dasar hukum penetapan status hukum mafqud dalam...

109
DASAR HUKUM PENETAPAN STATUS HUKUM MAFQUD DALAM KEWARISAN DI PENGADILAN AGAMA YOGYAKARTA DAN KEDIRI SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum guna memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Hukum (S.H.) Oleh: SAIDUL ISKANDAR NIM: 1111044200015 PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1439 H/2017 M

Upload: vohuong

Post on 04-Mar-2019

232 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: DASAR HUKUM PENETAPAN STATUS HUKUM MAFQUD DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41250/1/SAIDUL... · penemuan hukum, hakim Pengadilan Agama kediri mempertimbangkan

DASAR HUKUM PENETAPAN STATUS HUKUM MAFQUD DALAM KEWARISAN

DI PENGADILAN AGAMA YOGYAKARTA DAN KEDIRI

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum guna memenuhi persyaratan memperoleh

gelar Sarjana Hukum (S.H.)

Oleh:

SAIDUL ISKANDAR

NIM: 1111044200015

PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1439 H/2017 M

Page 2: DASAR HUKUM PENETAPAN STATUS HUKUM MAFQUD DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41250/1/SAIDUL... · penemuan hukum, hakim Pengadilan Agama kediri mempertimbangkan

i

Page 3: DASAR HUKUM PENETAPAN STATUS HUKUM MAFQUD DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41250/1/SAIDUL... · penemuan hukum, hakim Pengadilan Agama kediri mempertimbangkan

ii

Page 4: DASAR HUKUM PENETAPAN STATUS HUKUM MAFQUD DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41250/1/SAIDUL... · penemuan hukum, hakim Pengadilan Agama kediri mempertimbangkan

iii

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar sarjana strata 1 (satu) di

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya saya atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia

menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Ciputat, 09 Oktober 2017

Saidul Iskandar

Page 5: DASAR HUKUM PENETAPAN STATUS HUKUM MAFQUD DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41250/1/SAIDUL... · penemuan hukum, hakim Pengadilan Agama kediri mempertimbangkan

iv

ABSTRAK

Saidul Iskandar. NIM 1111044200025. Dasar Hukum Penetapan Status

Hukum Mafqud dalam Kewarisan di Pengadilan Agama Yogyakarta dan Kediri.

Program Studi Hukum Keluarga. Fakultas Syariah dan Hukum. Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dasar-dasar apa yang menjadi

petimbangan Hakim dalam menetapkan status hukum subyek waris yang mafqud

dalam hal kepentingan kewarisan di Pengadilan Agama Yogyakarta dan Kediri.

Hakim menetapkan status hukum mati bagi Termohon mafqud dengan

pertimbangan aspek materil dan formil, diantaranya pertimbangan fakta hukum

yang diperoleh dan dibuktikan di persidangan serta formal acara persidangan

untuk memenuhi syarat pemanggilan Termohon mafqud, hal ini sebagaimana

diatur dalam Pasal 66 Ayat (3) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1965. Penelitian

ini mengkaji bagaimana hakim menemukan hukum dan metode penemuan hukum

apa yang digunakan untuk memenuhi dasar pertimbangannya dalam menjatuhkan

penetapan, mengingat bahwa sumber hukum materiil dalam perkara kewarisan

mafqud sangat terbatas dan tidak diatur secara rinci dalam peraturan perundang-

undangan yang menjadi sumber hukum materiil Peradilan Agama.

Penelitian ini menggunakan metode analisis kualitatif deskriptif. Metode

analisis deskriptif memberikan suatu kajian terhadap realita dalam

menggambarkan secara menyeluruh dan menginterpretasikan penanganan kasus

penetapan status hukum bagi orang yang mafqud.

Hakim mendasarkan penetapannya dengan Pasal 467 dan Pasal 468 KUH

Perdata pada Pengadilan Agama Yogyakarta dan pertimbangan daluwarsa melalui

pendekatan istishab pada Pengadilan Agama Kediri. Dilihat dari macam metode

penemuan hukum, hakim Pengadilan Agama kediri mempertimbangkan nilai

keadilan, kepastian hukum, penggunaan hierarki sumber hukum dan tujuan

kemasyarakatan sebagai batasannya untuk menemukan hukum.

Kata Kunci: Metode Penemuan Hukum, Pertimbangan Hakim, Mafqud,

Waris.

Pembimbing: Dr. H. Kamarusdiana, S.Ag., M.H.

Daftar Pustaka: Tahun 1980 s/d 2015

Page 6: DASAR HUKUM PENETAPAN STATUS HUKUM MAFQUD DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41250/1/SAIDUL... · penemuan hukum, hakim Pengadilan Agama kediri mempertimbangkan

v

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, setelah melalui berbagai proses dan upaya akhirnya penulis

dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan izin dan karunia yang sangat

besar dari Allah SWT. dzat yang Maha Tinggi yang memberikan penulis kekuatan

dan kesempatan melewati proses yang cukup menyita waktu dan pikiran penulis.

Teriring salam serta shalawat kepada baginda Rasulullah SAW. semoga

syafaatnya senantiasa tercurah kepada kita, kaum muslimin.

Skripsi ini disusun sebagai bagian dari persyaratan memperoleh gelar

Sarjana Hukum pada Program Studi Hukum Keluarga Fakultas Syariah dan

Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam penyusunan

skripsi ini penulis memperoleh banyak dukungan dan saran yang sangat

membantu dari berbagai pihak, sehingga ucapan terimakasih penulis haturkan

dengan tulus dan sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Dr. H. Asep Saepudin Jahar, M.A. selaku Dekan Fakultas Syariah

dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Dr. H. Abdul Halim, M.Ag. selaku ketua Program Studi Hukum

Keluarga Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak Dr. H. Ahmad Tholabi Kharlie, S.Ag., S.H., M.H., M.A. selaku

dosen penasihat akademik selama penulis menjadi mahasiswa di

Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarih

Hidayatullah Jakarta.

Page 7: DASAR HUKUM PENETAPAN STATUS HUKUM MAFQUD DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41250/1/SAIDUL... · penemuan hukum, hakim Pengadilan Agama kediri mempertimbangkan

vi

4. Bapak Dr. H. Kamarusdiana, S.Ag., M.H. selaku dosen pembimbing

penulisan skripsi ini yang telah banyak memberikan saran maupun

arahan secara langsung.

5. Bapak Dr. H. A. Djuaini Syukri, Lc., M.A. selaku dosen penguji I dalam

ujian munaqasah yang telah memberikan banyak saran, arahan dan

koreksi yang positif untuk membantu penulis dalam perbaikan skripsi

ini.

6. Bapak Dr. H, Ahmad Tholabi Kharlie, S.Ag., S.H., M.H., M.A. selaku

dosen penguji II dalam ujian munaqasah yang telah memberikan banyak

saran, arahan dan koreksi yang positif untuk membantu penulis dalam

perbaikan skripsi ini.

7. Ayahanda Drs. H. Zulkarnain Panjaitan dan Ibunda Hj. Siti Rukiah

Munthe tercinta yang telah begitu banyak mencurahkan kasih dan

sayangnya kepada penulis. Sujud dan doaku kepada Ayah dan Ibu atas

pengorbanan yang begitu besar, sungguh tidak pernah sanggup aku

membalas jasa Ayah dan Ibu.

8. Abang dan kelima adikku Salman Alfarisi, S.T., Syawal Almaududi,

Uswatun Hasanah, Said Abdul Aziz, Raudatun Hasanah dan Sabhan

Yazid Ridho teman segenerasi satu atap yang telah banyak menuliskan

kisah dan warna yang sangat berarti.

9. Sahabat-sahabat terbaikku Keluarga Besar AKI 2011. Terimakasih atas

dukungan dan doanya serta curahan pikiran yang telah banyak menjadi

inspirasi bagi Penulis.

Page 8: DASAR HUKUM PENETAPAN STATUS HUKUM MAFQUD DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41250/1/SAIDUL... · penemuan hukum, hakim Pengadilan Agama kediri mempertimbangkan

vii

Banyak situasi dan perasaan yang dilewati selama proses penyusunan

skripsi ini, penulis sangat bersyukur akhirnya dapat menuntaskan Tugas Akhir

sebagai syarat telah selesainya melakukan studi Starata 1 pada Program Studi

Hukum Keluarga di kampus penuh sejarah dan kenangan Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tercinta. Selesainya studi secara formal bukan

berarti telah selesai menggali dan menemukan pengetahuan dalam disiplin ilmu

apa pun secara khusus dalam disiplin keilmuan Hukum Perdata Islam ini. Penulis

sadar selesainya Tugas Akhir dan studi penulis pada Program Studi Hukum

Keluarga Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta merupakan tanda

bahwa penulis harus siap untuk berperan penting dalam kehidupan masyarakat

yang beradab.

Penulis berharap semoga skripsi yang telah penulis susun ini dapat

bermanfaat bagi banyak pihak baik itu akademisi, praktisi, maupun stakeholder

lainnya yang berhubungan dengan bahasan skripsi ini. Penulis menyadari

penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna sehingga penulis sangat

berterimakasih apabila ada kritik dan saran yang sifatnya membangun demi

tercapainya perbaikan yang lebih tinggi.

Ciputat, 09 Oktober 2017

Penulis

Page 9: DASAR HUKUM PENETAPAN STATUS HUKUM MAFQUD DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41250/1/SAIDUL... · penemuan hukum, hakim Pengadilan Agama kediri mempertimbangkan

viii

DAFTAR ISI

PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................. ...... i

PENGESAHAN PANITIA UJIAN .................................................................. ii

LEMBAR PERNYATAAN .............................................................................. iii

ABSTRAK ......................................................................................................... iv

KATA PENGANTAR ................................................................................. ...... v

DAFTAR ISI ..................................................................................................... vii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................ 1

A. Latar Belakang ....................................................................... 1

B. Masalah Penelitian.................................................................. 6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .............................................. 8

D. Tinjauan Kajian Terdahulu .................................................... 9

E. Metode Penulisan dan Penelitian ......................................... 11

F. Sistematika Penulisan ........................................................... 13

BAB II STUDI LITERATUR KEWARISAN DAN MAFQUD ........ 15

A. Definisi dan Dasar Hukum Kewarisan ................................. 15

1. Definisi Hukum Kewarisan ............................................ 16

2. Dasar Hukum Kewarisan ............................................... 17

B. Definisi dan Penjelasan tentang Mafqud .............................. 22

1. Definisi Mafqud Menurut Fikih ..................................... 22

2. Pandangan Ulama Mazhab tentang Mafqud .................. 23

3. Hukum Materiil Perkara Mafqud ................................... 26

Page 10: DASAR HUKUM PENETAPAN STATUS HUKUM MAFQUD DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41250/1/SAIDUL... · penemuan hukum, hakim Pengadilan Agama kediri mempertimbangkan

ix

BAB III METODE PENEMUAN HUKUM........................................... 30

A. Metode Penemuan Hukum.................................................... 30

1. Metode Interpretasi......................................................... 30

2. Metode Argumentasi....................................................... 33

3. Metode Eksposisi............................................................ 35

B. Pedoman Umum Penggunaan Metode Penemuan Hukum... 36

1. Nilai Moral, Kesusilaan dan Ketertiban Umum.............. 37

2. Nilai Keadilan, Kepastian Hukum dan Kemanfaatan..... 37

3. Argumentasi Yuridis atau Penalaran Hukum.................. 37

4. Pendekatan Sistem.......................................................... 38

5. Hierarki Sumber Hukum................................................. 38

BAB IV KEWARISAN MAFQUD DI PENGADILAN AGAMA

YOGYAKARTA DAN KEDIRI ............................................. 39

A. Kronologi Kasus di Pengadilan Agama Yogyakarta Nomor

042/Pdt.P/2011/PA.Yk ......................................................... 39

1. Duduk Perkara ................................................................ 39

2. Proses Persidangan ......................................................... 41

3. Pertimbangan Hukum dan Penetapan Hakim ................. 43

B. Kronologi Kasus di Pengadilan Agama Kediri Nomor

0098/Pdt.P/2014/PA.Kdr .................................................... 45

1. Duduk Perkara ................................................................ 45

2. Proses Persidangan ......................................................... 47

3. Pertimbangan Hukum dan Penetapan Hakim ................. 49

Page 11: DASAR HUKUM PENETAPAN STATUS HUKUM MAFQUD DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41250/1/SAIDUL... · penemuan hukum, hakim Pengadilan Agama kediri mempertimbangkan

x

C. Analisis Penulis .................................................................... 51

BAB V PENUTUP ................................................................................. 57

A. Kesimpulan .......................................................................... 57

B. Rekomendasi ........................................................................ 58

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 61

LAMPIRAN

Page 12: DASAR HUKUM PENETAPAN STATUS HUKUM MAFQUD DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41250/1/SAIDUL... · penemuan hukum, hakim Pengadilan Agama kediri mempertimbangkan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hukum kewarisan pada intinya adalah hukum yang mengatur tentang

pemindahan hak pemilikan harta peninggalan (tirkah) pewaris, menentukan siapa-

siapa yang berhak menjadi ahli waris dan berapa bagiannya masing-masing. Dari

pengertian ini dapatlah diketahui bahwa substansi dari hukum kewarisan termasuk

kewarisan Islam ialah pengaturan tentang peralihan hak milik dari si mayit

(pewaris) kepada ahli warisnya. Dalam literatur fikih Islam, hukum waris Islam

dikenal dengan beberapa nama/sebutan, yakni: hukum waris, hukum faraidh, dan

hukum al-mirats.1

Kematian adalah suatu kepastian. Tidak ada yang bisa menyangkalnya,

tentu saja “kematian” menjadi akhir urusannya di dunia. Namun, tidak bagi

keluarga dan kerabat yang ditinggalkan. Seringkali “kematian” menimbulkan

permasalahan, khususnya yang menyangkut dengan harta. Siapakah yang berhak

memperoleh harta peninggalan orang yang meninggal? Siapa pula yang mesti

menanggung kewajiban melunasi – jika orang yang meninggal mempunyai

hutang?2

Permasalahan-permasalahan di atas dapat diselesaikan dengan

menggunakan hukum waris. Namun apabila ditinjau lebih dalam lagi dalam ilmu

kewarisan tersebut terdapat masalah lebih lanjut mengenai kematian dari pewaris

1 Muhammad Amin Suma, “Keadilan Hukum Waris Islam”, (Jakarta: PT RajaGrafindo

Persada, 2013), h., 17. 2

NM. Wahyu Kuncoro, “Waris Permasalahan dan Solusinya”, (Jakarta: Raih Asa

Sukses, 2015), h., 3.

Page 13: DASAR HUKUM PENETAPAN STATUS HUKUM MAFQUD DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41250/1/SAIDUL... · penemuan hukum, hakim Pengadilan Agama kediri mempertimbangkan

2

tersebut. Sebagai bagian dari rukun waris-mewarisi yakni seorang pewaris

dinyatakan meninggal menurut ulama dibedakan menjadi tiga macam, yaitu

sebagai berikut:3

1. Mati Haqiqi, yaitu hilangnya nyawa seseorang yang semula nyawa itu sudah

berujud padanya. Kematian ini dapat disaksikan oleh panca indera dan dapat

dibuktikan dengan alat pembuktian.

2. Mati Hukmy, yaitu suatu kematian disebabkan adanya putusan Hakim, baik

pada hakikatnya orang yang bersangkutan masih hidup maupun dalam dua

kemungkinan antara hidup atau mati.

3. Mati taqdiri, yaitu suatu kematian yang bukan haqiqi dan bukan hukmy, tetapi

berdasarkan dengan dugaan yang kuat.

Ketiga macam kematian tersebut salah satunya dapat dijadikan sebagai

bagian dari rukun pewarisan yakni matinya pewaris. Khususnya kematian bentuk

ke-dua di atas banyak pendapat ulama yang membahas tentang penyelesaiannya.

Hilangnya seseorang (mafqud) merupakan pertimbangan awal yang dapat

memunculkan suatu bentuk kematian hukmy. Mafqud menurut bahasa berarti

yang hilang, sedangkan menurut istilah fikih, yang dimaksud dengan mafqud ialah

orang yang pergi, tidak ada kabar beritanya, tidak diketahui tempat tinggalnya dan

tidak diketahui apakah orang itu masih hidup atau meninggal dunia.4

Mayoritas ulama, termasuk ulama Syafi‟iyah berpendapat bahwa orang

hilang yang berada dalam kedudukannya sebagai ahli waris juga dinyatakan hidup

dan haknya atas warisan sesuai dengan ketentuan yang berlaku disisihkan dan

3 Moh. Muhibbin dan Abdul Wahid, Hukum Kewarisan Islam sebagai Pembaruan

Hukum Positif di Indonesia, (Jakarta: Sianr Grafika, 2011), h., 62. 4 Amin Husein Nasution, Hukum Kewarisan, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada), h., 193.

Page 14: DASAR HUKUM PENETAPAN STATUS HUKUM MAFQUD DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41250/1/SAIDUL... · penemuan hukum, hakim Pengadilan Agama kediri mempertimbangkan

3

ditangguhkan sampai ada kepastian tentang kematiannya. Sedangkan ahli waris

lain menerima hak mereka secara penuh dengan perhitungan orang hilang itu

dalam status hidup. Dalam hal ini yang ditangguhkan haknya hanyalah orang yang

hilang itu sendiri.5

Mazhab Hanbali berpendapat mengenai penentuan waktu penantian

diserahkan kepada kebijakan Hakim. Dan hal itu berbeda menurut perbedaan

orang, keadaan, tempat, dan pemerintahan. Jadi Hakimlah yang menentukan

waktu pencarian dengan memperkirakan ia masih hidup, jika memang dia hidup.

Apabila waktu pencarian tersebut habis, maka Hakim memutuskan bahwa orang

yang dicari dianggap sudah mati.6

Penyebab dia dianggap hidup kaitannya dengan hartanya adalah

memberlangsungkan status hidup yang dipunyainya sebelum dia hilang. Hukum

asalnya ialah tetapnya hukum (status) yang ada sebagaimana apa adanya sampai

statusnya jelas tidak demikian, dengan adanya dalil (istish-hab). Maka dia tidak

diwarisi, sebab syarat diperolehnya hak mewarisi adalah terealisansinya kematian

orang yang mewarisi, sementara kematiannya tidak terbukti.7

Hubungan dengan persoalan harta dan kewarisan seseorang yang hilang

(mafqud), maka yang menjadi persoalan dalam hal ini adalah bagaimana

pemecahannya bila seandainya ahli waris menghendaki agar harta warisan

sesegeranya dibagi, sedangkan si mafqud yang ada kaitannya dengan harta

warisan tersebut belum bisa diputuskan status hidup atau matinya. Padahal

5 Amir Syarifuddin, Hukum Kewarisan Islam, (Jakarta: Kencana. 2015), h., 134.

6 Muhammad bin Shalih al-„Utsaimin, Panduan Praktis Hukum Waris, (Bogor: Pustaka

Ibnu Katsir, 2006), h., 237. 7 Wahbah Az-Zuhaili, “Fiqh Islam Wa Adillatuhu”, Penerjemah, Abdul Hayyie al-

Kattani, dkk, (Jakarta: Gema Insani, Cetakan 1, Jilid 10), h., 481.

Page 15: DASAR HUKUM PENETAPAN STATUS HUKUM MAFQUD DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41250/1/SAIDUL... · penemuan hukum, hakim Pengadilan Agama kediri mempertimbangkan

4

diantara persyaratan pewarisan itu adalah adanya kepastian hidup atau matinya

pewaris.8

Hakim dalam mengambil keputusan untuk menentukan status hukum

mafqud dalam haruslah mendasarkan pada sumber-sumber hukum yang valid

untuk memastikan terwujudnya peradilan yang memiliki kepastian hukum. Oleh

karena hal tersebut maka Hakim akan merujuk pada sumber-sumber hukum

materiil yang telah ditetapkan untuk menyelesaikan perkara yang ditangani.

Hukum positif yang mengatur mafqud dalam kewarisan adalah Pasal 171

huruf b Kompilasi Hukum Islam dan Buku XVIII KUH Pedata yang terdiri dari

bagian 1 sampai 5 yang mengatur tentang ketidakhadiran/kealpaan. Namun yang

menjadi hukum materiil kompetensi absolut Peradilan Agama hanyalah Pasal 171

huruf b. Fakta ini menunjukkan bahwa hukum materiil yang mengatur mafqud

perihal kewarisan dalam kompentensi absolut Peradilan Agama sangatlah sedikit

dan tidak rinci yang dituangkan secara langsung dalam peraturan perundang-

undangan. Hanya saja keterbatasan tersebut dibantu oleh Penjelasan Umum butir

2, 3 dan 4 Kompilasi Hukum Islam yang memungkinkan Hakim untuk merujuk

doktrin ahli hukum atau fiqih.

Dasar hukum Kompilasi Hukum Islam adalah Instruksi Presiden Nomor 1

Tahun 1991 sedangkan Inpres itu sendiri didasarkan pada Pasal 4 Ayat (1)

Undang-Undang Dasar 1945. Baik Instruksi Presiden, Peraturan Presiden dan

Keputusan Presiden memiliki kedudukan yang sama, pendapat ini sebagaimana

8 Murid, Akhmad Fakih dkk., Penyelesaian Perkara Mafqud di Pengadilan Agama,

(Makasar: Program Pasca Sarjana Universitas Hasanuddin), 2014, h., 3-7.

Page 16: DASAR HUKUM PENETAPAN STATUS HUKUM MAFQUD DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41250/1/SAIDUL... · penemuan hukum, hakim Pengadilan Agama kediri mempertimbangkan

5

diuraikan oleh Edi Gunawan.9 Selain didasarkan pada Pasal 4 Ayat (1) Undang-

Undang Dasar 1945 selanjutnya dalam Pasal 7 Ayat (1) dan (4) Undang-Undang

Nomor 10 Tahun 2004 menunjukkan bahwa Inpres memiliki kekuatan hukum

yang mengikat dalam tata urutan peraturan perundang-undangan. Sedangkan dasar

hukum KUH Perdata sebagai hukum materiil dan tetap digunakan adalah Pasal 1

Aturan Peralihan Undang-Undang Dasar 1945.

Keterbatasan peraturan perundang-undangan yang mengatur perkara mafqud

kewarisan khususnya pada kompetensi absolut Peradilan Agama menimbulkan

permasalahan dan menyebabkan Hakim harus berupaya lebih keras dalam

menetapkan dasar hukum dalam Penetapan atau Putusannya sebagaimana diatur

pada Pasal 56 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989. Permasalahan

yang dimaksud adalah terjadinya dualisme hukum pada praktiknya di Peradilan

Agama khususnya dalam perkara waris. Padahal Penjelasan Umum alinea kedua

Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 menyebutkan “...Kalimat yang terdapat

dalam Penjelasan Umum Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang

Peradilan Agama yang menyatakan: „Para pihak sebelum beperkara dapat

mempertimbangkan untuk memilih hukum apa yang dipergunakan dalam

pembagian warisan‟ dinyatakan dihapus”.10

Apabila Peradilan Agama masih

menggunakan hukum materiil yang menjadi hukum positif Peradilan Umum maka

eksistensi Peradilan Agama sebagai peradilan yang dikhususkan untuk masyarakat

beragama Islam perlu dipertanyakan.

9 Edi Gunawan, “Eksistensi Kompilasi Hukum Islam”, Vol. 8, No. 1, 2010, h., 8.

10

Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 Tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 7

Tahun 1989 Tentang Peradilan Agama.

Page 17: DASAR HUKUM PENETAPAN STATUS HUKUM MAFQUD DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41250/1/SAIDUL... · penemuan hukum, hakim Pengadilan Agama kediri mempertimbangkan

6

Sangat perlu untuk diketahui bagaimana Hakim menemukan dan

menetapkan suatu dasar hukum dalam putusan/penetapannya mengingat peraturan

perundang-undangan yang mengatur kewarisan mafqud dalam kompetensi absolut

Peradilan Agama sangatlah sedikit dan tidak terperinci ditambah lagi terdapat

dualisme hukum yang diterapkan oleh Hakim pada praktiknya di lingkungan

Peradilan Agama. Berkaitan dengan hal tersebut maka penulis ingin membahas

lebih lanjut dan mendalam ke dalam bentuk penilitian dengan judul “Dasar

Hukum Penetapan Status Hukum Mafqud dalam Kewarisan di Pengadilan

Agama Yogyakarta dan Kediri”.

B. Masalah Penelitian

1. Identifikasi Masalah

Keutamaan dalam penyelesaian permasalahan, termasuk dalam masalah

kewarisan haruslah mempertimbangkan kemaslahatan. Pengajuan penetapan

atau pun putusan yang terkait dengan kewarisan khususnya pada kasus yang

berhubungan dengan mafqud merupakan bentuk upaya dari masyarakat pencari

keadilan untuk meminta kepada Hakim secara jelas mengenai sah atau tidaknya

sesuatu perkara, mengenai status hukum atas sesuatu tersebut. Dalam hal

mafqud ini kebijakan Hakim haruslah dapat menampung kemaslahatan yang

paling tepat demi kepentingan para pihak. Namun kenyataannya berkaitan

dengan mafqud, pertimbangan Hakim masih didasarkan pada ketentuan hukum

materiil (kitab fikih) yang masih mengandung arti sangat luas. Karena

ketentuan mafqud ini masih mengandalkan pendapat ulama yang bersifat

Page 18: DASAR HUKUM PENETAPAN STATUS HUKUM MAFQUD DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41250/1/SAIDUL... · penemuan hukum, hakim Pengadilan Agama kediri mempertimbangkan

7

klasik, padahal kita telah hidup di zaman yang berbeda, yakni di zaman dengan

teknologi yang terus maju.

Mengacu kepada permasalahan di atas, peneliti merumuskannya ke

dalam beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut:

a. Apa saja bentuk-bentuk hukum kewarisan?

b. Apa saja ketentuan dalam hukum kewarisan?

c. Bagaimana hukum kewarisan Islam dapat mencakup permasalahan yang

kompleks sebagaimana terdapat dalam kehidupan sehari-hari?

d. Apa pentingnya status hukum hidup/mati seseorang berkaitan dengan

kepentingan kewarisan/perdata?

e. Bagaimana Hakim dapat memformulasikan kebijakannya mengenai

pertimbangan waktu, keadaan, dan hukum lainnya untuk menetapkan status

hukum mafqud?

f. Bagaimana penggunaan hukum materiil kewarisan mafqud di Pengadilan

Agama?

g. Bagaimana Hakim menentukan dasar hukum untuk menjatuhkan

penetapannya?

2. Batasan Masalah

Masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini dibatasi hanya terkait

dengan penerapan hukum materiil dan penentuan dasar hukum dalam

kepentingan kewarisan mafqud di Pengadilan Agama Yogyakarta dengan

nomor perkara 042/Pdt.P/2011/PA.Yk dan Pengadilan Agama Kediri dengan

nomor perkara 0098/Pdt.P/2014/PA.Kdr.

Page 19: DASAR HUKUM PENETAPAN STATUS HUKUM MAFQUD DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41250/1/SAIDUL... · penemuan hukum, hakim Pengadilan Agama kediri mempertimbangkan

8

3. Rumusan Masalah

Selannnjutnya dari kumpulan pertanyaan masalah dalam identifikasi

masalah dan telah penulis batasi dalam batasan masalah, maka secara terfokus

penulis merumuskan permasalahan yang akan didalami dalam penelitian ini ke

dalam bentuk pertanyaan berikut:

a. Bagaimana penerapan hukum materiil kewarisan mafqud di lingkungan

Peradilan Agama?

b. Apa dasar hukum yang digunakan Hakim dalam menjatuhkan penetapannya

dalam hal kewarisan mafqud?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Mengetahui penerapan hukum materiil kewarisan mafqud di lingkungan

Peradilan Agama.

2. Mengetahui penggunaan dasar hukum yang dipilih atau ditemukan oleh Hakim

dalam menjatuhkan penentapanya.

Manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Dapat memberikan kontribusi pemikiran, ide atau gagasan kepada para

akademisi untuk menambah literatur demi melengkapi kepentingan akademis.

2. Bagi penegak hukum khususnya Peradilan Agama. Semoga dapat menjadikan

penelitian ini sebagai referensi tambahan untuk mengkaji lebih lanjut

permasalahan kewarisan khususnya terkait dengan ketentuan-ketentuan

penetapan status hukum mafqud.

Page 20: DASAR HUKUM PENETAPAN STATUS HUKUM MAFQUD DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41250/1/SAIDUL... · penemuan hukum, hakim Pengadilan Agama kediri mempertimbangkan

9

3. Manfaat bagi penulis khususnya semoga dapat menambah wawasan mengenai

hukum khususnya kewarisan, diharapkan dapat mendalami lebih lanjut melalui

penelitian ini.

D. Tinjauan (Review) Kajian Terdahulu

Adapun kajian terdahulu yang merupakan karya ilmiah yang memiliki

keterkaitan dengan penelitian ini adalah:

1. Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun

2010 yang berjudul “Putusan Pengadilan Agama Kota Tangerang dalam

Perkara Cerai Talak dengan Alasan Isteri Mafqud”, ditulis oleh Idham Abdul

Fatah R.. Skripsi ini membahas kasus-kasus perceraian talak yang diputuskan

oleh Pengadilan Agama Tangerang dengan dalil permohonan isteri mafqud.

Dalam kasus yang diajukan ke pengadilan tersebut pada umumnya Hakim

memutuskan dengan putusan verstek dan memberi izin kepada pemohon untuk

mengucapkan ikrar talak terhadap pemohon. Perbedaan dengan penelitian ini

adalah bagaimana Hakim menetapkan Termohon yang mafqud terhadap status

hidup atau matinya dan keterkaitannya dengan hukum kewarisan.

2. Tesis Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara tahun 2016 berjudul

“Analisis Yuridis tentang Tanggung Jawab Pengurusan Harta Kekayaan Orang

Hilang Menurut Hukum Islam (Studi Penetapan 137/Pdt.P/2013/Ms-Bnd)”

ditulis oleh Ika Lestari. Penelitian ini membahas kepengurusan harta yang

ditinggalkan oleh orang yang mafqud. Hal yang dibahas meliputi status

kepengurusan harta yang ditinggalkan, upaya hukum yang dapat dilakukan

pihak yang berkepentingan (berdasarkan Pasal 174 ayat 1 huruf a Kompilasi

Page 21: DASAR HUKUM PENETAPAN STATUS HUKUM MAFQUD DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41250/1/SAIDUL... · penemuan hukum, hakim Pengadilan Agama kediri mempertimbangkan

10

Hukum Islam) dan dasar pertimbangan Hakim dalam menetapkan status

hukum bagi subyek mafqud dikaitkan dengan bencana alam. Perbedaan dengan

penelitian penulis adalah mengenai dasar pertimbangan hukum yang digunakan

Hakim apabila secara normatif peraturan perundang-undangan tidak mengatur

secara rinci mengenai perkara ini dan letak eksistensi kompetensi absolut

Peradilan Agama apabila sumber hukum materiilnya adalah tetap

menggunakan KUH Perdata.

3. Jurnal analisis Program Pasca Sarjana Universitas Hasanudin tahun 2014 yang

berjudul “Penyelesaian Perkara Mafqud di Pengadilan Agama”, ditulis oleh

Akhmad Faqih Mursid, Arfin Hamid, dan Muammar Bakry. Penelitian ini

membahas tentang ketentuan dalam pembagian warisan dalam hal subyek

waris mafqud, baik itu pewaris atau ahli waris. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui dan memahami penentuan status hukum bagi mafqud ditinjau dari

perspektif Hukum Islam dan penerapan status hak mafqud di Pengadilan

Agama. Perbedaan dengan penelitian yang penulis lakukan adalah bukan hanya

memahami dan mengetahui bagaimana penentuan status hukum mafqud, tetapi

lebih mendalami pada dasar-dasar apa yang menjadi pertimbangan Hakim

untuk menetapkan status hukum mafqud. Kemudian selain daripada itu penulis

juga melakukan kajian pada ketentuan fikih dan hukum positif di Indonesia

yang menjadi sumber materiil dalam penetapan Hakim.

Page 22: DASAR HUKUM PENETAPAN STATUS HUKUM MAFQUD DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41250/1/SAIDUL... · penemuan hukum, hakim Pengadilan Agama kediri mempertimbangkan

11

E. Metode Penulisan dan Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

normatif-doktriner dan pendekatan empiris. Kedua pendekatan tersebut dipilih

untuk memaksimalkan keakuratan kajian yang diteliti dan proses analisa.

2. Jenis Penelitian

Corak penelitian ini mengarah pada jenis penelitian kualitatif, dimana

penulis berusaha mengupas permasalahan berdasarkan teori secara umum

kemudian memahami dan menguraikan permasalahan yang dikaji yakni

tentang dasar-dasar apa yang dijadikan pertimbangan untuk menetapkan status

hukum seseorang yang mafqud.

3. Data dan Sumber data

Data maupun informasi yang diperlukan berdasarkan sumber lapangan

dan kepustakaan. Dengan demikian demi memperoleh data sesuai kebutuhan

maka penulis akan memanfaatkan segala bantuan materi yang terdapat dalam

perpustakaan maupun luar perpustakaan (lapangan).

Data lapangan atau data empiris yang digunakan dalam penelitian ini

adalah Penetapan Pengadilan Agama Yogyakarta Nomor

042/Pdt.P/2011/PA.Yk dan penetapan Pengadilan Agama Kediri dengan nomor

0098/Pdt.P/2014/PA.Kdr. kemudian peraturan perundang-undangan yang

mengatur mengenai kewarisan mafqud. Adapun penentuan kedua pengadilan

tersebut sebagai subyek penelitian berdasarkan pertimbangan ketersediaan data

dan akses ke lokasi penelitian. Data perpustakaan yang digunakan adalah

Page 23: DASAR HUKUM PENETAPAN STATUS HUKUM MAFQUD DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41250/1/SAIDUL... · penemuan hukum, hakim Pengadilan Agama kediri mempertimbangkan

12

Peraturan perundang-undangan yang mengatur atau yang berhubungan dengan

kewarisan mafqud adalah Pasal 171 huruf f Kompilasi Hukum Islam,

Penjelasan Umum butir 3 sampai 5 Kompilasi Hukum Islam, Buku XVIII

KUH Perdata bagian 1 sampai dengan 4 yang terdiri dari Pasal 463 sampai

Pasal 492 dan Penjelasan Umum Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006.

4. Metode dan Teknik Pengumpulan Data

Penulis mengumpulkan data empiris yaitu data yang berupa Penetapan

Pengadilan Agama Yogyakarta dan Penetapan Pengadilan Agama Kediri

dengan melakukan survey secara langsung ke Pengadilan Agama Yogyakarta

dan Pengadilan Agama Kediri. Data non-empiris atau data perpustakaan

dikumpulkan dengan observasi perpustakaan. Pengumpulan data perpustakaan

dilakukan dengan mengambil peraturan perundang-undangan yang

berhubungan dengan penelitian ini sebagaimana telah disebutkan pada sub bab

Data dan Sumber Data. Data perpustakaan lainnya yang akan diambil adalah

karya ilmiah atau dokumen yang menjadi landasan doktrin hukum atau pun

teori.

5. Teknik Pengelolaan dan Metode Analisis Data

Penulis menggunakan analisa deskriptif kualitatif, yaitu metode analisa

data yang mengelompokkan dan menyeleksi data yang diperoleh dari berbagai

sumber kepustakaan dan peristiwa lapangan (data lapangan) yang menjadi

objek penelitian, kemudian dianalisa secara interpretative menggunkan teori,

kaidah, maupun hukum positif terkait. Kemudian secara induktif ditarik

kesimpulan untuk menjawab permasalahan yang ada.

Page 24: DASAR HUKUM PENETAPAN STATUS HUKUM MAFQUD DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41250/1/SAIDUL... · penemuan hukum, hakim Pengadilan Agama kediri mempertimbangkan

13

F. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan bertujuan untuk menggambarkan alur logis dan

struktur bangun penelitian demi mempermudah melihat pembahasan penelitian.

Maka sistematika penulisan diuraikan sebagai berikut:

Bab I, Pendahuluan. Dalam bab ini diuraikan tentang latar belakag, rumusan

masalah, tujuan penelitian, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

Bab II, Studi Literatur tentang Kewarisan dan Mafqud. Bab ini membahas

mengenai definisi, konsep-konsep dan penyelesaian permasalahan kewarisan dan

mafqud secara klasik dan kontemporer.

Bab III, Hukum Materiil dan Metode Pemilihan Dasar Hukum Kewarisan

Mafqud. Bab ini membahas mengenai definisi, konsep-konsep dan penyelesaian

perkara mafqud khususnya dalam kewarisan sebagaimana telah diatur oleh

peraturan perundang-undangan yang berlaku. Di sini akan diuraikan bagaimana

Hakim menggunakan metode untuk memilih hukum materil yang berlaku atau

menemukannya.

Bab IV, Analisa Penetapan Hakim. Bab ini menguraikan kasus yang terjadi

di masyarakat, yakni penetapan Pengadilan Agama Yogyakarta dengan nomor

042/Pdt.P/2011/PA.Yk dan penetapan Pengadilan Agama Kediri dengan nomor

0098/Pdt.P/2014/PA.Kdr. Pembahasan meliputi duduk perkara, proses

persidangan, pertimbangan hukum dan penetapan Hakim dalam menjatuhkan

status hukum mafqud. Selanjutnya diikuti oleh analisa penulis berdasarkan

penelitian yang telah dilakukan.

Page 25: DASAR HUKUM PENETAPAN STATUS HUKUM MAFQUD DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41250/1/SAIDUL... · penemuan hukum, hakim Pengadilan Agama kediri mempertimbangkan

14

Bab V, Penutup. Bab ini membahas kesimpulan dan saran atau rekomendasi

penelitian.

Page 26: DASAR HUKUM PENETAPAN STATUS HUKUM MAFQUD DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41250/1/SAIDUL... · penemuan hukum, hakim Pengadilan Agama kediri mempertimbangkan

15

BAB II

STUDI LITERATUR KEWARISAN DAN MAFQUD

A. Definisi dan Dasar Hukum Kewarisan

1. Definisi Hukum Kewarisan

Hukum Kewarisan merupakan salah satu bagian dari hukum perdata

secara keseluruhan dan merupakan bagian terkecil dari hukum kekeluargaan.

Hukum waris sangat erat kaitannya dengan ruang lingkup kehidupan manusia,

sebab setiap manusia pasti akan mengalami peristiwa hukum yang dinamakan

kematian. Akibat hukum yang selanjutnya timbul, dengan terjadinya peristiwa

hukum kematian seseorang, di antaranya ialah masalah bagaimana pengurusan

dan kelanjutan hak-hak dan kewajiban-kewajiban seseorang yang meninggal

dunia tersebut.1 Kematian seseorang dianggap sebagai sebab masa berlakunya

hukum kewarisan seseorang jika ia meninggalkan sejumlah harta miliknya dan

memiliki ahli waris.2

Literatur hukum Islam3 menyebut beberapa istilah untuk menamakan

Hukum Kewarisan Islam seperti faraidh, atau fiqh al-mawarits. Perbedaaan

dalam penamaan ini terjadi karena perbedaan dalam arah yang dijadikan titik

utama dalam pembahasan. Para ahli fikih mendefinisikan Hukum kewarisan

Islam sebagai suatu ilmu yang dengannya dapat diketahui orang yang

1 Idris Ramulyo dalam Eman Suparman, “Hukum Waris Indonesia Dalam Perspektif

Islam, Adat & BW”, Bandung: Refika Aditama, 2007, h., 1. 2 Sukris Sarmadi, “Transendensi Keadilan Hukum Waris Islam Transformatif”, Jakarta:

RajaGrafindo Pesada, 1997 h., 34. 3 Lihat Syaikh Faishal bin Abdul Aziz Alu Mubarak, “Bustanul Ahbar mukhtashar Nail

al Authar”, penerjemah, Amir Hamzah Fachrudin dan Asep Saefullah, “Ringkasan Nailul Authar”,

(Jakarta: Pustaka Azzam, 2006, Jilid 3), h., 339

Page 27: DASAR HUKUM PENETAPAN STATUS HUKUM MAFQUD DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41250/1/SAIDUL... · penemuan hukum, hakim Pengadilan Agama kediri mempertimbangkan

menerima pusaka, orang yang tidak menerima pusaka, kadar yang diterima

tiap-tiap ahli waris dan cara membaginya.4

Beberapa penulis dan ahli hukum Indonesia telah mencoba memberikan

rumusan mengenai pengertian hukum waris yang disusun dalam bentuk

batasan (definisi). Sebagai pedoman dalam upaya memahami pengertian

hukum waris secara utuh, beberapa definisi di antaranya sebagai berikut:

Wirjono Prodjodikoro mengemukakan, warisan adalah soal apakah dan

bagaiamanakah pelbagai hak-hak dan kewajiban-kewajiban tentang kekayaan

seseorang pada waktu ia meninggal dunia akan beralih kepada orang yang

masih hidup.5

Menurut Soepomo, hukum waris memuat peraturan-peraturan yang

mengatur proses meneruskan mengoperkan barang-barang harta benda dan

barang-barang yang tidak berwujud benda (immeteriele goerden) dari suatu

angkatan manusia (generatie) kepada turunannya. Proses ini telah mulai pada

waktu orang tua masih hidup. Proses tersebut tidak menjadi hal yang mendesak

oleh sebab orang tua meninggal dunia. Memang meninggalnya bapak atau ibu

adalah suatu peristiwa yang penting bagi proses itu, akan tetapi sesungguhnya

tidak mempengaruhi secara radikal proses penerusan dan pengoperan harta

benda dan harta bukan benda tersebut.6

4

Mukhtar Zamzami, “Perempuan & Keadilan dalam Hukum Kewarisan Islam

Indonesia”, Jakarta: Kencana, 2013, h., 46. 5 Eman Suparman, “Hukum Waris Indonesia Dalam Perspektif Islam, Adat & BW”,

Bandung: Refika Aditama, 2007, h., 3-4. 6 Eman Suparman, “Hukum Waris Indonesia Dalam Perspektif Islam, Adat & BW”,

Bandung: Refika Aditama, 2007, h., 3-4.

Page 28: DASAR HUKUM PENETAPAN STATUS HUKUM MAFQUD DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41250/1/SAIDUL... · penemuan hukum, hakim Pengadilan Agama kediri mempertimbangkan

Menurut penulis hukum kewarisan adalah segala ketentuan yang

mengatur tata cara meneruskan hak dan kewajiban dari satu generasi ke

generasi selanjutnya, hak dan kewajiban tersebut berupa hal yang berhubungan

dengan tanggungjawab terhadap suatu benda atau pun non benda yang

sebelumnya melekat pada generasi yang mewariskan.

2. Dasar Hukum Kewarisan

Dasar dan sumber utama dari hukum Islam, sebagai hukum agama

(Islam) adalah nash atau teks yang terdapat dalam Al-Qur‟an dan Sunnah.

Ayat-ayat Al-Qur‟an dan Sunnah yang secara langsung mengatur kewarisan

yang kemudian menjadi pedoman dasar penentuan, besaran pembagian, dan

pihak-pihak yang berhak mendapatkan bagian harta warisan.

a. Ayat-ayat Al-Qur‟an

1) An-Nisa‟ (4): Ayat 7, 8, 9 dan 10

كااااناااار ر ااااما ي اااان لللار اأر ناااا لٱأ ااااو ل كااااناااار ٱلأ ر ااااما ي جاااان لرلرر

ااان ل أرن ن ااام ي انااارو لأ ااان اأ كااانااااو اأر نااا لٱأ اااو ل لإذوحضااار(٧)ٱلأ

اااك أ ق ٱلأ أ اااا ااالأ لناااول ن لان ااان اأ ر نل ان ن أ مااان مون ااا ك كاااللٱلأ م ةنللناااوٱلأقنرأ اااللٱلأ

ااان لم عأرن (٨) لأ و لااامأ اااع نااانمن واااة ر ذن ااالأ لأ اااوأ ر ناااو أ وولااا ٱٱلااال أ ااام للأ

لنااااوااااا مقن مقنااااوٱوللأ و وملأ ساااا اااان(٩)أ كاااال نلأك م ٱلأ اااا أ وووااااأ نلن ٱلاااال إ

و مر سع أ ل ولسم أ ين لأ مل نطني (٠١-٧)ولان :إيكنوأ نلن

Artinya: “Bagi laki-laki ada hak bagian dari harta peninggalan ibu-

bapak dan kerabatnya, dan bagi wanita ada hak bagian (pula) dari

harta peninggalan ibu-bapak dan kerabatnya, baik sedikit atau banyak

menurut bahagian yang telah ditetapkan. Dan apabila sewaktu

pembagian itu hadir kerabat, anak yatim dan orang miskin, maka

berilah mereka dari harta itu (sekedarnya) dan ucapkanlah kepada

Page 29: DASAR HUKUM PENETAPAN STATUS HUKUM MAFQUD DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41250/1/SAIDUL... · penemuan hukum, hakim Pengadilan Agama kediri mempertimbangkan

mereka perkataan yang baik. Dan hendaklah takut kepada Allah orang-

orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak

yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka.

Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan

hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar. Sesungguhnya

orang-orang yang memakan harta anak yatim secara lalim, sebenarnya

mereka itu menelan api sepenuh perutnya dan mereka akan masuk ke

dalam api yang menyala-nyala (neraka).” (An-Nisa‟ Ayat 7, 8, 9 dan

10)

Allah menyendirikan penyebutan perempuan setelah penyebutan

laki-laki, dan tidak mengungkapkannya dengan redaksi ”lirrijaali wan

nisaa‟ nasihiibun” (bagi laki-laki dan bagi perempuan ada hak bagian),

hal ini untuk menyatakan keaslian hak mereka pada hukum ini dan

menepiskan apa yang biasa diberlakukan pada masa jahiliyah tentang

tidak adanya hak pewarisan bagi perempuan.7

Dalam Imam Asy-Syaukani,8 Abu Asy-Syaikh meriwayatkan dari

Ibnu Abbas, ia mengatakan, “Dulu orang-orang jahiliyah tidak

memberikan warisan kepada anak perempuan dan tidak pula kepada

anak-anak yang masih kecil hingga mereka dewasa. Ketika

meninggalnya seorang laki-laki dari kalangan Anshar yang biasa

dipanggil Aus bin Tsabit dengan meninggalkan dua anak perempuan

dan seorang anak laki-laki yang masih kecil, dua anak pamannya yang

statusnya menjadi ashabah dari yang meninggal itu menemui

Rasulullah SAW, lalu turunlah ayat ini...”

7 Imam Asy-Syaukani, “Fathul Qadir: Al Jami‟ baina Ar-Riwayah wa Ad-Dirayah min

ilm Al-Tafsir” Penerjemah Amir Hamzah Fachruddin dan Asep Saefullah, “Tafsir Fathul Qadir”

(Jakarta: Pustaka Azzam, Jilid 2, 2009), h., 702-703. 8 Imam Asy-Syaukani, “Fathul Qadir: Al Jami‟ baina Ar-Riwayah wa Ad-Dirayah min

ilm Al-Tafsir” Penerjemah Amir Hamzah Fachruddin dan Asep Saefullah, “Tafsir Fathul Qadir”

(Jakarta: Pustaka Azzam, Jilid 2, 2009), h., 707.

Page 30: DASAR HUKUM PENETAPAN STATUS HUKUM MAFQUD DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41250/1/SAIDUL... · penemuan hukum, hakim Pengadilan Agama kediri mempertimbangkan

Di sini, Allah SWT tidak menjelaskan berapa bagian yang akan

diperoleh laki-laki dan perempuan dari harta waris yang telah

ditinggalkan oleh kedua orang tua atau pun kerabat mereka.9 Akan

tetapi Allah telah menjelaskan hal-hal faraid (pembagian) dalam ayat

lainnya.

2) An-Nisa‟ (4): Ayat 33

ااااور ن لل نلأ ااااان ك وأ وو قاااا أ لٱلاااال و اأر ناااا لٱأ ااااو ل كااااناااار ٱلأ لل اااا ااااان جعلأ

م و ش شلأ لل نور ٱو ن إ و لأ م ن ي نلأ (٣٣)ولان :مـنن

Artinya: “Bagi tiap-tiap harta peninggalan dari harta yang

ditinggalkan ibu bapak dan karib kerabat, Kami jadikan pewaris-

pewarisnya. Dan (jika ada) orang-orang yang kamu telah bersumpah

setia dengan mereka, maka berilah kepada mereka bahagiannya.

Sesungguhnya Allah menyaksikan segala sesuatu.” (An-Nisa‟ Ayat 33)

Untuk setiap manusia Kami jadikan para pewaris yang akan

mewarisi harta peninggalannya. Maka kata “kulli” adalah maf‟ul kedua

yang didahulukan kepada fi‟l untuk menegaskan pencakupan. Kalimat

ini mengukuhkan kandungan redaksi kalimat sebelumnya,10

yakni:

“Hendaknya setiap orang merasa puas dengan warisan yang dibagikan

Allah kepadanya dan tidak iri hati terhadap kelebihan yang

dianugerahkan Allah kepada orang lain”.11

3) Al-Nisa‟(4): Ayat 176

ااا ا للااان نأ لااان للاااا لاااقلااامأ و ااارن ا أ ٱ إ و لاااةل مااالٱلأ نلأ ااام ون أ ٱون يقاناااو ن ااا أ أ و

كاان مل ن نياانٱ أااامأو ماان و نااول اانللااا و إلاالأ ور ن اان اا ن ل ااناار و ن اا مل ااني أ

9 Syaikh Asy-Syanqithi, “Adwa‟ Al Bayan fi Idhah Al Qur‟an bi Al Qur‟an”, Penerjemah

Fathurazi, “Tafsir Adhwa‟ul Bayan”, (Jakarta: Pustaka Azzam, Jilid 1, 2006), h., 620. 10

Lihat Surat An-Nisa‟ Ayat 32. 11

Imam Asy-Syaukani, “Fathul Qadir...”, h., 825-826.

Page 31: DASAR HUKUM PENETAPAN STATUS HUKUM MAFQUD DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41250/1/SAIDUL... · penemuan hukum, hakim Pengadilan Agama kediri mempertimbangkan

كااان ٱلالناااان نيامااامأو ٱأ حااا ر اأاااون مللااال ر ااان لي جااان ر ا ااا وإأ لإ ااانين ااار و

لملا شلأ نور لٱون و ل ض نلأ ل ٱون (٠٧١)ولان :ون مرون

Artinya: “Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah).

Katakanlah: "Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu):

jika seorang meninggal dunia, dan ia tidak mempunyai anak dan

mempunyai saudara perempuan, maka bagi saudaranya yang

perempuan itu seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan

saudaranya yang laki-laki mempusakai (seluruh harta saudara

perempuan), jika ia tidak mempunyai anak; tetapi jika saudara

perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta

yang ditinggalkan oleh yang meninggal. Dan jika mereka (ahli waris

itu terdiri dari) saudara-saudara laki dan perempuan, maka bahagian

seorang saudara laki-laki sebanyak bahagian dua orang saudara

perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, supaya kamu

tidak sesat. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu”. (An-Nisa‟

Ayat 176)

Disebutkan bahwa Rasulullah SAW. sangat mementingkan

keadaan kalalah, maka Allah SWT. Menurunkan ayat yang berkenaan

dengan kalalah pada ayat ini.12

Pada ayat di atas, Allah menyebutkan bagian warisan untuk

saudara laki-laki dan saudara perempuan yang tidak seibu, di mana

keadaan mereka terbagi menjadi tiga: Pertama, jika yang mewarisi laki-

laki semua, mereka mewarisi secara bersama-sama tanpa ketentuan

bagian yang tetap. Kedua, jika yang mewarisi perempuan dan dia

sendirian, dia akan medapatkan bagian seperdua. Sedangkan bila ahli

waris itu dua orang anak perempuan atau lebih, bagian mereka adalah

dua per tiga. Ketiga, jika yang mewarisi harta peninggalan adalah anak

12

Abu Ja‟far Muhammad bin Jarir Ath-Thabari, “Jami‟ Al Bayan an Ta‟wil Ayi Al

Qur‟an”, Penerjemah Akhmad Affandi, “Tafsir Ath-Thabari”, (Jakarta: Pustaka Azzam, Jilid 8,

2008), h., 197.

Page 32: DASAR HUKUM PENETAPAN STATUS HUKUM MAFQUD DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41250/1/SAIDUL... · penemuan hukum, hakim Pengadilan Agama kediri mempertimbangkan

laki-laki dan perempuan, mereka dapat mewarisi dengan ketetapan anak

laki-laki mendapat dua kali lipat anak perempuan.13

b. Hadits Nabi

Hadits Nabi Muhammad SAW. yang secara langsung menyebutkan

kewarisan adalah:

1) Hadits Nabi dari Ibnu Abbas menurut riwayat al-Bukhari.

لسااالل اااوو اااو اااني اااوولا ااا ااا لمأ لحقاااوول ااارو ااااو:صاااللعن

ل ن،مكن ق مألللجوذ ر

Artinya: Dari Ibnu Abbas RA, dari Nabi SAW., beliau bersabda:

“Berikanlah Faraid (bagian-bagian yang ditentukan) itu kepada yang

berhak dan selebihnya berikanlah untuk laki-laki dari keturunan laki-

laki yang terdekat”.

2) Hadits Nabi dari Abdullah bin Amr, Menurut riwayat Abu Daud dan

Ibnu Majah.

لساااالل ااااو ااااع ااااو كاااارل،سااااع اااا لمأ ولعلاااالاااااو:صااااللعن

لااانسااافذلاااقمضاااو: واااةحكاااةلسااااةان كاااةلمروضاااة ن لاااة ال اااة،

)لوه ول لو ونج(

Artinya: Dari Abdullah bin Amr, bahwasanya Rasullulah SAW.

bersabda: “Ilmu ada tiga macam, selain itu adalah tambahan, yaitu:

ayat muhkamah, atau sunnah yang berlaku, atau faraidh (pembagian

warisan) yang adil.” (HR. Abu Daud dan Ibnu Majah).

13

Komite Fakultas Syariah Universitas Al-Azhar, “Hukum Waris”, Jakarta: Senayan

Abadi Publishing, 2004, h., 18.

Page 33: DASAR HUKUM PENETAPAN STATUS HUKUM MAFQUD DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41250/1/SAIDUL... · penemuan hukum, hakim Pengadilan Agama kediri mempertimbangkan

3) Hadits Nabi dari Abu Hurairah menurut riwayat Ibnu Majah dan Ad-

Daraquthni disebutkan.

لسااااالل اااااو ااااا روااااارهااااااو:ااااااوسااااالع ااااا لمأ علكاااااو:صاااااللعن

ي اااولعلااال،لاااوااااللااالشااا واااا ول ااارو ل لكااان،مني ااان

و )لوهو ونجلولواطا (

Artinya: Dari Abu Hurairah, ia berkata, “Rasulullah SAW. bersabda:

„Pelajarilah ilmu faraidh dan ajarkanlah, karena sesungguhnya faraidh

adalah setengah ilmu, ia akan dilupakan dan yang pertama kali dicabut

dari umatku.‟” (HR Ibnu Majah, dan Ad-Daraquthni).

Masih sangat banyak Hadits Nabi Muhammad SAW. yang membahas

tentang hukum kewarisan. Namun di atas penulis hanya menyertakan

beberapa hadits Nabi saja, hal ini dikarenakan ketiga Hadits di atas penulis

anggap cukup untuk menjadi dasar hukum penanganan persoalan kewarisan

dalam penelitian ini.

B. Definisi dan Penjelasan tentang Mafqud

1. Definisi Mafqud Menurut Fikih

Kata “Al-Mafqud” dalam bahasa berarti “Adl-Dlaa-i‟u” atau lenyap.

Kalimat “Faqadatis Syai-u idzaa „adamathu” yang artinya sesuatu dikatakan

hilang apabila ia tidak ada.14

Orang hilang atau dalam fikih disebut “mafqud”

adalah orang yang terputus beritanya sehingga tidak diketahui hidup-matinya.

Orang ini sebelumnya pernah hidup dan tidak diketahui secara pasti apakah

masih hidup atau tidak.15

14

Muhammad Ali Ash Shabuniy, Hukum Waris Islam, Surabaya: Al-Ikhlas, 1995, h.,

249. 15

Amir Syarifuddin, Hukum Kewarisan Islam, Jakarta: Kencana, 2015, h., 136.

Page 34: DASAR HUKUM PENETAPAN STATUS HUKUM MAFQUD DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41250/1/SAIDUL... · penemuan hukum, hakim Pengadilan Agama kediri mempertimbangkan

Wahbah Az-Zuhaili dalam karyanya Fiqih Islam wa Adillatuhu

mengemukakan pengertian orang yang hilang adalah orang yang tidak ada dan

terputus beritanya. Hidup dan matinya tidak diketahui baik tempatnya

diketahui atau tidak diketahui. Hal ini tidak dianggap jika orang itu tidak

diektahui hidup atau matinya. Kalau saja dia diketahui tempatnnya, tapi tidak

diketahui hidup atau matinya maka dia adalah orang yang hilang.16

2. Pandangan Ulama Mazhab tentang Mafqud

Pandangan Ulama Hanafiyah dan Ulama Syafi‟iyah berpendapat bahwa

suami/istri orang yang hilang dan hartanya tetap menjadi suami/istrinya dan

tetap menjadi hartanya walaupun lama sekali, sehingga berat sangkaan bahwa

orang itu telah meninggal, yaitu dengan melihat kawan-kawan sebayanya

sudah meninggal semua atau sudah lewat masa yang orang-orang seperti dia

tidak hidup lagi menurut adat. Dalam menentukan lamanya ini ada beberapa

pendapat dalam kedua mazahab itu. Ada yang mengatakan 70 tahun, ada yang

mengatakan 80 tahun dan seterusnya sampai 120 tahun. Menurut suatu

pendapat di kalangan Ulama Hanafiyah, hal itu diserahkan kepada pendapat

dan ijtihad hakim. Ada yang mengatakan bahwa inilah pendapat yang

menonjol di kalangan ulama Syafi‟iyah. Maka apabila berat dugaan ia sudah

meninggal, maka diputuskanlah bahwa ia sudah meninggal dan hartanya

dibagikan kepada ahli warisnya yang ada pada waktu keputusan itu.17

16

Wahbah Az-Zuhaili, “Fiqih Islam Wa Adillatuhu”, Penerjemah, Abdul Hayyie al-

Kattani, dkk, (Jakarta: Gema Insani, Cetakan 1, Jilid 10), h., 480. 17

Suhrawardi K. Lubis dan Komis Simanjuntak, Hukum Waris Islam, Jakarta: Sinar

Grafika, 1995, h., 64.

Page 35: DASAR HUKUM PENETAPAN STATUS HUKUM MAFQUD DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41250/1/SAIDUL... · penemuan hukum, hakim Pengadilan Agama kediri mempertimbangkan

Mereka tidak membedakan antara satu macam hilang dengan macam

hilang yang lain, baik hilang itu yang menurut lahirnya selamat, atau menurut

lahirnya tidak selamat, antara hilang sesudah sesuatu sebab yang biasanya tidak

selamat atau bukan, antara hilang itu di negara Islam atau di negara lainnya,

baik hilang itu di darat ataupun di laut. Semua itu hukumnya sama menurut

kedua mazhab di atas.18

Sedangkan menurut riwayat Imam Maliki, bahwa

apabila ada laki-laki yang hilang di Negara Islam dan terputus beritanya, maka

istrinya harus melapor kepada Hakaim, dan apabila Hakim tidak mampu untuk

mendapatkannya, maka istrinya diberi waktu untuk menunggu selama 4 tahun,

dan kalau empat tahun sudah terlewati, maka istrinya ber-iddah sebagaimana

lazimnya seorang istri yang ditinggal mati oleh suaminya, dan setelah itu

diperkenankan kawin dengan laki-laki lain. Dengan riwayat tersebut berarti

sseseorang yang hilang dapat dinyatakan mati setelah lewat waktu empat

tahun.19

Pendapat lain orang hilang menurut situasi dan kebiasaannya ia akan

binasa (seperti waktu peperangan, tenggelam waktu pelayaran, pesawat udara

jatuh) sementara temannya ada yang selamat, maka orang yang hilang tersebut

harus diselidiki selama empat tahun, jika tidak ada kabar beritanya, maka harta

sudah dapat dibagi, pendapat ini dipegang oleh ulama-ulama hanabilah.

Sedangkan apabila kehilanagan tersebut bukan disebabkan oleh peristiwa yang

18

Mahmoud Syaltout dan Syaikh M. Ali Al-Sayis, Perbandingan Mazhab dalam

Masalah Fiqih, Jakarta: Bulan Bintang, 1993, h., 248. 19

Suhrawardi K. Lubis dan Komis Simanjuntak, Hukum Waris Islam, Jakarta: Sinar

Grafika, 1995, h., 64.

Page 36: DASAR HUKUM PENETAPAN STATUS HUKUM MAFQUD DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41250/1/SAIDUL... · penemuan hukum, hakim Pengadilan Agama kediri mempertimbangkan

membawa kematian (seperti pergi berdagang atau merantau) ulama Hanabilah

berbeda pendapat, yaitu:

a. Menunggu sampai 90 tahun sejak ia dilahirkan.

b. Diserahkan kepada ijtihad Hakim

Meskipun jumhur ulama sepakat bahwa dalam posisinya sebagai pewaris

maka ia harus ditungu sampai batas waktu yang disebutkan di atas karena ia

dinyatakan tetap hidup, namun jika ia dalam posisi sebagai ahli waris yang

akan mendapat warisan, maka para ulama berbeda pendapat.20

Apabila seseorang mati dan ia mempunyai ahli waris, yang diantara ahli

waris itu ada yang hilang, maka yang hilang itu mempunyai dua keadaan:21

a. Adakalanya orang yang hilang itu menghijab orang yang bersamanya

dengan hijab hirman. Seluruh harta peninggalan disimpan. Ahli waris

dilarang untuk mengambil sedikit pun sehingga orang hilang itu jelas.

Apabila jelas ia hidup, maka ia mengambil harta seluruhnya. Apabila hakim

menetapkan matinya maka ahli waris (lainnya) mengambil harta pusaka,

menurut banyak atau sedikitnya bagian masing-masing.

b. Adakalanya ia tidak menghijab orang yang bersamanya, tetapi bersekutu

dengannya di dalam mewaris. Ahli waris mendapat bagian terkecil dari dua

bagian, yaitu bagian orang hilang yang masih hidup dan bagiannya bila mati

– seperti keadaan orang banci. Maka orang yang mewaris dalam segala

keadaan dan tidak tidak berkurang bagiannya, diberikan haknya kepadanya

20

Amir Syarifuddin, Hukum Kewarisan Islam, Jakarta: Kencana, 2015, h., 137-138. 21

Muhammad Ali Ash Shabuniy, Hukum Waris Islam, Surabaya: Al-Ikhlas, 1995, h.,

252-253.

Page 37: DASAR HUKUM PENETAPAN STATUS HUKUM MAFQUD DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41250/1/SAIDUL... · penemuan hukum, hakim Pengadilan Agama kediri mempertimbangkan

secara sempurna, dan orang yang bagiannya bermacam-macam maka ia

diberi bagian yang lebih sedikit

3. Hukum Materiil Perkara Mafqud

Hukum materiil Peradilan Agama secara formal termuat dalam Undang-

Undang Nomor 1 Tahun 1974, Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975,

Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009 dan Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun

1991. Terhitung sejak tahun 1991, berdasarkan Instruksi Presiden Republik

Indonesia Nomor 1 Tahun 1991, bangsa Indonesia telah memiliki Kompilasi

Hukum Islam yang secara de facto maupun de jure menjadi “pegangan” utama

umumnya para hakim dalam lingkungan Peradilan Agama dalam

menyelesaikan sengketa hukum kewarisan yang diajukan oleh para pencari

keadilan. Hukum kewarisan diatur dalam buku II Kompilasi Hukum Islam

yang lazim disingkat dengan sebutan KHI.22

Di dalam perundang-undangan tersebut di atas yang menyebutkan

masalah mafqud adalah KHI Pasal 96 ayat (2) yaitu: “Pembagian harta

bersama bagi seorang suami atau istri yang istri atau suaminya hilang harus

ditangguhkan sampai adanya kepastian matinya yang hakiki atau matinya

secara hukum atas dasar putusan Pengadilan Agama”.

Pada pasal tersebut secara eksklusif menyebutkan bahwa pernyataan

matinya seorang suami atau istri atas dasar putusan Pengadilan Agama

berkaitan dengan terjadinya putusan perkawinan karena kematian sebagaimana

dimaksud Pasal 38 huruf (a) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 yang akan

22

Muhammad Amin Suma, Keadilan Hukum Waris Islam dalam Pendekatan Teks dan

Konteks, Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2013, h.,99.

Page 38: DASAR HUKUM PENETAPAN STATUS HUKUM MAFQUD DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41250/1/SAIDUL... · penemuan hukum, hakim Pengadilan Agama kediri mempertimbangkan

dijadikan dasar hukum dalam menuntut hak atas pembagian harta bersama.

Kemudian pada Pasal 171 huruf (b) KHI disebutkan bahwa “Pewaris adalah

orang yang pada saat meninggalnya atau dinyatakan meninggal berdasarkan

putusan pengadilan beragama Islam, meninggalkan ahli waris dan harta

peninggalan”.

Pada pasal tersebut juga terdapat kalimat “...atau dinyatakan meninggal

berdasarkan putusan pengadilan...”, hal ini juga dapat dikategorikan mafqud

yang berkaitan dengan tuntutan hak kewarisan mengingat masih sangat

terbatasnya hukum materil yang secara formil dimuat dalam peraturan hukum

perkara mafuqd, maka hakim perlu menggali, mengikuti dan memahami nilai-

nilai hukum yang berkembang dengan memperhatikan ketntuan perundang-

undangan yang telah ada serta hukum Islam yang terdapat dalam kitab-kitab

fiqh sebagai acuan dan rujukan dalam memeriksa dan memutus perkara

mafqud.23

Kompilasi Hukum Islam khususnya pada Buku II tentang kewarisan

memang tidak secara eksplisit menyebutkan ketentuan tentang subyek waris

mafqud. Dalam Kompilasi Hukum Islam yang berhubungan dengan mafqud

terdapat pada Pasal 116 point b yang menyatakan: “Salah satu pihak

meninggalkan pihak lain selama dua tahun berturut-turut tanpa izin pihak lain

dan tanpa alasan yang sah atau karena hal lain di luar kemampuannya”.

Ketentuan tersebut hanya ditemukan dalam Buku I tentang perkawinan.

23

Tim Hakim Pengadilan Agama Bantul, “Kewenangan dan Penyelesaian Perkara

Mafqud di Pengadilan Agama”, (Bantul: Pengadilan Agama Bantul, 2000), h., 7-8.

Page 39: DASAR HUKUM PENETAPAN STATUS HUKUM MAFQUD DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41250/1/SAIDUL... · penemuan hukum, hakim Pengadilan Agama kediri mempertimbangkan

Menurut Lili Rasjidi, jika tidak terdengar kabar beritanya untuk masa

lima tahun atau lebih, yakni dari jangka terakhir terdengar berita orang itu

masih hidup. Atas permohonan pihak yang berkepentingan, Pengadilan Agama

akan, memanggil orang yang hilang tersebut melalui selebaran umum untuk

menghadap dalam jangka waktu tiga bulan. Panggilan ini akan diulangi sampai

tiga kali, jika panggilan pertama dan kedua tidak mendapat sambutan. Setelah

itu barulah Pengadilan akan membuat suatu ketetapan yang telah dianggap

meninggalnya orang itu.24

Pendapat ini didasarkan pada Pasal 467 dan Pasal

468 KUH Perdata.

Selanjutnya menurut Subekti, jika sesudah lima tahun terhitung sejak hari

keberangkatan orang yang meninggalkan tempat tinggalnya tanpa memberikan

kuasa untuk mengurus kepentingan-kepentingannya, dan selama itu tidak ada

kabar yang menunjukkan ia masih hidup, maka orang yang berkepentingan

dapat meminta kepada Hakim supaya dikeluarkan suatu pernyataan yang

menerangkan bahwa orang yang meninggalkan tempatnya itu “dianggap telah

meninggal”. Sebelum Hakim mengeluarkan suatu pernyataan yang demikian

itu, harus dilakukan dahulu suatu panggilan umum (antara lain dengan memuat

panggilan itu di dalam surat-surat kabar) yang diulangi paling sedikit tiga kali

lamanya. Hakim juga akan mendengar saksi-saksi yang dianggap perlu

mengetahui duduk perkaranya dan dianggapnya perlu dapat menunda

24

Lili Rasjidi, Hukum Perkawinan dan Perceraian di Malaysia dan Indonesia, Bandung:

Alumni, 1982 h., 292.

Page 40: DASAR HUKUM PENETAPAN STATUS HUKUM MAFQUD DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41250/1/SAIDUL... · penemuan hukum, hakim Pengadilan Agama kediri mempertimbangkan

pengambilan putusan hingga lima tahun lagi dengan mengulangi panggilan

umum.25

Namun demikian, kalaupun Kompilasi Hukum Islam tersebut sudah

diusahakan sedemikian rupa agar benar-benar sederhana, mudah dipahami,

jelas dan singkat, namun layaknya sebagai karya manusia tentunya di sana sini

masih terdapat beberapa kekurangan-kekurangan terutama sekali bila dikaitkan

dengan kaidah-kaidah yang terdapat di dalam ketentuan syariah Islam. Untuk

itu di masa yang akan datang tentunya masih diharapkan adanya

penyempurnaan terhadap Kompilasi Hukum Islam tersebut.26

25

Subekti, Pokok-Pokok Hukum Perdata, h., 58. 26

Suhrawardi K. Lubis dan Komis Simanjuntak, Hukum Waris Islam, Jakarta: Sinar

Grafika, 1995, h., 20.

Page 41: DASAR HUKUM PENETAPAN STATUS HUKUM MAFQUD DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41250/1/SAIDUL... · penemuan hukum, hakim Pengadilan Agama kediri mempertimbangkan

30

BAB III

METODE PENEMUAN HUKUM

A. Metode Penemuan Hukum

Hal penting dalam penemuan hukum adalah bagaimana mengkualifikasikan

hukumnya terhadap peristiwa konkrit tertentu. Tidak selalu mudah untuk

menemukan hukumnya karena dalam praktik dapat saja dijumpai aturan hukum

tertulisnya ada tetapi tidak jelas, tidak lengkap atau bahkan aturan hukum

tertulisnya tidak ada sama sekali. Pada hakekatnya tidak ada perundang-undangan

yang sempurna, pasti di dalamnya ada kekurangan dan keterbatasan.

Suatu peristiwa konkrit harus diketemukan hukumnya dengan menjelaskan,

menafsirkan atau melengkapi peraturan perundang-undangan. Menjelaskan,

menafsirkan, melengkapi dan menciptakan aturan hukumnya dilakukan agar

hukumnya dapat diketemukan. Dalam upaya menemukan hukumnya terdapat

beberapa metode penemuan hukum yang selama ini sudah dikenal, yaitu

interpretasi (penafsiran, hermeneutika), argumentasi (penalaran, redenering,

reasoning) dan eksposisi (konstruksi hukum).1

1. Metode Interpretasi (Penafsiran)

Dalam ilmu hukum dan praktik peradilan dikenal beberapa macam metode

interpretasi yang meliputi beberapa macam, yaitu sebagai berikut.2

1 Bambang Sutiyoso, “Metode Penemuan Hukum”, (Yogyakarta: UII Press Yogyakarta,

2012, Cetakan Keempat), h., 104-105. 2 Bambang Sutiyoso, “Metode Penemuan Hukum”, (Yogyakarta: UII Press Yogyakarta,

2012, Cetakan Keempat), h., 111-133.

Page 42: DASAR HUKUM PENETAPAN STATUS HUKUM MAFQUD DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41250/1/SAIDUL... · penemuan hukum, hakim Pengadilan Agama kediri mempertimbangkan

31

a. Interpretasi Subsumtif

Metode Subsumtif adalah penerapan suatu teks perundang-undangan

terhadap kasus in concreto dengan belum memasuki taraf penggunaan

penalaran dan penafsiran yang lebih rumit, tetapi sekedar menerapkan

silogisme.

b. Interpretasi Gramatikal

Interpretasi gramatikal adalah menafsirkan kata-kata atau istilah dalam

perundang-undangan sesuai kaidah bahasa yang berlaku. Interpretasi

gramatikal berarti, kita mencoba menangkap arti suatu teks/peraturan

menurut bunyi kata-katanya. Sebuah kata dapat mempunyai berbagai arti,

misal dalam bahasa hukum dapat berarti lain jika dibandingkan dengan

bahasa pergaulan.

c. Interpretasi Sistematis (Logis)

Interpretasi Sistematis adalah metode yang menafsirkan peraturan

perundang-undagan dengan menghubungkannya dengan peraturan hukum

atau dengan keseluruhan sistem hukum. Hukum dilihat sebagai satu

kesatuan atau sebagai sistem peraturan.

d. Interpretasi Historis

Interpretasi historis adalah penafsiran makna undang-undang

menurut terjadinya dengan jalan meneliti sejarah, baik sejarah hukumnya

maupun sejarah terjadinya undang-undang.

Page 43: DASAR HUKUM PENETAPAN STATUS HUKUM MAFQUD DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41250/1/SAIDUL... · penemuan hukum, hakim Pengadilan Agama kediri mempertimbangkan

32

e. Interpretasi Teleologis (Sosiologis)

Dengan interpretasi teleologis hakim menafsirkan undang-undang

sesuai dengan tujuan pembentuk undang-undang, sehingga tujuan lebih

diperhatikan dari bunyi kata-katanya. Terjadi apabila makna undang-undang

diterapkan beradasarkan tujuan kemasyarakatan. Peraturan undang-undang

disesuaikan dengan hubungan dan situasi sosial yang baru. Melalui

intrepretasi ini hakim dapat menyelesaikan adanya perbedaan atau

kesenjangan antara sifat positif dari hukum dengan kenyataan hukum.

f. Interpretasi Restriktif

Interpretasi ini digunakan untuk menjelaskan suatu ketentuan undang-

undang di mana ruang lingkup ketentuan itu dibatasi dengan bertitik tolak

pada artinya menurut bahasa. Misalnya menurut interpretasi gramatikal kata

“tetangga” dalam Pasal 666 KUH Perdata dapat diartikan setiap tetangga itu

termasuk seorang penyewa dari pekarangan di sebelahnya. Tetapi jika

dibatasi menjadi tidak termasuk tetangga penyewa, ini berarti hakim telah

melakukan interpretasi restriktif.

g. Interpretasi Ekstensif

Interpretasi ekstensif adalah metode penafsiran yang membuat

interpretasi melebihi batas-batas hasil interpretasi gramatikal. Jadi

interpretasi ekstensif digunakan untuk menjelaskan suatu ketentuan undang-

undang dengan melampaui batas yang diberikan oleh interpretasi

gramatikal.

Page 44: DASAR HUKUM PENETAPAN STATUS HUKUM MAFQUD DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41250/1/SAIDUL... · penemuan hukum, hakim Pengadilan Agama kediri mempertimbangkan

33

h. Interpretasi Otentik

Penafsiran otentik ini biasanya dilakukan oleh pembat undang-undang

sendiri dengan mencantumkan arti beberapa kata yang digunakan dalam

suatu peraturan. Dalam jenis interpretasi ini, hakim tidak diperkenankan

melakukan penafsiran dengan cara lain selain dari apa yang telah ditentukan

pengertiannya di dalam undang-undang itu sendiri. Itu artinya ketentuan

Pasal “x” yang ada dalam suatu undang-undang itu sudah sangat jelas, tegas,

definitif, sehingga tidak perlu penafsiran lagi dalam penerapannya.

2. Metode Argumentasi

Proses penemuan hukum dengan metode argumentasi atau penalaran

hukum dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu:3

a. Metode Analogi (Argumentum Per Analogiam)

Metode analogi berarti memperluas peraturan perundang-undnagan

yang terlalu sempit ruang lingkupnya, kemudian diterapkan terhadap

peristiwa yang serupa, sejenis atau mirip dengan yang diatur dalam undang-

undang. Dengan metode analogi, maka peristiwa yang serupa, sejenis atau

mirip dengan yang diatur dalam undang-undang diperlakukan sama. Jadi

analogi ini merupakan metode penemuan hukum di mana hakim mencari

esensi yang lebih umum dari sebuah peristiwa hukum atau perbuatan hukum

baik yang telah diatur oleh undang-undang maupun yang belum ada

peraturannya.

3 Bambang Sutiyoso, “Metode Penemuan Hukum”, (Yogyakarta: UII Press Yogyakarta,

2012, Cetakan Keempat), h., 134-145.

Page 45: DASAR HUKUM PENETAPAN STATUS HUKUM MAFQUD DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41250/1/SAIDUL... · penemuan hukum, hakim Pengadilan Agama kediri mempertimbangkan

34

b. Metode A Contrario (Argumentum a Contrario)

Metode a contrario merupakan cara menjelaskan makna undang-

undang dengan didasarkan pada pengertian yang sebaliknya dari peristiwa

konkrit yang dihadapi dengan peristiwa yang diatur dalam undang-undang.

Apabila suatu peristiwa tertentu diatur dalam undang-undang, tetapi

peristiwa lainnya yang mirip tidak, maka berlaku hal sebaliknya. Pada

metode ini titik berat diletakkan pada ketidaksamaan peristiwanya. Di sini

diperlukan segi negatifnya dari undang-undang.

c. Metode Rechtvervijning (Penyempitan Hukum)

Terkadang peraturan perundang-undangan itu ruang lingkupnya

terlalu umum atau luas, maka perlu dipersempit untuk dapat diterapkan

terhadap peristiwa tertentu. Metode ini bertujuan untuk menyempitkan suatu

aturan hukum yang luas dan umum, supaya dapat diterapkan terhadap suatu

peristiwa tertentu.

d. Metode Fiksi Hukum

Fiksi hukum adalah sesuatu yang khayal yang digunakan di dalam

ilmu hukum dalam bentuk kata-kata, istilah-istilah yang berdiri sendiri atau

dalam bentuk kalimat yang bermaksud untuk memberikan suatu pengertian

hukum. Bentuk fiksi hukum ini lebih banyak digunakan di dalam hukum

adat banyak memakai bentuk pepatah atau peribahasa, sedangkan hukum

perundang-undangan memakai bentuk kalimat pasal demi pasal. Sebagai

contoh menurut ajaran legisme satu-satunya sumber hukum adalah undang-

undang. Tetapi bagaimana agar hukum kebiasaan dapat dipergunakan, maka

Page 46: DASAR HUKUM PENETAPAN STATUS HUKUM MAFQUD DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41250/1/SAIDUL... · penemuan hukum, hakim Pengadilan Agama kediri mempertimbangkan

35

kemudian difiksikan bahwa berlakunya hukum kebiasaan itu atas dasar

perintah dari undang-undang.

3. Metode Eksposisi (Konstruksi Hukum)

Metode eksposisi tidak lain adalah metode konstruksi hukum, yaitu

metode untuk menjelaskan kata-kata atau membentuk pengertian (hukum),

bukan untuk menjelaskan barang. Pengertian hukum yang dimaksud adalah

konstruksi hukum yang merupakan alat-alat yang dipakai untuk menyusun

bahan hukum yang dilakukan secara sistematis dalam bentuk bahasa dan istilah

yang baik. Menyusun di sini ialah menyatukan apa yang termasuk dalam satu

bidang yang sama, satu pengertian yang sama. Tentunya pengertian hukum

tersebut dipengaruhi oleh waktu tertentu dan masyarakat terentu serta keadaan

tertentu. Metode eksposisi atau konstruksi hukum akan digunakan oleh hakim

saat dia dihadapkan pada situasi adanya kekosongan hukum.4

Dalam konteks dengan sistem penemuan hukum di Indonesia pembentuk

undang-undang tidak memperioritaskan kepada salah satu metode interpretasi atau

konstruksi tertentu. Oleh karena itu para hakim bebas menentukan metode

interpretasi atau konstruksi hukum yang dianggap paling tepat, meyakinkan dan

memuaskan. Hakim dalam hal ini bersifat otonom dalam menentukan pilihannya,

bahkan dalam putusan pengadilan pun hakim tidak pernah menegaskan

argumentasi atau alasan penggunaan metode interpretasi atau konstruksi hukum

tertentu, bahkan tidak jarang digunakan metode interpretasi atau konstruksi

4 Bambang Sutiyoso, “Metode Penemuan Hukum”, (Yogyakarta: UII Press Yogyakarta,

2012, Cetakan Keempat), h., 145.

Page 47: DASAR HUKUM PENETAPAN STATUS HUKUM MAFQUD DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41250/1/SAIDUL... · penemuan hukum, hakim Pengadilan Agama kediri mempertimbangkan

36

hukum tersebut secara campur aduk dari satu jenis interpretasi atau konstruksi

hukum.5

Metode-metode yang digunakan dalam menemukan hukum tersebut tidak

boleh mengabaikan asas-asas dan prinsip hukum umum yang berlaku universal,

baik yang terkandung dalam setiap undang-undang, yurisprundensi, doktrin,

perjanjian, kebiasaan dan perilaku manusia yang berkeadilan dan beradab. Dan

tidak mengabaikan tujuan dari pembentukan undang-undang karena hal itu

merupakan jiwanya. Tanpa ini sebuah undang-undang tidak ada artinya.

B. Pedoman Umum Penggunaan Metode Penemuan Hukum

Penggunaan metode penemuan hukum seperti metode interpretasi, metode

argumentasi maupun metode eksposisi telah digunakan oleh para hakim dalam

upaya memecahkan berbagai persoalan hukum yang harus diputuskan. Meskipun

demikian, penemuan hukum tidak boleh dilakukan secara asal-asalan, tetapi tetap

harus memperhatikan kaidah dan asas hukum yang berlaku serta pendapat umum

(opinio necessitatis)/kelaziman yang ada dalam praktik peradilan.

Melihat kaidah, asas hukum serta berbagai kelaziman dalam praktik

peradilan, dapat ditarik beberapa pedoman umum dalam penggunaan metode

penemuan hukum oleh hakim. Beberapa pedoman umum tersebut adalah sebagai

berikut.6

5 Ahmad Rifa‟i, Penemuan Hukum oleh Hakim dalam Perspektif Hukum Progresif,

(Jakarta: Sinar Grafika, 2011), h., 91-92. 6 Bambang Sutioso, “Metode Penemuan Hukum Upaya Mewujudkan Hukum yang Pasti

dan Berkeadilan”, (Yogyakarta: UII Press, 2012, Cetakan Keempat), h., 164-170.

Page 48: DASAR HUKUM PENETAPAN STATUS HUKUM MAFQUD DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41250/1/SAIDUL... · penemuan hukum, hakim Pengadilan Agama kediri mempertimbangkan

37

1. Nilai Moral, Kesusilaan dan Ketertiban Umum

Apabila suatu peristiwa tidak dijumpai pengaturannya dalam peraturan

perundang-undangan, maka harus dilihat apakah peristiwa tersebut

bertentangan atau tidak dengan nilai-nilai moral, kesusilaan dan ketertiban

umum. Apabila ternyata tidak bertentangan maka peristiwa tersebut semestinya

juga tidak dilarang.

2. Nilai Keadilan, Kepastian Hukum dan Kemanfaatan

Idealnya nilai-nilai keadilan, kepastian hukum dan kemanfaatan harus

dapat diakomodir dalam suatu putusan secara proporsional. Meskipun

demikian, tidak menutup kemungkinan dalam praktik terjadi benturan-benturan

terutama antara nilai keadilan dan kepastian hukum. Jika terjadi benturan

antara nilai keadilan dan kepastian hukum, maka menurut pandangan beberapa

ahli lebih didahulukan nilai keadilan. Karena keadilan itulah yang menjadi

tujuan utama dari proses penyelesaian sengketa di pengadilan.

3. Argumentasi Yuridis atau Penalaran Hukum

Penalaran adalah suatu proses atau kegiatan dalam akal budi manusia

yang di dalamnya berlangsung gerakan/alur dari suatu premis ke premis

lainnya untuk mencapai suatu kesimpulan/putusan tertentu. Sedangkan

penalaran hukum adalah kegiatan untuk mencari dasar dan alasan hukum yang

terdapat di balik suatu peristiwa hukum, baik yang merupakan perbuatan

hukum (perjanjian) atau yang merupakan kasus pelanggaran hukum dalam

menetapkan pendirian hukum yang dirumuskan dalam suatu putusan hukum.

Penaran hukum merupakan suatu proses berpikir yang terikat dengan jenis

Page 49: DASAR HUKUM PENETAPAN STATUS HUKUM MAFQUD DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41250/1/SAIDUL... · penemuan hukum, hakim Pengadilan Agama kediri mempertimbangkan

38

hukum, sumber hukum maupun jenjang hukum. Dalam hal ini berarti selalu

berkaitan dengan pemahaman konsep hukum yang terdapat di dalam norma-

norma hukum, teori hukum dan asas-asas hukum.

4. Keterkaitan antara Satu Peraturan dengan Peraturan lainnya (Pendekatan

Sistem)

Penemuan hukum harus memperhatikan pendekatan sistem, dalam arti

melihat keterkaitan antara peraturan yang satu dengan yang lain. Sebagai

contoh dalam pengajuan Peninjauan Kembali (PK), apakah Jaksa Penuntut

Umum (JPU) dapat menggunakannya? Dalam KUHAP, penggunaan PK oleh

JPU tidak secara eksplisit diatur. Dalam hal ini dapat dilihat ketentuan KUHAP

Pasal 263 sampai dengan Pasal 269 yang mengatur tentang Peninjauan

Kembali Putusan Pengadilan Yang Telah Mempunyai Kekuatan Hukum Tetap.

5. Melihat Hierarki Sumber Hukum yang Ada

Hierarki sumber hukum dalam penemuan hukum menentukan prioritas

penggunaannya, misalnya apabila ketentuan yang ada dalam hukum tertulis

berbeda dengan ketentuan dalam hukum kebiasaan maupun yurisprudensi,

maka prioritas yang digunakan terlebih dahulu adalah yang diatur dalam

hukum tertulis. Meskipun demikian, apabila ternyata justru apa yang diatur

dalam hukum tertulis bertentangan dengan rasa keadilan masyarakat, maka

hukum kebiasaan atau yurisprudensilah yang digunakan.

Page 50: DASAR HUKUM PENETAPAN STATUS HUKUM MAFQUD DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41250/1/SAIDUL... · penemuan hukum, hakim Pengadilan Agama kediri mempertimbangkan

39

BAB IV

KEWARISAN MAFQUD DI PENGADILAN AGAMA YOGYAKARTA

DAN KEDIRI

A. Kronologi Kasus Nomor 042/Pdt.P/2011/PA.Yk di Pengadilan Agama

Yogyakarta

1. Duduk Perkara

Termohon dalam kasus ini merupakan kerabat dari para Pemohon, atau

saudara kandung yang paling muda, dalam beberapa kalimat akan disebutkan

sebagai “Anak IV”1, yang mana mereka mempunyai hubungan keperdataan

baik dalam hak maupun kewajibannya, sebagaimana yang telah diatur dalam

hukum perdata bidang keluarga.

Awal timbulnya permasalahan ini dimulai tahun 2005 atau 6 (enam)

tahun 6 (enam) bulan sebelum penetapan ini dijatuhkan oleh majelis Hakim

Pengadilan Agama Yogyakarta. Termohon pergi meninggalkan kediamannya

bersama isterinya tanpa kabar dan tidak pernah diketahui kemana perginya. Hal

penting lain yang juga ditinggalkan oleh Termohon adalah tiga orang anaknya

dan sejumlah hutang kepada suatu bank. Termohon pernah meminjam

sejumlah uang (disebutkan dalam salinan penetapan sebesar Rp. 110.000.000 –

seratus sepuluh juta rupiah) kepada bank yang dialamatkan penagihannya ke

tempat tinggal Termohon.

Setelah Termohon pergi atau mulai hilang, tiga orang anak yang

ditinggalkan Termohon di bawah pengurusan salah satu para Pemohon, dimana

1 Kata “Anak IV” digunakan dalam kasus ini karena Termohon adalah anak ke 4 dari

pewaris atau saudara ke 4 dari para Pemohon.

Page 51: DASAR HUKUM PENETAPAN STATUS HUKUM MAFQUD DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41250/1/SAIDUL... · penemuan hukum, hakim Pengadilan Agama kediri mempertimbangkan

40

anak-anak dan salah satu Pemohon tersebut mendiami rumah yang

ditinggalkan Termohon. Hal ini terjadi karena anak-anak dan rumah tersebut

merupakan kerabat para Pemohon dan harta warisan peninggalan orang tua

para Pemohon dan Termohon.

Konsekuensinya, penagihan hutang dari bank ditanggung oleh para

Pemohon, hal ini dilakukan karena para Pemohon bermaksud untuk melunasi

hutang tersebut dan dapat mengambil kembali agunan (sertifikat jaminan). Hal

ini sebagaimana disebutkan pada posita para Pemohon dalam surat

permohonannya. Sebagai berikut ini:

“Bahwa hutang di PT. Bank atas nama Anak IV (Termohon) telah jatuh tempo

namun Anak IV dan Isteri Anak IV tidak pernah pulang serta tidak pernah ada

kabarnya, oleh karena itu pihak keluarga (Para Pemohon) bermaksud

melunasi pinjaman tersebut serta mengambil sertifikat jaminan”.

Agar agunan yang menjadi jaminan hutang pada bank tersebut dapat

diambil kembali oleh para Pemohon, maka para Pemohon mengajukan

permohonan pelunasan kepada pihak bank yang mana selanjutnya pihak bank

menerima permohonan dengan beberapa syarat yang pada pokoknya Termohon

dinyatakan meninggal secara hukum oleh pengadilan. Sebagaimana disebutkan

dalam dalil posita surat permohonan para Pemohon. Sebagai berikut ini:

“Bahwa pihak PT. Bank menerima permohonan pelunasan dari Pemohon

dengan beberapa syarat yang pada pokoknya harus ada penetapan Pengadilan

yang menetapkan Anak IV (Termohon) dengan isterinya meninggal dunia

secara hukum”.

Demi kepentingan objek waris yang menjadi barang jaminan hutang

tersebut, maka perlu bagi para Pemohon untuk mendapatkan kepastian hukum

Page 52: DASAR HUKUM PENETAPAN STATUS HUKUM MAFQUD DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41250/1/SAIDUL... · penemuan hukum, hakim Pengadilan Agama kediri mempertimbangkan

41

akan status ke-mafqud-an Termohon apakah dinyatakan masih hidup atau

sudah meninggal secara hukum.

Sebagaimana yang disebutkan dalam salinan penetapan bahwa pokok

permasalahan pada kasus ini adalah para Pemohon memohon agar Termohon

dinyatakan mafqud atau mati secara hukum, karena Termohon dan isterinya

telah pergi sejak bulan November tahun 2005, selama itu keduanya tidak

pernah pulang, tidak ada kabarnya dan tidak diketahui keberadaannya, para

Pemohon mempunyai kepentingan untuk menyelesaikan atau melunasi hutang

Termohon di bank yang telah jatuh tempo dan para Pemohon hendak menarik

sertifikat jaminan (agunan) di bank yang bersangkutan.

Kepentingan para Pemohon seperti yang telah disebutkan di atas

didasarkan pada objek yang hendak diurus – yang dijadikan Termohon sebagai

agunan peminjaman sejumlah dana terhadap bank – merupakan obyek waris

atau harta warisan peninggalan orang tua para Pemohon dan Termohon yang

dimohonkan.

2. Proses Persidangan

Jenis perkara yang diajukan pada kasus ini adalah voluntair. Dimana

tidak ada sengketa dan tidak ada pihak yang dilawan, yang ada hanya

permohonan dari Pemohon tentang suatu status hukum atau kepastian hukum.

Proses persidangan ini sesuai dengan salinan penetapan berdasarkan surat

permohonan tertanggal 07 Juli 2011 yang telah didaftarkan di Kepaniteraan

Pengadilan Agama Yogyakarta Nomor 0042/Pdt.P/2011/PA.Yk., telah

mengajukan permohonan mafqud, para Pemohon adalah:

Page 53: DASAR HUKUM PENETAPAN STATUS HUKUM MAFQUD DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41250/1/SAIDUL... · penemuan hukum, hakim Pengadilan Agama kediri mempertimbangkan

42

a. Pemohon I, usia 48 tahun, beragama Islam, dan bertempat tinggal di

Kecamatan Mergangsan kota Yogyakarta.

b. Pemohon II, usia 47 tahun, beragama Islam, dan bertempat tinggal di

kecamatan Mergangsan kota Yogyakarta.

c. Pemohon III, usia 45 tahun, beragama Islam, dan bertempat tinggal di

kecamatan Mergangsan kota Yogyakarta.

Melawan:

Anak IV2 dan Isteri Anak IV yang dalam uraian ini disebut sebagai

Termohon.

Pada hari persidangan yang telah ditentukan para Pemohon datang

menghadiri persidangan disertai kuasa hukumnya, lalu Majelis Hakim

memberikan nasihat kepada para Pemohon agar bersabar menunggu

kepulangan Termohon namun upaya tersebut tidak berhasil.

Selanjutnya dalam persidangan kuasa hukum para Pemohon

menambahkan penjelasan yang dianggap perlu untuk mendukung dalil-dalil

permohonan yang telah diajukan, sebagai berikut:

a. Asal mula tanah dan rumah yang dijadikan jaminan hutang oleh Termohon

adalah harta warisan peninggalan orang tua dari para Pemohon dan

Termohon.

b. Tanah yang merupakan objek waris tersebut dibalik nama atas nama

Termohon sendiri dengan cara memalsukan tanda tangan. Pemalsuan ini

merupakan ranah hukum pidana yang tidak dibahas secara rinci di sini.

2 Kata “Anak IV” digunakan dalam kasus ini dikarenakan Termohon adalah anak ke 4

dari pewaris. Atau saudara ke 4 dari para Pemohon.

Page 54: DASAR HUKUM PENETAPAN STATUS HUKUM MAFQUD DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41250/1/SAIDUL... · penemuan hukum, hakim Pengadilan Agama kediri mempertimbangkan

43

Selama proses persidangan Termohon tidak pernah menghadap ke acara

persidangan dan tidak pula menyuruh orang lain sebagai kuasanya untuk

menghadiri, meskipun Pengadilan Agama Yogyakarta telah melakukan

pemanggilan secara resmi dan patut menurut ketentuan Pasal 476 KUH Perdata

yaitu panggilan pertama melalui Harian Kedaulatan Rakyat yang terbit pada

hari Kamis tanggal 04 Agustus 2011 untuk sidang hari Senin tanggal 31

Oktober 2011, panggilan kedua melalui Harian Kedaulatan Rakyat yang terbit

hari Jum‟at tanggal 11 November 2011 untuk sidang hari Senin tanggal 30

Januari 2012, panggilan ketiga melalui Harian Kedaulatan Rakyat yang terbit

hari Rabu tanggal 01 Februari untuk sidang tanggal 07 Mei 2012.

Selanjutnya para Pemohon mengajukan beberapa bukti dan 2 (dua) orang

saksi untuk menguatkan dalil-dalilnya yang Majelis Hakim dapat menerima

bukti-bukti tersebut beserta keterangan saksi-saksi, sehingga Majelis Hakim

berpendapat bahwa para Pemohon telah berhasil membuktikan dalil

permohonannya.

3. Pertimbangan Hukum dan Penetapan Hakim

Pengadilan Agama Yogyakarta menyelesaikan dan menjatuhkan

penetapan perkara ini pada hari Senin 28 Mei 2012 Masehi yang bertepatan

dengan tanggal 07 Rajab 1433 Hijriyah, yakni 325 (tiga ratus dua puluh lima)

hari atau 10 (sepuluh) bulan 19 (sembian belas) hari setelah perkara ini mulai

terdaftar di Kepaniteraan Pengadilan Agama Yogyakarta.

Dasar hukum yang digunakan Hakim dalam melakukan pertimbangan

terhadap penetapan status mafqud dalam kasus ini adalah Pasal 467 dan Pasal

Page 55: DASAR HUKUM PENETAPAN STATUS HUKUM MAFQUD DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41250/1/SAIDUL... · penemuan hukum, hakim Pengadilan Agama kediri mempertimbangkan

44

468 KUH Perdata. Untuk menguatkan pertimbangan hukum Majelis Hakim

menyertakan Pasal 171 dan Pasal 174 ayat (1) Instruksi Presiden Nomor 1

Tahun 1991 Kompilasi Hukum Islam.

Selanjutnya untuk menguatkan penemuan hukum dan kepastian hukum

atas penetapan berdasarkan pemeriksaan yang telah dilakukan selama

persidangan. Maka Majelis Hakim juga menyertakan Pasal 2 dan Pasal 49 ayat

(1) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama

sebagaimana telah diubah oleh Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 sebagai

bentuk kekuasaan absolutnya untuk mengadili perkara ini sebagaimana berikut:

Pasal 2:

“Peradilan Agama merupakan salah satu pelaksana kekuasaan

kehakiman bagi rakyat pencari keadilan yang beragama Islam mengenai

perkara perdata tertentu yang diatur dalam Undang-Undang ini”

Pasal 49 ayat (1):

“Pengadilan Agama bertugas dan berwenang memeriksa, memutus, dan

meneyelesaikan perkara-perkara di tingkat pertama antara orang-orang

yang beragama Islam di bidang:

a. Perkawinan

b. Kewarisan, wasiat, dan hibah, yang dilakukan berdasarkan hukum

Islam

c. Wakaf dan shadaqah”

Berdasarkan pertimbangan hukum yang telah dilakukan, dasar hukum

yang dikemuakan saling menguatkan satu sama lainnya, maka Majelis Hakim

menetapkan:

a. Mengabulkan permohonan para Pemohon sebagaimana telah disebutkan

para Pemohon dalam Surat Permohonannya, yakni sebagai berikut.

Pertama, mengabulkan permohonan para Pemohon. Kedua, menetapkan

Page 56: DASAR HUKUM PENETAPAN STATUS HUKUM MAFQUD DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41250/1/SAIDUL... · penemuan hukum, hakim Pengadilan Agama kediri mempertimbangkan

45

Termohon adalah mafqud (hilang/meninggal dunia) dengan segala akibat

hukumnya. Ketiga, membebankan biaya perkara menurut hukum.

b. Menetapkan Termohon telah hilang atau meninggal dunia secara hukum

dengan segala akibat hukumnya.

c. Membebankan kepada para Pemohon untuk membayar semua biaya yang

timbul akibat perkara ini.

B. Kronologi Kasus Nomor 0098/Pdt.P/2014/PA.Kdr di Pengadilan Agama

Kediri

1. Duduk Perkara

Termohon dalam kasus ini adalah kerabat atau saudara kandung dari para

Pemohon, dalam beberapa kalimat akan disebutkan sebagai “Saudara Para

Pemohon”. Mereka (para Pemohon dan Termohon) merupakan 8 (delapan)

orang bersaudara, yaitu anak-anak dari seorang laki-laki yang bernama Mat

Sa‟roni (Ayah) dan seorang perempuan yang bernama Kalimah (Ibu). Mereka

memiliki hubungan keperdataan baik hak maupun kewajibannnya,

sebagaimana telah diatur undang-undang keperdataan hukum keluarga.

Timbulnya kasus ini dimulai pada awal tahun 1980 atau 34 tahun 10

bulan sebelum perkara ini diajukan ke Pengadilan Agama Kediri, Termohon

pergi meninggalkan kediamannya tanpa diketahui oleh keluarganya. Kediaman

Termohon adalah rumah orang tuanya sendiri. Sebagaimana disebutkan dalam

surat permohonan para Pemohon dengan nomor register perkara

0098/Pdt.P/2014/PA.Kdr sebagai berikut:

“Pada awal tahun 1980 Saudara Para Pemohon (Termohon) keluar

rumah, meninggalkan kedua orang tuanya serta para Pemohon, tanpa

Page 57: DASAR HUKUM PENETAPAN STATUS HUKUM MAFQUD DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41250/1/SAIDUL... · penemuan hukum, hakim Pengadilan Agama kediri mempertimbangkan

46

memberitahukan terlebih dahulu kepada para Pemohon maupun kepada

kedua orang tuanya dan hingga sekarang tidak pernah kembali ke

rumah, tidak memberitahukan kabar beritanya dan tidak ada kabar

beritanya”.

Perirstiwa hukum penting yang pernah terjadi dari awal kepergian atau

ke-mafqud-an Termohon sampai perkara ini diajukan ke Pengadilan adalah

telah terjadi 4 (empat) kematian dalam keluarga Termohon tersebut. Yakni:

a. Kematian orang tua (ibu) yang bernama Kalimah pada tanggal 09 Februari

1987.

b. Kematian kakak Termohon yang bernama Qomarudin pada tanggal 24

Maret 2002.

c. Kematian orang tua (ayah) yang bernama Mat Sa‟roni pada tanggal 02

Oktober 2007.

d. Kematian adik Termohon yang bernama Siti Rubiyah pada tanggal 18

Agustus 2013.

Selanjutnya orang tua (ibu) para Pemohon dan Termohon, yang bernama

Kalimah merupakan salah satu dari 4 bersaudara yang merupakan anak

kandung dari seseorang yang bernama Hedris – telah meninggal pada tahun

1950 – dan Siti Aminah – telah meninggal pada tahun 1982.

Demi kepentingan pembagian harta warisan peninggalan Hedris dan Siti

Aminah, maka para ahli waris merasa perlu untuk mendapatkan kepastian

hukum atas status hukum mafqud salah satu ahli waris yaitu Termohon,

walaupun menurut penulis terdapat sedikit kekeliruan tentang pengertian ahli

waris pengganti di sini yaitu disebutkannya dalam surat permohonan para

Pemohon bahwa Termohon adalah ahli waris pengganti ibunya yang

Page 58: DASAR HUKUM PENETAPAN STATUS HUKUM MAFQUD DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41250/1/SAIDUL... · penemuan hukum, hakim Pengadilan Agama kediri mempertimbangkan

47

selanjutnya menjadi ahli waris dari Hedris dan Siti Aminah (orang tua dari ibu

Termohon).3 Sebagaimana disebutkan berikut ini:

“Bahwa para ahli waris Almarhumah Siti Aminah dan Almarum Hedris

bermaksud mengadakan pembagian harta waris atan tanah milik (SHM)

No. 76 dimaksud namun salah satu ahli waris yaitu Saudara Para

Pemohon (Termohon) sebagai salah satu ahli waris pengganti

kedudukan ibunya/Almarhumah Kalimah sedang tidak ada dan telah

hilang sejak awal tahun 1980 sebagaimana uraian tersebut di atas”

Penulis tidak menguraikan lebih lanjut tentang kekeliruan penggunaan

metode (ahli waris pengganti atau munasaqah) penyelesaian kewarisan di sini

yang disebutkan sebagai ahli waris pengganti padahal semestinya dengan

metode munasaqah. Karena pembahasan tersebut akan keluar dari lingkup

analisis penelitian ini.

2. Proses Persidangan

Perkara ini mempunyai kaitan erat dengan hukum kewarisan yang mana

para pihak adalah beragama Islam, sehingga dasar hukum yang dikemukakan

dalam proses persidangan ini adalah Pasal 49 Undang-Undang Nomor 7 Tahun

1989 tentang Peradilan Agama sebagaiamana telah diubah oleh Undang-

Undang Nomor 3 Tahun 2006 dan Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009

yang menganut asas personalitas keislaman sebagai kewenangan absolut

Peradilan Agama dalam memeriksa perkara ini.

Jenis perkara yang diajukan pada kasus ini adalah voluntair, dimana tidak

ada sengketa dan tidak ada pihak yang dilawan, yang ada hanyalah

permohonan para Pemohon tentang status hukum atau kepastian hukum.

3 Lihat Penetapan Pengadilan Agama Kediri Nomor 0098/Pdt.P/2014/PA.Kdr

Page 59: DASAR HUKUM PENETAPAN STATUS HUKUM MAFQUD DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41250/1/SAIDUL... · penemuan hukum, hakim Pengadilan Agama kediri mempertimbangkan

48

Uraian proses persidangan ini sesuai dengan salinan penetapan

berdasarkan surat permohonan tertanggal 31 Oktober 2014 yang telah

didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Agama Yogyakarta Nomor

0098/Pdt.P/2014/PA.Kdr., tanggal 03 November 2014. Para Pemohon telah

mengajukan permohonan orang hilang (mafqud) bernama Saudara Para

Pemohon, dalam uraian ini penulis menyebut Saudara Para Pemohon sebagai

Termohon. Para Pemohon adalah:

a. Pemohon 1, umur 63 tahun, beragama Islam, dan bertempat tinggal di Kota

Kediri

b. Pemohon 2, umur 54 tahun, agama Islam, dan bertempat tinggal di Kota

Kediri.

c. Pemohon 3, umur 52 tahun, beragama Islam, dan bertempat tinggal di kota

Kediri.

d. Pemohon 4, umur 48 tahun, beragama Islam, dan bertempat tinggal di

kabupaten Kediri.

e. Pemohon 5, umur 46 tahun, beragama Islam, dan bertempat tinggal di kota

Kediri.

Selanjutnya dalam hal ini Pemohon 1 sampai dengan Pemohon 5 disebut

sebagai para Pemohon.

Pada hari sidang yang telah ditetapkan para Pemohon telah hadir di

persidangan, dalam hal ini telah diwakilkan oleh kuasa hukumnya. Dalam

proses persidangan tersebut pihak yang dimohonkan (Termohon) telah

Page 60: DASAR HUKUM PENETAPAN STATUS HUKUM MAFQUD DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41250/1/SAIDUL... · penemuan hukum, hakim Pengadilan Agama kediri mempertimbangkan

49

diumumkan tentang ke-mafqud-annya melalui kantor pemerintahan kota Kediri

dalam upaya menemukan Termohon.

Untuk menguatkan dalil-dalil permohonannya para Pemohon

mengajukan sejumlah bukti-bukti dan dua orang saksi, yang kemudian Majelis

Hakim memeriksa keterangan bukti dan saksi tersebut. Keterangan-keterangan

tersebut telah diterima oleh Majelis Hakim karena isinya saling bersesuaian

dan saling menguatkan, serta pihak-pihak yang terkait – para Pemohon dan

saksi-saksi – tidak melakukan pembantahan. Maka, berdasarkan pertimbangan-

pertimbangan yang telah dilakukan Majelis Hakim berpendapat bahwa para

pemohon telah dapat membuktikan dalil-dalil permohonnya.

3. Pertimbangan Hukum dan Penetapan Hakim

Pengadilan Agama Kediri menyelesaikan dan menjatuhkan penetapan

perkara ini pada tanggal 08 Januari 2015 Masehi, bertepatan dengan tanggal 17

Rabiul Awal 1436 Hijriyah, yakni 66 (enam puluh enam) hari atau 2 (dua)

bulan 5 (lima) hari setelah perkara ini mulai terdaftar di Kepaniteraan

Pengadilan Agama Kediri.

Hal yang dijadikan pertimbangan Majelis Hakim dalam melakukan

penetapan ini adalah tentang pendapat ulama fikih dalam menentukan status

hukum orang yang hilang (mafqud) menggunakan metode istishab, yaitu

menetapkan hukum yang berlaku sejak semula sampai ada dalil yang

menunjukkan hukum lain. Tetapi anggapan tentang hukum yang berlaku

semula atau anggapan Termohon mafqud masih hidup tidak bisa dipertahankan

terus menerus, karena ini akan menimbulkan kerugian bagi orang lain. Para

Page 61: DASAR HUKUM PENETAPAN STATUS HUKUM MAFQUD DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41250/1/SAIDUL... · penemuan hukum, hakim Pengadilan Agama kediri mempertimbangkan

50

ulama fikih juga telah sepakat bahwa yang berhak menetapkan status bagi

orang hilang tersebut adalah Hakim, baik untuk menetapkan bahwa orang yang

hilang tersebut telah meninggal atau belum.

Selanjutnya terdapat 2 (dua) macam pertimbangan hukum yang

digunakan Majelis Hakim untuk mencari kejelasan status hukum bagi orang

yang hilang. Yaitu:

a. Berdasarkan bukti-bukti yang otentik yang dibenarkan oleh syariat, yang

dapat menetapkan suatu ketetapan hukum.

b. Berdasarkan tenggang waktu lamanya orang yang mafqud pergi atau

berdasarkan kadaluarsa.

Berdasarkan pertimbangan dan metode yang digunakan Majelis Hakim

dan berdasarkan bukti-bukti dan dua orang saksi yang diajukan para Pemohon

untuk menguatkan dalil permohonannya, maka Majelis Hakim menjatuhkan

penetapan terhadap kasus ini. Isi dari penetapan kasus ini adalah sebagai

berikut:

a. Majelis Hakim mengabulkan permohonan para Pemohon sebagaimana telah

dimohonkan dalam Surat Permohonan, sebagai berikut. Pertama, menerima

dan mengabulkan permohonan para Pemohon. Kedua, menetapkan

Termohon telah wafat karena mafqud menurut hukum syar‟i. Ketiga,

membebankan segala biaya yang timbul akibat permohonan ini kepada para

Pemohon.

b. Menetapkan Termohon telah meninggal dunia menurut hukum karena

mafqud.

Page 62: DASAR HUKUM PENETAPAN STATUS HUKUM MAFQUD DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41250/1/SAIDUL... · penemuan hukum, hakim Pengadilan Agama kediri mempertimbangkan

51

c. Membebankan kepada para Pemohon untuk membayar biaya perkara ini

sebesar Rp. 246.000 (dua ratus empat puluh enam ribu rupiah).

C. Analisis Penulis

Peraturan perundang-undangan yang telah diundangkan yang merupakan

hukum materil atau formil Peradilan Agama tidak secara rinci mengatur perihal

hukum kewarisan terlebih mengenai perkara mafqud dalam kewarisan. Walaupun

seperti yang ditulis oleh Khoiruddin Nasution bahwa salah satu fenomena sejak

awal abad ke 20 di dunia muslim dan Islam adanya usaha pembaharuan hukum

keluarga dalam bidang perkawinan, perceraian, kewarisan dan wasiat.4

Di

Indonesia, hukum materiil Peradilan Agama secara formal termuat dalam

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974, Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun

1975, Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009 dan Instruksi Presiden Nomor 1

Tahun 1991.5

Meskipun Peradilan Agama merupakan peradilan khusus yang menangani

perkara perdata untuk para pencari keadilan beragama Islam, selain memiliki

hukum materiil sendiri sebagai suatu dasar atau pedoman bagi hakim dalam

menyelesaikan perkara di lingkungan Peradilan Agama tersebut, dalam praktiknya

dapat dijumpai para hakim Peradilan Agama dalam menjatuhkan suatu penetapan

atau putusan mendasarkannya pada hukum materiil Perdilan Umum. Secara

khusus dalam persoalan kewarisan Penjelasan Umum alinea kedua Undang-

Undang Nomor 3 Tahun 2006 menegaskan “...Kalimat yang terdapat dalam

4 Khoiruddin Nasution, Status Wanita di Asia Tenggara Studi Terhadap Perundang-

Undangan Perkawinan Muslim Kontemporer di Indonesia dan Malaysia, (Jakarta: INIS, 2002), h.,

5-6. 5 Tim Hakim Pengadilan Agama Bantul, “Kewenangan dan Penyelesaian Perkara

Mafqud di Pengadilan Agama”, (Bantul: Pengadilan Agama Bantul, 2000), h., 7-8.

Page 63: DASAR HUKUM PENETAPAN STATUS HUKUM MAFQUD DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41250/1/SAIDUL... · penemuan hukum, hakim Pengadilan Agama kediri mempertimbangkan

52

Penjelasan Umum Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan

Agama yang menyatakan: „Para pihak sebelum beperkara dapat

mempertimbangkan untuk memilih hukum apa yang dipergunakan dalam

pembagian warisan‟ dinyatakan dihapus”. Dualisme hukum yang terjadi di

lingkungan Peradilan Agama akan mempertanyakan eksistensi Peradilan Agama

sebagai peradilan khusus bagi umat Islam di Indonesia.

Dasar hukum yang digunakan majelis hakim Pengadilan Agama Yogyakarta

dalam menangani perkara nomor 042/Pdt.P/2011/PA.Yk adalah Pasal 467 dan

Pasal 468 KUH Perdata, Pasal 171 dan Pasal 174 ayat (1) Kompilasi Hukum

Islam serta Pasal 2 dan Pasal 49 ayat (1) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989

sebagaimana diubah oleh Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006. Sedangkan

dasar hukum yang digunakan majelis hakim Pengadilan Agama Kediri dalam

menangani perkara nomor 0098/Pdt.P/2014/PA.Kdr adalah pendapat ulama fikih

dalam menentukan status hukum orang yang hilang (mafqud) menggunakan

metode istishab, yaitu menetapkan hukum yang berlaku sejak semula sampai ada

dalil yang menunjukkan hukum lain. Selanjutnya terdapat dua macam

pertimbangan hukum yang digunakan majelis hakim Pengadilan Agama Kediri

untuk menguatkan metode istishab tersebut. Pertama, berdasarkan bukti otentik

yang dibenarkan oleh syariat yang dapat menetapkan suatu ketetapan hukum.

Kedua, berdasarkan tenggang waktu lamanya orang yang mafqud pergi atau

berdasarkan kadaluarsa.

Page 64: DASAR HUKUM PENETAPAN STATUS HUKUM MAFQUD DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41250/1/SAIDUL... · penemuan hukum, hakim Pengadilan Agama kediri mempertimbangkan

53

1. Analisa Penetapan 042/Pdt.P/2011/PA.YK

Penetapan hakim Pengadilan Agama Yogyakarta mendasarkan Pasal 467

dan Pasal 468 KUH Perdata. Hal ini menjadi pedoman hakim untuk melakukan

pemanggilan sebanyak tiga kali dengan tenggang waktu masing-masing

pemanggilan selama tiga bulan. Namun, berdasarkan pedoman umum

penggunaan metode penemuan hukum yang dirumuskan oleh Bambang

Sutiyoso6 terdapat nilai-nilai keadilan, kepastian hukum dan hierarki sumber

hukum yang harus diperhatikan oleh hakim dalam penemuan hukum. Nilai-

nilai keadilan dan kepastian hukum harus dapat dibangun oleh hakim dengan

melihat peristiwa konkret dan pengaturan hukum yang ada. Hakim dapat

menggunakan metode penemuan hukum interpretasi, argumentasi dan metode

eksposisi untuk memberi keadilan dan kepastian hukum yang tepat.

Hakim Pengadilan Agama harus dapat mewujudkan nilai keadilan,

kepastian hukum dan memperhatikan hierarki sumber hukum, menurut penulis

hakim seharusnya menggunakan Kompilasi Hukum Islam sebagai hukum

materiil Peradilan Agama daripada menggunakan ketentuan yang terkandung

dalam KUH Perdata. Walaupun sampai saat ini mengenai kekuatan hukum

Kompilasi Hukum Islam sebagai suatu peraturan perundang-undangan masih

dalam perdebatan.

Dasar hukum Kompilasi Hukum Islam adalah Instruksi Presiden Nomor

1 Tahun 1991 sedangkan Inpres itu sendiri didasarkan pada Pasal 4 Ayat (1)

Undang-Undang Dasar 1945. Baik Instruksi Presiden, Peraturan Presiden dan

6 Bambang Sutioso, “Metode Penemuan Hukum Upaya Mewujudkan Hukum yang Pasti

dan Berkeadilan”, (Yogyakarta: UII Press, 2012, Cetakan Keempat), h., 164-170.

Page 65: DASAR HUKUM PENETAPAN STATUS HUKUM MAFQUD DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41250/1/SAIDUL... · penemuan hukum, hakim Pengadilan Agama kediri mempertimbangkan

54

Keputusan Presiden memiliki kedudukan yang sama, pendapat ini sebagaimana

diuraikan oleh Edi Gunawan.7

Selain didasarkan pada Pasal 4 Ayat (1)

Undang-Undang Dasar 1945 selanjutnya dalam Pasal 7 Ayat (1) dan (4)

Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 menunjukkan bahwa Inpres memiliki

kekuatan hukum yang mengikat dalam tata urutan peraturan perundang-

undangan. Sedangkan KUH Perdata sebagai hukum materiil dan tetap

digunakan didasarkan pada Pasal 1 Aturan Peralihan Undang-Undang Dasar

1945. Jadi, sangatlah logis dan rasional mengutamakan penggunaan Kompilasi

Hukum Islam sebagai hukum materiil di lingukungan Peradilan Agama

daripada KUH Perdata untuk mewujudkan nilai-nilai keadilan, kepastian

hukum dan tujuan kemasyarakatan (Teleologis).

2. Analisa Penetapan 0098/Pdt.P/2014/PA.Kdr

Hakim Pengadilan Agama Kediri menggunakan pendapat ulama fikih

dalam menentukan status hukum orang yang hilang (mafqud) melalui metode

istishab, yaitu menetapkan hukum yang berlaku sejak semula sampai ada dalil

yang menunjukkan hukum lain. Selanjutnya terdapat dua macam pertimbangan

hukum yang digunakan majelis hakim Pengadilan Agama Kediri untuk

menguatkan metode istishab tersebut. Pertama, berdasarkan bukti otentik yang

dibenarkan oleh syariat yang dapat menetapkan suatu ketetapan hukum. Kedua,

berdasarkan tenggang waktu lamanya orang yang mafqud pergi atau

berdasarkan kadaluarsa.

7 Edi Gunawan, “Eksistensi Kompilasi Hukum Islam”, Vol. 8, No. 1, 2010, h., 8.

Page 66: DASAR HUKUM PENETAPAN STATUS HUKUM MAFQUD DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41250/1/SAIDUL... · penemuan hukum, hakim Pengadilan Agama kediri mempertimbangkan

55

Berdasarkan nilai-nilai keadilan, kepastian hukum, penggunaan hierarki

sumber hukum dan tujuan kemasyarakatan, hakim Pengadilan Agama Kediri

memenuhinya dengan menggunakan metode istishab dengan pertimbangan

daluwarsa. Penggunaan metode tersebut sebagaimana Penjelasan Umum butir

2, 3 dan 4 Kompilasi Hukum Islam yang memungkinkan hakim untuk merujuk

doktrin ahli hukum atau fikih. Penggunaan doktrin atau ajaran fikih tentunya

akan lebih sesuai dengan ajaran Al-Quran dan Hadits karena fikih bersumber

dari Al-Quran dan Hadits.

Nilai keadilan, kepastian hukum dan tujuan kemasyarakatan dalam

lingkungan Peradilan Agama tentunya harus dipenuhi dengan nilai-nilai yang

sesuai dengan hukum Islam itu sendiri, bukan mengesampingkan apa yang

diatur dalam hukum Islam dan menggunakan produk hukum lain. Selain itu,

Peradilan Agama sebagai peradilan khusus memiliki hukum materiilnya sendiri

untuk mewujudkan nilai-nilai keadilan, tujuan kemasyarakatan (teleologis) dan

semangat dibentuknya Peradilan Agama.

Hakim dalam penemuan hukum penetapan ini menggunakan metode

otentik, historis dan teleologis. Berikut ini penjelasan metode dan

implementasinya dalam penetapan ini.

a. Metode otentik. Digunakan hakim untuk melihat ketentuan umum yang

termuat dalam Kompilasi Hukum Islam. Dengan melihat ketentuan umum

yang terkandung dalam Kompilasi Hukum Islam maka akan diketahui ruang

lingkup dan batasan Kompilasi Hukum Islam tersebut. Ketentuan Umum

Page 67: DASAR HUKUM PENETAPAN STATUS HUKUM MAFQUD DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41250/1/SAIDUL... · penemuan hukum, hakim Pengadilan Agama kediri mempertimbangkan

56

dalam Kompilasi Hukum Islam memungkinkan hakim untuk merujuk

doktrin hukum yang dikemukakan oleh ahli fikih dalam kitab-kitab fikih.

b. Metode historis. Digunakan untuk melihat latar belakang, sejarah dan

semangat dibentuknya Kompilasi Hukum Islam sebagai hukum materiil

Peradilan Agama. Degan melihat sejarah dibentuknya Kompilasi Hukum

Islam maka akan diketahui pula semangat atau tujuan dibentuknya

Kompilasi Hukum Islam itu. Kompilasi Hukum Islam dibentuk untuk

menjadi pedoman bagi hakim di lingkungan Peradilan Agama.

c. Metode Teleologis. Digunakan untuk melihat tujuan kemasyarakatan

dibentuknya Kompilasi Hukum Islam. Dengan melihat tujuan

kemasyarakatan dalam Kompilasi Hukum Islam akan mempermudah

mewujudkan keadilan yang sesuai dengan keadaan yang hidup dalam

masyarakat. Tujuan kemasyarakatan dibentuknya Kompilasi Hukum Islam

adalah untuk mewujudkan keadilan berdasarkan nilai-nilai Islam bagi para

pencari keadilan yang beragama Islam.

Page 68: DASAR HUKUM PENETAPAN STATUS HUKUM MAFQUD DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41250/1/SAIDUL... · penemuan hukum, hakim Pengadilan Agama kediri mempertimbangkan

57

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah penulis paparkan pembahasan mengenai “Dasar Hukum Penetapan

Status Hukum Mafqud dalam Kewarisan di Pengadilan Agama Yogyakarta dan

Kediri” maka penulis menarik beberapa kesimpulan, yaitu sebagai berikut:

1. Penerapan hukum materiil kewarisan mafqud di lingkungan Peradilan Agama

masih belum memiliki satu kesatuan hukum yang pasti. Hal ini dapat dilihat

bahwa Pengadilan Agama Yogyakarta menggunakan hukum materiil KUH

Perdata Pasal 467 dan Pasal 468 yang notabene-nya merupakan hukum materiil

Peradilan Umum. Padahal sangat jelas bahwa Peradilan Agama merupakan

peradilan khusus dan memiliki hukum materiilnya sendiri. Walaupun pada

kenyataannya persoalan kewarisan mafqud tidak diatur secara rinci dalam pasal

atau pun ayat peraturan perundang-undangan yang menjadi hukum materiil

Peradilan Agama. Keterbatasan hukum materiil yang telah diundangkan

tersebut bukan menjadi suatu alasan untuk tidak menggali lebih dalam

ketentuan yang sesuai dengan tujuan dibentuknya Peradilan Agama. Dapat

dilihat bahwa Pengadilan Agama Kediri tetap menggunakan hukum materiil

Peradilan Agama, yakni dengan menggunakan metode penemuan hukum

istishab sebagaimana merupakan metode yang dikemukakan ahli fikih.

Merujuknya hakim kepada doktrin ahli fikih ini dapat didasarkan pada

Page 69: DASAR HUKUM PENETAPAN STATUS HUKUM MAFQUD DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41250/1/SAIDUL... · penemuan hukum, hakim Pengadilan Agama kediri mempertimbangkan

58

Penjelasan Umum Kompilasi Hukum Islam sebagai suatu kekuatan hukum

untuk menemukan lebih lanjut hukum materiil Peradilan Agama.

2. Dasar pertimbangan Hakim di Pengadilan Agama Yogyakarta adalah dengan

menggunakan Pasal 467 dan 468 KUH Perdata. Penggunaan dasar hukum

tersebut didasarkan pada fakta bahwa orang yang mafqud telah hilang selama 6

tahun 6 bulan dan telah dilakukan pemanggilan sebanyak tiga kali dengan

masing-masing tenggang waktu pemanggilan tiga bulan. Penggunaan dasar

pertimbangan hukum ini tidak seperti pada ketentuan pendapat ulama atau ahli

fikih dan bertentangan dengan asas lex specialis derogat legi generali.

Sedangkan Hakim di Pengadilan Agama Kediri menggunakan dasar

pertimbangan istishab dengan pendekatan daluwarsa yang mana sesuai dengan

pendapat jumhur ulama atau ahli fikih. Hakim mempertimbangkan lama

hilangnya orang yang mafqud, usia kelayakan hidup dan keberadaan teman

sebaya si mafqud yang secara umum telah daluwarsa. Penggunaan dasar

hukum oleh Hakim Pengadilan Agama Yogyakarta dan Hakim Pengadilan

Agama Kediri didasarkan pada pertimbangan fakta-fakta persidangan. Hal

utama yang menyebabkan perbedaan penggunaan dasar hukum untuk

menetapkan status hukum seseorang yang mafqud adalah dari fakta

persidangan lama hilangnya orang yang mafqud.

B. Rekomendasi

Setelah memaparkan apa yang dapat disimpulkan dalam penelitian ini, maka

berikut beberapa hal yang menjadi rekomendasi dari penelitian ini. Yakni sebagai

berikut:

Page 70: DASAR HUKUM PENETAPAN STATUS HUKUM MAFQUD DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41250/1/SAIDUL... · penemuan hukum, hakim Pengadilan Agama kediri mempertimbangkan

59

1. Disebabkan sangat sedikit dan tidak merinci tentang adanya hukum materil

atau undang-undang yang menjadi ketentuan bagi perkara mafqud khususnya

dalam hukum perdata Islam yang merupakan bagian dari kekuasaan absolut

Peradilan Agama maka penulis merekomendasikan kepada pembuat undang-

undang agar merumuskan tentang tatacara maupun ketentuan yang pasti

terhadap perkara mafqud terlebih khusus dalam bidang kewarisan. Hal ini

penting agar penanganan perkara mafqud terdapat kepastian hukum yang jelas.

Kepada Hakim yang merupakan salah satu penegak hukum dan merupakan

benteng terakhir dalam penegakan hukum agar melakukan hak ijtihadnya untuk

memutuskan perkara dengan sumber pertimbangan dasar hukum undang-

undang yang menjadi kekuasan absolut Peradilan Agama atau pun ketentuan

fikih yang merupakan interpretasi sumber dasar hukum Islam yaitu Al-Quran

dan Hadits, daripada menggunakan dasar hukum yang seharusnya digunakan

oleh Peradilan Negeri.

2. Hakim Pengadilan Agama Yogyakarta menetapkan status hukum mafqud

dalam persoalan kewarisan masih merujuk kepada ketentuan hukum materil

yang merupakan produk di luar undang-undang kekuasaan absolut Peradilan

Agama yakni KUH Perdata. Maka, penulis merekomendasikan kepada Hakim

untuk menjadikan ketentuan hukum syar‟i sebagai pertimbangan utama, baik

itu undang-undang yang dikhususkan untuk mendukung kekuasaan absolut

Peradilan Agama atau pun ketentuan fikih yang merupakan interpretasi sumber

utama hukum Islam yakni Al-Quran dan Hadits daripada hukum positif atau

undang-undang yang seharusnya menjadi kekuasaan kehakiman Peradilan

Page 71: DASAR HUKUM PENETAPAN STATUS HUKUM MAFQUD DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41250/1/SAIDUL... · penemuan hukum, hakim Pengadilan Agama kediri mempertimbangkan

60

Negeri. Walaupun kenyataannya bahwa pasal atau pun ayat dalam peraturan

perundang-undangan Peradilan Agama tidak secara rinci mengatur persoalan

kewarisan mafqud. Namun, Hakim selain daripada penegak hukum juga dapat

memanfaatkan wewenangnya untuk menemukan dan membuat hukum dengan

menggunakan metode-metode penemuan hukum yang ada.

Page 72: DASAR HUKUM PENETAPAN STATUS HUKUM MAFQUD DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41250/1/SAIDUL... · penemuan hukum, hakim Pengadilan Agama kediri mempertimbangkan

61

DAFTAR PUSTAKA

„Utsaimin, Muhammad bin Shalih Al-. Panduan Praktis Hukum Waris. Bogor:

Pustaka Ibnu Katsir. 2006.

Al-Qur‟an dan Terjemahan Departemen Agama RI.

Gunawan, Edi. “Eksistensi Kompilasi Hukum Islam”. Vol. 8. No. 1. 2010.

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

Komite Fakultas Syariah Universitas Al-Azhar. “Hukum Waris”. Jakarta: Senayan

Abadi Publishing. 2004.

Kompilasi Hukum Islam.

Kuncoro, NM. Wahyu. “Waris Permasalahan dan Solusinya”. Jakarta: Raih Asa

Sukses. 2015.

Lubis, Suhrawardi K. dan Komis Simanjuntak. Hukum Waris Islam. Jakarta: Sinar

Grafika. 1995.

Mubarak, Syaikh Faishal bin Abdul Aziz Alu. “Bustanul Ahbar mukhtashar Nail

al Authar”. Penerjemah Amir Hamzah Fachrudin dan Asep Saefullah.

“Ringkasan Nailul Authar”. Jakarta: Pustaka Azzam. 2006. Jilid 3.

Muhibbin, Moh. dan Abdul Wahid. Hukum Kewarisan Islam sebagai Pembaruan

Hukum Positif di Indonesia. Jakarta: Sinar Grafika. 2011.

Mursid, Akhmad Fakih dkk.. Penyelesaian Perkara Mafqud di Pengadilan

Agama. Makasar: Program Pasca Sarjana Universitas Hasanuddin. 2014.

Nasution, Amin Husein. Hukum Kewarisan. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Penetapan Pengadilan Agama Kediri nomor 0098/Pdt.P/2014/PA.Kdr.

Penetapan Pengadilan Agama Yogyakarta nomor 042/Pdt.P/2011/PA.Yk.

Rasjidi, Lili. “Hukum Perkawinan dan Perceraian di Malaysia dan Indonesia”.

Bandung: Alumni. 1982.

Rifai, Ahmad. “Penemuan Hukum oleh Hakim dalam Perspektif Hukum

Progressif”. Jakarta: Sinar Grafika. 2011.

Sarmadi, Sukris. “Transendensi Keadilan Hukum Waris Islam Transformatif”.

Jakarta: RajaGrafindo Pesada. 1997.

Page 73: DASAR HUKUM PENETAPAN STATUS HUKUM MAFQUD DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41250/1/SAIDUL... · penemuan hukum, hakim Pengadilan Agama kediri mempertimbangkan

62

Shabuniy, Muhammad Ali Ash. Hukum Waris Islam, Surabaya: Al-Ikhlas. 1995.

Sopyan, Yayan. “Pengantar Metode Penelitian”. Ciputat: Fakultas Syariah dan

Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2010.

Suma, Muhammad Amin. “Keadilan Hukum Waris Islam”. Jakarta: PT

RajaGrafindo Persada. 2013.

Suparman, Eman. “Hukum Waris Indonesia Dalam Perspektif Islam, Adat &

BW”. Bandung: Refika Aditama. 2007.

Sutiyoso, Bambang. “Metode Penemuan Hukum Upaya Mewujudkan Hukum yang

Pasti dan Berkeadilan”. Yogyakarta: UII Press. 2012. Cetakan Keempat.

Syaltout, Mahmoud dan Syaikh M. Ali Al-Sayis. Perbandingan Mazhab dalam

Masalah Fiqih. Jakarta: Bulan Bintang. 1993.

Syanqithi, Syaikh Asy-. “Adwa‟ Al Bayan fi Idhah Al Qur‟an bi Al Qur‟an”.

Penerjemah Fathurazi. “Tafsir Adhwa‟ul Bayan”. Jakarta: Pustaka

Azzam. Jilid 1. 2006.

Syarifuddin, Amir. Hukum Kewarisan Islam. Jakarta: Kencana. 2015.

Syaukani, Imam Asy-. “Fathul Qadir: Al Jami‟ baina Ar-Riwayah wa Ad-Dirayah

min ilm Al-Tafsir”. Penerjemah Amir Hamzah Fachruddin dan Asep

Saefullah. “Tafsir Fathul Qadir”. Jakarta: Pustaka Azzam. Jilid 2. 2009.

Thabari, Abu Ja‟far Muhammad bin Jarir Ath-. “Jami‟ Al Bayan an Ta‟wil Ayi Al

Qur‟an”. Penerjemah Akhmad Affandi. “Tafsir Ath-Thabari”. Jakarta:

Pustaka Azzam. Jilid 8. 2008).

Tim Hakim Pengadilan Agama Bantul. “Kewenangan dan Penyelesaian Perkara

Mafqud di Pengadilan Agama”. Bantul: Pengadilan Agama Bantul. 2000.

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 Tentang Pembentukan Peraturan

Perundang-Undangan.

Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 Tentang Perubahan Undang-Undang

Nomor 7 Tahun 1989.

Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman.

Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009 Tentang Perubahan Kedua Atas Undang-

Undang Nomor 7 Tahun 1989.

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 Tentang Peradian Agama.

Page 74: DASAR HUKUM PENETAPAN STATUS HUKUM MAFQUD DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41250/1/SAIDUL... · penemuan hukum, hakim Pengadilan Agama kediri mempertimbangkan

63

Zamzami, Mukhtar. “Perempuan & Keadilan dalam Hukum Kewarisan Islam

Indonesia”. Jakarta: Kencana. 2013.

Zuhaili, Wahbah Az-. “Fiqih Islam Wa Adillatuhu”. Penerjemah. Abdul Hayyie

al-Kattani dkk. Jakarta: Gema Insani. Cetakan 1. Jilid 10.

Page 75: DASAR HUKUM PENETAPAN STATUS HUKUM MAFQUD DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41250/1/SAIDUL... · penemuan hukum, hakim Pengadilan Agama kediri mempertimbangkan

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 76: DASAR HUKUM PENETAPAN STATUS HUKUM MAFQUD DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41250/1/SAIDUL... · penemuan hukum, hakim Pengadilan Agama kediri mempertimbangkan

TRANSKRIP HASIL WAWANCARA TERHADAP HAKIM PENGADILAN

AGAMA YOGYAKARTA TERKAIT PENETAPAN NOMOR

0042/Pdt.P/2011/PA.Yk

Wawancara dengan : Dra. Hj. Maria Ulfah, M.H.

Hari/Tanggal : Rabu, 23 November 2016

Tempat : Pengadilan Agama Yogyakarta

No Bentuk Pertanyaan Jawaban Hakim

1 Apa yang dimaksud dengan

permohonan status hukum mafqud

menurut pandangan Hakim?

Penetapan status hukum mafqud

itu yakni penjelasan terhadap

keadaan status hukum seseorang.

Apakah dia dinyatakan sudah

mati atau belum. Jadi intinya

untuk memberi kejelasaan

terhadap keadaan seseorang (yang

dimohonkan).

2 Apa saja yang menjadi alasan

permohonan status hukum mafqud di

Pengadilan Agama Yogyakarta?

Pengadilan tidak boleh menolak

perkara yang diajukan dengan

alasan hukum tidak ada atau

kurang jelas. Kita harus mengadili

seperti apa (pun) orang yang akan

dimohonkan mafqud dengan

Page 77: DASAR HUKUM PENETAPAN STATUS HUKUM MAFQUD DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41250/1/SAIDUL... · penemuan hukum, hakim Pengadilan Agama kediri mempertimbangkan

alasan-alasan dan pertimbangan

3 Menurut Hakim apakah setiap

permohonan status hukum mafqud

terhadap seorang yang dimohonkan

dapat dikabulkan khususnya demi

kepentingan kewarisan?

Permohonan status hukum tidak

mesti dikabulkan. Ini melihat

kepentingannya. Dapat juga

melihat alasan-alasan dan

pertimbangannya. Itu nanti

banyak pertimbangan-

pertimbangan yang menentukan.

4 Kenapa Hakim menetapkan status

hukum mafqud berdasarkan Pasal 467

dan Pasal 468 KUH Perdata terhadap

orang yang dimohonkan?

Namanya mafqud itu sifatnya

persangkaan namun dengan

ijtihad kami. Dapat dengan

pertimbangan ukuran usia

maupun kawan sebayanya. Tapi

tentunya sebagai hakim. Untuk

menyatakan orang itu telah

meninggal tentunya dengan

melakukan pengumuman

sebanyak tiga kali seperti dalam

pasal 467 tersebut. Di sini pun

hakim memakai landasan syar‟i

maupun hukum positif. Tidak

nyata-nyata mafqud itu seperti

apa. Apabila sudah yakin maka

Page 78: DASAR HUKUM PENETAPAN STATUS HUKUM MAFQUD DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41250/1/SAIDUL... · penemuan hukum, hakim Pengadilan Agama kediri mempertimbangkan

ditetapkan tentang status

hukumnya.

5 Apabila melihat ketentuan dalam Pasal

467 dan Pasal 468 KUH Perdata maka

terdapat ketentuan yang berbeda

dengan hukum Syar‟i walaupun dalam

bentuk kasus yang sama. Bagaimana

Hakim mempertimbangkan dasar

hukum mana yang dapat digunakan

untuk menjatuhkan penetapan status

mafqud terhadap orang yang

dimohonkan status hukumnya?

Kita tidak lepas dua-duanya

(hukum syari‟i dan hukum positif

konvensional), hukum syar‟i iya

kita pakai, hukum positifnya

(dengan ketentuan pemanggilan

seperti dalam kasus ini). Kita

tetap berpijak terhadap hukum

materil dan formil. Apalagi kita di

sini hukum keluarga, untuk aturan

dalam perkara perdata tertentu

kita menggunakan aturan hukum

keluarga.

6 Apa pertimbangan Hakim dalam

menjatuhkan penetapan terhadap

perkara mafqud khususnya dalam

kewarisan?

Kalau soal kewarisan tidak ada

masalah. Kalau dinyatakan

mafqud misalkan yang mafqud

adalah seorang suami maka

otomatis pembagiannya akan

mengikuti saja. Jadi untuk

warisan dengan mafqud

sebetulnya tidak ada perbedaan

antara orang yang ada maupun

Page 79: DASAR HUKUM PENETAPAN STATUS HUKUM MAFQUD DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41250/1/SAIDUL... · penemuan hukum, hakim Pengadilan Agama kediri mempertimbangkan

orang yang mafqud. Mafqud itu

hanya (membutuhkan) kejelasan

statusnya.

7 Hilang atau mafqud yang seperti apa

yang terjadi terhadap orang yang

dimohonkan sehingga dapat ditetapkan

status hukumnya menjadi mati secara

hukum?

Dia itu pergi, pergi tanpa pamit.

Sudah tidak ada kabar beritanya,

sudah lama tidak pulang.

(Namun) tidak pulang kalau

masih ada berita belum bisa

dinyatakan mafqud.

Kemungkinan sudah meningal

karena sudah beberapa tahun.

Dalam hal ini ada masalah

hutang, ada kemungkinan dia itu

dibunuh karena ada ancaman-

ancaman seperti itu. (Keterangan)

saksi-saksi sebagai faktor

pendukung dijadikan

pertimbangan. Awal

penghitungan mafqud sejak tidak

ada (kabar) sama sekali dan

komunikasi terputus.

8 Apakah kasus seperti ini sering terjadi

di Pengadilan Agama Yogyakarta?

Jarang. Ada sih ada. Tapi

kebetulan ada ini (kasus ini). Tapi

Page 80: DASAR HUKUM PENETAPAN STATUS HUKUM MAFQUD DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41250/1/SAIDUL... · penemuan hukum, hakim Pengadilan Agama kediri mempertimbangkan

persentasenya kecil.

9 Apakah penetapan ini sudah

mendatangkan maslahah bagi para

pihak?

Otomatis dengan dinyatakan

mafqud/mati kan kemaslahatan

ada, harta warisnya tidak gantung

langsung dibagi. Soalnya itu mau

membiayai tiga orang anaknya

itu. Jadi untuk kepentingan

anaknya itu, juga untuk melunasi

hutangnya. Insya Allah akan

membawa manfaat atau

maslahahnya.

10 Apakah undang-undang atau Kompilasi

Hukum Islam dalam kasus ini dijadikan

rujukan utama atau tidak?

Iya ada (digunakan).

11 Teori hukum apa yang digunakan

Hakim untuk menetapkan status hukum

mafqud bagi pihak yang dimohonkan?

Kita itu dengan alasan maslahah

tadi yang penting ini membawa

manfaat. Karena pada dasarnya

baik dinyatakan sebagai pewaris

atau ahli waris (tujuannya) untuk

mengetahui kejelasan dan

hartanya tidak terkatung-katung.

Jadi kemaslahatan.

Page 81: DASAR HUKUM PENETAPAN STATUS HUKUM MAFQUD DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41250/1/SAIDUL... · penemuan hukum, hakim Pengadilan Agama kediri mempertimbangkan

TRANSKRIP HASIL WAWANCARA TERHADAP HAKIM PENGADILAN

AGAMA KEDIRI TERKAIT PENETAPAN NOMOR 0098/Pdt.P/2014/PA.Kdr

Wawancara dengan : Drs. Miswan, S.H.

Hari/Tanggal : Rabu, 16 November 2016

Tempat : Pengadilan Agama Kediri

No Bentuk Pertanyaan Jawaban Hakim

1 Apa yang dimaksud dengan

permohonan status hukum mafqud

menurut pandangan Hakim?

Para pihak meminta kepada

Pengadilan Agama untuk

menetapkan status seseorang yang

sudah lama tidak diketahui

alamatnya dan tidak diketahui

apakah dia (orang yang

dimohonkan) itu masih hidup atau

meninggal.

2 Apa saja yang menjadi alasan

permohonan status hukum mafqud di

Pengadilan Agama Kediri?

Biasanya hal seperti ini ya bisa

jadi berkaitan dengan pembagian

warisan. Karena apapun kalau

namanya harta warisan ketika

pewaris sudah meninggal dunia,

agama memerintahkan untuk

secepatnya dibagi. Kalau salah

Page 82: DASAR HUKUM PENETAPAN STATUS HUKUM MAFQUD DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41250/1/SAIDUL... · penemuan hukum, hakim Pengadilan Agama kediri mempertimbangkan

satu atau beberapa dari ahli waris

yang kebetulan mereka itu

mafqud ini kan menjadi kendala.

3 Menurut Hakim apakah setiap

permohonan status hukum mafqud

terhadap seorang yang dimohonkan

dapat dikabulkan khususnya demi

kepentingan kewarisan?

Berbicara mesti dikabulkan atau

tidak itu tergantung, tergantung

dari pembuktian. Orang (yang)

meminta status mafqud seseorang.

Hakim sendiri harus

mempertimbangkan fakta-fakta

yang muncul di persidangan.

Kalau memang itu bukti-buktinya

sudah mendukung ya bisa jadi

(dikabulkan). Tapi, kalau tidak

bisa membuktikan para pihak kita

(Majelis Hakim) tidak bisa

mengabulkan tanpa bukti yang

akurat.

4 Kenapa Hakim menetapkan status

hukum mafqud berdasarkan

pertimbangan kondisi lingkungan

dan/atau alam terhadap orang yang

dimohonkan?

Pertimbangan alam bisa dijadikan

pertimbangan. Karena tidak

diketahui keberadaannya.

Misalkan, seseorang pun yang

pergi (dari Kediri) ke daerah

Aceh, meskipun Kediri (tempat

Page 83: DASAR HUKUM PENETAPAN STATUS HUKUM MAFQUD DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41250/1/SAIDUL... · penemuan hukum, hakim Pengadilan Agama kediri mempertimbangkan

asalnya) dalam keadaan aman tapi

tempat tujuannya terjadi bencana,

itu bisa saja dijadikan

pertimbangan.

5 Jika penetapan dijatuhkan berdasarkan

kondisi alam atau pun kondisi

lingkungan dan berdasarkan

kadaluarsa. Kenapa penetapan tersebut

tidak dikuatkan oleh sesuatu ketentuan

hukum materil yang ditulis dalam

penetapan?

Hakim itu kan tugasnya

mengadili. Hakim juga tidak

boleh menolak terhadap perkara

yang diajukan dengan dasar

undang-undang atau aturan tidak

ada. Kemudian Hakim

berkewajiban berijtihad untuk

menggali hukumnya. Jadi, bisa

saja meskipun undang-undang

tidak mengatur secara khusus

mengenai ini, bisa saja kita

(Majelis Hakim)

mempertimbangkan maslahat dan

madharatnya terhadap penetapan

yang dijatuhkan dengan

mempertimbangkan kondisi-

kondisi alam dengan

mempertimbangkan bukti-bukti

dari para pihak.

Page 84: DASAR HUKUM PENETAPAN STATUS HUKUM MAFQUD DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41250/1/SAIDUL... · penemuan hukum, hakim Pengadilan Agama kediri mempertimbangkan

6 Apa pertimbangan Hakim dalam

menjatuhkan penetapan terhadap

perkara mafqud khususnya dalam

kewarisan?

Setelah semua kewajiban-

kewajiban ahli waris kepada

pewaris selesai. Harta warisan ini

kan harus secepatnya dibagi.

Kalau nanti kita menunggu orang

yang mafqud untuk kembali. Kita

kan tidak mengetahui dia (orang

yang mafqud) akan kembali.

Kalau tidak secepatnya

diputuskan tentu terhadap harta-

harta si pewaris tidak bisa segera

dimanfaatkan oleh para ahli waris

yang lain. Jadi, tentu kita

mempertimbangkan untuk

maslahatnya terhadap ahli waris

yang ada dan juga terhadap harta

si pewaris itu.

7 Hilang atau mafqud yang seperti apa

yang terjadi terhadap orang yang

dimohonkan sehingga dapat ditetapkan

status hukumnya menjadi mati secara

hukum?

Disamping dari bukti-bukti yang

sudah ada. Kita juga bisa kembali

kepada pendapat-pendapat ulama

fikih. Seperti Imam Malik mapun

Imam Syafi‟i. Tapi, kalau Imam

Page 85: DASAR HUKUM PENETAPAN STATUS HUKUM MAFQUD DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41250/1/SAIDUL... · penemuan hukum, hakim Pengadilan Agama kediri mempertimbangkan

Syafi‟i dan beberapa imam yang

lain menetapkan bahwa

mafqudnya seseorang itu dilihat

dari orang yang sebaya seusia

dengan orang yang mau

dimafqudkan itu masih hidup atau

tidak. Jadi, kalau berbicara

mafqud yang kayak apa ya

mafqud yang sudah tidak

diketahui beritanya mafqud yang

sudah tidak diketahui tempat

tinggalnya tidak diketahui masih

hidup atau meninggal dunia.

8 Apakah penetapan ini sudah

mendatangkan maslahah bagi para

pihak?

Pertanyaan itu tentu pertanyaan

kepada para pihak. Kita kan hanya

diminta untuk menetapkan sudah

ditetapkan.

9 Apakah undang-undang atau Kompilasi

Hukum Islam dalam kasus ini dijadikan

rujukan utama atau tidak?

Hakim berkewajiban untuk

menggali hukum berijtihad untuk

menemukan suatu hukum. Jadi,

meskipun kita tidak menggunakan

Kompilasi Hukum Islam saya kira

itu tidak menjadi masalah

Page 86: DASAR HUKUM PENETAPAN STATUS HUKUM MAFQUD DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41250/1/SAIDUL... · penemuan hukum, hakim Pengadilan Agama kediri mempertimbangkan

SALINAN PENETAPAN

Nomor 0098/Pdt.P/2014PA.Kdr.

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Pengadilan Agama Kediri yang memeriksa dan mengadili perkara

tertentu, dalam persidangan Majelis telah menjatuhkan penetapan dalam perkara

permohonan “Penetapan Orang Hilang (Mafqud)”, yang diajukan oleh :

1. PEMOHON 1, umur 63 tahun, agama Islam, pekerjaan wiraswasta,

bertempat tinggal di Kota Kediri, selanjutnya disebut

sebagai Pemohon 1;

2. PEMOHON 2, umur 54 tahun. agama Islam pekerjaan wiraswasta, bertempat

tinggal di Kota Kediri, selanjutnya disebut sebagai

Pemohon 2.

3. PEMOHON 3, umur 52 tahun. agama Islam, pekerjaan pedagang, bertempat

tinggal di Kota Kediri, selanjutnya disebut sebagai

Pemohon 3.

4. PEMOHON 4, umur 48 tahun, agama Islam, pekerjaan mengurus rumah

tangga, bertempat tinggal di Kabupaten Kediri, selanjutnya

disebut sebagai Pemohon 4.

5. PEMOHON 5, umur 46 tahun. agama Islam, pekerjaan wiraswasta,

bertempat tinggal di Kota Kediri, selanjutnya disebut

sebagai Pemohon 5. Pemohon 1 s/d Pemohon 5,

Selanjutnya disebut sebagai Para Pemohon, dalam hal ini

Para Pemohon telah memberi kuasa kepada Advokad,

berkantor di – Kabupaten Kediri, Telp. 479850,

erdasarkan Surat Kuasa Khusus, tertanggal 18 Oktober

2014;

- Pengadilan Agama tersebut ;

Page 87: DASAR HUKUM PENETAPAN STATUS HUKUM MAFQUD DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41250/1/SAIDUL... · penemuan hukum, hakim Pengadilan Agama kediri mempertimbangkan

- Telah memeriksa dan mempelajari berkas perkara yang bersangkutan ;

- Telah mendengar keterangan Para Pemohon serta para saksi di

persidangan ;

DUDUK PERKARA

Bahwa, Para Pemohon dengan surat permohonannya tertanggal 31

Oktober 2014 telah mengajukan permohonan penetepan orang hilang (Maafqud)

bernama SAUDARA PARA PEMOHON dan permohonan tersebut telah terdaftar

di Kepaniteraan Pengadilan Agama Kediri dengan Register perkara Nomor

0098/Pdt.P/2014/PA.Kdr., tanggal 03 Nopember 2014 dengan perubahan

olehnya sendiri tanggal 3 Desember 2014, yang isi pokoknya adalah sebagai

berikut :

1. Bahwa, SAUDARA PARA PEMOHON adalah saudara kandung Para

Pemohon dari 8 saudara yang merupakan anak-anak dari seorang laki-laki

yang bernama Mat Sa’roni (ayah) dengan seorang perempuan yang bernama

Kalimah (ibu);

2. Bahwa, dari 8 saudara tersebut, hingga saat ini, 2 orang telah meninggal

dunia, 1 orang hilang (SAUDARA PARA PEMOHON ) dan 5 orang masih

hidup (Para Pemohon);

3. Bahwa, SAUDARA PARA PEMOHON sejak kecil bertempat tinggal bersama

dengan orang tua beserta Para Pemohon di Kota Kediri;

4. Bahwa, SAUDARA PARA PEMOHON hidup dan berkembang dalam

keluarga yang sederhana, anak yang paling disayangi orang tuanya laki-laki,

sering meninggalkan rumah tanpa memberitahukan kepada anggota keluarga

yang ada, dan pendidikan SAUDARA PARA PEMOHON tidak Tamat Sekolah

Dasar;

5. Bahwa layaknya pemuda lainya, SAUDARA PARA PEMOHON sering kali

meninggalkan rumah tanpa memberitahukan kepada keluarga yang ada

namun ia kembali pulang ke rumah lagi (tidak sampai bermalam di luar

rumah) dan Para Pemohon maupun keluarga tidak tahu tentang aktifitas

kesehariannya yang dilakukan oleh SAUDARA PARA PEMOHON di luar

rumah namun dalam lingkungan keluarga, SAUDARA PARA PEMOHON

sering melakukan penipuan kepada orang tuanya sendiri dan kepada Para

Page 88: DASAR HUKUM PENETAPAN STATUS HUKUM MAFQUD DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41250/1/SAIDUL... · penemuan hukum, hakim Pengadilan Agama kediri mempertimbangkan

Pemohon. Dalam lingkungan masyarakat maupun di lingkungan teman-

temannya SAUDARA PARA PEMOHON dikenal sebagai “Anak nakal” karena

sering terdengar ulah SAUDARA PARA PEMOHON kerap kali merugikan

orang lain, masyarakat sering mendengar bahwa SAUDARA PARA

PEMOHON kerap kali melakukan penipuan terhadap banyak orang, tetangga

sekitarnya dan bahkan Kepala Dusun dan Sekretaris Kelurahan setempat juga

pernah menjadi korban penipuan SAUDARA PARA PEMOHON ;

6. Bahwa, pada awal tahun 1980 SAUDARA PARA PEMOHON keluar rumah,

meninggalkan kedua orang tuanya serta Para Pemohon, tanpa

memberitahukan terlebih dahulu kepada Para Pemohon maupun kepada

kedua orang tuanya dan hingga sekarang tidak pernah kembali ke rumah,

tidak memberitahukan kabar beritanya dan tidak ada kabar beritanya;

7. Bahwa, SAUDARA PARA PEMOHON bertempat tinggal terakhir di Kota

Kediri dan meninggalkan tempat kediamannya sejak awal tahun 1980 (umur +

25 tahun) tanpa diketahui keluarganya dan atau tanpa pamit hingga sekarang

sudah selama kurang lebih 34 tahun 10 bulan, tidak pernah pulang sama

sekali, tidak pernah memberi kabar berita kepada keluarga atau kepada Para

Pemohon tentang kabar beritanya serta tidak ada berita tentang dia hingga

sampai saat ini;

8. Bahwa, status SAUDARA PARA PEMOHON ketika meninggalkan tempat

kediamannya pada awal tahun 1980 yang hingga kini tidak pernah kembali

adalah belum menikah/bujang dan tidak mempunyai pekerjaan. setiap harinya

kegiatan SAUDARA PARA PEMOHON seringkali keluar rumah untuk

keperluan apa baik orang tua Termohon maupun Para Pemohon tidak

mengetahuinya;

9. Bahwa, sejak SAUDARA PARA PEMOHON tidak pulang

rumah/meninggalkan tempat tinggalnya, orang tua SAUDARA PARA

PEMOHON dan Para Pemohon telah berusaha mencari keberadaan

SAUDARA PARA PEMOHON serta mencari berita tentang SAUDARA PARA

PEMOHON namun tidak membuahkan hasil sama sekali;

10. Bahwa, Pencarian terus dilakukan oleh Para Pemohon dan keluarganya

namun hingga sampai saat ini, selama kurang lebih 34 tahun 10 bulan berita

Page 89: DASAR HUKUM PENETAPAN STATUS HUKUM MAFQUD DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41250/1/SAIDUL... · penemuan hukum, hakim Pengadilan Agama kediri mempertimbangkan

keberadaan SAUDARA PARA PEMOHON maupun beritanya tidak pernah

ada;

11. Bahwa, sejak kepergian SAUDARA PARA PEMOHON hingga sampai saat

ini, dalam keluarganya telah mengalami 4 peristiwa kematian (meninggal

dunia), yaitu :

11.1. kematian orang tua (Ibu/Kalimah) pada tanggal 09-02-1987.

11.2. kematian kakak SAUDARA PARA PEMOHON (Qomarudin) pada

tanggal 24-03-2002.

11.3. kematian orang tua (Ayah/Mat Sa’roni) pada tanggal 02-10-2007.

11.4. kematian adik SAUDARA PARA PEMOHON (Siti Rubiyah) pada

tanggal 18-08-2013.

12. Bahwa Ibu Para Pemohon dan SAUDARA PARA PEMOHON (Almarhum

Kalimah) adalah salah satu dari 4 bersaudara yang merupakan anak kandung

dan sekaligus sebagai ahli waris dari Almarhumah Siti Aminah (telah

meninggal dunia pada tahun 1982) dengan Hedris (telah meninggal dunia

pada tahun 1950);

13. Bahwa, almarhumah Siti Aminah dan almarhum Hedris selain meninggalkan 4

orang anak juga meninggalkan harta/Tanah yang yang belum dibagi waris

yaitu tanah hak milik (SHM) No. 76 Ds. Manisrenggo NIB.12.04.02.15.00175

surat ukur sementara tanggal 8 Desember 1981 No.1164/1981 Luas 3.330 M2

Nama Pemegang Hak tertulis : SITI AMINAH B. HEDRIS;

14. Bahwa Para Ahli waris Almh. Siti Aminah dan almarhum Hedris bermaksud

mengadakan pembagian harta waris atas tanah tanah hak milik (SHM) No. 76

dimaksud namun salah satu ahli waris yaitu SAUDARA PARA PEMOHON

sebagai salah satu ahli waris pengganti kedudukan ibunya/Almarhum Kalimah

sedang tidak ada dan telah hilang sejak awal tahun 1980 sebagaimana uraian

tersebut diatas;

15. Bahwa, dengan belum diketemukan SAUDARA PARA PEMOHON , maka

akan menyulitkan bagi Para Pemohon sebagai ahli waris Pengganti

kedudukan Ibunya/Almarhum Kalimah beserta Para ahli waris lainnya untuk

mengadakan pembagian harta waris terhadap harta peninggalan

Almarhumah Siti Aminah dan almarhum Hedris yaitu tanah sertifikat hak milik

(SHM) No.76 Ds. Manisrenggo NIB.12.04.02.15.00175 surat ukur sementara

Page 90: DASAR HUKUM PENETAPAN STATUS HUKUM MAFQUD DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41250/1/SAIDUL... · penemuan hukum, hakim Pengadilan Agama kediri mempertimbangkan

tanggal 8 Desember 1981 No.1164/1981 Luas 3.330 M2 Nama Pemegang

Hak tertulis : SITI AMINAH B. HEDRIS;

16. Bahwa, ulama Fiqh dan menurut hukum Syar’iyah menentukan apabila orang

hilang itu telah ditempuh masa 4 (empat) tahun sejak keberangkatannya,

mengingat banyak kejadian-kejadian yang luar biasa yang menimbulkan

banyak korban jiwa selama 4 tahun misalnya karena bencana alam, pertikaian

etnis, wabah penyakit dan lain sebagainya, maka Hakim diberikan hak dan

kewenangan untuk melakukan Istishab menetapkan status hukum orang

hilang tersebut.

17. Bahwa kepergian SAUDARA PARA PEMOHON sudah berlangsung selama

kurang lebih 34 tahun 10 bulan secara terus menerus, tidak pernah pulang,

tidak pernah memberi kabar serta tidak ada kabar beritanya dan selama kurun

waktu 34 tahun 10 bulan sejak kepergian SAUDARA PARA PEMOHON telah

banyak sekali kejadian-kejadian luar biasa yang menimbulkan banyak korban

jiwa misalnya karena bencana alam (peristiwa tsunami, gempa bumi, gunung

meletus, dll), karena pertikaian etnis (peristiwa sampit, sampang, dll), wabah

penyakit dan masih banyak lainnya. Oleh karenanya sangatlah mungkin dan

dapatlah ditetapkan bahwa SAUDARA PARA PEMOHON telah wafat karena

Mafqud sejak awal tahun 1980 yang hingga permohonan ini diajukan Para

Pemohon telah mencapai kurang lebih selama 34 tahun 10 bulan.

18. Bahwa, untuk keperluan mengadakan pembagian waris terhadap harta

Peninggalan Almarhumah Siti Aminah dan almarhum Hedris, maka sangatlah

beralasan hukum bahwa Para Pemohon mengajukan Permohonan Penetapan

Orang Hilang (Mafqud) ini ke Pengadilan Agama Kediri untuk mendapat

kepastian status hukum bahwasanya SAUDARA PARA PEMOHON telah

wafat akibat hilang (Mafqud).

Berdasarkan dalil dan alasan Permohonan Para Pemohon tersebut di atas,

selanjutnya Para Pemohon mohon kepada Pengadilan Agama Kediri untuk

menetapkan Majelis Hakim guna memeriksa dan mengadili Permohonan ini dalam

suatu persidangan yang khusus ditentukan untuk itu serta menetapkan demi

hukum sebagai berikut :

1. Menerima dan mengabulkan Permohonan Para Pemohon;

Page 91: DASAR HUKUM PENETAPAN STATUS HUKUM MAFQUD DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41250/1/SAIDUL... · penemuan hukum, hakim Pengadilan Agama kediri mempertimbangkan

2. Menetapkan SAUDARA PARA PEMOHON telah wafat karena Mafqud

menurut hukum syarak;

3. Membebankan segala biaya yang timbul akibat Permohonan ini kepada Para

Pemohon;

Atau :

Apabila Majelis Hakim Pengadilan Agama Kediri berpendapat lain, mohon

Penetapan yang seadil – adilnya (ex aequo et bono) berdasarkan hukum.

Bahwa, pada hari persidangan yang telah ditetapkan, Para

Pemohon diwakili kuasanya telah datang menghadap dipersidangan;

Bahwa, Majelis Hakim telah mengumumkan tentang mafkudnya

SAUDARA PARA PEMOHON sesuai ketentuan perundang-undangan yang

berlaku;

Bahwa, setelah Majelis Hakim memeriksa identitas Para Pemohon

kemudian dibacakan surat permohonan Para Pemohon dengan perubahan

olehnya sendiri dan ternyata isinya tetap dipertahankan oleh Para Pemohon;

Bahwa, untuk meneguhkan dalil/ alasan-alasan tersebut, Para

Pemohon telah mengajukan bukti surat berupa :

1. Fotokopi Surat Keterangan Ketua Rt. Kota Kediri tentang tempat tinggal

terakhir Achasin, telah bermeterai cukup dan sesuai aslinya (P.1) ;

2. Fotokcopi Turunan Surat Kematian atas nama Kalimah Nomor:

470/10/419/70.16/2013, tanggal 28 Januari 2013 yang dikeluarkan oleh

Kepala Kelurahan Kota Kediri, telah bermaterai cukup dan sesuai dengan

aslinya (P.2);

3. Fotokopi Turunan Surat Kematian atas nama Mat. Sa’roni Nomor:

470/10/419/70.16/2013, tanggal 28 Januari 2013 yang dikeluarkan oleh

Kepala Kelurahan Kota Kediri, telah bermaterai cukup dan sesuai dengan

aslinya (P.3);

4. Fotokopi Kartu Tanda Penduduk atas nama Ali Rifai (Pemohon 1),

NIK.3571022812510002, tanggal 26 Oktober 2011 yang dikeluarkan oleh

Page 92: DASAR HUKUM PENETAPAN STATUS HUKUM MAFQUD DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41250/1/SAIDUL... · penemuan hukum, hakim Pengadilan Agama kediri mempertimbangkan

Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Kediri, telah

bermeterai cukup dan sesuai aslinya (P.4);

5. Fotokopi Kartu Keluarga, kepala keluarga atas nama Ali Rifai No.

3571021305061042, tanggal 25 Oktober 2011 yang dikeluarkan oleh Kepala

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Kediri, telah bermeterai

cukup dan sesui aslinya (P.5) ;

6. Fotokopi Kartu Tanda Penduduk atas nama Mudjib (Pemohon 2),

NIK.3571022706600002, tanggal 18 Juli 2012 yang dikeluarkan oleh

Pemerintahan Kota kedir, talah bermeterai cukup dan sesuai aslinyai (P.6) ;

7. Fotokopi Kartu Keluarga, kepala keluarga atas nama Mudjib No.

3571021405066829, tanggal 25 Oktober 2011 yang dikeluarkan oleh Kepala

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Kediri, telah bermeterai

cukup dan sesuai aslinya (P.7) ;

8. Fotokopi Kartu Tanda Penduduk atas nama Miftahul Huda (Pemohon 3),

NIK.3571023012620001, tanggal 25 Juli 2012 yang dikeluarkan oleh Kepala

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Kediri, bermeterai cukup dan

sesuai aslinya (P.8) ;

9. Fotokopi Kartu Keluarga, kepala keluarga atas nama Miftahul Huda Nomor

3571022104080028, tanggal 12 Oktober 2010 tanggal 25 Oktober 2011,

yang dikeluarkan oleh Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Kota Kediri, bermeterai cukup dan sesuai aslinya (P.9) ;

10. Fotokopi Kartu Tanda Penduduk atas nama Rufi’atin (Pemohon 4),

NIK.3506184909660001, tanggal 30 Mei 2012 yang dikeluarkan oleh Kepala

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Kediri, telah bermeterai

cukup dan sesuai aslinya (P.10) ;

11. Fotokopi Kartu Keluarga, kepala keluarga atas nama Nur Wahid No.

3506141412103424, tanggal 25 Agustus 2011 yang dikeluarkan oleh Kepala

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Kediri, telah

bermeterai cukup dan sesuai aslinya (P.11) ;

12. Fotokopi Kartu Tanda Penduduk atas nama Imrodah (Pemohon V1),

NIK.3571025204690005, tanggal 12 Juli 2011 yang dikeluarkan oleh Kepala

Page 93: DASAR HUKUM PENETAPAN STATUS HUKUM MAFQUD DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41250/1/SAIDUL... · penemuan hukum, hakim Pengadilan Agama kediri mempertimbangkan

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Kediri, telah bermeterai

cukup dan sesuai aslinya (P.12) ;

13. Fotokopi Kartu Keluarga, kepala keluarga atas nama Suparmanto No.

3571021005070136, tanggal 2 April 2008 yang dikeluarkan oleh Camat Kota

Kediri, telah bermeterai cukup dan sesuai aslinya (P.13) ;

14. Fotokopi Kutipan Surat Kematian atas nama Qomarudin No.

474.3/43/419.71/2012, tanggal 18 Oktober 2012 yang dikeluarkan oleh

Kepala Kelurahan , Kota Kediri, telah bermaterai cukup dan sesuai dengan

aslinya (P.14) ;

15. Fotokopi Kartu Tanda Penduduk atas nama Moh. Anwar Kalimosodo

No.3571021906070509, tanggal 22 Juni 2008 yang dikeluarkan oleh Kepala

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Kediri, telah bermeterai

cukup dan sesuai aslinya (P.15) ;

16. Fotokopi Kartu Tanda Penduduk atas nama Mustaqfirin

No.3506051512110004, tanggal 21 September 2012 yang dikeluarkan oleh

Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Kediri, telah

bermeterai cukup dan sesuai aslinya (P.16) ;

17. Fotokopi Surat Kematian atas nama Siti Rubiyah No. 475/109/418.02/2013,

tanggal 1 Agustus 2013 yang dikeluarkan oleh Kepala Desa Jatirejo

Kecamatan Banyakan, Kabupaten Kediri, telah bermaterai cukup dan sesuai

dengan aslinya (P.17) ;

18. Fotokopi Surat Keterangan Waris yang ditanda tangani ahli waris

almarhumah SITI RUBIYAH, tanggal 16 September 2013 yang diketahui oleh

Kepala Kabupaten Kediri, telah bermeterai cukup dan sesuai aslinya (P.18) ;

19. Fotokopi Kartu Keluarga, kepala keluarga atas nama Tugiono

No.9271011103080149, tanggal 6 Januari 2010 yang dikeluarkan oleh

Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Kediri telah

bermeterai cukup dan sesuai aslinya (P.19) ;

20. Fotokopi Kartu Keluarga, kepala keluarga atas nama Supiyan No.

3506223011102541, tanggal 26 Juni 2012 yang dikeluarkan oleh Kepala

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Kediri telah bermeterai

cukup dan sesuai aslinya (P.20) ;

Page 94: DASAR HUKUM PENETAPAN STATUS HUKUM MAFQUD DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41250/1/SAIDUL... · penemuan hukum, hakim Pengadilan Agama kediri mempertimbangkan

21. Fotokopi Kartu Keluarga, kepala keluarga atas nama Sulistyono No.

3506220112100057, tanggal 3 Juli 2012 yang dikeluarkan oleh Kepala Dinas

Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Kediri telah bermeterai cukup dan

sesuai aslinya (P.21);

22. Fotokopi Kartu Keluarga, kepala keluarga atas nama Muhammad Ansori No.

9204010708120003, tanggal 13 Agustus 2012 yang dikeluarkan oleh Kepala

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Kediri, telah bermeterai

cukup dan sesuai aslinya telah bermeterai cukup dan sesuai aslinya (P.22) ;

23. Fotokopi Sertifikat (tanda bukti hak) Hak Milik atas nama Siti Aminah

B.Hedris No.76 Surat Ukur Sementara No.1164 Tahun 1981 yang

dikeluarkan oleh Kantor Agraria Kotamadya Kediri, telah bermeterai cukup

dan sesuai aslinya (P.23) ;

24. Fotokopi Surat Pernyataan yang ditanda tangani oleh Siti Rumawiyah dan Siti

Rukayah telah bermeterai cukup dan sesuai aslinya (P.24) ;

25. Fotokopi Surat Pernyataan yang ditanda tangani oleh Dwi Ernawati dan

Sulistyono, telah bermeterai cukup dan sesuai aslinya (P.25) ;

26. Fotokopi Surat Keterangan Nomor 145/500/419.70.16/2014, tanggal 12

Desember 2014 yang dikeluarkan oleh Kepala Kelurahan Kota Kediri, telah

bermeterai cukup dan sesuai aslinya (P.26) ;

27. Fotokopi Surat Keterangan Mafqud Nomor SKET/28/I/2015, tanggal 04

Januari 2015 yang dikeluarkan oleh Polsek Kediri Kota, telah bermeterai

cukup dan sesuai aslinya (P.27) ;

28. Asli Silsilah Keluarga yang dibuat oleh ahli waris Alm.Hedris dan Almh.Siti

Aminah, tanpa tanggal bulan Desember 2014 yang diketahui oleh Kepala

Kelurahan Kota Kediri, telah bermeterai cukup (P.28) ;

Bahwa, selain mengajukan bukti surat-surat tersebut diatas, Para

Pemohon dalam persidangan juga telah menghadirkan 2 (dua) orang saksi yang

secara terpisah telah didengar keterangannya dibawah sumpah, masing-masing

sebagai berikut :

1. Saksi I. , umur 53 tahun, agama Islam, pekerjaan swasta, bertempat tinggal di

Kabupaten Kediri ;

Page 95: DASAR HUKUM PENETAPAN STATUS HUKUM MAFQUD DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41250/1/SAIDUL... · penemuan hukum, hakim Pengadilan Agama kediri mempertimbangkan

- Bahwa saksi kenal dengan Para Pemohon dan SAUDARA PARA

PEMOHON , karena saksi adalah saudara sepupu Para Pemohon dan

SAUDARA PARA PEMOHON ;

- Bahwa saksi tahu silsilah Para Pemohon, yaitu : Hedris menikah dengan

Siti Aminah dikaruniai 4 (empat) orang anak yaitu : 1. Ridwan (Bapak

saksi),2. Basuni, 3.Halimah dan 4. Aisyah. Anak yang ketiga bernama

Halimah menikah dengan Mat Sya’roni dikaruniai 8 (delapan) orang anak

yaitu: 1. Ali Rifa’i 2. Qomarudin 3. SAUDARA PARA PEMOHON

(mafqud) 4. Siti Rubiyah 5. Mudjib 6. Miftahul Huda 7. Rofi’atun 8.

Imrodah. Sedangkan Qomarudin meninggal dunia dengan meninggalkan

2 (dua) orang anak yaitu Siti Rumawiyah dan Siti Rukayah. Siti Rubiyah

telah meninggal dunia dengan meninggalkan 4 (empat) orang anak yaitu:

Anshori, Sulis, Dwi dan Wulan;

- Bahwa saksi mengetahui maksud dan tujuan Para Pemohon datang ke

Pengadilan Agama yaitu mengajukan penetapan orang hilang bernama

SAUDARA PARA PEMOHON saudara Para Pemohon untuk membagi

tanah waris dari Siti Aminah ibu kandung Kalimah (ibu kandung Para

Pemohon);

- Bahwa SAUDARA PARA PEMOHON pergi meninggalkan rumah kurang

lebih umur 25 tahun. Usia saksi dengan SAUDARA PARA PEMOHON

kurang lebih selisih 7 tahun lebih tua SAUDARA PARA PEMOHON ;

- Bahwa SAUDARA PARA PEMOHON memang terkenal nakal, suka pergi

dari rumah, setelah 2 sampai 3 hari baru pulang ke rumah bahkan sampai

1 minggu;

- Bahwa SAUDARA PARA PEMOHON saat pergi belum menikah, setelah

ia pergi keluarga sudah berusaha mencari keberadaan SAUDARA PARA

PEMOHON bahkan sudah dilaporkan ke kantor polisi setempat namun

surat dari kepolisian belum jadi;

- Bahwa saksi menerangkan sudah cukup;

1. Saksi II. umur 66 tahun, agama Islam, pekerjaan mantan kepala Dusun

Kelurahan Manisrenggo, bertempat tinggal di Kota Kediri;

Page 96: DASAR HUKUM PENETAPAN STATUS HUKUM MAFQUD DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41250/1/SAIDUL... · penemuan hukum, hakim Pengadilan Agama kediri mempertimbangkan

- Bahwa saksi kenal Para Pemohon, karena saksi adalah tetangga dekat

orang tua Para Pemohon dan SAUDARA PARA PEMOHON ;

- Bahwa saksi tahu silsilah Para Pemohon, yaitu : Hedris menikah dengan

Siti Aminah dikaruniai 4 (empat) orang anak yaitu : 1. Ridwan (Bapak

saksi),2. Basuni, 3.Halimah dan 4. Aisyah. Anak yang ketiga bernama

Halimah menikah dengan Mat Sya’roni dikaruniai 8 (delapan) orang anak

yaitu: 1. Ali Rifa’i 2. Qomarudin 3. SAUDARA PARA PEMOHON

(mafqud) 4. Siti Rubiyah 5. Mudjib 6. Miftahul Huda 7. Rofi’atun 8.

Imrodah. Sedangkan Qomarudin meninggal dunia dengan meninggalkan

2 (dua) orang anak yaitu Siti Rumawiyah dan Siti Rukayah. Siti Rubiyah

telah meninggal dunia dengan meninggalkan 4 (empat) orang anak yaitu:

Anshori, Sulis, Dwi dan Wulan;

- Bahwa saksi mengetahui maksud dan tujuan Para Pemohon datang ke

Pengadilan Agama yaitu mengajukan penetapan orang hilang bernama

SAUDARA PARA PEMOHON saudara Para Pemohon untuk membagi

tanah waris dari Siti Aminah ibu kandung Kalimah (ibu kandung Para

Pemohon);

- Bahwa SAUDARA PARA PEMOHON pergi meninggalkan rumah kurang

lebih umur 25 tahun. Usia saksi dengan SAUDARA PARA PEMOHON

kurang lebih selisih 7 tahun lebih tua SAUDARA PARA PEMOHON ;

- Bahwa SAUDARA PARA PEMOHON memang terkenal nakal, suka pergi

dari rumah, setelah 2 sampai 3 hari baru pulang ke rumah bahkan sampai

1 minggu;

- Bahwa SAUDARA PARA PEMOHON saat pergi belum menikah, setelah

ia pergi keluarga sudah berusaha mencari keberadaan SAUDARA PARA

PEMOHON bahkan sudah dilaporkan ke kantor polisi setempat namun

surat dari kepolisian belum jadi;

Bahwa saksi menerangkan sudah cukup;

Bahwa, atas keterangan saksi-saksi tersebut, Para Pemohon

membenarkan dan menerimanya;

Page 97: DASAR HUKUM PENETAPAN STATUS HUKUM MAFQUD DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41250/1/SAIDUL... · penemuan hukum, hakim Pengadilan Agama kediri mempertimbangkan

Bahwa, untuk mempersingkat uraian penetapan ini, Majelis Hakim telah

menunjuk berita acara sidang perkara ini sebagi bagian yang tak terpisahkan

dengan penetapan ini ;

PERTIMBANGAN HUKUM

Menimbang, bahwa maksud dan tujuan Para Pemohon adalah

sebagaimana terurai di atas;

Menimbang, bahwa pada hari sidang yang telah ditetapkan, Para

Pemohon diwakili kuasa hukumnya telah hadir di persidangan ;

Menimbang, bahwa SAUDARA PARA PEMOHON telah diumumkan

melalui Kantor Pemerintahan Kota Kediri, namun tetap tidak diketemukan;

Menimbang, bahwa kemudian dibacakan surat permohonan Para

Pemohon tersebut dengan tanbahan olehnya sendiri yang seluruh isinya telah

dipertahankan oleh Para Pemohon;

Menimbang, bahwa perkara ini mempunyai kaitan erat dengan masalah

kewarisan yang nota bene Para Pemohon adalah orang-orang islam, maka

berdasarkan pasal 49 UU No.7 Tahun 1989 tentang peradilan Agama yang telah

diubah dengan UU No. 3 Tahun 2006 dan perubahan kedua dengan UU no. 50

Tahun 2009, yang menganut asas personalitas keislaman diantaranya dalam

bidang kewarisan maka perkara a quo menjadi kewenangan absolut Pengadilan

Agama;

Menimbang, bahwa pada pokoknya Para Pemohon mendalilkan bahwa

saudara Para Pemohon yang bernama SAUDARA PARA PEMOHON kurang

lebih sejak awal tahun 1980 telah pergi meninggalkan rumah sampai sekarang

(34 tahun 10 bulan) tidak pernah pulang dan tidak ada kabar beritanya meskipun

keluarga telah berusaha semaksimal mungkin mencarinya bahkan sudah

melaporkan ke Kantor Polisi setempat namun tidak berhasil, sedangkan Para

Pemohon perlu mendapat kepastian dan keberadaan SAUDARA PARA

PEMOHON guna pembagian harta warisan yang berasal dari neneknya yang

bernama Alm.Hedris dan Almh. Siti Aminah;

Page 98: DASAR HUKUM PENETAPAN STATUS HUKUM MAFQUD DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41250/1/SAIDUL... · penemuan hukum, hakim Pengadilan Agama kediri mempertimbangkan

Menimbang, bahwa orang hilang atau dalam fiqih disebut “mafqud”

adalah orang yang sudah lama pergi meninggalkan tempat tinggalnya, tidak

diketahui domisilinya, dan tidak diketahui hidup-matinya. Dalam faraid dijelaskan

diantara persyaratan ahli waris ialah orang/ahli waris yang hidup pada saat

kematian pewaris, dan diantara syarat pewaris ialah orang/pewaris dipastikan

telah meninggal baik secara hakiki maupun secara hukmi (berdasar putusan

pengadilan/hakim). Penetapan mafqud bagi orang yang hilang sangat penting

karena untuk mengetahui posisi mafqud dalam memperoleh hak dan kewajiban

dalam kewarisan yaitu menyangkut dalam dua hal yaitu pertama dalam posisi

sebagai pewaris berkaitan dengan peralihan hartanya kepada ahli waris, yang

kedua dalam posisi sebagai ahli waris berkaitan dengan peralihan harta pewaris

kepadanya secara legal;

Menimbang, bahwa tentang orang yang mafqud Para Fuqoha cenderung

memandangnya dari segi positif, yaitu dengan menganggap orang yang hilang itu

masih hidup, sampai dapat dibuktikan dengan bukti-bukti yang menyakinkan

bahwa ia telah meninggal. Sikap yang diambil Ulama Fiqih ini berdasarkan

kaidah Istishab yaitu menetapkan hukum yang berlaku sejak semula sampai ada

dalil yang menunjukan hukum lain/sebaliknya. Akan tetapi anggapan masih hidup

tidak bisa dipertahankan terus menerus, karena ini akan menimbulkan kerugian

bagi orang lain. Oleh karena itu harus digunakan suatu pertimbangan hukum

untuk mencari kejelasan status hukum bagi oyang yang mafqud. Para Fuqoha

telah sepakat bahwa yang berhak untuk menetapkan status bagi orang hilang

tersebut adalah Hakim/Pengadilan Agama, baik untuk menetapkan bahwa orang

hilang tersebut telah meninggal atau belum;

Menimbang, bahwa ada 2 (dua) macam pertimbangan hukum yang dapat

digunakan dalam mencari kejelasan status hukum bagi orang yang hilang, yaitu:

a. Berdasarkan bukti-bukti yang otentik yang dibenarkan oleh syariat, yang dapat

menetapkan suatu ketetapan hukum, b. Berdasarkan tenggang waktu lamanya

orang yang mafqud pergi atau berdasarkan kedaluarsa;

Menimbang, bahwa untuk meneguhkan dalil-dalil permohonannya Para

Pemohon telah mengajukan bukti P.1 s/d P.28 dan 2 (dua) orang saksi yang

telah disumpah, Majelis Hakim mempertimbangkan, sebagai berikut :

Page 99: DASAR HUKUM PENETAPAN STATUS HUKUM MAFQUD DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41250/1/SAIDUL... · penemuan hukum, hakim Pengadilan Agama kediri mempertimbangkan

1. Bahwa bukti P.1,P.4,P.5,P.6,P.7,P.8,P.9,P.10,P.11,P.12,P.13 adalah fotokopi

surat-surat yang dikeluarkan oleh Pejabat yang berwenang, telah bermeterai

cukup dan sesuai aslinya, dan alat-alat bukti tersebut diajukan untuk

memperkuat dalil permohonan Para Pemohon tentang domisili Para

Pemohon dan SAUDARA PARA PEMOHON , oleh karenanya bukti-bukti

tersebut patut diterima sebagai bukti dalam perkara ini sesuai ketentuan

pasal 165 HIR jo pasal 1867 KUH Perdata, dengan demikian telah terbukti

bahwa Para Pemohon dan SAUDARA PARA PEMOHON bin Mat Sya’roni

secara mayoritas berdomisili di Jl. S. Suharmaji Gg.VII Rt/Rw.001/006

Kelurahan Kota Kediri termasuk Wilayah Yurisdiksi Pengadilan Agama

Kediri, sehingga pengajuan permohonan Para Pemohon pada Pengadilan

Agama Kediri patut dinilai sudah tepat dan benar sesuai dengan ketentuan

peraturan perudang- undangan yang berlaku. Oleh karenaya permohonan

Para Pemohon tersebut patut untuk diterima dan patut dipertimbangkan;

2. Bahwa bukti P.2,P.3,P.14,P.17 adalah fotokopi surat-surat yang dikeluarkan

oleh Pejabat yang berwenang, telah bermeterai cukup dan sesuai aslinya,

dan alat-alat bukti tersebut diajukan untuk memperkuat dalil permohonan

Para Pemohon tentang telah meninggalnya Kalimah, Mat Sa’roni, Qomarudin

dan Siti Rubiyah, oleh karenanya bukti-bukti tersebut patut diterima sebagai

bukti dalam perkara ini sesuai ketentuan pasal 165 HIR jo pasal 1867 KUH

Perdata, dengan demikian telah terbukti bahwa Kalimah, Mat Sa’roni,

Qomarudin dan Siti Rubiyah telah meninggal dunia;

3. Bahwa bukti P.15,P.16, P.18,P.19,P.20,P.21,P.22 adalah fotokopi surat-surat

yang dikeluarkan oleh Pejabat yang berwenang, telah bermeterai cukup dan

sesuai aslinya, dan alat-alat bukti tersebut diajukan untuk memperkuat dalil

permohonan Para Pemohon tentang ahli waris dari Alm. Qomarudin dan

Almh. Siti Rubiyah, oleh karenanya bukti-bukti tersebut patut diterima sebagai

bukti dalam perkara ini sesuai ketentuan pasal 165 HIR jo pasal 1867 KUH

Perdata, dengan demikian telah terbukti bahwa Suparmanto, Moh. Anwar

Kalimosodo, Mustaqfirin, Tugiono, Supiyan, SulistyonoMuhaam Ansori

adalah ahli waris dari Alm. Qomarudin dan Almh. Siti Rubiyah ;

4. Bahwa bukti P.23 adalah fotokopi SHM 76 atas nama Siti Aminah, surat yang

dikeluarkan oleh Pejabat yang berwenang telah bermeterai cukup dan sesuai

aslinya, dan alat-alat bukti tersebut diajukan untuk memperkuat dalil

Page 100: DASAR HUKUM PENETAPAN STATUS HUKUM MAFQUD DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41250/1/SAIDUL... · penemuan hukum, hakim Pengadilan Agama kediri mempertimbangkan

permohonan Para Pemohon tentang harta warisan Siti Aminah yang belum

dibagi waris, oleh karenanya bukti tersebut patut diterima sebagai bukti

dalam perkara ini sesuai ketentuan pasal 165 HIR jo pasal 1867 KUH

Perdata, dengan demikian telah terbukti bahwa masih harta Almh. Siti

Aminah dan Alm. Hedris belum dibagi atau belum dituntaskan

pembagiannya;

5. Bahwa bukti P.24,P.25,P.26,P.28 adalah fotokopi surat-surat yang

dikeluarkan oleh Pejabat yang berwenang, telah bermeterai cukup dan

sesuai aslinya, dan alat bukti tersebut diajukan untuk memperkuat dalil

permohonan Para Pemohon tentang mafqudnya SAUDARA PARA

PEMOHON , oleh karenanya bukti-bukti tersebut patut diterima sebagai bukti

dalam perkara ini sesuai ketentuan pasal 165 HIR jo pasal 1867 KUH

Perdata, dengan demikian telah terbukti bahwa SAUDARA PARA

PEMOHON adalah telah pergi meninggalkan rumah sejak tahun 1980

sampai sekarang tanpa alamt yang jelas dan pasti;

6. Bahwa bukti P.27 adalah fotokopi surat yang buat oleh para ahli waris yang

diketahui oleh Kepala Kelurahan Kota Kediri yang, telah bermeterai cukup

dan sesuai aslinya, dan alat bukti tersebut diajukan untuk memperkuat dalil

permohonan Para Pemohon tentang silsilah Alm. Hedris dan Almh. Siti

Aminah, dan silsilah ahli waris Alm. Mat Sa’roni dan Almh. Kalimah, oleh

karenanya bukti tersebut patut diterima sebagai bukti dalam perkara ini

sesuai ketentuan pasal 165 HIR jo pasal 1867 KUH Perdata, dengan

demikian telah terbukti bahwa SAUDARA PARA PEMOHON mereka adalah

ahli waris Alm. Mat Sa’roni dan Almh. Kalimah sekaligus ahli waris Alm.

Hedris dan Almh. Siti Aminah;

Menimbang, bahwa saksi-saksi bernama Abdul Rosyd dan Ahmad Ja’is

dibawah sumpahnya telah menerangkan bahwa, Alm. Mat Sa’roni dan Almh.

Kalimah adalah suami istri yang telah dikarunia 8 (delapan) anak 8 (delapan)

anak yaitu Para Pemohon dan SAUDARA PARA PEMOHON serta 2 (dua) orang

telah meninggal dunia. SAUDARA PARA PEMOHON ketika menginjak usia

remaja (umur 18 tahun) sering pergi meningalkan rumah dan sejak tahun 1980

sampai sekarang tidak pernah pulang dan keluarganya telah mencari namun

tidak diketemukan. Dengan demikian bahwa bukti P.1 s/d P.28 dan keterangan

Page 101: DASAR HUKUM PENETAPAN STATUS HUKUM MAFQUD DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41250/1/SAIDUL... · penemuan hukum, hakim Pengadilan Agama kediri mempertimbangkan

para saksi bersesuaian dan saling menguatkan, oleh karenanya patut untuk

dipertimbangkan;

Menimbang, bahwa berdasarkan bukti surat P.1 s/d P.28 dan keterangan

para saksi Majelis Hakim telah ditemukan fakta sebagai berikut:

1. Bahwa Alm. Hedris dan Almh. Siti Aminah telah menikah dan dikaruniai 4

(empat) orang anak, yaitu: Basuni, Ridwan, Kalimah dan Siti Ngaisah.

Sedangkan Almh. Kalimah menikah dengan Alm. Mat Sa’roni telah dikarunia

8 (delapan) anak yaitu Para Pemohon dan SAUDARA PARA PEMOHON

(mafqud) serta 2 (dua) orang telah meninggal dunia yaitu Qomarudin dan Siti

Rubiyah;

2. Bahwa SAUDARA PARA PEMOHON berstatus jejak sejak awal tahun 1980

sampai sekarang kurang lebih 35 tahun tanpa memberitahu keluarga telah

pergi meninggalkan rumah tidak diketahui secara pasti keberadaannya

meskipun telah dicari oleh keluarganya secara maksimal, tempat tinggal

terakhir di Kota Kediri ;

3. Bahwa ahli waris dari Alm. Siti Aminah dan Alm. Hedris akan melakukan

pembagian harta warisan yang belum dibagi atau belum dituntaskan yaitu

beruapa sebidang tanah sebagaimana dalam SHM 76 Desa Manisrenggo,

diantara ahli warisnya adalah SAUDARA PARA PEMOHON cucu dari Almh.

Siti Aminah dan Alm. Hedris;

Menimbang, bahwa tentang petitum 2 permohonan Para Pemohon, maka

berdasarkan dalil-dalil permohonan Para Pemohon yang telah dikuatkan oleh

bukti P.1 s/d P.28 dan keterangan saksi-saksi, maka Majelis Hakim berpendapat

bahwa seseorang/SAUDARA PARA PEMOHON yang telah pergi meninggalkan

rumah tanpa pemberitahuan, tanpa alamat yang jelas dan pasti apalagi

kepergiannya tersebut sudah dalam waktu kurun yang sangat lama yaitu kurang

lebih 35 tahun dan telah diupayakan pencarian secara maksimal, maka

berdasarkan pertimbangan tersebut diatas SAUDARA PARA PEMOHON patut

untuk dinyatakan mafqud;

Menimbang, bahwa dalam perkara a quo, SAUDARA PARA PEMOHON

berstatus ganda yaitu sebagai ahli waris dari Alm. Hedris dan Almh. Siti Aminah

dan sekaligus sebagai pewaris dari harta yang menjadi bagiannya tersebut,

Page 102: DASAR HUKUM PENETAPAN STATUS HUKUM MAFQUD DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41250/1/SAIDUL... · penemuan hukum, hakim Pengadilan Agama kediri mempertimbangkan

Majelis Hakim berpendapat bahwa untuk menyederhanakan permasalahan

dalam perkara a quo perlu adanya kepastian hukum yang terpenting adalah

untuk menentukan apakah SAUDARA PARA PEMOHON masih hidup atau

sudah meninggal bukan apakah ia kedudukan sebagai ahli waris atau sebagai

pewaris karena tujuannya adalah sama yaitu bahwa SAUDARA PARA

PEMOHON perlu diberikan porsi/bagian atau tidak, dalam hal ini perlu adanya

penetapan Pengadilan/Hakim untuk memastikan apakah SAUDARA PARA

PEMOHON bin Mat Syaroni masih hidup atau sudah meninggal;

Menimbang, bahwa selama bepergian SAUDARA PARA PEMOHON

dalam kurun waktu yang cukup lama tersebut telah banyak kejadian-kejadian

yang luar biasa yang menimbulkan banyak korban jiwa misalnya karena bencana

alam (peristiwa tsunami, gempa bumi, gunung meletus, banjir bandang dll)

karena pertikaian etnis (peristiwa sampit, sampang dll) wabah penyakit dan

masih banyak lainnya, hal mana merupakan indikasi akan terjadinya

kemungkinan-kemungkinan bagi seseorang termasuk SAUDARA PARA

PEMOHON yang pergi yang tidak diketahui alamatnya apalagi diera global

sekarang ini dengan tehnologi yang serba canggih (alat trnsportasi, handphone

dll.) sangat mudah untuk berkomunikasi dengan orang lain/keluarga, disamping

itu dalam masalah ini juga agar tidak merugikan orang/ahli waris yang lain, maka

dengan demikian telah terpenuhi syarat-syarat menurut syari’ bagi seseorang

yang dianggap telah meninggal dunia secara hukum, oleh karenanya patut

kiranya SAUDARA PARA PEMOHON dianggap secara hukum telah meninggal

dunia;

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut

diatas, maka Majelis Hakim berpendapat bahwa, Para Pemohon telah dapat

membuktikan dalil-dalil permohonannya, oleh karenanya permohonan Para

Pemohon patut untuk dikabulkan;

Page 103: DASAR HUKUM PENETAPAN STATUS HUKUM MAFQUD DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41250/1/SAIDUL... · penemuan hukum, hakim Pengadilan Agama kediri mempertimbangkan

Menimbang, bahwa oleh karena perkara ini merupakan perkara voluntair

maka seluruh biaya perkara yang timbul dari perkara ini patut untuk dibebankan

kepada Para Pemohon;

Mengingat segala peraturan perundang- undangan yang berlaku serta

hukum yang berkaitan dengan perkara ini ;

M E N G A D I L I

1. Mengabulkan Permohonan Para Pemohon;

2. Menetapkan SAUDARA PARA PEMOHON telah meninggal dunia menurut

hukum karena Mafqud;

3. Membebankan kepada Para Pemohon untuk membayar biaya perkara ini

sebesar Rp. 246.000,- (dua ratus empat puluh enam ribu rupiah) ;

Demikian Penetapan ini dijatuhkan dalam rapat permusyawaratan Majelis

Hakim pada hari Kamis, tanggal 8 Januari 2015 M. bertepatan dengan tanggal

17 Rabiul Awal 1436 H. yang terdiri Drs. H.Imam Syafi’i,S.H.,M.H., sebagai

Ketua Majelis, Drs. Moh. Muchsin dan Moemahad Fathnan,S.Ag.,M.H.I masing-

masing sebagai Hakim Anggota, penetapan mana pada hari Kamis, tanggal 8

Januari 2015 M. bertepatan dengan tanggal 17 Rabiul Awal 1436 H. dibacakan

dalam persidangan yang dinyatakan terbuka untuk umum oleh Ketua Majelis

tersebut dengan dihadiri oleh Hakim dan dibantu oleh Meftakhul Huda,S.Ag.,MH.

sebagai Panitera Pengganti serta dihadiri oleh Kuasa Para Pemohon ;

Ketua Majelis

Ttd

Drs. H.Imam Syafi’i,SH.,MH.

Hakim Anggota Hakim Anggota

Page 104: DASAR HUKUM PENETAPAN STATUS HUKUM MAFQUD DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41250/1/SAIDUL... · penemuan hukum, hakim Pengadilan Agama kediri mempertimbangkan

Ttd Ttd.

Drs. Moh. Muchsin Moehamad Fathnan,S.Ag.,M.H.I

Panitera Pengganti

Ttd

Meftakhul Huda, S.Ag.,MH.

Rincian Biaya Perkara :

1. Biaya Pendaftaran = Rp. 30.000,-

2. Biaya Proses = Rp. 50.000,-

3. Biaya Panggilan = Rp. 155.000,-

3. Biaya Redaksi =Rp. 5.000,-

4. Biaya Materai = Rp. 6.000,-

Jumlah = Rp. 246.000,-

(dua ratus empat puluh enam ribu rupiah)

Untuk Salinan yang sama bunyinya

oleh

Panitera Pengadilan Agama Kediri,

Drs. H.DULLOH, SH., MH.

Page 105: DASAR HUKUM PENETAPAN STATUS HUKUM MAFQUD DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41250/1/SAIDUL... · penemuan hukum, hakim Pengadilan Agama kediri mempertimbangkan
Page 106: DASAR HUKUM PENETAPAN STATUS HUKUM MAFQUD DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41250/1/SAIDUL... · penemuan hukum, hakim Pengadilan Agama kediri mempertimbangkan
Page 107: DASAR HUKUM PENETAPAN STATUS HUKUM MAFQUD DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41250/1/SAIDUL... · penemuan hukum, hakim Pengadilan Agama kediri mempertimbangkan
Page 108: DASAR HUKUM PENETAPAN STATUS HUKUM MAFQUD DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41250/1/SAIDUL... · penemuan hukum, hakim Pengadilan Agama kediri mempertimbangkan
Page 109: DASAR HUKUM PENETAPAN STATUS HUKUM MAFQUD DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41250/1/SAIDUL... · penemuan hukum, hakim Pengadilan Agama kediri mempertimbangkan