dampak negatif wisatawan

3
1. Larangan masuk Pura bagi wisatawan 2. Banyak pura yang dikarciskan/ dikomersialkan dan dijadikan dekorasi panggung pertunjukan. 3. Banyak benda- benda peralatan upacara keagamaan yang bernilai sakral dipentaskan 4. Tari- tari sakral (keagamaan) banyak yang dipentaskan. 5. Keharusan berbusana yang sopan bagi wisatawan kurang diindahkan. d 2. Dampak Negatif - Perasaan tidak senang dari penduduk karena kedatangan para wisatawan yang dianggap mengganggu ketengangan masyarakat setempat - Peniruan budaya asing yang berlebihan oleh masyarakat yang tidak sesuai dengan budaya masyarakat setempat - Lunturnya kebudayaan – kebudayaan yang ada - Adannya komersialisasi kebudayaan yang tujuan semata – mata untuk mencari keuntungan yang pada hakekatnya mengurangi citra dan nilai upacara bagi penduduk yang bersangkutan - Komoditasi seni rupa yaitu adanya kecenderungan pembeli yang pada akhirnya mengurangi penghayatan terhadap nilai budaya tradisional - Masyarakat terpacu untuk mempelajari bahasa asing sehingga bahasa daerah dilupakan b. Isu Budaya Berkurangnya kesakralan upacara adat Bali (terutama di sepanjang pantai kuta). Pada saat melaksanakan upacara melasti, banyak wisatawan yang menggunakan bikini menyaksikan upacara, hal ini tentunya sangat kontras dengan masyarakat bali yang begitu khusuk melaksanakan upacara. Akulturasi budaya, terjadi pergeseran komposisi jumlah penduduk dimana pada saat ini trend yang terjadi adalah penduduk luar Bali semakin banyak datang untuk mencari penghidupan. Selama terjadi sinergi tidak akan terjadi masalah. Sebaliknya budaya Bali akan terkikis jika kedepannya semakin banyak lahan yang dijual kepada penduduk pendatang. c. Isu Sosial Prostitusi, merupakan pemenuhan kebutuhan biologis yang melanggar norma agama dan kesusilaan. Transaksi sering dilakukan di pusat-

Upload: suwi-yantari

Post on 19-Jan-2017

87 views

Category:

Economy & Finance


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Dampak negatif wisatawan

1. Larangan masuk Pura bagi wisatawan2. Banyak pura yang dikarciskan/ dikomersialkan dan dijadikan dekorasi panggung

pertunjukan. 3. Banyak benda- benda peralatan upacara keagamaan yang bernilai sakral dipentaskan4. Tari- tari sakral (keagamaan) banyak yang dipentaskan.5. Keharusan berbusana yang sopan bagi wisatawan kurang diindahkan.

d

2. Dampak Negatif- Perasaan tidak senang dari penduduk karena kedatangan para wisatawan yang dianggap mengganggu ketengangan masyarakat setempat- Peniruan budaya asing yang berlebihan oleh masyarakat yang tidak sesuai dengan budaya masyarakat setempat- Lunturnya kebudayaan – kebudayaan yang ada- Adannya komersialisasi kebudayaan yang tujuan semata – mata untuk mencari keuntungan yang pada hakekatnya mengurangi citra dan nilai upacara bagi penduduk yang bersangkutan- Komoditasi seni rupa yaitu adanya kecenderungan pembeli yang pada akhirnya mengurangi penghayatan terhadap nilai budaya tradisional- Masyarakat terpacu untuk mempelajari bahasa asing sehingga bahasa daerah dilupakan

b. Isu BudayaBerkurangnya kesakralan upacara adat Bali (terutama di sepanjang pantai kuta). Pada saat melaksanakan upacara melasti, banyak wisatawan yang menggunakan bikini menyaksikan upacara, hal ini tentunya sangat kontras dengan masyarakat bali yang begitu khusuk melaksanakan upacara.Akulturasi budaya, terjadi pergeseran komposisi jumlah penduduk dimana pada saat ini trend yang terjadi adalah penduduk luar Bali semakin banyak datang untuk mencari penghidupan. Selama terjadi sinergi tidak akan terjadi masalah. Sebaliknya budaya Bali akan terkikis jika kedepannya semakin banyak lahan yang dijual kepada penduduk pendatang.c. Isu SosialProstitusi, merupakan pemenuhan kebutuhan biologis yang melanggar norma agama dan kesusilaan. Transaksi sering dilakukan di pusat-pusat hiburan malam, hotel-hotel bahkan di sepanjang jalan legian.NarkobaFree sexBanyak pembangunan obyek wisata yang tidak memperhatikan adat dan budaya Bali. Pembangunan pariwisata sering kali mengesampingkan konsep tri hita karana yakni hubungan manusia dengan Tuhan, hubungan manusia dengan manusia, dan hubungan manusia dengan lingkungan. Sering kali obyek wisata dibangun berdasarkan tempatnya yang strategis tanpa melihat kepercayaan yang dimiliki masyarakat Bali sehingga timbul masalah dan gesekan dengan masyarakat sekitar terkait dengan pembangunan obyek wisata di Bali. Tak jarang jika pembangunan pariwisata mencakup daerah-daerah yang dianggap sakral oleh masyarakat sekitar sehingga mengganggu kelancaran dalam prosesi upacara adat dan keagamaan. Misalnya saja obyek wisata yang menutup kawasan pantai di Bali dan menutup

Page 2: Dampak negatif wisatawan

fungsi pantai sebagai tempat suci bagi masyarakat bali dalam melakukan prosesi upacara melasti yakni penyucian alam semesta menjelang Hari Raya Nyepi.

Hamparan lahan pertanian kini berubah menjadi gedung, villa, dan hotel yang dibangun dengan mengesampingkan fungsi lahan itu sendiri. Banyak lahan-lahan produktif yang dialih fungsikan begitu saja untuk pembangunan pariwisata. Lihat saja kawasan wisata Ubud, Gianyar serta kawasan Bali selatan dan tempat lainnya di Bali. Banyak obyek wisata yang dibangun dengan memanfaatkan lahan produktif. Tidak hanya itu, pembangunan obyek wisata kerap kali menggusur atau mengganggu keberadaan tempat-tempat suci. Hal inilah yang semakin menyiratkan bahwa kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi pada era ini membuat semakin banyak masyarakat yang berpedoman pada kepentingan masing-masing serta berpacu untuk mengejar keuntungan yang sebesar-besarnya dan mengesampingkan kelestarian lingkungan tempat dimana kita hidup. Tidak hanya itu, masyarakat juga semakin tergerus moral dan nilai-nilai budayanya sehingga dalam membangun sarana pariwisata mengesampingkan adat dan budaya serta kepercayaan yang dimiliki oleh masyarakat Bali.

Segala kerusakan dan permasalahan lingkungan yang terjadi di Bali dikarenakan belum adanya aturan yang secara tegas mengatur mengenai tata letak pembangunan pariwisata Bali. Namun, program Bali Clean and Green yang dicanangkan pemerintah Provinsi Bali merupakan langkah signifikan sebagai upaya dari pemerintah mengatasi pencemaran lingkungan. Selain itu, dukungan dari masyarakat sangat penting untuk merealisasikan program dari pemerintah ini demi kelangsungan hidup bersama. Masyarakat jangan secara mudah terpengaruh atas iming-iming uang terhadap pembangunan pariwisata yang tidak sistematis, sehingga menyebabkan kerusakan dan keseimbangan terhadap kearifan lokal berkurang.

Pengelolaan lingkungan secara sistematis dan terpadu dilakukan untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup dan mencegah terjadinya pencemaran dan kerusakan lingkungan. Menyeimbangkan kepercayaan dan kearifan lokal merupakan hal pokok yang menjadi prioritas pemerintah dan masyarakat Bali dalam menjaga keharmonisan dengan Tuhan, sesama manusia, dan lingkungan sebagai bagian keberhasilan pelaksanaan pembangunan pariwisata dan lingkungan di Bali.