dampak interaksi sosial antara masyarakat …etheses.uinmataram.ac.id/470/1/ahmad...

130
i DAMPAK INTERAKSI SOSIAL ANTARA MASYARAKAT PENDATANG (WISATAWAN) DENGAN MASYARAKAT LOKAL TERHADAP EKSISTENSI BUDAYA LOKAL (Studi di Desa Senggigi Kecamatan Batu Layar Lombok Barat, NTB) Oleh Ahmad Tarmizi NIM.153.133.051 JURUSAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM MATARAM 2017

Upload: doantruc

Post on 23-Jul-2019

228 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: DAMPAK INTERAKSI SOSIAL ANTARA MASYARAKAT …etheses.uinmataram.ac.id/470/1/Ahmad Tarmizi153133051.pdf · Pendatang dengan Masyarakat Lokal Terhadap Eksistensi Budaya Lokal (studi

i

DAMPAK INTERAKSI SOSIAL ANTARA MASYARAKAT PENDATANG (WISATAWAN) DENGAN MASYARAKAT LOKAL TERHADAP

EKSISTENSI BUDAYA LOKAL

(Studi di Desa Senggigi Kecamatan Batu Layar Lombok Barat, NTB)

Oleh

Ahmad Tarmizi NIM.153.133.051

JURUSAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM

MATARAM

2017

Page 2: DAMPAK INTERAKSI SOSIAL ANTARA MASYARAKAT …etheses.uinmataram.ac.id/470/1/Ahmad Tarmizi153133051.pdf · Pendatang dengan Masyarakat Lokal Terhadap Eksistensi Budaya Lokal (studi

ii

DAMPAK INTERAKSI SOSIAL ANTARA MASYARAKAT PENDATANG (WISATAWAN) DENGAN MASYARAKAT LOKAL

TERHADAP EKSISTENSI BUDAYA LOKAL

(Studi di Desa Senggigi Kecamatan Batu Layar Lombok Barat NTB)

Skripsi

melengkapi persyaratan mencapai gelar Sarjana Sosial

Oleh

Ahmad Tarmizi NIM. 153.133.051

JURUSAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM

MATARAM

2017

Page 3: DAMPAK INTERAKSI SOSIAL ANTARA MASYARAKAT …etheses.uinmataram.ac.id/470/1/Ahmad Tarmizi153133051.pdf · Pendatang dengan Masyarakat Lokal Terhadap Eksistensi Budaya Lokal (studi

iii

PERSETUJUAN

Skripsi Ahmad Tarmizi, NIM. 153.133.051 yang berjudul “Dampak Interaksi

Sosial Antara Masyarakat Pendatang (wisatawan) dengan Masyarakat Lokal

Terhadap Eksistensi Budaya Lokal” (Studi di Desa Senggigi Kecamatan Batu

Layar Lombok Barat NTB 2017) telah memenuhi syarat dan disetujui untuk

dimunaqasyahkan. Disetujui pada tanggal 30 Juni 2017

Dibawah Bimbingan:

Pembimbing I Pembimbing II

Dr.Winengan, M.Si Azwandi,S.Ag, M.Hum. NIP: 197612312005011007 NIP: 197712312007101001

Page 4: DAMPAK INTERAKSI SOSIAL ANTARA MASYARAKAT …etheses.uinmataram.ac.id/470/1/Ahmad Tarmizi153133051.pdf · Pendatang dengan Masyarakat Lokal Terhadap Eksistensi Budaya Lokal (studi

iv

NOTA DINAS

Hal : Munaqasyah

Mataram,30 Juni 2017

Kepada

Yth. Rektor UIN Mataram

di Mataram

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Setelah diperiksa dan diadakan perbaikan sesuai masukan pembimbing dan

pedoman penulisan skripsi, kami berpendapat bahwa skripsi Ahamd Tarmizi,

NIM. 153.133.051 yang berjudul “Dampak Interaksi Sosial Antara Masyarakat

Pendatang (wisatawan) Dengan Masyarakat Lokal Terhadap Eksistensi Budaya

Lokal” (Studi di Desa Senggigi Kecamatan Batu Layar Lombok Barat NTB 2017)

telah memenuhi syarat untuk diajukan dalam sidang Munaqasyah Skripsi Fakultas

Dakwah dan Komunikasi UIN Mataram.

Demikian, atas perhatian Bapak Rektor disampaikan terimakasih.

Wassalamu’alaikum, Wr.Wb.

Pembimbing I Pembimbing II

Dr.Winengan, M.Si Azwandi, S.Ag, M.Hum. NIP: 197612312005011007 NIP: 197712312007101001

Page 5: DAMPAK INTERAKSI SOSIAL ANTARA MASYARAKAT …etheses.uinmataram.ac.id/470/1/Ahmad Tarmizi153133051.pdf · Pendatang dengan Masyarakat Lokal Terhadap Eksistensi Budaya Lokal (studi

v

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Ahmad Tarmizi

NIM : 153.133.051

Program Studi : Pengembangan Masyarakat Islam

Fakultas : Dakwah dan Komunikasi

Universitas : UIN Mataram

Dengan sungguh-sungguh menyatakan bahwa skripsi dengan judul,

“Dampak Interaksi Sosial Antara Masyarakat Pendatang (wisatawan) Dengan

Masyarakat Lokal Terhadap Eksistensi Budaya Lokal” (Studi di Desa Senggigi

Kecamatan Batu Layar Lombok Barat NTB 2017) ini secara keseluruhan adalah

hasil penelitian/karya saya sendiri, kecuali pada bagian-bagian yang dirujuk

sumbernya.

Apabila dibelakang hari ternyata karya tulis ini tidak asli, saya siap

dianulir gelar keserjanaan saya sesuai dengan ketentuan yang berlaku di

Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram.

Mataram, 30 Juni 2017 Saya yang menyatakan

Ahmad Tarmizi NIM 153.133.051

Page 6: DAMPAK INTERAKSI SOSIAL ANTARA MASYARAKAT …etheses.uinmataram.ac.id/470/1/Ahmad Tarmizi153133051.pdf · Pendatang dengan Masyarakat Lokal Terhadap Eksistensi Budaya Lokal (studi

vi

PENGESAHAN

Skripsi dengan judul Dampak Interaksi Sosial Antara Masyarakat Pendatang (wisatawan) dengan Masyarakat Lokal Terhadap Eksistensi Budaya Lokal (Studi di Desa Senggigi Kecamatan Batu Layar Lombok Barat NTB) oleh Ahmad Tarmizi, NIM. 153.133.051, Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram, telah dimunaqasyahkan pada tanggal 13 Juli 2017 dan telah dinyatakan syah sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos).

Dewan Munaqasyah

1. Ketua Sidang/ : Dr. Winengan, M.Si Pembimbing I NIP. 19761231200501 1 007 (.........................)

2. Skretaris Sidang/ : Azwandi,S.Ag, M.Hum Pembimbing II NIP. 19771231200710 1 001 (.........................)

3. Penguji I : Dr. Ahyar, M.Pd NIP. 19711231 200604 1 155 (.........................)

4. Penguji II : Rendra Khaldun, M.Ag NIP. 19780725 200710 1 001 (.........................)

Mengetahui, Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi

Dr. Faizah MA NIP. 197307161999032003

Page 7: DAMPAK INTERAKSI SOSIAL ANTARA MASYARAKAT …etheses.uinmataram.ac.id/470/1/Ahmad Tarmizi153133051.pdf · Pendatang dengan Masyarakat Lokal Terhadap Eksistensi Budaya Lokal (studi

vii

MOTTO

Artinya: “Hai manusia, Sesungguhnya kami menciptakan kamu dari

seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa

dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang

paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara

kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.

(QS.Al-Hujurat [49]: 13)1

1Yayasan Penyelenggara Penterjemah Al-Qur’an, Al-Qur’an, dan Terjemahanya

(Bandung:Sinar Baru Algensindo, 2010), h.852.

Page 8: DAMPAK INTERAKSI SOSIAL ANTARA MASYARAKAT …etheses.uinmataram.ac.id/470/1/Ahmad Tarmizi153133051.pdf · Pendatang dengan Masyarakat Lokal Terhadap Eksistensi Budaya Lokal (studi

viii

PERSEMBAHAN

Alhamdulillah kupanjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat

yang tak terhingga sampai saat ini sehingga hari-hari dapat ku lewati dan pada

saat ini aku ingin persembahkan sebuah karyaku kepada:

1. Kepada Ibu ku tersayang Hajjah Munawwarah dan bapak ku H.M.Tahir

yang selalu memberikan motivasi dan dukungan yang tak henti-henti

selalu diberikan kepadaku, tidak ada yang bisa ananda lakukan selain

berbakti kepadamu.

2. Kepada kakak-kakakku tersayang yang selalu mendukung baik dukungan

moril maupun materi sehingga aku bisa sampai sekarang ini.

3. Kepada semua keluargaku yang sudah mendukung semua perjuangan yang

selama ini aku lewati.

4. Untuk teman-teman kelas PMI C seperjuangan aku bangga bisa menjadi

bagian dari kalian, aku bisa merasakan kekompakan kalian sampai saat ini

kita masih tetap bersama dalam Ikatan sahabat.

Page 9: DAMPAK INTERAKSI SOSIAL ANTARA MASYARAKAT …etheses.uinmataram.ac.id/470/1/Ahmad Tarmizi153133051.pdf · Pendatang dengan Masyarakat Lokal Terhadap Eksistensi Budaya Lokal (studi

ix

KATA PENGANTAR

ن الرحيم بســــــــــــــــــم ه الرح

من سي ا ر أنفس نعو با من شر ، نستغفر ه نستعي نح الح اإ ا، من ا أ ل

ا إل من يضلل فا هادي له ،أش أ ه فا مضل له أش أ ي ح اشريك له، ه إا ه

رسوله. أما بع ا ب مح

Segala puji hanya milik Allah SWT yang Maha pengasih lagi Maha

Penyayang, yang telah melimphakan karunia Rahmat, Hidayah dan Taufik kepada

kita semua. Sholawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita

baginda Nabi Muhammad ملسو هيلع هللا ىلص. Semoga kelak di akhirat kita mendapat safaa’at

beliau.

Alhamdulillah, akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul “Dampak Interaksi Sosial Antara Masyarakat Pendatang (wisatawan)

Dengan Masyarakat Lokal Terhadap Eksistensi Budaya Lokal (Studi di Desa

Senggigi Kecamatan Batu Layar Lombok Barat NTB)” sebagai persyaratan untuk

mendapatkan gelar sarjana strata satu di bidang Pengembangan Masyarakat Islam

pada Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram.

Dalam skripsi ini, peneliti menyadari banyak pihak yang telah

memberikan dukungan baik secara moral maupun materi. Untuk itu peneliti

bersyukur kepada Allah SWT dan mengucapkan terima kasih kepada :

1. Dr. Winengan, M.Si. Sebagai pembimbing I dan Azwandi, S.Ag, M.Hum.

Sebagai pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dengan sabar

sehingga skripsi ini dapat terselesaikan;

2. Dr. Ahyar, M.Pd. dan Rendra Khaldun, M.Ag. sebagai penguji yang telah

memberikan saran konstruktif bagi penyempurnaan skripsi ini;

3. Habib Alwi, M.Si. sebagai ketua jurusan;

4. Dr. Faizah, M.A. selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi;

Page 10: DAMPAK INTERAKSI SOSIAL ANTARA MASYARAKAT …etheses.uinmataram.ac.id/470/1/Ahmad Tarmizi153133051.pdf · Pendatang dengan Masyarakat Lokal Terhadap Eksistensi Budaya Lokal (studi

x

5. Dr. H. Mutawali, M.Ag. selaku Rektor Universitas Islam Negeri (UIN)

Mataram.

Akhirnya, saat ini penulis hanya bisa membalas dengan do’a, semoga

semua pihak yang telah memberikan perhatian dan membantu atas kelancaran

studi penulis untuk meraih gelar sarjana mendapatkan balasan yang setimpal

oleh Allah SWT, serta hajadnya dikabulkan dan mohon maaf apabila ada kata-

kata atau penulisan dalam skripsi ini yang salah. Oleh karena itu kritikan dan

masukan yang konstruktif sangat penulis harapkan bagi siapa saja yang mau

membantu untuk menyempurnakannya.

Sebagai penutup, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua

untuk memperkaya khazanah pengetahuan kita. Wassalam.

Mataram,13 Juli 2017

(Ahmad Tarmizi) NIM. 152.133.051

Page 11: DAMPAK INTERAKSI SOSIAL ANTARA MASYARAKAT …etheses.uinmataram.ac.id/470/1/Ahmad Tarmizi153133051.pdf · Pendatang dengan Masyarakat Lokal Terhadap Eksistensi Budaya Lokal (studi

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ...................................................................................... i

HALAMAN JUDUL ......................................................................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... iii

NOTA DINAS ................................................................................................... iv

PERNYATAAN KEASLIAN ........................................................................... v

HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... vi

HALAMAN MOTTO ...................................................................................... vii

HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... viii

KATA PENGANTAR ...................................................................................... ix

DAFTAR ISI ..................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiv

ABSTRAK ........................................................................................................ xv

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

A. Latar Belakang ................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................... 6

C. Tujuan dan Manfaat ........................................................................ 7

D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian ............................................ 8

E. Telaah Pustaka.................................................................................. 9

F. Kajian Teori..................................................................................... 15

1. Interaksi Sosial ............................................................................ 15

a. Syarat-syarat Interaksi Sosial ................................................ 15

b. Ciri-Ciri Interaksi Sosial ....................................................... 16

c. Unsur-Unsur Interaksi Sosial ................................................ 17

d. Proses Interaksi Sosial........................................................... 18

e. Faktor Terjadinya Interaksi Sosial ........................................ 19

Page 12: DAMPAK INTERAKSI SOSIAL ANTARA MASYARAKAT …etheses.uinmataram.ac.id/470/1/Ahmad Tarmizi153133051.pdf · Pendatang dengan Masyarakat Lokal Terhadap Eksistensi Budaya Lokal (studi

xii

f. Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial............................................. 22

2. Kebudayaan…..... ........................................................................ 25

a. Definisi Kebudayaan.. ........................................................... 26

b. Wujud Kebudayaan… ........................................................... 28

c. Substansi Budaya…... ........................................................... 28

d. Sifat-Sifat Budaya….. ........................................................... 29

3. Budaya Lokal ............................................................................. 31

G. Metode Penelitian............................................................................. 33

1. Desain Penelitian ......................................................................... 33

2. Kehadiran Penelitian ................................................................... 34

3. Lokasi Penelitian ......................................................................... 35

4. Sumber Data dan Jenis Data ....................................................... 36

5. Metode Pengumpulan Data ......................................................... 37

6. Analisis Data ............................................................................... 40

7. Validitas Data ............................................................................. 41

BAB II PAPARAN DATA DAN TEMUAN ................................................. 44

A. Gambaran Umum Desa Senggigi .................................................. 44

1. Sejarah Desa Senggigi.............................................................. 44

2. Letak Geografis ........................................................................ 46

3. Keadaan Geografis ................................................................... 47

4. Keadaan Jumlah Penduduk ...................................................... 50

5. Keadaan Ekonomi .................................................................... 53

6. Sarana Pendidikan dan Tempat Ibadah .................................... 54

7. Keadaan Agama dan Sosial Budaya ........................................ 58

8. Sarana Wisata Desa Senggigi................................................... 60

9. Struktur Organisasi Pemerintahan Desa Senggigi ................... 65

B. Bentuk Interaksi Sosial Antara Masyarakat Pendatang (wisatawan)

dengan Masyarakat Desa Senggigi ................................................ 66

1. Kerjasama (Coopration)............................................................. 66

C. Dampak Interaksi Sosial Antara Masyarakat Pendatang (wisatawan)

Dengan Masyarakat Lokal Terahadap Eksistensi Budaya Lokal ... 69

Page 13: DAMPAK INTERAKSI SOSIAL ANTARA MASYARAKAT …etheses.uinmataram.ac.id/470/1/Ahmad Tarmizi153133051.pdf · Pendatang dengan Masyarakat Lokal Terhadap Eksistensi Budaya Lokal (studi

xiii

1. Dampak Positif ........................................................................... 70

a. Terbukanya Peluang Usaha Bagi Masyarakat Lokal ............. 70

b. Munculnya Usaha-Usaha Baru .............................................. 71

c. Meningkatnya Pendidikan Masyarakat .................................. 73

d. Pembelajaran Budaya ............................................................ 74

2. Dampak Negatif ........................................................................ 75

a. Etika Cara Berpakaian ........................................................... 75

b. Budaya Gotong Royong ........................................................ 77

c. Berkembangnya Aktifitas yang Kurang Bermanfaat ............. 78

d. Minum-Minuman Beralkohol ................................................ 79

BAB III PEMBAHASAN ................................................................................ 81

A. Bentuk Interaksi Sosial Antara Masyarakat Pendatang (wisatawan)

dengan Masyarakat Lokal ............................................................. 81

1. Kerjasama (Coopration)........................................................... 81

B. Dampak Interaksi Sosial Antara Masyarakat Pendatang (wisatawan)

Dengan Masyarakat Lokal Terhadap Eksistensi Budaya Lokal .... 84

1. Dampak Positif ........................................................................... 84

a. Terciptanya Lapangan Pekerjaan .......................................... 84

b. Munculnya Usaha-Usaha Baru ............................................. 85

c. Meningkatnya Pendidikan Masyarakat ................................. 86

d. Pembelajaran Budaya ............................................................ 87

2. Dampak Negatif ........................................................................ 88

a. Etika Cara Berpakaian ........................................................... 88

b. Budaya Gotong Royong ........................................................ 90

c. Berkembangnya Aktifitas yang Tidak Bermanfaat .............. 93

d. Minum-Minuman Beralkohol ................................................ 94

BAB IV PENUTUP ........................................................................................... 97

A. Kesimpulan .............................................................................................. 97

B. Saran ........................................................................................................ 99

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................100

LAMPIRAN-LAMPIRAN...............................................................................103

Page 14: DAMPAK INTERAKSI SOSIAL ANTARA MASYARAKAT …etheses.uinmataram.ac.id/470/1/Ahmad Tarmizi153133051.pdf · Pendatang dengan Masyarakat Lokal Terhadap Eksistensi Budaya Lokal (studi

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 1.1 Beberapa penelitian terdahulu ...................................................... 13

Tabel 2.1 Dusun dan nama kepala Dusun Desa Senggigi ............................. 47

Tabel 2.2 Luas wilayah menurut penggunaan............................................... 49

Tabel 2.3 Data jumlah penduduk Desa Senggigi .......................................... 50

Tabel 2.4 Data penduduk menurut pekerjaan Desa Senggigi ....................... 53

Tabel 2.5 Data demografi berdasarkan pendidikan....................................... 55

Tabel 2.6 Prasarana dan sarana pendidikan .................................................. 56

Tabel 2.7 Jumlah sarana ibadah .................................................................... 57

Tabel 2.8 Data demografi berdasarkan agama .............................................. 59

Tabel 2.9 Prasarana hiburan dan wisata ....................................................... 60

Tabel 2.10 Usaha jasa penginapan ................................................................ 61

Page 15: DAMPAK INTERAKSI SOSIAL ANTARA MASYARAKAT …etheses.uinmataram.ac.id/470/1/Ahmad Tarmizi153133051.pdf · Pendatang dengan Masyarakat Lokal Terhadap Eksistensi Budaya Lokal (studi

xv

DAMAPAK INTERAKSI SOSIAL ANTARA MASYARAKAT PENDATANG (WISATAWAN) DENGAN MASYARAKAT LOKAL

TERHADAP EKSISTENSI BUDAYA LOKAL

Oleh: Ahmad Tarmizi

NIM: 153.133.051

ABSTRAK Penelitian yang berjudul Dampak Interaksi Sosial Antara Masyarakat

Pendatang dengan Masyarakat Lokal Terhadap Eksistensi Budaya Lokal (studi di Desa Senggigi, Kecamatan Batu Layar Lombok Barat NTB) bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan tentang bentuk interaksi sosial beserta dampak terhadap keberadaan budaya lokal yang ada di Desa Senggigi.

Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan hasil yang di dapat berupa data deskriptif atau pemaparan dari peristiwa yang diteliti terkait dengan bentuk-bentuk interaksi dan dampak interaksi terhadap keberadaan budaya lokal Desa Senggigi. Adapun metode yang digunakan untuk memperoleh data hasil penelitian digunakan metode observasi, wawancara, dokumentasi, dengan subyek penelitian adalah tokoh-tokoh masyarakat yang bisa memberi informasi seputar tentang dampak interaksi sosial terhadap eksistensi budaya lokal.

Berdasarkan hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan bahwa dampak interaksi sosial antara masyarakat pendatang dengan masyarakat lokal yaitu dampak positif dan negatif, dampak positif yaitu adanya pembelajaran budaya, dengan adanya pembelajaran budaya ini dapat memperkuat budaya lokal seperti adat perkawinan, karena sebagian besar pernikahan yang terjadi antara masyarakat pendatang dengan masyarakat lokal menggunakan prosesi adat perkawinan masyarakat lokal. Adapun dampak negatif yaitu keberadaan adat perkawinan masyarakat lokal desa Senggigi apakah akan terus di lestarikan dan dipertahankan oleh generasi penerus seperti pemuda dan remaja yang ada di Desa Senggigi, karena saat ini banyak terjadi akulturasi di kalangan masyarakat lokal sehingga di khawatirkan keberadaan budaya perkawinan tersebut akan mulai terkikis dan tidak di pertahankan lagi oleh generasi penerus yang ada di Desa Senggigi.

Kata Kunci: Dampak interaksi sosial dan eksistensi budaya lokal.

Page 16: DAMPAK INTERAKSI SOSIAL ANTARA MASYARAKAT …etheses.uinmataram.ac.id/470/1/Ahmad Tarmizi153133051.pdf · Pendatang dengan Masyarakat Lokal Terhadap Eksistensi Budaya Lokal (studi

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Interaksi sosial adalah proses dimana terciptanya aksi dan reaksi antar-

manusia sebagai bentuk relasi sesama manusia. Proses ini menjadi penting karena

pada dasarnya interaksi sosial adalah salah satu hal utama dalam kehidupan sosial.

Melalui interaksi sosial, masyarakat kini dapat mengetahui dan mempelajari

elemen-elemen budaya masyarakat lain, termasuk teknologi, seni, ilmu

pengetahuan, dan lainnya. Perlu diketahui bahwa interaksi sosial menunjukkan

kedinamisan kehidupan bermasyarakat. Interaksi inilah yang menjadi dasar

perubahan sikap dan membentuk struktur sosial. Struktur sosial berdasarkan

definisinya adalah aturan pembentuk norma. Jadi, dengan adanya interaksi sosial

yang baik, diharapkan terciptanya struktur sosial yang baik dan dapat diterapkan

dalam kehidupan bermasyarakat. Pada dasarnya, interaksi sosial memiliki dampak

positif dan juga dampak negatif. Secara positif interaksi sosial sangat baik dalam

memenuhi kebutuhan manusia, memperkuat kerja sama, menciptakan perdamaian,

hubungan sosial antar-individu maupun antar-kelompok yang lebih baik, dan

menciptakan kestabilan dalam masyarakat. Tidak hanya itu, proses enkulturasi

(pewarisan kebudayaan, artian positif), bahkan lahirnya kebudayaan baru, juga

termasuk dampak dari interaksi sosial1.

1Meinarno, dkk, Manusia dalam Kebudayaan dan Masyarakat (Jakarta: Salemba

Humanika, 2011), h. 168-183.

1

Page 17: DAMPAK INTERAKSI SOSIAL ANTARA MASYARAKAT …etheses.uinmataram.ac.id/470/1/Ahmad Tarmizi153133051.pdf · Pendatang dengan Masyarakat Lokal Terhadap Eksistensi Budaya Lokal (studi

2

Masyarakat adalah golongan besar atau kecil yang terdiri atas beberapa

manusia, yang dengan sendirinya bertalian secara golongan dan saling

mempengaruhi satu sama lain. J.L. Gillin dan J.P. Gillin menyatakan bahwa

masyarakat adalah kelompok manusia yang terbesar mempunyai tradisi,

kebiasaan, sikap, dan perasaan persatuan yang sama. Dalam hal ini, masyarakat

meliputi pengelompokan-pengelompokan kecil.2

Masyarakat terbentuk melalui sejarah yang panjang, dinamika kehidupan

sosial yang sarat dengan pola tingkah laku manusia, dan setapak demi setapak

meninggalkan jejak sejarah yang beraharga. Bersamaan dengan itu, mereka

menjalani proses trial and error. Jejak sejarah pada titik-titik tertentu,

meninggalkan rekaman kehidupan yang selanjutnya menjadi warisan budaya yang

sekarang ada di hadapan kita. Menurut J.W. Ajawaila, budaya lokal adalah budaya

asli dari suatu kelompok masyarakat tertentu yang juga menjadi ciri khas budaya

sebuah kelompok masyarakat lokal. Warisan budaya dapat diartikan sebagai

produk atau hasil budaya fisik dari tradisi-tradisi yang berbeda, dan prestasi-

prestasi spiritual dalam bentuk nilai dari masa lalu yang menjadi elemen pokok

dalam jati diri kelompok atau bangsa tertentu. Nilai budaya dari masa lalu

(intangible heritage) inilah yang berasal dari budaya daerah di kawasan bumi

nusantara yang bertahan dan berkembang hingga saat ini. Suatu keberuntungan

bagi kita yang berada di negeri yang kaya dengan warisan budaya yang masih

dipertahankan oleh kelompok masyarakat terentu, terutama yang tinggal di desa-

desa, di pedalaman, dan di kawasan wisata yang di dalamnya terdapat berbagai

2 Herabudin, Pengantar Sosiologi (Bandung: Pustaka Setia, 2015), h. 73-74.

Page 18: DAMPAK INTERAKSI SOSIAL ANTARA MASYARAKAT …etheses.uinmataram.ac.id/470/1/Ahmad Tarmizi153133051.pdf · Pendatang dengan Masyarakat Lokal Terhadap Eksistensi Budaya Lokal (studi

3

macam orang dari berbagai budaya yang berbeda-beda yang datang dan menetap

maupun berlibur.

Warisan budaya lokal yang dimiliki masyarakat lokal Desa Senggigi yaitu

adat perkawinan, budaya gotong royong, pola hidup yang tradisional, dan

bercocok tanam atau berkebun yang dimana sebagian besar masyarakatnya

sebagai petani dan nelayan. Tentunya, warisan budaya tersebut dapat dikaitkan

sebagai khazanah kebudayaan di Indonesia, yang berada dibatasan geografis dari

wilayah tertentu, dan mengacu pada wilayah budaya yang melebihi wilayah

adminstratif, bahkan mempunyai garis perbatasan yang tegas dengan wilayah

budaya lainnya.

Konsep budaya lokal mengacu pada budaya milik penduduk asli, yang telah

dipandang sebagai warisan budaya setempat. Beragam wujud warisan budaya itu

dinamakan sebagai pluralitas kebudayaan yang memberi kesempatan untuk

mempelajari kearifannya dalam mengatasi masalah-masalah yang dihadapi pada

masa lalu. Problem yang terjadi pada saat ini kearaipan budaya sering terabaikan,

dianggap tidak ada relevansinya dengan masa sekarang, apalagi masa depan.

Akibatnya banyak warisan budaya yang mulai tertinggal dan mulai hilang, bahkan

sudah tidak di perhatikan lagi oleh sebagaian masyarakat lokal. Sebagai bangsa

yang lahir dari jejak perjalanan sejarah yang panjang, dengan beragam budaya

lokal, semestinya dapat melestarikan warisan budaya yang ada. Melestarikan

bukan berarti membuatnya tidak berkembang dan tidak di perhatikan, kemudian

dieksploitasi atas nama pariwisata yang menghasilkan devisa, sehingga menjadi

kemasan-kemasan yang tidak lagi memiliki arti. Melestarikan dalam konteks ini

Page 19: DAMPAK INTERAKSI SOSIAL ANTARA MASYARAKAT …etheses.uinmataram.ac.id/470/1/Ahmad Tarmizi153133051.pdf · Pendatang dengan Masyarakat Lokal Terhadap Eksistensi Budaya Lokal (studi

4

berarti memelihara kembali, menjaga dan terus di pertahankan oleh masyarakat

lokal.

Upaya pelestarian warisan budaya lokal berarti upaya memelihara warisan

budaya untuk waktu yang sangat lama dengan menjaga kehormatan dan keunikan

budaya tersebut, tanpa campur tangan dari pihak manapun. Pelestarian budaya

lokal dengan tetap menjaga keasliannya, tidak akan dapat bertahan dan

berkembang apabila tidak didukung oleh masyarakat luas dan tidak menjadi

bagian nyata dari kehidupan kita.3

Nusa Tenggara Barat khususnya Pulau Lombok adalah salah satu wilayah

yang memiliki banyak ragam budaya dengan bahasa yang berbeda-beda, suku

sasak sebagai suku asli dari daerah tersebut dan memiliki ragam kerifan local

dengan keunikan tersendiri, karakteristik masyarakat yang religius yang dapat kita

lihat dari sekian banyak bangunan masjid yang ada di wilayah tersebut, sehingga

budaya tradisional adat istiadat masyarakatnya sangat erat dengan budaya aslinya.

Tidak hanya itu Nusa Tenggara Barat memiliki pesona wisata yang luar

biasa, sehingga dijadikan sebagai pusat pariwisata, dengan pesona pantai yang

sangat indah menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan lokal maupun

mancanegara. Angka kunjungan wisatawan mancanegara menurut data statistik

dinas kebudayaan dan pariwisata Provinsi Nusa Tenggara Barat tahun 2016

mencatat bahwa pada triwulan pertama yaitu pada bulan Januari sampai dengan

bulan Maret jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke NTB sebanyak

182.995 dan pada triwulan ke dua yaitu pada bulan april sampai dengan bulan juni

3Nuraeini dan Alfan, Studi Budaya di Indonesi (Bandung : CV Pustaka Setia, 2012), h.

5-6.

Page 20: DAMPAK INTERAKSI SOSIAL ANTARA MASYARAKAT …etheses.uinmataram.ac.id/470/1/Ahmad Tarmizi153133051.pdf · Pendatang dengan Masyarakat Lokal Terhadap Eksistensi Budaya Lokal (studi

5

2016 angka kunjungan wisatawan asing (mancanegara) sebanyak 339.343 dan

jumlah keseluruhan mulai dari triwulan pertama sampai dengan triwulan kedua

khusus untuk wisatawan mancanegara berjumlah 522.338 dan tercatat bahwa

setiap bulan wisatawan asing yang berkunjung ke NTB terus meningkat.4

Senggigi merupakan salah satu desa yang ada di Kecamatan Batu Layar,

Kabupaten Lombok Barat, provinsi Nusa Tenggara Barat. Penduduk Desa ini

sebagian besar bersuku daerah Lombok. Sebagian besar penduduknya bermata

pencaharian sebagai petani. Senggigi adalah pusat pariwisata di lombok yang

terletak di Lombok Barat. Lokasinya berada diantara lembah dan mengahadap

langsung ke laut sehingga view atau pemandangan sangat indah dan unik. Hal ini

menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan nusantara maupun asing.5

Dalam penelitian ini yang dimaksut dengan masyarakat pendatang yaitu

pengunjung yang tinggal sementara sekurang-kurangnya selama 24 jam di negara

yang dikunjunginya dan tujuan perjalanannya dapat digolongkan kedalam

klasifikasi sebagai berikut:

1. Pesiar (leisure), untuk keperluan rekreasi, liburan, kesehatan, studi, keagamaan

dan olahraga.

2. Hubungan dagang (business), keluarga, konferensi, misi, dan lain sebagainya,

dengan kata lain disini adalah wisatawan atau turis.6 Sedangkan yang

dimaksut dengan masyarakat lokal dalam penelitian ini yakni masyarakat asli

yang memang secara orisinal tinggal dan menetap di wilayah Desa Senggigi.

4Statistik Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Provinsi Nusa Tenggara Barat 2016. 5https://id.wikipedia.org/wiki/Senggigi, Batu Layar, Lombok Barat (diakses hari minggu

11 Desember 2016). 6http://globallavebookx.blogspot.co.id/2014/02/pengertian-wisatawan-pengunjung-

dan.html (diakses hari selasa 13 Desember 2016).

Page 21: DAMPAK INTERAKSI SOSIAL ANTARA MASYARAKAT …etheses.uinmataram.ac.id/470/1/Ahmad Tarmizi153133051.pdf · Pendatang dengan Masyarakat Lokal Terhadap Eksistensi Budaya Lokal (studi

6

Dampak sosial budaya dari pariwisata dan interaksi yang dilakukan

memberikan gambaran tentang pengaruh-pengaruh yang muncul terhadap

komunitas tuan rumah dalam hal ini masyarakat lokal sekitar daerah wisata, baik

secara langsung maupun tidak langsung dalam berinteraksi dengan wisatawan

(nusantara maupun asing), dan interaksinya dengan Industri pariwisata. Dampak

sosial budaya pariwisata ini juga memberikan dampak positif dan negatif kepada

masyarakatnya.

Dampak negatif tersebut muncul ketika pariwisata mulai mempengaruhi

sistem nilai dan perilaku masyarakat lokal, seperti diantaranya cara berpakaian,

gaya hidup, dan pola pikir masyarakat dengan demikian ancaman terhadap

keberadaan identitas asli masyarakat dapat terpengaruhi seperti hidup sederhana

sebagai petani dan nelayan. Lebih jauh lagi, perubahan tersebut cenderung terjadi

terhadap struktur masyarakat, hubungan antar keluarga, pola hidup kolektif yang

tradisional, upacara-upacara adat dan sebagainya.

Berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul Dampak Interaksi Sosial Antara Masyarakat Pendatang

Dengan Masyarakat Lokal Desa Senggigi Terhadap Eksistensi Budaya Lokal Di

Desa Senggigi, Kecamatan Batu Layar Lombok Barat, NTB.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian di atas yang menjadi rumusan masalah

penelitian tentang dampak interaksi sosial antara masyarakat pendatang dengan

masyarakat lokal Desa Senggigi terhadap eksistensi budaya lokal, di Desa

Senggigi, Kecamatan Batu Layar, Lombok Barat, NTB Sebagai berikut :

Page 22: DAMPAK INTERAKSI SOSIAL ANTARA MASYARAKAT …etheses.uinmataram.ac.id/470/1/Ahmad Tarmizi153133051.pdf · Pendatang dengan Masyarakat Lokal Terhadap Eksistensi Budaya Lokal (studi

7

1. Bagaimanakah bentuk interaksi sosial antara masyarakat pendatang dengan

masyarakat lokal Desa Senggigi, Kecamatan Batu Layar ?

2. Bagaimanakah dampak interaksi sosial antara masyarakat pendatang dengan

masyarakat lokal terhadap eksistensi budaya lokal, Desa Senggigi Kecamatan

Batu Layar ?

C. Tujuan dan Manfaat

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui bentuk interaksi sosial antara masyarakat pendatang

dengan masyarakat lokal Desa Senggigi, Kecamatan Batu Layar.

b. Untuk mengetahui dampak interaksi sosial antara masyarakat pendatang

dengan masyarakat lokal terhadap eksistensi budaya lokal, Desa

Senggigi, Kecamatan Batu Layar.

2. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian yang dilakukan, dibagi menjadi dua yaitu manfaat

secara teoritis dan manfaat secara praktis. Manfaat penelitian tersebut

dijabarkan dibawah ini yaitu sebagai berikut:

a. Manfaat Teoritis

Manfaat secara teoritis dalam penelitian ini yaitu :

1) Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan konstribusi

keilmuan dan pengetahuan kepada masyarakat Desa Senggigi

Kecamatan Batu Layar khususnya dalam upaya mempertahankan

budaya lokal.

Page 23: DAMPAK INTERAKSI SOSIAL ANTARA MASYARAKAT …etheses.uinmataram.ac.id/470/1/Ahmad Tarmizi153133051.pdf · Pendatang dengan Masyarakat Lokal Terhadap Eksistensi Budaya Lokal (studi

8

2) Memberikan konstribusi sebagai refrensi keilmuan di dunia

akademik dalam menggali keilmuan di bidang pembangunan dan

pemberdayaan masyarakat.

b. Manfaat Praktis

Adapun manfaat hasil penelitian secara praktis, dapat diuraikan sebagai

berikut:

1) Dapat memberikan masukan kepada masyarakat senggigi khususnya

bahwa dampak interaksi sosial masyarakat lokal dengan masyarakat

pendatang.

2) Dapat memberikan masukan kepada masyarakat supaya tetap menjaga

eksistensi budaya lokal, khususnya di Desa Senggigi Kecamatan Batu

Layar, Lombok Barat.

D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian

1. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini meliputi obyek dan subyek penelitian.

Obyek penelitian adalah interaksi sosial antara masyarakat pendatang

dengan masyarakat lokal dan dampak terhadap eksistensi budaya lokal,

Sedangkan subyek penelitian ini adalah masyarakat pendatang dan

masyarakat lokal Desa Sengigi.

2. Seting Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Senggigi, Kecamatan Batu Layar,

Lombok Barat, NTB tahun 2017. Adapun beberapa alasan peneliti

mengambil lokasi di Desa Senggigi yakni pertama bertitik tolak pada

Page 24: DAMPAK INTERAKSI SOSIAL ANTARA MASYARAKAT …etheses.uinmataram.ac.id/470/1/Ahmad Tarmizi153133051.pdf · Pendatang dengan Masyarakat Lokal Terhadap Eksistensi Budaya Lokal (studi

9

permasalahan yang ada sehingga peneliti ingin mengetahui lebih lanjut

mengenai dampak interaksi yang dilakukan oleh masyarakat lokal terhadap

masyarakat pendatang. Kedua, sepengetahuan peneliti belum ada penelitaian

yang sejenis dengan penelitian ini yang dilakukan di Desa Senggigi

Kecamatan Batu Layar Lombok Barat NTB.

E. Telaah Pustaka

Telaah pustaka adalah penelusuran terhadap studi dan karya-karya terdahulu

yang terkait untuk menghindari duplikasi, plagiasi, repetisi, serta, menjamin

keaslian dan keabsahan penelitian dan dilaksanakan peneliti untuk mendapatkan

dan menemukan bebrapa pendapat. Dalam hal ini penulis menghadirkan beberapa

tulisan dan hasil penelitian terdahulu yang berkaitan erat dengan Interaksi dan

perubahan sosial budaya, seperti penelitian yang dilakukan oleh :

1. Zulhadi, dengan judul penelitian “Pola Interaksi Sosial Masyarakat Pendatang

dengan Masyarakat Pribumi (Studi Sosiologi Komunikasi Atas Etnik Lintang

Di Kampung Tlajung Kabupaten Bogor) tahun 2012”.7 Hasil penelitian yakni

1) Proses sosial yang muncul sebagai akibat dari interaksi sosial lebih bersifat

asosiatif yang berbentuk kerjasama, seperti gotong royong yang terjadi di

sektor keluarga dan akomodasi, seperti adanya usaha untuk saling menghindari

diri dari konflik yang diakibatkan kesalah pahaman, 2) proses sosial yang

muncul sebagai akibat dari interaksi sosial antar etnik dengan pendatang lain,

yaitu bersifat asosiatif dan disosiatif, asosiatifnya berbentuk kerjasama, dan

7Zulhadi.Judul skripsi Pola Intraksi Sosial Masyarakat Pendatang dengan Masyarakat

Pribumi.(Studi Sosiologi Komunikasi Atas Etnik Lintang di Kampung Tlanjung Kabupaten Bogor), Jurusan Sosiologi.Fakultas Ilmu Sosial dan ilmu Politik, UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

Page 25: DAMPAK INTERAKSI SOSIAL ANTARA MASYARAKAT …etheses.uinmataram.ac.id/470/1/Ahmad Tarmizi153133051.pdf · Pendatang dengan Masyarakat Lokal Terhadap Eksistensi Budaya Lokal (studi

10

disosiatifnya berbentuk persaingan, seperti persaingan dalam mencari

pekerjaan.

Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan oleh

peneliti adalah sama-sama menggunakan metode penelitian kualitatif.

Perbedaan dalam penelitian ini yakni dilihat dari tujuan penelitian. Tujuan

penelitian yang dilakukan oleh Zulhadi yakni untuk mengetahui proses sosial

yang muncul akibat dari interaksi sosial antar etnis, sedangkan tujuan

penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti yakni untuk mengetahui bentuk

interaksi sosial antara masyarakat pendatang dengan masyarakat asli terhadap

eksistensi budaya lokal dan untuk mengetahui dampak interaksi sosial antara

masyarakat pendatang dengan masyarakat asli terhadap eksistensi budaya

lokal.

2. Nur Aini, dengan judul penelitian “Interaksi Masyarakat Pendatang dengan

Masyarakat Pribumi dalam Membangun Toleransi Beragama di Desa Tonjong

Bogor tahun 2009”.8 Hasil penelitian yakni interaksi yang terjadi pada

masyarakat Desa Tonjong tergolong dalam interaksi yang mengarah dalam

bentuk kerjasama. Interaksi sosial yang dilandasi rasa tenggang rasa dan saling

menghargai perbedaan yang ada telah mengantarkan pada pembentukan sikap

toleransi baik dalam kehidupan sosial maupun dalam kehidupan bersama.

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif.

Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan oleh

peneliti adalah sama-sama menggunakan metode kualitatif. Perbedaan dalam

8Nuraini.Judul skripsi Interaksi Masyarakat Pendatang dengan Masyarakat Pribumi dalam Membangun Toleransi Beragama di Desa Tonjon Bogor. Jurusan Sosiologi Agama, Fakultas Ushuluddin dan Filsafat syarifudin Hidayatullah Jakarta.

Page 26: DAMPAK INTERAKSI SOSIAL ANTARA MASYARAKAT …etheses.uinmataram.ac.id/470/1/Ahmad Tarmizi153133051.pdf · Pendatang dengan Masyarakat Lokal Terhadap Eksistensi Budaya Lokal (studi

11

penelitian ini yakni dilihat dari tujuan penelitian, tujuan penelitian yakni untuk

menggambarkan interaksi yang terjadi antara kelompok pendatang dengan

kelompok pribumi yang beragama islam dalam membangun toleransi beragama

di Desa Tonjong Bogor, Jawa Barat. Sedangkan tujuan penelitian yang akan

dilakukan oleh peneliti yakni Untuk mengetahui bentuk interaksi sosial antara

masyarakat pendatang dengan masyarakat asli terhadap eksistensi budaya lokal

dan untuk mengetahui dampak interaksi sosial antara masyarakat pendatang

dengan masyarakat asli terhadap eksistensi budaya lokal.

3. Fatimatuzzuhroh, dengan judul penelitian “Dampak Pergeseran Budaya

Terhadap Eksistensi Bahasa Halus Sasak di Lingkungan Perbawe Kel. Tiwu

Galih Praya. tahun 2015”. Tujuan Penelitian ini yakni mengetahui eksistensi

bahasa halus sasak dan prilaku sosial di kalangan masyarakat bangsawan.

Hasil penelitian yakni Keberadaan bahasa halus sasak terpengaruh oleh

pergeseran budaya yang terjadi pada saat ini, semua itu dapat dilihat dari

kebanyakan masyarakat bangsawan tidak lagi menggunakan bahasa halus sasak

dalam kata sapaan untuk orang tua kandung.9

Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan oleh

peneliti adalah sama-sama menggunakan metode kualitatif. Perbedan

penelitian ini yakni membahas dampak pergeseran budaya terhadap eksistensi

bahasa halus, sedangkan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti

9Fatimatuzzuhroh, judul skripsi Dampak Pergeseran Budaya Terhadap Eksistwnsi

Bahasa Halus Sasak di Lingkungan Perbawe Kel. Tiwu Galih Praya. Jurusan komunikasi penyiaran islam (KPI), Fakultas Dakwah dan Komunikasi Intitut Agama Islam Negeri (IAIN) Mataram.

Page 27: DAMPAK INTERAKSI SOSIAL ANTARA MASYARAKAT …etheses.uinmataram.ac.id/470/1/Ahmad Tarmizi153133051.pdf · Pendatang dengan Masyarakat Lokal Terhadap Eksistensi Budaya Lokal (studi

12

mempokuskan tentang dampak intraksi sosial terhadap eksistensi budaya

lokal.

4. Halikin, dengan judul penelitian “Analisis Pola Interaksi Masyarakat

Pendatang terhadap Masyarakat Lokal di Sumbawa Barat” (studi di

Kecamatan Maluk, Sumbawa Barat, NTB), tahun 2014.10 Hasil penelitian

yakni Interaksi masyarakat pada daerah penelitian antara masyarakat lokal dan

pendatang berjalan dengan baik. Metode yang digunakan dalam penelitian ini

yakni metode penelitian kualitatif deskriptif.

Persamaan penelitian yakni Sama-sama membahas intraksi sosial antara

masyarakat pendatang dengan masyarakat lokal.

Perbedaan penelitian yakni Mengetahui bentuk dan pola hubungan yang

terjalin antara masyarakat pendatang dengan masyarakat lokal.

5. Cicik Fitriani, dengan judul penelitian “Interaksi Sosial Transmigran Jawa

dengan Masyarakat Lokal di Desa Kayuagung kecamatan Mepanga

Kabupaten Prigi Moutong”.Tahun 2014.11 Hasil penelitian yakni Transmigran

Jawa dan masyarakat lokal dapat berbaur dan berintraksi dengan baik di

tengah kemajmukan yang ada di daerah tersebut akibat adanya rasa toleransi

yang tinggi dalam hidup bermasyarakat. Metode penelitian yang digunakan

yakni metode deskriptif kualitatif.

10Halikin, judul skripsi Analisis Pola Interaksi Masyarakat Pendatang Terhadap

Masyarakat Lokal di Sumbawa Barat (studi di kecamatan Maluk, Sumbawa Barat NTB), Jurusan pendidikan ilmu pengetahuan social, fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

11Cicik Fitriani, judul skripsi Interaksi Sosial Transmigran Jawa dengan Masyarakat Lokal di Desa Kayuagung kecamatan Mepanaga Kabupaten Perigi Moutong, Jurusan pendidikan Ilmu pengetahuan sosial fakultas keguruan dan ilmu pendidikan Universitas Tadulako.

Page 28: DAMPAK INTERAKSI SOSIAL ANTARA MASYARAKAT …etheses.uinmataram.ac.id/470/1/Ahmad Tarmizi153133051.pdf · Pendatang dengan Masyarakat Lokal Terhadap Eksistensi Budaya Lokal (studi

13

Persamaan Penelitian yakni sama-sama menggambarkan interaksi dan

bentuk-bentuk interaksi sosial antara masyarakat pendatang dengan

masyarakat lokal.

Perbedaan penelitian yakni dalam penelitian ini tidak membahas atau

menggambarkan dampak dari proses intraksi yang terjadi antara masyarakat

pendatang (transmigran) dengan masyarakat lokal, sedangkan dalam

penelitian yang akan peneliti lakukan membahas tentang dampak interaksi

sosial antara masyarakat pendatang dengan masyarakat lokal terhadap

eksistensi budaya lokal.

a. Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian sebelumnya yang telah dilakukan berkaitan

dengan Intraksi Sosial dan Perubahan Sosial Budaya antara lain :

Tabel 1.1 Beberapa penelitian terdahulu

No Nama Judul Hasil

Penelitian Persamaan penelitian

Perbedaan Penelitian

1

Zulhadi Pola Interaksi sosial Masyarakat pendatang dengan masyarakat pribumi.

Proses sosial yang muncul sebagai akibat dari interaksi bersifat asosiatif.

Sama-sama Menggunakan metode penelitian kualitatif dan sama-sama membahas interaksi masyarakat pendatang dengan masyarakat pribumi.

Menegtahui proses sosial yang muncul akibat dari interaksi sosial antar etnis.

Page 29: DAMPAK INTERAKSI SOSIAL ANTARA MASYARAKAT …etheses.uinmataram.ac.id/470/1/Ahmad Tarmizi153133051.pdf · Pendatang dengan Masyarakat Lokal Terhadap Eksistensi Budaya Lokal (studi

14

2

Nur Aini Interaksi masyarakat pendatang dengan masyarakat pribumi dalam membangun toleransi beragama

Interaksi yang terjadi pada masyarakat tergolong dalam interaksi yang mengarah dalam bentuk kerjasama.

Sama-sama Menggunakan metode penelitian kualitatif dan membahas tentang interaksi sosial

Untuk menggambarkan interaksi yang terjadi antara kelompok pendatang dengan kelompok pribumi yang beragama islam dalam membngun toleransi beragama.

3

Fatimatuzzuhroh

Dampak pergeseran budaya terhadap eksistensi bahasa halus sasak

Keberadaan bahasa halus sasak terpengaruh oleh pergeseran budaya

Sama-sama Menggunakan metode penelitian kualitatif

Membahas dampak pergeseran budaya terhadap eksistensi bahasa halus.

4 Halikin Analisis pola interaksi masyarakat pendatang terhadap masyarakat lokal di Sumbawa Barat.

Interaksi masyarakat pada daerah penelitian antara masyarakat lokal dan pendatang berjalan dengan baik.

Sama-sama membahas intraksi sosial antara masyarakat pendatang dengan masyarakat lokal.

Mengetahui bentuk dan pola hubungan yang terjalin antara masyarakat pendatang dengan masyarakat lokal.

5 Cicik Fitriani

Interaksi sosial transmigran jawa dengan masyarakat lokal di desa Kayu Agung Kecamatan Mepang Kabupaten Prigi Moutong

Transmigran Jawa dan masyarakat lokal dapat berbaur dan berintraksi dengan baik di tengah kemajmukan yang ada di daerah tersebut akibat adanya rasa toleransi

Sama-sama menggambarkan interaksi dan bentuk-bentuk interaksi sosial antara masyarakat pendatang dengan masyarakat lokal.

Dalam penelitian ini tidak membahas atau menggambarkan dampak dari proses intraksi yang terjadi antara masyarakat pendatang (transmigran) dengan masyarakat lokal.

Page 30: DAMPAK INTERAKSI SOSIAL ANTARA MASYARAKAT …etheses.uinmataram.ac.id/470/1/Ahmad Tarmizi153133051.pdf · Pendatang dengan Masyarakat Lokal Terhadap Eksistensi Budaya Lokal (studi

15

yang tinggi dalam hidup bermasyarakat.

F. Kajian Teori

1. Interaksi Sosial

Thibaut dan Kelley pakar dalam teori interaksi mendefinisikan

interaksi sebagai pristiwa saling memengaruhi satu sama lain ketika dua

orang atau lebih hadir bersama, mereka menciptakan suatu hasil satu sama

lain, atau berkomunikasi satu sama lain. Jadi dalam setiap intraksi, tindakan

setiap orang bertujuan untuk mempengaruhi individu lain. Dapat

disimpulkan bahwa interaksi sosial mengandung pengertian hubungan

timbal balik antar dua atau lebih, dan masing-masing orang yang terlibat di

dalamnya memainkan peran secara aktif.12

Allan G. Johnson sebagaimana dikutip oleh Simel, mengatakan bahwa

kehidupan sosial merupakan pola-pola interaksi yang kompleks antar

individu. Menurut Jhon Lewis Gillin, Interaksi sosial adalah hubungan-

hubungan sosial dinamis yang menyangkut hubungan antar individu, antar

individu dan kelompok, atau antar kelompok.

a. Syarat-Syarat Interaksi Sosial

Menurut Roucek dan Warren interaksi adalah salah satu masalah

pokok karena ia merupakan dasar segala proses sosial. Dalam proses

sosial baru dapat dikatakan terjadi interaksi sosial apabila telah

12

Muhammad Ali & Asrosi, Psikologi Remaja, Perkembangan Peserta Didik (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2004), h. 87-88.

Page 31: DAMPAK INTERAKSI SOSIAL ANTARA MASYARAKAT …etheses.uinmataram.ac.id/470/1/Ahmad Tarmizi153133051.pdf · Pendatang dengan Masyarakat Lokal Terhadap Eksistensi Budaya Lokal (studi

16

memenuhi persyaratan sebagai aspek kehidupan bersama, yatu adanya

kontak sosial dan komunikasi sosial.

1) Kontak Sosial

Kontak sosial adalah hubungan antar satu orang atau lebih, melalui

percakapan dengan saling mengerti tentang maksud dan tujuan

masing-masing dalam kehidupan bermasyarakat.

2) Komunikasi Sosial

Komunikasi sosial adalah syarat pokok lain daripada proses sosial.

Komunikasi sosial mengandung pengertian persamaan pandang antar

orang yang berinteraksi terhadap sesuatu. Menurut Soerjono

Soekanto komunikasi adalah seseorang memberikan tafsiran pada

prikelakuan orang lain (yang berwujut pembicaraan, gerak-gerak

badaniah, atau sikap) perasaan-perasaan apa yang ingin disampaikan

oleh orang tersebut.13

b. Ciri-Ciri Interaksi Sosial

Interaksi sosial memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1) Pelakunya lebih dari satu orang.

2) Ada komunikasi di antara pelaku melalui kontak sosial.

3) Mempunyai maksud dan tujuan yang jelas, terlepas dari sama atau

tidaknya tujuan tersebut dengan yang diperkirakan pelaku.

4) Ada dimensi waktu (masa lampau, masa kini, dan masa datang) yang

akan menentukan sikap aksi yang sedang berlangsung.

13Abdulsyani, Sosiologi Skematika Teori dan Terapan (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2002),

h. 153-154.

Page 32: DAMPAK INTERAKSI SOSIAL ANTARA MASYARAKAT …etheses.uinmataram.ac.id/470/1/Ahmad Tarmizi153133051.pdf · Pendatang dengan Masyarakat Lokal Terhadap Eksistensi Budaya Lokal (studi

17

c. Unsur-Unsur Interaksi Sosial

Interaksi sosial antar manusia meliputi empat unsur utama, yakni

struktur sosial (sosial struktur), tindakan sosial (sosial act), relasi sosial

(sosial relation), dan kesan manajmen (impression management).

1) Struktur Sosial (sosial struktur)

Struktur sosial adalah tata aturan relasi yang berpola tertentu

sebagaimana yang diharapkan untuk membimbing interaksi sosial.

2) Tindakan Sosial (sosial act)

Tindakan sosial merupakan suatu tindakan yang diwujutkan

dalam prilaku nyata, sehingga dapat dibayangkan dan diingat. Suatu

tindakan sosial selalu mencirikan perbuatan yang terlihat, terdengar,

dirasakan atau disikapi dengan cara tertentu sehingga dapat diingat

kemudian dapat dibayangkan mengenai suatu akibat yang bakal

terjadi.

3) Relasi Sosial (sosial relations)

Relasi sosial merupakan pengaruh yang dirasakan diantara

dua atau lebih pihak sebagai akibat dari prilaku timbal balik.

4) Manajemen Kesan (impression management)

Aspek terakhir yang juga penting untuk diperhatikan adalah

impression management. Aspek ini menerangkan, pengelolaan

hubungan sehingga trbentuk keselarasan yang dapat membentuk

norma-norma budaya yang dapat berlaku dalam situasi tertentu.

Page 33: DAMPAK INTERAKSI SOSIAL ANTARA MASYARAKAT …etheses.uinmataram.ac.id/470/1/Ahmad Tarmizi153133051.pdf · Pendatang dengan Masyarakat Lokal Terhadap Eksistensi Budaya Lokal (studi

18

d. Proses Interaksi Sosial

Proses interaksi sosial antar manusia selalu berada dalam proses

yang dinamis. Jika tak ada proses ini, interaksi sosial hanya terjadi dari

satu pihak ke pihak lain tanpa kesan apa-apa. Proses interaksi sosial

terdiri atas pertukaran sosial, kerja sama, persaingan, dan konflik.

1) Pertukaran Sosial

Proses interaksi sosial harus terjadi dalam suatu kelompok, karena

ada pertukaran prilaku verbal maupun nonverbal yang bermakna demi

meningkatkan relasi antar dua pihak. Misalnya pertukaran informasi

bagi kebutuhan untuk saling mengetahui.

2) Kerjasama

Proses interaksi sosial melalui pertukaran prilaku verbal dan

nonverbal harus diarahkan untuk memberikan makna atas suatu situasi

kerjasama. Situasi kerjasama ini harus dinyatakan dalam tindakan

sosial yang terlihat, dirasakan, dan disikapi mulai dari pembentukan

kesatuan pola pikir maupun pola tindak semua pihak berdasarkan

gagasan yang sama.

3) Persaingan

Proses interaksi sosial mengandung persaingan antara dua pihak

untuk mendapatkan kebutuahan atas barang dan jasa yang mereka

butuhkan. Persaingan dalam proses interaksi sosial itu akan semakin

ketat saat barang atau jasa yang mereka butuhkan itu langka sehingga

Page 34: DAMPAK INTERAKSI SOSIAL ANTARA MASYARAKAT …etheses.uinmataram.ac.id/470/1/Ahmad Tarmizi153133051.pdf · Pendatang dengan Masyarakat Lokal Terhadap Eksistensi Budaya Lokal (studi

19

dua pihak harus berusaha dengan segala macam cara untuk

mendapatkannya.

4) Konflik

Seringkali persaingan yang sangat ketat menimbulkan konflik

yang ditandai oleh ucapan dan tindakan fisik yang mengganggu

perasaan dan fisik orang lain. Konflik sebagai salah satu unsur dalam

proses interaksi sosial umumnya digambarkan oleh tindakan diantara

dua pihak yang saling berlawanan untuk mencapai tujuan yang dia

cita-citakan, atau mendapatkan apa yang diinginkan.14

e. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Interaksi Sosial

Berlangsungnya suatu proses interaksi didasarkan pada beberapa

faktor berikut ini:

1) Sugesti

Sugesti adalah pemberian pengaruh pandangan seseorang

kepada orang lain dengan cara tertentu, sehingga orang tersebut

mengikuti pandangan pengaruh tersebut tanpa berpikir panjang.

Sugesti biasanya dilakukan oleh orang yang berwibawa, mempunyai

pengaruh besar, atau terkenal dalam masyarakat.

Contoh sugesti salah satunya adalah obat yang harganya mahal

yang merupakan produk impor dianggap pasti manjur menyembuhkan

penyakit. Anggapan tersebut merupakan sugesti yang muncul akibat

harga obat yang mahal dan embel-embel produk luar negeri.

14 Alo Liliweri, Sosiologi & Komunikasi Organisasi (Jakarta: PT Bumi Aksara,2014), h.

4-8.

Page 35: DAMPAK INTERAKSI SOSIAL ANTARA MASYARAKAT …etheses.uinmataram.ac.id/470/1/Ahmad Tarmizi153133051.pdf · Pendatang dengan Masyarakat Lokal Terhadap Eksistensi Budaya Lokal (studi

20

2) Imitasi

Imitasi adalah tindakan atau usaha untuk meniru tindakan orang

lain sebagai tokoh idealnya. Imitasi cenderung secara tidak disadari

dilakukan oleh seseorang. Imitasi pertama kali akan terjadi dalam

sosialisasi keluarga. Misalnya, seorang anak sering meniru kebiasaan-

kebiasaan orang tuanya seperti cara berbicara dan berpakaian. Namun,

imitasi sangat dipengaruhi oleh lingkungannya terutama lingkungan di

sekolah. Karena seseorang (terutama saat seseorang sudah menginjak

usia remaja) cenderung lebih sering di sekolah dan bersosialisasi

dengan temannya dengan berbagai macam kebiasaan.

3) Identifikasi

Identifikasi adalah kecenderungan atau keinginan dalam diri

seseorang untuk menjadi sama dengan orang lain. Identifikasi

mengakibatkan terjadinya pengaruh yang lebih dalam dari sugesti dan

imitasi karena identifikasi dilakukan oleh seseorang secara

sadar.Contoh identifikasi, seorang pengagum berat artis terkenal, ia

sering mengidentifikasi dirinya menjadi artis idolanya dengan meniru

model rambut, model pakaian, atau gaya perilakunya dan menganggap

dirinya sama dengan artis tersebut.

4) Simpati

Simpati adalah suatu proses seseorang yang merasa tertarik pada

orang lain. Perasaan simpati itu bisa juga disampaikan kepada

seseorang atau sekelompok orang atau suatu lembaga formal pada

Page 36: DAMPAK INTERAKSI SOSIAL ANTARA MASYARAKAT …etheses.uinmataram.ac.id/470/1/Ahmad Tarmizi153133051.pdf · Pendatang dengan Masyarakat Lokal Terhadap Eksistensi Budaya Lokal (studi

21

saat-saat khusus. Contoh simpati adalah pada peringatan ulang tahun,

pada saat lulus ujian, atau pada saat mencapai suatu prestasi.

5) Empati

Empati adalah kemampuan mengambil atau memainkan peranan

secara efektif dan seseorang atau orang lain dalam konsidi yang

sebenar-benarnya, seolah-olah ikut merasakan apa yang dirasakan

oleh orang lain tersebut seperti rasa senang, sakit, susah, dan bahagia.

Empat hampir mirip dengan sikap simpati.Perbedaannya, sikap empati

lebih menjiwai atau lebih terlihat secara emosional. Contoh

empati adalah saat kita turut merasakan empati terhadap masyarakat

Yogyakarta yang menjadi korban letusan Gunung Merapi.

6) Motivasi

Motivasi adalah dorongan, rangsangan, pengaruh, atau stimulus

yang diberikan seorang individu kepada individu yang lain sedemikian

rupa sehingga orang yang diberi motivasi tersebut menuruti atau

melaksanakan apa yang dimotivasikan secara kritis, rasional, dan

penuh tanggung jawab. Contoh motivasi adalah guru yang

memberikan motivasi kepada siswanya supaya siswanya semakin giat

belajar.

Tidak selamanya interaksi berjalan sesuai dengan rencana.

Kontak sosial yang berlangsung kadang-kadang dapat berjalan sesuai

dengan apa yang kita inginkan, namun sebaliknya suatu interaksi akan

Page 37: DAMPAK INTERAKSI SOSIAL ANTARA MASYARAKAT …etheses.uinmataram.ac.id/470/1/Ahmad Tarmizi153133051.pdf · Pendatang dengan Masyarakat Lokal Terhadap Eksistensi Budaya Lokal (studi

22

mengalami gangguan dan bahkan terhenti seandainya terjadi hal-hal

berikut:

a) Subjek-subjek yang terlibat dalam interaksi tidak

mempunyai harapan lagi untuk mencapai tujuan.

b) Interaksi yang terjadi tidak lagi bermanfaat atau tidak

mendatangkan keuntungan.

c) Tidak adanya adaptasi atau penyesuaian antara pihak-pihak yang

saling berinteraksi.

d) Salah satu pihak atau keduanya tidak bersedia lagi mengadakan

interaksi.15

f. Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial

Bentuk-bentuk interaksi sosial dapat berupa kerja sama

(coopration) persaingan (competition) dan bahkan dapat juga berbentuk

pertentangan atau pertikaian (conflik). Suatu pertikaian mungkin

mendapat suatu penyelesaian. Mungkin penyelesaian tersebut hanya akan

dapat diterima untuk sementara waktu, proses ini dinamakan akomodasi.

Dibawah ini akan dijelaskan bentuk-bentuk interaksi yaitu:

1. Kerjasama (Coopration)

Kerjasama timbul karena orientasi orang perorangan terhadap

kelompok lain. Charles H. Cooley menggambarkan betapa pentingnya

kerjasama, yitu “kerjasama timbul apabila orang menyadari bahwa

mereka mempunyai kepentingan-kepentingan yang sama dan pada saat

15Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar (Jakarta: PT Rajawali Pers, 2012), h. 55-69.

Page 38: DAMPAK INTERAKSI SOSIAL ANTARA MASYARAKAT …etheses.uinmataram.ac.id/470/1/Ahmad Tarmizi153133051.pdf · Pendatang dengan Masyarakat Lokal Terhadap Eksistensi Budaya Lokal (studi

23

yang bersamaan mempunyai cukup pengetahuan dan pengendalian

terhadap diri sendiri untuk memenuhi kepentingan tersebut16.

Sehubungan dengan pelaksanaan kerjasama, ada lima bentuk

kerjasama yaitu:

a. Kerukunan, yang mencakup gotong royong dan tolong-menolong.

b. Bergaining, yaitu pelaksanaan perjanjian mengenai pertukaran barang

dan jasa-jasa antara dua orang atau lebih.

c. Ko-optasi, yakni proses penerimaan unsure-unsur baru dalam

kepemimpinan atau pelaksanaan politik dalam suatu organisasi.

d. Koalisi, yakni kombinasi antara dua organisasi atau lebih yang

mempunyai tujuan tertentu.

e. Join-venture, yaitu kerjasama dalam pengusahaan proyek-proyek

tertentu17.

2. Persaingan (competition)

Persaingan dapat diartikan sebagai suatu proses sosial, yakni

individu atau kelompok-kelompok manusia yang bersaing, mencari

keuntungan melalui bidang-bidang kehidupan tertentu. Bentuk-bentuk

persaingan yaitu persaingan ekonomi, persaingan kebudayaan,

persaingan kedudukan dan peranan, persaingan ras.

16

Sarlito Wirawan Sarwono, Pengantar Ilmu Sosial (Jakarta: PT. Bulan Bintang, 2002), cet, ke-8, h. 80.

17 Ibid, h. 81.

Page 39: DAMPAK INTERAKSI SOSIAL ANTARA MASYARAKAT …etheses.uinmataram.ac.id/470/1/Ahmad Tarmizi153133051.pdf · Pendatang dengan Masyarakat Lokal Terhadap Eksistensi Budaya Lokal (studi

24

Persaingan dalam batas-batas tertentu mempunyai beberapa fungsi

yaitu:

a. Menyalurkan keinginan-keinginan individu atau kelompok yang

bersifat kompetitif.

b. Sebagai jalan yang menyebabkan keinginan tersalurkan oleh

masyarakat yang bersaing.

c. Alat untuk menyaring para warga golongan karya (fungsional)

yang akhirnya menghasilkan pembagian kerja yang efektif18.

3. Pertentangan (conflik)

Pertentangan merupakan suatu proses sosial dimana individu atau

kelompok berusaha memenuhi tujuannya dengan jalan menentang

pihak lawan yang disertai dengan ancaman dan kekerasan. Sebab dari

pertentangan antara lain: perbedaan antara individu-individu,

perbedaan kebudayaan, perbedaan kepentingan, pertumbuhan sosial.19

Pertentangan mempunyai beberapa bentuk khusus, antara lain:

pertentangan pribadi, pertentangan rasial, pertentangan antara kelas-

kelas sosial, pertentangan politik, dan pertentangan yang bersifat

internasional.

Gillin dan Gillin menyebutkan ada dua macam bentuk proses sosial

yang timbul sebagai akibat adanya interaksi sosial, yaitu:

1. Proses asosiatif (processes of association) yang terbagi dalam tiga

bentuk khusus yakni:

18

Ibid, h. 101. 19

Ibid, h. 107-108.

Page 40: DAMPAK INTERAKSI SOSIAL ANTARA MASYARAKAT …etheses.uinmataram.ac.id/470/1/Ahmad Tarmizi153133051.pdf · Pendatang dengan Masyarakat Lokal Terhadap Eksistensi Budaya Lokal (studi

25

a. Akomodasi

b. Asimilasi dan

c. Akulturasi

2. Proses disosiatif (processes of dissociation) yang mencakup:

a. Persaingan

b. Kontravensi dan pertentangan atau pertikaian (conflict). Menurut

Kimball Young, bentuk-bentuk proses sosial adalah:

1) Oposisi (opposition) yang mencakup persaingan (competition)

dan pertentangan atau pertikaian (conflict).

2) Kerjasama (co-opration) yang menghasilkan akomodasi

(accomodation), dan

3) Diferensiasi (differentiation) yang merupakan suatu proses

dimana orang perorangan didalam masyarakat memperoleh

hak-hak dan kwajiban yang berbeda dengan orang-orang lain

dalam masyarakat atas dasar perbedaan usia, seks dan

pekerjaan.20

2. Kebudayaan

a. Definisi Kebudayaan

Kata kebudayaan berasal dari bahasa sansekerta, buddhayah, yang

merupakan bentuk jamak dari buddi yang berarti akal. Kebudayaan dapat

diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan akal. Apabila dilihat dari

kata dasarnya, kata budaya merupakan majemuk dari budi daya yang

20Soerjono, Sosiologi, h.70-71.

Page 41: DAMPAK INTERAKSI SOSIAL ANTARA MASYARAKAT …etheses.uinmataram.ac.id/470/1/Ahmad Tarmizi153133051.pdf · Pendatang dengan Masyarakat Lokal Terhadap Eksistensi Budaya Lokal (studi

26

berarti daya dari budi. Dari pengertian tersebut, dibedakan antara budaya

yang berarti daya dari budi, yang berupa cipta, karsa, dan rasa.21

Kontjaraningrat berpendapat bahwa kebudayaan adalah cara hidup

yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan

diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur

yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa,

perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga

budaya, merupakan bagian tidak terpisahkan dari diri manusia sehingga

banyak orang cendrung mengnggap bahasa dapat diwariskan secara

genetis. Cara orang berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda

budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaanya membuktikan bahwa

budaya itu dipelajari. Sebagai pedoman kehidupan sosial, kebudayaan

lebih kompleks dari pada pemikiran dasar.22

Clyde Kluckohn dalam Geertz menyebutkan bahwa definisi

kebudayaan meliputi sebagai berikut :

1) Keseluruhan cara hidup suatu masyarakat.

2) Warisan sosial yang diperoleh individu dari kelompoknya,

3) Cara berfikir, merasa dan percaya,

4) Abstraksi dari tingkah laku,

5) Tingkah laku yang dipelajari,

6) Mekanisme untuk penataan tingkahlaku yang bersifat normative,

21 Sugiarti dan Trisakti Handayani, Kajian Kontenporer Ilmu Budaya Dasa (Malang:

UMM Press, 1999), h. 17. 22 Muhammad Alfan, Filsafat Kebudayaan (Bandung: Pustaka Setia, 2013), h. 47.

Page 42: DAMPAK INTERAKSI SOSIAL ANTARA MASYARAKAT …etheses.uinmataram.ac.id/470/1/Ahmad Tarmizi153133051.pdf · Pendatang dengan Masyarakat Lokal Terhadap Eksistensi Budaya Lokal (studi

27

7) Seperangkat teknik untuk menyesuaikan, baik dengan lingkungan luar

maupun dengan orang lain.

Sugiarti mendefinisikan secara sederhana pengertian kebudayaan

dan budaya, yaitu sebagai berikut.

1. Kebudayaan dalam arti luas adalah keseluruhan sistem gagasan,

tindakan, dan hasil karya manusia dalam kehidupan masyarakat yang

diperoleh melalui belajar.

2. Kebudayaan dalam arti sempit dapat disebut dengan istilah budaya atau

sering disebut kultur (culture, bahasa inggris), yang mengandung

makna keseluruhan sistem gagasan dan tindakan. Pengertian budaya

atau kultur dimaksud untuk menyebut nilai-nilai yang digunanakan oleh

sekelompok orang dalam berfikir dan bertindak. Seperti halnya dengan

kebudayaan, budaya sebagai suatu sistem juga merupakan hasil kajian

yang berulang-ulang tentang suatu permasalahan yang dihadapi

manusia.

Menurut Ferancis Merill Kebudayaan adalah pola-pola prilaku

yang dihasilkan dalam interaksi sosial dan semua prilaku ataupun semua

produk yang dihasilkan oleh seorang sebagai anggota masyarakat yang

ditemukan melalui interaksi simbolik.23

E.B. Tylor, Budaya adalah sutu keseluruhan kompleks yang

meliputi pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, keilmuan, hukum

adat istiadat, dan kemampuan yang lain serta kebiasaan yang didapat oleh

23Nuraeni & alfan, Studi Budaya, h. 15-18.

Page 43: DAMPAK INTERAKSI SOSIAL ANTARA MASYARAKAT …etheses.uinmataram.ac.id/470/1/Ahmad Tarmizi153133051.pdf · Pendatang dengan Masyarakat Lokal Terhadap Eksistensi Budaya Lokal (studi

28

manusia sebagai anggota masyarakat. R. Linton mengatakan kebudayaan

dapat dipandang sebagai konfigurasi tingkahlaku yang dipelajari dan

hasil tingkah tingkah laku yang dipelajari, dimana unsure pembentuknya

didukung dan ditersukan oleh anggota masyarakat lainnya. Herkovits,

Kebudayaan adalah bagian dari lingkungan hidup yang diciptakan oleh

manusia.

b. Wujud Kebudayaan

J.J. Honigman dalam bukunya The World of Man membagi budaya

dalam tiga wujud yaitu: ideas, activities, and artifact. Sejalan dengan

pemikiran para ahli tersebut, Konjaraningrat mengemukakan bahwa

kebudayaan itu dibagi atau digolongkan dalam tiga wujud yaitu:

1) wujud sebagai suatu kompleks dari ide-ide, gagasan, nilai-nilai,

norma-norma, dan peraturan.

2) wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas serta tindakan

berpola dari manusia dalam masyarakat.

3) wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia.

c. Substansi (isi) Utama Budaya

1) Sistem Pengetahuan

Sistem pengetahuan yang dimiliki manusia sebagai mahluk sosial

merupakan suatu akumulasi dari perjalanan hidup dalam hal berusaha

memahami alam sekitar, sifat-sifat dan tingkahlaku sesama manusia.

Untuk memperoleh pengetahuan tersebut manusia melakukan tiga cara

yaitu: a. melalui pengalaman dalam kehidupan sosial, b. berdasarkan

Page 44: DAMPAK INTERAKSI SOSIAL ANTARA MASYARAKAT …etheses.uinmataram.ac.id/470/1/Ahmad Tarmizi153133051.pdf · Pendatang dengan Masyarakat Lokal Terhadap Eksistensi Budaya Lokal (studi

29

pengalaman yang diperoleh melalui pendidikan formal maupun non

formal, c. melalui petunjuk-petunjuk yang bersifat simbolis yang sering

disebut sebagai komunukasi simbolis.

2) Nilai

Nilai adalah sesuatu yang baik yang selalu diinginkan, dicita-citakan

dan dianggap penting oleh seluruh manusia sebagai anggota

masyarakat.

3) Kepercayaan

Pada dasarnya manusia yang memiliki naluri untuk menghambakan

diri kepada yang maha tinggi yaitu dimensi lain diluar diri dan

lingkungannya, yang dianggap mampu mengendalikan hidup manusia.

4) Persepsi

Persepsi atau sudut pandang ialah suatu titik tolak pemikiran yang

tersusun dari seperangkat kata-kata yang digunakan untuk memahami

kejadian atau gejala dalam kehidupan.

5) Etos Kebudayaan

Etos atau jiwa kebudayaan (dalam antropolog) berasal dari bahasa

inggris berarti watak khas. Etos sering tampak pada gaya prilaku

warga misalmya, kegemaran-kegemaran warga masyarakatnya, serta

berbagai benda budaya hasil karya mereka.

d. Sifat-Sifat Budaya

Sifat hakiki dari kebudayaan antara lain:

1. Budaya terwujud dan tersalurkan dari prilaku manusia.

Page 45: DAMPAK INTERAKSI SOSIAL ANTARA MASYARAKAT …etheses.uinmataram.ac.id/470/1/Ahmad Tarmizi153133051.pdf · Pendatang dengan Masyarakat Lokal Terhadap Eksistensi Budaya Lokal (studi

30

2. Budaya telah ada terlebih dahulu daripada lahirnya suatu generasi

tertentu dan tidak akan mati dengan habisnya usia generasi yang

bersangkutan.

3. Budaya diperlukan oleh manusia dan dan diwujudkan dalam tingkah

lakunya.

4. Budaya mencakup aturan-aturan yang berisikan kewajiban-kewajiban,

ztindakan-tindakan yang diterima dan ditolak, tindakan-tindakan yang

dilarang, dan tindakan-tindakan yang diizinkan.24

Masyarakat adalah orang yang hidup bersama yang menghasilkan

kebudayaan. Dengan demikian tak ada kebudayaan tanpa ada masyarakat

sebagai wadah dan pendukungnya. Melville J. Herskovits dan Bronislaw

Malinoski, mengemukakan bahwa cultural determinism Berarti segala

sesuatu yang terdapat didalam masyarakat ditentukan adanya oleh

kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu.

Masyarakat dan budaya dimanapun selalu dalam keadaan berubah,

ada tiga sebab terjadinya perubahan. 1) berasal dari masyarakat dan

budaya itu sendiri, 2) perubahan lingkungan alam dan fisik tempat

mereka hidup, 3) adanya difusi budaya.

Ada empat bentuk peristiwa perubahan budaya. Pertama, cultur lag

yaitu perbedaan antara taraf kemajuan berbagai bagian dalam budaya

suatu masyarakat. Kedua, cultur survival, yaitu adanya suatu cara

tradisional yang tidak mengalami perubahan sejak dahulu hingga

24 Elli Setiadi dkk, Ilmu Sosial dan Budaya Dasar (Jakarta: Kencana, 2010), h. 27-34.

Page 46: DAMPAK INTERAKSI SOSIAL ANTARA MASYARAKAT …etheses.uinmataram.ac.id/470/1/Ahmad Tarmizi153133051.pdf · Pendatang dengan Masyarakat Lokal Terhadap Eksistensi Budaya Lokal (studi

31

sekarang. Ketiga, cultur conflik, yaitu proses pertentangan antara budaya

yang satu dengan budaya yang lain. Keempat, cultur shock, yaitu proses

guncangan budaya sebagai akibat adanya perpindahan secara tiba-tiba

dari suatu budaya ke budaya lain.25

3. Budaya Lokal

Budaya lokal adalah kebudayaan yang tumbuh dan berkembang serta

dimiliki dan diakui oleh masyarakat suku bangsa setempat. Budaya lokal

biasanya tumbuh dan berkembang dalam suatu masyarakat suku atau daerah

tertentu karena warisan turun-temurun yang dilestarikan. Budaya daerah ini

akan muncul pada saat penduduk suatu daerah telah memiliki pola pikir dan

kehidupan sosial yang sama, sehingga menjadi suatu kebiasaan yang

membedakan mereka dengan penduduk-penduduk yang lain.

Definisi budaya lokal menurut para tokoh yang diambil berdasarkan

visualisasi kebudayaan dapat ditinjau dari sudut struktur dan tingkatannya,

yaitu sebagai berikut.

a. Superculture, adalah kebudayaan yang berlaku bagi seluruh masyarakat.

Contoh Kebudyaan nasional.

b. Culture, lebih khusus misalnya berdasarkan golongan etnik, profesi,

wilayah atau daerah. Contoh budaya Lombok.

c. Subculture, merupaan kebudayaan khusus dalam sebuah culture, tetapi

kebudayaan ini tidak bertentangan dengan kebudayaan induknya, contoh

budaya gotong royong.

25 Basrowi, Pengantar Sosiologi (Bogor: Ghalia Indonesia, 2005), h. 85-86.

Page 47: DAMPAK INTERAKSI SOSIAL ANTARA MASYARAKAT …etheses.uinmataram.ac.id/470/1/Ahmad Tarmizi153133051.pdf · Pendatang dengan Masyarakat Lokal Terhadap Eksistensi Budaya Lokal (studi

32

Dilihat dari struktur dan tingkatannya, budaya lokal berada pada

tingkat culture. Hal ini berdasarkan sekema sosial budaya yang ada di

Indonesia, yang terdiri atas masyarakat yang bersifat majemuk dalam

structure sosial, budaya (multicultural) ataupun ekonomi. Jacobus Ranjab

mengatakan bahwa dilihat dari sifat majemuk masyarakat Indonesia, ada

tiga golongan kebudayaan yang masing-masing mempunyai corak sendiri,

yaitu sebagai berikut :

a. Kebudayaan susku bangsa ( yang lebih dikenal secara umum di Indonesia

dengan nama kebudayaan daerah )

b. Kebudayaan umum lokal

c. Kebudayaan nasional.

Dalam penjelasan tersebut jelas bahwa kebudayaan suku bangsa sama

dengan budaya lokal atau budaya daerah. Merujuk pada beberapa

pandangan seejumlah pakar budaya, penulis dapat menyimpulkan bahwa

budaya local dalam definisinya didasari oleh dua faktor utama, yaitu factor

suku bangsa yang menganutnya dan factor demografis atau wilayah

administratife.26

Kearifan lokal (local wisdom) dalam dekade belakangan ini sangat

banyak diperbincangkan. Perbincangan tentang kearifan lokal sering

dikaitkan dengan masyarakat lokal.

Secara Etimologi Kearifan Lokal terdiri dari 2 kata yaitu kearifan

(wisdom) dan lokal (local). Lokal berarti setempat dan kearifan sama

26Ibid, h. 63-66.

Page 48: DAMPAK INTERAKSI SOSIAL ANTARA MASYARAKAT …etheses.uinmataram.ac.id/470/1/Ahmad Tarmizi153133051.pdf · Pendatang dengan Masyarakat Lokal Terhadap Eksistensi Budaya Lokal (studi

33

dengan kebijaksanaan. Dengan kata lain maka kearifan lokal dapat

dipahami sebagai gagasan-gagasan, nilai-nilai-nilai, pandangan-pandangan

setempat (local) yang bersifat bijaksana, penuh kearifan, bernilai baik, yang

tertanam dan diikuti oleh anggota masyarakatnya.

Kearifan lokal merupakan gagasan-gagasan setempat (lokal) yang

bersifat bijaksana, penuh kearifan, bernilai baik yang tertanam dan diikuti

oleh anggota masyarakatnya.27

Menurut Zulkarnain dan Febriamansyah bahwa kearifan lokal berupa

prinsip-prinsip dan cara-cara tertentu yang dianut, dipahami, dan

diaplikasikan oleh masyarakat lokal dalam berinteraksi dan berinterelasi

dengan lingkungannya dan ditransformasikan dalam bentuk sistem nilai dan

norma adat.28

G. Metode Penelitian

1. Desain Penelitian

Penelitian ini didesain menggunakan metode kualitatif deskriptif.

Metode secara kualitatif ini penulis pilih agar penulis memperoleh

keterangan yang lebih luas dan mendalam mengenai hal-hal yang menjadi

pokok pembahasan yang harus ditemukan dalam penelitian ini.

Oleh karena itu, peneliti menggunakan metode kualitatif sebagai

penelitian ini dengan harapan mendapatkan gambaran yang jelas dan

27Sartini, Menggali Kearifan Lokal Nusantara Sebuah Kajian Filsafat (Jurnal Filsafat, 2004), h. 111.

28Zulkarnain & Febriamansyah, Kearifan Lokal dan Pemanfaatan dan Pesisir (Jurnal Agribisnis Kerakyatan, 2008), h. 72.

Page 49: DAMPAK INTERAKSI SOSIAL ANTARA MASYARAKAT …etheses.uinmataram.ac.id/470/1/Ahmad Tarmizi153133051.pdf · Pendatang dengan Masyarakat Lokal Terhadap Eksistensi Budaya Lokal (studi

34

mendalam tentang data serta informasi yang dibutuhkan agar sesuai dengan

fakta yang ada bukan rekayasa semata29.

2. Kehadiran Peneliti

Kehadiran peneliti di lapangan merupakan suatu keharusan agar

informasi yang di peroleh benar-benar sesuai dengan keadaan yang ada di

lapangan, karena di lapangan peneliti lebih banyak berhubungan dengan

informan sekaligus sebagai pengamat partisipasi.30

Kehadiran peneliti di lokasi penelitian dalam ragka mengumpulkan

data sebanyak-banyaknya dengan menggunakan metode observasi,

wawancara dan dokumentasi. Dalam pengumpulan data ini peneliti

menjadi instrument kunci yang paling luwes sesuai situasi dan kondisi

serta kebutuhan penelitian.

Data yang diperoleh di lokasi penelitian secara bertahap dianalisa

dengan metode induksi untuk mendapatkan kesimpulan yang berlaku

umum. Hasil analisa dikomfirmsikan lagi kepada sumbernya dan

informasi yang lain sampai diperoleh atau ditemukan sesuai dengan

persoalan yang dicari. Jadi kehadiran peneliti di lapangan dalam

mengumpulkan data, mengalisa, dan menguji melalui berbagai cara

meningkatkan hasil kredibilitas penelitian.31

Dalam penelitian ini, peneliti membutuhkan waktu sekitar 1-3

bulan dalam melakukan penelitian agar mendapatkan data yang akurat,

29

Muhammad Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2007), h. 5.

30 Melong, metodologi Penelitian., h. 114. 31 Melong, Penelitian Kualitatif (Jakarta: PT. Remaja Rosdakarya, 2006), h. 34.

Page 50: DAMPAK INTERAKSI SOSIAL ANTARA MASYARAKAT …etheses.uinmataram.ac.id/470/1/Ahmad Tarmizi153133051.pdf · Pendatang dengan Masyarakat Lokal Terhadap Eksistensi Budaya Lokal (studi

35

obyektif dan sebanyak mungkin, tapi rentang waktunya tergantung dari

seberapa jauhnya peneliti mengenal seluk-beluk dalam situasi tempat

peneliti melakukan penelitian. Setelah melakukan penelitian.

3. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Senggigi Kecamatan Batu Layar

Lombok Barat, Peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian di Desa

Senggigi karena Desa Senggigi merupakan daerah wisata yang ada di

Lombok, sehingga keberadaan dari masyarakat lokal yang ada di Desa

tersebut secara tidak langsung membaur dengan wisatawan atau

masyarakat pendatang yang berkunjung di daerah tersebut, Dampak sosial

budaya dari pariwisata dan interaksi yang dilakukan memberikan

gambaran tentang pengaruh-pengaruh yang muncul terhadap komunitas

tuan rumah dalam hal ini masyarakat lokal sekitar daerah wisata, baik

secara langsung maupun tidak langsung dalam berinteraksi dengan

wisatawan asing, dan interaksinya dengan Industri pariwisata.

Dampak tersebut muncul ketika pariwisata (masyarakat pendatang)

mulai mempengaruhi sistem nilai dan perilaku masyarakat lokal, seperti

diantaranya cara berpakaian, gaya hidup yang konsumtif, dengan demikian

ancaman terhadap keberadaan identitas asli masyarakat dapat

terpengaruhi. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk meneliti dampak

interaksi sosial antara masyarakat pendatang dengan masyarak lokal Desa

Senggigi Kecamatan Batu Layar Lombok Barat.

Page 51: DAMPAK INTERAKSI SOSIAL ANTARA MASYARAKAT …etheses.uinmataram.ac.id/470/1/Ahmad Tarmizi153133051.pdf · Pendatang dengan Masyarakat Lokal Terhadap Eksistensi Budaya Lokal (studi

36

4. Sumber Data dan Jenis Data

a. Sumber Data

Sumber data adalah tempat pengambilan data sebagaimana

diungkapkan Suharsimi, bahwa “ sumber data adalah subyek darimana

data diperoleh.” Sedangkan Lofland mengatakan bahwa “ sumber data

utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan selebihnya

adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain32.

Adapun yang akan menjadi sumber data dalam penelitian ini

adalah :

1) Kepala Desa

2) Kepala Dusun atau RT

3) Tokoh Agama dan tokoh masyarakat

4) Masyarakat Lokal Desa Senggigi

b. Jenis Data

Adapun data yang ingin dicari melalui observasi adalah data

mengenai situasi sosial budaya dan lingkungan. Secara lebih mendalam

tentang budaya lokal dan dampak interaksi masyarakat Lokal Desa

Senggigi.

Jenis data dalam penelitian menjadi sangat mendasar untuk

klarifikasi, mengingat masalah ini akan melandasi kegiatan selanjutnya.

Pemahaman jenis data adalah hal yang mutlak dalam penelitian untuk

dapat mencari alternatif tentang metode apa yang paling cocok

32 Suharsimi, Prosedur, h. 114.

Page 52: DAMPAK INTERAKSI SOSIAL ANTARA MASYARAKAT …etheses.uinmataram.ac.id/470/1/Ahmad Tarmizi153133051.pdf · Pendatang dengan Masyarakat Lokal Terhadap Eksistensi Budaya Lokal (studi

37

sehubungan dengan jenis data tersedia. Jenis data yang peneliti butuhkan

dalam penelitian ini adalah data kualitatif. Data kualitatif adalah jenis data

yang berhubungan dengan nilai, misalnya baik buruk, tinggi rendah dan

sebagainya. Jenis data dalam penelitian ini digolongkan menjadi dua,

yaitu:

1. Jenis data primer adalah sumber-sumber yang memberikan data

langsung dari tangan pertama.33 Data primer dalam penelitian ini akan

didapatkan dari hasil keterangan dari narasumber yang di hubungi pada

waktu wawancara, yaitu kepala Desa, kepala Dusun, tokoh Agama,

tokoh Masyarakat, dan Masyarakat local Desa Senggigi Lombok Barat.

2. Jenis data sekunder

Data ini berasal dari tangan kedua, ketiga, dan seterusnya. Berdasarkan

keterangan di atas, maka data sekunder ini di peroleh dari buku-buku

kepustakaan dengan cara menelaah karya-karya para serjana.

5. Metode Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data yang benar benar obyektif, peneliti

menggunakan beberapa metode sehingga diharapkan obyektifitas data

menjadi cukup signifikan dan sesuai dengan harapa peneliti. Adapun

metode atau tehnik pengumpulan data yang peneliti gunakan dalam

penelitian ini adalah metode wawancara dan observasi sedangkan metode

33Ibid, h. 114.

Page 53: DAMPAK INTERAKSI SOSIAL ANTARA MASYARAKAT …etheses.uinmataram.ac.id/470/1/Ahmad Tarmizi153133051.pdf · Pendatang dengan Masyarakat Lokal Terhadap Eksistensi Budaya Lokal (studi

38

dokumentasi menjadi metode pelengkap. Untuk lebih jelasnya peneliti

menguraikannya sebagai berikut:34

a. Metode Observasi

Metode observsi adalah metode pengamatan dan pencatatan

dalam pengumpulan data-data yang diperlukan. Melalui observasi,

peneliti belajar tentang prilaku dan makna dari prilaku tersebut.35

Sedangkan secara konseptual metode observasi adalah

pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap penomena-

penomena yang diteliti.

Metode observasi menuntut adanya pengamatan dari seorang

peneliti baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap objek

yang diteliti dengan menggunakan instrumen berupa pedoman

penelitian dalam bentuk lembar pengamatan atau lainnya. Teknik ini

memiliki dua cara, yaitu pengamatan terstruktur dan pengamatan tidak

terstruktur.

Pengamatan terstruktur menggunakan pedoman tujuan

pengamatan, tetapi data yang diamati akan terbatas pada pokok

masalah saja sehingga fokus perhatian lebih tajam pada data yang

lebih relevan.

Pengamatan secara tidak struktur dianggap lebih pleksibel dan

terbuka, dimana peneliti dapat melihat kejadian secara langsung pada

tujuannya.36

34 Nasution, Metode Research Penelitian Ilmiah (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), h. 113. 35 Sabani, Metode Penelitian (Bandung:CV. Pustaka Setia, 2008), h. 186.

Page 54: DAMPAK INTERAKSI SOSIAL ANTARA MASYARAKAT …etheses.uinmataram.ac.id/470/1/Ahmad Tarmizi153133051.pdf · Pendatang dengan Masyarakat Lokal Terhadap Eksistensi Budaya Lokal (studi

39

Berdasarkan uraian di atas, metode observasi peneliti gunakan

untuk memperoleh informasi terkait dengan dampak interaksi

terhadap eksistensi budaya lokal di Desa Senggigi Kecamatan Batu

Layar, Lombok Barat.

b. Metode Wawancara (interview)

Wawancara (interview) adalah “suatu bentuk komunikasi verbal,

atau percakapan yang bertujuan memperoleh informasi.”37

Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah

wawancara bebas terpimpin, yaitu tanya jawab secara lisan atara peneliti

dengan responden terkait dengan beberapa pertanyaan-pertanyaan yang

diajukan oleh peneliti secara bebas, tetapi tidak menyimpang dari

pedoman wawancara yang sudah ditetapkan.

Metode wawancara adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk

mendapatkan informasi secara langsung dengan mengungkapkan

pertanyaan kepada responden. Dalam kegiatan wawancara, peneliti telah

dapat menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi lokasi wawancara.38

Selama proses pengumpulan data dengan wawancara, peneliti

menggunakan wawancara dengan ruang lingkup terbatas karena peneliti

menilai metode ini sangat tepat dan lebih efektif mendapatkan data dan

informasi yang lebih akurat dan terarah berdasarkan pengalaman,

36 Muhammad, Metodologi Penelitian Ekonomi Islam pendekatan kuantitatif (Jakarta:

PT. Raja Grapindo Persada, 2008), h. 150. 37 Ibid, h. 43. 38Ibid., h. 92.

Page 55: DAMPAK INTERAKSI SOSIAL ANTARA MASYARAKAT …etheses.uinmataram.ac.id/470/1/Ahmad Tarmizi153133051.pdf · Pendatang dengan Masyarakat Lokal Terhadap Eksistensi Budaya Lokal (studi

40

penelitian dampak interaksi sosial terhadap eksistensi budaya lokal di

Desa Senggigi Kecamatan Batu Layar Lombok Barat.

c. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah penyelidikan terhadap benda-benda

tertulis seperti buku-buku, dokumen, peraturan-peraturan, catatan harian

dan sebagainya.39

Jadi metode dokumentasi adalah suatu cara mengumpulkan data

melalui penelitian benda-benda tertulis dalam melaksanakan metode

dokumentasi ini, peneliti akan menyelidiki benda-benda tertulis seperti

buku-buku, majalah, dokumen untuk mendapatkan data yang sebanyak-

banyaknya dari sumber-sumber tersebut.40

6. Analisis Data

Analisis data kualitatif adalah proses mencari dan menyusun secara

sistematis data yang diperoleh dari hasil pengamatan, observasi, wawancara,

catatan lapangan dan studi dokumentasi dengan cara mengorgaisasikan data

ke sintensis, menyusun kedalam pola, memilih nama yang penting dan mana

yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami

oleh diri sendiri maupun orang lain.

1. Reduksi data, yaitu kegiatan memilih data dan penyederhanaannya dan

dari data kasarnya dan memberikan kode pada data yang dianalisis.

2. Penyajian data, setelah mereduksi data kemudian hasilnya disajikan

dalam bentuk kata-kata atau kalimat yang dapat dimengerti. Pada

39Ibid., h. 112. 40Ibid., h. 137.

Page 56: DAMPAK INTERAKSI SOSIAL ANTARA MASYARAKAT …etheses.uinmataram.ac.id/470/1/Ahmad Tarmizi153133051.pdf · Pendatang dengan Masyarakat Lokal Terhadap Eksistensi Budaya Lokal (studi

41

kegiatan ini peneliti, memilih dan memilah data yang kira-kira dapat

mewakili dan kemudian data yang lain tidak menunjang dapat dihapus

atau dihilangkan.

3. Tahap verifikasi data yaitu mengambil kesimpulan merupakan analisis

lanjutan dari reduksi data, dan display data dapat disimpulkan dan

peneliti masih berpeluang untuk menerima masukan. Penarikan

kesimpulan sementara, masih dapat diuji kembali dengan data

dilapangan, dengan cara merefleksi kembali, peneliti dapat bertukar

pikiran dengan teman sejawat, triangulasi, sehingga kebenaran ilmiah

dapat tercapai. Setelah hasil peneltian telah diuji kebenarannya, maka

peneliti dapat menarik kesimpulan dalam bentuk deskriptif sebagai

laporan penelitian41.

Jadi dengan menggunakan tiga langkah analisis data ini maka

peneliti lebih mudah menganalisis data untuk mendapatkan hasil penelitian

yang palid dan benar.

7. Validitas Data

Validitas data adalah suatu yang dilakukan oleh peneliti dalam

rangka untuk memnbuktikan data yang diperoleh dengan keadaan yang

sesungguhnya dan kredibilitas data itu sendiri bertujuan untuk membuktikan

apa yang diamati oeleh peneliti sesuai dengan pertanyaan yang sebenarnya.

Hal ini perlu dilakukan dalam upaya untuk memenuhi informasi yang

dikemukakan oleh penulis sehingga mengandung nilai kebenaran. Usaha

41

Iskandar, Metodologi Penelitian Kualitatif (Jakarta: GP Pres,2009), h. 138-142.

Page 57: DAMPAK INTERAKSI SOSIAL ANTARA MASYARAKAT …etheses.uinmataram.ac.id/470/1/Ahmad Tarmizi153133051.pdf · Pendatang dengan Masyarakat Lokal Terhadap Eksistensi Budaya Lokal (studi

42

peneliti untuk memperoleh keabsahan data dapat dilakukan dengan beberapa

teknik diantaranya42.

a. Perpanjangan Keikutsertaan

Keikutsertaan peneliti sangat menentukan dalam mengumpulkan

data, keikutsertaan hanya dilakukan dalam waktu yang lama. Dalam hal ini

dengan melakukan perpanjangan keikutsertaan peneliti pada hasil

penelitian.

Dalam penelitian ini peneliti akan berusaha semaksimal mungkin

untuk mengumpulkan data sesuai dengan jadwal penelitian yang telah

ditentukan. Tetapi jika data yang dibutuhkan masih dirasakan belum cukup

maka peneliti akan memperpanjang waktu penelitian agar data yang

dikumpulkan dapat dipertanggung jawab kebenarannya.

b. Ketentuan Pengamatan

Ketentuan pengamatan bermaksut menentukan cirri-ciri dan unsur-

unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang

sedang dicari dan kemudia memusatkan dari pada hal-hal tersebut dengan

rinci.

Pengamatan sangat dibutuhkan dalam pendekatan penelitaian

kualitatif dengan tujuan untuk menghindari data yang tidak benar yang

diperoleh dari responden yang bisa jadi objek akan menutup diri terhadap

fakta yang sebenarnya. Oleh karenma itu ketentuan penelitian dalam

mengamati sangat dituntun lebih serius.

42

Moleong, Metodologi . . . .,h.25-29.

Page 58: DAMPAK INTERAKSI SOSIAL ANTARA MASYARAKAT …etheses.uinmataram.ac.id/470/1/Ahmad Tarmizi153133051.pdf · Pendatang dengan Masyarakat Lokal Terhadap Eksistensi Budaya Lokal (studi

43

c. Triangulasi (Gabungan)

Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang

memanfaatkan sesuatu yang lebih di luar data itu untuk keperluan

pengecekan atau pembandingan terhadap data itu. Teknik triangulasi yang

digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi sumber, dan metode.

Adapun jenis triangulasi tersebut adalah:

1. Triangulasi dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek

kembali kepercayaan suatu informasi yang diperoleh pada waktu yang

cukup dan alat yang berbeda dengan metode kualitatif. Secara

oprasional triangulasi data dengan sumber dilakukan dengan cara

membandingkan hasil pengamatan dengan hasil wawancara.

2. Triangulasi dengan metode wawancara berarti suatu metode dengan

pengecekan drajat kepercayaan penemuan hasil penilaian beberapa

sumber data dengan metode yang sama. Secara Operasional triangulasi

ini dilaukan dengan membandingkan hasil wawancara yang dilakukan

secara pribadi dan secara kelembagaan.

Page 59: DAMPAK INTERAKSI SOSIAL ANTARA MASYARAKAT …etheses.uinmataram.ac.id/470/1/Ahmad Tarmizi153133051.pdf · Pendatang dengan Masyarakat Lokal Terhadap Eksistensi Budaya Lokal (studi

44

BAB II

PAPARAN DATA DAN TEMUAN

A. Gambaran Umum Desa Senggigi

1. Sejarah Desa Senggigi Lombok Barat

Sejarah telah mencatat bahwa Pulau Lombok pernah menjadi

wilayah kekuasaan Kerajaan Karang Asem Bali yang berkedudukan di

Cakranegara dengan seorang raja bernama Anak Agung Gde Jelantik.

Berakhirnya kekuasaan Kerajaan Karang Asem Bali di Pulau Lombok

setelah datangnya Belanda pada Tahun 1891, dimana Belanda pada waktu

itu ingin menguasai Pulau Lombok dengan dalih pura-pura membantu

rakyat Lombok yang dianggap tertindas oleh Pemerintahan Raja Lombok

yaitu Anak Agung Gede Jelantik. Pada masa kekuasaan Raja Lombok yaitu

Anak Agung Gde Jelantik, wilayah Desa Senggigi (Dusun Mangsit,

Kerandangan, Senggigi dan Dusun Loco) masih bergabung dengan Desa

Senteluk yang sekarang menjadi Desa Meninting. Sedangkan pada tahun

1962 Desa Senteluk pecah menjadi 2 (Dua) desa yaitu Desa Meninting dan

Desa Batulayar dan Dusun Mangsit, Kerandangan, Senggigi dan Dusun

Loco bergabung ke Desa Batulayar. Pemberian nama Desa Batulayar pada

waktu itu yang lazim disebut dengan Pemusungan atau Kepala Desa

Batulayar berdasarkan hasil musyawarah nama Batulayar diambil dari

nama tempat yang amat terkenal yaitu Makam Batulayar yang sampai saat

ini banyak dikunjungi oleh masyarakat Pulau Lombok pada khususnya dan

Masyarakat Nusa Tenggara Barat pada umumnya. Pada tahun 2001 Desa

44

Page 60: DAMPAK INTERAKSI SOSIAL ANTARA MASYARAKAT …etheses.uinmataram.ac.id/470/1/Ahmad Tarmizi153133051.pdf · Pendatang dengan Masyarakat Lokal Terhadap Eksistensi Budaya Lokal (studi

45

Batulayar dimekarkan menjadi 2 (dua) yaitu Desa Batulayar (sebagai Desa

Induk) dan Desa Senggigi (sebagai Desa Persiapan) dengan SK.Bupati No :

30 Tahun 2001 tanggal 17 Mei 2001, yang pada waktu itu yang menjadi

pejabat Kepala Desa Senggigi ialah H. Arif Rahman, S.Ip., dengan jumlah

dusun sebanyak 3 dusun,yaitu : 1) Dusun Senggigi, 2) Dusun Kerandangan,

3) Dusun Mangsit. Pada tanggal 30 Juli 2003 Pejabat Kepala Desa Senggigi

dari H. Arif Rahman,S.Ip., diganti oleh Saudara Arifin dengan SK. Bupati

Lombok Barat No: 409/66/pem/2003. Berhubung Desa Senggigi masih

bersifat desa persiapan, maka berdasarkan hasil musyawarah desa,

tertanggal 15 Desember 2003, maka pada tanggal 22 Desember 2003 Desa

Senggigi mengadakan pemilihan Kepala Desa devinitif yang pertama kali

dipimpin oleh Haji Junaidi terpilih dengan SK. Bupati Lombok Barat No

:01/01/Pem/2004 tertanggal 2 Januari 2004 sampai pada tahun 2008. Pada

tahun 2008, Desa Senggigi mengadakan pemilihan Kepala Desa Senggigi

yang kedua dan dimenangkan oleh Bapak H. Mutakir Ahmad dengan SK.

Bupati Lombok Barat No :1320/48/Pem./2008 tertanggal 23 Desember

2008, Periode 2008-2014. Kepala desa terpilih Periode 2015 s/d

2021 adalah Muhammad Ilham dengan SK. Bupati Lombok Barat No :

160/04/BPMPD/15 tanggal 27 Januari 201543.

43http://www.desaonline.web.id/plintahan/OpenSID/index.php/first/artikel/99 (Diakses

hari kamis 4 Mei 2017).

Page 61: DAMPAK INTERAKSI SOSIAL ANTARA MASYARAKAT …etheses.uinmataram.ac.id/470/1/Ahmad Tarmizi153133051.pdf · Pendatang dengan Masyarakat Lokal Terhadap Eksistensi Budaya Lokal (studi

46

2. Letak Geografis

Desa Senggigi merupakan salah satu Desa yang terletak di wilayah

Kecamatan Batu Layar Lombok Barat, yang berjarak 5 Km dari Ibu kota

Kecamatan dan Jarak ke Ibu Kota Kabupaten 10 Km, dan jarak Desa ke

Provinsi 5 Km. Desa Senggigi mempunyai luas wilayah 1700 Ha dengan

panjang pantai 3 Km. Desa Senggigi memiliki Luas wilayah 1.700 Ha.

Dengan batasan-batasan sebagai berikut:

a. Sebelah utara : Malaka

b. Sebelah selatan : Batu Layar Barat

c. Sebelah timur : Pusuk Lestari

d. Sebelah barat : Selat Lombok

Secara geografis Desa Senggigi merupakan Desa yang berada di

kawasan pesisir pantai dengan panjang pantai 3 km yang membentang dari

timur ke barat, Desa senggigi terdiri dari tanah kering (pemukiman) seluas

567 Ha/m2, dan pekarangan seluas 578 Ha/m2, dan tanah perkebunan seluas

254 Ha/m2. Desa Senggigi adalah Desa kawasan wisata yang ada di

Lombok Barat yang dimana Desa Senggigi ini terdiri dari 4 dusun dan 18

RT yang dimana keempat Dusun tersebut yaitu Dusun Mangsit, Dusun

Kerandangan, Dusun Senggigi, dan Dusun Loco. Untuk lebih jelas

mengenai Dusun dan nama kepala Dusun Desa Senggigi bisa dilihat pada

tabel berikut ini:

Page 62: DAMPAK INTERAKSI SOSIAL ANTARA MASYARAKAT …etheses.uinmataram.ac.id/470/1/Ahmad Tarmizi153133051.pdf · Pendatang dengan Masyarakat Lokal Terhadap Eksistensi Budaya Lokal (studi

47

Tabel 2.1

Dusun dan nama kepala Dusun Desa Senggigi

No Nama Dusun Kepala Dusun

1 Dusun Mangsit Haerudin

2 Dusun Kerandangan H. Abdul Aziz

3 Dusun Senggigi H.Muhammad Farhan

4 Dusun Loco Anwar

Sumber: Kantor Desa Senggigi Tahun 2016.

3. Keadaan Geografis

Desa Senggigi adalah Desa kawasan wisata di Lombok Barat yang

dimana wilayahnya terdiri dari dataran rendah dan pegunungan. Kondisi

tanah di Desa Senggigi termasuk cukup subur, dimana masyarakatnya

bekerja sebagai petani, dan nelayan, untuk lahan pertanian dan

perkebunan masyarakat memanfaatkannya dengan tanaman dengan

komoditas tanaman seperti kopi,nangka, jagung, ubi, kacang, dan lain-

lain.44

Adapun dataran tingginya digunakan sebagai lahan perkebunan

masyarakat lokal sekitar, dengan keadaan alam yang cukup subur ini, Desa

Senggigi termasuk wilayah yang dikategorikan beriklim tropis sedang

dengan curah hujan rata-rata 28,90 mm dengan suhu rata-rata harian 30 0C.

dan tinggi tempat dari permukaan laut 6 mdl dengan tingkat kemiringan

tanah 45 drajat.

Kondisi iklim di sebagian besar Desa Senggigi tidak jauh beda

dengan kondisi iklim wilayah kecamatan Batu Layar bahkan Desa

44 Observasi Desa Senggigi Senin 6 Maret 2017.

Page 63: DAMPAK INTERAKSI SOSIAL ANTARA MASYARAKAT …etheses.uinmataram.ac.id/470/1/Ahmad Tarmizi153133051.pdf · Pendatang dengan Masyarakat Lokal Terhadap Eksistensi Budaya Lokal (studi

48

Senggigi dengan dua musim yaitu musim kemarau yang berlangsung

antara bulan April hingga September dan musim hujan antara bulan

Oktober hingga Maret. Adapun keadaan air pada daerah ini masih

dipengaruhi oleh musim untuk mengairi lahan perkebunan. Sedangkan

untuk meperoleh kebutuhan air sehari-hari masyarakat memanfaatkan

mata air dari pegunungan yang di alirkan ke pemukiman warga sekitar dan

sebagaian memanfaatkan air sumur.45

a. Topografi

Wilayah Desa Senggigi terdiri dari dataran rendah, pegunungan

dan pasisir- pesisir pantai yang terbentang dari batas barat hingga batas

timur. Desa Senggigi dengan luas wilayah 1700 Ha, serta berada pada

ketinggian 6 mdl.

b. Hidrogen dan Tata Air

Lahan di Desa Senggigi terdiri dari lahan perkebunan dan

pegunungan, pemanfaatan lahan untuk tanaman jagung, kopi, nangka

dan tanaman tersebut bergantung pada musim untuk pengairannya,

sedangkan untuk tanaman holtikultural seperti pohon kelapa

merupakan tanaman warisan yang tidak pernah menganal siklus musim

apapun.

Ketersediaan air untuk kebutuhan sehari-hari masyarakat

memanfaatkan mata air dari pegunungan dan untuk keperluan lain juga

masyarakat memanfaatkan air sumur. Desa Senggigi pada musim

45Observasi, Desa Senggigi, Selasa 7 Maret 2017.

Page 64: DAMPAK INTERAKSI SOSIAL ANTARA MASYARAKAT …etheses.uinmataram.ac.id/470/1/Ahmad Tarmizi153133051.pdf · Pendatang dengan Masyarakat Lokal Terhadap Eksistensi Budaya Lokal (studi

49

hujan bisa mencukupi kebutuhan air bersih bagi masyarakat, sementara

jika musim kemarau banyak sumur gali airnya kering sehingga air

bersih yang ada hanya untuk mencukupi kebutuhan minum dan masak

saja.46

c. Tata Guna Lahan

Desa Senggigi mempunyai luas wilayah 1700 Ha dengan

tataguna lahan sebagai berikut:

Tabel 2.2

Luas Wilayah Menurut Penggunaan

No Wilayah Luas ( Ha/m2 ) 1 Luas Pemukiman 569 2 Luas Persawahan - 3 Luas Perkebunan 254 4 Luas Kuburan 0,50 5 Luas Pekarangan 578 6 Luas Taman - 7 Perkantoran 0,10

Total Luas 1.700 Sumber Kantor Desa Senggigi Tahun 2016.

Desa Senggigi tidak memiliki wilayah persawahan akan tetapi

masyarakat memanfaatkan lahan kosong dan kebun untuk menanam

berbagai macam tanaman untuk bertani sebagai mata pencaharian

masyarakat yang ada di Desa tersebut. Dapat kita lihat pada tabel

diatas bahwa lahan kosong atau pekarangan sangat luas yaitu 578

Ha/m2, lahan pemukiman seluas 569 Ha/m2, dan perkebunan seluas

254 Ha/m2. Masyarakat memanfaatkan lahan tersebut untuk bercocok

46Observasi, Desa Senggigi, 6-7 Maret 2017.

Page 65: DAMPAK INTERAKSI SOSIAL ANTARA MASYARAKAT …etheses.uinmataram.ac.id/470/1/Ahmad Tarmizi153133051.pdf · Pendatang dengan Masyarakat Lokal Terhadap Eksistensi Budaya Lokal (studi

50

tanam atau bertani dengan komoditas tanaman seperti nangka, ubi,

jagung dan kacang-kacangan.47

4. Keadaan Jumlah Penduduk

Secara adminstratif, Desa Senggigi terdiri dari 4 Dusun dan 18 RT

dengan jumlah penduduk 4.542 Jiwa, yang terdiri dari laki-laki sebanyak

2.300 jiwa, perempuan sebanyak 2.242 jiwa, dan 1.504 KK. Untuk lebih

jelasnya tentang jumlah penduduk Desa Senggigi dapat dilihat pada Tabel

berikut:

Tabel 2.3

Data Jumlah Penduduk Desa Senggigi Tahun 2016.

No Nama Dusun Jumlah KK Jumlah Penduduk

1 Mangsit 340 976

2 Kerandangan 421 1265

3 Senggigi 579 1789

4 Loco 164 512

Jumlah 1504 4542

Sumber: Kantor Desa Senggigi tahun 2016.

Dari tabel diatas diketahui jumlah penduduk paling tinggi yaitu

Dusun Senggigi dengan jumlah penduduk sebanyak 1789 jiwa dengan

jumlah kepala keluaraga 579 KK, kemudian diikuti oleh Dusun

Kerandangan dengan jumlah penduduk 1265 jiwa dengan jumlah kepala

keluaraga sebanyak 421 KK, Dusun Mangsit dengan jumlah penduduk

sebanyak 976 jiwa dengan jumlah kepala keluarga 340 KK, dan yang

memiliki jumlah penduduk paling sedikit yaitu Dusun Loco dengan

47Observasi, Desa Senggigi 6-7 Maret 2017.

Page 66: DAMPAK INTERAKSI SOSIAL ANTARA MASYARAKAT …etheses.uinmataram.ac.id/470/1/Ahmad Tarmizi153133051.pdf · Pendatang dengan Masyarakat Lokal Terhadap Eksistensi Budaya Lokal (studi

51

jumlah penduduk sebanyak 512 Jiwa dengan jumlah kepala keluaraga

sebanyak 164 KK. Sepertiyang diungkapkan oleh Bapak Syafi’i bahwa:

“Dari sekian banyak jumlah penduduk di Desa Senggigi ini, bisa dikatakan bahwa sekitar 70% masyarakat kita bekerja di bidang pariwisata yang dimana dulunya masyarakat kita bekerja sebagai petani sekarang beralih bekerja sebagai pegawai hotel, sebagai guide atau pemandu wisata, berusaha mencarai keuntungan lebih besar di pariwisata seperti berjualan, dan sebagai buruh bangunan, tukang, dan usaha jasa sewa wisata”48.

Bisa dilihat dari hasil wawancara dengan bapak Syafi’i bahwa

persentase jumlah penduduk yang bekerja di pariwisata sangat besar hal

ini bisa dikatakan bahwa intensitas interaksi yang terjadi antara

masyarakat pendatang dengan masyarakat lokal bisa dikatakan

berpengaruh terhadap besar kecilnya interaksi yang terjadi diantara

keduanya.

Desa Senggigi memiliki jumlah penduduk tidak terlalu besar yaitu

4542 Jiwa yang terdiri dari 1504 Kepala keluaraga. Ini bisa kita lihat dari

hasil wawancara dengan bapak Muhammad Ilham yang mengatakan

bahwa:

“Masyarakat lokal yang benar-benar asli dari Desa Senggigi bisa dikatakan tidak terlalu banyak karena Desa Senggigi adalah notaben masyarakatnya adalah pendatang karena Desa Senggigi ini adalah daerah kawasan wisata yang ada di Lombok Barat, sehingga banyak masyarakat pendatang yang datang untuk bekerja, berdagang dan berusaha di wilayah Desa Senggigi ini karena semenjak dijadikannya sebagai kawasan wisata. Sehingga prekonomian masyarakat sekarang ini bisa dikatakan semakin maju dan penyerapan tenaga kerja juga sangat baik”49.

Bapak Syafrudin juga sependapat dengan bapak Muhammad Ilham

yang mengatakan bahwa:

48Syafi’i, Wawancara, Desa Senggigi, Kamis 9 Maret 2017. 49Muhammad Ilham , Wawancara, Desa Senggigi, Rabo 29 Maret 2017.

Page 67: DAMPAK INTERAKSI SOSIAL ANTARA MASYARAKAT …etheses.uinmataram.ac.id/470/1/Ahmad Tarmizi153133051.pdf · Pendatang dengan Masyarakat Lokal Terhadap Eksistensi Budaya Lokal (studi

52

“Desa Senggigi adalah daerah wisata tetapi notabennya yang ada di lapangan sebenarnya masyaraat pendatang, yang dimana di area atau tempat-tempat bisnisnya itu bukan milik msyarakat yang dimana massyarakat lokal dulu melepas atau menjual lebih awal tanah-tanah mereka karena tidak paham dengan wisata, dan belum tau manfaat arti sistem sewa.”50

Dari hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa keadaan

penduduk Desa Senggigi mengalami perubahan dari segi jumlah penduduk

yang semakin komleks dengan adanya masyarakat pendatang atau

wisatawan dan perubahan pada sistem mata pencaharian masyarakat yang

lebih dominan kepada industri pariwisata. Hal ini mempengaruhi besar

kecilnya intensitas interaksi antara masyarakat lokal dengan wisatawan

yang datang atau berkunjung ke wilayah Desa Sengggi.

5. Keadaan Ekonomi

Desa Senggigi memiliki masyarakat yang kompleks, dari populasi

penduduk dan persoalan memenuhi tingkat kesejahteraan masyarakatnya

termasuk mengahdapi persoalan ekonomi. Seperti yang diungkapkan oleh

bapak Muhammad Ilaham mengatakan bahwa:

“Masyarakat pada saat ini berfikir fokus kepada ekonomi, mereka berprilaku setiap hari baik di lingkungan rumah tangganya maupun di luar rumah tangga mereka mengejar target ekonomi, karena dalam pola pikir masyarakat sekarang berubah dan berfikir bahwa ekonomi akan menunjang semua hal, baik pendidikan, biaya hidup dan lain sebagainya, masyarakat mengejar ekonomi tersebut dengan tidak memperhatikan perilaku sosial yang dulu yang memang sudah ada pada diri masyarakat”51.

Dari hasil wawancara dengan bapak Muhammad Ilham dapat

disimpulkan bahwa perkembangan pariwisata di objek wisata Senggigi

50 Syafrudin, Wawancara, Desa Senggigi, jumat 10 Maret 2017. 51 Muhammad Ilham, Wawancara, Desa Senggigi, 29 Maret 2017.

Page 68: DAMPAK INTERAKSI SOSIAL ANTARA MASYARAKAT …etheses.uinmataram.ac.id/470/1/Ahmad Tarmizi153133051.pdf · Pendatang dengan Masyarakat Lokal Terhadap Eksistensi Budaya Lokal (studi

53

memberi pengaruh besar pada tingkat penghasilan dan pekerjaan

masyarakat khususnya yang ada di Desa Senggigi.

Untuk lebih jelasnya mengenai data penduduk dan pekerjaan

masyarakat Desa Senggigi dapat dilihat pada tabel sebagai berikut.

Tabel 2.4

Data Penduduk Menurut Pekerjaan Desa Senggigi Tahun 2016.

N

o Pekerjaan Mangsit Krandangan Senggigi Loco Jumlah

1 Jumlah

Jiwa

L 470 648 914 268 2300

P 506 617 875 244 2242

2 Tani

24 43 56 32 155

3 Nelayan 14 14 18 2 48

4 Wiraswasta 218 268 423 96 1005

5 Peg.

Swasta 71 83 86 34 274

6 PNS 2 2 11 1 16

7 Tani 1 - 1 - 2

8 Polri - 2 4 - 6

9 Lainnya 648 853 1.190 347 3038

Sumber Kantor Desa Senggigi Tahun 2016.

Dalam perkembangannya dari data yang ada, masyarakat Desa

Senggigi saat ini lebih cendrung berwirausaha dan bekerja di bidang

wisata karena pariwisata senggigi sangat mendukung dalam pertumbuhan

ekonomi masyarakat.

Desa Senggigi dengan potensi wisata pantai yang indah dengan

panjang pantai 3 Km serta potensi wisata yang begitu luas yaitu seluas 10

Ha, dan penyerapan tenaga kerja mengutamakan putra daerah yaitu

Page 69: DAMPAK INTERAKSI SOSIAL ANTARA MASYARAKAT …etheses.uinmataram.ac.id/470/1/Ahmad Tarmizi153133051.pdf · Pendatang dengan Masyarakat Lokal Terhadap Eksistensi Budaya Lokal (studi

54

masyarakat yang ada di Desa Senggigi hal ini membuat masyarakat beralih

profesi yang dulunya sebagaian besar masyarakatnya bekerja di bidang

pertanian dan saat ini beralih ke bidang pariwisata baik itu sebagai

pegawai tetap di hotel, restoran, café, kapal pesiar, usaha jasa wisata dan

penjualan tiket dan lain sebagainya.

Seperti yang diungkapkan oleh bapak Muhammad Ilham

mengatakan bahwa:

“Masyarakat kita saat ini lebih banyak bekerja di bidang pariwisata, karena masyarakat pada saat ini lebih mengejar target ekonomi, karena dalam pola pikir masyarakat sekarang berubah dan berfikir bahwa ekonomi akan menunjang semua hal, sehingga masyarakat saat ini tidak memperhatikan prilaku sosial yang dulu yang memang sudah ada pada diri masyarakat seperti kesadaran untuk bergotong royong, hidup membaur dengan masyarakat lain dan toleransi dengan sesama. Dapat dikatakan sekitar 70% masyarakat kita bekerja di pariwisata, baik itu sebagai kariawan hotel, restoran, usaha jasa wisata, berdagang guide, Freelance, dan usaha sewa wisata.”52

Dari data di atas dapat kita lihat bahwa perkembangan pariwisata

Desa Senggigi sangat mempengaruhi prilaku masyarakat karena wisata

Senggigi memberikan peluang usaha bagi masyarakat dan peningkatan

ekonomi masyarakat sekitar wisata Desa Senggigi.

6. Sarana Pendidikan dan Tempat Ibadah

a. Pendidikan

Seperti yang diungkapkan oleh Bapak Muhammad Ilham (kepala

Desa Senggigi) mengatakan bahwa tingkat pendidikan masyarakat Desa

Senggigi bisa dikatakan dari tahun ke tahun meningkat, hal ini bisa di lihat

52Muhammad Ilham, Wawancara, Desa Senggigi, Rabo 29 Maret 2017.

Page 70: DAMPAK INTERAKSI SOSIAL ANTARA MASYARAKAT …etheses.uinmataram.ac.id/470/1/Ahmad Tarmizi153133051.pdf · Pendatang dengan Masyarakat Lokal Terhadap Eksistensi Budaya Lokal (studi

55

untuk putra putri rata-rata bersekolah, untuk lebih jelas mengenai tingkat

pendidikan Desa Senggigi dapat dilihat pada tebel berikut ini:

Tabel 2.5

Data Demografi Berdasar Pendidikan

No Kelompok Jumlah Laki-Laki Perempuan

N % N % N %

1 Tidak/Belum Sekolah

1306 27.64% 626 13.25% 680 14.39%

2 SLTA/Sederajat 1050 22.22% 580 12.28% 470 9.95%

3 Tamat SD/Sederajat

959 20.30% 495 10.48% 464 9.82%

4 SLTP/Sederajat 724 15.32% 323 6.84% 401 8.49%

5 Diploma IV/Strata I

80 1.69% 45 0.95% 35 0.74%

6 Diploma I / II 52 1.10% 31 0.66% 21 0.44%

7 Akademi/ Diploma III/S. Muda

26 0.55% 13 0.28% 13 0.28%

8 Strata II 2 0.04% 2 0.04% 0 0.00%

9 Strata III 0 0.00% 0 0.00% 0 0.00%

10 Belum Tamat SD/ Sederajat

0 0.00% 0 0.00% 0 0.00%

11 Belum Mengisi 526 11.13% 268 5.67% 258 5.46%

TOTAL 4725 100% 2383 50.43% 2342 49.57%

Sumber: Kantor Desa Senggigi Tahun 2016.

Meski tingkat pendidikan masyarakat Desa senggigi jika dilihat

pada tabel diatas tidak terlalu tinggi karena yang paling mendominasi

adalah yang belum sekolah yaitu sebesar 1306 akan tetapi dari tahun ke

tahun sudah mulai berkurang karena dapat dilihat juga pada tabel diatas

untuk masyarakat yang sedang menyelesaikan pendidikan SD,SLTP dan

SLTA bisa dikatakan sudah meningkat, meski masyarakat yang sudah

Page 71: DAMPAK INTERAKSI SOSIAL ANTARA MASYARAKAT …etheses.uinmataram.ac.id/470/1/Ahmad Tarmizi153133051.pdf · Pendatang dengan Masyarakat Lokal Terhadap Eksistensi Budaya Lokal (studi

56

menyelesaikan diploma satu sampai tiga maupun strata satu masih sangat

sedikit.

Tidak terlepas dari implikasi undang-undang pariwisata no 10

tahun 2009 pasal 4 tentang tujuan kepariwisataan sebagaimana yang

disebutkan dalam huruf (a) yaitu meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Ini

sudah jelas terasa bagi masyarakat Desa Senggigi yang tentunya sebagai

wilayah kawasan wisata.

Keberadaan sarana dan prasarana pendidikan juga sangat

mempengaruhi keberhasilan dan tingkat pendidikan masyarakat khususnya

di Desa Senggigi, untuk melihat lebih jelas mengenai jumlah sarana dan

prasarana pendidikan Desa Senggigi dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2.6

Prasarana dan Sarana Pendidikan Desa Senggigi Tahun 2016

No Sarana Pendidikan Jumlah

1 Gedung SMP/Sederajat 2

2 Gedung SD/ Sederajat 3

3 Gedung TK 3

4 Lembaga Pendidikan Agama 2

5 Perpustakaan Desa/ Kelurahan 1

Jumlah Total 11

Sumber: Kantor Desa Senggigi tahun 2016.

Pendidikan di Desa Senggigi terdiri dari pendidikan formal, yang

dimana pendidikan formal tersebut terdiri dari beberapa sekolah

diantaranya, 2 sekolah SMP, 3 Sekolah Dasar Negeri 3, dan 3 sekolah

Taman kanak-kanak.

Page 72: DAMPAK INTERAKSI SOSIAL ANTARA MASYARAKAT …etheses.uinmataram.ac.id/470/1/Ahmad Tarmizi153133051.pdf · Pendatang dengan Masyarakat Lokal Terhadap Eksistensi Budaya Lokal (studi

57

Pendidikan formal keagamaan yaitu diantaranya, 1 sekolah

Ibtidaiyah dengan status terdaftar dan terakreditasi dan dimiliki oleh

yayasan dengan jumlah murid 89 orang, kemudian sekolah tsanawiyah,

status terdaftar kepemilikan oleh yayasan dengan jumlah murid sebanyak

93 orang.

b. Sarana Ibadah Desa Senggigi

Mengenai tempat peribadatan tercatat di Desa Senggigi terdapat 7

buah masjid, 4 buah Mushalla, dan 4 buah Pura. Untuk lebih jelas dapat

dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2.7

Jumlah Sarana Ibadah Desa Senggigi Tahun 2016

No Sarana Ibadah Jumlah

1 Masjid 7

2 Musolla 4

3 Pura 4

Jumlah Total 15

Sumber: Kantor Desa Senggigi tahun 2016.

Dari data tersebut dapat dilihat masyarakat Desa Senggigi tidak

hanya masyarakat yang beragama islam akan tetapi ada masyarakat yang

beraga hindu, Kristen dan katolik, akan tetapi yang paling mendominasi

adalah masyarakat yang beragama islam untuk masyarakat lokal Desa

Senggigi.

Page 73: DAMPAK INTERAKSI SOSIAL ANTARA MASYARAKAT …etheses.uinmataram.ac.id/470/1/Ahmad Tarmizi153133051.pdf · Pendatang dengan Masyarakat Lokal Terhadap Eksistensi Budaya Lokal (studi

58

7. Keadaan Agama, dan Sosial Budaya

Agama merupakan ajaran yang transendental yang mengatur

hubungan manusia dengan tuhan. Agama mempersatukan pemeluknya

menjadi satu komunitas moral yang tunggal, jadi satu pengertian bahwa

agama sebagai bentuk kepercayaan yang hidup dalam masyarakat.

Masyarakat Desa Senggigi Kecamatan Batu Layar memiliki

masyarakat yang beragam agama, kepercayaan dan budaya yang dimana

sebagian besar masyarakatnya memeluk agama Islam yaitu sekitar

92,22%, agama Kristen 0,72%, khatolik 0,39% dan hindu 6,62%. Seperti

yang diungkapkan oleh H.Abdul Aziz kepala Dusun Kerandangan

mengatakan bahwa:

“Hubungan masyarakat Desa Senggigi antara warga satu dengan warga yang lain masih terjaga dengan baik dan saat ini belum pernah ada konflik antar agama, walaupun disini banyak masyarakat yang berbeda agama seperti agama hindu, kristen, katolik dan budha akan tetapi masyarakat masih saling menjaga sikap, prilaku, dan kerjasama antar sesama walaupun notaben masyarakat disini adalah pendatang akan tetapi kebersamaan dan kerjasama antar umat beragama masih terjaga.”53

Dari hasil wawancara dengan H.Abdul Aziz Kepala Dusun

Kerandangan dapat disimpulkan bahwa keadaan agama dan sosial budaya

masyarakat Desa Senggigi masih terjaga dan sampai saat ini masih

dipertahankan oleh masyarakat Desa Senggigi hal ini dapat dilihat bahwa

selama ini tidak pernah ada konflik antar agama, dan masyarakat masih

saling mengormati perbedaan yang ada.

53H.Abdul Aziz, Kepala Dusun Kerandangan, Wawancara, Desa Senggigi, Kamis 23

Maret 2017.

Page 74: DAMPAK INTERAKSI SOSIAL ANTARA MASYARAKAT …etheses.uinmataram.ac.id/470/1/Ahmad Tarmizi153133051.pdf · Pendatang dengan Masyarakat Lokal Terhadap Eksistensi Budaya Lokal (studi

59

Untuk lebih jelas tentang data penduduk berdasarkan agama Desa

Senggigi bisa dilihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel 2.8

Data Demografi Berdasarkan Agama Desa Senggigi Tahun 2016

No Kelompok Jumlah Laki-Laki Perempuan

N % N % N %

1 Islam 4208 92.22% 2126 46.59% 2082 45.63%

2 Kristen 33 0.72% 15 0.33% 18 0.39%

3 Katolik 18 0.39% 12 0.26% 6 0.13%

4 Hindu 302 6.62% 156 3.42% 146 3.20%

5 Budha 2 0.04% 1 0.02% 1 0.02%

6 Konghucu 0 0.00% 0 0.00% 0 0.00%

7 Lainnya 0 0.00% 0 0.00% 0 0.00%

8 Belum mengisi

0 0.00% 0 0.00% 0 0.00%

Total 4563 100% 2310 50.62% 2253 49.38%

Sumber: Kantor Desa Senggigi Tahun 2016.

Jika dilihat dari keberagaman penduduk Desa Senggigi, sebagian

masyarakatnya menganut agama Islam yaitu sebanyak 4208 orang atau

92.22%, sedangkan sisanya menganut agama Kristen sebanyak 33 orang

atau 0,72%, Katolik 18 orang atau 0,39%, Hindu 302 orang atau 6,62%

dan agama Budha sebanyak 2 orang atau 0,04%. Dari data tersebut dapat

kita simpulkan bahwa meskipun jumlah penduduk Desa Senggigi tidak

terlalu tinggi akan tetapi sistem kepercayaan atau agama sangat beragam.

Page 75: DAMPAK INTERAKSI SOSIAL ANTARA MASYARAKAT …etheses.uinmataram.ac.id/470/1/Ahmad Tarmizi153133051.pdf · Pendatang dengan Masyarakat Lokal Terhadap Eksistensi Budaya Lokal (studi

60

8. Sarana Wisata Desa Senggigi

Seiring dengan perkembangan pariwisata Desa Senggigi jumlah

sarana dan prasarana wisata semakin bertambah, sarana yang dimaksut

disini adalah seperti bangunan hotel atau penginapan (home stay), restoran,

café, tempat karaoke dan lokasi wisata lainnya khususnya yang ada di Desa

Senggigi. Untuk lebih jelas mengenai sarana wisata Desa Senggigi dapat

dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2.9

Prasarana Hiburan dan Wisata Desa Senggigi tahun 2016.

No Sarana Wisata Jumlah

1 Jumlah Tempat Wisata 4

2 Hotel Bintang 5 1

3 Hotel Bintang 4 2

4 Hotel Bintang 3 4

5 Hotel Bintang 2 6

6 Diskotik 2

7 Karaoke 7

8 Restoran 20

Sumber: Kantor Desa Senggigi Tahun 2016.

Dari tabel diatas terlihat bahwa jumlah sarana dan prasarana wisata

Desa Senggigi sangatlah banyak ini terlihat pada jumlah tempat wisata

berjumlah 4 lokasi, jumlah hotel berbintang sebanyak 4 hotel, karoke 7

buah dan restoran sebanyak 20 buah.

Kemajuan pariwisata Senggigi dapat kita lihat dari jumlah restoran

dan hotel yang begitu banyak dan megah hal ini menjadi daya tarik

tersendiri bagi masyarakat pendatang untuk berkunjung maupun berlibur

Page 76: DAMPAK INTERAKSI SOSIAL ANTARA MASYARAKAT …etheses.uinmataram.ac.id/470/1/Ahmad Tarmizi153133051.pdf · Pendatang dengan Masyarakat Lokal Terhadap Eksistensi Budaya Lokal (studi

61

di kawasan wisata tersebut baik itu masarakat pendatang seperti wisatawan

nusantara maupun mancanegara. Seperti yang diungkapkan oleh bapak

Supardi dan Syafrudin bagian pemerintahan Desa Senggigi mengatakan

bahwa:

“Sebagian besar hotel dan restoran yang ada di kawasan wisata Desa Senggigi merupakan milik orang asing yang dimana diantaranya yaitu Hotel Sheraton senggigi beach resort Lombok yang dimiliki oleh Bapak Peter Sondakh dari Australia, Puri Mas dimiliki oleh Bapak Marshell dari jerman bekerja sama dengan I Gde Bagus dari bali, Hotel Jati Villa dengan pemiliki yaitu bapak Antonella dari Australia, Qunci Villa yaitu orang Amerika, Bukit Senggigi Hotel dimiliki oleh orang Cina, Svarga dimiliki oleh orang Belanda, Holiday yaitu orang Jakarta, Aruna dengan nama pemiliki Bapak Saleh dari Jakarta, Puri Saron dimiliki oleh orang Denpasar Bali, dan Sudamala dimiliki orang Jakarta.”54

Selain hotel dan restoran usaha jasa penginapan juga banyak

terdapat di kawasan wisata Desa Senggigi. Untuk lebih jelas dapat dilihat

pada tabel berikut:

Tabel 2.10 Usaha Jasa Penginapan Desa Senggigi

No Jenis Usaha Jumlah

1 Kontrakan Rumah 20

2 Mess 3

3 Hotel 38

4 Home Stay 19

5 Villa 25

Jumlah Total 105

Sumber: Kantor Desa Senggigi thun 2016.

Jumlah sarana wisata Desa Senggigi bisa dikatakan cukup banyak

ini bisa dilihat pada tabel diatas yang dimana jumlah bangunan yang

54 Syafrudin dan Supardi, Wawancara, Desa Senggigi, Selasa 14 Maret 2017.

Page 77: DAMPAK INTERAKSI SOSIAL ANTARA MASYARAKAT …etheses.uinmataram.ac.id/470/1/Ahmad Tarmizi153133051.pdf · Pendatang dengan Masyarakat Lokal Terhadap Eksistensi Budaya Lokal (studi

62

paling mendominasi yaitu bangunan hotel kemudian Villa, home stay dan

kontrakan rumah dan keseluruhannya berjumlah 105 bangunan, hal ini

memberi dampak langsung terhadap perkembangan pariwisata serta

peningkatan jumlah pengunjung atau wisatawan yang datang di wilayah

Desa Senggigi. Seperti yang di ungkapkan oleh bapak Supardi mengatakan

bahwa:

“Usaha jasa penginapan seperti mess, hotel, Home stay dan villa tersebut merupakan usaha jasa yang dimana sebagain dimiliki oleh masyarakat Lokal Desa Senggigi seperti senggigi home stay yang dimiliki oleh bapak Sabri dari Dusun Senggigi, kemudian family home stay dan mumni homstay dimiliki oleh Muhammad Suhad dari Dusun Senggigi, dan masyarakat lokal yang menikah dengan orang Australia yaitu Ibu Sumi Haden yang memiliki villa dan home stay di Dusun Senggigi, Ibu sakinah yang menikah dengan orang asing dan memiliki bounglow di Dusun Kerandangan, dan ibu Siti Aisyah memiliki Resatoran Asmara di kawasan wisata senggigi.”55

Dari hasil wawancara dengan bapak Supardi diatas peneliti

menyimpulkan bahwa sudah jelas terlihat intraksi antara masyarakat lokal

dengan masyarakat pendatang atau wisatawan asing sudah terjadi dalam

suatau masyarakat baik itu intrakasi dalam bentuk kerjasama usaha

maupun intraksi untuk mendapatkan pasangan seperti yang dikatakan oleh

bapak Syafrudin Kasi pemerintahan Desa mengatakan bahwa:

“Dari tahun 2014 ada sekitar 15 masyarakat lokal yang menikah dengan masyarakat pendatang atau wisatawan asing, kemudian pada tahun 2015-2017 sekarang ini tercatat sudah 8 orang yang menikah dengan warga Negara asing (WNA) rata-rata yang menikah tersebut memiliki usaha di kawasan wisata senggigi seperti home stay, villa, dan restoran. Dari kedelapan orang tersebut ada dua oraang sudah menjadi warga Negara Indonesia (WNI) dan menetap dan membuat rumah di Dusun kerandangan dan di Dusun Senggigi.”56

55Supardi, Wawancara, Desa Senggigi, Selasa 14 Maret 2017. 56Syafrudin, Wawancara, Desa Senggigi, Rabo 15 Maret 2017.

Page 78: DAMPAK INTERAKSI SOSIAL ANTARA MASYARAKAT …etheses.uinmataram.ac.id/470/1/Ahmad Tarmizi153133051.pdf · Pendatang dengan Masyarakat Lokal Terhadap Eksistensi Budaya Lokal (studi

63

Bapak Khairil juga mengungkapkan bahwa:

“Sebagian besar masyarakat pendatang yang menikah dengan masyarakat lokal masuk islam atau muallaf sehingga prosesi akad nikah banyak di adakan di masjid, untuk masyarakat pendatang yang belum muallaf proses akad nikah diadakan di KUA, masyarakat pendatang yang menikah dengan masyarakat lokal yaitu Peter Sondakh dari Jerman, Brono dari Jerman, Geeer Hed dari Belgium, Lena dari Swedia, dan Michel dari Jerman, kesemuanya itu adalah muallaf dan prosesi pernikahan menggunakan adat sasak seperti acara begawe dan nyongkolan, kegiatan adat tersebut di sambut baik oleh pihak dari masyarakat pendatang itu sendiri.57

Dari hasil wawancara diatas dapat diketahui bahwa intraksi antara

masyarakat lokal dengan wisatawan sudah terjadi di kalangan masyarakat

sekitar kawasan wisata Desa Senggigi. Adapun wisatawan asing yang

menikah dengan masyarakat lokal Desa Senggigi mereka tidak tinggal dan

menetap di wilayah tersebut akan tetapi memperpanjang lama waktu

tinggal atau pasport mereka, dan biasanya berkisar enambulan atau empat

bulan tergantung dari masing-masing kedua pihak. Dengan adnya

perkawinan antara masyarakat pendatang dengan masyarakat lokal Desa

Senggigi memberi peluang untuk memperkenalkan sekaligus

memperlihatkan bahwa budaya yang dimiliki oleh masyarakat lokal Desa

Senggigi khusunya dalam adat perkawinan sangat dipegang erat oleh

masyarakat sekitaryang tentunya sebagai kawasan wisata. Dari sebagian

besar pernikahan yang terjadi mennggunakan prosesi adat sasak yang

dimana masyarakat pendatang sangat bangga menyambut baik budaya

yang dimiliki oleh masyarakat lokal Desa Senggigi tentunya dalam adat

perkawinan tersebut.

57

Chairil, wawancara, Desa Senggigi, Rabo 15 Maret 2017.

Page 79: DAMPAK INTERAKSI SOSIAL ANTARA MASYARAKAT …etheses.uinmataram.ac.id/470/1/Ahmad Tarmizi153133051.pdf · Pendatang dengan Masyarakat Lokal Terhadap Eksistensi Budaya Lokal (studi

64

Keberadaan hotel dan restoram serta tempat-tempat hiburan yang

ada di senggigi memberi pengaruh terhadap peningkatan wisatawan yang

datang ke wilayah tersebut hal ini dapat kita lihat pada jumlah wisatawan

yang datang ke NTB pada umumnya.

Angka kunjungan wisatawan mancanegara menurut data statistik

dinas kebudayaan dan pariwisata provinsi Nusa tenggara barat tahun 2016

mencatat bahwa pada triwulan pertama yitu pada bulan januari sampai

dengan bulan maret jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke NTB

sebanyak 182.995 dan pada triwulan ke dua yaitu pada bulan april sampai

dengan bulan juni 2016 angka kunjungan wisatawan asing sebanyak

339.343 dan jumlah keseluruhan mulai dari triwulan pertama sampai

dengan triwulan kedua khusus untuk wisatawan mancanegara berjumlah

522.338 dan tercatat bahwa setiap bulan wisatawan asing yang berkunjung

ke NTB lebih-lebih di pulau Lombok yang dimana pusat wisata di

Lombok salah satunya yaitu Desa Senggigi akan terus meningkat.58

58Sumber: Satatistik Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Nusa Tenggara Barat tahun 2016.

Page 80: DAMPAK INTERAKSI SOSIAL ANTARA MASYARAKAT …etheses.uinmataram.ac.id/470/1/Ahmad Tarmizi153133051.pdf · Pendatang dengan Masyarakat Lokal Terhadap Eksistensi Budaya Lokal (studi

65

9. Struktur Organisasi Pemerintahan Desa Senggigi Periode 2015-2021

10.

Sumber: Kantor Desa Senggigi 2016.

KEPALA DESA Muhammad Ilham

KAUR KEUANGAN

Mardiana

KAUR UMUM

Supardi.

SEKERTARIS DESA Mustahiq

KAUR TRANTIB

Mahrup

KASI PEMBANG..

Syafi’i, SE

KASI KESRA

Hamidah

Kepala Dusun Senggigi H.Muh Farhan

Kepala Dusun Kerandangan

H.Abdul Azis

KASI PEMERNTAH

Syafrudin

STRUKTUR ORGANISASI PEMERINTAHAN DESA DESA SENGGIGI KECAMATAN BATULAYAR

Kepala Dusun Loco

Anwar

Kepala Dusun Mangsit

Haerudin

Page 81: DAMPAK INTERAKSI SOSIAL ANTARA MASYARAKAT …etheses.uinmataram.ac.id/470/1/Ahmad Tarmizi153133051.pdf · Pendatang dengan Masyarakat Lokal Terhadap Eksistensi Budaya Lokal (studi

66

B. Bentuk Interaksi Sosial Antara Masyarakat Pendatang dengan

Masyarakat Lokal Desa Senggigi

Bentuk interaksi sosial antara masyarakat pendatang dan masyarakat

lokal dapat berupa kerja sama (coopration), persaingan (competition), dan

bahkan dapat juga berbentuk pertentangan atau pertikaian (conflik). Adapun

bentuk interaksi sosial tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Kerjasama (cooperation)

Kerjasama adalah usaha bersama antar individu maupun kelompok

untuk mencapai tujuan bersama. Kerjasama biasanya terjadi karena adanya

kepentingan atau tujuan yang sama. Adapun bentuk kerjasama antara

masyarakat pendatang dengan masyarakat lokal yaitu diantaranya:

a. Kerjasama dalam Transaksi Wisata

Pada bentuk Interaksi ini, wisatawan atau masyarakat pendatang

berinteraksi dengan masyarakat lokal Desa Senggigi untuk mencapai

kesepakatan transaksi wisata. Pelaku interaksi yaitu wisatawan

(turis/bule) yang ingin membeli produk wisata sementara masyarakat

lokal terdiri dari para pekerja di usaha bidang wisata yang menyediakan

berbagai unsur penunjang kegiatan pariwisata, seperti pengadaan tiket

perjalanan, tiket masuk lokasi wisata, pembelian souvenir, makanan

minuman serta akomodasi. Seperti yang diungkapkan oleh Bapak Man

yang mengungkapkan bahwa:

“Saya mulai berdagang di kawasan wisata Senggigi ini sudah hampir 12 tahun yaitu saya mulai pada tahun 2005 sampai sekarang, Alhamdulillah semenjak saya berjualan souvenir ada sedikit tambahan penghasilan walaupun terkadang wisatawan yang membeli dagangan

Page 82: DAMPAK INTERAKSI SOSIAL ANTARA MASYARAKAT …etheses.uinmataram.ac.id/470/1/Ahmad Tarmizi153133051.pdf · Pendatang dengan Masyarakat Lokal Terhadap Eksistensi Budaya Lokal (studi

67

saya tidak terlalu banyak tapi paling tidak setiap hari itu ada yang terjual”59.

Ibu Halimah pedagang di kawasan dermaga pantai Senggigi juga

mengatakan bahwa:

“Biasanya jika musim ramai pengunjung disini wisatawan yang membeli minuman ataupun makanan di tempat saya ini banyak, karena di tempat saya ini yang menjual makanan dan minuman cuman beberapa orang, yang lainnya menjual baju kaos, kain pantai, batik, dan perhiasan-perhiasan seperti anting, cincin, dan gelang. Tetapi kalo musim sepi seperti saat ini yang membeli hanya beberapa saja, dan itupun wisatawan yang lewat disini saja yang membeli, kalo wisatawan lokal disini banyak yang membeli, kalo turis hanya sebagaian saja.”60

Interaksi untuk teransaksi wisata juga terjadi pada masyarakat yang

bekerja sebagai guide dan freelance, Seperti yang diungkapkan oleh

Bapak Muhammad Fadillah Freelance kawasan wisata Senggigi yang

mengatakan bahwa:

“Komunikasi yang terjadi antara saya dengan wisatawan biasanya disini yaitu komunikasi untuk transaksi wisata seperti misalkan wisatawan yang ingin diantar ke lokasi-lokasi wisata, kemudian tawar menawar tarif travel, biasanya kalo rombongan saya antar menggunakan Bus travel, kalo bertiga atau berdua saya antar menggunakan mobil pribadi.”61

Sofian Hadi, Sales and Marketing Grand Beach Hotel Senggigi

mengatakan bahwa:

“Biasanya yang paling sering berkomunikasi dengan wisatawan asing disini yaitu bagian FO (front office) karena tugas mereka adalah penerima tamu, mengurus pesanan serta penjualan kamar baik langsung maupun melalui telpon atau melalui reservasi sales and marketing, kalo Sales and Marketing seperti saya ini mengurus pemasaran dari suatu produk atau paket-paket yang dibuat hotel, saya juga bisa dikatakan sering berkomuniksi dengan tamu asing karena disini saya juga

59Man, Wawancara, Desa Senggigi, Selasa 16 Mei 2017. 60Ibu Halimah, Wawancara, Desa Senggigi, Kamis 16 Maret 2017. 61Muhammad Fadillah, (Freelance), Wawancara, Desa Senggigi, Kamis 16 Maret 2017.

Page 83: DAMPAK INTERAKSI SOSIAL ANTARA MASYARAKAT …etheses.uinmataram.ac.id/470/1/Ahmad Tarmizi153133051.pdf · Pendatang dengan Masyarakat Lokal Terhadap Eksistensi Budaya Lokal (studi

68

mempromosikan semua fasilitas yang ada di hotel mulai dari makanan,minuman, kamar hotel dan fasilitas yang lainnya.”62

Dari hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa intraksi

yang terjadi di kalangan masyarakat pekerja seperti pegawai hotel,

pedagang, guide, freelance, dan pada usaha jasa pengadaan tiket

perjalanan wisata sudah terjadi, yang dimana bentuk intraksinya yaitu

kerjasama dalam bentuk transaksi wisata.

b. Kerjasama dalam Bidang Usaha

Seiring dengan perkembangan pariwisata Senggigi memberikan

pengaruh besar terhadap perkembangan ekonomi masyarakat lokal

sekitar, hal ini tidak terlepas dari kerjasama yang dilakukan oleh industri

pariwisata dengan pemerintah setempat maupun masyarakat lokal sekitar

kawasan wisata Desa Senggigi. Seperti yang diungkapkan oleh bapak

H.Muhammad Farhan yang mengatakan bahwa:

“Sebagian besar hotel maupun restoran yang ada di wilayah Desa Senggigi ini adalah milik orang luar (asing), dengan adanya kerjasama dengan pihak terkait sehingga untuk penyerapan tenaga kerjanya mengutamakan putra daerah asli sini, sehingga penyerapan tenaga kerja cukup baik. Akan tetapi ada juga masyarakat kita yang menikah dengan masyarakat pendatang (wisatawan) dan memiliki home stay, bounglow dan restoran seperti ibu sumi dan ibu siti Aisah dan usaha dikelola bersama.”63

Bapak Chairil juga mengungkapkan bahwa:

“Pernikahan yang terjadi antara masyarakat pendatang dengan

masyarakat lokal Desa Senggigi memberi peluang terhadap pelestarian budaya lokal dalam hal ini yaitu pada proses perkawinan yang dimana masyarakat pendatang sangat tertarik dengan budaya perkawinan sasak, yang dimana pada perkawinan masyarakat pendatanag dengan

62Sofian Hadi, Wawancara, Desa Senggigi, Rabo 15 Maret 2017. 63

H.Muhammad Farhan, Wawancara, Desa Senggigi, Kamis 23 Maret 2017.

Page 84: DAMPAK INTERAKSI SOSIAL ANTARA MASYARAKAT …etheses.uinmataram.ac.id/470/1/Ahmad Tarmizi153133051.pdf · Pendatang dengan Masyarakat Lokal Terhadap Eksistensi Budaya Lokal (studi

69

masyarakat lokal, kedua mempelai diiring-iringi dengan kecimol dan gendang beleq dalam acara nyongkolan, masyarakat pendatang sangat antusias mengikuti prosesi tersbut”64.

Kegiatan adat nyongkolan ini tidak terlepas dari upaya pelestarian

budaya yang memang sudah dimiliki oleh masyarakat sasak pada

umumnya, dalam adat perkawinan di Desa Senggigi tidak ada namanya

istilah kawin lari, adat perkawinan yang ada di Desa Senggigi yaitu

seperti krame gubuk yang dimana yang memiliki wewenang adalah

kepala dusun dari pihak kedua mempelai, yang dimana laki-laki

mendatangi kepala dusun perempuan untuk menyepakati pisuke atau

jumlah uang yang di berikan kepada pihak perempuan. Adat perkawinan

seperti ini tetap di lakukan oleh masyarakat lokal Desa Senggigi sampai

saat ini dan terus di lestarikan dengan baik oleh masyarakat.

C. Dampak interaksi Sosial Antara Masyarakat Pendatang dengan

Masyarakat Lokal Terhadap Eksistensi Budaya Lokal

Kebudayaan memiliki sifat yang dinamis sehingga setiap saat

kebudayaan yang dimiliki oleh suatu masyarakat dapat mengalami perubahan.

Dampak sosial budaya sebagai akibat dari terjadinya interaksi antara

masyarakat pendatang (wisatawan) dengan masayarakat lokal Desa Senggigi

memberi perubahan pada sistem dan tatanan sosial masyarakat. Adapun

dampak yang terjadi diantaranaya:

64 Chairil, wawancara, 15 Maret 2017.

Page 85: DAMPAK INTERAKSI SOSIAL ANTARA MASYARAKAT …etheses.uinmataram.ac.id/470/1/Ahmad Tarmizi153133051.pdf · Pendatang dengan Masyarakat Lokal Terhadap Eksistensi Budaya Lokal (studi

70

1. Dampak Positif

a. Terbukanya Peluang Usaha Bagi Masyarakat Lokal

Berdasarkan hasil wawancara dengan pemerintah Desa maupun

masyarakat setempat, ekonomi sebagai sebuah usaha dengan tujuan

untuk mengembangkan dan meningkatkan taraf hidup masyarakat

terutama di Desa Senggigi ada pergeseran nilai ekonomi setelah di

jadikannya objek wisata Desa Senggigi, karena pola pikir masyarakat

mulai berubah seiring majunya pembangunan gedung hotel, restoran,

rumah makan, toko, dan lain sebagainya sehingga berdampak langsung

terhadap penyerapan tenaga kerja yang sangat baik.65

Seperti yang diungkapkan oleh H.Abdul Aziz yang mengatakan

bahwa:

“Setelah adanya wisata Desa Senggigi ini penyerapan tenaga kerja cukup baik, hal ini tidak terlepas dari permintaan oleh pihak pemilik usaha di bidang wisata seperti hotel, restoran, dan penginapan, karena pemilik usaha itu semuanya adalah milik orang luar sehingga masyarakat kita disini sebagai pekerja, sampai saat ini Alhamdulillah banyak anak-anak kita yang bekerja di bidang tersebut namun sesuai dengan sekill masing-masing, karena apa kalo kita menempatkan anak-anak kita disini bekerja yang tidak sesuai dengan sekillnya nanti kita yang malu jadi orang tua, sehingga kita lihat dan tanyakan dulu mereka sejauh mana mereka bisa bekerja di bidang tersebut.”66

Hal serupa juga di ungkapkan oleh H.Muhammad Farhan yang

mengatakan bahwa:

“Sekarang ini banyak masyarakat kita disini yang sudah bekrja di pariwisata, terutama di hotel, karena hotel sekarang ini semakin banyak di bangun sehingga masyarakat kita banyak yang terserap disana sebagai pekerja, setau saya yang paling banyak itu di bagian

65Observasi, Desa Senggigi Selasa 7 Maret 2017. 66

H.Abdul Azizi, Wawancara, Desa Senggigi, Kamis 23 Maret 2017.

Page 86: DAMPAK INTERAKSI SOSIAL ANTARA MASYARAKAT …etheses.uinmataram.ac.id/470/1/Ahmad Tarmizi153133051.pdf · Pendatang dengan Masyarakat Lokal Terhadap Eksistensi Budaya Lokal (studi

71

waiter dan waitrees (pelayan), kemudian garden, masyarakat kita disini lebih ke pariwisata karena kalo menjadi petani susah, pendapatannya sedikit, sehingga petani sekarang sudah mulai berkurang hanya beberapa orang saja yang bekerja sebagai petani, termasuk saya juga petani disini.”67

Dari hasil wawancara diatas bahwa peneliti dampat mengambil

kesimpulan bahwa keberadaan pariwisata Desa Senggigi serta

meningkatnya pembangunan fasilitas penunjang seperti hotel, restoran,

dan penginapan meberi peluang usaha serta penyerapan tenaga kerja

yang baik untuk masyarakat lokal tentunya bagi masyarakat Desa

Senggigi.

b. Munculnya Usaha-Usaha Baru

Ekonomi di Desa Senggigi mulai mengalami peningkatan. Hal

ini dapat dilihat dari munculnya usaha-usaha baru dan tumbuhnya

pembangunan fisik seperti pembangunan hotel, restoran, rumah

makan, salon, membuka travel, dan usaha jasa wisata, yang

memungkinkan bertambahnya penghasilan masyarakat Desa Senggigi

khususnya, seperti yang diungkapkan oleh Bapak Muhammad Ilham

Kepala Desa Senggigi yang mengatakan bahwa:

“Masyarakat pada saat ini berfikir pokus kepada ekonomi, mereka berprilaku setiap hari baik di lingkungan rumah tangganya maupun di luar rumah tangga mereka mengejar target ekonomi, karena dalam pola pikir masyarakat sekarang berubah dan berfikir bahwa ekonomi akan menunjang semua hal, baik pendidikan, biaya hidup dan lain sebagainya, masyarakat mengejar ekonomi tersebut dengan tidak memperhatikan perilaku sosial yang dulu yang memang sudah ada pada diri masyarakat.”68

67

H.Muhammad Farhan, Wawancara, kamis 23 Maret 2017. 68Muhammad Ilham, Wawancara, Desa Senggigi, Rabo29 Maret 2017.

Page 87: DAMPAK INTERAKSI SOSIAL ANTARA MASYARAKAT …etheses.uinmataram.ac.id/470/1/Ahmad Tarmizi153133051.pdf · Pendatang dengan Masyarakat Lokal Terhadap Eksistensi Budaya Lokal (studi

72

Hal yang serupa juga diungkapkan oleh Pak Haerudin yang

mengatakan bahwa:

“Semenjak adanya wisata Senggigi ini ekonomi masyarakat meningkat, ini bisa dilihat dari banyaknya usaha masyarakat seperti berjualan souvenir, jadi guide, dan sebagai kariawan hotel, dan perlu diketahui kita disini sudah mulai memiliki pekerjaan, yang dulunya tidak bekerja sekarang bisa bekerja karena disini mengutamakan putra/putri daerah, akan tetapi kita bekerja disini sesuai dengan skill dan kemampuan kita disini tidak serta merta harus bekerja.”69

Pak Saharudin juga mengatakan bahwa:

“Keberadaan wisata Senggigi memberikan peluang pekerjaan yang besar terhadap masyarakat Senggigi, sehingga dengan sendirinya mata pencaharian penduduk akan berubah seperti masyarakat Desa Senggigi yang dulunya mayoritas adalah petani sekarang berubah menjadi pedagang, guide, dan membuat usaha di kawasan wisata Desa Senggigi ini.”70

Dari hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti dapat

disimpulkan bahwa perubahan sosial dalam bidang ekonomi sangat

baik bagi kelangsungan hidup masyarakat Desa Senggigi.

Dari hasil pengamatan peneliti, setelah berjalan-jalan di

dermaga Pantai Senggigi ternyata banyak masyarakat lokal yang

mencarai keuntungan disana seperti berjualan makanan, minuman,

berjualan souvenir seperti gelang, anting, tato, kemudian masyarakat

lokal yang berprofesi sebagai tukang pijit seperti inaq Halimah yang

peneliti temukan disana, tidak hanya itu inak Halimah juga menjual es

kelapa dan nanas di depan Killa Hotel pinggir pantai Senggigi,

kemudian peneliti juga melihat usaha jasa sewa kano, alat snorkeling,

69Haerudin, Wawancara, Desa Senggigi, Rabo 15 Maret 2017. 70Saharudin, Frelance, Wawancara, Desa Senggigi, Rabo 15 Maret 2017.

Page 88: DAMPAK INTERAKSI SOSIAL ANTARA MASYARAKAT …etheses.uinmataram.ac.id/470/1/Ahmad Tarmizi153133051.pdf · Pendatang dengan Masyarakat Lokal Terhadap Eksistensi Budaya Lokal (studi

73

dan alat renang lainnya, tidak hanya itu ketika peneliti berjalan-jalan di

pinggir jalan kawasan Dusun senggigi banyak terlihat masyarakat lokal

yang bekrja di usaha jasa wisata seperti tourism information, seperti

bapak man, kemudian berjualan makan dan minuman serta akomodasi

wisata lainnya.

Hal ini tidak terlepas dari implikasi undang-undang

kepariwisataan no 10 tahun 2009 pasal 4 tentang tujuan kepariwisataan

sebagaimana yang disebutkan dalam huruf (a) yaitu untuk

meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Ini jelas terasa bagi masyarakat

Desa Senggigi yang tentunya sebagai wilayah kawasan wisata.

c. Meningkatnya Pendidikan Masyarakat

Pendidikan sebagai upaya orang untuk menumbuh kembangkan

potensi dan bakat yang ada pada masing-masing orang, hal ini dapat

dilakukan melalui jalur pendidikan formal seperti sekolah, dan

pendidikan non formal seperti platihan dan kursus. Seperti yang

diungkapkan oleh Pak Anwar yang mengungkapkan bahwa:

“Sekarang ini banyak anak-anak kita yang mengejar pekerjaan dengan sekolah singkat seperti kursus dan pelatihan, hal ini dilakukan karena permintaan dari hotel, restoran sangat banyak terutama untuk putra dan putri Desa Senggigi ini, dengan jumlah hotel yang cukup banyak ditambah lagi dengan restoran, home stay ada dimana-mana menjadi motivasi tersendiri bagi anak-anak remaja kami disini untuk sekolah singkat supaya mendapat sertifikat di tempat kursus maupun tempat-tempat platihan menjadi salah satu syarat untuk bisa bekerja.”71

Bapak kepala Desa Senggigi yaitu Muhammad Ilham juga

mengatakan bahwa:

71Anwar, Wawancara, Desa Senggigi, Rabo 15 Maret 2017.

Page 89: DAMPAK INTERAKSI SOSIAL ANTARA MASYARAKAT …etheses.uinmataram.ac.id/470/1/Ahmad Tarmizi153133051.pdf · Pendatang dengan Masyarakat Lokal Terhadap Eksistensi Budaya Lokal (studi

74

“Semenjak Adanya wisata Desa Senggigi ekonomi masyarakat secara tidak langsung mengalami perkembangan hal ini juga berdampak kepada biaya pendidikan anak-anak kita khususnya di Desa Senggigi ini, dan sekarang ini pendidikan disini bisa dikatakan meningkat dari tahun ke tahun.”72

Berdasarkan hasil wawancara diatas peneliti menyimpulkan

bahwa perubahan sosial dalam bidang pendidikan sangat baik, dan

kesadaran masyarakat akan pentingnya penddikan semakin besar

dengan adanya peluang kerja yang di berikan oleh industry pariwisata

Senggigi.

d. Pembelajaran Budaya

Terjadinya pernikahan masyarakat pendatang dengan

masyarakat lokal Desa Senggigi tentunya memberi pembelajaran

tentang budaya serta adat istiadat kepada masyarakat pendatang yang

menikah dengan masyarakat lokal, karena sebagian besar pernikahan

yang dilakukan menggunakan adat perkawinan masyarakat Lombok

yang tentunya ada di Desa Senggigi, pada umumnya seperti prosesi

mulai dari pengambilan mempelai wanita sampai dengan prosesi

nyongkolan atau iring-iringaan tetap menggunakan adat Lombok.

Seperti yang diungkapkan oleh Bapak Syafiin yang

mengungkapkan bahwa:

“Sebagian Besar masyarakat pendatang yang menikah dengan masyarakat lokal Desa Senggigi disini menggunakan prosesi adat perkawinan yang ada di Desa Senggigi seperti resepsi atau begawe, iring-iringan atau nyongkolan dan prosesi pelamaran, karena di Desa Senggigi istilah kawin lari tidak ada sehingga proses yang dijalani yaitu seperti karma gubuk dan pisuke, akan tetapi kalo masyarakat

72Muhammad Ilham, Wawawncara, Desa Senggigi, Rabo 29 Maret 2017.

Page 90: DAMPAK INTERAKSI SOSIAL ANTARA MASYARAKAT …etheses.uinmataram.ac.id/470/1/Ahmad Tarmizi153133051.pdf · Pendatang dengan Masyarakat Lokal Terhadap Eksistensi Budaya Lokal (studi

75

pendatang yang menikah dengan masyarakat sini memang agak sulit untuk mengurus suratnya karena berbeda kwarganegaraan, kalo mengenai adat tetap menggunakan adat Desa Senggigi pada umumnya”73

Dari hasil wawancara dengan Bapak Syafiin diketaahui bahwa

meski adat perkawinan kawin lari tidak dilakukan oleh masyarakat

Lokal Desa Senggigi namun prosesi perkawinan tetap dilkukan sesuai

dengan adat perkawinan yang ada di Lombok pada umumnya seperti

sorong serah, tutut wali, karma gubuk dan pisuke tetap dilakukan oleh

masyarakat lokal sekitar.

2. Dampak Negatif

Adapun Dampak negatif yang muncul sebagai akibat dari interaksi

dan perkembangan pariwisata Desa Senggigi adalah sebagai berikut:

a. Etika Cara Berpakaian

Keberadaan wisata memberi peluang kepada wisatawan atau

masyarakat pedatang yang keluar masuk berkunjung di Desa Senggigi,

hal ini memberi pengaruh besar terhadap budaya-budaya yang dibawa

dari negara asalnya seperti diantaranya cara berpakaian. jenis pakaian

yang dipakai oleh masyarakat lokal Desa Senggigi sehari-hari berupa

sarung dan baju kaos bagi kalangan laki-laki, sedangkan perempuan

umumnya memakai sarung, baju lengan panjang, dan kerudung atau

jilbab.74

73 Syafiin, Wawancara, Desa Senggigi 14 Maret 2017. 74Observasi, Desa Senggigi Selasa 7 Maret 2017.

Page 91: DAMPAK INTERAKSI SOSIAL ANTARA MASYARAKAT …etheses.uinmataram.ac.id/470/1/Ahmad Tarmizi153133051.pdf · Pendatang dengan Masyarakat Lokal Terhadap Eksistensi Budaya Lokal (studi

76

Sekarang ini beberapa masyarakat lokal telah mengadopsi pola

penampilan dan cara berpakaian para wisatawan. Sebagai contoh, Pak

Edy (seorang sopir “freelance”) Mengatakan bahwa:

“saya telah mengubah penampilan sejak tahun 1998. Begitu juga dengan cara berpakaian. Sebelum dipengaruhi oleh model berpakaian para wisatawan, cara berpakaian saya seperti layaknya masyarakat lokal pada umumnya yaitu memakai sarung ketika di rumah, kalo bepergian jauh baru saya ganti pake celana. Motivasi saya untuk mengubah cara berpenampilan dan berpakaian adalah agar lebih percaya diri dalam berkomunikasi dengan wisatawan atau turis”75.

Tidak hanya itu akulturasi budaya juga terlihat pada anak-anak

remaja yang ada di kawasan Desa Senggigi pada umumnya. Terlihat

ada beberapa anak atau remaja yang meniru gaya atau model berpakain

dan cara hidup wisatawan seperti mengecat rambut warna pirang, dan

memakai pakaian yang terbuka seperti menggunakan celana pendek.

Seperti yang diungkapkan Bapak H.Muhammad Farhan (Kadus Desa

Senggigi) mengungkapkan bahwa:

“Anak-ank sekarang terutama yang menganjak remaja banyak yang seperti turas (mengikuti gaya rambut turis), terutama anak-anak kita disini wah banyak yang mengecat rambutnya dengan warna kuning, pirang dan lain sebagainya, dan saat ini juga anak-anak remaja ketika diajak bergotong royong maupun dalam rangka kegiatan Dusun anak-anak jarang untuk tertarik untuk ikut berpartisipasi melainkan jika disuruh minum minuman beralkohol paling cepat responnya.”76

Dari hasil wawancara dengan H.Muhammad Farhan dan pak

Edy sudah diketahui bahwa cara berpakaian dan gaya hidup

masyarakat sudah mulai terpengaruhi dengan keberadaan pariwisata

75Bapak Edy, sopir Freelance Kawasan Wisata Desa Senggigi, Wawancara, Kamis 30

Maret 2017. 76H. Muhammad Farhan (Kepala Dusun Senggigi), Wawancara, Desa Senggigi, Kamis

23 Maret 2017.

Page 92: DAMPAK INTERAKSI SOSIAL ANTARA MASYARAKAT …etheses.uinmataram.ac.id/470/1/Ahmad Tarmizi153133051.pdf · Pendatang dengan Masyarakat Lokal Terhadap Eksistensi Budaya Lokal (studi

77

Desa Senggigi dan keberadaan dari wisatawan atau turis yang

berkunjung ke wilayah tersebut.

b. Budaya Gotong Royong

Gotong royong merupakan bentuk partisipasi aktif setiap

individu untuk ikut terlibat dalam memberi nilai positif dari semua

kegitan. Gotong royong adalah semangat yang diwujudkan dalam

bentuk perilaku atau tindakan individu yang dilakuakan masyarakat

tanpa mengharapkan balasan untuk melakukan sesuatu secara bersama-

sama demi kepentingan bersama atau individu tertentu.

Sehubungan dengan pengembagan pariwisata di Objek Wisata

Pantai Senggigi kesadaran masyaraka dalam bergotong royong mulai

berkurang hal ini dikarenakan masyarakat yang masih terikat oleh

pekerjaan, karena sebagain masyarakat bekerja di hotel, restoran,

berdagang, bekerja sebagai usaha jasa wisata dan lain sebagainya

sehingga jika mengadakan gotong royong harus bisa memilih hari

yang tepat supaya masyarakat banyak yang ikut berpartisipasi, Seperti

yang diungkapkan oleh bapak Adam yang mengatakan bahwa:

“Jika berbicara mengenai gotong royong masyarakat tidak seperti sebelum adanya wisata, keasadaran masyarakat dengan gotong royong sangat kuat bahkan masyarakat selalu aktif dan berpartisipasi dalam bergotong royong dalam hal pembangunan tempat-tempat ibadah, kebersihan lingkungan maupun dalam acara hari-hari besar. Akan tetapi saat ini masyarakat banyak yang bekerja di industry pariwisata sehingga tidak semua masyarakat bisa ikut langsung dalam kegiatan gotong royong.”77

77Pak Adam, Wawancara, Desa Senggigi, Senin 20 Maret 2017.

Page 93: DAMPAK INTERAKSI SOSIAL ANTARA MASYARAKAT …etheses.uinmataram.ac.id/470/1/Ahmad Tarmizi153133051.pdf · Pendatang dengan Masyarakat Lokal Terhadap Eksistensi Budaya Lokal (studi

78

Hal serupa juga diungkapkan oleh Bapak H.Muhammad Farhan

yang mengungkapkan bahwa:

“Kalo dulu masyarakat kita disini masih banyak bekerja sebagai petani sangat antusias untuk ikut gotong royong, baik itu dari anak-anak, pemuda maupun orang tua terlihat ikut berfartisipasi, akan tetapi sekarang ini sudah berbeda, sekarang sulit untuk bisa mengumpulkan masyarakat, karena petani sekarang sudah mulai berkurang, lebih banyak terserap di wisata, sekarang ini juga ada kegiatan perbaikan musalla, jadi cara kita mengumpulkan masyarakat lewat speker musalla itu, memberi tau masyarakat kalo kita mengadakan gotong royong, akan tetapi sekarang kalo kita mengadakan gotong royong harus bisa memilih waktu dan hari yang tepat supaya masyarakat banyak yang ikut berpartisipasi, karena masyarakat saat ini memiliki berbagai macam kesibukan masing-masing itu yang kita harus pahami dari masyarakat itu sendiri.”78

Dari hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa lebel

masyarakat yang hidup secara kolektifitas, asri akan keteradisionalnya,

Mayoritas masyarakat saat ini bertolak ukur kearah modernisasi

memungkinkan akan terjadi perubahan terhadap masyarakat lokal itu

sendiri yang mengarah kepada masyarakat yang individualis dan

matrialis dan lebih berorientasi kepada kepentingan sendiri.

c. Berkembangnya Aktifitas yang Tidak Bermanfaat

Seiring dengan berkembangnya pariwisata Senggigi

menimbulkan budaya-budaya baru bagi kalangan masyarakat lokal

sekitar, baik remaja, tua dan anak-anak. Ketika peneliti melewati

kawasan wisata Desa Senggigi sekitar jam sebelas malam, terlihat

anak-anak remaja, dan orang tua duduk-duduk di pinggir jalan maupun

di tempat orang jualan terlihat nongkrong sampai larut malam,

78H. Muhammad Farhan, wawancara, Desa Senggigi, Kamis 23 Maret 2017.

Page 94: DAMPAK INTERAKSI SOSIAL ANTARA MASYARAKAT …etheses.uinmataram.ac.id/470/1/Ahmad Tarmizi153133051.pdf · Pendatang dengan Masyarakat Lokal Terhadap Eksistensi Budaya Lokal (studi

79

kebiasaan nongkrong sampai larut malam ini dilakukan msyarakat

semenjak dijadikannya wisata karena setiap hari dan malam selalu

ramai di kawasan tersebut tidak seperti sebelum adanya wisata79.

d. Minum-Minuman Beralkohol

Dari data yang didapatkan peneliti di lapangan tercatat dari

tahun 2015 sampai sekarang ini jumlah penduduk yang mengkonsumsi

miras mencapai seratus orang, hal ini tidak terlepas dari usaha-usaha

yang ada di kawasan tersebut yang menyediakan minuman-minuman

beralkohol seperti restoran, caffe, bar dan lain sebagainya. Jumlah

warung atau toko yang menyediakan miras tercatat ada enam buah

toko, ini yang menyebabkan masyarakat menjadi terpengaruhi untuk

mengkonsumsi minuman haram tersebut karena kebiasaan tersebut

tidak sesuai dengan nilai dan norma serta kebiasaan masyarakat pada

umumnya yang ada di kawasan wisata Desa Senggigi.80

Seperti yang diungkapkan oleh H.Muhammad Farhan:

“Memang saat ini banyak kita lihat masyarakat terutama remaja yang mengkonsumsi minuman keras tetapi mereka juga sadar kalo kita melihat mereka ya mereka pergi, akan tetapi kalo dibiarkan begitu saja mereka malah seneng, ini juga dapat meresahkan disini, tetapi remaja disini memang begitu yang saya lihat sih tidak terlalu banyak tapi ndak tau kalo diluar ya wallahuallam.”81

Dari hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa

keberadaan dari toko, restoran serta warung yang menyediakan

minuman beralkohol memberi peluang serta kemudahan bagi

79Observasi, Desa Senggigi 9 Maret 2017. 80Observasi, Desa Senggigi 9 Maret 2017. 81

Muhammad Farhan, Wawancara, DesaSenggigi, Kamis 23 Maret 2017.

Page 95: DAMPAK INTERAKSI SOSIAL ANTARA MASYARAKAT …etheses.uinmataram.ac.id/470/1/Ahmad Tarmizi153133051.pdf · Pendatang dengan Masyarakat Lokal Terhadap Eksistensi Budaya Lokal (studi

80

masyarakat terutama anak-anak remaja untuk mengkonsumsi minuman

tersebut, hal ini tidak terlepas dari kebiasaan dan lingkungan

masyarakat yang kurang mendukung.

Page 96: DAMPAK INTERAKSI SOSIAL ANTARA MASYARAKAT …etheses.uinmataram.ac.id/470/1/Ahmad Tarmizi153133051.pdf · Pendatang dengan Masyarakat Lokal Terhadap Eksistensi Budaya Lokal (studi

81

BAB III

PEMBAHASAN

Sebagaimana diketahui bahwa dari hasil temuan peneliti di lapangan,

perkembangan pariwisata Desa Senggigi dan intraksi masyarakat lokal dengan

wisatawan memiliki dampak terhadap perubahan sosial yang tentunya akan

menimbulkan pergeseran pada nilai budaya lokal yang ada pada masyarakat Desa

Senggigi khususnya. Baik itu pergeseran dalam bidang ekonomi, pendidikan dan

sosial budaya masyarakat.

Berdasarkan hasil observasi, wawancara di lapangan peneliti memperoleh

data mengenai “Dampak Intraksi Sosial Antara Masyarakat Pendatang

(wisatawan) dengan Masyarakat Lokal Terhadap Eksistensi Budaya Lokal Desa

Senggigi” namun sebagai langkah awal terlebih dahulu peneliti akan memaparkan

mengenai bentuk interaksi sosial masyarakat pendatang dengan masyarakat lokal

Desa Senggigi.

A. Bentuk Interaksi Sosial Antara Masyarakat Pendatang dengan

Masyarakat Lokal Desa Senggigi.

Bentuk-bentuk interaksi sosial dapat berupa kerja sama (coopration) dan

persaingan (Competition).

1. Kerjasama (coopration)

Kerjasama timbul karena orientasi orang perorangan terhadap

kelompok lain. Adapun kerja sama yang dilakukan antara masyarakat

pendatang (wisatawan) dengan masyarakat lokal salah satunya adalah

kerjasama untuk transaksi wisata. Wisatawan atau masyarakat pendatang

81

Page 97: DAMPAK INTERAKSI SOSIAL ANTARA MASYARAKAT …etheses.uinmataram.ac.id/470/1/Ahmad Tarmizi153133051.pdf · Pendatang dengan Masyarakat Lokal Terhadap Eksistensi Budaya Lokal (studi

82

berinteraksi dengan masyarakat lokal Desa Senggigi untuk mencapai

kesepakatan transaksi wisata. Pelaku interaksi yaitu wisatawan (turis/bule)

yang ingin membeli produk wisata sementara masyarakat lokal terdiri dari

para pekerja di hotel maupun restoran, pekerja di usaha bidang wisata

yang menyediakan berbagai unsur penunjang kegiatan pariwisata, seperti

pengadaan tiket perjalanan, penyewaan akomodasi wisata, tiket masuk

lokasi wisata, pembelian souvenir, makanan minuman serta akomodasi

lain yang ada di kawasan wisata Desa Senggigi.

Untuk masyarakat lokal yang berpropesi sebagai pedagang, dan

pengadaan tiket, usaha jasa wisata serta pemandu wisata (guide), intraksi

yang terjadi akan lebih besar hal ini terjadi ketika wisatawan memerlukan

atau membeli beberapa keperluan seperti makanan, minuman dan lain

sebagainya. Interaksi ini berlangsung singkat apabila tujuannya hanya

pada tercapainya transaksi. Namun kontak dapat berlangsung lebih lama

apabila keduanya bertemu lagi untuk keperluan selain transaksi wisata.

Charles H. Cooley mengatakan betapa pentingnya kerjasama, yaitu

“kerjasama timbul apabila orang menyadari bahwa mereka mempunyai

kepentingan-kepentingan yang sama dan pada saat yang bersamaan

mempunyai cukup pengetahuan dan pengendalian terhadap diri sendiri

untuk memenuhi kepentingan-kepentingan tersebut, kesadaran akan

Page 98: DAMPAK INTERAKSI SOSIAL ANTARA MASYARAKAT …etheses.uinmataram.ac.id/470/1/Ahmad Tarmizi153133051.pdf · Pendatang dengan Masyarakat Lokal Terhadap Eksistensi Budaya Lokal (studi

83

adanya kepentingan-kepentingan yang sama dan adanya organisasi

merupakan fakta-fakta yang penting dalam kerjasama yang berguna82.

Hal ini sesuai dengan teori diatas, kerjasama yang di lakukan

dengan para pengusaha-pengusaha seperti masyarakat pendatang yang ada

di wilayah Desa Senggigi khususnya Dusun senggigi, adapun kerjasama

yang dilakukan yaitu bagi pengusaha yang ingin membangun usaha

seperti home stay, villa, dan penginapan lainnya dikenakan biaya sesuai

dengan awig-awig yang sudah dibuat oleh pemerintah Dusun itu sendiri

sebagai konstribusi supaya mendapat izin rekomendasi dari Dusun

maupun dari Desa. Jumlah biaya yang dikeluarkan oleh pengusaha yang

ingin membangun home stay, villa yaitu sebesar sepuluh juta, ini diberikan

langsung kepada pemerintah Dusun untuk keperluan umum yaitu sebagai

bentuk bantuan langsung untuk warga masyarakat sekitar yang digunakan

untuk renopasi tempat ibadah dan lain sebagainya.

Adapun kerjasama juga dilakukan antara pemerintah Desa dengan

industri pariwisata yaitu dalam bentuk kerjasama dalam bidang usaha

yang memberikan keuntungan tersendiri bagi masyarakat lokal sekitar

yang dimana dengan adanya pembangunan hotel dan restoran yang

semakin banyak dan penyerapan tenaga kerja mengutamakan putra-putri

daerah memberi dampak positif bagi masyarakat lokal sekitar terhadap

peningkatan ekonomi. Ini sesuai dengan undang-undang kepariwisataan no

10 tahun 2009 pasal 4 tentang tujuan kepariwisataan sebagaimana yang

82

Sarlito Wirawan Sarwono, Pengantar Ilmu Sosial (Jakarta: PT.Bulan Bintang,2002), h. 80.

Page 99: DAMPAK INTERAKSI SOSIAL ANTARA MASYARAKAT …etheses.uinmataram.ac.id/470/1/Ahmad Tarmizi153133051.pdf · Pendatang dengan Masyarakat Lokal Terhadap Eksistensi Budaya Lokal (studi

84

disebutkan dalam huruf (a) yaitu untuk meningkatkan pertumbuhan

ekonomi. Ini jelas terasa bagi masyarakat Desa Senggigi yang tentunya

sebagai daerah kawasan wisata.

B. Dampak interaksi Sosial Antara Masyarakat Pendatang dengan

Masyarakat Lokal Terhadap Eksistensi Budaya Lokal

Kedua bentuk interaksi antara masyarakat pendatang dengan

masyarakat lokal Desa Senggigi memberi dampak kepada kedua belah pihak,

dampak yang terjadi dapat positif ataupun negatif. Adapun dampak positif dan

negatifnya adalah sebagai berikut:

1. Dampak Positif

Dampak positif dari interaksi masyarakat pendatang dengan

masyarakat lokal Desa Senggigi adalah:

a. Terciptanya Lapangan Pekerjaan

Keberadaan wisata senggigi disertai dengan permintaan tenaga

kerja dari industri pariwisata yang mengutamakan putra daerah

memberikan peluang besar bagi masyarakat lokal untuk bekerja di

bidang tersebut seperti sebagai kariawan hotel, restoran, rumah makan,

salaon dan segagainya, sehingga merubah pola pikir masyarakat yang

berorientasi lebih fokus pada peningkatan ekonomi. Hal ini juga

berpengaruh terhadap keberadaan mata pencaharian masyarakat lokal

yang dimana dulunya masyoritas masyarakat bekerja sebagai petani dan

nelayan, dan sekarang ini berubah menjadi kariawan hotel, restoran,

penginapan, usaha jasa wisata, dan pedagang. Sehingga keberadaan dari

Page 100: DAMPAK INTERAKSI SOSIAL ANTARA MASYARAKAT …etheses.uinmataram.ac.id/470/1/Ahmad Tarmizi153133051.pdf · Pendatang dengan Masyarakat Lokal Terhadap Eksistensi Budaya Lokal (studi

85

budaya tradisional masyarakat seperti mata pencaharian saat ini sudah

mulai berkurang dan menuju kearah yang lebih maju lagi.

Dari hasil wawancara dengan tokoh masyarakat dan

pemerintahan Desa Senggigi tercatat sekitar 70% masyarakat lokal

bekerja di bidang pariwisata, yang dimana 30% masyarakat terserap di

industri pariwisata seperti sebagai kariawan hotel, sales and marketing,

penjualan tiket, tourism information, dan Guide lokal, dan 40% berusaha

di bidang bisnis, baik itu usaha jasa penginapan, seperti kontrakan

rumah, home stay, dan villa, rumah makan, salon, dan dan akomodasi

wisata lainnya.

b. Munculnya Usaha-Usaha Baru

Ekonomi di Desa Senggigi mulai mengalami peningkatan. Hal

ini dapat dilihat dari munculnya usaha-usaha baru seperti pedagang

makanan dan minuman, usaha jasa travel, toko souvenir, salon, guide,

Tourism Information, penjualan tiket wisata, dan lain sebagainya serta

tumbuhnya pembangunan fisik seperti pembangunan hotel, restoran,

rumah makan, salon, membuka travel, dan usaha jasa wisata, yang

memungkinkan bertambahnya penghasilan masyarakat Desa Senggigi

khususnya.

Bertambahnya usaha-usaha baru tersebut dapat dilihat langsung

di kawasan wisata Desa Senggigi, seperti terlihat di kawasan dermaga

pantai senggigi, banyak masyarakat lokal yang peneliti temukan

menjual makanan dan minuman, menyediakan tempat seperti tikar dan

Page 101: DAMPAK INTERAKSI SOSIAL ANTARA MASYARAKAT …etheses.uinmataram.ac.id/470/1/Ahmad Tarmizi153133051.pdf · Pendatang dengan Masyarakat Lokal Terhadap Eksistensi Budaya Lokal (studi

86

memberi pelayanan kepada pengunjung dan menyediakan berbagai

macam pesanan yang disediakan oleh pedagang disana, tidak hanya itu

penjualan souvenir juga banyak terlihat seperti berjualan gelang,

anting, cincin banyak terlihat di dermaga pantai senggigi, dan yang

membuat peneliti kagum sebagian besar pedagang tersebut sudah bisa

berkomunikasi dengan wisatawan asing seperti turis/bule, tidak hanya

itu usaha penjualan baju kaos khas Lombok juga banyak terlihat

seperti baju batik, kain batik, topi serta baju dan celana panatai.

Dari hasil pengamatan peneliti bahwa, dengan munculnya

usaha-usaha baru di kawasan wisata Desa Senggigi ini dapat

menambah penghasilan bagi masyarakat lokal sekitar yang membuat

usaha di kawasan tersebut, sehingga tujuan dari pariwisata seperti yang

disebutkan dalam undang-undang kepariwisataan no 10 tahun 2009

pasal 4 huruf (a) yaitu untuk meningkatkan ekonomi masyarakat, ini

sudah terlealisasikan dan dirasakan langsung bagi masyarakat lokal

Desa Senggigi pada umumnya.

c. Meningkatnya Pendidikan Masyarakat

Keberadaan wisata Senggigi menjadi motivasi tersendiri bagi

putra-putri daerah khusunya Desa Senggigi menempuh berbagai macam

jenjang pendidikan untuk mengejar posisi pekerjaan yang baik, yang

dimana dari data yang sudah didapatkan peneliti sekarang ini

masyarakat banyak yang menempuh pendidikan baik itu pendidikan

formal seperti SD, SMP, SMA, maupun pendidikan non formal seperti

Page 102: DAMPAK INTERAKSI SOSIAL ANTARA MASYARAKAT …etheses.uinmataram.ac.id/470/1/Ahmad Tarmizi153133051.pdf · Pendatang dengan Masyarakat Lokal Terhadap Eksistensi Budaya Lokal (studi

87

pelatihan, kursus dan lain sebagainya, hal ini tidak terlepas dari

pertumbuhan ekonomi yang terjadi pada masyarakat Desa Senggigi.

Dari hasil wawancara yang pernah dilakuakan oleh peneliti

dapat dianalisa bahwa kesadaran masyarakat akan pentingnya

pendidikan sudah mulai meningkat, hal ini tidak terlepas dari

permintaan oleh pihak pengelola usaha seperti hotel, restoran, yang

dimana menargetkan standar ijazah untuk bisa bekerja di bidang

tersebut yaitu minimal ijazah SMA, ini yang meyebabkan masyarakat

Desa Senggigi mengejar target tersebut dan memilih sekolah singkat

seperti kursus dan pelataihan baik itu di lembaga seperti LP3BL dan

lain sebagainya yang ada kerjasamanya dengan pihak perhotelan

kawasan wisata Desa Senggigi tentunya.

d. Pembelajaran Budaya

Dengan adanya perkawinan antara masyarakat pendatang

dengan masyarakat lokal memberi peluang terhadap pengenalan budaya

yang ada di wilayah Desa Senggigi seperti adat perkawinan yang

dimana dalam setiap pernikahan dilakukan prosesi yang diadakan

menggunakan adat sasak pada umumnya seperti mengadakan begawe

dan nyongkolan. Dari hasil wawancara yang dilakukan dengan Bapak

Chairil bahwa sebagian besar masyarakat pendatang yang menikah

dengan masyarakat lokal Desa Senggigi melakukan prosesi adat seperti

begawe dan nyongkolan adapun prosesi akad nikah akan dilakukan di

masjid apabila masyarakat pendatang muallaf atau masuk islam.

Page 103: DAMPAK INTERAKSI SOSIAL ANTARA MASYARAKAT …etheses.uinmataram.ac.id/470/1/Ahmad Tarmizi153133051.pdf · Pendatang dengan Masyarakat Lokal Terhadap Eksistensi Budaya Lokal (studi

88

Kegitan adat seperti krame gubuk dan pisuke tetap dilakukan oleh pihak

yang menikah karena itu merupakan prosesi adat yang harus dijalankan

dan di terapkan di Desa Senggigi khusunya.

Kegiatan krame gubuk ini dilakukan oleh pihak mempelai laki-

laki untuk mendatangi kepala dusun dari pihak perempuan bukan

mendatangi keluarga dari pihak perempuan akan tetapi kepala dusun

yang didatangi untuk membicarakan mengenai pernikahan yang akan

dilakukan. Proses perkawinan yang dilakukan oleh masyarakat lokal

Desa Senggigi hampir sama dengan prosesi perkawinan di daerah-

daerah lain yang ada di Lombok pada umumnya.

Dengan adanya perkawinan antara masyarakat pendatang

dengan masyarakat lokal dan prosesi pernikahan yang dilakukan

menggunakan adat pernikahan sasak pada umumnya memberi peluang

bagi pelestarian dan pengenalan budaya sasak khusunya dalam prosesi

perkawinan.

2. Dampak Negatif

Adapun dampak negatif dari interaksi masyarakat pendatang

(wisatawan) dengan masyarakat lokal Desa Senggigi adalah:

a. Etika Cara Berpakaian Dampak interaksi masyarakat pendatang dengan masyarakat lokal

antara lain dapat dilihat dari perubahan gaya busana masyarakat

terutama pada remaja yang meniru wisatawan, gaya bahasa, sikap dan

Page 104: DAMPAK INTERAKSI SOSIAL ANTARA MASYARAKAT …etheses.uinmataram.ac.id/470/1/Ahmad Tarmizi153133051.pdf · Pendatang dengan Masyarakat Lokal Terhadap Eksistensi Budaya Lokal (studi

89

prilaku yang ditunjukkan masyarakat lokal, ini adalah efek demonstratif

dari budaya yang di bawa oleh wisatawan dari Negara asalanya.

Seperti yang diungkapkan de Kadt dalam Tashadi, efek

demonstratife adalah perubahan nilai, sikap dan prilaku suatu

masyarakat sebagai akibat dari kunjungan wisatawan ke daerah itu,

terutama karena adanya interaksi dengan wisatawan dan usaha meniru

budaya wisatawan.83

Ini sesuai dengan teori diatas bahwa keberadaan pariwisata

memberi peluang kepada wisatawan atau masyarakat pedatang yang

keluar masuk berkunjung di Desa Senggigi, hal ini memberi pengaruh

besar terhadap budaya-budaya yang dibawa dari negara asalnya seperti

diantaranya cara berpakaian. Akulturasi budaya berpakain wisatawan

tersebut terlihat pada sopir preelance dan anak-anak yang menganjak

dewasa yang dimana kebiasaan sekarang ini menggunakan pakain

terbuka seperti baju kaos dan celana pendek.

Jika kita melihat saat ini etika cara berpakain masyarakat terutama

anak-anak remaja jauh berbeda dari biasanya, mereka sudah tidak malu

menggunakan pakain yang serba terbuka, ini tidak terlepas dari

perkembangan zaman yang semakin maju dan proses akulturasi yang

dilakukan oleh para remaja khususnya di kawasan wisata Desa Senggigi,

etika cara berpakaian tersebut sangat tidak sesuai dengan syaraiat islam

seperti yang di tegaskan oleh Allah SWT dalam firmannya:

83

Sri Safitri Oktaviyanti, Dampak Sosial Budaya Interaksi Wisatawan dengan Masyarakat Lokal di Kawasan Sorowijan (Jurnal Nasional Pariwisata:2013).

Page 105: DAMPAK INTERAKSI SOSIAL ANTARA MASYARAKAT …etheses.uinmataram.ac.id/470/1/Ahmad Tarmizi153133051.pdf · Pendatang dengan Masyarakat Lokal Terhadap Eksistensi Budaya Lokal (studi

90

Artinya: “Hai anak Adam, sesungguhnya kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. dan pakaian takwa itulah yang paling baik, yang demikian itu adalah sebagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat.” (QS.Al -A’raf:26).84

Jika kita melihat dari ayat di atas jelas bahwa etika cara berpakain

masyarakat Desa Senggigi terutama pada sebagain masyarakat lebih-lebih

pada remaja yang ada di sana jauh berbeda dari biasanya dan tidak sesuai

dengan apa yang di jelaskan dalam firman Allah di atas.

Dengan berubahnya prilaku dan etika cara berpakaian masyarakat

lokal, dan proses imitasi sebagai bagian dari efek demonstratife ini

perlahan dinilai dapat menghilangkan keaslian budaya lokal.

b. Budaya Gotong Royong

Gotong royong sebagai salah satu ciri khas masyarakat pedesaan

tidak terlepas dari eksistensi masyarakatnya sebagai individu maupun

sebagai mahluk sosial.

Kojaraningrat membagi dua jenis gotong royong yang dikenal oleh

masyarakat Indonesia yaitu gotong royong tolong menolong dan gotong

royong kerja bakti. Kegiatan gotong royong tolong menolong terjadi

pada aktifitas pertanian, kegiatan sekitar rumah tangga, kegiatan pesta,

kegiatan perayaan, dan pada peristiwa bencana atau kematian. Kegiatan

gotong royong seperti tolong menolong sering kita jumpai di kawasan

84

QS. al-A’Raf [7]: 26.

Page 106: DAMPAK INTERAKSI SOSIAL ANTARA MASYARAKAT …etheses.uinmataram.ac.id/470/1/Ahmad Tarmizi153133051.pdf · Pendatang dengan Masyarakat Lokal Terhadap Eksistensi Budaya Lokal (studi

91

wisata Desa Senggigi seperti contoh tolong menolong ketika ada

masyarakat di timpa musibah seperti meninggal dunia, masyarakat

secara bersama-sama saling membantu ngelayat kekuburan, ngaji

yasinan dan zikir, kemudian ada terlihat kelompok yasinan di

masyarakat, serta kegiatan iuran kematian juga masih ada di Desa

Senggigi, di setiap Dusun masih bisa dijumpai, bagi masyarakat yang

terkena musibah seperti meninggal dunia fungsi perkumpulan tersebut

yaitu memberi sumbangan sebesar Rp.2500/orang untuk membantu

keluaraga yang di timpa musibah baik itu masyarakat pendatanng

maupun masyarakat lama.

Sedangkan kegiatan gotong royong kerja bakti yang sifatnya untuk

kepentingan umum seperti kerja bakti untuk kebersihan lingkungan

Dusun dan gotong royong dalam membangun dan renopasi tempat-

tempat ibadah seperti mushalla dan masid sudah jarang terlihat

dikawasan wisata Desa Senggigi.

Hal ini diketahui ketika peneliti melakukan wawancara dengan

Bapak H.Muhammad Farhan yang bersamaan pada saat itu ada

perbaikan mushalla di Dusun Senggigi, terlihat partisipasi masyarakat

saat itu tidak terlalu banyak, jika dilihat dari data penduduk setiap Dusun

yang paling banyak penduduknya adalah Dusun Senggigi itu sendiri

yaitu berjumlah 1789 Jiwa dengan jumlah KK 579 kepala keluarga

namun nyatanya di lapangan yang mengikuti kegiatan gotong royong

dalam bentuk kerja bakti sangat kurang.

Page 107: DAMPAK INTERAKSI SOSIAL ANTARA MASYARAKAT …etheses.uinmataram.ac.id/470/1/Ahmad Tarmizi153133051.pdf · Pendatang dengan Masyarakat Lokal Terhadap Eksistensi Budaya Lokal (studi

92

fakta tersebut juga sesuai dengan apa yang pernah diungkapkan

oleh Bapak Muhammad Ilham kepala Desa Senggigi yaitu dengan

adanya wisata Desa Senggigi ini terjadi perubahan dalam “sisi perilaku

sosial berubah deratis di kalangan masyarakat terutama cara hidup dan

berinteraksi antar sesama sangatlah jauh berbeda dari biasanya, yang

dulunya pola hidup masih banyak saling bergotong royong, dan hidup

tradisional sekarang sudah jarang terjadi di kalangan masyarakat lokal.

Kehidupan gotong royong banyak ditemukan pada masyarakat

yang berakar pada tradisi pertaniain pedesaan atau agraris, yang disebut

Eric Wolf dengan istilah peasant community.85 Adapun gotong royong

atau tolong menolong dalam Islam lebih dikenal dengan istilah ta’awun.

Tolong menolong (ta’awun) dalam al-Quran terdapat dalam surah Al -

Maidah [5]: 2.

Artinya : “Dan tolong menolonglah kamu dalam berbuat kebajikan

dan takwa, dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan

pelanggaran. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah amat

siksa-Nya.”86

Jika melihat dari persfektif Al-Quran masyarakat Desa Senggigi

terutama dalam budaya gotong royong dalam hal kerja bakti yang

85

Soekanto, Sosiologi suatu Pengantar (Jakarta: Rajawali Pers, 1982).h. 116. 86

Al-Maidah [5]: 2.

Page 108: DAMPAK INTERAKSI SOSIAL ANTARA MASYARAKAT …etheses.uinmataram.ac.id/470/1/Ahmad Tarmizi153133051.pdf · Pendatang dengan Masyarakat Lokal Terhadap Eksistensi Budaya Lokal (studi

93

sifatnya untuk umum sekarang ini sudah mulai bergeser dan jauh

berbeda dari biasanya.

Lebel masyarakat yang hidup secara kolektifitas, asri akan

keteradisionalnya khusunya di Desa Senggigi ini, mayoritas masyarakat

saat ini bertolak ukur kearah modernisasi sehingga terjadi perubahan

terhadap masyarakat lokal itu sendiri yang mengarah kepada masyarakat

yang individualis dan matrialis dan lebih berorientasi kepada

kepentingan sendiri.

Kesadaran masyarakat dalam bergotong royong mulai berkurang

hal ini dikarenakan masyarakat yang masih terikat oleh pekerjaan,

karena sebagain masyarakat bekerja di hotel, restoran, berdagang,

bekerja sebagai usaha jasa wisata dan lain sebagainya sehingga jika

mengadakan gotong royong harus bisa memilih hari yang tepat supaya

masyarakat banyak yang ikut berpartisipasi.

c. Berkembangnya Aktifitas yang tidak Bermanfaat

Seiring dengan berkembangnya pariwisata Senggigi

menimbulkan budaya-budaya baru di kalangan masyarakat lokal sekitar,

baik remaja, tua dan anak-anak terlihat duduk-duduk di pinggir jalan

maupun di tempat orang jualan terlihat nongkrong sampai larut malam,

kebiasaan nongkrong sampai larut malam ini dilakukan msyarakat

semenjak dijadikannya wisata karena setiap malam hari selalu ramai di

kawasan tersebut tidak seperti sebelum adanya wisata.

Page 109: DAMPAK INTERAKSI SOSIAL ANTARA MASYARAKAT …etheses.uinmataram.ac.id/470/1/Ahmad Tarmizi153133051.pdf · Pendatang dengan Masyarakat Lokal Terhadap Eksistensi Budaya Lokal (studi

94

d. Minum-Minuman Beralkohol

Akulturasi budaya juga terjadi pada masyarakat lokal yang

dimana sebagian masyarakat meniru kebiasaan wisatawan seperti

minum-minuman berarkohol, hal ini tidak terlepas dari jumlah warung,

toko, restoran yang menyediakan minuman-minuman beralkohol

tersebut sehingga secara tidak langsung kebiasaan tersebut akan ikuti

oleh sebagian masyarakat lokal sekitar wisata Desa Senggigi.

Dari data yang di dapatkan peneliti di lapangan bahwa jumlah

toko maupun usaha yang menyediakan minuman beralkohol tercatat

sebanyak 6 buah, yang dimana jumlah masyarakat yang di ketahui

mengkonsumsi miras berjumlah 100 orang.

Jumlah warung atau toko yang menyediakan miras bisa

dikatakan sangat banyak, ini yang menyebabkan masyarakat menjadi

terpengaruhi untuk mengkonsumsi minuman haram tersebut karena

kebiasaan tersebut tidak sesuai dengan nilai dan norma serta kebiasaan

masyarakat pada umumnya yang ada di kawasan wisata Desa Senggigi.

Melalui data-data yang telah diperoleh mengenai interaksi sosial

masyarakat pendatang (wisatawan) dengan masyarakat lokal Desa

Senggigi serta dampaknya terhadap pergeseran nilai budaya lokal

masyarakat lokal Desa Senggigi cukup memberikan gambaran bahwa

dampak dari interaksi serta adanya usaha-usaha seperti restoran, caffe

dan bar yang menyediakan minuman beralkohol karena tuntutan dari

wisatawan dan budaya wisatawan yang tidak terlepas dari lingkungan

Page 110: DAMPAK INTERAKSI SOSIAL ANTARA MASYARAKAT …etheses.uinmataram.ac.id/470/1/Ahmad Tarmizi153133051.pdf · Pendatang dengan Masyarakat Lokal Terhadap Eksistensi Budaya Lokal (studi

95

yang semakin terbukanya tempat-tempat penjualan minuman beralkohol

tersebut ini bisa kita lihat milai dari Dusun Loco depan Hotel Aruna

sampai dengan Dusun Senggigi dan menuju ke dermaga pantai Senggigi

banyak restoran, bar, caffe yang menyuguhkan minuman beralkohol

tersebut secara terbuka dan jelas bisa kita lihat disana.

Jika diperhatikan dari beberapa bentuk interaksi antara

masyarakat pendatang (wisatawan) dengan masyarakat lokal yang sangat

berperan dan memberikan pengaruh yang sangat signifikan adalah

karena adanya kerjasama dalam bidang transaksi wisata, wisatawan

sebagai konsumen, dan masyarakat lokal sebagai penyedia fasilitas serta

akomodasi lainnya seperti minuman beralkohol tersebut.

Berkaitan dengan minuman keras tersebut Islam melarang untuk

mengkonsusmi minuman tersebut. Allah SWT berfirman dalam Al-

Quran surah Al-Maidah ayat 90 sebagai berikut:

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya

(minuman) khamar, berjudi,(berkorban untuk) berhala, mengundi nasib

dengan panah, adalah termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah

perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan.”87

Berangkat dari kenyataan yang ada dan merujuk kepada hukum

yang sudah di tetapkan mengenai minuman beralkohol tersebut dapat

87

QS. al-Maidah [5]: 90.

Page 111: DAMPAK INTERAKSI SOSIAL ANTARA MASYARAKAT …etheses.uinmataram.ac.id/470/1/Ahmad Tarmizi153133051.pdf · Pendatang dengan Masyarakat Lokal Terhadap Eksistensi Budaya Lokal (studi

96

memberi dampak yang mengkhawatirkan terhadap nilai sosial budaya

masyarakat serta kebiasaan asyarakat lokal sekitar. Sebab dengan

banyaknya restoran, toko-toko, maupuan caffe yang menyediakan

minuman tersebut secara tidak langsung akan terpengaruhi oleh

kebiasaan wisatawan yang ada di kawasan tersebut.

Page 112: DAMPAK INTERAKSI SOSIAL ANTARA MASYARAKAT …etheses.uinmataram.ac.id/470/1/Ahmad Tarmizi153133051.pdf · Pendatang dengan Masyarakat Lokal Terhadap Eksistensi Budaya Lokal (studi

97

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah peneliti lakukan, maka peneliti

dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Bentuk Interaksi Sosial Antara Masyarakat Pendatang dengan Masyarakat

Lokal Desa Senggigi.

Dalam penelitian ini bentuk interaksi yang terjadi antara

masyarakat pendatang dengan masyarakat lokal yaitu dalam bentuk

kerjasama (coopration), kerjasama terjadi apabila kedua belah pihak saling

membantu baik itu dalam transaksi wisata yaitu masyarakat lokal sebagai

penyedia akomodasi wisata dan masyarakat pendatang sebagai konsumen

atau pemakai jasa usaha dan kerjasama dalam pengelolaan usaha, yaitu

masyarakat lokal sebagai pekerja di bidang usaha dan masyarakat

pendatang sebagai pelaku usaha, kerjasama juga terjadi untuk penguatan

budaya lokal seperti budaya perkawinan, untuk masyarakat lokal yang

menikah dengan masyarakat pendatang prosesi pernikahan sebagaian besar

melakukan prosesi adat perkawinan masyarakat lokal yang ada di daerah

Lombok pada umumnya dan tentunya budaya dan adat perkawinan yang

ada di Desa Senggigi khusunya, sehingga keberadaan dari budaya lokal

seperti adat perkawinan masyarakat lokal Desa Senggigi tetap terjaga

dengan baik sampai sekarang ini.

97

Page 113: DAMPAK INTERAKSI SOSIAL ANTARA MASYARAKAT …etheses.uinmataram.ac.id/470/1/Ahmad Tarmizi153133051.pdf · Pendatang dengan Masyarakat Lokal Terhadap Eksistensi Budaya Lokal (studi

98

2. Dampak interaksi Sosial Antara Masyarakat Pendatang dengan Masyarakat

Lokal Desa Senggigi Terhadap Eksistensi Budaya Lokal

Dampak yang timbul akibat dari interaksi yang dilakukan antara

masyarakat pendatang dengan masyarakat lokal Desa Senggigi yaitu

dapat dikalsifikasikan menjadi dua yaitu dampak positif dan dampak

negatif. Dampak positif yaitu adanya pembelajaran budaya, dengan

adanya pernikahan masyarakat lokal dengan masyarakat pendatang

terjadi penguatan budaya lokal seperti adat perkawinan masyarakat lokal

Desa Senggigi karena sebagian besar pernikahan yang terjadi melakukan

prosesi adat perkawinan masyarakat lokal seperti krame gubuk, dan

pisuke.

Adapun dampak negatifnya yaitu keberadaan budaya perkawinan

masyarakat lokal Desa Senggigi saat ini apakah akan terus di

pertahankan oleh generasi muda kedepannya, karena pola fikir

masyarakat saat ini sedikit demi sedikit sudah mulai berubah kearah

yang lebih maju dan banyak terjadi akulturasi di kalangan masyarakat.

Di khawatirkan kehidupan yang semakin kompleks dan kemajuan yang

pesat kedepannya akan berpengaruh terhadap keberadaan budaya lokal

masyarakat Desa Senggigi seperti adat perkawinan masyarakat lokal.

Page 114: DAMPAK INTERAKSI SOSIAL ANTARA MASYARAKAT …etheses.uinmataram.ac.id/470/1/Ahmad Tarmizi153133051.pdf · Pendatang dengan Masyarakat Lokal Terhadap Eksistensi Budaya Lokal (studi

99

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan diatas, lewat kesempatan

ini peneliti ingin menyampaikan saran sebagai berikut:

1. Bagi Pemerintah Desa Senggigi

Supaya selalu memberikan pengarahan, pelayanan dan keamanan

kepada masyarakat supaya tetap terjaga kedamaian dan ketentraman

sehingga industri pariwisata yang berkembang saat ini tidak berdampak

kepada nilai budaya lokal yang ada menjadi bergeser ataupun berubah.dan

supaya menjadi tolak ukur masyarakat untuk menjadi lebih maju lagi

meski banyak perubahan yang terjadi di bidang tertentu dikalangan

masyarakat saat ini.

2. Bagi Tokoh Agama dan Tokoh Masyarakat

Masih perlu dilakukan upaya yang lebih optimal lagi dalam

mengantisipasi perubahan sosial keagamaan yang terjadi pada masyarakat

kawasan wisata Desa Senggigi sebagai Filter dalam mengahadapi

kehidupan yang selanjutnya dan menjadi pembelajaran saat ini terhadap

pergeseran yang terjadi di bidang sosial budaya masyarakat.

3. Bagi Masyarakat

Agar tetap menjaga toleransi antar sesama warga, menyikapai

dengan seksama sikap dan prilaku dan gaya hidup masyarakat yang selama

ini banyak dipengaruhi oleh masyarakat pendatang (wisatawan) dan

menyaring pengadopsian atau akulturasi budaya dengan masyarakat

Page 115: DAMPAK INTERAKSI SOSIAL ANTARA MASYARAKAT …etheses.uinmataram.ac.id/470/1/Ahmad Tarmizi153133051.pdf · Pendatang dengan Masyarakat Lokal Terhadap Eksistensi Budaya Lokal (studi

100

pendatang atau wisatawan asing yang datang berkunjung ke wilayah

tersebut.

Page 116: DAMPAK INTERAKSI SOSIAL ANTARA MASYARAKAT …etheses.uinmataram.ac.id/470/1/Ahmad Tarmizi153133051.pdf · Pendatang dengan Masyarakat Lokal Terhadap Eksistensi Budaya Lokal (studi

101

DAFTAR PUSTAKA

Abdulsyani. 2002. Sosiologi Skematika Teori dan Terapan. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Alfan Muhammad. 2013. Filsafat Kebudayaan. Bandung: Pustaka Setia. Asrosi dan Muhammad Ali. 2004. Psikologi Remaja, Perkembangan Peserta

Didik. Jakarta: PT Bumi Aksara. Basrowi. 2005. Pengantar Sosiologi. Bogor: Ghalia Indonesia. Cicik Fitriani. judul skripsi Interaksi Sosial Transmigran Jawa dengan

Masyarakat Lokal di Desa Kayuagung kecamatan Mepanaga Kabupaten Perigi Moutong, Jurusan pendidikan Ilmu pengetahuan sosial fakultas keguruan dan ilmu pendidikan Universitas Tadulako.

Elli Setiadi dkk. 2010. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Jakarta: Kencana. Fatimatuzzuhroh, judul skripsi Dampak Pergeseran Budaya Terhadap Eksistwnsi

Bahasa Halus Sasak di Lingkungan Perbawe Kel. Tiwu Galih Praya. Jurusan komunikasi penyiaran islam (KPI), Fakultas Dakwah dan Komunikasi Intitut Agama Islam Negeri (IAIN) Mataram.

Febriamansyah & Zulkarnain. 2008. Kearifan Lokal dan Pemanfaatan dan

Pesisir. Jurnal Agribisnis Kerakyatan. Gustini, Nuraeini dan Muhammad Alfan. 2012.Studi Budaya di

Indoneso.Bandung: CV Pustaka Setia. Halikin. judul skripsi Analisis Pola Interaksi Masyarakat Pendatang Terhadap

Masyarakat Lokal di Sumbawa Barat (studi di kecamatan Maluk, Sumbawa Barat NTB), Jurusan pendidikan ilmu pengetahuan social, fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

http://www.disbudpar.ntbprov.go.id/2014-kunjungan-wisatawan-meningkat/

(diakses hari minggu 11 Desember 2016). https://id.wikipedia.org/wiki/Senggigi, Batu Layar, Lombok Barat (diakses hari

minggu 11 Desember 2016). Liliweri, Alo. 2014. Sosiologi & Komunikasi Organisasi. Jakarta: PT Bumi

Aksara. Moleong, Lexy. 2001. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT.Remaja

Rosdakarya.

Page 117: DAMPAK INTERAKSI SOSIAL ANTARA MASYARAKAT …etheses.uinmataram.ac.id/470/1/Ahmad Tarmizi153133051.pdf · Pendatang dengan Masyarakat Lokal Terhadap Eksistensi Budaya Lokal (studi

102

Muhammad. 2008. Metodologi Penelitian Ekonomi Islam pendekatan kuantitatif

.Jakarta: PT. Raja Grapindo Persada. Nasution. 2003. Metode Research Penelitian Ilmiah. Jakarta: Bumi Aksara. Nazir. 2005. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia. Nuraini.Judul skripsi Interaksi Masyarakat Pendatang dengan Masyarakat

Pribumi dalam Membangun Toleransi Beragama di Desa Tonjon Bogor. Jurusan Sosiologi Agama, Fakultas Ushuluddin dan Filsafat syarifudin Hidayatullah Jakarta.

Purnomo & Husaini. 2011. Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta: PT Bumi

Aksara. Ridho, Kholis Nurochim danTumanngor Rusmin. 2010. Ilmu Sosial dan Budaya

Dasar. Jakarta: PT Pajar Interpratama Mandiri. Sabani. 2008. Metode Penelitian. Bandung: CV. Pustaka Setia. Sartini. 2004. Menggali Kearifan Lokal Nusantara Sebuah Kajian Filsafat. Jurnal

Filsafat. Sartini. 2004. Menggali Kearifan Lokal Nusantara Sebuah Kajian Filsafat. Jurnal

Filsafat. Soekanto, Soerjono. 2012.Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada. Sugiarti dan Trisakti Handayani. 1999. Kajian Kontenporer Ilmu Budaya Dasa.

Malang: UMM Press. Suharsimi, Arikunto. 1998.Prosedur Penelitian.Yogyakarta: Rineka Cipta. Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka

Cipta. Suharto, Edi. 2005.Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat. Bandung:

PT Refika Adi Tama. Supardi. 2006. Metodologi Penelitian. Mataram: Cerdas. Zulhadi. Judul skripsi Pola Intraksi Sosial Masyarakat Pendatang dengan

Masyarakat Pribumi.(Studi Sosiologi Komunikasi Atas Etnik Lintang di

Page 118: DAMPAK INTERAKSI SOSIAL ANTARA MASYARAKAT …etheses.uinmataram.ac.id/470/1/Ahmad Tarmizi153133051.pdf · Pendatang dengan Masyarakat Lokal Terhadap Eksistensi Budaya Lokal (studi

103

Kampung Tlanjung Kabupaten Bogor), Jurusan Sosiologi.Fakultas Ilmu Sosial dan ilmu Politik, UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

Page 119: DAMPAK INTERAKSI SOSIAL ANTARA MASYARAKAT …etheses.uinmataram.ac.id/470/1/Ahmad Tarmizi153133051.pdf · Pendatang dengan Masyarakat Lokal Terhadap Eksistensi Budaya Lokal (studi

Lampiran-Lampiran

Page 120: DAMPAK INTERAKSI SOSIAL ANTARA MASYARAKAT …etheses.uinmataram.ac.id/470/1/Ahmad Tarmizi153133051.pdf · Pendatang dengan Masyarakat Lokal Terhadap Eksistensi Budaya Lokal (studi

Tabel

Daftar Informan

No Nama Profesi

1 Muhammad Ilham Kepala Desa

2 H.Muhammad Farhan Kepala Dusun Senggigi

3 H.Abdul Aziz Kepala Dusun Kerandangan

4 Syafrudin Stap Desa Kasi Pemerintahan

5 Muhammad Fadillah Freelance

6 Ruslan Guide Lokal

7 H. Rusdy Tokoh Masyarakat

8 Bukeran Usaha jasa wisata/tiket

9 Ibu Halimah Pedagang/Tukang Pijat

10 Man Pedagang Assesoris

11 Sahwan Guide Lokal

12 Sahrudin Guide Lokal

13 Adam Staf Desa Senggigi

14 Supardi Staf Desa (Kaur Umum)

15 Syafi’i, SE Staf Desa (Kasi Pembangunan)

Page 121: DAMPAK INTERAKSI SOSIAL ANTARA MASYARAKAT …etheses.uinmataram.ac.id/470/1/Ahmad Tarmizi153133051.pdf · Pendatang dengan Masyarakat Lokal Terhadap Eksistensi Budaya Lokal (studi
Page 122: DAMPAK INTERAKSI SOSIAL ANTARA MASYARAKAT …etheses.uinmataram.ac.id/470/1/Ahmad Tarmizi153133051.pdf · Pendatang dengan Masyarakat Lokal Terhadap Eksistensi Budaya Lokal (studi
Page 123: DAMPAK INTERAKSI SOSIAL ANTARA MASYARAKAT …etheses.uinmataram.ac.id/470/1/Ahmad Tarmizi153133051.pdf · Pendatang dengan Masyarakat Lokal Terhadap Eksistensi Budaya Lokal (studi
Page 124: DAMPAK INTERAKSI SOSIAL ANTARA MASYARAKAT …etheses.uinmataram.ac.id/470/1/Ahmad Tarmizi153133051.pdf · Pendatang dengan Masyarakat Lokal Terhadap Eksistensi Budaya Lokal (studi
Page 125: DAMPAK INTERAKSI SOSIAL ANTARA MASYARAKAT …etheses.uinmataram.ac.id/470/1/Ahmad Tarmizi153133051.pdf · Pendatang dengan Masyarakat Lokal Terhadap Eksistensi Budaya Lokal (studi
Page 126: DAMPAK INTERAKSI SOSIAL ANTARA MASYARAKAT …etheses.uinmataram.ac.id/470/1/Ahmad Tarmizi153133051.pdf · Pendatang dengan Masyarakat Lokal Terhadap Eksistensi Budaya Lokal (studi

DOKUMENTASI

Wawancara dengan bapak Kepala Desa Wawancara H. Muhammad Farhan Senggigi Muhammad Ilham. (Kadus Senggigi)

Wawancara Pak Adam Staf Desa Senggigi

Wawancara dengan Muhammad Fadillah Wawancara Pak Ruslan

Page 127: DAMPAK INTERAKSI SOSIAL ANTARA MASYARAKAT …etheses.uinmataram.ac.id/470/1/Ahmad Tarmizi153133051.pdf · Pendatang dengan Masyarakat Lokal Terhadap Eksistensi Budaya Lokal (studi

(Freelance) (Guide Lokal)

Wawancara Inaq Halimah (Pedagang/tukang pijit)

Wawancara dengan Pak Bukeran (Kotasi Tour and Travel) Dermaga pantai Senggigi.

Page 128: DAMPAK INTERAKSI SOSIAL ANTARA MASYARAKAT …etheses.uinmataram.ac.id/470/1/Ahmad Tarmizi153133051.pdf · Pendatang dengan Masyarakat Lokal Terhadap Eksistensi Budaya Lokal (studi

Saat Wawancara dengan Guide Lokal Desa Snggigi.

Wawancara dengan Bapak Saharudin Sales Kotasi Dermaga pantai Senggigi

Page 129: DAMPAK INTERAKSI SOSIAL ANTARA MASYARAKAT …etheses.uinmataram.ac.id/470/1/Ahmad Tarmizi153133051.pdf · Pendatang dengan Masyarakat Lokal Terhadap Eksistensi Budaya Lokal (studi

Wawancara dengan Bapak H. Abdul Aziz Kepala Dusun Kerandangan

Wawancara dengan Pak Man Pedagang souvenir Kawasan pantai Senggigi depan

Killa Senggigi Beach.

Page 130: DAMPAK INTERAKSI SOSIAL ANTARA MASYARAKAT …etheses.uinmataram.ac.id/470/1/Ahmad Tarmizi153133051.pdf · Pendatang dengan Masyarakat Lokal Terhadap Eksistensi Budaya Lokal (studi

Wisatawan ketika sedang membeli tiket di dermaga Pantai Senggigi