definisi gangguan jiwa menurut american psychiatric association

Upload: dedy-hartanto

Post on 10-Jul-2015

252 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Definisi gangguan jiwa menurut American Psychiatric Association (APA, 1994), adalah gejala atau pola dari tingkah laku psikologi yang tampak secara klinis yang terjadi pada seseorang dari berhubungan dengan keadaan distres (gejala yang menyakitkan) atau ketidakmampuan (gangguan pada satu area atau lebih dari fungsi-fungsi penting) yang meningkatkan risiko terhadap kematian, nyeri, ketidakmampuan atau kehilangan kebebasan yang penting dan tidak jarang respon tersebut dapat diterima pada kondisi tertentu. Dan menurut Townsend (1996) mental illness adalah respon maladaptive terhadap stresor dari lingkungan dalam/luar ditunjukkan dengan pikiran, perasaan, dan tingkah laku yang tidak sesuai dengan norma lokal dan kultural dan mengganggu fungsi sosial,kerja,danfisikindividu. Dari zaman purbakala telah terdapat tanda-tanda yang menunjukkan bahwa pada waktu itu manusia telah mengenal dan telah berusaha mengobati gangguan jiwa. Ditemukan berbagai tengkorak yang dilubangi, antara lain di Peru, mungkin penyakit ayan atau yang, menunjukkan perilaku kekerasan dengan maksud untuk mengeluarkan roh jahat. Kepercayaan bahwa gangguan jiwa itu timbul karena masuknya roh nenek-moyang ke dalam tubuh seseorang lalu menguasainya merupakan suatu hal yang universal. Usaha-usaha untuk mengobatinya dipengaruhi oleh system magik-keagamaan dipandang sebagai suatu usaha untuk memakai pemikiran rasional, tetapi sekaligus juga dapat memenuhi kebutuhan sosial yang diharapkan dalam kancah pengalaman psikologik yang seakan-akan simpang-siur pada manusia dahulu kala. Gangguan jiwa pada seorang pasien bisa mempunyai berbagai macam penyebab. Hal secara kronologi bisa diklasifikasikan sebagai berikut: a) Predisposing factor : factor yang menjadikan pasien rentan terhadap gangguan jiwa. Sebagai contoh factor genetic, komplikasi kehamilan an sebagainya. b) Precipitating factor : factor yang timbul gangguan jiwa terjadi, sebagai contoh kematian orang tua. c) Perpetuating factor : factor yang menyebabkan gangguan jiwa terus berlanjut, sebagai contoh adanya penolakan masyarakat. Saat ini di Indonesia, pedoman untuk klarifikasi ganguan jiwa sudah beberapa kali mengalami revisi. Buku pedoman yang digunakan sekarang adalah PPDGJ III. Adapun daftar kategori diagnosis berdasarkan PPDGJ-III adalah seperti berikut: F00-F09 : Gangguan mental organik (termasuk gangguan mental simtomatik) F10-F19 : Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan zat psikoaktif F20-F29 : Skizofrenia, gangguan skizotipal dan gangguan waham F30-F39 : Gangguan suasana perasaan (mood/afektif) F40-F48 : Gangguan neurotik, gangguan somatoform dan gangguan terkait stress F50-F59 : Sindrom periaku yang berhubungan dengan gangguan fisiologis dan faktor fisik F60-F69 : Gangguan keperbadian dan perilaku masa dewasa F70-F79 : Retardasi mental F80-F89 : Gangguan perkembangan psikologis F90-F98 : Gangguan perilaku dan emosional dengan onset biasanya pada masa kanak-kanak dan remaja F99 : Gangguan mental YTT Gejala-gejala gangguan jiwa ialah hasil interaksi yang compleks antara unsur somatik, psikologik dan sosiobudaya. Gejala inilah sebenarnya menandakan dekompensasi proses adaptasi dan terdapat terutama pada pemikiran, perasaan dan perilaku. Adanya gejala primer dan ada pula gejala sekunder. Pada skizofrenia, gejala primer itu berupa misalnya ambivalensi, otisme, asosiasi longgar dan efek tak tepat. Gejala sekunder itu berupa halusinasi dan waham. Pendekatan holistik digunakan dalam terapi gangguan jiwa karena yang ingin diobati adalah manusia secara keseluruhan (somato-psiko-sosial). Pengobatan gangguan jiwa dapat dibagi menjadi tiga golongan yaitu: 1. Somatoterapi: - Operasi - Farmakoterapi: i) Pengobatan farmakoterapi menggunakan obat-obat psikotropik: a) Obat anti-psikosis: Tipikal

i) Phenothiazine: rantai aliphatic: chlorpromazine rantai piperazine: perphenazine, trifluoperazine, fluophenazine rantai piperidine: thioridazine ii) Butyrophenone: haloperidol iii) Diphenyl-butyl-piperidine: pimozide Atipikal i) Benzamide: sulpiride ii) Dibenzodiazepine: clozapine, olanzapine, quetiapine, zotepine iii) Benzisoxazole: risperidon,aripiprazole b) Obat anti-depresi i) Tricyclic compound: amitriptyline, imipramine, clomipramine, tianeptine ii) Tetracyclic compound: maprotiline, mianserine, amoxapine iii) Mono-amine-oxydase inhibitor-reversible: moclobemide iv) Selective serotonin re-uptake inhibitors: sertraline, paroxetine, fluvoxamine, citalopram,duloxetine. v) Atypical antidepresant: trazodone, mirtazapine,venlafaxine c) Obat anti-mania i) Mania akut: carbamazepine, haloperidol,divalproex ii) Profilaksis mania: lithium carbonate d) Obat anti-anxietas i) Benzodiazepine: diazepam, chlordiazepoxide, lorazepam, bromazepam, alprazolam, clobazam. ii) Non-benzodiazepine: buspirone, sulpiride, hydroxyzine. e) Obat anti-insomnia i) Benzodiazepine: nitrazepam,flurazepam, estazolam ii) Non-benzodiazepam: zolpidem f) Obat anti-obsesif kompulsif i) Obat anti-obsesif kompulsif trisiklik: clomipramine ii) Obat anti-obsesif kompulsif SSRI: sertaraline, paroxetine, fluvoxamine, fluoxetine, citalopram. g) Obat anti-panik i) anti-panik trisiklik: imipramine, clomipramine ii) obat anti-panik benzodiazepine: alprazolam iii) obat anti-panik RIMA: moclobemide iv) obat anti panik SSRI: sertraline, paroxetine, fluvoxetine, fluoxetine, citalopram. - Fisioterapi 2. Psikoterapi: Psikoterapi supportif dan psikoterapi genetik-dinamik (wawasan/pengertian) 3. Sosioterapi dan manipulasi lingkungan (environment)

Sumber: http://id.shvoong.com/medicine-and-health/2086552-gangguan-jiwa/#ixzz1YIp3wyNB