demografi ii kotawaringin
DESCRIPTION
Demografi Pada KotawaringinTRANSCRIPT
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Letak
Kalimantan Tengah adalah salah sebuah provinsi di Indonesia yang terletak di pulau
Kalimantan. Ibukotanya adalah Kota Palangka Raya. Propinsi daerah tingkat I Kalimantan
Tengah terletak antara 0o45’ lintang utara, 3o31’ lintang selatan dan 111o – 116o bujur timur
berbatasan di seblah utara dengan Propinsi Kalimantan Barat dan Kalimantann Timur, di
sebelah timur dengan Propinsi Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur, di sebelah barat
dengan Propinsi Kalimantan Barat dan sebelah selatan dengan Laut Jawa. Kalimantan
Tengah memiliki luas 157.983 km² dan berpenduduk sekitar 2.202.599 jiwa, yang terdiri atas
1.147.878 laki-laki dan 1.054.721 perempuan (Sensus Penduduk Indonesia 2010). Provinsi
ini mempunyai 13 kabupaten dan 1 kotamadya.
2.2 Kabupaten dan Kota
Provinsi Kalimantan Tengah dibagi menjadi beberapa daerah tingkat II, yaitu:
No. Kabupaten/Kota Ibu kota
1 Kabupaten Barito Selatan Buntok
2 Kabupaten Barito Timur Tamiang
3 Kabupaten Barito Utara Muara Teweh
4 Kabupaten Gunung Mas Kuala Kurun
5 Kabupaten Kapuas Kuala Kapuas
6 Kabupaten Katingan Kasongan
7 Kabupaten Kotawaringin Barat Pangkalan Bun
8 Kabupaten Kotawaringin Timur Sampit
9 Kabupaten Lamandau Nanga Bulik
10 Kabupaten Murung Raya Purukcahu
11 Kabupaten Pulang Pisau Pulang Pisau
12 Kabupaten Sukamara Sukamara
13 Kabupaten Seruyan Kuala Pembuang
14 Kota Palangka Raya -
2.3 Kepadatan penduduk
Kalimantan Tengah memiliki luas wilayah sekitar 153.564 km2 dan sebanyak
2.212.089 jiwa tinggal di dalamnya. Maka rata-rata tingkat kepadatan penduduk adalah 14
orang /km2. Kota palangkaraya sebagai ibukota provinsi tingkat kepadatan penduduknya
paling tinggi yaitu lebih dari 30 jiwa/ km2, atau secara detail adalah 82 orang / km2,
sedangkan Kabupaten Murung Raya mempunyai tingkat kepadatan penduduk paling rendah
dengan tingkat kepadatan penduduk rata-rat 4 orang/km2.
2.4 Umur Penduduk
Median umur penduduk Provinsi Kalimantan Tengah tahun 2010 adalah 25,35 tahun.
Angka ini menunjukkan bahwa penduduk Provinsi Kalimantan Tengah termasuk kategori
menengah. Penduduk suatu wilayah dikategorikan penduduk muda bila median umur < 20,
penduduk menengah jika median umur 20-30, dan penduduk tua jika median umur > 30
tahun.
Rasio ketergantungan penduduk Provinsi Kalimantan Tengah adalah 51,14. Angka ini
menunjukkan bahwa setiap 100 orang usia produktif (15-64 tahun) terdapat sekitar 51 orang
usia tidak produkif (0-14 dan 65+), yang menunjukkan banyaknya beban tanggungan
penduduk suatu wilayah. Rasio ketergantungan di daerah perkotaan adalah 47,36 sementara
di daerah perdesaan 53,11.
2.5 Jenis Kelamin Penduduk
Penduduk laki-laki Provinsi Kalimantan Tengah sebanyak 1 153 743 jiwa (52,16 %)
dan perempuan sebanyak 1 058 346 jiwa (47,46 %). Seks Rasio adalah 109, berarti terdapat
109 laki-laki untuk setiap 100 perempuan.
Seks Rasio menurut kabupaten/kota yang terendah adalah Kabupaten Barito Selatan
sebesar 104 dan tertinggi adalah Kabupaten Seruyan sebesar 116.
Seks Rasio pada kelompok umur 0-4 sebesar 106, kelompok umur 5-9 sebesar 106,
kelompok umur lima tahunan dari 10 sampai 64 berkisar antara 102 sampai dengan 125, dan
dan kelompok umur 65-69 sebesar 107.
2.6 Jumlah dan Distribusi Penduduk
Jumlah penduduk Provinsi Kalimantan Tengah sebanyak 2 212 089 jiwa yang
mencakup mereka yang bertempat tinggal di daerah perkotaan sebanyak 740 256 jiwa (33,46
%) dan di daerah perdesaan sebanyak 1 471 833 jiwa (66,54 %). Seks rasio daerah pedesaan
sebesar 103.
Persentase distribusi penduduk menurut kabupaten/kota bervariasi dari yang terendah
sebesar 2,03 % di Kabupaten Sukamara hingga yang tertinggi sebesar 16,92 % di Kabupaten
Kotawaringin Timur.
2.7 Pendidikan
Setiap warga negara yang berusia tujuh sampai dengan lima belas tahun wajib
mengikuti pendidikan dasar (Pasal 6 UU No. 20 tahun 2003). Berdasarkan hasil SP2010,
persentase penduduk 7-15 tahun yang belum/tidak sekolah sebesar 2,11 % dan yang tidak
sekolah lagi sebesar 6,77%.
Ukuran atau indikator untuk melihat kualitas sumber daya manusia (SDM) terkait
dengan pendidikan antara lain pendidikan yang ditamatkan dan Angka Melek Huruf (AMH).
Berdasarkan hasil SP2010, persentase penduduk 5 tahun yang berpendidikan minimal tamat
SMP/Sederajat sebesar 39,07 %, dan AMH penduduk berusia 15 tahun ke atas sebesar 96,78
% yang berarti dari setiap 100 penduduk usia 15 tahun ke atas ada 97 orang yang melek
huruf. Penduduk dikatakan melek huruf jika dapat membaca dan menulis huruf latin atau
huruf lainnya.
2.8 Penduduk Usia Sekolah
Jumlah penduduk usia 7-12 tahun sebanyak 2.76.153 jiwa, 13-15 tahun 120. 654
jiwa, 16-18 tahun 117. 675 jiwa dan 19-24 tahun 248.337 jiwa.
Di perkotaan jumlah penduduk usia 7-12 tahun sebanyak 86.531 jiwa, 13-15 tahun
40.451 jiwa, 16-18 tahun 41.941 jiwa dan 19-24 tahun 86.305 jiwa. Di pedesaan jumlah
penduduk usia 7-12 tahun sebanyak 189.622 jiwa, 13-15 tahun 80.203 jiwa, 16-18 tahun
75.734 jiwa dan 19-24 tahun 162.032 jiwa.
Jumlah penduduk perempuan usia 7-12 tahun sebanyak 133.893 jiwa, 13-15 tahun
58.763 jiwa, 16-18 tahun 57.142 jiwa dan 19-24 tahun 12.285 jiwa. Jumlah penduduk laki-
laki usia 7-12 tahun sebanyak 142.260 jiwa, 13-15 tahun 61.891 jiwa, 16-18 tahun 60.533
jiwa dan 19-24 tahun 125.852 jiwa.
2.9 Angka Partisipasi Sekolah (APS)
Angka Partisipasi Sekolah (APS) menunjukkan besaran penduduk usia sekolah yang
sedang bersekolah. APS merupakan ukuran daya serap, pemerataan dan akses terhadap
pendidikan khususnya penduduk usia sekolah. APS 13-15 tahun sebesar 82,62 %. Ini
menunjukkan masih terdapat kelompok usia wajib belajar (13-15 tahun) sebesar 17,38 %
yang tidak bersekolah. APS 16-18 tahun sebesar 48,70 % dan APS 19-24 tahun sebesar 11,52
%.
APS di perdesaan lebih rendah dibandingkan perkotaan. Semakin tinggi kelompok
umur semakin besar perbedaannya (gap). Di perdesaan APS 7-12 tahun sebesar 94,30 %,
APS 13-15 tahun 79,37 %, APS 16-18 tahun 40,63 %, APS 19-24 tahun sebesar 5,48 %. Di
perkotaan APS 7-12 tahun sebesar 95,98 %, APS 13-15 tahun 89,08 %, APS 16-18 tahun
63,30 % dan APS 19-24 tahun sebesar 22,93 %.
2.10 Pendidikan yang Ditamatkan
Kualitas SDM dapat dilihat dari pendidikan yang ditamatkan. Gerakan wajib belajar 9
tahun (1994) menargetkan pendidikan yang ditamatkan minimal tamat SMP. Persentase
penduduk usia 5 tahun ke atas yang tidak/belum pernah sekolah sebesar 5,38 %, tidak atau
belum tamat SD 22,29 %, tamat SD/MI/sederajat 33,27 % dan tamat SMP/MTs/sederajat
sebesar 17,92 %.
Kualitas SDM daerah perdesaan lebih rendah dibandingkan daerah perkotaan.
Persentase penduduk uisa 5 tahun ke atas berpendidikan minimum tamat SMP/MTs/sederajat
di perdesaan 30,80 % lebih rendah dibandingkan perkotaan 55,47 %. Pendidikan perempuan
lebih rendah dibandingkan laki-laki. Persentase penduduk perempuan usia 5 tahun ke atas
berpendidikan minimum tamat SMP/MTs/sederajat 36,39 % lebih rendah dibandingkan laki-
laki 41,52 %.
2.11 Ketenagakerjaan
Jumlah penduduk yang merupakan angkatan kerja di Provinsi Kalimantan Tengah
sebesar 1.059.278 orang, di mana sejumlah 1.044.483 orang diantaranya bekerja, sedangkan
14.795 orang merupakan pencari kerja. Dari hasil SP 2010, Tingkat Partisipasi Angkatan
Kerja (TPAK) di Provinsi Kalimantan Tengah sebesar 69,50 % di mana TPAK laki-laki lebih
tinggi daripada TPAK perempuan, yaitu masing-masing sebesar 86,06 % dan 51,28 %.
Sementara itu, bila dibandingkan menurut perbedaan wilayah, TPAK di perkotaan lebih
rendah daripada perdesaan, masing-masing sebesar 60,80 % dan 73,99 %. Tiga
kabupaten/kota di Provinsi Kalimantan Tengah dengan TPAK tertinggi berturut-turut adalah
Kabupaten Barito Timur (79,79 %), Kabupaten Pulang Pisau (76,43 %), dan Kabupaten
Gunung Mas (75,35 %). Dengan jumlah pencari kerja sejumlah 14.795 orang, Tingkat
Pengangguran Terbuka (TPT) di provinsi ini mencapai 1,40 %.