repository.unja.ac.id dan isi...cukup tinggi (rata-rata di atas 99%), tetapi panjangnya prosedur...

17

Upload: others

Post on 27-Nov-2020

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: repository.unja.ac.id dan isi...cukup tinggi (rata-rata di atas 99%), tetapi panjangnya prosedur pengerjaan dan adanya kemungkinan sisa pelarut dalam produk menjadi kendala tersendiri
Page 2: repository.unja.ac.id dan isi...cukup tinggi (rata-rata di atas 99%), tetapi panjangnya prosedur pengerjaan dan adanya kemungkinan sisa pelarut dalam produk menjadi kendala tersendiri
Page 3: repository.unja.ac.id dan isi...cukup tinggi (rata-rata di atas 99%), tetapi panjangnya prosedur pengerjaan dan adanya kemungkinan sisa pelarut dalam produk menjadi kendala tersendiri
Page 4: repository.unja.ac.id dan isi...cukup tinggi (rata-rata di atas 99%), tetapi panjangnya prosedur pengerjaan dan adanya kemungkinan sisa pelarut dalam produk menjadi kendala tersendiri
Page 5: repository.unja.ac.id dan isi...cukup tinggi (rata-rata di atas 99%), tetapi panjangnya prosedur pengerjaan dan adanya kemungkinan sisa pelarut dalam produk menjadi kendala tersendiri
Page 6: repository.unja.ac.id dan isi...cukup tinggi (rata-rata di atas 99%), tetapi panjangnya prosedur pengerjaan dan adanya kemungkinan sisa pelarut dalam produk menjadi kendala tersendiri
Page 7: repository.unja.ac.id dan isi...cukup tinggi (rata-rata di atas 99%), tetapi panjangnya prosedur pengerjaan dan adanya kemungkinan sisa pelarut dalam produk menjadi kendala tersendiri
Page 8: repository.unja.ac.id dan isi...cukup tinggi (rata-rata di atas 99%), tetapi panjangnya prosedur pengerjaan dan adanya kemungkinan sisa pelarut dalam produk menjadi kendala tersendiri
Page 9: repository.unja.ac.id dan isi...cukup tinggi (rata-rata di atas 99%), tetapi panjangnya prosedur pengerjaan dan adanya kemungkinan sisa pelarut dalam produk menjadi kendala tersendiri
Page 10: repository.unja.ac.id dan isi...cukup tinggi (rata-rata di atas 99%), tetapi panjangnya prosedur pengerjaan dan adanya kemungkinan sisa pelarut dalam produk menjadi kendala tersendiri
Page 11: repository.unja.ac.id dan isi...cukup tinggi (rata-rata di atas 99%), tetapi panjangnya prosedur pengerjaan dan adanya kemungkinan sisa pelarut dalam produk menjadi kendala tersendiri

Prosiding Seminar Nasional FKPT-TPI 2017 Kendari, Sulawesi Tenggara, 20-21 September 2017

196

EFEKTIVITAS NaCl DAN CaCl2 DALAM MEMURNIKAN MDAG DENGAN METODE CREAMING DEMULSIFICATION TECHNIQUE

The Effectivity of NaCl and CaCl2 in Purification of MDAG using Creaming

Demulsification Technique

Mursalin1*, Sahrial1, Nur Wulandari2

1Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Jambi, Jalan Raya Jambi-Muara Bulian Km.15 Mendalo Darat, Jambi 36122, Telp. 0741-580053

2Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian, IPB, Kampus IPB Darmaga PO Box 220 Bogor 16002, Telp.0251-8621210/8621219, Fax.0251-8623203

*Email: [email protected]

Abstrak Penghilangan residu gliserol MDAG dengan metode creaming demulsification technique (CDT)

telah terbukti berhasil dengan baik, metode ini hampir sama efektifnya dengan pemurnian menggunakan alat separasi short path distilation (SPD). CDT adalah metode penghilangan gliserol dari MDAG dengan prinsip merusak sistem emulsi w/o (gliserol/MDAG) baik secara fisik (penerapan panas dan pengadukan) maupun secara kimia (penambahan larutan elektrolit). Larutan elektrolit yang digunakan dapat berasal dari asam, garam, atau campuran keduanya. Penelitian ini mempelajari efektivitas penggunaan larutan NaCl dan CaCl2 5% sebagai larutan elektrolit dalam sistem CDT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa CaCl2 lebih efektif daripada NaCl dalam memisahkan gliserol dari sistem emulsi MDAG. Pemurnian dengan larutan elektrolit CaCl2 dan NaCl 5% masing-masing menghasilkan MDAG murni dengan kandungan gliserol 1,64 dan 0,70% dari kandungan asalnya sebesar 14.99%.

Kata kunci: CaCl2, CDT, demulsifikasi, elektrolit, MDAG, NaCl, purifikasi

Abstract Purification of MDAG produced by glycerolysis from its glycerol residue using creaming

demulsification technique (CDT) has been successfully conducted and it is almost as effective as using short path distillation (SPD). This research studied the separation of glycerol residues from MDAG by using creaming demulsification technique with the use of NaCl dan CaCl2 5% as the electrolyte solution. The results showed that the separation of the glycerol from the emulsion system of MDAG using CaCl2 is more effective than NaCl. Purification with CDT using 5% CaCl2 and NaCl electrolyte solution produces pure MDAG containing glycerol 1.64% and 0.70%, respectivel, from the initial content of 14.99%.

Keywords: creaming, CaCl2, demulsifikation, MDAG, NaCl, purification

PENDAHULUAN

Alat pemisah residu gliserol dari Mono dan di-asilgliserol (MDAG) yang selama ini dianggap paling efektif adalah Short Path Distillation (SPD) atau destilasi molekuler. Proses purifikasi menggunakan alat ini dapat menghasilkan MDAG dengan kemurnian sekitar 99.8%. Sayangnya, jenis purifikator ini masih sangat mahal harganya dengan teknologi yang belum bisa diadopsi secara menyeluruh oleh masyarakat (Duran et al. 2011; Marttinello et al. 2008).

Telah banyak metode penghilangan gliserol dari MDAG yang dikembangkan oleh peneliti, diantaranya cara ekstraksi menggunakan pelarut isooktan (80 g/400 mL) yang diikuti dengan proses kristalisasi dan fraksinasi pada suhu 35oC

Page 12: repository.unja.ac.id dan isi...cukup tinggi (rata-rata di atas 99%), tetapi panjangnya prosedur pengerjaan dan adanya kemungkinan sisa pelarut dalam produk menjadi kendala tersendiri

Prosiding Seminar Nasional FKPT-TPI 2017 Kendari, Sulawesi Tenggara, 20-21 September 2017

197

(Chetpattananondh dan Tongurai, 2008); dengan cara melarutkan MDAG dalam heksan, disentrifuse pada kecepatan tinggi selama 5-10 menit, lalu dikristalisasi pada suhu refrigerator selama 16-18 jam dan difraksinasi (Affandi, 2007); dengan cara netralisasi menggunakan NaOH 1 M dalam etanol 50% lalu dilarutkan dalam heksana (1:5, b/b), dikristalisasi pada suhu 4°C selama 4 jam, dan difraksinasi (Sukopitojo, 2011). Metode penghilangan gliserol dengan cara-cara tersebut menghasilkan kemurnian MDAG sudah cukup tinggi (rata-rata di atas 99%), tetapi panjangnya prosedur pengerjaan dan adanya kemungkinan sisa pelarut dalam produk menjadi kendala tersendiri.

Creaming demulsification technique (CDT) adalah metode yang diaplikasikan pada proses pemurnian MDAG yang diproduksi secara gliserolisis. Prinsip dari metode ini adalah merusak sistem emulsi yang ada dengan cara pembentukan krim dan skim. Metode CDT merusak stabilitas emulsi secara fisika melalui pemanasan dan pengadukan dan secara kimia melalui penambahan larutan elektrolit. Larutan elektrolit yang digunakan dapat berupa asam atau garam atau campuran dari keduanya. Hasil penelitian sebelumnya membuktikan metode ini berhasil menurunkan kandungan residu gliserol pada MDAG dari 14.66% hingga tinggal 0.02% (Mursalin et al., 2015).

Sebagai pembanding, metode yang hampir sama dengan CDT telah dikembangkan oleh Chetpattananondh dan Tongurai (2008) menggunakan larutan elektrolit berupa HCl 35% sebanyak 1 ml untuk 100 g produk MDAG. Penambahan HCl dilakukan pada suhu 80oC sambil terus diaduk. Setelah itu campuran dibiarkan hingga terbentuk 2 lapisan, lapisan bawah dibuang dan lapisan atas diambil untuk selanjutnya dicuci sebanyak 3 kali dengan air panas suhu 90oC. Campuran MDAG dan air panas ini dijaga suhunya agar tetap 80oC sambil terus diaduk. Kemudian campuran dibiarkan untuk beberapa saat hingga kembali terbentuk 2 lapisan fraksi, fraksi bawah dibuang dan fraksi atas diambil sebagai produk MDAG yang bebas gliserol. Dengan cara ini dapat diturunkan kandungan gliserol bebas dari 11.2% hingga tinggal 1.01%.

Wardiyati dan Mitsuo (1995) yang mengkaji pemecahan emulsi air-dalam- minyak (W/O), melaporkan bahwa pemecahan emulsi dapat dilakukan dengan dua cara yaitu cara fisika dengan pemusingan menggunakan alat setrifugasi kecepatan 3000-3500 rpm dan cara kimia dengan penambahan larutan pemecah emulsi (asam 4-ethyI benzen sulfonat dan garamnya, metanol). Pemecahan emulsi secara fisika memerlukan waktu lebih dari 8 jam, pemecahan emulsi secara kimia untuk penggunaan larutan asam 4-ethyl benzen sulfonat dan garamnya memerlukan waktu 25 menit, untuk larutan metanol memerlukan waktu 6 menit. Hal ini menunjukkan bahwa emulsi lebih mudah dipecah secara kimia yaitu dengan penambahan larutan pemecah emulsi.

Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan efektivitas NaCl dan CaCl2 sebagai larutan elektrolit dalam pemurnian MDAG dengan metode CDT dan melihat perbedaan karakteristik produk MDAG yang dihasilkan dari 2 jenis larutan elektrolit yang digunakan.

METODE PENELITIAN Pada penelitian ini, larutan elektrolit NaCl 5% dibandingkan efektivitasnya

dengan CaCl2 5% dalam merusak emulsi W/O (gliserol-dalam-MDAG) secara kimia sehingga gliserol lebih mudah dipisahkan. MDAG yang digunakan berasal dari SEAFAST Center IPB, diproduksi dalam skala pilot plant dari bahan baku FHPKO dengan metode gliserolisis. Rasio MDAG dengan larutan elektrolit yang digunakan dalam pemurnian menggunakan metode CDT adalah 1:1 dan rasio krim dengan air

Page 13: repository.unja.ac.id dan isi...cukup tinggi (rata-rata di atas 99%), tetapi panjangnya prosedur pengerjaan dan adanya kemungkinan sisa pelarut dalam produk menjadi kendala tersendiri

Prosiding Seminar Nasional FKPT-TPI 2017 Kendari, Sulawesi Tenggara, 20-21 September 2017

198

untuk pencucian juga 1:1. Proses pemurnian MDAG dilakukan dengan cara memanaskan MDAG hingga mencapai suhu 70 °C selama 5 menit dalam gelas piala lalu memasukkan MDAG cair bersuhu 65 oC sebanyak 500 mL ke dalam reaktor berkapasitas 1 L. Larutan elektrolit dengan suhu 10oC lebih panas dari MDAG, dicampurkan dengan MDAG cair sambil dilakukan pengadukan menggunakan agitator selama 10 menit dengan kecepatan 300 rpm. Setelah waktu proses tercapai, campuran didiamkan selama 10 menit lalu dipisahkan hingga diperoleh fraksi skim dan krim, fraksi skim dibuang. Fraksi krim selanjutnya dicuci menggunakan air panas sebanyak 500 mL dengan suhu 10°C lebih tinggi dari suhu krim. Selama pencucian dilakukan pengadukan menggunakan agitator berkecepatan 300 rpm selama 10 menit. Setelah waktu proses pencucian tercapai, campuran fase krim dan skim dipisahkan menggunakan sentrifus dengan kecepatan 2000 rpm selama 5 menit. Produk MDAG hasil pencucian yang diperoleh siap untuk dianalisis (Mursalin et al., 2015).

Parameter yang diamati pada penelitian ini adalah komposisi gliserida (Modifikasi AOCS Official Method Cd 11b-91 2003) menggunakan Gas Chromatography (Shimadzu GC-9AM, Japan, dengan detektor FID), kadar asam lemak bebas (ALB) dengan metode titrasi (AOCS Ca 5a-40 2003) dan kadar gliserol bebas dengan metode titrasi (AOCS Official Method Da 23-56 1997).

HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik MDAG sebelum dan sesudah pemurnian

MDAG sebelum pemurnian, seperti terlihat pada Tabel 1, mengandung gliserol bebas yang cukup tinggi yaitu sebesar 2.00 % (metode titrasi). Setelah dilakukan proses pemurnian, kadar gliserol bebas turun menjadi 0.44 % (metode titrasi). Hal tersebut menunjukkan bahwa dengan metode CDT kadar gliserol bebas pada MDAG dapat diturunkan secara signifikan.

Hasil analisis GC untuk komposisi MDAG sebelum dan sesudah pemurnian dapat dilihat pada Gambar 1. Kromatogram pada Gambar 1a menunjukkan residu gliserol bebas pada MDAG sebelum pemurnian muncul pada menit ke 3.199 sebesar 12.14 %. Setelah pemurnian, persentase residu gliserol bebas turun menjadi 0.64 % pada menit ke 3.233 (kromatogram pada Gambar 1b). Tabel 1. Perbandingan kadar asam lemak dan gliserol bebas (metode titrasi) sebelum

dan setelah pemurnian Analisis Hasil

MDAG sebelum Pemurnian

MDAG setelah Pemurnian

Asam lemak bebas (%) 2.30 2.44 Gliserol bebas (%) 2.00 0.44

Page 14: repository.unja.ac.id dan isi...cukup tinggi (rata-rata di atas 99%), tetapi panjangnya prosedur pengerjaan dan adanya kemungkinan sisa pelarut dalam produk menjadi kendala tersendiri

Prosiding Seminar Nasional FKPT-TPI 2017 Kendari, Sulawesi Tenggara, 20-21 September 2017

199

Gambar 1. Kromatogram MDAG sebelum pemurnian (A) dan setelah pemurnian (B)

Efektivitas NaCl dan CaCl2 Sebagai Larutan Elektrolit pada Sistem CDT

Kadar gliserol bebas, asam lemak bebas, dan fraksi asilgliserol yang dikandung MDAG hasil pemurnian dengan metode CDT ternyata mengalami perubahan yang cukup signifikan. Tabel 2 menunjukkan perbandingan komposisi MDAG sebelum dan setelah dimurnikan dengan menggunakan larutan elektrolit NaCl 5%. Penggunaan larutan NaCl 5% menyebabkan penurunan gliserol bebas dari 14.99 % menjadi 1.64 %. Penurunan gliserol bebas menyebabkan terjadinya kenaikan fraksi asilgliserol (MAG, DAG, dan TAG) dan asam lemak bebas pada produk MDAG. Kadar MAG pada MDAG sebelum pemurnian sebesar 32.27 % naik menjadi 38.26 %. Kadar DAG pada MDAG sebelum pemurnian 11.84 % naik menjadi 16.29 %. Kadar TAG pada MDAG tanpa pemurnian 33.62 % naik menjadi 35.33 %. Asam lemak bebas (ALB) naik dari 7.28 % menjadi 7.93 %.

Page 15: repository.unja.ac.id dan isi...cukup tinggi (rata-rata di atas 99%), tetapi panjangnya prosedur pengerjaan dan adanya kemungkinan sisa pelarut dalam produk menjadi kendala tersendiri

Prosiding Seminar Nasional FKPT-TPI 2017 Kendari, Sulawesi Tenggara, 20-21 September 2017

200

Tabel 2. Kandungan gliserol bebas, ALB dan fraksi asilgliserol MDAG sebelum dan setelah dimurnikan dengan metode CDT menggunakan larutan elektrolit NaCl 5%

Sampel Berat Sampel (g)

Gliserol bebas (%)

ALB (%)

Fraksi asilgliserol (%)

MAG DAG TAG

Sebelum dimurnikan 0.0253 14.99 7.28 32.27 11.84 33.62 Setelah dimurnikan 0.0255 1.64 7.93 38.26 16.29 35.33

Jumlah kenaikan komponen - 13.35 0.65 5.99 4.99 1.71 Keterangan: data diperoleh dari kromatogram hasil analisis GC

Pemurnian MDAG dengan menggunakan larutan elektrolit CaCl2 hasilnya dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel tersebut menunjukkan penurunan kadar gliserol bebas setelah dimurnikan, dari 14.99 % menjadi 0.70 %. Penurunan gliserol bebas menyebabkan terjadinya kenaikan fraksi asilgliserol (MAG, DAG, dan TAG) dan asam lemak bebas pada produk MDAG. Terlihat bahwa kadar MAG meningkat dari 32.27 % menjadi 36.24 %, kadar DAG meningkat dari 11.84 % menjadi 17.42 %, kadar TAG meningkat dari 33.62 % menjadi 37.67 %, dan Asam lemak bebas (ALB) naik dari 7.28 % menjadi 7.97 %.

Tabel 3. Kandungan gliserol bebas, ALB dan fraksi asilgliserol MDAG sebelum dan

setelah dimurnikan dengan metode CDT menggunakan larutan elektrolit CaCl2 5%

Sampel Berat Sampel (g)

Gliserol bebas (%)

ALB (%)

Fraksi asilgliserol (%)

MAG DAG TAG

Sebelum dimurnikan 0.0253 14.98 7.28 32.27 11.84 33.62

Setelah dimurnikan 0.0253 0.70 7.97 36.24 17.42 37.67

Jumlah kenaikan komponen - 14.28 0.69 3.97 5.58 4.05 Keterangan: data diperoleh dari kromatogram hasil analisis GC

Perbandingan antara Tabel 2 dan 3 memperlihatkan larutan CaCl2 5% lebih efektif untuk digunakan sebagai larutan elektrolit pemecah emulsi W/O dibandingkan dengan larutan NaCl 5%. CDT yang mengaplikasikan larutan NaCl 5% menurunkan gliserol bebas dari 14.99 % menjadi 1.64 %, sedangkan dengan larutan CaCl2 dapat menurunkan gliserol bebas dari 14.99 % menjadi 0.70 %. Kromatogram MDAG sebelum dan setelah pemurnian dapat dilihat pada Gambar 2 (dengan larutan NaCl) dan Gambar 3 (dengan larutan CaCl2).

Page 16: repository.unja.ac.id dan isi...cukup tinggi (rata-rata di atas 99%), tetapi panjangnya prosedur pengerjaan dan adanya kemungkinan sisa pelarut dalam produk menjadi kendala tersendiri

Prosiding Seminar Nasional FKPT-TPI 2017 Kendari, Sulawesi Tenggara, 20-21 September 2017

201

Gambar 2. Chromatogram MDAG sebelum pemurnian (A) dan setelah pemurnian

dengan larutan NaCl (B)

Gambar 3. Chromatogram MDAG sebelum pemurnian (A) dan setelah pemurnian

dengan larutan CaCl2 (B)

Page 17: repository.unja.ac.id dan isi...cukup tinggi (rata-rata di atas 99%), tetapi panjangnya prosedur pengerjaan dan adanya kemungkinan sisa pelarut dalam produk menjadi kendala tersendiri

Prosiding Seminar Nasional FKPT-TPI 2017 Kendari, Sulawesi Tenggara, 20-21 September 2017

202

KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian tentang efektivitas NaCl dan CaCl2 digunakan

sebagai larutan elektrolit dalam pemurnian MDAG dengan metode CDT, diperoleh kesimpulan bahwa pemurnian MDAG dengan metode CDT lebih efektif menggunakan larutan elektrolit CaCl2 dibandingkan dengan NaCl. Proses pemurnian MDAG dengan larutan NaCl 5% dapat menurunkan gliserol bebas dari 14.99 % menjadi 1.64 %, sedangkan dengan larutan CaCl2 5% dapat menurunkan gliserol bebas dari 14.99 % menjadi 0.70 %.

UCAPAN TERIMA KASIH Ucapan terima kasih disampaikan kepada DP2M DIKTI atas bantuan dana

penelitian program MP3EI tahun 2017, SEAFAST CENTER IPB yang telah memberikan fasilitas penelitian, dan semua pihak yang telah ikut membantu terlaksananya penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA [AOCS] American Oil Chemists’ Society. 1997. Official Methods and Recommended

Practices of the American Oil Chemists’ Society. Illinois: Am. Oil Chem. Soc. Press, Champaign.

[AOCS] American Oil Chemists’ Society. 2003. Official Methods and Recommended Practices of the American Oil Chemists’ Society. Illinois: Am. Oil Chem. Soc. Press, Champaign.

Chetpattananondh P, Tongurai C. 2008. Synthesis of High Purity Monoglycerides from Crude Glycerol and Palm Stearin. Songklanakarin J. Sci. Technol. 30(4): 515-521.

Duran MA, Filho RM, and Maciel MRW. 2011. Fractionation of Green Coffee Oil by Molecular Distillation: Modeling and Simulation. J Mater Sci Eng. A(1): 264-271. ISSN 1934-8959.

Affandi, Arief R. 2007. Sintesis Mono dan Diasilgliserol Dari Minyak Inti Sawit Dengan Metode Gliserolisis. Skripsi. FATETA IPB Bogor.

Martinello MA, Leone I, and Pramparo M. 2008. Simulation of Deadification Process by Molecular Distillation of Deodorizer Distillate. Latin American Applied Research. 38: 299-304.

Mursalin, Lavlinesia, Yernisa. 2015. Aplikasi Teknik Demulsifikasi Pembentukan Krim dalam Pemurnian MDAG yang Diproduksi Secara Gliserolisis. Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pertanian, FATETA-UNJA 2015. Hal. 44-48

Sukopitojo, S. 2011. Interesterifikasi Enzimatik Bahan Baku Berbasis Minyak Sawit Untuk Produksi Cocoa Butter Equivalents. [Disertasi]. Sekolah Pascasarjana IPB.

Wardiyati, Siti dan Mitsuo Takeuchi. 1995. Studi Percobaan Pembuatan dan Pemecahan Emulsi "Air Dalam Minyak". Prosiding dan Presentasi llmiah PPPN-BATAN Yogyakarta 25-27 April 1995. ISSN 0216-3128