dampak asimetri informasi terhadap manajemen laba

13
LATAR BELAKANG Hal terpenting dari dunia nyata adalah informasi. Dalam ekonomi, Informasi yang sempurna dibutuhkan demi kelancaran suatu kegiatan ekonomi, sebab secara tidak langsung informasi sangatlah berkaitan dengan efisiensi suatu kegiatan ekonomi menurut Ferry Prasetya (2012). Laporan keuangan merupakan sarana pengkomunikasian informasi keuangan yang dibuat oleh pihak internal (agent) kepada eksternal (principle). Hal ini lah yang dapat menyebabkan adanya asimetri informasi pada laporan keuangan yang menjadi dasar dalam manajemen laba. Laporan keuangan diharapkan dapat menyediakan informasi mengenai kinerja keuangan perusahaan dan bagaimana pihak manajemen perusahaan bertanggung jawab pada pemilik (principal). Salah satu informasi yang sangat penting dalam laporan keuangan adalah laba. Informasi laba merupakan komponen informasi keuangan yang menjadi pusat perhatian sekaligus dasar pengambilan keputusan pihak-pihak yang berkepentingan, misalnya digunakan untuk menilai kinerja perusahaan ataupun kinerja manajer (Weston,

Upload: jimy-ndawa

Post on 14-Sep-2015

64 views

Category:

Documents


16 download

DESCRIPTION

`

TRANSCRIPT

LATAR BELAKANGHal terpenting dari dunia nyata adalah informasi. Dalam ekonomi, Informasi yang sempurna dibutuhkan demi kelancaran suatu kegiatan ekonomi, sebab secara tidak langsung informasi sangatlah berkaitan dengan efisiensi suatu kegiatan ekonomi menurut Ferry Prasetya (2012).Laporan keuangan merupakan sarana pengkomunikasian informasi keuangan yang dibuat oleh pihak internal (agent) kepada eksternal (principle). Hal ini lah yang dapat menyebabkan adanya asimetri informasi pada laporan keuangan yang menjadi dasar dalam manajemen laba. Laporan keuangan diharapkan dapat menyediakan informasi mengenai kinerja keuangan perusahaan dan bagaimana pihak manajemen perusahaan bertanggung jawab pada pemilik (principal).Salah satu informasi yang sangat penting dalam laporan keuangan adalah laba. Informasi laba merupakan komponen informasi keuangan yang menjadi pusat perhatian sekaligus dasar pengambilan keputusan pihak-pihak yang berkepentingan, misalnya digunakan untuk menilai kinerja perusahaan ataupun kinerja manajer (Weston, 1991) dalam dalam Arri Wiryadi & Nurzi Sebrina. Oleh karena itu manajer melakukan pengelolaan terhadap angka laba (earning management).

ASIMETRI INFORMASIInformasi Asimetris merupakan perbedaan informasi yang didapat antara salah satu pihak dengan pihak lainnya dalam kegiatan ekonomi.Menurut Ujiyanto dalam Amaliah Asimetri informasi yang terjadi antara manajemen (agent) dengan pemilik (principal) memberikan kesempatan kepada manajer untuk bertindak oportunis, yaitu demi memperoleh keuntungan pribadi (Ujiyanto, 2007).Asimetri informasi inilah yang kemudian menjadi pemicu munculnya praktik manajemen laba di perusahaan. Adanya asimetri informasi akan mendorong manajer untuk menyajikan informasi yang tidak sebenarnya terutama jika informasi tersebut berkaitan dengan pengukuran kinerja manajer. Fleksibelitas manajemen untuk memanajemeni laba dapat dikurangi dengan menyediakan informasi yang lebih berkualitas bagi pihak luar. Kualitas laporan keuangan akan mencerminkan tingkat manajemen laba.Bentuk Asimetri InformasiPada umumnya bentuk asimetri informasi terdiri dari dua kategori, yakni :1. Adverse SelectionAdverse Selection menyebabkan kegagalan pasar. Namun, dianggap penting di bidang ekonomi karena sering menghilangkan kemungkinan pertukaran yang akan menguntungkan baik konsumen maupun penjual. Atau dengan kata lain para manajer serta orang-orang dalam lainnya biasanya lebih mengetahui lebih banyak tentang keadaan dan prospek perusahaan daripada pihak luar. Fakta yang mungkin dapat mempengaruhi keputusan yang akan diambil oleh pemegang saham tersebut tidak disampaikan informasinya kepada pemegang saham.2. Moral HazardMoral hazard adalah situasi di mana satu pihak akan memiliki kecenderungan untuk mengambil risiko karena biaya yang dapat dikenakan tidak akan dirasakan oleh pihak mengambil risiko. Dengan kata lain kegiatan yang dilakukan oleh seseorang manajer tidak seluruhnya diketahui oleh pemegang saham maupun pemberi pinjaman. Sehingga manajer dapat melakukan tindakan diluar pengetahuan pemegang saham yang melanggar kontrak dan sebenarnya secara etika atau norma mungkin tidak layak dilakukanMANAJEMEN LABAEarnings management yang dilakukan perusahaan dapat bersifat efisien (meningkatkan keinformatifan laba dalam mengkomunikasikan informasi privat) dan dapat bersifat oportunis (manajemen melaporkan laba secara oportunis untuk memaksimalkan kepentingan pribadinya). Apabila pengelolaan laba bersifat oportunis, maka informasi laba tersebut dapat menyebabkan pengambilan keputusan investasi yang salah bagi investor, Scott (2000) dalam Siregar (2006).Sampai saat ini manajemen laba merupakan area yang paling kontroversial dalam akuntansi keuangan. Pihak yang mendukung manajemen laba ini jelas para manajer dengan alas an manajemen laba merupakan hal yang fleksibel untuk melindungi diri mereka dan perusahaan dalam mengantisipasi kejadian yang tidak terduga. Sedangkan pihak yang menentang seperti Investor karena manajemen laba merupakan pengurangan keandalan informasi laporan keuangan sehingga dapat menyesatkan dalam pengambilan keputusan.Faktor-Faktor Pendorong Manajemen Laba(Watt dan Zimmerman, 1986) Dalam positif accounting theory terdapat tiga hipotesis yang melatarbelakangi terjadinya manajemen laba (Watt dan Zimmerman, 1986), yaitu:1. Bonus Plan Hypothesis : Manajemen akan memilih metode akuntansi yang memaksimalkan utilitasnya yaitu bonus yang tinggi.2. Debt Covenant Hypothesis :Manajer perusahaan yang melakukan pelanggaran perjanjian kredit cenderung memilih metode akuntansi yang memiliki dampak meningkatkan laba.3. Political Cost Hypothesis :Semakin besar perusahaan, semakin besar pula kemungkinan perusahaan tersebut memilih metode akuntansi yang menurunkan laba untuk menurunkan besaran pajak.Sedangkan menurut Scott, factor yang mempengaruhi manajemen laba adalah:1. Bonus Purposes : Manajemen akan memilih metode akuntansi yang memaksimalkan utilitasnya yaitu bonus yang tinggi.2. Political Motivations : Manajer perusahaan yang melakukan pelanggaran perjanjian kredit cenderung memilih metode akuntansi yang memiliki dampak meningkatkan laba (Sweeney, 1994). Hal ini untuk menjaga reputasi mereka dalam pandangan pihak eksternal.3. Taxation Motivations : Motivasi untuk menghemat pajak menjadi motivasi manajemen laba yang paling nyata. Berbagai metode akuntansi digunakan dengan tujuan penghematan pajak pendapatan.4. Pergantian CEO : CEO yang mendekati masa pensiun akan cenderung menaikkan pendapatan untuk meningkatkan bonus mereka. Dan jika kinerja perusahaan buruk, mereka akan memaksimalkan pendapatan agar tidak diberhentikan.5. Initital Public Offering (IPO) : Perusahaan yang akan listing pada bursa efek cenderung menginformasikna kinerja perusahaan yang baik dalam rangka menaikan harga saham agar menarik minat investor.6. Pentingnya Memberi Informasi Kepada Investor : Informasi mengenai kinerja perusahaan harus disampaikan kepada investor sehingga pelaporan laba perlu disajikan agar investor tetap menilai bahwa perusahaan tersebut dalam kinerja yang baik.Teknik Manajemen LabaMenurut Setiawati dan Naim (2000) dalam Rahmawati, dkk (2006) teknik manajemen laba yang paling sering digunakan adalah:1. Memanfaatkan peluang untuk membuat estimasi akuntansi. contoh : cara manajemen mempengaruhi laba dengan mengestimasi estimasi tingkat piutang tak tertagih, estimasi kurun waktu depresiasi aktiva tetap atau amortisasi aktiva tak berwujud, estimasi biaya garansi, dan lain-lain. 2. Mengubah metode akuntansi. contoh : merubah metode depresiasi aktiva tetap, dari metode depresiasi angka tahun ke metode depresiasi garis lurus.3. Menggeser periode biaya atau pendapatan. contoh : mempercepat/menunda pengeluaran untuk penelitian dan pengembangan sampai pada periode akuntansi berikutnya, mempercepat/menunda pengeluaran promosi sampai periode berikutnya, mempercepat/menunda pengiriman produk ke pelanggan, mengatur saat penjualan aktiva tetap yang sudah tak dipakai.Pola Manajemen LabaPola manajemen laba menurut Scott (2000) dapat dilakukan dengan cara:1. Taking a Bath. yakni pada saat reorganisasi melaporkan kerugian dalam jumlah besar dengan tujuan meningkatkan laba dimasa depan.2. Income Minimization yakni menurunkan laba masa berjalan dengan tujuan diakui pada masa yang akan datang.3. Income Maximization yakni melaporkan net income yang tinggi untuk tujuan bonus yang lebih besar4. Income Smoothing meratakan laba yang dilaporkan sehingga dapat mengurangi fluktuasi laba yang terlalu besar karena pada umumnya investor lebih menyukai laba yang relatif stabil.

PENELITIAN TERDAHULUASIMETRI TIDAK BERPENGARUH SECARA SIGNIFIKAN TERHADAP MANAJEMEN LABA

1. PENGARUH ASIMETRI INFORMASI, KUALITAS AUDIT, DAN STRUKTUR KEPEMILIKAN TERHADAP MANAJEMEN LABA oleh Arri Wiryadi dan Nurzi Sebrina (Asimetri tidak berhubungan positif dengan Manajemen Laba)2. PENGARUH ASIMETRI INFORMASI DAN MANAJEMEN LABA TERHADAP COST OF EQUITY CAPITAL PADAPERUSAHAAN REAL ESTATE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA oleh Regina Reizky Ifonie. (Tidak ada pengaruh yang signifikan antara asimetri informasi dan manajemen laba dengan biaya modal ekuitas)

ASIMETRI INFORMASI BERPENGARUH SECARA SIGNIFIKAN TERHADAP MANAJEMEN LABA

3. PENGARUH ASIMETRI INFORMASI TERHADAP PRAKTIK MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN PERBANKAN PUBLIK YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK JAKARTA oleh Dra. Rahmawati, Msi, Ak. , Drs. Yacob Suparno, Msi, Ak. dan Nurul Qomariyah, SE. (Terdapat pengaruh positif yang signifikan antara asimetri informasi dan manajemen laba)4. ASIMETRI INFORMASI DAN PRAKTIK MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA oleh Irma Tyasari ( Asimetri informasi berpengaruh terhadap praktik manajemen laba, demikian juga Ukuran perusahaan teruji berpengaruh terhadap praktik manajemen laba.)5. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI LUAS PENGUNGKAPAN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP ASIMETRI INFORMASI oleh Meliana Benardi K. dan Sutrisno Prihat Assih (Satunya karakteristik yang berhubungan positif yakni struktur perusahaan ukuran dengan variasi laporan tahunan disclousure extend.disclousure extend memungkinkan penurunan asimetri informasi.)6. INFORMASI ASIMETRI DAN UNDERPRICING DI BURSA EFEK INDONESIA oleh INFORMASI ASIMETRI DAN UNDERPRICING DI BURSA EFEK INDONESIA oleh Muhammad Adam (Informasi asimetri berpengaruh positif terhadap underpricing di sektor keuangan, infrastnrktur, utilitas dan tansportasi sehingga semakin tinggi terjadinya ketimpangan dalam mengakses dan mengolah informasi akan menyebabkan harga pasar saham semakin tinggi dibanding harga penawarannya).7. PENGARUH ASIMETRI INFORMASI DAN UKURAN PERUSAHAAN PADA PRAKTIK MANAJEMEN LABA DI PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA oleh Ni Ketut Muliati (Asimetri informasi berpengaruh positif pada praktik manajemen laba.Sedangkan, Ukuran perusahaan terbukti berpengaruh negatif pada praktik manajemen laba).8. PENGARUH ASIMETRI INFORMASI, CORPORATE GOVERNANCE DAN UKURAN PERUSAHAAN PADA MANAJEMEN LABA oleh Ni Wayan Nariastiti dan Ni Made Dwi Ratnadi (Asimetri informasi berpengaruh positif pada manajemen laba. Sedangkan corporate governance dan ukuran perusahaan diukur berpengaruh negative pada manajemen laba).9. PENGARUH MORALITAS APARAT DAN ASIMETRI INFORMASI TERHADAP KECENDERUNGAN KECURANGAN AKUNTANSI oleh Petra Zulia Aranta (moralitas aparat berpengaruh signifikan negatif terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi sedangkan asimetri informasi berpengaruh signifikan positif terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi)10. PENGARUH ASIMETRI INFORMASI, UKURAN PERUSAHAAN, KEPEMILIKAN MANAJERIAL TERHADAP MANAJEMEN LABA oleh Restu Agusti dan Tyas Pramesti. (Asimetri informasi, Ukuran perusahaan dan Kepemilikan manajerial mempunyai pengaruh signifikan terhadap manajemen laba)