demokrasi dalam pendidikan islam
TRANSCRIPT
DEMOKRASI DALAM PENDIDIKAN ISLAM
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Keberadaan demokrasi dalam pendidikan Islam, tentu saja tidak dapat
dilepaskan dari sejarah/demokrasi dalam ajaran islam dan demokrasi secara umum.
Demokrasi dalam ajaran Islam secara prinsip telah diterapkan oleh Nabi Muhammad
Saw., yang dikenal dengan ”musyawarah”. Kata demokrasi memang tidak terdapat
dalam Al-Qur’an dan Hadits, karena kata demokrasi berasal dari barat atau Eropa
yang masuk ke peradaban Islam. Dan sekarang ini, demokrasi ini sudah banyak
diterapkan di berbagai lembaga pendidikan.
Akan tetapi, masih banyak juga yang belum menerapkannya dan belum begitu
mengerti tentang bagaimana pengertian demokrasi, apa saja prinsip-prinsip
demokrasi dan bagaimana penerapan demokrasi yang benar.
Oleh karena itu, makalah ini akan mencoba membahas tentang masalah
demokrasi ini, meliputi pengertian demokrasi itu sendiri dan hal lain yang berkaitan
dengan demokrasi.
Berlatar belakang dengan masalah tersebut di atas, maka penulisan makalah
ini kami beri judul “Demokrasi Dalam Pendidikan Islam”.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang kami angkat dalam makalah ini adalah :
1. Apa pengertian demokrasi pendidikan Islam ?
2. Apa dasar-dasar demokrasi pendidikan menurut Islam ?
3. Apa saja pedoman pelaksanaan demokrasi pendidikan Islam ?
4. Bagaimana bentuk-bentuk demokrasi pendidikan Islam ?
5. Bagaimana demokratisasi dalam pendidikan Islam ?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini agar kita dapat mengetahui :
1. Pengertian demokrasi pendidikan Islam
2. Dasar-dasar demokrasi pendidikan menurut Islam
3. Pedoman pelaksanaan demokrasi pendidikan Islam
4. Bentuk-bentuk demokrasi pendidikan Islam
5. Demokratisasi dalam pendidikan Islam
BAB II
PEMBAHASAN
A. A. DEMOKRASI PENDIDIKAN ISLAM
Terma demokrasi berasal dari bahasa Yunani, yaitu demos (rakyat)
dan kratos(pemerintahan). Jadi, demokrasi adalah suatu bentuk pemerintahan
dengan kekuasaan di tangan rakyat.Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia, demokrasi diartikan sebagai : “Gagasan atau pandangan hidup yang
mengutamakan persamaan hak dan kewajiban serta perlakuan yang sama bagi
semua warga negara. Ini merupakan definisi demokrasi yang bersifat umum.
Adapun beberapa tokoh yang berpendapat tentang demokrasi pendidikan,
seperti yang dikutip oleh Ramayulis dalam bukunya Ilmu Pendidikan Islam :
1.Zaki Badawi berpendapat bahwa demokrasi adalah penetapan dasar-dasar
kebijaksanaan dan persamaan terhadap individu-individu yang tidak membedakan
asal, jenis, agama dan bahasa.
2. Vebrianto memberikan pendapat tentang hubungan antara demokrasi dan
pendidikan, bahwasanya pendidikan memberikan kesempatan yang sama kepada
setiap peserta didik mencapai tingkat pendidikan sekolah yang setinggi-tingginya
sesuai dengan kemampuannya.
Dari definisi di atas, dapat dipahami bahwa demokrasi pendidikan Islam
merupakan suatu pandangan yang mengutamakan hak dan kewajiban serta
perlakuan yang sama oleh tenaga kependidikan terhadap peserta didik dalam
proses pendidikan Islam tanpa membedakan asal, jenis agama maupun yang
lainnya.
B. DASAR-DASAR DEMOKRASI PENDIDIKAN MENURUT ISLAM
Pada dasarnya Islam memberikan kebebasan kepada individu (anak didik)
untuk mengembangkan nilai-nilai fitrah yang ada di dalam dirinya untuk
menyesuaikan dengan perkembangan zaman. Islam juga memberikan petunjuk
kepada para pendidik, sekaligus menghendaki agar mereka tidak mengekang
kebebasan individu anak dalam mengembangkan potensi-potensinya yang dibawa
sejak lahir. Sebagai acuan pemahaman demokrasi pendidikan Islam, tercermin pada
beberapa hal yaitu :
1. Islam mewajibkan manusia untuk menuntut ilmu, sebagaimana hadits Nabi Saw.,
berikut ini :
مسلمة و مسلم كِّل� علي فريضة العلم طلب
“Menuntut ilmu adalah wajib bagi setiap muslim laki-laki dan perempuan”
Hadits tersebut mencerminkan bahwa di dalam islam terdapat demokrasi
pendidikan, dimana Islam tidak membedakan antara muslim laki-laki maupun
perempuan dalam hal kewajiban dan hak menuntut ilmu.
2. Adanya keharusan bertanya kepada ahli ilmu, sebagaimana dalam Q.S Al-Nahl
ayat 43 berikut ini :
�م�وَن� �ع�ل َت � َال �م� �نُت ك �َن ِإ �ر� الِّذ�ك �ْه�ِّل� َأ � �وا �ل َأ ف�اْس� �ِه�م� �ْي �ل ِإ *وِح�ي ُّن , اَال ِر�َج� / �َال ِإ �ل�َك� َق�ْب م�ن �ا �ن ل ْس� ِر�� َأ و�م�ا
“Dan Kami tidak mengutus sebelum kamu, kecuali orang-orang lelaki yang Kami
beri wahyu kepada mereka; maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai
pengetahuan jika kamu tidak mengetahui,” (QS.16:43)
Ayat tersebut mengisyaratkan bahwa jika pendidik dan peserta didik dalam
proses pembelajaran menghadapi hal-hal yang kurang dipahami, maka perlu
bertanya kepada ahli dalam bidangnya.
C. PEDOMAN PELAKSANAAN DEMOKRASI PENDIDIKAN ISLAM
Dalam kaitannya dalam demokrasi pendidikan Islam, ada beberapa pedoman
tata krama dalam pelaksanaan demokrasi yang ditujukan bagi anak didik maupun
pendidik, yaitu :
1. Saling menghargai merupakan wujud dari perasaan bahwa manusia adalah
makhluk yang dimuliakan oleh Allah SWT.
2. Penyampaian pengajaran harus dengan bahasa dan praktek yang berdasar atas
kebaikan dan kebijaksanaan.
3. Memperlakukan semua anak didik secara adil.
4. Terjalinnya rasa kasih sayang antara pendidik dan anak didik.
5. Tertanamnya pada jiwa pendidik dan anak didik akan kebutuhan, taufik dan hidayah
Allah.
D. BENTUK-BENTUK DEMOKRASI PENDIDIKAN ISLAM
Adapun bentuk-bentuk demokrasi pendidikan Islam adalah sebagai berikut :
1. Kebebasan bagi pendidik dan peserta didik, kebebasan di sini meliputi kebebasan
berkarya, mengembangkan potensi dan berpendapat.
2. Persamaan terhadap peserta didik dalam pendidikan Islam, peserta didik yang
masuk di lembaga pendidikan tidak ada perbedaan derajat atau martabat, karena
penyelenggaraan pendidikan dilaksanakan dengan tujuan untuk memperoleh
pengetahuan dari pendidik.
3. Penghormatan akan martabat individu dalam pendidikan Islam, misalnya pendidik
dalam memberikan ganjaran/ hukuman kepada peserta didik harus yang bersifat
mendidik karena dengan cara demikian akan tercipta situasi dan kondisi yang
demokratis dalam proses belajar mengajar.
E. DEMOKRATISASI PENDIDIKAN ISLAM
Demokratisasi artinya proses menuju demokrasi. Demokratisasi pendidikan
mengandung arti, proses menuju demokrasi di bidang pendidikan.
Paulo Freire menyarankan bahwa untuk mencapai demokratisasi pendidikan,
perlu diciptakan kebebasan interaksi antara pendidik dan peserta didiknya dalam
proses belajar di kelas. Dalam konteks tersebut, proses belajar harus didorong agar
mengarah kepada suasana dialog yang sehat dan bertanggung jawab antar pendidik
dan peserta didik. Interaksi pendidik dan peserta didik ini berlangsung dalam nuansa
egaliter dan setara.
Di samping unsur kebebasan dalam berinteraksi, demokratisasi pendidikan
juga mensyaratkan komunikasi yang dialogis dengan dua aspek yang inhern, yaitu :
1. Komunikasi berlangsung ke segala arah, dan bukan hanya bersifat satu arah yaitu
dari pendidik ke peserta didik(top-down).
2. Arus komunikasi berlangsung secara seimbang, yakni antara pendidik dan peserta
didik dan juga antar peserta didik.
Sehingga pada akhirnya, model komunikasi akan berlangsung secara tiga
arah (pendidik-peserta didik-antar peserta didik), maka sumber belajar bukan hanya
terletak pada pendidik melainkan juga peserta didik dan pengajaran tidak melulu
bersifat top-down, namun perlu diimbangi dengan bottom-up.
Pendidikan Islam sebagai sub sistem pendidikan nasional diharapkan dapat
ikut serta melakukan demokratisasi pendidikan. Sebab, dengan demokratisasi
pendidikan proses pendidikan Islam dapat menyiapkan peserta didik agar terbiasa
bebas berbicara dan mengeluarkan pendapat secara bertanggung jawab dan turut
bertanggung jawab, terbiasa mendengar dengan baik dan menghargai pendapat dan
pandangan orang lain, menumbuhkan keberanian moral yang tinggi terbiasa bergaul
dengan rakyat, sama-sama merasakan suka dan duka dengan masyarakat.
Pendidikan Islam seperti madrasah, pesantren dan lembaga-lembaga Islam
lainnya dalam proses pembelajaran dapat melaksanakan demokratisasi pendidikan,
sehingga mampu membawa peserta didik untuk dapat menghargai kemampuan dan
kemajemukan teman dan guru atau menghargai perbedaan-perbedaan yang ada.
Demokratisasi pendidikan dalam proses pembelajaran juga dapat ditempuh dengan
mengajarkan hal-hal yang berhubungan dengan dunia sekarang yang sangat
dibutuhkan oleh peserta didik tanpa harus melupakan hari kemarin. Dengan
demikian, proses demokratisasi pendidikan dan pendidikan Islam harus mampu
mengakses, merespon dan mengakomodasi kebutuhan-kebutuhan yang diinginkan
masyarakat, orang tua, peserta didik dan pasar sebagai pelanggan dan pengguna
produk pendidikan. Sehingga, melalui demokratisasi pendidikan akan terjadi proses
kesetaraan antara pendidikan dan peserta didik di dalam proses belajar mengajar.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1.Pengertian demokrasi pendidikan Islam menurut Zaki Badawi adalah penetapan
dasar-dasar kebijaksanaan dan persamaan terhadap individu-individu yang tidak
membedakan asal, jenis, agama dan bahasa. Menurut Vebrianto memberikan
pendapat tentang hubungan antara demokrasi dan pendidikan, bahwasanya
pendidikan memberikan kesempatan yang sama kepada setiap peserta didik
mencapai tingkat pendidikan sekolah yang setinggi-tingginya sesuai dengan
kemampuannya.
2. Dasar-dasar demokrasi pendidikan menurut Islam adalah Islam mewajibkan
manusia untuk menuntut ilmu, sebagaimana hadits Nabi Saw., berikut ini :
مسلمة و مسلم كِّل� علي فريضة العلم طلب
“Menuntut ilmu adalah wajib bagi setiap muslim laki-laki dan perempuan”
Hadits tersebut mencerminkan bahwa di dalam islam terdapat demokrasi
pendidikan, dimana Islam tidak membedakan antara muslim laki-laki maupun
perempuan dalam hal kewajiban dan hak menuntut ilmu. Adanya keharusan
bertanya kepada ahli ilmu, sebagaimana dalam Q.S Al-Nahl ayat 43 berikut ini :
�م�وَن� �ع�ل َت � َال �م� �نُت ك �َن ِإ �ر� الِّذ�ك �ْه�ِّل� َأ � �وا �ل َأ ف�اْس� �ِه�م� �ْي �ل ِإ *وِح�ي ُّن , اَال ِر�َج� / �َال ِإ �ل�َك� َق�ْب م�ن �ا �ن ل ْس� ِر�� َأ و�م�ا
“Dan Kami tidak mengutus sebelum kamu, kecuali orang-orang lelaki yang Kami beri
wahyu kepada mereka; maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai
pengetahuan jika kamu tidak mengetahui,” (QS.16:43)
Ayat tersebut mengisyaratkan bahwa jika pendidik dan peserta didik dalam proses
pembelajaran menghadapi hal-hal yang kurang dipahami, maka perlu bertanya
kepada ahli dalam bidangnya.
3.Pedoman pelaksanaan demokrasi pendidikan Islam adalah saling menghargai
merupakan wujud dari perasaan bahwa manusia adalah makhluk yang dimuliakan
oleh Allah SWT, penyampaian pengajaran harus dengan bahasa dan praktek yang
berdasar atas kebaikan dan kebijaksanaan, memperlakukan semua anak didik
secara adil, terjalinnya rasa kasih sayang antara pendidik dan anak didik,
tertanamnya pada jiwa pendidik dan anak didik akan kebutuhan, taufik dan hidayah
Allah SWT.
4. Bentuk-bentuk demokrasi pendidikan Islam adalah kebebasan bagi pendidik dan
peserta didik yang meliputi kebebasan berkarya, mengembangkan potensi dan
berpendapat, persamaan derajat atau martabat terhadap peserta didik dalam
pendidikan Islam, penghormatan akan martabat individu dalam pendidikan Islam.
5. Demokratisasi dalam pendidikan Islam adalah dilaksanakan untuk dapat
menyiapkan peserta didik agar terbiasa bebas berbicara dan mengeluarkan
pendapat secara bertanggung jawab dan turut bertanggung jawab, terbiasa
mendengar dengan baik dan menghargai pendapat dan pandangan orang lain,
menumbuhkan keberanian moral yang tinggi terbiasa bergaul dengan rakyat, sama-
sama merasakan suka dan duka dengan masyarakat. Proses demokratisasi
pendidikan dan pendidikan Islam harus mampu mengakses, merespon dan
mengakomodasi kebutuhan-kebutuhan yang diinginkan masyarakat, orang tua,
peserta didik dan pasar sebagai pelanggan dan pengguna produk pendidikan.
Sehingga, melalui demokratisasi pendidikan akan terjadi proses kesetaraan antara
pendidikan dan peserta didik di dalam proses belajar mengajar
B. Saran
Hendaknya demokrasi dalam pendidikan Islam tetap berpegang pada kaidah-
kaidah yang bersumber dari Al Qur'an dan hadis sehingga akan terwujud proses
kesetaraan antara pendidikan, pendidik dan peserta didik di dalam proses belajar
mengajar sesuai yang diajarkan dan dipraktikkan Nabi SAW.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah Idi dan Toto Suharto. Revitalisasi Pendidikan Islam. Jogyakarta : Tiara Wacaana.
2006.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai
Pustaka. 1990.
Hasbullah. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta : Rajawali Pers. 2009.
Huja’ir AH Sanaky. Paradigma Pendidikan Islam Membangun Masyarakat Madani Indonesia.
Jogyakarta : Syafiria Insania Pers. 2003.
Ramayulis. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta : Kalam Mulia. 2002.
[1]Abdullah Idi dan Toto Suharto, Revitalisasi Pendidikan Islam (Jogyakarta :
Tiara Wacana, 2006),152.
[2]Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa
Indonesia (Jakarta : Balai Pustaka,1990),195.
[3]Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta : Kalam Mulia,2002),324-326.
[4]Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan (Jakarta : Rajawali
Pers,2009),259-260.
[5]Ibid.,260-262.
[6] Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam…333-335.
[7] Abdullah Idi dan Toto Suharto, Revitalisasi Pendidikan Islam...152.
[8] Ibid.,154-156.
[9] Huja’ir AH Sanaky, Paradigma Pendidikan Islam Membangun Masyarakat
Madani Indonesia (Jogyakarta : Syafiria Insania Pers,2003),239-241.