data anemia2

Upload: nfa

Post on 18-Oct-2015

8 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

case

TRANSCRIPT

FK UI

A. DEFINISIAnemia adalah keadaan rendahnya jumlah sel darah merah dan kadar hemoglobin atau hematokrit di bawah normal (Brunner & Suddarth, 2000:22). Anemia adalah suatu keadaan dengan kadar hemoglobin lebih rendah dari nilai normal (Emma, 1999). Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar Hb dan atau hitung eritrosit lebih rendah dari harga normal yaitu bila Hb < 14 g/dL dan Ht < 41%, pada pria atau Hb < 12 g/dL dan Ht < 37% pada wanita (Mansjoer, 1999:547).

B. ETIOLOGI DAN KLASIFIKASI ANEMIAAnemia hanyalah suatu kumpulan gejala yang disebabkan oleh bermacam penyebab. Pada dasarnya anemia disebabkan oleh karena : 1) Gangguan pembentukan eritrosit oleh sumsum tulang; 2) kehilangan darah keluar tubuh (perdarahan); 3) Proses penghancuran eritrosit dalam tubuh sebelum waktunya (hemolisis). Gambaran lebih rinci tentang etiologi anemia dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel Klasifikasi Anemia Menurut Etiopatogenesis

AAnemia karena Ganngguan pembentukan eritrosit dalam sumsum tulang1. Kekurangan bahan esensial pembentuk eritrosita. Anemia defisiensi besib. Anemia defisiensi asam folatc. Anemia defisiensi vitamin B122. Gangguan penggunaan (utilisasi) besia. Anemia akibat penyakit kronikb. Anemia sideroblastik3. Kerusakan sumsum tulanga. Anemia aplastikb. Anemia mieloptisikc. Anemia pada keganasan hematologid. Anemia diseritropoetike. Anemia pada sindrom mielodisplastik

BAnemia akibat hemoragi1. Anemia pada perdarahan akut2. Anemia pada perdarahan kronik

CAnemia hemolitik1. Anemia hemolitik intrakorpuskulara. Gangguan membran eritrosit (membranopati)b. Gangguan enzim eritrosit (enzimopati): anemia akibat defisiensi G6PDc. Gangguan Hemoglobin (hemoglobinopati) Thalassemia Hemoglobinopati struktural. HbS, HbE, dll2. Anemia hemolitik ekstrakorpuskulera. Anemia hemolitik autoimunb. Anemia hemolitik mikroangiopatik

DAnemia dengan penyebab tidak diketahui atau dengan patogenesis yang kompleks

Klasifikasi lain untuk anemia dapat dibuat berdasarkan gambaran morfologik dengan melihat indeks eritrosit atau hapusan darah tepi. Dalam klasifikasi ini anemia dibagi menjadi tiga golongan 1) anemia hipokromik mikrositer, bila MCV < 80 fl dan MCH < 27 pg; 2) anemia normokromik normositer, bila MCV 80-95 fl dan MCH 27-34 pg; 3) anemia makrositer, bila MCV > 95 fl. Klasifikasi etiologi dan morfologi bila digabungkan akan sangat menolong dalam mengetahui penyebab suatu anemia berdasarkan jenismorfologi anemia.Tabel Klasifikasi Anemia Berdasarkan Morfologi dan Etiologi

AAnemia hipokromik mikrositera. Anemia defisiensi besib. Thalasemia majorc. Anemia akibat penyakit kronikd. Anemia sideroblastik

BAnemia normokromik normositera. Anemia perdarahan akutb. Anemia aplastikc. Anemia hemolitik didapatd. Anemia akibat penyakit kronike. Anemia pada gagal ginjal kronikf. Anemia pada sindrom mielodisplastikg. Anemia pada keganasan hematologik

CAnemia makrositera. Bentuk megaloblastik1. Anemia defisiensi asam folat2. Anemia defisiensi B12, termasuk anemia pernisiosab. Bentuk non-megaloblastik1. Anemia pada penyakit hati kronik2. Anemia pada hipotiroidisme3. Anemia pada sinrom mielodisplastik

C. ANEMIA APLASTIK1. DefinisiAnemia aplastik merupakan kegagalan hemopoesis yang relatif jarang ditemukan namun berpotensi mengancam jiwa. Selain istilah anemia aplastik yang paling sering digunakan, masih ada istilah-istilah lain seperti anemia hipoplastik, anemia refrakter, hipositemia progresif, anemia aregeneratif, aleukia hemoragika, panmielofisis dan anemia paralitik toksik. Anemia aplastik dapat diwariskan atau didapat. Perbedaan antara keduanya bukan pada usia pasien, melainkan berdasarkan pemeriksaan klinis dan laboratorium. Oleh karena itu, pasien dewasa mungkin membawa kelainan herediter yang muncul di usia dewasa.2. Klasifikasi Berdasarkan derajat pansitopenia darah tepi, anemia aplastik didapat diklasifikasikan menjadi tidak berat, berat, atau sangat berat.

Tabel Klasifikasi Anemia Aplastik

Klasifikasi Kriteria

Anemia aplastik berat

Selularitas sumsum tulang< 25%

Sitopenia sedikitnya dua dari tiga seri sel darah Hitung neutrofil < 500/L Hitung trombosit < 20.000/L Hitung retikulosit absulot < 60.000/ L

Anemia aplasti sangat beratSama seperti diatas kecuali hitung neutrofil < 200/L

Anemia aplastik tidak beratSumsum tulang hiposeluler namun sitopenia tidak memenuhi kriteria berat

Anemia apalstik terkait obat terjadi karena hipersensitivitas atau dosis obat yang berlebihan. Obat yang banyak menyebabkan anemia aplastik adalah kloramfenikol. Obat-obatan lain yang juga sering dilaporkan adalah fenilbutazon, senyawa sulfur, antikovulsan dan obat-obatan sitotoksik seperti mileran atau nitrosurea. Bahan kimia seperti benzena juga dapat menyebabkan anemia aplastik.Penyakit infeksi yang dapat menyebabkan anemia aplastik sementara atau permanen misalnya virus epstein-barr, influenza A, dengue. Sitomegalovirus dapat menekan produksi sel sumsum tulang, melalui gangguan pada sel-sel stroma sumsum tulang. Infeksi oleh HIV yang berkembang menjadi AIDS dapat menimbulkan pansitopenia.Mathe et al memunculkan teori baru berdasarkan kelainan autoimun. Adanya reaksi autoimunitas pada anemia aplastik juga dibuktikan oleh percobaan in vitro yang memperlihatkan bahwa limfosit dapat menghambat pembentukan koloni hemopoetik alogenik. Dan diketahui bahwa limfosit T sitotoksik memerantarai destruksi sel-sel asal hemopoetik. Respon imun tersebut kadang-kadang dapat dikaitkan dengan infeksi virus atau pajanan obat tertentu atau zat kimia tertentu.3. Manifestasi klinis4. Patofisiologi dan Patogenesisanemia aplastik dianggap disebabkan paparan terhadap bahan-bahan toksik seperti radiasi, kemoterapi obat-obatan atau senyawa kimia tertentu. Penyebab lain meliputi kehamilan, hepatitis viral. Sebagian besar kasus anemia aplastik bersifat idiopatik.Tabel klasifikasi etiologi anemia aplastik di masa lalu

Toksisitas langsung 1. iatrogenik radiasi kemoterapi2. benzena3. metabolit intermediate beberapa jenis obat

Penyebab yang diperantarai imun1. iatrogenik transfusion-associated graft-versus-host disease2. fasciitis eosinofilik3. penyakit terkait hepatitis4. kehamilan5. anemia aplastik idiopatik

5. Pemeriksaan fisikD. asasas