dekonsentrasi

17
Dekonsentrasi Oleh: George Zinsky P 115030100111149 Ella Alfianita 115030101111096 Silvilia Agies V.P 115030107111085 Ferina Safitri 115030107111103 Intan Nanda S. 115030101111084 Hendri Adji P. 115030100111051 Frisky Prakarsa 115030107111068 HUBUNGAN ANTAR PEMERINTAHAN – KELAS H

Upload: sydnee

Post on 16-Feb-2016

58 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Dekonsentrasi. Oleh : George Zinsky P115030100111149 Ella Alfianita 115030101111096 Silvilia Agies V.P 115030107111085 Ferina Safitri 115030107111103 Intan Nanda S. 115030101111084 Hendri Adji P. 115030100111051 Frisky Prakarsa 115030107111068. - PowerPoint PPT Presentation

TRANSCRIPT

Page 1: Dekonsentrasi

Dekonsentrasi

 

Oleh:George Zinsky P 115030100111149Ella Alfianita 115030101111096Silvilia Agies V.P  115030107111085Ferina Safitri 115030107111103Intan Nanda S.  115030101111084Hendri Adji P.  115030100111051Frisky Prakarsa  115030107111068

                 HUBUNGAN ANTAR PEMERINTAHAN – KELAS  H

Page 2: Dekonsentrasi

Sub Tema

1) Dekonsentrasi dan Pembagian Wilayah

2) Sistem Dekonsentrasi

3) Dekonsentrasi di Indonesia

Page 3: Dekonsentrasi

Dekonsentrasi dan Pembagian Wilayah

Page 4: Dekonsentrasi

Dekonsentrasi dan Pembagian Wilayah

Dekonsentrasi Field Services Area Government

Wujud wilayah administrasi yang berada dalam hierarkhi organisasi pemerintah pusat dan terdapat batas-batas wilayah kerja atau jabatan

atau administrasi. Dalam hal ini yang diberi pelimpahan wewenang adalah perangkat atau pejabat pusat.

Dalam rangka dekonsentrasi, wilayah Negara yang dibagi-bagi tersebut berakibat adanya hubungan ‘electrics’ antara perangkat

Negara dengan perangkat pada sub-sub nasionalnya

Page 5: Dekonsentrasi

DesentralisasiGeneral

Government Areas

Special Government

Areas

Wujud daerah otonom yang berada di luar hierarkhi organisasi pemerintah pusat dan memiliki batas-batas

wilayah yurisdiksi daerah otonom. Kewenangannya diberikan pada daerah otonom.

Dalam rangka desentralisasi wilayah Negara yang dibagi-bagi tersebut berimplikasi pada adanya hubungan ‘magnetic’ antara perangkat Negara dengan perangkat pada sub-sub nasional yang

tercipta

Page 6: Dekonsentrasi

Sistem Dekonsentrasi

Page 7: Dekonsentrasi

Sistem Dekonsentrasi

Dekonsentrasi

Menurut Instituut Voor besturrswetenschappen, Dekonsentrasi adalah “penugasan kepada pejabat atau dinas-dinas yang mempunyai

hubungan hirarki dalam suatu badan pemerintahan untuk mengurus tugas-tugas

tertentu yang disertai hak Untuk mengatur dan membuat keputusan dalam masalah-masalah tertentu, pertanggungjawaban terakhir tetap

pada badan pemerintahan nyang bersangkutan”.

Ciri Sistem Dekonsentrasi

- Mewakili ‘Central Interest’ - Keberadaannya sangat tergantung dari penguasa pusat- Hanya memiliki kewenangan administratif belaka- Pengambilan keputusan ( administratif ) tersebut dilakukan oleh pejabat yang diangkat, bukan yang dipilih.- Memiliki yurisdiksi tertentu- wilayah administrasi.

Page 8: Dekonsentrasi

Sistem Dekonsentrasi

Field Administration ( Administrasi Lapangan )

Field Administrator ( Administrator Lapangan

)

Secara Kelembagaan

Hubungan “Electric Field” Local State /

Local Administration

Page 9: Dekonsentrasi

Field Administration

Field Administration

Wilayah kerja dari aparatur pusat yang ada di daerah untuk melaksanakan kewenangan-kewenangan

pusat yang telah di delegasikan kepada para pejabat pusat yang ada di daerah tersebut. Pejabat lapangan

diberi keleluasaan untuk mengambil keputusan seperti merencanakan, membuat keputusan-

keputusan rutin dan menyesuikan pelaksanaan kebijaksanaan pusat dengan kondisi setempat.

Field Administration

Fragmented Field Administration

Integrated Field Administration

Page 10: Dekonsentrasi

Fragmented Field Administration dan Integrated Field Administration

Fragmented Field Administration

Membenarkan batas-batas wilayah kerja ( yurisdiksi ) dari perangkat departemen di

lapangan ( Instansi Vertikal ) secara berbeda menurut pertimbangan fungsi dan

organisasi departemen induknya.

Integrated Field

AdministrationMengharuskan terdapatnya keseragaman batas-batas wilayah kerja ( yurisdiksi ) dari

berbagai instansi vertikal atas dasar Daerah (Wilayah) Administrasi beserta

Wakil Pemerintah.

Page 11: Dekonsentrasi

Field Administrator

Field Administrator( Administrator

Lapangan )

Administrator lapangan biasanya adalah pegawai negeri yang direkrut berdasarkan

prosedur seleksi normal yang digunakan oleh departemen atau kementerian. Para pegawai

ini kemudian ditempatkan di propinsi, wilayah, atau distrik yang biasanya untuk

jangka waktu terbatas sebelum dipindahkan ke wilayah lain atau dikembalikan ke kantor

pusat.

Page 12: Dekonsentrasi

Local Administration

Local Administratio

n

Integrated Local Administration

( Administrasi Lokal Yang Terpadu )

Tenaga-tenaga dari departemen pusat yang ditempatkan didaerah berada langsung di

bawah perintah dan supervisi kepala daerah yang diangkat oleh dan bertanggung jawab

kepada pemerintah pusat.

Unintegrated Local

Administration (administrasi

lokal yang tidak padu) Tenaga-tenaga pemerintah pusat

yang berada didaerah dan kepala daerah masing-masing berdiri

sendiri.

Page 13: Dekonsentrasi

Dekonsentrasi di Indonesia

Page 14: Dekonsentrasi

Dekonsentrasi di Indonesia

UU No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan

Daerah

“ Dekonsentrasi adalah pelimpahan wewenang pemerintahan oleh Pemerintah kepada Gubernur

sebagai wakil pemerintah dan/atau kepada instansi vertikal di wilayah

tertentu.”instansi vertikal adalah lembaga

pemerintah yang merupakan cabang dari kementerian pusat

yang berada di wilayah administrasi sebagai

kepanjangan tangan dari departemen pusat

Contoh instansi vertikal adalah: Kepolisian Daerah, Kepolisian Wilayah, Polres, Polsek, Kejati, Kejari,

Pengadilan Tinggi, Pengadilan Negeri, Kantor Pelayanan Pajak, Kantor Kementerian, dan lain-lain.

Page 15: Dekonsentrasi

Analisis Kritis Pelaksanaan Dekonsentrasi di Indonesia•UU No 32 Tahun 2004 tidak mengatur satu pasal pun mengenai adanya wilayah

administrasi di RI untuk kepentingan dekonsentrasi dengan jelas.

•Frasa “ di Wilayah Tertentu “ dalam UU No.32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah Bab I Pasal 1 ayat 8 bagi operasi instansi vertikal cukup ‘absurd’ dan dapat membuka peluang perbedaan batas yurisdiksi antara peta administrasi lapangan dengan peta yurisdiksi daerah otonom tertentu baik Provinsi maupun Kabupaten/Kota.

•Selain itu menurut UU No 32 Tahun 2004 ini pun sebagai wilayah yurisdiksi operasi Gubernur selaku wakil pemerintah tidak didefinisikan sebagai wilayah administrasi. Menurut sebagian pakar hal ini akan otomatis mengikuti peta dari Provinsi sebagai daerah otonom.

•Ketidaksinkronan konstruksi dekonsentrasi dapat kita jumpai dalam Pasal 37 ayat 1 dan Pasal 38 ayat 1 UU No.32 Tahun 2004 yang mengatur tugas dan wewenang Gubernur sebagai wakil pemerintah. Dari kedua pasal tersebut, terutama pasal 38 ayat (1), tampak Gubernur tidak diberi tugas untuk berhadapan dengan instansi vertikal.

•UU No 32 Tahun 2004 tampak dikacaukan oleh pola fungsional yang mengandalkan keberadaan instansi vertikal dan mereduksi keberadaan dan peran wakil pemerintah.

Page 16: Dekonsentrasi

Kesimpulan

Secara keseluruhan menjelaskan tentang asas dekonsentrasi dan instansi

pemerintah. Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam penyelenggaraan

pemerintahanya demi tercapainya demokrasi dan kesejahteraan rakyat menganut asas

desentralisasi, dekonsentrasi dan tugas pembantuan.Dekonsentrasi muncul sebagai

pelimpahan wewenang dari pemerintah pusat karena tidak mungkin semua wewenang

dapat dilakukan sendiri dengan menggunakan asas desentralisasi.

Konsep dekonsentrasi sebenarnya adalah untuk menjamin keutuhan Negara

Kesatuan Republik Indonesia, karena adanya bentuk komunikasi social kemasyarakatan

dan social budaya. Akibat diterapkanya asas dekonsentrasi adanya wilayah

administrasi, yaitu wilayah kerja pejabat yang menerima sebagian wewenang dari pusat.

Selain itu juga terbentukya instansi vertikal yang berada di bawah kontrol langsung dari

pusat, contohnya Kepolisian daerah, Kepolisan Daerah, Polres, dan lain-lain.

Page 17: Dekonsentrasi

SEKIAN DAN TERIMA KASIH