definisi dan contoh biaya tetap
DESCRIPTION
manajemenTRANSCRIPT
definisi dan contoh biaya tetap, variabel dan semi variabel
Diposkan oleh Rahmi setya utamy on Rabu, 13 Maret 2013
http://rahmisetyautamy9.blogspot.com/2013/03/definisi-dan-contoh-biaya-tetap.html
1. Definisikan biaya tetap, biaya variabel dan semi variabel !
Biaya tetap atau juga disebut fixed cost adalah biaya yang umumnya selalu konstan, bahkan di
masa sulit. Biaya tetap tidak terpengaruh oleh perubahan-perubahan dalam aktivitas operasi
sampai pada kondisi tertentu, kondisi dimana sesuai dengan kapasitas yang tersedia
Biaya variabel atau juga disebut variable cost adalah biaya yang umumnya berubah-rubah sesuai
dengan volume bisnis. Makin besar volume penjualan anda, makin besar pula biaya yang harus
anda keluarkan. Kalau contoh yang gampang, biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja dalam
pembuatan sebuah produk adalah biaya variabel.
Biaya Semi Variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah tidak sebanding dengan
perubahan volume kegiatan. Biaya semi variabel mengandung unsur biaya tetap dan biaya
variabel, contoh; biaya listrik yang digunakan
2. Carilah contoh laporan keuangan yang mencantumkan biaya-biaya tersebut !
MELATI SALON
Laporan Laba Rugi
Untuk Periode yang berakhir tanggal 31 Januari 2007
Pendapatan
Perdapatan Salon Rp. 2.000.000,00
Beban Usaha
Biaya Sewa Gedung à Biaya Tetap Rp. 100.000,00
Biaya Gaji pegawai à Biaya Tetap Rp. 150.000,00
Biaya listrik à Biaya Semivariabel Rp. 75.000,00
Biaya Iklan/promosi à Biaya Variabel Rp. 30.000,00
Jumlah beban
Usaha (Rp. 355.000,00)
Laba bersih Rp. 1.645.000,0
BIAYA VARIABEL DAN BIAYA TETAP
Biaya variabel dan biaya tetap adalah dua jenis biaya yang pokok . Masing-masing didefinisikan
dari segi reaksi perubahan totalnya terhadap perubahan dalam kegiatan (yang sering disebut
volume) tujuan biaya yang dipilih.kegiatan atau volume tujuan biaya dapat diukur dalam jumlah
unit produk yang diproduksi atau dijual,jumlah jam kerja yang digunakan ,jumlah kilometer yang
dilalui ,jumlah gallon yang dihabiskan ,jumlah pasien yang dirawat, jumlah cek gaji yang
dproses ,jumlah baris yang diketik ,jumlah rupiah penjualan , atau indeks volume lainnya.
BIAYA VARIABEL adalah biaya yang totalnya berubah secara proporsional dengan perubahan
total kegiatan atau volume yang berkaitan dengan biaya variabel tersebut.
BIAYA TETAP adalah biaya yang jumlah totalnya tetap selama periode waktu tertentu
meskipun terjadi perubahan besar dalam total kegiatan atau volume yang berkaitan dengan biaya
tetap tersebut.
Perhatikan contoh dibawah ini.
1.jika penerbit Fa. Erlangga membayar honor penerjemahanya Rp.4000 per halaman folio
ketik ,maka total biaya honor yang dibayar Erlangga adalah Rp.4000 dikali dengan jumlah
halaman terjemahan. Inilah satu contoh biaya variabel ,biaya yang tidak berubah per
unit(halaman) volume tetapi berubah secara total dengan proporsi langsungterhadap perubahan
kegiatan (volume).biaya variabel ini paling banyak menyangkut bahan dan suku cadang , jenis-
jenis tenaga kerja perakitan, komisi penjualan dan beberapa perlengkapan pabrik.
BIAYA RATA-RATA DAN BIAYA TOTAL
BIAYA RATA-RATA adalah biaya yang dihitung dengan membagi biaya total (pembilang)
dengan penyebut.sering penyebut ini merupakan ukuran kegiatan yang paling berkaitan erat
dengan biaya total yang timbul. Contoh penyebut meliputi jumlah unit produk , jumlah jam jasa ,
jumlah jam kredit mahasiswa , jumlah kilogram yang ditangani di departemen pengiriman ,dan
jumlah faktur yang diproses atau perkiraan yang ditagih dalam departemen penagihan.
Pada umumnya biaya rata- rata dinyatakan dalam bentuk yang paling informatif bagi orang yang
bertanggung jawab atas timbulnya biaya.
Biaya rata-rata pembuatan barang jadi sering di hitung dengan mengumpulkan biaya produksi
dan kemudian membagi totalnya dengan jumlah unit yang diproduksi .
http://lilis08.wordpress.com/2009/11/13/biaya-variabel-dan-biaya-tetap/
ABOUT
KAMI
MAJALAH
TANYA
//
you're reading...
ART IKEL
Biaya Tetap vs. Biaya VariabelPOSTED BY IYENKEREN0401 ⋅ JULI 6, 2011 ⋅ TINGGALKAN SEBUAH KOMENTAR
FILED UNDER BIAYA TETAP, BIAYA VARIABEL
(Versi pdf artikel ini tersedia dalam Akuntan Muda – Juni 2011)
Dalam mata kuliah akuntansi manajerial ataupun akuntansi biaya, kita sering sekali berhubungan dengan berbagai
macam biaya; mulai dari biaya tetap, biaya variabel, biaya diferensial, biaya relevan dan biaya lain-lain. Secara
sederhana, biaya merupakan sejumlah pengorbanan (baik yang berupa uang ataupun yang bisa diubah atau
dikonversikan dengan sejumlah uang) yang kita keluarkan untuk memperoleh atau menghasilkan sesuatu. Sebagai
contoh, untuk mendapatkan ilmu pengetahuan di kampus, kita mengorbankan uang kuliah, uang buku, fotokopi,
ongkos angkutan umum, hingga uang yang tiap bulan dibayarkan untuk sewa rumah.
Di antara berbagai macam biaya tadi, di bagian paling dasar dari biaya terdapat biaya yang bernama biaya tetap
dan biaya variabel. Kedua biaya ini merupakan jenis biaya yang hampir selalu ada dalam berbagai komposisi biaya,
terutama digunakan untuk menghasilkan sebuah produk. Meskipun seringkali berjalan beriringan, kedua biaya ini
sebenarnya memiliki karakteristik yang berlawanan.
Apa itu Biaya Tetap?
Biaya tetap merupakan jenis biaya yang bersifat statis (tidak berubah) dalam ukuran tertentu. Biaya ini akan tetap
kita keluarkan meskipun kita tidak melakukan aktivitas apapun atau bahkan ketika kita melakukan aktivitas yang
sangat banyak sekalipun. Dalam proses produksi, biaya tetap akan selalu kita bayarkan atau keluarkan tanpa
menghitung berapa banyak produksi yang kita lakukan, baik ketika tidak berproduksi atau sebaliknya saat produksi
dilakukan dalam kapasitas maksimal. Jadi, dengan kata lain, secara total biaya ini akan selalu sama, tidak
terpengaruh oleh jumlah unit yang diproduksi atau jumlah aktivitas yang dilakukan. Bagaiman jika dihitung per unit
produk yang dihasilkan atau per aktivitas yang kita lakukan? Biaya tetap dan unit yang diproduksi atau aktivitas
yang dilakukan memiliki hubungan yang terbalik. Hubungan terbalik ini maksudnya adalah semakin banyak unit
yang kita produksi atau semakin banyak aktivitas yang kita lakukan maka biaya tetap per unit atau per aktivitas
yang kita lakukan akan semakin kecil jumlahnya.
Contoh I:
Jika dihubungkan dengan aktivitas produksi, kita bisa mengambil contoh sebuah gudang yang disewa untuk lokasi
pabrik dengan biaya sewa Rp 100.000.000 per tahun. Pada tahun awal, ketika produksi belum dimulai, kita
mengeluarkan biaya sewa sejumlah Rp.100 juta per tahun. Ketika mulai berproduksi, kita tetap membayar jumlah
yang sama. Bahkan ketika jumlah produksi semakin banyak, jumlah sewa pabrik yang kita bayarkan masih sama.
Skema biaya tetap dalam produksi dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 1
Contoh Perhitungan Biaya Tetap
Biaya Sewa per Tahun Jumlah Unit yang Diproduksi Biaya sewa gudang per unit
Rp 100.000.000200
Rp. 500.000
Rp 100.000.000500
Rp. 200.000
Rp 100.000.0002500
Rp. 40.000
Contoh 2
Adapun contoh nonproduksi dari biaya tetap adalah biaya abonemen pada tagihan listrik dan telepon. Biaya
abonemen ini adalah jumlah biaya yang harus kita bayarkan setiap bulannya meskipun pada bulan itu kita tidak
menyalakan satu alat listrik pun di rumah atau tidak melakukan satu percakapan lewat telepon.
Apa itu Biaya Variabel?
Berkebalikan dengan biaya tetap, biaya variabel ini bersifat dinamis. Ia mengikuti banyaknya jumlah unit yang
diproduksi ataupun banyaknya aktivitas yang dilakukan. Pada biaya ini, jumlah yang akan kita keluarkan per unit
atau per aktivitas justru berjumlah tetap sedangkan untuk biaya secara total jumlahnya akan menyesuaikan
dengan banyaknya jumlah unit yang diproduksi ataupun jumlah aktivitas yang dilakukan. Jika biaya tetap memiliki
hubungan terbalik dengan jumlah unit yang diproduksi atau aktivitas yang dilakukan maka, secara total, biaya
variabel memiliki hubungan searah dengan jumlah unit yang diproduksi atau aktivitas yang dilakukan. Hubungan
searah ini maksudnya adalah semakin banyak unit yang kita produksi atau semakin banyak aktivitas yang kita
lakukan, maka akan semakin banyak biaya variabel yang kita keluarkan.
Contoh 3 :
Untuk memasarkan produk yang kita buat, kita menyewa tenaga penjual dengan membayarkan komisi sebanyak
Rp.10.000 dari tiap barang yang berhasil ia jual. Jika si penjual hanya mampu menjual 10 buah produk dengan
harga satuan Rp.100.000, maka besarnya biaya komisi yang harus kita keluarkan untuk si penjual adalah :
Rp10.000 x 10 = Rp.100.000. Jika dalam sebulan ia mampu menjual hingga 200 unit, maka biaya komisi yang
harus kita keluarkan adalah Rp.10.000 x 200 = Rp. 2.000.000. Selanjutnya, besarnya biaya komisi yang akan kita
keluarkan adalah sebesar jumlah unit yang mampu dijual si penjual kita kalikan dengan biaya komisi per unit yang
kita berikan. Untuk lebih jelasnya, kita bisa melihat skema perhitungan biaya variabel pada tabel di bawah ini:
Tabel 2
Contoh Perhitungan Biaya Variabel
Biaya Komisi per Unit Jumlah Unit yang TerjualTotal Biaya Komisi yang
Dikeluarkan
Rp. 10.00010
Rp. 100.000
Rp. 10.000200
Rp. 2.000.000
Rp. 10.000750
Rp. 7.500.000
Contoh 4
Contoh lain dari biaya variabel adalah pulsa telepon genggam. Banyaknya pulsa yang kita habiskan adalah
sebanyak jumlah sms yang kita kirimkan x tarif yang dikenakan untuk tiap sms serta jumlah menit yang kita
habiskan untuk menelpon x tarif menelpon per menit.
Bagaimana Jika Biaya Tetap dan Biaya Variabel Digabungkan?
Biaya tetap dan biaya variabel memang biasa disandingkan. Dalam komposisi tagihan telepon misalnya, total biaya
yang harus kita bayarkan merupakan gabungan dari biaya tetap dan biaya variabel. Seperti yang tertulis pada
contoh 2 di atas, abonemen merupakan biaya tetap, sedangkan biaya percakapan merupakan biaya variabel; yang
berasal dari jumlah menit percakapan yang kita lakukan x tarif percakapan per menitnya.
Selain tagihan telepon, contoh lain dari gabungan biaya tetap dan biaya variabel adalah total uang kuliah yang
harus dibayarkan setiap semester. Dalam komposisi pembayaran uang kuliah, SPP merupakan biaya tetap karena
jumlah yang akan kita bayarkan tidak berubah meskipun kita berada di semester 1 ataupun di semester 10
sedangkan biaya sks merupakan biaya variabel, yang besar jumlahnya tergantung pada jumlah sks yang kita ambil
x biaya per sks yang telah ditetapkan.
(Oleh: Hesty Wulandari)
http://akuntanmuda.wordpress.com/2011/07/06/biaya-tetap-vs-biaya-variabel/