demam berdarah dengue

16
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Demam Berdarah Dengue 2.1.1 Definisi. Demam berdarah dengue merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus dari golongan arbovirus yang ditandai dengan demam tinggi mendadak tanpa sebab yang jelas, berlangsung 2-7 hari, manifestasi perdarahan, trombositopenia (≤ 100.000), hemokonsentrasi (≥ 20%) disertai atau tanpa pembesaran hati. 1 2.1.2 Penyebab. Penyakit demam berdarah dengue disebabkan oleh Virus Dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Virus Dengue sampai sekarang dikenal 4 serotipe (Dengue-1, Dengue-2, Dengue-3, Dengue-4) termasuk dalam kelompok Arthropod Borne Virus (Arbovirus). Ke-empat serotipe virus ini telah ditemukan di berbagai daerah di Indonesia. Hasil penelitian di Indonesia menunjukkan bahwa Dengue-3 sangat berkaitan dengan kasus DBD berat dan merupakan serotipe yang paling luas distribusinya disusul oleh Dengue-2, Dengue-1 dan Dengue-4. 1,9 2.1.3 Mekanisme Penularan. Penyakit DBD hanya dapat ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti betina. Nyamuk ini mendapat Virus Dengue sewaktu menggigit atau menghisap darah orang yang sakit DBD atau tidak sakit DBD tetapi dalam darahnya terdapat virus Dengue. Orang yang mengandung Virus Dengue, tetapi tidak sakit dapat pergi kemana-mana dan menularkan virus tersebut kepada orang lain di tempat yang ada nyamuk Aedes aegypti. 10 Virus Dengue yang terhisap akan berkembang biak dan menyebar ke seluruh tubuh nyamuk termasuk kelenjar liurnya. Bila nyamuk tersebut menggigit atau menghisap darah orang lain, virus itu akan berpindah bersama air liur nyamuk. Apabila orang yang ditulari tidak memiliki kekebalan (umumnya anak- anak), maka ia akan menderita DBD. Nyamuk yang sudah mengandung Virus

Upload: qyura

Post on 26-Nov-2015

75 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

DEMAM BERDARAH DENGUE

TRANSCRIPT

Page 1: DEMAM BERDARAH DENGUE

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Demam Berdarah Dengue

2.1.1 Definisi.

Demam berdarah dengue merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus

dari golongan arbovirus yang ditandai dengan demam tinggi mendadak tanpa

sebab yang jelas, berlangsung 2-7 hari, manifestasi perdarahan, trombositopenia

(≤ 100.000), hemokonsentrasi (≥ 20%) disertai atau tanpa pembesaran hati.1

2.1.2 Penyebab.

Penyakit demam berdarah dengue disebabkan oleh Virus Dengue yang

ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Virus Dengue sampai sekarang

dikenal 4 serotipe (Dengue-1, Dengue-2, Dengue-3, Dengue-4) termasuk dalam

kelompok Arthropod Borne Virus (Arbovirus). Ke-empat serotipe virus ini telah

ditemukan di berbagai daerah di Indonesia. Hasil penelitian di Indonesia

menunjukkan bahwa Dengue-3 sangat berkaitan dengan kasus DBD berat dan

merupakan serotipe yang paling luas distribusinya disusul oleh Dengue-2,

Dengue-1 dan Dengue-4.1,9

2.1.3 Mekanisme Penularan.

Penyakit DBD hanya dapat ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti betina.

Nyamuk ini mendapat Virus Dengue sewaktu menggigit atau menghisap darah

orang yang sakit DBD atau tidak sakit DBD tetapi dalam darahnya terdapat virus

Dengue. Orang yang mengandung Virus Dengue, tetapi tidak sakit dapat pergi

kemana-mana dan menularkan virus tersebut kepada orang lain di tempat yang

ada nyamuk Aedes aegypti.10

Virus Dengue yang terhisap akan berkembang biak dan menyebar ke

seluruh tubuh nyamuk termasuk kelenjar liurnya. Bila nyamuk tersebut menggigit

atau menghisap darah orang lain, virus itu akan berpindah bersama air liur

nyamuk. Apabila orang yang ditulari tidak memiliki kekebalan (umumnya anak-

anak), maka ia akan menderita DBD. Nyamuk yang sudah mengandung Virus

Page 2: DEMAM BERDARAH DENGUE

4

Dengue, seumur hidupnya dapat menularkan kepada orang lain. Dalam darah

manusia, Virus Dengue akan mati dengan sendirinya dalam waktu lebih kurang

satu minggu.10

Gambar 2.1 Mekanisme Penularan DBD10

Faktor-faktor yang terkait dalam penularan DBD pada manusia antara lain :

1. Status Pendidikan

Keluarga dengan tingkat pendidikan rendah biasanya sulit untuk menerima

arahan dalam pemenuhan gizi dan sulit diyakinkan mengenai pentingnya

pemenuhan kebutuhan gizi atau pentingnya pelayanan kesehatan lain seperti

pencegahan penyakit menular.9

2. Kepadatan Penghuni Rumah

Apabila di suatu rumah ada nyamuk penular DBD yaitu Aedes aegypti

maka akan menularkan penyakit DBD pada semua orang yang tinggal di rumah

tersebut atau di rumah sekitarnya yang berada dalam jarak terbang nyamuk yaitu

100 meter dan orang yang berkunjung ke rumah tersebut.9

3. Umur

DBD pada umumnya menyerang anak-anak, tetapi tidak menutup

kemungkinan orang dewasa tertular penyakit DBD. Dalam dekade terakhir ini

terlihat adanya kecenderungan kenaikan proporsi pada kelompok usia dewasa.10

Penularan Virus Dengue melalui gigitan nyamuk lebih banyak terjadi di

tempat yang padat penduduk seperti di perkotaan dan pedesaan pinggir kota. Oleh

karena itu, penyakit DBD lebih bermasalah di daerah sekitar perkotaan.11

Page 3: DEMAM BERDARAH DENGUE

5

Tempat yang potensial untuk terjadi penularan DBD adalah:

1. Wilayah yang banyak kasus DBD (endemis).

2. Tempat-tempat umum merupakan tempat berkumpulnya orang-orang yang

datang dari berbagai wilayah, sehingga kemungkinan terjadinya pertukaran

beberapa tipe Virus Dengue cukup besar. Tempat-tempat tersebut antara lain :

a. Sekolah yang disebabkan karena siswa sekolah berasal dari berbagai

wilayah serta siswa sekolah merupakan kelompok umur yang paling

susceptible terserang DBD.

b. Rumah sakit atau puskesmas dan sarana pelayanan kesehatan lainnya.

c. Tempat umum lainnya seperti hotel, pertokoan, pasar, restoran dan tempat

ibadah.

3. Pemukiman baru di pinggir kota karena di lokasi ini penduduknya berasal dari

berbagai wilayah, maka kemungkinan diantaranya terdapat penderita atau

carier yang membawa Virus Dengue yang berlainan dari masing-masing

daerah asal.11

2.1.3 Gejala

Gejala Demam Berdarah Dengue sebagai berikut :1

1. Masa inkubasi biasanya berkisar antara 4 – 7 hari.

2. Demam

Penyakit ini didahului oleh demam tinggi yang mendadak, terus menerus

berlangsung 2 – 7 hari. Panas dapat turun pada hari ke-3 yang kemudian

naik lagi, dan pada hari ke-6 atau ke-7 panas mendadak turun.

3. Tanda-tanda perdarahan

Perdarahan ini terjadi di semua organ. Bentuk perdarahan dapat hanya

berupa uji Tourniquet (Rumple Leede) positif atau dalam bentuk satu

atau lebih. Manifestasi perdarahan yaitu petekie, purpura, ekimosis,

perdarahan konjungtiva, epistaksis, pendarahan gusi, hematemesis,

melena dan hematuri. Petekie sering sulit dibedakan dengan bekas

gigitan nyamuk. Untuk membedakannya regangkan kulit, jika hilang

maka bukan petekie. Uji Tourniquet positif sebagai tanda perdarahan

Page 4: DEMAM BERDARAH DENGUE

6

ringan, dapat dinilai sebagai presumptif test (dugaan keras) oleh karena

uji Tourniquet positif pada hari-hari pertama demam terdapat pada

sebagian besar penderita DBD. Namun, uji Tourniquet positif dapat juga

dijumpai pada penyakit virus lain (campak, demam chikungunya), infeksi

bakteri (Typhus abdominalis) dan lain-lain. Uji Tourniquet dinyatakan

positif, jika terdapat 10 atau lebih petekie pada seluas 1 inci persegi (2,5

x 2,5 cm) di lengan bawah bagian depan (volar) dekat lipat siku (fossa

cubiti).

4. Pembesaran hati (hepatomegali)

Sifat pembesaran hati:

a. Pembesaran hati pada umumnya dapat ditemukan pada permulaan

penyakit.

b. Pembesaran hati tidak sejajar dengan beratnya penyakit.

c. Nyeri tekan sering ditemukan tanpa disertai ikterus.

5. Renjatan (syok)

Sebab renjatan yaitu karena perdarahan, atau karena kebocoran plasma

ke daerah ekstra vaskuler melalui kapiler yang terganggu. Tanda-tanda

renjatan sebagai berikut:

a. Kulit teraba dingin dan lembab terutama pada ujung hidung, jari

tangan dan kaki.

b. Penderita menjadi gelisah.

c. Sianosis di sekitar mulut.

d. Nadi cepat, lemah, kecil sampai tak teraba.

e. Tekanan nadi menurun, sistolik menurun sampai 80 mmHg atau

kurang.

6. Trombositopeni

a. Jumlah trombosit (≤ 100.000) biasanya ditemukan diantara hari ke 3 –

7 sakit.

b. Pemeriksaan trombosit perlu diulang sampai terbukti bahwa jumlah

trombosit dalam batas normal atau menurun.

c. Pemeriksaan dilakukan pada saat pasien diduga menderita DBD, bila

normal maka diulang tiap`hari sampai suhu turun.

Page 5: DEMAM BERDARAH DENGUE

7

7. Hemokonsentrasi (peningkatan hematokrit)

Meningkatnya nilai hematokrit (Ht) menggambarakan

hemokonsentrasi selalu dijumpai pada DBD, merupakan indikator yang

peka terjadinya perembesan plasma sehingga dilakukan pemeriksaan

hematokrit secara berkala. Pada umumnya penurunan trombosit

mendahului peningkatan hematokrit. Hemokonsentrasi dengan

peningkatan hematokrit ≥ 20%, mencerminkan peningkatan

permeabilitas kapiler dan perembesan plasma. Perlu mendapat perhatian,

bahwa nilai hematokrit dipengaruhi oleh penggantian cairan atau

perdarahan.

8. Gejala klinik lain

Gejala klinik lain yang dapat menyertai penderita DBD ialah nyeri

otot, anoreksia, lemah, mual, muntah, sakit perut, diare atau konstipasi,

dan kejang. Pada beberapa kasus terjadi hiperpireksia disertai kejang dan

penurunan kesadaran sehingga sering didiagnosis sebagai ensefalitis.

Keluhan sakit perut yang hebat sering kali timbul mendahului perdarahan

gastrointestinal dan renjatan.

2.2 Upaya Pemberantasan Penyakit Demam Berdarah Dengue6

2.2.1 Pencegahan.

Pencegahan dilaksanakan oleh masyarakat di rumah dan tempat umum

dengan melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue

(PSN-DBD). PSN-DBD merupakan keseluruhan kegiatan masyarakat dan

pemerintah untuk mencegah penyakit DBD, yang disertai pemantauan hasil-

hasilnya secara terus-menerus. Gerakan PSN-DBD merupakan bagian terpenting

dari seluruh upaya pemberantasan penyakit DBD.12

Kegiatan PSN-DBD dapat

dilakukan dengan melakukan 3 M, yaitu :10

1. Menguras tempat penampungan air secara teratur sekurang-kurangnya

seminggu sekali.

2. Menutup rapat-rapat tempat penampungan air.

3. Mengubur atau menyingkirkan barang-barang bekas yang dapat

menampung air hujan seperti kaleng bekas, plastik, dan lain-lain.

Page 6: DEMAM BERDARAH DENGUE

8

Departemen Kesehatan Republik Indonesia juga mencanangkan 3 M plus

yaitu 3 M ditambah dengan :9,10

1) Mengganti air vas bunga, tempat minum burung atau tempat-tempat

lainnya yang sejenis seminggu sekali.

2) Memperbaiki saluran dan talang air yang tidak lancar atau rusak.

3) Menutup lubang-lubang pada potongan bambu, pohon dan lain-lain

misalnya dengan tanah.

4) Bersihkan/keringkan tempat-tempat yang dapat menampung air seperti

pelepah pisang atau tanaman lainnya termasuk tempat-tempat lain yang

dapat menampung air hujan di pekarangan, kebun, pemakaman, rumha-

rumah kosong dan lain-lain.

5) Melakukan larvasidasi yaitu membubuhkan bubuk pembunuh jentik

(abate/lainnya). Misalnya, di tempat-tempat yang sulit dikuras atau di

daerah yang sulit air. Lavarsidasi bila menggunakan abate disebut

abatisasi. Takaran melakukan larvasidasi dengan menggunakan bubuk

abate 1 G adalah untuk 100 liter cukup dengan 10 gram bubuk abate 1 G

dan seterusnya. Bila tidak ada alat untuk menakar, gunakan sendok

makan, satu sendok makan peres (yang diratakan di atasnya) berisi 10

gram abate 1 G. Selanjuntya, tinggal membagikan atau menambahkannya

sesuai dengan banyaknya air yang akan diabatisasi. Takaran tidak perlu

benar-benar tepat.

6) Memelihara ikan pemakan jentik di kolam atau bak penampungan air.

7) Memasang kawat kasa di rumah.

8) Mengupayakan pencahayaan dan ventilasi ruang yang memadai.

9) Menghindari kebiasaan menggantung pakaian di dalam kamar.

10) Tidur menggunakan kelambu.

11) Memakai obat nyamuk yang dapat mencegah dari gigitan nyamuk.

Pemantauan hasil PSN-DBD dipantau secara berkala oleh Kelompok Kerja

Pemberantasan Demam Berdarah Dengue (POKJA DBD) Desa/Kelurahan,

Kelompok Kerja Operasional Pemberantasan Demam Berdarah Dengue

(POKJANAL DBD) tingkat kecamatan dan POKJANAL DBD tingkat

Kabupaten/Kota, yaitu :12

Page 7: DEMAM BERDARAH DENGUE

9

1. Pemantauan oleh POKJA DBD Desa/Kelurahan.

Pemantauan dilaksanakan dengan pemeriksaan jentik oleh kader tingkat

Desa/Kelurahan yaitu oleh jumantik (Juru Pemantau Jentik). Langkah-langkah

pemeriksaan jentik oleh jumantik, sebagai berikut :12

A. Persiapan12

a. Pemetaan dan pengumpulan data penduduk, rumah/bangunan dan

lingkungan oleh puskesmas.

b. Pertemuan/pendekatan :

a) Pendekatan lintas sektor di tingkat desa (RW, RT, swasta, LSM,

kelompok potensial lain dan tokoh masyarakat (Toma) dan tokoh

agama (Toga).

b) Pertemuan tingkat kelurahan/desa yang dihadiri oleh Ketua RW, RT,

swasta, LSM, kelompok potensial lain dan tokoh masyarakat dan

tokoh agama.

c) Pertemuan Tingkat RT yang dihadiri oleh warga setempat.

Pada pertemuan tersebut disampaikan tentang perlunya dilaksanakan

pemberantasan intensif jentik tersebut dan rencana pelaksanaannya.

c. Tentukan rumah/keluarga yang akan dikunjungi/diperiksa dengan cara :

a) Misalnya di suatu desa/kelurahan terdiri dari 10 RW, 100 RT, dengan

3000 rumah/bangunan, 10 RT per RW dan 30 rumah/bangunan per

RT.

b) Pemeriksaan dilakukan secara berurutan yang dimulai dari RT 1

sampai dengan RT yang ke-100, misalnya hari pertama pemeriksaan

di 4 RT (RT 1 sampai RT 4), hari ke-2 di RT 5 sampai RT 8, demikian

seterusnya sampai sehingga dalam 25 hari kerja sudah mencakup

seluruh RT yang ada.

c) Pemeriksaan cukup dilakukan pada 10 rumah/bangunan di masing-

masing RT. Untuk menentukan 10 rumah/bangunan mana yang akan

dikunjungi/diperiksa diantara 30 rmah/bangunan yang ada di suatu RT

(misalnya RT 1), maka mulailah dari rumah/bangunan pertama

(rumah/bangunan ke-1), selanjutnya ke-4, ke-7, dan seterusnya (selang

3 rumah/bangunan).

Page 8: DEMAM BERDARAH DENGUE

10

d) Untuk kunjungan bulan berikutnya (putaran ke-2) di RT yang sama,

mulailah dari rumah/bangunan ke-2, selanjutnya ke-5, ke-8, ke-11 dan

seterusnya.

e) Untuk kunjungan bulan berikutnya lagi (putaran ke-3), mulai dari

rumah/bangunan ke-3, selanjutnya ke-6, ke-9, ke-12 dan seterusnya.

f) Setelah seluruh rumah/bangunan dikunjungi, maka mulai lagi dari

rumah ke-1 dan seterusnya seperti di atas.

g) Pada hari yang sama, lakukan cara yang sama seperti pada RT 1, di 3

RT lainnya (RT 2sampai dengan RT 4).

h) Demikian seterusnya untuk RT lainnya.

B. Melakukan kunjungan rumah.12

a. Buatlah rencana kapan masing-masing rumah/keluarga akan dikunjungi

misalnya untuk jangka waktu 1 bulan.

b. Pilihlah waktu yang tepat untuk berkunjung (pada saat keluarga sedang

santai).

c. Mulailah pembicaraan dengan menanyakan sesuatu yang sifatnya

menunjukkan perhatian kepada keluarga itu. Misalnya menanyakan

keadaan anak atau anggota keluarga lain.

d. Selanjutnya menceritakan keadaan atau peristiwa yang ada kaitannya

dengan penyakit demam berdarah, misalnya adanya anak tetangga yang

sakit demam berdarah atau adanya kegiatan di desa/kelurahan/RW

tentang usaha pemberantasan demam berdarah dengue atau berita di surat

kabar/majalah/televisi/radio tentang penyakit DBD.

e. Membicarakan tentang penyakit demam berdarah, cara penularan, dan

lain-lain, serta memberikan penjelasan tentang hal-hal yang ditanyakan

tuan rumah. Gunakan gambar-gambar atau alat peraga untuk lebih

memperjelas.

f. Mengajak untuk bersama-sama memeriksa tempat penampungan air dan

barang-barang yang dapat menjadi tempat berkembang biak nyamuk baik

di dalam maupun di luar rumah/bangunan. Cara-cara memeriksa jentik,

yaitu :

Page 9: DEMAM BERDARAH DENGUE

11

a) Periksalah bak mandi/WC, tempayan, drum dan tempat-tempat

penampungan air lainnya.

b) Jika tidak tampak, tunggu ± 0,5-1 menit, jika ada jentik akan

muncul ke permukaan air untuk bernapas.

c) Di tempat yang gelap gunakan senter.

d) Periksa juga vas bunga, tempat minum burung, kaleng-kaleng,

plastik, ban bekas, dan lain-lain.

e) Jika ditemukan jentik, maka kepada tuan rumah/pengelola

bangunan diberi penjelasan tentang cara yang dapat menjadi

tempat berkembang biak nyamuk baik di dalam ataupun di luar

rumah.

f) Jika tidak ditemukan jentik, maka kepada tuan rumah disampaikan

pujian dan memberikan saran untuk terus menjaga agar selalu

bebas jentik dan tetap menjaga kebersihan rumah/bangunan dan

lingkungannya.

C. Mencatat dan melaporkan hasil pemeriksaan12

a. Tulislah nama desa/kelurahan yang akan dilakukan pemeriksaan jentik.

b. Tulislah nama keluarga/pengelola (petugas kebersihan) banguanan dan

alamatnya pada kolom yang tersedia.

c. Bila ditemukan jentik tulislah tanda (+), dan apabila tidak ditemukan

tulislah tanda (-) di kolom yang tersedia pada formulir JPJ 1.

d. Tulislah hal-hal yang perlu diterangkan pada kelompok keterangan

seperti rumah/kavling kosong, penampungan air hujan, dan lain-lain.

e. Satu lembar formulir di isi untuk kurang lebih 30 KK.

f. Melaporkan hasil pemeriksaan jentik berupa angka bebas jentik (ABJ) ke

puskesmas sebulan sekali. ABJ dicatat pada kolom JPJ 2.

Angka Bebas Jentik (ABJ)10

: Jumlah rumah tanpa jentik X 100%

Jumlah rumah yang diperiksa

2. Pemantauan oleh POKJANAL DBD tingkat Kecamatan.

a. Pemantauan Jentik Berkala dilakukan oleh petugas Puskesmas atau tenaga

terlatih dengan memeriksa 100 rumah sampel per Desa/Kelurahan, Sekolah

dan Tempat Umum, setiap 3 bulan (Januari, April, Juli, dan Oktober).

Page 10: DEMAM BERDARAH DENGUE

12

b. Angka Bebas Jentik (ABJ) tiap Desa/Kelurahan disajikan dalam forum PWS

DBD dan Daftar Sekolah dan Tempat Umum yang ditemukan jentik

disampaikan pada pertemuan bulanan di tingkat kecamatan yang dihadiri

oleh para Kepala Desa/Kelurahan dan anggota Pokjanal DBD.

c. Tiga Desa/Kelurahan yang paling rendah ABJ nya dilakukan “Sweeping

PSN DBD” yaitu kerja bakti PSN DBD diikuti dengan PJB ulangan.

3. Pemantauan oleh POKJANAL DBD tingkat Kabupaten/Kota.12

a. PJB dilakukan oleh petugas Dinkes Kabupaten/Kota di tempat tumum

tertentu, setiap 3 bulan.

b. ABJ rumah (rata-rata ABJ Desa/Kelurahan) dan ABJ sekolah per

kecamaatan disajikan dalam form PWS DBD serta Daftar Tempat Umum

yang ditemukan jentik, disampaikan pada pertemuan lintas sektor

(pertemuan berkala Pokjanal DBD) setiap 3 bulan.

4. Pemantauan oleh POKJANAL DBD tingkat Provinsi.12

ABJ rumah (rata-rata Desa/Kelurahan), ABJ sekolah dan ABJ Tempat

Umum disajikan dalam form PWS DBD dan disampaikan pada pertemuan

lintas sektor (pertemuan berkala Pokjanal DBD) setiap 3 bulan.

5. Pemantauan oleh POKJANAL DBD tingkat pusat.12

ABJ rumah (rata-rata ABJ Desa/Kelurahan), ABJ sekolah dan ABJ

Tempat Umum, disajikan dalam form PWS DBD dan disampaikan pada

pertemuan lintas sektor (pertemuan berkala Pokjanal DBD) setiap 3 bulan.

2.2.2 Penemuan, Pertolongan dan Pelaporan.6

Penemuan, pertolongan dan pelaporan penderita penyakit demam berdarah

dengue dilaksanakan oleh petugas kesehatan dan masyarakat dengan cara sebagai

berikut :5

a. Keluarga yang anggotanya menunjukkan gejala penyakit demam

berdarah dengue memberikan pertolongan pertama (memberi minum

Page 11: DEMAM BERDARAH DENGUE

13

banyak, kompres dingin dan obat penurun panas yang tidak mengandung

asam salsilat) dan dianjurkan segera memeriksakan kepada dokter atau

unit pelayanan kesehatan.

b. Petugas kesehatan melakukan pemeriksaan, penentuan diagnosis dan

pengobatan/perawatan sesuai dengan keaadaan penderita dan wajib

melaporkan kepada puskesmas.

c. Kepala keluarga diwajibkan segera melaporkan kepada Lurah/Kepala

Desa melalui Kader, Ketua RT/RW.

d. Kepala asrama, ketua RT/RW yang mengetahui adanya penderita

tersangka diwajibkan untuk melaporkan kepada puskesmas atau melalui

Lurah/Kepala Desa.

e. Lurah/Kepala Desa yang menerima laporan, segera meneruskannya

kepada puskesmas.

f. Puskesmas yang menerima laporan wajib melakukan penyelidikan

epidemiologi dan pengamatan penyakit.

2.2.3 Pengamatan Penyakit Dan Penyelidikan Epidemiologi.6

a. Pengamatan penyakit dilaksanakan oleh Puskesmas yang menemukan

atau menerima laporan penderita tersangka untuk :

a) Memantau situasi penyakit demam berdarah dengue secara teratur

sehingga kejadian luar biasa dapat diketahui sedini mungkin.

b) Menentukan adanya desa rawan penyakit demam berdarah dengue.

b. Penyelidikan epidemiologi dilaksanakan oleh petugas kesehatan dibantu

oleh masyarakat. Penyelidikan epidemiologi adalah kegiatan pelacakan

penderita/tersangka lainnya dan pemeriksaan jentik nyamuk penular

penyakit demam berdarah dengue di rumah penderita/tersangka dan

rumah-rumah sekitarnya dalam radius sekurang-kurangnya 100 meter,

serta tempat umum yang diperkirakan menjadi sumber penyebaran

penyakit lebih lanjut. 5

Ini artinya, penyelidikan epidemiologi merupakan

kegiatan pecarian penderita panas atau yang 1 minggu yang lalu

menderita panas dan pemeriksaan jentik di rumah kasus DBD dan 20

rumah lain disekitarnya.13

Tujuan dilakukan penyelidikan epidemiologi

Page 12: DEMAM BERDARAH DENGUE

14

adalah untuk mengetahui luasnya penyebaran penyakit, mengetahui

apakah di lokasi itu terjadi keadaan yang menjurus kepada Kejadian Luar

Biasa (KLB) dan merupakan langkah untuk membatasi penyebaran

penyakit. Penyelidikan epidemiologi dilakukan oleh petugas puskesmas

segera setelah mendapat informasi tentang adanya kasus DBD yang

dirawat di rumah sakit atau puskesmas. Cara pelaksanaan penyelidikan

epidemiologi, sebagai berikut:13

a) Pemberitahuan kepada ketua RT/RW.

b) Kader, Ketua RT/RW, Ketua lingkungan, Kepala Desa membantu

petugas kesehatan dengan menunjukkan rumah penderita/tersangka

dan mendampingi petugas kesehatan dalam pelaksanaan penyelidikan

epidemiologi.6

c) Pemeriksaan jentik (bila ditemukan jentik diberikan penyuluhan).

d) Melakukan wawancara : menanyakan ada/tidaknya penderita panas

(bila ditemukan penderita yang sakit panas saat itu dan belum berobat,

dianjurkan untuk periksa ke dokter/puskesmas.

e) Pengisian formulir penyelidikan epidemiologi (PE).

f) Penyampaian lisan hasil dan tindak lanjut pemeriksaan jentik kepada

Ketua RT/RW. Jika kesimpulan formulir PE “ya”, maka disampaikan

kepada Ketua RT/RW bahwa lokasi tersebut akan dilakukan fogging

dan Ketua RT/RW diminta menggerakan warga untuk melakukan

PSN, sebelum dilakukan fogging. Jika kesimpulan PE “tidak”, maka

kepada Ketua RT/Rw diberika penjelasan bahwa kesimpulan hasil

pemeriksaan menunjukkan bahwa kemungkinan menjalarnya penyakit

DBD sangat kecil. Meskipun demikian, Ketua Rt/RW diminta untuk

melaksanakan PSN/Kebersihan lingkungan untuk mencegah

kemungkinan penjalaran penyakit. Selanjutnya, perlu disampaikan

pula bahwa penularan penyakit demam berdarah dapat terjadi dimana-

mana.

c. Kepala puskesmas melaporkan hasil penyelidikan epidemiologi dan jika

adanya Kejadian Luar Biasa kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.6

Page 13: DEMAM BERDARAH DENGUE

15

2.2.4 Penanggulangan Seperlunya.6

a. Penanggulangan seperlunya dilakukan oleh petugas kesehatan dibantu

oleh masyarakat untuk membatasi penyebaran penyakit.

b. Jenis kegiatan yagn dilakukan disesuaikan dengan hasil penyelidikan

epidemiologi sebagai berikut :

a) Apabila :

1) ditemukan penderita/tersangka demam berdarah dengue lainnya

atau

2) ditemukan 3 atau lebih penderita panas tanpa sebab yang jelas dan

ditemukan jentik

dilakukan penyemprotan insektisida (2 siklus dengan interval 1

minggu) disertai penyuluhan di rumah penderita/tersangka dan

sekitarnya dalam radius 200 meter dan sekolah yang bersangkutan bila

penderita/tersangka adalah anak sekolah.

b) Bila terjadi Kejadian Luar Biasa atau wabah, dilakukan penyemprotan

insektisida (2 siklus dengan interval 1 minggu) dan penyuluhan di

seluruh wilayah yang terjangkit.

c) Bila tidak ditemukan keadaan diatas, dilakukan penyuluhan di RT/RW

yang bersangkutan.

c. Tugas dan peran petugas kesehatan dan sektor terkait serta masyarakat

dalam penanggulangan seperlunya :

a) Camat dan Lurah yang menerima laporan rencana penanggulangan

seperlunya, memerintahkan warga setempat melalui ketua RW untuk

melaksanakan PSN dan membantu kelancaran pelaksanaan

penanggulangan seperlunya.

b) Petugas kesehatan atau tenaga terlatih melakukan penyemprotan

insektisida 2 siklus dengan interval 1 minggu dan memberikan

penyuluhan kepada masyarakat.

Page 14: DEMAM BERDARAH DENGUE

16

c) Ketua RT dibantu pemuka masyarakat dan Kader menyampaikan

informasi tentang rencana penanggulangan seperlunya dan membantu

pelaksanaan penyuluhan.

d) Ketua RT dan Kader mendampingi petugas kesehatan dalam

pelaksanaan penyemprotan.

e) Keluarga melakukan PSN secara serentak dan mengikuti petunjuk-

petunjuk dalam pelaksanaan penanggulangan seperlunya.

2.2.5 Penanggulangan Lain.6

a. Penanggulangan lain dilakukan di desa/kelurahan rawan oleh petugas

kesehatan dibantu masyarakat untuk mencegah terjadinya Kejadian Luar

Biasa dan membatasi penyebaran penyakit ke wilayah lain.

b. Jenis kegiatan penanggulangan lain disesuaikan dengan stratifikasi

daerah rawan (berdasarkan besarnya masalah penyakit demam berdarah

dengue), sebagai berikut :

a) Desa/Kelurahan rawan I (endemis)

yaitu desa/kelurahan yang dalam 3 tahun terakhir, setiap tahun

terjangkit penyakit demam berdarah dengue. Kegiatan

penanggulangannya meliputi :

1) Penyemprotan masal

2) Pemeriksaan jentik berkala di rumah dan tempat umum

3) Penyuluhan kepada masyarakat

b) Desa/Kelurahan rawan II (sporadis)

yaitu desa/kelurahan yang dalam 3 tahun terakhir terjangkit penyakit

demam berdarah dengue tetapi tidak setiap tahun. Kegiatan

penanggulangannya meliputi :

1) Pemeriksaan jentik berkala di rumah dan tempat umum.

2) Penyuluhan kepada masyarakat.

c) Desa/Kelurahan rawan III (potensial)

yaitu desa/kelurahan yang dalam 3 tahun yang terakhir tidak pernah

terjangkit penyakit demam berdarah dengue, tetapi penduduknya

padat, mempunyai hubungan transportasi yang ramai dengan wilayah

Page 15: DEMAM BERDARAH DENGUE

17

lain dan persentase rumah yang ditemukan jentik lebih dari 5%.

Kegiatannya penanggulangannya meliputi :

1) Pemeriksaan jentik berkala di tempat umum.

2) Penyuluhan kepada masyarakat.

c. Tugas dan peran petugas kesehatan dan sektor lain serta masyarakat

dalam penanggulangan lain sebagai berikut :

a) Penyemprotan masal :

1) Petugas kesehatan atau tenaga terlatih melakukan penyemprotan

insektisida 2 siklus dengna interval seminggu, sebelum musim

penularan, di sebagian atau seluruh wilayah desa.

2) Camat, Lurah/Kepala Desa, Ketua RT/RW, Kepala Dusun, Pemuka

Masyarakat, Kader dan Keluarga membantu kelancaran

pelaksanaan penanggulangan seperlunya.

b) Pemeriksaan jentik berkala di rumah dan tempat umum.

2.2.6 Penyuluhan Kepada Masyarakat.6

a. Penyuluhan dilakukan agar masyarakat berpartisipasi aktif dalam

pencegahan dan pemberantasan penyakit demam berdarah dengue.

b. Penyuluhan dilaksanakan :

a) Oleh petugas/pejabat kesehatan dan sektor lain serta warga

masyarakat yang mempunyai pengetahuan tentang penyakit demam

berdarah dengue pada berbagai kesempatan.

b) Melalui berbagai jalur informasi dan komunikasi kepada masyarakat.

c) Secara intensif sebelum musim penularan penyakit demam berdarah

dengue terutama di daerah rawan.

c. Peran petugas/pejabat kesehatan dan sektor lain serta masyarakat dalam

penyuluhan sebagai berikut :

a) Keluarga mengikuti/menghadiri kegiatan penyuluhan.

b) Kader/tenaga pemeriksa jentik lain melakukan penyuluhan kepada

keluarga pada waktu kunjungan rumah.

c) Petugas kesehatan melakukan penyuluhan kepada penderita/tersangka

dan keluarganya pada waktu melakukan pemeriksaan atau perawatan

Page 16: DEMAM BERDARAH DENGUE

18

dan kunjungan rumah, serta pada berbagai pertemuan kelompok

masyarakat dan pertemuan dinas.

d) Juru penerangan (Jupen) melakukan penyuluhan pada berbagai

kesempatan dalam tugasnya memberikan penerangan kepada

masyarakat.

e) Guru melakukan penyuluhan kepada murid melalui pelajaran intra

maupun ekstra-kurikuler.

f) Warga masyarakat, ketua RT/RW, tokoh masyarakat formal maupun

informal yang mempunyai pengetahuan tentang penyakit DBD dapat

melakukan penyuluhan pada berbagai kesempatan pertemuan.

g) Pejabat pemerintah dan tokoh masyarakat melakukan penyuluhan

kepada masyarakat pada berbagai kesempatan melalui media masa

seperti tv, radio, majalah, surat kabara dan lain-lain.

h) Pejabat/petugas yang terkait dalam penyampaian informasi kepada

masyarakat memberikan fasilitasi bagi terselenggaranya penyuluhan

kepada masyarakat.