dalam rangka hari jadi kabupaten banjarnegara dinas pariwisata ... - bukit … · 2018-09-08 ·...

19

Upload: others

Post on 25-Feb-2020

13 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Dalam rangka Hari Jadi Kabupaten BANJARNEGARA Dinas Pariwisata Kabupaten BANJARNEGARA menyelenggarakan beberapaeven, atara lain KIRAB BOYONG OYOD GENGGONG, dimana keistimewaan Kirab ini dilaksanakan dari dan oleh Masyarakat Desa

Kalilunjar sendiri secara swadaya dengan bimbinan dari Dinas Pariwisata setempat. Seluruh masyarakat setempat melaluiorganisasi Kepala Desa, RT dan RW semua berpartisipasi penuh dalam mensukseskan kegiatan Kirab Boyong Oyod Genggong, yang

diramaikan dengan parade, tarian serta pameran kuliner tradisional pada setiap RT RW.

DR. UDJIANTO

SUDARYO, SE., MPAR

Alkisah pada zaman dahulu kala kurang lebihtahun 1895, pada zaman penjajahan VOC. Ada salah seorang prajurit pengikut PangeranDiponegoro, secara dam-diam melakukanperjalanan karena dicari oleh Belanda dikala itubersama dengan isteri tercinta.

Beliau bernama Ki Candra yang mempunyaikemampuan lebih dalam olah kanuragan yang selalu unggul apabila berperang dengan tentaraBelanda. Oleh sebab itu beliau selalu dicari olehpenjajah belanda

Dalam perjalanannya mengembara beliauberjalan kearah utara, bersama isteri tercinta. Padasuatu tempat beliau singgah di suatu tempat yang teduh, dibawah pohon rindang Yang diberi namaPohon Genggong. Kemudian Ni Candra merasasangat betah berteduh di wilayah itu, dan beliaumengajukan permohonan pada Ki Candra agar bisamenetap diwilayah itu. Permohonan itu disetujuioleh Ki Candra Mereka membuat rumah kecildisekittar Pohon Genggong yang rindang dengandipagari daun Alang-alang di sebelah selatan danutaranya. Serta disebelah barat dengan alang-alang dan pohon aren serta disebelah Timur adasungai yang gemercik airnya.

Suatu hari ada kejadian aneh, sungaikecil yang tadinya air mengalirdengan deras tiba-tiba menghilang, sehingga Ki Candra dan isteri berkata: “KALI LUMBUNG UNJAR”.

Kemudian Ki Candra berfikir, iya yabahwa tempat ini belum adanamanya, kalau begitu diberi namasaja KALILUNJAR

DEMIKIAN SAMPAI SEKARANG NAMA ITU LESTARI MENJADI NAMA DESA

RANGKAIAN PIMPINAN DESA

Mbah Cengkrong (Mbah Candra)

Pancadiwirya (1884-1924)

Daldiri (1960-1968)

Sahlan (1968-1985)

Darno (1985-1990)

Suwondo (1990-1998)

Slamet Budi Prayitno (1998-2007)

Amin Setiono (2007-2013)

Sarkum Slamet Raharjo (2013-sekarang)

KEPALA DESA KALILUNJAR SEKARANG

Kirab disini mengekspresikan kegiatan napak tilas kejadian masa lalu yang dianggap sakral danmempunyai makna dalam proses kehidupan, atau terjadinya peristiwa penting dalam sejarah masa lalu.

Dalam hal ini Kirab Oyod Genggong, menggambarkan proses terbentuknya Desa Kalilunjar yang ditetapkan oleh Ki Candra dan Ni Candra, dengan digambarkan melalui benda pusaka OYOD GENGGONG

sebagai wakil dari pohon Genggong tempat asal berdirinya Desa Kalilunjar yang kini tinggal akarnyasaja . Proses ini kemudian dibuat Kirab dari lokasi pohon Genggong ke Lokasi Baru Pendopo Desa yang

sekarang ada.

Prosesi Kirab diawali denganatraksi serombongan Wewe

Gombel yang merupakanperwujudan bahwa suatu upayayang baik pasti ada halangan/ rintangan, oleh sebab itu kita

harus bisa hidup bersama masalahyang pasti ada dalam setiap

periode kehidupan

Kemudian prosesi diikuti denganpasukan berkuda menggambarkanproses perjalanan mengawal Oyod

Genggong yang dipimpin oleh Ki Candra dan rombongan dengan

membawa pusaka

Prosesi diakhiri dengan rombongan pembawagunungan hasil bumi yang diakhir acara

diadakan upacara pembagian hasil bumi inipada penduduk

Prosesi inidiramaikan dengan

pameran kulineroleh warga RT danRW seluruh desa

denganmenunjukkan

hamper semuamakanan tradisional

tempo dulu

Berpose sejenak ditengah arena PameranKuliner, dengan desain lansekap yang cantik

hasil karya warga desa Kalilunjar

Gotong Royong kerja bersama warga desa tanpa pamrih danpenuh dedikasi, membuat Acara ini menjadi lebih bermakna

dan mengakar pada seluruh warga desa.Pemerintah dalam hal ini Pemda dan Dinas Pariwisata hanyamengarahkan dan membimbing agar kegiatan semacam ini

bisa lestari dan kalau bisa even semacam inidiselenggarakan jangan serentak, tetapi dijadwal secara

bergiliran sehingga bisa dinikmati oleh warga sekitar, danpada wisatawan baik domestic maupun internasional. Inilah

kerja berat Tim Pariwisata setempat. SELAMAT

POTONG TUMPENG SEKALIAN MOHON PAMIT