data data
TRANSCRIPT
![Page 1: Data Data](https://reader038.vdokumen.com/reader038/viewer/2022110210/55cf9b57550346d033a5af29/html5/thumbnails/1.jpg)
52
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Analisis Data Hasil Uji Instrumen
Sebelum instrumen soal digunakan dalam penelitian, maka instrumen
yang telah dibuat oleh peneliti diujicobakan terlebih dahulu kepada siswa yang
telah mempelajari materi Algoritma dan Pemrograman yakni di kelas XI di
sekolah berbeda yang bukan merupakan subjek penelitian. Tujuan dari
dilakukannya uji coba instrumen ini adalah untuk mengetahui kelayakan soal yang
digunakan dalam penelitian, yang ditinjau dari segi validitas, reliabilitas, daya
pembeda, dan taraf kesukaran soal.
Instrumen yang diujicobakan merupakan tes hasil belajar yaitu terdiri
dari 15 soal pilihan ganda dan 4 essay, dimana untuk soal bertipe pilihan ganda
setiap jawaban yang benar akan mendapat skor 1 dan jika jawaban salah atau tidak
menjawab maka akan mendapat skor 0. Sedangkan jika menjawab dengan benar
untuk soal berbentuk essay, soal nomor 1 mendapat skor 10, soal nomor 2
mendapat skor 5, soal nomor 3 mendapat skor 15, dan nomor 4 mendapat skor 20.
Nilai total untuk pilihan ganda jika menjawab seluruh soal dengan benar maka
akan memperoleh skor 15. Nilai total essay secara keseluruhan jika menjawab
dengan benar maka akan mendapat skor 50.
Berdasarkan uji coba yang telah dilakukan pada instrumen penelitian,
didapat koefisien reliabilitas soal pretes pilihan ganda 0,78 yang berarti memiliki
![Page 2: Data Data](https://reader038.vdokumen.com/reader038/viewer/2022110210/55cf9b57550346d033a5af29/html5/thumbnails/2.jpg)
53
interpretasi reliabilitas tinggi. Untuk koefisien reliabilitas soal postes pilihan
ganda diperoleh 0,76 yang berarti memiliki interpretasi reliabilitas tinggi. Untuk
koefisien reliabilitas soal pretes essay diperoleh 0,94 yang berarti memiliki
interpretasi reliabilitas sangat tinggi. Sedangkan untuk koefisien reliabilitas soal
postes essay diperoleh 0,93 yang berarti memiliki interpretasi reliabilitas sangat
tinggi. Dari penjelasan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa semua instrumen
layak digunakan dalam penelitian.
Perhitungan selengkapnya hasil uji instrumen untuk uji validitas dapat
dilihat pada Lampiran C.1 halaman 179. Untuk penghitungan reliabilitas dapat
dilihat pada Lampiran C.2 halaman 183. Untuk penghitungan taraf kesukaran
dapat dilihat pada Lampiran C.3 halaman 184. Untuk penghitungan daya pembeda
dapat dilihat pada Lampiran C.4 halaman 186.
4.2 Analisis Data Hasil Penelitian
Data yang diambil dari lapangan merupakan data yang masih mentah,
agar data tersebut dapat lebih bermakna dan dapat memberikan gambaran nyata
mengenai permasalahan yang diteliti, maka data harus diolah terlebih dahulu
sehingga dapat memberikan arah untuk pengkajian lebih lanjut yaitu menganalisis
data hasil penelitian. Hasil penelitian yang diperoleh didapatkan berdasar nilai tes
pretes dan postes hasil belajar ranah kognitif dan nilai tes ranah psikomotor
(praktikum) dengan menggunakan instrumen penelitian. Kemudian dilakukan
pengujian hipotesis berdasar data nilai yang didapat.
![Page 3: Data Data](https://reader038.vdokumen.com/reader038/viewer/2022110210/55cf9b57550346d033a5af29/html5/thumbnails/3.jpg)
54
4.2.1 Analisis Data Pretes
Adapun tujuan dilakukan pretes ini adalah untuk mengetahui seberapa
besar kemampuan dan pengetahuan awal siswa pada masing-masing kelas yakni
kelas kontrol dan kelas eksperimen mengenai materi yang akan diberikan, serta
untuk mengetahui sejauh mana kesiapan siswa dalam menerima materi yang akan
diberikan oleh peneliti. Pretes dilakukan kepada masing-masing kelas sebelum
diberikan perlakuan (treatment). Setelah dilakukan pengolahan data maka
diperoleh hasil statistik deskriptif data nilai pretes kelas kontrol dan eksperimen,
yang tergambar pada tabel dibawah ini :
Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Data Pretes
Kelas N Nilai Total
Xmin Xmax Rerata S2 SD
Eksperimen 33 243 2 15 7,45 10,19 3,19 Kontrol 33 297 3 17 8,55 12,07 3,48
Berdasarkan data Tabel 4.1, diketahui bahwa rata-rata nilai siswa kelas
kontrol adalah 8,55 dan kelas eksperimen adalah 7,45. Sedangkan standar deviasi
(simpangan baku) untuk kelas kontrol adalah 3,48 dan untuk kelas eksperimen
adalah 3,19. Dilihat dari nilai rata-rata dan standar deviasi dapat disimpulkan
bahwa saat pretes dilakukan kelas kontrol memiliki kemampuan yang lebih tinggi
dibandingkan kelas eksperimen atau kemampuan awal siswa kelas kontrol lebih
tinggi daripada kelas eksperimen. Berikut ini data perbandingan nilai rata-rata
pretes siswa kelas kontrol dan eksperimen yang digambarkan melalui grafik :
![Page 4: Data Data](https://reader038.vdokumen.com/reader038/viewer/2022110210/55cf9b57550346d033a5af29/html5/thumbnails/4.jpg)
55
Diagram 4.1 Grafik Rata-Rata Pretes
Di bawah ini merupakan grafik perbandingan nilai pretes siswa kelas
eksperimen dan kelas kontrol :
Diagram 4.2 Grafik Nilai Pretes Kelas Eksperimen dan kelas Kontrol
![Page 5: Data Data](https://reader038.vdokumen.com/reader038/viewer/2022110210/55cf9b57550346d033a5af29/html5/thumbnails/5.jpg)
56
a. Uji Normalitas
Uji normalitas berfungsi untuk mengetahui apakah data yang kita
gunakan berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dilakukan dengan
menggunakan metode chi-kuadrat, sehingga diperoleh data sebagai berikut :
Tabel 4.2 Uji Normalitas Data Pretes
Kelas Rerata SD χ2hitung χ2tabel Kesimpulan Eksperimen 7,45 3,19 2,46
7,815 Terdistribusi Normal
Kontrol 8,55 3,48 2,67 Terdistribusi Normal
Berdasarkan perhitungan uji normalitas maka pada kelas kontrol
diperoleh χ2hitung = 2,67 dan pada kelas eksperimen diperoleh χ2hitung = 2,46.
Dengan membandingkan χ2hitung pada χ2tabel pada taraf signifikansi α = 0,05
diketahui χ2tabel = 7,815 maka diperoleh χ2hitung < χ2tabel, sehingga dapat
disimpulkan bahwa kedua data tersebut berdistribusi normal.
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk menentukan apakah kedua kelas
memiliki penguasaan yang sama atau homogen, atau mempunyai varians yang
sama. Berikut ini adalah data uji homogenitas berdasarkan perhitungan yang
dilakukan :
Tabel 4.3 Uji Homogenitas Data Pretes
Kelas SD S2 Fhitung Ftabel Kesimpulan Eksperimen 3,19 10,19
1,18 1,81 Homogen Kontrol 3,47 12,07
![Page 6: Data Data](https://reader038.vdokumen.com/reader038/viewer/2022110210/55cf9b57550346d033a5af29/html5/thumbnails/6.jpg)
57
Berdasarkan data Tabel 4.3 diketahui bahwa pada taraf signifikansi α =
0,05 diperoleh Fhitung < Ftabel. Sehingga dapat disimpulkan bahwa data tersebut
berasal dari populasi dengan varians yang sama (homogen).
c. Uji Perbedaan Dua Rata-Rata
Uji perbedaan dua rata-rata dalam penelitian ini menggunakan uji-t.
Hipotesis dalam pengujian perbedaan dua rata-rata dirumuskan sebagai berikut:
H0 : Tidak ada perbedaan nilai pretes antara kelas eksperimen yang
menggunakan model pembelajaran Quantum Learning tipe Kinesthetic
dengan kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran konvensional.
H1 : Terdapat perbedaan nilai pretes kelas eksperimen yang
menggunakan model pembelajaran Quantum Learning tipe Kinesthetic
dibandingkan dengan kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran
konvensional.
Pengujian dilakukan menggunakan taraf signifikansi α = 0,05 dengan
kriteria pengujian sebagai berikut :
Ho = - ttabel ≤ thitung ≤ ttabel
H1 = - ttabel > thitung > ttabel
Berdasarkan pengujian statistik dengan menggunakan uji-t diperoleh
thitung = 1,33 dan ttabel = 1,69. Ini berarti bahwa H0 diterima. Sehingga dapat
diambil suatu kesimpulan dari uji hipotesis di atas bahwa tidak ada perbedaan
nilai pretes kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran Quantum
Learning tipe Kinesthetic dengan kelas kontrol yang menggunakan model
![Page 7: Data Data](https://reader038.vdokumen.com/reader038/viewer/2022110210/55cf9b57550346d033a5af29/html5/thumbnails/7.jpg)
58
pembelajaran konvensional. Dapat dikatakan pula bahwa kemampuan awal kelas
eksperimen dengan kelas kontrol adalah sama.
4.2.2 Analisis Data Postes
Postes dilakukan untuk mengetahui hasil akhir nilai siswa setelah
diberikan perlakuan (treatment) baik itu pada kelas eksperimen maupun pada
kelas kontrol. Berikut ini adalah data analisis statistik deskriptif data nilai postes
kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Tabel 4.4 Statistik Deskriptif Data Postes
Kelas N Nilai Total Xmin Xmax Rerata S2 SD
Eksperimen 33 2472 43 94 75,18 182,40 13,51 Kontrol 33 946 14 54 28,67 72,48 8,51
Dari data Tabel 4.4 dapat diketahui bahwa terdapat kenaikan pada nilai
postes baik itu kelas eksperimen maupun kelas kontrol jika dibandingkan dengan
nilai pretes. Rata-rata nilai postes kelas eksperimen adalah 75,18 dan kelas kontrol
28,67. Begitu juga dengan standar deviasi pada kelas eksperimen yakni sebesar
13,51 dan kelas kontrol 8,51. Berdasarkan tabel di atas pula dapat diketahui
bahwa kelas eksperimen mengalami kenaikan rata-rata yang cukup besar dari nilai
pretes jika dibandingkan dengan kelas kontrol. Berikut ini adalah grafik rerata
nilai postes kelas eksperimen dan kelas kontrol:
![Page 8: Data Data](https://reader038.vdokumen.com/reader038/viewer/2022110210/55cf9b57550346d033a5af29/html5/thumbnails/8.jpg)
59
Diagram 4.3 Grafik Rata-Rata Postes
Di bawah ini merupakan grafik perbandingan nilai postes siswa kelas
eksperimen dan kelas kontrol:
Diagram 4.4 Grafik Nilai Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
![Page 9: Data Data](https://reader038.vdokumen.com/reader038/viewer/2022110210/55cf9b57550346d033a5af29/html5/thumbnails/9.jpg)
60
a. Uji Normalitas
Pada postes juga dilakukan uji normalitas terhadap nilai siswa di kelas
kontrol dan eksperimen. Berikut ini adalah analisis data yang diperoleh:
Tabel 4.5 Uji Normalitas Data Postes
Kelas Rerata SD χ2hitung χ2tabel Kesimpulan Eksperimen 75,18 13,51 6,87
7,815 Terdistribusi Normal
Kontrol 28,67 8,51 6,40 Terdistribusi Normal
Dari data di atas diketahui χ2hitung kelas kontrol adalah 6,40 dan χ2hitung
kelas eksperimen adalah 6,87. Dengan membandingkan χ2hitung pada χ2tabel pada
taraf signifikansi α = 0,05 diperoleh χ2hitung < χ2tabel sehingga dapat disimpulkan
bahwa kedua data tersebut berdistribusi normal.
b. Uji Homogenitas
Pada penghitungan uji homogenitas nilai postes siswa kelas eksperimen
dan kelas kontrol diperoleh data sebagai berikut :
Tabel 4.6 Uji Homogenitas Data Postes
Kelas SD S2 Fhitung Ftabel Kesimpulan Eksperimen 13,51 182,40
0,40 1,81 Homogen Kontrol 8,51 72,48
Berdasarkan tabel di atas diketahui nilai Fhitung adalah 0,40 dan nilai Ftabel
adalah 1,81. Pada taraf signifikansi α = 0,05 diperoleh Fhitung < Ftabel. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa data tersebut berasal dari populasi dengan varians yang
sama (homogen).
![Page 10: Data Data](https://reader038.vdokumen.com/reader038/viewer/2022110210/55cf9b57550346d033a5af29/html5/thumbnails/10.jpg)
61
c. Uji Perbedaan Dua Rata-Rata
Uji perbedaan dua rata-rata dalam penelitian ini menggunakan uji-t.
Hipotesis dalam pengujian perbedaan dua rata-rata dirumuskan sebagai berikut:
H0 : Hasil belajar antara kelas eksperimen yang menggunakan model
pembelajaran Quantum Learning tipe Kinesthetic tidak lebih baik
dibandingkan dengan kelas kontrol yang menggunakan model
pembelajaran konvensional.
H1 : Hasil belajar kelas eksperimen yang menggunakan model
pembelajaran Quantum Learning tipe Kinesthetic lebih baik dibandingkan
dengan kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran
konvensional.
Pengujian dilakukan menggunakan taraf signifikansi α = 0,05 dengan
kriteria pengujian sebagai berikut :
Ho = - ttabel ≤ thitung ≤ ttabel
H1 = - ttabel > thitung > ttabel
Berdasarkan pengujian statistik dengan menggunakan uji-t diperoleh
thitung = 16,74 dan ttabel = 1,69. Ini berarti bahwa H1 diterima. Sehingga dapat
diambil suatu kesimpulan dari uji hipotesis di atas bahwa terdapat perbedaan nilai
postes kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran Quantum
Learning tipe Kinesthetic dengan kelas kontrol yang menggunakan model
pembelajaran konvensional. Dapat dikatakan pula bahwa hasil belajar kelas
eksperimen yang menggunakan model pembelajaran Quantum Learning tipe
![Page 11: Data Data](https://reader038.vdokumen.com/reader038/viewer/2022110210/55cf9b57550346d033a5af29/html5/thumbnails/11.jpg)
62
Kinesthetic lebih baik dibandingkan dengan kelas kontrol yang menggunakan
model pembelajaran konvensional.
4.2.3 Analisis Data Praktikum
Data praktikum yang diambil dari lapangan berdasarkan penskoran dan
interpretasi hasil belajar berupa rubrik yang telah dibuat sebelumnya oleh peneliti.
Poin penilaian psikomotor terdiri dari 10 poin. Setiap poin penilaiannya memiliki
bobot yang berbeda sesuai dengan tingkat kesukaran tes. poin 1 sampai 3
memiliki bobot 15%, Poin 4 sampai 6 memiliki bobot 25%, poin 7 sampai 10
memiliki bobot 60%. Untuk mengetahui kriteria penilaian lebih lanjut dapat
dilihat pada Lampiran B.4 halaman 159. Agar penilaian lebih objektif, peneliti
membuat kriteria penilaian berdasarkan bobot. Berikut ini skor penilaian rubrik
beserta interpretasinya :
Tabel 4.7 Interpretasi Rata-rata Bobot 15%
Rentang Bobot 15% Interpretasi 1,00 ≤ R ≤ 1,50 Sangat Tidak Tepat 1,50 < R ≤ 2,50 Tidak Tepat 2,50 < R ≤ 3,50 Agak Tepat 3,50 < R ≤ 4,50 Tepat 4,50 ≤ R ≤ 5,00 Sangat Tepat
Tabel 4.8 Interpretasi Rata-rata Bobot 25%
Rentang Bobot 25% Interpretasi 1,70 ≤ R ≤ 2,50 Sangat Tidak Tepat 2,50 < R ≤ 3,60 Tidak Tepat 3,70 < R ≤ 5,30 Agak Tepat 5,40 < R ≤ 7,00 Tepat 7,00 ≤ R ≤ 8,30 Sangat Tepat
![Page 12: Data Data](https://reader038.vdokumen.com/reader038/viewer/2022110210/55cf9b57550346d033a5af29/html5/thumbnails/12.jpg)
63
Tabel 4.9 Interpretasi Rata-rata Bobot 60%
Rentang Bobot 60% Interpretasi 3,00 ≤ R ≤ 4,50 Sangat Tidak Tepat 4,50 < R ≤ 7,50 Tidak Tepat 7,50 < R ≤ 10,50 Agak Tepat 10,50 < R ≤ 13,50 Tepat 13,50 ≤ R ≤ 15,00 Sangat Tepat
Sedangkan pada Tabel 4.10 digambarkan lebih lanjut mengenai
penyebaran jumlah siswa pada masing-masing skor rubrik penilaian pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol.
Tabel 4.10 Persentase Penyebaran Skala Penilaian Psikomotor Siswa
Skala 1 2 3 4 5 Eksperimen (N) 0 0 0 17 16
Persentase 0% 0% 0% 51,52% 48,48%
Kontrol (N) 0 7 24 2 0
Persentase 0% 21,21% 72,73% 6,06% 0%
Berikut ini adalah diagram penyebaran kemampuan psikomotor:
Diagram 4.5 Grafik Penyebaran Kemampuan Psikomotor Siswa
![Page 13: Data Data](https://reader038.vdokumen.com/reader038/viewer/2022110210/55cf9b57550346d033a5af29/html5/thumbnails/13.jpg)
64
Berdasarkan perhitungan rubrik penilaian masing-masing kemampuan
psikomotor siswa baik pada kelas ekperimen maupun kelas kontrol maka didapat
rata-rata kemampuan psikomotor kelas eksperimen sebesar 4,51 yang masuk
dalam kategori sangat tepat dan kemampuan psikomotor kelas kontrol sebesar
2,73 yang masuk dalam kategori agak tepat.
Tabel 4.11 Rata-rata Kemampuan Psikomotor Siswa
Kelas Rata-rata Eksperimen 4,51 Kontrol 2,73
Berikut ini digambarkan perbandingan rata-rata kemampuan psikomotor
siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol :
Diagram 4.6 Grafik Rata-Rata Kemampuan Psikomotor
![Page 14: Data Data](https://reader038.vdokumen.com/reader038/viewer/2022110210/55cf9b57550346d033a5af29/html5/thumbnails/14.jpg)
65
Rubrik skor penilaian selengkapnya untuk kelas eksperimen dan kelas
kontrol dapat dilihat lebih lanjut pada Tabel D.1.3 halaman 192 dan Tabel D.2.3
halaman 197.
Sementara itu untuk mengetahui tingkat kemampuan rata-rata kelas
eksperimen dan kelas kontrol pada masing-masing poin penilaian maka dilakukan
penghitungan rata-rata skala yang diperoleh berdasarkan jumlah seluruh nilai per
poin yang diperoleh pada tiap kelas kemudian dibagi banyaknya jumlah siswa
pada masing-masing kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Untuk lebih jelas mengetahui tingkat interpretasi pada masing-masing
poin penilaian psikomotor pada kelas eksperimen dapat di lihat pada Tabel 4.12
berikut ini :
Tabel 4.12 Rata-rata Skala Tiap Poin Penilaian Pada Kelas Eksperimen
No. Rata-rata Interpretasi
1 4.82 Sangat Tepat
2 4.91 Sangat Tepat
3 4.73 Sangat Tepat
4 7.68 Sangat Tepat
5 7.60 Sangat Tepat
6 7.74 Sangat Tepat
7 13.82 Sangat Tepat
8 13.55 Sangat Tepat
9 13.18 Tepat
10 12.09 Tepat
Pada kelas eksperimen umumnya siswa telah mampu menyelesaikan tes
praktikum dalam skala interpretasi sangat tepat, hal ini juga didukung oleh data
![Page 15: Data Data](https://reader038.vdokumen.com/reader038/viewer/2022110210/55cf9b57550346d033a5af29/html5/thumbnails/15.jpg)
66
yang telah disajikan sebelumnya yaitu rata-rata kemampuan psikomotor siswa
kelas eksperimen sebesar 4,51 yang masuk dalam kategori sangat tepat.
Pada kelas kontrol juga dilakukan hal yang sama, yakni dilakukan
interpretasi pada masing-masing poin penilaian psikomotor berdasarkan rata-rata
skala yang diperoleh berdasarkan penghitungan yang telah dilakukan. Hasil
penghitungan tersebut digambarkan pada Tabel 4.13 berikut ini :
Tabel 4.13
Rata-rata Skala Tiap Poin Penilaian Pada Kelas Kontrol
No. Rata-rata Interpretasi
1 4.73 Sangat Tepat
2 4.18 Tepat
3 4.00 Tepat
4 5.63 Tepat
5 5.78 Tepat
6 5.28 Agak Tepat
7 7.18 Tidak Tepat
8 6.09 Tidak Tepat
9 6.00 Tidak Tepat
10 5.73 Tidak Tepat
Berdasarkan data Tabel 4.13 dapat disumpulkan bahwa pada kelas
kontrol umumnya siswa belum mampu menyelesaikan tes praktikum dengan baik,
hal ini juga didukung oleh data yang telah disajikan sebelumnya yaitu rata-rata
kemampuan psikomotor siswa kelas eksperimen sebesar 2,73 yang masuk dalam
kategori tidak tepat. Untuk melihat lebih jelas perbandingan poin penilaian
psikomotor antara kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada Diagram
4.7 di bawah ini :
![Page 16: Data Data](https://reader038.vdokumen.com/reader038/viewer/2022110210/55cf9b57550346d033a5af29/html5/thumbnails/16.jpg)
67
Diagram 4.7 Grafik Perbandingan Poin Penilaian Psikomotor
Untuk mendukung data yang disajikan berdasarkan skala dan kriteria
melalui rubrik penilaian, maka dilakukan uji normalitas, uji homogenitas dan uji
perbedaan dua rata-rata pada nilai praktikum yang diperoleh saat penelitian.
Analisis data praktikum dilakukan berdasarkan nilai praktikum yang
telah diperoleh siswa baik itu kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Analisis ini
dilakukan untuk mengetahui perbedaan kemampuan psikomotor pada masing-
masing kelas yakni kelas eksperimen dan kontrol. Berikut ini adalah data analisis
statistik deskriptif data nilai praktikum kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Tabel 4.14 Statistik Deskriptif Data Praktikum
Kelas N Nilai Total
Xmin Xmax Rerata S2 SD
Eksperimen 33 2974 77 97 89,11 40,12 6,33 Kontrol 33 1802 35 76 53,91 71,27 8,44
![Page 17: Data Data](https://reader038.vdokumen.com/reader038/viewer/2022110210/55cf9b57550346d033a5af29/html5/thumbnails/17.jpg)
68
Rata-rata nilai praktikum yang diperoleh masing-masing kelas
eksperimen dan kelas kontrol berturut-turut adalah 89,11dan 53,91. Sedangkan
standar deviasi yang diperoleh masing-masing kelas eksperimen dan kelas kontrol
berturut-turut adalah 6,33 dan 8,44. Berdasarkan nilai rerata yang diperoleh
masing-masing kelas maka dapat disimpulkan bahwa nilai praktikum kelas
eksperimen lebih baik dibandingkan dengan kelas kontrol. Berikut ini adalah
grafik rerata nilai praktikum kelas eksperimen dan kelas kontrol :
Diagram 4.8 Grafik Rata-Rata Nilai Praktikum
Di bawah ini merupakan grafik perbandingan nilai praktikum siswa kelas
eksperimen dan kelas kontrol :
![Page 18: Data Data](https://reader038.vdokumen.com/reader038/viewer/2022110210/55cf9b57550346d033a5af29/html5/thumbnails/18.jpg)
69
Diagram 4.9 Grafik Nilai Praktikum Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
a. Uji Normalitas
Pada data praktikum juga dilakukan uji normalitas terhadap nilai siswa di
kelas kontrol dan eksperimen. Berikut ini adalah analisis data yang diperoleh :
Tabel 4.15 Uji Normalitas Data Praktikum
Kelas Rerata SD χ2hitung χ2tabel Kesimpulan Eksperimen 89,11 6,33 6,67
7,815 Terdistribusi Normal
Kontrol 53,91 8,44 6,69 Terdistribusi Normal
Dengan membandingkan χ2hitung pada χ2tabel pada taraf signifikansi α =
0,05 diperoleh χ2hitung < χ2tabel sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua data
tersebut berdistribusi normal.
b. Uji Homogenitas
Pada penghitungan uji homogenitas nilai praktikum siswa kelas
eksperimen dan kelas kontrol diperoleh data sebagai berikut :
![Page 19: Data Data](https://reader038.vdokumen.com/reader038/viewer/2022110210/55cf9b57550346d033a5af29/html5/thumbnails/19.jpg)
70
Tabel 4.16 Uji Homogenitas Data Praktikum
Kelas SD S2 Fhitung Ftabel Kesimpulan Eksperimen 6,33 40,12
1,78 1,81 Homogen Kontrol 8,44 71,27
Berdasarkan Tabel 4.16 di atas diketahui nilai Fhitung adalah 1,78 dan nilai
Ftabel adalah 1,81. Pada taraf signifikansi α = 0,05 diperoleh Fhitung < Ftabel.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa data tersebut berasal dari populasi dengan
varians yang sama (homogen).
c. Uji Perbedaan Dua Rata-Rata
Uji perbedaan dua rata-rata dalam penelitian ini menggunakan uji-t.
Hipotesis dalam pengujian perbedaan dua rata-rata dirumuskan sebagai berikut:
H0 : Tidak ada perbedaan kemampuan psikomotor antara kelas
eksperimen yang menggunakan model pembelajaran Quantum Learning
tipe Kinesthetic dengan kelas kontrol yang menggunakan model
pembelajaran konvensional.
H1 : Terdapat perbedaan kemampuan psikomotor kelas eksperimen
yang menggunakan model pembelajaran Quantum Learning tipe
Kinesthetic dengan kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran
konvensional.
Pengujian dilakukan menggunakan taraf signifikansi α = 0,05 dengan
kriteria pengujian sebagai berikut :
Ho = - ttabel ≤ thitung ≤ ttabel
![Page 20: Data Data](https://reader038.vdokumen.com/reader038/viewer/2022110210/55cf9b57550346d033a5af29/html5/thumbnails/20.jpg)
71
H1 = - ttabel > thitung > ttabel
Berdasarkan pengujian statistik dengan menggunakan uji-t diperoleh
thitung = 19,16 dan ttabel = 1,69. Ini berarti bahwa H1 diterima. Sehingga dapat
diambil suatu kesimpulan dari uji hipotesis di atas bahwa terdapat perbedaan
kemampuan psikomotor kelas eksperimen yang menggunakan model
pembelajaran Quantum Learning tipe Kinesthetic dengan kelas kontrol yang
menggunakan metode konvensional. Dapat dikatakan pula bahwa kemampuan
psikomotor kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran
Quantum Learning tipe Kinesthetic lebih baik dibandingkan dengan kelas
kontrol yang menggunakan metode konvensional.
4.2.4 Analisis Indeks Gain Ternormalisasi
Analisis indeks gain dilakukan untuk mengetahui seberapa besar
perbedaan perubahan peningkatan kemampuan pada kelas eksperimen dan kelas
kontrol. Berikut ini adalah data rata-rata indeks gain ternormalisasi kelas
eksperimen dan kelas kontrol :
Tabel 4.17 Rata-Rata Indeks Gain Ternormalisasi
Kelas Rata-Rata Gain Kriteria Indeks Kontrol 0,21 Rendah Eksperimen 0,73 Tinggi
Berdasarkan data pada Tabel 4.17 maka dapat disimpulkan bahwa indeks
gain ternormalisasi kelas eksperimen lebih baik dibandingkan dengan kelas
kontrol. Berikut ini adalah grafik rerata gain ternormalisasi kelas eksperimen dan
kelas kontrol :
![Page 21: Data Data](https://reader038.vdokumen.com/reader038/viewer/2022110210/55cf9b57550346d033a5af29/html5/thumbnails/21.jpg)
72
Diagram 4.10 Grafik Rata-Rata Indeks Gain Ternormalisasi
Di bawah ini merupakan grafik perbandingan indeks gain siswa kelas
eksperimen dan kelas kontrol :
Diagram 4.11 Grafik Indeks Gain Ternormalisasi Kelas Eksperimen dan kelas Kontrol
![Page 22: Data Data](https://reader038.vdokumen.com/reader038/viewer/2022110210/55cf9b57550346d033a5af29/html5/thumbnails/22.jpg)
73
4.2.5 Hasil Analisis Observasi
Observasi yang dilakukan sebanyak 3 kali pertemuan yang telah
dirancang sebelumnya di dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
Berdasarkan data yang diperoleh dari observer dapat dilihat bahwa model
pembelajaran Quantum Learning tipe Kinesthetic mampu meningkatkan
kemampuan siswa baik itu dalam ranah kognitif maupun psikomotor. Agar dapat
melakukan penelitian dengan baik serta sesuai dengan tahapan model
pembelajaran yang digunakan maka peneliti berusaha menyesuaikan diri dengan
kondisi siswa serta lingkungan sekolah. Sebelum penelitian dilakukan, peneliti
terlebih dahulu menginformasikan kepada siswa mengenai prosedur model
pembelajaran yang akan digunakan. Peneliti telah melakukan tugasnya dengan
baik sesuai dengan langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang harus dilakukan,
hal ini dapat dilihat pada Lembar Observasi Guru pada Lampiran B.6 halaman
161 dan Lembar Observasi Siswa yang terdapat pada Lampiran B.7 halaman 163.
Pembelajaran menggunakan model pembelajaran Quantum Learning tipe
Kinesthetic mampu memberikan dampak yang positif bagi diri pribadi siswa
maupun dalam hal kemampuan pemahaman terhadap materi yang diberikan.
Siswa terlihat lebih rileks dan santai dalam belajar, mampu berkomunikasi dan
bekerja sama dengan baik antar sesama teman, lebih mudah bergerak dan tidak
kaku dalam belajar, mampu menyerap informasi dengan baik, cenderung lebih
antusias dalam menyelesaikan suatu tugas, lebih ceria dan semangat dalam
belajar.
![Page 23: Data Data](https://reader038.vdokumen.com/reader038/viewer/2022110210/55cf9b57550346d033a5af29/html5/thumbnails/23.jpg)
74
4.3 Pembahasan
Observasi awal dilakukan peneliti sebelum dilakukan penelitian di
sekolah tempat penelitian akan dilaksanakan yaitu SMK Teknik Informatika
Garuda Nusantara Cimahi. Peneliti terlebih dahulu berdiskusi dengan guru
mengenai materi yang akan diberikan, RPP, serta kondisi siswa dan juga
lingkungan sekolah.
Untuk mengetahui efektivitas penggunaan model pembelajaran Quantum
Learning tipe Kinesthetic pada siswa berdasarkan data mentah pretes, postes, dan
praktikum yang telah diperoleh, kemudian peneliti melakukan analisis
perhitungan yang telah dijelaskan pada Bab III.
Saat penelitian dilakukan, peneliti memberikan soal pretes dan postes
yaitu terdiri dari 15 soal pilihan ganda dan 4 essay. Sedangkan untuk tes
praktikum, kriteria penilaian praktikum dapat di lihat di Lampiran B.5 halaman
160.
Pretes dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal siswa siswa,
pemahaman dan kesiapan siswa pada materi yang akan diberikan. Dari hasil
pengujian data pretes kelas eksperimen dan kelas kontrol terbukti bahwa
keduanya merupakan populasi yang berdistribusi normal. Selanjutnya dilakukan
uji homogenitas dan diketahui pula bahwa kedua kelas tersebut berasal dari
populasi yang variansnya homogen. Lalu dilanjutkan dengan uji perbedaan dua
rata-rata dengan taraf signifikansi 0,05 dan diperoleh bahwa H0 diterima dan H1
ditolak yang berarti bahwa tidak ada perbedaan kemampuan awal antara siswa
kelas eksperimen dan kelas kontrol.
![Page 24: Data Data](https://reader038.vdokumen.com/reader038/viewer/2022110210/55cf9b57550346d033a5af29/html5/thumbnails/24.jpg)
75
Analisis data pretes telah didapatkan, kemudian penelitian dilakukan
dengan memberikan treatment yang sesuai pada masing-masing kelas eksperimen
maupun kelas kontrol. Kelas eksperimen diberikan treatment model pembelajaran
Quantum Learning tipe Kinesthetic sedangkan kelas kontrol diberikan treatment
kegiatan pembelajaran konvensional. Sesuai dengan RPP yang telah dibuat,
treatment yang diberikan sebanyak 3 kali pertemuan.
Selama kegiatan belajar-mengajar berlangsung, siswa kelas eksperimen
tampak lebih rileks dan santai dalam belajar namun dapat memahami dan
memcerna materi yang diberikan dengan baik, lebih ceria dan bebas bergerak,
mampu berkomunikasi dan bekerja sama dengan baik antar sesama teman, mampu
menyerap informasi dengan baik, cenderung lebih antusias dalam menyelesaikan
suatu tugas, lebih ceria dan semangat dalam belajar.
Soal praktikum diberikan oleh peneliti saat pertemuan terakhir, setiap
siswa mengerjakan masing-masing. Data penilaian tugas praktikum diperoleh
berdasarkan rubrik penilaian yang telah dibuat sebelumnya oleh peneliti, peneliti
menghitung penilaian psikomotor siswa berdasarkan skala nilai dan
interpretasinya, disini dikemukakan penyebaran kemampuan psikomotor siswa
berdasarkan skala nilai beserta rata-rata skala nilai dari masing-masing kelas
yakni kelas eksperimen dan kontrol. Disini juga dikemukakan interpretasi tiap
poin penilaian berdasarkan rata-rata baik pada kelas eksperimen maupun kelas
kontrol. Lalu data interpretasi poin penilaian pada masing-masing kelas
dibandingkan untuk mengetahui perbedaan rata-rata poin penilaian pada kelas
![Page 25: Data Data](https://reader038.vdokumen.com/reader038/viewer/2022110210/55cf9b57550346d033a5af29/html5/thumbnails/25.jpg)
76
eksperimen dan kontrol yang dapat dilihat melalui Diagram 4.7 halaman 67.
Untuk mendukung data psikomotor berdasarkan skala nilai, peneliti juga
melakukan pengolahan data praktikum. Hasil analisis data praktikum uji
normalitas menunjukkan bahwa kelas eksperimen dan kelas kontrol berasal dari
populasi yang berdistribusi normal. Selanjutnya dilakukan uji homogenitas,
dimaan berdasarkan perhitungan diperoleh kesimpulan bahwa kedua kelas
mempunyai varians yang sama. Kemudian dilanjutkan dengan uji perbedaan dua
rata-rata dengan taraf signifikansi 0,05 dan berdasarkan pengolahan data diperoleh
bahwa kemampuan psikomotor kelas eksperimen lebih baik dari kelas kontrol.
Dapat ditarik kesimpulan juga bahwa kemampuan psikomotor kelas eksperimen
yang menggunakan model pembelajaran Quantum Learning tipe Kinesthetic lebih
baik daripada kemampuan psikomotor kelas kontrol yang kegiatan
pembelajarannya berlangsung secara konvensional.
Kegiatan pembelajaran selama 3 kali pertemuan telah selesai dilaksanakan,
kemudian selanjutnya dilakukan postes untuk mengetahui ada tidaknya
peningkatan kemampuan siswa eksperimen dan kelas kontrol, atau jika ada
peningkatan maka seberapa besar peningkatan yang terjadi pada kelas eksperimen
dan kelas kontrol serta seberapa besar perbedaan peningkatannya antara kedua
kelas tersebut.
Berdasarkan hasil analisis data postes diketahui bahwa hasil uji normalitas
menunjukkan bahwa kelas eksperimen dan kelas kontrol berasal dari populasi
yang berdistribusi normal. Selanjutnya dilakukan uji homogenitas yang
![Page 26: Data Data](https://reader038.vdokumen.com/reader038/viewer/2022110210/55cf9b57550346d033a5af29/html5/thumbnails/26.jpg)
77
menunjukkan bahwa kelas eksperimen dan kelas kontrol mempunyai varians yang
sama. Tahap berikutnya dilakukan uji perbedaan dua rata-rata dengan taraf
signifikansi 0,05. Dari hasil pengolahan data diperoleh bahwa hasil belajar kelas
eksperimen yang menggunakan model pembelajaran Quantum Learning tipe
Kinesthetic lebih baik daripada kemampuan kelas kontrol yang kegiatan
pembelajarannya berlangsung secara konvensional.
Terakhir, dilakukan analisis data indeks gain ternormalisasi untuk
mengetahui perbedaan peningkatan kemampuan antara kelas eksperimen dan
kelas kontrol, dari pengolahan data gain diketahui bahwa rata-rata nilai gain kelas
eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol. Dari hasil uji gain diperoleh bahwa
peningkatan hasil belajar kelas eksperimen yang menggunakan model
pembelajaran Quantum Learning tipe Kinesthetic lebih baik daripada peningkatan
kemampuan kelas kontrol yang kegiatan pembelajarannya berlangsung secara
konvensional.
Berdasarkan keseluruhan data yang telah analisis, yakni pretes, postes,
praktikum, dan indeks gain dapat ditarik kesimpulan bahwa penggunaan model
pembelajaran Quantum Learning tipe Kinesthetic terbukti efektif dalam
meningkatkan hasil belajar siswa pada Mata Diklat Algoritma dan Pemrograman.
Dapat juga diartikan bahwa model pembelajaran Quantum Learning tipe
Kinesthetic mempunyai pengaruh dan daya guna serta membawa hasil,
maksudnya penggunaan model pembelajaran Quantum Learning tipe Kinesthetic
dapat digunakan sebagai salah satu model pembelajaran yang baik dalam kegiatan
![Page 27: Data Data](https://reader038.vdokumen.com/reader038/viewer/2022110210/55cf9b57550346d033a5af29/html5/thumbnails/27.jpg)
78
belajar-mengajar serta mempunyai pengaruh atau hasil yang baik dalam
meningkatkan hasil belajar siswa. Dengan mengimplementasikan model
pembelajaran Quantum Learning tipe Kinesthetic dengan baik dan benar dalam
kegiatan pembelajaran adalah keputusan yang tepat untuk meningkatkan hasil
belajar siswa.
Jadi, hipotesis yang dibuat di Bab I terbukti benar dan diterima bahwa :
“Hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran Quantum Learning
tipe Kinesthetic lebih baik daripada siswa yang mengunakan model pembelajaran
konvensional.”