daya dukung alam serta dampak industri dan teknologi

18
DAYA DUKUNG ALAM SERTA DAMPAK INDUSTRI DAN TEKNOLOGI “KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP” Oleh : FADIL O 121 14 029 PROGRAM STUDI PETERNAKAN JURUSAN PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN UNIVERSITAS TADULAKO 2015

Upload: fadil-hakim

Post on 04-Jan-2016

220 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Peternakan

TRANSCRIPT

Page 1: DAYA DUKUNG ALAM SERTA DAMPAK INDUSTRI DAN TEKNOLOGI

1

DAYA DUKUNG ALAM SERTA DAMPAK INDUSTRI DAN

TEKNOLOGI

“KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP”

Oleh :

FADIL

O 121 14 029

PROGRAM STUDI PETERNAKAN

JURUSAN PETERNAKAN

FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN

UNIVERSITAS TADULAKO

2015

Page 2: DAYA DUKUNG ALAM SERTA DAMPAK INDUSTRI DAN TEKNOLOGI

2

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan

hidayah-Nya yang diberikan kepada penulis berupa kesehatan rohani dan jasmani

sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul “DAYA DUKUNG

ALAM SERTA DAMPAK INDUSTRI DAN TEKNOLOGI“ diselesaikan

dengan baik.

Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih belum sempurna,

oleh karena itu untuk memperbaiki makalah ini, penulis mengharapkan kritik dan

saran yang membangun. Semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis khususnya

dan para pembaca pada umumnya. Atas perhatiannya penulis mengucapkan

terima kasih.

Palu, 30 September 2015

Penulis

ii

Page 3: DAYA DUKUNG ALAM SERTA DAMPAK INDUSTRI DAN TEKNOLOGI

3

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL..................................................................................... i

KATA PENGANTAR......................................................................................ii

DAFTAR ISI………………………………………………………………….iii

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang…………………………………………………………4

1.2. Rumusan Masalah……………………………………………………...5

1.3. Tujuan Pembahasan…………………………………………………….5

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Lingkungan Hidup……………………………………….....6

2.2. Pengertian Polusi…………………………………………………….….6

2.3. Kualitas Lingkungan…………………………………………………....7

2.3.1. Relatif Tetap (Stabil)……………………………………………….....7

2.3.2. Makin Buruk Atau Menurun……………………………………….....7

2.3.3. Makin Baik…………………………………………………………....8

2.4. Daya Dukung Lingkungan Hidup………………………………….......8

2.5. Konsep Umum Untuk Memahami Masalah Lingkungan dan Pencemaran

Oleh Industri…………………………………………………………….....10

III. PEMBAHASAN

3.1. Pengelolaan Dampak Industri dan Teknologi Terhadap Degradasi

Lingkungan Hidup…………………………………………………….......13

3.2. Cara Menyikapi Masalah Degradasi Lingkungan Akibat Dampak Industri

dan Teknologi……………………………………………………………...14

IV. KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

iii

Page 4: DAYA DUKUNG ALAM SERTA DAMPAK INDUSTRI DAN TEKNOLOGI

4

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Seiring dengan tingkat peradaban manusia yang semakin berkembang

membuat kita senantiasa berurusan dengan lingkungan yang semakin sulit

dihindari. Perkembangan lingkungan yang semakin tercemar memungkinkan

terjadinya suatu krisis terhadap lingkungan sosial. Krisis terhadap lingkungan

hidup merupakan suatu tantangan yang sangat besar. Tantangan ini didapati

berlaku terutama di negara-negara yang sedang membangun karena adanya

berbagai aktivitas pembangunan yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan umat

manusia yang sering pula membawa dampak terhadap perubahan lingkungan.

Dalam hal usaha untuk meningkatkan kualitas hidup telah dimulai sejak

peradaban manusia ribuan tahun yang silam, yaitu dalam usaha mendapatkan

kesenangan hidup yang akan dinikmati diri sendiri maupun untuk diwariskan

kepada generasi yang akan datang. Peningkatan kualitas ini tentunya telah terasa

sejak adanya revolusi yang ada di Eropa dengan ditandai dengan adanya revolusi

industri.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta tumbuhnya industri

yang begitu pesat pada saat itu tentunya dirasakan pengaruhnya baik itu yang

menyangkut dampak positif maupun dampak negatifnya. Dampak positifnya

tentunya terjadinya peningkatan mutu dan kualitas hidup yang lebih komplek

dengan ditandai dengan adanya kesenangan dan impian manusia yang menjadi

lebih mudah untuk diwujudkan dalam kehidupan mereka sehari-hari.

Akan tetapi dampak negatif dari adanya revolusi industri ini tentunya harus lebih

diwaspadai untuk tidak terjadi suatu kerusakan dalam tatanan lingkungan yang

ada baik itu lingkungan hidup maupun lingkungan sosial. Dalam

perkembangannya, tatanan lingkungan hidup maupun lingkungan sosial

hendaknya senantiasa diperhatikan agar tidak mendatangkan berbagai jenis

bencana.

Hal ini lebih dikenal dengan daya dukung lingkungan. Daya dukung

lingkungan merupakan suatu kemampuan alam untuk mendukung kehidupan

Page 5: DAYA DUKUNG ALAM SERTA DAMPAK INDUSTRI DAN TEKNOLOGI

5

manusia harus dijaga agar senantiasa dapat memberikan dukungan yang

maksimum kepada kehidupan manusia.

Daya dukung alam dapat berkurang sejalan dengan perkembangan waktu.

Daya dukung alam dapat berupa kekayaan alam yang terdapat didalam bumi

(permukaan bumi dan perut bumi). Daya dukung alam ini tentunya sangat

berdampak terhadap kelangsungan hidup manusia. Oleh karena itu, keberadaan

lingkungan alam harus perlu dijaga dalam suatu eksistensinya terhadap daya

dukung alam agar tidak rusak. Secara garis besar, ada beberapa faktor yang

menyebabkan kerusakan daya dukung alam, diantaranya adalah kerusakan dalam

(internal) dan kerusakan luar (eksternal). Kerusakan dalam adalah kerusakan yang

disebabkan oleh alam itu sendiri.

1.2. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah berdasarkan latar belakang di atas, yaitu:

1. Bagaimana cara pengelolaan dampak industri dan teknologi terhadap

degradasi lingkungan hidup?

2. Bagaimana cara menyikapi masalah degradasi lingkungan akibat dampak

industri dan teknologi?

1.3. Tujuan Pembahasan

Tujuan dari valuasi dampak lingkungan oleh kemajuan industri dan teknologi

ini, yaitu:

1. Memberikan solusi tentang cara pengelolaan yang tepat dari dampak

industri dan teknologi terhadap degradasi lingkungan hidup.

2. Memahami apa saja cara yang bisa ditempuh guna menyikapi masalah

degradasi lingkungan akibat dampak industri dan teknologi.

Page 6: DAYA DUKUNG ALAM SERTA DAMPAK INDUSTRI DAN TEKNOLOGI

6

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Lingkungan Hidup

Lingkungan hidup adalah sistem yang merupakan kesatuan ruang dengan

semua benda, daya, keadaan dan mahluk hidup, termasuk di dalamnya manusia

dengan prilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan perilaku kehidupannya dan

kesejahteraan manusia serta mahluk hidup lainnya (Soerjani, dalam Sudjana dan

Burhan, 1996). Elemen-elemen yang membentuk lingkungan hidup meliputi

makluk hidup (manusia, tumbuhan, binatang dan mikroorganisme), batuan, air,

atmosfer, daratan dan fenomena alam yang terjadi di wilayah tersebut.

Masalah lingkungan hidup yang terjadi sebagai dampak dari aktivitas

manusia yang meliputi masalah perusakan lingkungan hidup akibat pembangunan

gedung, penebangan hutan, kepunahan spesies flora dan fauna karena kerusakan

habitat dan perburuan, polusi air dan udara akibat limbah industri, penghancuran

terumbu karang, pembuangan sampah tanpa pengelolaan, penipisan lapisan ozon,

polusi udara di kota, dan pemanasan global.

2.2. Pengertian Polusi

Polusi menurut SK Menteri Kependudukan Lingkungan Hidup

No.02/MENKLH/1988 adalah masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat,

energi atau komponen lain ke dalam air/udara dan/atau berubahnya tatanan

(komposisi) air/udara oleh kegiatan manusia dan proses alam, sehingga kualitas

air/udara menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan

peruntukkannya. Dalam perjalanannya istilah polusi meluas menjadi kontaminasi

yang menyebabkan gangguan atau kerusakan pada manusia dan makhluk hidup

atau pada suatu lingkungan hidup.

Polutan atau benda/zat yang mengakibatkan polusi bisa berupa zat kimiawi

atau energi (suara, cahaya atau panas). Polusi udara adalah kehadiran satu atau

lebih subtansi fisik, kimia atau biologi di dalam atmosfer dalam jumlah yang

dapat membahayakan kesehatan manusia, hewan, dan tumbuhan. Sumber utama

polusi udara adalah pembakaran bahan bakar dan emisi.

Page 7: DAYA DUKUNG ALAM SERTA DAMPAK INDUSTRI DAN TEKNOLOGI

7

2.3. Kualitas Lingkungan

Soerjani (1996) mengemukakan bahwa kualitas lingkungan yaitu derajat

kemampuan lingkungan untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia di tempat dan

waktu tertentu. Melihat definisi di atas kita tidak bisa beranggapan bahwa apa

yang asli dan alamiah selalu mempunyai kualitas lingkungan yang tinggi.

Tindakan yang bijaksana dalam waktu, tempat, dan skala bahkan sering

diperlukan untuk menaikkan kualitas lingkungan daerah yang asli dan alamiah.

Perkembangan kualitas lingkungan hidup dapat terjadi tanpa campur tangan

manusia, artinya secara alamiah atau tanpa intervensi manusia, kualitas

lingkungan juga dapat berubah. Terjadinya peristiwa alam, seperti longsor dan

banjir akan menyebabkan perubahan kualitas lingkungan. Apakah perubahan ini

dapat pulih atau tidak tergantung pada daya lenting lingkungan. Daya lenting

lingkungan adalah kemampuan lingkungan itu untuk memulihkan diri secara

alamiah. Misalnya, pencemaran ringan suatu perairan oleh bahan organik dengan

jumlah terbatas. Pencemaran ini tidak akan menimbulkan masalah karena perairan

itu mampu memulihkan kualitasnya secara alamiah. Sebagai akibat peristiwa

alam, ada tiga kemungkinan perkembangan kondisi kualitas lingkungan hidup,

yaitu:

2.3.1. Relatif Tetap (Stabil)

Kualitas lingkungan relatif tetap, jika daya lenting lingkungan relatif sama

dengan tingkat kerusakan. Hal ini menunjukkan bahwa lingkungan hanya mampu

memulihkan kerusakan yang diakibatkan gangguan alam, sehingga kondisi

lingkungan kembali seperti semula. Contoh kebakaran hutan yang luasnya

terbatas atau gempa bumi berskala kurang dari 4.0 skala richter.

2.3.2. Makin Buruk Atau Menurun

Kualitas lingkungan makin buruk apabila daya lenting lingkungan lebih kecil

dari tingkat kerusakan. Dalam hal ini lingkungan tidak lagi mampu memulihkan

kerusakan yang terjadi sehingga kualitas lingkungan menurun dibandingkan dengan

sebelum terjadi peristiwa alam. Contoh terjadinya gempa bumi berskala lebih dari

6.0 skala richter dan letusan gunung berapi.

Page 8: DAYA DUKUNG ALAM SERTA DAMPAK INDUSTRI DAN TEKNOLOGI

8

2.3.3. Makin Baik

Kualitas lingkungan makin baik jika daya lenting lingkungan lebih besar

dari tingkat kerusakan. Di sini lingkungan tidak hanya mampu memulihkan, tapi

lebih dari itu mampu menjadikan kondisi lingkungan lebih baik. Contoh banjir di

daerah rendahan sepanjang sungai yang tidak ada penduduknya.

Dengan adanya kegiatan pembangunan tingkat kerusakan lingkungan

hidup bergantung pada upaya pengendalian yang dilakukan oleh pelaku

pembangunan, yaitu:

1. Kualitas lingkungan buruk atau menurun

Hal ini terjadi karena sejak awal pembangunan sampai kegiatan berjalan, upaya

pengendalian dampak lingkungan tidak direncanakan/dilakukan oleh pemrakarsa.

Jadi selama kegiatan berjalan kualitas lingkungan akan menurun.

2. Kualitas lingkungan mula-mula buruk kemudian menjadi baik

Kondisi ini terjadi karena sejak awal sampai tahap operasional, pengendalian

dampak lingkungan tidak dilakukan oleh pemrakarsa, namun seiring dengan

meningkatnya kepedulian masyarakat dan diterapkannya peraturan/undang-

undang lingkungan hidup, pemrakarsa terpaksa mencegah perusakan lingkungan.

3. Kualias lingkungan baik

Hal ini terjadi karena dalam perencanaan kegiatan (proyek), biaya lingkungan sudah

dimasukkan dalam anggaran pembangunan. Jadi sejak awal pembangunan sampai

selama proyek beroperasi, dampak lingkungan ditangani dengan serius dan

dilakukan secara terus-menerus.

2.4. Daya Dukung Lingkungan Hidup

Pada mulanya konsep Daya Dukung dipergunakan dalam sistem ternak satwa

liar. Pada suatu lingkungan alamiah tanpa subsidi dari luar, seperti pemupukan

atau penggunaan teknologi lainnya. Sehingga daya dukung itu menurut

Soemarwoto (1985) dalam makalah Dahlan (2011) diartikan untuk menunjukkan

Page 9: DAYA DUKUNG ALAM SERTA DAMPAK INDUSTRI DAN TEKNOLOGI

9

besarnya kemampuan lingkungan untuk mendukung kehidupan hewan yang

dinyatakan dalam jumlah ekor persatuan luas lahan.

Pada perkembangan selanjutnya daya dukung telah diterapkan juga pada

populasi manusia sehingga Mustadji dan Silalahi (1983) dalam makalah Dahlan

(2011) mendefinisikan Daya Dukung sebagai kemampuan lingkungan untuk

mendukung kehidupan manusia dan makluk hidup lainnya. Hal ini diperkuat oleh

Soemarwoto (1985) dalam makalah Dahlan (2011) yang mengartikan Daya

Dukung sebagai kemampuan sebidang lahan untuk mendukung kehidupan.

Dari dua konsep tadi dapat ditarik persamaan bahwa daya dukung itu

berkenaan dengan kemampuan suatu lingkungan atau sebidang lahan untuk

mendukung kehidupan sesuatu jenis makhluk hidup secara umum dan lebih

terukur. Daya dukung lingkungan itu tidak lain adalah ukuran kemampuan suatu

lingkungan mendukung sejumlah populasi jenis tertentu untuk dapat hidup dengan

wajar dalam lingkungan tersebut. Dalam hal ini lingkungan dapat berupa sebidang

lahan, suatu wilayah geografi tertentu atau suatu ekosistim tertentu. Kelompok

atau sejumlah individu tertentu dalam hal ini bisa berupa tumbuh- tumbuhan,

binatang atau manusia. Secara khusus hubungannya dengan manusia

Sumaatmadja (1989) mengemukakan daya dukung yaitu ukuran kemampuan

suatu lingkungan mendukung sejumlah populasi manusia untuk dapat hidup

dengan wajar dalam lingkungan tersebut.

Daya dukung lingkungan tersebut tidak mutlak, melainkan berkembang

sesuai dengan beberapa faktor yang mempengaruhinya. Dengan demikian,

lingkungan yang berbeda memiliki daya dukung yang berbeda pula. Sedangkan

suatu lingkungan daya dukungnya dapat berkembang sesuai dengan kondisi faktor

sumber daya yang mempengaruhinya. Faktor-faktor tersebut antara lain faktor

almiah yaitu iklim, cuaca, kesuburan tanah, dan lain- lain, serta faktor sosial

budaya seperti prilaku manusia, serta ilmu pengetahuan, dan teknologi yang

dimilikinya.

Penggunaan teknologi dalam proses industrialisasi baik industri primer

(pertambangan dan pertanian), industri sekunder (manufaktur dan konstruksi)

serta industri tersier (jasa dan telekomunikasi), dapat menaikkan daya dukung

Page 10: DAYA DUKUNG ALAM SERTA DAMPAK INDUSTRI DAN TEKNOLOGI

10

ataupun menurunkan, tetapi secanggih apapun daya dukung itu pada suatu tingkat

akan mencapai suatu batas maksimum. Daya dukung suatu daerah telah mendekati

tingkat daya dukung maksimum ditandai dengan timbulnya gejala-gejala atau

fenomena yang terdapat di daerah tersebut, baik secara fisik maupun sosial.

Gejala-gejala tersebut biasanya berupa kondisi lahan yang sudah tidak

memberikan hasil yang maksimal bagi sektor pertanian, terjadinya bencana alam,

dan lain-lain.

Berbagai kasus menunjukkan bahwa kualitas lingkungan masih akan

terpelihara baik apabila manusia mengelola lingkungan pada batas diantara daya

dukung minimum dan daya dukung optimum, di bawah daya dukung minimum

berarti bahwa sumber daya itu tidak berfungsi dengan baik, sementara keadaan

yang mendekati daya dukung maksimum akan mengundang resiko (pencemaran

dan sebagainya, disamping diperlukan biaya yang tinggi). Bahkan ada bahaya

kalau batas itu sampai dilampaui maka akan timbul krisis lingkungan berupa

ketidak seimbangan yang makin berat.

2.5. Konsep Umum Untuk Memahami Masalah Lingkungan dan

Pencemaran Oleh Industri

Seringkali ditemukan pernyataan yang menyamakan istilah ekologi dan

lingkungan hidup, karena permasalahannya yang bersamaan. Inti dari

permasalahan lingkungan hidup adalah hubungan mahluk hidup, khususnya

manusia dengan lingkungan hidupnya. IImu tentang hubungan timbal balik

mahluk hidup dengan lingkungan hidupnya di sebut ekologi (Soemarwoto, 1991).

Dalam pengertian yang telah dikemukakan diatas, bahwa lingkungan hidup adalah

sistem yang merupakan kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan dan

mahluk hidup, termasuk di dalamnya manusia dengan prilakunya yang

mempengaruhi kelangsungan perilaku kehidupannya dan kesejahteraan manusia

serta mahluk hidup lainnya (Soerjani, dalam Sudjana dan Burhan, 1996). Dari

definisi diatas tersirat bahwa mahluk hidup khususnya merupakan pihak yang

selalu memanfaatkan lingkungan hidupnya, baik dalam hal respirasi, pemenuhan

kebutuhan pangan, papan dan lain-lain.

Page 11: DAYA DUKUNG ALAM SERTA DAMPAK INDUSTRI DAN TEKNOLOGI

11

Manusia sebagai mahluk yang paling unggul di dalam ekosistemnya,

memiliki daya dalam mengkreasi dan mengkonsumsi berbagai sumber-sumber

daya alam bagi kebutuhan hidupnya.

Di alam terdapat berbagai sumber daya alam yang merupakan komponen

lingkungan dengan sifatnya berbeda-beda, dimana dapat digolongkan atas:

1. Sumberdaya alam yang dapat diperbaharui (renewable natural resources)

2. Sumberdaya alam yang tidak dapat diperbaharui (non-renewable natural

resources).

Berbagai sumber daya alam yang mempunyai sifat dan perilaku yang

beragam tersebut saling berinteraksi dalam bentuk yang berbeda-beda pula

(Suratmo, dalam Sudjanan dan Burhan, 1996). Sesuai dengan kepentingannya

maka sumber daya alam dapat dibagi atas: (1) fisiokimia seperti air, udara, tanah,

dan sebagainya, (2) biologi, seperti fauna, flora, habitat, dan sebagainya, dan (3)

sosial ekonomi seperti pendapatan, kesehatan, adat-istiadat, agama, dan lain-lain.

Interaksi dari elemen lingkungan yaitu antara yang tergolong hayati dan

non-hayati akan menentukan kelangsungan siklus ekosistem, yang didalamnya

didapati proses pergerakan energi dan hara (material) dalam suatu sistem yang

menandai adanya habitat, proses adaptasi dan evolusi.

Dalam memanipulasi lingkungan hidupnya, maka manusia harus mampu

mengenali sifat lingkungan hidup yang ditentukan oleh macam-macam faktor.

Berkaitan dengan pernyataan ini, Soemarwoto (1991) mengkategorikan sifat

lingkungan hidup atas dasar: (1) Jenis dan jumlah masing-masing jenis unsur

lingkungan hidup tersebut, (2) hubungan atau interaksi antara unsur dalam

lingkungan hidup tersebut, (3) kelakuan atau kondisi unsur lingkungan hidup, dan

(4) faktor-faktor non-materil, seperti cahaya dan kebisingan.

Manusia berinteraksi dengan lingkungan hidupnya, yang dapat

mempengaruhi dan mempengaruhi oleh lingkungan hidupnya, membentuk dan

dibentuk oleh lingkungan hidupnya. Hubungan manusia dengan lingkungan

hidupnya adalah sirkuler, berarti jika terjadi perubahan pada lingkungan hidupnya

maka manusia akan terpengaruh.

Page 12: DAYA DUKUNG ALAM SERTA DAMPAK INDUSTRI DAN TEKNOLOGI

12

Uraian ini dapat menjelaskan akibat yang ditimbulkan oleh adanya

pencemaran lingkungan, terutama terhadap kesehatan dan mutu hidup manusia.

Misalnya, akibat polusi asap kenderaan atau cerobong industri, udara yang

dipergunakan untuk bernafas oleh manusia yang tinggal di lingkungan itu akan

tercemar oleh gas CO (karbon monoksida). Berkaitan dengan paparan ini,

perlakuan manusia terhadap lingkungan akan mempengaruhi mutu lingkungan

hidupnya.

Konsep mutu lingkungan berbeda bagi tiap orang yang mengartikan dan

mempersepsikannya. Soemarwoto (1991) secara sederhana menerjemahkan

bahwa mutu lingkungan hidup diukur dari kerasannya manusia yang tinggal di

lingkungan tersebut, yang diakibatkan oleh terjaminnya perolehan rejeki, iklim

dan faktor alamiah lainnya.

Page 13: DAYA DUKUNG ALAM SERTA DAMPAK INDUSTRI DAN TEKNOLOGI

13

III. PEMBAHASAN

3.1. Pengelolaan Dampak Industri dan Teknologi Terhadap Degradasi

Lingkungan Hidup

Hampir setiap rencana usaha yang berpotensi dan menggunakan industri dan

teknologi menimbulkan dampak terhadap lingkungan, oleh karena itu diperlukan

upaya pengelolaan sehingga dampak yang timbul dapat ditoleransi lingkungan.

Untuk itu, pihak yang terkait wajib melakukan pengelolaan lingkungan pada

setiap tahap kegiatannya, sesuai dengan jenis dampak yang terjadi.

Dampak industri dan teknologi terhadap pencemaran dapat diklasifikasikan

dalam bermacam-macam bentuk menurut pola pengelompokannya :

1. Pengelompokan menurut bahan pencemar yang menghasilkan bentuk

pencemaran biologis, kimiawi, fisik, dan budaya

2. Pengelompokan menurut medium lingkungan menghasilkan bentuk

pencemaran udara, air, tanah, makanan, dan sosial

3. Pengelompokan menurut sifat sumber menghasilkan pencemaran dalam

bentuk primer dan sekunder

Namun apapun klasifikasi dari pencemaran lingkungan, pada dasarnya

terletak pada esensi kegiatan manusia yang mengakibatkan terjadinya kerusakan

yang merugikan masyarakat banyak dan lingkungan hidupnya.

Manusia memiliki kemampuan adaptasi yang tinggi terhadap

lingkungannya, secara hayati ataupun kultural, misalnya manusia dapat

menggunakan air yang tercemar dengan rekayasa teknologi (daur ulang) berupa

salinisasi, bahkan produknya dapat menjadi komoditas ekonomi. Tetapi untuk

mendapatkan mutu lingkungan hidup yang baik, agar dapat dimanfaatkan secara

optimal maka manusia diharuskan untuk mampu memperkecil resiko kerusakan

lingkungan.

Dalam memperkecil resiko kerusakan lingkungan, pengelolaan dilakukan

dengan pendekatan aspek sosial ekonomi, kelembagaan dan teknologi.

Pendekatan sosial ekonomi menjelaskan aspek sosial ekonomi. Pendekatan

kelembagaan menentukan lembaga yang terkait. Pendekatan teknologi

Page 14: DAYA DUKUNG ALAM SERTA DAMPAK INDUSTRI DAN TEKNOLOGI

14

menguraikan pilihan teknologi yang digunakan dalam upaya pengendalian

dampak lingkungan. Dari ketiga aspek tersebut dikombinasikan dalam satu

perencanaan pembangunan, biaya lingkungan sudah dimasukkan dalam anggaran

pembangunan. Jadi sejak awal pembangunan sampai selama proyek beroperasi,

dampak lingkungan ditangani dengan serius dan dilakukan secara terus-menerus,

supaya kualitas lingkungan yang baik dapat terwujud.

Dalam UU RI No 23 tahun 1997 dijelaskan bahwa sasaran pengelolaan

lingkungan hidup, yaitu:

1. Tercapainya keselarasan, keserasian, dan keseimbangan antara

manausia dan lingkungan hidup.

2. Terwujudnya manusia Indonesia sebagai insan lingkungan hidup yang

memiliki sikap dan tindak melindungi dan membina lingkungan hidup

3. Terjaminnya kepentingan generasi masa kini dan generasi masa depan.

4. Terjaminnya kelestarian fungsi lingkungan hidup.

5. Terkendalinya kelestarian fungsi lingkungan hidup.

6. Terlindunginya Negara Kesatuan Republik Indonesia terhadap dampak

usaha atau kegiatan di luar wilayah Negara yang menyebabkan pencemaran dan

perusakan lingkungan hidup.

Dengan demikian, pengelolaan lingkungan dilakukan bertujuan agar

manusia tetap bertahan hidup (suvival). Hakekatnya manusia telah bertahan sejak

awal peradaban hingga kini, tetapi peralihan dan revolusi besar yang melanda

umat manusia akibat kemajuan pembangunan, teknologi, iptek, dan industri, serta

revolusi sibernitika, menghantarkan manusia untuk tetap mampu menggoreskan

sejarah kehidupan, akibat relasi kemajuan yang bersinggungan dengan lingkungan

hidupnya. Karena jika tidak mampu menghadapi berbagai tantangan yang muncul

dari permasalahan lingkungan, maka kemajuan yang telah dicapai terutama berkat

daya tarik teknologi akan mengancam kelangsungan hidup manusia.

3.2. Cara Menyikapi Masalah Degradasi Lingkungan Akibat Dampak

Industri dan Teknologi

Dalam menyikapi terjadinya pencemaran atau degradasi lingkungan akibat

industri dan teknologi, perlu adanya itikad yang kuat dan kesamaan persepsi

Page 15: DAYA DUKUNG ALAM SERTA DAMPAK INDUSTRI DAN TEKNOLOGI

15

dalam lingkungan hidup sebagai upaya-upaya yang dilakukan dalam

pembangunan ekonomi (Hastuti, 2011). Pengelolaan lingkungan hidup dapatlah

diartikan sebagai usaha secara sadar untuk memelihara atau memperbaiki mutu

lingkungan agar kebutuhan dasar kita dapat terpenuhi dengan sebaik-baiknya.

Menurut Eka Puji Hastuti (2011), pada umumnya permasalahan kerusakan

lingkungan hidup yang terjadi dapat diatasi dengan cara sebagai berikut:

1. Menerapkan penggunaan teknologi yang ramah lingkungan pada

pengelolaan sumber daya alam

2. Memberikan kewenangan dan tanggung jawab secara bertahap

terhadap pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup.

3. Pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup secara bertahap

dapat dilakukan dengan cara membudayakan masyarakat dan kekuatan ekonomi.

4. Ikut serta dalam rangka menanggulangi permasalahan lingkungan

global.

5. Untuk mengurangi aliran permukaan serta untuk meningkatkan

resapan air sebagia air tanah, maka diperlukan pembuatan lahan dan sumur

resapan.

6. Reboisasi di daerah pegunungan, dimana daerah tersebut berfungsi

sebagai reservoir air, tata air, peresapan air, dan keseimbangan lingkungan.

7. Mengelolaan limbah dengan menggunakan konsep daur ulang dengan

cara sebagai berikut:

a. Melakukan pengelompokan dan pemisahan limbah terlebih dahulu.

b. Pengelolaan limbah menjadi barang yang bermanfaat serta memilki

nilai ekonomis.

c. Dalam pengolahan limbah juga harus mengembangkan penggunaan

teknologi.

Page 16: DAYA DUKUNG ALAM SERTA DAMPAK INDUSTRI DAN TEKNOLOGI

16

IV. KESIMPULAN

Adapun yang menjadi kesimpulan dari pemaparan di atas, sebagai berikut:

1. Pencemaran dapat diklasifikasikan dalam bermacam-macam

bentuk menurut pola pengelompokannya :

a. Pengelompokan menurut bahan pencemar

b. Pengelompokan menurut medium lingkungan

c. Pengelompokan menurut sifat sumber menghasilkan pencemaran

2. Dalam memperkecil resiko kerusakan lingkungan, pengelolaan

dilakukan dengan pendekatan aspek sosial ekonomi, kelembagaan dan teknologi,

supaya kualitas lingkungan yang baik dapat terwujud.

3. Jika kita ingin menyelamatkan lingkungan hidup akibat industri

dan teknologi, maka perlu adanya itikad yang kuat dan kesamaan persepsi pada

pengelolaan lingkungan hidup sebagai upaya-upaya yang dilakukan dalam

pembangunan ekonomi.

Page 17: DAYA DUKUNG ALAM SERTA DAMPAK INDUSTRI DAN TEKNOLOGI

17

DAFTAR PUSTAKA

Adiningsih, Sri. 2009. “Pembangunan Berkelanjutan Ditinjau dari Aspek

Ekonomi”, Artikel Kepala Pusat Studi Asia Pasifik UGM. Yogyakarta.

Al-Rasyd H., dan T. Samingan. 1980. Pendekatan Pemecahan Masalah

Kerusakan Sumberdaya Tanah dan Air Daerah Aliran Sungai Dipandang dari

Segi Ekologi. Laporan No. 300. Lembaga Penelitian Hutan. Bogor

Anonim. 2011. Undang Undang No. 23 Tahun 1997 Tentang : Pengelolaan

Lingkungan Hidup. Kementrian Lingkungan Hidup Republik Indonesia.

http://landspatial.bappenas.go.id/peraturan/the_file/UU-2397.pdf. Diakses tanggal

23 september pukul 16.06 WIB

Boediono. 2011. Pertubuhan Ekonomi.

http://www.pdfwindows.com/goto?=http://repository.usu.ac.id/bitstream/12

3456789/16387/4/Chapter%20II.pdf. Diakses tanggal 23 september pukul 15.33

WIB.

Dahlan. 2011. Lingkungan Hidup.

http://www.scribd.com/doc/35708892/LINGKUNGAN-HIDUP. Diakses

tanggal 23 september pukul 15.22 WIB.

Hastuti, Eka Puji. 2011. Peran Masyarakat Dalam Menyikapi Kerusakan

Lingkungan Akibat Limbah Industri.

http://www.atbbatam.com/site/download/juara_1_MHS.pdf. Diakses

tanggal 23 september pukul 14.23 WIB.

Kuncoro, Mudrajad. 2006. Ekonomi Pembangunan :Teori, Masalah dan

Kebijakan. UPP STIM YKPN. Yogyakarta.

Mankiw, N.Gregory. 2007. Makroekonomi. Edisi 6. PT Erlangga. Jakarta

Notohadiprawiro, Tejoyuwono. 2006. Pengelolaan Sumber Daya Tanah

Untuk Pengembangan Sektor Industri. Prasaran dalam Seminar Sumber Daya

Alam. PAU Studi Ekonomi UGM. Yogyakarta.

Purwaningsih, Yunastiti. 2009. “Metodologi Penelitian”. Modul Kuliah

Staff Pengajar Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret. Surakarta.

Page 18: DAYA DUKUNG ALAM SERTA DAMPAK INDUSTRI DAN TEKNOLOGI

18

Raharjo, Mugi. 2008. Valuasi Ekonomi Sumber Daya Alam dan

Lingkungan. CakraBooks. Solo

Sitorus, Henry. 2004. Analisis Resiko Lingkungan Dari Pengelolaan

Limbah Pabrik Tahu Dengan Kayu Apu.

http://www.its.ac.id/personal/files/pub/2090-ali-masduqi-

arl_limbah_tahu.pdf. Diakses tanggal 23 september pukul 15.18 WIB.

Sitorus, Henry. 2004. Kerusakan Lingkungan Oleh Limbah Industri Adalah

Masalah Itikad. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3836/1/ssiologi-

henry.pdf. Diakses tanggal 23 september pukul 14.11 WIB.

Soemarwoto, Otto. 1991. Ekologi Lingkungan Hidup dan Pembangunan.

Penerbit Djambatan. Jakarta.

Soemarwoto, Otto. 1992. Analisis Dampak Lingkungan. Penerbit

Djambatan. Jakarta.

Soerjani, Mohammad. 1996. Permasalahan lingkungan hidup dalam tinjauan

Filosofis ekologis dalam Sudjana, Eggi dan Burhan, Latif (ed.). Upaya

Penyamaan Persepsi, Kesadaran dan Penataan terhadap pemecahan Masalah

Lingkungan Hidup. CIDES. Jakarta.

Soeryono, R. 1979. Kegiatan dan Masalah Kehutanan Dalam DAS. Dalam

Proceedings Pertemuan Diskusi Pengelolaan DAS DITSI. Jakarta.

Sukanto. 1996. Lingkungan Sistem Alami dan Pembangunan, Pedoman

Penilaian Ekonomi. BPFE. Yogyakarta.