dampak penggunaan minyak bumi terhadap lingkungan

20
KIMIA DAMPAK PENGGUNAAN MINYAK BUMI TERHADAP LINGKUNGAN (GREEN HOUSE EFFECT) ANGGOTA : - PUTU ASTRI YUNITA #06 - IDA AYU CANDRA APSARI MANUABA #13 - NI PUTU ISMA DIARTHI #20 - DEWA AYU RENINDA SURYANITYA #27 - IDA BAGUS MADE WIRAWAN #34 - IDA BAGUS GDE YOGA SWARA #36

Upload: yoga-swara

Post on 30-Sep-2015

154 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

Deskripsi sesuai dengan judul. Udah, donlot aja.

TRANSCRIPT

KIMIA

DAMPAK PENGGUNAAN MINYAK BUMI TERHADAP LINGKUNGAN (GREEN HOUSE EFFECT)

ANGGOTA :

- PUTU ASTRI YUNITA

#06

- IDA AYU CANDRA APSARI MANUABA

#13

- NI PUTU ISMA DIARTHI

#20

- DEWA AYU RENINDA SURYANITYA

#27

- IDA BAGUS MADE WIRAWAN

#34

- IDA BAGUS GDE YOGA SWARA

#36

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun dan menyelesaikan makalah kimia yang berjudul Dampak Penggunaan Minyak Bumi Terhadap Lingkungan (Green House Effect) ini.

Seiring berkembangnya zaman, muncul berbagai masalah dalam peradaban manusia, dan masalah yang dewasa kini marak dibicarakan adalah mengenai efek rumah kaca. Sangat penting bagi kita semua untuk mengetahui berbagai hal mengenai efek rumah kaca ini. Maka dari itu, dalam makalah kami ini, kami menjelaskan berbagai hal mengenai efek rumah kaca (green house effect) dan minyak bumi yang berperan besar dalam efek rumah kaca tersebut. Makalah ini kami susun pula sesuai dengan materi yang diberikan kepada kami dan berdasarkan fakta dan data yang kami peroleh dari berbagai sumber.Demikian makalah ini kami susun, tidak lupa kami mengucapkan banyak terima kasih kepada guru pembimbing, teman-teman, keluarga dan seluruh pihak yang turut membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini. Mohon maaf bila terdapat kata-kata atau hal yang kurang berkenan bagi pembaca. Kami mengerti bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan, dan untuk lebih menambah kesempurnaan dari makalah ini, kami mengharapakan kritik, saran dan masukan yang bersifat konstruktif dari pembaca dan pembimbing.

DAMPAK PENGGUNAAN MINYAK BUMI TERHADAP LINGKUNGAN (GREEN HOUSE EFFECT)A. Efek Rumah Kaca

Efek rumah kaca, ketika mendengar kata-kata tersebut yang terlintas di pikiran kita pastilah global warming, perubahan iklim, mencairnya es di kutub, dan sebagainya. Tapi, apakah sebenarnya efek rumah kaca itu? Efek rumah kaca adalah sebuah kondisi di mana suhu dari permukaan suatu benda langit seperti planet dan bintang meningkat secara drastis. Peningkatan suhu ini disebabkan oleh adanya perubahan kondisi dari komposisi serta keadaan atmosfer yang mengelilingi benda langit tersebut. Teori ini dikemukakan oleh seorang pakar astronomi Perancis bernama Joseph Fourier pada tahun 1824. Menurut Fourier, bukan hanya bumi saja yang memiliki efek rumah kaca tersebut, namun semua planet yang ada di lintasan tata surya memiliki efek rumah kaca.

Isitilah efek rumah kaca diambil dari pengalaman para petani di daerah beriklim sedang yang memanfaatkan rumah kaca untuk menanam sayur mayur dan juga bunga bungaan. Suhu di dalam rumah kaca tersebut terasa lebih panas dibandingkan suhu di luar rumah kaca. Hal tersebut disebabkan oleh cahaya matahari yang menembus kaca akan dipantulkan kembali oleh benda di dalam rumah kaca sebagai gelombang panas yang berupa sinar infra merah, tapi gelombang panas tersebut terperangkap di dalam ruangan rumah kaca dan tidak bercampur dengan udara dingin di luar ruangan rumah kaca tersebut. Proses inilah yang juga terjadi pada efek rumah kaca di bumi.

Lapisan troposfer, yaitu lapisan terbawah dari atmosfer adalah yang paling banyak berperan dalam kasus efek rumah kaca. Gelombang radiasi sinar matahari terbagi menjadi 2 yaitu radiasi bergelombang pendek dan radiasi bergelombang panjang. 35% dari total gelombang radiasi sinar matahari, hampir seluruh radiasi bergelombang pendek (sinar alpha, beta dan ultraviolet) diserap oleh tiga lapisan teratas atmosfer yaitu termosfer, mesosfer dan stratosfer. Sisanya yang 65% masuk ke dalam troposfer. Di dalam troposfer ini, 14 % diserap oleh uap air, debu, dan gas-gas tertentu sehingga hanya sekitar 51% yang sampai ke permukaan bumi. Dari 51% ini, 37% merupakan radiasi langsung dan 14% merupakan radiasi difus yang telah mengalami penghamburan dalam lapisan troposfir oleh molekul gas dan partikel debu. Radiasi yang diterima bumi, sebagian diserap dan sebagian dipantulkan. Radiasi yang dipantulkan sebagian diteruskan oleh atmosfer ke ruang angkasa dan sebagian dipantulkan kembali ke bumi oleh gas-gas yang ada di dalam troposfer. Gas-gas tersebut kemudian disebut gas rumah kaca. Radiasi yang diserap oleh bumi dan yang dipantulkan kembali ke bumi itulah yang membuat bumi menjadi hangat. Jika tidak ada gas rumah kaca yang memantulkan radiasi sinar matahari tersebut, suhu rata-rata bumi akan sekitar -18oC, terlalu dingin untuk kehidupan manusia. Dengan adanya gas rumah kaca, suhu rata-rata bumi menjadi 33oC lebih tinggi, yaitu 15oC. Jadi dengan adanya efek rumah kaca menjadikan suhu bumi layak untuk kehidupan manusia. Namun sekarang ini banyak kegiatan manusia yang menghasilkan gas rumah kaca dalam jumlah banyak sehingga semakin sedikit radiasi yang diteruskan dan semakin banyak radiasi yang dipantulkan. Itulah sebabnya mengapa bumi semakin panas dan terjadilah global warming.

B. Gas Rumah Kaca 1. Uap air

Uap air bersifat tidak terlihat dan harus dibedakan dari awan dan kabut yang terjadi ketika uap membentuk butir-butir air. Sumber terjadinya uap air ketika terjadinya siklus air yaitu pada proses penguapan air laut, sungai, gletser dan sumber air lainnya. Sebenarnya uap air merupakan penyumbang terbesar bagi efek rumah kaca. Jumlah uap air dalam atmosfer berada di luar kendali manusia dan dipengaruhi terutama oleh suhu global. Jika bumi menjadi lebih hangat, jumlah uap air di atmosfer akan meningkat karena naiknya laju penguapan. Ini akan meningkatkan efek rumah kaca serta makin mendorong pemanasan global.

2. Karbon dioksida

Karbon dioksida adalah gas rumah kaca terpenting penyebab pemanasan global yang sedang ditimbun di atmosfer karena kegiatan manusia. Sumbangan utama manusia terhadap jumlah karbon dioksida dalam atmosfer berasal dari pembakaran bahan bakar fosil, yaitu minyak bumi, batu bara, dan gas bumi. Misalnya pembakaran metana akan menghasilkan karbon dioksida dan air.

CH4 + O2 => CO2 + H2O + panas

3. Ozon

Ozon adalah gas rumah kaca yang terdapat secara alami di atmosfer (troposfer, stratosfer). Di troposfer, ozon merupakan zat pencemar hasil sampingan yang terbentuk ketika sinar matahari bereaksi dengan gas buang kendaraan bermotor. Molekul ozon juga dapat terbentuk dengan bantuan sinar ultraviolet. Reaksi pembentukan ozon tersebut sebagai berikut,

Reaksi Pembentukan Molekul Ozon (O3):

O2 => 2O

O + O2 => O3Ozon pada troposfer dapat mengganggu kesehatan manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan.4. Metana

Metana adalah gas rumah kaca lain yang terdapat secara alami. Metana dihasilkan ketika jenis-jenis mikroorganisme tertentu menguraikan bahan organik pada kondisi tanpa udara (anaerob). Gas ini juga dihasilkan secara alami pada saat pembusukan biomassa di rawa-rawa sehingga disebut juga gas rawa. Metana mudah terbakar, dan menghasilkan karbon dioksida sebagai hasil sampingan.

Kegiatan manusia telah meningkatkan jumlah metana yang dilepaskan ke atmosfer. Sawah merupakan kondisi ideal bagi pembentukannya, di mana tangkai padi nampaknya bertindak sebagai saluran metana ke atmosfer. Meningkatnya jumlah ternak sapi, kerbau dan sejenisnya merupakan sumber lain yang berarti, karena metana dihasilkan dalam perut mereka dan dikeluarkan ketika mereka bersendawa dan kentut. Metana juga dihasilkan dalam jumlah cukup banyak di tempat pembuangan sampah; sehingga menguntungkan bila mengumpulkan metana sebagai bahan bakar bagi ketel uap untuk menghasilkan energi listrik.

Metana merupakan unsur utama dari gas bumi. Gas ini terdapat dalam jumlah besar pada sumur minyak bumi atau gas bumi, juga terdapat kaitannya dengan batu bara .

5. Dinitrogen oksida

Dinitrogen oksida adalah juga gas rumah kaca yang terdapat secara alami. Dulunya gas ini digunakan sebagai anastasi ringan, yang dapat membuat orang tertawa sehingga juga dikenal sebagai gas tertawa. Tidak banyak diketahui secara terinci tentang asal dinitrogen oksida dalam atmosfer. Diduga bahwa sumber utamanya, yang mungkin mencakup sampai 90 persen, merupakan kegiatan mikroorganisme dalam tanah. Pemakaian pupuk nitrogen meningkatkan jumlah gas ini di atmosfer. Dinitrogen oksida juga dihasilkan dalam jumlah kecil oleh pembakaran bahan bakar fosil (minyak bumi, batu bara, gas bumi).

6. Cholorofluorocarbon

Chlorofluorocarbon adalah sekelompok gas buatan. CFC mempunyai sifat-sifat, misalnya tidak beracun, tidak mudah terbakar, dan amat stabil sehingga dapat digunakan dalam berbagai peralatan dan mulai digunakan secara luas setelah Perang Dunia II. Chlorofluorocarbon yang paling banyak digunakan mempunyai nama dagang Freon.

Dua jenis chlorofluorocarbon yang umum digunakan adalah CFC R-11 dan CFC R-12. Zat-zat tersebut digunakan dalam proses mengembangkan busa, di dalam peralatan pendingin ruangan dan lemari es selain juga sebagai pelarut untuk membersihkan microchip.C. Bahan Bakar Fosil (Minyak Bumi)

Selain karena proses alami dan aktivitas makhluk hidup, sebagian besar gas rumah kaca merupakan hasil dari pembakaran minyak bumi. Minyak bumi atau yang dijuluki dengan emas hitam adalah cairan kental, coklat gelap, atau kehijauan yang mudah terbakar, yang berada di lapisan atas dari beberapa area di kerak Bumi. Minyak bumi terdiri dari campuran kompleks dari berbagai hidrokarbon, sebagian besar seri alkana, tetapi bervariasi dalam penampilan, komposisi, dan kemurniannya. Komponen kimia dari minyak bumi dipisahkan oleh proses distilasi, yang kemudian, setelah diolah lagi akan menghasilkan bahan bakar minyak dan produk olahan minyak bumi lainnya. Minyak bumi terdiri dari hidrokarbon, senyawa hidrogen dan karbon.

Berikut beberapa teori mengenai asal minyak bumi :1. Teori Biogenesis (Organik)Macqiur (Perancis, 1758) merupakan orang yang pertama kali mengemukakan pendapat bahwa minyak bumi berasal dari tumbuh-tumbuhan. Kemudian M.W. Lamanosow (Rusia, 1763) juga mengemukakan hal yang sama. Pendapat di atas juga didukung oleh sarjana lainnya seperti, New Beery (1859), Engler (1909), Bruk (1936), Bearl (1938) dan Hofer. Mereka menyatakan bahwa: minyak dan gas bumi berasal dari organisme laut yang telah mati berjuta-juta tahun yang lalu dan membentuk sebuah lapisan dalam perut bumi.

2. Teori Abiogenesis (Anorganik)Barthelot (1866) mengemukakan bahwa di dalam minyak bumi terdapat logam alkali, yang dalam keadaan bebas dengan temperatur tinggi akan bersentuhan dengan CO2 membentuk asitilena. Kemudian Mandeleyev (1877) mengemukakan bahwa minyak bumi terbentuk akibat adanya pengaruh kerja uap pada karbida-karbida logam dalam bumi. Yang lebih ekstrim lagi adalah pernyataan beberapa ahli yang mengemukakan bahwa minyak bumi mulai terbentuk sejak zaman prasejarah, jauh sebelum bumi terbentuk dan bersamaan dengan proses terbentuknya bumi. Pernyataan tersebut berdasarkan fakta ditemukannya material hidrokarbon dalam beberapa batuan meteor dan di atmosfir beberapa planet lain.

Dari sekian banyak hipotesa tersebut yang sering dikemukakan adalah Teori Biogenesis, karena lebih dapat diterima. Teori pembentukan minyak bumi terus berkembang seiring dengan berkembangnya teknologi dan teknik analisis minyak bumi, sampai kemudian pada tahun 1984 G. D. Hobson dalam tulisannya yang berjudul The Occurrence and Origin of Oil and Gas menyatakan bahwa : The type of oil is dependent on the position in the depositional basin, and that the oils become lighter in going basinward in any horizon. It certainly seems likely that the depositional environment would determine the type of oil formed and could exert an influence on the character of the oil for a long time, even thought there is evolution yang berarti : Jenis minyak tergantung pada posisi dalam cekungan pengendapan, dan bahwa minyak menjadi lebih ringan untuk pergi ke dalam cakrawala apapun. Hal ini membuktikan bahwa lingkungan pengendapan akan menentukan jenis minyak terbentuk dan bisa berpengaruh pada karakter minyak untuk waktu yang lama, walaupun ada evolusi sekalipun.D. Komposisi Minyak Bumi

Komposisi minyak bumi sangat bervariasi dari satu sumur ke sumur lainnya dan dari daerah ke daerah lainnya. Berdasarkan hasil analisa, diperoleh data perbandingan unsure-unsur yang terdapat pada minyak bumi sebagai berikut :* Karbon : 83,0-87,0 %

* Hidrogen : 10,0-14,0 %* Nitrogen : 0,1-2,0 %

* Oksigen : 0,05-1,5 %

* Sulfur : 0,05-6,0 %E. Hasil Olahan (Pembakaran) Minyak Bumi

Minyak bumi dapat diolah menjadi berbagai macam produk yang berguna bagi kebutuhan manusia, berikut beberapa produk hasil olahan (pembakaran) minyak bumi :

1. Bensol

Bensol adalah bahan bakar kapal terbang atau pesawat terbang.2. Minyak Diesel

Minyak diesel adalah cairan yang digunakan untuk menjalanan mesin diesel / disel.

3. Minyak Bakar

Minyak bakar adalah bahan bakar yang dipakai untuk kapal laut dan untuk keperluan operasional industri.4. Gas Bakar

Gas bakar adalah gas yang berfungsi sebagai bahan bakar gas untuk kebutuhan hidup rumah tangga sehari-hari dan juga untuk keperluan bahan industri.

5. Kerosin atau Minyak Tanah

Kerosin adalah bahan bakar cair untuk kebutuhan rumah tangga. Selain itu kerosin juga digunakan sebagai bahan baku pembuatan bensin melalui proses cracking.6. Bensin

Bensin adalah cairan yang difungsikan untuk bahan bakar kendaraan bermotor seperti mobil dan motor.

7. Arang atau Batu Ampas

Arang adalah bahan bakar yang banyak dipakai untuk kebutuhan industri.

8. Aspal

Aspal adalah salah satu material yang digunakan untuk membuat jalan raya.9. Gas Hidrokarbon

Hidrokarbon adalah bahan untuk memproduksi karet sistetis atau tiruan dari bahan dasar plastik

10. Parafin

Parafin adalah salah satu bahan yang dipakai untuk tutup botol, industri tenun menenun, korek api, korek api, lilin batik dan masih banyak lagi lainnya.11. Minyak pelumas

Minyak yang biasa digunakan untuk lubrikasi mesin-mesin dan kendaraan bermotor.

F. Dampak Pembakaran Bahan Bakar Fosil

Selain menghasilkan energi, pembakaran sumber energi fosil (misalnya: minyak bumi, batu bara) juga melepaskan gas-gas, antara lain karbon dioksida (CO2), nitrogen oksida (NOx),dan sulfur dioksida (SO2) yang menyebabkan pencemaran udara (hujan asam, smog dan pemanasan global).Karbon dioksida merupakan salah satu senyawa yang berperan penting dalam efek rumah kaca. Sumbangan utama terhadap jumlah karbon dioksida di atmosfer berasal dari pembakaran bahan bakar fosil, yaitu minyak bumi, batu bara dan gas bumi. Pembakaran bahan-bahan tersebut menambahkan 18,35 miliar ton karbon dioksida ke atmosfer tiap tahun (18,35 miliar ton karbon dioksida = 18,35 x 1012 atau 18.350.000.000.000 kg karbon dioksida). Emisi NOx (Nitrogen oksida) adalah pelepasan gas NOx ke udara. Di udara, setengah dari konsentrasi NOx berasal dari kegiatan manusia (misalnya pembakaran bahan bakar fosil untuk pembangkit listrik dan transportasi), dan sisanya berasal dari proses alami (misalnya kegiatan mikroorganisme yang mengurai zat organik). Di udara, sebagian NOx tersebut berubah menjadi asam nitrat (HNO3) yang dapat menyebabkan terjadinya hujan asam. Emisi SO2 (Sulfur dioksida) adalah pelepasan gas SO2 ke udara yang berasal dari pembakaran bahan bakar fosil dan peleburan logam. Seperti kadar NOx di udara, setengah dari konsentrasi SO2 juga berasal dari kegiatan manusia. Gas SO2 yang teremisi ke udara dapat membentuk asam sulfat (H2SO4) yang menyebabkan terjadinya hujan asam.

Emisi gas NOx dan SO2 ke udara dapat bereaksi dengan uap air di awan dan membentuk asam nitrat (HNO3) dan asam sulfat (H2SO4) yang merupakan asam kuat. Jika dari awan tersebut turun hujan, air hujan tersebut bersifat asam (pH-nya lebih kecil dari 5,6 yang merupakan pH hujan normal), yang dikenal sebagai hujan asam. Hujan asam menyebabkan tanah dan perairan (danau dan sungai) menjadi asam. Untuk pertanian dan hutan, dengan asamnya tanah akan mempengaruhi pertumbuhan tanaman produksi. Untuk perairan, hujan asam akan menyebabkan terganggunya makhluk hidup di dalamnya. Selain itu hujan asam secara langsung menyebabkan rusaknya bangunan (karat, lapuk). Proses terjadinya hujan asam. Smog merupakan pencemaran udara yang disebabkan oleh tingginya kadar gas NOx, SO2, O3 di udara yang dilepaskan, antara lain oleh kendaraan bermotor, dan kegiatan industri. Smog dapat menimbulkan batuk-batuk dan tentunya dapat menghalangi jangkauan mata dalam memandang. Batu bara selain menghasilkan pencemaran (SO2) yang paling tinggi, juga menghasilkan karbon dioksida terbanyak per satuan energi. Membakar 1 ton batu bara menghasilkan sekitar 2,5 ton karbon dioksida. Untuk mendapatkan jumlah energi yang sama, jumlah karbon dioksida yang dilepas oleh minyak bumi akan mencapai 2 ton sedangkan dari gas bumi hanya 1,5 ton.G. Minyak Bumi dan Efek Rumah Kaca

Selain karena pembakaran secara langsung dari minyak bumi, penggunaan hasil olahan (pembakaran) dari minyak bumi tersebut juga menghasilkan gas rumah kaca terutama karbondioksida (CO2). Berikut kegiatan manusia yang memanfaatkan minyak bumi :1. Menggunakan kendaraan bermotor

Kendaraan bermotor menyumbang emisi gas karbon dioksida terbanyak dan dari seluruh kendaraan bermotor, pesawat terbang adalah yang paling banyak menyumbang karbon dioksida. Penerbangan dianggap berdampak terhadap perubahan iklim sebesar 3,5 persen. Angka itu diprediksi bisa mencapai 15 persen pada tahun 2050, seiring peningkatan lalu lintas udara. Semakin berkurangnya tumbuhan yang ada di bumi juga menjadikan CO2 semakin merajalela.2. Menggunakan alat-alat elektronik (alat-alat listrik)

Setiap kali manusia menggunakan alat-alat listrik, alat-alat tersebut membutuhkan tenaga listrik dan listrik dihasilkan melalui pembangkit listrik (power plant) yang sebagian besar menggunakan batubara dan minyak bumi. Sekali lagi, membakar batubara dan minyak bumi menghasilkan gas rumah kaca. Alat elektronik seperti kulakas, AC dan freezer menyumbang gas CFC (klorofluorokarbon) paling banyak.3. Kegiatan industri pabrik dan rumah tangga.

Kegiatan industri pabrik dan rumah tangga sangat membutuhkan produk hasil olahan (pembakaran) minyak bumi baik dari kegiatan memproduksi suatu barang dan juga dari penggunaan alat-alat elektronik (alat-alat listrik) yang besar. Pembuangan limbah industri sembarangan juga akan mencemari lingkungan secara langsung.

H. Mengurangi Kegiatan yang Memanfaatkan Minyak Bumi

Melihat dampak sekaligus manfaat yang diberikan minyak bumi, kita tidak dapat menghentikan penggunaannya. Mencegah atau mengurangi kegiatan yang memanfaatkan minyak bumi adalah solusi terbaik, yaitu dengan cara :

1. Meminimalisir penggunaan kendaraan bermotorJika memungkinkan, beraktivitaslah di tempat yang dekat dengan tempat tinggal kita agar kita tidak perlu menggunakan kendaraan untuk mencapai tempat tersebut. Bepergian dengan berjalan kaki atau menggunakan sepeda akan lebih ramah lingkungan dan sehat. Jika tempat tujuan kita jauh, sebaiknya gunakan kendaraan umum.2. Gunakan kendaraan yang lebih hemat bahan bakar atau yang ramah lingkungan

Seiring berkembangnya teknologi, kini telah diciptakan kendaraan-kendaraan yang lebih hemat bahan bakar seperti teknologi VVT-I di beberapa mobil. Kendaraan yang menggunakan listrik sebagai sumbernya juga lebih ramah lingkungan dibandingkan kendaraan yang menggunakan bahan bakar minyak.

3. Menggunakan alat-alat elektronik dengan teknologi ENERGY STARBeberapa alat-alat elektronik seperti televisi, komputer, stereo dan VCR (video cassette recorder) memiliki label bertuliskan Energy dengan gambar sebuah bintang. Produk dengan label ENERGY STAR dibuat untuk menghemat energi. Membeli produk ini akan membantu pelestarian lingkungan.4. Mengganti pendingin kulkas, AC dan freezer

Kulkas, AC dan freezer adalah alat-alat elektronik yang menyumbang gas CFC (klorofluorokarbon) paling banyak. Mengganti pendingin alat-alat tersebut dengan yang lebih ramah lingkungan dapat membantu menekan pengeluaran gas tersebut. Pendingin Freon tipe R-134a adalah yang direkomendasikan di Indonesia. Sebaiknya gunakan kipas daripada AC sebagai pendingin ruang atau buat sirkulasi udara yang baik di dalam ramah.5. Areal rumah yang natural

Kurangi pengerasan (paving blok, lantai semen, aspal) di areal rumah. Rumput bisa jadi alternatif atau setidaknya kombinasi dengan pengerasan seminimal mungkin. Memiliki kebun atau wilayah khusus tanaman dapat menekan pengeluaran CO2 karena tanaman menggunakan CO2 untuk berfotosintesis.I. Kesimpulan

Efek rumah kaca adalah sebuah kondisi di mana suhu dari permukaan suatu benda langit seperti planet dan bintang meningkat secara drastis. Peningkatan suhu ini disebabkan oleh adanya perubahan kondisi dari komposisi serta keadaan atmosfer yang mengelilingi benda langit tersebut. Gas-gas yang berperan dalam efek rumah kaca disebut gas rumah kaca. Pembakaran bahan bakar fosil seperti minyak bumi menghasilkan gas rumah kaca dalam jumlah banyak.

Minyak bumi atau yang dijuluki dengan emas hitam adalah cairan kental, coklat gelap, atau kehijauan yang mudah terbakar, yang berada di lapisan atas dari beberapa area di kerak Bumi. Minyak bumi terdiri dari campuran kompleks dari berbagai hidrokarbon, sebagian besar seri alkana, tetapi bervariasi dalam penampilan, komposisi, dan kemurniannya. Berdasarkan teori biogenesis, minyak bumi berasal dari organisme laut yang telah mati berjuta-juta tahun yang lalu dan membentuk sebuah lapisan dalam perut bumi.

Proses pembakaran minyak bumi dan produk-produk hasil olahan minyak bumi dapat menghasilkan gas rumah kaca. Pembakaran bahan bakar fosil menambahkan 18,35 miliar ton karbon dioksida ke atmosfer tiap tahun (18,35 miliar ton karbon dioksida = 18,35 x 1012 atau 18.350.000.000.000 kg karbon dioksida).

Karena dampak dan manfaat dari minyak bumi sangat berarti, kita tidak dapat menghentikan penggunaannya. Mengurangi proses pembakaran dan penggunaan hasil pembakaran minyak bumi adalah hal yang dapat kita lakukan. Mengurangi penggunaan kendaraan bermotor, alat-alat elektronik dan bahan produksi suatu industri yang memanfaatkan minyak bumi dapat menekan bertambahnya gas rumah kaca dalam jumlah yang cukup besar.