengan para Change Agent dan Tim OPI UBH. Pertemuan ini rutin diadakan sebagai bagian dari kepe-dulian Manajemen terhadap konsistensi pelaksanaan CAP &
OPI di UBH. Dalam pelaksanaan program CAP dan OPI di Indonesia Power, ternyata masih ditemui adanya kendala yang dapat membuat jalannya program tersebut tidak bisa diakselerasi. Temuan ini adalah salah satu manfaat yang diperoleh dari pertemuan rutin antara manajemen dan Tim CAP-OPI.
Salah satu kendalanya adalah stagnasi keberlanjutan program akibat masih adanya tembok virtual yang menjadi barrier antara Tim CAP-OPI dengan seluruh pegawai pada umumnya. Ada kesan ekslusifisme pada Tim sehingga program-programnya be-lum membumi, dalam arti masih ada ketidakterlibatan dan ketidaktahuan para pegawai keseluruhan. Sebenarnya inilah yang harus kita sadari bahwa banyaknya program-program manajemen yang tidak lugas untuk bisa dijalankan adalah kurangnya keterli-batan para pegawai di luar para anggota tim yang telah ditunjuk. Kesan lain yang dite-mukan adalah bahwa para anggota tim ini adalah pegawai-pegawai yang itu-itu saja, lalu kemana dan dimana yang lainnya?
Setelah itu kita menyadari di mana posisi kita …. layaknya kita menuju ke Kuad-ran II yakni menyadari bahwa kita belum kompeten untuk dapat menjebol benteng ekslusifisme anggota tim agar menjadi kompetensi seluruh pegawai. Akar masalah telah ditemukan, What’s Next? Ya kita harus memperbanyak keterlibatan pegawai lebih ban-yak lagi sampai seluruh pegawai mengerti dan menjadi pendukung program-program CAP-OPI secara ikhlas. Dengan keikhlasan mereka, maka secara otomatis mereka akan bergerak sendiri secara pro-aktif dan efeknya seperti reaksi berantai yang hanya dengan “satu buah neutron pemicu” saja, maka efeknya sangat dahsyat.
Langkah mudah berikutnya adalah menentukan tema yang akan diprogramkan pada 2013 ini, yaitu Peningkatan MCL (Mindset, Capability & Leadership) serta pen-guatan Proses Bisnis Internal yang merupakan Leading Indicator dari seluruh struktur bangunan KPI dalam Kontrak Manajemen 2013. Untuk insan-insan UBH yang saya cintai . . . Kita pasti bisa . . . bisa . . . bisa . . .
GM ADDRESS
4MAINTENANCE JOURNAL EDISI XIV‐DESEMBER 2012 ISSN: 2089‐7502
L A T A R B E L A K A N G
Oleh: Indra Jaya Sujadi (Ahli Generator UBH) Editor : Dwi H S.
Rotor Generator PLTP Kamojang Unit 1 mengalami gangguan pada tanggal
13 Maret 2012 saat berbeban 25 MW , dengan indikasi kejadian vibrasi
tinggi pada generator sehingga menyebabkan PLTP Kamojang Unit 1 trip.
Dari kejadian tersebut kemudian dilakukan pemeriksaan awal oleh Pihak
UBP Kamojang dan hasilnya setelah melepas cover generator ditemukan ser-
pihan isolasi yang diduga berasal dari material isolasi rotor generator.
Setelah ditemukan serpihan material tersebut guna pemeriksaan lebih lanjut,
maka diputuskan untuk pull out rotor generator.
Pihak UBP Kamojang bersama dengan UBH me-
laksanakan investigasi Rotor Generator tersebut
dan hasilnya diperoleh bahwa Rotor Generator te-
lah mengalami kegagalan isolasi atau nilai megger
sebesar 0 ohm. Pengujian lain yang dilakukan
adalah Surge Test dan Balance Voltage Drop juga
menunjukkan gangguan yang serius pada Rotor
Generator tersebut. Kegagalan isolasi ini memerlu-
kan proses recovery Generator PLTP Kamojang
#1. Diperlukan beberapa tahapan persiapan pelak-
sanaan yang dimulai dari tahap persiapan, yaitu
menentukan manpower yang
dibutuhkan, membuat special
Kerusakan isolasi Rotor Generator pada komponen Coil dan Forging akibat arus yang besar saat terjadinya gangguan short circuit ke ground.
Kerusakan isolasi Rotor Generator
pada komponen Coil dan Forging
akibat arus yang besar saat terjad‐
inya gangguan short circuit ke
5MAINTENANCE JOURNAL EDISI XIV‐DESEMBER 2012 ISSN: 2089‐7502
PE R S I A P A N
tools/alat bantu pekerjaan yang spesifik sesuai dengan konstruksi Generator dan persiapan trans-
portasi. Berikut ini penjelasannya.
MANPOWER
Pelaksana pekerjaan berasal dari 100% tenaga ahli Indonesia Power, yang telah berpengalaman dalam melakukan bongkar pasang rotor generator. Pelaksana ini tersebar dari beberapa Unit Bisnis, antara lain adalah UBP Kamojang dan Unit Bisnis Pemeliharaan.
TOOLS
Setiap pabrikan Generator, memiliki ciri khas desain tertentu sehingga dibutuhkan tools yang khusus digunakan untuk proses perbaikannya. Secara umum, terdapat 2 jenis Tools yang diguna-kan, yaitu Special Tools dan General Tools. Special Tools perlu dibuat untuk menjamin seluruh langkah pekerjaan dapat dilakukan dalam kondisi sesuai rencana. Special Tools yang harus dibuat adalah:
1. Special tools untuk melepas Retaining Ring, yaitu clamp Retaining Ring dan clamp body rotor.
2. Special tools hydraulic jack yaitu Hydraulic Jack dengan kemampuan dorong dan tarik atau Double Action.
3. Extension joint untuk menghubungkan hy-draulic jack terhadap clamp Retaining Ring
4. Induction Heater yang digunakan untuk me-manaskan Retaining Ring dan juga Fan Hub
5. Special Tool Mal End Winding, untuk mem-bentuk Coil Winding sesuai bentuk desain
Selain Special Tools, perlu dipersiapkan pula Gen-
eral Tools yang digunakan selama pekerjaan,
yaitu : kunci ring pas, palu, screw driver, tang /
wrench, rol meter, lampu penerangan, sling,
chain block, gunting dan lain- lain.
Gambar special tools : Hydraulic Jack Double Action, yang
digunakan untuk pembongkaran Retaining Ring.
6MAINTENANCE JOURNAL EDISI XIV‐DESEMBER 2012 ISSN: 2089‐7502
TRANSPORTASI
Area lingkungan PLTP berisiko tinggi atas korosi sulfur yang dapat terjadi pada
komponen pembangkitan listrik. Oleh karena itu diputuskan bahwa pelaksanaan
pekerjaan dilakukan pada workshop yang memiliki risiko korosi yang rendah. Kon-
sekuensi dari keputusan tersebut adalah diperlukan langkah khusus terkait trans-
portasi yang dibutuhkan saat membawa Rotor Generator dari site ke workshop
serta sebaliknya. Persiapan transportasi tersebut harus menjamin keamanan saat
membawa Rotor Geerator dan persiapan tersebut terdiri dari :
1. Pembuatan skid transportasi yaitu suatu tools yang dibuat khusus untuk tem-
pat Rotor Generator diletakkan selama transportasi. Skid transportasi disesuai-
kan dengan berat rotor yang diangkut serta posisi tumpuan berat dan pengi-
kat
2. Pemilihan alat transportasi yaitu mobile trailer yang sesuai dan asuransi pen-
gangkutan yang cukup untuk mengcover jika terjadi kecelakaan dalam per-
jalanan
Proses persiapan transportasi, yang digunakan untuk Loading Rotor di PLTP Kamojang
dan Unloading Rotor di workshop ‐ Bandung,
7MAINTENANCE JOURNAL EDISI XIV‐DESEMBER 2012 ISSN: 2089‐7502
Tahapan pelaksanaan pekerjaan terdiri dari :
1. Pembongkaran komponen Rotor Generator
2. Pemasangan komponen Rotor Generator
3. Pengujian dan Balancing
4. Assembly Generator Dan Sinkronisasi
PEMBONGKARAN FAN HUB DAN RETAINING RING
Pekerjaan pembongkaran Fan Hub dan Retaining Ring dilaksanakan di workshop atau tempat kerja
dengan fasilitas yang lengkap (memiliki overhead crane, space area dan power supply). Sebelum
dilakukan pembongkaran Fan Hub dan juga Retaining Ring, terlebih dahulu dilakukan pengukuran
clearance awal sebelum pembongkaran sebagai referensi pada saat pemasangan. Proses pem-
bongkaran Fan Hub dan Retaining Ring menggunakan prinsip pemanasan dari special tool Induc-
tion Heater.
Material dan APD yang dibutuhkan di antaranya adalah mica, isolasi scotch 27 kawat stainless,
majun, sarung tangan asbes, sarung tangan kulit, balok kayu, dan glass wall atau asbestos sheet .
Tools yang digunakan adalah : special tools Clamp Re-
taining Ring dan Body rotor, hydraulic jack, extension
joint, sling, chain block, palu teflon, kunci pas ring, rol
meter, penggaris, lampu penerangan dan lain lain.
Setalah dilakukan pembongkaran, maka dilakukan pen-
gujian NDT Ultrasonic pada Fan Hub dan Retaining Ring
untuk memastikan tidak ada cacat retak di kedua kom-
ponen tsb akibat proses pemanasan.
P E L A K S A N A A N
Proses pembongkaran Retaining Ring dan Fan Hub.
8MAINTENANCE JOURNAL EDISI XIV‐DESEMBER 2012 ISSN: 2089‐7502
PEMBONGKARAN WEDGE ROTOR
Pembongkaran Wedge dilaksanakan setelah pembong-
karan Retaining Ring selesai dilaksanakan. Semua
Wedge dibongkar perlahan-lahan dan satu persatu
dikeluarkan dari slot-nya dengan menggunakan special
tools pelepas Wedge dan palu teplon. Semua Wedge
yang telah dilepas ditempatkan pada wadah dan di-
catat jumlahnya.
PEMBONGKARAN COIL DAN END WINDING ROTOR GENERATOR
Pembongkaran Coil dapat dilakukan setelah pembongkaran Retaining Ring sisi turbin dan sisi ex-
citer, selanjutnya Wedge yang terpasang sebagai pengunci slot juga dilepas. Pembongkaran Coil di-
lakukan dari slot Coil terluar yaitu slot 7A atau 7B ke arah slot 1A atau 1B. Saat pembongkaran Coil
dilakukan pelepasan sambungan antar slot Coil dengan menggunakan Induction Heater. Setelah itu,
Coil dilepas secara perlahan layer per layer untuk menghindari deformasi dari Coil yang akan diper-
gunakan kembali. Perlu kehati-hatian dan kesabaran saat melepas seluruh coil. Coil dilepas per slot
dan setelah dilepas Coil diberi marking berupa cincin untuk menghindari tertukarnya Coil antara pole
A dan pole B. Setelah selesai melepas Coil pada pole A, maka Rotor Generator harus diputar terlebih
dahulu untuk melepas Coil pada pole B. Setelah dilepas dari body rotor (forging), maka Coil digan-
tung pada special tool penyimpan coil berupa hanger.
Proses pembongkaran Wedge menggunakan special
tool pembuka Wedge Rotor Generator.
Proses melepas spacer pada End Winding dengan menggunakan pahat kayu & palu teplon
Proses pembongkaran coil, digantung pada hanger dan diturunkan setiap selesai satu slot.
9MAINTENANCE JOURNAL EDISI XIV‐DESEMBER 2012 ISSN: 2089‐7502
PENYAMBUNGAN COIL
Setelah Coil dibongkar atau dilepas dari slot, maka beberapa bagian sambungan akan terlepas, dan
Coil yang rusak melting akibat gangguan memerlukan proses penyambungan. Coil yang terlepas
dan putus tersebut harus disambung kembali dengan metode brazing. Setelah pelaksanaan peker-
jaan brazing harus diuji hasil proses penyambungan/brazing-nya melalui :
1. Pemeriksaan ketebalan posisi brazing atau sambungan
2. Kesesuaian atau kelurusan antara sambungan
3. Uji tahanan kontaknya dengan menggunakan alat Microohmmeter
Ketiga hal tersebut harus rata sesuai dengan kondisi sebelum dibongkar/kondisi desain.
Semua hasil brazing dicatat sebagai laporan dan dilanjutkan dengan pengukuran ketebalan hasil
brazing. Apabila hasil pengukuran tebal melebihi tebal Coil maka perlu dilakukan perbaikan dengan
cara mengkikir sesuai ketebalan yang diinginkan. Jika hasil pengukuran didapat hasil yang terlalu
tebal, maka kemungkinan saat brazing terjadi kelebihan silver tape atau silver stick sehingga perlu
dilakukan brazing ulang. Tebal yang sambungan yang berlebih dapat mengakibatkan tidak dapat
diinsertnya Coil beserta isolasi ke dalam masing-masing slot di rotor forgingnya.
Pengujian hasil proses brazing adalah pengukuran nilai tahanan contact dengan menggunakan mi-
cro ohm meter. Perlu diketahui bahwa nilai tahanan contact yang besar dapat menyebabkan total
tahanan dalam dari Coil rotor akan bertambah sehingga dapat mengakibatkan panas yang lebih be-
sar.
Proses brazing pada sambungan Coil dengan pema‐nasan dari Induction Heater.
Proses pelurusan Coil yang akan dibrazing dilakukan dengan hati‐hati
10MAINTENANCE JOURNAL EDISI XIV‐DESEMBER 2012 ISSN: 2089‐7502
PEMBERSIHAN/CLEANING COIL
Setelah Coil dibongkar atau dilepas dari slot dan dilakukan penyambungan pada beberapa bagian sam-
bungan terlepas maka tahap berikutnya adalah proses cleaning. Seluruh Coil yang akan dipasang harus
dibersihkan dari kotoran yang menempel hal ini diperlukan untuk memudahkan pemasangan Coil ke
dalam slot, menghindari terjadi kerusakan dan kegagalan isolasi saat dipasang, menghilangkan kete-
balan Coil akibat kotoran yang menempel pada permukaan coil. Coil yang telah dibersihkan mempunyai
warna tembaga yang cerah.
Metode cleaning yang dipergunakan adalah kombinasi antara chemical cleaning dan dry ice blasting. Hal
ini diperlukan karena kotoran yang menempel pada permukaan Coil yang terdiri dari resin dan material
lain sulit untuk dihilangkan sementara Coil juga harus dijaga jangan sampai mengalami deformasi dari
bentuk awalnya. Sehingga kedua metode tersebut digabung untuk dapat menggunakan Coil dalam
waktu yang lebih singkat jika dibandingkan dengan cara manual cleaning.
2. Coil direndam pada bak yang telah disi den‐gan chemical carbon removal.
1. Coil sebelum dilakukan chemical cleaning, kondisi isolasi & resin menempel sangat kuat.
3. Proses dry ice blasting, Coil digantung pada hanger.
4. Coil yang telah di cleaning dengan mengguna‐kan chemical cleaning & dry ice blasting .
1 2
3 4
11MAINTENANCE JOURNAL EDISI XIV‐DESEMBER 2012 ISSN: 2089‐7502
PELURUSAN COIL
Setelah Coil dibongkar atau dilepas dari slot dan dilakukan penyambungan pada beberapa bagian sam-
bungan terlepas maka tahap berikutnya adalah proses cleaning. Untuk memudahkan pemasangan Coil
ke dalam slot termasuk clearance yang sesuai setelah insert Coil beserta isolasinya, maka tahap berikut-
nya adalah proses pelurusan. Proses pelurusan Coil dimaksudkan untuk menghilangkan gelombang atau
ripple yang terdapat sepanjang permukaan Coil yang terjadi saat pembongkaran atau proses lain sete-
lah itu.
Untuk melakukan pelurusan Coil dibuat special tool press Coil dimana lebar dan panjang alat press dise-
suaikan dengan Coil yang akan dilakukan pelurusan.
PEMASANGAN COIL
Pekerjaan pemasangan Coil dilaksanakan setelah seluruh kelengkapan pemasangan selesai. Untuk me-
lakukan pemasangan Coil maka seluruh slot Coil harus telah bersih dan di varnish. Sebelum pemasan-
gan Coil dilaksanakan, maka terlebih dahulu dilakukan pemasangan Axial Flexible Lead dan Slot Liner.
Pemasangan Coil dilaksanakan secara bertahap dimana Coil dipasang secara berurutan dari mulai Pole
A yaitu Coil slot 1A , 2A , 3A, 4A, 5A, 6A dan 7A. Setelah selesai pemasangan Pole A, maka untuk dapat
melakukan pemasangan Pole B dilakukan pemutaran Rotor Generator sejauh 180 0. Kemudian dilakukan
pemasangan Coil Pole B secara bertahap yaitu Coil slot 1B, 2B, 3B, 4B, 5B, 6B dan 7B. Secara umum
untuk pemasangan satu slot Coil dilakukan pemasangan secara berturutan yaitu: slot liner, bottom
filler, coil, isolasi inter turn / isolasi elbow , top atau upper filler dan ditutup dengan Wedge.
Special tools pressing Coil dibuat khusus untuk lebar Coil Rotor Generator PLTP Kamojang #1
Coil yang telah di cleaning dengan kemudian dilaku‐kan pelurusan dengan special tools pressing coil.
12MAINTENANCE JOURNAL EDISI XIV‐DESEMBER 2012 ISSN: 2089‐7502
Selama pemasangan atau insert coil, maka untuk menakinkan kualitas pekerjaan selalu dila-
kukan pengujian yaitu :
1. Pengujian tahanan isolasi slot liner, dengan menggunakan megger.
2. Pengujian tahanan isolasi inter turn dengan menggunakan salah satu peralatan yaitu surge test, RSO dan voltage dropp test.
3. Pengujian tahanan dalam Coil dengan menggunakan alat jembatan wheatstone atau
milliohmmeter atau surge test.
Temporary Wedge dipergunakan untuk menekan Coil saat
insert sehingga Coil rata pada seluruh slot. Kedalaman
setiap slot sudah di design cukup untuk diisi dengan selu-
ruh Coil beserta isolasi dengan ketebalan antar belitan
(isolasi inter turn) setebal +/- 0,25 mm. Pada saat insert
Coil juga dilakukan pelurusan dengan cara memukul Coil
dengan menggunakan palu teplon dengan dilapisi bahan
isolasi pertinak tebal, diharapkan dengan pemukulan terse-
but seluruh permukaan yang bergelombang (ripple) dapat
rata. Dari kedua perlakuan tersebut (pressing dengan tem-
porary Wedge dan pemukulan) diharapkan Coil dapat diin-
sert dengan sempurna serta seluruh Coil serta isolasi inter
turn dapat di-insert.
Pembuatan dan pemasangan slot liner pada rotor gen‐erator. Material slot liner terbuat dari bahan nomex yang merupakan bahan dengan klasifikasi class H .
Proses insert Coil dimulai dari slot no 1 dan dilanjutkan ke slot berikutnya. Setiap insert Coil dilakukan pengu‐
jian megger & surge test.
Tools temporary Wedge dibuat khusus sesuai slot forg‐ing. Temporary Wedge sangat berguna dalam proses
inserting Coil .
13MAINTENANCE JOURNAL EDISI XIII —NOV 2012 ISSN: 2089‐7502
Salah satu kesulitan pemasangan atau insert Coil Rotor Generator PLTP Kamojang #1 adalah
adanya perbedaan lebar Coil pada bagian bawah (lebar 25 mm) dan bagian atas (lebar 30 mm)
yang harus dipasang pada slot yang sama. Berbeda pada Rotor Generator yang lain dimana selu-
ruh Coil mempunyai lebar yang sama sehingga material isolasi inter turn akan mempunyai dimensi
yang sama dan pemasangan lebih mudah dan cepat.
Isolasi inter turn berfungsi sebagai isolasi atau pemisah antar layer dalam
satu slot coil. Tebal isolasi inter turn yang dipergunakan adalah 0,25 mm . Untuk lebar isolasi inter
turn disesuaikan dengan lebar Coil yang akan diinsert. Isolasi inter turn harus dapat memisahkan
antar layer dalam satu slot, sehingga lebar isolasi inter turn harus diperiksa sebelum pemasangan
dan sesudah insert coil. Kegagalan fungsi dari isolasi inter turn menyebabkan terjadinya hubung
singkat antar belitan atau inter turn short circuit. Akibat dari gangguan hubung singkat ini adalah
electric unbalance pada kumparan rotor dan hal ini akan menimbulkan terjadinya perbedaan
medan magnet yang dibangkitkan oleh masing-masing kutub dan selanjutnya menyebabkan arma-
ture reaction yang tidak seimbang saat Rotor Generator beroperasi sehingga timbul “electric vibra-
tion” . Dalam pelaksanaan insert Coil kebersihan setiap lapisan Coil dan isolasi selalu diperhatikan.
Pengujian yang digunakan untuk mengetahui kualitas pemasangan isolasi inter turn adalah pengu-
jian surge test. Pengujian ini dilakukan setiap selesai pemasangan satu slot coil, sebelum dan sesu-
dah pemasangan Wedge.
Pada insert Coil lebar 25 mm perlu dipasang isolasi pengisi berupa glass cord. Glass cord tidak boleh menumpuk karena
akan menyebabkan tidak dapat menginsert Coil pada layer beri‐
Struktur Slot Coil Rotor Generator
PLTP #1 Kamojang
14MAINTENANCE JOURNAL EDISI XIV‐DESEMBER 2012 ISSN: 2089‐7502
Standard tegangan uji surge test sesuai EASA Standard AR-100-2010 For the Repair of Ro-
tating Electrical Apparatus yaitu sebesar 2Un + 1000 Volt , dimana tegangan kerja adalah
250 Volt , maka dalam aplikasi dilakukan pengujian saat di workshop sebesar 1500 Volts .
PEMBENTUKAN END WINDING
End Winding harus dibentuk saat insert Coil layer demi layer dan dilakukan secara hati-hati
untuk mendapatkan radius yang diinginkan. Pembentukan End Winding dilakukan pada Coil
lebar 25 mm dan pada Coil lebar 30 mm. Ketidaksesuaian radius yang dibentuk akan men-
yebabkan ketinggian tiap slot Coil akan keluar dari batas ketinggian yang diperbolehkan.
Permasalahan lain jika End Winding tidak sesuai dengan bentuk awalnya maka akan sulit
untuk pemasangan Spacer Axial dan Radial . Pembentukan End Winding memerlukan spe-
cial tools mal radius End Winding yang diletakkan dibawah coil. Coil akan dibentuk mengi-
kuti Mal End Winding dengan cara memukul Coil secara perlahan sehingga radiusnya akan
mengikuti mal yang telah dibuat. Ketinggian radius dari Mal End Winding diukur pada saat
pembongkaran coil. Saat pemasangan ketinggian radius End Winding akan dipasang sesuai
dengan kondisi sebelum dibongkar atau diperbaiki. Dalam pelaksanaan pekerjaan pemben-
tukan End Winding memerlukan ketilitian tinggi yang dapat membuat Coil akan kembali
pada bentuk sebelum pembongkaran. Ketenangan dalam bekerja perlu diciptakan dari ber-
bagai segi seperti tempat perbaikan dan seluruh peralatan serta material yang tersedia
akan mempercepat pekerjaan pembentukan End Winding.
Pemasangan isolasi inter turn. Lebar isolasi disesuaikan dengan lebar slot Coil dan tiap lapisan Coil dapat berbeda lebarnya. Hal ini memerlukan pemeriksaan saat pemasan‐gan dan pengujian setelah pemasangan dengan surge test.
15MAINTENANCE JOURNAL EDISI XIII—DESEMBER 2012 ISSN: 2089‐7502
GROUPING END WINDING
Pada End Winding dilakukan grouping dengan cara mengisolasi Wrapping untuk Coil lebar 25
mm pada bagian bawah dengan cara mengisolasi Wrapping pada bagian terluar sebanyak 4
layer. Proses grouping dilakukan dengan menggunakan bahan isolasi fiberglass tape yang di-
Wrapping sedemikian rupa dan kemudian diberi resin dengan campuran perbandingan resin
+ harderner yang sesuai. Fungsi dari grouping ini adalah untuk memperkuat End Winding
saat beroperasi. Hal ini diperlukan karena Coil yang terpasang terbuat dari tembaga yang
mempunyai tebal 2 mm yang cendrung mudah mengalami deformation. Saat operasi akan
terjadi hembusan udara pendingin pada seluruh rotor termasuk ke dalam End Winding yang
akan menabrak Coil pada End Winding tersebut. Jika Coil pada End Winding tidak diperkuat
maka kemungkinan akan terjadi deformation. Grouping harus dilakukan dengan baik untuk
mendapatkan ketinggian dan radius yang sempurna. Dalam pelaksanaan pekerjaan grouping
harus dilakukan secara hati-hati sehingga tidak terjadi void pada isolasi. Dibutuhkan keahlian
khusus dalam melakukan grouping Coil pada End Winding, pemberian resin yang berlebih
pada saat grouping akan menyebabkan isolasi grouping menjadi lebih tebal. Fiber glass tape
dililitkan pada Coil dengan overlap disesuaikan tebal isolasi yang diperbolehkan. Dalam
penentuan overlap isolasi dapat dihitung atau disimulasikan sehingga ketebalan yang
diperoleh saat pekerjaan selesai memenuhi syarat untuk pemasangan Retaining Ring.
Pembentukan End Winding memerlukan special tool Mal End Winding. Pembentukan End Winding memerlukan ketelitian tinggi
agar Coil kembali pada bentuk sebelum pembongkaran.
16MAINTENANCE JOURNAL EDISI XIV‐DESEMBER 2012 ISSN: 2089‐7502
Pekerjaan grouping pada layer bawah End Winding dengan menggunakan glass fiber tape dengan overlap‐ping sesuai ketebalan yang
dibutuhkan.
Grouping pada layer bawah End Winding dengan menggunakan glass fiber tape serta diperkuat mengguna‐kan resin dengan per‐bandingan campuran resin dan hardener yang disesuaikan ke‐
butuhan.
17MAINTENANCE JOURNAL EDISI XIV‐DESEMBER 2012 ISSN: 2089‐7502
PRESSING END WINDING
Untuk mendapatkan bentuk radius yang diinginkan maka End Winding perlu dilakukan press-
ing pada permukaan End Winding-nya. Pressing terutama dilakukan pada saat grouping te-
lah dilakukan untuk mendapatkan radius End Winding yang sesuai bersama mengeringnya
resin pada grouping. Dalam melakukan pressing End Winding perlu diperhatikan dan diukur
ketinggian pada masing-masing posisi end Winding. Kesalahan pengukuran mengakibatkan
kesalahan radius End Winding dan lebih jauh akan menyebabkan ketinggian pada Coil layer
berikutnya melebihi dari tinggi yang diizinkan. Ketinggian End Winding yang melebihi batas
akan menyebabkan kesulitan dalam pemasangan Retaining Ring.
Posisi Coil saat pemasangan harus diukur dan dibuat seimbang antara sisi Exciter dan sisi
Turbin. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan penggaris pada sisi exciter dan sisi tur-
bine, Coil dapat digeser atau didorong sehingga posisi pada daerah End Winding seimbang.
Kesalahan dalam posisi Coil End Winding menyebabkan jarak pada masing-masing End
Winding berbeda dan akan menyebabkan pemasangan spacer axial tidak dapat dilaksana-
kan. Apabila jarak axial pada End Winding tidak sesuai yang dibutuhkan, maka isolasi end
disc Retaining Ring akan terdorong ke arah luar sehingga Retaining Ring tidak dapat di-
pasang. Jarak End Winding yang berbeda juga menyebabkan medan magnet yang ditimbul-
kan tidak terfokus sehingga jika hal ini terjadi akan menyebabkan magnetic center terhadap
stator dapat bergeser. Kesalahan magnetic center akan menyebabkan vibrasi aksial pada
rotor generator.
Special tools pressing End Winding sangat diperlukan untuk pembentukan radius End Winding setelah pekerjaan grouping end Winding. Bentuk & ketinggian End Winding perlu dibentuk agar spacer , slot Coil berikutnya dan Retaining Ring dapat dipasang
18MAINTENANCE JOURNAL EDISI XIV‐DESEMBER 2012 ISSN: 2089‐7502
PEMASANGAN WEDGE
Pemasangan Wedge dilaksanakan setelah seluruh Coil dalam satu slot telah ter-
pasang. Wedge berguna sebagai pengunci Coil agar tidak keluar atau terlepas
saat Rotor Generator beroperasi. Pemasangan Wedge dilakukan dengan cara
memasukkan Wedge pada slotnya dan yang menjadi perhatian saat pemasan-
gan adalah kekencangan dari Wedge. Kekencangan Wedge merupakan istilah
yang menggambarkan posisi Wedge yang terpasang pada slot, yang berfungsi
untuk mengunci belitan. Jika Wedge tidak dapat menjalankan fungsinya atau
longgar, maka pada saat Rotor Generator beroperasi Coil akan bergerak kearah
luar akibat gaya sentrifugal. Jika hal ini terjadi secara terus-menerus maka akan
menyebabkan gesekan terhadap isolasinya. Gangguan ini dapat menyebabkan
rusaknya isolasi yang mengakibatkan short to body (ground fault). Wedge di-
pasang dengan cara memukul Wedge satu persatu dengan palu plastic dan
tools yang dibuat khusus untuk Wedge. Wedge terbuat dari bahan khusus yang
mampu menahan beban Coil dalam satu slot. Seluruh Wedge harus dibersihkan
terlebih dahulu sebelum dipasang. Jika terdapat kotoran yang menempel pada
Wedge akan menyebabkan pemasangan Wedge pada slot terjadi gesekan yang
selanjutnya kotoran tersebut dapat menjadi pemicu terjadinya ground fault.
Permukaan Wedge yang kasar atau goresan yang terjadi saat pembongkaran
juga harus diratakan atau dibersihkan dengan menggunakan batu gosok atau
amplas sehingga permukaan Wedge halus.
Proses pemasangan Wedge, dilakukan setelah seluruh Coil selesai di‐insert.
19MAINTENANCE JOURNAL EDISI XIV‐DESEMBER 2012 ISSN: 2089‐7502
PEMASANGAN SPACER AKSIAL DAN RADIAL
Spacer Aksial dan Radial dipasang setelah seluruh Coil dan Wedge terpasang. Sebelum pe-
masangan maka terlebih dahulu dilakukan pengukuran ketinggian dari masing-masing slot
coil. Jika tinggi dari masing-masing slot Coil telah terpenuhi, maka spacer dapat dipasang.
Spacer yang dipasang mempunyai celah udara sesuai dengan lubang pendinginan pada Re-
taining Ring. Masing-masing spacer pada slot Coil berbeda. Kesalahan pemasangan spacer
dapat menyebabkan gangguan antara lain adalah :
1. Tertutupnya lubang pendingin pada Retaining Ring yang mengakibatkan udara pendingin
pada End Winding tidak terpenuhi.
2. Tinggi dari End Winding melebihi radius yang dipersyaratkan sehingga Retaining Ring
tidak bisa dipasang. Jika spacer telah terpasang maka End Winding tidak bisa dibentuk
lagi karena tertahan oleh spacer terhadap slot Coil lainnya.
PEMASANGAN RETAINING RING
Proses pemasangan Retaining Ring menggunakan beberapa tools di antaranya adalah:
1. Clamp body rotor : fungsi sebagai support hydraulic jack saat melepas dan memasang
Retaining Ring. Clamp body rotor terbuat dari material carbon steel yang dibuat seten-
gah lingkaran dan dipasang dengan memasang bolt pada bagian atas serta bawahnya.
Untuk mendapatkan gaya clamp yang baik, maka radius dari clamp body rotor harus
dibuat sesuai radius body rotor dengan penambahan sedikit clearance untuk material
pelindung body rotor terhadap gesekan dengan clamp body. Pada sisi kiri dan kanan di-
pasang support penahan hydraulic jack untuk mendorong keluar saat melepas Retaining
Ring atau menarik Retaining Ring saat pemasangan.
Pemasangan spacer pada end Winding. Spacer berguna untuk memisahkan Coil pada masing‐
masing slot dan pengikat Coil agar tidak mengalami pergeseran atau
migrasi.
20MAINTENANCE JOURNAL EDISI XIV‐DESEMBER 2012 ISSN: 2089‐7502
2. Clamp Retaining Ring : fungsi clamp Retaining Ring adalah untuk men-
gangkat Retaining Ring , sebagai support mendorong atau menarik Retain-
ing Ring saat melepas atau memasang Retaining Ring. Ide pembuatan
clamp Retaining Ring sama dengan pembuatan clamp body rotor, dimana
diameter clamp Retaining Ring diseseuaikan dengan diameter Retaining
Ring (830 mm) dengan penambahan diameter untuk material pelindung
clamp terhadap Retaining Ring agar tidak terjadi gesekan.
3. Hydrualic Jack Double Action : fungsi hydraulic jack double action adalah
untuk mendorong saat melepas Retaining Ring dan menarik saat pemasan-
gan Retaining Ring. Untuk mendapatkan jarak yang sesuai maka dibuat
extension shaft yang dapat dibuka pasang pada hydraulic. Dengan penam-
bahan Extension Shaft maka Hydraulic Jack dapat dipasang pada support
dengan jarak yang sesuai dengan posisi mendorong atau menarik Retain-
ing Ring.
Special tools Clamp Re‐taining Ring, Clamp Body Rotor dan Hydraulic Dou‐ble Action yang diguna‐kan untuk mendorong saat melepas dan menarik saat pemasan‐gan Retaining Ring.
21MAINTENANCE JOURNAL EDISI XIII—DESEMBER 2012 ISSN: 2089‐7502
PENGUKURAN TAHANAN ISOLASI
Pengukuran tahanan isolasi dilaksanakan setiap pemasangan sebanyak 3 layer Coil dan kelipatannya
dalam satu slot coil. Pengujian isolasi ini dimaksudkan agar dapat diketahui kualitas dari isolasi yang
terpasang pada masing-masing layer dalam satu slot. Jika terjadi kesalahan pemasangan akan mudah
diketahui posisi isolasi yang tidak sesuai kriteria sehingga perbaikan akan cepat dapat dilakukan.
Dalam pelaksanaan pengujian tahanan isolasi atau megger test dipergunakan standard IEEE Stds 43
dengan tegangan uji sebesar 500 VDC. Apabila isolasi Slot Liner atau Ground Insulation tidak sesuai
dengan standard nilai yang diharapkan maka akan terjadi kegagalan isolasi yang menyebabkan Rotor
Generator tidak dapat dioperasikan sampai dengan dilakukan perbaikan. Apabila isolasi slot liner atau
gound wall insulation mengalami breakdown maka arus excitasi akan mengalir ke gound atau ke body
rotor sehingga dapat merusakkan slot liner dan Coil yang mengalami short ke ground. Akibat gang-
guan ini biasanya Coil dan forging mengalami melting.
SURGE TEST
Pengujian Surge Test dilakukan setiap selesai pemasangan satu slot coil, sebelum dan setelah pema-
sangan Wedge. Tujuan dari pengujian Surge Test adalah untuk mengetahui kondisi isolasi inter turn
pada setiap slot Coil pada setiap selesai pemasangan dan pada seluruh slot setelah selesai perbaikan
rotor. Prinsip kerja dari surge test adalah memberikan tegangan sesaat sesuai rating yang diinginkan.
EASA AR100-2010 Recommended Practice – Rev. October 2010, disebutkan bahwa tegangan uji
Surge Test adalah 2UN + 1000 Volt. Prinsip uji adalah
dengan memberikan injeksi tegangan pada ujung Coil
pertama dan dilanjutkan injecksi tegangan ke ujung
Coil kedua, hasilnya disimpan pada alat test. Untuk
mengetahui kondisi Coil yang diuji maka alat surge test
akan membandingkan grafik pembacaan pada injection
pertama terhadap injection kedua, jika hasil grafik ber-
himpit maka Coil dinyatakan baik dan apabila sebali-
knya maka kondisi tidak baik.
P E N G U J I A N
22MAINTENANCE JOURNAL EDISI XIII—DESEMBER 2012 ISSN: 2089‐7502
PENGUKURAN CLEARENCE
Sesaat setelah Retaining Ring terpasang harus segera dilakukan pengukuran clearance axial antara
Retaining Ring terhadap slot forging rotor generator. Hasil pengukuran dicatat dan dibandingkan ter-
hadap standard pengukuran yang diberikan oleh pihak fabricant. Kesalahan clearance dalam pema-
sangan Retaining Ring dapat menyebabkan run out dari Retaining Ring menjadi besar. Dampak dari
run out yang besar atau melebihi standard yang telah ditentukan akan menyebabkan unbalance vi-
brasi pada rotor generator.
PENGUJIAN NDT ULTRASONIC TEST
Pengujian ultrasonic test dilakukan setelah pemasangan Retaining Ring, hal ini perlu dilakukan untuk
melihat keretakan pada saat pemanasan. Pengujian dilakukan pada seluruh permukaan Retaining
Ring sehingga jika terjadi keretakan dapat diketahui dengan segera.
Pengukuran clearance axial Retaining Ring terhadap slot forging rotor gen‐erator. Hasil pengukuran harus memenuhi standard yang telah ditentukan
fabricant. Ketidaksesuaian akan menyebabkan unbalance vibrasi.
Pengujian ultrasonic test setelah Retaining Ring dipasang kem‐
23MAINTENANCE JOURNAL EDISI XIII—DESEMBER 2012 ISSN: 2089‐7502
BALANCING
Pekerjaan akhir dalam perbaikan Rotor Generator adalah pemeriksaan run out
dan balancing Rotor Generator di fasilitas workshop. Pelaksanaan balancing dila-
kukan di workshop dengan menggunakan low speed balancing dimana putaran
saat balancing rotor sebesar 300 rpm. Keuntungan dilakukannya workshop bal-
ancing adalah pekerjaan balancing dapat dilakukan dengan cepat jika dibanding-
kan pekerjaan di site. Pelaksanaan workshop balancing diselesaikan selama 3
hari.
Transportasi Rotor Generator ke PLTP Kamojang. Setelah perbaikan Rotor Gen-
erator di workshop dari aspek electrical dan mechanical dinyatakan selesai, maka
dilakukan mobilisasi Rotor Generator ke PLTP Kamojang. Mobilisasi Rotor Genera-
tor dengan menggunakan mobile trailer dimana rotor ditempatkan pada special
tools skid transportasi yang telah dipergunakan saat pengangkutan dari PLTP Ka-
mojang ke workshop. Rotor Generator ditempatkan dan dikencangkan pada skid
sehingga aman saat pegangkutan ke PLTP Kamojang. Untuk mengcover jika ter-
jadi gangguan saat perjalanan, maka saat mobilisasi Rotor Generator diasuransi-
kan sesuai dengan nilainya.
Pemeriksaan run out dan work‐shop balancing. Workshop bal‐ancing dapat dilakukan lebih cepat serta mudah dari pada
dilakukan di site.
24MAINTENANCE JOURNAL EDISI XIII—DESEMBER 2012 ISSN: 2089‐7502
TRANSPORTASI ROTOR DARI WORKSHOP KE PLTP KAMOJANG
Setelah perbaikan Rotor Generator di workshop dinyatakan selesai (secara aspek electrical
dan mechanical), maka dilakukan mobilisasi Rotor Generator ke PLTP Kamojang. Mobi-
lisasi Rotor Generator dengan menggunakan mobile trailer dimana rotor ditempatkan pada
special tools skid transportasi yang telah dipergunakan saat pengangkutan dari PLTP Ka-
mojang ke workshop. Rotor Generator ditempatkan dan dikencangkan pada skid sehingga
aman saat pengangkutan ke PLTP Kamojang. Untuk mengcover jika terjadi gangguan saat
perjalanan, maka saat mobilisasi Rotor Generator diasuransikan sesuai dengan nilainya.
ASSEMBLY GENERATOR
Pekerjaan assembly generator dilaksanakan setelah Rotor Generator tiba di site PLTP Ka-
mojang. Assembly Generator dilaksanakan dengan memperhatikan qualitas pemasangan
dimana clearance atau batasan setiap pemasangan part generator harus sesuai sehingga
dalam pengoperasiannya tidak terjadi gangguan atau keterbatasan yang diakibatkan oleh
kesalahan dari pemasangan atau penggunaan material yang tidak sesuai standard. Setiap
pemasangan parts generator dilakukan dengan teliti dan melalui pemeriksaan sehingga
diharapkan tidak terjadi kesalahan yang mengakibatkan kerusakan.
T A H A P A K H I R
Transportasi Rotor Generator dari workshop ke PLTP Kamojang dengan menggunakan mobile trailer . Rotor Generator dikencangkan sehingga aman dalam per‐
jalanan
25MAINTENANCE JOURNAL EDISI XIII—DESEMBER 2012 ISSN: 2089‐7502
SYNCHRONIZE GENERATOR
Hasil pekerjaan perbaikan Rotor Generator dapat dilihat pada saat uji coba excitasi dan pembe-
banan generator. Kriteria hasil perbaikan adalah dapat dioperasikan pada Base Load dan vibrasi
yang memenuhi syarat. Rotor Generator PLTP Kamojang telah synchronize/tersambung ke sys-
tem JAMALI pada tanggal 24 DESEMBER 2012 , pukul 11.13 WIB dengan hasil yang baik. Ke-
mudian Rotor Generator dapat dioperasikan pada base load, dengan level vibrasi yang me-
menuhi batasan operasional.
Pekerjaan assembly generator dilaksanakan dengan memperhatikan qualitas pemasangan. Penggunaan material dan pengukuran clear‐ance yang memenuhi standard menghasilkan qualitas yang dapat
mengoperasikan generator dengan baik .
PLTP Kamojang Unit 1 telah synchronize dengan hasil yang cukup baik.
26MAINTENANCE JOURNAL EDISI XIII—DESEMBER 2012 ISSN: 2089‐7502
Perbaikan Rotor Generator yang telah dilakukan oleh PT. Indonesia Power – UBH bersama den-
gan UBP Kamojang telah dapat mengoperasikan kembali PLTP Kamojang Unit 1 dengan hasil
baik. Pekerjaan perbaikan dilakukan dengan mengutamakan kualitas yang juga memperhatikan
schedule yang telah ditetapkan. Pemanfaatan manpower di lingkungan PT. Indonesia power
membawa nilai positive dimana pengembangan ilmu dan kompetensi pada masing-masing indi-
vidu menjadi lebih baik lagi. Pengalaman yang di dapat dalam perbaikan Rotor Generator PLTP
Kamojang Unit 1 dapat dimanfaatkan di lingkungan PT. Indonesia Power dan tempat lain yang
membutuhkan. Pengetahuan dan penggunaan standard dalam proses perbaikan menjadi hal
utama dalam menghasilkan pekerjaan yang baik dan dapat dipertanggungjawabkan. Keharmoni-
san dan pembentukan tim yang solid menjadi hal khusus tersendiri dalam pekerjaan perbaikan.
Kekurangan atau kelebihan masing-masing individu saling melengkapi sehingga proses dapat
berjalan dari mulai pembongkaran sampai dengan pemasangan kembali.
Pembuatan special tools yang diperlukan dalam perbaikan Rotor Generator diciptakan untuk
membuat kemudahan saat pekerjaan sehingga dapat mempercepat proses pekerjaan dan hasil
baik. Seluruh ide dari tim perbaikan dituangkan dalam diskusi-diskusi dan dengan Brainstorming
selalu didapat jalan keluar yang cemerlang dari setiap masalah yang dihadapi.
K E S I M P U L A N
REFERENSI
1. Laporan Pekerjaan Reinsulation Rotor Generator PLTP Kamojang #1, 2012
2. IEEE Std 43—2000, Recommended Prac-tice for Testing Insulation Resistance of Rotating Machinery, 2008.
3. ANSI/EASA AR100-2010: Recommended Practice for the Repair of Rotating Electri-cal Apparatus, Oct 2010.
4. Manual Book Pemeliharaan Generator PLTP Kamojang
27MAINTENANCE JOURNAL EDISI XIII—DESEMBER 2012 ISSN: 2089‐7502
FULL INTEGRATION OF AMT PROCESSES
28MAINTENANCE JOURNAL EDISI XIII—DESEMBER 2012 ISSN: 2089‐7502
OUTAGE MANAGEMENT FRAMEWORK UPDATE
KETERANGAN :
REAP : RISK EVALUATION AND PRIORITIZATION
STO : STRUKTUR ORGANISASI
QCP : QUALITY CONTROL PLAN
ME : MONITORING EVALUASI K3 & LINGKUNGAN
JADWAL PERENCAAN DAN PERSIAPAN OUTAGE
e-Maintenance Journal diterbitkan oleh PT. Indonesia Power-Unit Bisnis Pemeliharaan secara berkala (setiap bulan) berisi kumpulan tulisan ilmiah praktis tentang pemeliharaan pembangkit tenaga listrik di lingkungan PT. Indonesia Power dan PLN Group. Redaksi menerima tulisan yang berkaitan dengan ilmu dan teknologi pemeliharaan pembangkit. Format tulisan diketik maksimum 5 halaman spasi 1, disertai dengan ilustrasi gambar jika ada dan dikirimkan via e-mail: [email protected]
http://192.168.110.183/manajemen-overhaul/frame_work.asp
ISSN: 2089‐7502
Good Bye
The Sparkling of
2012
&
Welcome
The Bright of
2013
1. UBOH Banten 1 Suralaya ‐ PLTU Banten 1
Seriuos Inspection
2. UBP Priok ‐ PLTGU GT 2.2
Inspection Type C
3. UBP Kamojang ‐ PLTP Kamojang 3
Simple Inspection
4. UBP Mrica ‐ PLTA Wonogiri
Recovery
5. UBP Semarang ‐ PLTGU ST 2.2
SI + Retubing (HRSG 2.0)
6. UBP Semarang ‐ PLTGU T. Lorok GT 2.3
Major Inspection + RLA Pemasangan Generator
7. UBP Bali ‐ PLTG Pesanggaran 4
Major Inspection + RLA Rotor Turbin
OUTAGE EXECUTION IN PROGRESS