dampak bom bali terhadap perekonomian masyarakat bali

5
DAMPAK BOM BALI TERHADAP PEREKONOMIAN MASYARAKAT BALI Oleh Made Antara Jurusan Sosial Ekonomi, Fakultas Pertanian Universitas Udayana Email: [email protected] Tragedi ledakan bom di Legian-Kuta Bali 12 Oktober 2002 yang secara cepat menyebar ke seluruh dunia, telah membawa citra buruk terhadap keamanan Pulau Bali, sebagai daerah tujuan wisata dunia. Sejak saat itu, wisatawan yang sedang berlibur di Bali eksodus pulang ke negara masing-masing. Wisatawan yang sudah menjadwalkan kunjungannnya ke Bali membatalkannya dan wisatawan yang berencana mengunjungi Bali menundanya, setidaknya menunggu sampai Bali dirasa cukup aman sebagai daerah tujuan wisata dunia. Akibatnya, kunjungan wisatawan ke Bali menurun drastis. Sehari sebelum ledakan, tingkat hunian hotel-hotel di Bali mencapai 70,27%, tetapi sepuluh hari setelah ledakan bom jumlah tamu hotel di delapan kawasan wisata di Bali menurun hingga 99%, sehingga tingkat hunian hotel rata-rata hanya tinggal 1,13% dari jumlah kamar yang tersedia (Kompas, Minggu 17 Nopember 2002). Kondisi yang sangat ekstrim seperti ini, belum pernah di alami oleh industri pariwisata di Bali sebelumnya. Penurunan kunjungan wisatawan di Bali, yang berarti pula terjadi penurunan pengeluaran wisatawan, sehingga menyebabkan menurunnya jumlah uang yang diterima oleh sektor-sektor ekonomi yang terkait langsung atau tidak langsung dengan pengeluaran wisatawan. Ini berarti, secara mikro tidak hanya menurunkan pendapatan masyarakat perkotaan, masyarakat pariwisata, pengrajin perkotaan dan pedesaan, tetapi juga menurunkan aktivitas perekonomian masyarakat petani di pedesaan yang terkait langsung atau tidak langsung dengan pariwisata..Sedangkan secara makro akan berdampak terhadap penurunan pendapatan regional (PDRB) Bali. Berdasarkan hasil survei yang dilakukan di 9 kabupaten/kota di Bali yang meliputi 45 Desa, mencakup 135 kelompok/organisasi kemasyarakatan, maka dapat diketahui dampak tragedi bom Bali 12 Oktober 2002 yang disajikan pada Pada Tabel 1

Upload: made-antara

Post on 26-Jul-2015

61 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Dampak Bom Bali Terhadap Perekonomian Masyarakat Bali

DAMPAK BOM BALI TERHADAP PEREKONOMIAN MASYARAKAT BALI

Oleh Made Antara

Jurusan Sosial Ekonomi, Fakultas Pertanian Universitas Udayana

Email: [email protected]

Tragedi ledakan bom di Legian-Kuta Bali 12 Oktober 2002 yang secara cepat

menyebar ke seluruh dunia, telah membawa citra buruk terhadap keamanan Pulau Bali,

sebagai daerah tujuan wisata dunia. Sejak saat itu, wisatawan yang sedang berlibur di

Bali eksodus pulang ke negara masing-masing. Wisatawan yang sudah menjadwalkan

kunjungannnya ke Bali membatalkannya dan wisatawan yang berencana mengunjungi

Bali menundanya, setidaknya menunggu sampai Bali dirasa cukup aman sebagai

daerah tujuan wisata dunia. Akibatnya, kunjungan wisatawan ke Bali menurun drastis.

Sehari sebelum ledakan, tingkat hunian hotel-hotel di Bali mencapai 70,27%,

tetapi sepuluh hari setelah ledakan bom jumlah tamu hotel di delapan kawasan wisata

di Bali menurun hingga 99%, sehingga tingkat hunian hotel rata-rata hanya tinggal

1,13% dari jumlah kamar yang tersedia (Kompas, Minggu 17 Nopember 2002). Kondisi

yang sangat ekstrim seperti ini, belum pernah di alami oleh industri pariwisata di Bali

sebelumnya.

Penurunan kunjungan wisatawan di Bali, yang berarti pula terjadi penurunan

pengeluaran wisatawan, sehingga menyebabkan menurunnya jumlah uang yang

diterima oleh sektor-sektor ekonomi yang terkait langsung atau tidak langsung dengan

pengeluaran wisatawan. Ini berarti, secara mikro tidak hanya menurunkan pendapatan

masyarakat perkotaan, masyarakat pariwisata, pengrajin perkotaan dan pedesaan,

tetapi juga menurunkan aktivitas perekonomian masyarakat petani di pedesaan yang

terkait langsung atau tidak langsung dengan pariwisata..Sedangkan secara makro

akan berdampak terhadap penurunan pendapatan regional (PDRB) Bali.

Berdasarkan hasil survei yang dilakukan di 9 kabupaten/kota di Bali yang

meliputi 45 Desa, mencakup 135 kelompok/organisasi kemasyarakatan, maka dapat

diketahui dampak tragedi bom Bali 12 Oktober 2002 yang disajikan pada Pada Tabel 1

Page 2: Dampak Bom Bali Terhadap Perekonomian Masyarakat Bali

yang merupakan jeneralisasi dari dampak bom Bali terhadap 9 kabupaten/kota di Bali

tampak bahwa tragedi bom Bali ternyata telah menyebabkan penurunan pendapatan

masyarakat Bali pada umumnya dan masyarakat petani pada khususnya yang aktivitas

ekonominya terkait langsung atau tidak langsung dengan pariwisata Bali. Jika dirinci per

kelompok, yaitu: masyarakat petani sayur-sayuran, buah-buahan, peternak dan

pengusaha ikan/nelayan/petambak mengalami penurunan pendapatan berkisar antara

20-70% dibandingkan sebelum bom Bali. Penurunan pendapatan ini disebabkan oleh

menurunnya permintaan terhadap produk-produk mereka, sehingga harganya menjadi

menurun dan mungkin pula omset penjualannya menurun karena lesunya permintaan.

Misalnya, para petani sayuran di Baturiti dan sekitarnya, para peternak ayam petelur di

Tabanan dan Karangasem, petani caysin dan kangkung di pinggiran kota Denpasar

mengatakan, pendapatan mereka menurun karena menurunnya permintaan oleh para

pemasok ke hotel dan lesunya permintaan masyarakat di pasar-pasar umum di kota

Denpasar.

Tabel 1. Dampak Bom Bali Terhadap Perekonomian Masyarakat Petani Bali (Jeneralisasi Hasil Survei 45 Desa Adat Penyangga Pariwisata di Bali)

No. Kriteria

Dampak Sektor/Bidang Usaha Kisaran Dampak

(%) Kabupaten/K

ota

1 2 3 4 8

1 Penurunan Pendapatan

1 Pertanian (dalam arti luas): 20-70 Badung, Gianyar, Tabanan, Jembrana, Bangli, Klungkung, Karangasem,

- Hortikultura: sayur, bunga, buah

- Peternakan: sapi, babi, ayam, kambing, telor

- Perikanan: karper, udang

2 Industri dan kerajinan 20-100

3 Perdagangan 20-60

4 Transportasi umum 10-35

5 Pariwisata 30-80

6 Buruh tani, bangunan, galian

40-100

2 Kehilangan Pekerjaan (PHK/ Dirumahkan)

1 Pariwisata: karyawan hotel, sopir travel, pemandu wisata, dll

Banyak Denpasar, Badung, Gianyar, Tabanan, Jembrana, Buleleng, Bangli, Klungkung, Karangasem

2 Industri kerajinan dan garmen 40-50

Catatan: tenaga kerja yang di PHK atau dirumahkan sebagian kembali menjadi petani, buruh, pengrajin, pekerja serabutan, pekerja sosial di desa/di pura, dlll

Page 3: Dampak Bom Bali Terhadap Perekonomian Masyarakat Bali

3 Akses Pasar 1 Pertanian: sayur, buah, telor, ayam, sapi, babi, ikan, bunga, dllnya.

30-80 Denpasar, Badung, Gianyar, Tabanan, Buleleng, Klungkung, Karangasem, Bangli, Jembrana

2 Industri dan kerajinan: kayu, perak/emas, anyaman, garmen, genteng, batubata, keramik, gamelan

15-100

3 Perdagangan/hasil bumi 20-65

4 Transportasi pariwisata 80-100

5 Seni budaya 40–100

6 Penunjang Pariwisata: diving 80-90

7 Galian C/pasir,batu 20

4 Akses Lembaga Keuangan

1 LPD 10-15 Denpasar, Badung, Gianyar, Tabanan, Bulelen Klungkung, Karangasem, Bangli, Jembrana

2 KSP/KUD

3 BPR

4 Bank Umum

Catatan : Bagi nasabah LPD/KSP yang dikelola lembaga adat, biasanya diberikan keringanan membayar cicilan/ bunganya saja atau waktu pengembalian diperpanjang.

5 Sosial dan Psikologis (Non- Ekonomi) Dampak non ekonomi tragedi Bali 12 Oktober 2002, seperti dampak sosial (gangguan keamanan) dan dampak psikologis (stress) memang belum tampak ke permukaan, terkecuali di kota Denpasar sudah tampak ke permukaan berupa dampak sosial seperti pencurian-pencurian di beberapa kompleks perumahan. Namun, jika kondisi krisis yang menimpa Bali terus berlanjut, tidak tertutup kemungkinan akan muncul dampak-dampak sosial dan psikologis yang tidak diinginkan.

Sumber: LPM UNUD dan UNDP-PBB (2003), penulis sendiri termasuk salah satu peneliti di dalamnya. Catatan: Persentase adalah jeneralisasi kisaran persentase dari 9 Kabupaten/Kota di Bali (diolah dari Lampiran 1) .

Dampak Bom Bali I tidak hanya menimpa kelompok masyarakat petani, tetapi

juga kelompok masyarakat lainnya, seperti para pengrajin dan industri rumahtangga

yang mengalami penurunan pendapatan berkisar 20-100%, para pedagang mengecer

di desa-desa pendapatannya menurun antara 20-60%, pemilik transportasi umum

menurun antara 10-35%, para pekerja pariwisata antara 30-80%, para buruh tani dan

buruh bangunan pendapatannya menurun 40-100% yang disebabkan oleh kehilangan

pekerjaan di sentra-sentra pengembangan pariwisata Denpasar dan Badung.

Bom Bali juga berdampak menurunkan akses pasar para pedagang produk-

produk pertanian dalam arti luas, seperti pemasok sayuran, buah-buahan, produk

peternakan ke hotel-hotel, restoran dan pasar-pasar umum, yang berkisar antara 30-

80%. Pihak purchasing hotel menurunkan frekuensi kontrak-kontrak pembelian dengan

para pemasok, para pengelola restoran dan masyarakat umum menurunkan volume

Page 4: Dampak Bom Bali Terhadap Perekonomian Masyarakat Bali

pembelian kebutuhan produk-produk bahan pangan di pasar-pasar umum. Jadi esensi

penurunan akses pasar disebabkan oleh hilangnya pasar atau menurunnya

permintaan. Sedangkan penurunan permintaan hotel, restoran karena kunjungan

wisatawan turun drastis, sehingga tidak ada penerimaan dari wisatawan untuk

dikeluarkan kembali membeli berbagai macam kebutuhan bahan pangan atau produk-

produk pertanian untuk kebutuhan insan-insan pariwisata.

Fenomena seperti diuraikan di atas menjastifikasi dan menguatkan temuan

Antara (1999) dimana terdapat keterkaitan erat antara sektor pariwisata dengan sektor

pertanian pada umumnya dalam perekonoian daerah Bali. Implikasinya, jika pariwisata

meningkat dan berkembang, maka akan menggeret sektor-sektor ekonomi lainnya

untuk berkembang dan maju. Sebaliknya, jika pariwisata terpuruk seperti pasca Bom

Kuta, maka sektor-sektor yang terkait langsung atau tidak langsung dengan pariwisata,

seperti pertanian, industri kerajinan rumahtangga juga ikut terpuruk, baik terpuruk

dalam pengertian penurunan pendapatan insan-insan petani atau pengrajin yang

berkerja pada sektor tersebut atau terpuruk dalam sumbangan sektor tersebut terhadap

pendapatan regional Bali (PDRB).

Dampak Tragedi Bom Bali lainnya yakni terjadinya banyak pemutusan hubungan

kerja (PHK) bagi tenagakerja yang bekerja di sektor perhotelan, restauran, transportasi,

persewaan mobil dan motor (car/motorcycles rentals), jasa keuangan kepariwisataan

(money changer), menurunnya aktivitas jasa-jasa yang terkait langsung dengan

pariwisata, Sedangkan PHK tenagakerja pada industri kerajinan dan garmen berkisar

antara 40-50%. Artinya pada pengusaha tenagakerja tidak total memPHK pada

karyawannya atau ada juga yang bekerja separuh waktu.

Dampak non ekonomi tragedi Bali 12 Oktober 2002, seperti dampak sosial

(gangguan keamanan) dan dampak psikologis (stress) memang belum tampak ke

permukaan, terkecuali di kota Denpasar sudah tampak ke permukaan berupa dampak

sosial seperti pencurian-pencurian di beberapa kompleks perumahan. Namun, jika

kondisi krisis yang menimpa Bali terus berlanjut, tidak tertutup kemungkinan akan

muncul dampak-dampak sosial dan psikologis yang tidak diinginkan.

Page 5: Dampak Bom Bali Terhadap Perekonomian Masyarakat Bali

Jadi dapat dikatakan bahwa bom Bali utamanya pasca bom telah menciptakan

‘potret buram’ bagi perekonomian masyarakat Bali pada umumnya dan perekonomian

masyarakat petani pada khususnya, karena menyebabkan penurunan pendapatan,

kehilangan pekerjaan (PHK), kehilangan akses pasar, akses lembaga keuangan dan

dampak sosial-psikologi.