dasar pemikiran bahwa semen adalah pengikat butiran
TRANSCRIPT
-
7/26/2019 Dasar Pemikiran Bahwa Semen Adalah Pengikat Butiran
1/2
Dasar Pemikiran bahwa semen adalah pengikat butiran-butiran agregat
penyusun beton, supaya ikatan antara butiran-butiran agregat menjadi suatu
kesatuan yang kokoh secara maksimum, maka harus dipenuhi syarat sebagai
berikut :
1. Seluruh permukaan butiran-butiran agregat harus terbungkus oleh pasta
semen.2. Seluruh pori-pori yang ada diantara celah-celah agregat harus terisi
dengan pasta semen, supaya tidak terdapat ruang yang bergeser atau
melesak apabila suatu butiran agregat mengalami desakan.
untuk itu diperlukan suatu cara menghitung kebutuhan semen yang dapat
menghasilkan suatu ikatan yang kokoh antara butir-butir agregat, supaya
kedua hal tersebut di atas dapat tercapai maka :
1. Semua bidang sentuh atau bidang kontak antara butiran-butiran agregat
harus diselimuti oleh pasta semen.
2. Semua pori harus terisi untuk menghindari terjadinya pelesakan ataupergeseran butiran agregat yang mengalami desakan
Sehingga, untuk menjawab persoalan-persoalan tersebut diatas, diperlukan 2
dua! data, yaitu :
1. "uas Permukaan agregat2. #olume Pori
$arena bentuk permukaan yang tidak beraturan, sehingga untuk
mendapatkan luas permukaan butiran agregat tidak dapat dihitng secara
matematis. Pemecahnya adalah dengan menggunakan %at cair air atau
kerosene!. #olume %at cair yang menyelimuti pada seluruh permukaanagregat dianggap sebagai suatu e&i'alen luas permukaan.
Sehingga, perbandingan antara tebal cairan yang menyelimuti seluruh
permukaan agregat dengan tebal semen yang dibutuhkan untuk menjadi
pengikat antara butiran agregat yang satu dengan yang lainnya diberi nilai n,
dimana n adalah angka pengali sebagai berikut: (, 1, 2, ), *. Sehingga, untuk
mendapatkan kebutuhan semen digunakan rumus:
#pc+ #p n&!
Dimana :
#pc + #olume semen cm)!
#p + #olume Pori cm)!
n + aktor pengali
& + #olume e&i'alensi cm)!
-
7/26/2019 Dasar Pemikiran Bahwa Semen Adalah Pengikat Butiran
2/2
Kuat tekan sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain
(Tjokrodimulyo, 1995):
a. Pengaruh mutu semen portland.
b. Pengaruh dari perbandingan adukan beton.
c. Pengaruh air untuk membuat adukan.
d. Pengaruh umur beton.
e. Pengaruh waktu pencampuran.
f. Pengaruh perawatan.
g. Pengaruh bahan campuran tambahan