des 2012

29
UNIT BISNIS PEMELIHARAAN EDISI XIVDESEMBER 2012 ISSN: 20897502 8 PELAKSANAAN 5 6 LIPUTAN KHUSUS PERSIAPAN LATAR BELAKANG LATAR BELAKANG REINSULASI PENGUJIAN KESIMPULAN 22 TAHAP AKHIR 25 27 ROTOR GENERATOR PLTP KAMOJANG #1

Upload: vichaumahu

Post on 25-Oct-2015

116 views

Category:

Documents


27 download

TRANSCRIPT

Page 1: Des 2012

 

 

 

UNIT BISNIS PEMELIHARAAN 

EDISI XIV‐DESEMBER 2012   ISSN: 2089‐7502

8 PELAKSANAAN

5 6

LIPUTAN KHUSUS

PERSIAPAN

LATAR BELAKANGLATAR BELAKANG

REINSULASI

PENGUJIAN

KESIMPULAN

22 TAHAP AKHIR 25

27

ROTOR GENERATOR

PLTP KAMOJANG #1 

Page 2: Des 2012

 

 

KALEIDOSKOP 2012

Tahun prestasi telah ditorehkan oleh insan UBH dalam melaksanakan rutinitas pekerjaan yang tak kalah dengan tahun-tahun sebelum-nya. Meski banyak kendala, tetapi secara umum dapat diatasi dengan baik. Salah satu yang menjadi catatan prestasi UBH adalah berhasil sinkronnya Generator PLTP #1 Ka-mojang pada Sistem JAMALI.

Keberhasilan ini mengakhiri proses panjang yang harus dilalui dalam pelaksanaan peker-jaan recovery rotor generator PLTP KMJ #1. Meski sudah sering melaksanakan pekerjaan reinsulasi rotor generator, tetapi khusus pada rotor PLTP KMJ#1 ini Tim UBH awalnya sem-pat kedodoran. Hal ini disebabkan karena kon-struksi rotor winding yang berbeda dengan yang biasa ditemui pada jenis rotor generator sebelumnya. Selain itu material bekas isolasi yang “burned” menjadi carbon yang melekat erat di coil bar, membutuhkan proses cleaning yang bertingkat dari solvent chemical cleaning, scotbright manual cleaning dan terakhir dengan dry ice blasting. Inilah yang menjadi pengham-bat utama bagi akselerasi pekerjaan recovery generator PLTP KMJ#1.

Untuk memberikan gambaran yang jelas tentang apa yang telah dilaksanakan Tim UBH dalam pekerjaan tersebut, maka pada Edisi XIV ini secara khusus pekerjaan reinsulasi ro-tor generator dijadikan liputan khusus. Se-moga topik ini bisa memberikan gambaran positif tentang kompetensi UBH dan Indone-sia Power yang belum bisa dimiliki oleh peru-sahaan lain sejenis.

Let’s go GREEN Read only from SCREEN !

T A R W A J I Editor in Chief

Halaman 2 

Penerbit PT INDONESIA POWER Unit Bisnis Pemeliharaan Pembina Ir. Mangampin Saragi (GM) Daniel Eliawardhana, ST (DGMH) Ir. Pelitabaru Pakpahan (ASOM) Pemimpin Redaksi Ir. Tarwaji, MT (DGMT) Wakil Pemimpin Redaksi Usvizal Zainuddin, ST (MENG) Redaktur Pelaksana Dwi Handoyo Saputro, ST, MT (MQAS) Sidang Redaksi: Ketua : Ir. Tarwaji, MT (DGMT) Sekretaris : Dwi Handoyo S., ST, MT (MQAS) Anggota : Usvizal Zainuddin, ST (MENG) Barnas Burhanuddin, ST, MT (MRHR) Amir Murtono, ST (MSHR) Rita Triani, ST (MDHR Redaksi: Suryo Wirawan, ST, MT (Ahli Vibrasi) Indra Jaya, ST (Ahli Generator) Ruri M. Batubara, ST (Ahli Turbin) Zulfadhli, ST, MT (Ahli Madya Vibrasi) Sujadi, ST (Ahli Generator) Ichwal Irawadi, ST (SPS SIS) Sekretaris Redaksi Fitri Ratna Amelia, ST. Alamat Redaksi [email protected]

2MAINTENANCE JOURNAL EDISI XIV‐DESEMBER 2012 ISSN: 2089‐7502 

EDITOR’S NOTE SUSUNAN REDAKSI 

Welcome The Bright of 2013

Good Bye The Sparkling of 2012

Page 3: Des 2012

 

 

Halaman 3 

 

3MAINTENANCE JOURNAL EDISI XIV‐DESEMBER 2012 ISSN: 2089‐7502 

CHANGE AGENT

Pada Kamis, 20 Desember 2012 di Ruang Rapat II UBH telah diadakan pertemuan dengan para Change Agent dan Tim OPI UBH. Pertemuan ini rutin diadakan sebagai bagian dari kepe-dulian Manajemen terhadap konsistensi pelaksanaan CAP &

OPI di UBH. Dalam pelaksanaan program CAP dan OPI di Indonesia Power, ternyata masih ditemui adanya kendala yang dapat membuat jalannya program tersebut tidak bisa diakselerasi. Temuan ini adalah salah satu manfaat yang diperoleh dari pertemuan rutin antara manajemen dan Tim CAP-OPI.

Salah satu kendalanya adalah stagnasi keberlanjutan program akibat masih adanya tembok virtual yang menjadi barrier antara Tim CAP-OPI dengan seluruh pegawai pada umumnya. Ada kesan ekslusifisme pada Tim sehingga program-programnya be-lum membumi, dalam arti masih ada ketidakterlibatan dan ketidaktahuan para pegawai keseluruhan. Sebenarnya inilah yang harus kita sadari bahwa banyaknya program-program manajemen yang tidak lugas untuk bisa dijalankan adalah kurangnya keterli-batan para pegawai di luar para anggota tim yang telah ditunjuk. Kesan lain yang dite-mukan adalah bahwa para anggota tim ini adalah pegawai-pegawai yang itu-itu saja, lalu kemana dan dimana yang lainnya?

Setelah itu kita menyadari di mana posisi kita …. layaknya kita menuju ke Kuad-ran II yakni menyadari bahwa kita belum kompeten untuk dapat menjebol benteng ekslusifisme anggota tim agar menjadi kompetensi seluruh pegawai. Akar masalah telah ditemukan, What’s Next? Ya kita harus memperbanyak keterlibatan pegawai lebih ban-yak lagi sampai seluruh pegawai mengerti dan menjadi pendukung program-program CAP-OPI secara ikhlas. Dengan keikhlasan mereka, maka secara otomatis mereka akan bergerak sendiri secara pro-aktif dan efeknya seperti reaksi berantai yang hanya dengan “satu buah neutron pemicu” saja, maka efeknya sangat dahsyat.

Langkah mudah berikutnya adalah menentukan tema yang akan diprogramkan pada 2013 ini, yaitu Peningkatan MCL (Mindset, Capability & Leadership) serta pen-guatan Proses Bisnis Internal yang merupakan Leading Indicator dari seluruh struktur bangunan KPI dalam Kontrak Manajemen 2013. Untuk insan-insan UBH yang saya cintai . . . Kita pasti bisa . . . bisa . . . bisa . . .

GM  ADDRESS 

Page 4: Des 2012

 

 

4MAINTENANCE JOURNAL EDISI XIV‐DESEMBER 2012 ISSN: 2089‐7502 

 L A T A R B E L A K A N G

Oleh: Indra Jaya Sujadi (Ahli Generator UBH)  Editor : Dwi H S. 

Rotor Generator PLTP Kamojang Unit 1 mengalami gangguan pada tanggal

13 Maret 2012 saat berbeban 25 MW , dengan indikasi kejadian vibrasi

tinggi pada generator sehingga menyebabkan PLTP Kamojang Unit 1 trip.

Dari kejadian tersebut kemudian dilakukan pemeriksaan awal oleh Pihak

UBP Kamojang dan hasilnya setelah melepas cover generator ditemukan ser-

pihan isolasi yang diduga berasal dari material isolasi rotor generator.

Setelah ditemukan serpihan material tersebut guna pemeriksaan lebih lanjut,

maka diputuskan untuk pull out rotor generator.

Pihak UBP Kamojang bersama dengan UBH me-

laksanakan investigasi Rotor Generator tersebut

dan hasilnya diperoleh bahwa Rotor Generator te-

lah mengalami kegagalan isolasi atau nilai megger

sebesar 0 ohm. Pengujian lain yang dilakukan

adalah Surge Test dan Balance Voltage Drop juga

menunjukkan gangguan yang serius pada Rotor

Generator tersebut. Kegagalan isolasi ini memerlu-

kan proses recovery Generator PLTP Kamojang

#1. Diperlukan beberapa tahapan persiapan pelak-

sanaan yang dimulai dari tahap persiapan, yaitu

menentukan manpower yang

dibutuhkan, membuat special

Kerusakan isolasi Rotor Generator pada komponen Coil dan Forging akibat arus yang besar saat terjadinya gangguan short circuit ke ground. 

Kerusakan  isolasi Rotor Generator 

pada  komponen  Coil  dan  Forging 

akibat arus yang besar saat terjad‐

inya  gangguan  short  circuit  ke 

Page 5: Des 2012

 

 

5MAINTENANCE JOURNAL EDISI XIV‐DESEMBER 2012 ISSN: 2089‐7502 

 PE R S I A P A N

tools/alat bantu pekerjaan yang spesifik sesuai dengan konstruksi Generator dan persiapan trans-

portasi. Berikut ini penjelasannya.

MANPOWER

Pelaksana pekerjaan berasal dari 100% tenaga ahli Indonesia Power, yang telah berpengalaman dalam melakukan bongkar pasang rotor generator. Pelaksana ini tersebar dari beberapa Unit Bisnis, antara lain adalah UBP Kamojang dan Unit Bisnis Pemeliharaan.

TOOLS

Setiap pabrikan Generator, memiliki ciri khas desain tertentu sehingga dibutuhkan tools yang khusus digunakan untuk proses perbaikannya. Secara umum, terdapat 2 jenis Tools yang diguna-kan, yaitu Special Tools dan General Tools. Special Tools perlu dibuat untuk menjamin seluruh langkah pekerjaan dapat dilakukan dalam kondisi sesuai rencana. Special Tools yang harus dibuat adalah:

1. Special tools untuk melepas Retaining Ring, yaitu clamp Retaining Ring dan clamp body rotor.

2. Special tools hydraulic jack yaitu Hydraulic Jack dengan kemampuan dorong dan tarik atau Double Action.

3. Extension joint untuk menghubungkan hy-draulic jack terhadap clamp Retaining Ring

4. Induction Heater yang digunakan untuk me-manaskan Retaining Ring dan juga Fan Hub

5. Special Tool Mal End Winding, untuk mem-bentuk Coil Winding sesuai bentuk desain

Selain Special Tools, perlu dipersiapkan pula Gen-

eral Tools yang digunakan selama pekerjaan,

yaitu : kunci ring pas, palu, screw driver, tang /

wrench, rol meter, lampu penerangan, sling,

chain block, gunting dan lain- lain.

Gambar special tools : Hydraulic Jack Double Action, yang 

digunakan untuk pembongkaran Retaining Ring. 

Page 6: Des 2012

 

 

6MAINTENANCE JOURNAL EDISI XIV‐DESEMBER 2012 ISSN: 2089‐7502 

TRANSPORTASI

Area lingkungan PLTP berisiko tinggi atas korosi sulfur yang dapat terjadi pada

komponen pembangkitan listrik. Oleh karena itu diputuskan bahwa pelaksanaan

pekerjaan dilakukan pada workshop yang memiliki risiko korosi yang rendah. Kon-

sekuensi dari keputusan tersebut adalah diperlukan langkah khusus terkait trans-

portasi yang dibutuhkan saat membawa Rotor Generator dari site ke workshop

serta sebaliknya. Persiapan transportasi tersebut harus menjamin keamanan saat

membawa Rotor Geerator dan persiapan tersebut terdiri dari :

1. Pembuatan skid transportasi yaitu suatu tools yang dibuat khusus untuk tem-

pat Rotor Generator diletakkan selama transportasi. Skid transportasi disesuai-

kan dengan berat rotor yang diangkut serta posisi tumpuan berat dan pengi-

kat

2. Pemilihan alat transportasi yaitu mobile trailer yang sesuai dan asuransi pen-

gangkutan yang cukup untuk mengcover jika terjadi kecelakaan dalam per-

jalanan

Proses persiapan transportasi, yang digunakan untuk Loading Rotor di PLTP Kamojang  

dan Unloading Rotor di workshop ‐ Bandung,   

Page 7: Des 2012

 

 

7MAINTENANCE JOURNAL EDISI XIV‐DESEMBER 2012 ISSN: 2089‐7502 

Tahapan pelaksanaan pekerjaan terdiri dari :

1. Pembongkaran komponen Rotor Generator

2. Pemasangan komponen Rotor Generator

3. Pengujian dan Balancing

4. Assembly Generator Dan Sinkronisasi

PEMBONGKARAN FAN HUB DAN RETAINING RING

Pekerjaan pembongkaran Fan Hub dan Retaining Ring dilaksanakan di workshop atau tempat kerja

dengan fasilitas yang lengkap (memiliki overhead crane, space area dan power supply). Sebelum

dilakukan pembongkaran Fan Hub dan juga Retaining Ring, terlebih dahulu dilakukan pengukuran

clearance awal sebelum pembongkaran sebagai referensi pada saat pemasangan. Proses pem-

bongkaran Fan Hub dan Retaining Ring menggunakan prinsip pemanasan dari special tool Induc-

tion Heater.

Material dan APD yang dibutuhkan di antaranya adalah mica, isolasi scotch 27 kawat stainless,

majun, sarung tangan asbes, sarung tangan kulit, balok kayu, dan glass wall atau asbestos sheet .

Tools yang digunakan adalah : special tools Clamp Re-

taining Ring dan Body rotor, hydraulic jack, extension

joint, sling, chain block, palu teflon, kunci pas ring, rol

meter, penggaris, lampu penerangan dan lain lain.

Setalah dilakukan pembongkaran, maka dilakukan pen-

gujian NDT Ultrasonic pada Fan Hub dan Retaining Ring

untuk memastikan tidak ada cacat retak di kedua kom-

ponen tsb akibat proses pemanasan.

P E L A K S A N A A N

Proses pembongkaran Retaining Ring dan Fan Hub. 

Page 8: Des 2012

 

 

8MAINTENANCE JOURNAL EDISI XIV‐DESEMBER 2012 ISSN: 2089‐7502 

PEMBONGKARAN WEDGE ROTOR

Pembongkaran Wedge dilaksanakan setelah pembong-

karan Retaining Ring selesai dilaksanakan. Semua

Wedge dibongkar perlahan-lahan dan satu persatu

dikeluarkan dari slot-nya dengan menggunakan special

tools pelepas Wedge dan palu teplon. Semua Wedge

yang telah dilepas ditempatkan pada wadah dan di-

catat jumlahnya.

PEMBONGKARAN COIL DAN END WINDING ROTOR GENERATOR

Pembongkaran Coil dapat dilakukan setelah pembongkaran Retaining Ring sisi turbin dan sisi ex-

citer, selanjutnya Wedge yang terpasang sebagai pengunci slot juga dilepas. Pembongkaran Coil di-

lakukan dari slot Coil terluar yaitu slot 7A atau 7B ke arah slot 1A atau 1B. Saat pembongkaran Coil

dilakukan pelepasan sambungan antar slot Coil dengan menggunakan Induction Heater. Setelah itu,

Coil dilepas secara perlahan layer per layer untuk menghindari deformasi dari Coil yang akan diper-

gunakan kembali. Perlu kehati-hatian dan kesabaran saat melepas seluruh coil. Coil dilepas per slot

dan setelah dilepas Coil diberi marking berupa cincin untuk menghindari tertukarnya Coil antara pole

A dan pole B. Setelah selesai melepas Coil pada pole A, maka Rotor Generator harus diputar terlebih

dahulu untuk melepas Coil pada pole B. Setelah dilepas dari body rotor (forging), maka Coil digan-

tung pada special tool penyimpan coil berupa hanger.

Proses pembongkaran Wedge menggunakan special 

tool pembuka Wedge Rotor Generator. 

Proses melepas spacer pada End Winding dengan menggunakan pahat kayu & palu teplon 

Proses pembongkaran coil, digantung pada hanger dan diturunkan setiap selesai satu slot.  

Page 9: Des 2012

 

 

9MAINTENANCE JOURNAL EDISI XIV‐DESEMBER 2012 ISSN: 2089‐7502 

PENYAMBUNGAN COIL

Setelah Coil dibongkar atau dilepas dari slot, maka beberapa bagian sambungan akan terlepas, dan

Coil yang rusak melting akibat gangguan memerlukan proses penyambungan. Coil yang terlepas

dan putus tersebut harus disambung kembali dengan metode brazing. Setelah pelaksanaan peker-

jaan brazing harus diuji hasil proses penyambungan/brazing-nya melalui :

1. Pemeriksaan ketebalan posisi brazing atau sambungan

2. Kesesuaian atau kelurusan antara sambungan

3. Uji tahanan kontaknya dengan menggunakan alat Microohmmeter

Ketiga hal tersebut harus rata sesuai dengan kondisi sebelum dibongkar/kondisi desain.

 

 

Semua hasil brazing dicatat sebagai laporan dan dilanjutkan dengan pengukuran ketebalan hasil

brazing. Apabila hasil pengukuran tebal melebihi tebal Coil maka perlu dilakukan perbaikan dengan

cara mengkikir sesuai ketebalan yang diinginkan. Jika hasil pengukuran didapat hasil yang terlalu

tebal, maka kemungkinan saat brazing terjadi kelebihan silver tape atau silver stick sehingga perlu

dilakukan brazing ulang. Tebal yang sambungan yang berlebih dapat mengakibatkan tidak dapat

diinsertnya Coil beserta isolasi ke dalam masing-masing slot di rotor forgingnya.

Pengujian hasil proses brazing adalah pengukuran nilai tahanan contact dengan menggunakan mi-

cro ohm meter. Perlu diketahui bahwa nilai tahanan contact yang besar dapat menyebabkan total

tahanan dalam dari Coil rotor akan bertambah sehingga dapat mengakibatkan panas yang lebih be-

sar.

Proses brazing pada sambungan Coil dengan pema‐nasan dari Induction Heater.     

Proses pelurusan Coil yang akan dibrazing dilakukan dengan hati‐hati    

Page 10: Des 2012

 

 

10MAINTENANCE JOURNAL EDISI XIV‐DESEMBER 2012 ISSN: 2089‐7502 

PEMBERSIHAN/CLEANING COIL

Setelah Coil dibongkar atau dilepas dari slot dan dilakukan penyambungan pada beberapa bagian sam-

bungan terlepas maka tahap berikutnya adalah proses cleaning. Seluruh Coil yang akan dipasang harus

dibersihkan dari kotoran yang menempel hal ini diperlukan untuk memudahkan pemasangan Coil ke

dalam slot, menghindari terjadi kerusakan dan kegagalan isolasi saat dipasang, menghilangkan kete-

balan Coil akibat kotoran yang menempel pada permukaan coil. Coil yang telah dibersihkan mempunyai

warna tembaga yang cerah.

Metode cleaning yang dipergunakan adalah kombinasi antara chemical cleaning dan dry ice blasting. Hal

ini diperlukan karena kotoran yang menempel pada permukaan Coil yang terdiri dari resin dan material

lain sulit untuk dihilangkan sementara Coil juga harus dijaga jangan sampai mengalami deformasi dari

bentuk awalnya. Sehingga kedua metode tersebut digabung untuk dapat menggunakan Coil dalam

waktu yang lebih singkat jika dibandingkan dengan cara manual cleaning.

2. Coil direndam pada bak yang telah disi den‐gan chemical carbon removal.  

1. Coil sebelum dilakukan  chemical cleaning, kondisi isolasi & resin menempel sangat kuat.  

3. Proses dry ice blasting, Coil digantung pada hanger. 

4. Coil yang telah di cleaning dengan mengguna‐kan chemical cleaning & dry ice blasting . 

1  2 

3 4 

Page 11: Des 2012

 

 

11MAINTENANCE JOURNAL EDISI XIV‐DESEMBER 2012 ISSN: 2089‐7502 

PELURUSAN COIL

Setelah Coil dibongkar atau dilepas dari slot dan dilakukan penyambungan pada beberapa bagian sam-

bungan terlepas maka tahap berikutnya adalah proses cleaning. Untuk memudahkan pemasangan Coil

ke dalam slot termasuk clearance yang sesuai setelah insert Coil beserta isolasinya, maka tahap berikut-

nya adalah proses pelurusan. Proses pelurusan Coil dimaksudkan untuk menghilangkan gelombang atau

ripple yang terdapat sepanjang permukaan Coil yang terjadi saat pembongkaran atau proses lain sete-

lah itu.

Untuk melakukan pelurusan Coil dibuat special tool press Coil dimana lebar dan panjang alat press dise-

suaikan dengan Coil yang akan dilakukan pelurusan.

PEMASANGAN COIL

Pekerjaan pemasangan Coil dilaksanakan setelah seluruh kelengkapan pemasangan selesai. Untuk me-

lakukan pemasangan Coil maka seluruh slot Coil harus telah bersih dan di varnish. Sebelum pemasan-

gan Coil dilaksanakan, maka terlebih dahulu dilakukan pemasangan Axial Flexible Lead dan Slot Liner.

Pemasangan Coil dilaksanakan secara bertahap dimana Coil dipasang secara berurutan dari mulai Pole

A yaitu Coil slot 1A , 2A , 3A, 4A, 5A, 6A dan 7A. Setelah selesai pemasangan Pole A, maka untuk dapat

melakukan pemasangan Pole B dilakukan pemutaran Rotor Generator sejauh 180 0. Kemudian dilakukan

pemasangan Coil Pole B secara bertahap yaitu Coil slot 1B, 2B, 3B, 4B, 5B, 6B dan 7B. Secara umum

untuk pemasangan satu slot Coil dilakukan pemasangan secara berturutan yaitu: slot liner, bottom

filler, coil, isolasi inter turn / isolasi elbow , top atau upper filler dan ditutup dengan Wedge.

Special tools pressing Coil dibuat khusus untuk lebar Coil Rotor Generator PLTP Kamojang #1 

Coil yang telah di cleaning dengan kemudian dilaku‐kan pelurusan dengan special tools pressing coil. 

Page 12: Des 2012

 

 

12MAINTENANCE JOURNAL EDISI XIV‐DESEMBER 2012 ISSN: 2089‐7502 

Selama pemasangan atau insert coil, maka untuk menakinkan kualitas pekerjaan selalu dila-

kukan pengujian yaitu :

1. Pengujian tahanan isolasi slot liner, dengan menggunakan megger.

2. Pengujian tahanan isolasi inter turn dengan menggunakan salah satu peralatan yaitu surge test, RSO dan voltage dropp test.

3.  Pengujian tahanan dalam Coil dengan menggunakan alat jembatan wheatstone atau

milliohmmeter atau surge test.  

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Temporary Wedge dipergunakan untuk menekan Coil saat

insert sehingga Coil rata pada seluruh slot. Kedalaman

setiap slot sudah di design cukup untuk diisi dengan selu-

ruh Coil beserta isolasi dengan ketebalan antar belitan

(isolasi inter turn) setebal +/- 0,25 mm. Pada saat insert

Coil juga dilakukan pelurusan dengan cara memukul Coil

dengan menggunakan palu teplon dengan dilapisi bahan

isolasi pertinak tebal, diharapkan dengan pemukulan terse-

but seluruh permukaan yang bergelombang (ripple) dapat

rata. Dari kedua perlakuan tersebut (pressing dengan tem-

porary Wedge dan pemukulan) diharapkan Coil dapat diin-

sert dengan sempurna serta seluruh Coil serta isolasi inter

turn dapat di-insert. 

Pembuatan dan pemasangan slot liner pada rotor gen‐erator.  Material slot liner terbuat dari bahan nomex yang merupakan bahan dengan klasifikasi class H . 

Proses insert Coil dimulai dari slot no 1 dan dilanjutkan ke slot berikutnya. Setiap insert Coil dilakukan pengu‐

jian megger & surge test.  

Tools temporary Wedge dibuat khusus sesuai slot forg‐ing. Temporary Wedge sangat berguna dalam proses 

inserting Coil . 

Page 13: Des 2012

 

 

13MAINTENANCE JOURNAL EDISI XIII —NOV  2012 ISSN: 2089‐7502 

Salah satu kesulitan pemasangan atau insert Coil Rotor Generator PLTP Kamojang #1 adalah

adanya perbedaan lebar Coil pada bagian bawah (lebar 25 mm) dan bagian atas (lebar 30 mm)

yang harus dipasang pada slot yang sama. Berbeda pada Rotor Generator yang lain dimana selu-

ruh Coil mempunyai lebar yang sama sehingga material isolasi inter turn akan mempunyai dimensi

yang sama dan pemasangan lebih mudah dan cepat.  

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Isolasi inter turn berfungsi sebagai isolasi atau pemisah antar layer dalam

satu slot coil. Tebal isolasi inter turn yang dipergunakan adalah 0,25 mm . Untuk lebar isolasi inter

turn disesuaikan dengan lebar Coil yang akan diinsert. Isolasi inter turn harus dapat memisahkan

antar layer dalam satu slot, sehingga lebar isolasi inter turn harus diperiksa sebelum pemasangan

dan sesudah insert coil. Kegagalan fungsi dari isolasi inter turn menyebabkan terjadinya hubung

singkat antar belitan atau inter turn short circuit. Akibat dari gangguan hubung singkat ini adalah

electric unbalance pada kumparan rotor dan hal ini akan menimbulkan terjadinya perbedaan

medan magnet yang dibangkitkan oleh masing-masing kutub dan selanjutnya menyebabkan arma-

ture reaction yang tidak seimbang saat Rotor Generator beroperasi sehingga timbul “electric vibra-

tion” . Dalam pelaksanaan insert Coil kebersihan setiap lapisan Coil dan isolasi selalu diperhatikan.

Pengujian yang digunakan untuk mengetahui kualitas pemasangan isolasi inter turn adalah pengu-

jian surge test. Pengujian ini dilakukan setiap selesai pemasangan satu slot coil, sebelum dan sesu-

dah pemasangan Wedge.

Pada insert Coil lebar 25 mm perlu dipasang isolasi pengisi berupa glass cord. Glass cord tidak boleh menumpuk karena 

akan menyebabkan tidak dapat menginsert Coil pada layer beri‐

Struktur  Slot Coil Rotor Generator 

PLTP #1 Kamojang 

Page 14: Des 2012

 

 

14MAINTENANCE JOURNAL EDISI XIV‐DESEMBER 2012 ISSN: 2089‐7502 

Standard tegangan uji surge test sesuai EASA Standard AR-100-2010 For the Repair of Ro-

tating Electrical Apparatus yaitu sebesar 2Un + 1000 Volt , dimana tegangan kerja adalah

250 Volt , maka dalam aplikasi dilakukan pengujian saat di workshop sebesar 1500 Volts .  

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

PEMBENTUKAN END WINDING 

End Winding harus dibentuk saat insert Coil layer demi layer dan dilakukan secara hati-hati

untuk mendapatkan radius yang diinginkan. Pembentukan End Winding dilakukan pada Coil

lebar 25 mm dan pada Coil lebar 30 mm. Ketidaksesuaian radius yang dibentuk akan men-

yebabkan ketinggian tiap slot Coil akan keluar dari batas ketinggian yang diperbolehkan.

Permasalahan lain jika End Winding tidak sesuai dengan bentuk awalnya maka akan sulit

untuk pemasangan Spacer Axial dan Radial . Pembentukan End Winding memerlukan spe-

cial tools mal radius End Winding yang diletakkan dibawah coil. Coil akan dibentuk mengi-

kuti Mal End Winding dengan cara memukul Coil secara perlahan sehingga radiusnya akan

mengikuti mal yang telah dibuat. Ketinggian radius dari Mal End Winding diukur pada saat

pembongkaran coil. Saat pemasangan ketinggian radius End Winding akan dipasang sesuai

dengan kondisi sebelum dibongkar atau diperbaiki. Dalam pelaksanaan pekerjaan pemben-

tukan End Winding memerlukan ketilitian tinggi yang dapat membuat Coil akan kembali

pada bentuk sebelum pembongkaran. Ketenangan dalam bekerja perlu diciptakan dari ber-

bagai segi seperti tempat perbaikan dan seluruh peralatan serta material yang tersedia

akan mempercepat pekerjaan pembentukan End Winding.

Pemasangan isolasi inter turn. Lebar isolasi disesuaikan dengan lebar slot Coil dan tiap lapisan Coil dapat berbeda lebarnya. Hal ini memerlukan pemeriksaan saat pemasan‐gan dan  pengujian setelah pemasangan dengan  surge test.  

Page 15: Des 2012

 

 

15MAINTENANCE JOURNAL EDISI XIII—DESEMBER  2012 ISSN: 2089‐7502 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

GROUPING END WINDING 

Pada End Winding dilakukan grouping dengan cara mengisolasi Wrapping untuk Coil lebar 25

mm pada bagian bawah dengan cara mengisolasi Wrapping pada bagian terluar sebanyak 4

layer. Proses grouping dilakukan dengan menggunakan bahan isolasi fiberglass tape yang di-

Wrapping sedemikian rupa dan kemudian diberi resin dengan campuran perbandingan resin

+ harderner yang sesuai. Fungsi dari grouping ini adalah untuk memperkuat End Winding

saat beroperasi. Hal ini diperlukan karena Coil yang terpasang terbuat dari tembaga yang

mempunyai tebal 2 mm yang cendrung mudah mengalami deformation. Saat operasi akan

terjadi hembusan udara pendingin pada seluruh rotor termasuk ke dalam End Winding yang

akan menabrak Coil pada End Winding tersebut. Jika Coil pada End Winding tidak diperkuat

maka kemungkinan akan terjadi deformation. Grouping harus dilakukan dengan baik untuk

mendapatkan ketinggian dan radius yang sempurna. Dalam pelaksanaan pekerjaan grouping

harus dilakukan secara hati-hati sehingga tidak terjadi void pada isolasi. Dibutuhkan keahlian

khusus dalam melakukan grouping Coil pada End Winding, pemberian resin yang berlebih

pada saat grouping akan menyebabkan isolasi grouping menjadi lebih tebal. Fiber glass tape

dililitkan pada Coil dengan overlap disesuaikan tebal isolasi yang diperbolehkan. Dalam

penentuan overlap isolasi dapat dihitung atau disimulasikan sehingga ketebalan yang

diperoleh saat pekerjaan selesai memenuhi syarat untuk pemasangan Retaining Ring.  

Pembentukan End Winding memerlukan special tool Mal End Winding. Pembentukan End Winding memerlukan ketelitian tinggi 

agar Coil kembali pada bentuk sebelum pembongkaran. 

Page 16: Des 2012

 

 

16MAINTENANCE JOURNAL EDISI XIV‐DESEMBER 2012 ISSN: 2089‐7502 

 

Pekerjaan grouping pada layer bawah End Winding  dengan menggunakan glass fiber tape dengan overlap‐ping sesuai ketebalan yang 

dibutuhkan. 

Grouping pada layer bawah End Winding  dengan menggunakan glass fiber tape serta diperkuat mengguna‐kan resin dengan per‐bandingan campuran resin dan hardener yang disesuaikan ke‐

butuhan. 

Page 17: Des 2012

 

 

17MAINTENANCE JOURNAL EDISI XIV‐DESEMBER 2012 ISSN: 2089‐7502 

PRESSING END WINDING

Untuk mendapatkan bentuk radius yang diinginkan maka End Winding perlu dilakukan press-

ing pada permukaan End Winding-nya. Pressing terutama dilakukan pada saat grouping te-

lah dilakukan untuk mendapatkan radius End Winding yang sesuai bersama mengeringnya

resin pada grouping. Dalam melakukan pressing End Winding perlu diperhatikan dan diukur

ketinggian pada masing-masing posisi end Winding. Kesalahan pengukuran mengakibatkan

kesalahan radius End Winding dan lebih jauh akan menyebabkan ketinggian pada Coil layer

berikutnya melebihi dari tinggi yang diizinkan. Ketinggian End Winding yang melebihi batas

akan menyebabkan kesulitan dalam pemasangan Retaining Ring.

Posisi Coil saat pemasangan harus diukur dan dibuat seimbang antara sisi Exciter dan sisi

Turbin. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan penggaris pada sisi exciter dan sisi tur-

bine, Coil dapat digeser atau didorong sehingga posisi pada daerah End Winding seimbang.

Kesalahan dalam posisi Coil End Winding menyebabkan jarak pada masing-masing End

Winding berbeda dan akan menyebabkan pemasangan spacer axial tidak dapat dilaksana-

kan. Apabila jarak axial pada End Winding tidak sesuai yang dibutuhkan, maka isolasi end

disc Retaining Ring akan terdorong ke arah luar sehingga Retaining Ring tidak dapat di-

pasang. Jarak End Winding yang berbeda juga menyebabkan medan magnet yang ditimbul-

kan tidak terfokus sehingga jika hal ini terjadi akan menyebabkan magnetic center terhadap

stator dapat bergeser. Kesalahan magnetic center akan menyebabkan vibrasi aksial pada

rotor generator.

Special tools pressing End Winding sangat diperlukan untuk pembentukan radius End Winding setelah pekerjaan grouping end Winding. Bentuk & ketinggian End Winding perlu dibentuk agar  spacer , slot Coil berikutnya dan Retaining Ring dapat dipasang  

Page 18: Des 2012

 

 

18MAINTENANCE JOURNAL EDISI XIV‐DESEMBER 2012 ISSN: 2089‐7502 

PEMASANGAN WEDGE

Pemasangan Wedge dilaksanakan setelah seluruh Coil dalam satu slot telah ter-

pasang. Wedge berguna sebagai pengunci Coil agar tidak keluar atau terlepas

saat Rotor Generator beroperasi. Pemasangan Wedge dilakukan dengan cara

memasukkan Wedge pada slotnya dan yang menjadi perhatian saat pemasan-

gan adalah kekencangan dari Wedge. Kekencangan Wedge merupakan istilah

yang menggambarkan posisi Wedge yang terpasang pada slot, yang berfungsi

untuk mengunci belitan. Jika Wedge tidak dapat menjalankan fungsinya atau

longgar, maka pada saat Rotor Generator beroperasi Coil akan bergerak kearah

luar akibat gaya sentrifugal. Jika hal ini terjadi secara terus-menerus maka akan

menyebabkan gesekan terhadap isolasinya. Gangguan ini dapat menyebabkan

rusaknya isolasi yang mengakibatkan short to body (ground fault). Wedge di-

pasang dengan cara memukul Wedge satu persatu dengan palu plastic dan

tools yang dibuat khusus untuk Wedge. Wedge terbuat dari bahan khusus yang

mampu menahan beban Coil dalam satu slot. Seluruh Wedge harus dibersihkan

terlebih dahulu sebelum dipasang. Jika terdapat kotoran yang menempel pada

Wedge akan menyebabkan pemasangan Wedge pada slot terjadi gesekan yang

selanjutnya kotoran tersebut dapat menjadi pemicu terjadinya ground fault.

Permukaan Wedge yang kasar atau goresan yang terjadi saat pembongkaran

juga harus diratakan atau dibersihkan dengan menggunakan batu gosok atau

amplas sehingga permukaan Wedge halus. 

Proses pemasangan Wedge, dilakukan setelah seluruh Coil selesai di‐insert.  

Page 19: Des 2012

 

 

19MAINTENANCE JOURNAL EDISI XIV‐DESEMBER 2012 ISSN: 2089‐7502 

PEMASANGAN SPACER AKSIAL DAN RADIAL

Spacer Aksial dan Radial dipasang setelah seluruh Coil dan Wedge terpasang. Sebelum pe-

masangan maka terlebih dahulu dilakukan pengukuran ketinggian dari masing-masing slot

coil. Jika tinggi dari masing-masing slot Coil telah terpenuhi, maka spacer dapat dipasang.

Spacer yang dipasang mempunyai celah udara sesuai dengan lubang pendinginan pada Re-

taining Ring. Masing-masing spacer pada slot Coil berbeda. Kesalahan pemasangan spacer

dapat menyebabkan gangguan antara lain adalah :

1. Tertutupnya lubang pendingin pada Retaining Ring yang mengakibatkan udara pendingin

pada End Winding tidak terpenuhi.

2. Tinggi dari End Winding melebihi radius yang dipersyaratkan sehingga Retaining Ring

tidak bisa dipasang. Jika spacer telah terpasang maka End Winding tidak bisa dibentuk

lagi karena tertahan oleh spacer terhadap slot Coil lainnya.

PEMASANGAN RETAINING RING

Proses pemasangan Retaining Ring menggunakan beberapa tools di antaranya adalah:

1. Clamp body rotor : fungsi sebagai support hydraulic jack saat melepas dan memasang

Retaining Ring. Clamp body rotor terbuat dari material carbon steel yang dibuat seten-

gah lingkaran dan dipasang dengan memasang bolt pada bagian atas serta bawahnya.

Untuk mendapatkan gaya clamp yang baik, maka radius dari clamp body rotor harus

dibuat sesuai radius body rotor dengan penambahan sedikit clearance untuk material

pelindung body rotor terhadap gesekan dengan clamp body. Pada sisi kiri dan kanan di-

pasang support penahan hydraulic jack untuk mendorong keluar saat melepas Retaining

Ring atau menarik Retaining Ring saat pemasangan.

Pemasangan spacer pada end Winding. Spacer berguna untuk memisahkan Coil pada masing‐

masing slot dan pengikat Coil agar tidak mengalami pergeseran atau 

migrasi. 

Page 20: Des 2012

 

 

20MAINTENANCE JOURNAL EDISI XIV‐DESEMBER 2012 ISSN: 2089‐7502 

2. Clamp Retaining Ring : fungsi clamp Retaining Ring adalah untuk men-

gangkat Retaining Ring , sebagai support mendorong atau menarik Retain-

ing Ring saat melepas atau memasang Retaining Ring. Ide pembuatan

clamp Retaining Ring sama dengan pembuatan clamp body rotor, dimana

diameter clamp Retaining Ring diseseuaikan dengan diameter Retaining

Ring (830 mm) dengan penambahan diameter untuk material pelindung

clamp terhadap Retaining Ring agar tidak terjadi gesekan.

3. Hydrualic Jack Double Action : fungsi hydraulic jack double action adalah

untuk mendorong saat melepas Retaining Ring dan menarik saat pemasan-

gan Retaining Ring. Untuk mendapatkan jarak yang sesuai maka dibuat

extension shaft yang dapat dibuka pasang pada hydraulic. Dengan penam-

bahan Extension Shaft maka Hydraulic Jack dapat dipasang pada support

dengan jarak yang sesuai dengan posisi mendorong atau menarik Retain-

ing Ring.

Special  tools  Clamp  Re‐taining  Ring,  Clamp Body Rotor dan Hydraulic Dou‐ble  Action  yang  diguna‐kan  untuk  mendorong saat  melepas  dan menarik  saat  pemasan‐gan Retaining Ring. 

Page 21: Des 2012

 

 

21MAINTENANCE JOURNAL EDISI XIII—DESEMBER  2012 ISSN: 2089‐7502 

PENGUKURAN TAHANAN ISOLASI

Pengukuran tahanan isolasi dilaksanakan setiap pemasangan sebanyak 3 layer Coil dan kelipatannya

dalam satu slot coil. Pengujian isolasi ini dimaksudkan agar dapat diketahui kualitas dari isolasi yang

terpasang pada masing-masing layer dalam satu slot. Jika terjadi kesalahan pemasangan akan mudah

diketahui posisi isolasi yang tidak sesuai kriteria sehingga perbaikan akan cepat dapat dilakukan.

Dalam pelaksanaan pengujian tahanan isolasi atau megger test dipergunakan standard IEEE Stds 43

dengan tegangan uji sebesar 500 VDC. Apabila isolasi Slot Liner atau Ground Insulation tidak sesuai

dengan standard nilai yang diharapkan maka akan terjadi kegagalan isolasi yang menyebabkan Rotor

Generator tidak dapat dioperasikan sampai dengan dilakukan perbaikan. Apabila isolasi slot liner atau

gound wall insulation mengalami breakdown maka arus excitasi akan mengalir ke gound atau ke body

rotor sehingga dapat merusakkan slot liner dan Coil yang mengalami short ke ground. Akibat gang-

guan ini biasanya Coil dan forging mengalami melting.  

SURGE TEST

Pengujian Surge Test dilakukan setiap selesai pemasangan satu slot coil, sebelum dan setelah pema-

sangan Wedge. Tujuan dari pengujian Surge Test adalah untuk mengetahui kondisi isolasi inter turn

pada setiap slot Coil pada setiap selesai pemasangan dan pada seluruh slot setelah selesai perbaikan

rotor. Prinsip kerja dari surge test adalah memberikan tegangan sesaat sesuai rating yang diinginkan.

EASA AR100-2010 Recommended Practice – Rev. October 2010, disebutkan bahwa tegangan uji

Surge Test adalah 2UN + 1000 Volt. Prinsip uji adalah

dengan memberikan injeksi tegangan pada ujung Coil

pertama dan dilanjutkan injecksi tegangan ke ujung

Coil kedua, hasilnya disimpan pada alat test. Untuk

mengetahui kondisi Coil yang diuji maka alat surge test

akan membandingkan grafik pembacaan pada injection

pertama terhadap injection kedua, jika hasil grafik ber-

himpit maka Coil dinyatakan baik dan apabila sebali-

knya maka kondisi tidak baik.  

P E N G U J I A N

Page 22: Des 2012

 

 

22MAINTENANCE JOURNAL EDISI XIII—DESEMBER  2012 ISSN: 2089‐7502 

PENGUKURAN CLEARENCE

Sesaat setelah Retaining Ring terpasang harus segera dilakukan pengukuran clearance axial antara

Retaining Ring terhadap slot forging rotor generator. Hasil pengukuran dicatat dan dibandingkan ter-

hadap standard pengukuran yang diberikan oleh pihak fabricant. Kesalahan clearance dalam pema-

sangan Retaining Ring dapat menyebabkan run out dari Retaining Ring menjadi besar. Dampak dari

run out yang besar atau melebihi standard yang telah ditentukan akan menyebabkan unbalance vi-

brasi pada rotor generator.

PENGUJIAN NDT ULTRASONIC TEST

Pengujian ultrasonic test dilakukan setelah pemasangan Retaining Ring, hal ini perlu dilakukan untuk

melihat keretakan pada saat pemanasan. Pengujian dilakukan pada seluruh permukaan Retaining

Ring sehingga jika terjadi keretakan dapat diketahui dengan segera.

 

Pengukuran clearance axial Retaining Ring terhadap slot forging rotor gen‐erator. Hasil pengukuran harus memenuhi standard yang telah ditentukan 

fabricant. Ketidaksesuaian akan menyebabkan unbalance vibrasi. 

Pengujian ultrasonic test setelah Retaining Ring dipasang kem‐

Page 23: Des 2012

 

 

23MAINTENANCE JOURNAL EDISI XIII—DESEMBER  2012 ISSN: 2089‐7502 

BALANCING

Pekerjaan akhir dalam perbaikan Rotor Generator adalah pemeriksaan run out

dan balancing Rotor Generator di fasilitas workshop. Pelaksanaan balancing dila-

kukan di workshop dengan menggunakan low speed balancing dimana putaran

saat balancing rotor sebesar 300 rpm. Keuntungan dilakukannya workshop bal-

ancing adalah pekerjaan balancing dapat dilakukan dengan cepat jika dibanding-

kan pekerjaan di site. Pelaksanaan workshop balancing diselesaikan selama 3

hari.

Transportasi Rotor Generator ke PLTP Kamojang. Setelah perbaikan Rotor Gen-

erator di workshop dari aspek electrical dan mechanical dinyatakan selesai, maka

dilakukan mobilisasi Rotor Generator ke PLTP Kamojang. Mobilisasi Rotor Genera-

tor dengan menggunakan mobile trailer dimana rotor ditempatkan pada special

tools skid transportasi yang telah dipergunakan saat pengangkutan dari PLTP Ka-

mojang ke workshop. Rotor Generator ditempatkan dan dikencangkan pada skid

sehingga aman saat pegangkutan ke PLTP Kamojang. Untuk mengcover jika ter-

jadi gangguan saat perjalanan, maka saat mobilisasi Rotor Generator diasuransi-

kan sesuai dengan nilainya.

 

Pemeriksaan run out dan work‐shop balancing. Workshop bal‐ancing dapat dilakukan lebih cepat serta mudah dari pada 

dilakukan di site. 

Page 24: Des 2012

 

 

24MAINTENANCE JOURNAL EDISI XIII—DESEMBER  2012 ISSN: 2089‐7502 

TRANSPORTASI ROTOR DARI WORKSHOP KE PLTP KAMOJANG

Setelah perbaikan Rotor Generator di workshop dinyatakan selesai (secara aspek electrical

dan mechanical), maka dilakukan mobilisasi Rotor Generator ke PLTP Kamojang. Mobi-

lisasi Rotor Generator dengan menggunakan mobile trailer dimana rotor ditempatkan pada

special tools skid transportasi yang telah dipergunakan saat pengangkutan dari PLTP Ka-

mojang ke workshop. Rotor Generator ditempatkan dan dikencangkan pada skid sehingga

aman saat pengangkutan ke PLTP Kamojang. Untuk mengcover jika terjadi gangguan saat

perjalanan, maka saat mobilisasi Rotor Generator diasuransikan sesuai dengan nilainya.

 

 

 

 

 

 

ASSEMBLY GENERATOR

Pekerjaan assembly generator dilaksanakan setelah Rotor Generator tiba di site PLTP Ka-

mojang. Assembly Generator dilaksanakan dengan memperhatikan qualitas pemasangan

dimana clearance atau batasan setiap pemasangan part generator harus sesuai sehingga

dalam pengoperasiannya tidak terjadi gangguan atau keterbatasan yang diakibatkan oleh

kesalahan dari pemasangan atau penggunaan material yang tidak sesuai standard. Setiap

pemasangan parts generator dilakukan dengan teliti dan melalui pemeriksaan sehingga

diharapkan tidak terjadi kesalahan yang mengakibatkan kerusakan. 

T A H A P A K H I R

Transportasi Rotor Generator dari workshop ke PLTP Kamojang dengan menggunakan mobile trailer . Rotor Generator dikencangkan sehingga aman dalam per‐

jalanan  

Page 25: Des 2012

 

 

25MAINTENANCE JOURNAL EDISI XIII—DESEMBER  2012 ISSN: 2089‐7502 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

SYNCHRONIZE GENERATOR

Hasil pekerjaan perbaikan Rotor Generator dapat dilihat pada saat uji coba excitasi dan pembe-

banan generator. Kriteria hasil perbaikan adalah dapat dioperasikan pada Base Load dan vibrasi

yang memenuhi syarat. Rotor Generator PLTP Kamojang telah synchronize/tersambung ke sys-

tem JAMALI pada tanggal 24 DESEMBER 2012 , pukul 11.13 WIB dengan hasil yang baik. Ke-

mudian Rotor Generator dapat dioperasikan pada base load, dengan level vibrasi yang me-

menuhi batasan operasional. 

 

 

 

 

 

Pekerjaan assembly generator dilaksanakan dengan memperhatikan qualitas pemasangan. Penggunaan material dan pengukuran clear‐ance yang memenuhi standard menghasilkan qualitas yang dapat 

mengoperasikan generator dengan baik . 

PLTP Kamojang Unit 1 telah synchronize dengan hasil yang cukup baik.  

Page 26: Des 2012

 

 

26MAINTENANCE JOURNAL EDISI XIII—DESEMBER  2012 ISSN: 2089‐7502 

Perbaikan Rotor Generator yang telah dilakukan oleh PT. Indonesia Power – UBH bersama den-

gan UBP Kamojang telah dapat mengoperasikan kembali PLTP Kamojang Unit 1 dengan hasil

baik. Pekerjaan perbaikan dilakukan dengan mengutamakan kualitas yang juga memperhatikan

schedule yang telah ditetapkan. Pemanfaatan manpower di lingkungan PT. Indonesia power

membawa nilai positive dimana pengembangan ilmu dan kompetensi pada masing-masing indi-

vidu menjadi lebih baik lagi. Pengalaman yang di dapat dalam perbaikan Rotor Generator PLTP

Kamojang Unit 1 dapat dimanfaatkan di lingkungan PT. Indonesia Power dan tempat lain yang

membutuhkan. Pengetahuan dan penggunaan standard dalam proses perbaikan menjadi hal

utama dalam menghasilkan pekerjaan yang baik dan dapat dipertanggungjawabkan. Keharmoni-

san dan pembentukan tim yang solid menjadi hal khusus tersendiri dalam pekerjaan perbaikan.

Kekurangan atau kelebihan masing-masing individu saling melengkapi sehingga proses dapat

berjalan dari mulai pembongkaran sampai dengan pemasangan kembali.

Pembuatan special tools yang diperlukan dalam perbaikan Rotor Generator diciptakan untuk

membuat kemudahan saat pekerjaan sehingga dapat mempercepat proses pekerjaan dan hasil

baik. Seluruh ide dari tim perbaikan dituangkan dalam diskusi-diskusi dan dengan Brainstorming

selalu didapat jalan keluar yang cemerlang dari setiap masalah yang dihadapi.

K E S I M P U L A N

REFERENSI

1. Laporan Pekerjaan Reinsulation Rotor Generator PLTP Kamojang #1, 2012

2. IEEE Std 43—2000, Recommended Prac-tice for Testing Insulation Resistance of Rotating Machinery, 2008.

3. ANSI/EASA AR100-2010: Recommended Practice for the Repair of Rotating Electri-cal Apparatus, Oct 2010.

4. Manual Book Pemeliharaan Generator PLTP Kamojang

Page 27: Des 2012

 

 

27MAINTENANCE JOURNAL EDISI XIII—DESEMBER  2012 ISSN: 2089‐7502 

FULL INTEGRATION OF AMT PROCESSES

Page 28: Des 2012

 

 

28MAINTENANCE JOURNAL EDISI XIII—DESEMBER  2012 ISSN: 2089‐7502 

OUTAGE MANAGEMENT FRAMEWORK UPDATE

KETERANGAN : 

REAP : RISK EVALUATION AND PRIORITIZATION 

STO : STRUKTUR ORGANISASI 

QCP : QUALITY CONTROL PLAN 

ME : MONITORING EVALUASI K3 & LINGKUNGAN 

 

JADWAL PERENCAAN DAN PERSIAPAN OUTAGE 

Page 29: Des 2012

 

 

e-Maintenance Journal diterbitkan oleh PT. Indonesia Power-Unit Bisnis Pemeliharaan secara berkala (setiap bulan) berisi kumpulan tulisan ilmiah praktis tentang pemeliharaan pembangkit tenaga listrik di lingkungan PT. Indonesia Power dan PLN Group. Redaksi menerima tulisan yang berkaitan dengan ilmu dan teknologi pemeliharaan pembangkit. Format tulisan diketik maksimum 5 halaman spasi 1, disertai dengan ilustrasi gambar jika ada dan dikirimkan via e-mail: [email protected]

http://192.168.110.183/manajemen-overhaul/frame_work.asp

ISSN: 2089‐7502 

Good Bye

The Sparkling of

2012

&

Welcome

The Bright of

2013

1. UBOH Banten 1 Suralaya ‐ PLTU Banten 1  

Seriuos Inspection  

2. UBP Priok ‐ PLTGU GT 2.2 

  Inspection Type C  

3. UBP Kamojang ‐ PLTP Kamojang 3 

  Simple Inspection  

4. UBP Mrica ‐ PLTA Wonogiri 

  Recovery  

5. UBP Semarang ‐ PLTGU ST 2.2 

  SI + Retubing (HRSG 2.0)  

6. UBP Semarang ‐ PLTGU T. Lorok GT 2.3 

  Major Inspection + RLA Pemasangan Generator  

7. UBP Bali  ‐ PLTG Pesanggaran 4 

  Major Inspection + RLA Rotor Turbin  

OUTAGE EXECUTION IN PROGRESS