deadline bab ii

19
JUDUL KTI : HUBUNGAN PENGGETAHUAN TENTANG KESEHATAN GIGI DAN MULUT ANAK USIA SEKOLAH DENGAN KEJADIAN KARIES GIGI MOLAR PERTAMA di SDN MUKTIHARJO 01 PATI BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pengetahuan a. Pengertian Pengetahuan Pengetahuan (knowledge) merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui pancaindera, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan (cognitive) merupakan

Upload: lita-paramita

Post on 04-Aug-2015

34 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Deadline Bab II

JUDUL KTI :

HUBUNGAN PENGGETAHUAN TENTANG KESEHATAN GIGI DAN

MULUT ANAK USIA SEKOLAH DENGAN KEJADIAN KARIES GIGI

MOLAR PERTAMA di SDN MUKTIHARJO 01 PATI

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Pengetahuan

a. Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan (knowledge) merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi

setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.

Penginderaan terjadi melalui pancaindera, yakni indera penglihatan,

pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan

manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan

(cognitive) merupakan domain yang sangat penting dalam

membentuk tindakan seseorang. Notoatmodjo, (2005) dalam

Kawuryan, (2008).

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan dalam diri

seseorang menurut Anonym (2012), yaitu :

1) Pendidikan

Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan

Page 2: Deadline Bab II

kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan

berlangsung seumur hidup. Pendidikan mempengaruhi proses

belajar, makin tinggi pendidikan seeorang makin mudah

orang tersebut untuk menerima informasi. Dengan

pendidikan tinggi maka seseorang akan cenderung untuk

mendapatkan informasi, baik dari orang lain maupun dari

media massa. Semakin banyak informasi yang masuk

semakin banyak pula pengetahuan yang didapat tentang

kesehatan. Pengetahuan sangat erat kaitannya dengan

pendidikan dimana diharapkan seseorang dengan pendidikan

tinggi, maka orang tersebut akan semakin luas pula

pengetahuannya. Namun perlu ditekankan bahwa seorang

yang berpendidikan rendah tidak berarti mutlak

berpengetahuan rendah pula. Peningkatan pengetahuan tidak

mutlak diperoleh di pendidikan formal, akan tetapi juga dapat

diperoleh pada pendidikan non formal. Pengetahuan

seseorang tentang sesuatu obyek juga mengandung dua aspek

yaitu aspek positif dan negatif. Kedua aspek inilah yang

akhirnya akan menentukan sikap seseorang terhadap obyek

tertentu. Semakin banyak aspek positif dari obyek yang

diketahui, akan menumbuhkan sikap makin positif terhadap

obyek tersebut.

2) Informasi/Media Massa

Page 3: Deadline Bab II

Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun

non formal dapat memberikan pengaruh jangka pendek

(immediate impact) sehingga menghasilkan perubahan atau

peningkatan pengetahuan. Majunya teknologi akan tersedia

bermacam-macam media massa yang dapat mempengaruhi

pengetahuan masyarakat tentang inovasi baru. Sebagai sarana

komunikasi, berbagai bentuk media massa seperti televisi, radio,

surat kabar, majalah, dan lain-lain mempunyai pengaruh besar

terhadap pembentukan opini dan kepercayan orang. Dalam

penyampaian informasi sebagai tugas pokoknya, media massa

membawa pula pesan-pesan yang berisi sugesti yang dapat

mengarahkan opini seseorang. Adanya informasi baru mengenai

sesuatu hal memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya

pengetahuan terhadap hal tersebut.

3) Sosial budaya dan ekonomi 

Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang tanpa melalui

penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk. Dengan

demikian seseorang akan bertambah pengetahuannya walaupun

tidak melakukan. Status ekonomi seseorang juga akan

menentukan tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan untuk

kegiatan tertentu, sehingga status sosial ekonomi ini akan

mempengaruhi pengetahuan seseorang.

4) Lingkungan

Page 4: Deadline Bab II

Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar individu,

baik lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan

berpengaruh terhadap proses masuknya pengetahuan ke dalam

individu yang berada dalam lingkungan tersebut. Hal ini terjadi

karena adanya interaksi timbal balik ataupun tidak yang akan

direspon sebagai pengetahuan oleh setiap individu.

5) Pengalaman

Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk

memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang

kembali pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah

yang dihadapi masa lalu. Pengalaman belajar dalam bekerja yang

dikembangkan memberikan pengetahuan dan keterampilan

professional serta pengalaman belajar selama bekerja akan dapat

mengembangkan kemampuan mengambil keputusan yang

merupakan manifestasi dari keterpaduan menalar secara ilmiah

dan etik yang bertolak dari masalah nyata dalam bidang kerjanya.

6) Usia

Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir

seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang

pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang

diperolehnya semakin membaik. Pada usia madya, individu akan

lebih berperan aktif dalam masyarakat dan kehidupan sosial serta

lebih banyak melakukan persiapan demi suksesnya upaya

Page 5: Deadline Bab II

menyesuaikan diri menuju usia tua, selain itu orang usia madya

akan lebih banyak menggunakan banyak waktu untuk membaca.

Kemampuan intelektual, pemecahan masalah, dan kemampuan

verbal dilaporkan hampir tidak ada penurunan pada usia ini.

2. Kesehatan

a. Arti kesehatan secara umum

Kesehatan adalah kondisi umum dari seseorang dalam semua

aspek. Ini juga merupakan tingkat fungsional dan / atau efisiensi

metabolisme organisme, sering secara implisit manusia (Anonym,

2012).

b. Kesehatan gigi dan mulut

Hidup sehat dan murah serta, membuat hidup lebih berharga bisa di

mulai dari kebersihan gigi dan mulut yaitu dengan cara menggosok

gigi. Supaya tetap indah dan sehat. Menggosook gigi sangat

dianjurkan terutama pada malam hari demi kesehatan. Hal ini

disebabkan malam hari kuman-kuman di dalam mulut berkembang

pesat dua kali lipat dibanding siang hari (Srigupta, 2004). Dampak

buruk dari perilaku menggosok gigi yang kurang baik akan

emnimbulkan penyakit serius, karena kuman yang sudah membusuk

dalam gigi lalu menyebabkan infeksi pada jaringan gusi hingga

masuk ke dalam aliran darah. Komdisi itu dapat mengakibatkan

Page 6: Deadline Bab II

peradangan pada bagian tubuh lain seperti pada otot jantung, ginjal,

sendi, sakit kepala yang berkepanjangan, mata dan organ tubuh lain.

3. Anak Usia Sekolah

a. Pengertian anak

Anak adalah generasi yang akan menjadi penerus bangsa sehingga

mereka harus dipersiapkan dan diarahkan sejak dini agar dapat

tumbuh dan berkembang menjadi anak yang sehat jasmani dan

rohani, maju, mandiri dan sejahtera menjadi sumber daya yang

berkualitas dan dapat menghadapi tantangan di masa datang. Anak

usia 6-12tahun atau disebut dengan anak usia sekolah, pada periode

ini anak sudah menampakkan kepekaan untuk belajar sesuai sifat

ingin tahu anak (Titin, 2003).

b. Kesehatan gigi dan mulut anak usia sekolah

Pada umumnya kebersihan gigi dan mulut anak lebih buruk, dan

anak lebih banyak makan makanan dan minuman yang

menyebabkan karies dibanding orang dewasa. Anak-anak umumnya

senang gula-gula, apabila anak terlalu banyak makan gula-gula dan

jarang membersihkannya maka giginya akan banyak yang

mengalami karies (Machfoedz dan Zein, 2005).

Page 7: Deadline Bab II

4. Karies

a. Pengertian karies

Karies yaitu email, dentin dan sementum yang disebabkan oleh

aktivitas jasad renik dalam suatu karbohidrat yang dapat

diragikan. Tandanya adalah demineralisasi jaringan keras gigi yang

kemudian diikuti oleh kerusakan bahan organiknya, akibatnya

terjadi invasi bakteri dan kematian pulpa dan penyebaran infeksi ke

jaringan periapeks yang dapat menyebabkan nyeri (Pintauli dan

Hamada, 2008). Seperti telah diketahui diatas, bahwa karies gigi

adalah salah satu penyakit yang terjadi di rongga mulut yang salah

satu penyebabnya adalah plak. Plak sendiri yang merupakan salah

satu faktor yang bisa menyebabkan kerusakan gigi (karies gigi)

dapat mempengaruhi rendah tidaknya tingkat kebersihan gigi dan

mulut pada seseorang.

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya karies

Karies gigi merupakan proses patologis yang terjadi karena adanya

interaksi, faktor-faktor dalam mulut yang berhubungan langsung

dengan proses terjadinya karies. Karies hanya bias terjadi apabila

ada 4 faktor yaitu : mikroorganisme, subsrat, host dan waktu yang

bekerja secara simultan (Rahina, 2003). Keadaan gigi yang

mempengaruhi terbentuknya karies antara lain morfologi gigi karena

morfologi gigi mempengaruhi resistensi gigi terhadap karies.

Selanjutnya adalah saliva yang mempengaruhi komposisi

Page 8: Deadline Bab II

mikroorganisme didalam plak, saliva juga mempengaruhi pHnya.

Kemudian dalam jangka waktu tertentu host ditunjang dengan

mikroorganisme bersamaan substrat akan menginvasi bakteri dan

mengakibatkan terjadinya karies.

c. Penggolongan karies berdasarkan kedalaman menurut Pratiwi,

Donna, Sp. Prosto, (2007) yaitu :

1) Karies Email

Karies ini baru mencapai daerah email atau daerah terluar

dari lapisan gigi. Pada karies ini penderita belum merasakan

sakit, ngilu dan rasa apapun sebagai akibat dari lubang ini,

namun ada yang peka, sehingga kadang-kadang merasa

ngilu bila kena dingin.

2) Karies Dentin

Jika kerusakan telah mencapai dentin, biasanya mengeluh

sakit atau timbul ngilu setelah makan atau minum manis,

asam, panas atau dingin.

3) Karies pulpa

Apabila seseorang mengeluh rasa sakit bukan hanya setelah

makan saja, berarti kerusakan gigi sudah mulai mencapai

Pulpa.Kerusakan pulpa yang akut akan terjadi apabila

keluhan sakit terjadi terus menerus yang akhirnya

mengganggu aktivitas sehari-hari.

Page 9: Deadline Bab II

d. Pencegahan dan pengendalian karies

1) Dengan mengadakan penyuluhan kesehatan gigi dan mulut.

Penyuluhan adalah proses belajar secara non formal kepada

sekelompok masyarakat tertentu, dimana pada penyuluhan

kesehatan gigi dan mulut diharapkan terciptanya suatu

pengertian yang baik mengenai kesehatan gigi dan mulut.

Penyuluhan kesehatan gigi yang sering ditujukan pada anak–

anak usia sekolah. Agar penyuluhan bisa tercapai dengan

optimal perlu didukung oleh peragaan model, poster, agar

sasaran yang dicapai dapat mengerti dan memahami apa yang

disampaikan sehingga apa yang diharapkan kegiatan akan

disadari dan dilaksanakan tanpa perintah. Agar dapat

dimengerti pesan-pesan gigi harus sederhana. Umumnya pesan

tersebut meliputi 2 hal berikut ini :

i. Hindari makanan dan minuman yang bersifat kariogenik

ii. Gosok gigi secara menyeluruh sekurang kurangnya sekali

sehari dengan pasta gigi yang mengandung fluor.

2) Plaque control

Plaque control merupakan cara menghilangkan plaque dan

mencegah akumulasinya. Tindakan tersebut merupakan

tingkatan utama dalam mencegah terjadinya karies dan radang

gusi. Menurut Wirayuni (2003), ada beberapa hal yang perlu

diperhatikan dalam pelaksanaan plaque control, antara lain :

Page 10: Deadline Bab II

a. Scalling

Scalling yaitu tindakan membersihkan karang gigi pada semua

permukaan gigi dan pemolesan terhadap semua permukaan

gigi.

b. Penggunaan dental floss (benang gigi)

Dental floss ada yang berlilin ada pula yang tidak yang terbuat

dari nilon. Floss ini digunakan untuk menghilangkan plaque

dan memoles daerah interproximal (celah di antara dua gigi),

serta membersihkan sisa makanan yang tertinggal di bawah

titik kontak.

3) Diet

Diet merupakan makanan yang dikonsumsi setiap hari dalam

jumlah dan jangka waktu tertentu. Hendaknya dihindari makanan

yang mengandung karbohidrat seperti: dodol, gula, permen,

demikian pula makanan yang lengket hendaknya dihindari.

Adapun yang disarankan dalam plaque control adalah makanan

yang banyak mengandung serat dan air. Jenis makanan ini

memiliki efek self cleansing yang baik serta vitamin yang

terkandung di dalamnya memberikan daya tahan pada jaringan

penyangga gigi.

4) Kontrol secara periodik

Kontrol dilakukan setiap 6 bulan sekali untuk mengetahui

kelainan dan penyakit gigi dan mulut secara dini.

Page 11: Deadline Bab II

e. Hubungan kebersihan gigi dan mulut dengan timbulnya karies

Kebiasaan anak murid sekolah dasar yang selaku mengkonsumsi

makanan dan gula – gula disaat disekolah ataupun di rumah,

apabila tidak diikuti dengan kesadaran mereka untuk selalu

memperhatikan kebersihan gigi dan mulutnya, maka kebiasaan

tersebut akan dapat mempengaruhi proses timbulnya penyakit

gigi dan mulut. Kebiasaan menjaga kebersihan gigi dan mulut

harus mereka lakukan setiap habis mengkomsumsi makanan

tersebut. Kebersihan gigi dan mulut yang umum dan kesadaran

dilakukan adalah sikat gigi yang dan baik besar dilakukan

adalah sikat yang baik dan benar minimal 2x sehari atau setidak-

tidaknya sehabis makan dan pada malam hari sebelum

tidur.kondisi itu dilakukan agar proses timbulnya plak dirongga

mulut dapat dicegah semaksimal mungkin. Plak yang terkumpul

dan melekat pada permukaan gigi akibat sisa makanan yang

tertinggal dan tidak dibersihkan, akan dapat menyebabkan

timbulnya lubang pada gigi atau yang disebut karies gigi.

5. Karies molar pertama pada anak usia sekolah

Usia anak sekolah biasanya sekitar usia 5-6 tahun merupakan usia

erupsi gigi molar tetap pertama. Periode ini merupakan suatu periode

yang paling kritis untuk terjadinya karies pada permukaan oklusal

gigi. Permukaan oklusal pada gigi yang sedang erupsi lebih

Page 12: Deadline Bab II

Pengetahuan Anak Usia Sekolah

Karies

PendidikanInformasi/Media MasaSosial Budaya EkonomiLingkunganPengalaman Usia

MikroorganismeSubstratHostWaktu

Kesehatan Gigi dan Mulut

Molar Pertama(Masa Erupsi Gigi)

Kebiasaan Baik :Makanan BergiziMenyikat Gigi 2xSehariPemeriksaan Gigi Rutin

Kebiasaan Buruk :Makanan KariogenikTidak rutin memeriksakan gigimalas menyikat gigi

cenderung terjadi karies karena kondisinya yang menguntungkan

akumulasi plak. Daya mekanis fisiologis pada gigi yang beroklusi

penuh dipercayai dapat menganggu akumulasi plak dan

menyebabkan permukaan ini kurang rentan terhadap perkembangan

karies (Anonym, 2012).

B. Kerangka Teori

Dari penjelasan tinjauan pustaka dapat dibuat suatu kerangka teori

sebagai berikut :

Page 13: Deadline Bab II

Pengetahuan Kesehatan Gigi dan Mulut

Anak Usia Sekolah

Kejadian Karies Molar Pertama

Makanan/Gizi Bimbingan Orang Tua

C. Kerangka Konsep

D. Hipotesa

Terdapat hubungan tingkat pengetahuan tentang kesehatan gigi dan

mulut anak usia sekolah terhadap kejadian karies molar pertama.

Pelayanan Kesehatan