“dampak ekonomi danbekasikab.go.id/bekasiconfig/downlot.php?file=materi rakor covid-1… ·...
TRANSCRIPT
BAHAN MATERI RAPAT KOORDINASI
Bandung, 19 Maret 2020
1
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Barat
“DAMPAK EKONOMI DAN
PENANGANAN COVID-19
DI JAWA BARAT “
2
OUTLINE
1 PERKEMBANGAN PERTUMBUHAN
EKONOMI TERKINI
2 PERKEMBANGAN INFLASI
3 PERKEMBANGAN FISKAL JAWA
BARAT (APBD DAN PERBANKAN)
4 DAMPAK COVID-19 PADA PEREKONOMIAN
JAWA BARAT
5 REKOMENDASI KEBIJAKAN
3
5,07%5,39% 5,67% 5,15% 4,11%5,66%
2018 r) I’19 r) II’19 r) III’19 r) IV’19 2019
Konsumsi RT, Konsumsi
LNPRT, Ekspor,
Pertanian, industri,
konstruksi & jasa
Source of Growth
Konsumsi RT, PMTB,
industri, perdagangan,
transp, infokom &
konstruksi
Konsumsi pemerintah,
konsumsi RT, perdagangan,
pertanian, jasa
pemerintahan, infokom,
akomodasi & mamin,
Konsumsi
peemrintah, ekspor
dan industri
pengolahan
Konsumsi pemerintah,
konsumsi RT, PMTB,
perdagangan, konstruksi,
infokom, jasa keuangan
Konsumsi pemerintah,
konsumsi RT, perdagangan,
infokom, transp.,
pertanian,
• Ekonomi Jawa Barat tw IV 2019 melambat menjadi sebesar 4,11% (yoy), terendah sejak tahun 2011. Dari sisi permintaan, hal inidisebabkan perlambatan konsumsi rumah tangga seiring dengan menurunnya daya beli masyarakat, serta perlambatan ekspor seiring denganketidakpastian global yang dipengaruhi keberlanjutan perang dagang AS-China. Sementara itu dari sisi lapangan usaha, perlambatan kinerjaindustri pengolahan yang cukup dalam sebagai respon kondisi global yang tercermin pada penurunan permintaan ekspor. Namun demikian, ditengah penurunan konsumsi masyarakat, sektor perdagangan masih tumbuh cukup baik, meskipun sedikit melambat dibandingkan triwulansebelumnya.
• Secara keseluruhan, pertumbuhan ekonomi Jawa Barat tahun 2019 melambat dibanding tahun 2018 yaitu sebesar 5,07% (yoy). Adapunfaktor pernyebab utamanya adalah perlambatan konsumsi RT seiring dengan penurunan pendapatan masyarakat sebagai dampak darimelambatnya kinerja LU utama, khususnya industri pengolahan, di samping perlambatan investasi seiring dengan beberapa proyek infrastrukturyang telah masuk tahap finalisasi, seperti Jalan Tol Cikampek Elevated yang sudah beroperasi pada akhir 2019.
• Perlambatan kinerja industri pengolahan didorong oleh penurunan permintaan ekspor, karena kondisi ekonomi global yang melambat. Hal inijuga dipengaruhi oleh penurunan PMA karena menurunnya kepercayaan investor akibat tingginya ketidakpastian ekonomi global danketidakstabilan kondisi politik dalam negeri pada periode Pemilu.
• Perekonomian Jawa Barat 2020 diperkirakan berada pada rentang 4,6%-5,1%. Perekonomian mendapat tantangan akibat dampakCOVID-19. Apabila terdapat daya dorong tambahan melalui stimulus fiskal serta harapan perbaikan pada semester II, maka secarakeseluruhan perekonomian Jawa Barat diharapkan dapat berada pada titik tengah rentang proyeksi.
RINGKASAN KONDISI & PROSPEK EKONOMI JAWA BARAT
4,6%-
5,1%
2020 p)
Konsumsi pemerintah, impor,
konstruksi, pertanian
4PERTUMBUHAN EKONOMI JABAR TRIWULAN I 2020 BIAS KE BAWAHEkonomi Jawa Barat pada triwulan I 2020 diperkirakan pada rentang 3,7%-4,1% lebih rendah dari perkiraan sebelumnya pada rentang 4,1%-4,5%. Hal inidisebabkan oleh meluasnya dampak pandemic COVID-19 yang tidak hanya bersumber dari eksternal, namun juga dari domestik. Potensi penurunan utamanyabersumber dari penurunan net ekspor, investasi dan tertahannya konsumsi.
Struktur PDRB Jawa Barat Sisi Pengeluaran
Konsumsi diperkirakan tertahan sehubungan dengan penetapan daruratCOVID-19 oleh pemerintah. Hal ini tercermin dari penurunan IndeksPenjualan Riil (IPR) pda penjualan eceran Jawa Barat untuk Januari danperkiraan Februari 2020. Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Februari 2020juga tercatat menurun. Penjualan kendaraan bermotor berdasarkan dataGaikindo mengalami penurunan pada Januari sebesar 1% dan Februarisebesar 2,7% (yoy).
Pandemi COVID-19 menahan investasi Jawa Barat yang didominasi oleh FDImencapai 23% dengan negara investor utama Jepang, Belanda, Singapura,Korea Selatan dan Taiwan yang terdampak oelh COVID-19. Status daruratCOVID-19 oleh pemerintah juga akan menahan investasi domestik. Datapengadaan semen Januari-Februari 2020 di Jawa Barat tercatat turun 1,4%(yoy).
Realisasi anggaran pemerintah berdasarkan pola historisnya akan turun ditriwulan I. Namun demikian, diharapkan pemerintah daerah dapatmemberikan stimulus fiskal bagi perekonomian melalui berbaga strategirealisasi anggaran, sehingga perlambatan ekonomi dapat tertahan.
Pertumbuhan ekonomi global diperkirakan melambat, hal serupa jugaterjadi pada demand global yang berdampak pada kinerja ekspor JawaBarat. Berdsarkan data BPS Jabar, ekspor pada Januari 2020 tercatat turun8,54% (yoy). Penurunan terjadi pada industri utama.
Berdasarkan data BPS Jawa Barat, impor per Januari 2020 tercatat turun7,90% (yoy). Impor terbesar Jawa Barat berasal dari China. Kendala imporsehubungan dengan dampak COVID-19 yang menghambat pasokan barangdari China dan beberapa negara lainnya.
C
I
G
X
M
3,7-4,1
5
Dari sisi LU, perekonomian Jabar diprakirakan masih tumbuh rendah sehubungan dengan dampak COVID-19 yang menyebabkan kinerja sektor indutri pengolahandan perdagangan, serta konstruksi cenderung melambat. Perlambatan kinerja sektor industri pengolahan seiring dengan melemahnya permintaan global danterhambatnya pasokan barang modal akibat COVID-19. Sementara kinerja perdagangan menurun seiring dengan sikap masyarakat yang cenderung menahankonsumsi.
Penurunan kinerja sektor perdagangan seiring denganmasyarakat yang cenderung menahan konsumsi. Haltsb juga tercermin dari hasil survei penjualan eceran(SPE) menjadi sebesar 239,3 pada Februari 2020.
PERTANIAN
Bergesernya periode tanam menjadi pada tw I 2020 dampakanomali cuaca pada 2019.
Bencana banjir menyebabkan terjadinya gagal panen. Di sisilain, curah hujan yang tinggi menyebabkan panen komoditashortikultura tidak optimal.
PERDAGANGAN
INDUSTRI PENGOLAHAN
KONSTRUKSI
Untuk mengurangi penyebaran COVID-19, PemerintahChina memberlakukan lockdown sehingga tenaga kerjaasing tidak dapat kembali ke Indonesia untuk melanjutkanproyek KCIC, serta Tol Cisumdawu fase 2 dan 3.
Proyek infrastruktur yang mendapat pendanaan dari China,2 di antaranya Tol Cisumdawu fase 2 dan 3 juga terhambatakibat pendanaan dari China terhenti sebagai akibat dariCOVID-19.
Share PDRB
Sektoral Q1
2020
43%
16%8%
7%
43%
PERTUMBUHAN EKONOMI JABAR TRIWULAN I 2020 BIAS KE BAWAH
Pemenuhan barang modal untuk industrimanufaktur, khususnya subsektor elektroniksebesar 30% berasal dari China. Hal inimenyebabkan produksi industri manufakturmenurun, demikian halnya dengan ekspor.
Sama halnya dengan subsektor industri farmasidan otomotif yang barang modalnya berasal dariChina.
6
Faktor penyebab utama: Masyarakat cenderung menahan konsumsinya utamanya konsumsidurable goods, sehubungan dengan dampak COVID-19. Meskipun daya beli relatif terjagatercermin dari inflasi yang cukup terkendali. Kondisi ekonomi global dan volumeperdagangan dunia diperkirakan masih melambat sehubungan dengan dampak COVID-19.Hal ini mempengaruhi kinerja ekspor dan LU utama Jabar khususnya industri pengolahan.Investasi juga diperkirakan relatif tertahan terutama selama semester I 2020. Daya dukunginvestasi Jabar masih dapat bersumber dari keberlanjutan proyek-proyek infrastrukturstrategis.
Namun demikian, stimulus fiskal diharapkan dapat mendorong konsumsi pemerintah padasemester I 2020 untuk menahan perlambatan ekonomi yang lebih dalam. Masih berlanjutnyapembangunan infrastruktur strategis juga diharapkan memberikan daya dorong padaperekonomian. Selain itu, kondisi cuaca yang lebih baik diharapkan dapat meningkatkankinerja LU pertanian.
DOWN
UP
Kons. RT
Investasi
Pertanian
PerdaganganIndustri
Pengolahan
KonstruksiKons.
Pemerintah
• Dampak COVID-19
• Perlambatan ekonomi global.
• Perlambatan permintaan global.
• Masyarakat menahan konsumsi,
utamanya durable goods.
• Wait and see investasi.
• Stimulus fiskal pemerintan.
• Kondisi cuaca lebih baik.
• Pembangunan infrastruktur strategis
masih berlanjut.
• Penurunan impor dampak COVID-19
Ekspor
5,07%
2019
4,6%-
5,1%
2020 p)
Impor
DAMPAK COVID-19 DAPAT MENYEBABKAN PERLAMBATAN EKONOMI 2020 6
7
PERKEMBANGAN INFLASI TERKINI
8PERKEMBANGAN INFLASI TERKINI
Inflasi pada Februari 2020 sebesar 0,31% (mtm) / 3,72% (yoy) atau masih berada pada rentang sasaran target inflasi 2020 3%±1%. Berdasarkan kelompoknya,andil inflasi tertinggi terdapat pada kelompok makanan, minuman dan tembakau yaitu sebesar 0,61% (mtm). Inflasi periode ini didorong oleh kenaikan hargabawang putih dan jeruk, sehubungan dengan ekspektasi berlebihan karena kekhawatiran terganggunya impor dari China sebagai dampak Covid-19 sementaracabai merah dipengaruhi oleh tingginya curah hujan yang menyebabkan penurunan jumlah produksi dan kualitas panen.
INFLASI TAHUNAN (yoy)
KOMODITAS PENYUMBANG SEKTORAL JAWA BARAT (MTM)
Komoditas Bekasi Bandung Tasik Sukabumi Depok Bogor Cirebon
BAWANG PUTIH 0.10 0.14 0.09 0.13 0.08 0.15 0.05
CABAI MERAH 0.09 0.06 0.02 0.05 0.11 0.07 0.06
DAGING AYAM RAS 0.05 0.02 -0.002 -0.06 -0.01 -0.002 -0.03
JERUK 0.045 0.00 -0.01 0.003 0.00 -0.002 -0.02
BAHAN BAKAR RUMAH TANGGA 0.03 0.01 0.00 0.00 0.00 0.02 0.00
Komoditas Cirebon Bogor Depok Sukabumi Tasik Bandung Bekasi
BENSIN -0.04 -0.02 -0.06 -0.02 -0.03 -0.04 -0.03
BAWANG MERAH -0.01 -0.05 -0.05 0.00 -0.04 -0.03 -0.001
KACANG PANJANG -0.01 -0.01 -0.01 -0.003 -0.01 -0.001 -0.02
BERAS -0.01 0.02 0.04 0.01 0.13 -0.04 -0.04
ANGKUTAN UDARA - -0.03 - - - - -
Andil Inflasi (%mtm)
Andil Deflasi (%mtm)
KOMODITAS PENYUMBANG JAWA BARAT FEBRUARI 2020
DEFLASI
INFLASI
0.61
0.02 0.04 0.01 0.04
-0.07
0.01 0.01 0.01 0.06 0.04
MA
KA
NA
N,
MIN
UM
AN
, R
OK
OK
&
TE
MB
AK
AU
PA
KA
IAN
& A
LA
S
KA
KI
PE
RU
MA
HA
N,
AIR
, L
IST
RIK
, G
AS
DA
N
BA
HA
N B
AK
AR
PE
RL
EN
GK
AP
AN
, P
ER
AL
AT
AN
&
PE
ME
LIH
AR
AA
N …
KE
SE
HA
TA
N
TR
AN
SP
OR
TA
SI
INF
OR
MA
SI,
K
OM
UN
IKA
SI
&
JAS
A K
EU
AN
GA
N
RE
KR
EA
SI,
O
LA
HR
AG
A &
B
UD
AY
A
PE
ND
IDIK
AN
PE
NY
ED
IAA
N
MA
KA
NA
N &
M
INU
MA
N/
RE
ST…
PE
RA
WA
TA
N
PR
IBA
DI
& J
AS
A
LA
INN
YA
ANDIL INFLASI (MTM) MENURUT KELOMPOK PENGELUARAN (FEB’20)
0,107 0,083 0,016 0,015 0,015
-0,035 -0,027 -0,010 -0,008 -0,007
Bawang Putih Cabai Merah Jeruk Daging Ayam Ras Bahan Bakar RT
Bensin Bawang Merah Kacang Panjang Beras Angkutan Udara
3.72
2.98
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV 1 2
2016 2017 2018 2019 2020
JAWA BARAT NASIONAL
8
PERKEMBANGAN INFLASI TERKINI
Inflasi Tw II 2020 Jawa Barat yoy diperkirakan sedikit lebih rendah dibandingkan triwulan I tahun 2019 sehubungan dengan memasuki periode panen raya padidan hortikultura. Namun demikian, inflasi Jawa Barat pada tahun 2020 secara keseluruhan diperkirakan sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2019didorong oleh penyesuaian berbagai macam tarif oleh pemerintah, dampak coronavirus di awal tahun dan adanya pergeseran musim tanam meskipun potensianomali iklim lebih rendah.
Target Inflasi Tahun 2020Angka Proyeksi (yoy) 3 ±1 %
• Lebih rendahnya potensi anomali iklim yang dapat mendorong stabilitas pasokan pangan
utama dibandingkan 2019.
• Potensi turunnya harga minyak akibat stok melimpah dan proyeksi permintaan 2020 yang
terkoreksi menurun.
• Rampungnya beberapa proyek strategis di Jawa Barat, antara lain tol Japex dan tol JORR 2
(terkait inflasi tukang bukan mandor, bahan bangunan dan pendukungnya)
Downside Risk
• Kenaikan cukai hasil tembakau sebesar 21,55%. Berdasarkan data historis kenaikan
terdistribusi hampir setiap bulan dengan rata-rata andil terhadap inflasi (2016-2019) 0,06%
per bulan.
• Dampak pergeseran musim tanam 2020 untuk komoditas pangan strategis akibat cuaca
kemarau panjang pada 2019.
• Dampak virus corona yang menyebabkan potensi penurunan jumlah pasokan bawang putih
akibat rencana pengehentian impor dari China serta gejolak harga komoditas emas karena
investor meningkatkan permintaan pada instrument investasi yang lebih aman.
• Potensi kenaikan tarif angkutan online sesuai dengan Keputusan Menteri Perhubungan
(Kepmenhub) No. 348 tahun 2019.
• Kenaikan UMR 8,51% (yoy) sesuai surat edaran menteri nomor B-M/308/ HI.01.00/2019.
Kenaikan UMP Jawa Barat 8,50% (yoy).
• Pilkada serentak pada September 2020 di 8 kota/kabupaten dan 3 diantaranya adalah kota
yang dihitung inflasinya, yaitu Kota Depok, Kota Sukabumi dan Kota Tasikmalaya.
Upside Potential
9
10
PROGRAM PENGENDALIAN INFLASI JAWA BARAT
11PROGNOSA KETERSEDIAAN DAN KEBUTUHAN PANGAN STRATEGIS TAHUN 2020
NO KomoditiKetersediaan
Produksi (Ton)
Kebutuhan
kg/kap/thnKebutuhan / Tahun (Ton)
Surplus / Defisit
1 Beras 6.174.152 83,95 4.192.043 1.982.109
2 Jagung 981.997 0,89 44.442 937.555
3 Kedelai 55.245 16,93 845.414 -790.169
4 Cabai Merah 240.896 1,33 66.414 174.482
5 Cabe Rawit 120.101 1,64 81.893 38.208
6 Bawang Merah 116.225 2,14 106.862 9.364
7 Bawang Putih 1.177 1,24 61.919 -60.742
8 Daging Sapi 25.326 3,06 195.222 -169.896
9 Daging Ayam Ras 791.515 8,48 499.632 291.883
10 Telur Ayam Ras 188.169 8,46 498.454 -310.285
11 Susu Cair 353.043 8,50 553.879 -200.836
12 Ikan Segar 1.444.000 17,73 885.362 558.638
13 Gula Pasir 81.692 3,18 158.796 -77.104
14 Minyak Goreng 378.071 8,64 431.445 -53.374
Secara umum, ketersediaan pangan
strategis di Jawa Barat khususnya berasmencukupi untuk
memenuhi kebutuhanmasyarakat Jawa Barat.
Namun demikian, beberapa pangan seperti
daging sapi, telur ayamras, gula pasir, minyak
goreng dan bawang putihmasih mengandalkan
impor untukmemenuhinya….
11
12PROGNOSA KETERSEDIAAN DAN KEBUTUHAN MENJELANG RAMADHAN DAN IDULFITRI TAHUN 2020
Menghadapi HBKN, kebutuhan pangan di Jawa Barat khusus pangan strategis mencukupi s.d bulan Mei. Akan tetapi, komoditas Gula Pasir, Minyak Goreng & Kedelai masih mengalami defisit
NONAMA
KOMODITI
PRODUKSI BULAN (Ton)Kebutuhankg/kap/ bln
Kebutuhan 3Bulan(Ton)
Surplus /Defisit
Maret April Mei TOTAL
1 Beras 1.053.135 937.663 473.115 2.463.913 7,00 1.048.653 1.415.260
2 Jagung 192.250 36.226 43.040 271.515 0,07 10.986 260.529
3 Kedelai 3.477 376 3.388 7.240 0,88 131.082 -123.841
4 Cabai Merah 21.170 22.599 21.041 64.810 0,11 16.604 48.207
5 Cabai Rawit 10.008 10.008 10.008 30.025 0,14 20.474 9.552
6 Bawang Merah 11.731 11.731 11.731 35.192 0,18 26.716 8.476
7 Bawang Putih 86 86 64 236 0,103 15.030 -14.794
8 Gula Pasir 6.808 6.808 6.808 20.423 0,29 43.444 -23.021
9 Minyak Goreng 31.506 31.506 31.506 94.518 0,71 106.988 -12.470
13PROGNOSA KETERSEDIAAN DAN KEBUTUHAN MENJELANG RAMADHAN DAN IDULFITRI TAHUN 2020
Sumber: Dinas Ketahanan Pangan & Perternakan Jawa Barat
PROGRAM PENGENDALIAN INFLASI MENJELANG HBKN DAN ISU COVID-19 DI JAWA BARAT
Sumber: Dinas Ketahanan Pangan & Perternakan Jawa Barat
Himbauan kepada
MasyarakatSidak ke pasar, distributor
besar, dan gudang pangan
oleh Kepala Daerah dan
Satgas Pangan.
Inspeksi dilakukan
menjelang & pada saat
HBKN.
Pemantauan stok bahan
makanan di pasar yang
disurvey oleh BPS
Pelaksanaan operasi pasar
kebutuhan pokok
masyarakat oleh instansi
terkait
Talkshow dan siaran
pers oleh Kepala Daerah
Tujuan: memberikan
persepsi positif
mengenai kondisi
pasokan & kelancaran
distribusi
Koordinasi dengan asosiasi
pangan (BUMD/BUMDes/
BULOG) terkait ketersediaan
pasokan
Sinergi dengan
OPD/Pemkot/kab wilayah
produsen mengenai kerja sama
pemenuhan stok pangan
14
15
PERKEMBANGAN FISKAL JAWA BARAT
PERKEMBANGAN DPK PEMERINTAH (FISKAL) JAWA BARAT
NOMIMAL DPK PEMERINTAH (Rp Triliun)
Pada pertengahan Triwulan I 2020, total DPK pemerintah yang terdiri dari pemerintah pusat, pemerintah daerah dan badan & lembaga pemerintah mencapai Rp 22
Triliun meningkat dari posisi Triwulan IV 2019 yang hanya mencapai Rp13.59 Triliun. Sementara itu, giro merupakan jenis DPK pemerintah yang paling dominan.
Dilihat dari sisi perkembangan secara tahunan (yoy), perkembangan g.DPK Pemerintah menunjukkan penurunan (Tw IV’2020 : 2,47%(yoy) Tw I’2020*: -7,21%(yoy))
GROWTH GIRO PEMERINTAH (yoy)
GROWTH TABUNGAN PEMERINTAH (yoy)
GROWTH DEPOSITO PEMERINTAH (yoy)
Sumber: LBU Periode Februari 2020 (diolah)
13.59
19.86
22.17
12.34 13.28
13.30
1.09 6.43
8.71
I I I I I I I V I I I I I I I V I I I I I I I V I I I I I I I V 1 2
2 0 1 6 2 0 1 7 2 0 1 8 2 0 1 9 2 0 2 0
DPK Pemerintah Giro Pemerintah Tabungan Pemerintah Deposito Pemerintah
GROWTH (yoy)
-30.00
-20.00
-10.00
-
10.00
20.00
30.00
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV 1 2
2016 2017 2018 2019 2020
g. Total DPK Perbankan g. DPK Pemerintah
16
PERKEMBANGAN DPK PEMERINTAH (FISKAL) JAWA BARAT
16%
6%
78%
18%
11%
71%
1%
54%
45%
0%
54%
46%34%
47%
19%
4%6%
90%
PORSI GIRO PEMERINTAH PORSI TABUNGAN PEMERINTAH PORSI DEPOSITO PEMERINTAH
PEMERINTAH DAERAH BADAN DAN LEMBAGA PEMERINTAH PEMERINTAH PUSAT
Tw IV2019
Tw IV2019
Tw IV2019
Tw I 2020*) Tw I 2020*)Tw I 2020*)
- Giro merupakan pangsa terbesar jenis DPK (60%) dengan kepemilikan giro terbesar terletak pada pemerintah daerah (71%) dilanjutkan pemerintah pusat (18%)
dan badan dan/ lembaga-lembaga milik pemerintah (11%).
- Terdapat tendensi kenaikan porsi kepemilikan pemerintah daerah pada jenis tabungan (Tw IV’19: 45% Tw I’20: 46%) dan deposito (Tw IV’19:19%TwI’20:90%).
Pada tabungan, kepemilikan rekening pemerintah daerah dan pemerintah pusat yang dominan.
- Perubahan porsi secara signifikan terjadi pada jenis DPK deposito, dimana terdapat shifting dari deposito yang awalnya untuk badan dan lembaga pemerintah
menjadi pemerintah daerah. `
60
Share (%)*
0,75
39,25
Tw I’2020
(RpTriliun)**
GIRO
TABUNGAN
DEPOSITO
Sumber: : LBU (diolah)
13,30
0,17
8,71
* Pangsa terhadap total DPK Pemerintah posisi terkini** Data s.d Februari 2020 sesuai pelaporan LBU
17
18PERKEMBANGAN FISKAL JAWA BARAT (APBD)Pada tahun 2020, anggaran pendapatan Pemprov Jawa Barat ditargetkan sebesar Rp 41,58 triliun, sementara anggaran belanja ditargetkan sebesar Rp 45,99 triliun. Dengan demikian, defisit APBD padatahun 2020 menjadi sebesar Rp 4,4 triliun. Anggaran belanja pada tahun 2020 tumbuh meningkat menjadi 18,60% (yoy), dengan peningkatan terbesar terdapat pada pos belanja modal dan belanja operasi.Realisasi belanja pada tahun 2020 ditargetkan sebesar 93,40%. Meskipun demikian, sampai dengan Februari 2020, realisasi belanja baru mencapai 0,97% dari target sebesar 8,67% pada triwulan I 2020.Apabila target realisasi belanja tw I ingin tercapai, maka Pemprov Jabar harus melakukan realisasi sebesar 7,7% dari total anggaran pada Maret 2020. Sementara itu, hasil analisis belanja menunjukkanbahwa proporsi belanja modal terhadap total belanja masih kecil, yakni hanya 7,18% pada tahun 2019.
PERKEMBANGAN REALISASI BELANJA PEMPROV JABAR
Sumber: BPKAD Provinsi Jawa Barat
RASIO BELANJA MODAL TERHADAP TOTAL BELANJA 2019TRACKING REALISASI BELANJA TW I 2020
APBD PROVINSI JAWA BARAT 2020
PERTUMBUHAN ANGGARAN BELANJA PEMPROV JABAR
18
19PERKEMBANGAN FISKAL JAWA BARAT (APBD)Pada tahun 2020, anggaran belanja kab/kota se-Jawa Barat tumbuh meningkat dari tahun sebelumnya sebesar 5,52% (yoy) menjadi Rp 95,4 triliun. Peningkatan tersebut terutama didorong oleh
peningkatan pada pos belanja pegawai dan belanja bansos. Sementara itu, pada tahun 2019, realisasi belanja gabungan 24 kab/kota* se-Jawa Barat hanya mencapai 59,13%. Secara spasial, terdapat 16
kab/kota dengan serapan belanja di atas rata-rata serapan belanja gabungan, sementara 8 kab/kota lainnya masih memiliki serapan belanja yang lebih rendah dari rata-rata serapan belanja gabungan.
Sementara itu, realisasi dana desa tahun 2019 mencapai 89%, menurun dibanding tahun 2018. Pada 2020, alokasi dana desa meningkat dan diarahkan untuk pemberdayaan SDM dan ekonomi desa.
REALISASI BELANJA SPASIAL 24 KAB/KOTA* SE-JABAR 2019PERKEMBANGAN REALISASI BELANJA GABUNGAN 24 KAB/KOTA* SE-JABAR
*Sesuai ketersediaan data pada TEPRA, hanya terdapat 24 kab/kota yang melakukan update. Untuk 3 kab/kota lainnya, data terupdate belum tersedia (Kab. Bandung, Kota Cimahi, Ka. Sumedang)
Sumber: Monev LKPP, TEPRA per 16 Maret 2019
PERTUMBUHAN ANGGARAN BELANJA GABUNGAN 24 KAB/KOTA* SE-JABAR
PERKEMBANGAN REALISASI DANA DESA JAWA BARAT
Sumber: Simtrada-DJPK, diolah
DANA DESA JAWA BARAT 2019
5.312 Desa (19 Kab/Kota)
Alokasi 5,71 TRealisasi 4,81 T
DANA DESA JAWA BARAT 2020
5.312 Desa (19 Kab/Kota)
Alokasi 5,94 T
19
20
DAMPAK COVID-19 PADA PEREKONOMIAN JAWA BARAT
DAMPAK COVID-19 PADA EKONOMI JAWA BARAT DIINDIKASIKAN CUKUP BESAR DENGAN DAMPAK TERBESAR PADA TRADE CHANNEL DAN INVESTMENT CHANNEL
PERKEMBANGAN EKSPOR
1. Trade Channel - Ekspor
Kendala
• Cancel orderPerusahaan mengalami cancel order ekspor dari China dan negara lainnya. Pelaku usaha yang melakukanpenjualan atau pengiriman barang dengan skema CNF (Cost and Freight/CFR) atau pembayaran yang dilakukansetelah barang tiba di pelabuhan tujuan ekspor jugaterkendala akibat cancel order setelah barang dikirim.
• Penurunan permintaan globalPenyebaran COVID-19 ke 145 negara, mendorongberbagai negara melakukan berbagai antisipasi sepertilock down, travel warning, dll sehingga berdampak padapenurunan permintaan secara global.
• Kendala bahan bakuKendala dalam mendapatkan bahan baku impor dapatmemberikan dampak pada keterlambatan produksiuntuk ekspor.
• Kendala pada proses shippingProses pengiriman barang terindikasi mengalami kendalaakibat banyaknya pelabuhan yang berhenti beroperasi.
Negara Tujuan Share Ekspor 2019 Rank g Jan (yoy)
Amerika Serikat 17.46% 1 -4.46%
Jepang 10.06% 2 -3.49%
Thailand 7.85% 3 -16.05%
Filipina 7.23% 4 -4.39%
China 5.65% 5 8.48%
Vietnam 5.25% 6 -17.33%
Singapura 3.77% 7 -28.16%
Malaysia 3.43% 8 -3.25%
Korea Selatan 3.09% 9 -8.93%
Jerman 2.72% 10 -11.24%
NEGARA TUJUAN EKSPOR UTAMA
Dampak pada ekspormedium
• Ekspor Jawa Barat pada Januari
2020 tercatat turun 7,08%
(yoy).
• Berdasarkan sharenya, 66,50%
ekspor dilakukan ke 10 negara
tujuan dengan ekspor terbesar
ke Amerika Serikat, Jepang dan
Thailand.
• Pada Januari 2020, ekspor ke
10 negara tujuan utama
tercatat mengalami penurunan
tercermin dari pertumbuhan
ekspor yoy yang negatif.
• Penurunan ekspor terbesar
adalah ke Singapura (-28,16%),
Vietnam (-17,33%) dan
Thailand (-16,05%).
• Berdasarkan SITC, koomditas
ekspor utama Jawa Barat
adalah TPT, alas kaki,
kendaraan, elektronik, mesin
dan kimia.
• Ekspor tercatat turun (yoy)
pada komoditas:
- Tekstil (-14,39%),
- Elektonik (-34,48%),
- Mesin (14,34%),
- Clothing (-34,71%), dan
- Kendaraan (-65,61%)
21
DAMPAK COVID-19 PADA EKONOMI JAWA BARAT DIINDIKASIKAN CUKUP BESAR DENGAN DAMPAK TERBESAR PADA TRADE CHANNEL DAN INVESTMENT CHANNEL
1. Trade Channel - Impor
Peluang
• Delay pengiriman barang impor.Delay dalam pengiriman bahan baku dari China sekitar 1-2 bulanmulai dari Februari 2020 yang berpotensi mengganggu proses produksi ke depan terutama industri alas kaki.
• Potensi kendala produksi akibat kelangkaan bahan bakuIndustri elektronik berpotensi memiliki dampak yang lebih besarsehubungan dengan memerlukan lebih dari 50% bahan baku impor. Pelaku usaha juga cenderung sulit mendapatkan alternatif negaraimportir lainya sehubungan mayoritas produksi dilakukan di China.
• Kendala InventoriBeberapa industri hulu TPT tidak dapat melakukan stock bahan bakudalam jumlah besar dikarenakan sifat dan jenis bahan baku yang digunakan. Sehingga delay pengiriman bahan baku sejak Januari 2020 memberikan dampak, meskipun alternatif impor didapatkan darinegara lain.
Kendala
• Persediaan bahan baku Tw I masih relatif baikRata-rata persediaan bahan baku industri di Jawa Barat adalah 1-3 bulan. Apabila outbreack COVID-19 dapat selesai pada awal Tw II 2020, maka mayoritas pelaku usaha masih optimis dapat memenuhi target produksi.
Dampak pada impormedium
PERKEMBANGAN IMPOR
22
• Impor Jawa Barat pada Januari
2020 tercatat turun -10.67
(yoy).
• Berdasarkan sharenya, 88%
impor dari negara China
dilanjutkan Korea Selatan, dan
Jepang.
• Pada Januari 2020, beberapa
impor dari beberapa negara
mengalami penurunan
tercermin dari pertumbuhan
impor yoy yang negatif.
• Penurunan impor terbesar
adalah dari Malaysia (-
38,89%), Jepang (-32,42%) dan
Singapura (-31,60%).
• Berdasarkan SITC, komoditas
impor utama Jawa Barat adalah
TPT, elektronik, mesin dan
kimia.
NEGARA PENGIMPOR TERBESAR KE JABAR
Negara Tujuan Share Ekspor 2019 Rankg Jan (yoy)
China 88.02% 1 4.12%Korea Selatan 15.73% 2 -6.91%
Jepang 14.00% 3 -32.42%Singapura 11.24% 4 -31.60%
Hongkong 8.38% 5 5.01%Amerika 5.68% 6 -14.35%Eropa 5.51% 7 -26.36%
Thailand 3.94% 8 -8.66%Vietnam 2.90% 9 19.03%Malaysia 2.03% 10 -38.89%
DAMPAK COVID-19 PADA EKONOMI JAWA BARAT DIINDIKASIKAN CUKUP BESAR DENGAN DAMPAK TERBESAR PADA TRADE CHANNEL DAN INVESTMENT CHANNEL
1. Trade Channel – Industri Manufaktur Jawa Barat
Industri Jabar yang
memiliki import
content tinggi:
Elektronik
TPT
Alas Kaki
Barang dari Logam
Dampak pada Industri Utama Jawa Barat
Elektronik
• 50% bahanbaku diimpor.
• Delay imporbahan bakuimpor.
• Kesulitanmencarialternatifsumber bahanbaku darinegara lain.
• Eksportercatatmenurun.
Alas Kaki
• Sudah terjadicancel order dariTiongkoksehubunganpenutupan retail store international brand.
• Delay bahan bakusejak Januari2020 untuk 1-2 bulan ke depan
• Ketersediaan stokbahan bakuhanya untuk 3 bulan.
• Ekspor tercatatmenurun.
TPT
• Delay bahan bakuimpor
• Ketersediaan stokbahan baku rata-rata 1-2 bulan.
• Alternatif bahanbaku dari industridalam negeri dannegara lainnya.
• Ekspor tercatatmenurun cukupdalam.
• Penurunanpermintaanglobal dandomestik.
Otomotif
• Local content cukup tinggisehingga produksibelumterdampak.
• Persediaan bahanbaku relatif baik.
• Penurunan eksporterpantau padaJanuari 2020
• Dampak padapenurunanpenjualandomestik akibatmasyarakatmenahankonsumsi.
Mamin
• Local content cukup tinggi.
• Persediaan bahanbaku relatifmencukupi untuk3 bulan.
• Ekspor maminJabar ke China didominasiproduk cereal yang memilikidaya tahanmeskipun adakendala delay dalampengiriman.
23
DAMPAK COVID-19 PADA EKONOMI JAWA BARAT DIINDIKASIKAN MODERATE DENGAN DAMPAK BESAR PADA IMPOR BAHAN BAKU
2. Investment Channel
• Investasi Jabar didominasi oleh FDI sebesar xx% dari total investasi Jawa Barat.
• Investasi FDI utama berasal dari Jepang, Belanda, Singapura, Korea Selatan dna Taiwan. Adapun seluruh
negara dimaksud terkendala oleh pandemic COVID-19 sehingga diperkirakan akan menahan sementara
investasinya.
• Di sisi lain, investasi domestik juga diperkirakan akan tertahan sehubungan dengan penetapan status
darurat COVID-19 oleh pemerintah sampai dengan 29 Mei 2020. Pelaku usaha akan cenderung
menunda investasi ditengah penyesuaian proses kerja saat ini.
1.02%
1.76%
1.97%
3.52%
3.63%
3.73%
7.21%
9.64%
29.23%
36.26%
Turki
China
Hongkong
Malaysia
Jerman
Taiwan
Korea Selatan
Singapura
Belanda
Jepang
FDI JAWA BARAT
Dampak pada investasimedium
DAMPAK COVID-19 PADA EKONOMI JAWA BARAT
Salah satu pencegahan COVID-19, Pemerintah mencanangkan social distancing melalui sebuah istilah working from home (WFH) ataudistance learning yang mengubah perilaku sosial dan kerja masyarakat.
JASA PERBANKAN
Tiga penyesuaian sistem kerja yaitu Split Operation, Shift Operations, dan Work From
Home. Split dan Shift Operation diberlakukan untuk fungsi yang terkaitdengan operasional utama dan layanan
perbankan (pengisian ATM, operate server, dsb). Sementara itu, posisi lainnya
diterapkan sistem Work From Home ataubekerja dari rumah.
PEMERINTAH
Diberlakukan layanan tatapmuka. Semua layananpertanahan dilakukan secaraonline, sedangkan untukpelayanan konvensionaldibatasi, kecuali dalam kondisimendesak.Disisi lain, working from home diatur jadwal dengan 2 level pejabat struktural tetap ada.
JASA ANGKUTAN UDARA
PT. Angkasa Pura I dengan
aplikasi Tata Naskah Dinas
Elektronik (TNDE) bisa bekerja
dari rumah
Beberapa pekerjaan yang
sifatnya lebih ke administrasi
di bidang marketing, financial,
HRD bisa dari rumah..
BEBERAPA APLIKASI DARI SEKTOR YANG DAPAT WORKING FROM HOME TIDAK BISA WORKING FROM HOME
Beberapa sektor yang tidak bisa working from
home seperti ritel, hotel dan restaurant, sektor
industri produksi.
-Kegiatan Kas Keliling dibatasi- Penukaran uang eksternal di loketKPwDN ditutup-Pemberlakuan KARANTINA UANG SETORAN BANK selama 14 hari sebelumdilakukan pengolahan (utkUTLE) dan mengutamakan HCS untuk penarikan bank
25
26
3 REKOMENDASI KEBIJAKAN
27REKOMENDASI KEBIJAKAN FISKAL TERKAIT COVID-19
Sampai dengan bulan Februari 2020, realisasi belanja fiskal Pemprov Jabar baru mencapai
0,97% dari total anggaran. Sementara pada triwulan I 2020, target realisasi belanja sebesar
8,67%. Dengan demikian Pemprov Jabar masih mempunyai potensi untuk
merealisasikan belanja fiskal sebesar 7,7% dari total anggaran sampai dengan akhir
triwulan I 2020.
1
Berdasarkan data historis, rata-rata realisasi belanja fiskal Pemprov Jabar sampai dengan triwulan II mencapai 32,67%. Pada triwulan II 2020, Pemprov Jabar
meningkatkan target realisasi belanja fiskal menjadi sebesar 37,09%. Dengan target yang meningkat, hal ini berarti bahwa Pemprov Jabar perlu mendorong
realisasi belanja agar lebih tinggi pada triwulan II 2020.
Stimulus ekonomi berupa percepatan belanja fiskal oleh Pemerintah Daerah, baik Pemprov Jabar maupun Pemkab/Pemkot 27kabupaten/kota di Jawa Barat untuk mengurangi perlambatan ekonomi sebagai dampak COVID-19.
Sumber: Monev LKPP, TEPRA
POTENSI REALISASI BELANJA PEMPROV
Memberi stimulus untuk menjaga daya beli masyarakat melalui belanja bansos Pemprov Jabar. Rasio defisit APBD terhadap PDRB Jabar sebesar 0,20%, masih
jauh lebih rendah dari batas rasio yang ditentukan yakni sebesar 2,5%. Hal ini berarti Pemprov Jabar masih mempunyai ruang untuk meningkatkan
anggaran belanja, khususnya pada pos belanja yang dapat mendorong konsumsi masyarakat.
DEFISIT APBD 2020 = Rp 4.412 miliar
PDRB JABAR 2019 = Rp 2.271.462 miliar
0,20% 2,50%
27
28REKOMENDASI KEBIJAKAN FISKAL TERKAIT COVID-19
Rencana Awal Rekomendasi Dampak Fiskal
3. Percepatan penyaluran dan
realisasi dana desa
Tahap I disalurkan antara Januari-Juni 2020 (40%)Tahap II disalurkan antara Maret-Agustus 2020 (40%)
Tahap III disalurkan paling cepat Juli 2020 (20%)
Melakukan pendampingan kepadaperangkat desa dalam penyusunan
APBDes dan persyaratan lain agar dana desa dapat segera dicarikan
Dana desa dapat digunakan salah satunyauntuk padat karya tunai atau cash for work
sehingga dapat mendorong konsumsimasyarakat pedesan.
Beberapa percepatan realisasi belanja yang dapat dilakukan antara lain…
Sampai dengan Februari 2020, realisasi bansos baruberasal dari Pemerintah Pusat (Kemensos), sedangkan
yang dari Pemprov belum terealisasi
Skema bantuan berupa cash program untuk masyarakat, atau bisa berbentuk
sembako
1. Memberi Bantuan
Langsung Tunai/ Non Tunai
Daya beli masyarakat berpenghasilantidak tetap dapat terjaga
Dilakukan mulai Juli 2020Jumlah Pelajar SMA/SMK se-Jabar = 700.000 pelajar
@Rp 170.000,-Total anggaran yang harus disiapkan selama tahun
2020 sebesar Rp 715 miliar
Dilakukan front loading denganmerealisasikan lebih awal (April 2020)Total anggaran yang harus disiapkan
sebesar Rp 1,1 triliun
4. Mempercepat realisasi SPP
SMA/SMK Gratis
Percepatan realisasi belanja PemprovJabar pada pos anggaran Pendidikan
tahun 2020 sebesar Rp 356 miliar
2. Perluasan bantuan Kredit
Produktif Usaha Mikro
Kredit tanpa bunga dan tanpa agunan yang telahdisalurkan melalui rumah ibadah dengan plafon Rp
500 ribu – Rp 5 juta
Perluasan cakupan wilayah Kredit Mesradi Jawa Barat
Melindungi usaha mikro warga jamaahrumah ibadah agar tetap produktif
28
29REKOMENDASI KEBIJAKAN TERKAIT COVID-19
2 Memberikan keringanan pajak bagi industri, pelaku pariwisata dan sektor lainnya yang terdampak.
• Terkait relaksasi PPh Pasal 21 dan Pasal 25, Pemprov dihimbau untuk memastikan bahwa implementasi berjalan dengan baik dan
sesuai dengan ketentuan sehingga daya beli masyarakat, serta cashflow perusahaan tetap terjaga.
• Terkait relaksasi PPh Pasal 22 Impor, Pemprov dihimbau untuk mempermudah administrasi terkait tata cara pengajuan
permohonan pembebasan dari pemotongan pihak lain.
• Pemprov dihimbau untuk membantu mempermudah prosedur ekspor dan impor, serta memberikan pelayanan maksimal pada
eksportir yang memiliki reputasi baik.
• Stimulus fiskal berupa pembebasan pajak hotel dan restoran di beberapa daerah wisata seperti Bandung dan Pangandaran.
29
3Menjaga ekspektasi masyarakat saat ini dengan mengkomunikasikan kebijakan dan memberi jaminan ketersediaan pasokan, baik komoditas pangan maupun komoditas lainnya agar tidak terjadi inflasi yang sangat tinggi.
REKOMENDASI KEBIJAKAN TERKAIT COVID-19 30
Sampai dengan posisi Januari 2020, Tingkat Penghunian Kamar (TPK) Hotel di Jawa Barat pada Januari 2020 mencapai 45,96%, turun 8,86
poin dibandingkan TPK pada Desember 2019 yang mencapai 54,82%. Apabila dampak COVID-19 diperpanjang, maka proyeksi TPH
diprediksikan lebih turun.
51.4548.08 48.81 49.19
36.47
47.57 49.0346.26 47.57
50.36 51.5954.82
45.96
40.75 40.65
54.3351.57 52.69 53.17
38.7
53.13 54.69
49.58 50.6
56.0758.95
62.40
47.0643.76
43.99
36.7232.48
34.6 35.9
28.26
32.9 34.1336.35 36.51
34.33 32.73 34.40 35.35
29.48 29.36
0
10
20
30
40
50
60
70
Total Hotel Bintang Hotel Non Bintang
TINGKAT PENGHUNIAN HOTEL (TPH), %
Sumber data: BPS Jawa Barat (diolah)Catatan: - Proyeksi dilakukan berdasarkan informasi anekdotal penyusun- Informasi anekdotal diperoleh dari berbagai macam sumber berita
Pandemi COVID-19 juga berdampak pada kinerja sektor perdagangan danakomodasi seperti perhotelan, restaurant, dan perdagangan retail. Selain itu, juga berdampak pada sektor transportasi.- Tingkat okupansi hotel rata-rata turun hingga 20 persen.- Penurunan penjualan retail tercermin pada penurunan angka Indeks
Penjualan Riil (IPR) Januari dan perkiraan Februari 2020. - Penurunan penjualan kendaraan bermotor (berdasarkan data Gaikindo).- penurunan arus penumpang pesawat terbang dan kereta api.- Penurunan arus kapal di pelabuhan umum
ALERT!
31WEST JAVA ECONOMIC SOCIETY (WJES)
adalah wadah ekonom, peneliti, pemerhati ekonomi regional Jawa Barat hasil kerjasama
Kantor Perwakilan BI Provinsi Jawa Barat dan Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Bandung
• WJES muncul karena keinginan untuk memberikan rekomendasi aplikatif atas permasalahan ekonomi
regional jabar dan menyelenggarakan berbagai kegiatan forum ilmiah serta diskusi dan pertemuan
untuk membahas dan mendalami permasalahan ekonomi regional Jawa Barat dalam rangka
penyusunan rekomendasi kebijakan.
• Hasil WJES antara lain untuk memperkaya khazanah hasil riset dan kajian yang merupakan input dari
InJabar berupa publikasi informasi dan referensi bagi Pemerintah Daerah, Perguruan Tinggi dan
pengguna lainnya di Jawa Barat, di samping publikasi dalam lingkup yang lebih luas.
• Agenda WJES adalah West Java Economic Society (WJES) Call for Papers 1st International Conference &Seminar 2020, Bandung, 21-22 Oktober 2020.
Mohon dukungan agar WJES mampu menjadi mitra PemProv Jabar untuk
secara bersama mengatasi permasalahan ekonomi dan isu regional Jabar,
HATUR NUHUN
32
HATUR NUHUN
32