dampak covid-19 terhadap pelayanan publik (studi kasus

15
Jurnal Ilmiah Niagara, Volume 13 Nomor 1 Juni 2021 Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Banten 27 DAMPAK COVID-19 TERHADAP PELAYANAN PUBLIK (Studi Kasus pada Pelayanan Keluarga Berencana di DKI Jakarta) Tjahyo Rawinarno, Suhud Alynudin, Najwa Shafira Prodi Administrasi Negara/Niaga, Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Banten Corresponden Author Email: [email protected] Abstrak Latar belakang dari penelitian ini adalah berawal dari menyebarnya pandemi Covid-19 ke Indonesia, khususnya DKI Jakarta. Hal ini menyebabkan pengalihan pelayanan kesehatan. Selain itu, terjadinya kenaikan angka kehamilan pada usia subur. Teori yang peneliti gunakan sebagai pedoman dalam penelitian ini yaitu teori Green terkait pemilihan kontrasepsi dan kualitas pelayanan dari Dwiyanto (2014), yang menjelaskan terkait kualitas pelayanan yang bagus dapat diperoleh apabila kita berfokus pada salah satu dimensinya, yakni fasilitas. Sedangkan untuk metode penelitian peneliti menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Teknik pengambilan data yang dilakukan yakni melalui studi kepustakaan literatur, seperti sumber website lembaga resmi pemerintah maupun sumber lainnya yang relevan. Hasilnya diketahui bahwa berdasarkan faktor pendorong, yaitu riwayat pendidikan berada pada jenjang yang cukup tinggi, serta tersedianya sarana yang sesuai protokol kesehatan, demi menjaga keberlangsungan pelayanan. Oleh karena itu, perlu adanya edukasi disertai regulasi inovasi yang sesuai kebutuhan masyarakat menjadi prioritas utama. Kata Kunci: Pelayanan Publik, Program Keluarga Berencana, Pandemi Covid-19. Abstract Background of this research is since when pandemic Covid-19 spread to Indonesia, especially DKI Jakarta. It is caused diversion of health service. Besides, improvement of pregnancy number at fertility age. Theories that be used as guidance are according Green about choice the contraception and service quality dimensions from Dwiyanto (2014), which is for excellent quality services we need focus at one of them: facility. Research methode that used is descriptive qualitative. Approaching by literature study from government and other resources that relevant. Based on reinforcing factor, an education placed on fit position, and application of health protocol to ensure the service. Therefore, need of counseling followed innovative rules be on top priority. Keywords: Public Service, Family Planning Program, Pandemic Covid-19.

Upload: others

Post on 30-Nov-2021

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: DAMPAK COVID-19 TERHADAP PELAYANAN PUBLIK (Studi Kasus

Jurnal Ilmiah Niagara, Volume 13 Nomor 1 Juni 2021

Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Banten

27

DAMPAK COVID-19 TERHADAP PELAYANAN PUBLIK (Studi Kasus pada Pelayanan Keluarga Berencana di DKI Jakarta)

Tjahyo Rawinarno, Suhud Alynudin, Najwa Shafira

Prodi Administrasi Negara/Niaga, Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Banten

Corresponden Author Email: [email protected]

Abstrak

Latar belakang dari penelitian ini adalah berawal dari menyebarnya pandemi Covid-19 ke Indonesia, khususnya DKI Jakarta. Hal ini menyebabkan pengalihan pelayanan kesehatan. Selain itu, terjadinya kenaikan angka kehamilan pada usia subur. Teori yang peneliti gunakan sebagai pedoman dalam penelitian ini yaitu teori Green terkait pemilihan kontrasepsi dan kualitas pelayanan dari Dwiyanto (2014), yang menjelaskan terkait kualitas pelayanan yang bagus dapat diperoleh apabila kita berfokus pada salah satu dimensinya, yakni fasilitas. Sedangkan untuk metode penelitian peneliti menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Teknik pengambilan data yang dilakukan yakni melalui studi kepustakaan literatur, seperti sumber website lembaga resmi pemerintah maupun sumber lainnya yang relevan. Hasilnya diketahui bahwa berdasarkan faktor pendorong, yaitu riwayat pendidikan berada pada jenjang yang cukup tinggi, serta tersedianya sarana yang sesuai protokol kesehatan, demi menjaga keberlangsungan pelayanan. Oleh karena itu, perlu adanya edukasi disertai regulasi inovasi yang sesuai kebutuhan masyarakat menjadi prioritas utama. Kata Kunci: Pelayanan Publik, Program Keluarga Berencana, Pandemi Covid-19.

Abstract Background of this research is since when pandemic Covid-19 spread to Indonesia, especially DKI Jakarta. It is caused diversion of health service. Besides, improvement of pregnancy number at fertility age. Theories that be used as guidance are according Green about choice the contraception and service quality dimensions from Dwiyanto (2014), which is for excellent quality services we need focus at one of them: facility. Research methode that used is descriptive qualitative. Approaching by literature study from government and other resources that relevant. Based on reinforcing factor, an education placed on fit position, and application of health protocol to ensure the service. Therefore, need of counseling followed innovative rules be on top priority. Keywords: Public Service, Family Planning Program, Pandemic Covid-19.

Page 2: DAMPAK COVID-19 TERHADAP PELAYANAN PUBLIK (Studi Kasus

Jurnal Ilmiah Niagara, Volume 13 Nomor 1 Juni 2021

Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Banten

28

I. PENDAHULUAN

Pada dasarnya setiap manusia

membutuhkan pelayanan, bahkan secara

ekstrim dapat dikatakan bahwa pelayanan

tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan

manusia (Sinambela, 2010). Pelayanan

sebagai pemenuhan kebutuhan manusia

tersebut, tentu membutuhkan pihak lain

dalam penyediaan akan kebutuhan yang

mana terdapat kebutuhan yang sifatnya

umum namun tidak dapat mereka penuhi.

Sehingga, dibutuhkan suatu organisasi

sebagai wadah yang dapat menaungi

kebutuhan ini. Dengan demikian, pelayanan

pada hakikatnya adalah serangkaian

kegiatan dalam proses pemenuhan

kebutuhan melalui aktivitas orang lain.

Kebutuhan memiliki keturunan atau

mencetak generasi menjadi salah satu

kebutuhan biologis maupun sosial, mulai

dari individu hingga persoalan negara.

Sehingga, perlu keterpaduan peran

masyarakat dan pemerintah dalam

mempersiapkan penerus bangsa yang lebih

baik. Oleh karena itu, perencanaan keluarga

menjadi penting untuk dipahami secara

holistik (menyeluruh). Hal ini disebabkan

pelayanan dalam kebutuhan bereproduksi,

senantiasa diperlukan demi terciptanya

Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul.

Sejalan dengan perkembangan

pelayanan publik di Indonesia, yakni

mengalami pasang surut reformasi ataupun

tindakan penyusunan kembali, dilakukan

sebagai perbaikan dari pelayanan yang

disebabkan oleh jalur komunikasi perintah

yang terkesan satu arah (dari atas ke bawah/

top-down). Penyelenggaraaan pelayanan

seperti itu menimbulkan krisis kepercayaan

masyarakat kepada pemerintah (Sampara,

1999). Sehingga, pelayanan di Indonesia

harus dipersiapkan dalam menghadapi

perubahan lingkungan yang cepat

(Dwiyanto, 2012: 5).

Sebagaimana yang terjadi saat ini,

masuk pertama kali di DKI Jakarta pada

Maret 2020, pandemi Coronavirus Disesase

2019 atau Covid-19 yang merupakan

penyakit peradangan paru yang disebabkan

oleh Severe Acute Respiratory Syndrome

Coronavirus 2 (SARS-CoV-2). Memiliki gejala

klinis yang beragam, mulai dari demam

(suhu >380C), flu (batuk, pilek, nyeri

tenggorokan, nyeri otot, nyeri kepala),

kesulitan bernafas (sesak memberat),

fatique, myalgia, gejala gastrointestinal

(diare) sampai berkomplikasi berat

(pneumonia atau sepsis). Selain itu, penyakit

komorbid dan bawaan dapat menjadi

perburukan gejala seperti diabetes melitus,

hipertensi, penyakit jantung, dan lain-lain.

Cara penularannya melalui kontak

dengan percikan (droplet) saluran nafas

orang yang terinfeksi (keluar melalui batuk

dan bersin) dan juga jika menyentuh

permukaan yang terkontaminasi virus ini lalu

menyentuh wajah (mata, hidung, mulut).

Pencegahan penyebaran virus perlu

penerapan pola hidup bersih dan sehat,

tersedianya tempat Cuci Tangan Pakai Sabun

(CPTS) 6 langkah yang benar dengan air

mengalir minimal 20 detik, menutupi mulut

serta hidung ketika bersin dan batuk,

meludah menggunakan tisu serta bungkus

tisu bekas pakai kedalam kantung plastik

sebelum dibuang di tempat sampah,

membersihkan permukaan benda yang

Page 3: DAMPAK COVID-19 TERHADAP PELAYANAN PUBLIK (Studi Kasus

Jurnal Ilmiah Niagara, Volume 13 Nomor 1 Juni 2021

Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Banten

29

sering disentuh dengan disinfektan dan

sebagainya.

Oleh karena itu, diperlukan tindakan

untuk mencegah penularan lebih jauh

dengan mendukung langkah-langkah praktis

untuk mengendalikan penyakit ini. Seperti

kebijakan pemberlakuan Lockdown

(Karantina Wilayah) dan Physical Distancing

(Pembatasan Fisik) dengan memperhatikan

jaga jarak antar individu minimal 1 meter.

Hindari pertemuan sosial lebih dari 10 orang,

yang menyebabkan masyarakat tidak dapat

berinteraksi secara langsung satu sama lain.

Hal ini untuk menghindari terjadinya

kerumunan banyak orang agar resiko

penularan virus ini dapat ditekan.

Pembatasan interaksi tersebut

menyebabkan masyarakat dalam memenuhi

kebutuhannya tidak dapat mempertahankan

cara konvensional (bertatap muka). Dengan

demikian penularan virus ini menimbulkan

beberapa dampak terhadap aksesibilitas

pelayanan publik, tidak terkecuali pelayanan

kesehatan masyarakat, khususnya bagi

program Pembangunan Keluarga,

Kependudukan dan Keluarga Berencana

(Bangga Kencana), antara lain:

- Penurunan peserta KB. - Penurunan aktivitas dalam kelompok

kegiatan Bina Keluarga Balita (BKB), Bina Keluarga Remaja (BKR), Bina Keluarga Lansia (BKL), ekonomi produktif dengan Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS) beranggotakan keluarga yang saling beinteraksi melalui Pusat Informasi dan Konseling Remaja/Mahasiswa (PIK R/M).

- Penurunan mekanisme operasional (Mekop) di lini lapangan termasuk

Kampung KB, yang pada kondisi normal merupakan kontak penuh atau person to person.

Sebenanrnya, aktivitas mengenai

Kesehatan Reproduksi, menempati posisi

ketiga terbanyak se-nasional setelah area

kegiatan Air, Sanitasi dan Hygiene dan

Kesehatan - Respon Covid-19. Hal ini

menunjukkan bahwa perhatian kepada

program KB menjadi fokus utama

pemerintah. Walaupun per 7 Agustus 2020

terjadinya keterbatasan Alat Pelindung Diri

(APD) untuk tenaga bidan, yang mana

sedang dalam tahap pemerataan.

Meskipun begitu, Aparatur Sipil

Negara (ASN) bersama penyelenggara

pelayanan publik dituntut harus adaptif

dalam menanggapi perubahan kerja baik

manual maupun digital, sehingga

pemerintah tetap mampu memfasilitasi

kesejahteraan masyarakat yang

berkelanjutan dalam segala kondisi.

Sebagaimana yang tertulis pada Surat

Edaran Gubernur Daerah Khusus Ibukota

Jakarta Nomor 2/SE/2020 tentang

Penyesuaian Sistem Kerja Pegawai dalam

Upaya Pencegahan Penyebaran Covid-19

Tanggal 16 Maret 2020 di Lingkungan

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Berbagai

tantangan pelaksanaan birokrasi bukanlah

hal mudah untuk segera diatasi. Konteks

kedinamisan dalam pemerintah (dynamic

governance) menjadi keniscayaan dalam

menghadapi hambatan di tengah pandemi

ini.

Salah satunya adalah peraihan

Pemerintah DKI Jakarta dalam Penghargaan

Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan

Keluarga Berencana Sejuta Akseptor Terbaik

I dari Badan Kependudukan dan Keluarga

Berencana Nasional (BKKBN) pada

Page 4: DAMPAK COVID-19 TERHADAP PELAYANAN PUBLIK (Studi Kasus

Jurnal Ilmiah Niagara, Volume 13 Nomor 1 Juni 2021

Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Banten

30

peringatan Hari Keluarga Nasional XXVII

Tahun 2020, dengan realisasi pelaksanaan

melalui sistem informasi secara online

mencapai 30.467 atau 143,76%. Selain itu,

menurut Kepala Dinas Pemberdayaan,

Perlindungan Anak dan Pengendalian

Penduduk (DPPAPP) DKI Jakarta, Tuty

Kusumawati, pelayanan KB di DKI Jakarta

sudah melibatkan 281 fasilitas kesehatan

(faskes) yang teregister, seperti puskesmas

dan rumah sakit, 450 Praktik Mandiri Bidan

(PMB) dan 2.971 kader, terdiri dari

Pembantu Pembina Keluarga Berencana

Desa (PPKBD), PPKB-RW, dan Dasawisma,

yang berperan sebagai pengawas dan

pembina dalam hal distribusi alat dan obat

kontrasepsi (alokon).

Tabel 1.1 Jumlah Penduduk Provinsi DKI

Jakarta Menurut Kelompok Umur

Kelompok Umur

2019 2018

0-4 888.844 905.941

5-9 940.893 927.365

10-14 785.054 765.642

15-19 720.094 710.184

20-24 756.189 784.252

25-29 929.123 965.850

30-34 1.023.219 1.032.201

35-39 983.591 971.281

40-44 861.840 841.960

45-49 730.336 712.011

50-54 610.235 590.947

55-59 485.560 466.794

60-64 359.213 340.245

65+ 483.619 452.956

Jumlah 10.557.810 10.467.629 Sumber: Badan Pusat Statistik, 2020

Berdasarkan tabel, penambahan

jumlah penduduk DKI Jakarta selama 1

tahun, yakni interval terbesar ditempati oleh

umur 40-44 (angka kenaikan 19.880), yang

merupakan kelompok masa subur.

Sedangkan, data yang dikeluarkan oleh

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

menurut persebaran wilayah penduduk DKI

Jakarta selama 3 bulan pertama dan kedua

(April sampai September) selama Covid-19,

telah dirangkum dalam tabel berikut:

Tabel 1.2 Jumlah Penerbitan Akta

Kelahiran Tahun 2020

Kota/Kab. Triwulan 2

Triwulan 3

Jakarta Barat 26.266 41.437

Jakarta Pusat 25.054 38.610

Jakarta Selatan 25.929 40.626

Jakarta Timur 27.950 43.836

Jakarta Utara 25.835 40.154

Kab.Adm. Kep.Seribu

22.404 34.955

Sumber: data.jakarta.go.id

Jumlah terbanyak dengan angka

kenaikan kelahiran terbesar (15.886) yakni di

Kelurahan Pondok Bambu, Kecamatan

Duren Sawit, Jakarta Timur, dengan jumlah

laki-laki dari 425 menjadi 490, sedangkan

untuk perempuan dari 381 menjadi 475 akta

yang diterbitkan. Menurut kedua tabel

tersebut, terjadi kolerasi antara kenaikan

usia subur dengan meningkatnya jumlah

kelahiran baru selama Covid-19, yang

ditandai dengan bertambahnya permintaan

pelayanan penerbitan akta kelahiran, hal ini

mengindikasikan terjadinya penurunan

dalam kepesertaan program KB.

Usia merupakan faktor demografi yang

mencerminkan karakteristik dari seseorang

Page 5: DAMPAK COVID-19 TERHADAP PELAYANAN PUBLIK (Studi Kasus

Jurnal Ilmiah Niagara, Volume 13 Nomor 1 Juni 2021

Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Banten

31

yang cenderung akan berpengaruh pada

pengambilan kaputusan, dapat

mempengaruhi cara pandang seseorang

dalam menghadapi berbagai hal, termasuk

pengambilan keputusan (decision) hingga

tahap konfirmasi (confirmation) dalam

pemilihan kontrasepsi. Semakin lanjut

umurnya, maka

semakin bertanggung jawab, tertib,

bermoral, dan lebih berbakti.

Sebenarnya, beberapa kebijakan telah

diberlakukan oleh BKKBN (Pusat & Provinsi),

maupun DPPAPP DKI Jakarta yang

berkoordinasi dengan Organisai Perangkat

Daerah (OPD) dan Kabupaten/Kota dalam

melakukan pembinaan kesertaan ber-KB dan

pencegahan putus pakai (discontinuation).

Selain itu, Penyuluh KB (PKB)/Petugas

Lapangan KB (PLKB) bekerjasama dengan

Kader Institusi Masyarakat melakukan

analisis untuk mengetahui jumlah dan

persebaran Pasangan Usia Subur (PUS)

termasuk Komunikasi Informasi dan Edukasi

(KIE) serta Konseling. Berikut informasi yang

harus diketahui sebelum memilih alat

kontrasepsi, yakni terkait tujuan dari

penggunaan alat kontrasepsi, jenis-jenis alat

kontrasepsi, ciri alat kontrasepsi, keluhan

setelah menggunakan alat kontrasepsi serta

cara menanganinya, kontraindikasi alat

kontrasepsi, keuntungan dan kerugian alat

kontrasepsi dan kembalinya masa subur

(Yusita, et al, 2020). Selain itu, untuk

mengurangi dampak penyebaran lebih luas,

perlu juga diberikan edukasi terkait

penerapan protokol kesehatan (prokes)

dalam pelayanan, salah satunya terkait

momen kapan harus dilakukan cuci tangan,

seperti menyentuh lingkungan sekitar.

Selain itu, pada 18 Desember 2020

Pemerintah DKI Jakarta meraih penghargaan

Innovative Government Award dilansir oleh

www.bappeda.jakarta.go.id dalam kategori

provinsi Terinovatif yang diselenggarakan

oleh Kementerian Dalam Negeri RI

(Kemendagri) melalui Badan Penelitian dan

Pengembangan (BPP atau Badan Litbang).

Proses penilaian dilakukan secara obyektif,

dengan melibatkan Tim Penilai dari berbagai

instansi, akademisi, dan pakar Inovasi

Daerah. Pengukuran penilaian ini dilakukan

melalui Pengukuran Indeks Inovasi Daerah

(IID) yang terdiri dari 2 aspek, 7 variabel dan

35 indikator.

Adapun 35 indikator tersebut

diantaranya adalah visi-misi kepala daerah,

jumlah inovasi daerah, regulasi inovasi

daerah, tingkat partisipasi stakeholders,

kecepatan inovasi, kemanfaatan inovasi dan

tingkat kepuasan pengguna inovasi.

Sedangkan aspek penilaian, mengacu pada 5

kriteria, yaitu kebaruan, manfaat bagi

daerah dan/atau masyarakat, urusan

pemerintahan daerah yang menjadi

kewenangannya, replikasi dan aplikatif.

Melalui penilaian IGA ini, diharapkan dapat

mendorong dan memotivasi pemerintah

daerah untuk terus melakukan inovasi

dibidang peningkatan pelayanan publik, tata

kelola pemerintahan, pembangunan di

daerah, serta penyemangat bagi jajaran

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk

meningkatkan kinerja melalui kolaborasi

yang lebih luas.

Tujuan pelayanan kesehatan adalah

tercapainya derajat kesehatan masyarakat

yang memuaskan derajat kebutuhan

masyarakat (costumer satisfication), melalui

Page 6: DAMPAK COVID-19 TERHADAP PELAYANAN PUBLIK (Studi Kasus

Jurnal Ilmiah Niagara, Volume 13 Nomor 1 Juni 2021

Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Banten

32

pelayanan yang efektif oleh pemberi

pelayanan yang juga akan memberikan

kepuasan dalam harapan dan kebutuhan

pemberi pelayanan (provider satisfication),

dalam institusi pelayanan yang

diselenggarakan secara efisien (institutional

satisfication). Interaksi ketiga pilar utama

pelayanan kesehatan yang serasi, selaras

dan seimbang merupakan paduan dari

kepuasan tiga pihak dan ini merupakan

pelayanan kesehatan yang memuaskan atau

satisfactory health care (Setiasih, 2016).

Oleh karena itu, tulisan ini bertujuan

untuk mengetahui bagaimana

penyelenggaraan pelayanan publik terkait

kesehatan, yakni program KB selama Covid-

19 di DKI Jakarta.

II. METODE PENELITIAN

Metode penelitan yang digunakan

dalam penelitian ini adalah metode kualitatif

deskriptif, dengan studi kepustakaan (library

research) yaitu penelitian melalui metode

pengumpulan data pustaka dan mencatat

serta mengolah bahan penelitian. Tahapan

yang dilakukan dalam penelitian adalah

melalui penelusuran, serta membaca

berbagai temuan terkait pelayanan KB di DKI

Jakarta selama covid-19.

Setiap pembahasan hasil penelitian,

artikel, maupun berita yang didapatkan

dalam literatur, dan sumber website

lembaga resmi pemerintah, serta sumber

lainnya yang relevan dengan studi ini, dikaji

serta dituangkan dalam bentuk narasi.

Selanjutnya, memadukan segala temuan,

baik teori, model maupun konsep

perubahan terkait pelayanan publik melalui

berbagai bacaan, baik dari sisi kelebihan,

kekurangan, maupun keterkaitan tentang

tulisan yang dibahas. Tahapan terakhir

adalah memberikan ulasan dengan

mengelaborasi model maupun pendekatan

yang berbeda dari temuan dalam artikel

sebelumnya.

III. PENELITIAN TERKAIT

Terdapat beberapa penelitian yang

relevan dengan penelitian ini, maka

dicantumkan penelitian terdahulu sebagai

bahan referensi. Penelitian yang dilakukan

oleh Sanjaya (2020), dalam jurnal dengan

judul “Kebijakan Penganggaran Daerah

dimasa Pandemi Covid-19 (Study Kasus pada

Pemerintah Daerah Provinsi Banten)”

penelitian tersebut dilatar belakangi oleh

melemahnya perekonomian selama Covid-

19.

Penelitian bertujuan untuk mengetahui

bagaimana skema pengaturan kebijakan

penganggaran daerah. Penelitian tersebut

menggunakan teori Bussiness Cycle dari

Mankiw (2017). Perbedaan penelitian

terletak dari sisi fokus, yakni refocusing dan

realokasi anggaran. Sedangkan, penelitian

ini berfokus pada program pelayanan KB.

Adapun persamaan penelitian adalah pada

keterangan waktu terjadinya penelitian,

yaitu masa pandemi Covid-19.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Keluarga Berencana (KB) menurut

Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009

tentang Perkembangan Kependudukan dan

Pembangunan Keluarga adalah upaya

mengatur kelahiran anak, jarak dan usia

Page 7: DAMPAK COVID-19 TERHADAP PELAYANAN PUBLIK (Studi Kasus

Jurnal Ilmiah Niagara, Volume 13 Nomor 1 Juni 2021

Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Banten

33

ideal melahirkan, mengatur kehamilan,

melalui promosi, perlindungan, dan bantuan

sesuai dengan hak reproduksi untuk

mewujudkan keluarga yang berkualitas.

BKKBN merupakan lembaga yang

mewadahi program Bangga Kencana,

sebagai upaya mewujudkan keluarga

berkualitas yang hidup dalam lingkungan

yang sehat, melalui berbagai kelompok

kegiatan di masyarakat. Program ini

berfokus pada data setiap keluarga.

Sehingga, permasalahan pada setiap

keluarga dalam mendiagnosis suatu

permasalahan, menjadi dasar dalam upaya

penyelesaian masalah (treatment) yang

berfokus pada keluarga, karena sebenarnya

permasalahan pada kependudukan di

Indoensia adalah bersumber dari setiap unit

keluarga.

Rencana Straegis Badan Kependudukan dan

Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)

selama Covid-19

BKKBN memiliki Rencana Strategis

(Renstra) yang tidak terpisahkan dari sistem

perencanaan pembangunan nasional.

Sehingga, Renstra BKKBN ini disusun dengan

mengacu pada RPJMN 2020-2024 yang telah

ditetapkan pemerintah, sebagai upaya untuk

memberikan kontribusi secara langsung dan

dapat terukur. Salah satu acuan yang paling

mendasar dalam penyusunan Renstra ini

adalah “Prioritas Nasional (PN) untuk

meningkatkan SDM Berkualitas dan Berdaya

Saing”, salah satunya dengan Kegiatan

Prioritas (KP) Peningkatan Kesehatan Ibu

Anak, KB dan Kesehatan Reproduksi.

Selain itu, tertera dalam lampiran Peraturan

BKKBN Republik Indonesia Nomor 6 Tahun

2020 tentang Rencana Strategis Badan

Kependudukan dan Keluarga Berencana

Nasional Tahun 2020-2024, salah satu isu

terkait pemenuhan pelayanan dasar,

mengenai pengguna kontrasepsi sejak

Tahun 2016 mengalami fluktuasi

dikarenakan khawatiran terhadap efek

samping, seperti siklus menstruasi, berat

badan, dan kesehatan. Selanjutnya, tinggal

bagaimana pemerintah mampu meyakinkan

masyarakat dengan memberi pemahaman

terkait pentingnya perencanaan atau

penyiapan kehidupan berkeluarga.

Elemen kualitas pelayanan KB tertumpu

pada perspektif klien (peserta KB) yang

berdampak pada kelangsungan kepesertaan

meliputi pilihan metode, informasi,

kemampuan teknis petugas, hubungan

petugas-klien, ketersediaan pelayanan

lanjutan, dan ketepatan konstelasi

pelayanan (Witono, dkk, 2020). Selain itu,

prinsip penyelenggaraan pelayanan KB pada

masa Covid-19 saat pra pelayanan yakni

melakukan pemberian informasi yang detail

dengan Strategi Konseling Berimbang KB

(SKB KB). Konseling dapat dilakukan melalui

telepon/ semua alternatif komunikasi dan

melakukan penapisan kondisi kesehatan

klien sesuai diagram lingkar kriteria

kelayakan medik, dengan memperhatikan

kerahasiaan informasi dari klien, serta

apabila merekam proses selama konseling

harus dengan se-izin dari klien. Begitu pula

pada masa setelah pelayanan, kecuali ada

keluhan maka klien dapat datang ke tempat

pelayanan KB dengan membuat janji terlebih

dahulu.

Page 8: DAMPAK COVID-19 TERHADAP PELAYANAN PUBLIK (Studi Kasus

Jurnal Ilmiah Niagara, Volume 13 Nomor 1 Juni 2021

Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Banten

34

Pelayanan Program Keluarga Berencana

(KB) Selama Covid-19 di DKI Jakarta

Pelaksanaan program Keluarga

Berencana dinyatakan dengan pemakaian

alat atau cara KB saat ini. Pemakaian alat KB

modern yang dinyatakan dengan

Contraceptive Prevalence Rate (CPR).

Pemakaian alat kontrasepsi dapat dilakukan

dengan dua metode yaitu Metode

Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP), terdiri

dari Alat Kontrasepsi Dalam Rahim

(AKDR)/Intra Uterine Devices (IUD), Implan,

Medis Operasi Wanita (MOW) dan Medis

Operasi Pria (MOP). Selanjutnya, jenis Non-

Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (Non-

MKJP), terdiri dari Kondom, Suntik, dan Pil.

Menurut Teori Lawrence Green,

terdapat tiga faktor perilaku (behavior

causes) yang mempengaruhi seseorang

dalam pemilihan kontrasepsi yang

digunakan (Suwardono, 2020). Perilaku

merupakan suatu kegiatan atau aktivitas

manusia, baik dapat diamati secara langsung

maupun tidak dapat diamati oleh pihak luar.

Perilaku terdiri dari persepsi (perception),

respon terpimpin (guided respons),

mekanisme (mehanisme), adaptasi

(adaptation).

Hal ini dikenal dengan model PRECEDE

(predisposing, reinforcing, and enabling

cause in educational diagnostic and

evaluating). Sehingga hal ini turut menjadi

pertimbangan penyedia pelayanan dalam

memenuhi kebutuhan pengguna pelayanan,

antara lain:

1. Pendidikan Faktor pendorong (predisposing

factors) merupakan faktor pemudah atau

antesenden (mendahului) yang memiliki arti

dasar terjadinya perilaku individu yang

berfungsi dalam memotivasi perilaku

seseorang (Mitha, 2016), berasal dari

preferensi pribadi yang dibawa seseorang

atau kelompok dalam suatu pengalaman

belajar, seperti usia, jenis kelamin,

kepercayaan, riwayat kesehatan, pekerjaan,

sikap, pengetahuan, pendidikan, dan

persepsi.

Pendidikan adalah sebuah proses

pengubahan tata laku seseorang atau

kelompok dan juga usaha mendewasakan

manusia melalui upaya pengajaran dan

pelatihan. Tingkat pendidikan turut

menentukan mudah tidaknya seseorang

menyerap dan memahami tentang KB. Salah

satunya dengan pendidikan formal yang

dapat berpengaruh terhadap pengetahuan

(knowledge) atau kognitif adalah domain

penting terhadap pembentukan perilaku

individu (overt behavior).

Pengetahuan adalah hasil dari tahu,

terjadi setelah melakukan pengindraan

(sebagian besar mata dan telinga) terhadap

suatu objek tertentu, dapat dikatakan juga

bahwa pengetahuan merupakan stimulasi

terhadap tindakan seseorang. Hal tersebut

merepresentasikan bagaimana tingkat

kesadaran PUS dalam keikutsertaan

akseptor (penerima program) KB

Page 9: DAMPAK COVID-19 TERHADAP PELAYANAN PUBLIK (Studi Kasus

Jurnal Ilmiah Niagara, Volume 13 Nomor 1 Juni 2021

Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Banten

35

berdasarkan analisa pengetahuan yang

dimiliki.

Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional

(Susenas), 2017

Berdasarkan gambar, status

pendidikan penduduk DKI Jakarta yang

ditamatkan Tahun 2017 paling tinggi adalah

pada jenjang SMA/sederajat sebesar

27,42%, SMP/sederajat sebesar 17,84% dan

SD/ sederajat sebesar 16,40%.

Sedangkan, Sikap merupakan reaksi

atau respon yang masih tertutup dari

seseorang terhadap stimulus atau objek.

Sikap secara nyata menunjukkan konotasi

adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus

tertentu dalam kehidupan sehari-hari,

merupakan pelaksanaan motif tertentu,

terdiri dari tiga komponen pokok yang

meliputi keyakinan, ide, dan konsep

terhadap suatu objek; evaluasi konsep

terhadap suatu objek; kecenderungan untuk

bertindak (trend to behave). Ketiga

komponen ini secara bersama-sama

membentuk penentuan sikap yang utuh.

2. Sarana Pelayanan Sebagai faktor pemungkin (enabling

factors) adalah faktor lanjutan dari faktor

pendorong, yang mempengaruhi seseorang

untuk bertindak atau tidak, seperti ruangan,

waktu, alat, transportasi, serta ketersediaan

fasilitas kesehatan yang menunjang baik

berupa fisik maupun dalam bentuk online,

sesuai dengan Norma, Standar, Prosedur,

dan Kriteria (NSPK). Dalam hal ini, prosedur

berisi kejelasan informasi mengenai

kesederhanaan jumlah persyaratan

pelayanan yang diperlukan, hal tersebut

dapat mendukung proses pemberian

pelayanan menjadi lebih mudah diakses,

sehingga berlangsung dengan lancar,

keduanya termasuk dimensi pelayanan dari

Dwiyanto (2014).

Penggunaan pelayanan KB yang paling

banyak diminati penduduk DKI Jakarta

selama covid-19 adalah dengan suntikan,

dikarenakan aman, efektif, lebih etis dalam

prosedurnya dan dapat dipakai 6 minggu

setelah persalinan, serta dapat bertahan 8-

12 minggu. Sehingga, menjadi perhatian bagi

pemerintah untuk mempersiapkan

pelayanan ditempat dengan Standar

Operasional Prosedur (standar) Covid-19,

sebagaimana yang tertera pada materi

Penyuluhan Pelayanan KB selama pandemi,

yang mana saat melakukan penyuntikan

pasien, sebaiknya dalam posisi tengkurap

menghadap arah berlawanan posisi bidan.

Sehingga, upaya tersebut dapat saling

menjaga kedua pihak, berikut penjabaran

datanya:

0

20

40

DKI Jakarta

Gambar 4.1 Persentase

Penduduk menurut Pendidikan

Tertinggi

SD SMP SMA

Page 10: DAMPAK COVID-19 TERHADAP PELAYANAN PUBLIK (Studi Kasus

Jurnal Ilmiah Niagara, Volume 13 Nomor 1 Juni 2021

Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Banten

36

Tabel 4.1 Jumlah Peserta KB Aktif (PA) per

Mix Kontrasepsi (Desember 2020)

Kabupaten/ Kota

Alasan

Hamil Ingin Anak Segera

Ingin Anak Kemudian

Tidak Ingin Anak

Jakarta Barat 9.381 26.964 16.039 24.322

Jakarta Pusat 5.731 48.398 13.623 12.497

Jakarta Selatan 4.827 38.956 13.295 15.485

Jakarta Timur 10.298 65.926 27.164 26.104

Jakarta Utara 7.870 76.605 23.992 25.402

Kab.Adm. Kep.Seribu

91 928 147 250

Jumlah 38.198 257.777 94.260 104.060

Sumber: kampungkb.bkkbn.go.id

Berbagai cara dapat dilakukan dalam

pelaksanaan program KB, yang mana

sebelumnya dilakukan secara kontak fisik

seperti kegiatan penyuluhan, dengan

perkembangan teknologi terkini, dapat

dilakukan secara dalam jaringan (daring) dan

luar jaringan (luring), misalnya

mengintegrasikan info pelayanan program

KB melalui pesan pada media masa, agar

tetap menjangkau masyarakat selama Covid-

19. Untuk itu, BKKBN memastikan

keberlangsungan penggunaan alokon, salah

satunya mengunjungi pasangan usia subur,

dengan tetap mematuhi protokol kesehatan,

yakni menggunakan Alat Pelindung Diri dan

menggunakan masker.

Selain itu, dalam memberikan

pelayanan yang maksimal bagi warga meski

masa tanggap darurat pandemi, langkah

yang diambil Suku Dinas Kependudukan dan

Pencatatan Sipil DKI Jakarta (Sudin Dukcapil)

dapat menjadi referensi dalam program KB.

Pelayanan melalui aplikasi WhatsApp (WA)

dinomor masing-masing wilayah

kabupaten/kota, serta warga harus

mengajukan permohonan terlebih dahulu,

apabila terdapat berkas (bukti fisik) yang

perlu di-print out. Sehingga, cepat

tindaklanjuti oleh petugas piket yang berada

ditempat.

Oleh karena itu, menjadi perhatian

pula terkait pelaksanaan prokes seperti

menerapkan triase/skrining terhadap setiap

pengguna layanan, menggunakan kotak

khusus (aerosol) atau sekat pembatas

transparan antara petugas dengan penerima

layanan dan melakukan desinfeksi secara

berkala, serta penyediaan sarana untuk

mencuci tangan (apabila tidak tersedia air,

dapat menggunakan hand sanitizer berbasis

60% ethanol atau 70% isopropanol alkohol),

pengecekan suhu tubuh yang bersangkutan

dengan alat Thermometer Infrared Gun,

serta sirkulasi udara dan sinar matahari

dalam ruangan yang baik.

3. Dukungan Berbagai Pihak Faktor yang memperkuat terjadinya

perilaku (reinforcing factor) dalam hal ini

adalah kerjasama pasangan, keluarga, tokoh

masyarakat, petugas pelayanan dan

lingkungan yaitu seluruh kondisi yang ada di

sekitar manusia dan pengaruhnya dapat

mempengaruhi perkembangan dan perilaku

orang atau kelompok. Lingkungan adalah

input kedalam diri seseorang sehingga

sistem adaptif yang melibatkan baik faktor

internal maupun faktor eksternal. Seseorang

yang hidup dalam lingkungan yang

berpikiran luas (Mu'afiro, 2015).

Dukungan akan menjadi dampak yang

positif baik itu secara mental maupun

kehidupan sosial. Dukungan dapat berupa

bentuk perhatian maupun emosional seperti

Page 11: DAMPAK COVID-19 TERHADAP PELAYANAN PUBLIK (Studi Kasus

Jurnal Ilmiah Niagara, Volume 13 Nomor 1 Juni 2021

Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Banten

37

mengingatkan atau memberikan

rekomendasi.

Keterbatasan ruang gerak selama

Covid-19, tetap dilengkapi dengan

menerapkan prokes yang memadai,

sehingga masyarakat dapat dilayani secara

optimal. Namun, hal ini belum mengubah

angka kenaikan jumlah kelahiran baru

selama Covid-19, bukan dikarenakan

penyelenggaraan pelayanan KB, melainkan

disebabkan atas keputusan pribadi pasangan

suami istri (pasutri).

Alasan pasutri tidak menggunakan KB

memasuki 9 bulan Covid-19 di DKI Jakarta

adalah memang keinginan memiliki anak

segera. Sebagaimana yang tercantum pada

tabel berikut:

Tabel 4.2 Jumlah Pasangan Usia Subur

(PUS) DKI Jakarta yang Tidak Pakai KB

(per Desember 2020)

Sumber: kampungkb.bkkbn.go.id

Sebagai tambahan, faktor riwayat KB

sebelumnya juga memiliki hubungan dengan

keputusan menggunakan alat kontrasepsi,

yang mana dikaitkan dengan pengalaman

dalam perubahan perilaku seseorang,

seperti sudah merasa nyaman dan cocok

dengan yang dipakai dan tidak ingin

mencoba atau mengganti metode

kontrasepsi lainnya karena takut

terhadap proses pemasangannya.

Sehingga, diperlukan inovasi solusi

pelayanan KB yang kreatif, khususnya

selama pandemi. Oleh karena itu, akan

dapat tercapainya Generasi Emas Indonesia

yang produktif. Hal ini dapat dilakukan

dengan penerapan model Network Service

yang menuntut adanya proses kolaborasi

atau kemitraan antara pemerintah dan

warga negara (processes of collaboration)

dan kepemimpinan bersama (shared

leadership).

Pelayanan KB dengan Penerapan Sistem E-

government

Peningkatan akses pelayanan dengan

pemanfaatan teknologi, khususnya berbasis

web via internet (web-based internet

application) biasa disebut dengan Electronic

Government.

Karen Layne dan Jungwoo Lee

mengemukakan dalam penelitiannya bahwa

ada empat model pertumbuhan e-

government. Pertama, cataloguing

(katalogisasi) berarti penyediaan dan

pengorganisasian layanan penyediaan

informasi di laman web berupa katalog dan

form yang dapat didownload. Kedua,

transaction (transaksional) berarti

masyarakat dilayani secara online dengan

mengisi form yang akan direspon oleh

sistem, masyarakat dapat berkomunikasi

secara online dalam forum yang disediakan

di web.

Ketiga, vertical integration (integrasi

vertikal lembaga dalam jenjang hirarkis)

berarti sistem terpadu yang diakses melalui

Kabupaten/Kota Alasan

Hamil Ingin Anak

Segera

Ingin Anak

Kemudian

Tidak Ingin Anak

Jakarta Barat 9.381 26.964 16.039 24.322

Jakarta Pusat 5.731 48.398 13.623 12.497

Jakarta Selatan 4.827 38.956 13.295 15.485

Jakarta Timur 10.298 65.926 27.164 26.104

Jakarta Utara 7.870 76.605 23.992 25.402

Kab.Adm. Kep.Seribu 91 928 147 250

Jumlah 38.198 257.777 94.260 104.060

Page 12: DAMPAK COVID-19 TERHADAP PELAYANAN PUBLIK (Studi Kasus

Jurnal Ilmiah Niagara, Volume 13 Nomor 1 Juni 2021

Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Banten

38

satu pintu yakni portal pemerintah daerah

(local government) atau lembaga di tingkat

daerah yang berisikan link informasi dan

pelayanan publik dari lembaga

pemerintahan daerah hingga tingkat pusat,

yang sifatnya sejenis (antar lembaga

pemerintah hirarkis yang bergerak dalam

satu bidang yang sama). Keempat, horizontal

integration (integrasi horizontal antar

lembaga dalam satu jajaran). Sistem terpadu

yang diakses melalui satu pintu yang

berisikan link informasi dan pelayanan publik

lembaga pemerintah yang bergerak di

bidang yang berbeda.

Oleh karena itu, diperlukan juga

reformasi birokrasi dalam menunjang

akselerasi keterbukaan digital (digital

friendly) pada pelayanan, khususnya

program KB di DKI Jakarta menjelang pasca

Covid-19.

IV. SIMPULAN DAN SARAN

a. Simpulan Pemenuhan kebutuhan dalam

melanjutkan keturunan masih menjadi

tujuan pasangan suami istri Indonesia pada

masa usia subur masih mengalami kenaikan,

khususnya selama Covid-19 di DKI Jakarta.

Beragam kebijakan program KB dan upaya

antisipasi pun mulai digencarkan. Mulai dari

pemberian pelayanan melalui offline

dengan menerapkan protokol kesehatan

untuk mengurangi terpaparnya Covid-19,

serta penyediaan fasilitas yang mendukung.

Selain itu, tanggapnya Pemerintah Provinsi

DKI Jakarta dalam memberikan alternatif

pengaplikasian pelayanan dengan

pemanfaatan sistem Teknologi, Informasi,

dan Komunikasi (TIK) yang dapat diakses

oleh seluruh pengguna pelayanan KB. Salah

satunya adalah penghargaan yang

didapatkan Pemerintah DKI Jakarta

mengenai pencatatan pelayanan program

KB secara online.

Meningkatnya angka kelahiran baru

yang dianalisa berdasarkan data dan teori

menurut Teori Green (Rosalina, 2019)

disebabkan oleh faktor pendorong yakni

tingkat pendidikan yang berada pada jenjang

cukup tinggi, dan faktor pemungkin yakni

fasilitas Dwiyanto (2014) yang sudah

memadai. Sehingga, tinggal bagaimana

pemerintah dapat memberikan solusi yang

inovasi, sesuai kebutuhan masyarakat.

b. Saran Berdasarkan hasil penelitian dan

simpulan tersebut, ada beberapa saran yang

dapat direkomendasikan bagi peningkatan

Pelayanan Keluarga Berencana (KB) di DKI

Jakarta selama Covid-19, yaitu:

1. Edukasi metode kontrasepsi sederhana (alami) yang umum digunakan oleh pasangan suami istri Indonesia, yakni pantang berkala (kalender). Ciri khas dari metode ini adalah harus ada kedisiplinan, kerjasama yang baik antara suami dan istri, serta yang tak kalah penting adalah pemahaman yang baik terhadap siklus haid, sehingga dapat mengatur jarak kehamilan secara ideal.

2. Pendampingan pengguna pelayanan Keluarga Berencana dengan jangkauan Virtual Outreach (VO) melalui dunia maya (internet).

3. Pemanfaatan Alat bantu pengambilan keputusan (APBK) melalui aplikasi Klik KB.

Page 13: DAMPAK COVID-19 TERHADAP PELAYANAN PUBLIK (Studi Kasus

Jurnal Ilmiah Niagara, Volume 13 Nomor 1 Juni 2021

Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Banten

39

4. Menyediakan pojok telemedicine (pelayanan kesehatan jarak jauh). Jika memerlukan pemeriksaan fisik maka dokter akan menemui pasien dan melakukan pemeriksaan.

5. Monitoring setelah pelayanan melalui survei kebutuhan peserta pelayanan Keluarga Berencana yang berkesinambungan.

6. Penguatan sinergitas antar pemangku kepentingan yang berwenang perihal Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP), berhubung turut mempertimbangkan angka kematian dan migrasi, seperti Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Bappenas dan Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK).

7. Sinkronisasi fasilitas kesehatan yang sudah bekerjasama dengan BPJS Kesehatan dan BKKBN.

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Creswell, K. D. (2009). Designing Research.

USA: SAGE.

Dwiyanto, A. (2012). Reformasi Birokrasi

Publik di Indonesia. Yogyakarta:

Gadjah Mada University Press.

Dwiyanto. (2014). Mewujudkan Good

Governance Melalui Pelayanan

Publik. Yogyakarta: IKAPI.

Ismail, A. (2020). Adaptasi Pendampingan

Kesehatan Di Masa Pandemi

Covid 19 Studi Strategi Virtual

Outreach PKBI Kota Semarang.

Jurnal Abdidas, 163.

Ma'arif, S. (2014). Analisis Indek Kepuasan

Masyarakat Terhadap Pelayanan

IAIN Walisongo. Walisongo: IAIN

Walisongo.Dwiyanto, d. (2003).

Reformasi Tata Pemerintahan dan

Otonomi Daerah. Yogyakarta: PSKK

UGM.

Ismail, A. (2020). Adaptasi Pendampingan

Kesehatan Di Masa Pandemi Covid 19

Studi Strategi Virtual Outreach PKBI

Kota Semarang. Jurnal Abdidas, 163.

Kasmir. (2015). Dasar-dasar Perbankan-

ed.Revisi-2014. Dalam Kasmir, Dasar-

dasar Perbankan-ed.Revisi-2014 (hal.

398). Jakarta: Raajawali Pers.

Mitha, R. (2016). Faktor-faktor yang

Berhubungan dengan Penggunaan Alat

Kontrasepsi Suntik Pada Akseptor KB di

Desa Humbia Kecamatan Tagulandang

Selatan Kabupaten Sitaro. FKM

Universitas Sam Ratulangi, 6.

Morgan, & Murgatroyd. (1994). Total Quality

Management in The Public Sector: An

International Perspective . Philadelphia:

Open University Press.

Mu'afiro, A. (2015). Faktor Predisposisi Akseptor

KB Non AKDR dalam Memilih Alat

Kontrasepsi. Keperawatan Poltekkes

Kemnkes Surabaya, 118.

Muslimah, S. (2016). Responsibilitas Pelayanan

Publik Pada RSUD Salewangan

Kabupaten Maros. Makassar:

Universitas Hasanuddin.

Panjaitan, J. E. (2016). PENGARUH KUALITAS

PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN

PELANGGAN PADA JNE CABANG

BANDUNG. DeReMa Jurnal Manajemen.

Page 14: DAMPAK COVID-19 TERHADAP PELAYANAN PUBLIK (Studi Kasus

Jurnal Ilmiah Niagara, Volume 13 Nomor 1 Juni 2021

Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Banten

40

Rosalina, S. (2019). Gambaran Faktor

Predisposing. Enabling dan Reinforcing

KB Vasektomi. Jurnal Promkes, 121.

S, Y., & Ikhsan. (2006). Standar Pelayanan Publik

di Daerah. Jakarta: LAN.

Sampara, L. (1999). Manajemen Kualitas

Pelayanan. Jakarta: STIA-LAN Press.

Setiasih, S. (2016). Analisis Faktor-faktor yang

Mempengaruhi Pemilihan Metode

Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP)

pada Wanita Pasangan Usia Subur (PUS)

di Kabupaten Kendal Tahun 2013. Jurnal

Promosi Kesehatan, 34.

Sinambela, L. P. (2010). Reformasi Pelayanan

Publik. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Soeprapto, R. (2005). Pengembangan Model

Citizen Charter dalam Meningkatkan

Pelayanan Publik di Indonesia. Delegasi,

123-150.

Sumarningsih, S. (2020). Efektivitas Kelas Online

Masa Pandemi Covid-19 Terhadap

Pengetahuan Program Keluarga

Berencana Pada Kelas Ibu Hamil Desa

Dadirejo, Kecamatan Bagelen. The 2ns

Deminar on Population, Family and

Human Resources, 106.

Trilestari, E. W. (2004). Model Kinerja Pelayanan

Publik dengan Pendekatan System

Thinking and System Dynamics . Depok:

FISIP UI.

Dokumen

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009

tentang Pelayanan Publik.

Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009

tentang Perkembangan

Kependudukan dan Pembangunan

Keluarga.

Peraturan BKKBN Republik Indonesia Nomor 6

Tahun 2020 tentang Rencana

Strategis Badan

Kependudukan dan Keluarga

Berencana Nasional Tahun 2020-

2024.

Surat Edaran Gubernur Daerah Khusus

Ibukota Jakarta Nomor 2/SE/2020

tentang Penyesuaian Sistem

Kerja Pegawai dalam Upaya

Pencegahan Penyebaran Covid-19.

Skripsi

Muslimah, S. (2016). Responsibilitas

Pelayanan Publik Pada RSUD

Salewangan Kabupaten Maros.

Makassar: Universitas Hasanuddin.

Sumber Lain

jakarta.bps.go.id (diakses 8 Januari 2021)

data.jakarta.go.id (diakses 9 Januari 2021)

corona.jakarta.go.id (diakses 10 Januari

2021)

www.beritajakarta.id (diakses 10 Januari

2021)

kampungkb.bkkbn.go.id (diakses 11 Januari

2021)

jaktimkota.bps.go.id (diakses 12 Januari

2021)

utara.jakarta.go.id (diakses 14 Januari 2021)

http://eprints.poltekkesjogja.ac.id (diakses

17 Januari 2021)

www.humanitarianresponse.inf

o (diakses 17 Januari 2021)

Page 15: DAMPAK COVID-19 TERHADAP PELAYANAN PUBLIK (Studi Kasus

Jurnal Ilmiah Niagara, Volume 13 Nomor 1 Juni 2021

Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Banten

41

Mekanisme Kerja Penyuluh KB dalam

Pembinaan Lini Lapangan

(diakses 17 Januari 2021)

Profil Pendidikan di Provinsi DKI Jakarta 2017

(diakses 17 Januari 2021)