dalam perspektif al-quran1 oleh suwito i...

14
17 PENDIDIKAN SEJARAH DALAM PERSPEKTIF AL-QURAN 1 Oleh Suwito I PENDAHULUAN Al-Quran surat 59:18 memberikan isyarat bahwa manusia diperintahkan untuk memperhatikan sejarah. 2 Al-Quran surat 11:120 menjelaskan bahwa di dalam sejarah terdapat pelajaran (maw'izhah) dan peringatan (dhikra>) yang akan mengukuhkan hati manusia. Dalam membaca peristiwa sejarah yang dikisahkan. Allah dalam al-Quran tidaklah mudah karena di dalamnya mengandung „ibrah atau lambang-lambang yang perlu dipahami oleh kalangan al-alba>b 3 (Q.S. 12:111). Al-Quran dengan demikian bukanlah kitab sejarah sebagaimana lazimnya, melainkan kitab yang berisi hukum-hukum sejarah yang dipolakan dalam bcrbagai peristiwa masa lampau. Pola ini akan selalu berlangsung di tempat yang samadan atau yang tidak sama serta di waktu yang berbeda. Hal ini dapat dipahami dari firman Allah pada akhir surat 59:58 yang berbunyi innalla>h bima> ta’malu>na khabi>r. Paristiwa sejarah yang pernah terjadi bukanlah merupakan peristiwr yang mati melainkaa merupakan peristiwa yang masih hidup di masa kini (Q.S. 2:154). Berkaitan dengan pemahaman di atas, dalam tulisan ini akan disajikan analisis makna sejarah yang terkandung dalam al-Quran, terutama kisah kaum „Ad, Samud, Madyan, dan Saba‟. Berdasarkan hasil penelitian Sayid Muzaffaruddin Nadvi, bekas-bekas bangunan yang didirikan oleh keempat kaum di atas khususnya di daerah 1 Diterbitkan dalam buku Kaya Gagasan Miskin Kesulitan oleh Young Progressive Muslim (YPM) 20 Mei 2018. http://www.ypm-publishing.com 2 Pentingnya meniti sejarah masa lalu untuk memperoleh gambaran masa depan ini diakui oleh sejarawan. Lihat antara lain Deliar Noer, Gerakan Moderen Islam di Indonesia 1900-1942, (Jakarta: LP3ES, 1985), Cetakan III, h. xx. Lihat juga William H. Frederick dan Soeri Soesanto (ed.), Pemahaman Sejarah Indonesia Sebelum dan Sesudah Revolusi, (Jakarta: LP3ES, 1984), Cetakan II, h. 25. 3 Kata al-Alba>b bisa dipahami sebagai kaum intelektual yang memiliki cakrawala pemikiran yang dalam dan mempunyai pandangan jauh ke depan. Lihat Ahmad Syafi‟I Maarif, Alquran Realitas Sosial dan Limbo Sejarah, (Bandung: Pustaka, 1985), Cetakan I, h. 17.

Upload: others

Post on 25-Feb-2020

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: DALAM PERSPEKTIF AL-QURAN1 Oleh Suwito I PENDAHULUANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 17 PENDIDIKAN SEJARAH DALAM PERSPEKTIF AL-QURAN1 Oleh Suwito . I . PENDAHULUAN

17

PENDIDIKAN SEJARAH

DALAM PERSPEKTIF AL-QURAN1

Oleh Suwito

I

PENDAHULUAN

Al-Quran surat 59:18 memberikan isyarat bahwa manusia

diperintahkan untuk memperhatikan sejarah.2 Al-Quran surat 11:120

menjelaskan bahwa di dalam sejarah terdapat pelajaran (maw'izhah) dan

peringatan (dhikra>) yang akan mengukuhkan hati manusia. Dalam

membaca peristiwa sejarah yang dikisahkan. Allah dalam al-Quran tidaklah

mudah karena di dalamnya mengandung „ibrah atau lambang-lambang yang

perlu dipahami oleh kalangan al-alba>b3 (Q.S. 12:111). Al-Quran dengan

demikian bukanlah kitab sejarah sebagaimana lazimnya, melainkan kitab

yang berisi hukum-hukum sejarah yang dipolakan dalam bcrbagai peristiwa

masa lampau. Pola ini akan selalu berlangsung di tempat yang samadan atau

yang tidak sama serta di waktu yang berbeda. Hal ini dapat dipahami dari

firman Allah pada akhir surat 59:58 yang berbunyi innalla>h bima>

ta’malu>na khabi>r. Paristiwa sejarah yang pernah terjadi bukanlah

merupakan peristiwr yang mati melainkaa merupakan peristiwa yang masih

hidup di masa kini (Q.S. 2:154).

Berkaitan dengan pemahaman di atas, dalam tulisan ini akan disajikan

analisis makna sejarah yang terkandung dalam al-Quran, terutama kisah

kaum „Ad, Samud, Madyan, dan Saba‟.

Berdasarkan hasil penelitian Sayid Muzaffaruddin Nadvi, bekas-bekas

bangunan yang didirikan oleh keempat kaum di atas khususnya di daerah

1Diterbitkan dalam buku Kaya Gagasan Miskin Kesulitan oleh Young Progressive

Muslim (YPM) 20 Mei 2018. http://www.ypm-publishing.com 2Pentingnya meniti sejarah masa lalu untuk memperoleh gambaran masa depan ini

diakui oleh sejarawan. Lihat antara lain Deliar Noer, Gerakan Moderen Islam di Indonesia

1900-1942, (Jakarta: LP3ES, 1985), Cetakan III, h. xx. Lihat juga William H. Frederick dan

Soeri Soesanto (ed.), Pemahaman Sejarah Indonesia Sebelum dan Sesudah Revolusi,

(Jakarta: LP3ES, 1984), Cetakan II, h. 25. 3Kata al-Alba>b bisa dipahami sebagai kaum intelektual yang memiliki cakrawala

pemikiran yang dalam dan mempunyai pandangan jauh ke depan. Lihat Ahmad Syafi‟I

Maarif, Alquran Realitas Sosial dan Limbo Sejarah, (Bandung: Pustaka, 1985), Cetakan I, h.

17.

Page 2: DALAM PERSPEKTIF AL-QURAN1 Oleh Suwito I PENDAHULUANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 17 PENDIDIKAN SEJARAH DALAM PERSPEKTIF AL-QURAN1 Oleh Suwito . I . PENDAHULUAN

Pendidikan Sejarah dalam Perspektif Al-Quran

18

Yaman masih tersisa.4 Dengan tanpa menyebut nama, Nadvi juga

menyatakan bahwa ada beberapa penulis sejarah kuno dari Eropa yang

menyatakan bahwa kaun 'Ad khususnya adalah fiktif dan mitologis, Nadvi

membantah kesimpulan ini dan menyatakan bahwa penemuan-penemuan

terbaru membuktikan bahwa penghuni asal Arabia, mereka ini benar-benar

sangat kuat.5

Berbeda dengan Nadvi, Syaikh Ahmad al-Iskandary dan Syaikh

Mustafa 'Inany menyatakan bahwa keempat kaum yang disebut di atas

termasuk at-Arab al-Ba>idah yang tidak ada bekas-bekasnya sedikitpun

yang sampai kepada kita melainkan hanya yang dikisahkan oleh al-Quran

dan Hadis Nabi.6 Pernyataan kedua Syaikh ini pun masih dapat diragukan

karena keduanya tidak menyebut apakah telah diadakan penelitian atau

belum. Bagi penulis, karena belum pernah juga melihat sendiri bekas

peninggalan kaum yang akan dibicarakan dalam tulisan ini, semantara

berpegang kepada isyarat al-Quran surat 11:100 yang menjelaskan bahwa

kisah kaum terdahulu ada yang masih kedapatan bekas-bekasnya dan ada

pula yang sudah musnah. Di samping itu Perjanjian Lama (Kitab Kejadian i,

11 dan 25) juga menyebut adanya kaum ini. Berdasarkan ketiga sandaran di

atas, dalam pembahasan ini penulis berpendapat bahwa keempat kaum yang

dijadikan sampel pembahasan ini benar ada dalam sejarah.

II

KAUM ‘AD

Kaum „Ad disebut dalam al-Quran sebanyak 24 kali dalam 19 surat.

Mereka ini adalah keturunan Sam, putra Nabi Nuh (QS. 7: 69) yang menjadi

kaum Nabi Hud (QS. 7 : 65 , 11: 50, dan 11:60). Kaum „Ad hidup di Yaman

dan Hadramaut dan tersebar ke pantai Teluk Persia sampai perbatasan

Mesopotamia. Mereka pernah juga menguasai Babilonia, Mesir, Asyiria,

Persia, Punisia, Kartago, Yunani, dan Creta. Kaum 'Ad diperkirakan hidup

tahun 2200 SM - 1700 SM.7 Sebagaimana petunjuk al-Quran, mereka yang

dihancurkan adalah kaum „Ad Pertama (QS. 53:50). Dengan tanpa menyebut

4Muzaffaruddin Nadvi, A Geographical History of the Quran, Alih basa Jum‟an

Basalim: Sejarah Geografi Quran, (Jakarta: Pustaka Firdaus, 1985), Cetakan I, h. 70. 5Ibid.,h. 95.

6Ahmad al-Iskandary dan Musthafa „Inany, al-Wasîth fî al-Adab al-‘Arabiy wa

Târîkhihi, (Mesir: Dâr al-Ma‟ârif, Tanpa Tahun), Cetakan XVIII, h. 5. 7Nadvi, op. cit., h. 116.

Page 3: DALAM PERSPEKTIF AL-QURAN1 Oleh Suwito I PENDAHULUANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 17 PENDIDIKAN SEJARAH DALAM PERSPEKTIF AL-QURAN1 Oleh Suwito . I . PENDAHULUAN

Masa Lampau untuk Masa Depan

19

tahun, Nadvi menyatakan bahwa kaum „Ad Pertama hancur sebelum serbuan

Yunani.8

Menurut al-Quran, kaum 'Ad ini adalah kaum yang kuat sehingga

pamer kekuatan (QS. 41:15, 26:123-140), Mereka ini termasuk bengisdan

kejam (Q.S. 26:130). Mereka ahli di bidang arsitektur, mendirikan bangunan

yang tinggi-tinggi yang belum pernah dibangun oleh daerah lain (Q.S.

26:128-129). Mereka juga kaya akan binatang ternak dan anak (QS. 26:133).

Pamer kekuatan dan penindasan seperti tergambar di atas, bisa jadi salah satu

faktor kehancuran kaum 'Ad Pertama ini. Di samping itual-Quran juga

menyebutkan bahwa kaum ini menuruti perintah penguasa9 yang bertindak

sewenang-wenang dan menentang kebenaran (QS. 11:59). Secara~moral,

mereka juga tidak percaya kepada Tuhan10

(QS. 7:65, 11:60) dan

mendustakan Rasul yang membawa kebenaran (QS. 11:59). Nabi Hud sudah

memperingatkan kepada mereka bahwa tidak boleh bangga dengan kekuatan

yang sedang dimiliki melainkan~harus selalu bersyukur agar tetap siaga

terhadap berbagai kemungkinan karena mereka telah memperoleh banyak

karunia semacam itu dan ditambah dengan kebun-kebun yang subur (QS.

26:132-194). Akan tetapi mereka tetap tidak mengindahkan peringatan itu

(QS. 41:15).

Secara harfî, al-Quran menggambarkan bahwa kehancuran kaum 'Ad

ditimpa oleh sesuatu yang luar biasa yaitu berupa angin dan hujan secara

terus menerus selama 7 malam 8 hari sehingga mereka mati bergelimpangan

di rumah-rumah mereka11

(Q.S. 46:24-25, 51:41-42, 54:19-21, 69:6-8).

III

KAUM SAMUD

Kaum 'Ad yang selamat dari kehancuran sebagainana telah disinggung

di atas, disebut dengan kaum „Ad Kedua yang akhirnya dikenal dengan nama

kaum Samud.12

Sebelum semua kaum 'Ad Pertama itu hancur ada di antara

8Ibid, h. 61.

9Tidak diperoleh kejelasan siapa yang dimaksud nama penguasa ketika itu.

10Bisa dipahami bahwa kehancuran mereka ini karena tidak memperhatikan

sunnatullah mengenai kehancuran umat, seperti kalau terlena maka akan mudah dihancurkan

pihak lain. î 11

Secara maknawi, bisa dipahami bahwa mereka mendapat serangan yang bertubi-

tubi dari pihak musuh. Dalam hal ini kurang jelas siapa yang menyerbu kaum ini. 12

Nadvi, op. cit., h. 130. Lihat juga Tafsi>r al-S{a>wy ‘ala> Tafsi>r al-Jala>layn,

(Beirut: Da>r al-Fikr, Tanpa Tahun), Juz IV, h. 143.

Page 4: DALAM PERSPEKTIF AL-QURAN1 Oleh Suwito I PENDAHULUANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 17 PENDIDIKAN SEJARAH DALAM PERSPEKTIF AL-QURAN1 Oleh Suwito . I . PENDAHULUAN

Pendidikan Sejarah dalam Perspektif Al-Quran

20

mereka13

yang ikut pindah bersama Nabi Hud ke Hijaz.14

Mereka ini

selanjutnya menjadi pangganti „Ad Pertama. Kaum Samud merupakan kaum

Nabi Shalih (QS. 7:73-74, 11:61) yang merupakan pengganti dari Nabi Hud.

Kaum Samudbermula setelah kehancurcan kaum 'Ad (QS. 7:74) dan berakhir

kurang lebih tahun 1600 SM. Dengan demikian kaum Samud itu berakhir

sebelum kelahiran Nabi Musa (+ 1500 SM).15

Jika dibandingkan dengan

mesa kehidupan kaum 'Ad, kaum Samud lebih pendek, yaitu antara 100-200

tahun. Penyebutan kaum Sarmud dalam al-Quran ternyata lebih banyak

dibanding dengan kaum 'Ad. Kalau kaum 'Ad hanya disebut 24 kali dalarn

19 surat, kaum Samud disebut sebanyak 26 kali dalam 21 surat.16

Kaum

Samud ini adalah penguasa di Arabia Barat Laut17

yang kawasan ini dikenal

dengan nama Wa>d al-Qura> (QS. 7:74) sementara kaum 'Ad yang telah

dijelaskan di atas tempat tinggalnya dikenal dengan name al-Ah{qa>f.18

(QS,

46:21).

Tidak jauh berbeda dengan kaum „Ad, kaum Samud ini juga tergolong

bangsa yang sudah memiliki budaya yang cukup tinggi. Mereka juga

merupakan ahli-ahli bangunan. Kepandaian khas mereka adalah mendirikan

rumah-rumah, bangunan-bangunan besar, dan makam-makam dari batu di

dalam gunung (QS. 7:73-75). Al-Quran surat 26:151-152 juga menjelaskan

bahwa mereka rakus harta yang digambarkan tidak memberi kesempatan

kepada unta Nabi Shalih untuk minum dan bahkan mereka membunuhnya.19

Kemakmuran kaum Samud juga digambarkan dalam al-Quran dengan kebun

subur yang dimiliki mereka (QS. 26:147-148). Dalam bidang aqidah, mereka

beregama seperti agama nenek moyangnya.20

(QS. 11:62), mendustakan

kebenaran yang dibawa Rasul (Nabi Shalih) karena Nabi Shalih dianggap

sebagai manusia biasa dan mereka justru mengikuti perintah orang yang

zhalim (QS. 14:9, 26:141, 54:24, 26:151-152). Akibat sikap yang demikian

13

Tidak diperoleh informasi berapa jumlah mereka. 14

Nadvi, op. cit., h. 146. 15

Ibid.,h. 97. 16

Jumlah penyebutan dalam al-Quran bisa jadi ada maksud tertentu. Kenyataannya,

kaum Samud ini dinilai Tuhan sebagai kaum yang paling dzalim dan paling durhaka. Lihat

QS. 53:52. 17

Nadvi, op. cit., h. 136. 18

Wa>d al-Qura> bisa diartikan sebagai lembah jarak antar desa berjauhan, sedang

al-Ah{qa>f dapat diartikan gurun pasir. 19

Ayat yang menyebut tentang ini cukup banyak antara lain QS. 11:64, 65, 26:156-

157, dan 54:27-29. 20

Tidak diperoleh informasi agama apa yang dianutnya.

Page 5: DALAM PERSPEKTIF AL-QURAN1 Oleh Suwito I PENDAHULUANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 17 PENDIDIKAN SEJARAH DALAM PERSPEKTIF AL-QURAN1 Oleh Suwito . I . PENDAHULUAN

Masa Lampau untuk Masa Depan

21

ini akhirnya Tuhan menghancurkan mereka dengan suara yang keras

sehingga mereka mati bergelimpangan21

(QS. 11:67, 54:91). Pada ayat lain

(51:44) Tuhan menggambarkan bahwa mereka ini disambar petir dan tidak

bisa berkutik (QS. 51:45) serta tidak ada yang hidup (QS. 53:51). Istilah lain

yang digunakan dalam al-Quran, hukuman mereka ini ialah ditimpa gempa

(QS. 7:78) dan secara umum mereka ini dibinasakan dengan kejadian yang

luar biasa (Q.S. 69:5).

IV

KAUM MADYAN

Kaum ini adalah kaum Nabi Syu‟aib (QS. 9:70, 11:84, 29:36) yang

tinggal antara teluk Aqabah dengan laut Merah di balik kota Hijr.22

Daerah

ini juga merupakan tempat berlindung Musa (sebelum menjadi Nabi) dan

akhirnya dijadikan menantu oleh Nabi Syu‟aib (QS. 28:22-25). Kaum

Madyan ini disebut dalam al-Quran sebanyak 10 kali dalam 7 surat.

Sulaiman Nadvi (guru Muzaffaruddin Nadvi) sebagai dikutip oleh

Mazheruddin Shiddiqi menyatakan bahwa kaum Madyan tinggal di

pemukiman orang-orang Moabi yang kondisi masyarakat khususnya para

wanitanya jarang didapati masih suci.23

Dijelaskan bahwa perempuan Moabi

dan Madyan merusak tentara muda Israel dalam tenda-tenda yang dibuatnya.

Al-Quran memang tidak merinci keadaan perempuan Madyan seperti ini. Al-

Quran hanya mengingatkan secara umum bahwa mereka tidak diperbolehkan

membuat kerusakan (QS. 7:85-86, 11:84-87). Bisa jadi pernyataan Sulaiman

Nadvi itu ada benarnya jika merujuk pada ayat yang umum ini. Yang cukup

ditonjolkan al-Quran mengenai kejahatan kaum Madyan ini adalah perlakuan

mereka dalam bidang mengurangi takaran dan timbangan, mengurangi hak

orang lain, berbuat sekehendak hati terhadap harta yang dimiliki, dan

mendustakan serta mengesampingkan peringatan Nabi Syu‟aib (QS. 11:84-

91).

Kehancuran kaum Madyan ini, menurut data sejarah ditindas oleh

21

Berdasarkan informasi sejarah, mereka ini dihancurkan oleh kaum Nabata,

penguasa Nejd, Aqabah, dan padang pasir Syria. Penyerbuan ini dilakukan beberapa waktu

sebelum kelahiran Nabi Isa. Lihat Nadvi, op. cit., h. 146. 22

Nadvi, op. cit., h. 74. Lihat juga Shiddiqi, Konsep Quran tentang Sejarah, alih basa

Nur Rachmi dkk., (Jakarta: Pustaka Firdaus, 1986), Cetakan I, h. 72. 23

Ibid.,h. 73.

Page 6: DALAM PERSPEKTIF AL-QURAN1 Oleh Suwito I PENDAHULUANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 17 PENDIDIKAN SEJARAH DALAM PERSPEKTIF AL-QURAN1 Oleh Suwito . I . PENDAHULUAN

Pendidikan Sejarah dalam Perspektif Al-Quran

22

bangsa Israel pada 1000 atau 900 SM24

yang digambarkan oleh al-Quran

sebagai ditimpa suara yang menggelegar (QS. 11:94) atau ditimpa gempa

yang dahsyat (QS. 29:37) sehingga mereka mati bergelimpangan menjadi

mayat di tempat tinggal masing-masing. Kehancuran mereka ini senada

dengan gambaran al-Quran tentang kehancuran kaum „Ad dan Samud (QS.

20:40, 11:25, 25:38).

V

KAUM SABA’

Setelah kaum 'Ad, Samud, dan Madyan binasa, kaum Saba' mulai

jaya.25

Kaum Saba' ini adalah penguasa dari Teluk Persia sampai laut Merah

setelah mengalahkan Mina.26

Pusat pemerintahan Saba' ialah Ma'arib yang

letaknya dekat dengan kota San'a yang menjadi ibu kota Yaman sekarang.27

Kaum ini hidup diperkirakan mulai tahun 900 SM dan dihancurkan Yahudi

saat kebangkitan kaum Nabata (+ 300 SM).28

Sebelum kehancurannya,

kaum ini dikenal dengan nama Bani Himyar29

yang tergolong kepada al-

Arab al-‘A<ribah.30

Dalam Alquran, kata-kata Saba' dipakai dalam 2 hal. Pertama, disebut

melalui ayat al-Quran hanya 2 kali dalam 2 surat. Kedua, dipakai nama surat

dalam al-Quran urutan ke-31 dan mempunyai 54 ayat. Sebelum hancur,

negeri kaum ini subur, makmur, dan penuh kedamaian seperti yang

dilukiskan oleh al-Quran sebagai Baldah T{ayyibah wa Rabb Ghafu>r (QS.

34:15). Pada ayat yang sama Allah swt juga menggambarkan kemakmuran

negeri ini dengan firman-Nya yang diindonesiakan "Sesungguhnya bagi

kaum Saba' ada tanda kekuasaan Allah di tempat kediaman mereka yaitu dua

buah kebun di sebelah kanan dan di sebelah kiri ...". Makna kedua kebun ini

dijelaskan oleh al-Razy sebagai kumpulan dari sejumlah kebun yang

berdekatan antara satu dengan lainnya sehingga pada keseluruhannya

merupakan sebidang kebun di kiri dan sebidang di kanan.31

Ibnu Kasir

24

Nadvi, op. cit., h. 146. 25

Shiddiqi, op. cit., h. 79-80. 26

Nadvi, op. cit., h. 160. 27

Departemen Agama, Al-Quran dan Terjemahnya, 1984, h. 596. 28

Shiddiqi, op. cit., h. 157, 53 dan 164. 29

Ibid. 30

Ahmad al-Iskandary dan Musthafa „Inany, op. cit., h. 6. 31

Muhammad al-Razy, Tafsîr Mafa>tih al-Ghayb, (Beirut: Da>r al-Fikr, 1958),

Cetakan XIII, Jilid VII, h. 9.

Page 7: DALAM PERSPEKTIF AL-QURAN1 Oleh Suwito I PENDAHULUANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 17 PENDIDIKAN SEJARAH DALAM PERSPEKTIF AL-QURAN1 Oleh Suwito . I . PENDAHULUAN

Masa Lampau untuk Masa Depan

23

menjelaskan ayat ini sebagai kota yang bebas sama sekali dari semua jenis

hama dan serangga yang menjadikan penyebab kenyamanan iklim dan faktor

kesuburan lainnya.32

Kenikmatan yang melimpah itu ternyata menjadikan

kaum Saba' lupa daratan (dalam QS. '34:16) memakai istilah a'rad{û).

Akhirnya pada ayat itu juga Tuhan menjelaskan bahwa Ia mendatangkan

banjir yang besar kepada mereka dan kedua kebun tadi diganti dengan dua

kebun yang ditumbuhi pohon-pohon berbuah pahit. Al-Razy memberikan

penjelasan ayat ini dengan suatu yang berisi bahwa seluruh sistem irigasi dan

pertanian telah hancur karena kebun tersebut ditinggalkan terus menerus

selama beberapa tahun.yang akhirnya manjadi hutan belukar dan

mengakibatkan timbuhnya banyak penyakit tanaman, buahnya menjadi

semakin berkurang dan banyak tumbuh pohon yang buahnya tidak dapat

dimakan.33

Di samping kemalasan yang timbul akibat kemakmuran yang

melimpah tadi, kaum Saba' pun mulai melupakan Penciptanya dengan

mempertuhan matahari (QS. 27:24).

Di samping gambaran di atas, al-Quran juga menceritakan secara ragak

rinci tentang Ratu Saba‟ (Balqis)34

. Ratu ini tidak terlalu terpasona oleh

kegemilangan duniawi. Atas berbagai upaya Nabi Sulaiman, Ratu Balqils

akhirnya berserah diri kepada Allah swt bersama Nabi Sulaiman dengan

penuh kesadaran (Q,S. 27:20-44).

VI

ANALISIS FAKTOR KEHANCURAN SUATU BANGSA

Kondisi ekonomi kaud „Ad, Samud, Madyan, dan Saba‟ sebagaimana

dijelaskan di dalam al-Quran adalah kaum yang dari sisi ekonomi tergolong

kuat. Di antara jenis pekerjaan mereka adalah pertanian. Hal ini paling

menonjol dialami oleh kaum „Ad, Samud, dan Saba‟. Hanya kaum Madyan

yang tidak digambarkan oleh al-Quran sebagai kaum yang hidup dalam

bidang pertanian. Kegiatan pertanian kaum „Ad dipahami dari surat 26:134

yang menyatakan bahwa mereka memiliki kebun-kebun yang subur. Ayat

yang menggambarkan kegiatan ekonomi kaum Samud terdapat dalam surat

32

Ibn Kasîr, Tafsi>r al-Qur’a>n al-‘Az{i>m, (Kairo: „I<sa> al-Ba>bi> al-H{alibi>,

1956), Jilid III, h. 532. 33

Muhammad al-Razy, loc. cit. 34

Kata “Balqis” ini tidak dijumpai dalam al-Quran. Al-Quran hanya menyebut kata-

kata imraah. Lihat QS. 27:23. Dalam berbagai kitab tafsir kata ini dijelaskan sebagai Ratu

Balqis. Penulis belum pernah menjumpai kitab tafsir yang memberi penjelasan selain

maksud ini.

Page 8: DALAM PERSPEKTIF AL-QURAN1 Oleh Suwito I PENDAHULUANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 17 PENDIDIKAN SEJARAH DALAM PERSPEKTIF AL-QURAN1 Oleh Suwito . I . PENDAHULUAN

Pendidikan Sejarah dalam Perspektif Al-Quran

24

26:147-148 yang menyatakan bahwa mereka ini memiliki kebun-kebun dan

pohon-pohon korma yang mayangnya lembut. Adapun kaum Saba‟

digambarkan dalam al-Quran sebagai kaum yang memiliki dua buah kebun

di sebelah kanan dan kiri. (QS. 34:15).

Selain itu, bisa jadi keempat kaum tersebut kaya akan binatang ternak

sebagaimana dapat dijumpai pada masa muda Muhammad ibn „Abdillah

(sebelum menjadi Rasul) yang menggembalakan banyak kambing. Akan

tetapi yang ditonjolkan oleh al-Quran mengenai kaum yang kaya binatang

ternak hanyalah kaum „Ad (QS. 26:133) di samping bidang pertanian.

Kegiatan peternakan kaum Samud, Madyan dan Saba‟ tidak disinggung-

singgung sebagaimana juga pertanian kaum Madyan.

Dalam bidang industri, kaum „Ad dan Samudlah yang disebut dalam

al-Quran. Kaum Madyan dan Saba‟ tidak penulis jumpai. Kegiatan bidang

industri ini dipahami dari isyarat surat 26:128 yang menjelaskan bahwa

kaum „Ad banyak mendirikan gedung-gedung yang belum pernah didirikan

oleh bangsa lain. Dalam surat 7:73-75 juga dijelaskan bahwa kaum Samud

banyak mendirikan rumah-rumah, bangunan-bangunan, dan makam-makam

dengan batu-batu di dalam gunung.

Tentang kegiatan perniagaan/perdagangan, yang menonjol adalah

kaum Madyan. Hal ini dipahami dari isyarat al-Quran yang menyatakan

bahwa Nabi Syu‟aib memberikan peringatan kepada kaum Madyan agar

tidak mengurangi takaran dan timbangan (QS. 11:84-85).

Kegiatan lain-lain di bidang ekonomi dari keempat kaum di atas tidak

penulis dapatkan. Gambaran mengenai kekuatan ekonomi keempat kaum

tersebut menunjukkan bahwa mereka pernah mengalami kejayaan dan

kemajuan. Tentang kapan mereka mengalami kejayaan ekonomi penulis sulit

menggambarkan karena tidak didapatkan informasi tentang ini.

Berdasarkan uraian di atas dapat dipahami bahwa kaum „Ad hidup

pada masa kurang lebih 500 tahun, kaum Samud 100-200 tahun, kaum

Madyan 500 tahun, dan kaum Saba‟ 600 tahun. Masa-masa yang cukup

panjang tersebut dipastikan mengalami masa kemajuan maupun masa

kemunduran. Ibn Khaldun, sebagaimana dikutip oleh al-Khudairi

berpendapat bahwa setiap bangsa/negara yang mencapai puncak kejayaan

akan mengalami masa senja dan mulai keruntuhan untuk digantikan

Page 9: DALAM PERSPEKTIF AL-QURAN1 Oleh Suwito I PENDAHULUANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 17 PENDIDIKAN SEJARAH DALAM PERSPEKTIF AL-QURAN1 Oleh Suwito . I . PENDAHULUAN

Masa Lampau untuk Masa Depan

25

negara/bangsa baru.35

Kebenaran pendapat ini dapat dilihat sebagai contoh

masa pemerintahan Bani Umayyah (661-750 M) dan Bani Abbasiyah (750-

1258 M) yang dapat diketahui masa kejayaan dan kelemahannya. Bahkan

Ibn Khaldun juga menyatakan bahwa masa tua negara itu hanya tiga

generasi. Tiap generasi paling tinggi berumur 40 tahun.36

Penentuan maju

mundurnya suatu kaum/negara bukan saja dilihat dari sisi ekonomi tetapi

juga segi lainnya yang akan dijelaskan berikut ini.

Berdasarkan petunjuk al-Quran, kondisi alam kaum „Ad, Samud, dan

Saba‟ saat itu cocok untuk pertanian seperti yang telah dijelaskan di atas.

Kaum „Ad dan Saba‟ yang tinggal di daerah Yaman dan Hadramaut memang

termasuk daerah subur,37

begitu juga kaum Samud yang tinggal di Hijaz

yang banyak oasenya. Kaum Madyan agak berbeda. Mereka ini tinggal di

daerah lembah yang terkenal dengan namaWâd al-Qurâ yang terdiri atas

lembah-lembah.

Kondisi alam semacam itu lebih tegas dijelaskan dalam al-Quran

bahwa kehancuran kaum „Ad itu ditimpa banjir dan badai (QS. 46:24-25,

51:41-42, 54:19-20, 69:6-9). Kaum Samud hencur ditimpa suara yang keras

dan disambar petir ditambah dengan gempa bumi yang dahsyat (QS. 11:67,

54:31, 51:44-45, 7:78, 69:5). Kaum Saba‟ hancur ditimpa banjir bandang

sehingga kebun-kebun hancur dan bahkan berganti ditumbuhi pohon-pohon

yang tidak enak dimakan (QS. 34:16-17). Al-Quran lebih lanjut menjelaskan

bahwa kehancuran kaum Madyan serupa dengan kehancuran kaum „Ad dan

kaum Samud (QS. 20:40, 11:25, 25:38).

Dari gambaran di atas dapat dipahami bahwa kondisi alam kaum „Ad,

Samud, dan Saba‟ lebih subur dibanding dengan kaum Madyan walaupun

penyebab jenis kehancurannya bisa sama yaitu gempa bumi. Artinya, daerah

yang banyak hujannya pun bisa terjadi gempa.

Menurut Nadvi, sebagaimana telah disinggung sebelumnya,

35

Zainab al-Khudairi, Falsafah al-Tarikh ibn Khaldun, alih basa Ahmad Rofii

Utsmani: Filsafat Sejarah ibn Khaldun, (Bandung: Pustaka, 1987), Cetakan I, h. 80. 36

„Abd al-Rahman ibn Khaldun, al-Muqaddimah, (Kairo: al-Hajj „Abd al-Salam,

Tanpa Tahun), h. 149-150. Nadvi (1985:2) menyebut bahwa satu generasi ada 25 tahun.

Dalam Webste (1965:393) disebutkan bahwa satu generasi ada 33 tahun. Dari pendapat-

pendapat ini kalau dikaitkan dengan data sejarah seperti al-Khulafa‟ al-Rasyidun, Umayyah,

Abbasiyah, ukuran ini tidak bisa tepat. Bagi penulis ukuran ini bisa relatif, bergantung

kepada faktor yang mempengaruhinya. 37

Ahmad Syalabi, Mawsu>’ah al-Ta>ri>kh al-Isla>mi>, (Kairo: al-Nahd{ah al-

Mis{riy>ah, 1980), Jilid I, Cetakan IX, h. 86.

Page 10: DALAM PERSPEKTIF AL-QURAN1 Oleh Suwito I PENDAHULUANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 17 PENDIDIKAN SEJARAH DALAM PERSPEKTIF AL-QURAN1 Oleh Suwito . I . PENDAHULUAN

Pendidikan Sejarah dalam Perspektif Al-Quran

26

kehancuran kaum „Ad terjadi sebelum serbuan Yunani ke daerahnya. Kaum

Samud hancur oleh serangan penguasa Nejd (kaum Nabata), kaum Madyan

dihancurkan oleh Israel, dan kaum Saba‟ diserang oleh Yahudi.

Bagi penulis, apa yang diisyaratkan oleh al-Quran dan apa yang

dikemukakan oleh Nadvi ini tidak bertentangan. Bisa jadi kehancuran

keempat kaum tersebut memang diserang oleh kekuatan bangsa/kaum lain

yang dilambangkan oleh Allah swt dalam al-Quran dengan sebutan ditimpa

gempa atau kejadian luar biasa berupa serangan angin ribut maupun banjir

bandang. Atau dengan allternatif lain, setelah keempat kaum tersebut ditimpa

musibah berupa kejadian alam, menjadikan mereka lemah, kemudian kaum

lain datang menyerbu sehingga mereka tidak berdaya menghadapi serangan

tersebut. Perkataan “lemah” di sini dapat diartikan pula lemah sumber

ekonomi maupun lemah di bidang militer. Bisa jadi ayat tersebut dipahami

bahwa di dalam kaum itu sendiri terjadi perpecahan yang membawa akibat

lemahnya persatuan dan sekaligus kekuatan. Perpecahan antar kabilah di

Yaman saat itu juga pernah disebut Syalaby walaupun ia tidak menjelaskan

kapan dan nama kabilahnya.38

Selain faktor-faktor di atas, faktor lain penyebab kehancuran suatu

kaum/bangsa dijelaskan sebagai berikut. Al-Quran surat 21:35 memberikan

isyarat bahwa kebaikan dan keburukan, kelemahan dan kekuatan, kekayaan

dan kemiskinan merupakan suatu cobaan. Kemakmuran dan kekuatan

ekonomi keempat kaum yang dibicarakan di ataa tidak lepas pula dari

cobaan. Begitu juga kekuatan di bidang-bidang lain seperti kekuatan politik

dan kondisi alam. Sesudah keempat kaum itu memperoleh puncak

kemakmuran dan kejayaan, mereka menjadi terlena sehingga mencapai

kemerosotan di segala bidang, Hal ini tergambar dari isyarat al-Quran yang

menyatakan bahwa mereka tidak bersyukur kepada Tuhan seperti sifat rakus

(QS. 11:64-65, 26:156-157, 54:27-29), tidak jujur dalam menimbang dan

menakar (QS, 11:84) yang mengakibatkan rusaknya hubungan antara

produsen dan konsumen atau hilangnya para langganan, mengurangi hak

orang lain, menghamburkan harta (QS, 11:85-91), dan kemalasan (Q.S.

34:15) seperti kebun tidak pernah digarap dan akhirnya tumbuh pohon-

gohon yang buahnya tidak enak dimakan, rusaknya irigasi pertanian dan

lain-lain.

Dalam bidang politik, setelah mereka merasa dirinya kuat akhirnya

38

Ahmad Syalabi, Ibid.,h. 96.

Page 11: DALAM PERSPEKTIF AL-QURAN1 Oleh Suwito I PENDAHULUANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 17 PENDIDIKAN SEJARAH DALAM PERSPEKTIF AL-QURAN1 Oleh Suwito . I . PENDAHULUAN

Masa Lampau untuk Masa Depan

27

pamer kekuatan (QS. 41:15, 26:123-140), zhalim dan bengis (QS, 26:130)

yang dapat menjadikan ketidakpuasan anggota masyarakat bahkan dapat

menjadikan perang saudara. Ledakan sosial berupa penyerangan, huruhara,

dan provokasi merupakan peringatan yang cukup bagi masyarakat bahwa ada

suatu kesalahan di dalamnya. Hal ini dipahami dari isyarat ayat yang

menyatakan bahwa mereka selalu mendustakan Rasul-Rasul (QS. 11:59,

11:9, 26:141, 54:24, 26:151-152, 7:85-86, 11:84-91, 34:16), Pada sisi lain,

al-Quran juga memberikan isyarat bahwa rakyat yang mengikuti

perintah~pimpinannya yang zhalim pun dinilai sebagai zhalim. Sebaliknya

jika ada orang yang zhalim dibiarkan maka semua orang akan menimpa

akibatnya, termasuk orang yang shalih sekali pun. Hal ini dipahami dari surat

26:157 yang menceritakan bahwa sungguhpun hanya satu orang yang

membunuh onta Nabi Shalih tetapi kaum Tsamud dinilai Tuhan telah

membunuh onta itu karena mereka merelakan onta itu dibunuh. Hal ini juga

dijelaskan oleh al-Baidhawy.39

Nabi Muhammad menggambarkan cerita

berupa perumpamaan yang indah sebagai yang diriwayatkan oleh al-Bukhary

dan al-Turmudzi dan dikutip oleh Muhammad Qutb40

yang jika

diindonesiakan sbb.:

"Perumpamaan orang yang teguh menjalankan ketentuan Allah tetapi

ia larut di dalamnya, bagaikan kaum yang berada dalam sebuah kapal. Ada

yang di dek dan ada yang di atas. Mereka yang dibawah jika ingin minum

pergi ke atas (meminta air). Dari pada susah-susah naik turun, bagaimana

kalau kita lobangi dinding kapal ini? Jika tak seorangpun di antara mereka

mau mencegahnya niscaya rnereka akan tenggelam semuanya. Sebaliknya

jika ada yang mau mengingatkannya dan dipatuhinya niscaya semuanya akan

selamat".

Di samping itu surat 27:20-40 mengisyaratkan ketinggian Nabi

Sulaiman dan Ratu Balqis. Keduanya adalah penguasa yang kuat lagi kaya.

Nabi Sulaiman tidak tergiur oleh hadiah-hadiah yang diberikan Ratu Saba'

(Balqis) dan Ratu Balqis pun akhirnya menyadari akan kezhalimannya atas

usaha yang dilakukan oleh Nabi Sulaiman.

Setelah memperhatikan uraian di atas dapat dipahami bahwa faktor non

materi ternyata mempunyai andil besar bahkan menentukan bagi

39

Al-Baidhawy, Tafsi>r al-Baid{awi>, (Beirut: Da>r al-Fikr, Tanpa Tahun), h. 494. 40

Muhammad Qutb, Qabasa>t min al-Rasu>l, (Bierut: Da>r al-Shuru>q, 1973), h.

167.

Page 12: DALAM PERSPEKTIF AL-QURAN1 Oleh Suwito I PENDAHULUANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 17 PENDIDIKAN SEJARAH DALAM PERSPEKTIF AL-QURAN1 Oleh Suwito . I . PENDAHULUAN

Pendidikan Sejarah dalam Perspektif Al-Quran

28

kelangsungan kekuatan dan ketahanan segala aspek kehidupan. Ketidak-

jujuran dalam ekonomi misalnya akan menjadikan ekonomi suatu

kaum/bangsa/negara menjadi lemah dan akhirnya akan dapat

menghancurkan eksistensinya. Kezhaliman dalam bidang politik juga akan

memperlemah pemerintahan sehingga akan mudah ditaklukkan oleh

kekuatan lain. Melecehkan al-amr bi al-ma’rûf wa al-nahy ‘an al-munkar

juga akan berakibat fatal yang sangat mempengaruhi perubahan sejarah.

VII

KESIMPULAN

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan

sejarah seperti yang diisyaratkan dalam al-Quran dapat melahirkan dorongan

agar manusia berlaku sopan dalam berkehidupan bermasyarakat karena siapa

saja yang melanggar norma-norma masyarakat akan mudah hancur.

Faktor yang mempengaruhi kejatuhan umat terdahulu seperti halnya

kaum „Ad, Samud, Madyan, dan Saba‟ terutama diakibatkan oleh faktor

yang sifatnya non materi, seperti karena kemalasan, ketidak-jujuran,

mengingkari kebenaran wahyu yang dibawa para Rasul, ketaatan kepada

pemerintahan yang zhalim, dan berbagai sifat buruk lainnya. Hal dapat

dipahami dengan pengertian bahwa “banyak kebohongan mudah

kehancuran”. Oleh karena itu peristiwa sejarah sangat penting dikaji secara

mendalam untuk mendapatkan hukum-hukum penyebab kejayaan dan

kehancuran suatu umat, yang akhirnya dapat menjadi suatu peringatan agar

manusia dapat mengantisipasi bila bertindak.

Page 13: DALAM PERSPEKTIF AL-QURAN1 Oleh Suwito I PENDAHULUANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 17 PENDIDIKAN SEJARAH DALAM PERSPEKTIF AL-QURAN1 Oleh Suwito . I . PENDAHULUAN

Masa Lampau untuk Masa Depan

29

DAFTAR PUSTAKA

al-Baid{awi>, al-Ima>m Nas{ir al-Di>n Abu> al-Khair Abdulla>h Ibn Umar

al-Shairazi>, Tafsi>r al-Baid{awi>, Beirut: Da>r al-Fikr, Tanpa Tahun

Departemen Agama RI, Alquran dan Terjemahnya, 1984

Frederick, William H dan Soeri Soesanto (Ed), Pemahaman Sejarah

Indonesia Sebelum dan Sesudah Revolusi: LP3ES, 1984, Cetakan II

Ibn Kasir, Imaduddin Abi al-Fida' Ismail, Tafsi>r al-Qur’a>n al-‘Az{im,

Mesir: I<sa> al-Ba>bi> al-H{alibi>, Tanpa Tahun, Jilid III

Ibn Khaldun, Abd al-Rahman, al-Muqaddimah, Mesir: al-Hajj Abd al-Salam

Ibn Muhammad Ibn Sharq, Tanpa Tahun

al-Iskandari, Ahmad, dan Mustafa 'Inany, al-Wasi>t{ fi al-Adab al-Arabi>

wa Ta>ri>khihi, Mesir: Da>r Ma‟a>rif, Tanpa Tahun, Cetakan XVIII

al-Khu'dairi Zainab, Falsafah al-Tarikh Inda Ibn Khaldun, Alih basa Ahmad

Rofii Utsmani: Filsafat Sejarah Ibn Khaldun, Bandung: Pustaka, 1987;

Cetakan I

Lembaga al-Kitab Indonesia, al-Kitab, Bogor: Gideons, 1976

Maarif, Ahmad Syafii, Alquran Realitas Sasial dan Limbo Sejarah: Sebuah

Refleksi, Bandung: Pustaka, 1985, Cetakan I

al-Maliki, Ahmad al-Shawy, H{ashiyah al-Alla>mah al-S{awi> ‘ala>

Tafsi>r al-Jala>layn, Beirut: Da>r al-Fikr; Tanpa Tahun

Nadvi, Muzaffaruddin, A Geographical History of the Quran, Alih basa

Jum'an Basalim: Sejarah Geografi Quran, Jakarta: Pustaka Firdaus,

1985, Cetakan I

Page 14: DALAM PERSPEKTIF AL-QURAN1 Oleh Suwito I PENDAHULUANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 17 PENDIDIKAN SEJARAH DALAM PERSPEKTIF AL-QURAN1 Oleh Suwito . I . PENDAHULUAN

Pendidikan Sejarah dalam Perspektif Al-Quran

30

Nasution, Harun, Islam Ditinjau dari Berbagai Aspek, Jakarta: UI Press,

1985, Jilid I, Cetakan I

Noer, Deliar, Gerakan Moderen Islam di Indonesia 1900-1942, Jakarta:

LPSES, 1985, Cetakan III

Qutb, Muhammad, Qabasa>t min al-Rasu>l, Beirut: Da>r al-Shuru>q

al-Razy, Muhammad Fakhr al-Din, Mafa>tih{ al-Ghayb, Beirut: Da>r al-

Fikr, 1958, Jilid VII, Cetakan XIII

Siddiqi, Mazheruddin, Konsep Quran tentang Sejarah, Alih basa Nur

Rachmai, Jakarta: Pustaka Firdaus, 1986, Cet. I

Syalaby, Ahmad, Mawsu>'ah al-Ta>ri>kh al-Isla>mi>, Mesir: al-

Nahd{{ah al-Misriy>ah, 1980, Jilid I, Cetakan IX

al-T{abary, Abi Ja'far Muhammad Ibn Jarir, al-Ja>mi' al-Baya>n ‘an

Ta’wi>l al-Qur’a>n, Mesir: Must{afa> al-Ba>bi> al-H{alibi>, 1953,

Cetakan II