dampak berkata

Upload: rasyid-ridha

Post on 10-Mar-2016

3 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Semoga bermakna

TRANSCRIPT

BERKATA JANGAN PADA ANAKPenulis : Eva DelvaKeberlangsungan suatu negara atau agama ditentukan oleh generasi selanjutnya. Membentuk generasi yang terbaik, menjadi hal penting dan tidak bisa diabaikan, diperlukan cara atau program yang berkualitas, agar menghasilkan generasi tangguh. Pendidikan dimulai sejak ibu hamil, lalu anak itu lahir sampai dengan usia 6 tahun. Setiap anak yang lahir memiliki 100 milyar sel otak yang belum bersambungan sebagai karunia Alloh swt yang luar biasa.usia 0-6 tahun disebut juga masa golden age . Dimana pada usia ini otak mengalami lonjakan yang tinggi untuk pertumbuhan dan perkembangannya hingga 50%. Karena kecerdasan yang dibentuk pada masa ini akan berdampak sampai dewasa. Lonjakan ini tidak akan pernah terulang lagi selama hidupnya. Melalui rangsangan yang optimal dan program yang berkualitas membuat otak yang belum bersambungan sehingga menjadi tersambung dan sel otak yang subur, membuat anak lebih cerdas bahkan jenius.Mendidik anak dimulai dari cara komunikasi kita kepada anak,karena Alloh swt menjelaskan dalam surat al Baqarah : ... bahwa manusia diciptakan mulai dari pendengaran,baru penglihatan dan perasaan. Ini menunjukkan tahapan belajar anak dimulai apa yang didengakan anak melalui telinganya.Jadi anak belajar mulai dari yang sering ia dengar dari lingkunganya. Bila anak selalu berada di lingkungan atau diberi stimulus dengan perkataan kotor dan didendangkan orang tuanya lagu-lagu dangdut oplosan maka sudah besar nanti dia akan membawa kebiasaan tersebut menjadi sesuatu yang amat dia senangi. Begitu pula sebaliknya bila anak diperdengarkan orangtuanya berbicara yang baik-baik dan sering melantunkan ayat-ayat al Quran dihadapan anaknya maka akan otomatis pula anak-anak akan menyukai Al Quran dan bicara yang sopan bila besar nanti. Termasuk wajah yang kita pasang dihadapan anak, mereka pun akan menyimpan di otak anak dan menirunya.Berbicara jangan seringkali kita ucapkan ketika melarang dan menghentikan perbuatan anak-anak yang tidak kita setujui atau berbahaya untuk mereka lakukan. Seperti ketika anak-anak berlarian di dalam rumah banyak benda-benda yang bisa membuat mereka terbentur atau terjatuh, juga bisa merusak barang-barang yang ada di dalam rumah. Serta merta kita katakan : jangan berlari namun apa yang terjdi , anak-anak bukan berhenti berlari tapi tetap saja berlari. Atau jangan ribut tetap saja mereka ribut. Semakin dilarang semakin mereka kerjakan. Bukan begitu ?. Akhirnya dengan nada tinggi dan kesal kita berbicara pada anak untuk menghentikan mereka. Apa yang terjadi dengan perasaan kita sebagai orang tua juga anak, akan merasakan hal sama kesal dan marah pula. Anak-anak tidak suka dimarahi dan diperintah mereka hanya senang melakukan apa yang mereka suka. Anak-anak belum bisa memahami makna larangan dan perintah dari orang tua atau dewasa lainnya, karena otaknya belum bersambungan. Kenapa ga boleh lari-lari, kenapa ga boleh main air padahal itu yang hal-hal yang disukai anak-anak. Pengasuhan seperti ini selalu kita ulangi dan kita teruskan sehingga terjebak dengan pola yang itu..itu lagi. Lantas apa yang salah dengan kata jangan ketika menegur atau kasih tahu anak.Sebagai orang dewasa menggunakan kata jangan pada anak-anak, menjadi hal yang mudah kita katakan, supaya urusan cepat selesai. Setiap kita melihat kelakuan anak-anak yg tidak kita setujui menggunakan kalimat jangan begini , jangan begitu, ga boleh begini dan ga boleh begitu . Hampir di setiap kita bicara untuk mendidik dan mengasuh anak menggunakan kalimat seperti itu. Sehingga lebel atau cap anak nakal ,susah diatur, bodoh,kurang ajar dan sebagainya menjadi bahasa yang mudah juga kita ucapkan. Bila tidak juga menghentikan perbuatan yang membuat kita kesal, orangtua mulai mengancam , meremehkan, membandingkan dengan kakak atau adiknya , mulai sering mengkritik dan menganalisa mereka dan sebagainya. apa yag sebenarnya terjadi dengan anak-anak? Mengapa begitu ?.Kalimat jangan berlari atau ga boleh ribut bagi otak tidak berarti berhenti. Tapi berkata jangan seperti itu menjadi perintah lakukan berlari atau perintah ribut. Jangankan anak hal ini bisa juga terjadi pada orang dewasa semakin dikatakan jangan semakin kita memikirkanya. Contoh : ketika kita diperintah jangan pikirkan kuda putih apa yang terjadi dengan otak kita? Kita justru memikirkan kuda putih dulu lalu berpikir jangan. Kata jangan itu abstrak tidak jelas bagi otak.Lantas bagaimana sebaiknya berbicara pada anak ? berdasarkan penelitian para ahli otak bahwa Alloh swt mengkaruniakan bayi lahir dengan sel otak sebanyak 100 milyar yang belum bersambungan. Maka lingkungan terdekatnya yaitu ayah dan ibu yang memberikan rangsangan terhadap bayi supaya sel otaknya bersambungan satu sama lain. Disini awal pembentukan kecerdasan otak manusia dimulai. Bila tidak terjadi sambungan maka pada usia 6 tahun sel saraf yang sudah diberikan menjadi terputus atau gugur. yang akan bertahan hanya bagian saraf yg sering mendapat rangsangan saja. Bagaimana caranya memperlakukan otak yang baik agar optimal cara kerjanya. Maka orang tua memberi perlakuan yang berkualitas agar sel saraf otak yg bersambungan berguna untuk sampai bayi ini dewasa nanti. Karena manusia baru disebut manusia dalam al Quran bila mereka menggunakan akalnya.Menghadapi bayi dengan wajah ceria, berkata yang baik dan positif agar bayi mendengar hal-hal yang baik saja,berprilaku baik agar anak memiliki masukan memory dan sambungan sel otak yang baik pula yang kita berikan. Karena otak kita itu seperti hard disk komputer, ia hanya mengeluarkan apa yang dicopykan atau dimasukkan bahan-bahan atau program yang kita mau saja.Lalu bagaimana kita berbicara pada anak? . berbicara pada anak dengan kalimat yang lengkap atau jelas. Sebab akan membantu otaknya bekerja dengan baik. Perkataan sesuai perbuatan, kalimat yang tidak tuntas atau jelas maka otak anak tidak dapat berpikir dengan baik.sel saraf otak yang belum bersambungan membutuhkan bimbingan dan arahan orang dewasa sekitarnya. Maka dari itu apapun yang dimasukkan dan didengar telinga anak akan membentuk prilakunya nanti di kemudian hari.Bila kita ingin anak menghentikan berlari di dalam rumah, yang baik kita katakan dengan kalimat positif atau sebaliknya seperti jangan berlari dikatakan Berjalan di dalam rumah atau jangan ribut kita katakan stop atau bicara bergantian sesuai dengan kebutuhan disaat itu.Lantas ada pertanyaan mengapa didalam ayat al Quran banyak mengatakan kalimat jangan. Bukankah ini terlihat bertentangan dengan cara tersebut, tidak boleh berkata jangan, sementara al Quran sendiri menggunakanya. Sedangkan al Quran merupakan pedoman hidup kita.Pendapat penulis mengenai Al Quran tentang hal tersebut adalah al Quran sebagai sumber dan pijakan hidup seorang muslim yang bersifat universal pada prakteknya banyak dijelaskan oleh hadits. Adapun ayat-ayat Al Quran menggunakan kalimat jangan tidak berdiri sendiri seperti dalam surat Luqman ayat 13 : Ya bunayya laa tusyrik billah..... ( Wahai anakku janganlah engkau menyekutukan Alloh....). Selalu ada kaitanya dengan kalimat berikutnya sebagai alasan Alloh swt melarang hal tersebut, yaitu : inna syirka ladzulmun adzhiim ( sesungguhnya menyekutukan Alloh itu kezholiman yang besar). Yang menjelaskan akibat dari perbuatan tersebut dilarang.Jadi berbeda dengan berbicara jangan pada anak yang kita lakukan tadi seperti contoh diatas. Dan gaya bicara kita keseharian dalam prakteknya. Al Quran menggunakan kalimat larangan bersikap syirik dengan lengkap dan tuntas. Larangan kalimat jangan dalam Al Quran pada umumnya bukan kalimat operasional. Dan Al Quran ditujukan untuk yang sudah akil baligh atau mukallaf. Untuk anak yang sudah mencapai mukallaf sudah seharusnya mereka mengetahui dan memahami batasa-batasan yang diperintahkan Alloh swt dalam al Quran.