perceraian karena suami mafqud - core.ac.uk fileundangan yang berlaku.2 berdasarkan konsepsi...

19
i PERCERAIAN KARENA SUAMI MAFQUD (Studi Empiris terhadap Proses Penyelesaian Perkara di Pengadilan Agama Boyolali) NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Surakarta Oleh : RYAN GANANG KURNIA NIM : C.100.110.067 [email protected] FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2015

Upload: phamtruc

Post on 20-Aug-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERCERAIAN KARENA SUAMI MAFQUD - core.ac.uk fileundangan yang berlaku.2 Berdasarkan konsepsi perkawinan menurut Pasal 1 ayat (1) Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan,

i

PERCERAIAN KARENA SUAMI MAFQUD

(Studi Empiris terhadap Proses Penyelesaian Perkara

di Pengadilan Agama Boyolali)

NASKAH PUBLIKASI

Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna

mencapai derajat Sarjana Hukum pada Fakultas Hukum

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Oleh :

RYAN GANANG KURNIA

NIM : C.100.110.067

[email protected]

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2015

Page 2: PERCERAIAN KARENA SUAMI MAFQUD - core.ac.uk fileundangan yang berlaku.2 Berdasarkan konsepsi perkawinan menurut Pasal 1 ayat (1) Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan,

ii

HALAMAN PENGESAHAN

Naskah Publikasi ini telah diterima dan disahkan oleh

Dewan Penguji Skripsi Fakultas Hukum

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Pembimbing I Pembimbing II

(Mutimatun Ni’ami S.H.,M.Hum.)

(Aristya Windiana Pamuncak S.H.,L.L.M.)

Mengetahui

Dekan Fakultas Hukum

Universitas Muhammadiyah Surakarta

(Dr. Natangsa Surbakti, SH.,M.Hum)

Page 3: PERCERAIAN KARENA SUAMI MAFQUD - core.ac.uk fileundangan yang berlaku.2 Berdasarkan konsepsi perkawinan menurut Pasal 1 ayat (1) Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan,

iii

PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : RYAN GANANG KURNIA

NIM : C 100110067

Alamat : Kanoman Rt 01/ Rw X, Gagaksipat, Ngemplak, Boyolali

Dengan ini menyatakan bahwa :

1. Karya tulis saya, skripsi ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk

memperoleh gelar akademik baik di Unversitas Muhammadiyah Surakarta

maupun di perguruan tinggi lain.

2. Karya tulis ini adalah murni gagasan, rumusan dan penelitian saya sendiri,

tanpa bantuan pihak lain, kecuali arahan dari Dosen Pembimbing Skripsi.

3. Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis

atau dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas

dicantumkan sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang

dan judul buku aslinya dan dicantumkan dalam daftar pustaka.

4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian hari

terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya

bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar akademik yang

telah saya peroleh karena karya tulis ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan

norma yang berlaku di perguruan tinggi ini.

Surakarta, 09 Juli 2015

Yang membuat pernyataan,

Ryan Ganang Kurnia

C 100 110 067

Page 4: PERCERAIAN KARENA SUAMI MAFQUD - core.ac.uk fileundangan yang berlaku.2 Berdasarkan konsepsi perkawinan menurut Pasal 1 ayat (1) Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan,

1

PERCERAIAN KARENA SUAMI MAFQUD

(Studi Empiris Terhadap Proses Penyelesaian Perkara

di Pengadilan Agama Boyolali)

RYAN GANANG KURNIA

NIM : C100110067

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2015

[email protected]

ABSTRAK

Mafqud adalah orang yang hilang, terputus beritanya, tidak diketahui tempat

tinggalnya, dan tidak diketahui apakah masih hidup atau sudah mati. Mafqudnya

suami merupakan salah satu dari berbagai faktor yang mendorong putusnya ikatan

perkawinan. Hilangnya suami membuat seorang isteri diliputi rasa ketidakjelasan

tentang status hukum yang dimilikinya, sehingga seorang isteri memutuskan

untuk menggugat cerai suaminya yang belum jelas diketahui kabar beritanya.

Berdasarkan latar belakang tersebut penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

status hukum isteri dengan suami mafqud dan untuk mengetahui proses

penyelesaian perkara perceraian karena suami mafqud di Pengadilan Agama

Boyolali. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan yuridis empiris yaitu

suatu penelitian dimana yang diteliti adalah data sekunder yang kemudian

dilanjutkan dengan penelitian terhadap data-data primer di lapangan.

Kata kunci: perceraian karena suami mafqud, proses perceraian karena suami

mafqud, Pengadilan Agama Boyolali

ABSTRACT

Mafqud is a person who is missing,unrepotedly doesnt know where he lived in,

whether he still alive or die. Husband Mafqud is one of many factors that

encourage sever the bond of marriage. The loss of husband made wife was

suffused with a sense of uncertainty about her legal status, thus wife decide to

divorce her husband who is unclear and unknown his report. Based on this

background, this research has purpose to know legal status of wife with mafqud

husband and to know settlement process of the lawsuit because mafqud husband

in the Religious Courts of Boyolali. This research uses of approach method

empirical juridical that is a research which used secondary data and then to

following by a research of primary data in the field.

Keywords :Divorce becouse of Huband Mafqud, Process of the Divorce because

Husband Mafqud, Religious Court of Boyolali

1

Page 5: PERCERAIAN KARENA SUAMI MAFQUD - core.ac.uk fileundangan yang berlaku.2 Berdasarkan konsepsi perkawinan menurut Pasal 1 ayat (1) Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan,

2

PENDAHULUAN

Peristiwa perkawinan merupakan salah satu tahapan yang dianggap

penting dalam kehidupan manusia dan telah dijalani selama berabad-abad pada

suatu kebudayaan dan komunitas agama. Sebagaimana orang menganggapnya

sebagai peristiwa sakral, sebagaimana peristiwa kelahiran dan kematian yang

diusahakan hanya terjadi sekali dalam seumur hidup.1

Kehidupan berkeluarga atau pernikahan hanya akan terjadi melalui

perkawinan yang sah, baik menurut agama maupun ketentuan perundang-

undangan yang berlaku.2 Berdasarkan konsepsi perkawinan menurut Pasal 1 ayat

(1) Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, bahwa yang

dimaksud dengan perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang laki-laki

dan seorang perempuan sebagai suami istri untuk membentuk keluarga (rumah

tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.

Pokok kehidupan rumah tangga adalah ketenangan, ketentraman dan

kontinuitas. Islam mengatur hubungan ini dengan segala perlindungannya yang

menjamin ketenteraman dan kontinuitas tersebut sehingga mencapai tingkatan taat

yang tinggi.3 Berkaitan dengan ikatan pernikahan, Allah Swt menyebutnya (dalam

Al-Qur’an surat Al-Nisa’: 21) sebagai mitsaqon ghalidhan (perjanjian yang amat

kuat). Dan karenanya, setiap upaya untuk meremehkan ikatan suci ataupun

memperlemahnya, apalagi memutuskannya adalah sangat dibenci oleh agama.4

1 Wasman & Wadah Nuromiyah 2011, Hukum Perkawinan Islam di Indonesia (perbandingan

Fiqh dan Hukum Positif), Yogyakarta: Teras, hal. 279. 2 Zuhdi Muhdlor, 1995, Memahami Hukum Perkawinan (Nikah, Talak, Cerai, Rujuk), Bandung:

Al Bayan, hal. 14. 3 Abdul Aziz Muhammad Azzam & Abdul Wahhab Sayyid Hawwas, 2009, Fiqh Munakahat

(khitbah, Nikah dan Talak), Jakarta: Amzah hal. 251. 4 Muhammad Bagir Al-Habsyi, 2002, Fiqih Praktis Menurut Al-quran, s-Sunnah dan Pendapat

para Ulama, Bandung, Mizan, hal.181.

2

Page 6: PERCERAIAN KARENA SUAMI MAFQUD - core.ac.uk fileundangan yang berlaku.2 Berdasarkan konsepsi perkawinan menurut Pasal 1 ayat (1) Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan,

3

Realita kehidupan manusia membuktikan bahwa terdapat faktor yang

mendorong ketidakharmonisan dalam rumah tangga. Banyak hal yang dapat

meruntuhkan bahtera rumah tangga sehingga berusaha untuk mempertahankannya

adalah sesuatu yang sia-sia. Tidak jarang pula ditemukan bahtera rumah tangga

yang saling membenci antara suami dan isteri.

Dewasa ini dengan berjalannya waktu, di Indonesia terdapat beberapa

profesi yang mengharuskan seorang suami meninggalkan isteri dan anak untuk

mencari nafkah atau menjalankan tugas negara dengan jangka waktu yang cukup

lama. Salah satu kekhawatiran seorang isteri adalah ketika suami yang pergi untuk

sekian lama menghilang tanpa diketahui beritanya dan meninggalkan

kewajibannya sebagai seorang suami. Sehingga menimbulkan kerugian lahir dan

batin bagi isteri dan anak yang ditinggalkan.

Suami yang hilang (mafqud/ghoib) tentunya akan menimbulkan berbagai

persoalan baru bagi rumah tangga. Hilangnya seorang suami akan membuat

seorang isteri diliputi rasa ketidakjelasan tentang status hukum yang dimilikinya.

Sehingga tidak jarang seorang isteri memutuskan untuk menggugat cerai

suaminya yang belum jelas diketahui kabar beritanya. Dalam hal ini terdapat

perbedaan antara proses perceraian yang dikarenakan tidak adanya kabar dari

suami (suami mafqud) dengan proses perceraian dengan alasan lainnya.

Masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah: pertama, untuk

menjelaskan status hukum seorang istri dengan suami mafqud. Kedua, untuk

menjelaskan proses penyelesaian perkara perceraian karena suami mafqud di

Pengadilan Agama Boyolali.

Page 7: PERCERAIAN KARENA SUAMI MAFQUD - core.ac.uk fileundangan yang berlaku.2 Berdasarkan konsepsi perkawinan menurut Pasal 1 ayat (1) Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan,

4

Tujuan Penelitian ini adalah adalah pertama untuk menjelaskan status

hukum seorang istri dengan suami mafqud. kedua untuk menjelaskan proses

penyelesaian perkara perceraian karena suami mafqud di Pengadilan Agama

Boyolali.

Manfaat penelitian ini adalah pertama, dengan adanya penelitian ini

penulis berharap dapat mengembangkan pengetahuan dalam bidang hukum Islam

dan menjadi bahan referensi bagi penelitian penelitian selanjutnya yang tentu

lebih mendalam khususnya mengenai permasalahan perceraian. Kedua, dengan

adanya penelitian ini diharapkan akan memberi manfaat sebagai bingkai cara

berfikir, cara bertindak untuk senantiasa mengutamakan kebijaksanaan dalam

mengambil suatu keputusan berkaitan dengan permasalahan perceraian.

Penelitian ini bersifat deskriptif yaitu sesuatu penelitian yang dimaksudkan

untuk memberikan data yang seteliti mungkin tentang manusia, keadaan atau

gejala-gejala yang lain.5 Metode pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini

adalah metode pendekatan yuridis empiris. Metode ini menggunakan data

sekunder sebagai data awalnya, yang kemudian dilanjutkan dengan data primer

atau data di lapangan.6

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Status Hukum Seorang Istri dengan Suami Mafqud

Al-mafqud dalam bahasa Arab secara harfiah bermakna hilang. Dikatakan

faqadtu asy-syai’a idzaa adha’tuhu (saya kehilangan bila saya tidak mengetahui

5 Khudzalifah Dimyati & Kelik Wardiono, 2004, Metode Penelitian Hukum, Surakarta: Fakultas

hokum Universitas Muhammadiyah Surakarta, hal. 3. 6 Amiruddin & Zainal Askin, 2012, Pengantar Metode Penelitian Hukum, Jakarta: Raja Grafindo

Persada, hal. 133.

Page 8: PERCERAIAN KARENA SUAMI MAFQUD - core.ac.uk fileundangan yang berlaku.2 Berdasarkan konsepsi perkawinan menurut Pasal 1 ayat (1) Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan,

5

dimana sesuatu itu berada). 7 Berkaitan dengan apa yang harus dilakukan seorang

isteri dengan suami mafqud, terdapat beberapa perbedaan pendapat diantara

beberapa ulama mazhab.

Pertama, bahwa seorang istri yang ditinggal lama oleh suaminya

hendaknya sabar dan tidak boleh menuntut cerai. Ini adalah pendapat madzhab

Hanafi dan Syafi’iy. Mereka berdalil bahwa pada asalnya pernikahan antara kedua

masih berlangsung hingga terdapat keterangan yang jelas, bahwa suaminya

meninggal atau telah menceraikannya.8

Mazhab Hanafiah berpendapat bahwa orang yang hilang tidak diketahui

rimbanya dapat dinyatakan sebagai orang yang sudah mati dengan melihat orang

yang sebaya di wilayahnya atau tempat tinggalnya. Apabila orang-orang di tempat

tinggalnya yang sebaya dengannya sudah tidak ada, maka ia dapat diputus sebagai

orang yang telah meninggal, dalam riwayat lain dari Abu Hanifah, menyatakan

bahwa batasnya adalah 90 (Sembilan puluh) tahun. Selain itu mazhab Syafi’i juga

berpendapat bahwa batas waktu orang hilang adalah 90 (sembilan puluh) tahun,

yakni melihat umur dari orang yang sebaya di wilayahnya. Namun pendapat yang

paling shahih menurut anggapan Imam Syafi’i ialah batas waktu tersebut tidak

dapat ditentukan atau dipastikan. Akan tetapi cukup dengan apa yang dianggap

dan dilihat oleh Hakim, kemudian divonisnya sebagai orang yang telah mati.

Karena menurut Imam Syafi’i, seorang Hakim hendaknya berijtihad kemudian

7 Muhammad Ali Ash-Shabuni, 2013, Hukum Waris Dalam Islam, Jawa Barat: PT. Fathan Prima

Media, hal. 176 8 Wahbah Zuhaili, 2006, Al Fiqh Al- Islami Wa Adillatuhu, Juz. 9, Damaskus: Dar Al- Fikr, hal.

7187

Page 9: PERCERAIAN KARENA SUAMI MAFQUD - core.ac.uk fileundangan yang berlaku.2 Berdasarkan konsepsi perkawinan menurut Pasal 1 ayat (1) Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan,

6

memvonis bahwa orang yang hilang dan tidak diketahui rimbanya sebagai orang

sudah mati, sesudah berlalunya waktu tertentu.9

Ada dua macam pertimbangan hukum yang dapat digunakan dalam

mencari kejelasan status hukum bagi si mafqud. pertama, berdasarkan bukti-bukti

yang otentik yang dibenarkan oleh syariat, yang dapat menetapkan suatu

ketetapan hukum. Misalnya, ada dua orang yang adil dan dapat dipercaya untuk

memberikan kesaksian bahwa si fulan yang hilang telah meninggal dunia, maka

Hakim dapat menjadikan dasar persaksian tersebut untuk memutuskan status

kematian bagi si mafqud. Jika demikian halnya, maka si mafqud dah hilang status

mafqudnya. Ia ditetapkan seperti orang yang mati haqiqi. Kedua berdasarkan

tenggang waktu lamanya si mafqud pergi atau berdasarkan kadaluwarsa. Dalam

kondisi seperti ini, Hakim menghukuminya sebagai orang yang telah meninggal

secara hukumi setelah berlalunya waktu yang lama, karena masih ada

kemungkinan orang tersebut masih hidup.10

Kedua, bahwa seorang istri yang ditinggal lama oleh suaminya, dan

merasa dirugikan secara batin, maka dia berhak menuntut cerai. Ini adalah

pendapat Imam Hambali dan Imam Maliki.11

Mazhab Hambali berpendapat bahwa menceraikan antara orang yang

hilang dan isterinya adalah didasarkan pada menolak kemelaratan terhadap isteri

yang suaminya sudah hilang dan meninggalkannya dan berhadapan dengan

9 Muhammad Ali Ash-Shabuni, Op.Cit, hal.177-178

10 Sayyid Sabiq, 2006, Fiqih Sunnah, Jilid 4, diterjemahkan oleh Nor Hasanuddin dari “Fqh Al

Sunnah”, Jakarta: Pundi Aksara, hlm. 87 11

Muhammad Abu Zahrah dalam Budi Santoso Slamet, 2013, “Analisis Pendapat Ibnu Qudamah

tentang Penentuan Masa Tunggu sebelum Iddah bagi Istri yang Suaminya Mafqud”, skripsi, Fakultas

Syariah dan Ekonomi Islam, IAIN Walisongo, Semarang hal. 19

Page 10: PERCERAIAN KARENA SUAMI MAFQUD - core.ac.uk fileundangan yang berlaku.2 Berdasarkan konsepsi perkawinan menurut Pasal 1 ayat (1) Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan,

7

kepahitan hidup sendirian, apabila isteri itu masih muda, tentu ia tidak dapat

menjaga dirinya dari faktor-faktor yang berada disekelilingnya.12

Adapun mazhab Maliki memiliki pendapat bahwa batas seorang

dinyatakan hilang atau mati adalah 70 (tujuh puluh) tahun. Hal ini didasarkan

pada lafazh hadits secara umum yang menyatakan bahwa umur umat Muhammad

saw. antara 60 (enam puluh) hingga 70 (tujuh puluh) tahun.

Kemudian menurut Imam Malik dalam kitab Al-Muwatha’ menyatakan

sebagai berikut:

“Telah menceritakan kepadaku Yahya dari Malik dari Yahya bin Sa'id

dari Sa'id bin Musayyab bahwa Umar bin Khattab berkata; "Seorang

wanita yang kehilangan suaminya dan tidak mengetahui keberadaannya,

maka hendaklah dia menunggunya selama empat tahun. Kemudian

menjalani masa iddah selama empat bulan sepuluh hari dan setelah itu

boleh menikah lagi." Malik berkata; "Jika dia menikah setelah masa iddah

selesai, kemudian suaminya (kedua) telah menggaulinya atau belum

menggaulinya, maka suami pertama tidak berhak lagi atasnya." Malik

melanjutkan, "Inilah yang berlaku di kalangan kami selama ini. Namun

jika suaminya datang sementara dia belum menikah lagi, maka suaminya

lebih berhak atas dirinya." Malik kembali melanjutkan, "Saya mendapati

sekelompok orang mengingkari pendapat yang dilontarkan sebagian

kelompok terhadap Umar bin Khattab, ketika ia mengatakan 'Diberikan

pilihan bagi suaminya yang pertama, untuk mengambil maharnya atau

kembali pada isterinya'." Malik berkata; "Telah sampai pula kepadaku

pendapat Umar bin Khattab mengenai seorang wanita yang diceraikan

suaminya yang sedang pergi, lalu dia ruju' lagi kepadanya. Namun

ruju'nya tersebut tidak sampai pada pihak isteri, dan hanya kabar

talaknya sampai kepada isterinya, kemudian isteri menikah lagi dengan

lelaki lain. Jika suami yang kedua telah menggaulinya atau belum

menggaulinya, maka suami yang pertama yang telah mentalaknya, tidak

ada lagi hak atasnya." Malik berkata; "Pendapat ini adalah pendapat

yang aku pandang paling baik dalam hal ini dan dalam hal suami yang

hilang.”

Mazhab Hambali juga berpendapat bahwa apabila yang hilang itu dalam

keadaan yang dimungkinkan kematiannya seperti terjadi peperangan, atau menjadi

12

Sjaich Mahmoud Sjaltout, Sjaich M. Ali as-Sajis, 1973, Perbandingan Mazhab dalam Masalah

Fiqih, Jakarta: Bulan Bintang, hal 217

Page 11: PERCERAIAN KARENA SUAMI MAFQUD - core.ac.uk fileundangan yang berlaku.2 Berdasarkan konsepsi perkawinan menurut Pasal 1 ayat (1) Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan,

8

salah seorang penumpang kapal yang tenggelam maka hendaknya dicari

kejelasannya selama empat tahun. Apabila empat tahun juga belum diketemukan

maka hartanya boleh dibagikan kepada ahli warisnya. Demikian juga dengan

isteri, ia dapat menempuh iddahnya dan ia boleh menikah lagi setelah masa

iddahnya selesai.13

Namun apabila hilangnya orang itu bukan dalam kemungkinan meninggal

seperti pergi berniaga, melancong, atau untuk menuntut ilmu maka Imam Ahmad

dalam hal ini memiliki pendapat. Pertama, menunggu sampai diperkirakan

umurnya mencapai 90 (sembilan puluh) tahun sebab sebagian besar manusia

umurnya tidak mencapai atau tidak melebihi 90 (sembilan puluh) tahun. Kedua,

menyerahkan seluruhnya kepada ijtihad Hakim, kapan saja Hakim memvonisnya

maka itu yang berlaku.14

Undang-undang Nomor 1 tahun 1974 tentang Perkawinan dan Kompilasi

Hukum Islam tidak mengatur secara jelas mengenai apa yang harus dilakukan

seorang isteri dengan saumi mafqud. Akan tetapi didalam Undang-undang Nomor

1 tahun 1974 tentang Perkawinan dan Kompilasi Hukum Islam diatur secara jelas

mengenai dasar atau alasan perceraian.

Pasal 38 Pasal 39 ayat (1) dan (2) Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974

tentang Perkawinan, Pasal 38 yang menyatakan bahwa: “Perkawinan dapat putus

karena a) kematian, b) perceraian dan c) atas keputusan Pengadilan”. Pasal 39

yang menyatakan bahwa: (1) Perceraian hanya dapat dilakukan di depan Sidang

Pengadilan setelah Pengadilan yang bersangkutan berusaha dan tidak berhasil

mendamaikan kedua belah pihak. (2) Untuk melakukan perceraian harus ada 13

Ibid, hal. 212 14

Muhammad Ali Ash-Shabuni, Op.Cit, hal 178

Page 12: PERCERAIAN KARENA SUAMI MAFQUD - core.ac.uk fileundangan yang berlaku.2 Berdasarkan konsepsi perkawinan menurut Pasal 1 ayat (1) Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan,

9

cukup alasan, bahwa antara suami isteri itu tidak akan dapat hidup rukun

sebagai suami isteri.

Dalam Kompilasi Hukum Islam pada Pasal 114 yang berbunyi “Putusnya

perkawinan yang disebabkan karena perceraian dapat terjadi karena talak atau

berdasarkan gugatan perceraian”. Melakukan suatu perceraian sebagaimana

halnya harus disertai dengan alasan-alasan dapat diterima oleh penerima atau

instansi Pengadilan khususnya Pengadilan Agama, dimana telah diatur dalam

Kompilasi Hukum Islam pada Pasal 116.

Dari hasil wawancara yang dilakukan oleh penulis dengan pihak yang

terlibat dalam menangani kasus perceraian karena suami mafqud di Pengadilan

Agama Boyolali diperoleh data bahwa seorang isteri dengan suami mafqud tidak

diperbolehkan untuk menikah lagi sebelum adanya putusan pengadilan yang

berkekuatan hukum tetap. Hal ini dimaksudkan untuk memjamin asas kepastian

hukum. Sehingga apabila sewaktu-waktu suami yang dinyatakan sebagai mafqud

tersebut kembali, seorang isteri tidak merasa kebingungan dengan status

hukumnya. Jangka waktu dua tahun yang digunakan sebagai batas minimal

pengajuan gugatan perceraian merupakan hasil dari ijtihad Hakim yang

didasarkan pada pendapat Ulama Mazhab dan hukum positif yang kemudian

dikaitkan dengan realita yang terdapat di lapangan. Adanya putusan yang lebih

cepat akan memberikan nuansa kepastian hukum bagi isteri yang ditinggalkan.15

Berdasarkan uraian di atas baik dari data wawancara dan studi pustaka

penulis menyimpulkan bahwa seorang isteri dengan suami mafqud masih

15

Asrori, Hakim Pengadilan Agama Boyolali, Wawancara Pribadi, Boyolali, 15 April 2015

Page 13: PERCERAIAN KARENA SUAMI MAFQUD - core.ac.uk fileundangan yang berlaku.2 Berdasarkan konsepsi perkawinan menurut Pasal 1 ayat (1) Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan,

10

merupakan isteri sah dari suami mafqud, tetapi apabila isteri merasa dirugikan dan

merasa hak-haknya tidak terpenuhi karena mafqudnya suami maka seorang isteri

dapat mengajukan gugatan perceraian ke Pengadilan dengan batas minimal dua

tahun setelah suami dinyatakan mafqud dan tidak memenuhi kewajibannya

sebagai seorang suami. Apabila sang isteri menghendaki untuk menikah lagi maka

harus menunggu hingga adanya putusan perceraian dari pengadilan dan

menunggu hingga masa iddahnya selesai.

Proses Penyelesaian Perkara Perceraian karena Suami Mafqud di

Pengadilan Agama Boyolali

Proses penyelesaian perkara perceraian atau proses beracara di pengadilan

agama sebenarnya sama dengan proses perceraian pada umumnya yaitu

berpedoman pada HIR, kecuali beberapa perkara yang bersifat khusus. Ketentuan

ini dapat dilihat dalam Pasal 54 Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang

Peradilan Agama sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 3

tahun 2006 dan perubahan kedua dengan Undang-undang Nomor 50 Tahun 2009

yang menyatakan bahwa: “Hukum Acara yang berlaku pada Pengadilan dalam

lingkungan Peradilan Agama adalah Hukum Acara Perdata yang berlaku pada

Pengadilan dalam lingkungan Peradilan Umum, kecuali yang telah diatur secara

khusus dalam Undang-undang.”

Berdasarkan data hasil wawancara yang dilakukan penulis dengan Hakim

Pengadilan Agama Boyolali diperoleh data bahwa proses penyelesaian perkara

perceraian karena suami mafqud memiliki sedikit perbedaan dengan penyelesaian

Page 14: PERCERAIAN KARENA SUAMI MAFQUD - core.ac.uk fileundangan yang berlaku.2 Berdasarkan konsepsi perkawinan menurut Pasal 1 ayat (1) Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan,

11

perkara perceraia dengan alasan lainnya yaitu terdapat pada proses pemanggilan

para pihak.16

Dasar hukum yang digunakan oleh Pengadilan Agama Boyolali berkaitan

dengan pemanggilan dalam perkara perceraian karean suami mafqud adalah:

Pertama, Pasal 390 ayat (3) HIR yang menyatakan bahwa:

“Tentang orang yang tidak diketahui tempat diam atau tempat tinggalnya dan

tentang orang yang tidak dikenal, maka surat juru sita itu disampaikan kepada

bupati, yang dalam daerahnya terletak tempat tinggal orang yang mendakwa,

dan dalam perkara pidana, yang dalam daerahnya berkedudukan hakim yang

berhak; bupati itu memaklumkan surat juru sita itu dengan menempelkan pada

pintu utama di tempat persidangan hakim yang berhak itu. (RBg. 718) ”.

Kedua, Pasal 27 Peraturan Pemerintah Nomor 9 tahun 1975 juga diatur

mengenai tatacara pemanggilan para pihak yaitu sebagai berikut:

(1) Apabila tergugat berada dalam keadaan seperti tersebut dalam Pasal 20 ayat

(2), panggilan dilakukan dengan cara menempelkan gugatan pada papan

pengumuman di Pengadilan dan mengumumkannya melalui satu atau beberapa

surat, kabar atau mass media lain yang ditetapkan oleh Pengadilan. (2)

Pengumuman melalui surat kabar atau surat-surat kabar atau mass media

tersebut ayat (1) dilakukan sebanyak 2 (dua) kali dengan tenggang waktu satu

bulan antara pengumuman pertama dan kedua. (3) Tenggang waktu antara

panggilan terakhir sebagai dimaksud ayat (2) dengan persidangan ditetapkan

sekurang-kurangnya 3 (tiga) bulan. (4) Dalam hal sudah dilakukan panggilan

sebagai dimaksud dalam ayat (2) dan tergugat atau kuasanya tetap tidak hadir,

gugatan diterima tanpa hadirnya tergugat, kecuali apabila gugatan itu tanpa hak

atau tidak beralasan.

Ketiga, Pasal 139 ayat (1) sampai ayat (4) KHI yang berbunyi sebagai

berikut:

(1) Apabila tempat kediaman tergugat tidak jelas atau tergugat tidak

mnempunyai tempat kediaman yang tetap, panggilan dilakukan dengan

cara menempelkan gugatan pada papan pengumuman di Pengadilan

Agama dan mengumumkannya melalui satu atau beberapa surat kabar

atau mass media lain yang ditetapkan oleh Pengadilan Agama. (2)

Pengumuman melalui surat kabar atau surat-surat kabar atau mass media

tersebut ayat (1) dilakukan sebanyak dua kali dengan tenggang waktu

satu bulan, antara pengumuman pertama dan kedua. (3) Tenggang waktu

antara panggilan terakhir sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dengan

16

Asrori, Hakim Pengadilan Agama Boyolali, Wawancara Pribadi, Boyolali, 15 April 2015

Page 15: PERCERAIAN KARENA SUAMI MAFQUD - core.ac.uk fileundangan yang berlaku.2 Berdasarkan konsepsi perkawinan menurut Pasal 1 ayat (1) Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan,

12

persidangan ditetapkan sekurang-kurangnya tiga bulan. (4) Dalam hal

sudah dilakukan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dan tergugat atau

kuasanya tetap tidak hadir, gugatan diterima tanpa hadirnya tergugat

kecuali apabila gugatan itu tanpa hak atau tidak beralasan.

Dari beberapa dasar hukum di atas dapat disimpulkan bahwa untuk

pemanggilan tergugat (suami mafqud) dilakukan dengan cara sebagai berikut:

Pertama, Jurusita Pengadilan Agama Boyolali menempelkan surat gugatan atau

surat panggilan (relaas) pada papan pengumuman Pengadilan Agama Boyolali.

Kedua mengumumkan melalui beberapa surat kabar atau mass media sebanyak

dua kali dengan tenggang waktu satu bulan.

PENUTUP

Kesimpulan

Status Hukum Seorang Istri dengan Suami Mafqud

Pertama, status hukum seorang isteri dengan suami mafqud yaitu masih

menjadi isteri sah dari suami tersebut sebelum terdapat putusan perceraian dari

pengadilan yang berkekuatan hukum tetap. Isteri dengan suami mafqud secara

tidak langsung hak-haknya sebagai seeorang isteri tidak terpenuhi, dengan

keadaan tersebut maka isteri memiliki beberapa pilihan baginya untuk

melanjutkan kehidupan pernikahannya yaitu memilih untuk tetap bersabar dan

menjalani hidup tanpa adanya suami atau memutuskan untuk melakukan gugatan

perceraian ke pengadilan.

Kedua, bagi seorang isteri yang memutuskan untuk mengajukan gugatan

perceraian ke Pengadilan ia terlebih dahulu harus menunggu hingga beberapa

waktu tetentu sampai suami terseut dapat dinyatakan sebagai suami mafqud.

Sehingga mafqudnya suami ini dapat dijadikan sebagai alasan bagi isteri untuk

Page 16: PERCERAIAN KARENA SUAMI MAFQUD - core.ac.uk fileundangan yang berlaku.2 Berdasarkan konsepsi perkawinan menurut Pasal 1 ayat (1) Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan,

13

mengajukan gugatan perceraian ke pengadilan. Dalam hal ini Pengadilan Agama

Boyolali mensyaratkan waktu dua tahun sehingga seorang suami dinyatakan

sebagai suami mafqud sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku

pada saat ini.

Proses Penyelesaian Perkara Perceraian karena Suami Mafqud di Pengadilan

Agama Boyolali

Proses penyelesaian perkara perceraian karena suami mafqud di

Pengadilan Agama Boyolali tidak jauh berbeda dengan proses penyelesaian

perkara perceraian dengan alasan yang lain. Perbedaannya hanya terletak pada

proses pemangggilan para pihak, terutama pemanggilan kepada pihak tergegat

(suami mafqud). Pemanggilan ini dilakukan dengan cara;

Pertama, Jurusita Pengadilan Agama Boyolali menempelkan surat

gugatan atau surat panggilan (relaas) pada papan pengumuman Pengadilan

Agama Boyolali.

kedua, Mengumumkan melalui beberapa surat kabar atau mass media

sebanyak dua kali, Dengan rincian antara pengumuman pertama dan kedua diberi

tenggang waktu satu bulan, sedangkan dari pengumuman ke dua dengan hari

sidang pertama berjarak sekurang-kurangnya tiga bulan, sesuai dengan hukum

positif.

Saran

Pertama, Pihak isteri sebaiknya berusaha terlebih dahulu untuk mencari

keberadaan suami yang dianggapnya mafqud. Karana tidak menutup

Page 17: PERCERAIAN KARENA SUAMI MAFQUD - core.ac.uk fileundangan yang berlaku.2 Berdasarkan konsepsi perkawinan menurut Pasal 1 ayat (1) Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan,

14

kemungkinan dengan usaha tersebut pihak isteri dapat menemukan sang suami

sehingga dapat menjalani kehidupan sepeti sediakala.

Kedua, bagi seorang isteri dengan suami mafqud yang menginginkan

untuk mempunyai pendamping hidup kembali dengan cara menikah lagi dengan

orang lain, sebaiknya pihak isteri mengajukan gugatan perceraian terlebih dahulu

ke pengadilan agar lebih jelas status hukumnya. Kemudian barulah pihak isteri

dapat menikah setelah adanya putusan Hakim dan masa iddahnya selesai.

Page 18: PERCERAIAN KARENA SUAMI MAFQUD - core.ac.uk fileundangan yang berlaku.2 Berdasarkan konsepsi perkawinan menurut Pasal 1 ayat (1) Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan,

15

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Ali Ash-Shabuni, Muhammad, 2013, Hukum Waris Dalam Islam, Jawa Barat: PT.

Fathan Prima Media.

Al-Habsyi , Muhammad Bagir, 2002, Fiqih Praktis Menurut Al-quran, s-Sunnah

dan Pendapat para Ulama, Bandung, Mizan.

Amiruddin dan Zainal Askin, 2012, Pengantar Metode Penelitian Hukum,

Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Dimyati, Khudzalifah dan Kelik Wardiono, 2004, Metode Penelitian Hukum,

Surakarta: Fakultas hokum Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Muhammad Azzam, Abdul Aziz dan Abdul Wahhab Sayyid Hawwas, 2009, Fiqh

Munakahat (khitbah, Nikah dan Talak), Jakarta: Amzah.

Muhdlor, Zuhdi, 1995, Memahami Hukum Perkawinan (Nikah, Talak, Cerai,

Rujuk), Bandung: Al Bayan.

Sabiq, Sayyid, 2006, Fiqih Sunnah, Jilid 4, diterjemahkan oleh Nor Hasanuddin

dari “Fqh Al Sunnah”, Jakarta: Pundi Aksara.

Sjaltout, Sjaich Mahmoud dan Sjaich M. Ali as-Sajis, 1973, Perbandingan

Mazhab dalam Masalah Fiqih, Jakarta: Bulan Bintang.

Slamet, Budi Santoso 2013, Analisis Pendapat Ibnu Qudamah tentang Penentuan

Masa Tunggu sebelum Iddah bagi Istri yang Suaminya Mafqud, Skripsi,

Semarang, Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam, IAIN Walisongo.

Tim Redaksi Nuansa Aulia, 2009, Kompilasi Hukum Islam, Bandung, Nuansa

Aulia.

Wasman dan Wadah Nuromiyah 2011, Hukum Perkawinan Islam di Indonesia

(perandingan Fiqh dan Hukum Positif), Yogyakarta.

Zuhaili, Wahbah, 2006, Al Fiqh Al- Islami Wa Adillatuhu, Juz. 9, Damaskus: Dar

Al- Fikr.

Undang-undang

Herzien Inlandsch Reglement (H.I.R)

Page 19: PERCERAIAN KARENA SUAMI MAFQUD - core.ac.uk fileundangan yang berlaku.2 Berdasarkan konsepsi perkawinan menurut Pasal 1 ayat (1) Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan,

16

Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 Tentang Pelaksanaan Undang-undang

Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan.

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan.

Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang peradilan Agama sebagaimana

telah diubah dengan Undang-undang Nomor 3 tahun 2006 dan perubahan

kedua dengan Undang-undang Nomor 50 Tahun 2009 tentang Pradilan

Agama.