demam.docx

1
Demam, Bukanlah Penyakit Banyak orang yang masih beranggapan bahwa demam merupakan penyakit. Maka tidak heran jika orangtua merasa sudah melakukan hal yang benar ketika memberikan obat penurun panas tiap kali suhu tubuh anaknya meningkat. Padahal, demam bukanlah penyakit yang bisa langsung sembuh hanya dengan pemberian obat penurun panas. Demam hanyalah gejala yang muncul untuk menginformasikan bahwa ada sesuatu yang “tidak beres” di dalam tubuh. Oleh karena itu, demam tentu tidak bisa diatasi hanya dengan menurunkannya saja, namun harus dicari dan diatasi apa yang sebenarnya menyebabkan munculnya demam tersebut. Demam pada anak umumnya disebabkan oleh batuk, pilek, radang tengorokan, diare (mencret), infeksi telinga tengah, dan penyakit akibat infeksi bakteri, virus atau kuman lainnya. Demam juga dapat disebabkan oleh dehidrasi (kekurangan cairan), kelainan darah, atau anak berada di tempat yang sangat panas. Demam, Banyak Manfaatnya? Demam seringkali dianggap sebagai penyakit sehingga terkesan merugikan dan menyusahkan. Padahal, sebenarnya banyak sekali manfaat demam bagi tubuh kita. Demam merupakan respon tubuh terhadap kuman, bakteri, atau virus yang masuk ke dalam tubuh. Ketika kuman, bakteri, atau virus masuk ke tubuh kita, sel-sel darah putih dalam tubuh memproduksi hormon interleukin yang kemudian berjalan ke otak untuk memberi perintah kepada hypothalamus (pusat pengatur suhu di otak) agar menaikkan suhu tubuh. Hal ini terjadi karena dengan suhu tubuh yang tinggi, sistem pertahanan tubuh akan meningkat dan lebih mampu memerangi infeksi. Demam juga bermanfaat karena dapat menurunkan kadar zat besi dalam tubuh, padahal kuman membutuhkan zat besi untuk hidup dan berkembang. Mekanisme ini dapat melemahkan kuman penyebab infeksi. Manfaat demam yang lain adalah dapat meningkatkan produksi interferon dan bahan antivirus lainnya dalam rangka melawan virus yang masuk ke tubuh kita. Jangan Berlebihan Mengonsumsi Obat Secara umum, demam yang terjadi pada bayi dan anak kebanyakan disebabkan oleh infeksi virus yang bisa sembuh sendiri. Sehingga biasanya obat penurun panas tidak diperlukan, kecuali jika suhu tubuhnya terus meningkat. Beberapa orangtua seringkali terlalu cepat memutuskan untuk memberikan obat pada anaknya. Baru panas sedikit saja, orangtua sudah buru- buru meminumkan obat penurun panas. Padahal, ada aturan dalam meminumkan obat penurun panas. Obat penurun panas hanya diperlukan ketika suhu tubuh memang sudah mencapai 38,5°C atau lebih. Orangtua tidak perlu khawatir ketika anak mengalami demam tapi masih aktif, lincah, dan tetap doyan makan. Adakalanya tubuh mampu mengatasi, sehingga demam bisa turun dengan sendirinya tanpa penggunaan obat sama sekali. Selain batasan suhu tubuh, orangtua juga harus memperhatikan waktu pemberian. Obat penurun panas seperti parasetamol misalnya, hanya boleh diberikan dengan selang waktu 6 jam. Jika sangat terpaksa, boleh memberikannya dengan selang waktu 4 jam. Seringkali, orangtua yang tidak faham, langsung saja meminumkan parasetamol lagi padahal baru 2 jam yang lalu anak sudah minum parasetamol. Akibatnya, dalam sehari anak meminum penurun panas berkali-kali hanya karena orangtua khawatir suhu tubuh buah hatinya tidak kunjung turun. Padahal, selama penyebab demamnya belum teratasi, demam akan muncul lagi begitu efek obat penurun panasnya hilang. Biasanya, parasetamol berefek 30 menit setelah pemberian sampai 2 jam kemudian. Selain parasetamol, obat penurun panas yang biasanya diberikan adalah ibuprofen. Satu hal yang perlu diingat, sebaiknya menghindari penggunaan aspirin untuk menurunkan panas pada anak, karena dikhawatirkan muncul efek samping yang berat.

Upload: dian-islamiaty-ramadhani

Post on 15-Feb-2016

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Demam.docx

Demam, Bukanlah Penyakit

Banyak orang yang masih beranggapan bahwa demam merupakan penyakit. Maka tidak heran jika orangtua merasa sudah melakukan hal yang benar ketika memberikan obat penurun panas tiap kali suhu tubuh anaknya meningkat. Padahal, demam bukanlah penyakit yang bisa langsung sembuh hanya dengan pemberian obat penurun panas. Demam hanyalah gejala yang muncul untuk menginformasikan bahwa ada sesuatu yang “tidak beres” di dalam tubuh. Oleh karena itu, demam tentu tidak bisa diatasi hanya dengan menurunkannya saja, namun harus dicari dan diatasi apa yang sebenarnya menyebabkan munculnya demam tersebut. Demam pada anak umumnya disebabkan oleh batuk, pilek, radang tengorokan, diare (mencret), infeksi telinga tengah, dan penyakit akibat infeksi bakteri, virus atau kuman lainnya. Demam juga dapat disebabkan oleh dehidrasi (kekurangan cairan), kelainan darah, atau anak berada di tempat yang sangat panas.

Demam, Banyak Manfaatnya?

Demam seringkali dianggap sebagai penyakit sehingga terkesan merugikan dan menyusahkan. Padahal, sebenarnya banyak sekali manfaat demam bagi tubuh kita. Demam merupakan respon tubuh terhadap kuman, bakteri, atau virus yang masuk ke dalam tubuh. Ketika kuman, bakteri, atau virus masuk ke tubuh kita, sel-sel darah putih dalam tubuh memproduksi hormon interleukin yang kemudian berjalan ke otak untuk memberi perintah kepada hypothalamus (pusat pengatur suhu di otak) agar menaikkan suhu tubuh. Hal ini terjadi karena dengan suhu tubuh yang tinggi, sistem pertahanan tubuh akan meningkat dan lebih mampu memerangi infeksi. Demam juga bermanfaat karena dapat menurunkan kadar zat besi dalam tubuh, padahal kuman membutuhkan zat besi untuk hidup dan berkembang. Mekanisme ini dapat melemahkan kuman penyebab infeksi. Manfaat demam yang lain adalah dapat meningkatkan produksi interferon dan bahan antivirus lainnya dalam rangka melawan virus yang masuk ke tubuh kita.

Jangan Berlebihan Mengonsumsi Obat

Secara umum, demam yang terjadi pada bayi dan anak kebanyakan disebabkan oleh infeksi virus yang bisa sembuh sendiri. Sehingga biasanya obat penurun panas tidak diperlukan, kecuali jika suhu tubuhnya terus meningkat. Beberapa orangtua seringkali terlalu cepat memutuskan untuk memberikan obat pada anaknya. Baru panas sedikit saja, orangtua sudah buru-buru meminumkan obat penurun panas. Padahal, ada aturan dalam meminumkan obat penurun panas. Obat penurun panas hanya diperlukan ketika suhu tubuh memang sudah mencapai 38,5°C atau lebih. Orangtua tidak perlu khawatir ketika

anak mengalami demam tapi masih aktif, lincah, dan tetap doyan makan. Adakalanya tubuh mampu mengatasi, sehingga demam bisa turun dengan sendirinya tanpa penggunaan obat sama sekali.

Selain batasan suhu tubuh, orangtua juga harus memperhatikan waktu pemberian. Obat penurun panas seperti parasetamol misalnya, hanya boleh diberikan dengan selang waktu 6 jam. Jika sangat terpaksa, boleh memberikannya dengan selang waktu 4 jam. Seringkali, orangtua yang tidak faham, langsung saja meminumkan parasetamol lagi padahal baru 2 jam yang lalu anak sudah minum parasetamol. Akibatnya, dalam sehari anak meminum penurun panas berkali-kali hanya karena orangtua khawatir suhu tubuh buah hatinya tidak kunjung turun. Padahal, selama penyebab demamnya belum teratasi, demam akan muncul lagi begitu efek obat penurun panasnya hilang. Biasanya, parasetamol berefek 30 menit setelah pemberian sampai 2 jam kemudian. Selain parasetamol, obat penurun panas yang biasanya diberikan adalah ibuprofen. Satu hal yang perlu diingat, sebaiknya menghindari penggunaan aspirin untuk menurunkan panas pada anak, karena dikhawatirkan muncul efek samping yang berat.