deadline bab ii
TRANSCRIPT
JUDUL KTI :
HUBUNGAN PENGGETAHUAN TENTANG KESEHATAN GIGI DAN
MULUT ANAK USIA SEKOLAH DENGAN KEJADIAN KARIES GIGI
MOLAR PERTAMA di SDN MUKTIHARJO 01 PATI
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Pengetahuan
a. Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan (knowledge) merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi
setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.
Penginderaan terjadi melalui pancaindera, yakni indera penglihatan,
pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan
manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan
(cognitive) merupakan domain yang sangat penting dalam
membentuk tindakan seseorang. Notoatmodjo, (2005) dalam
Kawuryan, (2008).
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan dalam diri
seseorang menurut Anonym (2012), yaitu :
1) Pendidikan
Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan
kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan
berlangsung seumur hidup. Pendidikan mempengaruhi proses
belajar, makin tinggi pendidikan seeorang makin mudah
orang tersebut untuk menerima informasi. Dengan
pendidikan tinggi maka seseorang akan cenderung untuk
mendapatkan informasi, baik dari orang lain maupun dari
media massa. Semakin banyak informasi yang masuk
semakin banyak pula pengetahuan yang didapat tentang
kesehatan. Pengetahuan sangat erat kaitannya dengan
pendidikan dimana diharapkan seseorang dengan pendidikan
tinggi, maka orang tersebut akan semakin luas pula
pengetahuannya. Namun perlu ditekankan bahwa seorang
yang berpendidikan rendah tidak berarti mutlak
berpengetahuan rendah pula. Peningkatan pengetahuan tidak
mutlak diperoleh di pendidikan formal, akan tetapi juga dapat
diperoleh pada pendidikan non formal. Pengetahuan
seseorang tentang sesuatu obyek juga mengandung dua aspek
yaitu aspek positif dan negatif. Kedua aspek inilah yang
akhirnya akan menentukan sikap seseorang terhadap obyek
tertentu. Semakin banyak aspek positif dari obyek yang
diketahui, akan menumbuhkan sikap makin positif terhadap
obyek tersebut.
2) Informasi/Media Massa
Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun
non formal dapat memberikan pengaruh jangka pendek
(immediate impact) sehingga menghasilkan perubahan atau
peningkatan pengetahuan. Majunya teknologi akan tersedia
bermacam-macam media massa yang dapat mempengaruhi
pengetahuan masyarakat tentang inovasi baru. Sebagai sarana
komunikasi, berbagai bentuk media massa seperti televisi, radio,
surat kabar, majalah, dan lain-lain mempunyai pengaruh besar
terhadap pembentukan opini dan kepercayan orang. Dalam
penyampaian informasi sebagai tugas pokoknya, media massa
membawa pula pesan-pesan yang berisi sugesti yang dapat
mengarahkan opini seseorang. Adanya informasi baru mengenai
sesuatu hal memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya
pengetahuan terhadap hal tersebut.
3) Sosial budaya dan ekonomi
Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang tanpa melalui
penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk. Dengan
demikian seseorang akan bertambah pengetahuannya walaupun
tidak melakukan. Status ekonomi seseorang juga akan
menentukan tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan untuk
kegiatan tertentu, sehingga status sosial ekonomi ini akan
mempengaruhi pengetahuan seseorang.
4) Lingkungan
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar individu,
baik lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan
berpengaruh terhadap proses masuknya pengetahuan ke dalam
individu yang berada dalam lingkungan tersebut. Hal ini terjadi
karena adanya interaksi timbal balik ataupun tidak yang akan
direspon sebagai pengetahuan oleh setiap individu.
5) Pengalaman
Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk
memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang
kembali pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah
yang dihadapi masa lalu. Pengalaman belajar dalam bekerja yang
dikembangkan memberikan pengetahuan dan keterampilan
professional serta pengalaman belajar selama bekerja akan dapat
mengembangkan kemampuan mengambil keputusan yang
merupakan manifestasi dari keterpaduan menalar secara ilmiah
dan etik yang bertolak dari masalah nyata dalam bidang kerjanya.
6) Usia
Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir
seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang
pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang
diperolehnya semakin membaik. Pada usia madya, individu akan
lebih berperan aktif dalam masyarakat dan kehidupan sosial serta
lebih banyak melakukan persiapan demi suksesnya upaya
menyesuaikan diri menuju usia tua, selain itu orang usia madya
akan lebih banyak menggunakan banyak waktu untuk membaca.
Kemampuan intelektual, pemecahan masalah, dan kemampuan
verbal dilaporkan hampir tidak ada penurunan pada usia ini.
2. Kesehatan
a. Arti kesehatan secara umum
Kesehatan adalah kondisi umum dari seseorang dalam semua
aspek. Ini juga merupakan tingkat fungsional dan / atau efisiensi
metabolisme organisme, sering secara implisit manusia (Anonym,
2012).
b. Kesehatan gigi dan mulut
Hidup sehat dan murah serta, membuat hidup lebih berharga bisa di
mulai dari kebersihan gigi dan mulut yaitu dengan cara menggosok
gigi. Supaya tetap indah dan sehat. Menggosook gigi sangat
dianjurkan terutama pada malam hari demi kesehatan. Hal ini
disebabkan malam hari kuman-kuman di dalam mulut berkembang
pesat dua kali lipat dibanding siang hari (Srigupta, 2004). Dampak
buruk dari perilaku menggosok gigi yang kurang baik akan
emnimbulkan penyakit serius, karena kuman yang sudah membusuk
dalam gigi lalu menyebabkan infeksi pada jaringan gusi hingga
masuk ke dalam aliran darah. Komdisi itu dapat mengakibatkan
peradangan pada bagian tubuh lain seperti pada otot jantung, ginjal,
sendi, sakit kepala yang berkepanjangan, mata dan organ tubuh lain.
3. Anak Usia Sekolah
a. Pengertian anak
Anak adalah generasi yang akan menjadi penerus bangsa sehingga
mereka harus dipersiapkan dan diarahkan sejak dini agar dapat
tumbuh dan berkembang menjadi anak yang sehat jasmani dan
rohani, maju, mandiri dan sejahtera menjadi sumber daya yang
berkualitas dan dapat menghadapi tantangan di masa datang. Anak
usia 6-12tahun atau disebut dengan anak usia sekolah, pada periode
ini anak sudah menampakkan kepekaan untuk belajar sesuai sifat
ingin tahu anak (Titin, 2003).
b. Kesehatan gigi dan mulut anak usia sekolah
Pada umumnya kebersihan gigi dan mulut anak lebih buruk, dan
anak lebih banyak makan makanan dan minuman yang
menyebabkan karies dibanding orang dewasa. Anak-anak umumnya
senang gula-gula, apabila anak terlalu banyak makan gula-gula dan
jarang membersihkannya maka giginya akan banyak yang
mengalami karies (Machfoedz dan Zein, 2005).
4. Karies
a. Pengertian karies
Karies yaitu email, dentin dan sementum yang disebabkan oleh
aktivitas jasad renik dalam suatu karbohidrat yang dapat
diragikan. Tandanya adalah demineralisasi jaringan keras gigi yang
kemudian diikuti oleh kerusakan bahan organiknya, akibatnya
terjadi invasi bakteri dan kematian pulpa dan penyebaran infeksi ke
jaringan periapeks yang dapat menyebabkan nyeri (Pintauli dan
Hamada, 2008). Seperti telah diketahui diatas, bahwa karies gigi
adalah salah satu penyakit yang terjadi di rongga mulut yang salah
satu penyebabnya adalah plak. Plak sendiri yang merupakan salah
satu faktor yang bisa menyebabkan kerusakan gigi (karies gigi)
dapat mempengaruhi rendah tidaknya tingkat kebersihan gigi dan
mulut pada seseorang.
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya karies
Karies gigi merupakan proses patologis yang terjadi karena adanya
interaksi, faktor-faktor dalam mulut yang berhubungan langsung
dengan proses terjadinya karies. Karies hanya bias terjadi apabila
ada 4 faktor yaitu : mikroorganisme, subsrat, host dan waktu yang
bekerja secara simultan (Rahina, 2003). Keadaan gigi yang
mempengaruhi terbentuknya karies antara lain morfologi gigi karena
morfologi gigi mempengaruhi resistensi gigi terhadap karies.
Selanjutnya adalah saliva yang mempengaruhi komposisi
mikroorganisme didalam plak, saliva juga mempengaruhi pHnya.
Kemudian dalam jangka waktu tertentu host ditunjang dengan
mikroorganisme bersamaan substrat akan menginvasi bakteri dan
mengakibatkan terjadinya karies.
c. Penggolongan karies berdasarkan kedalaman menurut Pratiwi,
Donna, Sp. Prosto, (2007) yaitu :
1) Karies Email
Karies ini baru mencapai daerah email atau daerah terluar
dari lapisan gigi. Pada karies ini penderita belum merasakan
sakit, ngilu dan rasa apapun sebagai akibat dari lubang ini,
namun ada yang peka, sehingga kadang-kadang merasa
ngilu bila kena dingin.
2) Karies Dentin
Jika kerusakan telah mencapai dentin, biasanya mengeluh
sakit atau timbul ngilu setelah makan atau minum manis,
asam, panas atau dingin.
3) Karies pulpa
Apabila seseorang mengeluh rasa sakit bukan hanya setelah
makan saja, berarti kerusakan gigi sudah mulai mencapai
Pulpa.Kerusakan pulpa yang akut akan terjadi apabila
keluhan sakit terjadi terus menerus yang akhirnya
mengganggu aktivitas sehari-hari.
d. Pencegahan dan pengendalian karies
1) Dengan mengadakan penyuluhan kesehatan gigi dan mulut.
Penyuluhan adalah proses belajar secara non formal kepada
sekelompok masyarakat tertentu, dimana pada penyuluhan
kesehatan gigi dan mulut diharapkan terciptanya suatu
pengertian yang baik mengenai kesehatan gigi dan mulut.
Penyuluhan kesehatan gigi yang sering ditujukan pada anak–
anak usia sekolah. Agar penyuluhan bisa tercapai dengan
optimal perlu didukung oleh peragaan model, poster, agar
sasaran yang dicapai dapat mengerti dan memahami apa yang
disampaikan sehingga apa yang diharapkan kegiatan akan
disadari dan dilaksanakan tanpa perintah. Agar dapat
dimengerti pesan-pesan gigi harus sederhana. Umumnya pesan
tersebut meliputi 2 hal berikut ini :
i. Hindari makanan dan minuman yang bersifat kariogenik
ii. Gosok gigi secara menyeluruh sekurang kurangnya sekali
sehari dengan pasta gigi yang mengandung fluor.
2) Plaque control
Plaque control merupakan cara menghilangkan plaque dan
mencegah akumulasinya. Tindakan tersebut merupakan
tingkatan utama dalam mencegah terjadinya karies dan radang
gusi. Menurut Wirayuni (2003), ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam pelaksanaan plaque control, antara lain :
a. Scalling
Scalling yaitu tindakan membersihkan karang gigi pada semua
permukaan gigi dan pemolesan terhadap semua permukaan
gigi.
b. Penggunaan dental floss (benang gigi)
Dental floss ada yang berlilin ada pula yang tidak yang terbuat
dari nilon. Floss ini digunakan untuk menghilangkan plaque
dan memoles daerah interproximal (celah di antara dua gigi),
serta membersihkan sisa makanan yang tertinggal di bawah
titik kontak.
3) Diet
Diet merupakan makanan yang dikonsumsi setiap hari dalam
jumlah dan jangka waktu tertentu. Hendaknya dihindari makanan
yang mengandung karbohidrat seperti: dodol, gula, permen,
demikian pula makanan yang lengket hendaknya dihindari.
Adapun yang disarankan dalam plaque control adalah makanan
yang banyak mengandung serat dan air. Jenis makanan ini
memiliki efek self cleansing yang baik serta vitamin yang
terkandung di dalamnya memberikan daya tahan pada jaringan
penyangga gigi.
4) Kontrol secara periodik
Kontrol dilakukan setiap 6 bulan sekali untuk mengetahui
kelainan dan penyakit gigi dan mulut secara dini.
e. Hubungan kebersihan gigi dan mulut dengan timbulnya karies
Kebiasaan anak murid sekolah dasar yang selaku mengkonsumsi
makanan dan gula – gula disaat disekolah ataupun di rumah,
apabila tidak diikuti dengan kesadaran mereka untuk selalu
memperhatikan kebersihan gigi dan mulutnya, maka kebiasaan
tersebut akan dapat mempengaruhi proses timbulnya penyakit
gigi dan mulut. Kebiasaan menjaga kebersihan gigi dan mulut
harus mereka lakukan setiap habis mengkomsumsi makanan
tersebut. Kebersihan gigi dan mulut yang umum dan kesadaran
dilakukan adalah sikat gigi yang dan baik besar dilakukan
adalah sikat yang baik dan benar minimal 2x sehari atau setidak-
tidaknya sehabis makan dan pada malam hari sebelum
tidur.kondisi itu dilakukan agar proses timbulnya plak dirongga
mulut dapat dicegah semaksimal mungkin. Plak yang terkumpul
dan melekat pada permukaan gigi akibat sisa makanan yang
tertinggal dan tidak dibersihkan, akan dapat menyebabkan
timbulnya lubang pada gigi atau yang disebut karies gigi.
5. Karies molar pertama pada anak usia sekolah
Usia anak sekolah biasanya sekitar usia 5-6 tahun merupakan usia
erupsi gigi molar tetap pertama. Periode ini merupakan suatu periode
yang paling kritis untuk terjadinya karies pada permukaan oklusal
gigi. Permukaan oklusal pada gigi yang sedang erupsi lebih
Pengetahuan Anak Usia Sekolah
Karies
PendidikanInformasi/Media MasaSosial Budaya EkonomiLingkunganPengalaman Usia
MikroorganismeSubstratHostWaktu
Kesehatan Gigi dan Mulut
Molar Pertama(Masa Erupsi Gigi)
Kebiasaan Baik :Makanan BergiziMenyikat Gigi 2xSehariPemeriksaan Gigi Rutin
Kebiasaan Buruk :Makanan KariogenikTidak rutin memeriksakan gigimalas menyikat gigi
cenderung terjadi karies karena kondisinya yang menguntungkan
akumulasi plak. Daya mekanis fisiologis pada gigi yang beroklusi
penuh dipercayai dapat menganggu akumulasi plak dan
menyebabkan permukaan ini kurang rentan terhadap perkembangan
karies (Anonym, 2012).
B. Kerangka Teori
Dari penjelasan tinjauan pustaka dapat dibuat suatu kerangka teori
sebagai berikut :
Pengetahuan Kesehatan Gigi dan Mulut
Anak Usia Sekolah
Kejadian Karies Molar Pertama
Makanan/Gizi Bimbingan Orang Tua
C. Kerangka Konsep
D. Hipotesa
Terdapat hubungan tingkat pengetahuan tentang kesehatan gigi dan
mulut anak usia sekolah terhadap kejadian karies molar pertama.
Pelayanan Kesehatan