demam berdarah dengue

46
http://id.wikipedia.org/wiki/Demam_berdarah_Dengue Demam berdarah atau demam dengue (disingkat DBD) adalah infeksi yang disebabkan oleh virus dengue. Nyamuk atau beberapa jenis nyamuk menularkan (atau menyebarkan) virus dengue. Demam dengue juga disebut sebagai "breakbone fever" atau "bonebreak fever" (demam sendi), karena demam tersebut dapat menyebabkan penderitanya mengalami nyeri hebat seakan-akan tulang mereka patah. Sejumlah gejala dari demam dengue adalah demam; sakit kepala; kulit kemerahan yang tampak seperti campak; dan nyeri otot dan persendian. Pada sejumlah pasien, demam dengue dapat berubah menjadi satu dari dua bentuk yang mengancam jiwa. Yang pertama adalah demam berdarah, yang menyebabkan pendarahan, kebocoran pembuluh darah (saluran yang mengalirkan darah), dan rendahnya tingkat trombosit darah (yang menyebabkan darah membeku). Yang kedua adalah sindrom renjat dengue, yang menyebabkan tekanan darah rendah yang berbahaya. Terdapat empat jenis virus dengue. Apabila seseorang telah terinfeksi satu jenis virus, biasanya dia menjadi kebal terhadap jenis tersebut seumur hidupnya. Namun, dia hanya akan terlindung dari tiga jenis virus lainnya dalam waktu singkat. Jika kemudian dia terkena satu dari tiga jenis virus tersebut, dia mungkin akan mengalami masalah yang serius. Belum ada vaksin yang dapat mencegah seseorang terkena virus dengue tersebut. Terdapat beberapa tindakan pencegahan demam dengue. Orang- orang dapat melindungi diri mereka dari nyamuk dan meminimalkan

Upload: shintiakhairunisa

Post on 09-Nov-2015

22 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

x

TRANSCRIPT

http://id.wikipedia.org/wiki/Demam_berdarah_Dengue

Demam berdarah atau demam dengue (disingkat DBD) adalah infeksi yang disebabkan oleh virus dengue. Nyamuk atau beberapa jenis nyamuk menularkan (atau menyebarkan) virus dengue. Demam dengue juga disebut sebagai "breakbone fever" atau "bonebreak fever" (demam sendi), karena demam tersebut dapat menyebabkan penderitanya mengalami nyeri hebat seakan-akan tulang mereka patah. Sejumlah gejala dari demam dengue adalah demam; sakit kepala; kulit kemerahan yang tampak seperti campak; dan nyeri otot dan persendian. Pada sejumlah pasien, demam dengue dapat berubah menjadi satu dari dua bentuk yang mengancam jiwa. Yang pertama adalah demam berdarah, yang menyebabkan pendarahan, kebocoran pembuluh darah (saluran yang mengalirkan darah), dan rendahnya tingkat trombosit darah (yang menyebabkan darah membeku). Yang kedua adalah sindrom renjat dengue, yang menyebabkan tekanan darah rendah yang berbahaya.

Terdapat empat jenis virus dengue. Apabila seseorang telah terinfeksi satu jenis virus, biasanya dia menjadi kebal terhadap jenis tersebut seumur hidupnya. Namun, dia hanya akan terlindung dari tiga jenis virus lainnya dalam waktu singkat. Jika kemudian dia terkena satu dari tiga jenis virus tersebut, dia mungkin akan mengalami masalah yang serius.

Belum ada vaksin yang dapat mencegah seseorang terkena virus dengue tersebut. Terdapat beberapa tindakan pencegahan demam dengue. Orang-orang dapat melindungi diri mereka dari nyamuk dan meminimalkan jumlah gigitan nyamuk. Para ilmuwan juga menganjurkan untuk memperkecil habitat nyamuk dan mengurangi jumlah nyamuk yang ada. Apabila seseorang terkena demam dengue, biasanya dia dapat pulih hanya dengan meminum cukup cairan, selama penyakitnya tersebut masih ringan atau tidak parah. Jika seseorang mengalami kasus yang lebih parah, dia mungkin memerlukan cairan infus (cairan yang dimasukkan melalui vena, menggunakan jarum dan pipa infus), atau transfusi darah (diberikan darah dari orang lain).

Sejak 1960-an, semakin banyak orang yang terkena demam dengue. Penyakit tersebut mulai menimbulkan masalah di seluruh dunia sejak Perang Dunia Kedua. Penyakit ini umum terjadi di lebih dari 110 negara. Setiap tahun, sekitar 50100 juta orang terkena demam dengue.

Para ahli sedang mengembangkan obat-obatan untuk menangani virus secara langsung. Masyarakat pun melakukan banyak usaha untuk membasmi nyamuk.

Deskripsi pertama dari demam dengue ditulis pada 1779. Pada awal abad ke-20, para ilmuwan mengetahui bahwa penyakit tersebut disebabkan oleh virus dengue, dan bahwa virus tersebut ditularkan (atau disebarkan) oleh nyamuk.

Tanda dan gejala[sunting | sunting sumber]

Gambaran torso manusia dengan anak panah yang menunjukkan organ-organ tubuh yang terkena virus pada berbagai tahap demam dengueGambar yang memperlihatkan gejala demam dengueSekira 80% dari pasien (atau 8 dari 10 pasien) yang terinfeksi virus dengue tidak menunjukkan gejala, atau hanya menunjukkan gejala ringan (seperti demam biasa).[1][2][3] Sekira 5% dari orang yang terinfeksi (atau 5 dari 100) akan mengalami infeksi berat. Penyakit tersebut bahkan mengancam jiwa sedikit dari mereka. Pada sebagian kecil penderita ini, penyakit tersebut mengancam jiwa.[1][3] Gejala akan muncul antara 3 dan 14 hari setelah seseorang terpajan virus dengue. Seringkali gejala muncul setelah 4 hingga 7 hari.[4] Oleh karena itu jika seseorang baru kembali dari wilayah yang memiliki banyak kasus dengue, kemudian ia menderita demam atau gejala lainnya setelah lebih dari 14 hari dia kembali dari wilayah tersebut, kemungkinan penyakitnya tersebut bukan dengue.[5]

Seringkali, apabila anak-anak terkena demam dengue, gejala yang muncul sama dengan gejala pilek atau gastroenteritis (atau flu perut; misalnya, muntah-muntah dan diare).[6] Namun, anak-anak mungkin mengalami masalah yang parah karena demam dengue.[5]

Laju penyakit secara klinis[sunting | sunting sumber]Gejala klasik demam dengue adalah demam yang terjadi secara tiba-tiba; sakit kepala (biasanya di belakang mata); ruam; nyeri otot dan nyeri sendi. Julukan "demam sendi" untuk penyakit ini menggambarkan betapa rasa sakit yang ditimbulkannya dapat menjadi sangat parah.[1][7]Demam dengue terjadi dalam tiga tahap: demam, kritis, dan pemulihan.[8]

Pada fase demam, seseorang biasanya mengalami demam tinggi. ("Demam" berarti bahwa seseorang mengalami demam.) Panas badan seringkali mencapai 40 derajat Celsius (104 derajat Fahrenheit). Penderita juga biasanya menderita sakit yang umum atau sakit kepala. Fase febrile biasanya berlangsung selama 2 hingga 7 hari.[7][8] Pada fase ini, sekira 50 hingga 80% pasien dengan gejala mengalami ruam.[7][9] Pada hari pertama atau kedua, ruam akan tampak seperti kulit yang terkena panas (merah). Selanjutnya (pada hari ke-4 hingga hari ke-7), ruam tersebut akan tampak seperti campak.[9][10] Bintik merah kecil (petechiae) dapat muncul di kulit. Bintik-bintik ini tidak hilang jika kulit ditekan. Bintik-bintik ini disebabkan oleh pembuluh kapiler yang pecah. [8] Penderita mungkin juga mengalami perdarahan ringan membran mukus mulut dan hidung.[5][7] Demam itu sendiri cenderung akan berhenti (pulih) kemudian terjadi lagi selama satu atau dua hari. Namun, pola ini berbeda-beda pada masing-masing penderita.[10][11]

Pada beberapa penderita, penyakit berkembang ke fase kritis setelah demam tinggi mereda. Fase kritis tersebut biasanya berlangsung selama hingga 2 hari.[8] Selama fase ini, cairan dapat menumpuk di dada dan abdomen. Hal ini terjadi karena pembuluh darah kecil bocor. Cairan tersebut akan semakin banyak, kemudian cairan berhenti bersirkulasi di dalam tubuh. Ini berarti bahwa organ-organ vital (terpenting) tidak mendapatkan suplai darah sebanyak biasanya.[8] Karena itu, organ-organ tersebut tidak bekerja secara normal. Penderita penyakit tersebut juga dapat mengalami perdarahan parah (biasanya dari saluran gastrointestinal.)[5][8]

Kurang dari 5% dari orang dengan dengue mengalami renjat peredaran darah, sindrom renjat dengue, dan demam berdarah.[5] Jika seseorang pernah mengidap jenis dengue yang lain (infeksi sekunder), kemungkinan mereka akan mengalami masalah yang serius.[5][12]

Pada fase penyembuhan, cairan yang keluar dari pembuluh darah diambil kembali ke dalam aliran darah. [8] Fase penyembuhan biasanya berlangsung selama 2 hingga 3 hari.[5] Pasien biasanya semakin pulih dalam tahap ini. Namun, mereka mungkin menderita gatal-gatal yang parah dan detak jantung yang lemah.[5][8] Selama fase ini, pasien dapat mengalami kondisi kelebihan cairan (yakni terlalu banyak cairan yang diambil kembali). Jika terkena otak, cairan tersebut dapat menyebabkan kejang atau perubahan derajat kesadaran (yakni seseorang yang pikirannya, kesadarannya, dan perilakunya tidak seperti biasanya).[5]

Masalah terkait[sunting | sunting sumber]Sesekali, dengue dapat memengaruhi sistem lain di dalam tubuh manusia. [8] Seseorang yang terkena dengue dapat menderita gejalanya saja, atau disertai gejala dengue klasik juga.[6] Tingkat kesadaran yang menurun terjadi pada 0,56% dari kasus parah. Ini dapat terjadi apabila virus dengue menyebabkan infeksi di otak. Ini juga dapat terjadi apabila organ vital, seperti hati, tidak berfungsi dengan baik.[6][11]

Kelainan neurologikal lainnya (kelainan yang memengaruhi otak dan saraf) dilaporkan terjadi pada pasien yang mengalami demam dengue. Misalnya, dengue dapat menyebabkan mielitis melintang dan sindrom Guillain-Barr.[6] Meskipun hal ini hampir tidak pernah terjadi, dengue juga dapat mengakibatkan infeksi jantung dan gagal ginjal akut.[5][8]

Penyebab[sunting | sunting sumber]

Gambar mikroskopis elektron transmisi yang menunjukkan virus dengueGambar yang diperbesar menunjukkan virus dengue (the cluster of dark dots near the center)Demam dengue disebabkan oleh virus dengue. Dalam sistem ilmiah yang menamakan dan mengklasifikasikan virus, virus dengue tersebut merupakan bagian dari famili Flaviviridae dan genus Flavivirus. Virus lainnya juga merupakan bagian dari famili yang sama dan menyebabkan penyakit pada manusia. Contohnya, virus yellow fever, West Nile virus, St. Louis encephalitis virus, Japanese encephalitis virus, tick-borne encephalitis virus, Kyasanur forest disease virus, and Omsk hemorrhagic fever virus all belong to the familyFlaviviridae..[11] Most of these viruses are spread by mosquitoes or ticks.[11]

Penularan[sunting | sunting sumber]

Foro close-up seekor nyamuk Aedes aegypti yang sedang menggigit kulit manusiaNyamuk Aedes aegypti mengambil dari manusiaDengue virus ditularkan (atau disebarkan) sebagian besar oleh nyamuk Aedes, khususnya tipe nyamuk Aedes aegypti.[2] Nyamuk ini biasanya hidup di antara garis lintang 35 Utara dan 35 Selatan, di bawah ketinggian 1000 m.[2] Nyamuk-nyamuk tersebut lebih sering menggigit pada siang hari.[13] Satu gigitan dapat menginfeksi manusia.[14]

Terkadang, nyamuk juga tertular dengue dari manusia. Jika nyamuk betina yang menggigit orang yang terinfeksi, nyamuk tersebut dapat tertular virus. Mulanya virus hidup di sel yang menuju saluran pencernaan nyamuk. Sekira 8 hingga 10 hari berikutnya, virus menyebar ke kelenjar saliva nyamuk, yang memproduksi saliva (atau "ludah"). Ini berarti bahwa saliva yang diproduksi oleh nyamuk tersebut terinfeksi virus dengue. Oleh karena itu ketika nyamuk menggigit manusia, saliva yang terinfeksi tersebut masuk ke dalam tubuh manusia dan menginfeksi orang tersebut. Virus sepertinya tidak menimbulkan masalah pada nyamuk yang terinfeksi, yang akan terus terinfeksi sepanjang hidupnya. Nyamuk Aedes aegypti adalah nyamuk yang paling banyak menyebarkan dengue. Ini karena nyamuk tersebut menyukai hidup berdekatan dengan manusia dan makan dari manusia alih-alih dari binatang.[15] Nyamuk ini juga suka bertelur di wadah-wadah air yang dibuat oleh manusia.

Dengue juga dapat disebarkan melalui produk darah yang telah terinfeksi dan melalui donasi organ.[16][17] Jika seseorang dengan dengue mendonasikan darah atau organ tubuh, yang kemudian diberikan kepada orang lain, orang tersebut dapat terkena dengue dari darah atau organ yang didonasikan tersebut. Di beberapa negara, seperti Singapura, dengue biasa terjadi. Di negara-negara ini, antara 1,6 dan 6 transfusi darah dari setiap 10.000 menularkan dengue.[18]Virus dengue juga dapat ditularkan dari ibu ke anaknya selama kehamilan atau ketika anak tersebut dilahirkan.[19] Dengue biasanya tidak ditularkan dengan cara-cara lain.[7]

Risiko[sunting | sunting sumber]Dibandingkan dengan orang dewasa, bayi dan anak kecil yang menderita dengue lebih berisiko mengalami infeksi yang serius. Anak-anak cenderung berisiko mengalami sakit berat apabila mereka tergolong anak-anak yang berkecukupan gizi (jika mereka sehat dan memakan makanan bergizi).[5] (Ini berbeda dari banyak infeksi lainnya, yang biasanya lebih parah terjadi pada anak-anak yang termasuk golongan kurang gizi, tidak sehat, atau tidak memakan makanan bergizi.) Perempuan lebih cenderung terserang sakit yang lebih parah daripada laki-laki.[20] Dengue bisa mengancam jiwa pada pasien dengan penyakit kronis (jangka panjang), seperti diabetes dan asma.[20]

Mekanisme[sunting | sunting sumber]Apabila nyamuk menggigit orang, air liur nyamuk tersebut masuk ke kulit orang tersebut. Jika nyamuk tersebut mengandung dengue, virus terbawa dalam air liurnya. Sehingga apabila nyamuk tersebut menggigit orang, virusnya masuk ke dalam kulit orang tersebut bersama air liur nyamuk. Virus tersebut tertanam dan memasuki sel darah putih orang tersebut. (Sel darah putihnya seharusnya membantu pertahanan tubuh dengan memerangi ancaman, seperti infeksi.) Ketika sel darah putih tersebut bergerak-gerak di dalam tubuh, virus memproduksi kembali (atau memperbanyak diri). Sel darah putih bereaksi dengan cara memperbanyak protein pengisyarat (apa yang disebut dengan sitokin), seperti faktor-faktor interleukin, interferon dan tumor nekrosis. Protein ini menyebabkan demam, gejala yang menyerupai flu, dan rasa nyeri yang luar biasa yang terjadi bersama dengue.

Jika seseorang menderita infeksi (serius), virus bereproduksi dengan lebih cepat. Dengan semakin banyaknya virus, semakin banyak pula organ (seperti hati dansumsum tulang) yang terkena dampaknya. Cairan dari aliran darah bocor melalui dinding-dinding pembuluh darah kecil ke dalam rongga-rongga tubuh. Oleh karena itu, lebih sedikit darah yang bersirkulasi (atau berputar di dalam tubuh) di dalam pembuluh darah. Tekanan darah orang tersebut menjadi sangat rendah sehingga jantungnya tidak dapat memasok cukup darah ke organ vital (yang paling penting). Sumsum tulang juga tidak dapat membuat cukup platelet yang dibutuhkan darah agar bisa membeku dengan benar. Tanpa cukup platelet, orang tersebut akan memiliki masalah pendarahan. Pendarahan adalah komplikasi berat dari dengue (satu dari masalah yang paling berat yang diakibatkan oleh penyakit tersebut).[21]

Diagnosis[sunting | sunting sumber]Biasanya, profesional pelayanan kesehatan mendiagnosis dengue dengan cara memeriksa pasien dan menyadari bahwa gejala-gejalanya cocok dengan dengue. Profesional pelayanan kesehatan khususnya akan dapat mendiagnosis dengue dengan cara ini di wilayah di mana penyakit ini banyak terjadi. [1] Namun, apabila dengue masih dalam fase awalnya, sulit untuk membedakannya dengan infeksi virus lainnya (infeksi yang disebabkan oleh virus).[5] Seorang pasien mungkin menderita dengue jika dia demam dan dua dari gejala berikut ini: mual dan muntah; ruam; generalized pains (pain all over); jumlah sel darah putih sedikit; atau hasil tes tourniquet yang positif. Tanda-tanda plus demam biasanya merupakan sinyal bahwa pasien tersebut menderita dengue di wilayah di mana penyakit tersebut banyak terjadi [22].

Tanda peringatan biasanya akan tampak sebelum dengue menjadi parah.[8] Tes tourniquet berguna apabila tes laboratorium tidak dapat dilakukan. Untuk melakukan tes tourniquet, profesional pelayanan kesehatan akan membebatkan alat pengukur tekanan darah di lengan pasien selama 5 menit. Petugas kesehatan tersebut akan menghitung bintik-bintik merah kecil di kulit pasien. Jumlah bintik yang semakin banyak berarti bahwa orang tersebut mungkin menderita demam dengue.[8]

Sulit membedakan demam dengue dan chikungunya. Chikungunya adalah infeksi virus yang mirip dan memiliki banyak gejala yang sama dengan dengue, dan terjadi di wilayah yang sama di dunia.[7] Dengue juga dapat memiliki gejala yang sama seperti penyakit lainnya, seperti malaria, leptospirosis, demam tifoid, and penyakit meningokokus. Seringkali, sebelum seseorang terdiagnosis dengue, petugas kesehatan yang menanganinya akan melakukan tes untuk memastikan bahwa pasien tidak mengalami satu dari kondisi-kondisi ini.[5]

Jika seseorang menderita dengue, perubahan paling awal yang dapat dilihat pada tes laboratorium adalah jumlah sel darah putih yang sedikit. Jumlah platelet yang sedikit dan asidosis metabolik juga merupakan tanda-tanda dengue.[5] Jika seseorang terserang dengue parah, terdapat perubahan lainnya yang dapat dilihat jika darahnya diteliti. Dengue yang parah menyebabkan cairan keluar dari aliran darah. Ini menyebabkan hemokonsentrasi (di mana terdapat lebih sedikit plasma bagian yang cair dari darah dan lebih banyak sel darah merah di dalam darah). Ini juga menyebabkan level albumin yang rendah di dalam darah.[5]

Terkadang, dengue yang parah menyebabkan efusi pleura yang besar (cairan yang bocor menumpuk di sekitar paru-paru) atau asites (cairan menumpuk di abdomen). If these are large enough, a health care professional may notice them when he examines the person.[5] Profesional pelayanan kesehatan dapat mendiagnosis shock dengue dari awal jika dia dapat menggunakan alat ultrasound medis untuk mendeteksi adanya cairan tersebut di dalam tubuh.[1][5] Tetapi di beberapa wilayah di mana dengue adalah penyakit yang biasa menyerang, para profesional pelayanan kesehatan dan klinik tidak memiliki mesin ultrasound.[1]

Klasifikasi[sunting | sunting sumber]Pada 2009, World Health Organization (WHO) mengklasifikasikan, atau membagi, demam dengue ke dalam dua jenis: tanpa komplikasi dan parah.[1][22] Sebelum ini, pada 1997, WHO telah membagi penyakit tersebut ke dalam demam yang tidak terdiferensiasi (tidak dapat digolongkan), demam dengue, dan demam berdarah. WHO memutuskan bahwa cara lama pembagian dengue ini harus disederhanakan. Mereka juga menetapkan bahwa cara tersebut terlalu membatasi: tidak mencakup semua cara yang diperlihatkan pada dengue. Meskipun klasifikasi dengue telah diubah secara resmi, klasifikasi lama tersebut masih sering digunakan.[22][5][23]

Dalam sistem lama WHO untuk klasifikasi, demam berdarah dibagi ke dalam empat fase, yang disebut tingkat IIV:

Pada Tingkat I, pasien menderita demam. Dia mudah melebam atau memiliki hasil tes tourniquet yang positif.Pada Tingkat II, pasien mengeluarkan darah melalui kulit dan bagian lain tubuhnya.Pada Tingkat III, pasien menunjukkan tanda-tanda renjatan sirkulasi.Pada Tingkat IV, pasien mengalami renjatan yang sangat parah sehingga tekanan darah dan detak jantungnya tidak dapat dirasakan.[23] Tingkat III dan IV disebut "sindrom renjatan dengue."[22][23]Tes laboratorium[sunting | sunting sumber]Demam dengue dapat didiagnosis menggunakan pengujian laboratorium mikrobiologis.[22] Beberapa tes berbeda dapat dilakukan. Satu tes (isolasi virus) mengisolasi (atau memisahkan) virus dengue dalam kultur (atau sampel) sel. Tes lainnya (deteksi asam nukleat) mencari asam nukleat dari virus, menggunakan teknik yang disebut reaksi rantai polimerase (PCR). Tes ketiga (deteksi antigen) mencari antigen dari virus. Tes lainnya mencari beberapa antibodi di dalam darah yang dibuat oleh tubuh untuk memerangi virus dengue.[20][24] Tes isolasi virus dan deteksi asam nukleus bekerja lebih baik daripada deteksi antigen. Namun, tes ini lebih mahal, sehingga tidak tersedia di banyak fasilitas kesehatan.[24] Apabila dengue masih dalam tahap awal penyakit, semua hasil tes mungkin negatif (berarti bahwa hasil tes tersebut tidak menunjukkan bahwa pasien menderita penyakit tersebut).[5][20]

Kecuali tes antibodi, tes laboratorium hanya dapat mendiagnosis demam dengue selama fase akut (awal) dari penyakit tersebut. Namun, tes antibodi dapat memastikan bahwa orang tersebut menderita dengue dalam fase berikutnya dari infeksti tersebut. Tubuh membuat antibodi yang secara khusus memerangi virus dengue setelah 5 hingga 7 hari.[7][20][25]

Pencegahan[sunting | sunting sumber]Terdapat dua vaksin yang telah disetujui sebagai vaksin untuk mencegah manusia agar tidak terserang virus dengue.[1] Untuk mencegah infeksi, World Health Organization (WHO) menyarankan pengendalian populasi nyauk dan melindungi masyarakat dari gigitan nyamuk.[13][26]

WHO menganjurkan program untuk mencegah dengue (disebut program "Integrated Vector Control") yang mencakup lima bagian yang berbeda:

Advokasi, menggerakkan masyarakat, dan legislasi (undang-undang) harus digunakan agar organisasi kesehatan masyarakat dan masyarakat menjadi lebih kuat.Semua bagian masyarakat harus bekerja bersama. Ini termasuk sektor umum (seperti pemerintah), sektor swasta (seperti bisnisperusahaan), dan bidang perawatan kesehatan.Semua cara untuk mengendalikan penyakit harus harus terintegrasi (atau dikumpulkan), sehingga sumber daya yang tersedia dapat memberikan hasil yang paling besar.Keputusan harus dibuat berdasarkan pada bukti. Ini akan membantu memastikan bahwa intervensi (tindakan yang dilakukan untuk mengatasi dengue) berguna.Wilayah di mana dengue menjadi masalah harus diberi bantuan, sehingga mereka dapat meningkatkan kemampuan mereka untuk merespon dengan baik penyakit dengan usaha mereka sendiri.[13]WHO juga menyarankan beberapa tindakan khusus untuk mengendalikan dan menghindarkan gigitan nyamuk. Cara terbaik untuk mengendalikan nyamuk Aedes aegypti adalah dengan menyingkirkan habitatnya.[13] Masyarakat harus mengosongkan wadah air yang terbuka (sehingga nyamuk tidak dapat bertelur di dalam wadah-wadah terbuka tersebut). Insektisida atau agen-agen pengendali biologi juga dapat digunakan untuk mengendalikan nyamuk di wilayah-wilayah ini.[13] Para ilmuwan berpendapat bahwa menyemprotkan insektisida organofosfat atau piretroid tidak membantu.[3] Air diam (tidak mengalir) harus dibuang karena air tersebut menarik nyamuk, dan juga karena manusia dapat terkena masalah kesehatan jika insektisida menggenang di dalam air diam.[13] Untuk mencegah gigitan nyamuk, orang-orang dapat memakai pakaian yang menutup kulit mereka sepenuhnya. Mereka juga dapat menggunakan anti nyamuk (seperti semprotan nyamuk), yang membantu menjauhkan nyamuk. (DEET paling ampuh.) Orang-orang juga dapat menggunakan kelambu saat beristirahat.[14]

Manajemen[sunting | sunting sumber]Tidak ada perawatan khusus untuk demam dengue.[1] Orang yang berbeda memerlukan perawatan yang berbeda pula, bergantung pada gejala mereka. Sebagian dari mereka dapat membaik hanya dengan meminum banyak cairan di rumah, kemudian profesional pelayanan kesehatan akan memastikan keadaan kesehatan mereka telah membaik. Sedangkan sebagian orang memerlukan cairan infus dan transfusi darah.[27]Profesional pelayanan kesehatan dapat menentukan untuk merujuk pasien ke rumah sakit jika pasien mengalami tanda-tanda peringatan serius, khususnya jika pasien tersebut telah mengalami kondisi kesehatan kronis.[5]

Apabila orang-orang yang terinfeksi memerlukan cairan melalui infus, mereka biasanya memerlukan infus hanya selama satu atau dua hari.[27] Profesional pelayanan kesehatan akan meningkatkan jumlah cairan yang diberikan sehingga pasien tersebut memberikan volume tertentu urin (0,51 ml/kg/jam). Cairan infus juga ditambah hingga hematokrit (jumlah iron di dalam darah) pasien dan tanda-tanda vital pasien kembali normal.[5] Karena risiko perdarahan, profesional pelayanan kesehatan mencoba untuk tidak menggunakan prosedur medis invasif seperti intubasi nasogastrik (memasukkan tube melalui hidung pasien ke dalam perut), injeksi intramuskular (menyuntikkan obat ke dalam otot), dan suntikan arteri (memasukkan jarum ke dalam arteri).[5] Asetaminofen (Tylenol) dapat diberikan untuk demam dan nyeri. Jenis obat anti-peradangan yang dinamakan NSAID (seperti ibuprofen dan aspirin) tidak boleh digunakan karena obat tersebut dapat memperbesar risiko perdarahan.[27] Transfusi darah harus dimulai lebih awal jika tanda-tanda vital pasien berubah atau tidak normal, dan jika jumlah sel darah merahnya menurun.[28] Jika transfusi diperlukan, pasien harus diberi darah utuh (darah yang belum dipisah-pisahkan) atau dikemas dalam kantung darah dalam bentuk sel darah merah. Platelet (dipisahkan dari darah utuh) dan plasma segar yang dibekukan biasanya tidak dianjurkan.[28]

Jika seorang pasien dalam masa pemulihan dari dengue, dia biasanya tidak akan diberi cairan infus lagi sehingga pasien tidak mengalami kelebihan cairan.[5] Jika kelebihan cairan terjadi, namun tanda-tanda vitalnya masih stabil (tidak berubah), maka ini menjadi alasan yang cukup untuk menghentikan pemberian cairan.[28] Jika pasien tidak lagi berada dalam masa kritis, pasien bisa diberikan diuretik furosemide (Lasix). Ini dapat membantu mengeluarkan cairan berlebih dari sirkulasi darah pasien.[28]

Kemungkinan[sunting | sunting sumber]Sebagian besar orang yang terkena dengue pulih dan baik-baik saja.[22] Tanpa pengobatan, 1 hingga 5% dari orang yang terinfeksi (1 hingga 5 dari 100 orang) meninggal karena dengue.[5] Dengan perawatan yang baik, kurang dari 1% meninggal.[22] Namun, pada orang dengan dengue parah 26% meninggal (26 dari 100).[5]

Dengue banyak terjadi di lebih dari 110 negara.[5] Setiap tahun, dengue menginfeksi 50 hingga 100 juta orang di seluruh dunia. Penyakit ini juga menyebabkan setengah juta perawatan di rumah sakit[1] dan sekira 12.500 hingga 25.000 kematian di seluruh dunia setiap tahunnya.[6][29]

Dengue adalah penyakit yang diakibatkan oleh virus dan paling banyak terjadi yang disebarkan oleh arthropod.[12] Dengue diperkirakan telah menjadi beban penyakit dari sekira 1600 tahun hidup tuna upaya (DALYS) per juta populasi. Ini berarti bahwa dalam setiap satu juta orang, dengue menyebabkan hilangnya kehidupan sekira 1600 tahun. Ini kira-kira sama dengan beban penyakit seperti penyakit anak-anak dan penyakit tropis. Ini sama dengan yang diakibatkan oleh penyakit pada anak-anak dan penyakit tropis lain.[20] Dengue dianggap sebagai penyakit terpenting kedua, setelah malaria.[5] World Health Organization juga mengakui dengue sebagai satu dari penyakit tropis yang diabaikan (berarti bahwa dengue tidak ditangani secara cukup serius sebagaimana mestinya).[30]

Dengue semakin merajalela di seluruh dunia. Pada 2010, dengue 30 kali lebih umum daripada pada 1960.[31] Beberapa hal yang dianggap sebagai penyebab peningkatan dengue. Lebih banyak pasien yang terdampak tinggal di kota besar. Populasi dunia (jumlah manusia di dunia) semakin besar. Lebih banyak orang yang bepergian secara internasional (dari satu negara ke negara lainnya). Pemanasan global juga dianggap telah berperan dalam peningkatan dengue tersebut.[1]

Dengue paling sering terjadi di sekitar ekuator. 2,5 miliar penduduk tinggal di wilayah di mana dengue terjadi. 70% dari populasi ini tinggal di Asia dan wilayah Pasifik.[31] Di Amerika Serikat, 2,9% hingga 8% dari penduduknya yang baru kembali dari wilayah di mana dengue terjadi, kemudian mereka mengalami demam, terinfeksi ketika sedang melancong.[14] Pada kelompok ini, dengue merupakan infeksi kedua yang paling banyak terdiagnosis, setelah after malaria.[7]

Sejarah[sunting | sunting sumber]Dengue pertama kali ditulis bertahun-tahun yang lalu. Ensiklopedia medis China dari Dinasti Jin (yang berjaya dari 265 hingga 420 AD) menceritakan tentang seorang yang mungkin mengalami dengue. Buku tersebut menceritakan tentang racun air yang berhubungan dengan serangga yang terbang.[32][33]Terdapat juga catatan tertulis dari abad ke-17 (1600an) tentang apa yang mungkin menjadi epidemik dengue (yakni ketika penyakit menyebar dengan sangat cepat dalam waktu singkat). Laporan-laporan yang paling awal tentang kemugkinan epidemik dengue adalah dari tahun 1779 dan 1780. Laporan ini bercerita tentang epidemik yang menyapu Asia, Afrika, dan Amerika Utara.[33] Sejak saat itu hingga 1940, tidak banyak lagi epidemik.[33]

Pada 1906, para ilmuwan membuktikan bahwa manusia terkena infeksi dari nyamuk Aedes. Pada 1907, para ilmuwan menunjukkan bahwa viruslah yang menyebabkan dengue. Ini adalah penyakit kedua yang ditunjukkan sebagai penyakit yang disebabkan oleh virus. (Sebelumnya para ilmuwan telah membuktikan bahwa viruslah yang menyebabkan sakit kuning.)[34]John Burton Cleland dan Joseph Franklin Siler terus meneliti virus dengue, dan mengetahui cara dasar virus menyebar.[34]

Dengue mulai menyebar dengan jauh lebih cepat selama dan setelah Perang Dunia Kedua. Ini diperkirakan karena perang tersebut mengubah lingkungan dengan cara berbeda. Jenis dengue berbeda juga menyebar ke wilayah baru.Untuk pertama kalinya, manusia mulai mengalami demam berdarah dengue. Bentuk penyakit yang parah ini pertama kali dilaporkan di Filipina pada 1953. Pada 1970an, demam berdarah dengue telah menjadi penyebab utama kematian pada anak-anak. Penyakit tersebut juga mulai terjadi di wilayah Pasifik dan Amerika.[33] Demam berdarah dengue serta sindrom renjat dengue pertama kali dilaporkan di Amerika Tengah dan Selatan pada 1981. Pada saat itu, profesional pelayanan kesehatan mengetahui bahwa orang yang terkena virus dengue jenis 1 terkena dengue tipe 2 beberapa tahun kemudian.[11]

Sejarah di Dunia[sunting | sunting sumber]Tidak ada kejelasan dari bahasa apa kata "dengue" berasal. Beberapa orang berpendapat bahwa kata tersebut dari frasa Ka-dinga pepo Swahili. Frasa ini menceritakan bahwa penyakit tersebut disebabkan oleh arwah jahat.[32] Kata Swahili dinga diperkirakan berasal dari kata dengue Spanyol. Kata ini berarti "berhati-hati". Kata itu mungkin sebelumnya digunakan untuk menggambarkan orang yang menderita nyeri tulang akibar demam dengue; nyeri itu akan menyebabkan penderita berjalan dengan hati-hati.[35] Namun, kemungkinan juga kata dalam bahasa Spanyol tersebut berasal dari kata dalam bahasa Swahili, dan bukan sebaliknya.[32]

Orang-orang lain berpendapat bahwa nama "dengue" berasal dari West Indies. Di West Indies, budak yang mengalami dengue disebut-sebut bahwa mereka berdiri dan berjalan seperti seorang yang "flamboyan". Oleh karenanya, penyakit tersebut juga disebut sebagai "demam flamboyan."[36][37]

Istilah "breakbone fever" pertama kali digunakan oleh Benjamin Rush, seorang dokter dan merupakan Bapak Pendiri Amerika Serikat "Bapak Pendiri". Pada 1789, Rush menggunakan istilah "breakbone fever" dalam laporan mengenai kejadian luar biasa dengue 1780 di Philadelphia. Dalam laporan tersebut, Rush lebih banyak menggunakan istilah yang lebih formal "bilious remitting fever".[38][39] Istilah "demam dengue" belum banyak digunakan hingga setelah 1828.[37] Sebelumnya, orang-orang menggunakan nama berbeda untuk penyakit ini. Contohnya, dengue juga disebut "breakheart fever" dan "la dengue."[37] Nama lain juga digunakan untuk dengue parah: contohnya, "infectious thrombocytopenic purpura", "Philippine," "Thai," dan "Singapore hemorrhagic fever."[37]

Penelitian[sunting | sunting sumber]Para ilmuwan terus melakukan riset untuk cara pencegahan dan pengobatan dengue. Orang-orang juga berupaya untuk mengendalikan nyamuk,[40] membuat vaksin, dan membuat obat-obatan untuk memerangi virus tersebut.[26]

Banyak hal sederhana telah dilakukan untuk mengendalikan nyamuk. Beberapa di antaranya telah berhasil. Contohnya,guppies (Poecilia reticulata) atau copepod dapat diletakkan di dalam air yang menggenang untuk memakan larvae (telur) nyamuknya.[40]

Para ilmuwan terus berusaha untuk menciptakan vaksin untuk melindungi manusia dari keempat jenis dengue.[26] Beberapa ilmuwan mengkhawatirkan bahwa vaksin dapat meningkatkan risiko keparahan penyakit melalui antibody-dependent enhancement (ADE).[41]Vaksin yang terbaik yang dapat digunakan biasanya memiliki beberapa kualitas berbeda. Pertama, vaksin aman. Kedua, vaksin akan bekerja setelah satu atau dua injeksi (atau suntikan). Ketiga, vaksin akan melawa semua jenis virus dengue. Keempat, vaksin tidak akan menyebabkan ADE. Kelima, vaksin akan mudah berpindah (bergerak) dan tersimpan (tersimpan hingga diperlukan. Keenam, vaksin berbiaya rendah dan efektif (sesuai biayanya).[41] Beberapa vaksin telah diuji pada 2009.[20][38][41] Para ilmuwan berharap agar vaksin pertama (atau beberapa vaksin) akan tersedia secara komersial (dapat dibeli) pada 2015.[26]

Para ilmuwan juga terus bekerja untuk membuat obat antivirus untuk mengobati serangan demam dengue dan mencegah agar manusia tidak terkena komplikasi parah.[42][43]Mereka juga berusaha untuk mengetahui bagaimana protein virus tersebut tersusun. Ini mungkin dapat membantu mereka untuk membuat obat-obatan yang bekerja efektif mengobati dengue.[43]

http://yankes.itb.ac.id/?page_id=355Demam Berdarah atau Tifus ?

Demam berdarah dan tifus memiliki gejala yang dapat dikatakan hampir sama. Kedua penyakit ini ditandai oleh gejala berupa demam yang cukup tinggi. Jika kita salah menduga jenis penyakit yang diderita, nantinya akan bisa menyebabkan kesalahan penanganan yang justru akan berakibat fatal bagi penderita. Lantas apa saja sebetulnya perbedaan antara penyakit demam berdarah dan tifus?

PenyebabDemam berdarah disebabkan oleh virus dengue, sehingga penyakit ini dikenal juga dengan nama DBD yang merupakan singkatan dari Demam Berdarah Dengue. Terdapat 4 jenis virus demam berdarah yang biasa menyerang manusia. Itulah yang menyebabkan pada beberapa kasus penderita demam berdarah yang satu menunjukkan gejala yang berbeda dengan penderita demam berdarah lainnya. Penyakit ini menular dari satu penderita ke penderita lainnya melalui nyamuk Aedes aegypti. Nyamuk Aedes aegypti yang sebelumnya mengisap darah penderita DBD, jika kemudian menggigit orang lain yang sehat maka virus demam berdarah akan berpindah ke orang sehat tersebut dan orang tersebut akan menderita demam berdarah.

Berbeda dengan demam berdarah, penyakit tifus disebabkan oleh bakteri yang bernama Salmonella typhi. Bakteri ini berkembang cepat pada tempat-tempat yang kotor. Penyebaran bakteri ini dibantu oleh serangga pembawa bakteri, salah satunya adalah lalat. Bakteri ini oleh lalat dibawa ke makanan atau minuman dan seterusnya akan masuk ke dalam tubuh orang yang mengkonsumsinya, menyebabkan orang tersebut terkena penyakit tifus.

GejalaPada penderita demam berdarah, gejala-gejala yang biasa ditemui adalah:

Badan pegal-pegal, sakit kepala, menggigil, buang-buang air dan muntah.Muncul bintik-bintik merah. Gejala ini mungkin tidak muncul jika demam yang dialami baru sebentar. Untuk itu dapat dilakukan teknik menjepit pembuluh darah mirip seperti saat melakukan pemeriksaan tekanan darah. Setelah itu biasanya bintik merah akan terlihat.Setelah hari ketiga, biasanya demam akan turun dan penderita akan merasa sudah sembuh tetapi setelah itu demam dapat menyerang kembali. Pada masa ini sebaiknya berhati-hati agar tidak menganggap sudah sembuh dan tidak menjaga kesehatan.Sementara pada penderita tifus, gejala yang muncul adalah :

Pada awalnya demam yang dialami tidak terlalu tinggi, lalu kemudian akan meningkat terus hingga lebih dari 38 oC.Khusus pada malam hari, suhu akan meningkat dan akan turun pada pagi hari. Inilah yang membedakan demam tifus dengan demam pada demam berdarah.Batuk dan sakit tenggorokanDiare dan nyeri perutPemeriksaanCara yang paling tepat untuk mengetahui apakah seseorang menderita demam berdarah atau tifus adalah dengan melakukan pemeriksaan darah. Dari pemeriksaan darah akan dapat diketahui secara pasti penyakit yang diderita.

Pada pasien demam berdarah, pemeriksaan dilakukan dengan memeriksa jumlah trombosit. Jika trombosit menurun, biasanya < 100.000/l, seseorang didiagnosis mengalami demam berdarah. Tetapi, jika demam baru satu hari belum bisa diketahui karena jumlah trombosit yang masih normal. Pada kasus seperti ini, pasien dapat memeriksa jumlah trombositnya jika masih mengalami demam. Pada pemeriksaan yang lebih canggih, dapat diketahui apakah darah mengandung virus dengue atau tidak. Jika jumlah trombosit masih normal tetapi pada darah positif mengandung virus dengue berarti positif mengalami demam berdarah.

Sementara untuk pasien tifus dapat dilakukan tes Widal. Pemeriksaan dilakukan untuk mengetahui apakah pada darah mengandung antibodi terhadap bakteri Salmonella typhi atau tidak. Jika hasil menunjukkan > 1/160 berarti positif menderita tifus. Pemeriksaan lain dapat dilakukan dengan memeriksa tinja penderita karena pada tinja penderita tifus biasanya terdapat bakteri Salmonella typhi.

PengobatanTidak ada obat khusus untuk mengobati penderita demam berdarah karena tidak ada vaksin untuk membunuh virus dengue. Hal yang dapat dilakukan adalah dengan menjaga agar penderita tidak mengalami dehidrasi. Jika penderita tidak dapat makan dengan baik, mengalami diare atau muntah, ada baiknya penderita dirawat di rumah sakit agar dapat dibantu dengan infus.

Sedangkan untuk pengobatan tifus, biasanya diberikan antibiotik untuk membunuh bakteri. Untuk menyembuhkan usus yang luka, makanan yang dimakan tidak boleh keras agar tidak memaksa kerja usus yang sedang sakit. Selain itu hindari juga makanan yang asam dan pedas.

Cara PencegahanCara pencegahan penyakit demam berdarah adalah melalui gerakan 3M. Gerakan 3M yang dimaksud adalah menguras bak mandi, menutup tempat penampungan air, dan mengubur barang-barang bekas.

Sementara untuk mencegah penyakit tifus dapat dilakukan dengan cara menjaga lingkungan tetap bersih sehingga bakteri tifus tidak dapat berkembang biak. Selain itu pilihlah makanan dan minuman yang bersih untuk dikonsumsi.

http://gejalapenyakitmu.blogspot.com/2013/05/gejala-demam-berdarah-dan-pertolongan.htmlGejala Demam Berdarah dan Pertolongan PertamaDemam Berdarah Dengue atau disingkat DBD disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan lewat gigitan nyamuk Aedes aegipty atau Aedes albopictus berkelamin betina. Nyamuk berkaki belang-belang putih ini menggigit manusia di siang hari.

Virus dengue terdiri dari empat jenis (strain), yakni dengue tipe 1, 2, 3 dan 4. Namun tipe yang dominan di Indonesia adalah tipe 3. Virus dengue menyebabkan gangguan pada pembuluh darah kapiler dan sistem pembekuan darah sehingga mengakibatkan perdarahan, dapat menimbulkan kematian.

Biasanya, penyakit demam berdarah mewabah ketika pergantian musim dari musim penghujan ke musim kemarau atau sebaliknya.

Demam BerdarahGejala penyakit DBD sampai sekarang memang tidak terduga. Namun secara umum, penyakit ini memiliki ciri seperti panas tinggi, pusing, bahkan muntah darah. Namun sayangnya, gejala yang sama sering ditemukan pada penyakit lain. Akibatnya, sampai sekarang sering terjadi salah diagnosis. Oleh sebab itu, Anda harus lebih waspada dan mengenali gejala lainnya.

Gejala Demam Berdarah Dengue

1. Mendadak panas tinggi selama 2 - 7 hari, tampak lemah lesu suhu badan antara 38C sampai 40C atau lebih.

2. Tampak binti-bintik merah pada kulit dan jika kulit direnggangkan bintik merah itu tidak hilang.

3. Kadang-kadang perdarahan di hidung ( mimisan).

4. Mungkin terjadi muntah darah atau berak darah

5. Tes Torniquet positif

6. Adanya perdarahan yang petekia, akimosis atau purpura

7. Kadang-kadang nyeri ulu hati, karena terjadi perdarahan di lumbung

8. Bila sudah parah, penderita gelisah, ujung tangan dan kaki dingin Berkeringat Perdarahan selaput lendir mukosa, alat cerna gastrointestinal, tempat suntikan atau ditempat lainnya

9. Hematemesis atau melena

10. Trombositopenia ( =100.000 per mm3)

11. Pembesaran plasma yang erathubungannya dengan kenaikan permeabilitas dinding pembuluh darah, yang ditandai dengan munculnya satu atau lebih dari:Kenaikan nilai 20% hematokrit atau lebih tergantung umur dan jenis kelaminMenurunnya nilai hematokrit dari nilai dasar 20 % atau lebih sesudah pengobatanTanda-tanda pembesaran plasma yaitu efusi pleura, asites, hipo -proteinaemia

Pertolongan Pertama Penderita Demam Berdarah

Dr Rita menjelaskan dalam menangani kasus demam berdarah hanya perlu bermain dengan cairan, saat terjadi kebocoran harus banyak minum, tapi saat kebocorannya sudah selesai maka dalam waktu 224 jam asupan cairan harus dikurangi.

Berikut ini beberapa hal yang bisa dilakukan sebagai bentuk pertolongan pertama terhadap penderita demam berdarah yaitu:Memberikan minum sebanyak mungkin.Kompres agar panasnya turun.Memberikan obat penurun panas.Jika dalam waktu 3 hari demam tidak turun atau malah naik segera bawa ke rumah sakit atau puskesmas.Jika tidak bisa minum atau muntah terus menerus, kondiai bertambah parah, kesadaran menurun atau hilang maka harus dirawat di rumah sakit.

Cara Penularan Demam Berdarah

Penyakit Demam Berdarah ditularkan oleh gigitan nyamuk Aedes aegypti yang mengandung virus Dengue.

Ciri-ciri nyamuk Aedes aegypti:Berwarna hitam dan belang- belang ( loreng) putih pada seluruh tubuhBerkembangbiak di tempat penampungan air ( TPA) dan barang-barang yang memungkinkan air tergenang seperti: Bak mandi, tempayan, drum, vas bunga, ban bekas, dll.Nyamuk aedes Aegypti tidak dapat berkembang biak di selokan /got atau kolam yang airnya langsung berhubungan dengan tanahBiasanya menggigit manusia pada pagi atau sore hariMampu terbang sampai 100 meter

Bila masyarakat menjumpai anggota keluarga atau tetangga di lingkungan dengan gejala yang menunjukkan adanya DBD, segera dibawa ke Puskesmas untuk pemeriksaan trombosit.

Cara Pencegahan, Pengobatan dan Penanganan

Cara pencegahan dilakukan dengan :

1. PemberantasanPemberantasan Sarang Nyamuk dengan cara; Menguras, menutup, mengubur barang bekas yang dapat menjadi tempat perindukan nyamuk.

2. Fogging atau pengasapan Foging dilaksanakan pada kasus-kasus dengan PE positif, 2 penderita positif atau lebih, ditemukan 3 penderita demam dalam radius 100 m dari tempat tinggal penderita DBD Positif atau ada 1 penderita DBD meninggal

3. AbatisasiYaitu dengan menaburkan bubuk abate ke dalam bak mandi atau tempat penampungan air.

4. Sistem kewaspadaan diniLaporan penderita penyakit dari rumah sakit dikirim ke Puskesmas di wilayah penderita untuk dilakukan penyelidikan epidemiologi.

Pengobatan terhadap penyakit ini terutama ditujukan untuk mengatasi perdarahan, mencegah/mengatasi keadaan syok/presyok dengan mengusahakan agar penderita banyak minum, bila perlu dilakukan pemberian cairan melalui infus. Demam diusahakan diturunkan dengan kompres dingin atau antipiretika.

Cara penanganan pasien DBD antara lain:Monitor suhu tubuh penderita setiap hariBawa penderita kembali ke dokter bila demam berlangsung 3 hariIstirahat dan asupan cairan yang cukup merupakan dua hal yang sangat penting pada pasien infeksi virus dengue.Bila penderita makin lemas, muntah, sulit makan atau minum, perlu dilakukan pemberian cairan infus oleh dokter.Bila hasil laboratorium menunjukkan ada tanda-tanda penurunan trombosit atau peningkatan hematokrit, penderita harus dirawat di rumah sakit.Pasien diawasi jangan sampai terjadi syok yang ditandai dengan rasa lemas, mengantuk, dan pingsan, sementara kaki terasa dingin sekali.

Sekarang ini merupakan masa peralihan dari musim penghujan ke musim kemarau, dimana nyamuk demam berdarah sedang berkembang biak. Karena itu, semoga pemahaman mengenai gejala demam berdarah ini bermanfaat untuk mencegah wabah penyakit yang satu ini.

http://mediskus.com/penyakit/gejala-demam-berdarah-dengue-dbd.html

http://rsudponorogo.com/index.php/13-artikel-kesehatan/9-gejala-demam-berdarah-dan-pertolongan-pertama

Gejala Demam Berdarah dan Pertolongan Pertama

Demam Berdarah Dengue atau disingkat DBD disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan lewat gigitan nyamuk Aedes aegiptyatau Aedes albopictusberkelamin betina. Nyamuk berkaki belang-belang putih ini menggigit manusia di siang hari.

Virus dengue terdiri dari empat jenis (strain), yakni dengue tipe 1, 2, 3 dan 4. Namun tipe yang dominan di Indonesia adalah tipe 3. Virus dengue menyebabkan gangguan pada pembuluh darah kapiler dan sistem pembekuan darah sehingga mengakibatkan perdarahan, dapat menimbulkan kematian.

Biasanya, penyakit demam berdarah mewabah ketika pergantian musim dari musim penghujan ke musim kemarau atau sebaliknya.

Gejala penyakit DBD sampai sekarang memang tidak terduga. Namun secara umum, penyakit ini memiliki ciri seperti panas tinggi, pusing, bahkan muntah darah. Namun sayangnya, gejala yang sama sering ditemukan pada penyakit lain. Akibatnya, sampai sekarang sering terjadi salah diagnosis. Oleh sebab itu, Anda harus lebih waspada dan mengenali gejala lainnya.

Gejala Demam Berdarah Dengue

1. Mendadak panas tinggi selama 2 - 7 hari, tampak lemah lesu suhu badan antara 38C sampai 40C atau lebih.

2. Tampak binti-bintik merah pada kulit dan jika kulit direnggangkan bintik merah itu tidak hilang.

3. Kadang-kadang perdarahan di hidung ( mimisan).

4. Mungkin terjadi muntah darah atau berak darah

5. Tes Torniquet positif

6. Adanya perdarahan yang petekia, akimosis atau purpura

7. Kadang-kadang nyeri ulu hati, karena terjadi perdarahan di lumbung

8. Bila sudah parah, penderita gelisah, ujung tangan dan kaki dingin Berkeringat Perdarahan selaput lendir mukosa, alat cerna gastrointestinal, tempat suntikan atau ditempat lainnya

9. Hematemesis atau melena

10. Trombositopenia ( =100.000 per mm3)

11. Pembesaran plasma yang erathubungannya dengan kenaikan permeabilitas dinding pembuluh darah, yang ditandai dengan munculnya satu atau lebih dari:

Kenaikan nilai 20% hematokrit atau lebih tergantung umur dan jenis kelaminMenurunnya nilai hematokrit dari nilai dasar 20 % atau lebih sesudah pengobatanTanda-tanda pembesaran plasma yaitu efusi pleura, asites, hipo -proteinaemia

Pertolongan Pertama Penderita Demam Berdarah

Dr Rita menjelaskan dalam menangani kasus demam berdarah hanya perlu bermain dengan cairan, saat terjadi kebocoran harus banyak minum, tapi saat kebocorannya sudah selesai maka dalam waktu 224 jam asupan cairan harus dikurangi.

Berikut ini beberapa hal yang bisa dilakukan sebagai bentuk pertolongan pertama terhadap penderita demam berdarah yaitu:

Memberikan minum sebanyak mungkin.Kompres agar panasnya turun.Memberikan obat penurun panas.Jika dalam waktu 3 hari demam tidak turun atau malah naik segera bawa ke rumah sakit atau puskesmas.Jika tidak bisa minum atau muntah terus menerus, kondiai bertambah parah, kesadaran menurun atau hilang maka harus dirawat di rumah sakit.

http://www.pantirapih.or.id/index.php/component/content/article/159-demam-dengue-dan-demam-berdarah-dengue

Demam Dengue dan Demam Berdarah DengueVirus Dengue menginfeksi tubuh manusia melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes Albopictus Di dalam tubuh, virus Dengue mengalami perlawanan dari tubuh, dan menimbulkan manifestasi yang beragam. Tidak Menimbulkan gejala Infeksi Virus Dengue Menimbulkan gejalaDemam tidak spesifik Demam Dengue Demam Berdarah Dengue Manifestasi Infeksi Virus Dengue1. Tidak menimbulkan gejalaWalaupun terinfeksi virus Dengue penderita tidak sakit karena faktor imunitas.2. Menimbulkan gejala. Gejala timbul 4-6 hari setelah gigitan nyamuk.a. Demam tidak spesifik.Merupakan demam tidak khas dan dapat terjadi pada penyakit lain seperti demam pada pilek.b. Demam Dengue (DD).Merupakan demam dengan ciri khas:Demam tinggi mendadak 2-7 hari, dengan gejala penyerta:o Nyeri kepalao Nyeri belakang bola matao Nyeri otot dan nyeri sendio Flushing ( muka panas kemerahan), ruam kulito Mual, muntahNyeri perut, karena ada pembengkakan hati.perdarahan ( bintik-bintik merah di kulit)Manifestasi Leukopenia (jumlah angka lekosit di bawah nilai normal).Angka Trombosit masih dalam rentang normal, atau menurun(Trombositopenia)c. Demam Berdarah Dengue(DBD)Perbedaan utama DD dan DBD adalah pada DBD ditemukan adanya kebocoran cairan darah pada pembuluh darah, yang menyebabkan darah mengental.Adanya kebocoran cairan darah ini ditunjukkan dengan nilai hematokrit yang meningkat (Hemokonstrasi)o DBD I : hemokonsentrasi, angka trombosit turun.o DBD II : hemokonsentrasi, trombositopenia, perdarahan spontan ( mimisan, gusi berdarah, muntah darah, kencing darah, berak darah)o DBD III : menuju kearah syoko DBD IV : SYOK, bila tidak tertangani: kematian. Perjalanan Penyakit DD/DBD

Infeksi virus DengueMasa akut (Hari 1,2,3): muncul gejala-gejala. Demam 2 hari pertama dapat dipastikan DD dengan pemeriksaan lab Ns 1 AgMasa kritis (Hari 4,5,6): suhu tubuh mulai turun, jumlah trombosit turun dan darah mengental.Kritis karena dapat terjadi perdarahan dan syokMasa pemulihan(Hari 7,8) Yang harus diperhatikan pada masa kritis: 6K KritisKesadaran menurun, gelisah, rewelKulit, kaki, tangan lembab, dinginKencing berkurangKejangKurang makan, minum, muntah terusKeluar darah ( hidung, gusi, mulut, dubur)

Penyakit yang mirip DD/DBDFlu biasaDemam chikungunyaDemam TifoidCampakGejala awal mirip, tetapi mulai tampak perbedaan pada hari ke empat. Manajemen DD/DBD: Prinsipnya adalah terapi suportif.1. Mencatat hari, tanggal, jam penderita mulai demam.2. Minum obat demam (parasetamol), hindari aspirin, ibuprofen.3. Istirahat total, makanan lunak, banyak minum (air putih, sari buah, air kelapa)4. Kontrol ke dokter bila demam tidak menurun selama 2-3 hari dengan penggunaan obat demam.5. Kontrol ke dokter selama masa kritis (hari ke 4,5,6 demam) dan tergantung hasil pemeriksaan dokter dan laboratorium (trombosit dan hematokrit).Jumlah kasus DBD di Indonesia umumnya meningkat pada musim hujan sejak bulan Desember sampai dengan April-Mei tiap tahun. Pencegahan DBD yang paling efektif adalah dengan: Pemberantasan nyamuk DBD:Ciri fisik nyamuk DBD: Berwarna hitam dengan loreng putih (belang-belang berwarna putih) di sekujur tubuh nyamuk. Bisa terbang hingga radius 100 meter dari tempat menetas. Nyamuk betina membutuhkan darah setiap dua hari sekali. Nyamuk ini untuk mencapai tahap kenyang sedikitnya bisa menggigit lima orang. Nyamuk betina menghisap darah pada pagi hari dan sore hari. Senang hinggap di tempat gelap dan benda tergantung di dalam rumah. Hidup di lingkungan rumah, bangunan dan gedung. Nyamuk bisa hidup sampai 2-3 bulan dengan rata-rata 2 minggu. Pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan melakukan 3M Plus: Menguras tempat-tempat penampungan air secara teratur seminggu sekali atau menaburkan bubuk abate. Menutup rapat-rapat tempat penampungan air. Mengubur/menyingkirkan barang bekas yang dapat menampung air. Melipat pakaian, jangan menggantung pakaian. Mengoleskan repelan (krim anti-nyamuk) Memakai kelambu Memelihara ikan pemakan jentik nyamuk (nila, cupang) di kolam, tempat penampungan air.Fogging (pengasapan) kurang efektif dalam memberantas nyamuk karena hanya dapat mematikan nyamuk dewasa.

http://sehatcenter.com/penyebab-penyakit-demam-berdarah-dan-fase-penyembuhannya/

Penyebab Penyakit Demam Berdarah dan Fase PenyembuhannyaClaire lost more than 15 pound without any diet or exercise (thepurecambogiaultra)by admin | category Penyakit | No CommentsMusim penghujan umumnya memang mengakibatkan sejumlah penyakit bagi manusia, mulai dari penyakit ringan seperti flu, batuk, alergi dingin bahkan hingga demam berdarah. Namun, diantara beberapa penyakit tersebut tentu saja demam berdarah lebih berbahaya dibandingkan lainnya. Penyebab penyakit demam berdarah ini disebabkan virus dengue karena gigitan nyamuk. Jenis nyamuk yang menjadi penyebabnya adalah aides aegypti serta aides albopictus.

Gejala Klinis Demam Berdarah

penyebab-penyakit-demam-berdarah

Demam berdarah ini sering dijumpai di wilayah tropis yang memiliki curah hujan tinggi. Inilah yang menjadi mudahnya nyamuk berkembang biak dalam genangan air. Biasanya jenis penyakit berbahaya ini terjadi di wilayah Asia Tenggara, terutama Indonesia.

Gejala klinis demam berdarah ini bisa diketahui dari demam yang tinggi dan mendadak selama 2 hingga 7 hari. Muncul bintik merah di area kulit pergelangan tangan yang disebabkan pecahnya pembuluh darah.

Disamping gejala diatas, tubuh penderita DBD juga akan menggigil, pusing, muntah, yang disertai dengan sakit kepala. Bahkan penyebab penyakit demam berdarah ini mengakibatkan nafsu makan penderita DBD akan turun drastis.

Pada persendian, badan akan terasa sangat pegal dan sakit. Jika mengalami gejala tersebut, segera lakukan pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui tindakan lebih lanjut. Umumnya penderita akan mengalami penurunan trombosit sehingga harus mendapatkan perawatan secara intensif di Rumah Sakit.

Masa Penyembuhan Penyakit Demam Berdarah

Sebenarnya pengobatan penyakit demam berdarah ini hanya membutuhkan cairan elektrolit tubuh untuk menggantikan cairan yang hilang. Maka, tindakan yang diambil ketika berada di Rumah Sakit adalah pemberian cairan infus dan aspirin serta obat anti peradangan.

Masa penyembuhan penyakit demam berdarah ini berbeda dari penyakit lainnya. Pada fase pertama, penderita akan mengalami sejumlah gejala seperti yang sudah dijelaskan diatas (nyeri persendian, demam tinggi, muntah dll).

Pada fase kedua umumnya terjadi pada hari ke lima, dimana demam mulai turun yang diikuti penurunan trombosit. Gejala seperti ini terkadang disinyalir sembuhnya penyakit, padahal fase tersebut menjadi masa kritisnya penyakit DBD. Dan fase terakhir yang menjadi penyebab penyakit demam berdarah adalah keadaan penderita DBD mulai membaik. Nafsu makan mulai pulih kembali, peredaran darah stabil dan frekuensi kencing kembali normal.

http://www.deherba.com/beberapa-tanaman-berkhasiat-untuk-demam-berdarah.html

Beberapa Tanaman Berkhasiat untuk Demam BerdarahWritten by E. Haryadi Published in Penyakit Serangga Read 23749 times font size decrease font size increase font size Email0inShare

Demam berdarah merupakan salah satu penyakit berbahaya yang sudah seharusnya Anda hindari. Demam berdarah ini merupakan penyakit demam akut yang disebabkan oleh virus dengue, yang masuk ke dalam peredaran darah manusia lewat gigitan nyamuk yang dikenal dengan nama Aedes Aegepty.

Penyakit mematikan ini biasanya ditemukan di daerah tropis dan subtropis, yang kerap menyerang di kala musim penghujan datang. WHO telah memperkirakan bahwa dalam setiap tahunnya ada sedikitnya 50-100 juta kasus infeksi demam berdarah di berbagai belahan dunia.

Selain menggunakan obat/resep dokter, demam berdarah juga bisa diatasi dengan penggunaan beberapa tanaman obat. Ada beberapa tanaman obat-meskipun masih diperlukan penelitian lanjutan untuk menghasilkan obat yang teruji-yang biasanya digunakan oleh masyarakat untuk mengatasi demam berdarah seperti Temu ireng, Meniran, Jambu biji, Kunyit, dan juga Pepaya gandul.

Tanaman-tanaman obat tersebut bisa diramu sesuai dengan keahlian dan kecakapan baik dalam bentuk serbuk maupun sirup. Dan berikut merupakan beberapa jenis tanaman obat yang bisa digunakan untuk mengatasi demam berdarah (dan juga khasiat kesehatan lainnya).

MeniranMeniran atau Phyllanthus Urinaria memiliki kandungan yang dapat meningkatkan trombosit darah sehingga sangat baik digunakan sebagai obat alternatif dalam mengatasi demam berdarah dengue (DBD). Di dalam Meniran terkandung zat yang disebut flavonoid yang memiliki manfaat untuk meningkatkan kadar trombosit dalam darah.

Selain itu, Meniran juga mengandung beberapa senyawa berkhasiat lainnya seperti alkaloid, asam fenolat, tanin, dan triterpenoid. Selain dapat digunakan untuk mengobati demam berdarah, rebusan daun Meniran juga sering dimanfaatkan untuk mengobati berbagai macam penyakit lainnya seperti penyakit hati, penyakit kelamin, obat batuk, anti-diare, sariawan, panas dalam, dan lainnya.

KunyitSama halnya dengan Meniran, kunyit atau nama latinnya Curcuma domestica ini juga bermanfaat untuk mengobati demam berdarah. Di samping itu, kunyit juga memiliki khasiat lainnya seperti anti-mikroba, anti-virus HIV, antioksidan, anti-tumor, anti-invasi sel kanker, menghambat perkembangan tumor payudara, dan juga mengobati penyakit pencernaan.

Pepaya GandulBeberapa kandungan yang dimiliki oleh pepaya antara lain kontinin, miosmin, glikosida, karposid, karpain, papain. Pepaya yang lebih efektif digunakan untuk mengobati penyakit demam berdarah ialah daun Pepaya jantan (Pepaya Gandul).

Adapun manfaat lainnya dari daun Pepaya (selain untuk pengobatan demam berdarah) yakni untuk obat pencahar, demam malaria, penyakit cacing, merangsang sistem ekskresi empedu serta membantu proses pencernaan.

Menurut hasil penelitian, kandungan Papain dalam daun Pepaya memiliki efek terapi pada penderita pembengkakan organ hati, kelamin, mata dan usus halus. Adanya pembengkakan organ hati ditemukan pada penderita demam berdarah. Daun Pepaya juga memiliki manfaat sebagai antioksidan, anti-koagulan, dan dapat menyembuhkan luka pada lambung dan usus.

Temu IrengTemu ireng juga bisa dimanfaatkan untuk mengobati penyakit akibat kerusakan sel-sel hati yang biasanya terjadi pada penderita demam berdarah. Selain itu, Temu ireng memiliki manfaat lainnya seperti untuk mengobati luka lambung dan usus, penyakit asma, batuk, menambah nafsu makan, mencegah terjadinya obesitas, rematik, dan lainnya.

Jambu BijiSama halnya dengan Meniran, Jambu biji juga mengandung flavonoid yang dapat meningkatkan kadar trombosit dalam darah. Dalam daun Jambu biji terbukti mengandung tanin, minyak atsiri, dan minyak lemak. Dalam buahnya mengandung vitamin C yang tinggi.

Dalam sejumlah penelitian, terungkap bahwa daun Jambu biji sudah terbukti dapat menghambat aktifitas enzim reverse transcriptase dari virus dengue, kandungan tanin yang mampu menghambat enzim reverse transcriptase maupun DNA polymerase dari virus serta menghambat terjadinya pertumbuhan virus yang berinti DNA maupun RNA.

Menurut uji klinis, pemberian ekstrak kering daun Jambu biji selama 5 hari bisa mempercepat pencapaian jumlah trombosit >100.000/l, pemberian ekstrak kering setiap 4-6 jam meningkatkan jumlah trombosit >100.000/l setelah 12-14 jam, tanpa menimbulkan efek samping yang berarti.

Anda tak percaya? Cobalah ketika Anda atau orang-orang terdekat di sekeliling yang terkena demam berdarah dengue menggunakan tanaman berkhasiat yang telah disebutkan di atas. Prinsipnya, kalau bisa diobati dengan mudah, kenapa mesti memilih pengobatan yang mahal. Namun, kalau tak mempan juga, tentu diperlukan campur tangan dokter.

http://www.litbang.depkes.go.id/node/124

Obat Spesifik Demam BerdarahMenarik untuk terus dibahas baik dalam diskusi, pertemuan atau hanya sekedar obrolan biasa. Penyakit Demam Berdarah atau yang lebih dikenal oleh masyarakat, sebagai DBD dapat menyerang siapa saja mulai dari anak-anak sampai dewasa. Penyebab utama penyakit demam berdarah adalah virus dengue, yang merupakan virus dari famili Flaviviridae yang masuk ke peredaran darah manusia melalui gigitan nyamuk dari genus Aedes, misalnya Aedes aegypti atau Aedes albopictus.

Sampai saat ini belum ada obat spesifik bagi penderita demam berdarah. Untuk itu dibutuhkan usaha yang terus-menerus dari berbagai pihak khususnya penelitian bagi vaksin DBD ini. Informasi ini juga yang telah disampaikan oleh Dra. Bety Ernawati Dewi, Ph. D dari Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dan dr. Whinnie, M.Kes dalam Pertemuan Ilmiah Berkala Badan Litbangkes yang dihadiri oleh Sekretaris Badan litbangkes, Ria Sukarno, SKM, MCN, para peneliti dan unit di lingkungan Badan Litbangkes maupun peminat dari luar.

Dalam paparannya Dra. Bety Ernawati Dewi, Ph. D menyampaikan "Pathogenesis of Dengue Viral Infection" yang menekankan studi in vitro tentang kebocoran plasma dapat menjadi model untuk menentukan peran kebocoran plasma. Peningkatan kebocoran plasma pada DBD disebabkan oleh interaksi antara PBMCs, virus dengue dan sel endotel. Perkembangan siRNA menargetkan NS-5 genom dapat menjanjikan pen-dekatan alternatif terhadap kontrol infeksi virus demam berdarah. Baru-baru ini ditemukan bahwa DHMEQ dapat menghambat kebocoran plasma pada DBD yang terinfeksi HUVECs dan PBMC. Gangguan fungsional dari DV-2 yang ter-infeksi HUVECs disebabkan oleh PBMC yang berhubungan dengan pengembangan kebocoran plasma pada pasien DBD dan dapat di-hambat dengan DHMEQ untuk masa yang akan datang.

Peneliti dr. Whinnie, M.Kes dengan "Produksi Protein Rekombinan Non Structural 1 Virus Dengue Sterotype 1 Strain Indonesia" pada system yeast pengembangan kandidat vaksin dengue menyatakan konstruksi plasmid rekombinan (strain lokal Indonesia) dan protein rekombinan NS1 DEN-1 mempunyai berat molekul sekitar 70 kDa. Selain itu juga beliau menyampaikan bahwa Pichia pastoris merupakan sistem ekspresi yang efisien untuk glikoprotein NS1 full-length virus Dengue dengan level produksi yang cukup tinggi hingga 60,4 mg/l. Hasil pemeriksaan ELISA menunjukkan, bahwa protein rekombinan NS1 DEN-1 dapat berfungsi sebagai antigen dengan konsentrasi yang cukup tinggi sesuai dengan wild typenya untuk pengembangan kandidat vaksin. dr. Whinnie menyarankan masih diperlukan penelitian lanjutan untuk menguji respon imun & status kekebalan dari kandidat vaksin subunit protein rekombinan NS1 DEN-1 di hewan coba.

Dalam pertemuan kali ini, satu hal penting yang diungkapkan Sekretaris Badan litbangkes adalah suatu kegiatan tidak boleh berhenti oleh karena alasan emosi semata, semua harus tetap berlanjut apapun keadaannya. Harapan itu juga yang berlaku pada penelitian vaksin DBD, yang harus dilakukan terus-menerus, berkesinambungan dan dengan uji coba yang tak pernah berhenti. Sebuah harapan kiranya di tahun-tahun mendatang negara ini terbebas dari penyakit demam berdarah. Untuk informasi selanjutnya mengenai materi dapat menghubungi narasumber dengan alamat Dra. Bety Ernawati Dewi, Ph. D dari Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Jl. Salemba Raya 6 Jakarta 10430 Indonesia. Phone +62-21-3908157, 3929106, 3920185 Fax +62-21-3911873 email [email protected] dan dr. Whinnie, M.Kes , Peneliti Pusat Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan Badan Litbangkes Kementerian Kesehatan Jl. Percetakan negara no.29 Jakarta. SALAM SEHAT (UC-dishumas)