dasar dasar semikonduktor
DESCRIPTION
Dasar Dasar SemikonduktorTRANSCRIPT
DASAR – DASAR SEMI KONDUKTOR
Disusun untuk melengkapi Tugas Elektronika I
Oleh:
KELOMPOK I
Adityo Mursitantyo (NIM. 1108255003)
Luh Eka Arisanti (NIM. 1108255006)
Nikita Pusparini (NIM. 1108255005)
Tomy Gunawan (NIM. 1108255001)
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS UDAYANA
2011
BAB I
PENDAHULUAN
Operasi komponen elektronika benda padat seperti dioda, LED,
Transistor Bipolar dan FET serta Op-Amp atau rangkaian terpadu lainnya
didasarkan atas sifat-sifat semikonduktor. Semikonduktor merupakan
elemen dasar dari komponen – komponen tersebut. Disebut semi atau
setengah konduktor, karena bahan ini memang bukan konduktor murni.
Semikonduktor adalah bahan yang sifat-sifat kelistrikannya terletak
antara sifat-sifat konduktor dan isolator. Sifat-sifat kelistrikan konduktor
maupun isolator tidak mudah berubah oleh pengaruh temperatur, cahaya
atau medan magnet, tetapi pada semikonduktor sifat-sifat tersebut sangat
sensitif. Tahanan jenis bahan semi konduktor antara sekitar 10-3 Wm
sampai dengan sekitar 10+3 Wm.
Atom-atom bahan semi konduktor membentuk kristal dengan struktur
tetrahedral, dengan ikatan kovalen. Bahan semi konduktor yang banyak
dipakai dalam elektkronika adalah silikon (Si) dan Germanium (Ge). Pada
0K Si mempunyai lebar pita terlarang (energy gap) 0,785 eV, sedang
untuk Ge 1,21 eV.
Bahan - bahan logam seperti tembaga, besi, timah disebut sebagai
konduktor yang baik sebab logam memiliki susunan atom yang
sedemikian rupa, sehingga elektronnya dapat bergerak bebas. Dapat
ditebak, semikonduktor adalah unsur yang susunan atomnya memiliki
elektron valensi lebih dari 1 dan kurang dari 8. Tentu saja yang paling
semikonduktor adalah unsur yang atomnya memiliki 4 elektron valensi.
BAB II
ISI
A. Semikonduktor Instrinsik
Semikonduktor instrinsik (murni) adalah semi konduktor yang tidak
ataupun belum terkotori oleh atom-atom asing. Pada 0o K pita valensi
penuh, pita konduksi kosong sehingga bersifat sebagai isolator. Pada
suhu yang lebih tinggi misal pada suhu kamar ada elektron pada pita
valensi yang energinya melebihi energi gap sehingga dapat meloncat dari
pita valensi ke pita konduksi menjadi elektron bebas dengan
meninggalkan kekosongan pada pita valensi. Kekosongan ini disebut hole
(lubang) dan dianggap bermuatan positif sebesar muatan elektron.
Semikonduktor intrinsik dibuat dengan metode khusus untuk
meningkatkan kemurniannya setinggi mungkin, sehingga hasilnya bisa
dianggap sebagai semikonduktor murni. Konduktivitas semikonduktor
intrinsik sangat rendah, karena terbatasnya jumlah pembawa muatan
yakni hole maupun elektron bebas tersebut.
Gambar 2.1 Struktur Kristal germanium dalam Dua Dimensi
Gambar 2.2 Struktur Kristal Germanium dengan Ikatan Kovalen yang rusak
B. Semikonduktor Ekstrinsik
Semikonduktor ekstrinsik merupakan semikonduktor yang memperoleh
pengotoran atau penyuntikan (doping) oleh atom asing. Semikonduktor
ekstrinsik ada dua jenis atau tipe yaitu:
1. Semikonduktor Tipe N
Jika bahan silikon didoping dengan bahan ketidakmurnian
(impuritas) bervalensi lima (penta-valens), maka diperoleh
semikonduktor tipe N. Misalnya pada bahan silikon diberi doping
phosphorus atau arsenic yang pentavalen (bahan kristal dengan inti
atom memiliki 5 elektron valensi). Dengan doping, Silikon yang tidak
lagi murni ini (impurity semiconductor) akan memiliki kelebihan
elektron. Kelebihan electron membentuk semikonduktortipe-n.
Semikonduktor tipe-n disebut juga donor yang siap melepaskan
elektron. Struktur kisi-kisi kristal bahan silikon type N dapat dilihat pada
gambar di bawah ini :
Gambar 2.3 Struktur Semikondukton (Silikon) Tipe N
Karena atom antimoni (Sb) bervalensi lima, maka empat elektron
valensi mendapatkan pasangan ikatan kovalen dengan atom silikon
sedangkan elektron valensi yang kelima tidak mendapatkan pasangan.
Oleh karena itu ikatan elektron kelima ini dengan inti menjadi lemah
dan mudah menjadi elektron bebas. Karena setiap atom depan ini
menyumbang sebuah elektron, maka atom yang bervalensi lima
disebut dengan atom donor. Dan elektron bebas sumbangan dari atom
dopan inipun dapat dikontrol jumlahnya atau konsentrasinya. Meskipun
bahan silikon type n ini mengandung elektron bebas (pembawa
mayoritas) cukup banyak, namun secara keseluruhan kristal ini tetap
netral karena jumlah muatan positip pada inti atom masih sama
dengan jumlah keseluruhan elektronnya.
Pada bahan type n disamping jumlah elektron bebasnya (pembawa
mayoritas) meningkat, ternyata jumlah holenya (pembawa minoritas)
menurun. Hal ini disebabkan karena dengan bertambahnya jumlah
elektron bebas, maka kecepatan hole dan elektron ber-rekombinasi
(bergabungnya kembali elektron dengan hole) semakin meningkat.
Sehingga jumlah holenya menurun. Level energi dari elektron bebas
sumbangan atom donor dapat digambarkan seperti pada gambar di
bawah ini:
Gambar 2.4 Diagram Pita Energi Semikonduktor Tipe N
Jarak antara pita konduksi dengan level energi donor sangat kecil
yaitu 0.05 eV untuk silikon dan 0.01 eV untuk germanium. Oleh karena
itu pada suhu ruang saja, maka semua elektron donor sudah bisa
mencapai pita konduksi dan menjadi elektron bebas.
Karena atom-atom donor telah ditinggalkan oleh elektron
valensinya (yakni menjadi elektron bebas), maka menjadi ion yang
bermuatan positip. Sehingga digambarkan dengan tanda positip.
Sedangkan elektron bebasnya menjadi pembawa mayoritas. Dan
pembawa minoritasnya berupa hole.
Gambar 2.5 Bahan Semikonduktor Tipe N
2. Semikonduktor Tipe P
Apabila bahan semikonduktor murni (intrinsik) didoping dengan
bahan impuritas (ketidak-murnian) bervalensi tiga, maka akan
diperoleh semikonduktor type p. Bahan dopan yang bervalensi tiga
tersebut misalnya boron, galium, dan indium. Struktur kisi - kisi kristal
semikonduktor (silikon) type p adalah seperti gambar di bawah ini:
Gambar 2.6 Struktur Kristal Semikonduktor (Silikon) Tipe P
Karena atom dopan mempunyai tiga elektron valensi, dalam
gambar tersebut adalah atom Boron (B) , maka hanya tiga ikatan
kovalen yang bisa dipenuhi. Sedangkan tempat yang seharusnya
membentuk ikatan kovalen keempat menjadi kosong (membentuk
hole) dan bisa ditempati oleh elektron valensi lain. Dengan demikian
sebuah atom bervalensi tiga akan menyumbangkan sebuah hole. Atom
bervalensi tiga (trivalent) disebut juga atom akseptor, karena atom ini
siap untuk menerima elektron.
Seperti halnya pada semikonduktor type n, secara keseluruhan
kristal semikonduktor type P ini adalah netral. Karena jumlah hole dan
elektronnya sama. Pada bahan type p, hole merupakan pembawa
muatan mayoritas. Karena dengan penambahan atom dopan akan
meningkatkan jumlah hole sebagai pembawa muatan. Sedangkan
pembawa minoritasnya adalah elektron. Level energi dari hole
akseptor dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
Gambar 2.7 Diagram Pita Energi Semikonduktor Tipe P
Jarak antara level energi akseptor dengan pita valensi sangat kecil
yaitu sekitar 0.01 eV untuk germanium dan 0.05 eV untuk silikon.
Dengan demikian hanya dibutuhkan energi yang sangat kecil bagi
elektron valensi untuk menempati hole di level energi akseptor. Oleh
karena itu pada suhu ruang banyak sekali jumlah hole di pita valensi
yang merupakan pembawa muatan.
Karena atom-atom akseptor telah menerima elektron, maka
menjadi ion yang bermuatan negatif. Sehingga digambarkan dengan
tanda negatip. Pembawa mayoritas berupa hole dan pembawa
minoritasnya berupa elektron. Bahan semikonduktor tipe p dapat
dilukiskan seperti pada gambar di bawah ini:
Gambar 2.8 Bahan Semikonduktor Tipe P
C. Konduksi Dalam Semikonduktor
Partikel yang menghantarkan arus dalam semikonduktor adalah:
elektron dan hole. Ada dua jenis arus yang muncul akibat pergerakan
partikel-partikel tersebut yaitu:
1. Arus Difusi
Arus difusi adalah suatu arus I di dalam semikonduktor yang timbul
akibat adanya pergerakan partikel-partikel bermuatan baik hole
maupun electron sebagai akibat dari perbedaan (gradient) konsentrasi
pembawa.
2. Arus Drift
Arus drift adalah sarus yang timbul pada semikonduktor akibat
adanya pergerakan partikel-partikel bermuatan gaya F tarik dan tolak
elektris dalam medan listrik (elektris).
Gambar 2.9 Arus dalam Semikonduktor
D. Perubahan Tegangan Pada Semikonduktor Dengan Doping Tak
Merata
Ahli-ahli fisika terutama yang menguasai fisika quantum pada masa itu
mencoba memberikan doping pada bahan semikonduktor ini. Pemberian
doping dimaksudkan untuk mendapatkan elektron valensi bebas dalam
jumlah lebih banyak dan permanen, yang diharapkan akan dapat
mengahantarkan listrik. Salah satu alasan utama kegunaan
semikonduktor dalam elektronik adalah sifat elektroniknya dapat diubah
banyak dalam sebuah cara terkontrol dengan menambah sejumlah kecil
ketidakmurnian. Ketidakmurnian ini disebut dopan. Doping sejumlah besar
ke semikonduktor dapat meningkatkan konduktivitasnya dengan faktor
lebih besar dari satu milyar.
BAB III
KESIMPULAN
Dari penjelasan materi di atas, dapat disimpulkan beberapa hal
sebagai berikut:
- Semikonduktor adalah bahan yang sifat-sifat kelistrikannya terletak
antara sifat-sifat konduktor dan isolator
- Terdapat dua jenis semikonduktor yaitu semikonduktor tipe N dan
semikonduktor tipe P
- Bahan silikon yang didoping dengan bahan ketidak murnian
(impuritas) bervalensi lima (penta-valens) menghasilkan
semikonduktor tipe N.
- Apabila bahan semikonduktor murni (intrinsik) didoping dengan
bahan impuritas (ketidakmurnian) bervalensi tiga, maka diperoleh
semikonduktor type P.
DAFTAR PUSTAKA
Herman DS. 1996. Elektronika: Teori dan Penerapan. Yogyakarta: FPTK IKIP Yogyakarta.
Tim Fakultas Teknik. 2001. Dasar Semikonduktor. Yogyakarta: Univ. Negeri Yogyakarta.
. 2011. Semikonduktor. http://id.wikipedia.org/wiki/Semikonduktor
. 2008. Dasar Teori Semikonduktor. http://cnej.wordpress.com/2008/11/25/dasar-teori-semikonduktor-3/